Manajemen Informasi dan Manajemen Internasional

Manajemen Informasi dan Manajemen Internasional
Manajemen Informasi dan Ruang Lingkupnya
Informasi dan Kegiatan Perusahaan
Kegiatan perusahaan pada umumnya dipimpin oleh seorang direktur atau pimpinan
perusahaan yang bertugas untuk merencenakan dan mengambil keputusan yang bersifat strategis
mengenai kegiatan perusahaan dalam jangka panjang. Dia harus memperhitungkan segala aspekaspek internal dan eksternal perusahaan dalam mengelola sebuah perusahaan. Perhitungan tersebut
mulai
dari segala sumber daya internal yang dimilikinya, seperti modal perusahaan, sumber daya manusia
yang menyangkut tenaga kerja perusahaan mulai dari level yang paling tinggi hingga paling rendah,
sumber daya perusahaan yang sifatnya tidak bergerak seperti bangunan, tanah, mesin-mesin yang
dibutuhkan perusahaan untuk memproduksi barang, bahan-bahan mentah atau bahan baku yang akan
diproduksi bagaimana pengangkutannya, bagaimana pergudangannya, kemudian juga perhitungan dan
penyaluran gaji tenaga kerja bulanan, pembayaran listrik, air, telepon, hingga biaya penanganan
limbah perusahaan sekiranya perusahaan tersebut menghasilkan limbah yang menimbulkan polusi
pada lingkungan. Faktor eksternal perusahaan, seperti inflasi yang terus berubah, suku bunga yang
tidak menentu, perilaku konsumen yang berubah-ubah, hingga factor perusahaan pesaing juga menjasi
aspek-aspek yang harus dipikirkan oleh seorang pimpinan perusahaan. Semua aspek-aspek tersebut
perlu untuk senantiasa diikuti perkembangannya dari waktu ke waktu.
Konsep Dasar Manajemen Informasi
Perbedaan Data dan Informasi
Aspek-aspek internal dan eksternal perusahaan dapat terbagi menjadi dua, yaitu data dan

informasi. Data adalah fakta atau gambaran mentah/kasar yang memiliki kaitan atau relasi terhadap
sebuah organisasi. Informasi adalah data yang telah diproses untuk kegunaan perencanaan dan
pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi, misalnya saja dalam organisasi bisnis.
Perbedaan antara data dan informasi disebabkan karena:
1. Data cenderung bersifat tidak spesifik, umum, dan belum tentu memiliki relasi yang
signifikan terhadap perencanaan dan pengambilan sebuah keputusan. Misalnya, data tentang
para pelanggan telepon. Bagi perusahaan jasa warung telepon (wartel) atau kios telepon
(kiospon) barangkali data ini akan lebih bermanfaat sekiranya telah diproses menjadi lebih
spesifik, misalnya data tentang para pelanggan telepon yang senantiasa melakukan interlokal

setiap bulannya di suatu kawasan tertentu bisa jadi merupakan ifnormasi yang dapat
dipandang sebagai peluang bisnis bagi perusahaan warung telepon yang biasanya
menyediakan tarif yang lebih murah bagi penggunaan interlokal dibandingkan jika pelanggan
harus menelepon dari rumah.
2. Data bisa digunakan untuk siapa saja (karena sifatnya yang umum), sedangkan informasi
cenderung data spesifik yang telah diproses untuk kepentingan perusahaan atau organisasi
saja. Seperti contoh di atas, daftar nama-nama pelanggan saja barangkali bermanfaat untuk
perusahaan wartel, tetapi bagi mereka yang sedang mencari nama bagi anaknya yang baru
lahir, barangkali bisa sedikit memberikan inspirasi dalam menentukan nama bagi anaknya.
Dapat dikatakan, data bagi sebuah perusahaan bisa jadi informasi bagi yang lainnya dan

