PENGARUH KEADAAN EKONOMI DAN PERSEPSI ORANG TUA TENTANG PENDIDIKAN TERHADAP TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI DESA KEDAMAIAN KECAMATAN KOTAAGUNG KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2010/2011

(1)

ABSTRAK

PENGARUH KEADAAN EKONOMI DAN PERSEPSI ORANG TUA TENTANG PENDIDIKAN TERHADAP TINGKAT

PENDIDIKAN ANAK DI DESA KEDAMAIAN KECAMATAN KOTAAGUNG KABUPATEN

TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh Puji Rahayu

Pendidikan merupakan kebutuhan yang fundamental bagi kemajuan suatu bangsa. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan dapat mengangkat harkat dan martabat bangsa serta pembangunan bangsa. Untuk mengoptimalkan pendidikan anak kejenjang yang lebih tinggi, maka faktor ekonomi merupakan faktor yang sangat menentukan dalam kelanjutan pendidikan anak.

Relevansi antara pendidikan dan ekonomi keluarga sangat erat dan tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Cita-cita masa depan seseorang tidak akan tercapai tanpa pendidikan, sedangkan pendidikan tidak dapat berjalan tanpa dana, sedangkan dana sangat sulit tercapai tanpa pendidikan. Berdasarkan hal di atas, penelitian bertujuan untuk mengetahui yang mempengaruhi keadaan ekonomi dan persepsi orang tua tentang pendidikan terhadap tingkat pendidikan anak di Desa Kedamaian Kecamatan Kotaagung Kabupaten Tanggamus yang dibatasi pada variable keadaan ekonomi dan persepsi orang tua tentang pendidikan.


(2)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan ex post facto dan survei. Data yang terkumpul melalui angket, diolah dengan mengunakan komputer melalui program SPSS. Untuk menguji hipotesis pertama, kedua menggunakan menggunakan regresi linier sederhana, sedangkan hipotesis ketiga menggunakan regresi linier multiple.

Bedasarkan analisis data diperoleh hasil sebagai berikut:

Ada pengaruh yang signifikan antara keadaan ekonomi orang tua berpengaruh terhadap tingkat pendidikan anak petani Di Desa Kedamaian Kecamatan Kotaagung Kabupaten Tanggamus Tahun 2010/2011. Berdasarkan pengaruh tersebut sebesar r 0,754, maka hipotesis diterima dan koefisien determinasinya 0,660 atau 66%.

Ada pengaruh yang signifikan antara persepsi orang tua tentang pendidikan berpengaruh terhadap tingkat pendidikan anak petani Di Desa Kedamaian Kecamatan Kotaagung Kabupaten Tanggamus Tahun 2010/2011. Berdasarkan pengaruh tersebut sebesar r 0,663, maka hipotesis diterima dan koefisien determinasinya0,438 atau 43,8%.

Ada pengaruh yang signifikan antara keadaan ekonomi orang tua dan persepsi orang tua tentang pendidikan berpengaruh terhadap tingkat pendidikan anak petani Di Desa Kedamaian Kecamatan Kotaagung Kabupaten Tanggamus Tahun 2010 /2011 Berdasarkan pengaruh tersebut sebesar r 0,792, maka hipotesis diterima dan koefisien determinasinya 0.678 atau 67,8%.


(3)

BAB I PENDAHULUAN

Bagian pertama ini akan membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Adapun hal lain yang perlu juga dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian. Adapun pembahasan secara lebih rinci ditunjukkan pada bagian-bagian berikut ini.

1.1Latar Belakangan Masalah

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan dan merupakan salah satu kebutuhan utama bagi setiap manusia untuk meningkatkan kualitas hidup serta untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam kehidupannya. Pendidikan memegang peranan penting dalam upaya mencerdaskan bangsa, sehingga menuntut orang-orang yang terlibat di dalamnya untuk bekerja sama dan bertanggung jawab agar mutu pendidikan dapat terus ditingkatkan. Dalam hal ini diketahui bahwa tingkat pendidikan dikabupaten tanggamus sangat rendah yang dapat dilihat dari UMR nya hanya Rp. 750.000,- . sehingga dari UMR itu maka bisa dilihat tingkat pendidikan anaknya yang rendah disalah satunya adalah desa kedamaian yang sangat rendah pendidikan dan sikap orang tua tentang pendidikan anaknya(Data Dokumen Desa kedamaian 2010).


(4)

Setiap tingkat pendidikan untuk usia wajar sekolah dalam mengikuti program wajib belajar bagi anak-anak usia sekolah (7-18 tahun) banyak yang tidak mendapatkan kesempatan untuk sekolah. Berdasarkan hasil observasi penelitian di desa kedamaian masih rendahnya pendidikan untuk anak usia wajib belajar, dari 620 jiwa keluarga di desa kedamaian rata-rata tingkat pendidikannya hanya sampai SD dan SMP, dan orang tua masih kurangnya pandangan tentang pendidikan anaknya serta 259 usia anak sekolah (7-18 tahun) yang tidak mendapatkan kesempatan untuk sekolah(Kasinu, 2003: 26).

Sesungguhnya pendidikan sangat penting bagi anak karena pendidikan akan memberikan bekal bagi seseorang untuk bersaing dalam dunia kerja dan usaha. Tetapi disini orang tua di desa kedamaian tidak berpikir kearah masa depan anak nya, mereka masih percaya dengan adanya mitos bagi anak perempuannya bahwa anak perempuan tidak berguna sekolah tinggi-tinggi, karena dianggap sebagai beban bahwa anak perempuan tidak bisa bekerja di kebun atau di sawah membantu orang tua nya tidak seperti anak laki-laki. Disinilah letak rendahnya cara berpikir orang tua tentang pendidikan anak dan masih ada juga alasan meraka tidak menyekolahkan anakanya karena biaya sekolah begitu mahal sedangkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pun, mereka masih kurang sehingga perhatian orang tua terhadap anak kurang.

Jika orang tua menilai pendidikan tidak penting dan mengganggap bahwa anak lebih baik bekerja membantu orang tua mencari nafkah maka anak tidak akan disekolahkan dan berarti bahwa anak tidak akan memiliki kesempatan untuk menggali potensinya menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam


(5)

jenjang pendidikan anak hanya akan jadi penerus usaha orang tuanya. Dengan kondisi seperti ini banyak anak-anak kurang mendapatkan pengetahuan mereka hanya tahu bekerja membantu orang tua mereka kesawah dan kekebun.

Tabel 1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Di Desa Kedamaian Kecamatan Kotaagung Kabupaten Tanggamus

pendidikan jumlah persentase

TK 7 0,35

SD 788 39,94

SMP 698 35,38

SMA/SMK 418 21,19

AKADEMIK/DIPLOMA 37 1,87

SARJANA 25 1,27

Sumber: Dokumen Desa Kedamaian Kecamatan Kotaagung Kabupaten Tanggamus Tahun 2011

Tabel di atas yang menggambarkan tingkat pendidikan di masyarakat Desa Kedamaian Kotaagung Kabubaten Tanggamus, dimana sebanyak 0,35% penduduknya lulusan taman kanak-kanak; 39,94% lulusan Sekolah Dasar dan hanya sebagian kecil saja yang menamatkan pendidikan hingga jenjang yang lebih tinggi yaitu : 35,38% adalah tamatan SMP ; 21,19% adalah tamatan SMU/SMK ; sedangkan tamatan akademik/Diploma adalah 1,87% dan sebanyak 1,27% adalah tamatan Sarjana.

Rendahnya tingkat pendidikan sebagai dugaan prilaku yang dipengaruhi seperti biaya sekolah mahal bagi mereka, tidak pentingnya sekolah tinggi-tinggi, penghasilan mereka tidak mencukupi untuk membiayai sekolah anaknya, dan 95,34% mata pencaharian mereka hanya sebagai petani. Salah satu faktor yang dikaitkan dengan rendahnya tingkat pendidikan anak adalah keadaan ekonomi orang tua. Keadaan ekonomi suatu masyarakat tentunya berkaitan dengan mata pencahariannya sebagai sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan.


(6)

Seperti desa-desa lainnya, sebagian besar penduduk bermata pencaharian sebagai petani yang mengelola sawah sebagai lahan garapan, yaitu 95,34% kepala keluarganya bermatapencaharian sebagai petani. Adapun rincian jumlah dan persentase mengenai mata pencaharian penduduk Desa Kedamaian Kecamatan Kotaagung Kabupaten Tanggamus dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2. Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Mata Pencaharian Penduduk Di Desa Kedamaian Kecamatan Kota Agung Kabupaten Tanggamus

Pekerjaan Jumlah Persentase

PNS 22 0,81

PETANI 2579 95,34

NELAYAN 5 0,18

JASA 99 3,67

JUMLAH 2705 100%

Sumber: Dokumen Desa Kedamaian Kecamatan Kotaagung Kabupaten Tanggamus Tahun 2011

620 orang kepala keluarga yang bermatapencaharian sebagai petani di desa kedamaian ini tidak semua petani memiliki sawah atau lahan garapan sendiri. Berikut ini adalah tabel yang menunjukan komposisi kepala keluarga yang bermatapencaharian sebagai petani berdasarkan status pemilik sawah :

Tabel 3. Jumlah Kepala Keluarga yang Bermatapencaharian sebagai Petani Berdasarkan Status Kepemilikan Sawah

No Status Jumlah Persentase

1 Petani pemilik sawah 1577 61,15 %

2 Buruh tani 1002 38,85 %

JUMLAH 2579 100 %

Sumber: Dokumen Desa Kedamaian Kecamatan Kotaagung Kabupaten Tanggamus 2011

Tabel 3 di atas terlihat 61,15 % kepala keluarga yang bekerja sebagai petani di desa kedamaian memiliki lahan garapan sendiri, dan sebanyak 38,85 % kepala


(7)

keluarga berstatus sebagai buruh tani. “meskipun di pedesaan telah ada pekerjaan bagi petani yang tidak memiliki tanah sebagai penggarapan atau buruh tani, namun mereka hanya mendapatkan pekerjaan sewaktu-waktu saja sehingga penghasilannya tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya”(Partoatmodjo,2004: 67).

