Motif wisatawan domestik berkunjung ke candi Ratu Boko

(1)

(2)

i

MOTIF WISATAWAN DOMESTIK BERKUNJUNG KE

CANDI RATU BOKO

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Remsy Saputri

NIM : 132214059

PROGRAM STUDI MANAJEMEN, JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA


(3)

(4)

(5)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau,

janganlah bimbang sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa

kemenangan

Yesaya 41:10

“Bersikaplah kukuh seperti batu karang yang tidak putus-putusnya di pukul ombak, ia tidak saja tetap berdiri kukuh, bahkan ia menentramkan amarah ombak dan gelombang itu”

(Jalinus At Thabib)

Skipsi ini saya persembahkan kepada :

Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah Sumber Kekuatanku Papaku tercinta dan sumber motivasiku (Edy Pasila) Mamaku tercinta dan sumber motivasiku (Mariana Bandaso’)

Prima Saputra adiku tersayang Robinson Saputra adiku tersayang


(6)

(7)

(8)

vi

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya, penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul, “Motif Wisatawan Domestik Berkunjung ke Candi Ratu Boko”. Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen, Jurusan Manajemen, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam penelitian ini penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, dukungan, motivasi, dan bimbingan dari berbagai pihak Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus, yang selalu menyertai kehidupan penulis melalui berkat dan kasih-Nya

2. Bapak Albertus Yudi Yuniarto S.E., M.B.A sekau Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

3. Bapak Dr. Lukas Purwoto, M. Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma

4. Bapak Albertus Yudi Yuniarto S.E., M.B.A selaku Dosen Pembimbing I, yang dengan sabar dan rela meluangkan waktu, tenaga, pikiran, untuk memberikan arahan, kritik, saran yang sangat bermanfaat bagi penulis sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.


(9)

vii

5. Bapak Drs. Hendra G. Poerwanto, M.Si selaku Dosen Pembimbing II, yang dengan sabar dan rela meluangkan waktu, tenaga, pikiran, untuk memberikan arahan, kritik, saran yang sangat bermanfaat bagi penulis sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

6. Ibu dan Bapak Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah banyak berbagi ilmu dan pengalaman hidup

7. Kedua orang tuaku, Papa dan Mama, yang selalu memberikan dukungan melalui doa, nasihat, motivasi, perhatian, cinta yang tak terhingga sehingga memberikan semangat yang luar biasa kepada penulis hingga sekarang ini. Trimkasih sudah menjadi orang tua yang luar biasa “Ini untuk kalian Pa,Ma..” 8. Adik-adikku Prima dan Robi yang selalu mendoakan dan memberikan

motivasi. “Kakak sayang kalian berdua…”

9. Para kesayangan Gita Prima Andriani, Eunike, Falmita Sari, Yulianti Tandi Limbong, Katarina Sari, Afra Avelina Ulan, Friskha Dwita Eda terimakasih untuk pertemanan kita, kalian semua telah memberikan kenangan dan pengalaman-pengalaman yang terindah yang tidak akan pernah aku lupakan. Trimakasih juga karena kalian tak henti-hentinya memberikan semangat, bantuan, doa serta kasih saying kalian. “Love you so much my girls”

10. “EABS” (Everything About Us) Alvin, Riki, Rian, Lio, Geo, Andrian, Mita, Rina, Afra terimakasih untuk kebersamaan kita selama 4 tahun ini, suka duka yang sudah kita lewati, dukungan dan bantuan yang sudah kalian berikan.


(10)

(11)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL . ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………... ii

HALAMAN PENGESAHAN……..……… iii

HALAMAN PERSEMBAHAN………... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS………. v

HALAMAN KATA PENGANTAR……… vi

HALAMAN DAFTAR ISI………...……… ix

HALAMAN DAFTAR TABEL…….………...………...……… xii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR………...……….…..… xiii

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN…...……… xiv

HALAMAN ABSTRAK...………...……… xv

HALAMAN DAFTAR ISI………...……… vi

BAB I PENDAHULUAN………...……… 1

A. Latar Belakang Masalah…..……...…..……… 1

B. Rumusan Masalah………..………...……… 4

C. Batasan Masalah………...……… 4

D. Tujuan Penelitian……...…………...……… 5


(12)

x

BAB IIKAJIAN PUSTAKA…...……… 7

A. Landasan Teori….……….………...……… 7

B. Penelitian-penelitian Terdahulu……….………...……… 33

C. Kerangka Konseptual….……….………...………...……… 36

D. Hipotesis……..….……….………...……… 36

BAB III METODE PENELITIAN…...………..……… 38

A. Jenis Penelitian…….………....……… 38

B. Subjek dan Objek Penelitian….……….…………...……… 38

C. Waktu dan Lokasi Penelitian……....……… 39

D. Variabel Penelitian….………...……… 39

E. Definisi Oprasional Variabel….…...……… 40

F. Populasi dan Sampel….…………...……….……… 41

G. Teknik Pengambilan Sampel….……….………...……… 42

H. Sumber Data…….……….………...……… 43

I. Teknik Pengumpulan Data….…...……… 43

J. Teknik Pengujian Instrumen….…...……….……… 44

K. Teknik Analisis Data….…………..……….……… 47

BAB IV GAMBARAN UMUM CANDI RATU BOKO.…...…………... 51

A. Lokasi dan Sejarah Candi Ratu Boko…….……….…….…...…….… 51


(13)

xi

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN……..…...…………... 59

A. Penjelasan Penelitian…..…….……….….……...……… 59

B. Pengujian Instrumen…..…….……….…..……...……… 60

C. Analisis Data………….…….……….…..……...……… 62

D. Pembahasan…………...…….……….,,………...……… 71

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN A. Kesimpulan…………..…….………….………...……… 76

B. Saran………...…..…….…...…….………...……… 77

C. Keterbatasan Penelitian…..…….……….……...….……… 79

DAFTAR PUSTAKA………...………...…………... 80


(14)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel V.1 Hasil Uji Validitas…....……….……….……… 61 Tabel V.2 Hasil Uji Realibilitas Instrumen Penelitian……… 62 Tabel V.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin…...… 63 Tabel V.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Asal Daerah…….… 64 Tabel V.5 Rekapitulasi Data motif………...……… 65


(15)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar IV.1 Gerbang Utama Candi Ratu Boko………...……… 54

Gambar IV.2 Candi Pembakaran………...……… 55

Gambar IV.3 Sumur Suci………...……… 55

Gambar IV.4 Pendopo………...……… 56

Gambar IV.5 Keputren/Kolam………...……… 57

Gambar IV.6 Keputren/Kolam………...……… 57

Gambar IV.7 Gua………...……… 58

Gambar V.1 Rekreasi……….………...……… 72

Gambar V.2 Berfoto di Area Candi……….………...……… 73


(16)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian…….……….……… 84

Lampiran 2 Hasil Kuesioner Penelitian…….……...….……… 86

Lampiran 3 Hasil Uj iValiditas………..…….…...… 89

Lampiran 4 Hasil Uji Reliabilitas.…………...………..…….…...… 91


(17)

xv ABSTRAK

MOTIF WISATAWAN DOMESTIK BERKUNJUNG KE CANDI RATU BOKO

Remsy Saputri Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta,2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengtahui motif wisatawan dosmestik berkunjung ke Candi Ratu Boko. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang lokasi penelitiannya diadakan di Candi Ratu Boko. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan penyebaran kuisioner dan studi pustaka. Populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan domestik yang sedang berada di Candi Ratu Boko. Sampel yang diteliti sebanyak 100 orang dan teknik sampling yang digunakan adalah Accidental Sampling. Uji Validitas menggunakan teknik Korelasi Product Momentdan Uji Reliabilitas menggunakan Cronbach Alpha. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Cochran Q-Test untuk mengetahui motif wisatawan domestik berkunjung ke Candi Ratu Boko. Dari hasil analisis responden diperoleh hasil yaitu wisatawan domestik yang berkunjung ke Candi Ratu Boko kebanyakan perempuan (61%) dan berasal dari luar D.I Yogyakarta (58%). Dari hasil analisis Cochran Q-Test menunjukkan bahwa motif wisatawan domestik berkunjung ke Candi Ratu Boko adalah ingin rekreasi, ingin berfoto diarea Candi, ingin menikmati suasana Candi, diajak oleh teman dan melihat informasi di media cetak atau media elektronik.


(18)

xvi ABSTRACT

THE MOTIVE OF DOMESTIC TOURISTS VISIT THE RATU BOKO’S TEMPLE

Remsy Saputri Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, 2017

The research aims to determine the motive of domestic tourists visit the Ratu Boko’s Temple. This research ia a descriptive research, located in the Ratu Boko’s Temple. Data collection method in this research are by spreading the questioner and literature. The research subjects are domestic tourists who are visiting the Ratu Boko’s Temple. There are 100 people who be studied with Accidental Sampling techniques. Validity test using Product Moment correlation technique and reability test using Cronbach Alpha. Data analysis technique using Cochran Q-Test to determine the motive of domestic tourists visited the Ratu Boko’s Temple.The results of analysis of the respondent shows that domestic tourists who visited the Ratu Boko’s Temple mostly women (61%) and come from outside D.I Yogyakarta (58%).The results from Cochran Q-Test shows that the motives of domestic tourists visited the Ratu Boko’s Temple are for recreation, enjoy the scenery of the temple, take a picture around the temple’s area, invited by friends, and get information from media (print and electronic).


(19)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam beberapa tahun terakhir ini sektor industri pariwisata semakin berkembang, dimana saat ini sektor pariwisata menempati urutan ketiga setelah industri automotif dan perbankan, hal ini disebabkan sektor pariwisata mempunyai peran sebagai penghasil Devisa Negara. Disamping itu perkembangan pariwisata juga bertujuan untuk memperkenalkan keindahan alam dan keberagaman budaya. Pada tahun 2015 sektor pariwisata berkontribusi sekitar 4% dari total perekonomian Indonesia (www.indonesia-investments.com). Dengan Presiden menerbitkan Peraturan Presiden No.21 Tahun 2016 tentang Bebas Visa Kunjungan yang mulai berlaku pada tanggal 10 Maret 2016 untuk 90 Negara, hal ini diperkirakan akan menambah daftar kunjungan wisatawan mancanegara. Dari data pada tahun 2013 wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia adalah 8,802,129 orang, pada tahun 2014 adalah 9,435,411 orang, dan pada tahun 2015 adalah 9,727,350 orang. Hal ini menunjukkan bahwa wisatawan mancanegara yang berkunjung setiap tahunnya semakin meningkat. Dengan semakin banyaknya wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia berarti Indonesia mempunyai


(20)

daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Hal ini tentunya dapat mendatangkan efek positif bagi Indonesia.

