Revaluasi Aset Akuntansi dan Pajak 16022017 1
1
REVALUASI ASET
(2)
Agenda
Revaluasi Pajak
1.
Revaluasi Akuntansi
PSAK 16 & 13
2.
Bultek Revaluasi Aset
3.
Re
va
lu
as
i A
se
t
(3)
3
Revaluasi
Revalua
si
Pajak – menilai kembali namun obyek pajak hanya selisih lebih sedangkan penurunan nilai bukan pengurang pajak.
• PMK 191/2015; perubahan PMK
233/2015
• PMK 79/2008 pelaksana PER
12/2009
Pajak – menilai kembali namun obyek pajak hanya selisih lebih sedangkan penurunan nilai bukan pengurang pajak.
• PMK 191/2015; perubahan PMK
233/2015
• PMK 79/2008 pelaksana PER
12/2009
Akuntansi – Penilaian kembali aset ke nilai wajar – dapat menghasilkan nilai lebih tinggi atau lebih rendah
(penurunan nilai)
• PSAK 16 Aset Tetap
• PSAK 13 Properti Investasi
Akuntansi – Penilaian kembali aset ke nilai wajar – dapat menghasilkan nilai lebih tinggi atau lebih rendah
(penurunan nilai)
• PSAK 16 Aset Tetap
• PSAK 13 Properti Investasi
(4)
Revaluasi Aset
• Revaluasi Re-value menilai kembali aset
perusahaan nilai baru nilai terkini lebih relevan
• Proses revaluasi akan menghasilkan nilai baru / nilai terkini kenaikan atau penurunan aset bersifat netral.
• Aset khususnya aset tetap atau properti investasi umumnya menggunakan cost model : harga
perolehan dikurang dengan akumulasi depresiasi dan akumulasi penurunan nilai.
• Entitas sebagian besar menggunakan cost model sering diartikan bahwa revaluasi akan menghasilkan nilai yang lebih tinggi padahal, revaluasi merupakan konsep netral dapat menghasilkan nilai lebih
(5)
5
Revaluasi Pajak
5
Undang-Undang Pajak Penghasilan
pasal 4 ayat (1) Obyek pajak:
•
m. selisih lebih atas penilaian kembali
aktiva
Aturan pelaksana Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 79/PMK.03/2008 (“PMK
(6)
Revaluasi Pajak
Insentif untuk menjaga stabilitas ekonomi makro dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Iinsentif Pajak Penghasilan atas penilaian kembali aktiva tetap perlu diberikan (Paket Kebijakan
Stimulus Ekonomi Kelima);
PMK No.191/PMK.010/2015 diubah
233/PMK.03/2015, mengenai Penilaian Kembali Aktiva Tetap Untuk Tujuan Perpajakan Bagi
Permohonan yang Diajukan Pada Tahun 2015 dan Tahun 2016 (“PMK 191”) bersifat sementara
Negara memperoleh penerimaan pajak lebih awal.
WP dapat melakukan perencanaan pajak atas Revaluasi aset
(7)
7
Revaluasi Pajak
7
Pengaturan lebih lanjut ketentuan UU PPh
Ketentuan Umum Revaluasi Aset
Peraturan
pelaksana PER 12 / PJ./2009
PM
K
79
Pengaturan lanjutan PMK233/2015 Isentif Pajak Diberlakukan hanya pada 2015-2016
PM
K
191
(8)
Manfaat Revaluasi Pajak
Insentif perusahaan menerbitkan obligasi atau IPO ekuitas meningkat, nilai perusahaan lebih tinggi,
leverage lebih tinggi;
Laporan keuangan menyajikan nilai aset tetap dengan nilai wajar;
• Revaluasi dapat menghemat pembayaran pajak di masa
depan beban depresiasi.
• Kenaikan nilai aktiva tetap naiknya beban penyusutan
dibebankan ke dalam laba rugi, atau dibebankan ke harga pokok produksi mengurangi pajak
• Revaluasi aset ekuitas meningkat Debt to Equity Ratio
(DER) meningkat menarik dana baik melalui pinjaman dari pihak ketiga atau melalui emisi saham pendanaan untuk ekspansi usaha
Memberikan flexibilitas bagi WP dalam penyusunan perencanaan perpajakan (tax planning);
(9)
9
Insentif ??
