HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN KEPEDULIAN TERHADAP BELAJAR ANAK KELAS VIII MTs MIFTAHUL HUDA KARANGANYAR, KECAMATAN GEYER, KABUPATEN GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2007 2008

  HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN KEPEDULIAN TERHADAP BELAJAR ANAK KELAS VIII MTs MIFTAHUL HUDA KARANGANYAR, KECAMATAN GEYER, KABUPATEN GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2007 / 2008 Perpustakaan STAIN Salatiga

  Hlllllllllllini

  07TD1011128.01 S K R I P S I Oleh Nur Hayati NIM: 11405047 SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN ) SALATIGA

  2007

  HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN KEPEDULIAN TERHADAP BELAJAR ANAK KELAS VIII M l's M IPTAHUL HUDA KARANGANYAR, KECAlVtATAN GEYER, K a b u p a t e n g r o b o g a n t a h L i n p e l a j a r a n 2007 / 2008

  SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas

  Dan M elengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Saijana dalam Ilmu Tarbiyah

  Oleh N U R HAYATI

  NIM : 11405047

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2007

  

DEPARTEMEN AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

Jl. Tentara Pelajar No. 02 Telp. (0298) 323706,323433. Fax. 323433

  

Kode Pos 50721

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Lamp. : 1 (satu) naskah

  1 September 2007 Hal : Pengajuan Naskah Skripsi

  Yth. Ketua STAIN di Salatiga Assalamu’alaikum Wr.Wb Bersama ini kami kirimkan naskah skripsi mahasiswa: Nama : Nur Hayati NIM : 11405047 Program Studi: Pendidikan Agama Islam (PAI) Judul : HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG

  TUA DENGAN KEPEDULIAN TERHADAP BELAJAR ANAK KELAS VIII MTs MIFTAHUL HUDA KARANGANYAR, KECAMATAN GEYER, KABUPATEN GRO B OGAN TAHUN PELAJARAN 2007/2008.

  Untuk diujikan dalam sidang Munaqasyah Skripsi. Demikian untuk dijadikan periksa.

  Wassalamu’alaikum Wr.Wb Pembimbing,

  Suwardi, M.Pd NIP. 150 295 657

  

PENGESAHAN SKRIPSI

  Judul Nama NIM Program Studi

  Hubungan antara Tingkat Pendidikan Orang Tua dengan Kepedulian Terhadap Belajar Anak Kelas VIII MTs Miftahul Huda Karanganyar, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2007 / 2008.

  Nur Hayati 11405047

  Pendidikan Agama Islam (PAI) Salatiga, 6 Oktober 2007

  Dewan Penguji, Ketua

  >rs. Imam Sutomo, M, Ag NIP. 150216814

  Dr. H. Muh. Saerozi, M. Ag NIP. 150247014

  Penguji I

  n

  Dr. Rahmat Haryadi, MPd NIP. 150254238

  Penguji II Drs. Kastolani, M. Ag

  NIP. 150267026

KATA PENGANTAR

  Puji syukur senantiasa Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah serta inayah-Nya, sehingga penyusunan skripsi dengan judul” Hubungan antara Tingkat Pendidikan Orang tua dengan

  Kepedulian Terhadap Belajar Anak Kelas Vlli MTs Miftahul Huda Karanganyar, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2007 / 2008” dapat diselesaikan dengan tepat waktu.

  Hal yang sama dan dengan hati yang tulus, Penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar - besarnya kepada yang terhormat:

  1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M.Ag, selaku Ketua STAIN Salatiga yang telah memberi ijin dan kemudahan selama Penulis menempuh studi

  2. Bapak Drs. H. Sa’adi, M.Ag , selaku Ketua Jurusan, yang telah menggugah semangat berfikir dalam pelaksanaan penelitian serta membentuk kemandirian dalam penyelesaian skripsi ini.

  3. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dosen Pembimbing, yang telah banyak memberikan bimbingan dan dorongan semangat sehingga menambah motivasi Penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

  4. Bapak Sunarto, S.Pd.I selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah ( MTs ) Miftahul Huda Karanganyar yang telah berkenan memberi ijin penelitian serta membantu kelancaran proses penelitian.

  5. Bapak dan Ibunda serta Bapak dan Ibu Mertua yang selalu memberikan doa untuk studi ini, begitu juga buat Suami tercinta dan anakku, yang selalu mendampingi dan menjadi sinar penerang dalam menyelesaikan studi di STAIN Salatiga.

  6. Semua pihak yang berkenan membantu dan mendorong kelancaran dalam penyelesaian skripsi ini. l%lu dimaklumi juga bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi isi dan teknik penulisannya. Maka sangat diharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini dan mudah - mudahan dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan almamater serta masyarakat pada umumnya.

  Penulis

  

ABSTRAK

Nur Hayati, 2007. Hubungan antara Tingkat Pendidikan Orang Tua dengan

Kepedulian Terhadap Belajar Anak Kelas VIII MTs Miftahul Huda Karanganyar, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2007/2008

  

Kata Kunci Tingkat Pendidikan Orang Tua dan Kepedulian

Terhadap Belajar Anak.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pendidikan orang tua, untuk mengetahui tingkat kepedulian orang tua terhadap belajar anak dan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan kepedulian terhadap belajar anak kelas VIII MTs Miftahul Huda Karanganyar, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2007/2008.

