IDENTIFIKASI JENIS IKAN PELAGIS KECIL HASIL TANGKAPAN NELAYAN DI KABUPATEN NAGAN RAYA SKRIPSI

  

IDENTIFIKASI JENIS IKAN PELAGIS KECIL HASIL

TANGKAPAN NELAYAN DI KABUPATEN NAGAN RAYA

SKRIPSI

RINA YUSRIANA

  

08C10432022

PROGRAM STUDI PERIKANAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

  Kabupaten Nagan Raya adalah pemekaran dari Kabupaten Aceh Barat pada tahun 2002 atas prakarsa masyarakat setempat. Secara astronomis Kabupaten Nagan Raya terletak pada garis koordinat 03 40’LU - 04 38’LU dan 96 11’BT - 96 48’BT, sedangkan letak Kabupaten Nagan Raya secara Geografis adalah Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh Barat dan Kabupaten Aceh tengah Sebelah timur berbatasan dengan Aceh Tengah dan Aceh Selatan, Sebelah barat berbatasan dengan Aceh Barat, Sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Hindia (sumber : BPS Kabupaten Nagan Raya 2006).

  Kabupaten Nagan Raya merupakan wilayah pesisir yang kaya akan hasil perikanannya. Hal tersebut tidak terlepas dari letaknya yang menghadap langsung Samudera Hindia yang kaya akan ikan. Namun belum banyak diketahui secara detail jenis-jenis ikan apa saja yang perlu diketahui secara terpadu. Salah satu penyebabnya adalah tidak tersedianya data dan informasi mengenai potensi sumberdaya perikanan wilayah Nagan Raya khususnya, kurangnya data dan informasi menyebabkan potensi perikanan tidak dapat dimanfaatkan secara optimal dan lestari.

  Ikan merupakan sumber protein hewani yang dibutuhkan oleh manusia disamping udang dan daging. Tingginya nilai protein yang dimiliki ikan menyebabkan masyarakat banyak di dalam Negeri maupun di luar Negeri menggemari ikan untuk dikonsumsi sehari hari. Hal ini dibuktikan oleh tingginya minat para pedagang untuk mengekspor ikan ke luar negeri maupun sebagai ikan hias yang dipelihara oleh masyarakat baik usaha pertambakan tradisional maupun modern (Rosmatun et al, 1997).

  Jenis ikan yang pada umumnya ditangkap untuk dijadikan konsumsi baik dalam bentuk segar maupun olahan adalah jenis ikan pelagis, yaitu jenis ikan yang hidup dekat permukaan air laut seperti ikan tuna, cakalang, tenggiri dan juga pelagis kecil seperti ikan lemuru, tembang, teri dan berbagai jenis ikan lainnya.

  Selama ini, data inventarisasi ikan pelagis pada PPI Kuala Tuha dan TPI Kuala Tadu Kabupaten Nagan Raya belum memadai walaupun telah ada di Dinas Kelautan dan Perikanan namun dirasa belum lengkap karena kurang detail. Selain itu, penelitian sejenis belum pernah dilakukan di Kabupaten Nagan Raya.

  Mengingat masih minimnya informasi jenis ikan pelagis yang didaratkan pada PPI Kuala Tuha dan TPI Kuala Tadu Kabupaten Nagan Raya, maka perlu dilakukan suatu penelitian tentang Identifikasi jenis ikan pelagis hasil tangkapan nelayan di Kabupaten Nagan Raya.

1.2. Rumusan Masalah

  Jenis ikan pelagis hasil tangkapan nelayan di Kabupaten Nagan Raya yang di daratkan di PPI Kuala Tuha dan TPI Kuala Tadu beragaman jenisnya. Dari jumlah ikan hasil tangkapan nelayan hanya sebagian kecil yang diketahui oleh masyarakat yaitu jenis ikan yang dikonsumsi sehari-hari seperti ikan teri, tembang, lemuru dan berbagai jenis lainnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan identifikasi tentang jenis ikan pelagis apa saja yang ada di PPI Kuala Tuha dan TPI Kuala Tadu Kabupaten Nagan Raya.

  1.3. Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

  A. Untuk mengetahui jenis – jenis ikan Pelagis Hasil Tangkapan Nelayan di PPI Kuala Tuha dan TPI Kuala Tadu Kabupaten Nagan Raya.