Tarif normal revaluasi sesuai PMK-79/PMK.03/2008 sebesar 10% sedangkan tariff insentif 3%, 4% atau 6%;
Manfaat pajak di masa yang akan datang karena
penyusutan yang dapat dibiayakan menjadi lebih besar yaitu menggunakan nilai setelah revaluasi.
Membayar di awal sebesar 3%;4%;6%, tapi kita mendapat manfaat pajak melalui biaya penyusutan sebesar 25%, sehingga tax saving pembayaran pajak sebesar
22%;21%;19% (apabila tarif normal Psl 17 UU PPh); Pemegang saham juga dapat menikmati keuntungan, karena atas selisih lebih revaluasi aktiva tetap yang dikonversikan menjadi saham bonus (penambahan saham tanpa penyetoran) bukan obyek pajak bagi pemegang saham. Saham bonus selain dalam rangka
Revaluasi aktiva tetap merupakan objek pajak yang wajib dibayar pemegang saham.
(10)
Manfaat Revaluasi Pajak - 191
Contoh:
• Entitas memiliki bangunan yang menurut pajak nilainya 0 namun masih digunakan untuk kegiatan operasi. Entitas merevaluasi
gedung tersebut menghasilkan nilai baru sebesar 100 milyar, berdasarkan hasil penilaian 25 Desember 2016.
• Entitas akan membayar pajak sebesar 100 x 6% =6milyar.
• Entitas akan mendepresiasikan gedung tersebut mulai tahun 2017 sebesar 100 milyar / 20 = 5milyar. Maka akan memunculkan beban depresiasi fiskal sebesar 5 juta sehingga terjadi penghematan pajak sebesar 5milyar x 25% = 1.25milyar.
• Penghematan ini akan diterima selama 20 tahun maka total akan diperoleh penghematan 1.25 x 20 = 25milyar. Total penghematan arus kas sebesar 25milyar – biaya pajak 6 milyar = 19 milyar.
• Bahkan jika menggunakan ketentuan lama tariff pajak 10% penghematan akan diperoleh sebear 15% dari nilai revaluasi.
• Penghematan tersebut harus mempertimbangkan biaya appraisal. • Jika memperhitungkan time value of money, misal bunga 10% maka
penghematan depresiasi adalah PVA (10%;20)5milyar = 42,56milyar x 25%=10.64miliar. Nilai tersebut dikurangi dengan pajak final dan
Contoh:
• Entitas memiliki bangunan yang menurut pajak nilainya 0 namun masih digunakan untuk kegiatan operasi. Entitas merevaluasi
gedung tersebut menghasilkan nilai baru sebesar 100 milyar, berdasarkan hasil penilaian 25 Desember 2016.
• Entitas akan membayar pajak sebesar 100 x 6% =6milyar.
• Entitas akan mendepresiasikan gedung tersebut mulai tahun 2017 sebesar 100 milyar / 20 = 5milyar. Maka akan memunculkan beban depresiasi fiskal sebesar 5 juta sehingga terjadi penghematan pajak sebesar 5milyar x 25% = 1.25milyar.
• Penghematan ini akan diterima selama 20 tahun maka total akan diperoleh penghematan 1.25 x 20 = 25milyar. Total penghematan arus kas sebesar 25milyar – biaya pajak 6 milyar = 19 milyar.
• Bahkan jika menggunakan ketentuan lama tariff pajak 10% penghematan akan diperoleh sebear 15% dari nilai revaluasi.
• Penghematan tersebut harus mempertimbangkan biaya appraisal. • Jika memperhitungkan time value of money, misal bunga 10% maka
penghematan depresiasi adalah PVA (10%;20)5milyar = 42,56milyar x 25%=10.64miliar. Nilai tersebut dikurangi dengan pajak final dan
(11)
11
REVALUASI PAJAK
PMK 191/2015
PENILAIAN AKTIVA TETAP UNTUK TUJUAN
PERPAJAKAN BAGI PERMOHONAN YANG DIAJUKAN PADA TAHUN 2015 DAN 2016
(12)
(13)
13
(14)
(15)
15
(16)
REVISI PMK 233
(17)
17
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
REVISI PMK 233
(25)
25
REVISI PMK 233
(26)
PERUBAHAN PMK 233/2015
• Penilaian kembali aktiva tetap dilakukan terhadap
sebagian atau seluruh aktiva tetap yang berada atau terletak di Indonesia, dimiliki dan dipergunakan untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan yang merupakan obyek pajak dan mempunyai manfaat lebih dari 1 tahun
• Pengenaan pajak final tambahan saat pengalihan:
– Aktiva kelompok 1 sebelum lewat 3 tahun
– Aktiva kelompok 3 dan 4 sebelum lewat 5 tahun
– Aktiva tanah dan/ata bangunan sebelum lewat 1 tahun
• Selisih lebih penilaian kembali aktiva tetap, harus
dicatat dalam laporan keuangan Wajib Pajak.
