Ultah BNSP ke-6 Digelar di Pendopo Taman Wisata Ratu Boko

  Lintas Kegiatan BNSP

  Ultah BNSP ke-6 Digelar di Pendopo Taman Wisata Ratu Boko

  EMPERINGATI hari jadi

  ”BNSP kedepan menjadi lembaga besar yang

  Badan Nasional Sertifikasi

  M

  Profesi (BNSP), tepatnya independen yang diakui oleh dunia kerja dengan

  10 Juni 2005, cukup sederhana

  mensertifikasi SDM berkualitas, guna menghadapi

  dan penuh hikmat.. Ulang tahun

  persaingan tenaga kerja asing yang masuk ke

BNSP ke 6 kali ini digelar di Taman Indonesia,”tutur Abdul Wahab Bangkona

  Wisata Ratu Boko, Yogyakarta, Jawa Tengah. BNSP beranggotakan 25 orang, terdiri dari unsur pemerintah dan masyarakat diharapkan menjadi lembaga independen berkualitas di dalam melakukan sertifikasi kompetensi menghasilkan sumberdaya Manusia (SDM) unggul.

  ”Ulang tahun BNSP ke 6 sengaja di gelar bersamaan kegiatan Outbound.Kegiatan tahunan bernama Outbound, yang kebetulan tahun ini diadakan di Taman Ratu Boko, Yogyakarta bertujuan memberi motivasi para anggota kami yang belum lama dilantik. Seiring dengan kegiatan Outboud tujuan uatama antara lain membangun sinergi aspirasi para anggota atau penyatuan pemikiran dalam melakukan tugas- tugas negara,”tutur Adjat Daradjat dalam sambutannya. Sebagai Ketua BNSP periode

  2011-2016, Adjat berharap, dengan ditandai hari jadi BNSP yang ke 6 dan dengan bersamaan kegiatan

  Ketua BNSP, Dr. H. Adjat Daradjat sedang memotong tumpeng HUT ke-6 BNSP yang akan diserahkan kepada Dirjen Binalattas, Abdul Wahab Bangkona, didampingi RA. Hj. Ning Sudjito,

  Outbound, ia bersama para anggota akan berjuang dan melakukan tugas- tugasnya agar BNSP kedepan lebih maju lagi.

  Potong Tumpeng:

  Ditandai pemotongan tumpeng yang telah disediakan dan dihadiri oleh para anggota BNSP dan anggota sekretariat Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) seolah tak bisa dipungkiri bahwa usia BNSP kali ini sudah berusia 6 tahun. Lagu selamat ulang tahun terdengar seolah memacu semangat Ketua BNSP dan para anggotanya yang

  Ketua BNSP, Dr. H. Adjat Daradjat sedang menyerahkan potongan tumpeng kepada

  memadati ruangan pendopo, Taman Dirjen Binalattas disaksikan oleh para anggota BNSP dan pegawai sekretariat. Wisata Ratu Boko siang itu.

  34 edisi 1 I 2011

Lintas Kegiatan

  ST www.bnsp.go.id edisi 1 I 2011

  35 BNSP

  Usia ke 6 merupakan usia yang relatif rentang. Karena itu, anggota BNSP selalu dituntut penuh dedekasi dan bekerja keras untuk membesarkan lembaga BNSP.

  Dengan ditandai pemotongan tumpeng oleh Ketua BNSP, Dr. Adjat Daradjat,M.Si dan lalu diserahkan kepada Dirjen Binalattas,Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Abdul

  ”BNSP kedepan menjadi lembaga besar yang independen yang diakui oleh dunia kerja dengan mensertifikasi SDM berkualitas, guna menghadapi persaingan tenaga kerja asing yang masuk ke Indonesia

  Wahab Bangkona, merupakan bentuk simbol kesakralan bahwa usia BNSP kini telah memasuki ke 6 tahun.

  ”BNSP kedepan menjadi lembaga besar yang independen yang diakui oleh dunia kerja dengan mensertifikasi SDM berkualitas, guna menghadapi persaingan tenaga kerja asing yang masuk ke

  Abdul Wahab menegaskan, BNSP kedepan harus menjadi lembaga pemerintah besar dan independen. Berkualitas dalam mensertifikasi kompetensi tenaga kerja. Menurutnya, keberhasilan suatu perusahaan salah satunya bertumpu pada tenaga kerja yang kompeten, karena itu BNSP sebagai lembaga independen wajib melakukan sertifikasi terhadap tenaga kerja yang akan bekerja pada perusahaan-perusahaan.

