Pengaruh Service Quality, Perceived Value, Customer Satisfaction Terhadap Repurchase Intention Pelanggan di Resto Buro Bar Surabaya | Hong | Jurnal Strategi Pemasaran 4036 7700 1 SM

Pengaruh Service Quality, Perceived Value, Customer Satisfaction Terhadap
Repurchase Intention Pelanggan di Resto Buro Bar Surabaya
Briandy Hong dan Ritzky Karina Brahmana
Program Manajemen Pemasaran, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra
Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya
E-mail: briandhong@yahoo.com ; karina@petra.ac.id
Abstraksi

maupun dengan keluarga, teman, maupun rekan kerja,

Purpose:
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan
pengaruh service quality terhadap perceived value,
pengaruh perceived value terhadap customer satisfaction
dan pengaruh customer satisfaction terhadap repurchase
intention.
Design/methodologi approach:
Desain penelitian adalah kausal, dengan satu
variabel bebas, yaitu: service quality (X), sedangkan
variabel terikat meliputi tiga variabel, yaitu: perceived
value (Y1), customer satisfaction (Y2), dan repurchase

intention (Y3). Pengukuran variabel penelitian
menggunakan lima skala likert, dengan sampel sebanyak
115 responden dengan menggunakan Teknik analisis
data structural equation model dengan program partial
least square.
Findings:
Penilaian responden terhadap service quality di
Resto Buro Bar dengan nilai rata-rata terendah sebesar
3,374 (dimensi responsiveness) dan nilai rata-rata
tertinggi sebesar 3,612 (dimensi emphaty). Service
quality di Resto Buro Bar berpengaruh signifikan
terhadap perceived value.
Perceived value, dengan nilai rata-rata sebesar
3,322 untuk harga yang sesuai dan nilai rata-rata sebesar
3,504 untuk lokasi yang strategis. Perceived value
pelanggan di Resto Buro Bar berpengaruh signfikan
terhadap customer satisfaction.
Kepuasan pelanggan di Resto Buro Bar bisa
dinyatakan cukup karena tanggapan responden terhadap
kepuasan dengan nilai rata-rata sebesar 3,075. Customer

satisfaction di Resto Buro Bar berpengaruh signifikan
terhadap repurchase intention. Customer satisfaction
mampu mempengaruhi repurchase intention dengan
pengaruh sebesar 28,1%.
Practical Implication:
Terdapat pengaruh secara struktural antara service
quality, perceived value, customer satisfaction, dan
repurchase intention. Perceived value dipengaruhi oleh
service quality, dan perceived value mempengaruhi
customer satisfaction. Customer satisfaction memiliki
pengaruh terhadap repurchase intention. Untuk mampu
meningkatkan intensi membeli ulang, bisa dilakukan
dengan meningkatkan service quality.
Originality/value :
Penelitian ini menjadi masukan bagi strategi
bersaing dengan fokus pada perilaku pelanggan.

hal ini sudah menjadi gaya hidup dari masyarakat.
(Fitriani, 2014). Kebiasaan untuk melakukan jamuan
makan dan minum di luar rumah untuk acara-acara

tertentu seperti pernikahan, ulang tahun, dan acara lain
terasa telah menjadi budaya dalam kehiduan masyarakat.
Frekuensi kunjungan ke restoran yang besar dengan
alokasi dana yang besar menunjukkan bahwa potensi
usaha restoran adalah usaha yang menjanjikan dengan
prospek yang bagus. Prospek usaha restoran yang positif
sudah terbaca oleh para pelaku bisnis sehingga terdapat
banyak pelaku bisnis mendirikan restoran. Jumlah
restoran

yang

semakin

banyak

berarti

terdapat


persaingan yang ketat diantara restoran, dan hal ini
dibenarkan oleh Rahardja (Presdir Boga Group) bahwa
persaingan restoran terjadi sangat ketat seiring dengan
terus bertambahnya restoran baru, sehingga di antara
restoran saling bersaing (Swa.co.id, 2015).
Jumlah restoran yang banyak menyulitkan bagi
manajemen resto untuk untuk tetap menjaga dan
meningkatkan

kesetiaan pelanggan

yang dimiliki.

Kesetiaan pelanggan bisa tercapai jika pelanggan selalu
memiliki keinginan untuk mengunjungi kembali restoran
bersangkutan (respurchase intention). Menurut Choi dan
Kim (2013); Candan, et al. (2013); Conin, et al. (2000)
dalam Anwar dan Gulzar (2011) bahwa minat kunjungan
ulang (repurchase intention) dipengaruhi oleh tingkat
kepuasan atas kunjungan sebelumnya. Untuk itu,

membangun kepuasan pelanggan menjadi penentu kuat
lemahnya intensi untuk mengunjungi kembali restoran.
Kepuasan

pelanggan

adalah

hasil

penilaian

(judgement) dari kinerja produk dihubungkan dengan
harapan pelanggan (Kotler dan Keller, 2012, p. 10).
Ketika melakukan pembelian, maka pelanggan akan

Kata Kunci: Service quality, Perceived
Value,
Customer
satisfaction,

Repurchase
intention, Consumer behaviour , Resto Buro
Bar

melakukan evaluasi seberapa tinggi harapannya bisa
terpenuhi dari layanan yang diterimanya. Ketika
harapan-jarapan pelanggan terpenuhi, maka akan tercipta

PENDAHULUAN
Gaya

hidup

kepuasan
masyarakat

sekarang

cenderung


dan jika tidak terpenuhi berarti pelanggan

mengalami kekecewaan. Menurut Choi dan Kim (2013);

memilih untuk makan di luar rumah, baik sendiri

Cronin and Taylor (1992) dalam Anwar dan Gulzar

1

(2011), dan Hansen, et al. (2008) yang dikutip oleh

yang dilakukan oleh pelanggan. Untuk itu, evalausi

Norouzi, et al. (2013)

repurchase

bahwa tingkat kepuasan


intention

didasarkan

dari

kepuasan

pelanggan dari sebuah layanan tergantung dari value

pelanggan yang disebabkan oleh perceived value dan

yang dirasakan oleh pelanggan. Semakin tinggi value

kualitas layanan bisa memberikan masukan kepada

yang diterima pelanggan maka kepuasan pelanggan akan

manajemen Buro Bar untuk terus meningkatkan layanan


meningkat.

agar repurchase intention pelanggan terus meningkat.

