PENGARUH EDUKASI TERHADAP ASPEK PERILAKU SWAMEDIKASI COMMON COLD PADA IBU-IBU NON KADER KESEHATAN DI KECAMATAN JETIS KABUPATEN BANTUL SKRIPSI

PENGARUH EDUKASI TERHADAP ASPEK PERILAKU SWAMEDIKASI COMMON COLD PADA IBU-IBU NON KADER KESEHATAN DI KECAMATAN JETIS KABUPATEN BANTUL SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi

  Oleh : Vincentia Septiana Widiastuti NIM : 058114034

PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2009

PENGARUH EDUKASI TERHADAP ASPEK PERILAKU SWAMEDIKASI COMMON COLD PADA IBU-IBU NON KADER KESEHATAN DI KECAMATAN JETIS KABUPATEN BANTUL SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi

  Oleh : Vincentia Septiana Widiastuti NIM : 058114034

PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2009

  

Mintalah, maka akan diberikan kepadamu;

carilah, maka pintu akan dibukakan bagimu.

Karena setiap orang yang mencari, menerima

dan setiap orang yang mengetok,

baginya pintu dibukakan

(Matius 7 : 7-8)

  Karya ini kupersembahkan kepada : Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria Bapak-ibuku, dan Adikku Tama

  Keluarga besarku Widi Martoyo Teman seperjuangan Dan..... Almamaterku Sanata Dharma

  

PRAKATA

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan yang Maha Kasih atas

berkat, rahmat dan bimbingan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “PENGARUH EDUKASI TERHADAP ASPEK PERILAKU

SWAMEDIKASI COMMON COLD PADA IBU-IBU NON KADER

KESEHATAN DI KECAMATAN JETIS KABUPATEN BANTUL” ini dapat

diselesaikan tepat pada waktunya.

  Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini bukanlah suatu hal yang

mudah, namun berkat dukungan dan bantuan berbagai pihak penulis mampu

menyelesaikan karya ini. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima

  

1. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma yang telah memperlancar jalannya penelitian, sekaligus sebagai dosen pendamping akademik atas dorongan, motivasi, dan bimbingannya, serta dosen penguji atas masukan yang diberikan demi kesempurnaan karya ini.

  

2. Bapak Ipang Djunarko. S.Si., Apt, selaku dosen pembimbing I dan sebagai

pembicara dalam edukasi, atas masukan, saran, dan ide demi selesainya skripsi ini.

  3. Romo Drs. Petrus Sunu H., SJ., M.Sc., selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan masukan, saran, dan pencerahan untuk skripsi ini.

  

4. Bapak Yosef Wijoyo, M.Si., Apt., selaku dosen penguji atas masukan yang

diberikan demi kesempurnaan karya ini.

  5. Bapak dan Ibu, atas dukungan moral, doa dan terutama material yang diberikan selama proses penyelesaian skripsi ini.

  6. Adik penulis, Tama, atas bantuan moral terutama doa dan motivasinya.

  

7. Para aparat pemerintah mulai dari Kabupaten, Kecamatan, Kelurahan, dan

Pedukuhan atas izin yang diberikan untuk penelitian ini.

  8. Seluruh responden dalam penelitian ini, yang mau memahami pentingnya jawaban yang diberikan pada selesainya skripsi ini.

  9. Teman penelitian dan sahabatku, Nisitantri Prabaningrum, atas kerjasama dalam suka duka menjalankan penelitian.

  

10. Sahabatku Bernadetta Eka Niasari, atas persahabatan dalam suka dan duka

bersama serta dukungannya.

  

11. Teman-teman sekelas dan seperjuangan, Rini, Novi, Andin, Vivi, Christin,

Vyra, Dewi, Ragil, Lini dan semuanya yang pernah ada di kelas A 2005 dan FKK 2005, dinamika bertahun-tahun di kelas adalah pelajaran terpenting kita.

  12. Antonius Aan Patria, atas bantuan waktu dan tenaga dalam proses pelaksanaaan penelitian, serta kasih, motivasi, dan dukungannya.

  

13. Ari, Betrix, Detta, Hetty, Herbin, Mas Yohan, Mas Ruma, Andre, Indro, dan

Anin atas bantuan, dukungan, dan waktunya.

  

14. Teman-teman kos, Angel, Yuli, Susi, Puput, Venti, Tiwi, dan Paulina, atas

kebersamaan dan keceriaannya setiap tahun.

  

15. Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan dan penyusunan karya

ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

  Penulis menyadari bahwa karya ini masih belum sempurna. Untuk itu

penulis membuka diri kepada kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi

ini, akan lebih baik bila disertai solusi. Semoga skripsi ini berguna. Terima kasih.

