DAMPAK PEMEKARAN WILAYAH TERHADAP PELAYANAN PUBLIK (STUDI PELAYANAN PUBLIK DALAM SEKTOR PENDIDIKAN PASCA PEMEKARAN WILAYAH DI KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD) | POLAKITANG | JURNAL EKSEKUTIF 2681 4947 1 SM
DAMPAK PEMEKARAN WILAYAH TERHADAP
PELAYANAN PUBLIK
(STUDI PELAYANAN PUBLIK DALAM SEKTOR PENDIDIKAN PASCA
PEMEKARAN WILAYAH DI KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD)
Oleh :
REYNOLD POLAKITANG
Abstrak
Tujuan penelitian adalah mencaritahu dampak pelayanan publik di sektor
pendidikan pasca pemekaran wilayah. Metode penelitian deskriptif kualitatif
mengenai dampak pemekaran wilyah terhadap pelayanan publik di sektor
pendidikan dengan memperoleh gambaran yang sistematis faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.
Penelitian dilakukan pada aparatur Dinas Pendidikan dan masyarakat
Kabupaten Kepulauan Talaud. Sebagai teknik pengumpulan data yaitu observasi,
wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian yang ditemukan yaitu kinerja penyelenggaraan pelayanan
publik disektor pendidikan pasca pemekaran wilayah di Kabupaten Kepulauan
Talaud lebih mengutamakan belanja pegawai karena perlu banyak tenaga
pengajar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bidang pendidikan serta
untuk melakukan renovasi dan pembangunan sekolah. Sedangkan kondisi
pendidikan pasca pemekaran sudah ada peningkatan jika dibandingkan dengan
kondisi pendidikan sebelum dimekarkan. Meski kinerja pelayanan publik masih
belum merata sepenuhnya akibat letak geografis yang masih sulit untuk
dijangkau.
Kesimpulan Ketersediaan tenaga pengajar di Kabupaten Kepulauan
Talaud masih sangat kurang, sebagian besar tenaga pengajar yang ada
merupakan guru tidak tetap atau tenaga honorer. Serta ketersediaan pelayanan
khususnya sarana dan prasarana sudah terpenuhi hampir 80 % di seluruh
kecamatan dalam kurang waktu 11 tahun pasca pemekaran. Hanya di daerah
yang letak geografisnya sulit dijangkau yang masih belum semua terpenuhi, akan
tetapi terdapat peningkatan setiap tahunnya.
Kata kunci : Dampak Pemekaran, Pelayanan Publik, Sektor Pendidikan
BAB I
A. Latar Belakang
PENDAHULUAN
Pemberiandesentralisasidanotonomidaerahkepadadaerahadalahsuatuupaya
0
pemerintahdalammeningkatkankesejahteraan dan pelayanan publik yang efektif
dan efisien. Melalui reformasi yang kemudian di wujudkan dengan di
keluarkannya undang-undang nomor 22 tahun 1999 kemudian direvisi menja
diundang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah. Dengan
diberikannya hak dan kewenangan kepada daerah maka di harapkan pemerintah
daerah (kabupaten/kota)
lebih dekat kepada masyarakat sehingga pemerintah
daerah lebih responsive terhadap kebutuhan masyarakat.
Desentralisasi dan
otonomi daerah juga memberikan pendidikan politik bagi masyarakat local
melalui demokratisasi level lokal,
partisipasi masyarakat.
dimana demokrasi diwujudkan melalui
Rumusan masalahnya adalah bagaimana dampak pemekaran wilayah
Kabupaten Kepulauan Talaud terhadap pelayanan publik di sector pendidikan?
A. KinerjaPenyelenggaraanPelayananPublikSektorPendidikanPascaPemeka
ran di Wilayah KabupatenKepulauan Talaud
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik khususnya dalam bidang
pendidikan, tanpa ketersediaan anggaran pendidikan merupakan hal yang sulit
untuk dilakukan sejalan dengan kebijakan pemerintahan yang menaikan anggaran
pendidikan sebesar 20 %, maka pemerintah daerah Kabupaten Kepulauan Talaud
telah mengalokasikan anggaran pendidikan yang berdasarkan Peraturan Menteri
Dalam Negeri nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah, yang membagi belanja terdiri dari belanja tidak langsung dan belanja
langsung. Hal ini disampaikan oleh sekertaris Dinas Pendidikan Nasional
Kabupaten Kepulauan Talaud.
wawancaradengan Ibu Dra. Jety Megansa, ME .....
Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulaun Talaud lebih mengutamakan
belanja pegawai karena di Kabupaten Kepulaun Talaud ini sebagai Kabupaten
baru perlu banyak tenaga pengajar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
dalam bidang pendidikan. Selain itu, kami
juga melakukan renovasi dan
pembangunan sekolah oleh karena itu meskipun anggaran untuk pendidikan
besar tapi masih saja tidak cukup karena kebutuhan di Kabupaten Kepulauan
Talaud ini masih banyak .
1
B. KinerjaPelayananPublik
Dalamkonteksini,
penilaianataskinerjamenggunakanduaindikatoryaituketersediaanpelayanan
yang
terdiridarisaranadanprasaranabesertafasilitaspendukungsepertilaborotirumdanperp
ustakaan.
Kemudian,
pemerataanpenyebaransekolahdanketersediaantenagapengajar.
C. KetersediaanPelayanan
Ketersediaan pelayanan tersebut berupa fasilitas sekolah seperti gedung
sekolah, perpustakaan, laboratorium, selain fasilitas fisik ada juga seperti
pemerataan penyebaran sekolah dan ketersediaan tenaga pengajar (guru).
1. KetersediaanSaranadanPrasarana
Kabupaten Kepulauan Talaud banyak mengalami permasalahan dalam hal
akses pendidikan, misalnya seperti sarana pendidikan yang tidak memadai, tenaga
pengajar yang masih kurang serta penyebaran guru yang tidak merata. Oleh
karena itu, pemerintah Kabupaten Kepulauan
Talaud terus melakukan
Wawancara dengan Bapak Barnabas Damal, S.Pd
..
pemenuhan kebutuhan.
Menghadapipermasalahsepertisaranapendidikan yang tidakkondusifuntuk
proses
belajarmengajar,
pemerintahdaerahmelaluiDinasPendidikanKabupatenKepulauan
terusmelakukanpembangunanmaupunperbaikanterhadapsekolah.
Talaud
Pembangunan
inibertujuanuntukmemberikankemudahanmasyarakatdalammengaksespendidi
kan agar proses belajarmengajarmenjadilebihnyaman .
2. PemerataanPenyebaranSekolah
Secarakuantitatifpemeratanpenyebaransekolahsudahdapatterlihat,
akantetapikendalamasihterkendalaolehsaranatransportasi
kurangbahkansamasekalitidakadaseperti
di
daerah
yang
yang
letakgeorafisnyasulitsepertiKecamatanTampanAmma, Geme, NanusadanMiangas.
2
KecamatanMiangasmisalnyamilikidaerahgeografis
untukmenjangkaudaerahtersebutharusmenggunakanperahu
denganjaraktempuh
4-5
Karenatidakadanyatransportasidarat
jam
yang
cukupsulit,
motor
biladitempuhdariIbukotaKabupaten.
yang
menghubungkanIbukotaKabupatendenganKecamatantersebut.
3. KetersediaanTenagaPengajar
Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan, Dinas Pendidikan
Kabupaten Kepulauan Talaud melakukan penataan dan pemerataan terhadap
penempatan para guru di sekolah-sekolah. Seperti yang di akui Sekertaris Dinas
Pendidikan Kabupaten Kepulauan Talaud.
Wawancara dengan Ibu Dra. Jety Megansa, ME
SeluruhKepalaSekolah
..
SD
dan
SMP
sekabupatenKepulauanTalaudakandihadirkandalamkegiatantersebutgunauntu
kmempresentasikankegiatanbelajar-mengajarsertakendala
masingsekolah,
di
masing-
D. KualitasPelayanan
Dari tingkatkelulusanuntuk SLTP rata-rata nilaiUjianmencapai 26.10
denganpresentasekelulusan
90,324
halinijikadibandingkandenganKabupatenpemekaranlainnyacukupbaik.
