Aktualiosasi Kode Etik Pecinta Alama Indonesia dalam Pendidikan Islam - Test Repository

  

INDONESIA DALAM PENDIDIKAN ISLAM

STUDI KASUS ORGANISASI MAHASISWA PECINTA

ALAM MITAPASA INSTITUT AGAMA ISLAM

NEGERI SALATIGA TAHUN 2016

SKRIPSI

Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

  

Oleh:

NURUL FITRIANINGSIH

  

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

  

INDONESIA DALAM PENDIDIKAN ISLAM

STUDI KASUS ORGANISASI MAHASISWA PECINTA

ALAM MITAPASA INSTITUT AGAMA ISLAM

NEGERI SALATIGA TAHUN 2016

SKRIPSI

Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

  

Oleh:

NURUL FITRIANINGSIH

  

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

MOTTO

  

            

 

  Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang- orang yang beruntung. (QS. Ali Imran,104) Dan…

  

Kamu besar dengan karena berfikir besar, kamu kecil karena berfikir kecil

Keterbatasanmu adalah pikiranmu, keberhasilan semata-mata bagaimana kamu

menempatkannya dalam pikiranmu. Jadi langkah pertama adalah

  

BERFIKIR BESAR…!!!

PERSEMBAHAN

  Dengan berucap syukur Alhamdulillah, akhirnya saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Tentu semuanya tidak lepas dari doa dan dukungan dari semua pihak, untuk itu saya ucapkan terimakasih banyak. Skripsi ini saya persembahkan untuk:

  1. Kedua orang tua yang selalu mendukungku di semua keadaan. Alm. Pak Machali, ku rindu saat bapak menenangkanku dalam peluknya, saat merasa takut, meyakinkanku bahwa aku bisa mandiri. Tak lupa es krim dan apel merah oleh- oleh wajibmu untukku. Pak,semoga putrimu ini bisa mejadi seperti yang bapak harapkan. Dan mak Mutmainnah, aku menjadi anak yang beruntung di dunia dilahirkan olehmu, tiada kata yang bisa melukiskan rasa terimaksihku dan syukurku. Terimakasih…

  2. Untuk mbak Zaimah, terimaksih sudah menjadi ibu sekaligus kakak yang hebat.

  Aku belajar banyak darimu. Kau paksa aku tersenyum meski kau tahu saat itu aku sulit melakukann ya. Terimaksih… Untuk 5F jagoan mak mut, tapi bukan aku.

  3. Untuk bude, bulek dan om yang tak bisa ku sebut one by one, akihh banget.

  Terimaksih doa dan motivasinya, tak lupa upin-upin ku (riva, vira, yuuga, elfa cs) yang selalu berhasil membuatku tersenyum bahkan ngakak.

  4. Untuk kakak yang sekarang entah dimana. Terimakasih…menjadi lantaran Allah melihatkan indahnya islam, tolabul ilmi, gunung, dll. Serta mbak Nisa yang sekarang damai disisiNya, banyak hal ku dapatkan darimu walau lewat penamu.

  Kita tidak bertemu di dunia tetapi semoga di jannahNya kita bertemu dan bersapa.

  5. Untuk keluarga besar Mapala Mitapasa yang telah memberiku banyak hal yang tak bisa diukur dengan apapun. Rahasia Allah menghendaki aku melewati episode hidupku masuk Mitapasa di semester khomsah dan tetap ku syukuri. PENDASPALA XIX, power rangers terimakasih diijinkan berproses bersama. Otret maaf memposisikanmu menjadi mbak tertua single yang harusnya kita barengan. Tapi aku tau kamu baqoh hehehe, menoah, dorce dan pedet bagaimanapun kalian, tetep saja kalian adalah saudara pertama yang menenangkan dan meyakinkanku untuk terus lanjut berjuang di februari 2014 lalu, makasih dan maaf aku lulus duluan. Angkatan XX cipok yang jadi pawang

  pijetnya anak beskem, warot derno-ne diilangi, sangeng my good patner di

  kesek, si imbas-imbis ndang nyusul koncomu AT. Angkatan XIX maaf ga sampe rampung nemeni kalian. Dan semua yang tak bisa ku sebutkan satu per satu, terimakasih

  6. Pak sabar kantin konyol, terimakasih kebaikan utangnya dan kejailannya. Ra lali pak. Pak bon yang selalu ramah n membersihkan lingkungan belajar kami, pak satpam yang ga tw namanya tapi hafal wajah-wajahnya.

  7. Pak Mufiq, bu Asdiqoh, bu Rukhayati, pak Sairozi, pak Mukti terimakasih bantuan dan bimbingannnya

  Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak rahmat dan hidayah-Nya, sehingga bisa menikmati indahnya Islam di dunia ini. Sholawat serta salam selalu tercurahkan pada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW yang telah membimbing manusia dari zaman kegelapan hingga zaman yang terang benderang dan yang selalu dinantikan syafaatnya di hari kiamat kelak. Segala syukur penulis panjatkan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “AKTUALISASI KODE ETIK PECINTA ALAM

DALAM PENDIDIKAN ISLAM” STUDI KASUS MAHASISWA PECINTA ALAM MITAPASA 2016

  Alhamdulillah proses perjuangan dalam penyusunan skripsi ini telah penulis lalui dengan baik. Tidak aka penggambaran lain yang dapat penulis utarakan selain ucapan syukur yang tiada tara kepada Allah SWT kerena hanya atas ridho dan pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan ikhlas kepada:

  1. Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.

