PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium cepa L. Agregatum Gruop) PADA BEBERAPA DOSIS PUPUK KANDANG DAN PUPUK UREA - Repository utu

  

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG

MERAH (Allium cepa L. Agregatum Gruop) PADA

BEBERAPA DOSIS PUPUK KANDANG

DAN PUPUK UREA

SKRIPSI

OLEH

B A R O N A

  

06C10407102

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH, ACEH BARAT

  PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium cepa L. Agregatum Gruop) PADA BEBERAPA DOSIS PUPUK KANDANG DAN PUPUK UREA SKRIPSI OLEH B A R O N A

  06C10407102 Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH, ACEH BARAT

  

LEMBARAN PENGESAHAN

Judul : Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang

Merah (Allium Cepa L. Agregatum Gruop) pada Beberapa Dosis Pupuk Kandang dan Pupuk Urea Nama Mahasiswa : B A R O N A N I M : 06C10407102 Program Studi : Agroteknologi

  Menyetujui : Komisi Pembimbing

  Pembimbing Utama, Pembimbing Anggota,

  

Rahmi Rukhyat, S.P, M.P Muhammad Jalil, S.P, M.P

  NIDN 0129117901 NIDN 0115068302 Mengetahui,

  Dekan Fakultas Pertanian, Ketua Prodi Agroteknologi,

  Diswandi Nurba, S.TP, M.Si Jasmi, S.P, M.Sc

  NIDN 0128048202 NIDN 0127088002

  Tanggal Lulus : 12 Oktober 2013

  

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

  Skripsi/tugas akhir dengan judul:

Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Merah (Allium Cepa L.

  Agregatum Gruop) pada Beberapa Dosis Pupuk

Kandang dan Pupuk Urea

  Yang disusun oleh: Nama : B A R O N A N I M : 06C10407102 Fakultas : Pertanian Program Studi : Agroteknologi Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 12 Oktober 2013 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima.

  SUSUNAN DEWAN PENGUJI :

  1 Rahmi Rukhyat, SP., MP Pembimbing I/ Ketua TIM Penguji

  2 Muhammad Jalil, SP., MP Pembimbing II

  3 Mita Setyowati, SP., M.Sc Penguji Utama

  4 Irvan Subandar, SP., MP Penguji Anggota

  Meulaboh, 12 Oktober 2013 Ketua Prodi Agroteknologi,

  Jasmi, SP., M.Sc

  

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu

telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan)

yang lain dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap” “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu

dan orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat dan Allah mengetahui

apa yang kamu kerjakan” (QS : Al-Maidah; 11)

  Ya Allah... Tataplah aku dengan cinta-Mu Pelihara aku dengan rahmat-Mu Karyakanlah aku dengan ilmu Dan naungi aku dengan barakah-Mu

Dengan ridha Allah dan penuh keikhlasan hati, karya ini kupersembahkan

untuk orang tuaku tercinta Ayahanda Karim dan Ibunda Syaribanu tersayang, terima kasih ku yang terdalam buat Yah Cut Ku yang selalu membantu ananda siang dan malam yang tak pernah kenal lelah dalam musibah yang menimpa anak ku Fa’is Khaizuran, buat anak ku tersayang semoga ananda cepat sembuh

dan ceria seperti dulu lagi. Special thanks to My Wife Ratna Dewi, AMd tercinta

dan tersayang. Terima kasih kakanda untuk setiap cinta yang luas dan tak terbalaskan.

  

Buat kakak dan adinda tersayang K’ Nurul, D’ Era, Ana, Hawa, Ani dan

yanti ^.^ terimakasih telah menjadi penyemangat buat abang hingga bisa

menyelesaikan skripsi ini. Untuk seluruh keluarga terima kasih atas doa, dukungan

dan semangatnya...

  

Special thanks to dosen pembimbingku Bapak Rahmi Ruhkyat, Sp., MP.

Bapak Muhammad Jalil, SP., MP. Terima kasih atas pengorbanan waktu & bimbingan yang telah diberikan serta to Ibu Jasmi;SP.,MSc.Mita Setyowati,

SP.,MSc dan Bapak Putra Susila, SP dan Bapak Irvan Subandar, SP.,MP atas

semua sarannya...

  

Sahabat-sahabat terspesialku Sukarahman,Ismayadi, Hasan S, Lia, Agus,

Anto, Teguh, Rika , terimakasih untuk indahnya persahabatan yang telah mengumpulkan kita & doa2@... ^.^

Untuk seluruh teman-teman seperjuangan Faperta angkatan 2006, terima

kasih dukungannya...

  I love you all...

  Barona

  RINGKASAN BARONA ”Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Merah (Allium Cepa L.

  Agregatum Gruop) pada Beberapa Dosis Pupuk Kandang dan Pupuk Urea” di bawah bimbingan Rahmi Rukhyat sebagai pembimbing utama dan Muhammad Jalil sebagai pembimbing anggota).

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis pupuk kandang dan dosis pupuk urea yang tepat sehingga diperoleh pertumbuhan dan hasil bawang merah yang tinggi serta nyata tidaknya interaksi antara kedua faktor tersebut.

  Penelitian dilaksanakan di Gampong Pulo Ie Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya sejak Tanggal 02 April sampai dengan Tanggal 25 Juni 2011. Bahan yang digunakan adalah umbi bawang merah, pupuk kandang, pupuk urea dan alat digunakan cangkul, parang, tugal, hand spayer, meteran, gembor, timbangan, pamphlet nama, tali dan alat tulis.

  Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial 3 x 4 dengan tiga kali ulangan, ada dua faktor yang di teliti, yaitu : dosis pupuk kandang, yang terdiri atas tiga

  • 1

  taraf, yaitu : 10, 15 dan 20 ton ha . Faktor dosis pupuk Urea yang terdiri atas

  • 1 empat taraf, yaitu : 100, 150, 200 dan 250 kg ha .

  Peubah yang diamati adalah tinggi tanaman dan jumlah daun per rumpun umur 15,30 dan 45 HST, jumlah umbi per rumpun, jumlah umbi per plot dan jumlah umbi per hektar.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk kandang berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman bawang merah umur 15,30 dan 45 HST, jumlah daun umur 30 dan 45 HST, jumlah umbi per rumpun, per plot dan per hektar serta berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah daun tanaman bawang merah pada umur 15 HST. Dosis pupuk kandang terbaik dijumpai pada perlakuan pupuk

  • 1 -1 -1

  kandang dengan dosis 15 ton ha (9.189,81 Kg ha ) dan 20 ton ha (8.991,342

  • 1 Kg ha ).

  Pupuk urea berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman bawang merah umur 15 HST, jumlah daun umur 15 HST, jumlah daun umur 30 HST dan berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 30 dan 45 HST, jumlah daun 45 HST dan jumlah umbi per rumpun serta berpengaruh sangat nyata terhadap berat umbi per rumpun, per plot dan per hektar. Berat Umbi paling tinggi dijumpai

  • 1 -1

  pada perlakuan pupuk urea dengan dosis 150 Kg ha (9.755,40 Kg ha ) dan

  • 1 -1 200 Kg ha (9.608,02 Kg ha ).

  Terdapat interaksi yang tidak nyata antara pupuk kandang dan pupuk urea terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah yang diamati.

UCAPAN TERIMA KASIH

  Puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena dengan limpahan rahmat-Nya penulis telah dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”Pertumbuhan dan

  Hasil Tanaman Bawang Merah (Allium Cepa L. Agregatum Gruop) pada Beberapa Dosis Pupuk Kandang dan Pupuk Urea”. Shalawat beriring salam

  kepada junjungan alam Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan.

  Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada : 1. Rahmi Rukhyat, SP, M.P selaku pembimbing utama dan Muhammad Jalil,

  SP, M.P selaku pembimbing anggota yang telah memberi masukan dan bimbingan sampai selesainya penulisan skripsi ini.

2. Jasmi, SP, M.Sc selaku ketua prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian

  Universitas Teuku Umar 3. Diswandi Nurba S.TP, M.Si. selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas

  Teuku Umar dan Civitas Akademika yang telah menyediakan sarana dan prasarana selama penulis terdaftar sebagai mahasiswa pada Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar.

  4. Ayahanda Tercinta Karim dan Ibunda Tercinta Syaribanun, Istriku tercinta dan tersayang, serta kakak dan adikku tersayang yang selalu mendo’akan juga membantu moril maupun materil.

  5. Teman-teman seperjuangan, mahasiswa – mahasiswi Fakultas Pertanian dan untuk rekan – rekan mahasiswa – mahasiswi Universitas Teuku Umar angkatan 2006 serta sahabat-sahabat terbaikku yang telah turut membantu dan memberikan semangat dalam penyusunan skripsi ini. Akhirnya dengan segala kerendahan dan ketulusan hati penulis berharap semoga segala amal dan bantuan mereka mendapat balasan yang setimpal dari

  Allah SWT,Amin.

  Meulaboh, Oktober 2013 Penulis

  

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN ................................................................................................ iii

UCAPAN TERIMA KASIH ......................................................................... iv

DAFTAR ISI .................................................................................................. v

DAFTAR TABEL .........................................................................................

  vi

  

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. viii

  I. PENDAHULUAN ................................................................................

  1 1.1.

  1 Latar Belakang ................................................................................

  1.2.

  5 Tujuan Penelitian ............................................................................

  1.3.

  5 Hipotesis .........................................................................................

  II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................

  6 2.1.

  6 Botani Tanaman Bawang Merah ...................................................

  2.2.

  8 Syarat Tumbuh Tanaman Bawang Merah .....................................

  2.3.

  9 Pupuk Kandang ..............................................................................

  2.4. Pupuk Urea ..................................................................................... 12 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN ...........................................

  14

  3.1 Tempat dan Waktu Penelitian.......................................................... 14

  3.2 Bahan dan Alat Penelitian ............................................................... 14

  3.3 Rancangan Percobaan ..................................................................... 15

  3.4 Pelaksanaan Penelitian .................................................................... 16

  3.5

  19 Pengamatan ......................................................................................

  IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................

  20 4.1. Dosis Pupuk Kandang ................................................................... 20 4.2.

  Dosis Pupuk Urea .......................................................................... 29 4.3. Interaksi .......................................................................................... 39 V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................

  40 5.1. Kesimpulan ..................................................................................... 40 5.2.

  Saran ............................................................................................... 40 DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

  41 LAMPIRAN ...................................................................................................

  43 RIWAYAT HIDUP .......................................................................................

  56

  

DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman

  1. Kandungan Unsur Hara Pada Beberapa Kotoran Ternak Padat dan Cair ............................................................................................................

  10 2. Susunan Kombinasi Perlakuan Antara Dosis Pupuk Kandang Dan Pupuk Dosis Pupuk Urea ......................................................................................

  15 3. Rata-rata Tinggi Tanaman Bawang Merah pada Berbagai Dosis Pupuk Kandang Umur 15, 30 dan 45 HST ...........................................................

  20 4. Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Bawang Merah pada Berbagai Dosis Pupuk Kandang Umur 15, 30 dan 45 HST ...............................................