%,
Untuk
SLTA prosentasekelulusanmencapai 94,06 %. UntuktingkatSekolahDasar (SD)
tidakmempunyai
data
perbandingan,
sehinggajikadipresentasikan,
KabupatenKepulauan Talaud menempatiurutan 7 dari 12 Kabuapten di Sulawesi
Utara. Hal inimerupakanprestasi yang cukupbaikuntukKabupatenKepulauan
Talaud sebagaiKabupatenbaru.
E. PersepsiMasyarakatTerhadapPelayananPendidikan
Pendapat masyarakat terkait pelayanan pendidikan di Kabupaten
Kepulauan Talaud seperti yang dikatakan bapak guru SD Yayasan Pendidikan
Kristen (YPK) di Kecamatan Beo Selatan.
Wawancara dengan bapak Suma Mangule, S.Pd.....
Setelah terjadi pemekaran, pelayanan dan kualitas pendidikan menjadi lebih
baik dari sebelum adanya pemekaran seperti dalam hal kurikulum, kualitas
gedung, perhatian pemerintah Daerah, maupun kebijakan-kebijakan yang
3
diambil kearah perbaikan pendidikan. Saya juga lebih memilih ditempatkan
disini dari pada di daerah yang letak geografis sangat sulit di jangkau seperti
di Kecamatan Miangas
Berdasarkan kondisi pelayanan pendidikan di Kabupaten Kepulauan
Talaud.Memang dapat dilihat terjadi peningkatan kualitas pendidikan pasca
pemekaran dengan menaiknya beberapa indikator kualitas pendidikan seperti
fasilitas dan tenaga pendidik yang mulai memadai. Akan tetapi di daerah-daerah
yang letak geografisnya masih sulit dijangkau, perlu mendapatkan perhatian lebih
oleh pemerintah dalam ketersediaan sarana dan prasarana seperti di Kecamatan
Tampan Amma, Geme, Nanusa dan Miangas.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Ketersediaanpelayanankhususnyasaranadanprasaranasudahterpenuhihampir
80 % di seluruhkecamatandalamkurangwaktu 11 tahunpascapemekaran.
Hanya
di
daerah
sulitmasihbelumsemuaterpenuhi,
2.
yang
kondisigeografisnya
meskipunbelumsemuaterpenuhiakantetapiterdapatpeningkatansetiaptahunnya.
Melaluianggaran
20
%
di
bidangpendidikan,
pembangunan
Unit
SekolahBaru (USB) danSekolahSatuatap SD-SMP di daerah-daerah yang
letakgeografisnyasulitdijangkausudahtersediameskipunmasih
3.
yang
akanfasilitassaranadanprasrana.
minim
Kualitaspelayananperludiperhatikandanditinjaukembali,
secarakuantitatifberbagaipeningkatandiberbagaibidangsudahterlihatakantetapi
mutupendidikanmasihharuslebihdikembangkan.
Karenafasilitassepertigedungsekolah,
perpustakaan,
laboratorium,
dantenagapengajarmasihmengalamikekurangandanmemerlukanperhatian
yang lebih. Hal inidisebabkanolehpemerataan yang belum 100 % optimal.
B. Saran
4
1. PemerintahdaerahmelaluiDinasPendidikanNasionalKabupatenKepulauan
Talaud
haruslebih
proaktifdalammemahamikebutuhanmasyarakat,
terutamadalambidangpendidikan.
Terkaitmasalahaksesmasyarakatterhadappendidikan,
karenapembangunanKabupatenbarumemerlukankerjaekstradapatmemenuhike
butuhanmasyarakatdalambidangpendidikan.
2. Melakukanpemerataanpendidikanmelaluipenyebarantenagapengajar
secaramerata
di
Memberikaninsentiftenagapengajarkhususnya
di
(guru)
setiapkecamatan.
dareah
geografisnyasulitdijangkauuntukmemberikanmotivasidalambekerja.
yang
Sehinggapermasalahanpenyebaran guru tidakmeratabukanlagijadimasalah.