  Beban berat yang harus dipikul oleh Ketua BNSP bersama anggotanya. Karena itu, dengan kegiatan Outbound yang dilaksanakan selama tiga hari, dari tanggal 15 hinggga 17 Juli 2011 di Yogyakarta, diharapkan Ketua bersama anggota BNSP berjumlah 25 orang, terdiri dari berbagai lintas profesi dan multi kemampuan bisa menyatukan aspirasnya dan pikiran-pikiran guna membangun dan membesarkan lembaga BNSP kedepan, agar diperhitungkan oleh dunia kerja, baik di dalam negeri maupun di mancanegara.

Indonesia,”tutur Abdul Wahab Bangkona

  Acara pemotongan tumpeng yang dipandu oleh RA. Hj. Ning Sudjito, ST, anggota BNSP, dari Komisi II Kehamonisasi dan Kelembagaan menjadi pemacu dan simbol perjuangan terhadap Ketua dan para anggotanya menatap persaingan global tenaga kerja di dalam menghadapi pasar bebas

  SDM di masa mendatang.***

  Para anggota BNSP dan pegawai sekretariat sedang menikmati makan siang

di Pendopo Agung Ratu Boko.

  Para anggota BNSP dan pegawai sekretariat sedang menyaksikan hiburan orgen tunggal Lintas Kegiatan BNSP

  Outbond Cara Sederhana dan Efektif Untuk Menyatukan Aspirasi Anggota

  engan kegiatan Outbond

  Langkah sederhana yang ditempuh oleh Ketua Badan

  seperti ini para anggota dan

  Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) dan pegawai “D

  pegawai sekretariat bisa saling bersinergi dan bekerja sama Sekretariat, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dengan baik,”ujar Dirjen Binalattas,

  (Kemenakertrans) untuk menyatukan aspirasi para

  Kementerian Tenaga Kerja dan

  anggotanya. Dengan mengikuti kegiatan Outbound yang

  Transmigrasi (Kemenakertrans) yang

  digelar sejak 16 hingga 17 Juli 2011 di Taman Wisata Raru

  hadir dalam kegiatan Outbond di Taman Wisata Ratu Boko, Yogyakarta,

  Boko, Yogyakarta, Jawa Tengah, para anggota BNSP Jawa Tengah. dan pegawai sekretariat bisa menyatukan aspirasi dan

  Sebagai Dirjen,Abdul Wahab

  bersenergi menuju BNSP kedepan yang lebih baik

  Bangkona mengatakan, serangkaian kegiatan yang diawali sejak pemberangkatan oleh para peserta hingga pelaksanakan kegiatan Outbond, merupakan sebuah proses secara langsung dalam penyatuan pemikiran (ketika mereka saling berdialog) antar para anggota. Kebetulan, tegas Wahab, BNSP untuk menyatukan aspirasi dan untuk mengenal lebih dekat lagi dengan para anggota BNSP yang terdiri dari lintas profesi melalui kegiatanan Outbond.

  Dikatakan, kegiatan Outbond berlangsung selama tiga hari di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), diharapkan bisa mencapai hasil yang positif guna membangun

  Anggota BNSP dan pegawai sekretariat setelah

  dan membesarkan lembaga BNSP di tiba di Taman Wisata Ratu Boko foto bersama. masa mendatang.

  Sederhana dan Efektif:

  Dari pemberangkatan para anggota BNSP menuju Yogyakata, tepatnya ke Taman Wisata Ratu Boko, dengan mengunakan kereta Api,para anggota BNSP yang terdiri dari 25 orang, 10 orang dari unsur pemerintah dan 15 orang dari unsur masyarakat secara tidak langsung sebenarnya sudah melakukan adaptasi dan pengenalan karakter serta kepribadian sesama anggota. Baik ketika berdialog dan bercanda, bahkan ketika mereka makan bersama. Dengan cara demikian,

  

Peserta outbond dipandu instruktur membentuk baris lingkaran merupakan cara sederhana dan efektif

di Candi Ratu Boko

  dalam membangun kinerja serta menyatukan aspirasi para anggota.

  Kesabaran para anggota tampak

  36 edisi 1 I 2011

  Lintas Kegiatan BNSP www.bnsp.go.id edisi 1 I 2011

  Dengan cara demikian, para anggota bisa merasakan dan mengenal pribadinya lebih dekat.

