BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Kesehatan 1. Definisi - Witah Nur Aini BAB II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Kesehatan 1. Definisi Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang

  dinamis, bukan hanya proses pemindahan materi dari individu ke orang lain dan bukan seperangkat prosedur yang akan dilaksanakan ataupun hasil yang akan dicapai Nyswander (1947) dikutip oleh Maulana (2009). Proses ini didasarkan pada prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang memberi kemudahan untuk belajar dan perubahan perilaku, baik bagi tenaga kesehatan maupun bagi pemakai jasa pelayanan, termasuk anak-anak dan remaja. Disimpulkan bahwa pada dasarnya pendidikan kesehatan merupakan upaya-upaya terencana untuk mengubah perilaku individu, kelompok, keluarga dan masyarakat. Hal tersebut juga menunjukan bahwa pendidikan kesehatan membutuhkan pemahaman yang mendalam, karena melibatkan berbagai istilah atau konsep seperti perubahan perilaku dan proses pendidikan (Maulana, 2009).

2. Tujuan pendidikan kesehatan

  Tujuan pendidikan kesehatan dapat diperhatikan sebagai berikut (Maulana, 2009): a. Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai di masyarakat.

  Oleh sebab itu, pendidikan kesehatan bertanggung jawab mengarahkan cara-cara hidup sehat menjadi kebiasaan hidup masyarakat sehari-hari.

  9 b. Menolong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat. pelayanan kesehatan yang ada.

3. Faktor – faktor yang mempengaruhi belajar

  Faktor

  • – faktor tersebut dapat dikelompokan dalam (Susilo, 2011) :

  a. Faktor internal 1) Faktor fisiologis

  Kondisi fisiologis yang mempengaruhi proses dan hasil belajar masih dibedakan menjadi 2 macam : a) Keadaan jasmani

  Keadaan jasmani yang dikatakan melatarbelakangi aktivitas belajar, keadaan jasmani yang segar akan lain pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang kurang segar, keadaan jasmani yang lelah, akan lain pengaruhnya dengan yang tidak lelah.

b) Keadaan fungsi – fungsi jasmani tertentu, terutama panca indera.

  Berfungsinya panca indera akan merupakan syarat proses belajar itu berlangsung baik, terutama mata dan telinga.

  2) Faktor psikologis Menurut Arden, N. Frandsen dikutip oleh Susilo, 2011 mengatakan bahwa hal

  • – hal yang mendorong untuk belajar adalah sebagai berikut :
a) Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas. untuk selalu maju.

  c) Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orangtua, guru dan teman

  • – teman.

  d) Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru.

  e) Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran.

  f) Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari pelajaran.

  b. Faktor eksternal 1) Faktor non sosial

  Kondisi non sosial ini tidak terlalu banyak, diantaranya udara, suhu udara, cuaca, waktu, tempat dan alat

  • – alat yang dipakai. Semua faktor
  • – faktor non sosial supaya diatur sedemikian rupa sehingga dapat membantu proses belajar secara maksimal.

  2) Faktor sosial Kondisi sosial disini adalah faktor manusia, baik manusia itu ada (hadir) maupun kehadirannya itu dapat disimpulkan tidak langsung hadir. Kehadirannya orang atau orang lain pada waktu seseorang sedang belajar, sangat mengganggu belajar. Misalnya sedang ada ujian, seseorang atau banyak orang bercakap

  • – cakap
didekat ruang ujian atau seseorang sedang belajar dikamar, seseorang atau lebih keluar masuk kamar tersebut. Kehadiran orang

  • – potret dapat merupakan representasi dari seseorang atau suara lagu lagu juga dapat merupakan representasi dari kehadiran seseorang, biasanya faktor – faktor tersebut mengganggu konsentrasi.

4. Metode pengajaran

  a. Kelas Metode pengajaran adalah alat dan cara dalam pelaksanaan strategi belajar mengajar. Sedangkan strategi belajar mengajar adalah pola umum perbuatan guru dan siswa dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar. Macam

  • – macam metode pengajaran kelas (Susilo, 2011) : 1) Ceramah Penyampaian bahan pelajaran dengan cara komunikasi verbal.