  B. Untuk mengetahui persentase (%) jumlah familia dan genus ikan pelagis yang ada di PPI Kuala Tuha dan TPI Kuala Tadu Kabupaten Nagan Raya.

  1.4. Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang Jenis-jenis Ikan Pelagis Hasil Tangkapan Nelayan yang ada di PPI Kuala Tuha, Kecamatan Kuala Pesisir dan TPI Kuala Tadu, Kecamatan Tadu Raya Kabupaten Nagan Raya.

III. METODOLOGI PENELITIAN

  3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

  Penelitian ini dilakukan pada 30 September sampai dengan 31 Oktober 2012, di PPI Kuala Tuha Kecamatan Kuala Pesisir, dan TPI Kuala Tadu Kecamatan Tadu Raya, Kabupaten Nagan Raya. Identifikasi dan pemotretan ikan dilakukan di Laboratorium Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Teuku Umar, Meulaboh.

  3.2. Alat dan Bahan

  Alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini, dapat dilihat dalam Tabel 1 dan 2.

  Tabel 1. Alat yang digunakan dalam penelitian No Alat Fungsi

  1. Kamera digital Untuk mengambil foto

  2. Peralatan tulis Untuk menulis data

  3. Buku identifikasi Sebagai acuan mengidentifikasi ikan

  4. Gabus mading Sebagai tempat meletakkan sampel

  5. Pinset, gunting dan jarum Sebagai alat bantu identifikasi Tabel 2. Bahan yang digunakan dalam penelitian

  No Bahan Fungsi Ikan pelagis Sebagai sampel untuk dilakukan 1. identifikasi

  2. Kuesioner Untuk pengisian data

  3.3. Metode Penelitian

  Penelitian menggunakan metode survey, meliputi instrumen yang berupa kuisoner (wawancara). Wawancara pada penelitian ini dilakukan untuk mendapat informasi terkait ikan pelagis kecil hasil tangkapan nelayan di Kabupaten Nagan Raya, seperti nama lokal ikan dari hasil tangkapan nelayan, daerah penangkapan, kedalaman dan jarak penangkapan ikan. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan metode observasi yaitu metode penglihatan secara langsung ke lokasi penelitian. Metode observasi dalam penelitian ini digunakan untuk melihat hasil tangkapan nelayan, melakukan dokumentasi dan dilanjutkan dengan studi pustaka untuk mengidentifikasi ikan dengan acuan buku - buku identifikasi.

  3.3.1. Teknik Pengambilan Data

  Teknik pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan metode

  

Purposive sampling. Dimana responden dipilih secara sengaja untuk tujuan

  tertentu atau dilakukan dengan berdasarkan informasi yang dibutuhkan dari setiap responden.

  3.3.2. Teknik Pengumpulan Data

  Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini meliputi dua macam data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer berupa observasi, wawancara dan identifikasi berdasarkan hasil dari penelitian di lapanngan. Sedangkan data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media nusantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). adapun cara ,mendapatkan data sekunder yaitu melalui dokumentasi adalah memperoleh data melalui peninggalan tertulis seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori-teori atau hukum-hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian (Rachman, 1999).

3.4. Prosedur Penelitian

  3.4.1. Metode Pengambilan Sampel Pengambilan Sampel ikan pelagis diperoleh dengan cara membeli dari hasil tangkapan nelayan yang kondisinya masih dalam keadaan segar dan berukuran 9.5 cm - 17.5 cm. kemudian sampel dibawa ke Laboratorium Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Teuku Umar.

  3.4.2. Identifikasi Ikan Pelagis Deskripsi terhadap setiap jenis sampel yang ditemukan dilakukan berdasarkan data morfometrik. Pengukuran menggunakan centimeter yang meliputi panjang standar (SL), panjang total (TL), panjang lebar (PL), kemudian pengamatan terhadap identifikasi ikan pelagis dilakukan secara visual, dengan mengamati bentuk morfologi (warna, bentuk tubuh ikan, ekor, sirip, posisi mulut dan lain sebagainya) dari masing-masing jenis ikan pelagis hasil dari tangkapan nelayan di PPI Kuala Tuha dan TPI Kuala Tadu Kabupaten Nagan Raya.

  Identifikasi dilakukan sampai tingkat spesies dengan bantuan buku The

  

Living Marine Resources Of The Western Central Pacific (Carpenter, 1998),

Fishes of Terengganu-East Coast of Malaysia Peninsula, Malaysia ( Keiichi. M.