3. Dalammeningkatkanmututenagapengajarpemerintahharusmemberikanbantuan
dana/beasiswabagi
guru
yang
bersertifikasi
SLTA
dan
Diploma
untukmelanjutkansekolah/S1 agar dapatmemenuhikualifikasi guru yang
sesuaidenganundang-undang nomor 14 Tahun 2004 tentangsertifikasi guru.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2002, Reformasi Birokrasi Pelayanan Publik di Indonesia, Pusat Studi
Kependudukan dan Kebijakan UGM, Yogyakarta.
Bogdan, Robert and Taylor, J. (1975), Introduction to Qualitative Research
Methods. New York: John Wiley & Sons.
Dwiyanto, Agus dkk, 2002. Reformasi Tata Pemerintahan dan Otonomi Daerah.
Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM, Yogyakarta.
Moeleong, Lexy J. 1999. Metode Penelitian Kualitatif, Remaja Rosada, Bandung.
Moenir, HAS. 1992, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, Bumi Aksara
Jakarta.
Nazir, Mohammad, 1988. Metode Penelitian Deskriptif, Gahlia Indonesia, Jakarta.
Osebone, David dan Peter Plastrik. 1997. Banishing Buereaucracy The Five
Strategies For Reinventing Government. California Westley Publishing
Company Inc.
Santoso, Purwo dkk, 2001.Potensi Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi, PT.
Gunung Agung, Jakarta.
Siagian, Sondang, P. 2000. Teori Pembangunan Organisasi. Jakarta : Penerbit
Bumi Angsara.
Utomo, Warsito, 2000. Public Administration for Twenty First, Century Otonomi
dan Pembangunan Lembaga di Daerah, Dalam Seminar Nasional ;
Yogyakarta, Jurusan Administrasi Negara, Fisipol UGM.
Zeithalm, Valerie A : A. Parasuraman & Leonard L. Berry. 1990. Delevering
Quality Service : Bulancing Customer Perceptions and Expectatiions.
5
New York. The Free Prees, Macmillan Inc. (dikutip dari buku Agus
Dwiyanto Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia , 2001).
6
PELAYANAN PUBLIK
(STUDI PELAYANAN PUBLIK DALAM SEKTOR PENDIDIKAN PASCA
PEMEKARAN WILAYAH DI KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD)
Oleh :
REYNOLD POLAKITANG
Abstrak
Tujuan penelitian adalah mencaritahu dampak pelayanan publik di sektor
pendidikan pasca pemekaran wilayah. Metode penelitian deskriptif kualitatif
mengenai dampak pemekaran wilyah terhadap pelayanan publik di sektor
pendidikan dengan memperoleh gambaran yang sistematis faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.
Penelitian dilakukan pada aparatur Dinas Pendidikan dan masyarakat
Kabupaten Kepulauan Talaud. Sebagai teknik pengumpulan data yaitu observasi,
wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian yang ditemukan yaitu kinerja penyelenggaraan pelayanan
publik disektor pendidikan pasca pemekaran wilayah di Kabupaten Kepulauan
Talaud lebih mengutamakan belanja pegawai karena perlu banyak tenaga
pengajar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bidang pendidikan serta
untuk melakukan renovasi dan pembangunan sekolah. Sedangkan kondisi
pendidikan pasca pemekaran sudah ada peningkatan jika dibandingkan dengan
kondisi pendidikan sebelum dimekarkan. Meski kinerja pelayanan publik masih
belum merata sepenuhnya akibat letak geografis yang masih sulit untuk
dijangkau.
Kesimpulan Ketersediaan tenaga pengajar di Kabupaten Kepulauan
Talaud masih sangat kurang, sebagian besar tenaga pengajar yang ada
merupakan guru tidak tetap atau tenaga honorer. Serta ketersediaan pelayanan
khususnya sarana dan prasarana sudah terpenuhi hampir 80 % di seluruh
kecamatan dalam kurang waktu 11 tahun pasca pemekaran. Hanya di daerah
yang letak geografisnya sulit dijangkau yang masih belum semua terpenuhi, akan
tetapi terdapat peningkatan setiap tahunnya.
