Bahan Ajar Administrasi Persidangan

(1)

BEBERAPA TIP

BAGI HAKIM PENGAWAS

BIDANG

DALAM PELAKSANAAN

PENGAWASAN

BIDANG ADMINSTRASI

PERSIDANGAN dan

TEKNIS PERSIDANGAN

Oleh Abdul Wahid Oscar

Disajikan dalam PELATIHAN


(2)

Pengawasan :

merupakan salah satu fungsi

pokok manajemen untuk

menjaga dan mengendalikan

agar tugas-tugas yang harus

dilaksanakan dapat berjalan

sebagaimana mestinya

sesuai dengan rencana dan


(3)

Maksud Pengawasan :

1.Memperoleh informasi apakah

penyelenggaraan tehnis

peradilan, pengelolaan

administrasi peradilan, dan

pelaksanaan tugas umum

peradilantelah dilaksanakan

sesuai dengan rencana dan

peraturan perundang-undangan

yang berlaku.


(4)

Maksud Pengawasan :

2. Memperoleh umpan balik bagi

kebijaksanaan, perencanaan

dan pelaksanaan tugas-tugas

peradilan.

3. Mencegah terjadinya

penyimpangan,

maladministrasi, dan

ketidakefisienan

penyelenggaraan peradilan

4. Menilai kinerja.


(5)

Tujuan Pengawasan :

Pengawasan dilaksanakan untuk dapat

mengetahui kenyataan yang ada sebagai

masukan dan bahan peretimbangan bagi

pimpinan Mahkamah Agung dan atau

pimpinan pengadilan untuk menentukan

kebijakan dan tindakan yang diperlukan

menyangkut pelaksanaan tugas pengadilan,

tingkah laku aparat pengadilan, dan kinerja

pelayanan publik pengadilan.


(6)

Fungsi Pengawasan :

1.Menjaga agar pelaksanaan tugas lembaga

peradilan sesuai dengan rencana dan

ketentuan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

2.Mengendalikan agar administrasi dikelaola

secara tertib sebagaiman mestinya, dan

aparat peradilan melaksanakan tugasnya

dengan sebaik-baiknya.

3.Waktu penyelesaian perkara yang cvepat, dan

biaya perkara yang murah.


(7)

1. Pengawasan melekat

:

Serangkaian kegiatan yang bersifat

sebagai pengendalian yang terus

menerus, dilakukan oleh atasan

langsung terhadap bawahan nya,

secara preventif dan represif, agar

pelaksanaan tugas bawahan

tersebut berjalan secara efektif dan

efisien sesuai dengan rencana

kegiatan dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

created by oscar

PENGAWASAN INTERNAL ADA 2

(DUA) MACAM :


(8)

2. PENGAWASAN FUNGSIONAL

:

Pengawasan yang dilakukan oleh aparat

pengawasan yang khusus ditunjuk untuk

melaksanakan tugas tersebut dalam satuan

kerja tersendiri yang diperuntukkan untuk itu.

PENGAWASAN FUNGSIONAL DI

MAHKAMAH AGUNG DILAKUKAN OLEH

BADAN PENGAWASAN


(9)

Tugas Pokok :

1. Ling Kepaniteraan 2. Ling kesekretariatan 3. Manej peradilan, kepemimpinan,

kinerja lmb peradilan, pelayanan publik

POST AUDIT

1.Tingkah laku aparat lembaga peradilan 2. manajemen & leadership

3. Kinerja lembaga 4. Kualitas pelayanan publik

PENANGANAN PENGADUAN PENGAWASAN

RUTIN / REGULER

PENGAWASAN KEUANGAN

(DIPA)

PELAKSANAAN PENGAWASAN

CURRENT AUDIT


(10)

RUANG LINGKUP PEMERIKSAAN RUTIN / REGULER

1. MANAJEMEN PERADILAN

4. ADMINISTRASI UMUM

5. KINERJA dan PELAYANAN

PUBLIK

3. ADMINISTRASI PERSIDANGAN

& EKSEKUSI 2. ADMINISTRASI


(11)