  Penelitian ini dilakukan selama dua bulan yaitu mulai Juli sampai Agustus 2007 dengan mengambil jumlah subyek 60 orang. Statistik yang digunakan untuk menganalisis data adalah Koefisien Korelasi Product Moment yaitu dengan cara membandingkan r hitung dengan r tabel. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah Tingkat Pendidikan Orang Tua, sedangkan variabel terikat (Y) adalah Kepedulian Terhadap Belajar Anak.

  Setelah diadakan perhitungan dengan rumus yang ada, maka hasilnya adalah sebagai berikut: (1) Tingkat pendidikan orang tua yang berijasah SD/MI ada 48 orang atau 80%, yang berijasah SMP/MTs ada 9 orang atau 15% serta yang berijasah SMA ada 3 orang atau 5%. Untuk orang tua yang berpendidikan akademi (D3) dan sarjana (SI) tidak ada. (2) Tingkat kepedulian orang tua terhadap belajar anak: yaitu tingkat tinggi ada sebanyak 3 orang, atau 5% tingkat sedang sebanyak 12 orang atau 20%, tingkat rendah ada sebanyak 45 orang atau 75%, sedangkan tingkat sangat rendah adalah 0. (3) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dengan kepedulian terhadap belajar anak dengan besarnya korelasi r = 0,910 lebih besar dari r tabel = 0,254. Jadi tingkat hubungannya adalah Sangat Kuat.

  DAFTAR ISI

  

  

  

   DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

  

  

  

DAFTAR DIAGRAM

  Diagram 1 Sistem Pendidikan secara M ikro......................................................... 19 Diagram 2 Sistem Pendidikan secara M akro........................................................ 22

  

M O T T O

Tidak penting mengerjakan apa yang anda sukai

Yang penting adalah menyukai apa yang anda kerjakan

  

( Hamka )

S k rip si ini aku p ersem b a h k a n k ep a d a :

  Ibunda, A n a k dan Suam iku tersay an g , y a n g m en jad i sin ar p en eran g dalam m en y elesaik an p en u lisan sk rip si ini

  XI

  

B A B I

P E N D A H U L U A N

  A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

  Pola proses belajar mengajar atau pembelajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

  Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah mengantar para siswa menuju pada perubahan - perubahan tingkah laku, baik intelektual, moral maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagai individu dan mahkluk sosial.

  Pendidikan ju g a merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa unsur yaitu orang tua, peserta didik, kurikulum, dana, sarana, guru.

  Agar tujuan pendidikan pada umumnya serta tujuan pembelajaran pada khususnya tercapai maka diperlukan beberapa komponen dasar yaitu : tujuan intruksional, materi pelajaran, metode, sarana, dan evaluasi.

  Pelaksanaan pembelajaran di MTs Miftahul Huda beijalan sesuai dengan kalender pendidikan dan kualitas siswa dari tahun ke tahun semakin

  2 terhadap belajar anak. Peran orang tua antara lain : faktor tingkat pendidikan dan kepedulian terhadap belajar anak, baik berupa penyediaan tempat belajar, pemberian uang, alat transport, seragam maupun buku pelajaran dan alat tulis menulis lainnya yang masih rendah.

  Dalam proses pembelajaran setiap hari yang penulis amati dalam penelitian selama dua bulan di sekolah tersebut ternyata kepedulian orang tua terhadap belajar anak masih rendah, hal ini terbukti dengan adanya sarana pembelajaran yang dimiliki oleh siswa masih rendah atau sedikit., misalnya buku paket sebagai sumber belajar belum dimiliki oleh setiap siswa. Mereka hanya menggunakan LKS ( Lembar Keija Siswa ) saja dengan tambahan materi pelajaran dari guru mata pelajaran masing-masing, yang penyampaiannya dengan mencatatkan di papan tulis.

  Apabila kepedulian orang tua terhadap belajar anak rendah atau belum baik, maka akan berakibat pada sukarnya peningkatan kualitas atau mutu pembelajaran sehari-hari, yang akhirnya akan bermuara terhadap rendahnya kualitas lulusan, padahal pemerintah telah menargetkan pencapaian nilai minimal untuk mata pelajaran yang diujikan nasional semakin meningkat dari tahun ke tahun.

  Dengan melihat kenyataan yang demikian seperti yang telah diuraikan di atas, tentunya orang tua lebih peduli terhadap belajar anak. Kepedulian tersebut tidak mungkin dating begitu saja, hal ini jelas membutuhkan keijasama dengan sekolah, khususnya komite sekolah untuk saling ketemu dan saling memberi informasi.

  3 Penelitian ini dilakukan oleh penulis di sekolah tersebut karena ada beberapa hal yang sangat menarik dan beberapa pertimbangan yang antara lain: (1) Sekolah MTs Miftahul Huda sangat dekat dengan rumah penulis sehingga tidak membutuhkan waktu dan biaya yang banyak bagi penulis untuk pergi ketempat tersebut guna mengadakan penelitian. (2) Penulis ingin mencari pandangan atau pengalaman di tempat lain yang lebih tinggi, sebab selama ini penulis hanya menjadi guru wiyata bakti di sekolah dasar di lingkungan tempat tinggal penulis. (3) MTs Miftahul Huda adalah sekolah madrasah swasta yang masih banyak memerlukan masukan dari pihak luar khususnya mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang mempunyai ciri keagamaan yaitu Islam yang nantinya bisa digunakan untuk pengembangan lembaga tersebut sehingga peneliti merasa terpanggil untuk membesarkan dan ingin memajukannya.