sebaliknya informasi bagi sebuah perusahaan bisa jadi data bagi yang lainnya.
Syarat-syarat Informasi
Informasi dapat bermanfaat bagi perusahaan sekiranya memiliki syarat-syarat sebagai berikut:
1. Relevan
Sebuah data dikatakan sebagai informasi sekiranya memiliki relevansi terhadap apa yang
hendak dilakukan oleh organisasi atau perusahaan.
2. Akurat
Informasi yang tidak akurat dapat menimbulkan kesalahan fatal dalam pengambilan
keputusan manajemen.
3. Lengkap atau komplit
Informasi yang tidak lengkap bisa menyebabkan para manajer hanya memfokuskan pada
salah satu aspek keputusan saja.
4. Cepat secara periodik
Informasi yang lambat bahkan lebih lambat dari kecepatan perubahan data-data yang terjadi
di lapangan akan menyebabkan manajer mengambil keputusan yang sudah usang atau tidak
relevan lagi dengan kondisi lingkungan perushaaan dan bisnis.
Pengertian Manajemen Informasi
Bagaimana perusahaan dapat menampung keseluruhan informasi dengan cepat, tepat, dan
akurat, sehingga keputusan bisnis yang diambil juga tepat? Bagaimana kita bisa memilah-milah begitu
banyak informasi yang kita peroleh dari koran, majalah, televisi, radio, brosur dan lain sebagainya?

Disinilah manajemen informasi diperlukan. Pada dasarnya manajemen informasi adalah pengelolaan
data dimana didalamnya mencakup proses mencari, menyusun, mengklasifikasikan, serta menyajikan
berbagai data yang terkait dengan kegiatan yang dilakukan perusahaan sehingga dapat dijadikan
landasan dalam pengambilan keputusan oleh manajemen.

Dalam mengelola atau melakukan manajemen informasi paling tidak terdapat beberapa faktor yang
perlu dipertimbangkan, adalah:
1. Sumber data yang relevan dan up to date.
2. Bagian yang bertugas mengolah dan memproses data.
3. Teknologi atau alat bantu proses pengolahan data menjadi informasi.
Manajemen Internasional dan Ruang Lingkupnya
Perbedaan Perusahaan Lokal dan Multinasional
Pada dasarnya perusahaan multinasional atau multinational corporation bisa didefinisikan
sebagai perusahaan yang menjalankan kegiatan bisnisnya lebih dari satu Negara. Kegiatan bisnis
tersebut dapat meliputi keseluruhan jenis kegiatan operasional, mulai dari produksi hingga pemasaran,
maupun salah satu dari kegiatan tersebut. Misalnya, perusahaan tersebut meminjam dana dari
perusahaan asing dan menginvestasikan dalam perusahaan dalam negeri, maupun perusahaan tersebut
melakukan produksi untuk kemudian produknya dipasarkan ke luar negeri dimana perusahaan
tersebut memproduksi produk tersebut. Karena ruang lingkup kegiatan perusahaan multinasional lebih
dari satu Negara, oleh karena itu salah satu konsekuensi dari ruang lingkup kegiatannya tersebut,

perusahaan multinasional melibatkan aturan bisnis yang lebih dari satu Negara, mungkin pula
melibatkan sumber daya manusia yang lebih dari satu Negara (lintas Negara dan lintas budaya), serta
melakukan pemasaran ke konsumen yang lebih dari satu Negara.
Perbedaan antara perusahaan local dengan perusahaan multinasional, sebagai berikut:
1. Ruang lingkup kegiatan bisnis yang lebih dari satu Negara bagi perusahaan multinasional,
dimana perusahaan local hanya terbatas pada satu Negara saja.
2. Penggunaan mata uang yang berbeda bagi perusahaan multinasional, berbeda dengan
perusahaan local yang hanya menggunakan mata uang local saja.
3. Penggunaan sumber daya perusahaan, baik yang bersifat fisik, informasi, maupun sumber
daya manusia lintas Negara dan lintas budaya untuk perusahaan multinasional, sedangkan
perusahaan local terbatas hanya pada satu Negara saja.
4. Pemberlakuan regulasi bisnis yang tidak hanya local saja untuk perusahaan multinasional,
sedangkan perusahaan local hanya diatur oleh regulasi yang bersifat local.
Bentuk Kegiatan Bisnis dari Perusahaan Multinasional
Keenam bentuk kegiatan bisnis perusahaan multinasional adalah licensing, exportingimporting, local warehousing and selling, local assembly and packaging, joint ventures, acquisition
and direct foreign investments.
Lisensi (Licensing) adalah bentuk kegiatan dari sebuah perusahaan yang memperluas jaringan
operasinya secara internasional dengan jalan menjual hak penggunaan dari produk yang diproduksi

