Prosiding Seminar Nasional dan Bedah Buk
PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR
BERBASIS KURIKULUM 2013
Oleh:
Sukardi
Sugiyanti
salsa_sukardi@yahoo.co.id
ABSTRAK
Pelaksanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran di sekolah dasar berbasis
kurikulum 2013, sudah selayaknya segera diwujudkan dengan sabaik-baiknya.
Hal ini dimaksud agar keterpurukan karakter siswa dapat segera diatasi.
Keterpurukan karakter siswa dapat diperhatikan pada kejujuran, tanggungjawab,
semangat belajar, keingintahuan, kerjasama dan lain sebagainya. Untuk
memperbaiki terterpurukan karakter tersebut dapat diselesaikan dengan
ditenerapkan sintak Scientific yang merupakan amanat dari kurikulum 2013.
A. PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, nomor 54 tahun 2013
tentang standar kompetensi lulusan pendidikan dasar dan menengah. Dinyatakan
bahwa
Lulusan
SD/MI/SDLB/Paket
A
memiliki sikap,
pengetahuan,
dan
keterampilan. Hal ini sesuai dengan misi yang dimuat dalam Garis-Garis Besar
Haluan Negara yaitu mewujudkan sistem dan iklim pendidikan nasional yang
demokratis dan bermutu guna memperteguh akhlak mulia, kreatif, inovatif,
berwawasan
kebangsaan,
cerdas,
sehat,
berdisiplin
dan
bertanggungjawab,
berketerampilan serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka
mengembangkan
kualitas
mengamanatkan
arah
manusia
kebijakan
Indonesia
Terlihat
dengan
jelas GBHN
di bidang pendidikan yaitu: meningkatkan
kemampuan akademik dan profesional serta meningkatkan jaminan kesejahteraan
tenaga kependidikan sehingga tenaga pendidik mampu berfungsi secara optimal
terutama dalam peningkatan pendidikan watak dan budi pekerti agar dapat
mengembalikan wibawa lembaga dan tenaga kependidikan.
Sistem pendidikan nasional yang dimuat dalam UU 20 tahun 2003
dinyatakan
bahwa
Pendidikan
Nasional
Pendidikan
nasional
berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
Prosiding Seminar Nasional dan Bedah Buku
Pendidikan Karakter dalam Implementasi Kurikulum 2013
146
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Berdasarkan hal tersebut diatas, secara formal upaya menyiapkan kondisi,
sarana/prasarana, kegiatan, pendidikan, dan kurikulum yang mengarah kepada
pembentukan watak dan budi pekerti generasi muda bangsa memiliki landasan
yuridis yang kuat. Namun, sinyal tersebut baru disadari ketika terjadi krisis akhlak
yang menerpa semua lapisan masyarakat. Tidak terkecuali juga pada anak-anak
usia sekolah. Untuk mencegah lebih parahnya krisis akhlak, kini upaya tersebut
mulai dirintis melalui pendidikan karakter bangsa. Dalam pemberian pendidikan
karakter bangsa di sekolah, para pakar berbeda pendapat. Setidaknya ada tiga
pendapat
yang berkembang.
Pertama,
bahwa pendidikan karakter bangsa
diberikan
berdiri sendiri sebagai suatu
mata pelajaran.
Pendapat kedua,
pendidikan karakter bangsa diberikan secara terintegrasi dalam mata pelajaran
PKn, pendidikan agama, dan mata pelajaran lain yang relevan. Pendapat ketiga,
pendidikan karakter bangsa terintegrasi ke dalam semua mata pelajaran.
Menyikapi hal tersebut diatas, penulis lebih memilih pada pendapat yang ketiga.
Untuk itu dalam makalah ini penulis mengambil judul “Pendidikan Karakter
dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar”
2.
Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan yang terurai diatas maka penulis
membuat rumusan masalah sebagai berikut :
a.
Apakah Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar”
b.
dapat terintegrasikan ke dalam semua mata pelajaran?Bagaimanakah cara
mengimplementasikan Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran di
c.
Sekolah
Dasar”
Bagaimanakah
Pembelajaran di
terintegrasikan
proses
ke
pengembangan
dalam
semua
Pendidikan
mata
pelajaran?
Karakter
dalam
Sekolah Dasar ?
Prosiding Seminar Nasional dan Bedah Buku
Pendidikan Karakter dalam Implementasi Kurikulum 2013
147
3. Ruang Lingkup Ruang lingkup pembahasan ditekankan pada upaya pendidik
mengembangkan Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar
dengan mengkritisi implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran di
Sekolah Dasar dalam keterpaduan pembelajaran. Pembahasan selengkapnya
mencakup
rasionalisasi
keterpaduan,
bentuk-bentuk
pembelajaran
terpadu,
skenario penerapan Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar.
B. PEMBAHASAN
Rasionalisasi
Keterpaduan
Pendidikan
yang
difokuskan
pada
terbentuknya karakter siswa merupakan tanggungjawab semua guru. Oleh karena
itu, pembinaannya pun dilaksanakan
oleh semua guru. Dengan demikian, kurang
tepat jika dikatakan bahwa mendidik para siswa agar memiliki karakter bangsa
hanya ditimpahkan pada guru mata pelajaran tertentu, contoh guru pendidikan
agama. Walaupun dapat dipahami bahwa porsi yang dominan untuk mengajarkan
pendidikan karakter adalah para guru yang relevan dengan pendidikan karakter.
Guru berupaya menjadikan dirinya sebagai sosok teladan yang berwibawa
bagi para siswanya. Sebab tidak akan memiliki makna apapun jika seorang guru
menyelesaikan suatu masalah yang bertentangan dengan kesepakatan yang telah
ditetapkan, sedangkan guru
lain dengan cara yang bertentangaqn dengan
ketentuan yang telah disepakati.. Setiap guru yang mengajar hendaknya sesuai
dengan tujuan utuh pendidikan. Tujuan utuh pendidikan jauh lebih luas dari misi
pengajaran yang dikemas dalam Kompetensi Dasar (KD). Rumusan tujuan yang
berdasarkan pandangan behaviorisme dan menghafal saja sudah tidak dapat
dipertahankan lagi Guru sebaiknya dapat membuka diri dalam mengembangkan
pendekatan rumusan tujuan, sebab tidak semua kualitas manusia dapat dinyatakan
terukur berdasarkan hafalan tertentu.
Hasil belajar atau pengalaman belajar dari sebuah proses pembelajaran
dapat berdampak langsung dan tidak langsung. Menurut (Joni, 1996) mengatakan
Dampak
langsung
pengajaran
dinamakan
dampak
instruksional (instrucional
effects) sedangkan dampak tidak langsung dari keterlibatan para siswa dalam
berbagai kegiatan belajar yang khas yang dirancang oleh guru yang disebut
Prosiding Seminar Nasional dan Bedah Buku
Pendidikan Karakter dalam Implementasi Kurikulum 2013
148
dampak pengiring (nurturant effects) contoh pembelajaran utuh yang disiapkan
seorang guru melalui RPP yang berkarakter.sebagai berikut.