Ruang lingkup pemeriksaan

administrasi persidangan dan

pelaksanaan putusan

a. Sistem pembagian perkara dan

penentuan majelis hakim

b. Ketepatan waktu pemeriksaan

dan penyelesaian perkara

c. Minutasi perkara

d. Pelaksanaan putusan

(eksekusi)


(12)

LINGKUP PEMERIKSAAN ADMINISTRASI PERSIDANGAN /

TEKNIS

PERKARA PERDATA

(pemeriksaan dilakukan dengan cara mengambil

berkas secara acak kemudian melakukan penelitian

tentang hal-hal sbb :

1.Distribusi pkr :

-

Penyrhn brks pkr kpd

KPN

-

Pen. Penunjukan Maj Hkm

-

Peny. Brks kpd Maj Hkm

2. Srt Penunjukan Pan. Pgt

3. Penetapan Hari Sidang

4. Panggilan para Pihak

5. Persidangan

6. Berita Acara Sidang

7. Minutasi.

8. Permohonan

9. Gugatan

10. Perkara Prodeo

11. Wewenang Absolut

11. Wewenang Relatif

12. Kuasa / wakil


(13)

14. Perkara Verstek

15. Perlawanan thdp

putusan verstek

16. Pencabutan Gugatan

17. Perubahan Gugatan

18. Gugatan Rekonpensi

19. Penggabungan dan

Kumulasi Gugatan

20. Masuknya pihak ketiga

dlm proses

21. Gugatan Perwakilan

Kelompok (Class action,

PERMA No. 1 th 2002)

22. Gugatan utk

Kepentingan Umum

(terkait dengan UU.

Lingkungan hidup, dan

UU Perlindungan

Konsumen)

23. Perdamaian / Mediasi

(PERMA no. 1 Tahun

2008)

24. Penggugat /Tergugat

meninggal dunia

25. Pengunduran Sidang

26. Hal-hal yang dapat

terjadi selama

pemeriksaan perkara

LINGKUP PEMERIKSAAN ADMINISTRASI PERSIDANGAN/


(14)

27. Tangkisan / Eksepsi

28. Pengunduran diri hakim

29. Pembuktian

30. Sita Jaminan

(Conservatoir Beslag)

31. Sita Revindicatoir

32. Sita Persamaan

33. Sita Marital

34. Sita Eksekusi

35. Putusan Serta Merta

36. Putusan Provisi

37. Eksekusi Grosse Acte

38. Putusan Provisi

39. Eksekusi Grosse Acte

40. Eksekusi Hak

Tanggungan

41. Eksekusi Jamninan

Fidusia

42. Eksekusi Putusan yg

sdh BHT

43. Lelang

44. Perlawanan terhadap

Eksekusi

45. Perlawanan Pihak

Ketiga (Derden Verzet)

LINGKUP PEMERIKSAAN ADMINISTRASI PERSIDANGAN/


(15)

46. Penangguhan

Eksekusi

47. Putusan Non

Executable

48. Penawaran

Pembayaran Tunai

dan Konsinyasi

LINGKUP PEMERIKSAAN ADMINISTRASI PERSIDANGAN/


(16)

LINGKUP PEMERIKSAAN ADMINISTRASI PERSIDANGAN /

TEKNIS PERKARA PIDANA

(pemeriksaan dilakukan dengan cara mengambil berkas secara

acak kemudian melakukan penelitian tentang hal-hal sbb :

1. Surat Penunjukan Majelis

Hakim

2. Surat Penunjukan PP

3. Surat Penetapan Hari

Sidang

4. Penahanan Terdakwa

a. Yang sebelumnya tidak

ditahan

b. Yang sebelumnya telah

ditahan

5. Observasi thdp Tdkw yg

diduga menderita

gangguan kejiwaan

6. Pembantaran Penahanan

7. Penangguhan Penahanan

8. Pengalihan Penahanan

9. Tanggung jawab yuridis


(17)

10. Penahanan dlm amar

putusan.