  Yogyakarta, 24 Agustus 2009 Penulis

  

INTISARI

Swamedikasi adalah tindakan penggunaan obat oleh masyarakat untuk

mengurangi gejala penyakit ringan (minor illnesses) tanpa resep atau intervensi

dokter. Common cold merupakan penyakit ringan pada saluran pernapasan atas

disebabkan virus yang bersifat self-limiting, sehingga dalam pengobatannya dapat

dilakukan dengan swamedikasi. Tahun 2005 Indonesia, common cold menduduki

peringkat ke-7, sedangkan di Kabupaten Bantul tahun 2007 common cold

merupakan kasus tertinggi. Karena prevalensi swamedikasi tinggi sebesar 87,73

% di Provinsi DIY pada tahun 2005 dan ada kecenderungan meningkat,

diperlukan adanya edukasi masyarakat dalam berperilaku swamedikasi yang

rasional. Penelitian ini bertujuan untuk engetahui pengaruh edukasi terhadap

perilaku seamedikasi yang meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan. Dampak

edukasi dapat dipengaruhi usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan jenis

pekerjaan.

  Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi eksperimental dengan

rancangan “non-randomized pretest-posttest with control group”. Jumlah

responden sebanyak 198 terdiri dari 99 perlakuan dan 99 kontrol, dipilih secara

purposive sampling pada tiap dusun. Teknik pengambilan data dengan kuesioner.

Data dianalisis dengan uji t, mann whitney, wilcoxon, dan one way anova.

  Hasil analisis menunjukkan bahwa edukasi mempengaruhi secara

bermakna terhadap pengetahuan, sikap, dan tindakan perilaku swamedikasi

common cold. Perbedaan tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan

mempengaruhi dampak edukasi terhadap nilai perilaku responden, sedangkan

perbedaan usia dan jenis pekerjaan tidak mempengaruhi dampak edukasi terhadap

perilaku swamedikasi. Kata Kunci : edukasi, perubahan perilaku, swamedikasi, common cold

  

ABSTRACT

Self-medication is an action of using any medicine done by people in order

to decrease symptoms of minor illnesses without prescription or intervention from

medical staffs. Common cold is a minor illness at upper respiratory system caused

by viruses. The viruses are self-limiting viruses, so the treatment can be done by

  th

self-medication. In 2005, common cold is in the 7 rank of diseases in Indonesia.

  

However, in 2007, common cold cases are the highest cases in Bantul. In 2005,

the medication’s prevalence at DIY province is 87, 73 % and generally increase.

Therefore, an education on the rational behavior of self-medication for the people

is needed. This research is done for kenowing influence of education toward

behaviour aspect with is include knowledge, attitude, and practice. The result of

the education can be influenced based on the age, educational degree, income, and

job’s type.

  This study is quasi experimental using framework of non-randomized

pretest-posttest with control group design. The respondents were 198 people;

there were 99 people of treatment group and 99 people of control group.

Purposive sampling was used to choose the respondents from every village. Data

were taken using questionnaires. Data were analyzed using t-test, mann whitney,

wilcoxon, and one way anova.

  The analysis showed that the education influenced significantly on

knowledge, attitude, and practice in doing the common cold self-medication. The

differences in people’s educational degree and income influenced the result of

education towards respondents’ scores. Nevertheless, the differences in age and

job’s type did not influence the result of education towards self-medication

behaviors.

  Keywords: education, changing behavior, self-medication, common cold

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................... iii HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA....................................................... vi

PRAKATA................................................................................................... vii

  

INTISARI..................................................................................................... x

ABSTRACT ................................................................................................... xi DAFTAR ISI................................................................................................ xii DAFTAR TABEL........................................................................................ xvi DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xviii DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xx BAB I. PENGANTAR.................................................................................

  1 A. Latar Belakang Penelitian.................................................................

  1

  1. Permasalahan........................................................................ 4 2.

  4 Keaslian penelitian...............................................................

  

3. Manfaat penelitian................................................................

  5 B.

  6 Tujuan Penelitian..............................................................................

  BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA..........................................................

  7 A. Anatomi dan Fisiologi Saluran Pernapasan Atas.........................

  7 B. Common Cold................................................................................... 8

  1. Definisi................................................................................. 8

  2. Etiologi................................................................................. 9 3.

  Patofisiologi.......................................................................... 10

4. Tanda dan gejala...................................................................

  12

  5. Penatalaksanaan.................................................................... 13 a.

  13 Outcome....................................................................

  b. Tujuan terapi.............................................................

  13 c.

  13 Sasaran terapi............................................................

  d. Strategi terapi............................................................

  13 C. Persepsi Sehat dan Sakit...................................................................

  17 D.

  18 Swamedikasi............................. .......................................................

  1. Definisi................................................................................. 18 2.

  19 Perilaku swamedikasi...........................................................

  

3. Keuntungan dan kerugian....................................................

  20 4.