CONTOH RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuanpendidikan: SEKOLAH DASAR
Kelas / semester : 1 / 1
Tema / Sub Tema : Diri Sendiri/Aku dan Teman Baru
Pembelajaran
: 1/ RKH 1
Semester
: 1 (Satu)
Alokasiwaktu
: 1 Hari
A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, santun, peduli, dan
percaya diridalam berinteraks dengan keluarga, teman dan guru
3. Memahami pengetahuan factual dengan cara mengamati [mendengar,
melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin ahu tentang
dirinya, makhluk ciptaanTuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah
4. Menyajikan pengetahuan factual dalam bahasa yang jelas dan logis dan
sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia
B. KOMPETENSI DASAR
PPKn
4.2.. Melaksanakan tata tertib di rumah dan di sekolah
BAHASA INDONESIA
4.2 Menyampaikan teks cerita diri/personal tentang keluarga secara
mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi
dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu penyajian
PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN
4.3. Mempraktikkan pola dasar manipulatif yang dilandasi konsep gerak
dalam berbagai bentuk permainan sederhana dan atau permainan
tradisional
SENI, BUDAYA, DAN PRAKARYA
Prosiding Seminar Nasional dan Bedah Buku
Pendidikan Karakter dalam Implementasi Kurikulum 2013
149
4.1
Menggambar ekspresi dengan mengolah garis, warna dan bentuk
berdasarkan hasil pengamatan di lingkungan sekitar
C. INDIKATOR
PPKn
1. Menjalankan contoh sikap perilaku patuh pada aturan/kebiasaan yang
berlaku dalam kehidupan sehari – hari di sekolah (Menjalankan
peraturan pada permainan di sekolah)
BAHASA INDONESIA
1. Memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap
2. Memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama panggilan
3. Menyebutkan nama temannya
PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN
1. Melakukan gerakan melempar
2. Melakukan gerakan menangkap
SENI BUDAYA, DAN PRAKARYA
1. Memberi hiasan pada kartu nama
D. TUJUAN
1. Dengan melakukan permainan lempar bola, siswa dapat memperkenalkan diri
dengan menyebutkan nama panggilan secara benar
2. Dengan melakukan permainan dan bernyanyi, siswa dapat menyebutkan nama
lengkap secara benar
3. Melalui peragaan guru menghias kartu nama, siswa dapat menghias kartu
nama dengan rapi.
E. MATERI
PPKn
1. Menjalankan peraturan pada permainan di sekolah.
BAHASA INDONESIA
1. Memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap
2. Memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama panggilan
3. Menyebutkan nama temannya
PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN
1. Praktik gerakan melempar bola
2. Praktik gerakan menangkap bola
SENI, BUDAYA, DAN DESAIN
1. Memberi hiasan pada kartu nama
Prosiding Seminar Nasional dan Bedah Buku
Pendidikan Karakter dalam Implementasi Kurikulum 2013
150
F. PENDEKATAN & METODE
Pendekatan
: Scientific
Metode
: Observasi, Penugasan, Tanya Jawab, Diskusi Dan
Ceramah
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN (UNTUK PEER TEACHING)
Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Mengajak siswa berdo’amenurut agama dan 5 menit
keyakinan
masing-masing
(untuk
mengawali
kegiatan pembelajaran)
2. Mengajak semua siswa menyanyi
3. Dilanjutkan dengan bertanya jawab tentang
syairlagu, dan menanyakan apakah siswa sudah
berkenalan dengan teman sekelasnya
4. Meminta informasi dari siswa tentang pentingnya
saling mengenal
5. Menginformasikan tema yang akan dibelajarkan
yaitu tentang
“Aku dan Teman Baru”
Inti
1. Meminta satu siswa untuk memperkenalkan diri 20menit
kepada teman-temannya dan meminta siswa
lainnya untuk menanyakan apa yang ingin
diketahui dari siswa tersebut
(mengamati,
menyimak, mendengar)
Jawaban
berkembang
sesuai dengan
hasil
eksplorasi serta kemampuan siswa
2. Meminta siswa untuk menanyakan nama lengkap
dan nama panggilan teman lainnya sehingga
membentuk kelompok
(menyimak, menanya,
menalar)
3. Guru memulai permainan lempar bola dengan
menjelaskan aturan mainnya yaitu kelompok yang
berhasil menangkap bola harus memperkenalkan
nama lengkap dan nama panggilan kepada temanteman pada kelompok lainnya (mencoba)
4. Guru meminta salah satu anggota kelompok untuk
memperkenalkan nama panggilan semua teman
dalam satu kelompoknya
5. Guru melempar bola secara acak dan siswa yang
berhasil menangkap bola diminta sebanyak
mungkin menyebutkan nama panggilan temantemannya
6. Guru menjelaskan bahwa salah satu cara untuk
mengenal teman kita juga bisa menggunakan kartu
nama
Kegiatan
DeskripsiKegiatan
Prosiding Seminar Nasional dan Bedah Buku
Pendidikan Karakter dalam Implementasi Kurikulum 2013
151
Kegiatan
DeskripsiKegiatan
Alokasi
Waktu
7. Guru membagikartu nama pada setiap siswa
8. Siswa diminta untuk menghias kartu nama
mereka
(menyimak, menanya, menalar)
Penilaian proses:
a. Guru mengamati cara siswa
memperkenalkan diri
b. Mengamati kemampuan siswa dalam
menjalankan peraturan dalam permainan
lembar bola
c. Mengamati kemampuan siswa dalam
melempar dan menangkap bola
d. Mengamati kemampuan siswa dalam
menyebutkan nama panggilan teman
sekelasnya
e. Menilai
kemampuan
siswa
dalam
menghias kartu nama
f. Menilaidenganlembarpengamatanperilaku.
Penutup
H.
I.
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan /
rangkuman hasil belajar selama sehari dengan
menanyakan pentingnya mengenal sesama teman
2. Melakukan penilaian hasil belajar
3. Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama
dan meyakinkan masing-masing (untuk menutup
kegiatan pembelajaran)
5menit
SUMBER DAN MEDIA
Diri anak
Lingkungan sekolah
Kartu nama
Bola plastik
BukuTematik Kelas I
PENILAIAN
1. Prosedur Penilaian
Penilaian Unjuk Kerja
Menggunakan format pengamatan dilakukan dalam kegiatan
pembelajaran sejak dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir
Prosiding Seminar Nasional dan Bedah Buku
Pendidikan Karakter dalam Implementasi Kurikulum 2013
152
2. Instrumen Penilaian
PenilaianUnjuk Kerja
1) Penilaian Pengamatan
2) Penilaian Produk
Mengetahui
KepalaSekolah,
Guru Kelas 1
(..............................)