  Peserta outbond sedang membangun keseimbangan serta memusatkan konsentrasi memindahkan bola dengan menggunakan alat peraga untuk

dipindahkan ke tempat lain.

  Peserta outbond sedang melakukan salah satu permainan.

  Anggota Badan yang terdiri dari 25 dan pegawai sekretariat, salah satu anggota Badan ketika menyantap soto terlihat lahap di saat itu. Rambun Sumardi salah satu anggota mengaku, gemar makan soto yang disantapnya katanya lumayan enak. Daging empal menjadi ciri khas soto pak Sholah itu, ternyata menjadi kesukaannya. Begitu juga menu tambahan berupa bergedel

  Pelayan dengan ramah dan sigap menyediakan semangkok soto dan nasi putih serta menu tambahan lainnya. Berbagai selera atau pilihan makanan muncul dari masing-masing anggota Berbagai karakter atau sifat dari para anggota muncul ketika pesan dan cara mereka makan saat makan bersama.

  Setelah tiba di restauran, lalu rombongan dipersilahkan masuk menempati kursi yang sengaja memang telah dipersiapkan.

  Perjalanan menuju Yogyakarta kurang lebih memakan waktu 10 jam. Jarum jam menunjukan pukul 6 pagi rombongan tiba di stasiun Yogyakarta. Setelah sampai di stasiun Yogyakarta rombongan di jemput menggunakan bus menuju salah satu restauran milik pak Sholeh.

  Tertipu Bergedel:

  Padahal, mereka bila di kantor sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Dan mereka setiap harinya belum tentu ketemu dan ngobrol seperti mereka lakukan di dalam kereta api dan selama mengikuti kegiatan outbond.

  Setelah semuanya mendapatkan tempat duduk, lalu para anggota dibagi snack dan makan malam oleh panitia. Melalui makan malam di dalam kereta, keakraban Ketua dengan para anggotanya seakan tidak ada perbedaan antara pimpinan dengan para anggotanya. Keakraban terlihat ketika duduk dan saling ngobrol di dalan satu gerbong seperti penumpang pada umumnya.

  37

  “Alhamdulillah akhirnya kereta api yang ditunggu- tunggu sejak tadi akhirnya tiba,” tuturnya.

  “Ini merupakan perjuangan,”celetuk salah anggota BNSP yang saat itu sedang mengangkat barang bawaanya menuju tempat duduk.

  Ketika jarum jam menunjukan pukul 20.45 WIB kereta api akhirnya tiba. Para anggota akhirnya bersiap- siap menuju pintu masuk.

  Namun terlihat letih dan jenuh tak bisa disembunyikan dari raut wajahnya, tapi mereka tetap ngeriung sembari ngobrol dengan teman-teman di sekelilingnya. Mereka terlihat dengan sabar dan menghormati apa yang sedang mereka lakukan itu, merupakan ujian untuk melatih kesabaran.

  “Lama juga ya keretanya datang,”celetuk salah satu anggota membawa barang bawaannya cukup lumayan berat.

  Mereka sembari menunggu kereta api tiba tak henti-hentinya berbincang- bincang. Ada yang bercanda gurau guna mengusir kepenatan selama menunggu datangnya kereta api yang memakan waktu cukup lumayan lama.

  sumringah saat menunggu kerata api di stasiun Gambir, Jakarta Pusat.

  dan bisa dilihat dari raut wajah yang

  Peserta outbond sedang melakukan uji keseimbangan dan kecepatan menginjakkan kaki kedalam kotak bertempat di Candi Ratu Boko, Yogjakarta Lintas Kegiatan

BNSP

  dihidangkan di hadapnya. Dengan gugup dan senang hati ia mengambil dan menyantapnya. Ternyata bergedel itu, katanya lumayan enak. Enak bercampur penasaran terbesit di pikiran Rambun. Saking penasaran dengan menu bergedel, lalu Rambun mengambil satu buah bergedel lagi.

  Padahal Martinus yanag saat itu makan satu meja dengan Rambun juga mengingkan makan bergedel, tapi karena kedua-duanya diambil Rambun, akhirnya Martinus tak kebagian.

  “Saya sebenarnya ingin makan bergedel, tapi karena sudah dimakan oleh pak Rambun semuanya

  Peserta outbond sedang memindahkan air dengan alat peraga berupa tali

  

dan dibantu dengan ember.

  akhirnya saya ambil makanan lain,”

  ada dipikiran Rambun.