• Penilaian kembali oleh BUMN/BUMD: penetapan nilai
aktiva tetap hasil penilaian kembali dapat dilakukan oleh penilai pemerintah di lingkungan Direktorat
(27)
27
REVALUASI PAJAK
PMK 79/2008
PENILAIAN AKTIVA TETAP PERUSAHAAN UNTUK TUJUAN PERPAJAKAN
(28)
Persyaratan WP Melakukan Revaluasi
Memenuhi semua kewajiban pajak sampai
dengan masa pajak terakhir sebelum revaluasi
WP Badan dan BUT, kecuali yang
menyelenggarakan pembukan dalam Bahasa Inggris dan mata uang USD
Mengajukan permohonan kepada Dirjen Pajak
Direjan Pajak diberi wewenang menerbitkan surat keputusan penilaian kembali aktiva tetap atas
(29)
29
Aktiva Direvaluasi
• Seluruh aktiva tetap berwujud, termasuk tanah
yang berstatus hak milik atau hak guna bangunan (TOTAL); atau
• Seluruh aktiva tetap berwujud tidak termasuk tanah
(PARSIAL),
• yang terletak atau berada di Indonesia, dimiliki, dan
dipergunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang merupakan Objek Pajak.
Penilaian kembali dilakukan terhadap:
Penilaian kembali aktiva tetap perusahaan
tidak dapat
dilakukan kembali sebelum lewat
jangka waktu 5 (lima) tahun sejak penilaian
kembali aktiva tetap perusahaan terakhir sesuai
PMK
(30)
Aktiva Direvaluasi
Penilaian kembali aktiva tetap perusahaan harus
dilakukan berdasarkan nilai pasar atau nilai wajar aktiva tetap tersebut yang berlaku pada saat penilaian kembali aktiva tetap yang ditetapkan oleh perusahaan jasa
penilai atau ahli penilai, yang memperoleh izin dari Pemerintah.
Dalam hal nilai pasar atau nilai wajar yang ditetapkan oleh perusahaan jasa penilai atau ahli penilai ternyata tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya, Direktur Jenderal Pajak menetapkan kembali nilai pasar atau nilai wajar aktiva yang bersangkutan.
Penilaian kembali aktiva tetap perusahaan dilakukan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun sejak tanggal laporan perusahaan jasa penilai atau ahli penilai.
(31)
31
Besar Pajak dan Pembayaran
Atas selisih lebih penilaian kembali aktiva tetap perusahaan di atas nilai sisa buku fiskal semula dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final
sebesar 10% (sepuluh persen).
Perusahaan yang karena kondisi keuangannya tidak memungkinkan untuk melunasi sekaligus dapat mengajukan permohonan pembayaran secara angsuran paling lama 12 (dua belas) bulan (sesuai ketentuan UU KUP)
(32)
Ketentuan Revaluasi
Dasar penyusutan fiskal aktiva teta adalah nilai setelah penilaian kembali
Masa manfaat fiskal disesuaikan kembali menjadi masa manfaat penuh aktiva tersebut
Perhitungan penyusutan dimulai sejak bulan dilakuka penilaian kembali.