(………………..)
Berdasarkan contoh di atas dapat disimak bahwa pada kompetensi inti
secara
utuh dapat menggambarkan pengalaman belajar yang dapat menampilkan
pendidikan karakter siswa sekolah dasar. Perhatikan cuplikan kompetensi inti
berikut pada kata yang bergaris di bawahnya.
KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraks dengan keluarga, teman dan guru
3. Memahami
pengetahuan
factual
dengan
cara
mengamati
[mendengar,
melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaanTuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya
di rumah, sekolah
4. Menyajikan pengetahuan factual dalam bahasa yang jelas dan logis dan
sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia
Selanjutnya penilaian yang dilaksanakan dengan penilaian unjuk Kerja
(Penilaian Pengamatan, Penilaian Produk) dapat membentuk karakter seperti
ketelitian, kejujuran, kenyakinan, keuletan terhadap semua yang dihadapi siswa
ketika melakasakan ujian.
Berdasarkan pada pemikiran-pemikiran dan prinsip-prinsip tersebut maka
dapat dimengerti bahwa pendidikan karakter dalam pembelajaran di sekolah
Prosiding Seminar Nasional dan Bedah Buku
Pendidikan Karakter dalam Implementasi Kurikulum 2013
153
dasar, keterpaduan dalam pembelajaran pada semua mata pelajaran. Pendidikan
karakter pada siswa sekolah dasar diintegrasikan ke dalam semua mata pelajaran,
dengan demikian
efektifitas dalam proses pembelajaran dapat terpenuhi dan
menjadikan kegiatan belajar mengajar lebih kondusif.
1.
Bentuk-Bentuk Pembelajaran Terpadu Yang Bekarakter
Menurut Cohen dalam Degeng (1989), terdapat tiga kemungkinan variasi
pembelajaran terpadu yang berkenaan dengan pendidikan yang dilaksanakan
dalam
suasana
pendidikan
progresif
yaitu
kurikulum
terpadu
(integrated
curriculum), hari terpadu (integrated day), dan pembelajaran terpadu (integrated
learning). Kurikulum terpadu adalah kegiatan menata keterpaduan berbagai materi
mata pelajaran melalui suatu tema lintas bidang membentuk suatu keseluruhan
yang bermakna sehingga batas antara berbagai bidang studi tidaklah ketat atau
boleh dikatakan tidak ada. Hari terpadu berupa perancangan kegiatan siswa dari
sesuatu kelas pada hari tertentu untuk mempelajari atau mengerjakan berbagai
kegiatan sesuai dengan minat mereka. Sementara itu, pembelajaran terpadu
menunjuk pada kegiatan belajar yang terorganisasikan secara lebih terstruktur
yang bertolak pada tema-tema tertentu atau pelajaran tertentu sebagai titik
pusatnya (center core/center of interst).
Lebih lanjut,
model-model pembelajaran inovatif dan terpadu yang
mungkin dapat diadaptasi, seperti yang ditulis oleh Trianto, 2009, dalam bukunya
yang berjudul Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik adalah sebagai
berikut. (1) Fragmen tasi Dalam model ini, suatu disiplin yang berbeda dan
terpisah dikembangkan merupakan suatu kawasan dari suatu mata pelajaran (2)
KoneksiDalam model ini, dalam setiap topik ke topik, tema ke tema, atau konsep
ke konsep isi mata pelajaran dihubungkan secara tegas (3) Sarang Dalam model
ini, guru mentargetkan variasi keterampilan (sosial, berpikir, dan keterampilan
khusus)
dari
setiap
mata
pelajaran.
(4)
Rangkaian/Urutan
Dalam model ini, topik atau unit pembelajaran disusun dan diurutkan selaras
dengan yang lain. Ide yang sama diberikan dalam kegiatan yang sama sambil
mengingatkan konsep-konsep yang berbeda. (5)Patungan Dalam model ini,
Prosiding Seminar Nasional dan Bedah Buku
Pendidikan Karakter dalam Implementasi Kurikulum 2013
154
perencanaan
dan
pembelajaran
menyatu
dalam
dua
disiplin
yang
konsep/gagasannya muncul saling mengisi sebagai suatu sistem. (6) Jala-jala
Dalam model ini, tema/topik yang bercabang ditautkan ke dalam kurikulum.
Dengan menggunakan tema itu, pembelajaran mencari konsep/gagasan yang tepat.
(7) Untaian Simpul: Dalam model ini,
pendekatan metakurikuler menjalin
keterampilan berpikir, sosial, intelegensi, teknik, dan keterampilan belajar melalui
variasi
disiplin
.(8)Integrasi
Dalam
model
ini,
pendekatan
interdisipliner
memasangkan antar mata pelajaran untuk saling mengisi dalam topik dan konsep
dengan beberapa tim guru dalam model integrasi riil. (9) Peleburan Dalam model
ini, suatu disiplin menjadi bagian yang tak terpisahkan dari keahliannya, para
pebelajar
menjaring
semua
isi melalui keahlian
dan
meramu
ke
dalam
pengalamannya. (10) Jaringan: Dalam model ini, pebelajar menjaring semua
pembelajaran melalui pandangan keahliannya dan membuat jaringan hubungan
internal mengarah ke jaringan eksternal dari keahliannya yang berkaitan dengan
lapangan
2.
Pendidikan
Karakter
dalam
Pembelajaran
di
Sekolah
Pendidikan karakter dalam pembelajaran di sekolah dasar
Dasar
terintegrasi
dengan semua mata pelajaran. Sasaran integrasinya adalah materi pelajaran,
prosedur
penyampaian,
serta
pemaknaan
pengalaman
belajar
para
siswa.
Konsekuensi dari pembelajaran terpadu, maka modus belajar para siswa harus
bervariasi sesuai dengan karakter masing-masing siswa Variasi belajar itu dapat
berupa membaca bahan rujukan, melakukan pengamatan, melakukan percobaan,
mewawancarai nara sumber, dan sebagainya dengan cara kelompok maupun
individual.