Penduduk yang mata pencahariannya adalah petani umum memilki penghasilan dari hasil panen yang bersifat musiman dengan harga jual hasil panen yang seringkali rendah pada musim panen. Sedangkan tidak tersedianya teknologi untuk menyimpan hasil panennya yang lebih lama. Sehingga meskipun dengan harga rendah mereka tetap menjual hasil panen mereka, karena untuk persiapan bercocok tanam kembali memerlukan biaya yang tidak sedikit untuk membeli pupuk dan obat hama. Dengan keadaan yang demikian maka mereka tidak mampu menyekolahkan anak karena biaya sekolah yang mahal untuk ukuran mereka, bahkan”pendidikan dianggap sebagai pembuang waktu, padahal anak dapat bekarja nyata bagi keluarganya”(Budiharsono,2004: 21).

Persepsi bahwa anak dapat bekerja nyata yaitu dengan bekerja membantu orang tuanya mengolah sawah,sehingga tidak perlu sekolah,tentu akan menyebabkan orang tua kurang atau tidak nmemperhatikan pendidikan anak-anaknya.apabila persepsi semacam ini berkembang di masyarakat, maka penyelenggaraan pendidikan tidak akan dapat berjalan dengan baik.

Pentingnya melakukan observasi penelitian dengan judul ini adalah untuk mengetahui apakah benar dengan adanya faktor-faktor di atas dapat mempengaruhi tentang tingkat pendidikan anaknya. Dan membangun persepsi


(8)

orang tua tentang pendidikan anaknya bahwa Pendidikan sesungguhnya memiliki tujuan dasar universal membawa anak menjadi individu dewasa. Dewasa berarti seseorang yang telah mencapai tahapan otonomi relatif yang dicirikan dengan kesanggupan berpikir sendiri, menggunakan pikirannya dan pikiran orang lain untuk menyusun pertimbangannya sendiri, menarik kesimpulan sendiri, dan akhirnya membuat keputusan sendiri.

Dengan demikian masyarakat di Desa Kedamaian Kecamatan Kotaagung Kabupaten Tanggamus dengan adanya penelitian ini mereka sadar bahwa pentingnya pendidikan untuk anak-anaknya sebagai bekal masa depan mereka. Sehingga mereka bisa merasakan indahnya dunia pendidikan serta anak dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran di sekolah agar mereka bisa menggapai cita-cita nya.

Berdasarkan hal tersebut di atas maka penelitian ini dilakukan untuk mengkaji tentang : “ Pengaruh Keadaan Ekonomi Dan Persepsi Orang Tua Tentang Pendidikan Terhadap Tingkat Pendidikan Anak Di Desa Kedamaian Kecamatan Kotaagung Kabupaten Tanggamus Tahun 2011/2012 ’’

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka masalah yang dapat diidentifikasi adalah


(9)

1. Tingkat pendidikan anak-anak di Desa Kedamaian Kecamatan Kotaagung Kabupaten Tanggamus yang masih rendah.

2. Keadaan ekonomi masyarakat yang sebagian besar bermata pencaharian petani di Desa Kedamaian Kecamatan Kotaagung Kabupaten Tanggamus. 3. Persepai orang tua yang bermata pencaharian petani mengenai pendidikan

di Desa Kedamaian Kecamatan Kotaagung Kabupaten Tanggamus.

4. Pengaruh keadaan ekonomi masyarakat yang bermata pencaharian petani terhadap tingkat pendidikan anak di Desa Kedamaian Kecamatan Kotaagung Kabupaten Tanggamus.

5. Pengaruh persepsi orang tua yang bermata pencaharian petani mengenai pendidikan terhadap tingkat pendidikan anak di Desa Kedamaian Kecamatan Kotaagung Kabupaten Tanggamus.

6. Pengaruh keadaan ekonomi dan persepsi orang tua tentang pendidikan terhadap tingkat pendidikan anak di Desa Kedamaian Kecamatan Kotaagung Kabupaten Tanggamus.

1.3Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini masalah yang akan diteliti adalah

1. Pengaruh keadaan ekonomi masyarakat yang bermata pencaharian petani terhadap tingkat pendidikan anak di desa kedamaian.

2. Pengaruh persepsi orang tua yang bermata pencaharian petani mengenai pendidikan terhadap tingkat pendidikan anak di desa kedamaian.

3. Pengaruh keadaan ekonomi dan persepsi orang tua tentang pendidikan terhadap tingkat pendidikan anak di desa kedamaian.


(10)

1.4Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah di atas maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah

1. Apakah ada pengaruh keadaan ekonomi orang tua yang bermata pencaharian petani terhadap tingkat pendidikan anak di desa kedamaian? 2. Apakah ada pengaruh persepsi orang tua yang bermata pencaharian petani

mengenai pendidikan terhadap tingkat pendidikan anak di desa kedamaian?

3. Apakah ada pengaruh keadaan ekonomi dan persepsi orang tua tentang pendidikan terhadap tingkat pendidikan anak di desa kedamain?

1.5Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Pengaruh keadaan ekonomi masyarakat yang bermata pencaharian petani terhadap tingkat pendidkan anak di desa kedamaian.

2. Pengaruh persepsi orang tua yang bermata percaharian petani mengenai pendidikan terhadap tingkat penddikan anak didesa kedamaian.

3. Pengaruh keadaan ekonomi dan persepsi orang tua tentang pendidikan terhadap tingkat pendidikan anak di desa kedamaian

1.6Kegunaan Penelitian


(11)

1. Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh pemerintah untuk mengetahui keadaan masyarakat di desa kedamaian sehingga pemerintah dapat memberikan kebijakan yang lebih tepat.

2. Memberikan informasi kepada masyarakat dan pemerintah daerah setempat untuk lebih memperhatiakan kemajuan bersama khususnya dibidang pendidikan agar pembangunan dapat berjalan dengan baik.

3. Dapat mendukung penelitian lainnya yang berkaitan dengan kependidikan dan keadaan masyarakat.

1.7Ruang Lingkup Penelitian

1.7.1 Ruang Lingkup Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah keadaan ekonomi dan persepsi orang tua tentang pendidikan terhadap tingkat pendidikan anak.

1.7.2 Ruang Lingkup Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah kepala keluarga yang bermata pencaharian sebagai petani.

1.7.3 Ruang Lingkup Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tahun 2011


(12)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

Pada bagian bab II terdiri atas tinjauan pustaka, kerangka pikir, dan hipotesis. Sebelum analisis kritis dan komparatif terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang relevan dengan semua variabel yang diteliti, selanjutnya penelitian dapat melakukan kesimpulan sementara. Perpaduan sintesa antara variabel satu dengan variabel yang lain akan menghasilkan kerangka pikir yang selanjutnya dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis.

2.1 Tinjauan Pustaka

Dalam tinjauan pustaka dikemukakan tentang pengertian keadaan ekonomi orang tua; persepsi orang tua tentang pendidikan dan tingkat pendidikan. Secara umum tinjauan pustaka proses penelitian mencari teori-teori, konsep-konsep yang dapat dijadikan landasan teori untuk pelaksanaan penelitian dalam mendapatkan data.

2.1.1 Keadaan Ekonomi Orang Tua

Keadaan ekonomi adalah suatu kondisi keuangan bagi seseorang atau suatu keluarga yang sangat dipengaruhi oleh besarnya pendapatan dan pengeluaran kepala keluarga. Keadaan ekonomi suatu masyarakat tentunya berkaitan dengan mata pencahariannya sebagai sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan.


(13)

Menurut Swasta S.(1985:94) keadaan ekonomi adalah suatu kondisi keuangan seseorang atau keluarga dapat memenuhi kebutuhan hidup seluruh angota keluarga, hal ini sangat dipengaruhi oleh pendapatan dan pengeluaran. Keterbatasan keadaan ekonomi menyebabkan orang tua tidak mampu mencukupi biaya pendidikan anaknya, sehingga anak hanya bisa mengenyam pendidikan pada tingkat dasar saja.

Adapun yang dimaksud pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh masyarakat dalam jangka waktu tertentu (Ritongga,2003: 74). Standar kebutuhan fisik minimum dan Kebutuhan hidup layak ditentukan berdasarkan kebutuhan equivalen beras per keluarga dan harga beras yang berlaku di suatu daerah. Menurut Sajogyo (1990), nilai ambang kecukupan pangan (beras) untuk tingkat pengeluaran rumah tangga di pedesaan berkisar antara 240 – 320 kg/orang/th, dan untuk diperkotaan berkisar antara 360 – 480 kg/orang/th. Adapun perhitungan untuk kebutuhan fisik minimum dan kebutuhan hidup layak dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan sebagai berikut (Sinukaban 2007) :

1) Kebutuhan Fisik Minimum (KFM) = kebutuhan equivalen berass satu rumah tangga x100% x jumlah anggota keluarga x harga berass. 2) Kebutuhan Hidup Tambahan (KHT) = kebutuhan pendidikan dan

sosial + kesehatandan rekreasi, asuransi dan tabungan.

a) Kebutuhan untuk pendidikan dan kegiatan sosial = 50% KFM b) Kebutuhan untuk kesehatan dan rekreasi = 50% KFM c) Kebutuhan untuk asuransi dan tabungan = 50% KFM


(14)

3) Kehidupan Hidup Layak (KHL) = KFM + KHT = kebutuhan equivalen berass satu rumah tangga x 250% x jumlah anggota keluarga x harga beras.

Standar kebutuhan fisik minimum dan Kebutuhan hidup layak ditentukan berdasarkan kebutuhan equivalen beras per keluarga dan harga beras yang berlaku di suatu daerah. Menurut Sajogyo (1990), nilai ambang kecukupan pangan (beras) untuk tingkat pengeluaran rumah tangga di pedesaan berkisar antara 240 – 320 kg/orang/th, dan untuk diperkotaan berkisar antara 360 – 480 kg/orang/th. Adapun perhitungan untuk kebutuhan fisik minimum dan kebutuhan hidup layak dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan sebagai berikut (Sinukaban 2007) :

1. Kebutuhan Fisik Minimum (KFM) = kebutuhan equivalen berass satu rumah tangga x100% x jumlah anggota keluarga x harga berass.