  2008)

3.5. Analisa Data

  Untuk menganalisa data dalam penelitian, peneliti menggunakan metode Deskriptif Analisis yaitu menggambarkan, menguraikan dan menganalisis semua data penelitian yang diperoleh. Teknik pengolahan data yang digunakan adalah setelah data terkumpul dari hasil penelitian kemudian ditabulasi dan dideskripsikan.

  Kemudian dihitung persentase (%) dan ditampilkan dalam grafik dengan menggunakan rumus statistik sederhana dari (Sudjono 1996).

  x N F P

  100 % Ket :

  P = Persentase F = Frekwensi N = Jumlah Jenis 100 % = Bilangan Tetap

  IV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN

  4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian di PPI Kuala Tuha

  Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Kuala Tuha adalah sebuah pangkalan pendaratan ikan yang berada dalam wilayah Pemerintah Kabupaten Nagan Raya, yang berlokasi di Desa Kuala Tuha Kecamatan Kuala Pesisir, Kabupaten Nagan

2 Raya, dengan luas tanah 14.220 m , yang berjarak 700 m dari jalan utama desa

  langkak dan 810 m dari pusat Kecamatan Kuala Pesisir. Adapun batas-batas wilayah Desa Kuala Tuha adalah sebagai berikut. (Sumber : DKP Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012)

  • Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Langkak 

  Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Arongan

  • Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Kubang Gajah  Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Samudra Hindia

  4.2. Gambaran Umum Lokasi Penelitian di TPI Kuala Tadu

  Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Kuala Tadu Kecamatan Tadu Raya Kabupaten Nagan Raya pernah dibangun pada tahun 1998 dengan luas tanah

  3

  berukuran 6 x 12 m . Pada tahun 2004 Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Kuala Tadu hancur akibat Bencana Gempa dan Tsunami. setelah Tsunami TPI kuala tadu tersebut diberi bantuan oleh NGO untuk dimanfaatkan sementara oleh para Nelayan di Gampong Kuala Tadu sambil menunggu proses pembangunan TPI yang baru. Masyarakat Gampong Kuala Tadu mencari lokasi untuk mendirikan sebuah TPI akhirnya mendapatkan lokasi untuk membangunkan sebuah TPI dan sudah dilakukan pembebasan lahan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Nagan Raya pada tahun 2010. (Sumber : DKP Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012).

  Pada tahun 2011 membangunkan sebuah Pos Pemantauan dan Dermaga untuk TPI Kuala Tadu pada lahan tersebut. Pada tahun 2013 mendatang rencana PEMDA akan membangunkan sebuah TPI yang dulunya hancur akibat Gempa

  3 Tsunami pada tahun 2004 yang lalu dengan ukuran luas tanah 40 x 50 m dengan

  batas wilayahnya desa Kuala Tadu adalah sebagai berikut. (sumber DKP Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012)

  • Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Cot Mee  Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Samudra Hindia  Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Cot Rambong  Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Cot Mue

4.3. Alat tangkap yang digunakan di Kabupaten Nagan Raya

  Alat tangkap merupakan semua alat yang diperlukan dalam usaha penangkapan ikan. Jenis alat tangkap yang sering dioperasikan nelayan di PPI Kuala Tuha dan TPI Kuala Tadu Kabupaten Nagan Raya yaitu pukat pantai, jaring insang dan rawai Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 3.

  Tabel 3. Jumlah alat tangkap yang digunakan di Kabupaten Nagan Raya Alat Tangkap yang digunakan

  Jumlah Pukat Jaring alat

  No Wilayah Lhok Kecamatan Rawai tangkap pantai Insang

  (Unit) (Unit)

  (Unit) (Unit)

  1. Kuala Tuha Kuala Pesisir

  4

  55

  20

  79

  2. Kuala Tadu Tadu Raya

  2

  89 26 117 Total 8 144 46 196

  Sumber : DKP Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012)

  4.4. Armada yang digunakan di Kabupaten Nagan Raya

  Armada adalah sarana menunjang operasi penangkapan ikan agar dapat lebih efektif dengan tujuan untuk mendapatkan ikan hasil tangkapan yang maksimal, (Standar Nasional Indonesia, 2008). Dalam upaya mendukung keberhasilan kegiatan penangkapan sangat diperlukan informasi mengenai wilayah penangkapan ikan. Informasi berupa peta Fishing ground yang disajikan secara periode oleh Dinas Kelautan dan Perikanan sangat bermanfaat bagi nelayan sebagai salah satu panduan dalam melakukan upaya penangkapan ikan. Armada- armada yang digunakan oleh nelayan di Kabupaten Nagan Raya seperti kapal motor, motor tempel dan perahu tanpa mesin. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.