Terselenggaranya variasi modus belajar para siswa perlu ditunjang oleh
variasi modus penyampaian pelajaran oleh para guru. Kebiasaan penyampaian
pelajaran secara eksklusif dan pendekatan ekspositorik hendaknya dikembangkan
kepada pendekatan yang lebih beragam seperti diskoveri dan inkuiri. Kegiatan
penyampaian informasi, pemantapan konsep, pengungkapan pengalaman para
siswa melalui monolog oleh guru perlu diganti dengan modus penyampaian yang
ditandai oleh pelibatan aktif para siswa baik secara intelektual (bermakna)
Prosiding Seminar Nasional dan Bedah Buku
Pendidikan Karakter dalam Implementasi Kurikulum 2013
155
maupun secara emosional (dihayati kemanfaatannya) sehingga lebih responsif
terhadap upaya mewujudkan tujuan utuh pendidikan. Dengan bekal varisai modus
pembelajaran tersebut, maka skenario pembelajaran yang di dalamnya terkait
pendidikan karakter bangsa seperti contoh berikut ini dapat dilaksanakan lebih
bermakna.
Penempatan Pendidikan karakter bangsa diintegrasikan dengan semua
mata pelajaran tidak berarti tidak memiliki konsekuensi. Oleh karena itu, perlu
ada komitmen untuk disepakati dan disikapi dengan saksama sebagai kosekuensi
logisnya. Komitmen tersebut antara lain sebagai berikut. Pendidikan karakter
(sebagai bagian dari kurikulum) yang terintegrasikan dalam semua mata pelajaran,
dalam
proses
pengembangannya
haruslah
mencakupi
tiga
dimensi
yaitu
kurikulum sebagai ide, kurikulum sebagai dokumen, dan kurikulum sebagai
proses (Hasan, 2000) terhadap semua mata pelajaran yang dimuati pendidikan
karakter bangsa. Lebih lanjut, Hasan (2000) mengurai bahwa pengembangan ide
berkenaan dengan folisifi kurikulum, model kurikulum, pendekatan dan teori
belajar, pendekatan atau model evaluasi. Pengembangan dokumen berkaitan
dengan keputusan tentang informasi dan jenis dokumen yang akan dihasilkan,
bentuk/format Silabus, dan komponen kurikulum yang harus dikembangkan.
Sementara itu, pengembangan proses berkenaan dengan pengembangan pada
tataran empirik seperti RPP, proses belajar di kelas, dan evaluasi yang sesuai.
Agar pengembangan proses ini merupakan kelanjutan dari pengembangan ide dan
dokumen haruslah didahului oleh sebuah proses sosialisasi oleh orang-orang yang
terlibat dalam kedua proses, atau paling tidak pada proses pengembangan
kurikulum.
Dalam pembelajaran terpadu agar pembelajaran efektif dan berjalan sesuai
harapan ada persyaratan yang harus dimiliki yaitu (a) kejelian profesional para
guru dalam mengantisipasi pemanfaatan berbagai kemungkinan arahan pengait
yang harus dikerjakan para siswa untuk menggiring terwujudnya kaitan-kaitan
koseptual intra atau antarmata bidang studi dan (b) penguasaan material terhadap
bidang-bidang studi yang perlu dikaitkan (Joni,
Prosiding Seminar Nasional dan Bedah Buku
Pendidikan Karakter dalam Implementasi Kurikulum 2013
1996).
Berkaitan dengan
156
Pendidikan karakter
sebagai pembelajaran yang terpadu dengan semua mata
pelajaran arahan pengait yang dimaksudkan dapat berupa pertanyaan yang harus
dijawab atau tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh para siswa yang mengarah
kepada
perkembangan
pendidikan
karakter
dan
pengembangan
kualitas
kemanusiaan.
C. PENUTUP
1.
Simpulan
Berdasarkan landasan teori dan pembahasan yang terurai ditas maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
a.
Cukup
beralasan
bila
Pendidikan
karakter
dalam pembelajarannya
diintegrasikan ke dalam semua mata pelajaran. Alasan-alasan itu adalah karena
meningkatkan akhlak luhur para siswa adalah tanggung jawab semua guru,
semua guru harus menjadi teladan yang berwibawa, tujuan utuh pendidikan
adalah membentuk sosok siswa secara utuh, pencapaian pendidikan harus
mencakupi dampak instruksional dan dampak pengiring.
b. Implementasi pendidikan karakter terintegrasikan ke dalam semua mata
pelajaran, pengembangannya lebih memadai pada model kurikulum terpadu
dan pembelajaran terpadu dengan menentukan center core pada mata pelajaran
yang akan dibelajarkan.
c. Proses pengembangan Pendidikan karakter sebagai pembelajaran terpadu harus
diproses seperti kuriklum lainya yaitu sebagai ide, dokumen, dan proses;
kejelian profesional dan penguasaan materi; dukungan pendidikan luar sekolah;
arahan spontan dan penguatan segera; penilaian beragam; difusi, inovasi dan
sosialisasi adalah komitmen-komitmen yang harus diterima dan disikapi dalam
pencanangan pembelajaran terpadu Pendidikan karakter.
2. Saran
a. Keterpaduan pendidikan karakter adalah kegiatan pendidikan. Pendidikan
karakter diharapk menjadi kegiatan-kegiatan diskusi, simulasi, dan penampilan
berbagai kegiatan sekolah untuk itu guru diharapkan lebih aktif dalam
pembelajarannya
Prosiding Seminar Nasional dan Bedah Buku
Pendidikan Karakter dalam Implementasi Kurikulum 2013
157
b. Lingkungan sekolah yang positif membantu membangun karakter. Untuk itu
benahi lingkungan sekolah agar menjadi lingkungan yang positif.
c. Guru harus disiplin lebih dulu siswa pasti akan mengikuti disiplin.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun Materi. 2013. Bahan Ajar Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru
(PLPG) dalam Jabatan . Semarang. Panitia Sertifikasi Guru Rayon 112
UNNES.
Rachman, Maman. 2000. Reposisi, Reevaluasi, dan Redefinisi Pendidikan Nilai
Bagi Generasi Muda Bangsa . Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Tahun
Ke-7.
Degeng, S Nyoman,1989,Taksonomi Variabel , Jakarta, Depdikbud.
Depdiknas, 2003, Undang-undang No. 20 tahun 2003, Sistem Pendidikan
Nasional, http://www.depdiknas.go.id.
Hasan, S. Hamid. 2000. Pendekatan Multikultural untuk Penyempurnaan
Kurikulum, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Joni, T. Raka. 1996. Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Dirjen Dikti Bagian Proyek
PPGSD.
Mulyana, 2003, Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nurhadi, Burhan Yasin, Agus Genad Senduk, 2004, Pendekatan Kontekstual dan
Penerapannya dalam KBK, Malang,Universitas negeri Malang.
Trianto, 2009, Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik , Jakarta,
Prestasi Pustaka Publisher.
Waridjan. 1991. Tes Hasil Belajar Gaya Objektif. Semarang: IKIP Semarang
Press.