Kata kunci : Dampak Pemekaran, Pelayanan Publik, Sektor Pendidikan
BAB I
A. Latar Belakang
PENDAHULUAN
Pemberiandesentralisasidanotonomidaerahkepadadaerahadalahsuatuupaya
0
pemerintahdalammeningkatkankesejahteraan dan pelayanan publik yang efektif
dan efisien. Melalui reformasi yang kemudian di wujudkan dengan di
keluarkannya undang-undang nomor 22 tahun 1999 kemudian direvisi menja
diundang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah. Dengan
diberikannya hak dan kewenangan kepada daerah maka di harapkan pemerintah
daerah (kabupaten/kota)
lebih dekat kepada masyarakat sehingga pemerintah
daerah lebih responsive terhadap kebutuhan masyarakat.
Desentralisasi dan
otonomi daerah juga memberikan pendidikan politik bagi masyarakat local
melalui demokratisasi level lokal,
partisipasi masyarakat.
dimana demokrasi diwujudkan melalui
Rumusan masalahnya adalah bagaimana dampak pemekaran wilayah
Kabupaten Kepulauan Talaud terhadap pelayanan publik di sector pendidikan?
A. KinerjaPenyelenggaraanPelayananPublikSektorPendidikanPascaPemeka
ran di Wilayah KabupatenKepulauan Talaud
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik khususnya dalam bidang
pendidikan, tanpa ketersediaan anggaran pendidikan merupakan hal yang sulit
untuk dilakukan sejalan dengan kebijakan pemerintahan yang menaikan anggaran
pendidikan sebesar 20 %, maka pemerintah daerah Kabupaten Kepulauan Talaud
telah mengalokasikan anggaran pendidikan yang berdasarkan Peraturan Menteri
Dalam Negeri nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah, yang membagi belanja terdiri dari belanja tidak langsung dan belanja
langsung. Hal ini disampaikan oleh sekertaris Dinas Pendidikan Nasional
Kabupaten Kepulauan Talaud.
wawancaradengan Ibu Dra. Jety Megansa, ME .....
Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulaun Talaud lebih mengutamakan
belanja pegawai karena di Kabupaten Kepulaun Talaud ini sebagai Kabupaten
baru perlu banyak tenaga pengajar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
dalam bidang pendidikan. Selain itu, kami
juga melakukan renovasi dan
pembangunan sekolah oleh karena itu meskipun anggaran untuk pendidikan
besar tapi masih saja tidak cukup karena kebutuhan di Kabupaten Kepulauan
Talaud ini masih banyak .
1
B. KinerjaPelayananPublik
Dalamkonteksini,
penilaianataskinerjamenggunakanduaindikatoryaituketersediaanpelayanan
yang
terdiridarisaranadanprasaranabesertafasilitaspendukungsepertilaborotirumdanperp
ustakaan.
Kemudian,
pemerataanpenyebaransekolahdanketersediaantenagapengajar.
C. KetersediaanPelayanan
Ketersediaan pelayanan tersebut berupa fasilitas sekolah seperti gedung
sekolah, perpustakaan, laboratorium, selain fasilitas fisik ada juga seperti
pemerataan penyebaran sekolah dan ketersediaan tenaga pengajar (guru).
1. KetersediaanSaranadanPrasarana
Kabupaten Kepulauan Talaud banyak mengalami permasalahan dalam hal
akses pendidikan, misalnya seperti sarana pendidikan yang tidak memadai, tenaga
pengajar yang masih kurang serta penyebaran guru yang tidak merata. Oleh
karena itu, pemerintah Kabupaten Kepulauan
Talaud terus melakukan
Wawancara dengan Bapak Barnabas Damal, S.Pd
..
pemenuhan kebutuhan.
