Gerakan Inisiasi Menyusui Dini dan Pembe
DATABASE GOOD PRACTICE
Initiatives for Governance
Innovation merupakan
wujud kepedulian civitas
akademika terhadap upaya
mewujudkan tata
pemerintahan dan pelayanan
publik yang lebih baik. Saat
ini terdapat lima institusi
yang tergabung yakni
FISIPOL UGM, FISIP
UNSYIAH, FISIP UNTAN, FISIP
UNAIR, DAN FISIP UNHAS.
Gerakan Inisiasi Menyusui Dini dan
Pemberian ASI Eksklusif Kabupaten Klaten
Sektor
Sub-sektor
ASI Eksklusif
Provinsi
Jawa Tengah
Kota/Kabupaten
Sekretriat
Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik
Universitas Gadjah Mada
Jl. Sosio-Justisia Bulaksumur
Yogyakarta 55281
email: [email protected]
igi.fisipol.ugm.ac.id
Kesehatan
Institusi Pelaksana
Kategori Institusi
Penghargaan
Kontak
Mitra
Peneliti
Klaten
Dinas Kesehatan
Pemerintah Kabupaten
dr. Rony Roekmito (Kepala Dinas Kesehatan Klaten)
Dinas Kesehatan Klaten
Jl Pemuda No. 313 Klaten
telepon: (0272) 321053
website: http://dinkes-klaten.com/
UNICEF
Desintha Dwi Asriani, MA/ Fina Itriyati, MA
institusi: Jurusan Sosiologi, Fisipol UGM
email: [email protected]/[email protected]
Mengapa program/kebijakan tersebut muncul?
Kebijakan tersebut muncul sebagai institusionalisasi sebuah gerakan
dalam masyarakat untuk memberikan ASI Eksklusif pada bayi selama 6
bulan. Program tersebut berawal dari dampak gempa yang mengakibatkan
angka diare dan kekurangan gizi yang besar pada balita sebagai akibat
pemberian bantuan susu formula yang berlebihan pada anak dibawah dua
tahun. Akibatnya budaya pemberian ASI menjadi menurun tajam dan ini
berakibat pada penurunan kesejahteraan dan kesehatan anak balita.
Selain itu, kurangnya pasokan air bersih dan pemberian susu formula yang
tidak sesuai dengan target sasaran dan aturan membuat kondisi anak
yang menkonsumsi susu formula menjadi semakin buruk. Dinas
Kesehatan, UNICEF dan NGO serta masyarakat lainnya kemudian
tergerak untuk mengembalikan budaya menyusui pada ibu yang sempat
menurun tajam saat dan pasca gempa. Untuk mempertahankan budaya
dan praktek tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten kemudian
mengambil inisiatif untuk menginstitusionalisasikan gerakan tersebut
menjadi sebuah regulasi yang diatur pelaksanaannya dalam Perda
mengenai Inisiasi Menyusu Dini dan Air Susu Ibu Eksklusif Nonor 7 Tahun
2008.
Apa tujuan program/kebijakan tersebut?
untuk menurunkan angka kematian balita dan meningkatkan kesehatan ibu
dan anak dalam jangka panjang
Bagaimana gagasan tersebut bekerja?
melalui pendekatan struktural maupun kultural. Di tingkat struktural,
pemerintah memanfaatkan tenaga kesehatan bidan untuk menjadi
penggerak atau motivator kebijakan ini. Peran fasilitator yang terlatih
untuk mengimplementasikan gerakan ini di daerah- daerah juga sangat
signifikan ditambah dukungan motivator yang berasal dari lingkungan
tempat tinggal maupun berasal dari keluarga ibu, menjadikan gerakan ini
efektif dilakukan di Kabupaten Klaten. Penolakan serta dampak susu
formula terhadap kesehatan dan keuntungan ekonomi pemberian ASI pada
bayi serta bagaimana praktek penyimpanan ASI disosialiasasikan
sehingga mereka menjadi paham bahwa memberikan ASI Eksklusif itu
mudah dan murah.
Siapa inisiatornya? Siapa saja pihak-pihak utama yang terlibat?
Koalisi LSM peduli ASI, Dinas Kesehatan Klaten menggandeng UNICEF
menggelar program pelatihan untuk bidan mengenai manfaat dan teknik
menyusui eksklusif. Selain itu sistem yang bekerja melalui pembentukan
fasilitator, konselor, serta motivator ASI di tingkat desa menjadikan
kebijakan ini efektif untuk dilakukan karena mendapatkan dukungan dari
lembaga dalam masyarakat.
Apa perubahan utama yang dihasilkan?
Penurunan Angka Gizi Buruk dan Angka Kematian Bayi
Siapa yang paling memperoleh manfaat?
Balita dan Ibu Menyusui
Deskripsi Ringkas
Gerakan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan ASI
Eksklusif adalah inovasi Pemerintah Daerah Klaten,
Jawa Tengah untuk meningkatan cakupan
pemberian ASI kepada bayi secara esklusif enam
bulan dan dilanjutkan hingga 2 tahun. Program ini
dilatarbelakangi oleh bencana gempa bumi 2006
yang berdampak pada menurunnya jumlah bayi
yang menyusu pada ibunya selain beberapa risiko
kesehatan lainnya. Kondisi darurat juga membuat
para orang tua menggunakan konsumsi susu
formula bagi bayi sementara akses untuk air bersih
sulit didapatkan. Akibatnya, angka diare pada bayi
menjadi sangat tinggi. Sebagai sebuah respon,
Dinas Kesehatan mempunyai inisiatif untuk
mengatasi
permasalahan
tersebut
dengan
menggandeng UNICEF untuk memotivasi para
keluarga terutama ibu agar memliki kesadaran
bersama tentang pentingnya memberikan ASI
kepada bayi.
Dr. Rony Roekminto, M.Kes yang saat itu masih
menjabat sebagai Kepala Bidang Kesehatan
Masyarakat menjadi penggerak utama untuk
membangun tim dan segera bergerak menjalankan
beberapa aktivitas terkait di masyarakat. Inisiasi
progarm ini diawali dengan pembekalan sejumlah
Gerakan Inisiasi Menyusui Dini dan
Pemberian ASI Eksklusif Kabupaten Klaten
2
http://igi.fisipol.ugm.ac.id
tenaga kesehatan sebagai mitra utama masyarakat
saat proses menyusui akan dilakukan terlebih pada
saat setelah melahirkan. Selanjutnya, para tenaga
terlatih tersebut akan menularkan pengetahuan dan
ketrampilannya kepada tim kesehatan dan kader
masyarakat lainnya dengan lebih luas baik secara
individu maupun kelembagaan. Pelatihan-pelatihan
tersebut telah menghasilkan sejumlah fasilitator,
konselor dan motivator ASI yang tersebar di seluruh
wilayah Klaten. Proses ini tidak hanya membangun
kesadaran bersama tentang posisi kunci mereka
dalam mencapai keberhasilan pemberian ASI
Eksklusif namun juga sebagai penguatan kapasitas
memerangi
ekspansi
susu
formula
yang
berdasarkan data menjadi faktor paling dominan
terhadap menurunnya cakupan ASI Eksklusif.
Secara kultural inovasi tersebut telah berhasil
merubah cara pandang masyarakat tentang ASI.
Jika sebelummya mereka dapat dengan mudahnya
mengkonsumsi susu formula maka saat ini, ASI
Eksklusif justru menjadi target minimal para ibu
menyusui di Klaten. Tidak berhenti pada para ibu
saja namun juga para keluarga yang menjadi
pendamping utama di rumah. Motivator ASI yang
terbentuk secara sukarelawan di setiap kampung
berhasil melakukan penyadaran tentang pemberian
ASI eksklusif yang dilanjutkan hingga 2 tahun
kepada para suami, orang tua, saudara dan
tetangga. Keberadaan orang-orang yang memiliki
pola pikir yang sama tersebut praktis menciptakan
lingkungan yang suportif dan fasilitatif bagi setiap
ibu yang menyusui sehingga memberikan peluang
yang sangat kecil untuk terjadinya kegagalan. Hal
ini juga terbukti dengan perubahan yang terjadi di
lingkungan kerja semua instansi pemerintah di
Klaten yang selalu menyediakan tempat bagi ibu
yang hendak memerah ASI di sela-sela waktu kerja
bahkan ada sebuah pabrik yang memfasilitasi
sebuah kulkas di tempat kerja untuk menyimpan asi
perah para buruh perempuan yang sedang
menyusui namun tidak memiliki alat pendingin di
rumahnya.
Inovasi ini mendapatkan tanggapan positif dari
Pemerintah Daerah Klaten dengan disetujuinya
penerbitan Peraturan Daerah terkait Inisiasi
Menyusui Dini dan Air Susu Ibu Eksklusif sebagai
respon atas gerakan perubahan yang telah
diupayakan. Kemampuan untuk melakukan inovasi
dari gerakan masyarakat hingga tata kelola
pemerintahan
mendatangkan
berbagai
penghargaan dari UNICEF, Kementrian Kesehatan,
dan Kementrian Kesehatan sebagai penggerak ASI
Eksklusif terbaik di Indonesia dan inisiator ASI
Eksklusif terbaik bagi Dr. Rony Roekmanto, M.Kes
dari Ibu Ani Yudhoyono.
Rincian Inovasi
terhadap anaknya dalam proses evakuasi maupun
I. Latar Belakang Masalah
Klaten merupakan kabupaten di Propinsi
dalam proses penanggulangan dampak bencana
Jawa Tengah yang beribukota di Kota Klaten.
sehingga jumlah korban dari pihak ibu dan anak
Kabupaten
Kabupaten
menjadi signifikan. Banyak sekali sumbangan yang
Boyolali di utara, Kabupaten Sukoharjo di timur,
mengalir ke kabupaten ini mengingat jumlah korban
serta Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di
yang sangat besar dan kerusakan bangunan yang
selatan dan barat1. Pada tahun 2006, terjadi gempa
parah. Hampir setiap sumbangan yang mengalir ke
yang menewaskan sekitar 5000 orang dan ribuan
kabupaten ini salah satunya pasti berupa susu
orang lainnya kehilangan tempat tinggal. Korban
formula maupun makanan bayi yang dibagikan ke
yang paling banyak merasakan penderitaan adalah
setiap
Ibu dan anak karena budaya patriarki masih
keluarga tersebut membutuhkan bantuan tersebut
menempatkan kehidupan anak sebagai tanggung
atau tidak.
ini
berbatasan
dengan
keluarga
tanpa
pertimbangan
apakah
jawab seorang ibu. Ibu harus bertanggung jawab
Akibatnya,
1
Pemkab Klaten, Letak dan Data Geografi, www.
klatenkab.go.id, diakses dari
http:// http://www.klatenkab.go.id/geografis .html,
pada tanggal 1 Juli 2009 pukul 24.00.
terjadi
penurunan
praktek
pemberian ASI yang merupakan asupan makanan
bayi yang terbaik, sehat dan aman pada situasi
Gerakan Inisiasi Menyusui Dini dan
Pemberian ASI Eksklusif Kabupaten Klaten
3
http://igi.fisipol.ugm.ac.id
darurat. Lebih dari 80% keluarga yang memiliki
dan ASI eksklusif. Hal tersebut sangat membantu
anak di bawah usia dua tahun mengkonsumsi susu
transisi program yang awal mulanya merupakan
formula selama situasi darurat dibandingkan dengan
program tanggap darurat menjadi program rutin
2
sebelum terjadinya gempa . Hasil survey UNICEF
pemerintah
menunjukkan bahwa anak-anak yang berusia di
(Pemberian Makan Bayi dan Anak) di Kabupaten
bawah dua tahun yang menerima bantuan susu
Klaten.
untuk
memperbaiki
praktek
PMBA
formula mengalami diare dua kali lebih besar
(11.5% vs 25.4%) dibanding mereka yang tidak
3
Upaya gerakan IMD (Inisiasi Menyusui
menerima sumbangan tersebut . Selain itu, setelah
Dini) dan pemberian ASI Eksklusif tersebut ternyata
terjadinya gempa, terjadi perilaku yang salah dari
awalnya mendapat penolakan yang justru datang
ibu-ibu yang beranggapan bahwa dengan adanya
dari generasi tua yang berpendapat bahwa bayi
stressor gempa berakibat pada tidak keluarnya air
berumur kurang dari 6 bulan tidak cukup hanya
susu ibu sehingga bayi-bayi diberikan susu formula
mendapatkan ASI saja tetapi juga sudah harus mulai
dengan botol. Namun karena pada situasi tersebut
mendapatkan makanan tambahan supaya kenyang
kebutuhan air sangat sulit didapatkan, maka terjadi
dan cepat tumbuh besar dan kuat. Tantangan
peningkatan angka diare yang cukup signifikan
lainnya berasal dari produsen susu formula yang
4
pada anak-anak padahal jumlah penduduk umur 0-
memberikan iming-iming bonus yang luar biasa
4 tahun pada tahun 2006 tersebut cukup besar
kepada para petugas kesehatan sebagai garda
5
yakni 7.3% dari total jumlah penduduk .
terdepan gerakan ini.
Kejadian tersebut segera mendapatkan
II. Inisiasi
perhatian serius dari pemerintah. Dengan dukungan
dari
UNICEF,
pemerintah
segera
Inisiasi yang bermula dari program tanggap
memobilisasi
darurat yang didukung oleh gerakan NGO lokal
pelatihan konseling ASI bagi para kader posyandu
maupun internasional kemudian menginspirasi Dinas
dengan difasilitasi oleh LSM Selasi (Sentra Laktasi
Kesehatan
Indonesia) yang berbasis di Jakarta dan dilanjutkan
dalam Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 7
dengan pelatihan dan sosialisasi kepada petugas
Tahun
kesehatan dan para tokoh masyarakat. Kegiatan
menginstitusionalisaikan gerakan tersebut berasal
tersebut ternyata menumbuhkan komitmen yang
dari bagian Kesehatan Masyarakat yang dikepalai
sangat tinggi terhadap program inisiasi menyusu dini
oleh Dr. Ronny Roekmito, M. Kes (sekarang Kepala
untuk
menginstitusionalisasikannya
2008.
Gagasan
untuk
Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten) dan salah satu
2
Unicef, “ Pengalaman Berharga: Program Pemberian Makan
Bayi dan Anak (PMBA) di Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa
Tengah, Indonesia”, Dokumentasi Program Unicef, h. 1.
3
Ibid , h. 1.
4
Wawancara dengan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Klaten pada 13 Juni 2012.
5
BPS Kabupaten Klaten, Klaten dalam Angka,
klatenkab.bps.go.id, diakses dari
http://klatenkab.bps.go.id/index.php?option=com_content&vie
w=article&id=30&Itemid=32, pada tanggal 2 Juli pukul 00.45.
Kepala
Puskesmas
di
Kabupaten
Klaten
Dr.