11. Penggeladahan oleh

Penyidik

12. Penyitaan oleh Penyidik

13. Proses Perkara Banding

14. Proses Perkara Kasasi

15. Proses Peninjauan

Kembali

16. Proses Penerimaan

Permohonan Grasi

17. Pemberkasan Perkara

LINGKUP PEMERIKSAAN ADMINISTRASI PERSIDANGAN/


(18)

TEMUAN YANG SERING MUNCUL DALAM

PEMERIKSAAN ADMINISTRASI / TEKNIS

PERSIDANGAN

Perkara Perdata

N

o

diperiksa

Item yg

Temuan yg sering

muncul

Keterangan

1 SP Penunjukan

Majelis

Hakim

Penetapan Hari

Sidang

Lupa dibuat / ditanda

tangani/diberi

tanggal/diberi nomor

Lupa dicatat dlm

register

Pertimbangan

kurang memadai

Pembagian

perkara yg tdk

merata

Seharusnya

Surat

Penunjukan

PP dibuat oleh

Panitera

terpisah dari

SPMH.

2 Penunjukan

Panitera

Pengganti

Sda


(19)

temuan yang sering muncul dalam pemeriksaan administrasi / teknis

persidangan perkara perdata

No Item yg diperiksa

Temuan yg sering

muncul

Keterangan

3 Berita Acara

Persidangan

Tidak dibuat tepat

waktu

Msh banyak

dijumpai kelemahan

Sebelum

persidangan

berikutnya

BAP hrs sdh

siap

4 Perkara Gugur /

Perkara Verstek /

Perkara Dicabut

Tidak / terlambat

dibuat Penetapan

nya


(20)

temuan yang sering muncul dalam pemeriksaan administrasi / teknis

persidangan perkara perdata

N

o

diperiksa

Item yg

sering muncul

Temuan yg

Keterangan

5 Panggilan para

pihak.

---*) Ada perbedaan tradisi pemanggilan pihak Tergugat yg tdk diketahui alamatnya (panggilan ghoib). Di PA panggilan

melalui pengumuman dilakukan 2 kali utk satu tgl sidang yg sama.

Di PN panggilan

dilakukan 2 kali utk 2 sidang

Tenggang waktu

kurang dari 3 hari

Tata cara

pemanggilan tidak

tepat

Hakim jarang

meneliti panggilan

Relas panggilan

delegasi sering

terlambat

Pd panggilan pertama Tgt tdk diberi salinan gugatan

Berkaitan dg

syarat sah dan

patut.

•Sah : ttg tata

cara

pemanggilan

•Patut : ttg sela

waktu hari

pemanggilan

dan hari


(21)

temuan yang sering muncul dalam pemeriksaan administrasi / teknis

persidangan perkara perdata

No

Item yg

diperiksa

sering muncul

Temuan yg

Keterangan

6

Konpetensi

relatif

Hakim memutus

eksepsi tentang

konpetensi

relatif setelah

memeriksa

pokok perkara

Hakim memutus ttg

kompetensi relatif bila

diajukan eksepsi oleh

TGT.

Sebaiknya apabila

Hakim mau menga

bulkan eksepsi ttg

konpetensi relatif

hendaknya di awal

sidang.

Bila Tergugat sdh

mengajukan jawaban,

eksepsi konpetensi

relatif diabaikan.


(22)

temuan yang sering muncul dalam pemeriksaan administrasi / teknis

persidangan perkara perdata

N

o

diperiksa

Item yg

sering muncul

Temuan yg

Keterangan

7 Kompetensi

AbsolutHakim tetap memeriksa dan memutus perkara walaupun ada

klausula Arbitrase.

Dlm hal ada

klausula arbitrase Pengadilan mutlak tidak berwenang dan tidak perlu ada eksepsi

8 PermohonanMasih ditemukan adanya penetapan atas permohonan yang diajukan tanpa ada dasar perintah undang-undang Pengadilan/ / Hakim baru berwenang memeriksa dan memutus

permohon an bila ada delegasi


(23)

temuan yang sering muncul dalam pemeriksaan administrasi / teknis

persidangan perkara perdata

N

o

diperiksa

Item yg

sering muncul

Temuan yg

Keterangan

9 Putusan Verstek

Lupa dilaporkan

Tidak akurat dlm

meneliti panggilan

Masih memasuki

acara pembuktian *)

*) Perkecualian

: dlm perkara

perceraian hrs

ada acara

pembuktian

10 Verzet thdp

putusan verstek

Diberi nomor sendiri Verzet tidak

pelu diberi

nomor perkara

sendiri


(24)

temuan yang sering muncul dalam

pemeriksaan administrasi / teknis persidangan : perkara perdata

No

Item yg

diperiksa

sering muncul

Temuan yg

Keterangan

11 Masuknya Pihak Ketiga dalam Proses.

Tidak ada

penetapan- nya

Belum bisa membedakan ketiga bentuk masuknya pihak ketiga, sehingga tidak jelas posisi pihak ketiga.