  Tabel 4. Jumlah Armada yang digunakan di Kabupaten Nagan Raya Armada yang digunakan

  Perahu Kapal Motor Jumlah

  No Wilayah Lhok Kecamatan tanpa motor tempel armada motor

  (unit) (unit) (unit) (unit)

  1. Kuala Tuha Kuala Pesisir

  46

  16

  15

  77

  2. Kuala Tadu Tadu Raya

  30

  7

  18

  55 Total

  76

  23 33 132 Sumber : DKP Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012)

  4.5. Hasil Tangkapan

  Hasil tangkapan merupakan hasil yang diperoleh nelayan setelah melakukan operasi penangkapan ikan di laut. Jenis tangkapan nelayan yang didaratkan di PPI Kuala Tuha dan TPI Kuala Tadu beragam-ragam jenisnya yaitu: udang, cumi- cumi, kepiting, ikan pelagis kecil, dan ikan domersal kecil. Adapun jumlah produksi hasil tangkapan nelayan di Kabupaten Nagan Raya dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Jumlah produksi hasil tangkapan nelayan di Kabupaten Nagan Raya Produksi Rata-rata /

  No Wilayah Lhok Kecamatan Tahun tahun (ton)

  1. Kuala Tuha Kuala Pesisir 2012

  50.5

  2. Kuala Tadu Tadu Raya 2012

  37 Total

  87.5 Sumber : DKP Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012)

4.6. Jumlah Nelayan di Kabupaten Nagan Raya

  Nelayan merupakan orang yang mata pencaharian utamanya dari usaha menangkap ikan di laut (Wibawa : 2010). Menjadi seseorang nelayan diperlukan keberanian dan keahlian untuk melakukan kegiatan beroperasian alat tangkap di laut dan berani menghadapi berbagai rintangan yang terjadi di laut. Dari berbagai aktifitas nelayan yang ada di PPI Kuala Tuha, jumlah nelayan yang tetap pada tahun 2012 sebanyak 88 orang, sedangkan di TPI Kuala Tadu, jumlah nelayan yang tetap 91 orang. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Jumlah Nelayan di Kabupaten Nagan Raya

  Jumlah Nelayan Jumlah

  Nelayan Nelayan No Wilayah Lhok Kecamatan Nelayan tetap tidak tetap

  (orang) (orang) (orang)

  1. Kuala Tuha Kuala Pesisir

  88

  8

  96

  2. Kuala Tadu Tadu Raya

  91 39 130 Total 179 47 226

  Sumber : DKP Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2. Hasil Penelitian

  Dari hasil identifikasi jenis-jenis ikan hasil tangkapan nelayan di Kabupaten Nagan Raya dapat dilihat dalam tabel 7 di bawah ini.

  Tabel 7. Jenis-jenis ikan pelagis kecil hasil tangkap nelayan di PPI Kuala Tuha dan TPI Kuala Tadu Kabupaten Nagan Raya No Famili Genus Spesies

  1. Carangidae Carangoides Carangoides coeruleopinnatus

  Scomberoides Scomberoides commersonnianus

  2. Clupeidae Dussumieriinae Dussumieriinae acuta

  Sardinella Sardinella albella Hilsa Hilsa kelle

  3. Engraulidae Thryssa Thryssa mystax

  Stolephorus Stolephorus chinensis Septina Septina taty

  4. Pristigasteridae Opisthopterus Opisthopterus tardoore

  

Pellona Pellona ditchela

  Berdasarkan dari hasil identifikasi jenis Ikan pelagis kecil hasil Tangkapan Nelayan di Kabupaten Nagan Raya ditemui 10 jenis spesies ikan pelagis dari 10 Genera dan 4 famili. Jenis ikan pelagis kecil yang paling banyak ditemukan adalah dari famili Engraulidae dan Clupeidae terdiri dari 3 genera (30 %) sedangkan yang paling sedikit adalah dari famili Pristigasteridae dan Carangidae yang terdiri dari 2 genera berjumlah (20 %). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar 1.