2. Kebutuhan Hidup Tambahan (KHT) = kebutuhan pendidikan dan sosial + kesehatandan rekreasi, asuransi dan tabungan.

d) Kebutuhan untuk pendidikan dan kegiatan sosial = 50% KFM e) Kebutuhan untuk kesehatan dan rekreasi = 50% KFM f) Kebutuhan untuk asuransi dan tabungan = 50% KFM 3. Kehidupan Hidup Layak (KHL) = KFM + KHT = kebutuhan equivalen

berass satu rumah tangga x 250% x jumlah anggota keluarga x harga beras. Kesejahteraan ekonomi Menurut Segel dan Bruzy (1998:8), adalah cabang dari ilmu ekonomi yang menggunakan mikro teknik untuk mengevaluasi kesejahteraan ekonomi, terutama relatif kompetitif ekuilibrium umum dalam ekonomi untuk efisiensi ekonomi dan pendapatan yang dihasilkan distribusi [1] yang terkait


(15)

dengan itu. Ini analisa sosial kesejahteraan , namun diukur , dalam hal kegiatan ekonomi dari individu-individu yang membentuk masyarakat teoritis dipertimbangkan. Jadi dalam istilah awam manusia, Pareto Efisiensi menyatakan bahwa tidak ada orang yang dapat meningkatkan kesejahteraan tanpa mengurangi orang lain. Oleh karena itu, individu, dengan kegiatan ekonomi yang terkait, adalah unit dasar untuk menggabungkan untuk kesejahteraan sosial, baik dari kelompok, komunitas, atau masyarakat, dan tidak ada "kesejahteraan sosial" terpisah dari "kesejahteraan" yang terkait dengan unit-unit individu .

Kesejahteraan ekonomi menurut Midgley (1995:14) biasanya mengambil preferensi individu seperti yang diberikan dan menetapkan peningkatan kesejahteraan di efisiensi Pareto hal dari negara sosial A ke B negara sosial jika setidaknya satu orang lebih suka B dan tidak ada orang lain menentangnya. Tidak ada persyaratan ukuran kuantitatif unik dari peningkatan kesejahteraan tersirat oleh. Aspek lain dari kesejahteraan memperlakukan pendapatan / barang distribusi , termasuk kesetaraan , sebagai dimensi lebih lanjut dari kesejahteraan. Kemiskinan adalah kondisi di mana seseorang atau keluarga tidak mampu memenuhi kebutuhan mendasarnya (makanan, pakaian, perumahan, pendidikan dan kesehatan).

Konsep yang digunakan untuk menganalisis kemiskinan adalah kemiskinan absolute (absolute proverty). Alat ukurnya adalah garis kemiskinan absolute ( proverty line ) yang merupakan batas minimum tingkat pendapatan untuk suatu keluarga dianggap miskin. Di Indonesia juga ada beberapa ukuran kemiskinan absolute. Salah satu yang sering dipakai adalah kebutuhan fisik minimum (KFM), yaitu ukuran jumlah kalori minimum yang harus dipenuhi seseorang per hari. Di Indonesia batas minimum kalori yang harus masuk adalah 2.100 kalori per orang per hari. Angka ini menunjukkan batas penghasilan minimum kemiskinan absolute. Angka ini juga dipakai untuk menentukan upah minimum regional (UMR). (Prathama Rahardja,2007)


(16)

padi menjadi komoditas subsistan karena produk yang dihasilkan (Q) digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi kluaarga produsen atau petani (C) dan selebihnya untuk dijual kepasar (M). Secara matematik alokasi tersebut dapat diformulasikan (Dwidjono H. Darwanto, ilmu pertanianVol.12 No.2, 2005)

Q = C + M ... ( 1 )

Untuk alokasi tersebut dapat dijelaskan pada gambar 1 dengan sumbu tegak (OCnr) mengambarkan konsumsi barang atau produk lain yang tidak diproduksi oleh rumah tangga petani. Panjang sumbu datar OF menggambarkan total produk ( Q) dengan alokasi untuk konsumsi rumah tangga (C) dan untuk dijual kepasar (M). Dengan asumsi bahwa produksi padi mempunyai kontribusi yang relatif besar terhadap pendapatan rumah tangga maka untuk prodak sebesar Qo tersebut akan dialokasikan untuk konsumsi rumah tangga sebesar Co dan selebihnya Mo dijual ke pasar untuk memaksimalkan Utility (kesejahtraan anggota rumah tangga) (Uo) teori klasik menyatakan bahwa jumlah hasil yang dijual ke pasar oleh petani akan tergantung tingkat harga produk, jika semakin tinggi harga produk maka semakin besar jumlah produk yang akan dijual, bahwa besaran jumlah hasil yang dijual ke pasar tersebut akan tergantung pada kebutuhan uang tunai untuk membeli barang dan jasa yang tidak di hasilkan.


(17)

Gambar 3. Menggambarkan Alokasi Output dari Petani Subsisten untuk Konsumsi Rumah Tangga dan Dijual

4. Cn 5. A2

6. U2 7. A1 U1

8. Uo E2 9. A0 E1 10.

11. Eo 12.

13. p p p

14.O Co M F 15. Konsumsi RT Q Dijual ke pasar

16. Output 17.

18.Gambar 3. Model Alokasi Output dari petani Subsisten untuk Konsumsi Rumah tangga dan Dijual (Toquero dkk,1975)

19.

Dari Gambar 3. di atas terlihatlah semakin tinggi harga cassava relatif terhadap harga barang lain maka semakin sedikit jumlah produk yang dijual ke pasar karena mampu untuk membeli barang lain dengan hanya menjual cassava sejumlah itu. Sebaliknya semakin rendah harga cassava relatif terhadap barang lain maka petani akan menjual semakin banyak cassava agar mampu membeli barang lain yang dibutuhkan rumahtangganya. Dengan demikian jika harga cassava relatif rendah dari harga barang lain maka kemampuan rumah tangga petani untuk membeli barang lain menurun yang berarti pula menurun tingkat kesejahteraannya. Namun, ditinjau dari ketersediaan padi di pasar akan meningkat


(18)

karena petani menjual lebih banyak berasnya kepasar. Kondisi dilematik sedemikian ini bagi program peningkatan ketahanan pangan relatif menguntungkan ditinjau dari ketersediaan padi namun pada sisi lain diharapkan pada penurunan kesejahteraan rumah tangga petani. Keadaan yang lebih jelek adalah jika jumlah produk yang dijual rumah tangga petani menyebabkan kurangnya jumlah untuk konsumsi rumah tangga petani agar dapat memenuhi kebutuhan akan barang kebutuhan lainnya.

Keadaan ekonomi oleh Ahmadi digolongkan menjadi: a. Ekonomi yang kurang atau miskin

b. Keadaan ekonomi yang berlebihan atau kaya

Keluarga yang miskin akan merasa berat untuk mengeluarkan baiya bermacam-macam, itu karna keuangan dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari(Ahmadi,2004: 88).

Menurut (Partoatmodjo,2004: 67), keadaan ekonomi petani yang dianggap kekurangan menyebabkan orang tua tidak mampu mendukung pendidikan anak-anaknya, Karena sebagian penduduk miskin tinggal di pedesaan yang mengandalkan usaha tani sebagai mata pencaharian dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Meskipun dipedesaan telah ada pekerjaan bagi petani yang tidak memiliki tanah sebagai pengarap atau buruh tani, Namun mereka hanya mendapatkan pekerjaan sewaktu-waktu saja sehingga penghasilannya tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.


(19)

“keadaan ekonomi diduga erat hubungannya dengan pendidikan anak-anak yang sedang belajar harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misalnya fasilitas belajar. Fasilitas belajar hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai uang cukup. Jika anak hidup dalam keluarga yang miskin, kebutuhan pokok anak kurang terpenuhi. Bahkan mungkin anak harus bekerja mencari nafkah sebagai pembantu orang tuanya, walaupun sebenarnya anak belum saatnya untuk bekerja” (Slameto,2003: 63-64) “keluarga kaya mampu menyediakan keperluan meteri bagi anak -anaknya.keperluan meteril ini diperlukan oleh anak dari alat-alat permainan sampai kealat-alat sekolah, anak tidak pernah bekerja dirumahnya” (Ahmadi,2002: 252).

“Anak –anak yang orang tuanya berpenghasilan cukup (sosial ekonominya cukup) maka anak-anak tersebut lebih banyak mendapat kesempatan untuk mengembangankan bermacam-macam kecakapan”(Ahmadi,2002: 252). Dengan perekonmian yang cukup, lingkungan material yang dihadapi anak dalam lingkungan keluarganya itu lebih luas untuk memperkembangkan bermacam-macam kecakapan yang tidak dapat ia kembangkan apabila tidak ada alat-alatnya. Orang tuanya dapat mencurahkan perhatian yang lebih mendalam kepada pendidikan anak-anaknya apabila ia tidak disulitkan dengan perkara kebutuhan-kebutuhan primer kehidupan manusia(Gerungan,2000: 181-182).

Selain dipengaruhi oleh pendapatan, faktor lain yang mempengaruhi keadaan ekonomi adalah konsumsi atau pengeluaran, yaitu: pendapatan, komposisi rumah tangga, dan tuntutan lingkungan(Ritongga,2003: 12). Komposisi rumah tangga yang dimaksudkan adalah jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan bagi seseorang kepala keluarga.


(20)

Dengan demikian disimpulkan bahwa keadaan ekonomi orang tua adalah kondisi keuangan orang tua yang diukur dari pendapatan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang dipengaruhi oleh jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan dan juga pengaruh dari lingkungan, jadi dalam menempuh pendidikan seseorang memerlukan dukungan ekonomi yang cukup. Karena dengan keadaan ekonomi yang cukup, kesempatan untuk menempuh pendidikan akan semakin terbuka, dan orang tua juga akan dapat memberikan berbagai fasilitas pendukung bagi pendidikan anak-anaknya.

2.1.2 Persepsi Orang Tua Tentang Pendidikan

Persepsi merupakan kemampuan individu untuk mengamati atau mengenal perangsang sesuatu sehingga berkesan menjadi suatu pemahaman, pengetahuan, sikap dan anggapan(Basri,2003: 227). Sedangkan menurut(Aruskin,1996: 199) persepsi merupakan proses psikologis dan hasil pengindraan sehingga membentuk proses berfikir. Pada awal pembentukannya persepsi banyak dipengaruhi oleh perhatian. Semakin terpusat perhatian seseorang maka lebih besar kemungkinan orang tersebut akan memperoleh makna yang lebih besar dan dapat dihubungkan dengan pengalamannya pada masa lalu. Disamping itu persepsi juga dipengatuhi oleh kesadaran. Kita suka atau tidak suka, senang atau tidak senang terhadap objek akan meninggalkan gambaran dalam pembentukan persepsi. Faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi persepsi adalah ingatan, bahasa dan proses informasi (Aruskin,1996: 199).