Limawan Budiwibowo, M. Kes (sekarang Kepala
Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan
Kabupaten Klaten) sekaligus Ketua IDI/Ikatan Dokter
Indonesia Kabupaten Klaten) yang didukung oleh
UNICEF untuk mengatasi peningkatan kasus diare
dan angka kematian bayi akibat menurunnya praktek
Gerakan Inisiasi Menyusui Dini dan
Pemberian ASI Eksklusif Kabupaten Klaten
4
http://igi.fisipol.ugm.ac.id
pemberian ASI di wilayah tersebut. Inisiasi ini secara
UNICEF sebanyak 52% dari total dana dan terus
kelembagaan mendapatkan dukungan yang penuh
diupayakan untuk didanai secara mandiri dari APBD.
dari
II
Data mengenai pendanaan untuk Program PMBA
Kabupaten Klaten (legislatif) sehingga mendapatkan
(Pemberian Makan Bayi dan Anak) Kabupaten
dana rutin APBD serta dukungan finansial dari
Klaten disajikan dalam tabel berikut ini:
Bupati
Klaten
(eksekutif)
dan
DPRD
UNICEF. Di awal program tersebut, dukungan
Tabel 1. Pendanaan untuk Program PMBA di Klaten dalam rupiah (informasi diberikan oleh Kantor
Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten)6
Pendanaan Program Gizi dan
Total Pendanaa
Kesehatan Ibu (Dinas
Tahun
Tahunan untuk
UNICEF
Kesehatan Kabupaten dari
Program Dukungan
APBD II)
2006
2007
2008
2009
6
Pemberian ASI
492.450.400
350.000.000
842.450.400
(48%)
(52%)
(100%)
427.920.000
450.910.000
878.830.000
(49%)
(51%)
(100%)
964.600.000
1.263.523.000
2.228.123.000
(43%)
(57%)
(100%)
80.000.000
51.800.000
131.800.000
(61%)
(39%)
(100%)
Unicef, op. cit. h. 8.
Gerakan Inisiasi Menyusui Dini dan
Pemberian ASI Eksklusif Kabupaten Klaten
5
http://igi.fisipol.ugm.ac.id
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa
formula tidak mengalami hambatan. Bahkan bidan di
pendanaan 2006 untuk program Kesehatan Ibu
daerah
meliputi
for
pernyataan diatas materai untuk tidak menggunakan
Population Activiteis (UNFPA). Pendanaan APBD II
susu formula ketika mengajukan surat izin praktek
2009 untuk program Kesehatan Ibu tidak tersedia
bidan atau melakukan perpanjangan izin mereka.
untuk
pendanaan
program
dari
United
pemberian
Nations
ASI.
Klaten
harus
menandatangani
surat
Selain memanfaatkan lembaga kesehatan
Pendanaan
pemerintah tahun 2008 mengalami peningkatan
di bawah Dinas Kesehatan, pihak inisiator (Dinas
karena meningkatnya komitmen terhadap pemberian
Kesehatan dan UNICEF) juga memanfaatkan
ASI. Pendanaan UNICEF yang lebih banyak juga
stakeholder dalam masyarakat untuk berkomitmen
diberikan
mewujudkan 10 Langkah menuju Keberhasilan
untuk
mengembangkan
pelayanan
penyuluhan, menetapkan kecamatan sayang bayi
Menyusui (LMKM). 10 Langkah tersebut diantaranya
dan Gerakan Rumah Sakit Sayang Bayi di RSI
adalah7;
1. Menetapkan Kebijakan Peningkatan
Klaten. Di tahun 2010, terdapat anggaran khusus
untuk program ASI dan terpisah dari anggaran untuk
Pemberian Air Susu Ibu yang secara rutin
Program
dikomunikasikan kepada semua petugas.
Gizi
dan
Kesehatan
Ibu.
Dukungan
2. Melakukan pelatihan bagi petugas untuk
UNICEF diberikan untuk pelatihan petugas dan
menerapkan kebijakan tersebut.
kader kesehatan sebagai kelanjutan dari program
3. Memberikan penjelasan kepada ibu hamil
promosi pemberian ASI.
Ketika
antara
komitmen
pemerintah
secara
daerah
dan
tentang manfaat menyusui dan
kelembagaan
DPRD
talaksananya dimulai sejak masa
sudah
didapatkan, maka pelaksanaan secara struktural
kehamilan, masa bayi lahir, sampai umur 2
juga relatif mudah untuk diwujudkan. Dengan
tahun.
adanya
lembaga
Puskesmas
dan
4. Membantu ibu mulai menyusui bayinya
lembaga
kesehatan lainnya yang semuanya dibawah Dinas
dalam 60 menit setelah melahirkan di ruang
Kesehatan, maka pelaksanaan Program IMD dan
bersalin.
5. Membantu ibu untuk memahami cara
ASI Eksklusif juga mendapatkan dukungan dari para
penggerak
program
yang
meliputi
menyusui yang benar dan cara
petugas
kesehatan dan stakeholder (kepala Puskesmas,
mempertahankan menyusui meski ibu
Kepala Desa, kader) dan masyarakat secara luas .
dipisah dari bayi atas indikasi medis.
6. Tidak memberikan makanan atau minuman
Ketika dimulai di tahun 2006, sudah mulai ada
apapun selain ASI kepada bayi baru lahir.
sosialisasi tidak boleh ada sponsor dari produsen
susu formula serta adanya dukungan komitmen dari
bidan dan petugas kesehatan untuk tidak menerima
kontrak dengan produsen susu formula. Ketika
Perda tentang Inisiasi menyusu Dini dan Air Susu
Ibu Eksklusif diterbitkan di tahun 2008, komitmen
untuk melaksanakan Perda tersebut dan masa
7
Puskom, 2011, 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui,
diakses dari http://sehatnegeriku.com/10-langkah-menujukeberhasilan-menyusui/ tanggal 7 September 2012 pukul 11.00
transisi penghabisan kontrak dari produsen susu
Gerakan Inisiasi Menyusui Dini dan
Pemberian ASI Eksklusif Kabupaten Klaten
6
http://igi.fisipol.ugm.ac.id
seperti ibu kandung, nenek, suami yang kurang
7. Melaksanakan rawat gabung dengan
mengupayakan ibu bersama bayi 24 jam
terbuka terhadap pengetahuan baru dan kurang bisa
sehari.
melepaskan kebiasaan lama dengan memberikan
8. Membantu ibu menyusui semau bayi semau
ibu, tanpa pembatasan terhadap lama dan
makan terlalu dini pada bayi seperti pemberian air
tajin, pisang, dan makanan lainnya.
Berbagai kendala yang muncul diatas, tidak
frekuensi menyusui
mengurangi komitmen dari Dinas Kesehatan dan
9. Tidak memberikan dot atau kempeng
masyarakat yang sudah sadar akan pentingnya
kepada bayi yang diberi ASI.
10. Mengupayakan terbentuknya Kelompok
pemberian ASI Eksklusif pada bayi. Tantangan
Pendukung ASI di masyarakat danmerujuk
tersebut memerlukan proses, waktu, dana serta
ibu kepada kelompok tersebut ketika pulang
konsistensi dari pihak-pihak yang terlibat agar
dari Rumah Sakit/Rumah Bersalin/Sarana
program tersebut berhasil dilaksanakan dan menjadi
Pelayanan Kesehatan.
budaya agar kesehatan ibu dan anak terjamin.
Salah satu kecamatan yang terpilih sebagai
Upaya yang sudah dilakukan untuk mengatasi
contoh dalam Gerakan Kecamatan Sayang Anak
tantangan tersebut diantaranya adalah:
adalah Kecamatan Gantiwarno yang melengkapi
Pertama, untuk mengatasi upaya produsen
kantornya dengan ruang laktasi yang dilengkapi
susu formula yang gencar melakukan promosi di
dengan media audio visual dan KIE mengenai ASI.
daerah
Selain itu, masyarakat umum yang mempunyai
sosialisasi Perda Inisiasi Menyusui Dini dan Air Susu
kepedulian terhadap ASI Eksklusif atau kader
Ibu Eksklusif kepada pihak produsen susu formula.
Posyandu dan Tim Penggerak PKK juga bisa
Dinas
mendaftar untuk berperan di lingkungan sekitarnya
pernyataan menolak susu formula untuk bayi
dengan manjadi motivator ASI.
dengan dalih apapun. Jika bayi terpaksa harus
Klaten,
Dinas
Kesehatan
Kesehatan
dengan
tegas
melakukan
memberikan
mendapatkan susu formula karena kasus-kasus
Kendala
utama
dalam
proses
inisiasi
tersebut berasal dari produsen susu formula yang
secara massif memberikan iming-iming reward yang
besar kepada para bidan untuk tetap memberikan
susu formula kepada bayi yang baru lahir. Kendala
kedua berasal dari para bidan yang enggan
melepaskan penghasilan tambahan mereka sebagai
agen susu formula di kliniknya. Namun setelah
selama 2 tahun proses sosialisai, mereka dengan
penuh
kesadaran
dan
secara
konsisten
berkomitmen untuk malaksanakan program IMD dan
ASI Eksklusif demi menekan angka gizi buruk dan
kematian pada bayi dan anak. Kendala ketiga,
berasal dari keluarga ibu yang baru melahirkan
tertentu, maka harus mendapatkan rekomendasi dan
rujukan dari dokter spesialis anak. Dinas Kesehatan
juga dengan tegas menolak kerjasama dengan pihak
produsen
susu
formula
meskipun
iming-iming
kerjasama dengan keuntungan yang besar baik bagi
Pendapatan Asli Daerah maupun bagi dokter dan
pengambil kebijakan kesehatan. Selain itu, Dinas
Kesehatan juga secara rutin meninjau penjualan
susu formula di toko-toko untuk melihat sejauh mana
promosi
pihak
produsen
susu
formula
dalam
mendapatkan pelanggan mereka.
Kedua,
untuk
mengatasi
bidan
yang
sebelumnya menjadi agen susu formula dan harus
kehilangan penghasilan tambahannya karena tidak
Gerakan Inisiasi Menyusui Dini dan
Pemberian ASI Eksklusif Kabupaten Klaten
7
http://igi.fisipol.ugm.ac.id
boleh lagi menerima bonus dengan mempromosikan
Eksklusif. Dari hasil wawancara dengan Kepala
susu formula pada pasiennya, Dinas Kesehatan
Dinas Kabupaten Klaten Dr. Ronny Roekminto,
melibatkan semua bidan praktek untuk menjadi
M.Kes didapatkan informasi bahwa kedepannya
konselor laktasi di kliniknya dan bertugas memantau
akan dipikirkan supaya nantinya petugas-petugas
keberhasilan setiap pasien yang melahirkan di
baik itu fasilitator dan konselor mendapatkan reward
kliniknya. Baik fasilitator, konselor maupun motivator
yang
mendapatkan
mesukseskan program Inisiasi Menyusui Dini dan
piagam
yang
merupakan
tanda
layak
sebagai
penghargaan dari pemerintah. Dikarenakan mereka
Gerakan
tidak
Kabupaten Klaten.
mendapatkan
tunjangan
tetap
sebagai
ASI
petugas
Eksklusif
kesehatan
Pemerintah
yang
Daerah
penghargaan atas tugas tambahan mereka sebagai
Ketiga, untuk mengatasi permasalahan
fasilitator, konselor dan motivator, maka untuk
mengenai budaya ASI Eksklusif yang belum bisa
menjaga konsistensi mereka dalam mensukseskan
banyak diterima oleh generasi tua, Pemerintah
program Inisiasi Menyusui Dini dan Gerakan ASI
Daerah menyiapkan perangkat sosialisasi supaya
Eksklusif,
sering
mereka berproses menerima kebijakan baru ini.
mengadakan kegiatan bersama sebagai sarana
Keluarga seperti suami, ayah, ibu, serta kerabat
penyegaran. Kegiatan tersebut bertujuan sebagai
yang lainnya yang belum mempunyai pengetahuan
sarana untuk saling mengakrabkan antar petugas,
mengenai ASI Eksklusif juga diberi pengertian oleh
mencegah
dan
bidan ketika pra melahirkan dan setelah melahirkan.
mengingatkan kembali komitmen mereka untuk
Setelah pulang ke rumah, tidak hanya ibu, tetapi
menekan angka kematian bayi dan ibu dengan
mereka sebagai anggota keluarga terdkat juga terus
program Inisiasi Menyusui Dini dan Gerakan ASI
didampingi oleh motivator laktasi dari kader terpilih
maka
Pemerintah
kejenuhan
serta
Daerah
menguatkan
Gambar 1. Strategi Program IMD dan Pemberian ASI Eksklusif Pemerintah Kabupaten Klaten
Gerakan Inisiasi Menyusui Dini dan
Pemberian ASI Eksklusif Kabupaten Klaten
8
http://igi.fisipol.ugm.ac.id
Gambar 2. Kegiatan Kawal ASI Program IMD dan Pemberian ASI Eksklusif Pemerintah Kabupaten
Klaten
PKK di lingkungan tempat tinggal mereka supaya
untuk menciptakan lingkungan yang mendukung
tetap
praktik IMD dan pemberian ASI Eksklusif. Selain itu,
mendukung
keberhasilan
pemberian ASI
dalam peraturan tersebut juga terdapat anjuran
Eksklusif.
Proses
pelaksanaan
gagasan
atau
untuk menyiapkan “ruang menyusui” di semua
implementasi dari program IMD dan ASI Eksklusif
puskesmas
Kabupaten Klaten melalui tahapan-tahapan yang
meningkatkan komitmen politik para pemangku
cukup panjang sampai menjadi program rutin dan
kebijakan setempat, UNICEF dan Dinas Kesehatan
berkesinambungan.
memulai proyek percontohan di tiga kecamatan
kebijakan
IMD
dan
Secara
umum,
pemberian
ASI
desain
eksklusif
8
strategi
yang
kantor
Selain
itu
pemerintah.
Untuk
dikembangkan
juga
pengembangan kelompok Masyarakat Pendukung
digambarkan sebagai Gambar 1 :
Adapun
terpilih.
dan
digunakan
oleh
pemerintah dalam mensukseskan program tersebut
9
ASI, menciptakan lingkungan kondusif untuk ibu
menyusui
melalui
pengendalian
promosi
susu
formula dan pengendalian sponsorship kegiatan
diantaranya adalah :
profesi. Obyek utama dari program ini adalah
1. Advokasi
7/2008,
lingkungan sekitar ibu seperti keluarga, masyarakat
pemerintah mewajibkan semua petugas kesehatan
dan institusi. Untuk mendukung desain program IMD
Dengan
dukungan
Perda
No
dan pemberian ASI Eksklusif yang dilakukan adalah
8
Budiwibowo, L, Inisiasi Menyusu Dini dan Pemberian ASI
Secara Eksklusif, www. gizi.depkes.go.id diakses dari
http://gizi.depkes.go.id/hasil_pertemuan/IMD-DKK-Klaten.pdf
pada 2 Juli 2012 pukul 01.25
9
Unicef. op. cit. h. 2-5.
Program Kawal ASI.
“Program Kawal ASI masuknya pada waktu
calon ibu akan mendaftar menjadi calon
Gerakan Inisiasi Menyusui Dini dan
Pemberian ASI Eksklusif Kabupaten Klaten
9
http://igi.fisipol.ugm.ac.id
pengantin, dia datang ke Puskesmas untuk
melakukan imunisasi. Dari situ kita sudah
mulai masuk. Kemudian setelah menikah
kita ikuti terus, rumahnya dimana, itu yang
mengawal adalah motivator, kader yang
ada. Kemudian ketika dia bersalin, bersalin
dimana, itu kita ikuti sampai begitu dia
bersalin dia harus melakukan inisiasi dini.