  2. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Bapak Suwardi, M.Pd. serta Ketua Jurusan Tarbiyah Pendidikan Agama Islam Ibu Siti Rukhayati, M.Ag.

  3. Dosen pembimbing Bapak Dr. Mukti, Ali M.Hum.. atas bimbingan, arahan dan motivasi yang diberikan.

  4. Dosen pembimbing akademik Bapak Mufiq, M.Phil. Terimaksih arahannya selama ini.

  5. Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah hingga menyelesaikan skripsi ini.

  6. Keluargaku yang telah mencurahkan pengorbanan dan doa restu yang tiada henti bagi keberhasilan studi penulis.

  7. Sejawat-sejawat Mitapasa yang memberikan warna berbeda di masa kuliyah, segenap loyalitas Mapala MITAPASA.

  8. Teman-teman angkatan 2011, terimankasih proses dan bantuannya. Khususnya saat PPL di MTs Al Madinah dan saat KKN di Magelang.

  9. Semua pihak yang ikut serta memberikan bantuan dan motivasi dalam penulisan skripsi ini.

  Akhirnya penulis hanya bisa berdoa, semoga amal dan kebaikan semua pihak dapat diterima oleh Allah. Tidak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini melainkan Ia yang Maha Sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kepada semua pihak untuk memberikan kritik dan saran dalam penulisan skripsi ini. Penulis berharap semoga tulisan ini mempunyai nilai guna dan manfaat bagi penulis khusunya dan bagi pembaca umumnya.

  Salatiga, 3 September 2016 Penulis

  Nurul Fitrianingsih

  

ABSTRAK

  Fitrianingsih, Nurul. 2016. Aktualiosasi Kode Etik Pecinta Alama Indonesia dalam

  Pendidikan Islam . Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  Pembimbing: Dr. Mukti Ali, M.Hum.

  Kata kunci: Kode Etik Pecinta Alam, Pendidikan Islam

  pecinta alam sebagai organisasi yang bergerak dalam dunia lingkungan dan alam pada hakikatnya berada dalam gerakan eviromentalisme (wawasan lingkungan) yang dalam pengertian lebih luas lagi adalah suatu paham yang menempatkan lingkungan hidup sebagai pola dan gerakannya. Organisasi pecinta alam selama ini, lebih menekankan pada seruan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik atau melarang untuk melakukan sesuatu yang dianggap merugikan lingkungan hidup. Dengan melakukan kesepakatan bersama yang berupa kode etik pecinta alam.

  Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif karena dengan tujuanuntuk mendeskripsikan fenomena-fenomena apa saja yanag ada di lokasi penelitian. Data yang dihimpun peneliti adalah melalui pengamatan yang seksama, wawancara dan dokumentasi. Seperti hanya dokumentasi, peneliti mengambil subtansi dari buku-buku terkait, catatan harian danlain sebagainya. Kemudian melakukan pengamatan langsung di lapangan melalui perilaku mahasiswa sehari- hari. Dan yang terahir adalah peneliti mewawancarai mahasiswa pecinta alam yang selanjutnya digunakan sebagai tolakkan data yang ril untuk kesuksesan pembuatan skripsi ini.

  Setelah data berhasil di dapatkan, maka dapat disimpulkan Pemahaman Kode Etik Pecinta Alam pada Mahasiswa Pecinta Alam MITAPASA IAIN Salatiga berbeda-beda, namun garis besarnya sama yaitu berusaha mengamalkan nilai-nilai Kode Etik Pecinta Alam dalam kehidupan sehari-hari. Ada dari mereka yang menyikapinya dengan pengertian umum, dengan langsung ke tindakan dan ada juga yang memandang dari sisi agama islam yang berdasarkan Al- Qur’an dan Hadis. Sebagian besar menyadari bahwa lebih banyak yang merusak bumi dari pada mereka yang peduli. Namun bukan berarti menghalangi langkah mereka untuk berusaha melestarikan bumi.

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN BERLOGO ............................................................................... ii HALAMAN NOTA PEMBIMBING ............................................................ iii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... v MOTTO ......................................................................................................... vi PERSEMBAHAN ......................................................................................... vii KATA PENGANTAR .................................................................................. ix ABSTRAK .................................................................................................... xi DAFTAR ISI .................................................................................................. xiii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xix

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................. 8 C. Kegunaan Penelitian .......................................................................... 8 D. Penegasan Istilah ............................................................................. 9 E. Metode Penelitian .......................................................................... 10 F. Sistematika Penulisan Skripsi ............................................................ 13

  BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KODE ETIK PECINTA ALAM INDONESIA ………….. ........... 15

  B. PENDIDIKAN ISLAM ......................................... 18

  1. Pengertian Pendidikan Islam ......................................... 18

  2. Landasan pendidikan islam ......................................... 21

  3. Tujuan pendidikan Islam ......................................... 21

  BAB III PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran umum Mapala Mitapasa ................................................. 24