  Sepanjang perjalanan menuju hotel Novotel, di dalam bus Rambun menjadi bahan pembicaraan rekan- rekannya, termasuk Martinus dan Teuku Suriansjah.

  ”Merasa ketipu bergedel kok makannya bisa habis dua,” cetus Martinus yang diiyakan oleh Suriansjah sembari tertawa.

  Sepanjang perjalan diwarnai adu argumen, dan canda sedikitpun raut wajah Rambun tak ada menunjukan tanda-tanda kemarahan. Gara-gara ”Bergedel” terbuat dari otak menjadi

  Peserta outbond sedang menuju Candi Boko

  walaupun pak Rambun menjadi ujar Martinus. Ketika pelayan restaurant menanyakan satu persatu kepada anggota rombongan. Kini giliran Rambun ditanya,

  ”bapak selain makan soto nambah makanan apa?,”tanya pelayan. Rambun menjawab,”saya tambah makan dua bergedel.

  ”Oh iya saya mau tanya tadi saya makan bergedel, kok nggak ada rasa kentang?. Padahal setahu sata bergedel terbuat dari kentang. Bergedel ini terbuat dari apa? Tanya Rambun. Pelayan restaurant menjawab, bergedel ini terbuat dari otak.

  “Waduuuh Rambun spontan menjawab, ”saya merasa ditipu dengan bentuk makanan bergedel ini. Padahal saya sudah 20 tahun tidak pernah makan yang namanya jerohan,”tutur Rambun dengan nada penuh penyesalan.

  Diakuinya ketika makan satu dirasakan tidak ada rasa kentang Salah satu kelompok peserta outbond sedang memperagakan permainan yang pada umumnya bergedel memindahkan lingkaran rotan dari peserta satu ke peserta lain. (Foto-foto: Warno)

  edisi 1 I 2011 www.bnsp.go.id

  38

  Lintas Kegiatan BNSP

  Salah satu kelompok peserta outbond, Rambun wajahnya Para peserta outbond sedang melakukan pemanasan sedang dicoret dengan cat warna, akibat kesalahan.

  tanggal 16 Juli 2011 para rombongan menuju Taman Wisata Ratu Boko guna mengikuti kegiatan Outbond. Taman Wisata Ratu Boko terletak diatas perbukitan dengan ketinggihan 149,97 dpt, dan di sekelilingnya terdapat candi-candi yang dibangun pada abat VIII hingga IX masehi seakan tempat tersebut menjadi pemacu semangat para anggota selama mengikuti kegiatan outbond.

  Berbagai kegiatan yang dipandu oleh Rita Wulandari dengan dibantu 5

  Tampak wajah Sumarna Tampak wajah Mohammad

  rekannya dalam kegiatan pembukaan

  akibat terkena sanksi Najib akibat terkena sanksi

  outbond, para peserta mengikuti kegiatan. Antara lain kegiatan perkenalan,peregangan,chicken dance, pembagian kelompok,oposite. Sedang kegiatan untuk membangun rasa optimis peserta outbond mengikuti kegiatan tembak penjuru dan pindah gelas.

  Setelah kegiatan pertama selesai, tahap kedua peserta diharuskan mengikuti kegiatan dinamika kelompok. Peserta outbond dibagi sebanyak enam kelompok. Pos I membuat kelompok plus borgol, pos

  II melakukan kegiatan rotan race plus folding map, pos II membuat traffic jam plus all stand up, pos IV membuat

  Tampak wajah Teuku Suriansjah

Tampak wajah Ali akibat

  loss member, pos V membuat toxic

  akibat terkena sanksi terkena sanksi

  waste plus transfer bola dan pos VI geme penyapu ranjau. selesai, dilanjutkan dengan kegiatan

  Tepat pada pukul 12.00 WIB “Dari beberapa kegiatan yang berikutnya yakni kegiatan berbagai peserta outbond dipersilahkan isoma kami berikan, sebenarnya ada dua pengalaman dan komitmen bersama. hingga pukul 13.00, Pukul 13.30 jenis kegiatan utama bagi peserta