  Berpangkal tolak pada latar belakang masalah tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti seberapa besar hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan kepedulian terhadap belajar anak kelas VIII MTs Miftahul Huda Karanganyar, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2007 / 2008.

B. Rumusan Masalah

  Sesuai dengan uraian yang ada pada latar belakang, maka rumusan masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai b e rik u t:

  1. Bagaimanakah tingkat pendidikan orang tua anak kelas VIII MTs Miftahul Huda Karanganyar, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan

  4

  2. Bagaimanakah tingkat kepedulian orang tua terhadap belajar anak kelas

  VIII MTs Miftahul Huda Karanganyar, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2007 / 2008 ?

  3. Apakah ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan kepedulian terhadap belajar anak kelas VIII MTs Miftahul Huda Karanganyar, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2 0 0 7 /2 0 0 8 ?

  C. Tujuan Penelitian Bertitik tolak pada rumusan masalah, maka tujuan penelitian dapat dituliskan sebagai b e rik u t:

  1. Untuk mengetahui tingkat pendidikan orang tua anak kelas VIII MTs Miftahul Huda Karanganyar, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2007 / 2008.

  2. Untuk mengetahui tingkat kepedulian orang tua terhadap belajar anak kelas

  VIII MTs Miftahul Huda Karanganyar, , Kecamatan Geyer, Kabupate Grobogan Tahun Pelajaran 2007 / 2008.

  3. Untuk mengetahui ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan kepedulian terhadap belajar anak kelas VIII MTs Miftahul Huda Karanganyar, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2 0 0 7 /2 0 0 8 ..

D. Manfaat Hasil Penelitian

  1. Manfaat Teoritis Penelitian ini nantinya secara teoritis bisa bermanfaat untuk

  5 pendidikan orang tua dengan kepedulian terhadap belajar anak kelas VIII MTs Miftahul Huda Karanganyar, Kecamatan Geyer, Kabupaten

  Grobogan Tahun Pelajaran 2007 / 2008, sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan penelitian lanjutan bagi peneliti lain dan stakeholder pendidikan yang ada di madrasah tersebut serta kantor Departemen Agama Kabupaten Grobogan.

  2. Manfaat Praktis Secara praktis, penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh beberapa pihak yang antara lain : a. Bagi Peneliti adalah dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi peningkatan kemajuan MTs Miftahul Huda Karanganyar.

  b. Bagi MTs Miftahul Huda Karanganyar atau lembaga adalah bisa menentukan berbagai macam kebijakan yang akan diambil guna peningkatan pembelajaran.

  c. Bagi Pengambil Kebijakan yaitu Kepala Kantor Departemen Agam Kabupaten Grobogan adalah bisa memberikan bantuan beberapa hal yang dibutuhkan oleh siswa.

  E. Difinisi Operasional Untuk menghindari kesalahan dalam persepsi terhadap variable pelitian maka berikut ini diberi penjelasan mengenai variable-variabel yang ada:

  1. Tingkat Pendidikan Orang tua Tingkat pendidikan orang tua adalah tingkat pendidikan terakhir yang pernah diperoleh oleh orang tua / wali anak kelas VIII MTs Miftahul

  6 pendidikan di sini adalah SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA ataupun Perguruan Tinggi. Data tingkat pendidikan orang tua diperoleh penulis dari dokumen yang ada di sekolah ataupun yang tertulis di angket yang disebarkan oleh penulis.

  2. Kepedulian Terhadap Belajar anak Kepedulian terhadap belajar anak adalah perhatian orang tua terhadap segala aktivitas atau kegiatan anak yang berhubungan dengan belajar yang dilakukan baik belajar di sekolah atau belajar yang dilakukan di rumah. Kepedulian orang tua terhadap belajar anak diwujudkan dalam bentuk pemberian : tempat belajar, uang, alat transport, seragam sekolah maupun buku pelajaran dan alat tulis menulis lainnya.

F. Hipotesis

  Di dalam penelitian ini diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut: Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dengan kepedulian terhadap belajar anak kelas VIII MTs Miftahul Huda Karanganyar, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2007 / 2008.

G. Metode Penelitian

  1. Jenis Penelitian Penelitian yang telah dilakukan oleh penulis adalah termasuk penelitian deskriptif korelasional yang artinya penelitian ini dilakukan untuk mencari hubungan dua variabel ( Nana Sudjana, 2001 : 77 ). Kedua variabel yang

  7 Penelitian korelasional yang telah diadakan oleh peneliti digunakan untuk menguji hipotesis dan untuk melihat besar kecilnya derajat hubungan.

  2. Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian ( Suharsimi Arikunto, 2002

  : 108 ). Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah orang tua siswa/anak kelas VIII MTs Miftahul Huda Karanganyar yang berjumlah 60 orang.

  3. W aktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam waktu dua bulan yaitu bulan Juli sampai Agustus 2007. Penelitian yang telah dilakukan mengambil tempat di MTs Miftahul Huda Karanganyar, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan.

  4. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel X dan variabel Y.

  Adapun yang menjadi variabel X adalah Tingkat Pendidikan Orang Tua, sedangkan yang menjadi variabel Y adalah Kepedulian terhadap Belajar Anak.