Menurut Kotler dan Keller (2012, p. 125) bahwa
customer perceived value dipahami sebagai perbedaan

Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan

antara evaluasi perspektif pelanggan terhadap semua

pengaruh service quality terhadap perceived value,

keuntungan (benefits) dan keseluruhan biaya dan

pengaruh perceived value terhadap customer satisfaction

dibandingkan dengan alternatif yang ada. Semakin tinggi

dan pengaruh customer satisfaction terhadap repurchase


benefit

intention.

dibandingkan

pengorbanan

maupun

dibandingkan dengan alternatif yang lainnya berarti
LANDASAN TEORI

value yang diterima oleh konsumen adalah tinggi.

Kualitas Jasa

Menurut Choi dan Kim (2013); Tushi (2014); Roig et al.


Kualitas didefinisikan oleh Knowles (2011, p. 11)

(2006) yang dikutip oleh Norouzi, et al. (2013) bahwa

bahwa kualitas pada dasarnya adalah sebuah pencapaian

peningkatan perceived value bisa dilakukan dengan

harapan

meningkatkan kualitas dari layanan.

yaitu:

sebuah

harapan,

memberikan sebuah harapan dari setiap orang.

layanan mencakup peningkatan kualitas dari lima
layanan,

melebihi

sendiri, namun ketika sebuah layanan ditawarkan

Keller (2012, p. 374) bahwa peningkatan kualitas
kualitas

bahkan

memenuhi keinginan pelanggan meskipun pelanggan

Menurut Parasuraman et al. (1985) dalam kotler dan

dimensi

atau

Kotler dan Keller (2012) menyatakan bahwa defnisi

reliability,

mengenai kualitas layanan bersifat variatif, artinya

responsiveness, assurance, emphaty, dan tangible.

terdapat banyak definisi, namun dalam pendapatnya

Penilaian konsumen terhadap kleima dimensi dari

diungkapkan

layanan yang diberikan oleh restoran menentukan

bahwa

sebuah

layanan

dinyatakan

berkualitas jika layanan layak digunakan (fitness for

seberapa tinggi kualitas layanan yang dipersepsikan oleh

use), sesuai dengan permintaan (conformance to

konsumen.

requirements), dan tidak terdapat variasi artinya terdapat

Obyek penelitian yang dipilih adalah Buro Bar

standarisasi

restoran, dan pemilihan obyek penelitian ini didasarkan

dari

sebuah

layanan

(freedom

from

variation). Pengukuran terhadap kualitas jasa didasarkan

pertimbangan bahwa Buro Bar adalah restoran baru yang

penelitian Parasuraman et al. (1985) dalam kotler dan

berdiri di bulan Januari 2015 di jalan sumatra Surabaya.

Keller (2012, p. 374) mengidentifikasikan lima dimensi

Buro bar adalah kafe dan resto yang didesain secara

dari service quality, yaitu: reliability, responsiveness,

elegan untuk menunjukkan kelas layanan yang bisa

assurance, emphaty, dan tangible.

diberikan. Desain interior ditata secara menarik dan
terkesan mewah. Buro Bar menyajikan menu eropa

Perceived value

(western) diantaranya: wood fired pizza meliputi:

Kotler dan Keller (2012, p. 125) bahwa customer

salmon, feta cheese, capers, onions, dill, mozzarella,

perceived value adalah perbedaan antara evalausi

rocket leaves on squid ink dough. Selain itu, Buro Bar

perspektif

juga menyajikan sliders, meliputi: pork, chicken, beef.

pelanggan

terhadap

semua

keuntungan

(benefits) dan keseluruhan biaya dan dibandingkan

Buro bisa menjadi salah satu tempat untuk hangout,

dengan alternatif yang ada. Customer perceived value

bertemu dengan rekanan, dan berbagai kepentingan

pada intinya adalah hasil evaluasi pelanggan terhadap

lainnya. Berbagai bentuk daya tarik dan kemewahan dari

keuntungan dibandingkan dengan biaya adalah alternatif,

Buro Bar diharapkan bisa mendorong kunjungan ulang

artinya ketika pelanggan menikmati sebuah layanan

2

dengan biaya tertentu maka dianggap bernilai ketika

Hubungan Antar Konsep

untuk mendapatkan layanan serupa dari provider lain

Service quality dan Perceived value

membutuhkan lebih banyak pengorbanan. Pengukuran

Choi dan Kim (2013, p. 241) menyatakan bahwa

terhadap customer perceived value didasarkan pendapat

perceived

Sheth, et al. (1991) dikutip oleh candan dan Seda (2013,

mempengaruhi seberepa tinggi nilai (value) yang

p. 31), dimensi dari perceived value meliputi empat

dipersepsikan oleh pelanggan. Layanan yang berkualitas

dimensi dari customer value, yaitu: functional value,

menunjukkan bahwa layanan tersebut memenuhi harapan

emotional value, social value, dan epistemic value.

pelanggan. Ketika layanan memiliki harapan pelanggan,

quality

atas

maka pelanggan merasa
Customer satisfaction

Tushi (2014, p. 14) menjelaskan bahwa terciptanya

keputusan pembelian konsumen, fase terakhir setelah

value dalam pemasaran jasa tergantung pada komitmen

pengkonsumsian sebuah produk adalah evaluasi atas
ketidakpuasan.

Fase

ini

untuk memberikan layanan yang superior (committed to

terjadi

continuously create superior customer value), artinya

berdasarkan pada pengalaman konsumen selama proses

bahwa ketika layanan yang diberikan oleh provider

pembelian. Selama terlibat dalam proses keputusan

dilakukan dengan kualitas yang tinggi akan mampu

pembelian, konsumen bisa merasakan penglaman-

membangun value pada konsumen. Kualitas layanan

pengalaman yang terjadi dan mengakumulasikan pada

yang tinggi berarti mampu menyentuh berbagai aspek

keseluruhan proses keputusan pembelian sampai tahap

layanan sehingga mampu memberikan lebih banyak

pengkonsumsian produk.

manfaat bagi konsumen.
Roig et al. (2006) yang dikutip oleh Norouzi, et al.