  Keuntungan : ekonomis, jumlah pendengar banyak, informasi ilmu

  • – pengetahuan, meningkatkan motivasi. Kerugian : mahasiswa pasif guru aktif, tidak sesuai untuk pengembangan attitude dan psikomotor , tidak untuk kognitif tingkat tinggi.

  2) Tanya jawab Adalah suatu metode belajar dua arah (pengajar dan peserta didik) yang disusun sebelum pelajaran dimulai.

  3) Diskusi Adalah suatu proses pertukaran informasi, mempertahankan Keuntungan metode ini adalah peserta didik menjadi aktif.

  4) Kerja kelompok Merupakan suatu proses belajar mengajar yang menghendaki keaktifan peserta didik. Aspek

  • – aspek kelompok perlu diperhatikan yaitu tujuan jelas, interaksi harus ada dan merata, kepemimpinan ditujukan untuk mencapai tujuan.

  5) Simulasi

  • – Adalah suatu proses belajar mengajar dengan berbuat seolah olah. Simulasi bertujuan melatih ketrampilan, memperoleh pemahaman dan menyelesaikan masalah. Bentuk –bentuk simulasi antara lain : role play, psiko drama, sosio drama dan permainan.

  6) Demonstrasi Adalah metode belajar mengajar dengan memperhatikan sesuatu, bertujuan menyelesaikan masalah tentang cara mengatur, mengerjakan dan membuat.

  7) Problem based learning

  Adalah peserta didik diberi suatu masalah yang terkait dengan topik pembelajaran, kemudian difasilitasi untuk membuat pertanyaan

  • pertanyaan yang pada akhir tahap belajar dapat menyelesaikan masalah yang diberikan.

  8) Self directed learning

  Adalah suatu proses dimana peserta didik mengambil atau menentukan kebutuhan belajarnya, merumuskan tujuan, mengidentifikasi sumber

  • – sumber daya manusia dan material untuk pembelajaran, memilih dan mengimplementasikan strategi pembelajaran yang tepat dan mengevaluasi hasil pembelajaran (Knowles, 1975) dikutip oleh (Susilo, 2011)

  b. Klinik Sebagai ilustrasi bahwa pada tujuan mata ajar mengukur tanda

  • – tanda vital, tujuan belajar kliniknya adalah mengukur suhu dan tekanan darah, menghitung denyut nadi, evaluasi hasil yang didapat secara catat dan laporkan hasil tindakan.

  Berdasarkan kepentingannya kegiatan praktek dilaksanakan sebagai berikut (Susilo, 2011) : a. Laboratorium pendidikan

  Disuatu kampus yang dilengkapi dengan material stimulasi bagi peserta didik keperawatan untuk melakukan praktek sekalipun bukan pada situasi sebenarnya.

  b. Laboratorium klinik Institusi atau Rumah Sakit, rumah atau perawatan masyarakat

  (panti jompo) dimana peserta didik keperawatan dapat berkontak dengan klien untuk tujuan mendapatkan ketrampilan intelektual dan psikomotor.

   Langkah – langkah perencanaan pendidikan kesehatan

  Pendidikan kesehatan merupakan cara yang tepat membantu masyarakat mempelajari apa yang harus mereka kerjakan sendiri dan bagaimana mengerjakannya untuk mencapai derajat kesehatan yang lebih baik (Maulana, 2009) : a. Analisis sasaran atau menentukan prioritas pengajaran

  Sebelum melaksanakan proses belajar mengajar, hendaknya kita mengidentifikasi aspek epidemiologi dan aspek perilaku sasaran berhubungan dengan penyakitnya. Hal ini bertujuan untuk menentukan garis batas antara perilaku yang akan diajarkan dan perilaku yang tidak perlu diiajarkan. Perilaku yang akan diajarkan selanjutnya dirumuskan dalam bentuk tujuan khusus.

  b. Identitas pelajaran 1) Mengidentifikasi area atau pesan pokok atau topik.