Daerah Istimewa Yogyakarta atau sering kita dengar dengan sebutan kota Jogja merupakan salah satu kota tujuan wisata. Hal ini tidak terlepas dari kemunculan berbagai obyek wisata yang ada pada kota ini, yang meliputi obyek wisata alam, obyek wisata budaya, obyek wisata buatan, dan desa atau kampung wisata yang semuanya terdapat sebanyak 132 obyek wisata.

Yogyakarta merupakan salah satu kota yang ada di Indonesia dengan berbagai peninggalan bersejarah. Saat ini peninggalan-peninggalan purbakala tersebut telah dikelola menjadi obyek wisata. Selain banyaknya obyek wisata, kota Jogja juga dikenal dengan keramah-tamahan masyarakatnya yang menjadikan kota Jogja juga banyak diminti oleh wisatawan. Tidak mengherankan apabila setiap tahunnya wisatawan yang berkunjung ke Jogja semakin meningkat. Berdasarkan data statistik kepariwisataan DIY 2015 (www.visitingjogja.com) menunjukkan bahwa wisatawan domestik yang berkunjung ke Jogja semakin meningkat, pada tahun 2011 adalah 1.438.129 orang, pada tahun 2012 adalah 2.162.422 orang, pada tahun 2013 adalah 2.602.074 orang, pada tahun 2014 adalah 3.091.967 orang dan pada tahun 2015 mencapai 3.813.720 orang. Dilansir dari (jogja.tribunnews.com) bahwa kontribusi pendapatan dari wistawan domestik luar DIY mencapai Rp. 7,2 triliun, untuk wisatawan domestik dari wilayah DIY hanya sekitar Rp. 3,2 triliun. Hal ini menunjukkan adanya daya tarik tersendiri bagi wisatawan


(21)

domestik untuk mengunjungi kota Yogyakarta. Disamping kota Jogja mempunyai banyak obyek wisata, kota Jogja juga didukung oleh akomodasi hotel untuk para wisatawan menginap, untuk hotel berbintang yang bersertifikat ada sebanyak 64 hotel sedangkan hotel non bintang sebanyak 561 hotel. Jumlah wistawan domestik yang menginap di hotel berbintang dan non bintang di DIY tahun 2015 sebanyak 308.485 orang yang itu artinya mengalami kenaikan sebesar 21,35% dibanding tahun sebelumnya sebanyak 254.231 orang (www.visitingjogja.com).

Candi merupakan salah satu peninggalan purbakala yang banyak dikunjungi oleh wisatawan. Candi adalah bangunan kuno yang terbuat dari batu, yang pada umumnya akan berfungsi sebagai tempat beribadah maupun sebagai makam bagi raja-raja yang hidup di zaman Hindu Budha. Candi Borobudur dan Candi Prambanan adalah dua dari banyak Candi yang memiliki peranan penting di dalam perkembangan budaya Hindu Budha. Selain Candi Borobudur dan Candi Prambanan, Candi Ratu Boko juga merupakan peninggalan purbakala yang merupakan bekas kompleks istana yang terdiri atas beberapa bagian bangunan yaitu bagian tengah, barat, tenggara, dan timur. Sebagai bangunan peninggalan sejarah, Candi Ratu Boko ini menunjukkan ciri-ciri sebagai tempat tinggal, seperti adanya gerbang masuk, pendopo, kolam pemandian dan pagar perlindungan. Berdasarkan data dari (www.visitingjogja.com) wisatawan domestik yang berkunjung ke Candi


(22)

Ratu Boko meningkat dari 141.066 orang (2014) menjadi 230,126 orang (2015).

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Motif Wisatawan Domestik Berkunjung ke Candi Ratu Boko”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka diambil suatu rumusan masalah yaitu:

Apa motif wisatawan domestik berkunjung ke Candi Ratu Boko?

C. Batasan Masalah

Motif berkunjung ke Candi Ratu Boko.

Banyak yang menjadi motif seseorang memilih untuk berkunjung ke Candi Ratu Boko. Berdasarkan survei pendahuluan pada pengunjung Candi Ratu Boko pada tanggal 24 Februari 2017, motif konsumen berkunjung ke Candi Ratu Boko yaitu :

1. Ingin rekreasi

2. Ingin menambah pengetahuan/wawasan 3. Ingin berfoto di area Candi

4. Ingin melihat Candi yang merupakan bekas Keraton (Istana Raja) 5. Ingin menikmati suasana Candi


(23)

6. Diajak oleh teman

7. Harga tiket yang terjangkau 8. Lokasinya mudah dijangkau

9. Melihat informasi di media cetak atau media elektronik 10. Ingin mendapatkan pengalam baru

11. Diajak oleh keluarga D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelian ini adalah untuk mengetahui motif wisatawan domestik berkunjung ke Candi Ratu Boko.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi koleksi kepustakaan dan dapat menjadi bahan referensi bagi mahasiswa yang melakukan penelitian yang sejenis maupun untuk bahan informasi untuk penelitian lebih lanjut. 2. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak perusahaan agar dapat memahami pengunjung dengan lebih baik dan juga dapat menyediakan fasilitas dan pelayanan yang lebih menarik perhatian pengunjung.


(24)

3. Bagi peneliti

Penelitian ini dimaksudkan untuk menerapkan teori-teori yang telah dipelajari di bangku perkuliahan ke dalam praktek sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan.


(25)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Pemasaran

a. Pengertian Pemasaran

Menurut Kotler dan Amstrong (2003:7) pemasaran adalah proses sosial dan majerial dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain.

Menurut Stanton (dalam Usmara 2008:7) pemasaran merupakan suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

b. Konsep Pemasaran

Menurut Stanton (dalam Usmara 2008:17) konsep pemasaran merupakan suatu filsafat bisnis yang bertujuan


(26)

memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen atau berorientasi pada konsumen.

Menurut Kotler (dalam Usmara 2008:17-18) Berikut ini konsep yang merupakan dasar pelaksanaan kegiatan pemasaran suatu organisasi :

1) Konsep Produksi

Konsep produksi berpendapat bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia di mana-mana dan harganya murah. Para manajer dalam organisasi yang berorientasi pada produksi memusatkan upayanya untuk mencapai efisiensi produksi yang tinggi dan liputan distribusi yang luas.

2) Konsep Produk

Konsep produk menjelaskan bahwa kosumen akan menyukai produk yang menawarkan mutu, performansi dan ciri-ciri yang terbaik. Para manajer dalam organisasi yang berorientasi pada produk ini memusatkan usaha untuk menghasilkan produk yang baik dan terus menerus menyempurnakannya.

3) Konsep Penjualan

Konsep penjualan berpendapat bahwa konsumen jangan dibiarkan begitu saja, organisasi harus melaksanakan upaya penjualan dan promosi yang agresif.


(27)

4) Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaing.

Menurut Usmara 2008:18-19 konsep pemasaran bersandar pada empat tiang utama :

1) Fokus Pasar

Perusahaan akan berhasil baik jika mereka menetapkan batas pasarnya secara cermat. Perusahaan akan berhasil baik bilamana mereka mempersiapkan program pemasaran yang sesuai untuk masing-masing pasar sasaran.

2) Orientasi Kepada Pelanggan

Pemikiran yang berorientasi pelanggan mengharuskan perusahaan untuk secara cermat menentukan kebutuhan pelanggan dari sudut pandang pelanggan bukan dari sudut pandangnya sendiri.


(28)

3) Pemasaran yang Terkoordinasi, yang bermakna dua hal: a.) Berbagai fungsi pemasaran-armada penjualan,

periklanan,riset pemasaran dan lain-lain harus terkoordinasi.

b.) Pemasaran harus terkoordinasi secara baik dengan bagian-bagian lain perusahaan. Pemasaran akan berhasil bila seluruh karyawan menyadari bagaimana dampak terhadap kepuasan pelanggan.

4) Kemampulabaan

Untuk perusahaan swasta tujuan utama adalah laba, bagi organisasi nirlaba atau organisasi masyarakat tujuannya adalah mempertahankan dan menarik cukup dana guna menyelenggarakan kegiatannya. Perusahaan menghasilkan uang dengan memuaskan kebutuhan pelanggan lebih baik daripada yang dapat dilakukan pesaing.

c. Tujuan Pemasaran

Menurut Berry (dalam Usmara 2008:21) tujuan pemasaran adalah mempertemukan kesamaan antara apa yang ingin dibeli pelanggan berprospek dan apa yang dijual organisasi, potensi untuk menyesuaikan jasa agar sejauh mungkin memenuhi keinginan pelanggan individual hendaknya tidak diabaikan.


(29)

Menurut Usmara (2008:25) tujuan pemasaran merupakan suatu keadaan yang diinginkan, yang diupayakan untuk diwujudkan oleh suatu perusahaan. Ini menunjukkan bahwa tujuan pemasaran merupakan sesuatu yang mendasaruntuk menjamin konsistensi kegiatan pemasaran di perusahaan tersebut dan merupakan pemenuhan atas kebutuhan konsumen. Pemimpin perusahaan tidak dapat membantah lagi bahwa di dalam pasar sekarang ini, kesuksesan perusahaan berawal dari konsumen. Namun tampaknya banyak perusahaan yang melupakan perhatiannya pada kepercayaan konsumen. Mengingat semakin pandainya konsumen memilih produk yang ada di pasar, maka organisasi harus lebih responsif terhadap keinginan dan kebutuhan pelanggan dengan demikian tujuan pemasaram adalah mengutamakan konsumen.

d. Strategi Pemasaran

Menurut Kotler dan Amstrong (2003:54) strategi pemasaran adalah logika pemasaran yang dilaksanakan dengan harapan bahwa unit bisnis akan mencapai sasaran pemasaran. Strategi pemasaran terdiri dari strategi spesifik untuk pasar sasaran, penentuan posisi produk, bauran pemasaran, dan tingkat pengeluaran pemasaran. Strategi pemasaran harus merinci segmen pasar yang akan menjadi pusat perhatian perusahaan.