Bagian tahun pajak sebelum revaluasi beban penyusutan dihitung secara prorate
Jika tidak memperolah persetujuan penilaian kembali menggunakan dasar penyusutan awal
(33)
33
Pengalihan aktiva tetap
• Aktiva tetap kelompok 1 dan 2 sebelum berakhirnya masa
manfaat yang baru; atau
• Aktiva tetap kelompok 3, 4, bangunan, dan tanah sebelum
lewat jangka waktu 10 (sepuluh) tahun,
Wajib pajak harus membayar pajak tambahan sebesar nilai tertinggi dikurangi tarif pajak final dikalikan selisih lebih penilaian aktiva tetap jika melakukan pengalihan aset:
• Bersifat force majeur keputusan atau kebijakan Pemerintah
atau keputusan Pengadilan;
• Penggabungan, peleburan, atau pemekaran usaha yang
mendapat persetujuan; atau
• Mengalami kerusakan berat yang tidak dapat diperbaiki lagi. Ketentuan di atas tidak berlaku bagi pengalihan aktiva karena:
Selisih pengalihan dengan nilai buku fiskal merupakan keuntungan atau kerugian berdasarkan UU PPh
(34)
Ketentuan Lain
Selisih lebih penilaian kembali aktiva tetap perusahaan setelah dikurangi dengan Pajak Penghasilan harus
dibukukan dalam neraca komersial pada perkiraan modal dengan nama "Selisih Lebih Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan Tanggal ...".
Pemberian saham bonus atau pencatatan tambahan nilai nominal saham tanpa penyetoran yang berasal dari kapitalisasi selisih lebih penilaian kembali aktiva tetap, sampai dengan sebesar selisih lebih penilaian kembali secara fiskal, bukan merupakan Objek Pajak.
Dalam hal selisih lebih penilaian kembali secara fiskal lebih besar daripada selisih lebih penilaian kembali secara komersial, pemberian saham bonus atau pencatatan tambahan nilai nominal saham tanpa penyetoran yang bukan merupakan Objek Pajak, hanya sampai dengan sebesar selisih penilaian kembali secara komersial.
(35)
35
PER 12 / PJ./2009
• Peraturan Dirjen Pajak tentang Tata cara pengajuan
permohonan pengadministrasian penilaian kembali aktiva tetap perusahaan untuk tujuan perpajakan peraturan pelaksana PMK 79/PMK.03/2008.
• Mendapat persetujuan Dirjen Pajak mengajukan
permohonan kepada KPP tempat terdaftar.
• Surat ijin usaha perusahaan penilai atau ahli penilai
yang memperoleh ijin dari pemerintah
• Laporan penilaian oleh perusahaan jasa penilai atau
ahli penilai yang memperoleh ijin pemerintah.
• Daftar aktiva tetap untuk tujuan perpajakan
• Laporan keuangan tahun buku terakhir sebelum
penilaian yang diaudit oleh KAP
(36)
Keputusan Permohonan
Revaluasi Aktiva
• Berdasarkan hasil penelitian permohonan telah
memenuhi persyaratan formal dan material Kanwil DJP atas nama DJP menerbitkan keputusan
persetujuan.
• Jika tidak memenuhi persyaratan formal dan/atau
material material Kanwil DJP atas nama DJP menerbitkan keputusan penolakan.
• Persetujuan diberikan dalam jangka waktu 30 hari
lewar diterimanya permohonan
• Jika lebih dari 30 hari wajib menerbitkan
keputusan persetujuan paling lama 3 hari kerja setelah tanggal berakhir, berlaku dari tanggal akhir jangka waktu
(37)
37
Pembayaran Pajak
• Perusahaan dalam kondisi keuangan tidak
memungkinan, dapat mengajukan permohonan angsuran paling lama 12 bulan kepada Kanwil DJP, bersamaan dengan permohonan penilaian kembali aktiva tetap.
• Persetujuan permohonan angsuran diberikan
bersamaan dengan penerbitan keputusan persetujuan penilaian kembali aktiva tetap
• PPh final terutang atas selisih lebih penilaian
kembali aktiva tetap sebesar 10%.
• Disetorkan dengan menggunakan SSP paling lama
15 hari setelah diterbitkan surat keputusan atau tanggal jatuh tempo angsuran jika memperoleh persetujuan mengangsur.
• Keterlambatan pembayaran akan dikenakan denda
(38)
REVALUASI PAJAK
AKUNTANSI
(39)
39
PSAK 16 - Pengertian Aset
Tetap
•
Definisi
Aset tetap adalah aset berwujud yang: (par
6)
1.
Dimiliki
untuk
digunakan
dalam produksi atau
penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan
kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif;
dan
2. Diharapkan digunakan selama
lebih dari satu
periode
.