  Dengan yel... yel... yel...serempak dilanjutkan kegiatan lanjutan dinamika outbond untuk menyatukan aspirasi dari para anggota yang di pandu oleh kelompok. Hingga waktu coffee dan membutuhkan kerjasama yang instruktur guna membangun rasa break pukul 15.00. Setelah coffee baik dan solid antar anggota yakni semangat dalam menyatukan aspirasi break dilanjutkan dengan kegiatan dengan kegiatan membuat lingkaran para anggota agar BNSP kedepan kompetisi game formula sinergi plus borgol dan traffic jam plus all lebih maju lagi. dan final challeng titanic. Setelah stant up,”tutur Rita Wulandari.

  www.bnsp.go.id edisi 1 I 2011 K Struktur www.bnsp.go.id edisi 1 I 2011

  Profil LSP BNSP

  “Mempresentasikan profesional pelaku industri, sebagai mitra kerja pemerintah dalam sistem penerbangan untuk memastikan

  “Delegation of Task” dari Dirjen Perhubungann Udara

  “Untuk menjalankan fungsi penerbangan LSP-Ai memerlukan

  Toto menjelaskan, LSP- AI mendapat lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

  Ikatan Tehnisi Pesawat Udara dan masih banyak lembaga lainnya.

  

25 Juli 2007,

  

LSP- AI hadir sebagai

organisasi nirlaba yang

independen dan tercatat pada

Akte Notaris Risbert, SH,

MH No 20 di Jakarta tanggal

  

“Dengan dilatar belakangi

oleh peningkatan kompleksitas

penyelenggara penerbangan

di Indonesia yang

membutuhkan tenaga yang

kompeten, maka

  LSP-AI melakukan sertifikasi kompetensi melalui uji kompetensi kerja secara berkala terhadap tenaga penerbang, guna memastikan dan memelihara standard kompetensi kerja profesi. Dijelaskan penyediaan dan pengembangan SDM penerbangan untuk memastikan dan memelihara standard kompetensi kerja profesi penerbangan di Indonesia.

  BNSP

  Pengembangan SDM Penerbangan:

  Menurutnya, wujud dari penjabaran Undang Undang No 1 tahun 2009 Penerbangan , terkait dengan penyediaan dan pengembangan SDM penerbangan, sehingga menjadikan LSP-AI sebagai lembaga pelayanan umum untuk sertifikasi kompetensi kerja profesi penerbangan di Indonesia.

  (DGCA), Kementerian Perhubungan.

  Selaku Direktur, Toto H. Subagyo, Ph.D menambahkan, LSP-AI sudah didukung oleh Indonesia National Air Carrier Asociation, Federasi Pilot Indonesia, Indonesia Air Traffic Controller Association, Federasi Awak Kabin Udara Indonesia, Ikatan Dosen dan Instruktur Penerbangan, dan

  2007,”ujar Direktur Eksekutif LSP Aviasi Indonesia.

  “Dengan dilatar belakangi oleh peningkatan kompleksitas penyelenggara penerbangan di Indonesia yang membutuhkan tenaga yang kompeten, maka LSP- AI hadir sebagai organisasi nirlaba yang independen dan tercatat pada Akte Notaris Risbert, SH, MH No 20 di Jakarta tanggal 25 Juli

  penerbangan menuntut Sumberdaya Manusia (SDM) yang kompeten bidangnya. Karena itu, Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Aviasi Indonesia menempatkan diri sebagai mitra kerja pemerintah atau regulator dalam sistem penerbangan Indonesia dengan tujuan agar dapat memastikan dan memelihara standard kompetensi kerja profesi penerbangan Indonesia.

  40 OMPLEKSITAS penyelenggara

  LSP Aviasi Penerbangan Indonesia Mengacu Standard Internasional

  Profil LSP BNSP www.bnsp.go.id edisi 1 I 2011

  Sementara itu terkait dengan banyak kecelakaan pesawat di Indonesia, menurut Toto mengindikasi perlunya standar kompetensi yang menyeluruh pada semua bagian dalam sebuah industri penerbangan. Menurutnya, tidak hanya untuk pilot dan awak kabin. Sebab yang sudah ada standard kompetensi pun, belum semuanya melaksanakan standard itu.

  

“Di LSP-AI sudah ada

13 asosiasi profesi dan

industri yang masuk dalam

anggota pembina. Semua

asosiasi profesi dan industri

itu sebenarnya sudah

menunjukan minatnya

untuk menyiapkan standar

baru kompetensi bagi profesi

masing-masing dibawa

asosiasinya.