Repurchase intention

(2013, p. 409) menjelaskan bahwa perceived value bisa

Menurut Schiffman dan Kanuk (2008, p. 506),

didapatkan dari nilai fungsional, artinya bahwa ketika

dijelaskan bahwa konsumen melakukan tiga tipe

semua

pembelian, yaitu: pembelian percobaan, pembelian
ulangan, dan pembelian jangka panjang.

konsumen

pengorbanan konsumen.
Berdasarkan pada berbagai teori yang menjelaskan

merupakan

hubungan antara service quality dan perceived value,

melakukan

maka hipotesis penelitian yang diajukan adalah: H 1 =

pembelian secara berkelanjutan antar waktu maka

service quality berpengaruh positif terhadap perceived

pembelian tersebut adalah pembelian jangka panjang.
Menurut

Schiffman dan Kanuk (2008,

p.

yang

nilai yang didapatkan oleh konsumen dibandingkan

didasarkan pada pengalaman yang telah dilakukan
Ketika

fungsi

konsumen (benefit) sehingga akan mampu menambah

Namun jika pembelian yang dilakukan oleh konsumen

ulangan.

memenuhi

meningkatkan meningkatkan berbagai keuntungan bagi

pembelian ini dianggap sebagai pembelian percobaan.

pembelian

mampu

konsumen. Nilai fungsional yang tinggi akan mampu

dengan jumlah yang lebih sedikit dari biasanya,

pembelian tersebut

layanan

seharusnya akan mampu menciptakan nilai (value) bagi

Ketika

konsumen membeli suatu produk untuk pertama kalinya

maka

bahwa layanan tersebut

perceived value yang dipersepsikan oleh pelanggan.

produk dihubungkan dengan harapan pelanggan. Dalam

sebelumnya,

produk

persepsi kualitas layanan menentukan tinggi rendahnya

pelanggan adalah hasil penilaian (judgement) dari kinerja

atau

maupun

memiliki nilai yang tinggi. Untuk itu, tinggi rendahnya

Kotler dan Keller (2012, p.10) bahwa kepuasan

kepuasan

layanan

value.

507)

manambahkan bahwa tingkat analisis paska pembelian

Perceived value dan Customer satisfaction

tergantung pada pentingnya keputusan produk dan

Choi dan Kim (2013, p. 242) menjelaskan bahwa

pengalaman yang diperoleh dalam memakai produk

terdapat hubungan antara perceived value dan tingkat

tersebut. Jika produk tersebut berfungsi sesuai harapan,

kepuasan. Perceived value terbentuk ketika nilai dari

konsumen akan membelinya lagi.

sebuah layanan lebih tinggi dibandingkan pengorbanan

3

yang dikeluarkan. Semakin tinggi value menunjukkan

terpenuhi sehingga konsumen memiliki tendensi untuk

semakin tingginya manfaat yang bisa didapatkan oleh

melakukan pembelian berikutnya dari produk atau

pelanggan.

Perceived value menjelaskan berbagai

layanan tersebut. Untuk itu, tinggi rendahnya tingkat

keuntungan yang diterima oleh pelanggan dan ketika

kepuasan pelanggan menentukan kuat lemehnya intensi

semakin tinggi

untuk melakukan pembelian ulang.

pelanggan

keuntungan

menyebabkan

yang

dirasakan

pelanggan

oleh

merasakan

Candan, et al. (2013, p. 30) menjelaskan bahwa

kepuasan. Untuk itu, tinggi rendahnya perceived value

kepuasan yang dirasakan konsumen dari sebuah layanan

yang dipersepsikan oleh pelanggan mempengaruhi tinggi

bisa digunakan untuk memprediksi perilaku konsumen,

rendahnya kepuasan pelanggan.

artinya bahwa kepuasan yang diterima oleh konsumen

Cronin and Taylor (1992) dalam Anwar dan Gulzar

menjadi acuan untuk mengidentifikasikan perilaku

(2011) menyatakan: “Perceived value proceeds customer

pembelian. Ketika kepuasan yang dirasakan oleh

satisfaction” (p. 41). Pendapat ini mengungkapkan

konsumen semakin tinggi maka perilaku pembelian

bahwa kepuasan pelanggan dianggap sebagai hasil dari

konsumen akan terus berulang, karena semua harapan

perceived value, artinya kepuasan pelanggan tergantung

konsumen terpenuhi dari layanan yang diterima. Untuk

pada tinggi rendahnya value yang diterima oleh

itu, kepuasan yang dirasakan oleh konsumen bisa

konsumen dari sebuah layanan. Value yang tingggi

menjadi acuan untuk meningkatkan intensi melakukan

identik dengan berbagai keuntungan yang tinggi yang

pembelian ulang.

dirasakan oleh konsumen, dan hal ini membantuk

Conin, et al. (2000) dalam Anwar dan Gulzar (2011,

kepuasan pelanggan.

p. 48) menjelaskan bahwa kepuasan yang tinggi dari

Hansen, et al. (2008) yang dikutip oleh Norouzi, et

sebuah

layanan

menyebabkan

konsumen

selalu

al. (2013, p. 409) menjelaskan bahwa perceived value

mempertimbangkan

mampu meningkatkan kepuasan pelanggan. Pendapt ini

Kepuasan yang tinggi menunjukkan bahwa konsumen

sebenarnya relatif sama dengan pendapat sebelumnya,

merasakan semua harapan sebelum pembelian dilakukan

dan dengan penjelasan ini bisa dinilai bahwa tinggi

bisa terpenuhi dari layanan yang diterima. Untuk itu,

rendahnya value yang dirasakan oleh konsumen akan

terdapat

mampu meningkatkan kepuasan pelanggan. Nilai yang

mengulang

meningkat akan mampu memberikan kepuasan yang

pembelian ulang konsumen adalah tinggi

semakin tinggi karena konsumen merasa semakin tinggi

konsumen merasa sebuah kepuasan dari sebuah layanan.

manfaat yang bisa dirasakan dari layanan yang diberikan

untuk

kecenderungan
pembelian,

mengulang

bagi
artinya

pembelian.

konsumen
intensi

untuk

melakukan
ketika

Berdasarkan pada penjelasan teori hubungan antara

oleh provider.

customer satisfaction dan repurchase intention, maka

Berdasarkan pada penjelasan hubungan antara

hipotesis penelitian yang diajukan adalah: H 3 = customer

perceived value dan customer satisfaction di atas, maka

satisfaction berpengaruh positif terhadap repurchase

hipotesis penelitian yang diajukan adalah: H2 =

intention.

perceived value berpengaruh positif terhadap customer
Kerangka Berpikir Penelitian

satisfaction.