oleh perusahaan tersebut. Perusahaan yang melakukan kegiatan lisensi memberikan lisensi atau hak

penggunaan produk kepada perusahaan di Negara lain untuk menggunakan produk yang
dihasilkannya.
Export dan import (exporting-importing) melakukan kegiatan ekspor-impor adalah salah satu bentuk
kegiatan perusahaan multinasional. Perusahaan yang melakukan ekspor adalah perusahaan yang
menjual produk yang dihasilkannya ke Negara luar, sedangkan perusahaan yang melakukan impor
adalah perusahaan yang membeli produk dari Negara lain.
Local warehousing and selling adalah perusahaan yang memproduksi suatu barang hingga
menjadi barang jadi di suatu Negara, kemudian produk jadinya tersebut dikirim ke perusahaan
induknya untuk kemudian dipasarkan keberbagai Negara lain.
Local assembly and packaging adalah perusahaan yang memproduksi suatu barang disuatu Negara,
kemudian produknya dikirim ke perusahaan induknya. Perusahaan yang melakukan pembuatan
komponen setengah jadi di sebuah Negara untuk kemudian komponen setengah jadi tersebut dikirim
kembali ke perusahaan induknya untuk dibuat menjadi produk jadi, kemudian didistribusikan atau
dipasarkan ke berbagai Negara.
Joint ventures adalah perusahaan yang melakukan kerja sama strategis atau strategis alloance
dengan perusahaan lain di Negara lain dalam menjalankan suatu bisnis di Negaranya ataupun di
Negara dimana perusahaan rekanannya beroperasi. Kegiatan bisnis dapat berupa kegiatan produksi,
jasa, hingga distribusi dari sebuah produk.
Acquisition adalah perusahaan yang mengambil alih kepemilikan atas perusahaan tertentu di Negara
tertentu dengan jalan membeli sebagian besar atau keseluruhan saham atau kepemilikan dari

perusahaan tersebut.
Direct foreign investments adalah perusahaan yang melakukan investasi langsung di Negaranegara tertentu dalam bentuk penyertaan investasi diberbagai jenis proyek yang dinilai perusahaan
tersebut bersifat strategis dan memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak.
Memahami Lebih Jauh Mengenai Manajemen Internasional
Ada beberapa factor mengenai manajemen internasional diantaranya adalah motif dari
perusahaan multinasional, manajemen lintas budaya, serta cakupan fungsi operasional dari
manajemen internasional.
Motif Perusahaan Multinasional
Tiga motif mengapa perusahaan melakukan ekspansi secara internasional. Ketiga motif
tersebut adalah motif pasar (market secker), motif sumber daya (resource or raw-material sekker), dan
motif minimalisasi biaya (cost minimizer). Motif pasar yang mendorong perusahaan multinasional
adalah motif dimana perusahaan berusaha untuk melakukan perluasan pasar. Dengan adanya
perluasan pasar menyebabkan jumlah konsumen menjadi bertambah dan bertambahnya jumlah

konsumen akan menyebabkan pendapatan dan profit menjadi bertambah. Motif sumber daya adalah
motif yang mendorong perusahaan untuk melakukan ekspansi secara internasional disebabkan
ketersediaan sumber daya yang dibutuhkan di Negara Freeport yang beroperasi di Papua, Indonesia.
Motif minimalisasi biaya adalah motif yang mendorong sebuah perusahaan multinasional berkspansi
ke Negara lain dalam rangka mengurangi biaya operasi perusahaan. Dengan kemampuan mengurangi
biaya, maka perusahaan dapat bersaing lebih kompetitif lagi dengan menawarkan harga yang lebih