Semuanya disebut intervensi.

Bentuk intervensi adalah voeging dan tussen komst.

Masuknya pihak ketiga diawali dg permohonan dan Hakim menetap kan utk mengabulkan atau menolak dg putusan sela

Boleh diajukan sblm kesimpulan

Belum ada keseraga- man penyebutan


(25)

12

Persidangan

dan

penundaan

persidangan

Masih sering terjadi sidang dilakukan dg Hakim Tunggal, bahkan oleh seorang Hakim Anggota

Acara penundaan sidang, penyerahan jawaban / replik / duplik / kesimpulan sering tdk dilakukan dlm ruang siding tetapi di ruang kerja hakim atau di ruang sidang tapi Maj Hakim tdk lengkap.

Penundaan lupa tdk dilaporkan ke Bag. Register utk dicatat

Seharusnya selalu diupayakan Majelis Hakim bersidang dengan susunan yg lengkap, apapun acaranya, walaupun hanya utk menunda sidang.

temuan yang sering muncul dalam pemeriksaan administrasi / teknis


(26)

13 MediasiTidak dibuat penetapan utk mediasi dan penunjukan mediatornya, baik yg dipilih oleh pihak sendiri maupun yg ditunjuk oleh Majelis Hakim

Tidak dibuat laporan hasil mediasi oleh Mediator.

Utk mediasi, hrs sll berpedo- man pd SEMA No. 2 Th.2003

Minutasi hrs selesai paling lambat 1 bulan sejak putusan dijatuhkan

Hakim Ketua bertang gung jawab thdp minutasi.

Penyusunan

bundle mengacu pd Buku II Edisi 2007 cet th 2012 26 dst dan 352 dst 14 Minutasi Minutasi tidak segera

diselesaikan;

kadang-kadang sampai hakimnya sudah pada pindah.

Tgl selesai minutasi dan penyerahan berkas tidak dicatat dlm register

Masih tdpt kesalahan dlm menyusun bundle A dan B

*) Dlm minutasi ada 2 pendapat :

berdsrkn kronologi.

Berdsrkn kelompok.

Masing masing peradilan punya

temuan yang sering muncul dalam pemeriksaan administrasi / teknis

persidangan : perkara perdata

created by oscar


(27)

16 Putusan ProvisiMengabulkan Permohonan / tuntutan provisi yang sudah

mengarah pada tuntutan pokok / pokok perkara/

Tuntutan provisi tidak boleh berisi tuntutan yg

apabila dikabul -kan sesungguh -nya sdh menga – bulkan tuntutan pokok.

17 Pensitaan SP pensitaan tidak ditanda tangani oleh Majelis lengkap

18 Hal-hal yang dapat terjadi selama

pemeriksaan perkara

Lupa dicatat dalam Berita Acara

Untuk hal-hal yang penting

perlu dicatat dlm berita acara

temuan yang sering muncul dalam pemeriksaan administrasi / teknis


(28)

No

Item yg

diperiksa

sering muncul

Temuan yg

Keterangan

1SP Penunjukan Majelis Hakim

Penetapan Hari Sidang

Lupa dibuat / ditanda tangani/diberi tanggal / diberi nomor

Lupa dicatat dlm register

Pertimbangan kurang memadai

2 Penunjukan

Panitera Pengganti

Sda

Menyatu dg SPMH

Seharusnya Surat Penunjukan PP dibuat oleh

Panitera terpisah dari SPMH.