  1. Identitas Organisasi .......................................................... 24

  2. Visi Misi Organisasi .......................................................... 25

  3. Struktur Organisasi ......................................................... 26

  4. Sarana dan Prasarana Mapala Mitapasa ...................................... 27

  B. Penyajian Data .................................................................................. 30

  1. Kode Etik Pecinta Alam Indonesia pada Mahasiswa Pecinta Alam MITAPASA Institut Agama Islam Negeri Salatiga..................... 30

  2. Implementasi Kode Etik Pecinta Alam Indonesia pada Organisasi Mahasiswa Pecinta Alam Mitapasa IAIN Salatiga ..................... 37

  BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Kode Etik Pecinta Alam Indonesia pada Mahasiswa Pecinta Alam MITAPASA IAIN Salatiga …………………………………… ....... 43 B. Implementasi Kode Etik Pecinta Alam Indonesia pada Mahasiswa Pecinta Alam MITAPASA IAIN Salatiga ……………………….…………… 62

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...................................................................................... 69 B. Saran ................................................................................................ 71 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Manusia hidup di bumi tidaklah sendiri, melainkan bersama dengan mahluk

  hidup lainnya yaitu tumbuhan, hewan dan jasad renik. Mahluk hidup lainnya bukan sekedar teman hidup bersama dan pasif terhadap manusia, melainkan hidup manusia terikat erat. Tanpa mereka manusia tak dapat hidup. Ada hukum timbal balik di dalamnya. Oleh karena itu anggapan bahwa manusia adalah mahluk yang paling berkuasa adalah tidak benar. Manusia bersama hewan, tumbuhan dan jasat renik menempati suatu ruang tertentu.

  Dalam ruang tempat manusia, hewan, tumbuhan dan jasad renik hidup, terdapat pula benda tak hidup seperi udara, air, tanah dan batu. Ruang yang ditempati mahluk hidup dan tak hidup disebut lungkungan hidup. Dan dalam penciptaannya manusia telah dibekali fitrah yaitu sebagai kholifah fil ardh atau pemimpin di bumi.

  Tugas sebagai kholifah tidaklah hanya menyembah Tuhannya, namun manusia juga diberi tanggung jawab untuk menjaga, melestarikan, dan memakmurkan bumi. Tuhan menciptakan bumi beserta isinya untuk dijaga dan dimanfaatkan sumber daya alamnya oleh manusia. Tanggung jawab yang dimiliki oleh manusia belumlah dapat menjalankan tugasnya dalam menjaga kelestarian di bumi. Usaha dalam menjaga, melestarikan dan mengembangkan lingkungan kurang diperhatikan. Akan tetapi

  

eksploitasi terhadap sumber daya alam sangatlah berlebihan. Sehingga secara tidak

  langsung dampak dari eksploitasi yang berlebihan itu justru merugikan bagi manusia itu sendiri. Yaitu mengakibatkan sumber bencana di bumi, seperti tanah longsor, banjir, kebakaran hutan, dan sebagainya .(Sri lestari’ dan Ngatini. 2010:27)

  Dalam Undang-Undang nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan

  )

  Pengelolaan Lingkungan Hidup, dalam bukunya Sonny Keraf (2010: 181 yang berbunyi: “Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.” Berdasarkan undang-undang tentang lingkungan hidup di atas, meliputi beberapa hal, diantaranya pertama, cakupan. Harus diakaui Undang-Undang nomor

  32 tahun 2009 mempunyai cakupan yang jauh lebih jelas, luas dan komprehensif. Cakupan atau ruang lingkupnya sama dengan cakupan atau ruang lingkup perlindungan dan pengelolahan lingkungan hidup yang meliputi dari perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan sampai pada pengawasam dan penegakan hukum.

  Kedua, dasar utama dari perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup tidak lain adalah perencanaan. Dengan perencanaan yang baik, perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dapat dilaksanakan dengan baik pula. Pemanfaatan, perlindungan, pengendalian, pengawasan dan penegakan hukum hanya mungkin terlaksana dengan baik dan efektif kalau didasarkan pada perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik. Sebagaimana di atur dalam pasal 10 ayat empat: "rencana perlindungan dan pengelolahan lingkungan lidup (RPPLH) meliputi tentang; a) pemanfaatan atau pencadangan sumberdaya alam. Selanjutnya b) pemeliharaan dan perlindungan kualitas dan/ atau fungsi lingkungan hidup. c) pengendalian. Pemantauan serta pendayagunaan dan pelestarian sumberdaya alam dan d) adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim. Rencana yang memuat aspek- aspek lalu menjadi dasar bagi pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan hidup, maka pengawasan dan penegakan hukumnya pun akan jelas dan pasti dan dengan demikian bisa dipastikan bahwa kita bisa berhasil dalam perlindungan dan pengelolahan lingkungan hidup.

  Ketiga, memperkuat Undang-Undang nomor 32 tahun 2009 dan sejalan dengan visi besar kita untuk mengatasi krisis dan bencana lingkungan maka sasarannya adalah menjaga daya duku dan daya tampung lingkungan hidup. Segala sesuatu yang diatur dalam undang undang ini mulai dari perencanaan sampai pada penegakan hukum, khususnya pidana bertujuan mencapai sasaran akhir menjamin terjaganya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.