Service Quality
- Reliability
- Responsiveness
- Assurance
- Emphaty
- Tangibles

Customer satisfaction dan Repurchase intention

Perceived Value
- Functional Value
- Social Value
- Emotional Value
- Epistemic Value

Customer Satisfaction

Menurut Choi dan Kim (2013, p. 242), tingkat
kepuasan menyebabkan pelanggan memiliki hasrat yang

Repurchase Intention

semakin kuat untuk mengulang pembelian. Tujuan dari
pengulangan pembelian tersebut adalah keinginan untuk

Gambar 1. Kerangka Berpikir

tetap merasakan kepuasan. Pengulangan pembelian

Sumber: Anwar dan Gulzar (2011); Choi dan Kim

dilakukan ketika konsumen merasa semua harapan

(2013)

4

et al., 2010, p. 4). Indikator pengukuran service quality
METODE PENELITIAN

berdasarkan Parasuraman et al. (1985) dalam kotler dan

Jenis Penelitian

keller

Jenis penelitian ini adalah penelitian kausal,

(2012.

p.

374)

meliputi:

reliability,

responsiveness, assurance, emphaty, dan tangibles.

menurut Kuncoro (2003, p.255), desain kausalitas
merupakan desain yang menjelaskan pola hubungan

Perceived value

sebab akibat. Sebuah kejadian yang dianggap sebagai

Perceived

value

merupakan

keuntungan-

sebab adalah kejadian yang menyebabkan terjadinya

keuntungan yang dirasakan oleh pelanggan dibandingkan

kejadian yang lainnya. Pola kausal dalam penelitian ini

pengorbanan pelanggan untuk mendapatkan layanan

dijelaskan dari pola hubungan satu arah (pengaruh) dari

(Kotler dan Keller, 2012, p. 125). Pengukuran variabel

service quality terhadap perceived value dan pengaruh

perceived value didasarkan pada pendapat Sheth, et al.

perceived value terhadap customer satisfaction, serta

(1991) dikutip oleh Candan dan Seda (2013, p. 31)

pengaruh customer satisfaction terhadap repurchase

meliputi: harga produk dan lokasi resto.

intention.
Customer satisfaction
Populasi

Customer

satisfaction

adalah

hasil

penilaian

bahwa

(judgement) dari kinerja produk dihubungkan dengan

populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang

harapan pelanggan (Kotler dan Keller, 2012, p. 10).

menjadi obyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini

Untuk mengukur customer satisfaction berdasarkan

adalah keseluruhan pelanggan di Buro Bar Surabaya.

indikator

Jumlah populasi tidak diketahui secara pasti karena

Chaiyasoonthorn dan Suksa-ngiam (2011, p. 524)

pihak kafe tidak

meliputi: kepuasan berdasarkan pelayanan, terpenuhinya

Kuncoro

(2003,

p.103)

menyatakan,

memiliki program member cards.

yang

digunakan

dalam

penelitian

harapan konsumen, dan kesesuaian suasana resto.

Populasi penelitian ini dibatasi dari frekuensi pembelian,
dimana populasi penelitian ini adalah konsumen yang

Repurchase intention

pernah mengunjungi kafe minimal satu kali.

Repurcashe intention adalah evaluasi konsumen
untuk melakukan

Sampel
Menurut

pembelian kembali (Hellier, et al.

(2003) dalam Li dan Hong, 2013, p. 162). Pengukuran

Kuncoro (2003, p.103) bahwa sampel
bagian dari unit populasi. untuk

terhadap variabel repurchase intention didasarkan pada

model structural equation model (SEM), ukuran sampel

indikator sebagai berikut (Pappas, et al., 2014, p. 204),

yang sesuai adalah antara 100-200. Untuk itu, sampel

meliputi: keinginan

dalam penelitian ini ditetapkan sebanyak 100 sampel.

pelayanan resto, kunjungan ulang yang didasarkan pada

Teknik pengambilan sampel dengan teknik incidental

layanan terkini,

sampling yaitu penentuan sampel untuk pelanggan yang

mengunjungi ulang.

adalah

himpunan

mengunjungi ulang berdasarkan

dan adanya

niatan untuk tetap

kebetulan sedang ditemui di lingkungan kafe Buro bar di
Surabaya.

Adapun karakteristik sampel

Teknik Pengolahan Data

penelitian

Teknik analisis data yang digunakan adalah: analisis

adalah: Berusia minimal 20 tahun, berdomisili di

deskriptif variabel penelitian, analisis deskriptif variabel

Surabaya, mengunjungi kafe Buro bar lebih dari satu kali

penelitian ditinjau dari karakteristik responden, dan

saat mengisi kuesioner penelitian.

analisis partial least square
Definisi Operasional Variabel
Service quality

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Service quality adalah persepsi pelanggan terhadap

Karakteristik Responden

kualitas dari layanan yang diberikan oleh provider (Ford,

5

Karakteristik responden berdasarkan pada umur,
Average variance extracted (AVE)

dan sebagian besar responden dengan umur antara 21-30

Nilai AVE variabel service quality adalah

tahun yaitu sebesar 49%. Jumlah terbanyak kedua

0,710, nilai AVE perceived value adalah 0,859, nilai

dengan umur antara 31-40 tahun dengan persentase

AVE customer satisfaction adalah 0,829, dan nilai AVE

sebesar 25%, dan terbanyak ketiga dengan umur antara

repurchase intention adalah 0,868. Keseluruhan nilai

41-50 tahun sebesar 16%.
Karakteristik

responden

berdasarkan

AVE setiap variabel > 0,50 variabel penelitian

domisili,

dinyatakan valid.