(30)

Menurut Usmara (2008:33), satu fungsi pokok dari strategi pemasaran adalah menciptakan suatu hubungan bagi seluruh kegiatan di perusahaan. Dengan adanya strategi pemasaran yang jelas dan konseptual maka dapat mendukung iklim koordinasi yang tepat yang lebih efisien dibandingkan dengan proses administrasi yang ada saat ini. Semua tugas atau pekerjaan yang harus dilakukan sebagai tuntutan pokok dalam mengimplementasikan strategi tersebut dilaksanakan dan diserahkan sepenuhnya kepada semua anggota organisasi. Tujuan suatu strategi adalah untuk menyebarkan secara efektif sumber-sumber khas dan unggulan suatu perusahaan.

2. Jasa

a. Pengertian Jasa

Menurut Lovelock dan Wright (2007:5) “Jasa adalah tindakan atau kinerja yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak lainnya.Walaupun prosesnya mungkin terkait dengan produk fisik, kinerjanya pada dasarnya tidak nyata dan biasanya tidak menghasilkan kepemilikan atas faktor-faktor produksi.”

Menurut Kotler (lupiyoadi dan hamdani 2006:6) Mendefinisikan jasa sebagai berikut: setiap tindakan atau kegiatan


(31)

yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.

b. Karakteristik Jasa

Menurut Kotler (dalam Adam 2015:10-11) jasa memiliki empat ciri utama yang sangat mempengaruhi rancangan program pemasaran, yaitu:

1. Tidak Berwujud (Intangibility)

Jasa mempunyai sifat tidak berwujud, karena tidak bisa dilihat, dirasakan, diraba, didengar atau dicium sebelum ada transaksi tanda atau bukti dari mutu jasa tersebut. Pembeli akan mengambil kesimpulan mengenai mutu jasa dari tempat (place), manusia (people), peralatan (equipment), alat komunikasi (communication material), simbol-simbol (symbols), dan harga (price) yang mereka lihat.

2. Tidak Dapat Dipisahkan (Inseparability)

Jasa-jasa umumnya diproduksi secara khusus dan dikonsumsi pada waktu yang bersamaan. Jika jasa diberikan oleh seseorang maka orang tersebut merupakan bagian dari jasa tersebut. Contohnya Client juga hadir pada saat jasa diberikan, interaksi


(32)

penyedia client merupakan ciri khusus dari pemasaran jasa. Baik penyedia maupun clientakan mempengaruhi hasil jasa tersebut.

3. Beraneka Ragam (Variability)

Jasa itu sangat beraneka ragam, karena tergantung kepada yang menyediakannya dan kapan serta dimana disediakan. Seringkali pembeli jasa menyadari akan keanekaragaman ini dan membicarakannya dengan yang lain sebelum memilih seorang penyedia jasa.

4. Tidak Tahan Lama (Perishability)

Jasa-jasa tidak dapat disimpan. Keadaan tidak tahan dari jasa-jasa bukanlah masalah jika permintaannya stabil, karena mudah untuk melakukan persiapan pelayanan sebelumnya. Jika permintaan terhadapnya berfluktuasi maka perusahaan jasa menghadapi masalah yang sulit.

c. Kualitas Jasa

Menurut Wyckof (dalam Tjiptono 2004:59) kualitas jasa adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan.

Menurut Parasuraman (dalam Sangadji dan Sopiah, 2013: 100-101) mengemukakan lima dimensi kualitas jasa, yaitu :


(33)

1. Kehandalan (realibility), yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan tepat (accurately) dan kemampuan untuk dipercaya (dependably), terutama memberikan jasa secara tepat waktu (on time), dengan cara yang sama sesuai dengan jadwal yang telah dijanjikan, dan tanpa melakukan kesalahan.

2. Daya Tanggap (responsiveness), yaitu kemauan atau keinginan para karyawan untuk membantu memberikan jasa yang dibutuhkan kosunumen

3. Jaminan (assurance), meliputi pengetahuan, kemampuan, keramahan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya dari kontak personal untuk menghilangkan sifat keragu-raguan kosumen dan membuat mereka merasa terbebas dari bahaya dan risiko.

4. Empati, yang meliputi sikap kontak personal atau perusahaan untuk memahami kebutuhan dan kesulitan, konsumen, komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan kemudahan untuk melakukan komunikasi atau hubungan.

5. Produk-produk fisik (tangibels), tersedianya fasilitas fisik, perlengkapan dan sarana komunikasi, dan lain-lain yang bisa dan harus ada dalam proses jasa.


(34)

3. Perilaku Konsumen

a. Definisi Perilaku

Menurut Engel et al (dalam Sangadji dan Sopiah, 2013:7) perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalampemerolehan, pengonsumsian, dan penghabisan produk/jasa, termasuk proses yang mendahului dan menyusul tindakan ini.

Menurut Griffin (dalam Sangadji dan Sopiah, 2013:8) perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologi yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan, produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi.

Menurut Ariely dan Zauberman (dalam Sangadji dan Sopiah, 2013:8) perilaku konsumen merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok, atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan untuk mendapatkan, menggunakan barang-barang, atau jasa ekonomis yang dapat dipengaruhi lingkungan.

Dari pengertian perilaku konsumen di atas dapat di simpulkan bahwa perilaku konsumen adalah (1) disiplin ilmu yang mempelajari perilaku individu, kelompok, atau organisasi dan proses-proses yang digunakan konsumen untuk menyeleksi, menggunakan produk, pelayanan, pengalaman (ide) untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen, dan dampak


(35)

dari proses-proses tersebut pada konsumen dan masyarakat, (2) tindakan yang dilakukan oleh konsumen guna mencapai dan memenuhi kebutuhannya baik dalam penggunaan, pengonsumsian, maupun penghabisan barang dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusul, (3) tindakan atau perilaku yang dilakukan konsumen yang dimulai dengan merasakan adanya kebutuhan dan keinginan, kemudian berusaha mendapatkan produk yang diinginkan, mengonsumsi produk tersebut, dan berakhir dengan tindakan-tindakan pembelian, yaitu perasaan puas atau tidak puas. (dalam Sangadji dan Sopiah, 2013:9).

b. Pengambilan Keputusan Konsumen

Menurut Engel, Blackwell dan Miniard (1994:31) perspektif pemecahan masalah pun mencakupi semua jenis perilaku pemenuhan kebutuhan dan jajaran luas dari faktor yang memotivasi dan mempengaruhi. Berbicara secara umum, keputusan konsumen mengambil bentuk yang diperhatikan dan mempunyai langkah-langkah berikut ini:

1) Pengenalan kebutuhan

Konsumen mempersepsikan perbedaan antara keadaan yang diinginkan dan situasi aktual yang memadai untuk membangkitkan dan mengaktifkan proses keputusan.


(36)

2) Pencarian informasi

Konsumen mencari informasi yang disimpan di dalam ingatan (pencarian internal) atau mendapatkan informasi yang relevan dengan keputusan dari lingkungan (pencarian eksternal).

3) Evaluasi Alternatif

Konsumen mengevaluasi pilihan berkenaan dengan manfaat yang diharapkan dan menyempitkan pilihan hingga alternatif yang dipilih. 4) Pembelian

Konsumen memperoleh alternatif yang dipilih atau pengganti yang dapat diterima bila perlu.

5) Hasil

Mengevaluasi apakah alternatif yang dipilih memenuhi kebutuhan dan harapan segera sesudah digunakan.

Menurut Sangadji dan Sopiah (2013:24-25) ada tigafaktor utama yang mempengaruhi konsumen untuk mengambil keputusan yaitu:

1. Faktor Psikologis

Faktor psikologis mencakup persepsi, motivasi, pembelajaran, sikap dan kepribadian. Sikap dan kepercayaan merupakan faktor psikologis yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Sikap adalah suatu kecendrungan yang dipelajari untuk bereaksi


(37)

terhadap penawaran produk dalam situasi dan kondisi tertentu secara konsisten. Sikap mempengaruhi kepercayaan, dan kepercayaan mempengaruhi sikap. Kepribadian merupakan faktor psikologis yang mempengaruhi perilaku konsumen. Kepribadian adalah pola individu untuk merespon stimulus yang muncul dari lingkungannya. Termasuk di dalam kepribadian adalah opini, minat, dan prakarsa. Pembelajaran berdampak pada adanya perubahan. Seorang individu/konsumen dikatakan belajar jika ada perubahan kearah yang lebih baik dalam tiga aspek (kognitif, afektif, dan psikomotor) yang bersifat relatif permanen. Konsumen akan belajar setelah mendapat pengalaman, baik pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain. Setelah membeli dan mengonsumsi produk, konsumen akan merasa puas atau tidak puas. Jika puas, konsumen akan melakukan pembelian ulang di lain waktu. Sebaliknya, jika tidak puas, kosumen tidak akan melakukan pembelian di lain waktu.

2. Pengaruh Faktor Situasional

Faktor situasional mencakup keadaan sarana dan prasarana tempat belanja, penggunaan produk, dan kondisi saat pembelian. Keadaan sarana dan prasarana tempat belanja mencakup tempat parkir, gedung, eksterior, dan interior toko, pendingin udara, penerangan/pencahayaan, tempat ibadah, dan sebagainya. Waktu


(38)

berbelanja bisa pagi, siang, sore, atau malam hari. Waktu yang tepat untuk berbelanja setiap orang tentu berbeda. Orang yang sibuk bekerja pada malam hari akan memilih waktu belanja pada sore atau malam hari. Kondisi saat pembelian produk adalah sehat, senang, sedih, kecewa, atau sakit hati. Kondisi kosumen saat melakukan pembelian akan mempengaruhi pembuatan keputusan kosumen.

3. Pengaruh faktor sosial

Faktor sosial mencakup undang-undang/peraturan, keluarga, kelompok refrensi, kelas sosial, dan budaya.

a. Sebelum memutuskan untuk membeli produk, konsumen akan mempertimbangkan apakah pembelian produk tersebut diperbolehkan atau tidak oleh aturan/undang-undang yang berlaku. Jika diperbolehkan, kosumen akan melakukan pembelian. Namun jika dilarang oleh undang-undang atau peraturan (daerah, nasional, bahkan internasional), konsumen tidak akan melakukan pembelian.

b. Keluarga terdiri atas ayah, ibu dan anak. Anak yang baik tentu akan melakukan pembelian produk jika ayah atau ibunya menyetujui.

c. Untuk kelompok refrensi, contohnya kelompok refrensi untuk ibu-ibu (kelompok pengajian, PKK, dan arisan), remaja


(39)

(kelompok boyband, girlband, tim basket idola, dan tim bola terkenal) dan bapak-bapak (kelompok pengajian, kelompok penggemar motor besar, kelompok penggila bola, dan kelompok pecinta ikan dan burung.)

d. Untuk kelas sosial yang ada di masyarakat, contohnya kelas atas, menengah, dan bawah.

e. Untuk budaya dan sub budaya, contohnya suku Sunda, Jawa, Batak, Madura. Tiap suku/etnis mempunyai budaya/sub budaya yang berbeda.