rendah.
Manajemen Lintas Budaya
Karena perusahaan multinasional melibatkan kegiatan perusahaan yang lebih dari satu
Negara, maka salah satu konsekuensi logis adalah terjadinya pertemuan budaya yang berbeda dari
Negara yang berbeda. Pertemuan budaya yang berbeda ini dapat bermakna positif maupun sebaliknya.
Dapat bermakna positif jika pertemuan budaya ini dapat dimanfaatkan untuk proses pembelajaran satu
sama lain, atau semacam transfer ilmu pengetahuan. Namun, bisa juga bermakna negative jika
perbedaan budaya tersebut tidak dapat dikelola dengan baik sebagaimana halnya perbedaan individu
dalam organisasi. Paling tidak terdapat tiga persepsi manajer terhadap sumber daya manusia yang
perlu dilibatkan dalam sebuah perusahaan yang melibatkan berbagai lintas budaya termasuk juga
lintas Negara. Ketiga persepsi itu adalah persepsi etnosentris (ethnocentric), persepsi polisentris
(polycentric) dan persepsi geosentris (geocentric). Persepsi etnosentris memandang bahwa sumber
daya manusia yang perlu dilibatkan adalah sumber daya yang berasal dari budaya yang sama dengan
asal dari perusahaan tersebut. Persepsi polisentris memandang bahwa sumber daya manusia yang
perlu dilibatkan dalam sebuah perusahaan multinasional sangat tergantung dimana perusahaan
tersebut beroperasi. Persepsi geosentris memandang bahwa factor lokasi dan budaya tak menentukan
layak tidaknya seorang untuk dilibatkan dalam sebuah perusahaan, tetapi kualifikasi mengenai
keahlian dan pengetahuan seseorang dibidang tertentulah yang akan menentukan layak tidaknya
seseorang bekerja di sebuah perusahaan multinasional.
Konsekuensi dari Beroperasinya Perusahaan Secara Multinasional

Terdapat beberapa konsekuensi yang dihadapi oleh perusahaan yang beroperasi secara
internasional atau multinasional. Diantaranya adalah menyangkut aspek regulasi dan hukum secara
internasional, aspek teknologi secara internasional, aspek informasi secara internasional, serta aspek
operasi secara internasional. Berbagai konsekuensi yang menyangkut aspek regulasi dan hukum
secara internasional adalah hal-hal yang menyangkut ketentuan pajak yang berbeda antara satu
Negara dengan Negara lainnya, peraturan pendirian dan operasi perusahaan di berbagai Negara,
hingga peraturan mengenai berbagai klaim yang terkait dengan transaksi bisnis dari perusahaan
multinasional. Adapun berbagai konsekuensi yang menyangkut aspek teknologi secara internasional
adalah dengan sendirinya akan terjadi transfer teknologi antarnegara dimana perusahaan multinasional

beroperasi. Sisi positifnya, perusahaan maju akan mendorong Negara yang berkembang untuk dapat
menyesuaikan dengan perkembangan teknologi Negara maju. Sisi negatifnya, transfer teknologi ini
sering kali membebani Negara berkembang dengan biaya yang sangat tinggi untuk penggunaannya.
Cakupan Fungsi Operasional dari Manajemen Internasional
Perusahaan multinasional memiliki karakteristik yang khas dalam mengelola perusahaannya,
yang membedakan perusahaan tersebut dari perusahaan local. Perbedaan tersebut dapat dilihat secara
operasional dari fungsi-fungsi operasional dari manajemen perusahaannya. Diantara fungsi-fungsi
operasional dari manajemen internasional adalah manajemen sumber daya internasional, manajemen
operasi internasional, manajemen keuangan internasional, manajemen pemasaran internasional, serta
manajemen informasi global. Dari sisi manajemen sumber daya manusia, proses rekrutmen dan