Prosiding Seminar Nasional dan Bedah Buku
Pendidikan Karakter dalam Implementasi Kurikulum 2013
158
BERBASIS KURIKULUM 2013
Oleh:
Sukardi
Sugiyanti
salsa_sukardi@yahoo.co.id
ABSTRAK
Pelaksanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran di sekolah dasar berbasis
kurikulum 2013, sudah selayaknya segera diwujudkan dengan sabaik-baiknya.
Hal ini dimaksud agar keterpurukan karakter siswa dapat segera diatasi.
Keterpurukan karakter siswa dapat diperhatikan pada kejujuran, tanggungjawab,
semangat belajar, keingintahuan, kerjasama dan lain sebagainya. Untuk
memperbaiki terterpurukan karakter tersebut dapat diselesaikan dengan
ditenerapkan sintak Scientific yang merupakan amanat dari kurikulum 2013.
A. PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, nomor 54 tahun 2013
tentang standar kompetensi lulusan pendidikan dasar dan menengah. Dinyatakan
bahwa
Lulusan
SD/MI/SDLB/Paket
A
memiliki sikap,
pengetahuan,
dan
keterampilan. Hal ini sesuai dengan misi yang dimuat dalam Garis-Garis Besar
Haluan Negara yaitu mewujudkan sistem dan iklim pendidikan nasional yang
demokratis dan bermutu guna memperteguh akhlak mulia, kreatif, inovatif,
berwawasan
kebangsaan,
cerdas,
sehat,
berdisiplin
dan
bertanggungjawab,
berketerampilan serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka
mengembangkan
kualitas
mengamanatkan
arah
manusia
kebijakan
Indonesia
Terlihat
dengan
jelas GBHN
di bidang pendidikan yaitu: meningkatkan
kemampuan akademik dan profesional serta meningkatkan jaminan kesejahteraan
tenaga kependidikan sehingga tenaga pendidik mampu berfungsi secara optimal
terutama dalam peningkatan pendidikan watak dan budi pekerti agar dapat
mengembalikan wibawa lembaga dan tenaga kependidikan.
Sistem pendidikan nasional yang dimuat dalam UU 20 tahun 2003
dinyatakan
bahwa
Pendidikan
Nasional
Pendidikan
nasional
berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
Prosiding Seminar Nasional dan Bedah Buku
Pendidikan Karakter dalam Implementasi Kurikulum 2013
146
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Berdasarkan hal tersebut diatas, secara formal upaya menyiapkan kondisi,
sarana/prasarana, kegiatan, pendidikan, dan kurikulum yang mengarah kepada
pembentukan watak dan budi pekerti generasi muda bangsa memiliki landasan
yuridis yang kuat. Namun, sinyal tersebut baru disadari ketika terjadi krisis akhlak
yang menerpa semua lapisan masyarakat. Tidak terkecuali juga pada anak-anak
usia sekolah. Untuk mencegah lebih parahnya krisis akhlak, kini upaya tersebut
mulai dirintis melalui pendidikan karakter bangsa. Dalam pemberian pendidikan
karakter bangsa di sekolah, para pakar berbeda pendapat. Setidaknya ada tiga
pendapat
yang berkembang.
Pertama,
bahwa pendidikan karakter bangsa
diberikan
berdiri sendiri sebagai suatu
mata pelajaran.
Pendapat kedua,
pendidikan karakter bangsa diberikan secara terintegrasi dalam mata pelajaran
PKn, pendidikan agama, dan mata pelajaran lain yang relevan. Pendapat ketiga,
pendidikan karakter bangsa terintegrasi ke dalam semua mata pelajaran.
Menyikapi hal tersebut diatas, penulis lebih memilih pada pendapat yang ketiga.
Untuk itu dalam makalah ini penulis mengambil judul “Pendidikan Karakter
dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar”
2.
Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan yang terurai diatas maka penulis
membuat rumusan masalah sebagai berikut :
a.
Apakah Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar”
b.
dapat terintegrasikan ke dalam semua mata pelajaran?Bagaimanakah cara
mengimplementasikan Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran di
c.
Sekolah
Dasar”
Bagaimanakah
Pembelajaran di
terintegrasikan
proses
ke
pengembangan
dalam
semua
Pendidikan
mata
pelajaran?
Karakter
dalam
Sekolah Dasar ?
Prosiding Seminar Nasional dan Bedah Buku
Pendidikan Karakter dalam Implementasi Kurikulum 2013
147
3. Ruang Lingkup Ruang lingkup pembahasan ditekankan pada upaya pendidik
mengembangkan Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar
dengan mengkritisi implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran di
Sekolah Dasar dalam keterpaduan pembelajaran. Pembahasan selengkapnya
mencakup
rasionalisasi
keterpaduan,
bentuk-bentuk
pembelajaran
terpadu,
skenario penerapan Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar.
B. PEMBAHASAN
Rasionalisasi
Keterpaduan
Pendidikan
yang
difokuskan
pada
terbentuknya karakter siswa merupakan tanggungjawab semua guru. Oleh karena
itu, pembinaannya pun dilaksanakan
oleh semua guru. Dengan demikian, kurang
tepat jika dikatakan bahwa mendidik para siswa agar memiliki karakter bangsa
hanya ditimpahkan pada guru mata pelajaran tertentu, contoh guru pendidikan
agama. Walaupun dapat dipahami bahwa porsi yang dominan untuk mengajarkan
pendidikan karakter adalah para guru yang relevan dengan pendidikan karakter.
Guru berupaya menjadikan dirinya sebagai sosok teladan yang berwibawa
bagi para siswanya. Sebab tidak akan memiliki makna apapun jika seorang guru
menyelesaikan suatu masalah yang bertentangan dengan kesepakatan yang telah
ditetapkan, sedangkan guru
lain dengan cara yang bertentangaqn dengan
ketentuan yang telah disepakati.. Setiap guru yang mengajar hendaknya sesuai
dengan tujuan utuh pendidikan. Tujuan utuh pendidikan jauh lebih luas dari misi
pengajaran yang dikemas dalam Kompetensi Dasar (KD). Rumusan tujuan yang
berdasarkan pandangan behaviorisme dan menghafal saja sudah tidak dapat
dipertahankan lagi Guru sebaiknya dapat membuka diri dalam mengembangkan
pendekatan rumusan tujuan, sebab tidak semua kualitas manusia dapat dinyatakan
terukur berdasarkan hafalan tertentu.
Hasil belajar atau pengalaman belajar dari sebuah proses pembelajaran
dapat berdampak langsung dan tidak langsung. Menurut (Joni, 1996) mengatakan
Dampak
langsung
pengajaran
dinamakan
dampak
instruksional (instrucional
effects) sedangkan dampak tidak langsung dari keterlibatan para siswa dalam
berbagai kegiatan belajar yang khas yang dirancang oleh guru yang disebut
Prosiding Seminar Nasional dan Bedah Buku
Pendidikan Karakter dalam Implementasi Kurikulum 2013
148
dampak pengiring (nurturant effects) contoh pembelajaran utuh yang disiapkan
seorang guru melalui RPP yang berkarakter.sebagai berikut.