  Berangkat dari sini kelompok pecinta alam sebagai organisasi yang bergerak dalam dunia lingkungan dan alam pada hakikatnya berada dalam gerakan

  

environmentalisme (wawasan lingkungan) yang dalam pengertian lebih luas lagi

  adalah suatu paham yang menempatkan lingkungan hidup sebagai pola dan gerakannya. Organisasi pecinta alam selama ini, lebih menekankan pada seruan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik atau melarang untuk melakukan sesuatu yang dianggap merugikan lingkungan hidup. L. Safii (1999: 33) dalam bukunya mengemukakan, beberapa prinsip hidup untuk menuntut manusia dalam menerapkan etika lingkungan adalah sebagai berikut:

  1. Manusia bukan sumber dari semua nilai: kita adalah bagian dari lingkungan yang tidak dapat dipisahkan. Jika kita menyayangi diri kita, sayangi pula semua kehidupan dan lingkungan yang ada.

  2. Lingkungan tidak disediakan hanya untuk kepentingan manusia. Akan tetapi, diperuntukan bagi semua kehidupan. Kita harus menjadi bagian dari lingkungan yang jujurdan cinta kepada lingkungan hidup kita.

  3. Sumber daya alam yang terbatas harus dipelihara untuk kepentingan manusia dan semua mahluk hidup lainnya. Pergunakan untuk keperluan vital, bukan dipergunakan dengan serakah.

  4. Sumber bahan dan energi jumlahnya sangat terbatas, hematlah pemakaiannya.

  Pendidikan Islam mengandung berbagai komponen yang antara satu dan yang lainnya saling berkaitan. Komponen pendidikan tersebut meliputi : landasan, tujuan, kurikulum, kompetensi dan profesionalisme guru, pola hubungan guru dan murid, metodologi pembelajaran, sarana prasarana, evaluasi, pembiayaan dan lain sebagainya. Berbagai komponen yang terdapat dalam sistem pendidikan seringkali berjalan apa adanya. Akibatnya kurangnya rasa kesadaran akan pentingnya pendidikan. Tujuan Pendidikan Islam sering kali diarahkan untuk menghasilkan manusia-manusia yang hanya menguasai ilmu tentang Islam saja. Namun sebenarnya tujuan Pendidikan Islam sangatlah luas cakupannya. Dalam proses pembelajaran Pendidikan Islam, memelihara kehidupan manusia agar dapat mengemban tugas serta membentuk pribadi “khalifah” . Heri Gunawan (2014:10), menyatakan bahwa: “Tujuan pendidikan adalah tujuan hidup manusia itu sendiri, sebagaimana yang tersirat dalam peran dan kedudukannya sebagai khalifatullah dan Abdullah. Oleh karena itu, menurutnya, tuga pendidikan adalah memelihara kehidupan manusia agar dapat mengemban tugas dan kedudukan tersebut. Dengan demikian tujuan pendidikan adalah membentuk insan khalifah yang dilandasi de ngan sikap ketundukan dan kepasrahan sebagaimana hamba Allah.”

  Sumber daya alam adalah potensi sumber daya yang terkandung dalam bumi, Soerianegara dan indrawan (1983: 57) mengemukakan, salah satunya air dan dirgantara yang dapat didaya gunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan kepentingan pertahanan negara. Sumber daya alam dibagi berdasarkan:

  1. Jenis

  a. Sumber daya alam hayati/ biotik adalah sumber daya alam yang berasal dari mahluk hidup. Contohnya: tumbuhan, hewan, mikro organisme, dan lain-lain.

  b. Sumber daya alam non-hayati/ abiotik adalah sumber daya alam yang berasal dari benda mati. Contohnya: bahan tambang, air, udara, batuan. Dan lain-lain.

  2. Pembaharuan

  a. Sumberdaya alam yang dapat diperbaharui/ renewable yaitu sumber daya alam yang dapat digunakan berulang-ulang kali dan dapat dilestarikan. Contohnya: air, tumbuh-tumbuhan, hewan, hasil hutan, dan liannya. b. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui/ non renewable ialah sumber daya alam yang tidak dapat di daur ulang atau bersifat hanya dapat diguakan sekali saja atau tidak dapat dilestarikan serta punah. Contohnya: minyak bumi, batubara, timah, gas, dan lain-lain. Akan tetapi eksploitasi terhadap sumber daya alam sangatlah berlebihan. Sehingga secara tidak langsung dampak dari eksploitasi yang berlebihan itu justru merugikan bagi manusia itu sendiri. Yaitu mengakibatkan sumber bencana di bumi, seperti tanah longsor, banjir, kebakaran hutan, dan sebagainya. Manusia tidak dapat lepas dari kebutuhannya terhadap alam. Alam memerlukan keseimbangan yang harus dipertahankan oleh manusia sebagai pemanfaatnya.

  Menurut Zakiyah Drajat (1996: 30-31) dalam bukunya yang berjudul “Ilmu

Pendidikan Islam” bahwa tujuan pendidikan Islam terdiri dari beberapa tujuan yang meliputi : tujuan umum, tujuan akhir, tujuan sementara dan tujuan operasional

  Tujuan umum adalah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengan cara lain. Tujuan ini meliputi aspek kemanusiaan yang meliputi sikap, tingkah laku, penampilan, kebiasaan, dan pandangan. Apabila penyelenggaraan pendidikan Islam mampu mencapai tujuan umum ini, maka terwujudlah bentuk insan kamil dengan pola taqwa. Tujuan akhir dari pendidikan Islam dapat dipahami dalam firman Allah.