  Carangida idae Pristigasteridae idae 20% 20%

  Engraulid ulidae Clupeidae 30% %

  30%

  Gambar 1. Jumlah ah persentase (%) Famili dari genus ikan pe n pelagis kecil di Kabupate bupaten Nagan Raya

5.2. Pembahasan

5.2.1. Jenis-jenis ikan s ikan pelagis kecil di Kabupaten Nagan Raya aya

a. Famili Carangidae gidae

  1. Genus : Caran rangoides Spesies : Carangoi arangoides coeruleopinnatus

  Gambar 2. Ikan pepetek (Carangoides coeruleopinnatus)

  Dari hasil ident dentifikasi ikan ini merupakan ikan tergolong ong kedalam famili

  

Carangidae dan term rmasuk genus Carangoides, karena secara mor orfologis ikan ini cm dan lebar tubuh 6.5 cm. Tubuh berwarna putih keabu-abuan, posisi mulut terminal, sirip punggung dan sirip ekor kuning kecoklatan, pada sirip anal satu jari-jari tajam dan yang lainnya lemah mengeras.

  2. Genus : Scomberoides Spesies : Scomberoides commersonnianus

  Gambar 3. Ikan mata besar (Scomberoides commersonnianus)

  Dari hasil identifikasi ikan ini merupakan ikan tergolong kedalam famili

  

Carangidae dan termasuk genus Scomberoides, karena secara morfologis bentuk

  tubuhnya compressed dengan panjang total berukuran 17.5 cm dan panjang standar 14 cm. Sirip pectoral dan dorsal bewarna kuning kecoklatan, pada sirip ventral ikan ini bewarna putih susu, warna kepala dan tubuh kehitaman untuk punggung bewarna abu-abu.

b. Famili Clupeidae

  1. Genus : Dussumierrine Spesies : Dussumierrine acuta

  Dari hasil Identifikasi Ikan ini merupakan ikan tergolong kedalam famili tubuhnya compressed agak ramping, Ukuran panjang total 15.5 cm dan panjang standar 12 cm. ikan ini tergolong ikan pelagis kecil, garis linealateralis tidak putus dan bewarna coklat kekuningan, posisi mulut terminal. Ekor berbentuk cagak dan bewarna hitam kebiruan.

  Menurut Carpenter & Niem, 1999, Morfologi umum ikan Tembang (Clupeidae). Karakteristik utama ikan ini mempunyai perut yang lebih cembung dibandingkan ikan sardinella lainnya Habitat: ikan tembang termasuk jenis ikan pelagis yang bergerombol, habitat utamanya adalah Perairan Pantai. Makanan utamanya adalah Plankton. Perairan Utara Jawa dan Sulawesi merupakan daerah penangkapan potensial untuk ikan ini. Jenis alat tangkap yang biasa dipakai adalah Payang, Bagan dan Purse seine. Ikan ini biasanya ditangkap pada ukuran sekitar 14 cm. Produksi hasil tangkap umumnya dijual segar, selanjutnya dijadikan produk ikan Pindang. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 4.

  Gambar 4. Ikan japuh (Dussumierrine acuta)

  2. Genus : Sardinella Spesies : Sardinella albella

  Dari hasil Identifikasi Ikan ini merupakan ikan tergolong kedalam famili

  

Clupeidae dan termasuk genus Sardinella, karena secara morfologis ikan ini tubuh cukup tinggi, perut ramping, mulut terminal, ukuran ikan panjang total 14.5 cm dan panjang standar 11cm, linealateralis bewarna hitam, sirip punggung, sirip dada dan sirip anus jari mengeras dan runcing. sirip anal pendek, caudal berbentuk cagak dan bewarna hitam kecoklatan. Warna hitam kebiruan di bawah sirip punggung, tergolong kedalam ikan pelagis kecil ditangkap dengan menggunakan jaring insang, rawai dan pukat pantai.

  Menurut Carpenter & Niem, 1999, Ukuran umum 12cm; tertangkap dengan alat tangkap Pusre seine, Gill Nets, dan Liftnets habitat: hidup bergerombol di Perairan Pantai. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 5.

  Gambar 5. Ikan tembang (Sardinella albella)

  3. Genus : Hillsa Spesies : Hillsa kelle

  Dari hasil identifikasi Ikan meneng merupakan ikan tergolong kedalam famili Clupeidae dan termasuk genus Hillsa, karena secara morfologis ikan ini berukuran sedang 11.5 cm panjang total, bukaan mulut 1.7 cm, jumlah sirip punggung 17 jari-jari, dan tubuhnya compressed, sisik perut tebal dan keras.