TEMUAN YAG SERING MUNCUL DALAM PEMERIKSAAN ADMINISTRASI / TEKNIS PERSIDANGAN

TEMUAN YANG SERING MUNCUL DALAM

PEMERIKSAAN ADMINISTRASI /

TEKNISPERSIDANGAN


(29)

No

Item yg

diperiksa

Temuan yg sering

muncul

Keterangan

3 Berita Acara Persidangan

Tidak dibuat tepat waktu

Sebelum

persidangan berikutnya BAP hrs sdh siap

4 Pengalihan tahanan.

Tidak dibuat perpan -jangan penahanan ketika masa tahanan telah habis.

Masih ditemukan peng-alihan penahanan

dengan jaminan uang.

Penetapan tidak

ditandatangani oleh Majelis

Dalam hal ada pengalihan penahanan maka bila masa penahanan sdh habis, harus diperpanjang. Bila tidak maka Terdakwa lepas demi hukum

Temuan yang sering muncul dalam pemeriksaan administrasi /


(30)

N

o

diperiksa

Item yg

Temuan yg sering

muncul

Keterangan

5 Penangguhan

penahanan

Penetapan tidak

ditandatangani oleh Majelis Hakim

Dlm penangguhan

penahanan dg jaminan uang, uang jaminan tidak disimpan di Bank dan tidak dicatat dlm Buku Induk Keuangan Pihak Ketiga serta tidak dibuat buku bantunya.

Dlm penetapan penang- guhan penahanan dg

Uang jaminan penangguhan penahanan harus dicatat dalam Buku Catatan Keuangan Pihak Ketiga serta dibuatkan buku bantu untuk itu dan disimpan di Bank.

Temuan yang sering muncul dalam pemeriksaan administrasi /


(31)

No

Item yg

diperiksa

Temuan yg sering

muncul

Keterangan

(Penangguhan penahanan)

jaminan orang, tidak disebutkan dg tegas dan lengkap identitas Si penjamin dan

besarnya uang jaminan yg harus disetor bila Tdkw melanggar syarat.

Dlm penetapan penang guhan penahanan dg jaminan orang, harus disebutkan dg tegas, nama si penjamin dan

besarnya uang jaminan yg harus disetor ke las

Negara.

Temuan yang sering muncul dalam pemeriksaan administrasi /


(32)

N

o

diperiksa

Item yg

Temuan yg sering

muncul

Keterangan

6 Pembantaran penahanan

Permohonan pembantaran tidak disertai keterangan dokter / pejabat Rutan

bhwTerdakwa memerlukan perawatan di luar Rutan, krn fasilitas kesehatan dlm Rutan tdk memadai utk

menangani penyakit Tdkw.

Tidak dibuat penetapan pencabutan pembantaran stlh Terdakwa sembuh atau perawatan di luar Rutan sdh tidak

diperlukan lagi.

Temuan yang sering muncul dalam pemeriksaan administrasi /


(33)

N

o

diperiksa

Item yg

Temuan yg sering

muncul

Keterangan

7 Kutipan putusan yg sdh BHT

Sering terlambat dibuat dan diserahkan pd Jaksa utk dieksekusi

8 berkas Penyusunan berkas tidak sesuai kriteria

Penyusunan

bundle mengacu pd Buku II Edisi 2007 cet th 2012 hal 216 dst

Temuan yang sering muncul dalam pemeriksaan administrasi /


(34)

Temuan yg diperoleh dalam pemeriksaan setiap

bidang dituangkan dalam tabel lembar temuan

sbb :

No. Kondisi Kriteria Sebab Akibat Tindak lanjut / saran

Lembar temuan untuk setiap bidang dijadikan

satu dan dituangkan dalam


(35)

• Kondisi : penyimpangan / kesalahan yg ditemukan /

keadaan yg tidak sesuai dg kriteria

• Kriteria : apa yg seharusnya dikerjakan sesuai dg

petunjuk / acuan (buku Coklat / buku merah)

• Sebab : faktor yg menyebabkan terjadinya

kesalahan / penyimpangan

• Akibat : segala sesuatu yg timbul krn adanya

penyimpangan / kesalahan

• Tindak lanjut / saran : tindakan yg perlu diambil utk

memperbaiki kesalahan bila masih bisa perbaiki,

mengeliminir akibat yg timbul, menghilangkan

penyebab


(36)

(37)

Eksepsi ada 2 :

1.Eksepsi tentang kewenangan mengadili

2.Eksepsi tentang hal lainnya berkaitan dengan hokum acara.