  5. Teknik Pengumpulan Data Teknik atau metode yang digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan data yaitu angket dan dokumentasi, a. Angket

  Angket adalah daftar pertanyaan yang didistribusikan melalui anak kelas VIII yang harus dijawab / diisi oleh orang tua / wali di rumah selanjutnya dikumpulkan kembali. Angket digunakan untuk

  8 tempat tinggalnya karena penulis tidak bisa ketemu muka secara pribadi dengan responden ( Nasution, 2003: 128 ). Agar angket yang digunakan valid, maka penulis membuat kisi-kisi angket yang disusun berdasarkan definisi operasional variabel Y yaitu kepedulian terhadap belajar anak dan indikatornya. Adapun bentuk kisi-kisinya seperti yang tampak pada table berikut ini.

  Variabel Definisi Operasional Indikator Nom or Soal Tabel 1. Kisi-Kisi Angket

  b. Dokumentasi Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan , transkrip, buku, notulen rapat, agenda dan lain-lain (

  Suharsimi Arikunto, 2002 : 206 ). Dalam penelitian ini, dokumen digunakan untuk mengumpulkan data tentang sejarah madrash, struktur organisasi, data guru, data siswa, dan data tentang tingkat pendidikan orang tua.

  6. Analisa Data Agar rumusan masalah yang ada pada nomor 1 dan nomor 2 terjawab, maka data yang ada diklasifikasikan atau ditabulasikan dalam bentuk distribusi frekuensi, sehingga bisa dilihat dan dicari rata-rata hitung ( mean ), median, dan modus seperti yang tampak pada lampiran 6, yang

  9 hipotesis penelitian, peneliti menggunakan korelasi Product Moment Person yang rumusnya terdapat dalam Bab IV laporan penelitian ini.

H. Sistematika Penulisan

  Secara garis besar sistematika penulisan skripsi ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir.

  Bagian awal skripsi berisi tentang halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengajuan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar diagram dan motto.

  Bagian isi skripsi terdiri atas lima bab, yaitu : Pada Bab I berisi pendahuluan, yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian, definisi operasional, hipotesis, metode penelitian dan sistematika penulisan.

  Pada Bab II berisi tentang tinjauan pustaka yang meliputi: telaah teoritik dan telaah hasil penelitian.

  Pada Bab III berisi tentang laporan penelitian. Bab IV berisi tentang analisis data sedangkan Bab V berisi tentang kesimpulan dan penutup yang meliputi: kesimpulan, diskusi, saran dan kata penutup.

  Bagian akhir berisi tentang daftar pustakan, lampiran, dan daftar riwayat hidup penulis.

  

B A B II

TINJAUAN PUSTAKA

  Bab ini akan dimulai dengan penjelasan tentang pengertian pendidikan orang tua, pengertian kepedulian terhadap belajar dan telaah hasil penelitian berupa hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan kepedulian terhadap belajar anak.

  Uraian selengkapnya tentang kedua variabel tersebut di atas adalah sebagai b e rik u t: A. Pengertian Pendidikan Orang Tua

  Sebelum menguraian pengertian pendidikan orang tua, dalam tulisan ini akan dibahas mengenai hal - hal yang berhubungan dengan pendidikan.

  1. Pengertian Pendidikan Banyak pandangan tentang arti pendidikan. Hal tersebut wajar saja dan sangat tergantung pada sisi mana garapan pendidikan itu akan dikaji.

  Terlepas dari sisi mana seorang memandang, namun ada kesamaan fokus yang menjadi ciri hakiki garapan pendidikan, yaitu bahwa pendidikan merupakan usaha manusia dalam memanusiakan manusia.

  Istilah pendidikan merupakan padanan kata dari istilah peda gogi. Kata peda gogi ( paedagogie ) berasal dari dua patah kata bahasa Latin yaitu “ paes ” artinya “ anak ” dan “ again ” artinya “ membimbing ”.

  Dengan demikian, pendidikan dapat diartikan sebagai usaha yang

  11 dilakukan untuk membimbing anak atau membimbing yang diberikan kepada anak ( Depdiknas, 2005 : 7 ).

  Dalam wacana umum pendidikan dapat diartikan sebagai lembaga dan sekaligus proses. Dalam konteks lembaga, pendidikan dibedakan berdasarkan jalur, jenjang, jenis, dan satuan pendidikan. Sedangkan proses pendidikan diartikan sebagai proses untuk mengajar, melatih, dan membimbing anak. Dalam konteks sebagai institusi, pendidikan dipandang sebagai lembaga atau institusi, baik yang bernama keluarga, sekolah dan masyarakat. Hal ini sering disebut sebagai tripusat pendidikan.

  Dalam kajian yuridis formal, pengertian pendidikan, seperti tersurat dalam UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, diungkapkan sebagai berikut “ Pendidikan adalah sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dari proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara

  Pendidikan adalah merupakan suatu kegiatan yang kompleks, berdemensi luas dan banyak variabel yang mempengaruhinya. Sebagai suatu proses psikologis, pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar mengajar. Dari perspektif mengajar, pelakunya adalah guru / pendidik ataupun pihak yang mendidik. Sedangkan dari perspektif belajar, pelakunya adalah peserta didik / siswa yang melakukan aktivitas belajar.