Menghadapipermasalahsepertisaranapendidikan yang tidakkondusifuntuk
proses
belajarmengajar,
pemerintahdaerahmelaluiDinasPendidikanKabupatenKepulauan
terusmelakukanpembangunanmaupunperbaikanterhadapsekolah.
Talaud
Pembangunan
inibertujuanuntukmemberikankemudahanmasyarakatdalammengaksespendidi
kan agar proses belajarmengajarmenjadilebihnyaman .
2. PemerataanPenyebaranSekolah
Secarakuantitatifpemeratanpenyebaransekolahsudahdapatterlihat,
akantetapikendalamasihterkendalaolehsaranatransportasi
kurangbahkansamasekalitidakadaseperti
di
daerah
yang
yang
letakgeorafisnyasulitsepertiKecamatanTampanAmma, Geme, NanusadanMiangas.
2
KecamatanMiangasmisalnyamilikidaerahgeografis
untukmenjangkaudaerahtersebutharusmenggunakanperahu
denganjaraktempuh
4-5
Karenatidakadanyatransportasidarat
jam
yang
cukupsulit,
motor
biladitempuhdariIbukotaKabupaten.
yang
menghubungkanIbukotaKabupatendenganKecamatantersebut.
3. KetersediaanTenagaPengajar
Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan, Dinas Pendidikan
Kabupaten Kepulauan Talaud melakukan penataan dan pemerataan terhadap
penempatan para guru di sekolah-sekolah. Seperti yang di akui Sekertaris Dinas
Pendidikan Kabupaten Kepulauan Talaud.
Wawancara dengan Ibu Dra. Jety Megansa, ME
SeluruhKepalaSekolah
..
SD
dan
SMP
sekabupatenKepulauanTalaudakandihadirkandalamkegiatantersebutgunauntu
kmempresentasikankegiatanbelajar-mengajarsertakendala
masingsekolah,
di
masing-
D. KualitasPelayanan
Dari tingkatkelulusanuntuk SLTP rata-rata nilaiUjianmencapai 26.10
denganpresentasekelulusan
90,324
halinijikadibandingkandenganKabupatenpemekaranlainnyacukupbaik.
%,
Untuk
SLTA prosentasekelulusanmencapai 94,06 %. UntuktingkatSekolahDasar (SD)
tidakmempunyai
data
perbandingan,
sehinggajikadipresentasikan,
KabupatenKepulauan Talaud menempatiurutan 7 dari 12 Kabuapten di Sulawesi
Utara. Hal inimerupakanprestasi yang cukupbaikuntukKabupatenKepulauan
Talaud sebagaiKabupatenbaru.
E. PersepsiMasyarakatTerhadapPelayananPendidikan
Pendapat masyarakat terkait pelayanan pendidikan di Kabupaten
Kepulauan Talaud seperti yang dikatakan bapak guru SD Yayasan Pendidikan
Kristen (YPK) di Kecamatan Beo Selatan.
Wawancara dengan bapak Suma Mangule, S.Pd.....
Setelah terjadi pemekaran, pelayanan dan kualitas pendidikan menjadi lebih
baik dari sebelum adanya pemekaran seperti dalam hal kurikulum, kualitas
gedung, perhatian pemerintah Daerah, maupun kebijakan-kebijakan yang
3
diambil kearah perbaikan pendidikan. Saya juga lebih memilih ditempatkan
disini dari pada di daerah yang letak geografis sangat sulit di jangkau seperti
di Kecamatan Miangas
Berdasarkan kondisi pelayanan pendidikan di Kabupaten Kepulauan
Talaud.Memang dapat dilihat terjadi peningkatan kualitas pendidikan pasca
pemekaran dengan menaiknya beberapa indikator kualitas pendidikan seperti
fasilitas dan tenaga pendidik yang mulai memadai. Akan tetapi di daerah-daerah
yang letak geografisnya masih sulit dijangkau, perlu mendapatkan perhatian lebih
oleh pemerintah dalam ketersediaan sarana dan prasarana seperti di Kecamatan
Tampan Amma, Geme, Nanusa dan Miangas.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Ketersediaanpelayanankhususnyasaranadanprasaranasudahterpenuhihampir
80 % di seluruhkecamatandalamkurangwaktu 11 tahunpascapemekaran.