Ad. 1. Eksepsi tentang kewenangan ada 2 a.Kewenangan relative.

Berkaitan dg psl 118 HIR

Eksepsi ini harus diajukan pada siding pertama sebelum memberi jawaban thdp pokok perkara.

Bila Tergugat sudah memberi jawaban, atau eksepsi diajukan bersamaan dg jawaban maka eksepsi ditolak, dan perkara dilanjutkan. Eksepsi ini bisa diputus

tersendiri tidak bersama-sama pokok perkara. b.Kewenangan absolut

Diajukan kapan saja. Bahkan tanpa ada eksepsi bila

Hakim ex officio mengetahui, maka Hakim bisa langsung mengambil putusan.

Ad. 2. Eksepsi lainnya,

Harus diajukan bersama jawaban. Bila sesudah jawaban, harus diabaikan. Diputus bersama-sama pokok perkara. Bila diputus bersama pokok perkara, harus created by oscar


(38)

Turut campurnya Pihak III dalam sebuah perkara

I

.

INTERVENSI (Psl 279 – 282 Rv)

Inisiatif utk turut campur datang dr pihak III sendiri

1.Voeging

: Pihak III bergabung dg Pgt atau Tgt

2.Tussenkomst

: Pihak III berdiri sndr mlwn Pgt & Tgt

II .

VRIJWARING (pasal 70 -76 Rv)

(=

pembebasan/

garantie/penanggungan)

Inisiatif datang dari salah satu pihak dlm perkara asal.

Phk III ditarik oleh slh satu phk utk membebaskan phk

yg memanggil dr kemungkinan akibat ptsn dlm pkr pkk.


(39)

Penggugat

Tergugat

A.VOEGING

: Bergabung dg salah satu

pihak

Intervenient

Penggugat

Tergugat

Intervenient

B. TUSSENKOMST

:

Turut campur utk kepent sendiri berhadapan dg

pr phk pkr asal


(40)

II . VRIJWARING (pasal 70 -76 Rv)

(= pembebasan, garantie, penanggungan,)

Inisiatif datang dari salah satu pihak dlm perkara asal.

Phk III ditarik oleh slh satu phk utk membebaskan phk yg

memanggil dr kemungkinan akibat ptsn dlm pkr pkk.

Penggugat

Tergugat


(41)

PUTUSAN VERSTEK

Pasal 125 (1) HIR / 149 (2) RBg)

Putusan verstek artinya putusan yang

dijatuhkan tanpa hadirnya Tergugat

(para Tergugat).

Verstek sendiri artinya pernyataan

bahwa Tergugat tidak hadir walaupun

telah dipanggil secara sah dan patut.

syarat utama :

Tergugat atau wakilnya tidak hadir.

Sudah dipanggil secara sah dan

patut.

Gugatan cukup beralasan dan tidak


(42)

Panggilan yang sah dan patut :

Sah

: dari segi pelaksanaan panggilan,

dilaksanakan dimana, bertemu siapa.

Patut : dari segi waktu pelaksanaan panggilan.

Antara hari memanggil dan hari sidang harus

berselang tiga hari kerja.

Kemungkinan putusan verstek :

A. Gugatan dapat dikabulkan manakala :

1.Gugatan tidak melawan hak

2.Gugatan beralasan

B. Apabila gugatan melawan hak maka gugatan harus dinyatakan tidak dapat diterima.

Melawan hak atau tidak bersandarkan hukum artinya apabila

peristiwa peristiwa yang diajukan (dalam posita) sebagai dasar tuntutan tidak membenarkan tuntutan atau tidak mempunyai alasan hukum (tidak


(43)

C. Apabila gugatan tidak beralasan maka, gugatan harus ditolak. Gugatan tidak beralasan apabila dalam posita tidak diajukan (tidak

ada) peristiwa-peristiwa yang membenarkan / mendukung tuntutan.