  21 Penyakit ringan....................................................................

  

5. Obat untuk swamedikasi.......................................................

  21

6. Peranan apoteker dalam swamedikasi................................

  23 7. Swamedikasi Common Cold................................................. 23 E. Penggunaan Obat yang Rasional......................................................

  25 F. Usia................................................................................................... 26 G. Tingkat Pendidikan...........................................................................

  26 H. Jenis Pekerjaan.................................................................................

  27 I.

  28 Tingkat Pendapatan..........................................................................

  J.

  35 c. T eori Kurt Lewin..................................................... 36 L. Edukasi : Penyuluhan..................................................................

  44 F. Waktu Penelitian...............................................................................

  43 E. Populasi dan Besar Sampel...............................................................

  42 D. Subjek Penelitian..............................................................................

  41 C. Definisi Operasional.........................................................................

  41 B. Variabel Penelitian...........................................................................

  41 A. Jenis dan Rancangan Penelitian........................................................

  38 N. Hipotesis........................................................................................... 40 BAB III. METODE PENELITIAN..............................................................

  37 M. Landasan Teori.................................................................................

  35 a. Teori Adopsi Innovasi Rogers.................................. 35 b. Teori Stimulus Organisme (SOR)............................

  Perilaku............................................................................................. 28

  c. Teori Snehandu B. Kar............................................. 34

2. Teori perubahan perilaku......................................................

  Teori Lawrence Green.............................................. 33

  a. Teori Kepribadian Spranger.................................... 33 b.

  33

  33 1. Teori determinasi perilaku....................................................

  3. Tindakan............................................................................... 32 K. Teori Tentang Perilaku.....................................................................

  Sikap..................................................................................... 31

  1. Pengetahuan.......................................................................... 29 2.

  46

  G.

  Tempat Penelitian.............................................................................

  46 H. Instrumen Penelitian.........................................................................

  47 I. Tata Cara Penelitian..........................................................................

  48 J. Analisis Data.....................................................................................

  53 K. Keterbatasan Penelitian....................................................................

  57 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................

  58 A. Karakteristik Responden...................................................................

  58 B. Pengaruh Edukasi terhadap Tiga Aspek Perilaku Swamedikasi Common Cold ..................................................................................

  66 C. Pengaruh Perbedaan Karakteristik Responden terhadap Dampak Edukasi pada perubahan perilaku swamedikasi Common Cold.......

  82 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN......................................................

  91 A. Kesimpulan....................................................................................... 91

  B. Saran................................................................................................. 92 Daftar pustaka...............................................................................................

  93 Lampiran....................................................................................................... 98 Riwayat penulis............................................................................................ 132

  

DAFTAR TABEL

Tabel I. Perbedaan gejala Common Cold dan Flu.................................

  9 Tabel II. Hasi uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov..................

  67 Tabel III. Hasil uji perbedaan nilai aspek perilaku responden perlakuan dengan responden kontrol sebelum edukasi dengan sesudah edukasi.....................................................................................

  69 Tabel IV. Perbandingan signifikasi peningkatan nilai pengetahuan responden perlakuan dengan responden kontrol......................

  70 Tabel V. Hasil uji perbandingan nilai sikap perlakuan dan kontrol sebelum edukasi dengan sesudah edukasi................................

  73 Tabel VI. Perbandingan signifikasi peningkatan nilai sikap responden perlakuan dengan responden kontrol.......................................

  74 Tabel VII. Hasil uji perbandingan nilai tindakan perlakuan dan kontrol sebelum edukasi dengan sesudah edukasi................................

  76 Tabel VIII. Perbandingan signifikasi peningkatan nilai tindakan responden perlakuan dengan responden kontrol......................

  77 Tabel IX. Perbandingan rerata nilai pengetahuan, sikap, dan tindakan antara perlakuan dan kontrol....................................................

  79 Tabel X. Signifikasi peningkatan nilai pengetahuan, sikap, dan tindakan swamedikasi common cold........................................

  80 Tabel XI. Perbandingan rerata selisih nilai perilaku pretest-posttest antara perlakuan dan kontrol....................................................

  82

  Tabel XII. Perbandingan rerata selisih prerest dan posttest nilai perilaku pada responden perlakuan........................................................

  83 Tabel XIII. Perbandingan selisih nilai perilaku berdasarkan perbedaan usia.......................................................................................

  84 Tabel XIV. Perbandingan selisih nilai perilaku berdasarkan perbedaan tingkat pendidikan....................................................................

  86 Tabel XV. Perbandingan selisih nilai perilaku berdasarkan perbedaan tingkat pendapatan...................................................................

  89 Tabel XVI. Perbandingan selisih nilai perilaku berdasarkan perbedaan jenis pekerjaan.........................................................................

  90

  DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Anatomi pernapasan..............................................................

  7 Gambar 2. Gambar aliran udara masuk ke hidung..................................

  8 Gambar 3. Mekanisme penyerangan virus ke reseptor ICAM-1 pada permukaan sel epitel pernapasan dalam hidung dan

nasofaring..............................................................................