4. Motif

Menurut Kotler dan Amstong (2003:215) motif (dorongan) adalah kebutuhan yang mendorong seseorang secara kuat mencari kepuasan atas kebutuhan tersebut.

Menurut Setiadi (dalam Sangadji dan Sopiah, 2013:162) bahwa motif didasarkan pada pikiran yang sehat, patut dan layak.Motif merupakan sebab-sebab yang menjadi dorongan.

Menurut Sardiman (2006:85-86) motif adalah dorongan yang menggerakan seseorang bertingkah laku dikarenakan adanya kebutuhan-kebutuhan yang ingin di penuhi oleh manusia. Motif juga dapat dikatakan


(40)

sebagai daya penggerak diri untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi mencapai suatu tujuan.

Motif dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu :

1. Motif Instrinsik

Motif instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsi, tidak perlu dirangsang dari luar karena dari dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

2. Motif Ekstrinsik

Motif ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar (faktor luar) yang kemudian rangsangan tersebut akan menggerakkan individual untuk berbuat atau melakukan sesuatu(faktor dalam).

Menurut Sardiman (2006:89), fungsi motivasi ada tiga yaitu:

1) Mendorong manusia untuk berbuat

2) Menentukan arah perbuatan, yaitu kearah tujuan yang hendak dicapai 3) Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan.

Menurut Sangadji dan Sopiah (2013:165) ada beberapa teori motivasi yang dibuat untuk menjelaskan perilaku sebagian besar manusia secara umum, salah satunya adalah teori hierarki kebutuhan Maslow. Hierarki


(41)

kebutuhan mengikuti teori jamak, yaitu seseorang berperilaku karena adanya dorongan untuk memenuhi bermacam-macam kebutuhan. Menurut Maslow, kebutuhan manusia itu berjenjang. Artinya, seseorang baru memenuhi kebutuhan kedua setelah kebutuhan pertamanya terpenuhi. Dasar teori kebutuhan Maslow, seperti yang di sebutkan Setiadi (dalam Sangadji dan Sopiah, 2013:165) adalah sebagai berikut:

a) Manusia adalah makhluk sosial yang berkeinginan.

b) Suatu kebutuhan yang terpuaskan tidak menjadi alat motivator bagi pelakunya, hanya kebutuhan yang belum pernah terpenuhi yang akan menjadi motivator.

c) Kebutuhan manusia tersusun dalam suatu jenjang

Berdasarkan survei pendahuluan pada pengunjung Candi Ratu Boko pada tanggal 24 Februari 2017, ditemukan bahwa motif wisatawan domestik berkunjung ke Candi Ratu Boko adalah:

1. Ingin rekreasi

Rekreasi merupakan aktivitas yang dilakukan oleh orang-orang secara sengaja sebagai kesenangan atau untuk kepuasan.Rekreasi memiliki banyak bentuk aktivitas dimanapun tergantung pada pilihan individual.Kegiatan-kegiatan yang umum dilakukan untuk rekreasi adalah pariwisata, olahraga,


(42)

bermain, melakukan hobi, dll.Kegiatan rekreasi umumnya dilakukan pada akhir pekan.

2. Ingin menambah pengetahuan/wawasan

Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan di peroleh manusia melalui pengamatan.Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya (http://id.wikipedia.org/).

3. Ingin Berfoto di area Candi

Di Candi Ratu Boko terdapat banyak pemandangan menarik yang bisa dijadikan tempat untuk wisatawan dapat berfoto. Foto adalah gambar yang dihasilkan oleh camera yang merekam suatu objek atau suatu kejadian. 4. Ingin melihat Candi yang merupakan bekas keraton (Istana Raja)

Candi Ratu Boko ini tergolong sebagai bekas istana raja, dimana terdapat beberapa bagian bangunan yaitu bagian tengah, barat, tenggara dan timur.Bagian tengah terdiri dari bangunan gapura utama, lapangan, Candi pembakaran, kolam, batu berumpak, dan paseban.Sementara bagian tenggara meliputi pendopo, balai-balai, 3 Candi, kolam dan kompleks keputren.Kompleks gua, stupa Budha, dan kolam terdapat di bagian timur.Sedangkan bagian barat hanya terdiri dari perbukitan. (www.yogyes.com)


(43)

5. Ingin menikmati suasana Candi

Suasana yang sejuk dan nyaman membuat para wisatawan betah untuk berlama-lama di tempat tersebut.Candi Ratu Boko ini memberikan suasana yang sejuk dan nyaman bagi para wisatawan yang mengunjunginya, di tambah lagi dengan lingkungan Candi Ratu Boko yang bersih.

6. Diajak oleh teman

Ajakan oleh seorang teman akan mendorong seseorang untuk datang berkunjung ke suatu tempat misalnya obyek wisata, tempat makan, dll. 7. Harga tiket yang terjangkau

Menurut Kotler dan Amstrong (2008:245) harga adalah sejumlah uang yang harus ditagihkan atas suatu produk atau jasa atau jumlah dari yang ditukarkan konsumen untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa.

Sedangkan tiket adalah kartu atau slip kertas yang digunakan agar bisa memasuki suatu lokasi atau event(http://idwkipedia.org/).

Harga tiket yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah harga yang harus dibayar oleh wisatawan agar bisa memasuki lokasi Candi Ratu Boko.Harga merupakan salah satu elemen terpenting yang mempengaruhi perilaku pembelian konsumen baik untuk barang ataupun jasa. Adapun harga tiket masuk lokasi Candi Ratu Boko untuk wisatawan domestik adalah Rp. 25.000


(44)

8. Lokasinya mudah dijangkau

Lokasi merupakan tempat pemasaran yang melibatkan aktivitas untuk menciptakan, memelihara atau mengubah sikap dan perilaku terhadap tempat tertentu (Kotler dan Amstrong, 2001:353). Pada umumnya konsumen menyukai tempat yang mudah dicapai oleh kendaraan umum dan strategis untuk memberikan kemudahan baginya.

Menurut Tjiptono (2000:42), pemilihan tempat atau lokasi memerlukan pertimbangan yang cermat terhadap beberapa faktor berikut ini:

a. Akses, misalnya lokasi mudah dijangkau oleh sarana transportasi umum

b. Visibilitas, misalnya lokasi yang mudah dilihat dengan jelas dari tepi jalan

c. Tempat parkir yang luas dan aman

d. Ekspansi, yaitu tersedia tempat untuk perluasan usaha di kemudian hari

e. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa ditawarkan f. Persaingan, yaitu lokasi pesaing apakah berdekatan atau tidak 9. Melihat informasi di media cetak atau media elektronik

Dengan mendengar ataupun melihat informasi di media cetak atau media elektronik, seorang wisatawan akan terdorong untuk datang berkunjung ke suatu obyek wisata.


(45)

10. Ingin mendapatkan pengalaman baru

Pengalaman baru adalah kejadian yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Pengalaman baru tersebut dapat berupa hal yang menggembirakan, menyedihkan, membanggakan, dll.

11. Diajak oleh keluarga

Ajakan oleh keluarga akan sangat berpengraruh untuk mendorong seseorang berkunjung ke suatu tempat misalnya obyek wisata, salon, dll.

5. Pariwisata

a. Pengertian Pariwisata

Menurut Badruddin (2000:34) mendefinisikan pariwisata sebagai kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan mencari kepuasan, mencari sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan tugas, berziarah dan lain-lain.

Menurut Spillane (2001 : 87-88) ada beberapa sifat yang khusus mengenai industri pariwisata yaitu:

1. Produk wisata tidak dapat dipindahkan.Orang tidak dapat membawa produk wisata pada langganan, tetapi langganan itu sendiri harus mengunjungi, mengalami dan datang untuk menikmati produk wisata itu.


(46)

2. Dalam pariwisata produksi dan konsumsi terjadi pada saat yang sama. Tanpa langganan yang sedang mempergunakan jasa-jasa itu tidak akan terjadi produksi.

3. Sebagai suatu jasa, maka pariwisata memiliki berbagai ragam bentuk. Oleh karena itu, dalam bidang pariwisata tidak ada standar ukuran yang objektif, sebagaimana produk lain yang nyata misalnya ada panjang, lebar, isi, kapasitas, dan sebagainya seperti pada sebuah mobil.

4. Langganan tidak dapat mencicipi produk itu sebelumnya bahkan tidak dapat mengetahui atau menguji produk itu sebelumnya.Yang dapat dilihat hanya brosur-brosur, gambar-gambar.

5. Dari segi usaha, produk wisata merupakan usaha yang mengandung risiko besar.Industri wisata memerlukan penanaman modal yang besar, sedang permintaan sangat peka terhadap perubahan situasi ekonomi, politik, sikap masyarakat atau kesenangan wisatawan dan sebagainya. Perubahan perubahan tersebut dapat menggoyahkan sendi-sendi penanaman modal usaha kepariwisataan karena bisa mengakibatkan kemunduran usaha yang deras, sedangkan sifat produksi itu relatif lambat untuk menyesuaikan keadaan pasar.


(47)

b. Jenis-jenis Pariwisata

Menurut James J.Spillane (2001:89-91), Berikut adalah jenis-jenis pariwisatayang terdapat di daerah tujuan wisata yang menarik customer untuk mengunjunginya sehingga dapat pula di ketahui jenis pariwisata yang mungkin layak untuk dikembangkan dan mengembangkan jenis sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan pariwisata tersebut, adalah :

1) Pariwisata untuk menikmati perjalanan (pleasure tourism).

Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang yang meninggalkan tempat tinggalnya untuk berlibur, mencari udara segar yang baru, untuk mengendorkan ketegangan syarafnya, untuk menikmati keindahan alam, untuk menikmati hikayat rakyat suatu daerah, untuk menikmati hiburan, dan sebagainya.

2) Pariwisata untuk Rekreasi (recreation sites)

Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang yang menghendaki pemanfaatan hari-hari libur untuk istirahat, untuk memulihkan kembali kesegaran jasmani dan rohani, yang akan menyegarkan keletihan dan kelelahannya.

3) Pariwisata untuk Kebudayaan (Cultural Tourism)

Jenis pariwisata ini ditandai oleh adanya rangkaian motivasi seperti keinginan untuk belajar di pusat-pusat pengajaran dan riset,


(48)

untuk mempelajari adat istiadat, cara hidup masyarakat negara lain dan sebagainya.