  Ekornya berwarna kekuning-kuningan, mulut terminal, sirip punggung tidak memanjang , sirip anal pendek dan tubuhnya bewarna putih kebiruan, diatas operculum terdapat bercak warna hitam, tergolong ikan pelagis kecil.

  Menurut Carpenter & Niem, 1999, Karakteristik : badan lonjong agak pipih, sisik kecil danterdapat ventral scute yang dimulai dari belakang tutup insang sampai depan sirip dubur. Punggung berwarna hijau keunguan, bagian perut keperakan dan sirip berwarna kuning keemasan. Nama lokal: Ikan Bengkalis, Temparik, Terubuk Padi, Terubuk Mulut Besar, Terubuk Payau. Habitat: Ikan Terubuk termasuk jenis ikan pelagis yang bersifat schooling. Tempat hidupnya termasuk wilayah perairan pantai dan air payau. Pada saat melakukan reproduksi, ikan ini melakukan migrasi masuk kesungai. Jenis makanan utamanya adalah Plankton dan Detritus dengan mengaduk dasar perairan.

  Penangkapan ikan terubuk di Indonesia lebih banyak dilakukan di wilayah Sungai, pada saat ikan ini melakukan migrasi untuk memijah. Lokasi penangkapan ikan Terubuk di Indonesia yang paling terkenal adalah sungai- sungai di Sumatera. Jenis alat tangkap yang digunakan adalah perangkap. Penangkapan ikan terubuk di pantai dilakukan dengan menggunakan alat payang. Ikan ini bisa mencapai panjang sekitar 60 cm, namun banyak tertangkap pada ukuran sekitar 30 – 40 cm. di Sumatera produksi ikan ini terutama ditujukan untuk pasar telurnya. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 6.

  Gambar 6. Ikan terubuk (Hillsa kelle )

c. Famili Engraulidae

  1. Genus : Thryssa Spesies : Thryssa mystax

  Gambar 7. Ikan bangkok (Thryssa mystax) Dari hasil identifikasi Ikan ini merupakan salah satu jenis ikan pelagis kecil tergolong kedalam famili Engraulidae dan termasuk genus Thryssa, karena secara morfologis ikan ini memiliki bentuk tubuh compressed yang berukuran 9.5 cm panjang total, dan panjang standar 7.9 cm dengan lebar 2.5 cm, sirip punggung berjumlah 14 jari-jari lunak, sirip perut lunak dan panjang dari sirip punggung. Warna ikan ini putih keperakan, pada bagian atas operculum terdapat bercak warna hitam gelap yang menjadi perbedaan dengan ikan sejenis lainnya.

  Menurut Carpenter & Niem, 1999. Ikan bangkok, Thryssa mystax (Engraulidae), hidup di daerah pantai muara sungai membentuk gerombolan yang tidak begitu besar, pemakan plankton, dapat mencapai panjang 18 cm, umumnya 13-15 cm. tergolong ikan pelagis kecil, tetapi hidupnya cenderung didasar, penangkapan dengan purse seine, jaring insang lingkar, pukat tepi, payang tepi, jermal, ambai, sering masuk trawl, dipasarkan dalam bentuk asin kering, juga sebagai bahan terasi (terasi ikan). Daerah penyebaran: sepanjang pantai perairan Indonesia terutama di Jawa, Sumatera bagian timur, sepanjang Kalimantan, Sulsel, Arafuru, ke utara sampai Teluk Benggala, Teluk Siam, sepanjang pantai Laut Cina Selatan, ke selatan sampai utara Queensland (Australia), juga ke barat sampai pantai Afrika Timur.

  2. Genus : Stolephorus Spesies : Stolephorus chinensis

  Dari hasil Identifikasi Ikan teri merupakan ikan yang sangat kecil tergolong kedalam famili Engraulidae dan termasuk genus Stolephorus, karena secara morfologis tubuhnya ramping kecil, panjangnya tidak lebih dari 12 cm, mulutnya lebar sampai lewat belakang mata. Rahang bawah lebih pendek daripada rahang atas, moncongnya tumpul. Sirip dubur dimulai tepat di bawah bagian belakang daripada sirip punggung, yang panjang total 9.5 cm dan panjang standar 7.8 cm, jenis ikan teri pada umumnya hidup dekat pantai, tetapi ada pula yang masuk muara-muara sungai di air payau. Kebanyakan ikan teri hidup dalam gerombolan. Jenis ikan teri ini sering dijadikan sebagai ikan asin untuk dikonsumsi. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 8.