Hanya
di
daerah
sulitmasihbelumsemuaterpenuhi,
2.
yang
kondisigeografisnya
meskipunbelumsemuaterpenuhiakantetapiterdapatpeningkatansetiaptahunnya.
Melaluianggaran
20
%
di
bidangpendidikan,
pembangunan
Unit
SekolahBaru (USB) danSekolahSatuatap SD-SMP di daerah-daerah yang
letakgeografisnyasulitdijangkausudahtersediameskipunmasih
3.
yang
akanfasilitassaranadanprasrana.
minim
Kualitaspelayananperludiperhatikandanditinjaukembali,
secarakuantitatifberbagaipeningkatandiberbagaibidangsudahterlihatakantetapi
mutupendidikanmasihharuslebihdikembangkan.
Karenafasilitassepertigedungsekolah,
perpustakaan,
laboratorium,
dantenagapengajarmasihmengalamikekurangandanmemerlukanperhatian
yang lebih. Hal inidisebabkanolehpemerataan yang belum 100 % optimal.
B. Saran
4
1. PemerintahdaerahmelaluiDinasPendidikanNasionalKabupatenKepulauan
Talaud
haruslebih
proaktifdalammemahamikebutuhanmasyarakat,
terutamadalambidangpendidikan.
Terkaitmasalahaksesmasyarakatterhadappendidikan,
karenapembangunanKabupatenbarumemerlukankerjaekstradapatmemenuhike
butuhanmasyarakatdalambidangpendidikan.
2. Melakukanpemerataanpendidikanmelaluipenyebarantenagapengajar
secaramerata
di
Memberikaninsentiftenagapengajarkhususnya
di
(guru)
setiapkecamatan.
dareah
geografisnyasulitdijangkauuntukmemberikanmotivasidalambekerja.
yang
Sehinggapermasalahanpenyebaran guru tidakmeratabukanlagijadimasalah.
3. Dalammeningkatkanmututenagapengajarpemerintahharusmemberikanbantuan
dana/beasiswabagi
guru
yang
bersertifikasi
SLTA
dan
Diploma
untukmelanjutkansekolah/S1 agar dapatmemenuhikualifikasi guru yang
sesuaidenganundang-undang nomor 14 Tahun 2004 tentangsertifikasi guru.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2002, Reformasi Birokrasi Pelayanan Publik di Indonesia, Pusat Studi
Kependudukan dan Kebijakan UGM, Yogyakarta.
Bogdan, Robert and Taylor, J. (1975), Introduction to Qualitative Research
Methods. New York: John Wiley & Sons.
Dwiyanto, Agus dkk, 2002. Reformasi Tata Pemerintahan dan Otonomi Daerah.
Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM, Yogyakarta.
Moeleong, Lexy J. 1999. Metode Penelitian Kualitatif, Remaja Rosada, Bandung.
Moenir, HAS. 1992, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, Bumi Aksara
Jakarta.
Nazir, Mohammad, 1988. Metode Penelitian Deskriptif, Gahlia Indonesia, Jakarta.
Osebone, David dan Peter Plastrik. 1997. Banishing Buereaucracy The Five
Strategies For Reinventing Government. California Westley Publishing
Company Inc.
Santoso, Purwo dkk, 2001.Potensi Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi, PT.
Gunung Agung, Jakarta.
Siagian, Sondang, P. 2000. Teori Pembangunan Organisasi. Jakarta : Penerbit
Bumi Angsara.
Utomo, Warsito, 2000. Public Administration for Twenty First, Century Otonomi
dan Pembangunan Lembaga di Daerah, Dalam Seminar Nasional ;
Yogyakarta, Jurusan Administrasi Negara, Fisipol UGM.
Zeithalm, Valerie A : A. Parasuraman & Leonard L. Berry. 1990. Delevering
Quality Service : Bulancing Customer Perceptions and Expectatiions.
5
New York. The Free Prees, Macmillan Inc. (dikutip dari buku Agus
Dwiyanto Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia , 2001).
6