  22 5. Rata-rata Jumlah Umbi per Rumpun Tanaman Bawang Merah pada Berbagai Dosis Pupuk Kandang ...............................................................

  24 6. Rata-rata Berat Umbi Per Rumpun, Berat Umbi per Plot dan Berat Umbi per Hektar pada Berbagai Dosis Pupuk Kandang .....................................

  26 7. Rata-rata Tinggi Tanaman Bawang Merah pada Berbagai Dosis Pupuk Urea Umur 15, 30 dan 45 HST .................................................................

  29 8. Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Bawang Merah pada Berbagai Dosis Pupuk Urea Umur 15, 30 dan 45 HST ......................................................

  32 9. Rata-rata Jumlah Umbi per Rumpun Tanaman Bawang Merah pada Berbagai Dosis Pupuk Urea ......................................................................

  34 10. Rata-rata Berat Umbi per Rumpun, Berat Umbi per Plot dan Berat Umbi per Hektar pada Berbagai Dosis Pupuk Urea ............................................

  36

  DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman

1.

  Tinggi Tanaman Bawang Merah pada Berbagai Dosis Pupuk Kandang Umur 15, 30 dan 45 HST ..........................................................................

  21 2. Jumlah Daun Tanaman Bawang Merah pada Berbagai Dosis Pupuk Kandang Umur 15, 30 dan 45 HST ...........................................................

  23 3. Jumlah Umbi per Rumpun Tanaman Bawang Merah pada Berbagai Dosis Pupuk Kandang ...............................................................................

  25 4. Berat Umbi Per Rumpun Tanaman Bawang Merah pada Berbagai Dosis Pupuk Kandang .........................................................................................

  27 5. Berat Umbi Per Plot Tanaman Bawang Merah pada Berbagai Dosis Pupuk Kandang .........................................................................................

  27 6. Berat Umbi Per Hektar Tanaman Bawang Merah pada Berbagai Dosis Pupuk Kandang .........................................................................................

  28 7. Tinggi Tanaman Bawang Merah pada Berbagai Dosis Pupuk Urea Umur 15, 30 dan 45 HST ..........................................................................

  31 8. Jumlah Daun Tanaman Bawang Merah pada Berbagai Dosis Pupuk Urea Umur 15, 30 dan 45 HST .................................................................

  33 9. Jumlah Umbi per Rumpun Tanaman Bawang Merah pada Berbagai Dosis Pupuk Urea ......................................................................................

  35 10. Berat Umbi per Rumpun Tanaman Bawang Merah pada Berbagai Dosis Pupuk Urea ................................................................................................

  37 11. Berat Umbi Berat Umbi per Plot Tanaman Bawang Merah pada Berbagai Dosis Pupuk Urea ......................................................................

  37 12. Berat Umbi per Hektar Tanaman Bawang Merah pada Berbagai Dosis Pupuk Urea ................................................................................................

  38

  

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Teks Halaman

  1. Rata-rata Tinggi Tanaman Bawang Merah Umur 15 HST Pada Perlakuan Dosis Pupuk Kandang Dan Pupuk Urea (cm) .........................

  43 2. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Bawang Merah Pada Umur 15 HST Pada Perlakuan Dosis Pupuk Kandang Dan Pupuk Urea ........................

  43 3. Rata – rata Tinggi Tanaman Bawang Merah Pada Umur 30 HST Pada Perlakuan Dosis Pupuk Kandang Dan Pupuk Urea (cm) .........................

  44 4. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Bawang Merah Pada Umur 30 HST Pada Perlakuan Dosis Pupuk Kandang Dan Pupuk Urea ........................

  44 5. Rata – rata Tinggi Tanaman Bawang Merah Pada Umur 45 HST Pada Perlakuan Dosis Pupuk Kandang Dan Pupuk Urea (cm) .........................

  45 6. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Bawang Merah 45 HST pada perlakuan Dosis Pupuk Kandang dan Pupuk Urea ..................................

  45 7. Rata – rata Jumlah Daun Bawang Merah Pada Umur 15 Hst Pada Perlakuan Dosis Pupuk Kandang Dan Pupuk Urea (Helai) .....................

  46 8. Analisis Ragam Jumlah Daun Bawang Merah Pada Umur 15 Hst Pada Perlakuan Dosis Pupuk Kandang Dan Pupuk Urea .................................

  46 9. Rata – rata Jumlah Daun Tanaman Bawang Merah Pada Umur 30 Hst Pada Perlakuan Dosis Pupuk Kandang Dan Pupuk Urea (Helai) ............

  47 10. Analisis Ragam Jumlah Daun Bawang Merah Pada Umur 30 Hst Pada Perlakuan Dosis Pupuk Kandang Dan Pupuk Urea .................................

  47 11. Rata – rata Jumlah Daun Bawang Merah pada Umur 45 HST pada Perlakuan Dosis Pupuk Kandang Dan Pupuk Urea (helai) ......................

  48 12. Analisis Ragam Jumlah Daun Bawang Merah Pada Umur 45 HST Pada Perlakuan Dosis Pupuk Kandang Dan Pupuk Urea .................................

  48 13. Rata – rata Jumlah Umbi Tanaman Bawang Merah Per Rumpun Pada Perlakuan Dosis Pupuk Kandang Dan Pupuk Urea .................................

  49 14. Analisis Ragam Jumlah Umbi Tanaman Bawang Merah Per Rumpun Pada Perlakuan Dosis Pupuk Kandang Dan Pupuk Urea ........................

  49

  

Nomor Teks Halaman

15.