jumlah terbanyak pertama berdomisili di Surabaya Tmur
yaitu sebesar 35%. Jumlah terbanyak kedua berdomisili

Uji Reliabilitas

di Surabaya Barat yaitu sebesar 24%, dan terbanyak

Nilai composite reliability variabel service quality

ketiga adalah responden yang berdomisili di Surabaya

sebesar 0,973, composite reliability perceived value

Utara yaitu sebesar 20%.

sebesar 0,924, composite reliability variabel customer

Berdasarkan jenis kelamin, persentase responden

satisfaction sebesar 0,936, dan composite reliability

dengan jenis kelamin perempuan sebesar 52% dan

variabel

persentase responden dengan jenis kelamin laki-laki

repurchase

intention

sebesar

Keseluruhan nilai composite reliability

sebesar 48%.

0,952.

di atas 0,70

sehingga data dinyatakan reliabel sehingga keseluruhan

Berdasarkan pada tingkat pendidikan terakhir,

indikator kuesioner dinyatakan layak untuk digunakan.

sebesar 52% adalah responden dengan pendidikan
terakhir S1, sebesar 25% adalah responden dengan

Model Penelitian

pendidikan SMA/Sederajat, dan sebesar 14% adalah

Model penelitian meliputi outer model dan inner

responden dengan pendidikan diploma.

model. Outer model menjelaskan kemampuan setiap

Berdasarkan pada pekerjaan. Jumlah paling banyak

indikator mempresentasikan variabelnya. Sedangkan

dengan pekerjaan karyawan/i yaitu sebesar 50%. Jumlah

inner model menjelaskan pola hubungan antar variabel

terbanyak kedua adalah wiraswasta sebesar 26%, dan

yang diteliti.

responden

dengan

pekerjaan

pekerjaan

pelajar

/

mahasiswa dengan persentase sebesar 10%.
Berdasarkan rata-rata jumlah kunjungan ke Resto
Buro Bar, diketahui bahwa sebesar 45% responden
menyatakan mengunjungi Resto Buro Bar rata-rata 2 kali
setiap bulan. Responden yang menyatakan mengunjungi
Resto Buro Bar sebanyak 1 kali sebesar 30%, dan
responden dengan kinerja rata-rata setiap bulan sebanyak
3 kali adalah sebesar 17%.
Gambar 1. Visualisasi Outer dan Inner model

Pengujian Data

Sumber : Ouput Path PLS

Covergent Validity

Identifikasi Outer Model

Nilai loading > 0,50 dan nilai tstatistik di atas 1,960
maka

keseluruhan

indikator

variabel

Lima belas indikator dari service quality memiliki

repurchase

kemampuan menjelaskan variabel service quality dengan

intention dinyatakan valid.

kemampuan yang berbeda-beda. Hal ini didasarkan pada
Discriminant validity

perbedaan nilai loading dari setiap indikator. Semakin

keseluruhan nilai loading pada masing-masing

tinggi nilai loading berarti indikator tersebut lebih

variabelnya sendiri dibandingkan variabel lainnya. Untuk

mampu menjelaskan variabel. Berdasarkan perbandingan

itu, keseluruhan indikator tiap variabel dinyatakan valid.

6

pada nilai loading setiap indikator, diketahui nilai

perceived value dalam persentase adalah 18,2%.

tertinggi adalah pernyataan bahwa karyawan secara

Perceived value memiliki pengaruh positif terhadap

konsisten bertingkah laku sopan kepada pelanggan

customer satisfaction dengan nilai laoding sebesar 0,498

dengan nilai 0,888. Untuk itu, kesopanan yang

dan besarn persentase pengaruh adalah 24,8%. Customer

ditunjukkan karyawan dalam melayani pelanggan dinilai

satisfaction

yang paling mampu menunjukkan bahwa layanan yang

repurchase intention dengan nilai loading sebesar 0,530

diberikan adalah berkualitas.

dan besaran persentase pengaruh adalah 28,1%.

memiliki

pengaruh

positif

terhadap

Berdasarkan perbandingan nilai loading pada dua
Pengujian Hipotesis

indikator perceived value, nilai loading untuk harga lebih

Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji

tinggi dibandingkan dengan nilai loading untuk lokasi

signifikansi pengaruh variabel bebas terhadap variabel

Resto Buro Bar. Untuk itu, bisa dijelaskan bahwa harga

terikat. Pengaruh variabel dinyatakan signifikan jika nilai

dinilai lebih mampu menunjukkan nilai yang diterima

tstatistik di atas 1.960. Adapun hasil pengujian hipotesis

oleh pelanggan ketika mengunjungi Resto Buro Bar.
Tiga

indikator

yang

menjelaskan

ditunjukkan Tabel 6.

customer

Tabel 2. Pengujian Hipotesis Penelitian

satisfaction dengan nilai loading berbeda, artinya ketiga
indikator tersebut memiliki kemampuan menjelaskan
tingkat kepuasan pelanggan dengan kemampuan yang
berbeda.