  12 Dengan demikian, pendidikan adalah proses interaksi pendidik dan peserta didik yang memiliki tujuan tertentu. Pendidikan sebagai suatu proses pada dasarnya membimbing peserta didik menuju pada tahap kedewasaan, dengan melalui program pendidikan sekolah ataupun luar sekolah, termasuk di dalamnya pendidikan keluarga serta lingkungan.

  Pendidikan sebagai proses maksudnya adalah garapan pendidikan akan senantiasa dinamis, sistemik (berdasarkan sistem tertentu), sistematis ( berdasarkan cara tertentu ), serta berkelanjutan, seirama dan sejalan dengan dinamika dan perubahan masyarakat yang dilayani ( Dinn Wahyudin, 2006: 33 ).

  Pendidikan sebagai suatu proses memberikan indikasi bahwa garapan pendidikan merupakan merupakan interaksi fungsional antar komponen pendidikan. Komponen - komponen pendidikan tersebut adalah sebagai b e rik u t: a. Komponen Arah dan Tujuan Pendidikan

  Tujuan pendidikan berkaitan erat dengan hal yang ingin dicapai dalam program pendidikan. Oleh sebab itu tujuan sangat erat dengan filsafat.

  Tujuan pendidikan nasional berkaitan erat dengan filsafat negara yang dianut, bagi Indonesia adalah Pancasila.

  b. Komponen Isi atau Materi Program Materi program pada dasarnya lebih merupakan sebaran kurikulum yang akan dilaksanakan dalam proses pendidikan. Sedangkan sebaran isi kurikulum lebih merupakan pengorganisasian pengalaman belajar.

  13 Salah satu cara untuk membagi rumusan pengalaman belajar adalah dengan menggunakan taksonomi Bloom yang antara lain : Ranah kognitif yang meliputi pengalaman belajar yang menitik beratkan pada hasil intelektual dan pengetahuan yang diperoleh; Ranah afektif yang meliputi pengalaman belajar yang menitik beratkan pada perasaan emosi; sedangkan ranah psikomotorik meliputi berbagai jenis keterampilan. Dalam konteks nasional, UUSPN N om or 20 tahun 2003 disebutkan bahwa : “ Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”,

  c. Kemampuan Strategi atau Metode Metode adalah cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan instruksional yang ditetapkan.

  Sedangkan strategi lebih merupakan perencanaan atau taktik yang dirancang sedemikian rupa intuk tujuan pembelajaran yang lebih khusus. Terdapat tiga pendekatan yang bisa digunakan dalam penyusunan strategi pembelajaran yaitu :

  1) Pendekatan yang berpusat pada mata pelajaran artinya materi atau topik pembelajaran bersumber dari mata pelajaran tersebut. Posisi guru sebagai penyampai pesan. Siswa sebagai penerima pesan, sedangkan bahan pelajaran sebai isi pesan itu sendiri.

  14 2) Pendekatan yang berpusat pada siswa artinya pembelajaran dilaksanakan berdasarkan kebutuhan, minat dan kemampuan siswa. 3) Pendekatan yang berorientasi pada kehidupan masyarakat artinya pendekatan ini berupaya mengintegrasikan sekolah dan masyarakat.

  d. Komponen Evaluasi Komponen evaluasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam pelaksanaan pendidikan. Hasil evaluasi dapat dipandang sebagai petunjuk apakah soal itu tercapai atau tidak. Sasaran evaluasi pada dasarnya ditujukan pada tiga hal yang antara lain : peserta didik, guru dan program. Menurut penulis tingkat pendidikan orang tua adalah taraf pendidikan yang pernah diikuti oleh orang tua dengan berdasarkan pada ijasah terakhir yang mereka punyai.

  Sebagai umat Islam tentunya harus pernah bersekolah dan menuntut ilmu sebab Islam memberikan perhatian sangat besar terhadap ilmu pengetahuan. Banyak ayat dan hadis yang memerintah

  > “ kaum muslimin untuk mencari ilmu. Diantaranya seperti tersebut di bawah ini: . * ' y & ' ' f J t® . { C y „ J j f i

  .U O j l J . / -

  “ Katakanlah: Adakah sama orang - orang yang mengetahui ( berilmu pengetahuan ) dengan orang - orang yang tidak mengetahui ( tidak berilmu pengetahuan)?” ( QS. Az - Zumar : 9 ).

  15 Juga dalam firman Allah yang berbunyi:

  »o > f/ / 9

  1 J U J U 3 I 1 ^- - - J j l — j j J l j p- - - - !> w « 1 ^ 1 n

  (N :2J^U-1) . o U “ Allah akan meninggikan orang - orang yang beriman diantaramu dan orang - orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” ( QS.

  Al - Mujadalah: 11 ). Demikian pula dengan sabda Nabi Muhammad SAW, yang berbunyi:

  % \ & l

  L;> si ilU il;> iiL ^3 f » y J)\

  (pLv^pljj)

  “ Barang siapa berjalan mencari ilmu pengetahuan niscaya Allah memudahkan baginya jalan ke s u r g a ( HR. Muslim ).

  2. Jalur Pendidikan Seperti yang tertuang dalam UUSPN Nomor 20 tahun 2003, jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non formal dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya.

  a. Pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

  1) Pendidikan Dasar

  Pendidikan dasar adalah merupakan jenjang pendidikan yang

  melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar

  16 berbentuk Sekolah Dasar ( SD ) dan Madrasah Ibtidaiyah ( MI ) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama ( SMP ) dan Madrasah Tsanawiyah ( MTs ) atau bentuk lain yang sederajat.