Prosedur mengikutinya kan dengan adanya
catatan medik. Dia didampingi mau bersalin
dimana, di rumah sakit, di rumah bersalin,
atau di bidan? Data itu di berikan kepada
bidan tersebut begitu akan melakukan
persalinan. Setelah itu ibu melakukan IMD
didampingi petugas kesehatan. Ketika
sudah pulang, motivator terdekat mengambil
alih pengawalan tersebut supaya pemberian
ASI Eksklusif berjalan sukses10”
itu, beberapa peserta terpilih melanjutkan pelatihan
untuk menjadi fasilitator. Pada bulan Juli 2007,
dilakukan
pelatihan
untuk
kader
posyandu
(motivator). Mereka dilatih dengan menggunakan
meteri yang sudah disederhanakan berdasarkan
pengalaman pelatihan pada saat tanggap darurat.
Modul dibuat dengan menggunakan lebih banyak
gambar dan menyederhanakan beberapa teori yang
ada. Saat ini, terdapat 1 orang IBCLC (DSA), 15
fasilitator ASI, 409 konselor ASI dan 1257 motivator
(kader) ASI12. Selain itu, peningkatan kapasitas
lainnya yang sudah dilakukan adalah workshop ASI
untuk tenaga kesehatan, lingkungan sekitar dan
Untuk mempermudah dalam pemahaman, kegiatan
kader (sekitar 500 orang), kemudian workshop
Kawal ASI tersebut digambarkan sebagai Gambar
untuk dokter spesialis obsgyn dan spesialis anak,
2
11
sosialisasi IMD terkini bagi profesi dokter, pelatihan
Kegiatan kawal ASI tersebut dilakukan secara
pertumbuhan dan perkembangan bagi tenaga gizi
simultan dilakukan oleh fasilitator, konselor dan
serta pelatihan PMBA (Pemberian Makan pada Bayi
motivator
dan Anak) bagi kader posyandu.
yang
sudah
menerima
pelatihan.
Fasilitator yang ada jumlahnya sekitar 15 orang dan
sudah meneriman pelatihan plus 60 jam dan
2. Komunikasi
Dinas
fasilitator ini yang membina 5 kawedanan secara
Kesehatan
Kabupaten
Klaten
melakukan sosialisasi mengenai pentingnya ASI
rutin.
sebagai upaya untuk memperkuat pesan yang telah
disampaikan petugas kesehatan kepada para ibu.
1. Peningkatan Kapasitas
Untuk mendukung implementasi program
Ruang konseling laktasi di puskesmas, rumah sakit
IMD dan pemberian ASI Eksklusif, pemerintah
dan kantor pemerintah di seluruh kabupaten dihiasi
daerah
dengan poster, pamflet, lembar balik, alat bantu
juga
kemampuan
melakukan
tenaga
kegiatan
tenaga
konseling dan video ASI. Selain itu, kegiatan
kesehatan. Pada bulan Agustus 2006, hanya dua
promosi ASI juga dilakukan melalui pembuatan
bulan setelah gempa, Dinas Kesehatan Kabupaten
video dokumentar IMD dengan pelaku warga
Klaten dan UNICEF melakukan konseling ASI yang
Klaten, kunjungan media, mengadakan Jambore
pertama.
kader ASI, lomba paduan suara konselor dan
Para
kader
kesehatan.
peningkatan
posyandu
Non
mendapatkan
prioritas utama untuk mengikuti pelatihan tersebut
motivator
dengan menggunakan modul konseling ASI yang
mendukung IMD dan ASI eksklusif.
ASI,
serta
ikrar
1000
ibu
hamil
diadaptasi dari Modul 40 jam UNICEF/WHO. Selain
10
11
Wawancara dengan Kepala Dinas Kabupaten Klaten. op. cit.
Budiwibowo, L. op. cit
12
Roekmito R, Pengalaman Klaten dalam Program IMD dan
ASI Eksklusif (ppt), h. 6.
Gerakan Inisiasi Menyusui Dini dan
Pemberian ASI Eksklusif Kabupaten Klaten
10
http://igi.fisipol.ugm.ac.id
Gambar 3. Baliho Gerakan ASI Eksklusif di Tempat Publik
Gambar 4. Sosialisasi IMD dan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Hamil
Baliho besar dipasang di ruang-ruang publik
ASI. Materi lainnya juga menampilkan Bapak Bupati
di Kabupaten Klaten dengan pesan mendukung
sebagai tokoh sentral yang mendukung Program
pemberian ASI. Baliho yang lebih kecil juga
ASI. Tokoh agama juga ikut memberikan pesan
dipasang di setiap Puskesmas yang menampilkan
penting tentang ASI dalam khutbah Jumat maupun
gambar Ibu Bupati yang mendukung pemberian
dalam
kegiatan
Gerakan Inisiasi Menyusui Dini dan
Pemberian ASI Eksklusif Kabupaten Klaten
religi
11
agama
lainnya.
Dalam
http://igi.fisipol.ugm.ac.id
konseling pra nikah yang dilakukan oleh KUA juga
seperti dengan melihat angka prosentase IMD setiap
diselipkan pesan untuk calon ibu supaya bisa
bulannya
memberikan
kesehatan lainnya. Setiap warga yang melahirkan di
ASI
putra/putrinya.
secara
Pesan
eksklusif
pada
sama
juga
yang
Klaten
di
setiap
puskesmas
mendapatkan
dan
jaminan
fasilitas
untuk
bisa
disebarluaskan melalui pertunjukan wayang supaya
melaksanakan IMD. Data mengenai jumlah ibu yang
kaum pria sebagai penonton utama pertunjukan
melahirkan dan pelaksanaan IMD didapatkan dari
wayang ikut tersosialisasikan dengan program ini
petugas konselor dan petugas gizi dari puskesmas.
dan muncul kesadaran untuk ikut membantu
Jika
keluarganya memberikan ASI eksklusif pada bayi-
keberhasilan pemberian ASI eksklusifnya, maka
bayi yang baru lahir. Menurut hasil wawancara
akan
dengan Kepala Dinas Kesehatan dan Kepala
Kesehatan dengan diwakili dari fasilitator program
Bidang Kesehatan Masyarakat Kabupaten Klaten,
IMD dan pemberian ASI Eksklusif. Setiap fasilitator
pemerintah menyediakan dana sekitar 1 juta rupiah
yang merupakan dokter PTT yang sudah digaji oleh
bagi dalang yang mau menyelipkan pesan ini dalam
negara
pertunjukan mereka.
sehingga tingkat keberlangsungan program ini relatif
ada
ada
suatu
wilayah
tindak
tidak
lanjut
yang
turun
langsung
mendapatkan
angka
dari
imbalan
Dinas
finansial
cukup tinggi. Untuk memonitoring distribusi susu
formula, pihak pemerintah secara rutin meninjau
3. Memperkuat Sistem Kesehatan
memperkuat
dinamika penjualan susu formula di toko, Meskipun
sistem kesehatan dan pelayanan kesehatan serta
angka penjualan tersebut tidak bisa didapatlan
fasilitasnya di bawah pengawasan Dinas Kesehatan
secara detil, tetapi dari hasil wawancara dengan
Kabupaten
dnegan
pihak distributor susu di toko menunjukkan bahwa
masyarakat
penjualan susu menurun drastis terutama di toko di
lainnya. Untuk itu, setiap Puskesmas di Klaten telah
daerah perkotaan. Selain itu, strategi evaluasi
menjadi „pusat konseling laktasi” dimana setiap
lainnya adalah dengan serta memberikan sanksi
Puskesmas sedikitnya memiliki 8 konselor laktasi
bagi bidan yang nakal yang melanggar komitmennya
yang memberikan kosneling pada setiap ibu hamil
dengan memberikan efek jera dengan memasang
dan
bendera hitam di depan klinik prakteknya serta
Strategi
lembaga
keempat
Klaten
yang
kesehatan
dan
menyusui,
calon
adalah
disinergikan
lembaga
pengantin,
memberikan
fasilitas rooming-in bagi puskesmas rawat inap yang
pencabutan
menyediakan
peringatan sesuai dengan prosedur dan surat
pelayanan
kelahiran,
serta
menerapkan puskesmas yang bebas dari susu
formula. Program Kawal ASI yang diterapkan juga
izin
praktek
setelah
diberi
surat
pernyataan yang sudah disepakati sebelumnya.
Data
evaluasi
kinerja
IMD
dan
ASI
antara
Eksklusif didapatkan dari Kartu Ibu dan Anak yang
petugas kesehatan (konselor) dengan para ibu yang
dipegang oleh masing-masing ibu dan dari data
dimulai pertama kali pada saat konseling pra nikah.
tersebut kemudian diakumulasi oleh kader motivator
setidaknya
memperkenalkan
8
kontak
yang ada di setiap Posyandu untuk dilaporkan ke
4. Strategi Evaluasi Kinerja
Dari strategi-strategi tersebut diatas, Dinas
Puskesmas Kecamatan masing-masing dan menjadi
laporan untuk Dinas Kesehatan.
Kesehatan juga menerapkan mekanisme evaluasi
Gerakan Inisiasi Menyusui Dini dan
Pemberian ASI Eksklusif Kabupaten Klaten
12
http://igi.fisipol.ugm.ac.id
tidak hanya sebuah wacana yang mengambang
namun
IV. Dampak Substantif
Dampak
sebuah
agenda
yang
hampir
melekat pada ideologi setiap individu yang menuntut
substantif
terhadap
kelompok
sasaran adalah peningkatan kesadaran para calon
ibu untuk berkomitmen menuntaskan ASI Eksklusif
kepada
menjadi
anak-anaknya.
Jika
sebelumnya
pemahaman perempuan di Klaten hanya pada level
pengetahuan maka keberadaan program gerakan
ASI Eksklusif ini mampu menciptakan sebuah
suatu tindakan yang nyata. Oleh karena itu setelah
inisiasi ini muncul, jumlah cakupan ASI Eksklusif
terus mengalami kenaikan yang cukup significant.
Hal ini seperti yang tercatat pada gambar di bawah
ini bahwa dalam periode tahun 2007-2011, cakupan
ASI Eksklusif mengalami kenaikan yang cukup
tinggi,
yakni
dari
22,7%
menjadi
79,9%.
perubahan sampai pada tahap prilaku. ASI Eksklusif
Gambar. 5
Prosentase Hasil Cakupan ASI
Eksklusif 2007-2011
100
80
60
40
20
0
76,13
79,9
2010
2011
60,2
43,4
22,7
2007
2008
2009
Sumber : Roekmito R, Pengalaman Klaten dalam Program IMD dan ASI Eksklusif (ppt)
Selain
itu,
angka
prosentase
Inisiasi
peran yang seragam. Para ibu yang berperan
Menyusui Dini (IMD) juga meningkat tajam, sekitar
sebagai ibu rumah tangga tentu tidak terlalu sulit
83-85%, dan ini sudah menjadi isu nasional. Di
karena dapat mendampingi anaknya secara penuh
tingkat nasional seorang ibu yang melahirkan
sehingga memiliki peluang yang lebih mudah untuk
sekarang dianjurkan untuk melakukan IMD sebagai
menyusui setiap saat. Sementara para perempuan
13
perlakuan awal dari ASI Eksklusif . Kondisi tersebut
yang bekerja di luar rumah terlebih dengan waktu
praktis juga memberi dampak yang menyeluruh
yang tidak fleksibel harus melakukan beberapa
terhadap penguatan kapasitas para ibu untuk
penanganan khusus agar anak-anak mereka tetap
menciptakan berbagai strategi dalam menuntaskan
dapat mengkonsumsi ASI meskipun ibunya tidak
Asi Eksklusif dimana setiap ibu tidak berada dalam
sedang
bersamanya.
Mereka
biasanya
akan
menjalankan strategi memerah di tempat kerja dan
13
Wawancara dengan Kepala Dinas Kabupaten Klaten. op. cit.
menyimpannya dengan ketentuan tertentu dan
Gerakan Inisiasi Menyusui Dini dan
Pemberian ASI Eksklusif Kabupaten Klaten
13
http://igi.fisipol.ugm.ac.id
Gambar.6.Dampak Inovasi terhadap Penguatan Kapasitas yang Komprehensif
ibu dan
bayi
media
massa, mot
ivator, kons
elor, kp ASI
asi
eksklusif
dokter
obsgyn, dok
ter
anak, bidan
keluarga, teta
ngga, kantor
orang
yang
membantunya
di
rumah
akan
memberikannya kepada bayi sesuai kebutuhan.
Maka sebetulnya
orang-orang di sekitar
dan mengarahkan para ibu untuk memberikan
makanan pendamping ASI pada saat dan dengan
komposisi yang tepat.
para ibu yang juga memiliki andil dalam keberhasilan
Sebagai bentuk kontrol sosial untuk
menyusui secara eksklusif. Mereka juga terintervensi
menjaga konsistensi prilaku ASI Eksklusif, inovasi ini
untuk memiliki persepsi yang sama tentang manfaat,
juga
cara melakukan, dan ragam pola pemenuhannya
fasilitator, konselor dan motivator. Saat ini telah
kebutuhan tersebut. Oleh karena itu selain pada
terbentuk Ikatan Konselor ASI Klaten yang tediri dari
konteks individu atau target utama para ibu, program
450 konselor yang tersebar di rumah sakit dan
ini juga memberikan dampak yang lebih luas kepada
puskesmas
lingkungan sekitar
mendorong
terjadinya
Klaten
dan
sebuah
1257
pelatihan
motivator
yang
14
dalam menciptakan sebuah
menyebar sampai pada tingkat RT . Para motivator
sistem pendukung (support system) yang kolektif. Di
ini tidak hanya bergerak untuk menguatkan para ibu
lingkungan medis, inovasi ini telah memberi dampak
tapi juga seluruh anggota keluarga yang ada di
pada adanya kegiatan-kegiatan pelatihan untuk
sekitar para ibu. Jika sebelumnya, orang tua para
membentuk para tenaga kesehatan agar memiliki
ibu yang menyusui
pengetahuan dan kemampuan untuk mendampingi
cenderung mengarahkan agar bayi dapat diberi
para ibu yang hendak menyusui secara eksklusif.
tambahan susu formula atau makanan pendamping
Pelatihan terkait juga dilakukan untuk tenaga gizi
ASI sebelum 6 bulan maka melalui motivator dan
dan kader posyandu tentang pemberian makan pada
konselor tersebut, program ini mampu memberi
bayi dan anak. Kondisi ini menciptakan perubahan
pendekatan agar persuasi dan kebiasaan lama
atau bahkan tim medis
positif dimana para tenaga kesehatan menjadi tidak
lagi bekerja sama dengan produsen susu formula
14
Roekminto Rony op cit. h.6
Gerakan Inisiasi Menyusui Dini dan
Pemberian ASI Eksklusif Kabupaten Klaten
14
http://igi.fisipol.ugm.ac.id
semacam itu tidak terjadi lagi. Saat ini baik tenaga
kemunculan
kesehatan, para orang tua, kelompok sebaya dan
bersama
mungkin juga para tetangga sudah memiliki pola
ketergantungan industri seperti ekspansi produsen
berpikir
memberikan
susu formula agar kemandirian dalam menuntaskan
dukungan penuh jika mendapati ibu-ibu yang sedang
ASI Eksklusif tetap berada dalam koridornya. Di
menjalankan program menyusui secara eksklusif.
lingkungan kerja sendiri juga muncul komitmen
Dengan demikian secara kultural, kesadaran untuk
untuk menyediakan beberapa fasilitas penunjang
merealisasikan peningkatan cakupan ASI Eksklusif
bagi para ibu yang bekerja dan menyusui seperti
dibangun dengan menumbuhkan tanggung jawab
ruang laktasi, kesempatan untuk memerah bahkan
bersama dan tidak hanya dibebankan kepada
kulkas di tempat kerja untuk menyimpan asi perah.
yang sama untuk
selalu
kebijakan
dalam
dapat
menjadi
melepaskan
acuan
diri
dari
perempuan yang menyusui. Sehingga ketika terjadi
keberhasilan maupun kegagalan maka salah satu
V.