  2) Sasaran (individu, kelompok, keluarga dan masyarakat). 3) Tempat. 4) Waktu. 5) Hari, tanggal c. Menentukan tujuan 1) Tujuan umum menyelesaikan setiap pokok bahasa atau satuan bahasa tertentu dalam suatu bidang studi. 2) Tujuan khusus

  Tujuan yang dibuat harus menggambarkan tingkah laku sasaran yang dapat diamati dan dapat diukur oleh pemberi materi.

  d. Menentukan isi atau materi Komponen materi atau bahan pelajaran berisi bahan yang akan disampaikan kepada sasaran untuk meningkatkan pencapaian tujuan instruksional khusus atau tujuan khusus.

B. Fisiologi Ibu Nifas 1. Definisi

  Masa nifas atau postpartum adalah masa setelah persalinan selesai sampai 6 minggu atau 42 hari. Setelah masa nifas, organ reproduksi secara perlahan akan mengalami perubahan seperti sebelum hamil (Ristiyaningsih, 2014).

  Dalam masa nifas terdapat tahapan-tahapan nifas antara lain sebagai berikut (Rukiyah, 2011) : a. Puerperium dini: masa kepulihan adalah saat-saat ibu diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. b. Puerperium intermedial : masa kepulihan menyeluruh dari organ-organ genital, kira-kira antara 6-8 minggu. sempurna terutama apabila ibu selama hamil atau persalinan mempunyai komplikasi.

2. Fisiologi pada periode pascapartum

  Periode pascapartum adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi kembali keadaan normal sebelum hamil. Periode ini kadang-kadang disebut puerperium atau trimester ke-4 kehamilan. Perubahan fisiologis yang terjadi sangat jelas, walaupun dianggap normal, dimana proses-proses pada kehamilan berjalan terbalik (Bobak, 2004).

  a. Perubahan sistem reproduksi (Bobak, 2004) : 1) Uterus

  1. Proses involusi Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah melahirkan disebut involusi. Proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Pada akhir tahap ketiga persalinan, uterus berada digaris tengah, kira-kira 2 cm dibawah umbilikus dengan bagian fundus bersandar pada promontorium sakralis. Dalam beberapa hari kemudian, perubahan involusi berlangsung dengan cepat. Fundus turun kira- kira 1-2 cm setiap 24 jam. Pada hari pascapartum ke-6 fundus normal akan berada di pertengahan antara umbilikus dan simfisis pubis.

  Intensitas kontraksi uterus meningkat setelah melahirkan, terjadi sebagai respon terhadap penurunan volume intrauterine yang sangat besar. Hemostasis pascaprtum dicapai terutama akibat kompresi pembuluh darah intramiometrium, bukan oleh agregasi trombosit dan pembentukan bekuan. Hormon oksitosin yang dilepas dari kelenjar hipofisis memperkuat dan mengatur kontraksi uterus, mengompresi pembuluh darah dan membantu hemostasis. Selama 1-2 jam pertama pascapartum intensitas kontraksi uterus bisa berkurang dan menjadi tidak teratur. Untuk mempertahankan kontraksi uterus selama masa ini, biasanya suntikan oksitosin (Pitosin) secara intravena atau intramuskular diberikan segera setelah plasenta lahir. Dianjurkan ibu membiarkan bayinya di payudara segera setelah lahir karena isapan bayi pada payudara merangsang pelepasan oksitosin.

  3. Afterpains Pada primipara, tonus uterus meningkat sehingga fundus pada umumnya tetap kencang. Relaksasi dan kontraksi yang sering dialami multipara bisa menimbulkan nyeri yang bertahan sepanjang masa awal puerperium. Rasa nyeri setelah melahirkan ini lebih nyata setelah ibu melahirkan, ditempat uterus terlalu teregang (misalnya, pada bayi besar, kembar). Menyusui dan oksitosin tambahan biasanya meningkatkan nyeri pada bagian

  4. Lokia Lokia adalah istilah untuk sekret dari uterus yang keluar melalui vagina selama peurperium, karena perubahan warnanya, nama deskriptif lokia berubah (Helen, 2007) :

  (1) Lokia rubra

  Lokia rubra berwarna merah, ini adalah lokia pertama yang mulai keluar segera setelah melahirkan dan berlanjut selama 2

  • – 3 hari pertama pascapartum. Lokia rubra mengandung darah dan jaringan desidua.