  2) Pendidikan Menengah Pendidikan menengah adalah merupakan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas ( SMA ), Madrasah Aliyah ( MA ), Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK ) dan Madrasah Aliyah Kejuruan ( MAK ) atau bentuk lain yang sederajat.

  3) Pendidikan Tinggi Pendidikan tinggi adalah merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, saijana, magistar, spesialis dan dokter yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi, b. Pendidikan N on Formal

  Pendidikan non formal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penembah dan / atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan non formal

  17 pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan kesetaraan serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik, c. Pendidikan Informal

  Pendidikan informal adalah pendidikan yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.

  3. Jenjang Pendidikan Jenjang pendidikan yang ada di Indonesia dan yang sesuai dengan

  UUSPN Nomor 20 tahun 2003 adalah jenjang pendidikan dasar, jenjang pendidikan menengah dan jenjang pendidikan tinggi. Uraian mengenai jenjang pendidikan dapat dilihat pada bagian sebelumnya.

  4. Jenis Pendidikan Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan dan khusus.

  Berdasarkan dari uraian di atas, yang dimaksud dengan latar belakang pendidikan orang tua adalah pendidikan terakhir yang dimiliki oleh orang tua atau wali murid kelas VIII MTs Miftahul Huda Karanganyar, Geyer, Grobogan pada Tahun Pelajaran 2007 / 2008 ; baik itu yang berijasah terakhir

  SD / MI, SMP / MTs, SMA, SMK / MA ataupun Akademik dan Perguruan Tinggi.

  Dalam Konteks lain pendidikan adalah sebagai suatu sistem artinya pendidikan merupakan kegiatan yang kompleks dan meliputi berbagai komponen yang berkaitan erat satu sama lainnya. Istilah sistem menurut Ryans

  18 dalam Dinn Wahyudin (2006) adalah “ any identifiable assemblage o f

  

elements ( objects, persons, activities, information record,etc. ) which are

interrelated processor structure and which are presum ed to function as

organizational entity generating an observable ( or sometimes merely

inferable) pro d u cts ”. (Sistem adalah suatu kumpulan elemen yang bisa

  dikenali seperti: obyek, orang, kegiatan, rekaman, informasi, dan sebagainya, yang saling berhubungan dan berkaitan erat satu sama lain dalam suatu proses atau struktur yang memiliki fungsi organisasi guna membuahkan hasil). Dengan melihat pengertian di atas dapat diidentifikasikan bahwa sistem juga mengandung komponen yang saling berkaitan baik komponen mikro maupun makro yang merupakan satu kesatuan dan bertujuan.

  Adapun komponen mikro dalam pendidikan sebagai suatu sistem yaitu terdiri dari tujuan, bahan, pendidik, peserta didik, proses, hasil dan balikan.

  Dalam kajian mikro ini, unsure pendidik dan peserta didik, serta interaksi keduanya merupakan isu utama dalam suatu program pendidikan.

  Polanya lebih merupakan pendidik, sebagai upaya mencerdaskan peserta didik melalui proses interaksi dan komunikasi, yaitu ada pesan ( messages ) yang akan disampaikan dalam bentuk bahan belajar. Isi pesan tersebut dirancang sedemikian rupa sesuai dengan tujuan ( objectives ) yang diharapkan.

  Kemudian fungsi pendidik lebih merupakan sebagai pengirim pesan (senders ) melalui kegiatan pembelajaran di kelas ataupun di luar kelas. Sedangkan peserta didik lebih merupakan penerima pesan ( receivers ) mengenai bahan belajar yang sudah dirancang sejak awal. Proses pembelajaran ini bisa

  19 dirasakan efektif bila terjadi proses komunikasi dua arah melalui berbagai saluran ( channels ) dalam bentuk ragam sumber belajar dan media belajar yang digunakan.

  Secara lebih jelasnya tinjauan pendidikan secara mikro dapat ditampilkan dalam diagram berikut.

  Diagram 1: Sistem pendidikan secara mikro Dalam kajian makro, sistem pendidikan menyangkut berbagai hal atau komponen yang lebih luas lagi, yaitu :

  1. Masukan ( input ). Ada empat jenis masukan pendidikan, yaitu terdiri dari: (a), sistem nilai dan pengetahuan, misalnya: falsafah negara, tujuan pendidikan nasional, dan sebagainya. (b) sumber daya manusia, termasuk di dalamnya masyarakat, peserta didik, pendidik, dan sebagainya. (c) masukan instrumental seperti: perangkat kurikulum, panduan, silabi, dan sebagainya dan (d) masukan sarana termasuk di dalamnya fasilitas dan sarana pendidikan yang harus disiapkan.

  2. Proses yaitu segala sesuatu yang berkaitan dengan proses belajar mengajar

  20 komponen proses ini termasuk di dalamnya telaah kegiatan belajar dengan segala dinamika dan unsur yang mempengaruhinya, serta telaah kegiatan pembelajaran yang dilakukan pendidik dalam kerangka memberi kemudahan kepada peserta didik untuk terjadinya proses pembelajaran.