D. Apabila Tergugat yg tidak hadir mengirimkan jawaban tertulis yg di dalamnya ada eksepsi tentang kewenangan dan eksepsi itu diterima / dikabulkan, maka Pengadilan dalam putusannya

wajib menyatakan bahwa dirinya tidak berwenang.

Penjelasan : mestinya bila Tergugat tidak hadir tanpa alasan yang sah, jawaban yg ia kirimkan harus diabaikan (dianggap tidak ada). Namun karena jawaban itu berisi eksepsi ttg kewenangan dan eksepsi tsb cukup beralasan utk dikabulkan maka

Pengadilan mengabulkan eksepsi dg menyatakan bahwa pengadilan tidak berwenang mengadili perkara a quo


(44)

Masalah Penahanan berkaitan

dengan bunyi pasal 197 ayat (1) huruf k

:

• Pasal 197 ayat (1) huruf k berbunyi :

perintah supaya terdakwa ditahan atau tetap dalam tahanan atau dibebaskan”

1. Kapan Hakim boleh memberi perintah Terdakwa ditahan ? A. 1). Apabila pd saat mau menjatuhkan putusan Terdakwa tidak

ditahan

2). Apabila ada alasan utk melakukan penahan (lht psl 21 ayat (1) KUHAP

3). Apabila pasal yg didakwakan memungkinkan utk melakukan penahanan atas diri Terdakwa (lht psl 21 ayat (4) KUHAP

Bila tidak memenuhi 3 hal tsb di atas maka Hakim tdk berwenang memerintahkan terdakwa ditahan, sekalipun Terdakwa dinyatakan terbukti bersalah dan dijatuhi pidana.


(45)

Masalah Penahanan

terkait bunyi pasal 197 ayat (1) huruf k :

B. Dalam hal pada saat mau menjatuhkan putusan Terdakwa :

tidak ditahan karena tidak memenuhi syarat dan alasan seperti

tersebut dalam pasal 21 ayat (1) jo ayat (4) KUHAP, atau

Terdakwa pernah ditahan oleh Hakim tapi kemudian dikeluarkan dari

tahanan :

• baik atas dasar demi hukum karena masa tahanan habis sebelum pemeriksaan sidang selesai, ataupun

• atas dasar perintah dari Hakim karena adanya sesuatu alasan yang sah Hakim memandang penahanan atas diri Terdakwa tidak

diperlukan lagi,

maka sekalipun Terdakwa dinyatakan terbukti bersalah dan dijatuhi pidana, dalam amar putusan Hakim tidak berwenang untuk

memerintahkan agar terdakwa ditahan.

Kecuali apabila keluarnya Terdakwa dari tahanan karena ada

penangguhan penahanan atau pembantaran; dalam hal demikian


(46)

2. Kapan Hakim boleh memberi perintah Terdakwa

tetap dalam

tahanan

?

a. Apabila pd saat mau menjatuhkan putusan Terdakwa sudah

berada dalam ditahan

b. Terdakwa dinyatakan terbukti bersalah dan dijatuhi pidana.

c. Apabila pasal yg didakwakan memungkinkan utk melakukan

penahanan atas diri Terdakwa (lht psl 21 ayat (4) KUHAP dan

masa penahanannya termasuk perpanjangannya masih ada

(lihat psl 26 jo psl 29 KUHAP dan aturan-aturan ttg penahanan

dlm peraturan perundangan pidana khusus)

Bila tidak memenuhi 3 hal tsb di atas maka Hakim tdk berwenang

memerintahkan terdakwa ditahan, sekalipun Terdakwa

dinyatakan terbukti bersalah dan dijatuhi pidana.

Masalah Penahanan


(47)

3. Kapan Hakim boleh memberi perintah Terdakwa

dibebaskan

(dari tahanan) ?

Apabila pd saat mau menjatuhkan putusan Terdakwa ditahan

dan :

1) Terdakwa dinyatakan tidak terbukti bersalah dan Terdakwa

dibebaskan dari segala dakwaan

(vrijspraak), atau

2) Terdakwa dinyatakan dilepaskan dari segala tuntutan hukum

(ontslag van alle rechtsvervolgingen) , Atau

3) Terdakwa dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana dan ada

ketentuan pidana itu dipotong selama Terdakwa berada dlm

tahanan, serta lamanya penahanan itu sama dg lamanya

pidana yg dijatuhkan.