(21)

Bruner, 2000: 223 berpendapat bahwa persepsi adalah proses katogorisasi. Organisme(alat indra) dirangsang oleh suatu masukan tertentu (objek-objek diluar, peristiwa, dan lain-lain). Dan organisme itu memberikan respon dengan menggabungkan masukan itu dengan salah satu kategori atau golongan objek-objek atau peristiwa-peristiwa. Proses penggabungan ini bersifat aktif, dimana individu yang bersangkutan dengan sengaja mencari kategori yang tepat sehingga ia dapat mengenali atau memberi arti kepada masukan tersebut. Dengan demikian persepsi juga bersifat inferensial (Wirawan S,1998: 86-87).

“persepsi kita mengenai suatu hal akan mengarahkan kita untuk memperhatikan hal-hal tertentu”(Satiadarma,2001: 64). Sehingga “jika kita memperhatikan sesuatu dan mempersepsikan hal tersebut sebagai sesuatu yang buruk maka kita akan cenderung bersikap buruk pula”(Satiadarma,2001: 66). Dengan demikian persepsi adalah proses pengambilan keputusan terhadap suatu rangsangan yang ditangkap oleh indra.

Persepsi melibatkan pengindraan, perhatian, kesadaran, ingatan, pemprosesan informasi dan bahasa. Dan beberapa hal yang mempengaruhi persepsi antara lain yaitu: pengalaman, pengharapan, motivasi, emosi, dan kesadaran. (Davidoff,1988: 271). Supaya persepsi itu baik maka panca indra sangat peka terhadap rangsangan sekeliling. Makin sensitip suatu indra, makin dapat orang membedakan arti dari bermacam-macam hal. Jadi persepsi dipengaruhi oleh sikap individu pada waktu itu(Wahid,1999: 83).


(22)

Sebenarnya,”persepsi diri sendiri berkaitan dengan sikap dan perasaan. Sikap adalah keadaan integral individu yang mempengaruhi tindakannya terhadap objek,orang atau kejadian”(Pidarta,1997: 210). “dalam proses persepsi individu dituntut untuk memberikan penilaian terhadap suatu objek,dapat bersipat baik atau tidak baik,positif atau negatif, senang atau tidak senang,persepsi yang kurang baik menimbulkan sikap yang kurang baik pula’’(Aruskin,1996: 200). Sehingga,jika orang tua menilai pendidikan tidak penting dan mengganggap bahwa anak lebih baik bekerja membantu orang tua mencari nafkah maka anak tidak akan disekolahkan dan berarti bahwa anak tidak akan memiliki kesempatan untuk menggali potensinya menjadi sumber daya manusia yang berkualitas dalam jenjang pendidikan anak hanya akan jadi penerus usaha orang tuanya.

Dengan demikian di simpulkan bahwa persepsi orang tua terhadap pendidikan adalah cara pandang atau penilaian orang tua tentang pendidikan yang dapat dilihat dan diketahui melalui sikap dan tanggapan orang tua terhadap pendidikan anak-anaknya.jika persepsi orang tua tentang pendidikan baik maka mereka akan bersikap dan memberikan tanggapan atau tindakan yang baik terhadap pendidikan anak dan sebaliknya, jika persepsi orang tua tentang pendidikan kurang baik maka mereka akan bersikap dan memberikan tanggapan atau tindakan yang kurang baik pula terhadap pendidikan anak.dari teori-teori yang telah dikemukakan diatas maka ditarik kesimpulan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi antara lain adalah:perhatian,kesadaran, pengalaman, pengharapan, motivasi, emosi dan kesadaran.


(23)

2.1.3 Tingkat Pendidikan

Dalam pengertian yang sederhana dan umum makna pendidikan sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani,sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam lingkungan masyarakat dan kebudayaan(Ikhsan,2003: 1-2). Pendidikan memiliki misi yaitu menyiapkan sumber daya manusia untuk pembanggunan(Tirtarahardja,2000: 172).

Pendidikan pada prakteknya mengalami beberapa tingkatan. Tingkatan atau jejang pendidikan adalah suatu tahap dalam pendidikan kelanjutan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan tarap peserta didik keluasan dan kedalaman bahan pengajaran(DepDikBud,1998: 7). Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional 2003, dijelaskan bahwa: Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal dan in formal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya (Pasal 13). Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar , pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi(Pasal 14). Pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar(SD), dan madrasa Ibtidaiyah(MI) atau bentuk lain yang sederajat(Pasal 17).dalam PP no. 28 tahun 1990 disebutkan bahwa: pendidikan dasar merupakan penddidikan sembilan tahun, terdiri atas program pendidikan enam tahun di SD dan tiga tahun di SLTP (Tirtarahardja,2000: 254).

Peran lembaga pendidikan formal apabila dilihat dari segi penyediaan sumber daya manusia maka pendidikan formal adalah jalur yang dirancang untuk pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas. Karena “ persyaratan kerja yang dituntut dunia kerja semakin meningkat sehingga dengan basis pendidikan


(24)

dasar sembilan tahun tentunya lebih baik, usia tamat pendidikan dasar semakin mendekati usia kerja menurut peraturan Menaker Nomor: Per-01/Men/1987 pasal 1 tentang batas umur layak kerja yaitu 14 tahun”(Tirtarahardja,2000: 256).

Pendidikan menengah berbentuk sekolah menengah atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), sekolah menengah keguruan (SMK), dan Madrasah Aliyah kejuruan (MAK) atau bentuk lain yang sederajat (pasal 18). Dan yang dimaksud dengan jenjang pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program diploma, sarjana,magister, spesialis dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi (pasal 19).

Selain dari pendidikan formal terdapat juga pndidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang berfungsi sebagai pengganti, penambah dan atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Satuan pendidikan nonformal terdidri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat dan majelis taqlim serta satuan pendidikan yang sejenis ( pasal 26).

Adapun bentuk pendidikan selain pendidikan yang berbentuk formal dan nonformal, ada juga pendidikan yang bersifat informal. Kegiatan pendidikan informal dilaksanakan oleh keluarga dan masyarakat dalam bentuk kegiatan belajar secara mandiri. Keluarga adalah lingkungan pertama pendidikan bagi anak (Ihsan,2003: 217). Akan tetapi kemampuan keluarga untuk memberikan berbagai pendidikan terbatas “ karena orang tua tidak mampu memberikan pendidikan selnjutnya dalam bentuk berbagai kecakapan dan ilmu. Jadi kita tidak dapat menggambarkan masyarakat tanpa sekolah (Ihsan,2003: 20). Akan tetapi seperti


(25)

fenomena yang diungkapkan(Ihsan,2003: 44) bahwa: “para orang tua negara berkembang kerap kurang menyadari pentingnya pendidikan sekolah bagi anak-anaknya, karena itu anak-anak mereka sering kurang mendapatkan pendidikan, putus sekolah atau tidak bersekolah sama sekali” merupakan hal yang banyak mendapat perhatian dunia karena di negara berkembang yang memmerlukan adanya sumber daya manusia yang handal, semestinya menjadikan pendidikan sebagai prioritas utama.

Alasan pentingnya sekolah sebagai tempat pendidikan dikemukakan juga oleh umar tirtarahardja: “dalam pembangunan yang mengarah pada era industrialisai perlu dikembangkan suatu model (sistem) pengelolaan pengembangan sebagai manusia dalam rangka meningkatkan kualitas dan kemampuan mereka untuk dapat memasuki lapangan kerjaan yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan, sehingga perlu ditetepkan mutu keterampilan kerja pada jenjang jabatan atau produksi (Ihsan,1999; 172). Upaya tersebut dapat dilaksanakan melalui berbagai upaya, antara lain dapat dengan pendidikan formal dan atau pelatihan (Sami’an, 1996: 88). Untuk itu tingkat pendidikan menentukan peluang bekerja bagi seseorang, akan tetapi tidak semua orang dapat menikmati pendidikan sampai dengan tingkat pendidikan tinggi dikarenakan beberapa hambatan seperti yang di kemukakan oleh (Ihsan,2003: 38) yaitu: perhatian orang tua terhadap anak kurang, sosial ekonomi keluarga kurang, dan figur orang tua yang tidak bisa membangkitkan semangat bagi anak


(26)

2.2 Hasil Penelitian Yang Relevan

No Nama Judul Hasil

1 Teni Rahayu (2001) Hubungan antara keadaan ekonomi, persepsi orang tua tentang pendidikan anak pada masyarakat petani di desa tulung agung kecamatan gading rejo kabupaten pringsewu tahun 2001.

Menghasilkan ada hubungan yang positif keadaan ekonomi, persepsi orang tua tentang pendidikan anak.

2 Mulyani (2000) Persepsi orang tua tentang pendidikan dan minat belajar anak dalam hubungannya dengan tingkat pendidikan anak pedagang kaki lima di kelurahan kelapa tiga kecamatan tangjung karang pusat tahun 2000.

Menghasilkan ada hubungan yang positif dari persepsi orang tua tentang

pendidikan dan minat belajar anak dengan tingkat pendidikan anak.

3 Supriyadi Supangat (2000)

Pengaruh keadaan keluarga terhadap prestasi belajar fisika siswa kelas 1 cawu 1 SMU Bina mulya bandar Lampung tahun 2000.

Menghasilkan ada pengaruh keadaan keluarga terhadap prestasi belajar anak.


(27)

2.3 Kerangka Pikir

Untuk menjadi sumber daya manusia yang berkualitas, memiliki kemampuan dan keterampilan kerja yang baik maka seseorang sangat memerlukan pendidikan baik berupa pendidikan formal maupun non formal.akan tetapi tidak semua orang dapat menempuh pendidikan dengan baik hingga pada tingkat pendidikan tinggi.keterbatasan keadaan ekonomi menyebabkan orang tua tidak mampu mencukupi biaya pendidikan anaknya, sehingga anak hanya bisa mengenyam pendidikan pada tingkat dasar saja. Petani yang hanya memiliki lahan garapan yang tidak seberapa luas dan petani yang tidak memiliki lahan garapan tentu memiliki pendapatan yang sedikit dan tidak pasti sehingga mengalami kesulitan untuk mengeluarkan biaya bagi kelanjutan pendidikan anak-anaknya.