  10 Gambar 4. Siklus replikasi virus dalam sel.............................................

  11 Gambar 5. Gejala dari common cold....................................................... 13 Gambar 6. Logaritma penatalaksanaan terapi.........................................

  24 Gambar 7. Skema sikap...........................................................................

  31 Gambar 8. Skema teori kepribadian........................................................

  33 Gambar 9. Bagan teori pengaruh pendidikan terhadap perilaku.............

  34 Gambar 10. Proses asopsi inovasi.............................................................

  35 Gambar 11. Skema teori SOR...................................................................

  36 Gambar 12. Skema pembagian reponden..................................................

  46 Gambar 13. Analisis hubungan edukasi dengan aspek perilaku...............

  58 Gambar 14. Profil responden berdasarkan usia.........................................

  59 Gambar

  

15. Perbandingan frekuensi responden perlakuan dengan

responden kontrol berdasarkan usia......................................

  60 Gambar 16. Profil responden berdasarkan tingkat pendidikan.................

  61 Gambar 17. Profil responden berdasarkan pekerjaan................................

  62

  Gambar 18. Hubungan persentase jumlah responden berdasarkan jenis pekerjaan....................................................................................

  63 Gambar 19. Profil responden berdasarkan tingkat pendapatan dalam satu bulan...........................................................................................

  64 Gambar 20. Perbandingan frekuensi responden berdasarkan tingkat pendapatan.............................................................................

  64 Gambar 21. Frekuensi terjadinya common cold pada responden................... 64 Gambar 22. Perbandingan nilai pengetahuan responden perlakuan dengan kontrol pada setiap tahapan pengukuran kuesioner....................

  70 Gambar 23. Perbandingan nilai sikap responden perlakuan dengan kontrol pada setiap tahapan pengukuran kuesioner................................

  73 Gambar 24. Perbandingan nilai tindakan pada setiap tahapan pengukuran kuesioner....................................................................................

  76 Gambar 25. Perbandingan selisih nilai perilaku berdasarkan usia................. 84 Gambar 26. Perbandingan selisih nilai perilaku berdasarkan tingkat pendidikan responden............................................................

  85 Gambar 27. Perbandingan selisih nilai perilaku berdasarkan tingkat pendapatan.............................................................................

  88 Gambar

  28. Perbandingan selisih nilai perilaku berdasarkan jenis pekerjaan...............................................................................

  90

  DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Perijinan Penelitiandari BAPPEDA Bantul...............

  99 Lampiran 2. Formulir persetujuan (informed consent)............................ 100 Lampiran 3. Kuesioner............................................................................. 102 Lampiran 4. Validasi kuesioner................................................................ 105 Lampiran 5. Reliabilitas kuesioner........................................................... 107 Lampiran 6. Data hasil kuesioner responden perlakuan....................... 108 Lampiran 7. Data Hasil kuesioner responden kontrol......................... 114 Lampiran 8. Normalitas data untuk analisis pengaruh edukasi terhadap perilaku................................................................................ 120 Lampiran 9. Uji deskriptif data untuk analisis pengaruh edukasi 121 terhadap perilaku..................................................................

  Lampiran 10. Analisis data pengaruh edukasi terhadap aspek perilaku... 122 Lampiran 11. Analisis data pengaruh perbedaan karakteristik responden terhadap dampak edukasi..................................................... 124

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Penelitian Perilaku sakit diartikan sebagai bentuk tindakan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit agar memperoleh kesembuhan (Sarwono, 2007). Swamedikasi merupakan salah satu dari tindakan yang dilakukan masyarakat

  

dalam menangani penyakitnya. Menurut World Health Organization (WHO),

terjadi peningkatan masyarakat dalam menangani penyakit mereka dengan

swamedikasi dengan tanpa berkonsultasi dengan dokter atau apoteker (Anonim,

  b

  

2008 ). Berdasarkan hasil survey Departemen Kesehatan RI, tindakan

swamedikasi yang dilakukan masyarakat Indonesia meningkat dari tahun ke

tahun, tahun 2004 sebesar 24,1 % (Kristina, Prabandari, dan Sudjaswadi, 2008),

  d

  

sedangkan tahun 2007 sebesar 65,01 % (Anonim, 2008 ). Di Provinsi DIY tahun

  a

  

2005, tindakan swamedikasi sebesar 73,92 % (Anonim, 2006 ). Berdasarkan

WHO, swamedikasi didefinisikan sebagai pemilihan dan penggunaan obat yang

dilakukan oleh seseorang untuk menangani penyakit dan gejalanya yang mereka

  b

  

kenali sendiri (Anonim, 2008 ). Menurut Shankar, Partha, dan Shenoy (2002),

swamedikasi diartikan penggunaan obat oleh masyarakat untuk mengurangi gejala

penyakit ringan (minor illnesses) tanpa resep atau intervensi dokter.