  Rata – rata Berat Umbi Bawang Merah Per Rumpun Pada Perlakuan Dosis Pupuk Kandang Dan Pupuk Urea (gr) ...........................................

  50 16. Analisis Ragam Berat Umbi Bawang Merah Per Rumpun Pada Perlakuan Dosis Pupuk Kandang Dan Pupuk Urea .................................

  50 17. Rata – rata Berat Umbi Bawang Merah Per Plot Pada Perlakuan Dosis Pupuk Kandang Dan Pupuk Urea (gr) .....................................................

  51 18. Analisis Ragam Berat Umbi Bawang Merah Per Plot Pada Perlakuan Dosis Pupuk Kandang Dan Pupuk Urea ..................................................

  51 19. Rata – rata Berat Umbi Bawang Merah Per Hektar (ton) Pada Perlakuan Dosis Pupuk Kandang Dan Pupuk Urea ..................................................

  52 20. Analisis Ragam Berat Umbi Bawang Merah Per Hektar Pada Perlakuan Dosis Pupuk Kandang Dan Pupuk Urea ..................................................

  52 21. Bagan Percobaan ...................................................................................... 53 22. Foto Kegiatan ............................................................................................ 54

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

  Bawang merah (Allium cepa L. Agregatum Gruop) merupakan tanaman yang tumbuh tegak dengan tinggi dapat mencapai 15 – 50 cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. Perakarannya berupa akar serabut yang tidak panjang dan tidak terlalu dalam tertanam dalam tanah (Wibowo, 1995).

  Tanaman bawang merah diduga berasal dari Asia. Sebagian literatur menyebutkan bahwa tanaman ini dari Asia Tengah, terutama Palestina dan India, tetapi sebagian lagi memperkirakan asalnya dari Asia Tenggara dan Mediterranean. Narasumber lain menduga asal usul bawang merah dari Iran dan pegunungan sebelah Utara Pakistan, namun ada juga yang menyebutkan asal tanaman ini dari Asia Barat dan Mediterranean, yang kemudian berkembang ke Mesir dan Turki (Rukmana, 1994).

  Daerah penyebaran tanaman bawang merah di antaranya adalah Eropa Barat, Eropa Timur, Spanyol, Amerika Serikat, Jepang, Mesir dan Turki, merupakan negara penghasil bawang merah dan bawang bombay terpenting di dunia (Rukmana, 1994).

  Bawang merah menjadi salah satu tanaman komersial di berbagai negara di dunia. Negara - negara produsen bawang merah antara lain Jepang, USA, Rumania, Meksiko dan Texas (Rukmana, 1994). Di Indonesia, bawang merah menjadi komoditas cukup penting sebagai sumber penghasilan petani dan pendapatan negara. Selama beberapa tahun terakhir ini, bawang merah termasuk enam besar komoditas sayuran komersial yang diekspor Indonesia bersama –

  2 bawang merah ini tidak hanya diekspor dalam bentuk sayuran segar, tetapi juga setelah diolah menjadi produk ”bawang goreng” (Rukmana, 1994). Di tambahkan pula bahwa berdasarkan hasil survei pertanian produksi tanaman sayuran di Indonesia tahun 1991, luas panen bawang merah mencapai 70.989 hektar dengan produksi 509.013 ton. Pada tahun tersebut luas panen bawang merah menempati urutan ketiga dari 18 jenis sayuran komersial di Indonesia, yakni setelah cabai dan kacang panjang.

  Bawang merah memegang peranan penting dalam bumbu penyedap masakan di Indonesia. Hampir semua masakan Indonesia menggunakan bawang merah sebagai salah satu bumbu penyedapnya (Wibowo, 1995).

  Kegunaan bawang merah untuk tubuh antara lain memperbaiki tubuh, memudahkan pencernaan dan menghilangkan lendir lendir dalam kerongkongan.

  Bahkan diduga dapat mendorong nafas panjang. Jika memakannya dalam bentuk sayur mentah, sebagai acar atau betul - betul mentah dengan sambal, tubuh akan terasa hangat dan pernapasan lancar. Rasa pedas yang sering menyerang mata jika kita sedang mengiris umbi bawang merah, disebabkan karena di dalam umbi ini cukup banyak mengandung minyak aetheris (Samsudin, 1979).

  Pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah sangat di pengaruhi oleh ketersediaan unsur hara. Usaha untuk menambah ketersediaan unsur hara bagi tanaman adalah dengan pemupukan. Pemupukan bertujuan untuk menambah ketersediaan unsur hara didalam tanah terutama agar tanaman dapat menyerapnya sesuai dengan kebutuhan (Fauzi et al., 2006)

  Menurut Ahmad dalam Rukhyat (2001) dalam melakukan pemupukan beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah: tanaman yang akan dipupuk, jenis

  3 tanah yang akan dipupuk, jenis pupuk yang digunakan, dosis pupuk yang diberikan, waktu pemupukan dan cara pemupukan.

  Untuk mendapatkan pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah yang tinggi, juga diperlukan media tanam yang baik. Salah satu media tanam yang baik adalah tanah yang dicampur dengan pupuk kandang. Pupuk kandang merupakan pupuk yang berasal dari kotoran ternak baik berupa padat atau cair termasuk sisa – sisa makanan ternak. Selain untuk menambah unsur hara makro dan mikro di dalam tanah, pupuk kandang juga terbukti sangat baik dalam memperbaiki struktur tanah pertanian (Lingga dan Marsono, 2004).

  Pemberian pupuk organik seperi pupuk kandang dan kompos, bertujuan untuk memperbaiki struktur tanah, menyangga unsur hara dan air, sebagai sumber energi bagi mikroorganisme tanah, serta menyediakan unsur hara (Rukmana, 2006).