seleksi tenaga kerja tidak lagi terbatas pada satu Negara saja, tetapi dapat berasal dari berbagai
Negara. Sisi positifnya, masyarakat local dimana perusahaan multinasional tersebut beroperasi dapat
terekrut untuk dapat bekerja dalam perusahaan multinasional tersebut. Sisi negatifnya, jika kualifikasi
yang dimiliki masyarakat local tidak memenuhi kualifikasi yang diprasyaratkan oleh perusahaan
multinasional tersebut, sehingga masyarakat local tidak dapat bersaing dengan calon tenaga kerja lain
yang berasal dari Negara lain. Dari sisi manajemen operasi internasional, proses penentuan lokasi
produksi, desain pabrik, pembelian bahan baku produksi, hingga pendistribusian barang jadi tak lagi
terbatas di satu Negara. Dari sisi manajemen keuangan internasional, kegiatan pendanaan dan
investasi tidak saja terbatas pada satu Negara. Dari sisi manajemen pemasaran internasional,
perusahaan perlu memahami bahwa produknya akan dipasarkan ke berbagai Negara di belahan dunia.
Perusahaan multinasional perlu memiliki semacam system informasi yang mampu mengolah berbagai
informasi global yang dibutuhkannya dari waktu ke waktu agar keputusan yang diambil senantiasa
tepat. Informasi mengenai pasar, pesaing harga, regulasi, hingga informasi mengenai budaya
masyarakat setempat perlu dikelola dengan baik oleh sebuah perusahaan multinasional.
Manajemen Usaha Kecil & Manajemen Organisasi Nirlaba
Manajemen Usaha Kecil dan Ruang Lingkupnya
Pengertian Usaha Kecil di Indonesia
Pengertian usaha kecil menurut UU No. 9 tahun 1995 adalah usaha dengan kekayaan bersih
paling banyak Rp 200 Juta (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) dengan hasil penjualan
tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000. Jadi pengertian usaha kecil adalah usaha yang dijalankan

oleh sejumlah orang (dibawah 20 orang) dimana usaha tersebut memiliki kekayaan bersih maksimal
sebesar Rp 200 juta rupiah dan penghasilan tahunan maksimal sebesar 1 miliar rupiah.

Manajemen Usaha Kecil
Pada dasarnya manajemen usaha kecil tidak jauh berbeda dengan manajemen organisasi
bisnis pada umumnya. Karena skala usaha bisnisnya lebih kecil, justru pengelolaan sumber daya
organisasi bisnis dari usaha kecil menjadi lebih sederhana dan mudah dikelola, sehingga fungsi-fungsi
operasional dari manajemen usaha kecil lebih mudah direncanakan dan dikendalikan. Beberapa factor
yang perlu dimiliki oleh mereka yang menjalankan atau melakukan manajemen usaha kecil. Factorfaktor tersebut adalah entrepreneurship, professional, inovatif, keluasan jaringan usaha dan
kemampuan adaptif.
Entrepreneurship
Entrepreneurship adalah sebuah proses dimana seseorang atau sebuah organisasi menjawab
peluang sekalipun ketersediaan sumber daya yang dimilikinya terbatas. Entrepreneur adalah seorang
yang selalu berusaha mengubah keadaan menjadi lebih baik, sekalipun harus melalui sebuah resiko.
Bisnis pada dasarnya selalu mengandung dua sisi mata uang, yaitu resiko (risk) dan keuntungan
(return). Jenis bisnis pun tentunya mengandung resiko, dari mulai resiko sedikitnya pembeli hingga
kegagalan dalam bisnis. Dalam menjalankan manajemen usaha kecil, entrepreneurship perlu untuk
dimiliki agar usaha yang dijalankan senantiasa aktif dalam mengikuti perkembangan bisnis dari waktu
ke waktu. Diantaranya resiko yang dihadapi usaha kecil pada saat ini adalah adanya persaingan ketat
dengan perusahaan berskala internasional yang saat ini juga telah beroperasi di Indonesia. Tetapi, jika