  Gambar 8. Ikan teri (Stolephorus chinensis)

  3. Genus : Septina Spesies : Septina taty

  Gambar 9. Ikan lemuru (Septina taty) Dari hasil identifikasi Ikan lemuru merupakan salah satu jenis ikan pelagis kecil tergolong kedalam famili Engraulidae dan termasuk genus Septina , karena secara morfologis ikan ini memiliki bentuk badan compressed, panjang total berukuran 9.5 cm, panjang standar 7.9 cm dan lebar 2.5 cm. Ikan ini ditangkap dengan menggunakan rawai dan pukat pantai, yang didapatkan di perairan Kabupaten Nagan Raya dengan kedalaman 3-4 meter dan jarak ± 1 mil, dengan kapasitas kapal 2-5 GT ( kapal motor).

  Menurut Carpenter & Niem, 1999. ukuran umum ikan lemuru 20 cm. habitat: hidup bergerombol di perairan pantai. makanan: Phytoplankton dan

  

Zooplankton , Copepods. daerah penyebaran: ditemukan di Selat Bali, Selatan

Ternate dan Teluk Jakarta dan berpusat di Jawa.

d. Famili Pristigasteridae

  1. Genus : Opisthopterus Spesies : Opisthopterus tardoore

  Gambar 10. Ikan lemuru (Opisthopterus tardoore)

  Dari hasil Identifikasi Ikan ini merupakan ikan pelagis kecil tergolong kedalam famili Pristigasteridae dan termasuk genus Opisthopterus, karena secara morfologis, Badan compreseed, tubuh memanjang dan sangat pipih, dengan panjang total 13 cm, panjang standar 11 cm dengan lebar 3 cm. perut cekung kedepan dengan, bukaan mulut besar, mulut miring diarahkan ke atas. Warna tubuh putih cerah, ekor berbentuk cagak dua. habitaynya dekat dengan pantai dan perairan pelagis, juga memasuki muara.

  2. Genera : Pellona Spesies : Pellona ditchela

  Gambar 11. Ikan puput (Pellona ditchela) Dari hasil identifikasi Ikan kanlam ini merupakan ikan tergolong kedalam famili Pristigasteridae dan termasuk genus Pellona, karena secara morfologis

  Tubuh ikan ini berbentuk compressed , panjang total 12 cm, panjang standar 9.5 cm dan lebar 3.5 cm, mata sangat besar, mulut berbentuk terminal, operculum sangat mulus tidak bersisik, dibawah perut bergerigi. Warna putih terang hampir sama dengan warna mata.

5.2.2. Penyebaran ikan pelagis

  Penyebaran ikan pelagis kecil di Indonesia merata di seluruh perairan, namun ada beberapa yang dijadikan sentra daerah penyebaran seperti Lemuru (Sardinella longiceps) banyak tertangkap di Selat Bali, Layang (Decapterus spp) di Selat Bali, Makassar, Ambon dan Laut Jawa, Kembung Lelaki (Rastrelinger

  

kanagurta ) di Selat Malaka dan Kalimantan, Kembung Perempuan (Rastrelinger

neglectus ) di Sumatera Barat, Tapanuli dan Kalimantan Barat (Wahyudi, 2011).

  Hasil dari wawancara dan kuesioner yang peneliti berikan pada responden di PPI Kuala Tuha dan TPI Kuala Tadu Kabupaten Nagan Raya, bahwa nelayan Kabupaten Nagan Raya menangkap ikan di laut dengan menggunakan pukat pantai, rawai dan jaring insang dengan alat tangkat tersebut nelayan dapat menangkap beberapa jenis ikan pelagis yang ada di perairan Nagan Raya yang kedalaman 2 meter sampai 4 meter dengan jarak penangkapan ±1 Mil dari garis pantai. Para nelayan Kabupaten Nagan Raya dapat juga menghasilkan tangkapan yang banyak, ikan tersebut bukanlah ikan yang besar-besar tetapi jenis ikan pelagis kecil-kecil. Adapun jenis-jenis ikan tersebut yaitu ikan tembang, ikan pepetek dan jenis ikan lainnya. Sedangkan jenis-jenis ikan yang besar hanya sedikit saja. Hal ini disebabkan oleh kapasitas Kapal yang dipakai oleh nelayan hanya 3-5 GT ( jenis Kapal Motor).