4) Pariwisata untuk Olahgara (Sports Tourism)

Jenis pariwisata ini bertujuan untuk tujuan olahraga, baik hanya untuk menarik penonton olahraga dan olahragawannya sendiri serta ditujukan bagi mereka yang ingin mempraktikkannya sendiri. 5) Pariwisata untuk Urusan Dagang Besar (Business Tourism)

Dalam jenis pariwisata ini, unsur yang ditekankan adalah kesempatan yang digunakan oleh pelaku perjalanan ini yang menggunakan waktu-waktu bebasnya untuk menikmati dirinya sebagai wisatawan yang mengunjungi berbagai obyek wisata dan jenis pariwisata lain.

6) Pariwisata untuk Konveksi (Convention Tourism)

Banyak negara yang tertarik dan menggarap jenis pariwisata ini dengan banyaknya hotel atau bangunan yang khusus dilengkapi untuk menunjang convention tourism.

Sedangkan menurut Ir. Henky Hermantoro (2011:54-56) membedakan pariwisata menurut objeknya menjadi 8 jenis yaitu:

a) Cultural tourism, adalah jenis pariwisata dimana motivasi orang-orang yang melakukan perjalanan karena adanya daya tarik dari seni budaya suatu daerah atau tempat tertentu. Jadi objek


(49)

kunjungannya adalah warisan nenek moyang berupa benda-benda kuno atau situs-situs kuno yang memiliki nilai sejarah. Contoh: Candi Borobudur.

b) Natural tourism, adalah kegiatan pariwisata yang menjual keindahan alam untuk menarik wisatawan untuk datang berkunjung menikmati alamnya, udaranya dan segala fasilitas yang ada didalamnya. Objek wisata ini biasanya mempunyai daerah penyangga, contohnya : Gunung Ungaran dengan Gedong Songo-nya yang memiliki wisata Bandungan sebagai daerah wisata penyangga.

c) Technological tourism, adalah jenis pariwisata yang menyajikan teknologi-teknologi yang ada namun langka atau tidak mudahmendapatkannya baik berupa teknologi modern maupun teknologi yang telah kuno. Misalnya: Museum Kereta Api Kuno di Ambarawa.

d) Historical tourism, adalah jenis pariwisata yang biasanya merupakan monumen atau tugu untuk mengingat suatu peristiwa heroik yang pernah terjadi di daerah tersebut. Contoh: Monumen Palagan Ambarawa, Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya Jakarta

e) Agro wisata, adalah perjalanan wisata yang dilakukan ke proyek-proyek pertanian, perikanan, ladang pembibitan dan sebagainya.


(50)

Untuk jenis pariwisata ini, wisatawan dapat mengadakan kunjungan dan peninjauan untuk studi atau menikmati segarnya daerah pertanian, tanaman yang beraneka ragam jenis dan warnanya, proses pembibitan berbagai macam tanaman dan sebagainya. Misalnya: Agro Tlogo di Kabupaten Semarang.

f) Recuperational tourism, jenis pariwisata ini sama dengan pariwisata kesehatan. Tujuan orang-orang tersebut berwisata adalah untuk menyembuhkan penyakit. Contoh: Pemandian air panas di Ciater.

g) Religion tourism, perjalanan wisata yang dilakukan bertujuan untuk melihat atau menyaksikan dan mengikuti upacara-upacara keagamaan atau juga untuk mendatangi tempat-tempat tertentu yang dianggap memiliki nuansa agamis yang begitu kental. Contoh: Ziarah Walisongo.

h) Shopping tourism, adalah jenis pariwisata yang menonjolkan sisi penjualan produk tertentu khas dari wilayah tersebut. Misalnya: PKL (Pedagang Kaki Lima) di Jalan Malioboro Yogyakarta ataupun kerajinan perak di Kotagede Yogyakarta.


(51)

B. Penelitian-Penelitian Terdahulu

1. Angelina Putri Setya Riyadi (2014). Melakukan penelitian mengenai motif orang tua murid memilih sebuah sekolah dasar sebagai tempat pendidikan dasar bagi anaknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motif orang tua murid memilih sebuah sekolah dasar sebagai tempat pendidikan dasar bagi anaknya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah orang tua murid SD Don Bosco II, Pulomas kelas 1 sampai dengan 6. Sampel yang diteliti sebanyak 235 orang tua murid dan teknik sampling yang digunakan quota sampling. Uji validitas menggunakan Product Moment Correlation dan uji realibilitas menggunakan Cronbach Alpha. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1) analisis prosentase untuk mengetahui identitas responden 2) analisis Cochran Q-test untuk mengetahui motif orangtua murid memilih sebuah sekolah dasar sebagai tempat pendidikan dasar bagi anaknya. Dari motif Cochran Q-test menunjukkan bahwa motif gedung sekolah bagus, alat-alat laboratorium lengkap, sarana olahraga memadai, akreditas baik, kegiatan ekstrakulikuler beragam, memiliki jaringan sosial yang luas, dekat dengan rumah dan anak yang minta merupakan


(52)

motif yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap motif orang tua memilih sebuah sekolah dasar Don Bosco II.

2. Agustina Amba (2015), melakukan penelitian mengenai motif orang tua memilih sekolah dasar Maria Purworejo sebagai tempat pendidikan putra-putrinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motif orang tua memilih sekolah dasar Maria Purworejo sebagai tempat pendidikan putra-putrinya. Populasi dalam penelitian ini adalah orang tua murid kelas satu sampai dengan kelas enam pada Tahun ajaran 2014/2015, yang berjumlah 223 orang. Dengan sampel sebanyak 143 responden. Pengambilan sampel menggunakan teknik quota sampling dan teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis Cochran Q-test. Analisis deskriptif di gunakan untuk menguraikan karakteristik responden dengan pendekatan prosentase terkait umur, status pekerjaan, pendidikan penghasilan perbulan dan jarak rumah dengan sekolah. Sedangkan analisis Cochran Q-test digunakan untuk mengetahui motif orang tua murid memilih sekolah dasar Maria Purworejo sebagai tempat pendidikan putra-putrinya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1. Secara umum karakteristik orang tua murid sekolah dasar Maria Purworejo saat ini adalah orang tua muda dengan usia antara 30


(53)

sampai 40 tahun(32,9%), berpendidikan SLTA (44,1%), sebagai pegawai swasta (23,1%), berpenghasilan antaraRp. 1.000.000,- - Rp. 2.000.000,- (42,7%) dan bertempat tinggal antata 1 km sampai 2 km dari SD Maria. 2.Hasil analisis Cochran Q-test menunjukkan bahwa motif yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan orang tua murid memilih sekolah dasar Maria Purworejo sebagai tempat pendidikan putra-putrinya adalah: mutu sekolah, gedung sekolah yang bersih dan bagus, lokasi sekolah yang strategis, pelayanan ramah, akreditasi A, sekolah terkenal/dikenal disiplin.

Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu tersebut penulis berencana untuk melakukan penelitian dengan obyek dan subyek yang berbeda. Peneliti akan melakukan penelitian mengenai motif wisatawan domestik berkunjung ke Candi Ratu Boko.


(54)

C. Kerangka Konseptual

Kerangka Konseptual Penelitian

Motif yang di maksudkan terdiri dari :

1. Ingin rekreasi

2. Ingin menambah pengetahuan/wawasan 3. Ingin Berfoto di area Candi

4. Ingin melihat Candi yang merupakan bekas keraton (Istana Raja) 5. Ingin menikmati suasana Candi

6. Diajak oleh teman

7. Harga tiket yang terjangkau 8. Lokasinya mudah dijangkau

9. Melihat informasi di media cetak atau media elektronik 10. Ingin mendapatkan pengalaman baru

11. Diajak oleh keluarga

D. Hipotesis

Menurut Sugiyono (2011:84), dalam penelitian hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.Berdasarkan pokok permasalahan yang ada dalam penelitian ini, maka penulis mengajukan hipotesis yang

KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE CANDI RATU BOKO MOTIF


(55)

merupakan anggapan sementara sebagai pedoman mempermudah jalannya penelitian. Berdasarkan hasil survey pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 24 Februari 2017 pada pengunjung Candi Ratu Boko, maka penulis mengambil H0 yang bunyinya sebagai berikut bahwa yang menjadi motif wisatawan domestik berkunjung ke Candi Ratu Boko antara lain adalah Ingin rekreasi, ingin menambah pengetahuan/wawasan, ingin berfoto di area Candi , ingin melihat Candi yang merupakan bekas Keraton (Istana Raja), ingin menikmati suasana Candi, diajak oleh teman, harga tiket yang terjangkau, lokasinya mudah dijangkau, melihat informasi di media cetak atau media elektronik, ingin mendapatkan pengalaman baru, diajak oleh keluarga.


(56)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dimana penelitian ini berusaha menggambarkan kondisi sebenarnya untuk mengungkapkan motif wisatawan dosmestik berkunjung ke Candi Ratu Boko.

B. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah orang-orang yang bertindak sebagai pemberi informasi yang berhubungan dengan penelitian ini. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah wisatawan domestik yang berkunjung ketempat wisata Candi Ratu Boko

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi perhatian peneliti untuk diamati. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah motif wisatawan domestik berkunjung ke Candi Ratu Boko yang meliputi Ingin rekreasi, ingin menambah pengetahuan/wawasan, ingin berfoto di area Candi , ingin melihat Candi yang merupakan bekas Keraton (Istana Raja), ingin menikmati suasana Candi, diajak oleh teman, harga tiket yang


(57)

terjangkau, lokasinya mudah dijangkau, melihat informasi di media cetak atau media elektronik, ingin mendapatkan pengalaman baru, diajak oleh keluarga.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu Penelitian : Februari-Maret 2017 Lokasi Penelitian : Candi Ratu Boko D. Variabel Penelitian

Variabel merupakan segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan penelitian.

1. Identifikasi Variabel

Variabel dari penelitian ini adalah motif wisatawan domestik berkunjung ke Candi Ratu Boko.

2. Definisi Variabel

Motif wisatawan domestik berkunjung ke Candi Ratu Boko adalah sesuatu yang mendorong wisatawan domestik untuk mengunjungi Candi Ratu Boko .