  Common cold adalah penyakit ringan bersifat self-limiting yang

menyerang saluran pernapasan bagian atas (Johnson, 2008) dan termasuk dalam

  b

  

penyakit ringan (Anonim, 2006 ), sehingga pengobatannya dapat dilakukan dengan swamedikasi. Menurut hasil survey yang dilakukan Word Self-Medication

Industry (WSMI), common cold merupakan penyakit dengan prevalensi tertinggi

di Inggris, Amerika, India, Australia, dan Spanyol. Hasil survey menunjukkan

tingginya prevalensi swamedikasi pada penyakit common cold, sakit kepala,

gangguan pencernaan, sakit dan nyeri tubuh, baik dengan obat tanpa resep (OTR)

maupun remedy (cara pengobatan rumah) (WSMI, 2006). Profil kesehatan di

Indonesia tahun 2005, common cold menduduki peringkat ke-7 sebesar 5,11 %.

Prevalensi penyakit common cold di Kabupaten Bantul merupakan kasus tertinggi

  a sebesar 9,33 % (Anonim, 2007 ).

  Tingginya prevalensi common cold di Kabupaten Bantul, prevalensi

swamedikasi di DIY yang tinggi dan terjadinya peningkatan tindakan

swamedikasi diperlukan adanya peningkatan tanggung jawab masyarakat untuk

memastikan pengobatan yang mereka pilih sesuai dengan kebutuhan, keselamatan

  b

  

dan keefektifannya (Anonim, 2008 ). Peningkatan tanggung jawab tersebut dapat

dilakukan dengan pemberian informasi kepada masyarakat mengenai

swamedikasi yang rasional. Pemberian informasi tentang swamedikasi ini

  b

  

merupakan salah satu dari peran farmasis (Anonim, 2008 ) dalam promosi

kesehatan, yang salah satunya dapat dilakukan dengan pemberian edukasi.

  Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Jetis Kabupaten Bantul berdasarkan

data Dinas Kesehatan Bantul yang menunjukkan prevalensi infeksi virus pada

saluran pernapasan tinggi di kecamatan Jetis. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh pemberian edukasi terhadap aspek perilaku swamedikasi

common cold yang meliputi pengetahuan, sikap dan perilaku, dengan harapan

  

terbentuk perilaku swamedikasi yang rasional. Edukasi berupa penyuluhan

dengan pemberian informasi mengenai penyakit common cold, pencegahan dan

pengobatannya terutama swamedikasi. Subyek penelitian adalah ibu-ibu non

kader kesehatan yang bukan merupakan tenaga kesehatan, yang anggota keluarga atau dirinya pernah mengalami common cold. Subyek ibu-ibu karena merupakan peletak dasar perilaku kesehatan keluarga terutama perilaku swamedikasi. Subyek

menggunakan non kader kesehatan yang bukan tenaga kesehatan untuk melihat

bagaimana perilaku swamedikasi yang dilakukan pada masyarakat yang tidak

memiliki dasar pengetahuan mengenai penyakit common cold dan

penanganannya.

  Menurut Holt and Hall (1990) swamedikasi dipengaruhi oleh faktor

tingkat pendidikan dan pengetahuan seseorang, pengalaman, sikap dalam

mengatasi masalah kesehatan (doctor minded), demografi dan epidemologi,

ketersediaan pelayanan kesehatan, ketersediaan produk obat tanpa resep dan

faktor sosial ekonomi, sedangkan menurut hasil penelitian Kristina, Prabandari,

dan Sudjaswadi (2008), terdapat hubungan antara jenis kelamin, usia, tingkat

pendidikan, pekerjaan, dan tingkat pendapatan terhadap perilaku swamedikasi

yang rasional, dengan faktor yang paling berpengaruh adalah tingkat pendidikan.

  

Oleh karena itu, karakteristik responden yaitu usia, tingkat pendidikan, tingkat

pendapatan, dan pekerjaan yang berhubungan dengan perilaku swamedikasi perlu

dikaji dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh perbedaan karakteristik

terhadap dampak edukasi dalam perubahan perilaku swamedikasi masyarakat.

1. Permasalahan

  a. Bagaimana karakteristik responden ibu-ibu non kader kesehatan di Kecamatan Jetis Kabupaten Bantul?

b. Apakah penyuluhan mempengaruhi aspek perilaku swamedikasi common

  cold pada ibu-ibu non kader kesehatan di Kecamatan Jetis Kabupaten Bantul?

  c. Apakah terdapat pengaruh perbedaan usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan jenis pekerjaan terhadap dampak edukasi pada perilaku swamedikasi common cold oleh ibu-ibu non kader kesehatan di Kecamatan Jetis Kabupaten Bantul?