  “Saya kira mereka menyadari soal itu. Lalu apa? Salah satu jawaban terhadap upaya untuk menghindari pelarangan penerbangan di Indonesia dan di luar negeri harus melakukan uji standard kompetesi di LSP-AI, tambahnya

  Dikatakan, kalau ada inspektor datang hanya dengan membawa surat tugas dari kementerian perhubungan, menurutnya mereka tidak memiliki latar belakang sekolah di bidang itu, maka mereka tidak kompeten.

  “Kami berharap pemerintah dan pengusaha penerbangan paham betul dan mau berbenah diri,”tuturnya. Dijelaskan, di unit administrasi bandara, misalnya, ia masih menjumpai ada yang tidak memakai uji kompetensi. Menurut data yang dihimpun, mereka banyak yang tidak kompeten di bidangnya. Jadi kalau sering ada kecelakaan pesawat tidaklah heran, sebab masih banyak yang tidak mengerti dan memiliki kompetensi. Jadi,tegasnya, dari pengatur hingga pelaksana harus kompeten di bidangnya.

  Oleh sebab itu, tegasnya, dunia penerbangan di Indonesia menjadi rawan kecelakaan.

  Menurutnya, mungkin saja pimpinan perusahaan dan beberapa departemen di penerbangan di perhubungan tidak kompeten. Persoalannya bukan semata-mata untuk pilot, tekhnisi dan awak kabin, tetapi juga untuk yang mengaturnya seperti sub pilot, pimpinan perusahaan, pimpinan bengkel pesawat. Mereka kompetan atau tidak? Mereka melalui uji kompetensi tidak?, katanya.

  Dunia Penerbangan Rawan Kecelakaan:

  41

  “Di LSP-AI sudah ada 13 asosiasi profesi dan industri yang masuk dalam anggota dewan pembina. penerbangan.

  Selama ini, lanjut Toto ada hal-hal yang mendasar dilakukan oleh LSP –AI. Antara lain sebagai lembaga sertifikasi , LSP-AI membangun kebersamaan dengan menarik beberapa asosiasi profesi yang kemudian dimasukan dalam anggota dewan pembina, dengan harapan dapat membangun komitmen bersama.

  Ia sadar betul bahwa kompleksitas penerbangan , baik dan sisi pengguna tehnologi maupun pengelolaan sumberdaya organisasi, menuntut setiap profesional penerbangan untuk memiliki dan menjaga standard kompentensi kerja. Yakni knowledge, skills dan atitude. Dijelaskan, kompetensi kerja profesi merupakan prasyarat untuk mencapai tujuan penerbangan Indonesia.

  “Semua pilotnya orang Indonesia. Orang Indonesia memang cocok untuk industri penerbangan dan para tehnisinya pun banyak bekerja di Arab Saudi, terutama profesi pilot, awak kabin. Dan orang Indonesia memang jago-jago di bidang ini,” tuturnya.

  Indonesia yang bekerja di beberapa perusahaan penerbangan di luar negeri diantaranya di negara Arab Saudi.

  standard kompetensi kerja profesi penerbangan,”tuturnya Dijelaskan, banyak orang

  Semua asosiasi profesi dan industri itu sebenarnya sudah menunjukan minatnya untuk menyiapkan standar baru kompetensi bagi profesi masing- masing dibawa asosiasinya. Setelah itu diverifikasi dan konsolidasikan dengan BNSP secara insten. Selain itu, pihaknya juga melakukan pendekatan ke sekolah-sekolah Manca Negara BNSP

Our Organisation and History

  Who is VETASSESS?

  he Management Team consists

  The VETASSESS Management Team is responsible

  of: Karen Berkley, Executive Director Glen Salmon, Manager

  T for the development and implementation of the

  Corporate Services Rosemary

  organisational strategy

  Woodger, Manager Skills Recognition

  • General Occupations, Barry Parker, Manager Human Resources, Karen Berkley, Executive Director Karen has been Executive Director at

  VETASSESS since 2003 after 12 years in teaching, management and professional development within the Victorian Vocational Education and Training sector.

  Diploma of Humanities, Diploma of Education and Graduate Diploma of Internet Technologies.

  To contact Karen, please email Sue Jamieson, Executive, Executive

  Karen has worked extensively with public and private sector organisations on the design and development of a broad range of professional development, competency standards, curriculum and training resource materials and web-based systems.