Indikator dari variabel motif adalah: 1 Ingin rekreasi

2 Ingin menambah pengetahuan/wawasan 3 Ingin berfoto di area Candi

4 Ingin melihat Candi yang merupakan bekas Keraton (Istana Raja) 5 Ingin menikmati suasana Candi


(58)

6 Diajak oleh teman

7 Harga tiket yang terjangkau 8 Lokasinya mudah dijangkau

9 Melihat informasi di media cetak atau media elektronik 10 Ingin mendapatkan pengalaman baru

11 Diajak oleh keluarga. 3. Pengukuran

Pengukuran variabel dari motif berkunjung ke Candi Ratu Boko menggunakan skala guttman. Dimana skala guttman adalah skala yang memiliki jawaban yang tegas, dengan jawaban seperti benar atau salah, ya atau tidak, pernah atau tidak pernah, positif atau negatif, tinggi atau rendah, baik atau buruk dan sebagainya. Dalam penelitian ini digunakan respon yang tegas, yaitu dengan jawaban “YA” dan “TIDAK”. Dimana jawaban tersebut akan diberi skor yaitu :

Jawaban “YA” memperoleh nilai 1 Jawaban “TIDAK” memperoleh nilai 0 E. Definisi Operasional Variabel

Variabel motif wisatawan domestik berkunjung ke Candi Ratu Boko.

Motif wisatawan domestik berkunjung ke Candi Ratu Boko adalah sesuatu yang mendorong wisatawan domestik untuk mengunjungi Candi Ratu Boko yang terdiri dari ingin rekreasi, ingin menambah pengetahuan/wawasan, ingin berfoto di area Candi, ingin melihat Candi yang merupakan bekas


(59)

Keraton (Istana Raja), ingin menikmati suasana Candi, diajak oleh teman, harga tiket yang terjangkau, lokasinya mudah dijangkau dan melihat informasi di media cetak atau media elektronik, ingin mendapatkan pengalaman baru, diajak oleh keluarga yang akan diberi respon oleh konsumen dengan pernyataan YA atau TIDAK.

F. Populasi dan Sampel a. Populasi

Menurut Sugiyono (2011:61), Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wisatawan domestik yang sedang berada di Candi Ratu Boko.

b. Sampel

Menurut Sugiyono (2011:62), Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian wisatawan domestik yang sedang berada di Candi Ratu Boko.

Oleh karena populasi dalam penelitian ini berukuran besar dan jumlahnya tidak diketahui, maka jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut ini.


(60)

n = n =

n = 96,04 dimana :

n = jumlah sampel

z = tingkat keyakinan yang di butuhkan dalam penentuan sampel 95%

Moe = margin of error yaitu tingkat kesalahan maksimum yang dapat ditoleransi, ditentukan sebesar 10%

Dari hasil perhitungan sampel diatas, maka jumlah sampel dalam penelitian ini dibulatkan sebanyak 100 responden karena jumah populasi yang terwakili semakin banyak sehingga kekuatan statistika semakin baik. G. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Accidental Sampling. Accidental Sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiono,2008:124).


(61)

H. Sumber Data

Sumber data dari penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

1. Menurut Supranto (2012:20), data primer (primary data) yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan/suatu organisasi langsung melaui objeknya. Data primer yang di butuhkan dalam penelitian ini adalah motif wisatawan domestik berkunjung ke Candi Ratu Boko yang akan diperoleh melalui penyebaran kuesioner.

2. Menurut Supranto (2012:21), data sekunder (secondary data) yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi berupa publikasi. Data tersebut sudah dikumpulkan oleh pihak instansi lain. Data sekunder dalam penelitian ini bersumber dari studi pustaka dan situs internet

I. Teknik Pengumpulan Data 1. Kuesioner

Kuesioner dari penelitian ini merupakan sejumlah pertanyaan yang akan di ajukan kepada responden untuk memperoleh informasi yang sesuai dengan kebutuhan penulis yaitu data tentang motif wisatawan domestik yang berkunjung ke Candi Ratu Boko. Dalam penulisan kuesioner, penulis menggunakan skala Guttman, terdiri atas jawaban “YA” atau “TIDAK”. Bobot nilai yang diberikan untuk setiap jawaban pernyataan: Jawaban Ya mendapat nilai 1


(62)

2. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan dengan cara mempelajari dan mengutip teori-teori atau konsep-konsep dari sejumlah literatur, baik buku, jurnal, atau karya tulis lainnya sesuai dengan topik dan variabel penelitian.

3. Akses Internet

Akses internet berguna untuk membantu penulis memperoleh informasi tambahan selain data dari studi pustaka, sehingga data yang diperoleh menjadi lebih akurat dan lengkap.

J. Teknik Pengujian Instrumen

Sebelum menganalisis kuesioner, perlu adanya uji validitas, dan reabilitas sebagai alat ukur untuk mengetahui apakah pertanyaan yang disebarkan sudah layak digunakan atau belum.

1. Pengujian Validitas

Menurut Azwar (2009:5-6) Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur, yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Tes yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran dikatan sebagai tes yang memiliki validitas rendah.


(63)

Untuk mengetahui apakah motif wisatawan dapat mempengaruhi keputusan dalam berkunjung ke Candi Ratu Boko, maka perlu menggunakan rumus Product Moment :

=

Dimana :

= koefisien korelasi antara X dan Y (product moment) X = skor item bernomor ganjil

Y = skor item bernomor genap n = banyaknya sampel uji coba

Untuk menentukan instrument tersebut valid atau tidak, maka ketentuannya adalah sebagai berikut :

a. Jika r hitung ≥ r tabel dengan taraf keyakinan 95%, maka instrument atau butir pertanyaan yang dimasudkan di katakan valid.

b. Jika r hitung < r tabel dengan taraf keyakinan 95%, maka instrument atau butir pertanyaan yang dimaksud dikatakan tidak valid. Butir pertanyaan yang tidak valid dalam penelitiannya selanjutnya dianggap gugur.


(64)

2. Pengujian Reliabilitas

Reabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrument tersebut sudah baik. Apabila datanya benar sesuai dengan kenyataan maka berapa kali pun diambil, tetapakan sama hasilnya. Menurut Umar (2013:86), Reabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Butir pertanyaan dikatakan reliabel atau handal apabila jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten. Instrument yang sudah dapat dipercaya (reliabel) akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Dalam penelitian ini, pengujian reliabilitas menggunakan teknik Cronbach Alpha, yaitu dengan menggunakan koefisien alpha (α).

Rumus dapat di tulis sebagai berikut :

Dimana :

= reliabititas instrumen k = banyaknya butir pertanyaan

= varian total


(65)

Tujuan dari pengujian reliabilitas ini adalah untuk menguji apakah kuisioner yang dibagikan kepada responden dan benar-benar dapat diandalkan sebagai alat pengukur, atau jika diberikan secara berulang akan didapatkan hasil yang konsisten. Pengujian ini hanya dilakukan pada butir-butir pertanyaan yang sudah diuji validitasnya dan telah dinyatakan sebagai butir yang valid. Uji realibilitas dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS dengan fasilitas Cronbach Alpha. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha ≥ 0,06.

K. Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskriptif Responden

Analisis deskriptif responden digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang responden yang akan diteliti. Responden dari penelitian ini adalah wisatawan domestik yang berada di Candi Ratu Boko. Deskriptif responden terkait dengan identitas responden meliputi jenis kelamin dan asal daerah. Adapun pertanyaan yang terdapat didalam kuisioner mengenai motif wisatawan berkunjung ke Candi Ratu Boko.

2. Uji Cochran Q-test

Uji Cochran tujuannya menguji K sampel berhubungan mempunyai mean yang sama atau berbeda, serta datanya berbentuk nominal atau ordinal (Sunyoto, 2012:120). Uji Cochran memberikan metode untuk menguji apakah k himpunan frekuensi atau proporsi berpasangan secara signifikan.


(66)

Uji berpasangan dilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata antara satu sampel dengan sampel yang lain berbeda secara signifikan atau tidak. Jawaban dari penelitian ini berbentuk “YA” dan “TIDAK”, akan menyebar secara random dalam tabel dua arah.Selanjutnya diberi skor 0 untuk “GAGAL” dan skor 1 untuk “SUKSES”. Rumusnya yang digunakan :

Di mana :

k = jumlah variabel

Cj = Total respon pada j variabel (kolom) Ri = Total respon pada i pengataman (baris)

Dengan data yang ada, selanjutnya dilakukan perhitungan statistik menggunakan Cochran Q-Test dengan menggunakan SPSS. Bunyi H0 dan Ha adalah sebagai berikut :

H0 :ingin rekreasi, ingin menambah pengetahuan/wawasan, ingin berfoto di

area Candi, ingin melihat Candi yang merupakan bekas Keraton (Istana Raja), ingin menikmati suasana Candi, diajak oleh teman, harga tiket yang terjangkau, lokasinya mudah dijangkau, melihat informasi di media cetak atau media elektronik, ingin mendapatkan pengalaman baru, diajak oleh keluarga


(67)

Ha :Salah satu dari sebelas motif wisatawan domestik tidak menjadi motif wisatawan domestik berkunjung ke Candi Ratu Boko.

Langkah-langkah atau prosedur perhitungan Cochran Q-Test adalah sebagai berikut ini :

1. Perumusan Hipotesis

Sebelum melakukan pengujian, terlebih dahulu menentukan hipotesis, hipotesis dirumuskan kedalam dua bentuk yaitu H0 dan Ha.

H0 : ingin rekreasi, ingin menambah pengetahuan/wawasan, ingin berfoto di area Candi, ingin melihat Candi yang merupakan bekas Keraton (Istana Raja), ingin menikmati suasana Candi, diajak oleh teman, harga tiket yang terjangkau, lokasinya mudah dijangkau, dan melihat informasi di media cetak atau media elektronik, ingin mendapatkan pengalaman baru, diajakan oleh keluarga

Ha : Salah satu dari sebelas motif wisatawan domestik tidak menjadi motif wisatawan domestik berkunjung ke Candi Ratu Boko.

2. Melakukan pengujian

Menguji semua motif yang dirumuskan dalam Ho.

H0 diterima :apabila psig < α = 0,05 atau apabila nilai Qhitung < Qtabel H0 ditolak :apabila psig > α = 0,05 atau apabila nilai Qhitung > Qtabel


(68)

3. Bila hasil perhitungan menolak H0

Maka langkah sekanjutnya adalah menghilangkan nilai Cj terendah kemudian melakukan perhitungan statistik dengan menggunakan rumus Cochran Q-test

4. Apabila hasil perhitungan tersebut masih menolak Ho maka selanjutnya harus menghilangkan Cj terendah kedua. Kemudian dilakukan kembali perhitungan statistik dengan rumus Cochran Q-test.