  (2) Lokia serosa

  Lokia serosa berwarna merah muda, lokia ini berhenti sekitar 7

  • – 8 hari kemudian berganti dari warna merah muda, kuning atau putih hingga transisi menjadi lokia alba. Lokia serosa mengandung cairan serosa, jaringan desidua, leukosit dan eritrosit.

  (3) Lokia alba

  Lokia alba mulai terjadi sekitar hari ke-10 pascapartum dan hilang sekitar periode 2

  • – 4 minggu. Pada beberapa wanita, lokia ini tetap ada pada saat pemeriksaan pascapartum. Warna
lokia alba putih krem terutama mengandung leukosit dan sel desidua.

   Serviks

  Serviks menjadi lunak segera setelah ibu melahirkan. 18 jam pascapartum, serviks memendek dan konsistensinya menjadi lebih padat dan kembali ke bentuk semula. Serviks setinggi segmen bawah uterus tetap edematosa, tipis dan rapuh selama beberapa hari setelah ibu melahirkan. Ektoserviks (bagian serviks yang menonjol ke vagina) terlihat memar dan ada sedikit laserasi kecil sampai kondisi yang optimal untuk perkembangan infeksi. Muara serviks, yang berdilatasi 10 cm sewaktu melahirkan, menutup secara bertahap.

  Dua jari mungkin masih dapat dimasukkan kedalam muara serviks pada hari ke-4 sampai ke-6 pascapartum, tetapi hanya tangkai kuret terkecil yang dapat dimasukkan pada akhir minggu ke-2. Muara serviks eksterna tidak akan berbentuk lingkaran seperti sebelum melahirkan, tetapi terlihat memanjang seperti suatu celah, sering disebut seperti mulut ikan. Laktasi menunda produksi estrogen yang mempengaruhi mucus dan mukosa. 3) Vagina dan Perineum

  Segera setelah melahirkan, vagina tetap terbuka lebar mungkin mengalami beberapa derajat edema dan memar. Setelah 1

  • – 2 hari pertama pascapartum, tonus otot vagina kembali tidak lebar dan vagina tidak lagi edema. Sekarang vagina menjadi berdinding lunak
dan lebih besar dari biasanya. Ukurannya menurun dengan kembalinya rugae vagina sekitar minggu ketiga pascapartum (Helen, infeksi, tetapi sangat kecil kemungkinan jika luka perineum dirawat dengan baik. Hal ini akan meningkatkan kenyamanan dan mencegah infeksi (Simamora, 2009). Faktor yang mempengaruhi kesembuhan luka menurut Smeltzer (2002) dikutip oleh Simamora (2009) yaitu : a) Faktor Eksternal :

  (1) Tradisi Di Indonesia ramuan peninggalan nenek moyang untuk perawatan pasca persalinan masih banyak digunakan, meskipun oleh kalangan masyarakat modern. Misalnya untuk perawatan kebersihan genital masyarakat tradisional menggunakan daun sirih yang direbus dengan air kemudian dipakai untuk cebok. Penggunaan ramuan obat untuk perawatan luka dan teknik perawatan luka yang kurang benar merupakan penyebab terlambatnya penyembuhan (Marison, 2003). (2) Pengetahuan

  Pengetahuan ibu tentang perawatan pasca persalinan sangat menentukan lama penyembuhan luka perineum.

  Apabila pengetahuan ibu kurang, terlebih masalah kebersihan maka penyembuhan luka akan berlangsung lama.

  (3) Sarana prasarana Kemampuan ibu dalam menyediakan sarana prasarana penyembuhan perineum, misalnya kemampuan ibu dalam menyediakan antiseptik.

  b) Faktor Internal

  a. Usia Penyembuhan luka lebih cepat terjadi pada usia muda daripada orangtua. Orang yang sudah lanjut usianya tidak dapat mengatasi stress seperti trauma jaringan atau infeksi.

  b. Cara perawatan Perawatan yang tidak benar menyebabkan infeksi dan memperlambat penyembuhan. Karena perawatan yang kasar dan salah dapat mengakibatkan kapiler darah baru rusak dan mengalami perdarahan (Herawati, 2010).

  c. Perubahan sistem pencernaan Buang air besar secara spontan bisa tertunda selama 2

  • – 3 hari setelah ibu melahirkan, keadaan ini bisa disebabkan karena makanan padat dan kurangnya berserat selama persalinan. Ibu nifas mungkin menahan konstipasi karena perineumnya mengalami perlukaan atau karena kurang pengetahuan dan takut akan merobek atau merusak jahitan jika melakukan konstipasi (Helen, 2007). Kebiasaan buang
air besar yang teratur perlu dicapai kembali setelah tonus usus kembali normal.