2. Keaslian penelitian

  Penelitian mengenai common cold yang telah dilakukan adalah : a. Penelitian berjudul “Perilaku swamedikasi yang rasional pada masyarakat Kecamatan Depok dan Cangkringan Kabupaten Sleman” yang dilakukan oleh Kristina, Prabandari, dan Sudjaswadi (2008). Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan, dan sikap tentang swamedikasi, jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan tingkat pendapatan dengan perilaku swamedikasi yang rasional. Tingkat pendidikan merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap perilaku swamedikasi.

  b. Penelitian berjudul “Pengaruh Penyuluhan Obat terhadap Peningkatan Perilaku Pengobatan Sendiri yang Sesuai dengan Aturan” yang dilakukan oleh Supardi, Sampurno, dan Notosiswoyo (1998). Penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh penyuluhan obat dengan menggunakan metode ceramah dan leaflet yang telah dikembangkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang pengobatan sendiri yag sesuai aturan secara bermakna dibandingkan kontrol.

  Sepengetahuan peneliti, penelitian dengan judul “Pengaruh Edukasi

Terhadap Aspek Perilaku Swamedikasi Common cold pada Ibu-ibu Non Kader

Kesehatan di Kecamatan Jetis Kabupaten Bantul” belum pernah dilakukan.

3. Manfaat penelitian

  a. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran sejauhmana

pengaruh pemberian edukasi terhadap aspek perilaku swamedikasi common

cold pada ibu-ibu non kader kesehatan di Kecamatan Jetis Kabupaten Bantul.

  b.

  Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan dan pertimbangan

farmasis dan pemerintah khususnya departemen kesehatan untuk menentukan

metode yang sesuai dalam promosi kesehatan untuk melakukan perubahan perilaku masyarakat tentang swamedikasi yang rasional secara luas dan swamedikasi terhadap penyakit common cold pada khususnya.

  B.

  

Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

  Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh edukasi terhadap

aspek perilaku swamedikasi common cold pada ibu-ibu non kader kesehatan di

Kecamatan Jetis Kabupaten Bantul.

2. Tujuan khusus

  Penelitian ini dikerjakan dengan tujuan untuk mengetahui : a. Karakteristik responden ibu-ibu non kader kesehatan di Kecamatan Jetis Kabupaten Bantul.

b. Pengaruh edukasi terhadap aspek perilaku swamedikasi common cold pada ibu-ibu non kader kesehatan di Kecamatan Jetis Kabupaten Bantul.

  c. Pengaruh perbedaan usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan jenis pekerjaan terhadap dampak edukasi pada perilaku swamedikasi common cold oleh ibu-ibu non kader kesehatan di Kecamatan Jetis Kabupaten Bantul.

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Anatomi dan Fisiologi Saluran Pernapasan Atas Saluran penghantar udara yang membawa udara ke dalam paru adalah

  

hidung, faring, laring, trakea, bronkus, dan bronkiolus. Saluran pernapasan dari

hidung sampai bronkiolus dilapisi oleh membran mukosa bersilia (Price, 2003).

  

Tepat di bawah rongga hidung terdapat nasofaring. Dalam faring udara akan yang

masuk dari saluran pernapasan atas dihangatkan, dihidrasi dan dibersihkan

sehingga sampai paru-paru udara sudah lembab dan suhu sama dengan suhu tubuh

(Schacher, 2008). c

  

Gambar 1. Anatomi pernapasan (Anonim, 2008 )

Permukaan epitel diliputi oleh lapisan mukosa. Partikel debu yang kasar

disaring oleh rambut dalam lubang hidung, sedangkan partikel yang halus akan

terjerat dalam lapisan lendir. Gerakan silia mendorong lapisan lendir ke posterior

dalam rongga hidung, dan ke superior dalam sistem pernapasan bagian bawah

menuju ke faring. Dari sini partikel halus akan tertelan atau dibatukkan keluar

(Price, 2003).

  b

Gam mbar 2. Gam mbar aliran n udara ma asuk ke hid dung (Anon nim, 2007 ) )

  Hi dung meng gandung stru uktur sepert ti papan ya ang disebut turbinates , yang dapat men njerat parti ikel yang m masuk ke dalam luba ang hidung g. Material yang

terdeposit di hidun ng akan d iangkut ol leh aksi s silia menuj ju ke bela akang

tenggorok kan dalam 1 0-15 menit . Virus com d diyakini dib awa ke pos terior

mmon cold

tenggorok kan dimana a mereka t terdeposit pada area adenoid. A Adenoid a adalah

struktur k kelenjar get tah bening yang beri isi sel di m mana Viru us common cold

  b menyerang g (Anonim, , 2007 ).