                                                

  “dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan Maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) matangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.

  (QS. Al-An’am: 99)

  Berangkat dari uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk menyusun penelitian yang berjudul “Implementasi Kode Etik Pecinta Alam Indonesia dalam

  

Pendidikan Islam (studi kasus organisasi mahasiswa pecinta alam MITAPASA

Institut Aga ma Islam Negeri Salatiga 2016”.

B. Rumusan Masalah

  Rumusan masalah berisi penegasan mengenai pertanyaan-pertanyaan yang hendak dicarikan jawabannya melalui penelitian. Di dalamnya tercakup keseluruhan ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah (Maslikhah, 2013: 302).

  Dari latar belakang yang terurai di atas dapat diketahui bahwa kesadaran manusia terhadap alam adalah salah satu wujut ketakwaan kepada Allah SWT. Oleh karena itu yang menjadi pokok dalam penelitian ini adalah :

  1. Bagaimana Kode Etik Pecinta Alam dalam Pendidikan Islam?

  2. Bagaimana implementasi Kode Etik Pecinta Alam pada mahasiswa pecinta alam MITAPASA Institut Agama Islam Negeri Salatiga tahun 2016 dalam ranah Pendidikan Islam? C.

Kegunaan Penelitian

  Dari penelitian ini diharapkan nantinya akan memberikan manfaat, adapun manfaat penelitian ini dibagi menjadi dua bagian antara lain:

  1. Manfaat Teoritis Penulis berharap agar peneitian ini bermanfaat kepada para pembaca, serta menambah wacana mengenai aktualisasi Kode Etik Pecinta Alam dalam Pendidikan Islam khusunya Mahasiswa pada lingkungan kampus Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

  2. Manfaat Praktik

  a. Penelitian ini dapat menunjukkan pengamalan Kode Etik Pecita Alam Indonesia pada mahasiswa pecinta alam MITAPASA Institute Agama Islam Negeri Salatiga 2016

  b. Mendorong mahasiswa untuk lebih aktif dan sadar akan lingkungan sebagai salah satu wujut ketakwaan kepada Allah SWT. D. Penegasan Istilah Untuk menghindari kemungkinan terjadinya penafsiran yang berbeda dan rang lingkup dalam penelitian ini, perlu di jelaskan istilah pokok maupun kata-kata yang terkandung dalam judul skripsi ini, antara lain:

  1. Implementasi Implementasi berasal dari kata: implementation yang berarti suatu pelaksanaan atau penyelenggaraan. Jadi arti dari implementasi di sini adalah mengaplikasikan sebuah teori ke dalam realita, sehingga akan menghasilkan manfaat dari teori tersebut serta dapat mengembangkannya menjadi lebih sempurna. Jadi, implementasi merupakan aplikasi atau penerapan yang berasal dari teori, berangkat dari teori kemudian diterapkan pada lapangan, sehingga dari permasalahan yang akan menghasilkan sebuah kesimpulan realistis.

  2. Kode etik pecinta alam Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia kode etik adalah tanda persetujuan yang mempunyai arti maksut tertentu; aturan yan telak di sepakati. Sedang pecinta alam adalah sekelompok orang yang mencintai alam semesta beserta isinya. Jadi Kode Etik Pecinta Alam adalah aturan yang disepakati oleh pecinta alam.

  3. Pendidikan Islam Dilihat dari etimologis, istilah Pendidikan Islam sendiri terdiri atas dua kata, yakni “pendidikan” dan “islam”. Heri Gunawan (2014: iii) dalam bukunya, dalam konteks keislaman, definisi pendidikan sering dengan berbagai istilah, yakni al-tarbiyah, al-

  ta‟dib.

E. Metode Penelitian

  1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis dan pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, Moleong (1993: 3) menyatakan, penelitian kualitatif adalah proses penelitian yang menghasilkan data deduktif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

  Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif. Data yang dikumpulkan lebih mengambil bentuk kata-kata atau gambar dari pada angka-angka. Hasil penelitian tertulis berisi kutipan-kutipan dari data untuk mengilustrasikan dan menyediakan bukti presentasi (Emzir.

  2011: 3) Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, akurat, mengenai faktor- faktor, sifat- sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.

  2. Sumber Data Menurut Arikunto (2004: 107), dalam bukunya sumber data dalam penelitian ini, data dibedakan menjadi dua macam, yaitu : a. Sumber data primer

  Yaitu data yang diperoleh peneliti secara mentah dari sumber data dan masih memerlukan analisis lebih lanjut. Jenis data primer dalam penelitian ini diperoleh secara langsung dari sumber data melalui wawancara, observasi atau dengan cara lainnya.

  b. Data sekunder Jenis data yang diperoleh atau berasal dari bahan-bahan kepustakaan. Data ini berupa dokumen, buku, majalah, jurnal, dan yang lainnya yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.