Institusionalisasi dan Tantangan
yang menjadi sorotan adalah mekanisme sistem
kultural yang terjadi tersebut.
Di
lain
menghasilkan
memberi
pihak,
sebuah
Upaya
pelembagaan
untuk
mengawal
inovasi gerakan ASI Eksklusif ini adalah dengan
inovasi
kebijakan
ini
berhasil
yang
menerbitkan berbagai kebijakan yang merujuk pada
telah
UU RI No.36.2009 tentang Kesehatan. Berdasarkan
dampak secara kelembagaan baik bagi
UU tersebut, Kabupaten Klaten mengeluarkan
pemerintah daerah maupun instansi-instansi kerja.
Peraturan
Sebagai
menjamin
Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif yang
Peraturan
diturunkan kembali sampai pada peraturan Bupati.
Daerah tentang ASI Eksklusif memiliki peran yang
Perda tersebut mengatur tentang IMD dan ASI
sangat startegis. Peraturan tersebut menjadi sebuah
Eksklusif, jaminan untuk memberikan perlindungan
catatan tentang keseriusan para aparatur dalam
serta tidak melanggar hak-hak ibu dan bayi. Selain
mengelola
senantiasa
itu, arena yang menjadi sasaran program adalah
berada dalam idealisasi pemenuhan kebutuhan
lingkungan sekitar seperti keluarga, masyarakat dan
masyarakat. Oleh karena itu secara kelembagaan,
institusi dengan prioritas tersedianya ruang laktasi di
Klaten berhasil menjadi salah satu pemerintah
insitiusi
daerah
untuk
tempat umum. Beberapa pasal yang menjadi poin
menerjemahkan tata kelola pemerintahan yang baik
kunci peraturan untuk mendorong seluruh pihak
dan sensitif terhadap kepentingan warganya. Hal ini
agar
bentuk
terlaksananya
kontrol
progam,
kemunculan
pemerintahannya
yang
memiliki
untuk
agar
karakter
kuat
Daerah
,
(Perda)
perkantoran
mendukung
No.7/2008
tentang
pemerintah/swasta
pelaksanaan
gerakan
dan
ASI
16
meskipun belum semua wilayah terjangkau oleh
Eksklusif adalah : Pasal 4 yang menegaskan
inisiasi program namun setidaknya telah terbentuk
bahwa setiap tenaga kesehatan yang melakukan
4 kecamatan sayang bayi yakni di kecamatan
pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan dan
Karangdowo, Gantiwarno, Jatinom dan Prambanan
perawatan
serta di semua Puskesmas telah terbentuk KP ASI
memberikan
15
kesehatan
informasi
ibu
dan
dan
anak
anjuran
wajib
tentang
baik di tingkat desa maupun posyandu . Selain itu
pentingnya IMD kepada ibu dan keluarganya; setiap
15
16
Roekmito R, ibid h. 8.
Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 7 Tahun 2008
tentang Inisiasi Menyusu Dini dan Air Susu Ibu Eksklusif.
Gerakan Inisiasi Menyusui Dini dan
Pemberian ASI Eksklusif Kabupaten Klaten
15
http://igi.fisipol.ugm.ac.id
sarana pelaynan kesehatan yang memberikan
kesehatan serta mengevaluasi program. Secara
pelayanan
pertolongan
persalinan
wajib
sosial, Peraturan tentang IMD dan ASI Eksklusif
menyediakan
sarana
prasaran
ibu
juga memuat tentang pentingnya keterlibatan orang-
meliharikan untuk melakukan IMD dan setiap
orang di sekitar ibu yang sedang menyusui seperti
tenaga kesehatan yang melakukan pertolongan
pada pasal 5 ayat 3 : Setiap ibu melahirkan, suami
persalinan dan perawatan ibu dan anak wajib
dan keluarganya berkewajiban untuk berperan aktif
membantu melakukan IMD kecuali ada alasan
dalam program IMD dan ASI Eksklusif.
dan
bagi
medis tertentu. Terkait dengan anjuran ASI Eksklusif
pasal 5 menjelaskan bahwa ASI Eksklusif diberikan
Bagi tenaga kesehatan Pemda Klaten
kepada bayi sejak bayi lahir sampai usia 6 (enam)
mengeluarkan kebijakan bagi para bidan yang
bulan dan dilanjutkan pemberian ASI sampai anak
hendak bekerja di puskesmas atau rumah sakit
berusia 2 (dua) tahun dengan pemberian makanan
harus
tambahan yang sesuai. Selain itu masih dalam
perjanjian untuk berkomitmen penuh mendukung
pasal yang sama disebutkan bahwa setiap tenaga
ASI
menandatangani
Eksklusif
17
dan
MoU
yang
menentang
memuat
promosi
susu
kesehatan dan tenaga kesehatan lainnya wajib
formula .
memberikan
informasi
dan
penunjang ASI Eksklusif maka pihak-pihak yang
masyarakat
terutama
semua
bimbingan
ibu
kepada
yang
baru
terlibat
Jika
akan
dalam
penyediaan
diberikan
penghargaan.
fasilitas
Namun
melahirkan, ibu hamil, calon pengantin dan remaja
sebaliknya apabila
putri tentang manfaat ASI Eksklusif dan cara
terjadi pelanggaran baik di tempat pelayanan
menysui yang baik serta tidak memberikan makan
kesehatan,
tambahan apapun termasuk susu formula kecuali
swasta maupun di tempat-tempat umum
atas indikasi yang ditentukan oleh dokter. Bagi
akan dikenakan sanksi yang sifatnya graduatif.
dalam pelaksanaan kegiatan
lingkungan
kerja
pemerintah
atau
maka
tenaga kesehatan pasal 6 mengatur bahwa setiap
Menurut beberapa kalangan masyarakat
saran pelayanan kesehatan wajib menyediakan
peraturan tersebut memang belum sepenuhnya
ruang
diimplementasikan
laktasi
guna
mendukung
keberhasilan
secara
merata
di
seluruh
Program IMD dan ASI Eksklusif. Tempat-tempat
wilayah.
umum
milik
diasumsikan lebih dekat dengan pusat kota dan
pemerintah maupun swasta juga diwajibkan untuk
pemerintahaan cenderung memiliki peluang yang
menyediakan
lebih besar untuk mendapatkan informasi berikut
dan
perkantoran/instansi
ruang
laktasi
baik
guna
mendukung
keberhasilan pelaksanaan ASI Eksklusif.
Untuk
mempercepat
keberhasilan
Bagi
masyarakat
perkotaan
yang
layanan optimal lainnya. Namun untuk masyarakat
yang berada di daerah pedesaan, di samping
implementasi dari kebijakan tersebut, Pemerintah
peraturan
Daerah terus berkoordinasi dengan SKPD. Dalam
operasionalisasinya juga terbatas. Beberapa warga
proses pembinaan dan pengawasan, di tingkat
ada
daerah Bupati juga membentuk tim Pembina dan
gebrakan
Pengawas yang bertugas untuk melaksanakan
sehingga banyak bayi di daerah pedesaan yang
yang
ini
juga
masih
masih
belum
Pemerintah
baru,
mengetahui
Daerah
Klaten
sistem
tentang
tersebut
sosialisasi tentang kebijakan kepada masyarakat
sekaligus melakukan pembinaan kepada tenaga
17
Wawancara dengan dr. Limawan Budi Wibowo, M.Kes 21
Juni 2012
Gerakan Inisiasi Menyusui Dini dan
Pemberian ASI Eksklusif Kabupaten Klaten
16
http://igi.fisipol.ugm.ac.id
mengkonsumsi susu formula sebelum usianya
enam bulan.
18
lebih besar tentu membutuhkan kapital
yang besar dan mekanisme yang tidak
Pada konteks yang lain, upaya untuk
sederhana. Hal inilah yang dianggap
menjaga konsistensi implementasi kebijakan juga
sebagai potensi ancaman yang harus
bukan persoalan yang sederhana. Ada beberapa
selalu diwaspadai.
tantangan yang dapat menjadi kendala yakni. :
2. Menurunnya
1. Intervensi produsen susu formula yang
dalam
logika
industri
akan
tetap
kesehatan
semangat
karena
tenaga
faktor
kejenuhan
dalam mengelola rutinitas. Pola aktivitas
melakukan promosi agar akumulasi
keseharian
keuntungan terus terjadi. Para bidan,
mempertahankan
tenaga kesehatan lainnya dan bahkan
pelayan masyarakat agar keberhasilan
kepala Dinkes sering dihubungi secara
capaian ASI Ekskulif tetap terjaga tentu
pribadi dengan dijanjikan kompensasi
membutuhkan energi yang luar biasa.
yang
Sementara industri dengan ambisinya
menggiurkan
jika
bersedia
untuk
selalu
ideologi
sebagai
menanggalkan komitmen ASI Eksklusif
juga
dan bergabung kembali sebagai mitra
menawarkan sebuah kepraktisan yang
susu formula. Terlebih di dalam wilayah
berujung pada nilai komersialisasi yang
Klaten sendiri terdapat pabrik susu
tinggi. Jika sensitivitas tersebut tidak
formula
segera
yang
secara
legal-formal
tidak
pernah
berhenti
ditindaklanjuti
untuk
maka
akan
kritis
yang
memiliki ijin usaha sehingga mereka
menjadi
secara geografis sangat mudah untuk
memungkinkan komitmen para tenaga
melakukan ekspansi pasar. Kondisi ini
kesehatan tersebut meluntur.
masih
ditambah
melemahnya
masyarakat
pedesaan
dengan
beberapa
terutama
tentang
masih
kesadaran
di
daerah
3. Dukungan
terbatas.
Kesehatan
fase
anggaran
Setelah
yang
masih
kerjasama
Dinas
UNICEF
dalam
dengan
ASI
program inovasi gerakan ASI Eksklusif
akses
ini berakhir maka saat ini hanya dapat
informasi, sarana dan layanan fasilitas
mengandalkan dana dari APBD dimana
kesehatan
utama
jumlahnya tidak terlalu besar. Anggaran
ASI
Dinas Kesehatan secara keseluruhan
Eksklusif di wilayah-wilayah pedesaan.
adalah sekitar 20 M sementara untuk
Sampai saat ini Pemerintah Daerah
ASI
Klaten
dapat
pemerliharan hanya sekitar 300 juta.
pengembangan
Secara kuantitatif, jumlah tersebut tentu
Eksklusif.
untuk
Keterbatasan
menjadi
meningkatkan
berupaya
pentingnya
sebuah
tampaknya
melalui
kendala
cakupan
hanya
Eksklusif
yang
sudah
masa
sosialisasi dengan lebih optimal sebab
sangat
untuk melakukan perombakan yang
pelaksanaannya membutuhkan usaha
kecil
sehingga
dalam
yang sangat keras untuk menggali
18
Hasil wawancara dengan Endang (Warga Klaten), 25
Agustus, 2011
modal-modal sosial masyarakat.
Gerakan Inisiasi Menyusui Dini dan
Pemberian ASI Eksklusif Kabupaten Klaten
17
http://igi.fisipol.ugm.ac.id
Hampir seluruh instansi pemerintah maupun swasta
VI.
dan bahkan tempat-tempat umum saat ini sudah
Lesson Learnt dan Catatan Kritis
Dari sisi inovasi, program ini berhasil
memiliki ruang laktasi lengkap dengan mekanisme
menjadi contoh dari kebijakan yang memuat inisiatif
pengaduan jika fasilitas penunjang tersebut tidak
pemimpin yang kuat.. Kebijakan yang akhirnya
dipenuhi. Oleh
muncul adalah sebuah produk dari keprihatinan
dilakukan Pemda Klaten ini dapat dikategorikan
terhadap
masyarakat
kesadaran
payung
bersama
hukum
yang
menjamin
pemenuhan
sebagai
warga
yang
dibangun
melalui
sebagai realisasi dari perwujudan tata kelola
pentingnya
sebuah
pemerintahan
yang
akan
karena itu praktik baik
dapat
melindungi
hak-hak
negara.
dasar
Pada
dan
terutama
yang
baik
dalam
(good
konteks
governance)
penyelenggaran
mereka
pemerintahan yang responsif, partisitatif, efektif dan
konteks
efisien.
Peraturan
yang
diberlakukan
untuk
untuk
melindungi hak ibu dan anak selain juga karena
mengemban tugas sebagai pengayom masyarakat
peran pemerintah juga penting untuk mendapatkan
juga layak untuk diapresiasi. Hal ini ditunjukkan
intervensi dari aktor eksternal seperti dalam inovasi
dengan cepat dan tanggapnya Kepala Pemda
ini,
Klaten dalam merespon realisasi Gerakan ASI
memberikan banyak pembelelajaran.
kepemimpinan
(leadership)
komitmen
UNICEF
menjadi
pihak
pendukung
yang
Eksklusif ini hingga ranah struktural. Padahal Perda
tersebut adalah yang pertama kali di Indonesia
VII.
Peluang Replikasi
sehingga membutuhkan proses yang panjang mulai
Inovasi gerakan ASI Eksklusif di Klaten ini
dari merumuskannya, negosiasi di level legislatif
memiliki peluang replikasi yang sangat terbuka bagi
hingga sosialisasi. Namun dengan kemampuan
daerah lain. Hal ini terkait dengan kebutuhan
kempemimpinan yang pro terhadap kebutuhan
nasional untuk mencapai target tertentu sebagai
masyarakat,
berhasil
keberhasilan meningkatkan kualitas sumber daya
membuat Perda yang diharapkan dalam durasi yang
manusia sehingga membutuhkan aksi-aksi lokal
relatif cepat.
yang strategis. Selain itu, Pemda Klaten juga sangat
tim
yang
dimandatkan
Demikian halnya dengan Kepala Dinas
Kesehatan
yang
penggerak
utama
selama
ini
menjadi
motor
terbuka
bagi
daerah-daerah
lain
yang
ingin
menjadikan program ini sebagai referensi dalam
ini.
upaya meningkatkan cakupan ASI Eksklusifnya.
Produsen susu formula tidak pernah berhenti
Jika daerah menginginkan diadakan pelatihan
membujuknya untuk bergabung dengan iming-iming
dengan
yang sangat menggiurkan. Namun penolakan yang
Pemda Klaten juga bersedia untuk mengirimkannya.
dilakukan menunjukan bahwa kepemimpinan yang
Saat ini fasilitator dari Dinas Kesehatan Kabupaten
memiliki integritas terhadap masyarakat adalah
telah memberikan pelatihan kepada 80 orang
salah
sebuah
petugas kesehatan di
Initiatives for Governance
Innovation merupakan
wujud kepedulian civitas
akademika terhadap upaya
mewujudkan tata
pemerintahan dan pelayanan
publik yang lebih baik. Saat
ini terdapat lima institusi
yang tergabung yakni
FISIPOL UGM, FISIP
UNSYIAH, FISIP UNTAN, FISIP
UNAIR, DAN FISIP UNHAS.