  B

  

B. on cold

Commo 1. isi Defini

  Co ommon cold d merupaka an penyakit infeksi viru us pada sal luran pernap pasan

atas yang bersifat self lf limited , te ercatat 50% % dari semua a penyakit p pada dewas a dan

75% dari semua pe enyakit pad da anak–an nak. Pasien n sering me engobati se endiri

dengan ob bat tanpa res sep (OTC) dan herbal atau pengob batan altern natif lain (T Tietze,

2002). Se elain menye erang rongg ga hidung, common c cold juga d dapat melib batkan

sinus, telin nga, dan sal luran pernap pasan.

  Anak–anak mengalami common cold 6-10 kali dalam setahun, pada usia

sekolah kejadian common cold meningkat sampai 12 kali dalam setahun. Orang

dewasa rata-rata mengalami common cold 2-4 kali dalam setahun. Wanita

terutama usia 20-39 tahun, mengalami common cold lebih sering daripada pria,

karena mereka lebih sering kontak dengan anak-anak (Anonim,2007

  c

  ). Common

cold merupakan penyakit yang sangat menular. Common cold menyebar melalui

droplet cairan yang mengandung Virus common cold yang disalurkan melalui

sentuhan, juga dapat melalui inhalasi (Anonim, 2009

  b

  ). Common cold adalah penyakit yang lebih ringan dibandingkan influensa (Anonim, 2007

  b

  ). Gejala

common cold berkembang secara lambat, sedangkan gejala flu muncul secara tiba-

tiba (Anonim, 2009

  c ).

  

Tabel I. Perbedaan gejala Common cold dan Flu (Anonim, 2009

c )

  

Pembeda Common cold Flu

Demam sampai 102 o

  F lebih dari 102 o

  F Keadaan hidung beringus atau tersumbat (kadang dengan ingus berwarna hijau atau kuning) tersumbat

  Sakit tenggorokan Ya Tidak Nausea Tidak Ya Bersin-bersin Ya Tidak Kedinginan dan berkeringat Tidak Ya Fatigue Ya Ya

Nyeri otot Nyeri otot Nyeri otot, terutama pada

punggung, lengan dan kaki Batuk Ya Ya

  Sakit kepala Ya Ya Mata berair Ya Tidak Kehilangan nafsu makan Tidak Ya 2.

   Etiologi

  Te erdapat lebi ih dari 10 00 macam Virus com mmon cold d yang ber rbeda.

Rhinoviru us merupaka an virus ya ang paling p penting yan ng merupak kan kasus p paling

  b

  

banyak ter rjadi (Anon nim, 2007 ) ). Rhinoviru us menyeba abkan lebih dari 50% k kasus

common c cold pada anak–anak atau dewa asa. Patoge en lain yan ng menyeba abkan

gejala sep erti commo n cold adala ah respirato ory syncytia al virus (RS SV), coronav virus,

virus para ainfluenza , adenovirus s , echovirus s , dan cock ksackievirus s (Tietze, 2 2002).

  

Virus com mmon cold hanya dap pat memper rbanyak dir ri ketika b erada dalam m sel

hidup. Saa at berada da alam permu ukaan lingku ungan beba as, Virus com tidak

mmon cold

dapat per rbanyak di iri. Mereka a masih b bersifat infe feksius jika a diangkut dari

  b lingkunga an bebas ke dalam hidun ng (Anonim m, 2007 ).

  3. isiologi Patofi Ge ejala commo on cold me erupakan m manifestasi adanya per rubahan pat tologi

(inflamasi i) yang terja adi pada sel l epitel pern napasan, ya ang kemudia an adanya i invasi

virus (Br ryant, 1990 0). Sembila an puluh satu dari 100 pheno otipe rhino ovirus

menyerang g dan beri ikatan den gan resept or interselu uler adhes sion molecu ule

  1

(ICAM-1) ) pada perm mukaan sel epitel pern napasan dal lam hidung g dan nasof faring

(Tietze, 20 002). Resep ptor akan m menyesuaika an diri deng gan docking g port permu ukaan

  b b virus (Ano onim, 2007 ).

  

Gam bar 3. Mek kanisme pe nyerangan n virus ke re eseptor ICA AM-1 pada a

permuk kaan sel ep itel pernap pasan dalam m hidung d dan nasofar ring (Anoni im,

b

  

2007 ) )

  

Se telah peny yerangan k ke reseptor, , virus ma asuk ke d dalam sel, yang

merupakan n proses a awal infeksi i. Partikel virus baru dihasilkan n pada sel yang

terinfeksi. Sel yang terinfeksi a akan pecah dan mati, melepaskan n Virus com mmon

cold baru u untuk me enginfeksi sel lain da an memulai i proses ya ang sama, virus

bereplikas si dan meny yebar. Konse entrasi kec il virus (1-3 30 partikel) ketika mas uk ke

  b dalam hidu ung sudah c cukup diper rcaya mengh hasilkan inf feksi (Anon nim, 2007 ).

