Pengantar Laksono Seminar Kebijakan Rujukan Nasional BUK

Penguatan Sistem
Rujukan di Era
Jaminan Kesehatan
Nasional
ASM
24 Maret 2016

Pengantar: Proses Rujukan
• Proses Komunikasi dari dokter yang merujuk
ke yang dirujuk;
• Proses admisi. Pasien hanya dirujuk kalau
sudah pasti mendapat tempat.
• Proses perpindahan pasien/specimen/hasil
pemeriksaan ke RS Rujukan dari tempat asal
ke kota tujuan;
• Proses penanganan pasien di RS Rujukan
• Proses Rujukan Balik ke dokter yang mengirim.
• Perawatan selanjutnya di RS asal.

Bagaimana jenis RS Rujukan
• Rumahsakit Rujukan Nasional

• Rumahsakit Rujukan Propinsi
• Rumahsakit Rujukan Regional antar
Kabupaten
Disamping itu ada juga Rumahsakit Rujukan
Kepulauan.

Siapa yang mengatur?
• Rumahsakit Rujukan Nasional Kemenkes
• Rumahsakit Rujukan Propinsi Pemprop
• Rumahsakit Rujukan Regional antar
Kabupaten

Pertanyaan penting:
• Bagaimana definisi Pusat-Pusat Rujukan?
• Apa syarat-syarat menjadi Pusat Rujukan
khususnya di Nasional?
• Apakah di dalam sebuah RS Rujukan perlu ada
proses khusus dengan input yang jelas?
• Apakah factor geografis saja yang menjadi
penentu?


Tantangan:
Jaminan Kesehatan Nasional sudah
dimulai pada tahun 2014. Sistem
rujukan semakin penting.
Apa akibatnya?
1.Jumlah pasien semakin berkurang di RS
Rujukan tertinggi (tertier) namun tingkatan
kesulitan akan semakin tinggi.
2.Pola pelayanan di RS berubah, menentukan
jenis spesialis yang dimiliki
3.Terkait erat dengan pendapatan seorang
spesialis

Gambaran: Fasilitas Kesehatan
Rujukan
• Jenis dan Jumlah
• Distribusi geografis

• Masih sangat

bermasalah
• Tidak mempunyai
keadilan geografis dan
sosial

Privat, 314

Privat, 543

2014

Publik, 1,562
Privat, 666

UPDATED (DEC 2015)

Publik, 1,592
Privat, 870

National Data


2013

Publik, 1,540

Growth in the Number of Hospitals

2012

Publik, 1,405

Privat, 314

Privat, 543

2014

Publik, 1,562
Privat, 666


UPDATED (DEC 2015)

Publik, 1,592
Privat, 870

National Data

2013

Publik, 1,540

a. Growth in the Number of Hospitals

2012

Publik, 1,405

Hospital growth by BPJS region
Pertumbuhan RS per Regional
1,400

1,200
Rumah Sakit

1,000

Region 1

800

Region 2

600

Region 3
Region 4

400

Region 5


200
2012

2013

2014

Updated (Dec 2015)

Keterangan:
Region 1: DKI, Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Banten
Region 2: Sumbar, Riau, Sumsel, Lampung, Bali, NTB
Region 3: NAD, Sumut, Jambi, Bengkulu, Kepri, Kalbar, Sulut, Sulteng, Sulsel,
Sultra, Gorontalo, Sulbar
Region 4: Kalteng, Kalsel
Region 5: Kep. Babel, NTT, Kaltim, Maluku, Malut, Papua Barat, Papua

2015: Number of Hospitals by Region
and Class
No


Keterangan

1 Region 1
2 Region 2
3 Region 3
4 Region 4
5 Region 5

A

B

C

D

Per Dec 2015
39 208 442 240
8 32 140 70

8 78 213 86
2
6 25 11
2 16 67 67

Region 1: DKI, Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Banten
Region 2: Sumbar, Riau, Sumsel, Lampung, Bali, NTB
Region 3: NAD, Sumut, Jambi, Bengkulu, Kepri, Kalbar, Sulut, Sulteng, Sulsel, Sultra,
Gorontalo, Sulbar
Region 4: Kalteng, Kalsel
Region 5: Kep. Babel, NTT, Kaltim, Maluku, Malut, Papua Barat, Papua

Non
Kelas

355
81
189
11
65


Konsentrasi RS ada di pulau Jawa

Most teaching hospitals are in Java and Sumatera

1,200

1,000

800

600

400

200

-

Distribusi Spesialis


Spesialis 4 Dasar per Provinsi

SpA
SpOG
SpD
SpB
Per Dec
2015
Ketersediaan spesialis di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Banten lebih banyak
dibanding di provinsi lain, di NTT hanya 0.2% dari total jumlah spesialis 4 dasar tersebut.

DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DIY
Jawa Timur
Banten
Sumatera Barat
Riau
Sumatera Selatan
Lampung
Bali
NTB
NAD
Sumatera Utara
Jambi
Bengkulu
Kepri
Kalimantan Barat
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kep. Babel
NTT
Kalimantan Timur
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua

Isu-isu penting:
1. Isu Kebijakan: Apakah kebijakan rujukan di
era JKN dapat berjalan? Apakah rujukan
harus diatur detil sampai dengan per
penyakit
2. Isu Manajemen Perubahan: Apakah birokrat
kesehatan, Direksi RS, dan Para Klinisi
(termasuk Perhimpunan Profesi) menangani
dengan serius?
3. Bagaimana Politik perubahan: Siapa
mendapat apa?

Gambaran: Apakah sistem pembiayaan JKN
menentukan sistem rujukan?
• Kasus KIA: Apakah untuk Ibu Risiko tinggi
dapat meloncati rujukan untuk masuk ke RS
PONEK yang kelasnya lebih tinggi dibanding
dengan yang seharusnya?
• Bagaimana dengan RS Pendidikan? PP RS
Pendidikan membolehkan rujukan diterobos
untuk kepentingan pendidikan.

Manajemen Perubahan: Apa yang
dilakukan?
Apakah birokrat
kesehatan, Direksi RS,
dan Para Klinisi
(termasuk
Perhimpunan Profesi)
menangani dengan
serius?

Contoh:
• Menghadapi perubahan ini,
para spesialis di RS
Pendidikan dapat melakukan
langkah pragmatis: mengikuti
pasiennya ke Kelas B dan C
• Pelayanan tertier menjadi
tertinggal

Politik perubahan:
Siapa mendapat apa?
Contoh:
• Apakah konglomerasi pelayanan kesehatan
diperbolehkan?
• Sebuah lembaga/korporasi mempunyai FKTO,
klinik pratama, RS kelas C, B, dan A dan
melakukan rujukan mandiri?
• Apakah tidak terjadi suatu kolusi dari primer
ke tertier? Apakah tidak terjadi fraud dalam
rujukan berjenjang?

Seminar ini berusaha membahas Aspek
Rujukan
• Sesi sebelum makan siang:
Membahas fakta-fakta yang
terjadi saat ini.
• Sesi sesudah makan siang:
Mengembangkan Visi,
khususnya RS Rujukan Nasional

Silahkan melakukan seminar.
Terimakasih