Gerakan Inisiasi Menyusui Dini dan
Pemberian ASI Eksklusif Kabupaten Klaten
Sektor
Sub-sektor
ASI Eksklusif
Provinsi
Jawa Tengah
Kota/Kabupaten
Sekretriat
Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik
Universitas Gadjah Mada
Jl. Sosio-Justisia Bulaksumur
Yogyakarta 55281
email: [email protected]
igi.fisipol.ugm.ac.id
Kesehatan
Institusi Pelaksana
Kategori Institusi
Penghargaan
Kontak
Mitra
Peneliti
Klaten
Dinas Kesehatan
Pemerintah Kabupaten
dr. Rony Roekmito (Kepala Dinas Kesehatan Klaten)
Dinas Kesehatan Klaten
Jl Pemuda No. 313 Klaten
telepon: (0272) 321053
website: http://dinkes-klaten.com/
UNICEF
Desintha Dwi Asriani, MA/ Fina Itriyati, MA
institusi: Jurusan Sosiologi, Fisipol UGM
email: [email protected]/[email protected]
Mengapa program/kebijakan tersebut muncul?
Kebijakan tersebut muncul sebagai institusionalisasi sebuah gerakan
dalam masyarakat untuk memberikan ASI Eksklusif pada bayi selama 6
bulan. Program tersebut berawal dari dampak gempa yang mengakibatkan
angka diare dan kekurangan gizi yang besar pada balita sebagai akibat
pemberian bantuan susu formula yang berlebihan pada anak dibawah dua
tahun. Akibatnya budaya pemberian ASI menjadi menurun tajam dan ini
berakibat pada penurunan kesejahteraan dan kesehatan anak balita.
Selain itu, kurangnya pasokan air bersih dan pemberian susu formula yang
tidak sesuai dengan target sasaran dan aturan membuat kondisi anak
yang menkonsumsi susu formula menjadi semakin buruk. Dinas
Kesehatan, UNICEF dan NGO serta masyarakat lainnya kemudian
tergerak untuk mengembalikan budaya menyusui pada ibu yang sempat
menurun tajam saat dan pasca gempa. Untuk mempertahankan budaya
dan praktek tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten kemudian
mengambil inisiatif untuk menginstitusionalisasikan gerakan tersebut
menjadi sebuah regulasi yang diatur pelaksanaannya dalam Perda
mengenai Inisiasi Menyusu Dini dan Air Susu Ibu Eksklusif Nonor 7 Tahun
2008.
Apa tujuan program/kebijakan tersebut?
untuk menurunkan angka kematian balita dan meningkatkan kesehatan ibu
dan anak dalam jangka panjang
Bagaimana gagasan tersebut bekerja?
melalui pendekatan struktural maupun kultural. Di tingkat struktural,
pemerintah memanfaatkan tenaga kesehatan bidan untuk menjadi
penggerak atau motivator kebijakan ini. Peran fasilitator yang terlatih
untuk mengimplementasikan gerakan ini di daerah- daerah juga sangat
signifikan ditambah dukungan motivator yang berasal dari lingkungan
tempat tinggal maupun berasal dari keluarga ibu, menjadikan gerakan ini
efektif dilakukan di Kabupaten Klaten. Penolakan serta dampak susu
formula terhadap kesehatan dan keuntungan ekonomi pemberian ASI pada
bayi serta bagaimana praktek penyimpanan ASI disosialiasasikan
sehingga mereka menjadi paham bahwa memberikan ASI Eksklusif itu
mudah dan murah.
Siapa inisiatornya? Siapa saja pihak-pihak utama yang terlibat?
Koalisi LSM peduli ASI, Dinas Kesehatan Klaten menggandeng UNICEF
menggelar program pelatihan untuk bidan mengenai manfaat dan teknik
menyusui eksklusif. Selain itu sistem yang bekerja melalui pembentukan
fasilitator, konselor, serta motivator ASI di tingkat desa menjadikan
kebijakan ini efektif untuk dilakukan karena mendapatkan dukungan dari
lembaga dalam masyarakat.
Apa perubahan utama yang dihasilkan?
Penurunan Angka Gizi Buruk dan Angka Kematian Bayi
Siapa yang paling memperoleh manfaat?
Balita dan Ibu Menyusui
Deskripsi Ringkas
Gerakan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan ASI
Eksklusif adalah inovasi Pemerintah Daerah Klaten,
Jawa Tengah untuk meningkatan cakupan
pemberian ASI kepada bayi secara esklusif enam
bulan dan dilanjutkan hingga 2 tahun. Program ini
dilatarbelakangi oleh bencana gempa bumi 2006
yang berdampak pada menurunnya jumlah bayi
yang menyusu pada ibunya selain beberapa risiko
kesehatan lainnya. Kondisi darurat juga membuat
para orang tua menggunakan konsumsi susu
formula bagi bayi sementara akses untuk air bersih
sulit didapatkan. Akibatnya, angka diare pada bayi
menjadi sangat tinggi. Sebagai sebuah respon,
Dinas Kesehatan mempunyai inisiatif untuk
mengatasi
permasalahan
tersebut
dengan
menggandeng UNICEF untuk memotivasi para
keluarga terutama ibu agar memliki kesadaran
bersama tentang pentingnya memberikan ASI
kepada bayi.
Dr. Rony Roekminto, M.Kes yang saat itu masih
menjabat sebagai Kepala Bidang Kesehatan
Masyarakat menjadi penggerak utama untuk
membangun tim dan segera bergerak menjalankan
beberapa aktivitas terkait di masyarakat. Inisiasi
progarm ini diawali dengan pembekalan sejumlah
Gerakan Inisiasi Menyusui Dini dan
Pemberian ASI Eksklusif Kabupaten Klaten
2
http://igi.fisipol.ugm.ac.id
tenaga kesehatan sebagai mitra utama masyarakat
saat proses menyusui akan dilakukan terlebih pada
saat setelah melahirkan. Selanjutnya, para tenaga
terlatih tersebut akan menularkan pengetahuan dan
ketrampilannya kepada tim kesehatan dan kader
masyarakat lainnya dengan lebih luas baik secara
individu maupun kelembagaan. Pelatihan-pelatihan
tersebut telah menghasilkan sejumlah fasilitator,
konselor dan motivator ASI yang tersebar di seluruh
wilayah Klaten. Proses ini tidak hanya membangun
kesadaran bersama tentang posisi kunci mereka
dalam mencapai keberhasilan pemberian ASI
Eksklusif namun juga sebagai penguatan kapasitas
memerangi
ekspansi
susu
formula
yang
berdasarkan data menjadi faktor paling dominan
terhadap menurunnya cakupan ASI Eksklusif.
Secara kultural inovasi tersebut telah berhasil
merubah cara pandang masyarakat tentang ASI.
Jika sebelummya mereka dapat dengan mudahnya
mengkonsumsi susu formula maka saat ini, ASI
Eksklusif justru menjadi target minimal para ibu
menyusui di Klaten. Tidak berhenti pada para ibu
saja namun juga para keluarga yang menjadi
pendamping utama di rumah. Motivator ASI yang
terbentuk secara sukarelawan di setiap kampung
berhasil melakukan penyadaran tentang pemberian
ASI eksklusif yang dilanjutkan hingga 2 tahun
kepada para suami, orang tua, saudara dan
tetangga. Keberadaan orang-orang yang memiliki
pola pikir yang sama tersebut praktis menciptakan
lingkungan yang suportif dan fasilitatif bagi setiap
ibu yang menyusui sehingga memberikan peluang
yang sangat kecil untuk terjadinya kegagalan. Hal
ini juga terbukti dengan perubahan yang terjadi di
lingkungan kerja semua instansi pemerintah di
Klaten yang selalu menyediakan tempat bagi ibu
yang hendak memerah ASI di sela-sela waktu kerja
bahkan ada sebuah pabrik yang memfasilitasi
sebuah kulkas di tempat kerja untuk menyimpan asi
perah para buruh perempuan yang sedang
menyusui namun tidak memiliki alat pendingin di
rumahnya.
Inovasi ini mendapatkan tanggapan positif dari
Pemerintah Daerah Klaten dengan disetujuinya
penerbitan Peraturan Daerah terkait Inisiasi
Menyusui Dini dan Air Susu Ibu Eksklusif sebagai
respon atas gerakan perubahan yang telah
diupayakan. Kemampuan untuk melakukan inovasi
dari gerakan masyarakat hingga tata kelola
pemerintahan
mendatangkan
berbagai
penghargaan dari UNICEF, Kementrian Kesehatan,
dan Kementrian Kesehatan sebagai penggerak ASI
Eksklusif terbaik di Indonesia dan inisiator ASI
Eksklusif terbaik bagi Dr. Rony Roekmanto, M.Kes
dari Ibu Ani Yudhoyono.
Rincian Inovasi
terhadap anaknya dalam proses evakuasi maupun
I. Latar Belakang Masalah
Klaten merupakan kabupaten di Propinsi
dalam proses penanggulangan dampak bencana
Jawa Tengah yang beribukota di Kota Klaten.
sehingga jumlah korban dari pihak ibu dan anak
Kabupaten
Kabupaten
menjadi signifikan. Banyak sekali sumbangan yang
Boyolali di utara, Kabupaten Sukoharjo di timur,
mengalir ke kabupaten ini mengingat jumlah korban
serta Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di
yang sangat besar dan kerusakan bangunan yang
selatan dan barat1. Pada tahun 2006, terjadi gempa
parah. Hampir setiap sumbangan yang mengalir ke
yang menewaskan sekitar 5000 orang dan ribuan
kabupaten ini salah satunya pasti berupa susu
orang lainnya kehilangan tempat tinggal. Korban
formula maupun makanan bayi yang dibagikan ke
yang paling banyak merasakan penderitaan adalah
setiap
Ibu dan anak karena budaya patriarki masih
keluarga tersebut membutuhkan bantuan tersebut
menempatkan kehidupan anak sebagai tanggung
atau tidak.
ini
berbatasan
dengan
keluarga
tanpa
pertimbangan
apakah
jawab seorang ibu. Ibu harus bertanggung jawab
Akibatnya,
1
Pemkab Klaten, Letak dan Data Geografi, www.
klatenkab.go.id, diakses dari
http:// http://www.klatenkab.go.id/geografis .html,
pada tanggal 1 Juli 2009 pukul 24.00.
terjadi
penurunan
praktek
pemberian ASI yang merupakan asupan makanan
bayi yang terbaik, sehat dan aman pada situasi
Gerakan Inisiasi Menyusui Dini dan
Pemberian ASI Eksklusif Kabupaten Klaten
3
http://igi.fisipol.ugm.ac.id
darurat. Lebih dari 80% keluarga yang memiliki
dan ASI eksklusif. Hal tersebut sangat membantu
anak di bawah usia dua tahun mengkonsumsi susu
transisi program yang awal mulanya merupakan
formula selama situasi darurat dibandingkan dengan
program tanggap darurat menjadi program rutin
2
sebelum terjadinya gempa . Hasil survey UNICEF
pemerintah
menunjukkan bahwa anak-anak yang berusia di
(Pemberian Makan Bayi dan Anak) di Kabupaten
bawah dua tahun yang menerima bantuan susu
Klaten.
untuk
memperbaiki
praktek
PMBA
formula mengalami diare dua kali lebih besar
(11.5% vs 25.4%) dibanding mereka yang tidak
3
Upaya gerakan IMD (Inisiasi Menyusui
menerima sumbangan tersebut . Selain itu, setelah
Dini) dan pemberian ASI Eksklusif tersebut ternyata
terjadinya gempa, terjadi perilaku yang salah dari
awalnya mendapat penolakan yang justru datang
ibu-ibu yang beranggapan bahwa dengan adanya
dari generasi tua yang berpendapat bahwa bayi
stressor gempa berakibat pada tidak keluarnya air
berumur kurang dari 6 bulan tidak cukup hanya
susu ibu sehingga bayi-bayi diberikan susu formula
mendapatkan ASI saja tetapi juga sudah harus mulai
dengan botol. Namun karena pada situasi tersebut
mendapatkan makanan tambahan supaya kenyang
kebutuhan air sangat sulit didapatkan, maka terjadi
dan cepat tumbuh besar dan kuat. Tantangan
peningkatan angka diare yang cukup signifikan
lainnya berasal dari produsen susu formula yang
4
pada anak-anak padahal jumlah penduduk umur 0-
memberikan iming-iming bonus yang luar biasa
4 tahun pada tahun 2006 tersebut cukup besar
kepada para petugas kesehatan sebagai garda
5
yakni 7.3% dari total jumlah penduduk .
terdepan gerakan ini.
Kejadian tersebut segera mendapatkan
II. Inisiasi
perhatian serius dari pemerintah. Dengan dukungan
dari
UNICEF,
pemerintah
segera
Inisiasi yang bermula dari program tanggap
memobilisasi
darurat yang didukung oleh gerakan NGO lokal
pelatihan konseling ASI bagi para kader posyandu
maupun internasional kemudian menginspirasi Dinas
dengan difasilitasi oleh LSM Selasi (Sentra Laktasi
Kesehatan
Indonesia) yang berbasis di Jakarta dan dilanjutkan
dalam Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 7
dengan pelatihan dan sosialisasi kepada petugas
Tahun
kesehatan dan para tokoh masyarakat. Kegiatan
menginstitusionalisaikan gerakan tersebut berasal
tersebut ternyata menumbuhkan komitmen yang
dari bagian Kesehatan Masyarakat yang dikepalai
sangat tinggi terhadap program inisiasi menyusu dini
oleh Dr. Ronny Roekmito, M. Kes (sekarang Kepala
untuk
menginstitusionalisasikannya
2008.
Gagasan
untuk
Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten) dan salah satu
2
Unicef, “ Pengalaman Berharga: Program Pemberian Makan
Bayi dan Anak (PMBA) di Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa
Tengah, Indonesia”, Dokumentasi Program Unicef, h. 1.
3
Ibid , h. 1.
4
Wawancara dengan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Klaten pada 13 Juni 2012.
5
BPS Kabupaten Klaten, Klaten dalam Angka,
klatenkab.bps.go.id, diakses dari
http://klatenkab.bps.go.id/index.php?option=com_content&vie
w=article&id=30&Itemid=32, pada tanggal 2 Juli pukul 00.45.
Kepala
Puskesmas
di
Kabupaten
Klaten
Dr.