Selain karena hambatan dari keadaan ekonomi orang tua, persepsi orang tua terhadap pendidikan akan mempengaruhi sikap orang tua terhadap pendidikan anaknya. Persepsi dalam penelitian ini meliputi pandangan atau penilaian orang tua terhadap tujuan, manfaat, dan fungsi pendidikan. Jika persepsi orang tua terhadap pendidikan baik maka ia akan bersifat positif dengan mendukung, dan memberikan pasilitas bagi pendidikan anak-anaknya. Jika persepsi orang tua terhadap pendidikan buruk maka cenderung akan mendorong orang tua bersikap buruk pula terhadap pendidikan anak-anaknya yaitu tidak memperhatikan pendidikan anak-anaknya.

Dalam masyarakat yang bermatapencaharian petani dan memiliki penghasilan yang tidak menetu maka keadaan ekonomi dan persepsi orang tua tentang pendidikan diperkirakan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap


(28)

tingkat pendidikan anak. Dengan demikian, kerangka pikir penelitian ini digambarkan di dalam bagan sebagai berikut:

Gambar 1. Pengaruh variable X1 dan X2 terhadap Y( Sugiyono,2005: 39 ).

2.3 Hipotesis

Berdasarkan kerangka fikir diatas maka hipotesis yang dirumuskan adalah

1. Ada pengaruh keadaan ekonomi orang tua yang bermata pencaharian petani terhadap tingkat pendidikan anak di desa kedamain tahun 2011. 2. Ada pengaruh persepsi orang tua yang bermata pencaharian petani tentang

pendidikan terhadap pendidikan anak di desa kedamaian tahun 2011. 3. Ada pengaruh keadaan ekonomi dan persepsi orang tua tentang pendidikan

terhadap tingkat pendidikan anak petani didesa kedamaian tahun 2011. Keadaan Ekonomi

(X1)

Persepsi Orang Tua

( X2)

Tingkat Pendidikan Anak (Y)

r1

R


(29)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunuaan tertentu. Pada bagian ini menerapkan tentang pendekatan penelitian; populasi dan sampel; variable penelitian; definisi penelitian; teknik pengumpulan data; uji persyaratan instrument; teknik analisis data; uji keberartian dan kelinieran serta analisis hipotesis.

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan mengguanakan metode survie yaitu metode yang digunakan untuk penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupaun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan antar variabel sosiologis maupun pisikologis (Sugiono,1999: 7).

3.2 Populasi Dan Sampel

Suatu penelitian umumnya menjangkau populasi yang cukup besar. Biasanya peneliti mempunyai berbagai keterbatasan. Sehingga sangat jarang penelitian yang melakukannya mampu menjangkau seluruh populasi. Oleh karena itu banyak


(30)

penelitian yang membatasi jumlah anggota populasi yang terbatas disebut dengan penelitian sampel. Meskipun demikian sasaran penelitian tersebut adalah tetap diberilakukan pada populasi.

3.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono,1999: 72). Populasi adalah keseluruhan subjek atau obyek yang menjadi sasaran penelitian (Basrowi & Kasinu,2007: 260).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga di Desa Kedamaian Kecamatan Kotaagung Kabupaten Tanggamus yang bermatapercaharian sebagai petani yang berjumlah sebanyak 620 kepala keluarga.

3.2.2 Sampel

Menurut (Arikunto,2002: 109), yang dimaksud dengan sampel adalah sebagian atau sebagian poppulasi yang diteliti. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono,2010: 297). Sampel difokuskan kepada petani yang memiliki lahan garapan dan pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling, yaitu: teknik pemgambilan sampel secara acak yang memberikan peluang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiono,1999: 74). Adakalanya banyak subjek yang terdapat setiap strata atau wilayah tidak sama oleh karena itu untuk memperoleh sampel yang representatif, pengambilan subjek


(31)

dari setiap strata atau setiap wilayah tertentu seimbang atau sebanding dengan banyak subjek dalam masing-masing strata atau wilayah. Sehingga jenis probability sampling yang digunakan adalah simple random sampling, yaitu dengan menentukan jumlah sampel yang akan diambil pada setiap dusun. Untuk menghitung besarnya sampel dari populasi dihitung menggunakan rumus T. Yamane yaitu:

n=

1 ) ( 2

d N

N

Keterangan:

n: Jumlah Sampel N: Jumlah Populasi

d: Tingkat Signifikansi (Riduwan,2005: 65)

Berdasarkan rumus di atas besarnya sampel dalam penelitian ini adalah

n=

, +

=

243

Jadi, besarnya sampel dalam penelitian ini adalah 243 kepala keluarga. Untuk menentukan besarnya sampel pada setiap kelas dilakukan dengan alokasi proporsional agar sampel yang diambil lebih proporsional (Nasir,1999: 334), hal ini dilakukan dengan cara :

Jumlah sampel tiap kelas = ℎ �


(32)

Tabel 4. Sampel Yang Diambil Dari Tiap Dusun

No Nama dusun Perhitungan Jumlah sampel

1 Kedamaian 1 243/620 x 78 =30,57 31 orang KK 2 Kedamaian 2 243/620 x 78 =30,57 31 orang KK 3 Suka jadi 243/620 x 66 =25,86 26 orang KK 4 Cunggung 243/620 x 88 =34,49 34 orang KK 5 Pasir muncang 243/620 x 81 =31,74 32 orang KK 6 Surian Tutung 243/620 x 39 =15,28 15 orang KK 7 Peleret 243/620 x 69 =27,04 27 orang KK 8 Bentengan A 243/620 x 12 =4,70 5 orang KK 9 Bentangan B 243/620 x 35 =13,71 14 orang KK 10 Gotong Royong 243/620 x 74 =29 29 orang KK

Sumber: Data dokumen Desa Kedamaian Kecamatan Kotaagung Kabupaten Tanggamus 2011

3.3 Variabel Penelitian

Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah

1. Variabel independen atau variabel bebas yaitu keadaan ekonomi orang tua (X1) dan persepsi orang tua tentang pendidikan (x2)

2. Variavel dependen atau variabel terikat yaitu tingkat pendidikan anak (Y)

3.4 Definisi Operasional

Definisi operasional variabel adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel dan konstak dengan cara melihat pada dimensi tingkah laku atau properti yang ditunjukan oleh konsep dan mengkategorikan hal tersebut menjadi elemen yang dapat diamati dan diukur (Basrowi dan Akhmad Kasinu, 2007: 179).

Keadaan ekonomi adalah suatu kondisi keuangan seseorang atau keluarga untuk memenuhi kebutuhan hidup. Keadaan ekonomi keluarga diukur dari pendapatan keluarga dikurangi peneluaran dibagi jumlah anggota keluarga. Pendapatan yang dihitung adalah pendapatan yang berasal dari pekrjaan utama dan sampingan. Dan


(33)

yang dimaksud dengan pekerjaan sampingan adalah pekerjaan selain pekarjaan utama.

Dengan keadaan ekonomi orang tua yang kurang mampu maka perhatian akan pendidikan anak pun kurang baik, karena pendapatan yang ada hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dan sebaliknya , jika keadaan ekonomi orang tua mampu maka perhatian akan pendidikan pun baik.

Keadaan ekonomi adalah suatu kondisi keuangan seseorang atau keluarga dapat memahami kebutuhan hidup seluruh anggota keluarga, hal ini sangat dipengaruhi oleh pendapatan dan pengeluaran(Swasta S,2000: 94).

Persepsi orang tua terhadap pendidikan adalah cara pandang atau penilaian orang tua tentang pendidikan yang dapat dilihat dan diketahui melalui sikap dan tanggapan orang tua terhadap pendidikan anak-anaknya.

Menurut arahnya persepsi orang tua digolongkan menjadi: 1. Persepsi positif

Apabila orang tua memiliki persepsi positif terhadap pendidikan maka orang tua akan bersikap mendukung terhadap pendidikan anak-anaknya 2. Persepsi negatif

Apabila orang tua memiliki persepsi negatif terhadap pendidikan maka orang tua akan bersikap tidak perduli terhadap pendidikan anak-anaknya. Persepsi merupakan kemampuan individu untuk mengamati atau mengenal perangsang sesuatu sehingga berkas menjadi suatu pemahaman, pengetahuan, sikap, dan anggapan (Basri,2003: 227).


(34)

Dengan persepsi yang baik maka anak akan dapat menikmati pendidikan hingga tingkat yang tinggi,sedangkan jika orang tua memiliki persepsi yang kurang baik maka akan berpengaruh pada rendahnya tingkat pendidikan anak.

Tingkat pendidikan adalah suatu tahap dalam pendidikan kelanjutan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan para peserta didik keluasan dan kedalaman bahan pengajar (DeDikBud,2006: 8). Indikatornya meliputi tamatan pendidikan dasar(SD dan SLTP atau yang sederajat),pendidikan menengah (SLTA atau yang sederajat) dan tamatan pendidikan tinggi.

Definisi-definisi yang dikemukan diatas maka untuk lebih jelasnya maka berikut ini disajikan tabel yang menggambarkan definisi operasional variabel tentang variabel-variabel yang di gunakan dalam penelitian ini, indikator- indikator yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian :

Table 5. Indikator Masing-masing Variabel dan Sub Indikatornya

No Variabel Indikator Sub indikator Skala 1 Keadaan ekonomi

orang tua (X1)

pendapatan

pengeluaran

1. Pendapatan dari pekerjaan utama. 2. Pendapatan dari

pekerjaan sampingan.

1. Pengeluaran untuk kebutuhan pokok (kebutuhan sehari-hari).

2. Pengeluaran untuk modal pertanian. 3. Biaya pendidikan. 4. Tabungan.

5. Tanggungan.


(35)

2.

3.

Persepsi orang tua tentang pendidik-an (X2)

Tingkat pendidik-an pendidik-anak (Y)

Pemahaman pengetahua n sikap Tingkat pendidikan yang diselasaikan anak 1. Pemahaman tentang tujuan pendidikan. 2. Pemahaman tentang manfaat pendidikan. 3. Pemahaman tentang fungsi pendidikan. 1. Penyediaan sarana

dan prasarana. 2. Dukungan dan

motivasi kepada anak dalam belajar dan kelanjutan pendidikannya. Tingkat pendidikan formal yang diselesaikan anak. Tingkat pendidikan non formal yang diselesaikan anak.

Interval

interval

3.5 Teknik Pengumpulan Data

pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, sumber dan cara. Maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan), angket (kuesioner) dan dokumentasi.