CONTOH RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuanpendidikan: SEKOLAH DASAR
Kelas / semester : 1 / 1
Tema / Sub Tema : Diri Sendiri/Aku dan Teman Baru
Pembelajaran
: 1/ RKH 1
Semester
: 1 (Satu)
Alokasiwaktu
: 1 Hari
A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, santun, peduli, dan
percaya diridalam berinteraks dengan keluarga, teman dan guru
3. Memahami pengetahuan factual dengan cara mengamati [mendengar,
melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin ahu tentang
dirinya, makhluk ciptaanTuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah
4. Menyajikan pengetahuan factual dalam bahasa yang jelas dan logis dan
sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia
B. KOMPETENSI DASAR
PPKn
4.2.. Melaksanakan tata tertib di rumah dan di sekolah
BAHASA INDONESIA
4.2 Menyampaikan teks cerita diri/personal tentang keluarga secara
mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi
dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu penyajian
PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN
4.3. Mempraktikkan pola dasar manipulatif yang dilandasi konsep gerak
dalam berbagai bentuk permainan sederhana dan atau permainan
tradisional
SENI, BUDAYA, DAN PRAKARYA
Prosiding Seminar Nasional dan Bedah Buku
Pendidikan Karakter dalam Implementasi Kurikulum 2013
149
4.1
Menggambar ekspresi dengan mengolah garis, warna dan bentuk
berdasarkan hasil pengamatan di lingkungan sekitar
C. INDIKATOR
PPKn
1. Menjalankan contoh sikap perilaku patuh pada aturan/kebiasaan yang
berlaku dalam kehidupan sehari – hari di sekolah (Menjalankan
peraturan pada permainan di sekolah)
BAHASA INDONESIA
1. Memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap
2. Memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama panggilan
3. Menyebutkan nama temannya
PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN
1. Melakukan gerakan melempar
2. Melakukan gerakan menangkap
SENI BUDAYA, DAN PRAKARYA
1. Memberi hiasan pada kartu nama
D. TUJUAN
1. Dengan melakukan permainan lempar bola, siswa dapat memperkenalkan diri
dengan menyebutkan nama panggilan secara benar
2. Dengan melakukan permainan dan bernyanyi, siswa dapat menyebutkan nama
lengkap secara benar
3. Melalui peragaan guru menghias kartu nama, siswa dapat menghias kartu
nama dengan rapi.
E. MATERI
PPKn
1. Menjalankan peraturan pada permainan di sekolah.
BAHASA INDONESIA
1. Memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap
2. Memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama panggilan
3. Menyebutkan nama temannya
PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN
1. Praktik gerakan melempar bola
2. Praktik gerakan menangkap bola
SENI, BUDAYA, DAN DESAIN
1. Memberi hiasan pada kartu nama
Prosiding Seminar Nasional dan Bedah Buku
Pendidikan Karakter dalam Implementasi Kurikulum 2013
150
F. PENDEKATAN & METODE
Pendekatan
: Scientific
Metode
: Observasi, Penugasan, Tanya Jawab, Diskusi Dan
Ceramah
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN (UNTUK PEER TEACHING)
Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Mengajak siswa berdo’amenurut agama dan 5 menit
keyakinan
masing-masing
(untuk
mengawali
kegiatan pembelajaran)
2. Mengajak semua siswa menyanyi
3. Dilanjutkan dengan bertanya jawab tentang
syairlagu, dan menanyakan apakah siswa sudah
berkenalan dengan teman sekelasnya
4. Meminta informasi dari siswa tentang pentingnya
saling mengenal
5. Menginformasikan tema yang akan dibelajarkan
yaitu tentang
“Aku dan Teman Baru”
Inti
1. Meminta satu siswa untuk memperkenalkan diri 20menit
kepada teman-temannya dan meminta siswa
lainnya untuk menanyakan apa yang ingin
diketahui dari siswa tersebut
(mengamati,
menyimak, mendengar)
Jawaban
berkembang
sesuai dengan
hasil
eksplorasi serta kemampuan siswa
2. Meminta siswa untuk menanyakan nama lengkap
dan nama panggilan teman lainnya sehingga
membentuk kelompok
(menyimak, menanya,
menalar)
3. Guru memulai permainan lempar bola dengan
menjelaskan aturan mainnya yaitu kelompok yang
berhasil menangkap bola harus memperkenalkan
nama lengkap dan nama panggilan kepada temanteman pada kelompok lainnya (mencoba)
4. Guru meminta salah satu anggota kelompok untuk
memperkenalkan nama panggilan semua teman
dalam satu kelompoknya
5. Guru melempar bola secara acak dan siswa yang
berhasil menangkap bola diminta sebanyak
mungkin menyebutkan nama panggilan temantemannya
6. Guru menjelaskan bahwa salah satu cara untuk
mengenal teman kita juga bisa menggunakan kartu
nama
Kegiatan
DeskripsiKegiatan
Prosiding Seminar Nasional dan Bedah Buku
Pendidikan Karakter dalam Implementasi Kurikulum 2013
151
Kegiatan
DeskripsiKegiatan
Alokasi
Waktu
7. Guru membagikartu nama pada setiap siswa
8. Siswa diminta untuk menghias kartu nama
mereka
(menyimak, menanya, menalar)
Penilaian proses:
a. Guru mengamati cara siswa
memperkenalkan diri
b. Mengamati kemampuan siswa dalam
menjalankan peraturan dalam permainan
lembar bola
c. Mengamati kemampuan siswa dalam
melempar dan menangkap bola
d. Mengamati kemampuan siswa dalam
menyebutkan nama panggilan teman
sekelasnya
e. Menilai
kemampuan
siswa
dalam
menghias kartu nama
f. Menilaidenganlembarpengamatanperilaku.
Penutup
H.
I.
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan /
rangkuman hasil belajar selama sehari dengan
menanyakan pentingnya mengenal sesama teman
2. Melakukan penilaian hasil belajar
3. Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama
dan meyakinkan masing-masing (untuk menutup
kegiatan pembelajaran)
5menit
SUMBER DAN MEDIA
Diri anak
Lingkungan sekolah
Kartu nama
Bola plastik
BukuTematik Kelas I
PENILAIAN
1. Prosedur Penilaian
Penilaian Unjuk Kerja
Menggunakan format pengamatan dilakukan dalam kegiatan
pembelajaran sejak dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir
Prosiding Seminar Nasional dan Bedah Buku
Pendidikan Karakter dalam Implementasi Kurikulum 2013
152
2. Instrumen Penilaian
PenilaianUnjuk Kerja
1) Penilaian Pengamatan
2) Penilaian Produk
Mengetahui
KepalaSekolah,
Guru Kelas 1
(..............................)