  She has established contracts with

  Rosemary Woodger

  the Ministry of Education in China, TESDA in the Philippines, Ministry

  Officer since joining VETASSESS in of Higher and Vocational Education 2004. in India and GTZ on behalf of the

  He has been part of the strong Ethiopian government. business growth and organisational

  In addition Karen is Director of the development of VETASSESS, being

  

Glen Salmon

  Offshore Assessment Service and actively involved in the many new

  Qualifications Assessment Service Assistent. ventures undertaken in that time. Glen and is responsible for industry and has extensive financial experience

  Glen Salmon, Manager Corporate government liaison with Australian and within VET and other sectors and has

  Services international partner organisations been a Fellow of CPAAustralia since

  Glen currently manages the as well as project development and 1984. Finance, Client Services, Operations quality assurance.

  You can contact Glen via email: and Quality units within VETASSESS Karen holds a Bachelor of glens@vetasssess.com.au and has been the Chief Financial

  Behavioral Sciences, Graduate

  edisi 1 I 2011 www.bnsp.go.id

  42

  Manca Negara BNSP

  Barry Parker

  Rosemary Woodger, Manager Skills Recognition - General Occupations

  Rosemary Woodger joined advice and support to the vocational

  VETASSESS in 2003 as Manager VETASSESS in September 2006. education and training (VET) sector of the Qualifications Assessment

  Rosemary is the Manager of Skills since 1997. As a registered training

  Service. His extensive experience in Recognition

  • – General Occupations

  organisation (RTO) of assessment- the Department of Education in both (SRGO), and was previously only services, we help and assist assessment and recruitment areas

  Coordinator of the unit formerly individuals, training providers and have contributed greatly to the growth known as Qualifications Assessment. industry groups define and achieve and development of VETASSESS. She leads a team responsible for their learning and assessment goals.

  Barry’s qualifications include a Skills Assessments for migration

  Since its establishment, Bachelor of Arts (Hons)

  • – Monash purposes for applicants who nominate

  VETASSESS has built a reputation University and a Graduate Diploma in an occupation in the managerial, for providing superior assessment

  administrative, professional or solutions and systems to clients

Education – Monash University

  Contact Barry via email : barryp@ associate professional categories. locally, nationally and across the vetassess.com.au

  Before joining VETASSESS, A bit of history world. (Nurma)

  Rosemary was employed for ten years

  VETASSESS have been providing at AEI-NOOSR (previously National Office of Overseas Skills Recognition) in Canberra in positions of Assessor, Senior Assessor and Acting Manager. She undertook research into overseas education systems and qualifications, and developed assessment guidelines and content for the AEI-NOOSR Country Education Profiles. Her other international education experience includes seven years as Education Counsellor with the Australian- American Educational Foundation.

  She holds a Bachelor of Arts from the University of Sydney with majors in Modern History and Psychology.

  Contact Rosemary via email : rosemaryw@vetassess.com.au Barry Parker, Manager Human

  Resources Barry currently manages the Human Resources area at

  VETASSESS together with the Early Childhood Validation Service.

  Barry was appointed to

  www.bnsp.go.id edisi 1 I 2011

  43 S ” www.bnsp.go.id

  Agenda Kita BNSP edisi 1 I 2011

  UKSES Jamnas ke IX dibuka oleh Presiden SBY, merupakan agenda tetap Kwartir Nasional. Jamnas di ikuti kurang lebih 25.000 oleh Pramuka Penggalang dari seluruh Indonesia, sebagai sebagai bentuk rekreasi edukatif di alam terbuka yang di kemas dalam kegiatan perkemahan. Kegiatan Jamnas di selenggarakan di Teluk Gelam sejak tanggal 2 hingga 9 Juli 2011 dengan mengambil tema “Bersatu Teguh Menuju Indonesia Gemilang”.

  Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Prof. Dr. H. Azrul Azwar, MPH dalam sambutannya mengatakan, harapan Jamnas di selenggarakan di Teluk Gelam antara lain dapat meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang maha Esa, lebih membina tali persaudaraan dan ikut serta membangun jati diri bangsa, mengembangkan mental, fisik, pengetahuan, jiwa kepemimpinan dan kepercayaan diri, meningkatkan rasa tanggungjawab terhadap diri sendiri, masyarakat, bangsa dan negara dan menambah pengalaman serta ketrampilan.