Limawan Budiwibowo, M. Kes (sekarang Kepala
Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan
Kabupaten Klaten) sekaligus Ketua IDI/Ikatan Dokter
Indonesia Kabupaten Klaten) yang didukung oleh
UNICEF untuk mengatasi peningkatan kasus diare
dan angka kematian bayi akibat menurunnya praktek
Gerakan Inisiasi Menyusui Dini dan
Pemberian ASI Eksklusif Kabupaten Klaten
4
http://igi.fisipol.ugm.ac.id
pemberian ASI di wilayah tersebut. Inisiasi ini secara
UNICEF sebanyak 52% dari total dana dan terus
kelembagaan mendapatkan dukungan yang penuh
diupayakan untuk didanai secara mandiri dari APBD.
dari
II
Data mengenai pendanaan untuk Program PMBA
Kabupaten Klaten (legislatif) sehingga mendapatkan
(Pemberian Makan Bayi dan Anak) Kabupaten
dana rutin APBD serta dukungan finansial dari
Klaten disajikan dalam tabel berikut ini:
Bupati
Klaten
(eksekutif)
dan
DPRD
UNICEF. Di awal program tersebut, dukungan
Tabel 1. Pendanaan untuk Program PMBA di Klaten dalam rupiah (informasi diberikan oleh Kantor
Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten)6
Pendanaan Program Gizi dan
Total Pendanaa
Kesehatan Ibu (Dinas
Tahun
Tahunan untuk
UNICEF
Kesehatan Kabupaten dari
Program Dukungan
APBD II)
2006
2007
2008
2009
6
Pemberian ASI
492.450.400
350.000.000
842.450.400
(48%)
(52%)
(100%)
427.920.000
450.910.000
878.830.000
(49%)
(51%)
(100%)
964.600.000
1.263.523.000
2.228.123.000
(43%)
(57%)
(100%)
80.000.000
51.800.000
131.800.000
(61%)
(39%)
(100%)
Unicef, op. cit. h. 8.
Gerakan Inisiasi Menyusui Dini dan
Pemberian ASI Eksklusif Kabupaten Klaten
5
http://igi.fisipol.ugm.ac.id
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa
formula tidak mengalami hambatan. Bahkan bidan di
pendanaan 2006 untuk program Kesehatan Ibu
daerah
meliputi
for
pernyataan diatas materai untuk tidak menggunakan
Population Activiteis (UNFPA). Pendanaan APBD II
susu formula ketika mengajukan surat izin praktek
2009 untuk program Kesehatan Ibu tidak tersedia
bidan atau melakukan perpanjangan izin mereka.
untuk
pendanaan
program
dari
United
pemberian
Nations
ASI.
Klaten
harus
menandatangani
surat
Selain memanfaatkan lembaga kesehatan
Pendanaan
pemerintah tahun 2008 mengalami peningkatan
di bawah Dinas Kesehatan, pihak inisiator (Dinas
karena meningkatnya komitmen terhadap pemberian
Kesehatan dan UNICEF) juga memanfaatkan
ASI. Pendanaan UNICEF yang lebih banyak juga
stakeholder dalam masyarakat untuk berkomitmen
diberikan
mewujudkan 10 Langkah menuju Keberhasilan
untuk
mengembangkan
pelayanan
penyuluhan, menetapkan kecamatan sayang bayi
Menyusui (LMKM). 10 Langkah tersebut diantaranya
dan Gerakan Rumah Sakit Sayang Bayi di RSI
adalah7;
1. Menetapkan Kebijakan Peningkatan
Klaten. Di tahun 2010, terdapat anggaran khusus
untuk program ASI dan terpisah dari anggaran untuk
Pemberian Air Susu Ibu yang secara rutin
Program
dikomunikasikan kepada semua petugas.
Gizi
dan
Kesehatan
Ibu.
Dukungan
2. Melakukan pelatihan bagi petugas untuk
UNICEF diberikan untuk pelatihan petugas dan
menerapkan kebijakan tersebut.
kader kesehatan sebagai kelanjutan dari program
3. Memberikan penjelasan kepada ibu hamil
promosi pemberian ASI.
Ketika
antara
komitmen
pemerintah
secara
daerah
dan
tentang manfaat menyusui dan
kelembagaan
DPRD
talaksananya dimulai sejak masa
sudah
didapatkan, maka pelaksanaan secara struktural
kehamilan, masa bayi lahir, sampai umur 2
juga relatif mudah untuk diwujudkan. Dengan
tahun.
adanya
lembaga
Puskesmas
dan
4. Membantu ibu mulai menyusui bayinya
lembaga
kesehatan lainnya yang semuanya dibawah Dinas
dalam 60 menit setelah melahirkan di ruang
Kesehatan, maka pelaksanaan Program IMD dan
bersalin.
5. Membantu ibu untuk memahami cara
ASI Eksklusif juga mendapatkan dukungan dari para
penggerak
program
yang
meliputi
menyusui yang benar dan cara
petugas
kesehatan dan stakeholder (kepala Puskesmas,
mempertahankan menyusui meski ibu
Kepala Desa, kader) dan masyarakat secara luas .
dipisah dari bayi atas indikasi medis.
6. Tidak memberikan makanan atau minuman
Ketika dimulai di tahun 2006, sudah mulai ada
apapun selain ASI kepada bayi baru lahir.
sosialisasi tidak boleh ada sponsor dari produsen
susu formula serta adanya dukungan komitmen dari
bidan dan petugas kesehatan untuk tidak menerima
kontrak dengan produsen susu formula. Ketika
Perda tentang Inisiasi menyusu Dini dan Air Susu
Ibu Eksklusif diterbitkan di tahun 2008, komitmen
untuk melaksanakan Perda tersebut dan masa
7
Puskom, 2011, 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui,
diakses dari http://sehatnegeriku.com/10-langkah-menujukeberhasilan-menyusui/ tanggal 7 September 2012 pukul 11.00
transisi penghabisan kontrak dari produsen susu
Gerakan Inisiasi Menyusui Dini dan
Pemberian ASI Eksklusif Kabupaten Klaten
6
http://igi.fisipol.ugm.ac.id
seperti ibu kandung, nenek, suami yang kurang
7. Melaksanakan rawat gabung dengan
mengupayakan ibu bersama bayi 24 jam
terbuka terhadap pengetahuan baru dan kurang bisa
sehari.
melepaskan kebiasaan lama dengan memberikan
8. Membantu ibu menyusui semau bayi semau
ibu, tanpa pembatasan terhadap lama dan
makan terlalu dini pada bayi seperti pemberian air
tajin, pisang, dan makanan lainnya.
Berbagai kendala yang muncul diatas, tidak
frekuensi menyusui
mengurangi komitmen dari Dinas Kesehatan dan
9. Tidak memberikan dot atau kempeng
masyarakat yang sudah sadar akan pentingnya
kepada bayi yang diberi ASI.
10. Mengupayakan terbentuknya Kelompok
pemberian ASI Eksklusif pada bayi. Tantangan
Pendukung ASI di masyarakat danmerujuk
tersebut memerlukan proses, waktu, dana serta
ibu kepada kelompok tersebut ketika pulang
konsistensi dari pihak-pihak yang terlibat agar
dari Rumah Sakit/Rumah Bersalin/Sarana
program tersebut berhasil dilaksanakan dan menjadi
Pelayanan Kesehatan.
budaya agar kesehatan ibu dan anak terjamin.
Salah satu kecamatan yang terpilih sebagai
Upaya yang sudah dilakukan untuk mengatasi
contoh dalam Gerakan Kecamatan Sayang Anak
tantangan tersebut diantaranya adalah:
adalah Kecamatan Gantiwarno yang melengkapi
Pertama, untuk mengatasi upaya produsen
kantornya dengan ruang laktasi yang dilengkapi
susu formula yang gencar melakukan promosi di
dengan media audio visual dan KIE mengenai ASI.
daerah
Selain itu, masyarakat umum yang mempunyai
sosialisasi Perda Inisiasi Menyusui Dini dan Air Susu
kepedulian terhadap ASI Eksklusif atau kader
Ibu Eksklusif kepada pihak produsen susu formula.
Posyandu dan Tim Penggerak PKK juga bisa
Dinas
mendaftar untuk berperan di lingkungan sekitarnya
pernyataan menolak susu formula untuk bayi
dengan manjadi motivator ASI.
dengan dalih apapun. Jika bayi terpaksa harus
Klaten,
Dinas
Kesehatan
Kesehatan
dengan
tegas
melakukan
memberikan
mendapatkan susu formula karena kasus-kasus
Kendala
utama
dalam
proses
inisiasi
tersebut berasal dari produsen susu formula yang
secara massif memberikan iming-iming reward yang
besar kepada para bidan untuk tetap memberikan
susu formula kepada bayi yang baru lahir. Kendala
kedua berasal dari para bidan yang enggan
melepaskan penghasilan tambahan mereka sebagai
agen susu formula di kliniknya. Namun setelah
selama 2 tahun proses sosialisai, mereka dengan
penuh
kesadaran
dan
secara
konsisten
berkomitmen untuk malaksanakan program IMD dan
ASI Eksklusif demi menekan angka gizi buruk dan
kematian pada bayi dan anak. Kendala ketiga,
berasal dari keluarga ibu yang baru melahirkan
tertentu, maka harus mendapatkan rekomendasi dan
rujukan dari dokter spesialis anak. Dinas Kesehatan
juga dengan tegas menolak kerjasama dengan pihak
produsen
susu
formula
meskipun
iming-iming
kerjasama dengan keuntungan yang besar baik bagi
Pendapatan Asli Daerah maupun bagi dokter dan
pengambil kebijakan kesehatan. Selain itu, Dinas
Kesehatan juga secara rutin meninjau penjualan
susu formula di toko-toko untuk melihat sejauh mana
promosi
pihak
produsen
susu
formula
dalam
mendapatkan pelanggan mereka.
Kedua,
untuk
mengatasi
bidan
yang
sebelumnya menjadi agen susu formula dan harus
kehilangan penghasilan tambahannya karena tidak
Gerakan Inisiasi Menyusui Dini dan
Pemberian ASI Eksklusif Kabupaten Klaten
7
http://igi.fisipol.ugm.ac.id
boleh lagi menerima bonus dengan mempromosikan
Eksklusif. Dari hasil wawancara dengan Kepala
susu formula pada pasiennya, Dinas Kesehatan
Dinas Kabupaten Klaten Dr. Ronny Roekminto,
melibatkan semua bidan praktek untuk menjadi
M.Kes didapatkan informasi bahwa kedepannya
konselor laktasi di kliniknya dan bertugas memantau
akan dipikirkan supaya nantinya petugas-petugas
keberhasilan setiap pasien yang melahirkan di
baik itu fasilitator dan konselor mendapatkan reward
kliniknya. Baik fasilitator, konselor maupun motivator
yang
mendapatkan
mesukseskan program Inisiasi Menyusui Dini dan
piagam
yang
merupakan
tanda
layak
sebagai
penghargaan dari pemerintah. Dikarenakan mereka
Gerakan
tidak
Kabupaten Klaten.
mendapatkan
tunjangan
tetap
sebagai
ASI
petugas
Eksklusif
kesehatan
Pemerintah
yang
Daerah
penghargaan atas tugas tambahan mereka sebagai
Ketiga, untuk mengatasi permasalahan
fasilitator, konselor dan motivator, maka untuk
mengenai budaya ASI Eksklusif yang belum bisa
menjaga konsistensi mereka dalam mensukseskan
banyak diterima oleh generasi tua, Pemerintah
program Inisiasi Menyusui Dini dan Gerakan ASI
Daerah menyiapkan perangkat sosialisasi supaya
Eksklusif,
sering
mereka berproses menerima kebijakan baru ini.
mengadakan kegiatan bersama sebagai sarana
Keluarga seperti suami, ayah, ibu, serta kerabat
penyegaran. Kegiatan tersebut bertujuan sebagai
yang lainnya yang belum mempunyai pengetahuan
sarana untuk saling mengakrabkan antar petugas,
mengenai ASI Eksklusif juga diberi pengertian oleh
mencegah
dan
bidan ketika pra melahirkan dan setelah melahirkan.
mengingatkan kembali komitmen mereka untuk
Setelah pulang ke rumah, tidak hanya ibu, tetapi
menekan angka kematian bayi dan ibu dengan
mereka sebagai anggota keluarga terdkat juga terus
program Inisiasi Menyusui Dini dan Gerakan ASI
didampingi oleh motivator laktasi dari kader terpilih
maka
Pemerintah
kejenuhan
serta
Daerah
menguatkan
Gambar 1. Strategi Program IMD dan Pemberian ASI Eksklusif Pemerintah Kabupaten Klaten
Gerakan Inisiasi Menyusui Dini dan
Pemberian ASI Eksklusif Kabupaten Klaten
8
http://igi.fisipol.ugm.ac.id
Gambar 2. Kegiatan Kawal ASI Program IMD dan Pemberian ASI Eksklusif Pemerintah Kabupaten
Klaten
PKK di lingkungan tempat tinggal mereka supaya
untuk menciptakan lingkungan yang mendukung
tetap
praktik IMD dan pemberian ASI Eksklusif. Selain itu,
mendukung
keberhasilan
pemberian ASI
dalam peraturan tersebut juga terdapat anjuran
Eksklusif.
Proses
pelaksanaan
gagasan
atau
untuk menyiapkan “ruang menyusui” di semua
implementasi dari program IMD dan ASI Eksklusif
puskesmas
Kabupaten Klaten melalui tahapan-tahapan yang
meningkatkan komitmen politik para pemangku
cukup panjang sampai menjadi program rutin dan
kebijakan setempat, UNICEF dan Dinas Kesehatan
berkesinambungan.
memulai proyek percontohan di tiga kecamatan
kebijakan
IMD
dan
Secara
umum,
pemberian
ASI
desain
eksklusif
8
strategi
yang
kantor
Selain
itu
pemerintah.
Untuk
dikembangkan
juga
pengembangan kelompok Masyarakat Pendukung
digambarkan sebagai Gambar 1 :
Adapun
terpilih.
dan
digunakan
oleh
pemerintah dalam mensukseskan program tersebut
9
ASI, menciptakan lingkungan kondusif untuk ibu
menyusui
melalui
pengendalian
promosi
susu
formula dan pengendalian sponsorship kegiatan
diantaranya adalah :
profesi. Obyek utama dari program ini adalah
1. Advokasi
7/2008,
lingkungan sekitar ibu seperti keluarga, masyarakat
pemerintah mewajibkan semua petugas kesehatan
dan institusi. Untuk mendukung desain program IMD
Dengan
dukungan
Perda
No
dan pemberian ASI Eksklusif yang dilakukan adalah
8
Budiwibowo, L, Inisiasi Menyusu Dini dan Pemberian ASI
Secara Eksklusif, www. gizi.depkes.go.id diakses dari
http://gizi.depkes.go.id/hasil_pertemuan/IMD-DKK-Klaten.pdf
pada 2 Juli 2012 pukul 01.25
9
Unicef. op. cit. h. 2-5.
Program Kawal ASI.
“Program Kawal ASI masuknya pada waktu
calon ibu akan mendaftar menjadi calon
Gerakan Inisiasi Menyusui Dini dan
Pemberian ASI Eksklusif Kabupaten Klaten
9
http://igi.fisipol.ugm.ac.id
pengantin, dia datang ke Puskesmas untuk
melakukan imunisasi. Dari situ kita sudah
mulai masuk. Kemudian setelah menikah
kita ikuti terus, rumahnya dimana, itu yang
mengawal adalah motivator, kader yang
ada. Kemudian ketika dia bersalin, bersalin
dimana, itu kita ikuti sampai begitu dia
bersalin dia harus melakukan inisiasi dini.