  Rinsema (1986), menyatakan bahwa apabila pemberian pupuk kandang terlalu banyak atau berlebihan akan memberikan efek buruk bagi media karena banyak mengandung air sehingga akan menyebabkan aerasi menjadi jelek dan mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi terganggu. Pemakaian kotoran hewan selalu memperlihatkan pengaruh baik pada hasil tanaman untuk beberapa tahun. Pengaruh menguntungkan untuk di distribusikan dalam waktu yang lebih lama dari pada pupuk kimia (Samekto dalam Saputra, 2010).

  Selain pupuk kandang, nitrogen, tanaman bawang merah juga membutuhkan unsur hara nitrogen untuk pertumbuhan vegetatif. Unsur hara Unsur hara Nitrogen berfungsi untuk merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan, merupakan bagian dari sel (organ) tanaman itu sendiri, berfungsi

  4 untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman serta merangsang pertumbuhan vegetatif (warna hijau) seperti daun. Tanaman yang kekurangan unsur N gejalanya adalah pertumbuhan lambat/kerdil, daun hijau kekuningan, daun sempit, mengurangi daya tahan tanaman terhadap penyakit (Hardjowigeno, 2007). Salah satu jenis pupuk yang mengandung unsur hara nitrogen adalah urea.

  Urea adalah pupuk buatan hasil persenyawaan NH

  4 (ammonia) dengan

  CO

  2 . Bahan dasarnya biasanya berupa gas alam dan merupakan hasil ikutan hasil

  tambang minyak bumi. Kandungan N total berkisar antara 45 – 46% (Marsono dan Paulus, 2001). Ditambahkan pula bahwa urea merupakan pupuk dasar utama yang diberikan pada tanaman.

  Urea mempunyai sifat hygroskopis atau mudah menyerap air dari udara. Pada kelembaban udara 73% urea akan berubah menjadi air karena uap air di udara ditarik ke dalam pupuk. Keuntungan mengunakan pupuk urea adalah mudah diserap tanaman. Selain itu, kandungan N yang tinggi pada urea sangat dibutuhkan pada pertumbuhan awal tanaman. Kekurangannya bila bila diberikan kedalam tanah yang miskin hara akan berubah ke wujud atau bahan awalnya, yakni ammonia dan karbondioksida yang mudah menguap. Selain itu, kedua gas tersebut juga mudah tercuci oleh air hujan atau irigasi dan mudah terbakar sinar matahari (Marsono dan Paulus, 2001)

  Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan di atas, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui dosis pupuk kandang dan Urea yang tepat sehingga diperoleh pertumbuhan dan hasil bawang merah yang tinggi.

  5 1.2.

   Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis pupuk kandang dan dosis pupuk urea yang tepat sehingga diperoleh pertumbuhan dan hasil bawang merah yang tinggi serta nyata tidaknya interaksi antara kedua faktor tersebut.

1.3. Hipotesis 1.

  Dosis pupuk kandang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah

  2. Dosis pupuk Urea berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah.

  3. Terdapat interaksi antar dosis pupuk kandang dan Urea terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah.

     

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.

   Botani Tanaman Bawang Merah

  2.1.1. Sistematika

  Menurut Robinowitch, (1990 dalam Jasmi 2012) Tanaman bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut : Divisio : Spermatophyta Sub divisio : Angiospermae Class : Monocotyledonae Ordo : Asparagales Famili : Liliaceae Suku : Allieae Genus : Allium Spesies : Allium cepa L. Gruop Aggregatum Tanaman bawang merah termasuk tanaman semusim, tumbuh tegak dengan tinggi tanaman mencapai 15 – 50 cm, membentuk rumpun.

  2.1.2. Morfologi

  Rukmana (1994) menyatakan bahwa secara morfologi, pada umumnya tanaman bawang merah terdiri dari :

  1. Akar Berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal dan bercabang terpencar, antara 15 – 30 cm di dalam tanah.

  2. Batang Memiliki batang sejati atau disebut ”discus” yang bentuknya sebagai cakram, tipis dan pendek sebagi tempat melekat perakaran dan mata tunas (titik

  7 tumbuh). Di bagian atas discus terbentuk batang semu yang tersusun dari pelepah- pelepah daun. Batang semu yang berada di dalam tanah akan berubah bentuk dan fungsinya menjadi umbi lapis (bulbus). Di antara lapis kelopak bulbus terdapat mata tunas yang dapat membentuk tanaman baru atau anakan, terutama pada spesies bawang merah biasa.

  3. Daun Bentuknya seperti pipa, yakni bulat kecil memanjang antara 50 – 70 cm, berlubang, bagian ujungnya meruncing, berwarna hijau muda sampi hijau tua, dan letak daun melekat pada tangkai yang ukurannya relatif pendek.

  4. Bunga Tangkai daun keluar dari ujung tanaman (titik tumbuh) yang panjangnya antara 30 – 90 cm, dan ujungnya terdapat 50 200 kuntum bunga yang tersusun melingkar (bulat) seolah olah berbentuk payung (umbrella). Tiap kuntum bunga terdiri atas 5 – 6 helai dauan bunga yang berwarna putih, 6 benang sari berwarna hijau atau kekuning – kuningan, 1 putik dan bakal buah berbentuk hampir segitiga. Sebagai bunga sempurna (hermaphrodite), bawang merah dapat menyerbuk sendiri ataupun silang dengan bantuan serangga lebah atau lalat hijau, dapat juga melalui penyerbukan buatan oleh bantuan tangan manusia.