  3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yakni membicarakan tentang bagaimana cara peneliti mengumpulkan data. Ezmir (2011: 38) menyatakan, dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa metode dalam mengumpulkan data, sebagai berikut : a. Metode observasi mengatakan dalam bukunya metode observasi adalah cara pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan dengan sistematik tentang fenomena-fenomena yang diselidiki, baik secara langsung maupun tidak langsung.

  b. Metode wawancara (interview) Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara dengan pihak terkait.

  Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis interview bebas terpimpin dan instrumen yang digunakan dalam interview ini adalah pedoman wawancara. Interview dalam penelitian ini, peneliti lakukan baik secara formal maupun secara nonformal. Adapun wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini, meliputi : 1) Wawancara ketua umum mapala MITAPASA sejarah, visi dan misi mapala MITAPASA Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

  2) Wawancara dengan mahasiswa pecinta alam MITAPASA Institut Agama Islam Negeri Salatiga. mengenai pengaktualan kode etik pecinta alam selaku yang bergerak di bidang pecinta alam.

  3) Wawancara dengan mahasiswa pecinta alam MITAPASA Institut Agama Islam Negeri Salatiga mengenai hambatan yang di hadapi.

  c. Metode dokumentasi Yakni mengumpulkan data-data melalui pengamatan dan pencatatan dengan sistematik tentang fenomena-fenomena yang diselidiki, baik secara langsung maupun tidak langsung (Emzir. 2011: 66).

  Untuk mengetahui pembahasan skripsi ini dengan baik, penulis sampaikan sistematika pembahasan sebagai berikut:

  Bab I, merupakan pendahuluan yang mencakup latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.

  Bab II, merupakan bab yang membahas tentang kajian teoritis yang memaparkan tentang konsep pecinta alam ditinjau secara umum tentang pendekatannya secara teologis, dan tentang Pendidikan Islam.

  Bab III, merupakan bab yang memaparkan hasil penelitian lapangan yang meliputi gambaran umum tentang objek penelitian, penyajian data tentang pengaktualan mahasiswa pecinta alam MITAPASA terhadap kode etik pecinta alam dalam Pendidikan Islam.

  Bab IV, merupakan bab yang membahas tentang analisis aktualisasi kode etik pecinta alam dengan pendidikan islam. Bab V, merupakan bab penutup yang berisi simpulan dan saran dari hasil penelitian. Daftar pustaka Lampiran tahun 1974. Kode Etik ini menjadi acuan dan pegangan teguh bagi para pecinta alam se-Indonesia dalam bersikap dan berperilaku dalam segala kegiatan di alam bebas. Gladian ini diselenggarakan oleh Badan Kerja sama Club Antarmaja pencinta Alam se-Ujung Pandang dan diikuti oleh 44 perhimpunan pecinta alam se Indonesia. Gladian Nasional merupakan Event pertemuan akbar pecinta alam se Indonesia. Gladian Nasional pada intinya adalah kegiatan “ajang latihan” bagi para pecinta alam guna meningkatkan pengetahuan, skill keterampilan dan kemampuan dalam bidang kepecintaalaman dan kegiatan alam bebas. Gladian Nasional juga berperan sebagai media silaturahim dan berbagi pengetahuan antar perkumpulan pecinta alam se Indonesia.

  Kode etik pecinta alam Indonesia ini, sampai saat ini masih dipergunakan dan dipegang teguh oleh berbagai perkumpulan pecinta alam di seluruh Indonesia.

  Adapun isi kode etik pecinta alam Indonesia adalah: 1.

   Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa alam beserta isinya adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa

  2. Pecinta Alam Indonesia adalah bagian dari masyarakat Indonesia sadar akan tanggung jawab kepada Tuhan, bangsa, dan tanah air

  3. Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa pecinta alam adalah sebagian dari makhluk yang mencintai alam sebagai anugerah yang Mahakuasa

  Bila disimak lebih cermat, kode etik pecinta alam indonesia bermakna sebagai berikut:

  1. Keinginan luhur dari para Pencinta Alam, yaitu keinginan yang dilandasi pada suatu kedalaman penghayatan arti hidup dan kehidupan manusia,

  2. Kesadaran akan hakiki Pencinta alam itu sendiri, Pencinta alam menyadari bahwa alam adalah ciptaan Tuhan. Alam diciptakan tidak untuk ditaklukkan, dilukai, tetapi alam diciptakan untuk keselamatan manusia itu sendiri. Terpeliharanya alam, lestarinya alam tergantung dari kesadaran manusia itu sendiri. Muhammad Tri Asmil menyatakan, kandungan makna Kode Eti ini tentang keteladanan dan tuntunan ada dua, yaitu: Tuntunan hubungan yang vertical dan

  Tuntunan hubungan yang horizontal dikutip tanggal 4 Oktober 2016 pukul 07.50 WIB).