(………………..)
Berdasarkan contoh di atas dapat disimak bahwa pada kompetensi inti
secara
utuh dapat menggambarkan pengalaman belajar yang dapat menampilkan
pendidikan karakter siswa sekolah dasar. Perhatikan cuplikan kompetensi inti
berikut pada kata yang bergaris di bawahnya.
KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraks dengan keluarga, teman dan guru
3. Memahami
pengetahuan
factual
dengan
cara
mengamati
[mendengar,
melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaanTuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya
di rumah, sekolah
4. Menyajikan pengetahuan factual dalam bahasa yang jelas dan logis dan
sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia
Selanjutnya penilaian yang dilaksanakan dengan penilaian unjuk Kerja
(Penilaian Pengamatan, Penilaian Produk) dapat membentuk karakter seperti
ketelitian, kejujuran, kenyakinan, keuletan terhadap semua yang dihadapi siswa
ketika melakasakan ujian.
Berdasarkan pada pemikiran-pemikiran dan prinsip-prinsip tersebut maka
dapat dimengerti bahwa pendidikan karakter dalam pembelajaran di sekolah
Prosiding Seminar Nasional dan Bedah Buku
Pendidikan Karakter dalam Implementasi Kurikulum 2013
153
dasar, keterpaduan dalam pembelajaran pada semua mata pelajaran. Pendidikan
karakter pada siswa sekolah dasar diintegrasikan ke dalam semua mata pelajaran,
dengan demikian
efektifitas dalam proses pembelajaran dapat terpenuhi dan
menjadikan kegiatan belajar mengajar lebih kondusif.
1.
Bentuk-Bentuk Pembelajaran Terpadu Yang Bekarakter
Menurut Cohen dalam Degeng (1989), terdapat tiga kemungkinan variasi
pembelajaran terpadu yang berkenaan dengan pendidikan yang dilaksanakan
dalam
suasana
pendidikan
progresif
yaitu
kurikulum
terpadu
(integrated
curriculum), hari terpadu (integrated day), dan pembelajaran terpadu (integrated
learning). Kurikulum terpadu adalah kegiatan menata keterpaduan berbagai materi
mata pelajaran melalui suatu tema lintas bidang membentuk suatu keseluruhan
yang bermakna sehingga batas antara berbagai bidang studi tidaklah ketat atau
boleh dikatakan tidak ada. Hari terpadu berupa perancangan kegiatan siswa dari
sesuatu kelas pada hari tertentu untuk mempelajari atau mengerjakan berbagai
kegiatan sesuai dengan minat mereka. Sementara itu, pembelajaran terpadu
menunjuk pada kegiatan belajar yang terorganisasikan secara lebih terstruktur
yang bertolak pada tema-tema tertentu atau pelajaran tertentu sebagai titik
pusatnya (center core/center of interst).
Lebih lanjut,
model-model pembelajaran inovatif dan terpadu yang
mungkin dapat diadaptasi, seperti yang ditulis oleh Trianto, 2009, dalam bukunya
yang berjudul Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik adalah sebagai
berikut. (1) Fragmen tasi Dalam model ini, suatu disiplin yang berbeda dan
terpisah dikembangkan merupakan suatu kawasan dari suatu mata pelajaran (2)
KoneksiDalam model ini, dalam setiap topik ke topik, tema ke tema, atau konsep
ke konsep isi mata pelajaran dihubungkan secara tegas (3) Sarang Dalam model
ini, guru mentargetkan variasi keterampilan (sosial, berpikir, dan keterampilan
khusus)
dari
setiap
mata
pelajaran.
(4)
Rangkaian/Urutan
Dalam model ini, topik atau unit pembelajaran disusun dan diurutkan selaras
dengan yang lain. Ide yang sama diberikan dalam kegiatan yang sama sambil
mengingatkan konsep-konsep yang berbeda. (5)Patungan Dalam model ini,
Prosiding Seminar Nasional dan Bedah Buku
Pendidikan Karakter dalam Implementasi Kurikulum 2013
154
perencanaan
dan
pembelajaran
menyatu
dalam
dua
disiplin
yang
konsep/gagasannya muncul saling mengisi sebagai suatu sistem. (6) Jala-jala
Dalam model ini, tema/topik yang bercabang ditautkan ke dalam kurikulum.
Dengan menggunakan tema itu, pembelajaran mencari konsep/gagasan yang tepat.
(7) Untaian Simpul: Dalam model ini,
pendekatan metakurikuler menjalin
keterampilan berpikir, sosial, intelegensi, teknik, dan keterampilan belajar melalui
variasi
disiplin
.(8)Integrasi
Dalam
model
ini,
pendekatan
interdisipliner
memasangkan antar mata pelajaran untuk saling mengisi dalam topik dan konsep
dengan beberapa tim guru dalam model integrasi riil. (9) Peleburan Dalam model
ini, suatu disiplin menjadi bagian yang tak terpisahkan dari keahliannya, para
pebelajar
menjaring
semua
isi melalui keahlian
dan
meramu
ke
dalam
pengalamannya. (10) Jaringan: Dalam model ini, pebelajar menjaring semua
pembelajaran melalui pandangan keahliannya dan membuat jaringan hubungan
internal mengarah ke jaringan eksternal dari keahliannya yang berkaitan dengan
lapangan
2.
Pendidikan
Karakter
dalam
Pembelajaran
di
Sekolah
Pendidikan karakter dalam pembelajaran di sekolah dasar
Dasar
terintegrasi
dengan semua mata pelajaran. Sasaran integrasinya adalah materi pelajaran,
prosedur
penyampaian,
serta
pemaknaan
pengalaman
belajar
para
siswa.
Konsekuensi dari pembelajaran terpadu, maka modus belajar para siswa harus
bervariasi sesuai dengan karakter masing-masing siswa Variasi belajar itu dapat
berupa membaca bahan rujukan, melakukan pengamatan, melakukan percobaan,
mewawancarai nara sumber, dan sebagainya dengan cara kelompok maupun
individual.