  5. Buah dan Biji Buah berbentuk bulat dengan ujungnya tumpul membungkus biji berjumlah

  • 2 – 3 butir.
  • tetapi setelah tua menjadi hitam.

  Bentuk biji agak pipih, sewaktu masih muda berwarna bening atau putih,

  8 Biji – biji bawang merah dapat dipergunakan sebagai bahan perbanyakan

  • tanaman secara generatif.

6. Umbi lapis

  Umbi lapis ukuran bawang merah sangatlah bervariasi. Bentuknya ada yang bulat, bundar sampai pipih, sedangkan ukuran umbi meliputi besar, sedang dan kecil. Warna kulit umbi ada yang putih, kuning, merah muda sampai merah tua. Umbi bawang merah sudah umum digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman secara vegetatif.

2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Bawang Merah

  2.2.1 Iklim

  Bawang merah biasa dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik didataran rendah sampai dataran tinggi ± 1.100 meter di atas permukaan laut, tetapi berproduksi terbaik dihasilkan dari dataran rendah yang didukung keadaan iklim

  o o

  meliputi : suhu udara antara 25 C – 32 C dan iklim kering. (2) Tempat terbuka dan mendapat sinar matahari ± 70%, karena bawang merah termasuk tanaman yang memerlukan sinar matahari cukup panjang (long day plant). (3) Tiupan angin sepoi – sepoi berpengaruh baik terhadap laju proses fotosintesis dan hasil umbinya yang tinggi, dan (4) Ketinggian tempat paling ideal antara 0 – 800 meter di atas permukaan laut.

  2.2.2 Tanah

  Bawang merah dan bawang bombay tumbuh baik di tanah yang subur, gembur dan banyak mengandung bahan organik dengan dukungan syarat sebagai

  9 Jenis tanah yang paling baik adalah lempung berpasir atau lempung

  • berdebu.
  • 6,5, sedangkan bawang bombay antara 6 – 7.

  Derajat keasaman tanah (pH) tanah untuk bawang merah biasa antara 5,5 –

  • Pada tanah – tanah yang becek, pertumbuhan tanaman bawang merah akan kerdil dan sering menyebabkan umbi – umbinya mudah membusuk . di samping itu, tanaman ini sangat tanggap (resposif) terhadap pH tanah. Bila pH kurang dari 5,5, pertumbuhan tanaman akan kerdil karena keracunan garam – garam Alumanium (Al). Sebaliknya pH di atas 6,5 garam Mangan (Mn) tidak dapat di serap tanaman, sehingga umbinya kecil – kecil dan hasilnya menjadi rendah.

  Tata air (drainase) dan tata udara (aerasi) dalam tanah berjalan baik.

2.3 Pupuk Kandang

  Pupuk kandang adalah campuran antara kotoran hewan dengan sisa makanan dan alas tidur hewan. Campuran ini mengalami pembentukan hingga tidak berbentuk seperti asalnya lagi dan memilki kandungan hara yang cukup untuk menunjang pertumbuhan tanaman (Marsono dan Paulus, 2001).

  Selanjutnya Lingga dan Marsono (2004) menyatakan bahwa pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kandang ternak, baik berupa kotoran padat (feses) yang bercampur sisa makanan maupun air kecing (urine). Itulah sebabnya pupuk kandang terdiri dari dua jenis, yaitu padat dan cair. Walaupun demikian, sepertinya orang enggan membicarakan kototoran cair yang berupa urine ternak. Tidak jelas penyebabnya, tetapi diduga bahwa orang tidak mau repot menggumpulkan urine. Dalam hal mengumpulkan feses memang lebih jauh

  10 praktis dibanding urine ternak yang menyebarkan bau pesing. Padahal dari segi kadar haranya, urine lebih tinggi dibanding feses.

  85 Domba – padat 0,75 0,50 0,45

  Membantu menetralkan racun akibat adanya logam berat dalam tanah.

  2. Membantu menetralkan pH tanah 3.

  1. Aman digunakan dalam jumlah besar, bahkan dalam pertanian organik sumber utama hara berasal dari pupuk kandang.

  55 Sumber : Lingga, 1991 dalam Yuliarti (2009). Marsono dan Paulus (2001), menyatakan bahwa pupuk kandang memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan pupuk kimia, yaitu :

  87 Ayam – padat dan cair 1,00 0,80 0,40

  80 Babi – cair 0,40 0,10 0,45

  85 Babi – padat 0,95 0,35 0,40

  60 Domba – cair 1,35 0,05 2,10

  60 Kambing – cair 1,50 0,13 1,80

  Pupuk kandang mampu meningkatkan kandungan unsur hara dalam tanah. Pupuk kandang juga memberikan pengaruh yang baik terhadap sifat fisik dan kimia tanah karena mendukung kehidupan jasad renik. Dengan perkataaan lain, pupuk kandang mempunyai kemampuan untuk membuat tanah menjadi semakin subur (Yuliarti, 2009).

  92 Kambing – padat 0,60 0,30 0,17

  85 Sapi – cair 1,00 0,50 1,50

  92 Sapi – padat 0,40 0,20 0,10

  85 Kerbau – cair 1,00 0,15 1,50

  90 Kerbau - padat 0,60 0,30 0,34

  75 Kuda – cair 1,40 0,02 1,60

  Kuda – padat 0,55 0,30 0,40

  Nama ternak dan bentuk kotorannya Nitrogen (%) Fosfor (%) Kalium (%) Air (%)

  Tabel 1. Kandungan Unsur Hara pada Beberapa Kotoran Ternak Padat dan Cair.