  Hubungan yang pertama manusia meyakini Tuhan YME sebagai Tuhan Yang Maha Pencipta, kedudukannya jauh lebih tinggi dari segenap makhluk yang diciptakan-Nya. Alam sangat bergantung pada manusia, karena bila alam sudah tersentuh manusia maka ia akan menggantungkan pada menusia, sepanjang di bumi ada manusia, maka dia berhak mendapatkan kesejahteraan yang di topang oleh alam ini. Generasi kita harus menyediakan dan menyisakan alam ini untuk generasi yang mendatang. Ilyas Asaad (2011: 3) menyatakan dalam Islam, memelihara lingkungan merupakan kewajiban yang setara dengan kewajiban ibadah-ibadah sosial yang lain, bahkan setara dengan kewajiban mendirikan sholat, membayar zakat, berpuasa dibulan ramadhan dan berhaji. Sebaliknya, perbuatan merusak lingkungan atau perbuatan yang bisa mengakibatkan kerusakan lingkungan setara dengan perbuatan dosa besar seperti pengingkaran terhadap Maha Kasih dan Pemelihara (al-rabb) Tuhan, atau pembunuhan dan perampokan .

  Hubungan yang kedua yakni horizontal, menuntun hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan alam lingkungan sesama ciptaan Tuhan.

  Pernyataan kesadaran manusia dalam Kode etik ini mengandung makna saling menghargai sesama manusia sesuai dengan harkat dan martabat di sisi Tuhan.

  Saling menghargai demi terciptanya kerukunan dalam kebersamaan yang serasi, selaras, seimbang, sesuai dengan hakikat diri masing-masing Pencinta alam sangat komplek dan sangat sulit untuk diberi batasan pengertiannya. Aspek yang dapat dilihat dalam pembicaraan tentang Pencinta alam yaitu tentang organisasinya, anggotanya, kegiatannya pelaksanannya, dll. Tentang individu Pencinta alam, apa kriterianya, siapa yang disebut pencinta alam dan masih banyak persoalan yang timbul. Banyak diskusi, musyawarah serta pertemuan-pertemuan nasional yang bermuara pada kesadaran bahwa serbaserbi Pencinta alam itu unik dan menarik, menantang serta merangsang. Kesadaran itu menjadi keinginan yang dapat menggerakkan kebersamaan dan keserasian. Wujud keinginan tersebut berawal dari Forum Gladian Nasional III di Pantai Carita Jawa Barat tahun 1972. Forum tersebut mendapat mandate atau tugas untuk menyusun norma-norma sehingga dapat menjawab semua tantangan tersebut. Norma yang diharapkan tak kunjung muncul, penampilan bagai tak berujung. Namun penantian itu berakhir di Ujung Pandang dalam Forum Gladian

  IV tepatnya pada pukul 00.15 WITA, di pulau Khayangan, palu diketukkan sebagai akhir penantian dan sekaligus sebagai Kode Etik Pencinta Alam Indonesia.

  B. PENDIDIKAN ISLAM

  1. Pengertian Pendidikan Islam Pendidikan adalah suatu proses penyampaian nilai dengan lingkup yang sangat luas. Pendidikan adalah bagaimana manusia dapat melaksanakan hidup dan kehidupan. Oleh karena itu, sejalan dengan ini, Prof. Lodge pernah mengatakan semua pengalaman adalah pendidikan.

  Dengan demikian bisa terjadi anak mendidik orangtuanya, seorang murid mendidik gurunya, lingkungan mendidik manusia dan singkatnya bahwa hidup adalah pendidikan dan pendidikan adalah hidup itu sendiri (Tim Dosen IKIP Malang, 1988: 5).

  Manusia sebagai makhluk multidimensional yang memiliki potensi dasar yang bisa dikembangkan, sehingga manusia dinamakan makhluk pedagogik. Makhluk pedagogik adalah makhluk yang dapat dididik sekaligus makhluk yang memiliki kemampuan untuk melaksanakan aktivitas pendidikan. Mortimer J. Adler mendefinisikan pendidikan sebagai proses atas nama kemampuan manusia yang dapat dipengaruhi oleh pembiasaan dan disempurnakan oleh kebiasaan-kebiasaan yang baik (H.M. Arifin. 1987: 11), hail ini berkaitan dengan kesadaran lingkungan.

  Dimana sejak awal ditanamkan kebiasaan baik tentang menghargai lingkungan, tentunya meminimalisir kerusakan lingkungan. sebagaimana pernyataan Naniek Suparni (1994: 28), dalam bukunya, kemerosotan lingkungan adalah produk (kebiasaan, budaya) masyarakat. Dan hanya dapat diselesaikan oleh keterlibatan masyarakat tanpa pandang bulu.

  Pendidikan harus dilaksanakan dengan proses bagaimana manusia menyesuaikan diri dengan alam sekitarnya. Akibatnya ada proses timbal- balik yang bukan hanya manusia yang melakukan penyesuaian dengan kosmos, tetapi juga sebaliknya. Manusia belajar mengetahui alam, dan juga mengontrol alam itu (termasuk dalam etika alam). Dan juga belajar mengetahui dan merasakan keakraban dirinya, merasa tinggal di alamnya sendiri. Oleh karena itu landasan filosofiknya, filsafat pendidikan mengakui bahwa manusia itu harus menemukan dirinya sendiri sebagai bagian internal dari alam ( H.M. Arifin. 1987: 12)

  Lantas pendidikan dalam perpektif islam adalah, secara etimologis pendidikan dalam bahasa arab adalah tarbiyah dengan kata kerja rabba.