(36)

3.5.1 Observasi

Metode observasi dilakukan untuk mengamati dan mengambil data secara langsung terhadap objek penelitian dan keadaan umum tempat penelitian untuk memperoleh sumber data manual penelitian.

3.5.2 Angket

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono,2010: 142).

Skala yang digunakan dalam pengukuran angket adalah skala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi sesorang atau kelompok orang tentang fenonema sosial. Dalam fenonema sosial ini telah dispesifik oleh peneliti yang selanjutnya disebut variabel penelitian (Sugiyono,2009: 134).

Angket dibuat untuk memperoleh data tentang keadaan ekonomi dan persepsi orang tua tentang pendidikan serta tingkat pendidikan anak. Angket disusun sendiri dan sebagai persyaratan instrumen dilakukan uji validitas dan reliabilitas.

3.5.3 Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data tentang tingkat pendidikan masyarakat desa dan keadaan masyarakat petani secara umum dalam bentuk data penduduk yang tertulis dalam pembukuan administrasi di desa kedamaian.


(37)

3.6 Uji Persyaratan Instrumen

Alat ukur atau instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mendapatkan data penelitian. Sedangkan pengumpulan data yang baik akan dapat dipergunakan untuk pengumpulan data yang obyektif dan mampu menguji hipotesis penelitian. Ada dua syarat pokok untuk dapat dikatakan sebagai alat pengumpulan data yang baik, yaitu uji validitas dan reliabilitas.

3.6. 1 Uji Validitas

Untuk mengukur tingkat validitas angket dugunakan rumus Korelasi Product Moment :

� = n ∑ XY − ∑ X ∑ Y

√{n ∑ X − ∑ X }{n ∑ Y – ∑ Y }

Keterangan :

� = koefesien korelasi antara gejala x dan gejala y

= skor gejala x = skor gejala y

� = jumlah sampel (Arikunto,2002: 146)

Kriteria pengujian: apabila r hitung > r tabel dengan taraf signifikansi 0,05 maka alat ukur dinyatakan valid dan sebaliknya.

3.6.2 Uji Reliabilitas

Untuk mengetahui tingkat reliabilitas angket maka digunakan rumus alpha berikut:

=

{


(38)

Keterangan :

� = reliabilitas instrumen K = banyaknya butir soal

= jumlah varian butir

� = varian total (Arikunto,2002: 171)

Harga diperoleh dari rumus product moment dan alpha dikonsultasikan dengan cara mengartikan indek korelasi sebagai berikut :

0,81 – 1,00 = sangat tinggi 0,61 – 0,80 = tinggi 0,41 – 0,60 = cukup 0,21 – 0,40 = rendah

0,00 – 0,20 = sangat rendah (Arikunto,2002: 245)

3.7 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil angket (kuesioner), observasi (pengamatan), dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami.

3.7.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan rumus chi-kuadrat( ). Adapun langkah-langkah perhitungan yaitu:

1. membuat tabel penolong yang berisi : a. kelas interval

b. batas bawah kelas interval

c. Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus :


(39)

d. Luas 0-Z, dicari dengan menggunakan tabel kurva normal dari O – Z dengan menggunakan angka-angka untuk batas kelas.

e. Luas tiap interval, mencarinya dengan menggunakan angka-angka o-z, yaitu angka baris pertama dikurangi angka baris kedua dan seterusnya, kecuali untuk angkan yang ada pada baris tengah. Angka pada baris tengah ini di jumlahkan (Riduwan,2004: 352).

f. Frekuensi yang diharapkan, dicari dengan cara mengalihkan luas tiap interval dengan jumlah responden (Riduwan,2004: 353).

g. Chi- kuadrat hitung, dicari dengan rumus :

X = ∑ o–

= , (Riduwan,2004: 353).

2. Membandingkan chi-kuadrat hitung dengan chi-kuadrat tabel, dengan ketentuan: untuk α = 0,05 derajat kebebasan (dk) = k – 1, maka : Jika hitung > tabel, berarti distribusi data tidak normal dan jika <

� , berati distribusi data normal, sehingga analisis korrelasi maupun

regresi dapat dilanjutkan (Riduwan,2004: 353).

3.7.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas yang dipergunakan adalah uji barlet dengan rumus: = (In10) { − ∑ � − 1 log � }

= ( ∑(n-1) / ∑ (n-1) = log � ∑ (n-1)

Kriteria : jika > = ( 1- α)(K-1) berarti sampel homogen dan jika


(40)

3.8Uji Keberartian Dan Kelinieran

Uji keberartian dan kelinieran dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan pengujian hipotesis. Untuk regresi linier yang didapat dari data X dan Y, apakah sudah mempunyai pola regresi yang berbentuk linier atau tidak, serta koefisien arahnya berarti atau tidak, dilakukan uji linieritas regresi.

3.8.1 Linier Sederhana

Dalam linier sederhana terlebih dahulu dilakukan menghitung jumlah kuadrat-kuadrat (JK), untuk berbagai cocok dengan keadaan atau tidak, pengujian ini dilakukan dengan rumus:

JK (T) = ∑ JK (a) = ∑

JK (b/a) = ∑ − ∑

JK S = JK (T) – JK (a) – JK (b/a) JK (G) = ∑ ∑

��

JK (TC) = JK (S) - JK (G)

Setiap sumber varians memiliki dk yang besar n untuk total, 1 untuk reg (a), 1 untuk reg (b/a), n-2 untuk tuna cocok dan (n-k) untuk galat. Dengan adanya dk dan JK untuk tia-tiap sumber varian dapat menentukan rata-rata jumlah kuadrat-kuadrat (RJK):

JK (T) =

RJK (T) =


(41)

RJK (T) =

RJK (T) =

RJK (T) =

Setelah dipeoleh hasil dari perhitungan rumus diatas, kemudian disusun dalam daftar analisis varians (anava) pada tabel berikut ini :

Tabel 6. Daftar Analisis Varians (Anava) Sumber

varian

K JK RJK F Hitung

Total N

regresi 1 JK (a) JK(a) Regresi (b/a)

residu 1 N – 2 JK (b/a) reg = JK (b/a) sisa =

�� (i)

Tuna cocok K – 2 JK (TC) =

− � (ii)

Galat n – k JK (G) =

Adapun hipotesis yang di uji dari daftar anava meliputi dua macam hipotesis yaitu:

Ho = koefisien arah regresi tidak berarti H1 = koefisien arah regresi berarti

Hipotesis di uji dengan statistik F, yaitu tolak hipotesis jika F hitung > F tabel dengan taraf nyata 0,05 dengan dk pembilangan dan dk penyebut (n-2), berarti koefisien arah berati, dan sebaliknya. Sedangkan jika F hitung < F tabel berarti bentuk persamaan regresi adalah linier.

3.8.2 Linier Multipel

Uji keberartian linier multipel digunakan untuk menentukan apakah regresi linier multipel yang diperoleh melalui penelitian ada artinyaa bila dipakai untuk mengambil kesimpulan mengenai pertautan sejumlah variabel. Untuk uji


(42)

keberartian regresi linier multipel diperoleh dua macam jumlah kuadrat regresi

�� dan jumlah sisa ��. Kemudian untuk menguji keberartian regresi

digunakan uji F, yaitu:

F = �� �⁄

� ∕�−�−

Dengan taraf nyata 0,05 dk pembilang k dan dk penyebut n-k-1, tolak hipotesis jika F hitung < F tabel, dan sebaliknya.

3.9Pembuktian Hipotesis

Untuk menganalisis hipotesis 1 dan 2 digunakan statistik t dengan model regresi linier sederhana dengan rumus:

Ý = a + bx

Untuk nilai a dan b dicari dengan rumus:

a =

− ∑ ∑

.∑ . ∑

b =

. ∑ − ∑ ∑

.∑ . ∑

Keterangan : a = konstanta

b = koefisien arah (Sujdana,2002: 315).

kemudian hipotesis diuji dengan menggunakan rumus t sebagai berikut:

t =

Keterangan :

t = statistik t


(43)

Kriteria hipotesisnya adalah : tolak Ho dan H1 diterima jika t hitung > t tabel dengan dk = n-2 dan 0,05 (1 –α).

Dan untuk pengujian hipotesis ketiga digunakan rumus regresi linier multipel, dengan persamaan:

Y =

+

+

= Y

=

(∑ ) ∑ − ∑ ∑

(∑ ) (∑ )− ∑

=

(∑ ) ∑ − ∑ ∑

(∑ ) (∑ )− ∑

Keterangan :

= keadaan ekonomi

= persepsi orangtua tentang pendidikan

= tingkat pendidikan anak = kostanta

− = koenfisien regresi Kemudian dilanjutkan dengan uji F:

F = ��∕

� ∕ − −

�� dicari dengan rumus: �� = + � dicari dengan rumus: � = − ��

Kriteria penguji hipotesis : tolak Ho jika F hitung F tabel, untuk dk pembilang k dan dk penyebut ( n-k-1 ) dengan α = 005 (Sudjana,2002: 355).