Berdasarkan perbandingan nilai

Sumber: Data hasil penelitian, diolah
Pembahasan

loading,

diketahui bahwa suasana di Resto Buro Bar yang paling
mampu

menunjukkan

seberapa

tinggi

Pengaruh Service quality Terhadap Perceived value

kepuasan

Hasil pengujian hipotesis penelitian atas pengaruh

pelanggan dibandingkan dua indikator lainnya.
Tiga

indikator

yang menjelaskan

service quality terhadap perceived value, bisa dijelaskan

repurchase

bahwa service quality terbukti berpengaruh secara

intention dengan nilai loading berbeda, artinya ketiga

signifikan terhadap perceived value. temuan ini bisa

indikator tersebut memiliki kemampuan menjelaskan

dijelaskan bahwa penilaian pelanggan terhadap kualitas

kemauan untuk mengunjungi ulang Resto Buro Bar
dengan

kemampuan

yang

berbeda.

layanan yang diberikan oleh Resto Buro Bar secara nyata

Berdasarkan

dan signifikan mempengaruhi tinggi rendahnya value

perbandingan nilai loading, diketahui bahwa pelayanan

yang dirasakan oleh pelanggan selama mengunjungi

yang diberikan Resto Buro Bar hari ini kepada pelanggan

Resto Buro Bar. Terdapat ketergantungan tinggi

yang paling mampu menentukan kemauan untuk

rendahnya

mengunjungi ulang Resto Buro Bar.

value yang dirasakan oleh pelanggan

berdasarkan tinggi rendahnya kualitas layanan yang
dipersepsikan oleh pelanggan.

Inner Model
Inner model menjelaskan hubungan antar variabel

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian

penelitian. Berdasarkan pada diagram inner model, maka

Choi dan Kim (2013); Tushi (2014, p. 14); maupun

nilai loading inner model bisa ditunjukkan tabel berikut:

Norouzi, et al. (2013, p. 409),

sehingga semakin

menguatkan teori yang menjelaskan bahwa service

Tabel 1. Inner Loading dan Besaran Pengaruh (R
Square)

quality memiliki pengaruh signifikan terhadap perceived
value. Untuk itu, Resto Buro Bar bisa memperhatikan
tinggi rendahnya

kualitas layanan yang diberikan

dengan harapan untuk meningkatkan nilai yang diterima

Sumber: Data hasil penelitian, diolah

oleh pelanggan selama mengunjungi Resto Buro Bar.
Service quality memiliki pengaruh positif terhadap

Manajemen Resto Buro Bar bisa terus melakukan

perceived value dengan nilai loading sebesar 0,427.

evaluasi secara berkelanjutan atas persepsi pelanggan

Sedangkan besaran pengaruh service quality terhadap

dilihat dari penerimana pelanggan dari layanan Resto

7

Buro Bar dan hasil evaluasi atas service quality tersebut

merasakan semua harapan sebelum pembelian dilakukan

berguna sebagai dasar untuk meningkatkan perceived

bisa terpenuhi dari layanan yang diterima. Untuk itu,

value pada pelanggan.

terdapat

kecenderungan

mengulang
Pengaruh perceived value terhadap customer satisfaction

pembelian,

bagi
artinya

konsumen
intensi

pembelian ulang konsumen adalah tinggi

Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan

untuk

melakukan
ketika

konsumen merasa sebuah kepuasan dari sebuah layanan.

bahwa perceived value terbukti secara nyata dan
signifikan mempengaruhi customer satisfaction. Temuan

KESIMPULAN DAN SARAN

ini bisa dijelaskan bahwa persepsi nilai yang dirasakan

Kesimpulan

oleh pelanggan di Resto Buro Bar menentukan tingkat

Kesimpulan hasil penelitian berdasarkan pada hasil

kepuasan pelanggan. Tinggi rendahnya kepuasan yang

pengujian hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:

dirasakan oleh pelanggan tergantung pada nilai yang

1. Penilaian responden terhadap service quality di Resto

dipersepsikan oleh pelanggan.

Buro Bar dengan nilai rata-rata terendah sebesar 3,374

Temuan penelitian ini juga mendukung hasil

(dimensi responsiveness) dan nilai rata-rata tertinggi

penelitian Choi dan Kim (2013); Anwar dan Gulzar

sebesar 3,612 (dimensi emphaty). Nilai rata-rata

(2011); maupun Norouzi, et al. (2013). Penelitian-

tersebut menunjukkan bahwa tanggapan responden

penelitian acuan tersebut menunjukkan adanya pengaruh

terhadap service quality bisa diketagorikan tinggi

nyata perceived value terhadap kepuasan pelanggan.

karena dengan penilaian antara sangat tidak setuju

Kesamaan temuan penelitian sekarang dengan penelitian

(skor 1) sampai sangat setuju (skor 5) maka nilai

terdahulu tersebut semakin menguatkan teori yang

tengahnya adalah tiga (3). Untuk itu, nilai rata-rata di

menjelaskan adanya pengaruh signifikan dari perceived

atas 3,00 termasuk tinggi. Hasil pengujian hipotesis

value ths kepuasan pelanggan. Untuk itu, manajemen

menunjukkan bahwa service quality di Resto Buro Bar

Resto Buro Bar bisa terus melakukan evaluasi terhadap

berpengaruh signifikan terhadap perceived value,

value

yang

dirasakan

oleh

pelanggan

untuk

sehingga semakin tinggi kualitas layanan yang

meningkatkan kepuasan pelanggan.

diterima oleh pelanggan menyebabkan semakin tinggi
value yang dirasakan oleh pelanggan dari layanan

Pengaruh customer satisfaction terhadap repurchase

Resto

intention

Bar.

Service

mampu

quality

mempengaruhi perceived value dengan pengaruh

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga, bisa

sebesar 18,2%.

dijelaskan bahwa terdapat dukungan nyata bh customer

2. Tanggapan responden terhadap perceived value,

satisfaction berpengaruh signifikan terhadap repurchase

dengan nilai rata-rata sebesar 3,322 untuk harga yang

intention. Berdasarkan pada hasil pengujian ini, maka

sesuai dan nilai rata-rata sebesar 3,504 untuk lokasi

bisa dinyatakan bahwa pelanggan cenderung mengulang

yang strategis. Berdasarkan tanggapan terhadap dua

kunjungan ke Resto Buro Bar jika pelanggan merasakan
kepuasan

Buro

selama

berkunjung.