Prosedur mengikutinya kan dengan adanya
catatan medik. Dia didampingi mau bersalin
dimana, di rumah sakit, di rumah bersalin,
atau di bidan? Data itu di berikan kepada
bidan tersebut begitu akan melakukan
persalinan. Setelah itu ibu melakukan IMD
didampingi petugas kesehatan. Ketika
sudah pulang, motivator terdekat mengambil
alih pengawalan tersebut supaya pemberian
ASI Eksklusif berjalan sukses10”
itu, beberapa peserta terpilih melanjutkan pelatihan
untuk menjadi fasilitator. Pada bulan Juli 2007,
dilakukan
pelatihan
untuk
kader
posyandu
(motivator). Mereka dilatih dengan menggunakan
meteri yang sudah disederhanakan berdasarkan
pengalaman pelatihan pada saat tanggap darurat.
Modul dibuat dengan menggunakan lebih banyak
gambar dan menyederhanakan beberapa teori yang
ada. Saat ini, terdapat 1 orang IBCLC (DSA), 15
fasilitator ASI, 409 konselor ASI dan 1257 motivator
(kader) ASI12. Selain itu, peningkatan kapasitas
lainnya yang sudah dilakukan adalah workshop ASI
untuk tenaga kesehatan, lingkungan sekitar dan
Untuk mempermudah dalam pemahaman, kegiatan
kader (sekitar 500 orang), kemudian workshop
Kawal ASI tersebut digambarkan sebagai Gambar
untuk dokter spesialis obsgyn dan spesialis anak,
2
11
sosialisasi IMD terkini bagi profesi dokter, pelatihan
Kegiatan kawal ASI tersebut dilakukan secara
pertumbuhan dan perkembangan bagi tenaga gizi
simultan dilakukan oleh fasilitator, konselor dan
serta pelatihan PMBA (Pemberian Makan pada Bayi
motivator
dan Anak) bagi kader posyandu.
yang
sudah
menerima
pelatihan.
Fasilitator yang ada jumlahnya sekitar 15 orang dan
sudah meneriman pelatihan plus 60 jam dan
2. Komunikasi
Dinas
fasilitator ini yang membina 5 kawedanan secara
Kesehatan
Kabupaten
Klaten
melakukan sosialisasi mengenai pentingnya ASI
rutin.
sebagai upaya untuk memperkuat pesan yang telah
disampaikan petugas kesehatan kepada para ibu.
1. Peningkatan Kapasitas
Untuk mendukung implementasi program
Ruang konseling laktasi di puskesmas, rumah sakit
IMD dan pemberian ASI Eksklusif, pemerintah
dan kantor pemerintah di seluruh kabupaten dihiasi
daerah
dengan poster, pamflet, lembar balik, alat bantu
juga
kemampuan
melakukan
tenaga
kegiatan
tenaga
konseling dan video ASI. Selain itu, kegiatan
kesehatan. Pada bulan Agustus 2006, hanya dua
promosi ASI juga dilakukan melalui pembuatan
bulan setelah gempa, Dinas Kesehatan Kabupaten
video dokumentar IMD dengan pelaku warga
Klaten dan UNICEF melakukan konseling ASI yang
Klaten, kunjungan media, mengadakan Jambore
pertama.
kader ASI, lomba paduan suara konselor dan
Para
kader
kesehatan.
peningkatan
posyandu
Non
mendapatkan
prioritas utama untuk mengikuti pelatihan tersebut
motivator
dengan menggunakan modul konseling ASI yang
mendukung IMD dan ASI eksklusif.
ASI,
serta
ikrar
1000
ibu
hamil
diadaptasi dari Modul 40 jam UNICEF/WHO. Selain
10
11
Wawancara dengan Kepala Dinas Kabupaten Klaten. op. cit.
Budiwibowo, L. op. cit
12
Roekmito R, Pengalaman Klaten dalam Program IMD dan
ASI Eksklusif (ppt), h. 6.
Gerakan Inisiasi Menyusui Dini dan
Pemberian ASI Eksklusif Kabupaten Klaten
10
http://igi.fisipol.ugm.ac.id
Gambar 3. Baliho Gerakan ASI Eksklusif di Tempat Publik
Gambar 4. Sosialisasi IMD dan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Hamil
Baliho besar dipasang di ruang-ruang publik
ASI. Materi lainnya juga menampilkan Bapak Bupati
di Kabupaten Klaten dengan pesan mendukung
sebagai tokoh sentral yang mendukung Program
pemberian ASI. Baliho yang lebih kecil juga
ASI. Tokoh agama juga ikut memberikan pesan
dipasang di setiap Puskesmas yang menampilkan
penting tentang ASI dalam khutbah Jumat maupun
gambar Ibu Bupati yang mendukung pemberian
dalam
kegiatan
Gerakan Inisiasi Menyusui Dini dan
Pemberian ASI Eksklusif Kabupaten Klaten
religi
11
agama
lainnya.
Dalam
http://igi.fisipol.ugm.ac.id
konseling pra nikah yang dilakukan oleh KUA juga
seperti dengan melihat angka prosentase IMD setiap
diselipkan pesan untuk calon ibu supaya bisa
bulannya
memberikan
kesehatan lainnya. Setiap warga yang melahirkan di
ASI
putra/putrinya.
secara
Pesan
eksklusif
pada
sama
juga
yang
Klaten
di
setiap
puskesmas
mendapatkan
dan
jaminan
fasilitas
untuk
bisa
disebarluaskan melalui pertunjukan wayang supaya
melaksanakan IMD. Data mengenai jumlah ibu yang
kaum pria sebagai penonton utama pertunjukan
melahirkan dan pelaksanaan IMD didapatkan dari
wayang ikut tersosialisasikan dengan program ini
petugas konselor dan petugas gizi dari puskesmas.
dan muncul kesadaran untuk ikut membantu
Jika
keluarganya memberikan ASI eksklusif pada bayi-
keberhasilan pemberian ASI eksklusifnya, maka
bayi yang baru lahir. Menurut hasil wawancara
akan
dengan Kepala Dinas Kesehatan dan Kepala
Kesehatan dengan diwakili dari fasilitator program
Bidang Kesehatan Masyarakat Kabupaten Klaten,
IMD dan pemberian ASI Eksklusif. Setiap fasilitator
pemerintah menyediakan dana sekitar 1 juta rupiah
yang merupakan dokter PTT yang sudah digaji oleh
bagi dalang yang mau menyelipkan pesan ini dalam
negara
pertunjukan mereka.
sehingga tingkat keberlangsungan program ini relatif
ada
ada
suatu
wilayah
tindak
tidak
lanjut
yang
turun
langsung
mendapatkan
angka
dari
imbalan
Dinas
finansial
cukup tinggi. Untuk memonitoring distribusi susu
formula, pihak pemerintah secara rutin meninjau
3. Memperkuat Sistem Kesehatan
memperkuat
dinamika penjualan susu formula di toko, Meskipun
sistem kesehatan dan pelayanan kesehatan serta
angka penjualan tersebut tidak bisa didapatlan
fasilitasnya di bawah pengawasan Dinas Kesehatan
secara detil, tetapi dari hasil wawancara dengan
Kabupaten
dnegan
pihak distributor susu di toko menunjukkan bahwa
masyarakat
penjualan susu menurun drastis terutama di toko di
lainnya. Untuk itu, setiap Puskesmas di Klaten telah
daerah perkotaan. Selain itu, strategi evaluasi
menjadi „pusat konseling laktasi” dimana setiap
lainnya adalah dengan serta memberikan sanksi
Puskesmas sedikitnya memiliki 8 konselor laktasi
bagi bidan yang nakal yang melanggar komitmennya
yang memberikan kosneling pada setiap ibu hamil
dengan memberikan efek jera dengan memasang
dan
bendera hitam di depan klinik prakteknya serta
Strategi
lembaga
keempat
Klaten
yang
kesehatan
dan
menyusui,
calon
adalah
disinergikan
lembaga
pengantin,
memberikan
fasilitas rooming-in bagi puskesmas rawat inap yang
pencabutan
menyediakan
peringatan sesuai dengan prosedur dan surat
pelayanan
kelahiran,
serta
menerapkan puskesmas yang bebas dari susu
formula. Program Kawal ASI yang diterapkan juga
izin
praktek
setelah
diberi
surat
pernyataan yang sudah disepakati sebelumnya.
Data
evaluasi
kinerja
IMD
dan
ASI
antara
Eksklusif didapatkan dari Kartu Ibu dan Anak yang
petugas kesehatan (konselor) dengan para ibu yang
dipegang oleh masing-masing ibu dan dari data
dimulai pertama kali pada saat konseling pra nikah.
tersebut kemudian diakumulasi oleh kader motivator
setidaknya
memperkenalkan
8
kontak
yang ada di setiap Posyandu untuk dilaporkan ke
4. Strategi Evaluasi Kinerja
Dari strategi-strategi tersebut diatas, Dinas
Puskesmas Kecamatan masing-masing dan menjadi
laporan untuk Dinas Kesehatan.
Kesehatan juga menerapkan mekanisme evaluasi
Gerakan Inisiasi Menyusui Dini dan
Pemberian ASI Eksklusif Kabupaten Klaten
12
http://igi.fisipol.ugm.ac.id
tidak hanya sebuah wacana yang mengambang
namun
IV. Dampak Substantif
Dampak
sebuah
agenda
yang
hampir
melekat pada ideologi setiap individu yang menuntut
substantif
terhadap
kelompok
sasaran adalah peningkatan kesadaran para calon
ibu untuk berkomitmen menuntaskan ASI Eksklusif
kepada
menjadi
anak-anaknya.
Jika
sebelumnya
pemahaman perempuan di Klaten hanya pada level
pengetahuan maka keberadaan program gerakan
ASI Eksklusif ini mampu menciptakan sebuah
suatu tindakan yang nyata. Oleh karena itu setelah
inisiasi ini muncul, jumlah cakupan ASI Eksklusif
terus mengalami kenaikan yang cukup significant.
Hal ini seperti yang tercatat pada gambar di bawah
ini bahwa dalam periode tahun 2007-2011, cakupan
ASI Eksklusif mengalami kenaikan yang cukup
tinggi,
yakni
dari
22,7%
menjadi
79,9%.
perubahan sampai pada tahap prilaku. ASI Eksklusif
Gambar. 5
Prosentase Hasil Cakupan ASI
Eksklusif 2007-2011
100
80
60
40
20
0
76,13
79,9
2010
2011
60,2
43,4
22,7
2007
2008
2009
Sumber : Roekmito R, Pengalaman Klaten dalam Program IMD dan ASI Eksklusif (ppt)
Selain
itu,
angka
prosentase
Inisiasi
peran yang seragam. Para ibu yang berperan
Menyusui Dini (IMD) juga meningkat tajam, sekitar
sebagai ibu rumah tangga tentu tidak terlalu sulit
83-85%, dan ini sudah menjadi isu nasional. Di
karena dapat mendampingi anaknya secara penuh
tingkat nasional seorang ibu yang melahirkan
sehingga memiliki peluang yang lebih mudah untuk
sekarang dianjurkan untuk melakukan IMD sebagai
menyusui setiap saat. Sementara para perempuan
13
perlakuan awal dari ASI Eksklusif . Kondisi tersebut
yang bekerja di luar rumah terlebih dengan waktu
praktis juga memberi dampak yang menyeluruh
yang tidak fleksibel harus melakukan beberapa
terhadap penguatan kapasitas para ibu untuk
penanganan khusus agar anak-anak mereka tetap
menciptakan berbagai strategi dalam menuntaskan
dapat mengkonsumsi ASI meskipun ibunya tidak
Asi Eksklusif dimana setiap ibu tidak berada dalam
sedang
bersamanya.
Mereka
biasanya
akan
menjalankan strategi memerah di tempat kerja dan
13
Wawancara dengan Kepala Dinas Kabupaten Klaten. op. cit.
menyimpannya dengan ketentuan tertentu dan
Gerakan Inisiasi Menyusui Dini dan
Pemberian ASI Eksklusif Kabupaten Klaten
13
http://igi.fisipol.ugm.ac.id
Gambar.6.Dampak Inovasi terhadap Penguatan Kapasitas yang Komprehensif
ibu dan
bayi
media
massa, mot
ivator, kons
elor, kp ASI
asi
eksklusif
dokter
obsgyn, dok
ter
anak, bidan
keluarga, teta
ngga, kantor
orang
yang
membantunya
di
rumah
akan
memberikannya kepada bayi sesuai kebutuhan.
Maka sebetulnya
orang-orang di sekitar
dan mengarahkan para ibu untuk memberikan
makanan pendamping ASI pada saat dan dengan
komposisi yang tepat.
para ibu yang juga memiliki andil dalam keberhasilan
Sebagai bentuk kontrol sosial untuk
menyusui secara eksklusif. Mereka juga terintervensi
menjaga konsistensi prilaku ASI Eksklusif, inovasi ini
untuk memiliki persepsi yang sama tentang manfaat,
juga
cara melakukan, dan ragam pola pemenuhannya
fasilitator, konselor dan motivator. Saat ini telah
kebutuhan tersebut. Oleh karena itu selain pada
terbentuk Ikatan Konselor ASI Klaten yang tediri dari
konteks individu atau target utama para ibu, program
450 konselor yang tersebar di rumah sakit dan
ini juga memberikan dampak yang lebih luas kepada
puskesmas
lingkungan sekitar
mendorong
terjadinya
Klaten
dan
sebuah
1257
pelatihan
motivator
yang
14
dalam menciptakan sebuah
menyebar sampai pada tingkat RT . Para motivator
sistem pendukung (support system) yang kolektif. Di
ini tidak hanya bergerak untuk menguatkan para ibu
lingkungan medis, inovasi ini telah memberi dampak
tapi juga seluruh anggota keluarga yang ada di
pada adanya kegiatan-kegiatan pelatihan untuk
sekitar para ibu. Jika sebelumnya, orang tua para
membentuk para tenaga kesehatan agar memiliki
ibu yang menyusui
pengetahuan dan kemampuan untuk mendampingi
cenderung mengarahkan agar bayi dapat diberi
para ibu yang hendak menyusui secara eksklusif.
tambahan susu formula atau makanan pendamping
Pelatihan terkait juga dilakukan untuk tenaga gizi
ASI sebelum 6 bulan maka melalui motivator dan
dan kader posyandu tentang pemberian makan pada
konselor tersebut, program ini mampu memberi
bayi dan anak. Kondisi ini menciptakan perubahan
pendekatan agar persuasi dan kebiasaan lama
atau bahkan tim medis
positif dimana para tenaga kesehatan menjadi tidak
lagi bekerja sama dengan produsen susu formula
14
Roekminto Rony op cit. h.6
Gerakan Inisiasi Menyusui Dini dan
Pemberian ASI Eksklusif Kabupaten Klaten
14
http://igi.fisipol.ugm.ac.id
semacam itu tidak terjadi lagi. Saat ini baik tenaga
kemunculan
kesehatan, para orang tua, kelompok sebaya dan
bersama
mungkin juga para tetangga sudah memiliki pola
ketergantungan industri seperti ekspansi produsen
berpikir
memberikan
susu formula agar kemandirian dalam menuntaskan
dukungan penuh jika mendapati ibu-ibu yang sedang
ASI Eksklusif tetap berada dalam koridornya. Di
menjalankan program menyusui secara eksklusif.
lingkungan kerja sendiri juga muncul komitmen
Dengan demikian secara kultural, kesadaran untuk
untuk menyediakan beberapa fasilitas penunjang
merealisasikan peningkatan cakupan ASI Eksklusif
bagi para ibu yang bekerja dan menyusui seperti
dibangun dengan menumbuhkan tanggung jawab
ruang laktasi, kesempatan untuk memerah bahkan
bersama dan tidak hanya dibebankan kepada
kulkas di tempat kerja untuk menyimpan asi perah.
yang sama untuk
selalu
kebijakan
dalam
dapat
menjadi
melepaskan
acuan
diri
dari
perempuan yang menyusui. Sehingga ketika terjadi
keberhasilan maupun kegagalan maka salah satu
V.