(44)

PENGARUH KEADAAN EKONOMI DAN PERSEPSI ORANG TUA TENTANG PENDIDIKAN TERHADAP TINGKAT

PENDIDIKAN ANAK DI DESA KEDAMAIAN KECAMATAN KOTAAGUNG KABUPATEN

TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh

PUJI RAHAYU

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(45)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Paradigma penelitian……….……... 21 2. Histogram keadaan ekonomi……… 45 3. Histogram persepsi oaring tua tentang pendidikan…………. 48 4. Histogram tingkat pendidikan anak………. 51


(46)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Data Uji Coba Angket Penerapan Media Visual 2. Validitas Angket Penerapan Media Visual 3. Reliabilitas Angket Penerapan Media Visual 4. Data Uji Coba Angket Metode Pembelajaran GI 5. Validitas Angket Metode Pembelajaran GI 6. Reliabilitas Angket Metode Pembelajaran GI 7. Data Penelitian Penerapan Media Visual (X1)

8. Data Penelitian Metode Pembelajaran GI (X2)

9. Data Penelitian Hasil Belajar (Y) 10.Uji Normalitas

11.Uji Homogenitas 12.Uji Hipotesis Ke-1 13.Uji Hipotesis Ke-2 14.Uji Hipotesis Ke-3

15.Kisi–kisi Angket Penerapan Media Visual 16.Kisi-kisi Angket Metode Pembelajaran GI 17.Angket Penelitian

18.Surat Penelitian Pendahuluan 19.Surat Keterangan Penelitian 20.Daftar Hadir Seminar Proposal 21.Daftar Hadir Seminar Hasil 22.Denah Lokasi


(47)

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR SANWACANA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN Halaman I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Pembatasan Masalah ... 7

1.4 Perumusan Masalah ... 8

1.5 Tujuan Penelitian ... 8

1.6 Kegunaan Penelitian ... 9

1.7 Ruang Lingkup Penelitian... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Pustaka ... 10

2.1.1 Keadaan Ekonomi Orang Tua ... 11

2.1.2 Persepsi Orang Tua Tentang Pendidikan ... 14

2.1.3 Tingkat Pendidikan ... 17

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ... 20

2.3 Kerangka Pikir.. ... 21

2.4 Hipotesis... ... 22

III. METODELOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian ... 23

3.2 Populasi dan Sampel ... 24

3.2.1 Populasi ... 24

3.2.2 sampel... ... 25

3.3 variabel penelitian ... 26

3.4 definisi operasional ... 27

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 29

3.5.1 Observasi... ... 30

3.5.2 Angket. ... 30

3.5.3 Dokumentasi ... 30


(48)

3.7.1 Uji Normalitas ... 33

3.7.2 Uji Homogenitas ... 34

3.8 Uji Keberartian Dan Kelinieran ... 34

3.8.1 Linier Sederhana ... 35

3.8.2 Linier Multipel ... 36

3.9 Pembuktian Hipotesis ... 37

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38

4.1 Gambaran Umum Desa Kedamaian ... 38

4.2 Deskripsi Data ... 40

4.2.1 Keadaan Ekonomi Orang Tua (X1) ... 41

4.2.2 Persepsi Orang Tua Tentang Pendidikan (X2) ... 44

4.2.3 Tingkat Pendidikan Anak (Y) ... 46

4.3 Uji Persyaratan Analisis Data ... 48

4.3.1 Uji Normalitas ... 48

4.3.2 Uji Homogenitas ... 49

4.4 Uji Keberartian Dan Kelinieran ... 50

4.4.1 uji keberartian dan kelinieran X1 terhadap Y ... 50

4.4.1 uji keberartian dan kelinieran X2 terhadap Y ... 51

4.5 Uji Hipotesis .. ... 52

1. pengujian hipotesis pertama (X1) ... 52

2. pengujian hipotesis kedua (X2) ... 55

3. pengujian hipotesis ketiga (X1 dan X2 terhadap Y) ... 57

4.6 Pembahasan .... ... 59

1. pengaruh keadaan ekonomi (X1) terhadap tingkat pendidikan anak(Y) ... ... 60

2. pengaruh persepsi orang tua tentang pendidikan (X2) terhadap tingkat pendidikan anak(Y) ... 63

3. pengaruh keadaan ekonomi (X1) dan persepsi orang tua tentang pendidikan (X2) terhadap tingkat pendidikan anak(Y) ... 65

V. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan ... ... 68

2. Saran ... ... 69

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(49)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Rineka cipta. Jakarta

Arikunto, Suharsimi dkk. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi

Aksara.Jakarta

Ahmadi, abu. 2004. Psikologi Belajar. Rineka cipta. Jakarta

Ahmadi, Abu. 2002. Psikologi Sosial. Rineka cipta. Jakarta

Aruskin, Muhammad. 1996. Persepsi mahasiswa terhadap fasilitas dan pelayanan perpustakaan. IKIP malang. Malang

Basri, djapri. 2003. Persepsi Mahasiswa Terhadap Fasilitas dan Pelayanan

Budiharsono, sugeng. 2004. Kondisi dan penyebab kemiskinan multidimensi di Indonesia. ALNI. Jakarta

Basrowi dan Akhmad Kasinu. 2007. Metodologi Penelitian Sosial konsep, prosedur dan Aplikasi. CV Jenggala Pustaka Utama.Kediri

Depdikbud. 1989. Dasar Ilmu pendidikan. Depdikbud. Jakarta

Davidoff, linda L.1988. psikologi suatu pengantar. Erlanga . Jakarta

Ihsan, faud. 2003. Dasar-Dasar Pendidikan. Rineka cipta. Jakarta

Partoatmodjo, sadji. 2004. Masalah Kemiskinan dan Kompleksitas Penanggulangannya. ALNI. Jakarta

Riduwan. 2004. Metode & Teknik Menyusun Tesis, alfabeta. Jakarta


(50)

Slameto. 2003. Belajardan factor-faktor yang mempengaruhinya. Rineka cipta.

Jakarta

Sudjana. 2002. Metode statistika. Tarsito. Bandung

Sam’an. 1996. Pendidikan dan Pelatihan SDM. Akademik UMS. Surakarta

Sunuharyono, bambang S. 1985. Bunga rampai ekonomi mikro. Ghalia. Jakarta

Satiadarma, monty P. 2001. Persepsi orangtua membentuk prilaku anak. Pustaka

popular obor. Jakarta

Sugiono. 1999. Metode penelitian bisnis. CV alfabeta. Bandung

Tirtarahardja, umar. 2000. Pengantar pendidikan. Rineka cipta. Jakarta

---.2003, undang-undang system pendidikan nasional 2003. Sinar grafika. Jakarta

---2006. Undang-undangsistem pendidikan nasional 2006. Fokusmedia. Bandung


(51)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di Desa

Kedamaian Kecamatan Kotaagung Kabupaten Tanggamus ... 3

2. Jumlah kepala keluarga berdasarkan mata pencaharian penduduk di desa kedamaian kecamatan kotaagung kabupaten tanggamus ... 4

3. Jumlah kepala keluarga yang mata pencaharian sebagai petani berdasarkan status kepemilikan sawah ... 4

4. Sampel yang diambil dari tiap dusun ... 6

5. Indikator masing-masing variable dan sub indikatornya ... 28

6. Daftar analisis varians ... 35

7. Ditribusi frekuensi keadaan ekonomi orang tua (X1) ... 43

8. Perhitungan mean, median, modus keadaan ekonomi ... 44

9. Grafik keadaan ekonomi kepala keluarga desa kedamaian ... 45

10.Ditribusi frekuensi persepsi orang tua tentan pendidikan(X2) ... 46

11.Perhitungan mean, median, modus persepsi orang tua tentang Pendidikan ... 47

12.Grafik persepsi orang tua tentang pendidikan desa kedamaian ... 48

13.Ditribusi frekuensi tingkat pendidikan anak (Y) ... 49

14.Perhitungan mean, median, modus tingkat pendidikan anak (Y) .. 50

15.Grafik tingkat pendidikan anak desa kedamaian ... 51

16.Hasil Uji Normalitas ... 52

17.Hasil Uji Homogenitas ... 53

18.Hasil Uji Kelinieritas X1 ... 54

19.Hasil Uji Keberartian X1 ... 55

20.Hasil Uji kelinieritas X2 terhadap Y ... 55

21.Hasil Uji Keberartian X2 ... 56

22.Korelasi antara X1 dan Y ... 57

23.Interprestasi Nilai r ... 58

24.Koefisien Antara X1 dan Y ... 59

25.Korelasi X2 dan Y ... 60

26.Interprestasi Nilai r ... 62

27.Koefisien Antara X2 dan Y ... 62


(52)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan mengenai pengaruh keadaan ekonomi dan persepsi orang tua tentang pendidikan terhadap tingkat pendidikan anak petani Di Desa Kedamaian Kecamtan Kotaagung Kabupaten Tanggamus Tahun 2010/2011, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada pengaruh yang signifikan positif antara keadaan ekonomi orang tua berpengaruh terhadap tingkat pendidikan anak petani Di Desa Kedamaian Kecamatan Kotaagung Kabupaten Tanggamus Tahun 2010/2011. Hal ini ditunjukan oleh t hitung 1.033> t tabel 1.977 dengan koefeisien korelasi (r) 0.754 artinya tingkat pendidikan dipengaruhi oleh keadaan ekonomi dengan sisa kepercayaan 0,256 dan koefesien determinaasi (�2) 0. 0 dengan

kepercayaan 66% sedangkan sisanya 34% yan dijelaskan oleh variabel yang tidak dimasukan dalam model.

2. Ada pengaruh yang signifikan positif antara persepsi orang tua tentang pendidikan berpengaruh terhadap tingkat pendidikan anak petani Di Desa Kedamaian Kecamatan Kotaagung Kabupaten Tanggamus Tahun 2010/2011. Hal ini ditunjukan oleh t hitung 1.410> t tabel 1.977 dengan koefeisien korelasi (r) 0.663 artinya tingkat pendidikan dipengaruhi oleh keadaan


(53)

ekonomi dengan sisa kepercayaan 0.333 dan koefesien determinaasi(�2) 0.

dengan kepercayaan 43,8% sedangkan sisanya 56,2% yang dijelaskan oleh variabel yang tidak dimasukan dalam model.

3. Ada pengaruh yang signifikan antara keadaan ekonomi orang tua dan persepsi orang tua tentang pendidikan berpengaruh terhadap tingkat pendidikan anak petani Di Desa Kedamaian Kecamatan Kotaagung Kabupaten Tanggamus Tahun 2010 /2011. Hal ini ditunjukan oleh F hitung 0.432> F tabel 0.134 dengan koefeisien korelasi (r) 0.792 dan koefesien determinaasi(�2) 0.

dengan kepercayaan 67,8% sedangkan sisanya 32,2% yan dijelaskan oleh variabel yan tidak dimasukan dalam model.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitan mengenai keadaan ekonomi orang tua dan persepsi orang tua tentang pendidikan berpengaruh terhadap tingkat pendidikan anak petani Di Desa Kedamaian Kecamatan Kotaagung Kabupaten Tanggamus Tahun 2010/2011, maka penulis menyarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Orang tua harus melakukan perhatian terhadap pengajaran secara faktual sehingga anak tersebut mempunyai nilai tawar yang tinggi dengan indikator kepercayaan, kedisiplinan, kemandirian dan ilmu pengetahuan dan teknologi.

2. Persepsi orang tua harus berubah sejak dini dalam penguasaan teknologi bukan penguasaan teorotis namun secara tekhnis dan dibingkai oleh etika dan agama yag baik dilingkungan keluarga.