  1) Aktivitas Aktivitas yang cukup sangat dianjurkan, dan tidur siang harus dilakukan untuk memulihkan tenaga ibu.

  2) Mobilisasi Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus tidur terlentang selama 8 jam pasca persalinan kemudian boleh miring kekanan dan kekiri untuk mecegah terjadinya perdarahan. 3) Nutrisi Makanan ibu nifas harus bergizi dan cukup kalori.

  Sebaiknya makan makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayuran dan buah

  • – buahan yang berfungsi sebagai berikut (Ambarwati, 2008) :

  a) Sumber tenaga (energi) untuk pembakaran tubuh, zat gizi sebagai sumber karbohidrat yang terdiri dari beras, jagung dan ubi.

  b) Sumber pembangun (protein) protein diperlukan untuk pertumbuhan dan pengganti sel

  • – sel yang rusak atau mati.

  c) Sumber pengatur dan pelindung (mineral, vitamin dan air) unsur

  • – unsur tersebut digunakan untuk melindungi tubuh dari penyakit dan pengatur kelancaran metabolisme.

  4) Hygiene Personal Kebersihan diri membantu ibu mengurangi sumber infeksi. beraktivitas untuk melakukan hygiene personal. Hygiene personal dilakukan untuk mengurangi ketidaknyamanan pada ibu, misalnya mengganti pembalut setiap 4 – 6 jam. 5) Hubungan Seksual

  Hubungan seksual tidak boleh dilakukan segera setelah melahirkan karena involusi uteri belum kembali normal dan kemungkinan luka episiotomi belum pulih. 6) Istirahat

  Ibu nifas membutuhkan istirahat dan tidur yang cukup. karena sedang dalam proses penyembuhan, terutama organ-organ reproduksi. Bayi biasanya terjaga saat malam hari, hal ini akan mengubah pola istirahat ibu, oleh karena itu ibu istirahat (tidur) saat bayi sedang tidur. Ibu dianjurkan untuk menyesuaikan jadwalnya dengan jadwal bayi dan mengejar kesempatan untuk istirahat.

  Istirahat ini dapat dilakukan dengan tidur siang atau tidur malam. Jika ibu kurang istirahat (tidur) mengakibatkan berkurangnya jumlah produksi ASI, memperlambat proses involusi dan dapat memperbanyak perdarahan.

C. Tingkat Pengetahuan 1. Definisi melibatkan indra penglihatan, penciuman, pendengaran dan pengecap.

  Pengetahuan akan memberikan penguatan terhadap individu dalam mengambil keputusan dan dalam berprilaku (Nikmatiah, 2015).

  Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” penginderaan manusia tentang suatu objek tertentu. Proses pengindraan manusia terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba melalui kulit. Pengetahuan atau dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2007) dikutip oleh (Nikmatiah, 2015).

  a. Menurut Notoatmodjo (2007) yang dikutip oleh Nikmatiah 2015, pengetahuan mempunyai 6 tingkat sebagai berikut : 1) Tahu (know)

  Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau ransangan yang telah diterima.

  2) Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.

  3) Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

  (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode dan prinsip dalam konteks atau situasi yang lain. 4) Analisis (analysis)

  Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.

  5) Sintesis (synthesis) Menunjukan pada suatu kemampuan dalam melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu keseluruhan yang baru.