Tinggi

indikator dari perceived value tersebut,

rendahnya

bisa

dinyatakan bahwa harga di Resto Buro Bar dinyatakan

kepuasan yang dirasakan oleh pelanggan menentukan

sesuai dan lokasi juga dinyatakan strategis. Nilai rata-

kuat lemahnya intensi pelanggan untuk mengunjungi

rata keseluruhan perceived value sebesar 3,413

Resto Buro Bar.

sehingga juga bisa dinyatakan bahwa tanggapan

Temuan dalam penelitian sekarang mendukung

responden terhadap perceived value di Resto Buro Bar

penelitian Choi dan Kim (2013); Candan, et al. (2013);

juga tinggi. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis bisa

maupun Anwar dan Gulzar (2011) bahwa kepuasan yang

dijelaskan bahwa perceived value pelanggan di Resto

tinggi dari sebuah layanan menyebabkan konsumen

Buro Bar berpengaruh signfikan terhadap customer

selalu mempertimbangkan untuk mengulang pembelian.

satisfaction

Kepuasan yang tinggi menunjukkan bahwa konsumen

8

sehingga

value

yang

meningkat

menyebabkan

peningkatan

kepuasan

karyawan, artinya karyawan

pelanggan.

sedapat mungkin

berkomunikasi secara formal kepada pelanggan,

Perceived value mampu mempengaruhi customer
24,8%.

artinya karyawan merasa bahwa pelanggan

Perceived value dipengaruhi sebesar 18,2% oleh

adalah tamu yang wajib dihormati bukan

dengan

satisfaction

pengaruh

sebesar

dianggap sebagai teman.

dan perceived value mampu

service quality

b. Pada dimensi responsiveness, yaitu: pihak resto Buro

mempengaruhi sebesar 24,8% terhadap customer

Bar memberikan layanan secara cepat dan akurat

satisfaction.

(indikator pertama) dan pihak resto Buro Bar

3. Tingkat kepuasan pelanggan di Resto Buro Bar bisa
dinyatakan

cukup

karena

tanggapan

menyesuaikan

responden

proses

layanan

sesuai

dengan

terhadap kepuasan dengan nilai rata-rata sebesar

kebutuhan pelanggan (indikator ketiga). Untuk itu,

3,075. Meskipun demikian, hasil pengujian hipotesis

saran yang diajukan adalah sebagai berikut:

menunjukkan bahwa customer satisfaction di Resto

(a) Sebaiknya sebelum jam buka, pihak resto sudah

Buro Bar berpengaruh signifikan terhadap repurchase

memiliki gambaran mengenai menu-menu yang

sehingga

intention,

semakin

tinggi

paling

kepuasan

banyak

dipesan

oleh

pengunjung

pelanggan selama mengunjungi Resto Buro Bar

berdasarkan

menyebabkan semakin kuatnya intensi pelanggan

sebelumnya

untuk mengunjungi ulang Resto Buro Bar. Customer

diprioritaskan untuk disiapkan dengan porsi yang

mampu

mempengaruhi

pengalaman-pengalaman
sehingga

menu-menu

tersebut

repurchase

lebih banyak. Hal ini perlu dilakukan untuk

intention dengan pengaruh sebesar 28,1%. Customer

mempercepat penyajian menu yang dipesan oleh

satisfaction dipengaruhi sebesar 24,8% oleh perceived

pengunjung

satisfaction

value

dan

customer

mampu

satisfaction

(b) Sebaiknya

pihak

manajemen

telah

mempengaruhi sebesar 28,1% terhadap repurchase

mempersiapkan karyawan dengan lebih baik pada

intention.

jam-jam sibuk (peak seson), di mana terdapat
banyak kunjungan dari pelanggan sehingga

Saran

banyaknya

Saran diberikan berdasarkan pada nilai rata-rata

jumlah

pengunjung

tidak

mempengaruhi kecepatan layanan sebagaimana

terendah pada setiap variabel penelitian karena indikator

diinginkan oleh pengunjung.

dengan penilaian terendah adalah prioritas untuk
perbaikan.

Saran untuk meningkatkan perceived value
a. Manajemen Resto Buro Bar juga mengkomukasikan

Saran untuk meningkatkan service quality

keunggulan dari tiap produk yang disediakan oleh

Indikator service quality dengan nilai rata-rata

Resto Buro Bar dans ebaiknya bisa ditambahkan pada

terendah, diantaranya adalah sebagai berikut:

daftar menu. Hal ini untuk meyakinkan pelanggan

a. Pada dimensi assurance, yaitu: semua perilaku

bahwa menu yang disajikan oleh Resto Buro Bar

karyawan resto Buro Bar menyakinkan pelanggan.

memang berkualitas sehingga pelanggan tidak merasa

Untuk itu, saran yang diajukan bahwa:

keberatan dengan harga tiap menu yang disajikan

(a) Sebaiknya karyawan di Resto Buro Bar dibekali

Resto Buro Bar.

dengan kemampuan memahami menu-menu yang

b. Untuk meningkatkan kesan lokasi yang strategis dan

disajikan oleh resto sehingga karyawan sendiri
memiliki

keyakinan

ketika

tidak berada pada lokasi yang macet, sebaiknya

pelanggan

dilakukan penambahan jumlah karyawan di luar resto

membutuhkan informasi dari pelanggan.

yaitu karyawan yang mengatur keluar masuknya mobil

(b) Selain itu, meningkatkan keyakinan terhadap

pengunjung dengan lebih baik sehingga

performance karyawan juga bisa dilakukan

menyebabkan kemacetan.

dengan meningkatkan pengendalian diri perilaku

9

tidak

Chaiyasoonthorn, W., & Suksa-ngiam, W. (2011).
Saran untuk meningkatkan customer satisfaction

Factors Influencing Store Patronage: A Study of

a. Untuk meningkatkan kesan pelayanan di Resto Buro

Modern

Bar baik, sebaiknya tingkat responsivitas karyawan
terus ditingkatkan, artinya karyawan harus rajin
hormat

kepada

pengunjung

setiap

miliar

kali

Thailand.

makan

di

restran.

6779/orang-indonesia-%20%2habskan-us15-miliar-

akan menunjukkan sikap penghormatan yang tinggi

untuk-makan-di-restoran

kepada pengunjung.