(54)

Judul Skripsi :PENGARUH KEADAAN EKONOMI DAN PERSEPSI ORANG TUA TENTANG PENDIDIKAN TERHADAP TINGKAT

PENDIDIKAN ANAK DI DESA KEDAMAIAN KECAMATAN KOTAAGUNG KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN

2010/2011

Nama Mahasiswa :

PUJI RAHAYU

Nomor Pokok Mahasiswa : 0743031030

Program Studi : Pendidikan Ekonomi

Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1.

Komisi Pembimbing

Pembimbing Utama, Pembimbing Pembantu,

Dr. R. Gunawan, S, S.Pd, SE, M.M Drs. Hi. Nurdin, M.Si. NIP 19600808 198603 1003 NIP 19600817 198603 1003

2.

Mengetahui

Ketua Jurusan Ketua Program Studi

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Pendidikan Ekonomi

Drs. Iskandar Syah, M.H. Drs. Hi. Nurdin, M.Si. NIP 19571110 198703 1001 NIP 19600817 198603 1003


(55)

MENGESAHKAN

1.

Tim Penguji

Ketua :Dr. R. Gunawan, S, SE, M.M ...

Sekretaris : Drs. Hi. Nurdin, M.Si. ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Erlina Rupaidah, SE, M.Si. ...

2.

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19500315 198503 1 003


(56)

MOTTO

Pahlawan bukanlah orang yang berani meletakkan pedangnya kepundak lawan, tetapi pahlawan sebenarnya ialah orang

yang sanggup menguasai dirinya dikala ia marah. ( Nabi Muhammad SAW )

Cara untuk menjadi didepan adalah memulai sekarang. Jika memulai sekarang, tahun depan anda akan tahu banyak hal yang

sekarang tidak diketahui, dan anda tak akan mengetahui masa depan jika anda menunggu-nunggu.

(William feather)

Kebanggaan yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh.


(57)

PERSEMBAHAN

Ku persembahkan karya kecilku ini kepada:

 Kedua Orang Tuaku yang sangat aku cintai, yang disetiap doanya

selalu mendoakan aku, yang disetiap langkahnya selalu berjuang hanya untuk putra-putrinya dan yang selalu memberi dukungan dan semangat untuk kesuksesanku.

 Kakak ku yang tanpa lelah mendukungku dan menantikan

keberhasilanku.

“ Thanks for everything you do”

 Sahabat – sahabatku yang selalu mendukungku dalam

menylesaikan studi ku.

“ terimakasih , Semua akan menjadi kenangan terindah yang pernah kita lewati untuk masa depan”


(58)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di dusun suka jadi Desa Kedamaian Kecamatan Kota Agung Kabupaten Tanggamus pada tanggal 18 desember 1989. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara, putri dari bapak Slamiyanto dan ibu Jasinah.

Pendidikan yang pernah ditempuh penulis adalah

1. SD N 1 kedamaian kotaagung yang diselesaikan pada tahun 2001 2. SLTP N 1 kotaagung yang diselesaikan pada tahun 2004

3. SMA N 2 kotaagung yang diselesaikan pada tahun 2007

Pada tahun 2007, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidkan Ekonomi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur Non Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) atau Non Reguler. Pada kegiatan akademik, penulis mengikuti Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dan studi banding dengan tujuan Surabaya-Denpasar-Yogyakarta pada tanggal 24 Januari – 1 Februari 2010. Kemudian tahun 2011, penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMK N 2 Bandar Lampung selama dua bulan setengah dari bulan 20 juli sampai akhir 30 September 2011.


(59)

SANWACANA

Alhamdulillahirobbilalamin, dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, petunjuk, dan kemudahanya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi dengan judul Pengaruh Keadaan Ekonomi Orang Tua Dan Persepsi Orang Tua Tentang Pendidikan Terhadap Tingkat Pendidikan Anak Di Desa Kedamaian Kecamatan Kotaagung Kabupaten Tanggamus Tahun Pelajaran 2010/2011” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

2. Bapak Dr. M. Thoha. B.S.Jaya, M.S., selaku Pembantu Dekan 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

4. Bapak Drs. Iskandar Syah, M.H., selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;


(60)

Lampung;

6. Bapak Drs. Hi. Nurdin, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung; 7. Bapak Dr. R gunawan S, S. Pd, SE, M. M selaku pembimbing utama dan

sekaligus sebagai orang tua kedua saya d universitas lampung;

8. Bapak Drs.Hi. Nurdin , M.Si, selaku Pembimbing II yang telah membimbing dan menyumbangkan ilmu demi kesempurnaan skripsi ini dan sekaligus pembimbing akademik yang dengan sabar telah membimbing.

9. Ibu erlina Rupaidah, SE, M.Si., selaku pembahas dan penguji skripsi yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi;

10. Bapak / Ibu dosen program studi pendidikan ekonomi yang selama ini telah dengan tulus membimbing dan mendidik penulis;

11. Bapak Hamid selaku kepala desa kedamaian kotaagung dan seluruh kepala keluarga kedamaian yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian ini;

12. Sahabat-sahabatku Ecoduty ’07: ira , emi, mbk ri, erna, else, sulis, ucha, arius, hendri,abang hendri, joko, hanafi, lely, alfta, wahyu, linda, nuraini, eva, desi, enti,mevi, elya,septi, dwi dkk.yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu;

13. Seluruh rekan-rekan di pendidikan ekonomi, serta adik-adik tingkatku 2008,2009, 2010 dan 2011;


(61)

15. Keluarga besar ku yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas doa, dukungan dan kasih sayang nya;

16. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Demikianlah semoga karya ini bermanfaat bagi kita semua, amin. Akhir kata, dengan penuh ketulusan hati penulis mengucapkan terima kasih.

Bandar Lampung, 20 Januari 2012 Penulis


(62)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini adalah 1. Nama : Puji Rahayu 2. NPM : 0743031030

3. Program Studi : Pendidikan Ekonomi 4. Jur / Fakultas : Pend.IPS / FKIP Unila

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang disebutkan di dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung , 20 Januari 2012

Puji Rahayu Nmp: 0743031030


(1)

PERSEMBAHAN

Ku persembahkan karya kecilku ini kepada:

 Kedua Orang Tuaku yang sangat aku cintai, yang disetiap doanya selalu mendoakan aku, yang disetiap langkahnya selalu berjuang hanya untuk putra-putrinya dan yang selalu memberi dukungan dan semangat untuk kesuksesanku.

 Kakak ku yang tanpa lelah mendukungku dan menantikan keberhasilanku.

“ Thanks for everything you do”

 Sahabat – sahabatku yang selalu mendukungku dalam menylesaikan studi ku.

“ terimakasih , Semua akan menjadi kenangan terindah yang pernah kita lewati untuk masa depan”


(2)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di dusun suka jadi Desa Kedamaian Kecamatan Kota Agung Kabupaten Tanggamus pada tanggal 18 desember 1989. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara, putri dari bapak Slamiyanto dan ibu Jasinah. Pendidikan yang pernah ditempuh penulis adalah

1. SD N 1 kedamaian kotaagung yang diselesaikan pada tahun 2001 2. SLTP N 1 kotaagung yang diselesaikan pada tahun 2004

3. SMA N 2 kotaagung yang diselesaikan pada tahun 2007

Pada tahun 2007, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidkan Ekonomi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur Non Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) atau Non Reguler. Pada kegiatan akademik, penulis mengikuti Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dan studi banding dengan tujuan Surabaya-Denpasar-Yogyakarta pada tanggal 24 Januari – 1 Februari 2010. Kemudian tahun 2011, penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMK N 2 Bandar Lampung selama dua bulan setengah dari bulan 20 juli sampai akhir 30 September 2011.


(3)

SANWACANA

Alhamdulillahirobbilalamin, dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, petunjuk, dan kemudahanya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi dengan judul Pengaruh Keadaan Ekonomi Orang Tua Dan Persepsi Orang Tua Tentang Pendidikan Terhadap Tingkat Pendidikan Anak Di Desa Kedamaian Kecamatan Kotaagung Kabupaten Tanggamus Tahun Pelajaran 2010/2011” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

2. Bapak Dr. M. Thoha. B.S.Jaya, M.S., selaku Pembantu Dekan 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

4. Bapak Drs. Iskandar Syah, M.H., selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;


(4)

5. Bapak Drs. Iskandar Syah, M.H., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

6. Bapak Drs. Hi. Nurdin, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung; 7. Bapak Dr. R gunawan S, S. Pd, SE, M. M selaku pembimbing utama dan

sekaligus sebagai orang tua kedua saya d universitas lampung;

8. Bapak Drs.Hi. Nurdin , M.Si, selaku Pembimbing II yang telah membimbing dan menyumbangkan ilmu demi kesempurnaan skripsi ini dan sekaligus pembimbing akademik yang dengan sabar telah membimbing.

9. Ibu erlina Rupaidah, SE, M.Si., selaku pembahas dan penguji skripsi yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi;

10. Bapak / Ibu dosen program studi pendidikan ekonomi yang selama ini telah dengan tulus membimbing dan mendidik penulis;

11. Bapak Hamid selaku kepala desa kedamaian kotaagung dan seluruh kepala keluarga kedamaian yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian ini;

12. Sahabat-sahabatku Ecoduty ’07: ira , emi, mbk ri, erna, else, sulis, ucha, arius, hendri,abang hendri, joko, hanafi, lely, alfta, wahyu, linda, nuraini, eva, desi, enti,mevi, elya,septi, dwi dkk.yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu;

13. Seluruh rekan-rekan di pendidikan ekonomi, serta adik-adik tingkatku 2008,2009, 2010 dan 2011;


(5)

14. Seseorang yang selalu memberikan semangat dan selalu mendukung ku, terima kasih untuk kesabaran dan keikhlasanmu;

15. Keluarga besar ku yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas doa, dukungan dan kasih sayang nya;

16. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Demikianlah semoga karya ini bermanfaat bagi kita semua, amin. Akhir kata, dengan penuh ketulusan hati penulis mengucapkan terima kasih.

Bandar Lampung, 20 Januari 2012 Penulis


(6)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini adalah 1. Nama : Puji Rahayu 2. NPM : 0743031030

3. Program Studi : Pendidikan Ekonomi 4. Jur / Fakultas : Pend.IPS / FKIP Unila

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang disebutkan di dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung , 20 Januari 2012

Puji Rahayu Nmp: 0743031030