Langkah-langkah diatas harus dilakukan sampai pada perhitungan statistik memperoleh hasil menerima H0 dan dapat disimpulkan motif apa saja yang menentukan wisatawan domestik berkunjung ke Candi Ratu Boko.


(69)

BAB IV

GAMBARAN UMUM CANDI RATU BOKO

A. Lokasi dan Sejarah Candi Ratu Boko

Secara administratif Candi Ratu Boko terletak di dua dusun dan dua desa yaitu Dusun Dawung, Desa Bokoharjo, dan Dusun Sumberwatu, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Dearah Istimewa Yogyakarta. Secara geografis, Candi Ratu Boko terletak di Bukit Baka yang merupakan perbukitan dengan ketinggian 110-229 m di atas permukaan laut dan Luas Candi Ratu Boko ± 25 hektar, Candi ini berada dalam kawasan yang banyak ditemukan Candi, antara lain Candi Dawangsari, Candi Barong, Candi Banyunibo, dan di sebalah barat terdapat Candi Watugudig, Candi Ratu Boko dan Candi Ijo di sebelah timur, di sebelah selatan terdapat tinggalan yang berbeda dengan Candi-Candi pada umumnya. Tinggalan yang ada di Candi Ratu Boko bervariasi antara lain, gapura, batur talut, kolam dan gua. Temuan arkeologi prasasti yaitu prasasti A, B (berangka tahun 856 M) dan C semua mengandung keterangan tentang pendirian lingga yaitu Lingga Krrtivisa, Lingga Tryambaka dan Lingga Hara. Prasasti lain yang ditemukan yaitu Prasasti Pereng (862M) mengandung keterangan pendirian sebuah bangunan suci untuk Dewa Siwa yaitu Candi Badraloka. Adapun tinggalan arkeologi


(70)

lainnya yang bersifat Hinduisme adalah Arca Darga, Arca Ganesha, miniature Candi, Yoni dan Prasasti dari lempengan emas. Sementara itu tinggalan arkeologi yang bersifat Buddhisme ditunjukkan dengan ditemukannya runtuhan stupa, arca Dhyani Buddha dan stupika.

Di Candi ini juga ditemukan sejumlah benda-benda keramik yang diantaranya beasal dari Dinasti Ming (Abad 14-17), Dinasti Sung (Abad 11-13 M) bahkan juga dijumpai dari masa yang lebih tua seperti Dinasti T’ang (Abad 8-9M). Dari hal tersebut dapat diperkirakan juga penghunian Candi Ratu Boko berlangsung cukup lama. Candi Ratu Boko pertama kali oleh Van Boeckholtz pada tahun 1790. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Taguh Asmar dan Bennet Bronson, Candi Ratu Boko merupakan pemukiman yang dihuni beberapa fase. Fase I Candi Ratu Boko merupakan pemukiman tetap yang dihuni antara tahun 600-825 M. Pada akhir fase ini diperkirakan lokasi ini diperkirakan sezaman dengan prasasti Abhayagiriwihara yang berangka tahun 714 Saka (792M). Pada fase II Candi Ratu Boko dihuni antara tahun 775/825 M – 1025/1050 M. Pada fase ini diperkirakan lokasi ini dihuni oleh penganut Siwaistis. Sekitar tahun 856 M, kompleks Candi Ratu Boko menjadi kediaman penguasa penganut agama Hindu yang bernama Rakai Walangi Pu Kumbayoni yang beraga Hindu. Pada fase III, Candi Ratu Boko dihuni 1025/1050 – 1250/1400 M. Fase IV diperkirakan sekitar 1250/1400 M – 1850 M merupakan lokasi yang tidak berpenghuni. Observasi selanjutnya dilakukan oleh F.D.K Bosch pada tahun 1915 dan berkesimpulan bahwa


(71)

Candi Ratu Boko merupakan sebuah keraton. Selanjutnya W.F Stuterheim mengadakan pengamatan di Candi tersebut pada tahun 1926. Kemudian pada tahun 1938 Van Romond mengadakan penelitian. Pada masa Van Romond inilah mulai dilakukan pemugaran. Pemugaran Candi Ratu Boko sudah dimulai sejak masa penjajahan Belanda. Pemugaran pertama kali dilakukan pada tahun 1938 oleh Van Romond. Teknologi pemugaran pada masa itu sudah menggunakan kerangka beton bertulang dan menggunkan perekat semen. Kemudian pada masa pendudukan Jepang usaha pelestarian Candi Ratu Boko terus dilakukan dengan melakukan penggantian batu-batu outer stone berupa batu andesit yang hilang. Sehingga diganti dengan batu putih. Pemasangan batu putih sengaja dibuat tidak rapi atau menonjol, cara tersebut digunakan orang Jepang untuk menandai komponen batu baru. Pada masa pemerintahan RI pemugaran dilakukan mulai tahun 1949. Pemugaran terus berlanjut dengan berhasil memugar beberapa bangunan antara lain tahun 1950-1954 pemugaran difokuskan pada gapura I dan gapura II. Kemudian tahun 1960-1965 berhasil menyelesaikan pemugaran gapura kolam. Pemugaran di Candi Ratu Boko semakin dilakukan secara intensif dalam rentang waktu tahun 1978/1980 sampai sekarang, dengan memugar berbagai bangunan antara lain gapura, talut kolam, pagar pendapa batur keputren, batur paseban, tangga selasar dan candi pembakaran. Pemugaran dilaksanakan oleh Bagian Proyek Pelestarian Pemanfaatan Peninggalan Sejarah dan Purbakala Daerah Istimewa Yogyakarta dan setelah itu dilaksanakan oleh Balai


(72)

Pelestarian Purbakala (BP3) Yogyakarta yang sekarang bernama Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta.

B. Arsitektur atau Ornamen Candi Ratu Boko

Candi Ratu Boko berada pada lokasi seluas 250.000 meter persegi , dan diatas puncak bukit. Candi Ratu Boko memiliki banyak sekali bangunan, namun saat ini hanya tersisa puing dan reruntuhan yang menyisakan beberapa bekas bangunan.

1. Gerbang utama Candi Ratu Boko

Gambar IV.1

Gerbang masuk ke Candi Ratu Boko ada di area sebelah barat Candi. Gerbang ini terdiri dari 2 gerbang, yaitu gerbang luar yang berukuran kecil dan gerbang dalam yang berukuran lebih besar dan merupakan gerbang utama Candi Ratu Boko. Gapura luar terdiri dari 3 gapura paduraksa yang berjajar. Sedangkan gapura dalam atau gapura utama terdiri dari 5 gapura paduraksa. Pada gapura utama terdapat tulisan Panabwara, hal ini mengacu pada nama Rakai Panabwara yaitu


(73)

keturunan dari Rakai Panangkaran yang juga menguasai Candi Ratu Boko.

2. Candi Pembakaran dan Sumur Suci

Gambar IV.2 Gambar IV.3

Candi pembakaran terbuat dari batuan andesit, dan memiliki panjang 22,60 m, lebar 22,33 m dan tinggi 3,82 m. Candi ini di namakan pembakaran karena ditemukan abu bekas pembakaran di Candi pembakaran. Ukuran sumurnya 2,30 m x 1,80 m, kedalaman airnya pada musim kering 2 m. Dalam sejarah Candi Ratu Boko pada zaman dahulu orang-orang menggunakan air dari sumur suci untuk untuk upacara keagamaan di Candi pembakaran dan air dari sumur tersebut dapat di percaya membawa keberuntungan bagi siapa saja yang menggunakannya. Para pemeluk agama hindu menggunakan air dari sumur tersebut untuk perayaan Tawur Agung (sehari sebelum Nyepi) untuk menyucikan diri.


(74)

3. Paseban

Terdiri dari 2 Batur. Paseban timur memiliki panjang 24,6 m, lebar 13,3 m, serta tinggi 1,16 m. sedangkan Paseban barat memiliki panjang 24,42 m, lebar 13,34 m, dan tinggi 0,8 m. kedua paseban tersebut didirikan saling berhadapan antara satu dengan lainnya, namun demikian belum di ketahui secara pasti fungsi paseban tersebut. Nama paseban berdasarkan pada sebuah analogi istana diwaktu yang sesungguhnya, dalam sejarah Candi Ratu Boko paseban merupakan sebuah ruang tunggu bagi siapa saja yang hendak menemui raja atau tempat penghadapan.

4. Pendopo

Gambar IV.4

Pendopo memiliki panjang 40,80 m, lebar 33,90 m, dan tinggi 3,45 m. bagian dasar dan atapnya terbuat dari batuan andesit namun bagian tubuhnya terbuat dari batuan halus. Ada 2 batur di dalam pagar, batur bagian utara memiliki panjang 20,57 m, lebar 20,49 m, dan tinggi 1,43m. Pendopo dalam sejarah Candi Ratu Boko merupakan bangunan pusat


(75)

yang memiliki tiang-tiang yang terbuat dari kayu. Karena tiang, tembok, dan atap terbuat dari bahan yang mudah rusak maka hanya tiang yang terbuat dari batu yang masih utuh, sedangkan bagian banguanan yang terbuat dari kayu sudah termakan usia.

5. Keputren/Kolam

Gambar IV.5 Gambar IV.6

Kompleks kolam terbagi menjadi 2 bagian, bagian utara dan bagian selatan. Kedua bagian dipisahkan oleh sebuah dinding penyekat dan terhubung oleh sebuah pintu. Kompleks bagian utara berbentuk persegi. Terdiri dari 7 kolam (5 kolam besar dan 2 kolam kecil) sedangkan kompleks bagian selatan terdiri dari 28 kolam (14 kolam besar, 13 kolam kecil berbentuk bilat dan 1 kolam berbentuk kotak). Dalam sejarah Candi Ratu Boko kolam-kolam ini digunakan untuk berendam atau berenang.


(76)

6. Gua

Gambar IV.7

Merupakan 2 buah bangunan berupa lubang dari batu berbentuk persegi. Yang pertama adalah Gua Lanang (gua laki-laki) berbentuk ceruk persegi dengan ukuran lebar 3,7 meter, tinggi 1,3 meter, dan kedalaman 2,9 meter. Gua lanang berada di bagian timur laut dari paseban. Sedangkan yang satu lagi adalah gua wadon (gua puteri) juga berupa ceruk persegi dengan ukuran dan lebar 3 meter, tinggi 1,3 meter, dan kedalaman 1,7 meter. Gua wedon lebih kecil dan berada di sebelah tenggara Paseban.