  3. Keluaran ( output ). Hasil yang diperoleh pendidikan bukan hanya terbentuknya pribadi lulusan / pesrta didik yang memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan sesuai dengan yang diharapkan dalam tujuan yang ingin dicapai. Namun juga keluaran pendidikan mencakup segala hal yang dihasilkan oleh garapan pendidikan berupa: kemampuan peserta didik ( human behavior ), produk jasa ( services ) dalam pendidikan seperti misalnya hasil penelitian, serta produk barang berupa karya intelektual ataupun karya yang sifatnya fisik material.

  Dalam telaah lainnya, P. H. Coombs ( 1968: 78 ) mengungkapkan ada 12 komponen pendidikan yang berkaitan dan berhubungan satu sama lain.

  Adapun kedua belas komponen tersebut adalah sebagai b e rik u t:

  1. Tujuan dan prioritas: komponen yang mengungkapkan ke arah mana garapan pendidikan akan dilaksanakan, dan kegiatan apa yang menjadi fokus garapan untuk mencapai tujuan tersebut.

  2. Peserta didik: komponen yang menjadi subjek dan sekaligus objek pendidikan. Sebagai subjek pendidikan maksudnya peserta didik sebagai pihak yang secara langsung terlibat dalam perencanaan ataupun pelaksanaan pendidikan. Sedangkan sebagai objek, maksudnya peserta

  21 didik juga merupakan pihak yang menjadi sasaran layanan mengapa pendidikan itu dilaksanakan.

  3. Manajemen: komponen pendidikan yang mempunyai fungsi merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan, dan menilai sistem pendidikan.

  4. Struktur dan jadwal: komponen ini memiliki fungsi untuk mengatur struktur pelaksanaan dan jadwal waktu pendidikan.

  5. Isi bahan belajar: komponen yang merupakan isi bahan yang akan dipelajari dalam sebaran kurikulum. Fungsinya untuk menggambarkan luas dan kedalaman isi bahan yang akan diajarkan.

  6. Pendidik: komponen sumber daya insani yang melaksanakan garapan pendidikan. Fungsinya memberi layanan untuk kelancaran proses pembelajaran kepada peserta didik. Termasuk kelompok ini adalah tenaga kependidikan lainnya, seperti: pustakawan, petugas laboratorium, dan sebagainya.

  7. Alat bantu mengajar: komponen yang berfungsi memberi kemudahan belajar kepada peserta didik melalui alat / bahan yang dirancang untuk memberi kemudahan belajar.

  8. Fasilitas: komponen ini lebih merupakan sarana dan prasarana pendukung teijadinya proses belajar mengajar.

  9. Teknologi: komponen yang berfungsi melancarkan dan meningkatkan cara keija proses pendidikan.

  22

  10. Pengawasan mutu: komponen pokok yang mengatur terbinanya kualitas hasil pendidikan sesuai dengan harapan dan cita - cita. Melalui komponen ini, program pendidikan dapat lebih ditingkatkan terutama yang berkaitan dengan kualitas produk yang dihasilkan.

  11. Penelitian: komponen yang bersumber pada pengetahuan ilmiah ke arah pengembangan sistem pendidikan.

  12. Ongkos pendidikan: komponen ini lebih merupakan kajian biaya (cost) atas pelaksanaan pendidikan, yang fungsinya untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas program pendidikan yang dilaksanakan. Secara lebih lengkap tentang kajian makro sistem pendidikan ini, dapat dilihat pada diagram berikut ini.

  P R O S E S P E N D I D I K A N

  1. T u j u a n / P r io r it a s 2 . P e s e r t a D i d i k 3 . M a n a j e m e n 4 . S t r u k t u r / J a d w a l 5 . I s i M A S U K A N .......... » 6 . P e n d i d i k a n H A S I L 7 . A l a t B a n t u P e n d i d i k a n

8 . F a s i l i t a s

9 . T e k n o l o g i

1 0 . P e n g a w a s a n M u t u

1 1 . P e n e l i t i a n

1 2 . B i a y a

  

D i a g r a m 2 : S i s t e m p e f i d i d i k . a u s e c a i ? .

  Pendidikan merupakan suatu sistem ju g a terbuka dalam menerima sistem sosial atau menerima masukan dari lingkungan masyarakat. Apabila hasil pendidikan yang diberikan sistem pendidikan itu memuaskan masyarakat maka akan memberikan umpan balik yang positif juga akan turut mendukung

  23 eksistensi dan kelangsungan hidup sistem pendidikan itu sendiri. Sebagai contoh misalnya apabila lulusan suatu sekolah mempunyai kualitas yang sangat menggembirakan dunia usaha, maka sebagai umpan baliknya akan dirasakan oleh sekolah tersebut berupa banyaknya peminat untuk mengikuti pendidikan di sekolah tersebut dengan seleksi yang ketat.

  Pendidikan ju g a sebagai usaha sadar. Hal tersebut memiliki makna bahwa pendidikan diselenggarakan dengan rencana yang matang, mantap, sistemik, menyeluruh, berjenjang berdasarkan pemikiran yang rasional obyektif disertai dengan kaidah untuk kepentingan masyarakat dalam arti yang seluas-luasnya.