  Gubernur Sumatra Selatan, Alex Noerdin dalam sambutannya menghimbau kepada masyarakat Sumatra Selatan khususnya masyarakat Indonesia pada umumnya dapat berperan serta dalam mendukung dan mensukseskan penyelenggara Jamnas ke IX. “Kurang lebih Jamnas ke IX diikuti

  20.OOO pramuka Penggalang dari seluruh Indonesia, pramuka dari kawasan Asia Pasifik, dan Gugus depan KBRI.

  Alex mengatakan, ajang Jamnas merupakan momentum untuk meningkatkan rasa kebangsaan yang ber-Bhinika Tunggal Ika serta berupaya mewujudkan manusia Indonesia yang memiliki kualitas keimanan dan ketaqwaan, kemampuan ilmu pengetahuan dan tehnologi serat berjiwa Pancasila.

  “Jamnas ke IX dapat mewujudkan

  Koki dan Waiter Dikirim Ke Jamnas Ke IX Bersertifikat BNSP Perlu kita ketahui faktor sukses kegiatan Jambore Nasional (Jamnas) ke IX di Teluk Gelam. Namun keberadaanya hanya bisa tampil di belakang layar, tapi perannya sangat penting dan dibutuhkan selama kegiatan Jamnas. Profesi koki dan waiter perannya sangat penting. Apakah demikian?

  Indonesia gemilang sesuai dengan “Ingatlan pesan Baden Powel bahwa tema Bersatu Teguh Menuju seluruh anggota pramuka adalah

  Indonesia Gemilang,”tuturnya. saudara dalam satu keluarga, tidak

Demikian Wakil Gubernur Sumatra ada yang bisa memisahkan kita,” ujar

  Selatan, H. Eddy Yusuf, SH, MM Abdul Shobur. dan sekaligus sebagai Ketua Umum Panitia penyelenggarakan Koki dan Makanan Bersertifikat: menambahkan, Jamnas ke IX diselenggarakan guna meningkatkan Dalam kesempatan berbeda, kemandirian, kepemimpinan, anggota Badan Nasional Sertifikasi persatuan dan kesatuan Pramuka Profesi (BNSP), RA. Hj. Ning Penggalang serta memiliki Sudjito menambahkan, Jamnas kometmen terhadap penghayatan 2011 mengambil tema

  “Bersatu dan pengalaman kode kehormatan Teguh Menuju Indonesia Gemilang”

  Pramuka yakni “Tri Satya dan Dasa merupakan rangkaian kegiatan

Darma. akbar yang diadakan setiap tahun’

  Ketua Kuartir Daerah Kesuksesan Jamnas ke IX yang Sumatra Selatan, Drs. H Abdul diselenggarakan di Teluk Gelam sejak Shobur, SH,MM menambahkan, tanggal 2 hingga 9 Juli 2011 juga jadikanlah Jamnas ke IX sebagai atas peran dirinya yang dipercaya wahana persaudaraan seperti apa bertenggungjawab menyiapkan yang Baden Powel ajarkan. Junjung konsumsi selama kegiatan Jamnas tinggi rasa saling menghormati. berlangsung.

  Agenda Kita BNSP

  “Konsumsi yang di makan oleh para peserta dari masakan para koki kompeten di bidangnya. Sebanyak 100 koki dan 50 waiter mengantongi sertifikat kompetensi di bisa membayangkan betapa berat bidangnya. tanggungjawab mereka,” tutur Ning sembari membayangkan tugas

  “Koki dan waiter diberi yang di emban para koki dan waiter tanggungjawab menangani konsumsi memang cukup berat.

  R.A. Hj. Ning Sudjito, ST di Jamnas benar-benar kompeten.

  Kedepan, lanjut Ning, BNSP akan

  (Anggota BNSP)

  Dengan tenaga 100 koki dan 50 bekerja sama dengan LSP Pariwisata waiter setiap harinya melayani untuk menyiapkan tenaga-tenaga bertanggungjawab menyiapkan konsumsi untuk peserta Jamnas yang kompeten, agar Jamnas di tahun sarapan pagi, makan siang, coffee kurang lebih 25.000 peserta. Anda mendatang lebih sukses. Warno break dan makan malam selama kegiatan Jamnas berlangsung,” jelas anggota BNSP.

  Ning Sudjito menegaskan, para koki dan waiter yang dikirim dan diberi kepercayaan ke teluk Gelam, mereka telah lulus melalui uji kompetensi di Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Pariwisata dan mereka telah

  www.bnsp.go.id edisi 1 I 2011

  45