  Masyarakat daerah pesisir Kabupaten Nagan Raya bermata pencaharian sebagai nelayan, hampir setiap hari melakukan penangkapan ikan di laut, kecuali hari tertentu yang dilarang untuk melakukan pengoperasian dan disaat cuaca buruk. Jumlah kapal yang beroperasi menangkap ikan di laut perairan Kabupaten Nagan Raya ada 92 unit kapal dan 2 orang dari masing-masing satu unit kapal yang mendarat di dua tempat yaitu di PPI Kuala Tuha dan di TPI Kuala Tadu.

  Musim sedikit (paceklik) hasil tangkapan nelayan pada musim Barat, musim ini terhitung dari Bulan Februari sampai dengan Bulan Juni, pada musim ini hasil tangkapan nelayan hanya sedikit, diakibatkan oleh cuaca buruk, sedangkan musim biasa/panen raya hasil tertangkap nelayan terdapat pada musim Timur, musim ini terhitung dari bulan Juli sampai Bulan Januari, pada bulan ini biasanya hasil tangkapan nelayan maksimal/banyak. Hal ini seperti diungkapkan oleh Djuhanda

  (1981:30) bahwa “ banyak sedikitnya jumlah ikan yamg tertangkap selain ditentukan oleh musiman dan kemampuan nelayan juga dipengaruhi oleh keberadaan ikan itu sendiri di sebuah peraiaran”.

  

DAFTAR PUSTAKA

Carpenter. N, 1999. The Living Marine Resources of the Western Pacific.

  Carpenter, K. E. And V. H. N, 2011. The Living Marine Resources Of The Western Central Pacific, Volume III-V.

  Italiy; food And Agriculture Organization Of The United Nations Rome. Dewi. 2010. Analilisa Bioekonomi untuk Pengengolaan sumberdaya Kerang

  Siping (Amusium plueronectes). Semarang ; di Kabupaten Batang, Jawa

  Tengah, Program Pasca Sarjana (tesis) Universitas di Ponegoro Jawa Tengah. Djuhanda, T, 1981. Dunia Ikan, Edisi 1, Bandung; Penerbit Armico. Djuwanah. 1996. Budidaya Ikan secara Polikultur. Ungaran; Penerbit PT. Trubus Agriwidya. Dinas Kelautan dan Perikanan. 2012. Hasil Tangkapan Nelayan. Nagan Raya; Dinas Kelautan dan Perikanan. Junianto, 2003. Teknik Penanganan Ikan. Jatinangor; Penebar Swadaya. Mahardono, A.,P,S.I,S 1985. Anatomi Ikan, Jakarta; PT. Intermasa, Keiichi,. M,. M, A, M. . S,. A, Mohd. (2008). Fishes of Terengganu. Malaysia; Universitas Malaysia Terengganu. Mayr, E. 1971. Principle of Systematic Zoology. New Delhi; Tata Mc-Graw Hill Publishing Company LTD. Raharjo, M. F. 1980. Ichtiologi. Bogor; Departemen Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor. Ranchman M. 1999. Strategi dan langkah-langkah Penelitian. Jakarta; IIKIP Semarang Press. Rosmatun S., M, 1997. Budidaya Udang Windu dan Ikan, Edisi ke 10, Jakarta;

  Penebar Swadaya, Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Bogor; Bina Cipta.

  Satria A. 2002. Pengantar Sosiologi Masyarakat Pesisir. Jakarta; Pustaka CIDESINDO. Standar Nasional Indonesia. 2008. Istilah dan Definisi Kapal Perikanan. NO.

  SNI 7277, 2; 2008. Badan standarisasi nasional. Subani W., HR B. 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang di Indonesia. Jurnal Perikanan Laut. Nomor: 50 Tahun 1988/1989. Jakarta; Balai Penelitian Perikanan Laut, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemem Pertanian. 248 hal.

  Sudjono, A. 1996. Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta; PT. Oerdivindo Syarifah, Z. N,M. M,A. 2009. Penuntun Praktikum Ichtiologi. Meulaboh;

  Laboratorium Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Teuku Umar. Wahyudi. 2011. Daerah Penangkapan Ikan Pelagis. Kementerian kelautan dan perikanan. Bitung; Akademika Perikanan Bitung. Wibawa, Y. D., 2010. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta; PT. Multazam Mulia Utama.