entrepreneurship dimiliki dalam manajemen usaha kecil, tantangan dari factor internasional ini tidak
menjadi hambatan bagi usaha kecil, bahkan mungkin dijadikan peluang untuk mengembangkan
bisnisnya secara global.
Professional
Dalam mengelola sumber daya manusianya usaha kecil juga perlu menempatkan orang-orang
yang sesuai dengan tempatnya. Jika perlu, orang-orang dapat dilatih agar dapat bekerja secara
professional. Jika usaha kecil dijalankan secara professional, akses dana dan akses pasar bagi usaha
kecil telah menunjukkan kemampuannya untuk mengelola bisnis sebagaimana usaha-usaha lainnya
yang berskala menengah dan besar.
Inovatif
Usaha kecil perlu mengembangkan pola inovatif dengan memunculkan berbagai ide baru
mengenai pengembangan usaha yang dijalankan oleh mereka. Hal ini utnuk memastikan agar usaha
tidak hanya dapat bertahan di tengah-tengah perubahan, akan tetapi dapat juga berkembang sesuai
dengan perubahan.
Keluasan Jaringan Usaha

Jaringan merupakan kunci keberhasilan usaha. Pada dasarnya semakin luas jaringan yang
dapat dibangun oleh usaha kecil, dari mulai jaringan dengan pemasik, investor, pelanggan, hingga
berbagai pihak terkait, semakin besar peluang usaha kecil untuk mengembangkan usahanya dalam
jangka panjang.
Kemampuan Adaptif
Manajemen usaha kecil juga perlu memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan
lingkungan. Adaptasi juga diperlukan usaha kecil dalam mengantisipasi berbagaai perubahan yang
terjadi secara internasional.
Jika keempat factor tersebut dimiliki usaha kecil dalam menjalankan manajemennya, maka
peluang usaha kecil untuk berhasil cukup besar dan kontribusinya terhadap pendapatan nasional
tentunya akan semakin signifikan dimasa-masa yang akan datang.
Manajemen Organisasi Nirlaba
Pengertian Organisasi Nirlaba
Pada dasarnya organisasi nirlaba dapat didefinisikan sebagai organisasi yang tujuannya lebih
menekankan kepada pencapaian manfaat bagi para anggota dan masyarakt daripada aspek keuangan
dari organisasi. Manfaat tersebut dapat berupa manfaat social, pendidikan, keagamaan, maupun
kesehatan. Diantara contoh organisasi nirlaba adalah organisasi non pemerintah maupun lembaga
social lainnya.

Beberapa Kekeliruan Pandangan dalam Manajemen Organisasi Nirlaba
Terdapat beberapa anggapan keliru mengenai manajemen bagi organisasi nirlaba diantaranya
adalah manajemen nirlaba tidak sama dengan manajemen perusahaan, organisasi nirlaba memberikan
penghargaan yang rendah bagi pelaksananya, serta orang aktif dalam organisasi nirlaba di waktu
senggangnya.
Organisasi Nirlaba Tidak Sama dengan Manajemen Perusahaan
Bagi Drucker manajemen organisasi nirlaba memerlukan visi, misi dan tujuan yang jelas yang
ingin

dicapai

bersama.

Manajemen

organisasi

nirlaba

juga

memerlukan

perencanaan,

pengorganisasian, hingga pengawasan yang baik.
Penghargaan Yang Diberikan Organisasi Nirlaba Rendah
Pelaksana organisasi nirlaba digaji jauh lebih rendah daripada standar. Beberapa organisasi
tak bisa bertahan lama dalam kegiatannya dikarenakan benar-benar mengandalkan penghargaan social