Masalah Penahanan


(48)

Kesimpulan :

1. Pasal 197 ayat (1) huruf k tidak berdiri sendiri tetapi

harus dikaitkan dengan pasal-pasal lain tentang

penahanan (interpretasi sistematis)

2. Diluar alternatif fakta tersebut di atas maka pasal 197

ayat (1) huruf k tidak bisa diterapkan.

Masalah Penahanan


(49)

(1)

• Pasal 197 ayat (1) huruf k berbunyi :

perintah supaya terdakwa ditahan atau tetap dalam tahanan atau dibebaskan”

1. Kapan Hakim boleh memberi perintah Terdakwa ditahan ?

A. 1). Apabila pd saat mau menjatuhkan putusan Terdakwa tidak ditahan

2). Apabila ada alasan utk melakukan penahan (lht psl 21 ayat (1) KUHAP

3). Apabila pasal yg didakwakan memungkinkan utk melakukan penahanan atas diri Terdakwa (lht psl 21 ayat (4) KUHAP

Bila tidak memenuhi 3 hal tsb di atas maka Hakim tdk berwenang memerintahkan terdakwa ditahan, sekalipun Terdakwa dinyatakan terbukti bersalah dan dijatuhi pidana.


(2)

tidak ditahan karena tidak memenuhi syarat dan alasan seperti

tersebut dalam pasal 21 ayat (1) jo ayat (4) KUHAP, atau

Terdakwa pernah ditahan oleh Hakim tapi kemudian dikeluarkan dari

tahanan :

• baik atas dasar demi hukum karena masa tahanan habis sebelum pemeriksaan sidang selesai, ataupun

• atas dasar perintah dari Hakim karena adanya sesuatu alasan yang sah Hakim memandang penahanan atas diri Terdakwa tidak

diperlukan lagi,

maka sekalipun Terdakwa dinyatakan terbukti bersalah dan dijatuhi pidana, dalam amar putusan Hakim tidak berwenang untuk

memerintahkan agar terdakwa ditahan.

Kecuali apabila keluarnya Terdakwa dari tahanan karena ada

penangguhan penahanan atau pembantaran; dalam hal demikian


(3)

2. Kapan Hakim boleh memberi perintah Terdakwa

tetap dalam

tahanan

?

a. Apabila pd saat mau menjatuhkan putusan Terdakwa sudah

berada dalam ditahan

b. Terdakwa dinyatakan terbukti bersalah dan dijatuhi pidana.

c. Apabila pasal yg didakwakan memungkinkan utk melakukan

penahanan atas diri Terdakwa (lht psl 21 ayat (4) KUHAP dan

masa penahanannya termasuk perpanjangannya masih ada

(lihat psl 26 jo psl 29 KUHAP dan aturan-aturan ttg penahanan

dlm peraturan perundangan pidana khusus)

Bila tidak memenuhi 3 hal tsb di atas maka Hakim tdk berwenang

memerintahkan terdakwa ditahan, sekalipun Terdakwa


(4)

3. Kapan Hakim boleh memberi perintah Terdakwa

dibebaskan

(dari tahanan) ?

Apabila pd saat mau menjatuhkan putusan Terdakwa ditahan

dan :

1) Terdakwa dinyatakan tidak terbukti bersalah dan Terdakwa

dibebaskan dari segala dakwaan

(vrijspraak), atau

2) Terdakwa dinyatakan dilepaskan dari segala tuntutan hukum

(ontslag van alle rechtsvervolgingen) , Atau

3) Terdakwa dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana dan ada

ketentuan pidana itu dipotong selama Terdakwa berada dlm

tahanan, serta lamanya penahanan itu sama dg lamanya

pidana yg dijatuhkan.


(5)

Kesimpulan :

1. Pasal 197 ayat (1) huruf k tidak berdiri sendiri tetapi

harus dikaitkan dengan pasal-pasal lain tentang

penahanan (interpretasi sistematis)

2. Diluar alternatif fakta tersebut di atas maka pasal 197

ayat (1) huruf k tidak bisa diterapkan.


(6)