  b

G Gambar 4. Siklus rep plikasi virus s dalam sel l (Anonim, 2007 )

  Vi rus memerl lukan waktu u selama 8- 12 jam dari i waktu viru us masuk hi idung

untuk sikl lus reprodu uktif secara lengkap d an mengelu uarkan Viru us common n cold

baru, inter rval waktu ini disebut masa inkub basi. Gejala a common c cold dapat s egera

timbul set telah virus pertama d dihasilkan ( 10-12 jam) ). Waktu d dari awal in nfeksi

  b

  sampai pu uncak geja ala secara khas 36-72 2 jam (An nonim, 200 07 ). Rhino ovirus

terdapat d di nasofarin ng selama 16-18 hari setelah ter rkena infek ksi. Infeksi virus

dapat bera akhir denga an cukupny ya antibodi (secretory IgA atau s erum IgG) yang masuk mu ukosa untuk k mengakhir ri replikasi v virus (Tietz e, 2002). Vi rus commo on cold (r rhinovirus) hanya rela atif kecil m menginfeks si sel

sepanjang g hidung. G Gejala comm mon cold se bagian besa ar merupak kan respon t tubuh

terhadap i infeksi. Ke etika sel hid dung terinf feksi virus common c cold , tubuh akan

merespon dengan me engaktifkan n sistem im mun dan beb berapa refl eks sistem saraf b

  

(Anonim, 2007 ). Sistem imun mengandung berbagai unsur alami yang disebut

mediator inflamasi (Tietze, 2002). Beberapa mediator inflamasi dilepaskan ketika

sel hidung terinfeksi virus common cold. Beberapa mediator inflamasi yang

terlibat dalam common cold meliputi histamin, kinin, interleukins, prostaglandin

  b (Anonim, 2007 ) dan bradikinin (Tietze, 2002).

  Mediator inflamasi menyebabkan dilatasi dan kebocoran pembuluh darah,

serta pengeluaran kelenjar mukus. Mediator inflamasi akan mengaktifkan reflek

  b

bersin dan batuk, dan merangsang serabut saraf nyeri (Anonim, 2007 ).

  

Bradikinin menyebabkan hidung tersumbat, mukus (hidung meler), dan sakit

tenggorokan. Interleukin menyebabkan peningkatan permeabilitas vaskuler,

pengerahan sel inflamasi, dan pelepasan mediator inflamasi tambahan (Tietze,

2002). Histamin akan menyebabkan dilatasi dan kebocoran pada pembuluh darah.

Dokumen yang terkait

EFEKTIFITAS PELATIHAN KADER KESEHATAN TERHADAP STIGMA TENTANG GANGGUAN JIWA PADA KADER KESEHATAN DI DESA ARGODADI BANTUL

0 3 79

HUBUNGAN EDUKASI TERHADAP STIGMA TENTANG GANGGUAN JIWA PADA KADER KESEHATAN

0 2 45

PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP TINDAKAN SWAMEDIKASI BATUK PADA MASYARAKAT PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP TINDAKAN SWAMEDIKASI BATUK PADA MASYARAKAT DI KELURAHAN GROBOGAN KECAMATAN GROBOGAN KABUPATEN GROBOGAN.

0 0 13

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERILAKU PENDERITA HIPERTENSI DITINJAU DARI ASPEK SIKAP TENTANG HIPERTENSI DI DESA MALASAN KECAMATAN DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK.

0 0 13

PENGARUH PENYULUHAN SADARI TERHADAP KETERAMPILAN MELAKUKAN SADARI PADA KADER KESEHATAN DI DESA ARGODADI BANTUL

0 1 10

EFEKTIVITAS METODE EDUKASI DENGAN BOOKLET DAN CERAMAH TERHADAP KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT UNTUK SWAMEDIKASI BATUK PADA IBU-IBU PKK DI KABUPATEN BANYUMAS SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1

0 0 14

SWAMEDIKASI PADA MAHASISWA KESEHATAN DAN NON KESEHATAN DI PERGURUAN TINGGI PURWOKERTO SKRIPSI

0 0 14

PENGARUH PENERAPAN CARA BELAJAR IBU AKTIF (CBIA) TERHADAP PENINGKATAN PERILAKU DAN PENGETAHUAN PENGOBATAN SENDIRI PADA IBU-IBU DI BEBERAPA KECAMATAN DI KABUPATEN BANYUMAS BAGIAN UTARA

0 0 15

HUBUNGAN PERSEPSI TERHADAP IKLAN OBAT BATUK DI TELEVISI DENGAN PERILAKU SWAMEDIKASI MASYARAKAT DI KABUPATEN BANYUMAS SKRIPSI

0 0 17

PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI DOOR TO DOOR PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT TERHADAP PENGETAHUAN IBU-IBU DI DESA WANOGARA KULON KECAMATAN REMBANG KABUPATEN PURBALINGGA

0 0 17