atau pahala dari Tuhan. Tentunya tidak berarti bahwa penghargaan social atau pahal dari Tuhan kecil,
namun tidak bisa dinafikan bahwa organisasi nirlaba juga perlu mempertimbangkan.penghargaan
yang bersifat financial, apalagi pada kenyataannya banyak organisasi nirlaba yang pada mulanya tidak
memliki akses financial, bukan karena akses financial ini tidak sesuai dengan kebutuhan organisasi,
akan tetapi terjadi konflik kepentingan dan benturan pandangan seputar penggunaan uang.
Keaktifan Dalam Organisasi Nirlaba di Waktu Senggang
Adanya anggapan bahwa untuk menjalankan organisasi nirlaba perlu memiliki waktu
senggang semakin memperkuat anggapan bahwa organisasi nirlaba dijalankan tidak secara
professional.anggapan ini akan mendorong bahwa organisasi nirlaba dijalankan oleh orang-orang
yang hanya menyisakan waktunya secara sedikit dan oleh karenanya mengandung konsekuensi bahwa
hasil yang diperoleh dari sebuah organisasi nirlaba tidak dapat terlalu muluk-muluk.
Manajemen Organisasi Nirlaba
Sebagaimana manajemen organisasi pada umumnya, manajemen organisasi nirlaba memiliki
fungsi-fungsi pengawasan dan pengendalian. Yang membedakan manajemen organisasi nirlaba
dengan organisasi bisnis diantaranya adalah fungsi operasional dari manajemen nirlaba tersebut.
Kecenderungan orientasi dari organisasi nirlaba adalah berupa jasa yang bernilai kemanusiaan,
kemasyarakatan, pembangunan, dan lingkungan. Oleh karena itu, para pengelola organisasi nirlaba
perlu mempertimbangkan beberapa factor dalam menjalankan organisasi nirlaba tersebut.
Karakteristik Produk atau keluaran dari Organisasi Nirlaba
Umumnya keluaran yang dihasilkan organisasi nirlaba berupa jasa yang bernilai
kemanusiaan, kemasyarakatan, lingkungan maupun nilai social lainnya. Untuk sebuah organisasi
nirlaba bergerak dalam pelayanan kesehatan bagi masyarakat tidak mampu, kegiatan tidak mungkin
dapat dilakukan jika tidak tersedia peralatan medis dan obat-obatan yang memadai dan hal itu tidak
mungkin dapat disediakan jika tidak tersedia dukungan financial bagi penyediaanya.
Sasaran dari Kegiatan Organisasi Nirlaba
Terdapat dua jenis sasaran yang ingin dicapai dalam organisasi nirlaba. Yaitu sasaran input
dan sasaran akhir. Sasaran inpu adalah mereka atau sesuatu yang memiliki potensi untuk berkontribusi
dalam mendukung tercapainya produk atau keluaran yang ingin dihasilkan oleh organisasi nirlaba.
Sasaran akhir adalah mereka atau sesuatu yang berpotensi untuk menerima keluaran dari hasil
kegiatan yang dijalankan oleh organisasi nirlaba.
Sikap Professional dari Pengelola Organisasi Nirlaba

Orang-orang yang bekerja atau ditugaskan organisasi nirlaba perlu memegang asas
profesionalisme dalam pekerjaan mereka. Sikap professional juga harus ditunjukkan dengan cara kita
dalam mengelola berbagai factor input yang digunakan dalam menghasilkan keluaran bagi sasaran
akhir. Pengelolaan keluaran dari berbagai donator, pengelolaan kegiatan dokumentasi, hendaknya juga
dijalankan dengan penuh transparansi dan memenuhi prinsip akuntabilitas. Hal ini perlu dilakukan
agar tidak muncul kesan bahwa organisasi nirlaba dipergunakan untuk memperkaya diri, dengan
menjual nama “kemanusiaan”.
Kemampuan Adaptif dari Organisasi Nirlaba
Organisasi nirlaba perlu memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan.
Perubahan-perubahan yang biasa dihadapi oleh organisasi nirlaba adalah perubahan generasi dari
pengelola organisasi, jumlah sasaran akhir atau pengguna organisasi nirlaba yang mungkin bertambah
sedangkan sasaran input mungkin berkurang. Menghadapi hal ini organisasi nirlaba dituntut untuk
berinovatif dan berkreatif dalam mengelola organisasinya untuk mencapai tujuan organisasi nirlaba
tersebut.