  4. Memperbaiki struktur tanah menjadi lebih gembur.

  11 5. Mempertinggi porositas tanah dan secara langsung meningkatkan ketersediaan air tanah

6. Membantu penyerapan hara dari pupuk kimia yang di tambahkan 7.

  Membantu mempertahankan suhu tanah sehingga fluktasinya tidak tinggi.

  Pemberian pupuk kandang pada tanaman dapat membantu menetralkan pH tanah, meningkatkan kesuburan tanah dan memperbaiki srtuktur tanah menjadi lebih gembur (Marsono dan Paulus, 2001).

  Perlakuan kombinasi pupuk kandang dan tanah sebagai media tanam dengan perbandingan 1: 1 menghasilkan berat buah cabai yang lebih tinggi dan berbeda nyata dengan berat buah cabai yang dihasilkan pada perlakuan tanpa pemberian pupuk kandang (Saputra, 2010).

  Perlakuan pupuk kandang dan tanah sebagai media tanam dengan perbandingan 2 : 1 juga menghasilkan pertumbuhan bibit kelapa sawit terbaik dibandingkan dengan perlakuan pemberian pupuk kandang dan tanah dengan perbandingan 1 : 1 (Afrizal, 2009).

  Menurut Lingga dan Marsono (2004), pupuk kandang siap digunakan kalau penguraian oleh mikroba sudah tidak terjadi lagi. Pupuk kandang dapat di berikan sebagai pupuk dasar sebelum tanam. Penebarannya dilakukan secara merata diseluruh lahan, lalu tanahnya diolah untuk terakhir kali. Biasanya pemberian pupuk kandang yang sudah matang dilakukan seminggu sebelum tanam. Di tambahkan pula bahwa untuk tanaman sayur, pemupukan dapat dilakukan dengan cara disebar di antara guludan, di tutup tipis dengan tanah lalu ditugal untuk meletakkan benih.

  12

2.4 Pupuk Urea

  Urea adalah pupuk buatan hasil persenyawaan NH4 (ammonia) dengan CO

  2 . Bahan dasarnya biasanya berupa gas alam dan merupakan hasil ikutan hasil

  tambang minyak bumi. Kandungan Nitrogen (N) total berkisar antara 45 – 46% (Marsono dan Paulus, 2001).

  Unsur hara Nitrogen berfungsi untuk merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan, merupakan bagian dari sel (organ) tanaman itu sendiri, Berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman serta merangsang pertumbuhan vegetatif (warna hijau) seperti daun. Tanaman yang kekurangan unsur N gejalanya adalah pertumbuhan lambat/kerdil, daun hijau kekuningan, daun sempit, mengurangi daya tahan tanaman terhadap penyakit (Hardjowigeno, 1983).

  Nitrogen merupakan penyusun dari semua protein. Tanaman yang cukup mengandung N berdaun lebar dan berwarna hijau tua. Fotosintesis berjalan baik dan pertumbuhannya pesat, maka N merupakan unsur penting bagi tanaman. Bila terlalu banyak N, pertumbuhan sangat pesat terutama pertumbuhan vegetatif. Hal ini akan merugikan tanaman karena akan menyebabkan tanaman menjadi terlalu rimbun sehingga pembuahan terlambat dan umumnya mudah terserang hama dan penyakit. Sebaliknya bila kandungan N terlalu rendah dapat menyebabkab daun menjadi keras penuh dengan serat-serat, warna daun menjadi kekuning-kuningan dan hijau kemerah-merahan (Anonymous, 1993).

  Peranan utama nitrogen (N) bagi tanaman adalah untuk merangsang pertumbuhan secara keseluruhan, khususnya batang, cabang dan daun., nitrogen juga berperan penting dalam pembentukan hijau daun yang sangat berguna dalam

  13 proses fotosintesis. Fungsi lainnya ialah membentuk protein, lemak, dan berbagai persenyaawaan organik lainnya (Marsono, 2005).

  Gejala yang timbul pada tanaman yang kekurangan nitrogen adalah warna daun yang menguning dan terjadi kekeringan mulai dari bawah dan kelenjer bagian atas tanaman, pertumbuhan tanaman akan menjadi kerdil dan pemberian nitrogen yang berlebihan akan merangsang pertumbuhan vegetatif yang berlebihan pula sehingga tanaman akan terhambat dalam pemasakan buah, dan daun berwarna hijau tua ( Rinsema, 1986).

  Unsur N diperlukan untuk pertumbuhan vegetatif dan memperlambat pertumbuhan bungga dan buah tanaman. Bila tanaman terlalu banyak mendapat unsur N, tanaman akan tumbuh terlalu subur serta sulit menghasilkan bunga. Sebaliknya, bila tanaman kekurangan unsur N, pertumbuhan daun tanaman menjadi kerdil, berwarna hijau pucat, berbunga banyak, buah yang dihasilkan berukuran kecil dan mudah rontok (Purwono dan Tim Lentera, 2006).

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

  Penelitian dilaksanakan di Gampong Pulo Ie Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya sejak Tanggal 02 April sampai dengan Tanggal 25 Juni 2011.

3.2. Bahan dan Alat Penelitian

  Bahan – bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Benih

  Benih yang akan digunakan adalah bawang merah varietas lokal yang diperoleh dari Takengon.

  2. Pupuk kandang Pupuk kandang yang digunakan adalah pupuk kandang sapi berasal dari

  Peternakan Padang Turi Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya. Pupuk kandang diberikan sesuai dengan perlakuan yaitu 10, 15 dan 20 Ton per hektar.