  Dalam konteks pendidikan nasional, pendidikan di tanah air berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, sedangkan fungsinya untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan nasional yang telah ditetapkan dalam undang-undang mengungkapkan suatu sistem yang:

  1. Berakar pada kebudayaan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

  2. Merupakan satu keseluruhan dan dikembangkan untuk ikut berusaha mencapai tujuan nasional.

  3. Mencakup, baik pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan luar sekolah.

  4. Mengatur, bahwa jalur pendidikan sekolah terdiri atas 3 jenjang utama

  24

  5. Mengatur, bahwa kurikulum, peserta didik dan tenaga kependidikan terutama guru, dosen atau tenaga pengajar merupakan tiga unsur yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan belajar mengajar.

  6. M engatur secara terbuka (sentralisasi), namun penyelenggaraan satuan dan kegiatan pendidikan dilaksanakan secara tidak terpusat (desentralisasi).

  7. Menyelenggarakan satuan dan kegiatan pendidikan sebagai tanggung jaw ab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.

  8. M engatur bahwa satuan dan kegiatan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan masyarakat berkedudukan serta diperlukan dengan menggunakan ukuran yang sama.

  9. M engatur bahwa satuan dan kegiatan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat memiliki kebebasan untuk menyelenggarakannya sesuai dengan ciri atau kekhususan masing-masing sepanjang cirri itu tidak bertentangan dengan Pancasila sebagai dasar Negara, pandangan hidup bangsa dan ideologi bangsa dan Negara.

  10. Memudahkan peserta didik memperoleh pendidikan yang sesuai dengan bakat, minat dan tujuan yang hendak dicapai serta memudahkannya menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan.

  Dalam konteks yang lain, pendidikan adalah digunakan untuk mempersiapkan peserta didik. Maksudnya, pendidikan lebih merupakan suatu proses berkesinambungan dalam upaya menyiapkan peserta didik yang pada awalnya bercirikan belum siap menuju kepada kesiapan dan kematangan pribadi. Kematangan atau kesiapan pribadi menyangkut tiga pengalaman

  25 belajar pokok yaitu: aspek pengetahuan (kognitif), aspek sikap atau perilaku (afektif) dan aspek yang berkaitan dengan ketrampilan (psikomotorik).

  Penyiapan tersebut dilaksanakan dalam suatu proses pendidikan yang sistematik, berkesinambungan dan beijenjang, tidak hanya terbatas di jalur pendidikan sekolah, tetapi juga pada jalur pendidikan luar sekolah termasuk di dalamnya pendidikan dalam keluarga. Dalam konteks pendidikan nasional sistem pendidikan yang dianut harus dapat memberikan pendidikan dasar (basic education) bagi setiap warga Negara Indonesia, agar masing-masing memperoleh sekurang-kurangnya pengetahuan dan kemampuan dasar yang meliputi: kemampuan membaca, kemampuan menulis dan berhitung dan kemampuan menggunakan bahasa Indonesia.

  Perolehan pengetahuan dan kemampuan ini merupakan bekal dasar bagi setiap warga Negara dalam mengembangkan sikap, pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan dalam kehidupannya sebagai makhluk pribadi maupun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan demikian, setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban pokoknya sebagai warga negara serta memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri, ikut serta dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan memperkuat kesatuan dan persatuan serta upaya pembelaan negara.

  Pendidikan juga dilaksanakan dalam pelaksanaannya melalui berbagai bentuk kegiatan yang antara lain: kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau pelatihan. Secara sederhana bimbingan diartikan sebagai pemberian bantuan, arahan, nasehat, penyuluhan agar peserta didik dapat mengatasi dan

  26 memecahkan masalah yang dialaminya. Sedangkan pengajaran adalah bentuk interaksi antara tenaga kependidikan dengan peserta didik dalam suatu kegiatan belajar mengajar untuk mengembangkan perilaku sesuai dengan tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran pada dasarnya diperoleh dalam bentuk perubahan tingkah laku baru dari peserta didik, sebagai akibat dari proses belajar mengajar yang dilakukan. Gagne dalam Dinn Wahyudin (2006 hal. 219) menyebutkan hasil belajar tersebut adalah keterampilan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap dan keterampilan.

  Dilain pihak Benyamin Bloom menyebutkan aspek hasil belajar tersebut bisa dibedakan dalam tiga ranah yaitu: (1) Ranah kognitif yang meliputi pengalaman belajar yang menitik beratkan kepada hasil intelektual dan pengetahuan yang diperoleh, misalnya pengertian, pemahaman, dan kecakapan berfikir. (2) Ranah afektif (sikap) yang meliputi pengalaman belajar yang menitik beratkan pada perasaan emosi, seperti: sikap, minat, apresiasi dan upaya penyesuaian diri. (3) Ranah psikomotorik (ketrampilan) yaitu meliputi berbagai jenis ketrampilan.

  Garapan pendidikan seharusnya berpijak ke masa kini dan berorientasi ke masa depan. Hasil yang ingin dicapai oleh proses pendidikan adalah terbinanya sumber daya manusia sesuai dengan tuntutan pembangunan yaitu sosok manusia Indonesia seutuhnya yang bisa memecahkan persoalan hari ini dan masa mendatang. Orientasi masa depan ini menjadi sangat penting, karena masa depan syarat dengan ketidakpastian. Oleh sebab itu, garapan pendidikan

  27 berorientasi pada masa depan. Disini berarti pendidikan diyakini sebagai bagian integral dalam pembangunan. Proses pendidikan tak dapat dilepaskan dari proses pembangunan itu sendiri termasuk pembangunan menuju masa depan yang lebih baik.