Terselenggaranya variasi modus belajar para siswa perlu ditunjang oleh
variasi modus penyampaian pelajaran oleh para guru. Kebiasaan penyampaian
pelajaran secara eksklusif dan pendekatan ekspositorik hendaknya dikembangkan
kepada pendekatan yang lebih beragam seperti diskoveri dan inkuiri. Kegiatan
penyampaian informasi, pemantapan konsep, pengungkapan pengalaman para
siswa melalui monolog oleh guru perlu diganti dengan modus penyampaian yang
ditandai oleh pelibatan aktif para siswa baik secara intelektual (bermakna)
Prosiding Seminar Nasional dan Bedah Buku
Pendidikan Karakter dalam Implementasi Kurikulum 2013
155
maupun secara emosional (dihayati kemanfaatannya) sehingga lebih responsif
terhadap upaya mewujudkan tujuan utuh pendidikan. Dengan bekal varisai modus
pembelajaran tersebut, maka skenario pembelajaran yang di dalamnya terkait
pendidikan karakter bangsa seperti contoh berikut ini dapat dilaksanakan lebih
bermakna.
Penempatan Pendidikan karakter bangsa diintegrasikan dengan semua
mata pelajaran tidak berarti tidak memiliki konsekuensi. Oleh karena itu, perlu
ada komitmen untuk disepakati dan disikapi dengan saksama sebagai kosekuensi
logisnya. Komitmen tersebut antara lain sebagai berikut. Pendidikan karakter
(sebagai bagian dari kurikulum) yang terintegrasikan dalam semua mata pelajaran,
dalam
proses
pengembangannya
haruslah
mencakupi
tiga
dimensi
yaitu
kurikulum sebagai ide, kurikulum sebagai dokumen, dan kurikulum sebagai
proses (Hasan, 2000) terhadap semua mata pelajaran yang dimuati pendidikan
karakter bangsa. Lebih lanjut, Hasan (2000) mengurai bahwa pengembangan ide
berkenaan dengan folisifi kurikulum, model kurikulum, pendekatan dan teori
belajar, pendekatan atau model evaluasi. Pengembangan dokumen berkaitan
dengan keputusan tentang informasi dan jenis dokumen yang akan dihasilkan,
bentuk/format Silabus, dan komponen kurikulum yang harus dikembangkan.
Sementara itu, pengembangan proses berkenaan dengan pengembangan pada
tataran empirik seperti RPP, proses belajar di kelas, dan evaluasi yang sesuai.
Agar pengembangan proses ini merupakan kelanjutan dari pengembangan ide dan
dokumen haruslah didahului oleh sebuah proses sosialisasi oleh orang-orang yang
terlibat dalam kedua proses, atau paling tidak pada proses pengembangan
kurikulum.
Dalam pembelajaran terpadu agar pembelajaran efektif dan berjalan sesuai
harapan ada persyaratan yang harus dimiliki yaitu (a) kejelian profesional para
guru dalam mengantisipasi pemanfaatan berbagai kemungkinan arahan pengait
yang harus dikerjakan para siswa untuk menggiring terwujudnya kaitan-kaitan
koseptual intra atau antarmata bidang studi dan (b) penguasaan material terhadap
bidang-bidang studi yang perlu dikaitkan (Joni,
Prosiding Seminar Nasional dan Bedah Buku
Pendidikan Karakter dalam Implementasi Kurikulum 2013
1996).
Berkaitan dengan
156
Pendidikan karakter
sebagai pembelajaran yang terpadu dengan semua mata
pelajaran arahan pengait yang dimaksudkan dapat berupa pertanyaan yang harus
dijawab atau tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh para siswa yang mengarah
kepada
perkembangan
pendidikan
karakter
dan
pengembangan
kualitas
kemanusiaan.
C. PENUTUP
1.
Simpulan
Berdasarkan landasan teori dan pembahasan yang terurai ditas maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
a.
Cukup
beralasan
bila
Pendidikan
karakter
dalam pembelajarannya
diintegrasikan ke dalam semua mata pelajaran. Alasan-alasan itu adalah karena
meningkatkan akhlak luhur para siswa adalah tanggung jawab semua guru,
semua guru harus menjadi teladan yang berwibawa, tujuan utuh pendidikan
adalah membentuk sosok siswa secara utuh, pencapaian pendidikan harus
mencakupi dampak instruksional dan dampak pengiring.
b. Implementasi pendidikan karakter terintegrasikan ke dalam semua mata
pelajaran, pengembangannya lebih memadai pada model kurikulum terpadu
dan pembelajaran terpadu dengan menentukan center core pada mata pelajaran
yang akan dibelajarkan.
c. Proses pengembangan Pendidikan karakter sebagai pembelajaran terpadu harus
diproses seperti kuriklum lainya yaitu sebagai ide, dokumen, dan proses;
kejelian profesional dan penguasaan materi; dukungan pendidikan luar sekolah;
arahan spontan dan penguatan segera; penilaian beragam; difusi, inovasi dan
sosialisasi adalah komitmen-komitmen yang harus diterima dan disikapi dalam
pencanangan pembelajaran terpadu Pendidikan karakter.
2. Saran
a. Keterpaduan pendidikan karakter adalah kegiatan pendidikan. Pendidikan
karakter diharapk menjadi kegiatan-kegiatan diskusi, simulasi, dan penampilan
berbagai kegiatan sekolah untuk itu guru diharapkan lebih aktif dalam
pembelajarannya
Prosiding Seminar Nasional dan Bedah Buku
Pendidikan Karakter dalam Implementasi Kurikulum 2013
157
b. Lingkungan sekolah yang positif membantu membangun karakter. Untuk itu
benahi lingkungan sekolah agar menjadi lingkungan yang positif.
c. Guru harus disiplin lebih dulu siswa pasti akan mengikuti disiplin.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun Materi. 2013. Bahan Ajar Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru
(PLPG) dalam Jabatan . Semarang. Panitia Sertifikasi Guru Rayon 112
UNNES.
Rachman, Maman. 2000. Reposisi, Reevaluasi, dan Redefinisi Pendidikan Nilai
Bagi Generasi Muda Bangsa . Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Tahun
Ke-7.
Degeng, S Nyoman,1989,Taksonomi Variabel , Jakarta, Depdikbud.
Depdiknas, 2003, Undang-undang No. 20 tahun 2003, Sistem Pendidikan
Nasional, http://www.depdiknas.go.id.
Hasan, S. Hamid. 2000. Pendekatan Multikultural untuk Penyempurnaan
Kurikulum, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Joni, T. Raka. 1996. Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Dirjen Dikti Bagian Proyek
PPGSD.
Mulyana, 2003, Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nurhadi, Burhan Yasin, Agus Genad Senduk, 2004, Pendekatan Kontekstual dan
Penerapannya dalam KBK, Malang,Universitas negeri Malang.
Trianto, 2009, Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik , Jakarta,
Prestasi Pustaka Publisher.
Waridjan. 1991. Tes Hasil Belajar Gaya Objektif. Semarang: IKIP Semarang
Press.
Prosiding Seminar Nasional dan Bedah Buku
Pendidikan Karakter dalam Implementasi Kurikulum 2013
158