(77)

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Penjelasan Penelitian

Sebelum melakukan penelitian yang sesungguhnya, penulis melakukan survei awal terlebih dahulu untuk memperoleh sejumlah motif dari para pengunjung Candi Ratu Boko. Survei awal dilakukan pada tanggal 24 Februari 2017 pada pengunjung Candi Ratu Boko mengenai motif wisatawan domestik berkunjung ke Candi Ratu Boko. Dari survei tersebut diperoleh sebelas motif.

Setelah survei awal selesai dilakukan, selanjutnya penulis membuat kuisioner penelitian yang sesungguhnya berdasarkan survei awal yang telah dilakukan. Kuisioner berisi daftar pertanyaan yang terdiri dari Bagian I dan Bagian II. Bagian I berisi daftar pertanyaan mengenai identitas responden dan Bagian II berisi pernyataan mengenai motif wisatawan domestik berkunjung ke Candi Ratu Boko.

Penelitian ini dimulai pada Bulan Februari-Maret 2017. Penulis menyebarkan kuisioner di Candi Ratu Boko. Dalam penyebaran kuisioner, penulis menemui para pengunjung Candi Ratu Boko yang sedang berfoto,


(78)

duduk santai di pendopo atau di kursi, dan jalan-jalan di area Candi. Setelah mendapatkan 100 responden (100 pengunjung yang sedang berada di Candi Ratu Boko), penelitian pun selesai dan dilanjutkan dengan proses pengolahan data.

B. Pengujian Instrumen

Pada pengujian validitas dan realibilitas, penulis akan menguji pernyataan pada kuisioner pada menggunakan komputer dengan program SPSS statictics 16.

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut. Dalam penelitian ini uji validitas menggunakan rumus Product Moment. Dalam penelitian ini menggunakan α = 5% sehingga syarat minimum suatu instrumen di anggap valid adalah jika tingkat signifikansi dari lebih kecil dari 0,05. Berikut ini adalah tabel hasil uji validitasi instrumen tentang motif wisatawan domestik berkunjung ke Candi Ratu Boko. Pada uji validitas yang pertama, 11 motif yang diuji dan di temukan ada 2 motif yang tidak valid, yaitu :

a. Saya mengunjungi Candi Ratu Boko karena lokasinya yang mudah di jangkau


(79)

b. Saya mengunjungi Candi Ratu Boko karena diajak oleh keluarga

Lalu di lakukan uji validitas kembali dengan menghilangkan 2 motif yang tidak valid tersebut. Hasil uji validitas pada 9 motif dapat di lihat pada tabel V.1 berikut.

Tabel V.1 Hasil uji validitas

NO Motif r hitung r tabel Keterangan

1 Saya mengunjungi Candi Ratu Boko karena ingin rekreasi

0.405 0.195 VALID

2 Saya mengunjungi Candi Ratu Boko karena ingin menambah pengetahuan/wawasan tentang Candi Ratu Boko

0.644 0.195 VALID

3 Saya mengunjungi Candi Ratu Boko karena ingin berfoto di area Candi Ratu Boko

0.318 0.195 VALID

4 Saya mengunjungi Candi Ratu Boko karena ingin melihat Candi yang merupakan bekas keraton (Istana Raja)

0.505 0.195 VALID

5 Saya mengunjungi Candi Ratu Boko karena ingin menikmati suasana Candi Ratu Boko

0.352 0.195 VALID

6 Saya mengunjungi Candi Ratu Boko karena diajak oleh teman

0.270 0.195 VALID

7 Saya mengunjungi Candi Ratu Boko karena harga tiket yang terjangkau

0.563 0.195 VALID

8 Saya mengunjungi Candi Ratu Boko karena melihat informasi di media cetak atau media elektronik

0.634 0.195 VALID

9 Saya mengunjungi Candi Ratu Boko karena ingin mendapatkan pengalaman baru


(80)

2. Uji Realibilitas

Uji realibilitas menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya dan dapat diandalkan (relatif konsisten jika diulangi beberapa kali). Dalam penelitian ini, uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronboarch, dengan kriteria: reliabilitas 0.00 – 0.20 kurang reliabel, > 0.20 – 0.40 agak reliabel, > 0.40 – 0.60 cukup reliabel, > 0.60 – 0.80 reliabel dan > 0.80 – 1.00 sangat reliabel (Eisingerich dan Rubera, 2010:27). Hasil pengujian reliabilitas ke-9 motif di sajikan pada tabel berikut ini.

Tabel V.2

Hasil Uji Realibilitas Instrumen Penelitian

Cronboarch’s Alpha N of Items

.617 9

Hasil pengujian reliabilitas pada tabel V.2 menunjukkan bahwa nilai keofisien reliabilitas Cronboarch’s Alpha masing-masing motif sebesar 0.617 yang berarti alat ukur tersebut dinyatakan reliabel.


(81)

C. Analisis Data

1. Analisis deskriptif responden

Karakteristik dari pengunjung Candi Ratu Boko meliputi Jenis Kelamin dan Asal Daerah.

a. Jenis Kelamin

Deskripsi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin disajikan pada Tabel

Tabel V.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

Laki-laki 39 39.00

Perempuan 61 61.00

Jumlah 100 100.00

Sumber: Data Primer, 2017

Berdasarkan tabel, dapat lihat bahwa jumlah responden perempuan lebih banyak yaitu sebanyak 61 orang (61%) dan sisanya sebanyak 39 orang (39%) adalah laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan merupakan mayoritas pengunjung Candi Ratu Boko.


(82)

b. Asal Daerah

Deskripsi karakteristik responden berdasarkan Asal daerah disajikan pada Tabel

Tabel V.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Asal Daerah

Asal Daerah Frekuensi Persentase (%)

D.I Yogyakarta 42 42.00

Luar D.I Yogyakarta 58 58.00

Jumlah 100 100.00

Sumber: Data Primer, 2017

Berdasarkan tabel, dapat lihat bahwa jumlah responden yang berasal dari Luar D.I Yogyakarta lebih banyak yaitu sebanyak 58 orang (58%) dan sisanya sebanyak 42 orang (42%) adalah berasal dari D.I Yogyakarta. Hal ini menunjukkan bahwa wisatawan domestik yang berasal dari Luar D.I Yogyakarta merupakan mayoritas pengunjung Candi Ratu Boko.

2. Uji Cochran Q-test

Dalam menganalisis data, akan dilakukan dengan uji Cochran Q-test. Sebelum menguji motif-motif tersebut, sebelumnya dilakukan uji validitas untuk mengetahui motif apa saja yang valid untuk di uji dengan Cochran. Uji validitas dilakukan secara bertahap karena ada motif-motif yang tidak


(83)

valid. Uji validitas terus dilakukan sampai semua motif dinyatakan valid. Rekapitulasi data motif tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel V.5 Rekapitulasi Data motif

NO Motif PILIHAN

YA TIDAK 1 Saya mengunjungi Candi Ratu Boko karena ingin

rekreasi

88 12

2 Saya mengunjungi Candi Ratu Boko karena ingin menambah pengetahuan/wawasan tentang Candi Ratu Boko

74 26

3 Saya mengunjungi Candi Ratu Boko karena ingin berfoto di area Candi Ratu Boko

90 10

4 Saya mengunjungi Candi Ratu Boko karena ingin melihat Candi yang merupakan bekas keraton (Istana Raja)

75 25

5 Saya mengunjungi Candi Ratu Boko karena ingin menikmati suasana Candi Ratu Boko

86 14

6 Saya mengunjungi Candi Ratu Boko karena diajak oleh teman

91 9

7 Saya mengunjungi Candi Ratu Boko karena harga tiket yang terjangkau

70 30

8 Saya mengunjungi Candi Ratu Boko karena melihat informasi di media cetak atau media elektronik

80 20

9 Saya mengunjungi Candi Ratu Boko karena ingin mendapatkan pengalaman baru

63 37


(84)

Langkah-langkah Cochran Q-test sebagai berikut :

a) Tahap Pertama

Langkah pertama yaitu melakukan pengujian terhadap 9 motif yaitu: terkait dengan keinginan untuk rekreasi, terkait dengan menambah pengetahuan/wawasan, terkait dengan berfoto di area Candi, terkait dengan melihat Candi yang merupakan bekas Keraton, terkait dengan menikmati suasana Candi, terkait dengan diajak oleh teman, terkait dengan harga tiket yang terjangkau, terkait dengan melihat informasi di media cetak atau media elektronik, terkait dengan mendapatkan pengalaman baru.

Dari semua faktor penentu jawaban “Ya” dilakukan pengujian dengan menggunakan perhitungan statistik dengan uji Cochran Q-Test melalui program SPSS statistics 16, dengan hasil sebagai berikut :

1. H0 : menjadi motif wisatawan domestik berkunjung ke Candi Ratu Boko.

Ha : Salah satu dari - bukan atau tidak menjadi motif wisatawan berkunjung ke Candi Ratu Boko.

2. Alpha : 0.05 (5%) dengan df = 8, sehingga tabel = 15.507 3. Kriteria : Tolak H0 apabila Q > 15.507;terima H0 apabila Q <

15.507


(1)

Cochran Test (tahap pertama)

Frequencies Value

0 1

P1 12 88

P2 26 74

P3 10 90

P4 25 75

P5 14 86

P6 9 91

P7 30 70

P9 20 80

P10 37 63

Test Statistics

N 100

Cochran's Q 55.109a

Df 8

Asymp. Sig. .000


(2)

Cochran Test (Tahap kedua)

Frequencies Value

0 1

P1 12 88

P2 26 74

P3 10 90

P4 25 75

P5 14 86

P6 9 91

P7 30 70

P9 20 80

Test Statistics

N 100

Cochran's Q 34.905a

Df 7

Asymp. Sig. .000


(3)

Cochran Test (Tahap ketiga)

Frequencies Value

0 1

P1 12 88

P2 26 74

P3 10 90

P4 25 75

P5 14 86

P6 9 91

P9 20 80

Test Statistics

N 100

Cochran's Q 24.490a

Df 6

Asymp. Sig. .000


(4)

Cochran Test (Tahap keempat)

Frequencies Value

0 1

P1 12 88

P3 10 90

P4 25 75

P5 14 86

P6 9 91

P9 20 80

Test Statistics

N 100

Cochran's Q 16.425a

Df 5

Asymp. Sig. .006


(5)

Cochran Test (Tahap kelima)

Frequencies Value

0 1

P1 12 88

P3 10 90

P5 14 86

P6 9 91

P9 20 80

Test Statistics

N 100

Cochran's Q 7.103a

Df 4

Asymp. Sig. .131


(6)