Ford, R., Sturman, M., & Heaton, C. (2012). Managing

b.Saran untuk customer satisfaction bisa diprioritaskan

Quality

pada kesesuaian makanan dan minuman berdasarkan

Hospitality

-

How

Knowles, G. (2011). Quality management. Ebook.

menunjukkan menu yang sesuai bagi pelanggan ketika

Bookbon.com

pelanggan terkesan bingung untuk memilih menu.
tertentu

in

Experience.

Resto Buro Bar juga memiliki inisiatif untuk

menu-menu

Service

Organizations Achieve Excellence in the Guest

keinginan pelanggan. Untuk itu, sebaiknya karyawan

untuk

Bangkok

http://m.bisnis.com/lifestyle/read/20140403/223/21

berpapasan dengan pengunjung di lokasi resto. Hal ini

Misalnya

in

Fitriani, F.F. (2014). Orang Indonesia habiskan US$ 1,5

menyapa pengunjung atau setidaknya menunjukkan
sikap

Retailers

International Journal of Trade, …, 2(6), 520–525.

Kotler,

mungkin

P.

&

K.L.

Keller.

(2012).

Marketing

management. 14th ed. New Jersey: Upper Saddle

pelanggan belum begitu familiar sehingga ingin

River

mencoba dan setelah merasakan menu tersebut

Kusnadi rahardja: Persaingan bisnis D&B itu ketat.

ternyata kurang sesuai dengan selera pelanggan.

http://swa.co.id/ceo-interview/kusnadi-rahardja-

Untuk itu, pemberian informasi bagi pelanggan

persaingan-bisnis-fb-itu-ketat

tersebut bisa meningkatkan kesesuaian pelanggan

Kuncoro, M., 2003, Metode Riset Untuk Bisnis &

terhadap makanan dan minuman yang diinginkan oleh

Ekonomi: Bagaimana Meneliti & menyusun Tesis?,

pelanggan.

Jakarta: Erlangga
Li, H., & Hong, J. (2013). Factors Influencing

REFERENSI

Consumers ’ Online Repurchasing Behavior : A
Review and Research Agenda. iBusiness, 5(4),
161–166.

Anwar, S., & Gulzar, A. (2011). Impact of perceived

Norouzi, A., Jafarizadeh, A. A., Karbalaei, M., & Najafi,

value on word of mouth endorsement and customer

Y. (2013). The effective major factors on

satisfaction: mediating role of repurchase intentions.

customer perceived value in service context : The

International Journal of Economics …, 1(5), 46–54.

application of ANFIS method, 2(3), 408–416.
O. Pappas, I., G. Pateli, A., N. Giannakos, M., &

Candan, B. & Y. Seda. (2013). Investigating the

Chrissikopoulos, V. (2014). Moderating effects of

relationship between consumption values and
personal

values

International

of

Journal

green
of

product
Economics

online

buyers.

shopping

satisfaction

and

and

experience
repurchase

on

customer
intentions.

International Journal of Retail & Distribution

Management Sciences 2(12), 29-40

Management, 42(3), 187–204.

Choi, E. J., & Kim, S. (2013). The Study of the Impact

.Schiffman, K & L.L. Kanuk. (2008). Perilaku

of Perceived Quality and Value of Social

konsumen. Edisi Ketjuh. Terjemahan: zoelkifli

Enterprises on Customer Satisfaction and Re-

Kasip. Jakarta: PT Indeks.

Purchase Intention, 7(1), 239–252.

Tushi, T. E. (2014). Holistic Service Marketing
Strategies and Corporate Objectives of Firms.

10

Global Journal of Management and Business
Research: E Marketing, 14(1).

11

12

Dokumen yang terkait

PENGARUH PERCEIVED QUALITY, PERCEIVED VALUE, BRAND PREFERENCE, CONSUMER SATISFACTION, dan CONSUMER LOYALTYpada REPURCHASE INTENTION

0 5 160

PENGARUH SERVICE QUALITY DAN CUSTOMER VALUE TERHADAP REPURCHASE INTENTION DENGAN KEPUASAN PELANGGAN SEBAGAI VARIABEL MEDIASI.

0 0 1

Pengaruh Service Quality Terhadap Customer Satisfaction di Coffee Bean Galaxy Mall Surabaya | Koentjoro | Jurnal Strategi Pemasaran 479 853 1 SM

0 5 6

Analisa Pengaruh Customer Value Terhadap Repurchase Intention Dengan Customer Satisfaction Sebagai Variabel Intervening Di Pisa Kafe Manyar Surabaya | Junaidi | Jurnal Strategi Pemasaran 3342 6288 1 SM

0 0 12

PENGARUH CUSTOMER PERCEIVED VALUE TERHADAP CUSTOMER SATISFACTION PT. XYZ | Sucahyo | Jurnal Strategi Pemasaran 5137 9785 1 SM

0 2 5

Pengaruh Product Quality dan Retail Service Quality Terhadap Repurchase Intention dengan Customer Familiarity Sebagai Variabel Intervening Pada Store Zara di Surabaya | Devi | Jurnal Strategi Pemasaran 5656 10676 1 SM

1 1 8

ANALISA PENGARUH PERCEIVED SERVICE QUALITY TERHADAP CUSTOMER SATISFACTION DENGAN CUSTOMER VALUE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PROGRAM MANAJEMEN PEMASARAN UNIVERSITAS KRISTEN PETRA | Tanjaya | Jurnal Strategi Pemasaran 4436 8452 1 SM

0 0 9

ANALISA PENGARUH SERVICE QUALITY, FOOD QUALITY DAN PERCEIVED VALUE TERHADAP CUSTOMER LOYALTY KONSUMEN RESTAURANT BONCAFE MANYAR KERTOARJO SURABAYA DENGAN CUSTOMER SATISFACTION SEBAGAI VARIABLE INTERVENING | Hariyanto | Jurnal Strategi Pemasaran 5143 9795

0 10 14

TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD PENGARUH PERCEIVED SERVICE QUALITY , PERCEIVED VALUE, SATISFACTION 1 SM

0 0 10

PENGARUH PERCEIVED SERVICE QUALITY TERHADAP REPURCHASE DAN CUSTOMER SATISFACTION SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA FAST FOOD RESTAURANT DI SURABAYA

0 0 7