  3. Pupuk buatan Pupuk buatan yang digunakan adalah Urea sesuai dengan perlakuan yaitu

  • 1 -1 -1

  100, 150, 200 dan 250 kg ha , ZA sebanyak 400 kg ha , SP36 311 kg ha dan

  • 1 KCL sebanyak 224 kg ha .

  4. Pestisida Pestisida yang digunakan adalah fungisida Dithane M-45, insektisida

  Curater 3G dan Bayrusil 0,2% sebagai bahan untuk mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman bawang merah.

  Alat – alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : cangkul, parang, meteran, pisau, tali rafia, hand sprayer, timbangan, gembor dan alat tulis menulis.

3.3. Rancangan Percobaan

  Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial 3 x 4 dengan tiga kali ulangan, dimana ada dua faktor yang di teliti, yaitu : Dosis Pupuk Kandang (K), yang terdiri atas tiga taraf, yaitu :

  • 1
  • 1
  • 1
  • 1
  • 1
  • 1
  • 1
  • 1
  • 1
  • 1
  • 1
  • 1
  • 1
  • 1
  • -1

  • 1

  1 = 10 ton ha

  2 U

  4

  2 U

  3 K

  2 U

  2 K

  2 U

  1 K

  8 K

  15

  7

  6

  5

  10 100 150 200 250

  10

  10

  10

  15

  15

  1 U

  3 U

  20 100 150 200 250

  20

  20

  20

  4

  3 U

  3 K

  2 K

  15 100 150 200 250

  3 U

  1 K

  3 U

  12 K

  11

  10

  9

  4

  3 K

  ( 1,44 kg plot

  1

  3 = 200 kg ha

  ) U

  ( 21,60 g plot

  2 = 150 kg ha

  ) U

  ( 14,44 g plot

  = 100 kg ha

  U

  ) U

  ) Dosis Pupuk Urea (U), yang terdiri atas empat taraf, yaitu :

  ( 2,88 kg plot

  3 = 20 ton ha

  ) K

  ( 2,16 kg plot

  2 = 15 ton ha

  ) K

  ( 28,80 g plot

  4 = 250 kg ha

  K

  1

  2 K

  1 U

  1 K

  1 U

  4 K

  3

  2

  )

  ( 36,00 g plot

  (kg ha

  ) Dosis Pupuk Urea

  (ton ha

  Perlakuan Dosis Pupuk Kandang

  No Kombinasi

  Tabel 2. Susunan Kombinasi Perlakuan Antara Dosis Pupuk Kandang dan Dosis Pupuk Urea.

  ) Dengan demikian terdapat 12 kombinasi perlakuan. Susunan kombinasi perlakuan antara dosis pupuk kandang dan urea dapat dilihat dalam Tabel 2.

  1 U

  Bila analisis ragam menunjukkan pengaruh yang nyata antar perlakuan maka perhitungan diteruskan dengan uji lanjutan Beda Nyata Jujur pada taraf 5% Dimana :

  KTg BNJ , 05 = q ,

05 ( P ; dbg )

r

  Dimana : BNJ 0,05 = Beda nyata jujur pada taraf peluang 5%.

  q

  = Diperoleh dalam Tabel A8 (Steel and Torrie, Jumlah Rancangan)

  dbg = Derajat bebas galat KTg = Kuadrat tengah galat r = Jumlah ulangan (kelompok) 3.4.

   Pelaksanaan Penelitian 1.

  Pemilihan Umbi Umbi bawang merah diambil dari Takengon, umbi dipilih dari tanaman yang sehat dan dipanen sudah cukup tua serta bebas dari hama dan penyakit.

  Umbi – umbi bawang merah yang diambil adalah yang terlihat padat dan telah disimpan minimal selama dua bulan serta jika di potong melintang akan terlihat tunasnya yang berwarna hijau. Umbi dipilih yang berukuran sedang, seragam, tidak cacat dan tidak luka atau sobek kulitnya.

2. Persiapan Media Tanam

  Pengolahan tanah dilakukan dengan cara dibajak dengan hand traktor serta di gemburkan dengan mengunakan cangkul dan diratakan, kemudian dibuatkan bedengan plot sebanyak 36 buah dengan ukuran masing – masing 120 x 120 cm pengolahan tanah dan persiapan media tanam dilakukan, selanjutnya pada masing

  • – masing bedengan diberikan pupuk dasar berupa pupuk kandang sesuai dengan
    • 1

  perlakuan yaitu 10, 15 dan 20 ton ha , pupuk Urea sebanyak seperempat dosis

  • 1

  masing-masing perlakuan, pupuk ZA 100 kg ha , pupuk SP-36 sebanyak 311 kg

  • 1

  ha-1 dan KCl sebanyak 56 kg ha 3.

  Persiapan Umbi Pertama – tama, kulit umbi yang paling luar dan mengering dihilangkan dan dibersihkan. Demikian pula dengan sisa – sisa akar yang masih ada, lalu bagian ujung umbi di potong dengan pisau bersih kira – kira 1/3 bagian dari panjang umbi.

  4. Penanaman Penanaman dilakukan dengan jarak 20 x 20 cm, untuk menancapkan umbi bawang merah, terlebih dahulu dibuatkan lubang kecil seukuran umbi bawang merah yang ditanam, dengan mengunakan tugal. Kedalaman lubang dibuat sama dengan tinggi umbi.

  5. Pemupukan susulan Pemupukan susulan dilakukan sebanyak 2 kali. Pemupukan susulan pertama dilakukan saat tanaman berumur 2 minggu setelah tanam. Pupuk yang di berikan adalah Urea sebanyak setengah dosis masing – masing perlakuan, ZA

  • 1 -1