  Sedang kata pendidikan dalam bahasa Arabnya adalah

  ta‟lim dengan kata

  kerja

  „allama. Penggunaan kata rabba atau tarbiyah terdapat dalam Al-

  Qur’an pada dasarnya mengacu pada gagasan kepemilikan. Seperti orang tua kepada anaknya untuk melaksanakan tarbiyah yang sifatnya hanya menunjukkan relasional saja. Sedang kepemilkan yang sesungguhnya hanya ada pada Allah semata. Beberapa ayat dalam Al-

  Qur’an yang mengandung kata tarbuyah Al- Isra’ (17: 24)

               “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua Telah mendidik Aku waktu kecil

  "

  Sebagaimana Heri Gunawan (2014: 4) menyatakan, pemaknaana istilah tarbiyah merupakan proses tranformasi ilmu pengetahuan mulai tingkat dasar sampai menuju tingkat yang lebih tinggi.

  Zarkowi Soejoeti, sebagaimana dikutip Malik Fadjar (1995: 55) memberikan pengertin pendidikan islam: petama, jenis pendidikan yang pendirian dan penyelenggaraannya didorong oleh hasrat dan semangat mengejawantahkan nilai-nilai islam. Kedua, pendidikan islam adalah jenis pendidikan yang memberikan perhatian dan sekaligus menjadikan ajaran islam sebagai pengetahuan untuk progam studi yang diselenggarakan (1995: 14). Dari pengertian di atas dapat disimpulkan islam sebagai bidang studi (sebagai ilmu), dalam hal ini islam sama dengan sidipil ilmu yang lain.

  2. Landasan Pendidikan Islam Pendidikan islam merupakan kebutuhan mutlak bagi muslim untuk dapat melaksanakan Islam secara baik dan benar. Sebab, pendidikan islam bertujuan mempersiapkan manusia agar dapat melaksanakan amanat. Dengan demikian landasan pendidikan islam adalah hukum islam (sumber hukum islam), yakni Al-

  Qur’an dan As-Sunah. Dengan dua landasan utama ini, dapat dikembangkan pola pengambilan hukum dengan ijtihad,

  

al-mashlahah, al-mursalah,istihsan, qiyas, dan sebagainya (Drajat

Zakiyah. 1992: 19).

  Ismail Ali, dikutip Bahruddin (2007:149) dalam bukunya berpendapat bahwa, landasan ideal pendidikan islam terdiri enam macam, yaitu: Al-

  Qur’an, Sunnah, kata-kata sahabat, kemasyarakatan umah, nilai- nilai adat kebiasaan masyarakat, dan hasil pemikiran para pemikir islam.

  Keenam daar tersebut merupakan suatu herarki dan tidak dapat diubah susunannya. Namun demikian, pada hakikatnya keseluruhannya telah tercakup dalam dua dasar pertama, yaitu Al- Qur’an dan As-Sunah.

  3. Tujuan Pendidikan Islam Tujuan pendidikan yang paling utama adalah terciptanya manusia yang berkepribadian muslim. Menurut Langgulung yang dikutip Heri

  Gunawan (2014: 10) tujuan pendidikan adalah tujuan hidup manusia itu sendiri, sebagaimana yang tersirat dalam peran dan kedudukannya sebagai

  khalifatullah dan „abdullah. Oleh karena itu, menurutnya, tugas

  pendidikan adalah memelihara kehidupan manusia agar dapat mengemban tugas dan kedudukan tersebut. Dengan demikian, tujuan pendidikan adalah membentuk pribadi khalifah yang dilandasi dengan sikap ketundukan, kepatuhan dan kepasrahan sebagaiana hamba Allah. Tugas sebagai kholifah tidaklah hanya menyembah Tuhannya, namun manusia juga diberi tanggung jawab untuk menjaga, melestarikan, dan memakmurkan bumi.

  Abdurrahman Saleh Abdullah yang dikutip Ahmad Zayadi (2006: 56), menyatakan bahwa tujuan pendidikan islam harus meliputi empat aspek, yaitu: a. Tujuan jasmani (ahdaf al-jismiyah). Bahwa proses pendidikan ditujukan dalam kerangka mempersiapkan diri manusi sebagai pengemban tugas khalifah fil Ardh, melalui pelatihan ketrampilan fisik.

  b. Tujuan rohani dan agama. Bahwa proses pendidikan ditujukan dalam kerangka meningkatkan pribadi manusia dari kesetiaan yang hanya kepada Allah semata, dan melaksanakan akhlak qurani yang diteladani oleh Nabi SAW sebagai perwujudan perilaku keagamaan.

  c. Tujuan intelektual. Bahwa proses pendidikan ditujukan dalam rangka mengarahkan potensi intelektual manusia untuk menemukan kebenaran dan sebab-sebabnya.

  d. Tujuan sosial. Bahwa proses pendidikan ditujukan dalam kerangka pembentukan kepribadian yang utuh. Pribadi di sini tercermin sebagai

  al-nas yang hidup bermasyarakat.

  BAB III PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Mapala Mitapasa Data yang diperoleh dengan metode observasi pada jum’at 17 juli 2016,

  maka diperoleh data sebagai berikut: 1.

Identitas Organisasi

  Nama Organisasi : Mapala Mitapasa (Mahasiswa Pecinta dan Pemerhati Alam Salatiga)