Institusionalisasi dan Tantangan
yang menjadi sorotan adalah mekanisme sistem
kultural yang terjadi tersebut.
Di
lain
menghasilkan
memberi
pihak,
sebuah
Upaya
pelembagaan
untuk
mengawal
inovasi gerakan ASI Eksklusif ini adalah dengan
inovasi
kebijakan
ini
berhasil
yang
menerbitkan berbagai kebijakan yang merujuk pada
telah
UU RI No.36.2009 tentang Kesehatan. Berdasarkan
dampak secara kelembagaan baik bagi
UU tersebut, Kabupaten Klaten mengeluarkan
pemerintah daerah maupun instansi-instansi kerja.
Peraturan
Sebagai
menjamin
Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif yang
Peraturan
diturunkan kembali sampai pada peraturan Bupati.
Daerah tentang ASI Eksklusif memiliki peran yang
Perda tersebut mengatur tentang IMD dan ASI
sangat startegis. Peraturan tersebut menjadi sebuah
Eksklusif, jaminan untuk memberikan perlindungan
catatan tentang keseriusan para aparatur dalam
serta tidak melanggar hak-hak ibu dan bayi. Selain
mengelola
senantiasa
itu, arena yang menjadi sasaran program adalah
berada dalam idealisasi pemenuhan kebutuhan
lingkungan sekitar seperti keluarga, masyarakat dan
masyarakat. Oleh karena itu secara kelembagaan,
institusi dengan prioritas tersedianya ruang laktasi di
Klaten berhasil menjadi salah satu pemerintah
insitiusi
daerah
untuk
tempat umum. Beberapa pasal yang menjadi poin
menerjemahkan tata kelola pemerintahan yang baik
kunci peraturan untuk mendorong seluruh pihak
dan sensitif terhadap kepentingan warganya. Hal ini
agar
bentuk
terlaksananya
kontrol
progam,
kemunculan
pemerintahannya
yang
memiliki
untuk
agar
karakter
kuat
Daerah
,
(Perda)
perkantoran
mendukung
No.7/2008
tentang
pemerintah/swasta
pelaksanaan
gerakan
dan
ASI
16
meskipun belum semua wilayah terjangkau oleh
Eksklusif adalah : Pasal 4 yang menegaskan
inisiasi program namun setidaknya telah terbentuk
bahwa setiap tenaga kesehatan yang melakukan
4 kecamatan sayang bayi yakni di kecamatan
pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan dan
Karangdowo, Gantiwarno, Jatinom dan Prambanan
perawatan
serta di semua Puskesmas telah terbentuk KP ASI
memberikan
15
kesehatan
informasi
ibu
dan
dan
anak
anjuran
wajib
tentang
baik di tingkat desa maupun posyandu . Selain itu
pentingnya IMD kepada ibu dan keluarganya; setiap
15
16
Roekmito R, ibid h. 8.
Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 7 Tahun 2008
tentang Inisiasi Menyusu Dini dan Air Susu Ibu Eksklusif.
Gerakan Inisiasi Menyusui Dini dan
Pemberian ASI Eksklusif Kabupaten Klaten
15
http://igi.fisipol.ugm.ac.id
sarana pelaynan kesehatan yang memberikan
kesehatan serta mengevaluasi program. Secara
pelayanan
pertolongan
persalinan
wajib
sosial, Peraturan tentang IMD dan ASI Eksklusif
menyediakan
sarana
prasaran
ibu
juga memuat tentang pentingnya keterlibatan orang-
meliharikan untuk melakukan IMD dan setiap
orang di sekitar ibu yang sedang menyusui seperti
tenaga kesehatan yang melakukan pertolongan
pada pasal 5 ayat 3 : Setiap ibu melahirkan, suami
persalinan dan perawatan ibu dan anak wajib
dan keluarganya berkewajiban untuk berperan aktif
membantu melakukan IMD kecuali ada alasan
dalam program IMD dan ASI Eksklusif.
dan
bagi
medis tertentu. Terkait dengan anjuran ASI Eksklusif
pasal 5 menjelaskan bahwa ASI Eksklusif diberikan
Bagi tenaga kesehatan Pemda Klaten
kepada bayi sejak bayi lahir sampai usia 6 (enam)
mengeluarkan kebijakan bagi para bidan yang
bulan dan dilanjutkan pemberian ASI sampai anak
hendak bekerja di puskesmas atau rumah sakit
berusia 2 (dua) tahun dengan pemberian makanan
harus
tambahan yang sesuai. Selain itu masih dalam
perjanjian untuk berkomitmen penuh mendukung
pasal yang sama disebutkan bahwa setiap tenaga
ASI
menandatangani
Eksklusif
17
dan
MoU
yang
menentang
memuat
promosi
susu
kesehatan dan tenaga kesehatan lainnya wajib
formula .
memberikan
informasi
dan
penunjang ASI Eksklusif maka pihak-pihak yang
masyarakat
terutama
semua
bimbingan
ibu
kepada
yang
baru
terlibat
Jika
akan
dalam
penyediaan
diberikan
penghargaan.
fasilitas
Namun
melahirkan, ibu hamil, calon pengantin dan remaja
sebaliknya apabila
putri tentang manfaat ASI Eksklusif dan cara
terjadi pelanggaran baik di tempat pelayanan
menysui yang baik serta tidak memberikan makan
kesehatan,
tambahan apapun termasuk susu formula kecuali
swasta maupun di tempat-tempat umum
atas indikasi yang ditentukan oleh dokter. Bagi
akan dikenakan sanksi yang sifatnya graduatif.
dalam pelaksanaan kegiatan
lingkungan
kerja
pemerintah
atau
maka
tenaga kesehatan pasal 6 mengatur bahwa setiap
Menurut beberapa kalangan masyarakat
saran pelayanan kesehatan wajib menyediakan
peraturan tersebut memang belum sepenuhnya
ruang
diimplementasikan
laktasi
guna
mendukung
keberhasilan
secara
merata
di
seluruh
Program IMD dan ASI Eksklusif. Tempat-tempat
wilayah.
umum
milik
diasumsikan lebih dekat dengan pusat kota dan
pemerintah maupun swasta juga diwajibkan untuk
pemerintahaan cenderung memiliki peluang yang
menyediakan
lebih besar untuk mendapatkan informasi berikut
dan
perkantoran/instansi
ruang
laktasi
baik
guna
mendukung
keberhasilan pelaksanaan ASI Eksklusif.
Untuk
mempercepat
keberhasilan
Bagi
masyarakat
perkotaan
yang
layanan optimal lainnya. Namun untuk masyarakat
yang berada di daerah pedesaan, di samping
implementasi dari kebijakan tersebut, Pemerintah
peraturan
Daerah terus berkoordinasi dengan SKPD. Dalam
operasionalisasinya juga terbatas. Beberapa warga
proses pembinaan dan pengawasan, di tingkat
ada
daerah Bupati juga membentuk tim Pembina dan
gebrakan
Pengawas yang bertugas untuk melaksanakan
sehingga banyak bayi di daerah pedesaan yang
yang
ini
juga
masih
masih
belum
Pemerintah
baru,
mengetahui
Daerah
Klaten
sistem
tentang
tersebut
sosialisasi tentang kebijakan kepada masyarakat
sekaligus melakukan pembinaan kepada tenaga
17
Wawancara dengan dr. Limawan Budi Wibowo, M.Kes 21
Juni 2012
Gerakan Inisiasi Menyusui Dini dan
Pemberian ASI Eksklusif Kabupaten Klaten
16
http://igi.fisipol.ugm.ac.id
mengkonsumsi susu formula sebelum usianya
enam bulan.
18
lebih besar tentu membutuhkan kapital
yang besar dan mekanisme yang tidak
Pada konteks yang lain, upaya untuk
sederhana. Hal inilah yang dianggap
menjaga konsistensi implementasi kebijakan juga
sebagai potensi ancaman yang harus
bukan persoalan yang sederhana. Ada beberapa
selalu diwaspadai.
tantangan yang dapat menjadi kendala yakni. :
2. Menurunnya
1. Intervensi produsen susu formula yang
dalam
logika
industri
akan
tetap
kesehatan
semangat
karena
tenaga
faktor
kejenuhan
dalam mengelola rutinitas. Pola aktivitas
melakukan promosi agar akumulasi
keseharian
keuntungan terus terjadi. Para bidan,
mempertahankan
tenaga kesehatan lainnya dan bahkan
pelayan masyarakat agar keberhasilan
kepala Dinkes sering dihubungi secara
capaian ASI Ekskulif tetap terjaga tentu
pribadi dengan dijanjikan kompensasi
membutuhkan energi yang luar biasa.
yang
Sementara industri dengan ambisinya
menggiurkan
jika
bersedia
untuk
selalu
ideologi
sebagai
menanggalkan komitmen ASI Eksklusif
juga
dan bergabung kembali sebagai mitra
menawarkan sebuah kepraktisan yang
susu formula. Terlebih di dalam wilayah
berujung pada nilai komersialisasi yang
Klaten sendiri terdapat pabrik susu
tinggi. Jika sensitivitas tersebut tidak
formula
segera
yang
secara
legal-formal
tidak
pernah
berhenti
ditindaklanjuti
untuk
maka
akan
kritis
yang
memiliki ijin usaha sehingga mereka
menjadi
secara geografis sangat mudah untuk
memungkinkan komitmen para tenaga
melakukan ekspansi pasar. Kondisi ini
kesehatan tersebut meluntur.
masih
ditambah
melemahnya
masyarakat
pedesaan
dengan
beberapa
terutama
tentang
masih
kesadaran
di
daerah
3. Dukungan
terbatas.
Kesehatan
fase
anggaran
Setelah
yang
masih
kerjasama
Dinas
UNICEF
dalam
dengan
ASI
program inovasi gerakan ASI Eksklusif
akses
ini berakhir maka saat ini hanya dapat
informasi, sarana dan layanan fasilitas
mengandalkan dana dari APBD dimana
kesehatan
utama
jumlahnya tidak terlalu besar. Anggaran
ASI
Dinas Kesehatan secara keseluruhan
Eksklusif di wilayah-wilayah pedesaan.
adalah sekitar 20 M sementara untuk
Sampai saat ini Pemerintah Daerah
ASI
Klaten
dapat
pemerliharan hanya sekitar 300 juta.
pengembangan
Secara kuantitatif, jumlah tersebut tentu
Eksklusif.
untuk
Keterbatasan
menjadi
meningkatkan
berupaya
pentingnya
sebuah
tampaknya
melalui
kendala
cakupan
hanya
Eksklusif
yang
sudah
masa
sosialisasi dengan lebih optimal sebab
sangat
untuk melakukan perombakan yang
pelaksanaannya membutuhkan usaha
kecil
sehingga
dalam
yang sangat keras untuk menggali
18
Hasil wawancara dengan Endang (Warga Klaten), 25
Agustus, 2011
modal-modal sosial masyarakat.
Gerakan Inisiasi Menyusui Dini dan
Pemberian ASI Eksklusif Kabupaten Klaten
17
http://igi.fisipol.ugm.ac.id
Hampir seluruh instansi pemerintah maupun swasta
VI.
dan bahkan tempat-tempat umum saat ini sudah
Lesson Learnt dan Catatan Kritis
Dari sisi inovasi, program ini berhasil
memiliki ruang laktasi lengkap dengan mekanisme
menjadi contoh dari kebijakan yang memuat inisiatif
pengaduan jika fasilitas penunjang tersebut tidak
pemimpin yang kuat.. Kebijakan yang akhirnya
dipenuhi. Oleh
muncul adalah sebuah produk dari keprihatinan
dilakukan Pemda Klaten ini dapat dikategorikan
terhadap
masyarakat
kesadaran
payung
bersama
hukum
yang
menjamin
pemenuhan
sebagai
warga
yang
dibangun
melalui
sebagai realisasi dari perwujudan tata kelola
pentingnya
sebuah
pemerintahan
yang
akan
karena itu praktik baik
dapat
melindungi
hak-hak
negara.
dasar
Pada
dan
terutama
yang
baik
dalam
(good
konteks
governance)
penyelenggaran
mereka
pemerintahan yang responsif, partisitatif, efektif dan
konteks
efisien.
Peraturan
yang
diberlakukan
untuk
untuk
melindungi hak ibu dan anak selain juga karena
mengemban tugas sebagai pengayom masyarakat
peran pemerintah juga penting untuk mendapatkan
juga layak untuk diapresiasi. Hal ini ditunjukkan
intervensi dari aktor eksternal seperti dalam inovasi
dengan cepat dan tanggapnya Kepala Pemda
ini,
Klaten dalam merespon realisasi Gerakan ASI
memberikan banyak pembelelajaran.
kepemimpinan
(leadership)
komitmen
UNICEF
menjadi
pihak
pendukung
yang
Eksklusif ini hingga ranah struktural. Padahal Perda
tersebut adalah yang pertama kali di Indonesia
VII.
Peluang Replikasi
sehingga membutuhkan proses yang panjang mulai
Inovasi gerakan ASI Eksklusif di Klaten ini
dari merumuskannya, negosiasi di level legislatif
memiliki peluang replikasi yang sangat terbuka bagi
hingga sosialisasi. Namun dengan kemampuan
daerah lain. Hal ini terkait dengan kebutuhan
kempemimpinan yang pro terhadap kebutuhan
nasional untuk mencapai target tertentu sebagai
masyarakat,
berhasil
keberhasilan meningkatkan kualitas sumber daya
membuat Perda yang diharapkan dalam durasi yang
manusia sehingga membutuhkan aksi-aksi lokal
relatif cepat.
yang strategis. Selain itu, Pemda Klaten juga sangat
tim
yang
dimandatkan
Demikian halnya dengan Kepala Dinas
Kesehatan
yang
penggerak
utama
selama
ini
menjadi
motor
terbuka
bagi
daerah-daerah
lain
yang
ingin
menjadikan program ini sebagai referensi dalam
ini.
upaya meningkatkan cakupan ASI Eksklusifnya.
Produsen susu formula tidak pernah berhenti
Jika daerah menginginkan diadakan pelatihan
membujuknya untuk bergabung dengan iming-iming
dengan
yang sangat menggiurkan. Namun penolakan yang
Pemda Klaten juga bersedia untuk mengirimkannya.
dilakukan menunjukan bahwa kepemimpinan yang
Saat ini fasilitator dari Dinas Kesehatan Kabupaten
memiliki integritas terhadap masyarakat adalah
telah memberikan pelatihan kepada 80 orang
salah
sebuah
petugas kesehatan di