  6) Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini berdasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

  Faktor

  • – faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Wawan (2010) adalah :

  a. Pendidikan Bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi (Wawan & Dewi, 2010).

  b. Pekerjaan Pekerjaan digunakan dalam suatu tugas atau aktivitas yang menghasilkan uang bagi seseorang. Dalam pembicaraan sehari-hari istilah ini sering dianggap sinonim dengan profesi. Pekerjaan seseorang sering dikaitkan pula dengan tingkat penghasilannya. Jenis pekerjaan misalnya : Tidak bekerja/IRT, Swasta, Wiraswasta, PNS, Buruh, Tani dan lain-lain (Notoatmodjo, 2007). Seseorang yang bekerja akan berinteraksi dengan orang lain sehingga mendapatkan berbagai macam informasi yang dapat menambah pengetahuannya dan pengalaman seseorang (Notoatmodjo, 2007).

  c. Umur Menurut Elisabeth BH yang dikutip oleh Nursalam (2007) semakin cukup umur, semakin tinggi tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. d. Pengalaman pengetahuan Pengetahuan dapat berasal dari pengalaman, baik dari pengalaman dianggap pengetahuan yang paling benar.

  e. Ekonomi (pendapatan) Dalam memenuuhi kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder, keluarga yang status ekonomi baik akan lebih tercukupi bila dibanding dengan keluarga yang status ekonominya rendah. Hal ini akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan akan informasi pendidikan yang termasuk dalam kebutuhan sekunder.

  f. Faktor Lingkungan Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat berpengaruh dalam perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

  g. Sosial Budaya Sistem sosial budaya yang ada di masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.

  h. Paparan Media Massa dan Informasi Melalui berbagai media massa baik cetak maupun elektronik sebagai alat informasi yang diterima oleh masyarakat. Sehingga masyarakat yang lebih banyak mendapatkan informasi dari media massa seperti televisi, radio, majalah, Koran dan lainnya akan memperoleh informasi dan pengetahuan yang lebih banyak daripada yang tidak pernah terpapar media sama sekali (Notoatmodjo, 2007).

   Kriteria Tingkat Pengetahuan

  Menurut Arikunto (2006) yang dikutip oleh Budiman dan Riyanto (2013). Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan penilaian dimana setiap jawaban benar dari masing

  • – masing pertanyaan diberi nilai 1 dan jika salah diberi nilai 0. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan jumlah skor jawaban dengan skor yang diharapkan (tertinggi) kemudian dikalikan 100% dan hasil prosentase dengan rumus yang digunakan sebagai berikut :

  N = Keterangan : N = nilai pengetahuan SP = skor yang didapat SM = skor tertinggi maksimum pengetahuan seseorang dapat diketahui dan di interpretasikan, sebagai berikut :

  a. Baik : hasil presentase 76% - 100%

  b. Cukup : hasil presentase 56% - 75%

  c. Kurang : hasil presentase ≤ 55%

D. Kerangka Teori

  Ibu postpartum dengan pengetahuan, sikap dan perilaku

  Pendidikan kesehatan Faktor yang mempengaruhi tentang perawatan ibu pengetahuan : nifas

  1.Pengalaman

  2.Pendidikan Tingkat pengetahuan

  3.Kepercayaan ibu nifas

  4.Pekerjaan

  5.Dukungan keluarga

  6.Umur

Bagan 2.1 Kerangka Teori

  Sumber : Modifikasi Notoatmodjo (2010), Pender, N. J (2008)

E. Kerangka Konsep

Bagan 2.2 Kerangka Konsep Penelitian B.

   Hipotesis

  Hipotesis kerja (Ha) adalah rumusan hipotesis dengan tujuan untuk membuat ramalan tentang peristiwa yang terjadi apabila suatu gejala muncul.

  Sedangkan hipotesis nol (Ho) dibuat untuk menyatakan sesuatu kesamaan atau tidak adanya suatu perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok atau lebih mengenai suatu hal yang di permasalahkan (Notoatmodjo, 2012) Ha : Ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang fisiologi reproduksi ibu nifas terhadap tingkat pengetahuan di RSUD Dr. R Goeteng

  Taroenadibrata Purbalingga. Ho : Tidak ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang fisiologi reproduksi ibu nifas terhadap tingkat pengetahuan di RSUD Dr. R

  Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.

  Pendidikan kesehatan tentang fisiologi reproduksi ibu nifas

  Tingkat pengetahuan