39
Tidak berlaku
untuk Hak penambangan Reservasi tambang Ciri
► “Used in operations” and not for resale. ► Long-term in nature and usually
depreciated.
► Possess physical substance.
Termasuk aset etap adalah Tanaman produktif (bearer plants) adalah tanaman hidup yang:
(40)
PSAK 16 – Revisi 2015
• digunakan dalam produksi atau penyediaan
produk agrikultur;
• diharapkan untuk menghasilkan produk untuk
jangka waktu lebih dari satu periode; dan
• memiliki kemungkinan yang sangat jarang untuk
dijual sebagai produk agrikultur, kecuali untuk penjualan sisa yang insidental (incidental scrap).
Tanaman produktif (bearer plants) adalah tanaman hidup yang:
Tanaman produktif dicatat dengan cara yang sama dengan aset tetap yang dikonstruksi sendiri sebelum berada dalam lokasi dan
kondisi yang diperlukan untuk siap digunakan sesuai dengan intensi manajemen.
(41)
41
Pengakuan Aset Tetap
Biaya perolehan aset tetap harus diakui
sebagai aset jika dan hanya jika : (par 7)
a)Besar
kemungkinan
manfaat
ekonomis
di masa depan berkenaan
dengan aset tersebut akan
mengalir
ke entitas; dan
b)Biaya perolehan
aset dapat
diukur
secara andal
.
41
Kriteria pengakuan berlaku
pada saat
pengakuan awal
dan untuk
biaya
setelah perolehan awal.
(42)
Pengukuran Awal
Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi
diakui sebagai aset tetap pada awalnya harus
diukur sebesar biaya perolehan. (par 15)
Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi
diakui sebagai aset tetap pada awalnya harus
diukur sebesar
biaya perolehan
. (par 15)
Biaya Perolehan Biaya Perolehan Biaya yang dapat diatribusikan secara langsung Biaya yang dapat diatribusikan secara
langsung pembongkaran dan Biaya
pemindahan aset tetap dan restorasi
lokasi aset
Biaya
pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi
(43)
43
Pengukuran setelah Pengakuan
Awal
Entitas harus
memilih
antara:
Cost Model
Cost Model
Revaluation Model
Revaluation Model
Sebagai kebijakan
akuntansinya, dan
Menerapkan kebijakan
tersebut terhadap
seluruh aset tetap
dalam
kelompok yang
sama
.
(44)
44
Pengukuran setelah Pengakuan
Awal
Cost Model
Cost Model
Revaluation Model
Revaluation Model
Setelah diakui sebagai aset, aset tetap
dicatat sebesar :
Biaya perolehan
dikurangi
Akumulasi penyusutan dan
Akumulasi rugi penurunan nilai
aset
Setelah diakui sebagai aset, aset tetap
dicatat sebesar :
–
Jumlah revaluasian
, yaitu
nilai
wajar
pada tanggal revaluasi,
dikurangi
–
Akumulasi penyusutan dan
Akumulasi rugi penurunan nilai
aset
(45)
45
Definisi Nilai Wajar – PSAK 68
•
harga yang akan diterima untuk menjual
suatu aset atau harga yang akan dibayar
untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam
transaksi teratur antara pelaku pasar pada
tanggal pengukuran.
•
harga yang akan diterima untuk menjual
suatu aset atau harga yang akan dibayar
untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam
transaksi teratur antara pelaku pasar pada
tanggal pengukuran.
•
“...the price that would be received to sell an
asset or transfer a liability in an
orderly
transaction
between
market participants
at the
measurement date.”
IFRS 13 par 9
(46)
Hirarki Fair Value – PSAK 68
Apakah ada harga kuotasian dalam pasar aktif untuk aset
atau liabilitas yang identik (Level 1)
Apakah ada input selain harga kuotasioan yang
dapat diobservasi* Gunakan nilai wajar
pengukuran dengan Level 1
Gunakan input selain Harga kuotasian yang dapat diobservasi baik secara langsung atau tidak
langsung, pengukuan ‡
Level 2
Gunakan input yang bukan berdasarkan
harga pasar yang dapat diobservasi.
Level 3
No Yes
Yes No
Harus digunakan tanpa penyesuaian
* Maksimumkan input yang dapat diobservasi, termasuk informasi pasar dan informasi publik lainnya
‡ Input yang tidak dapat diobservasi
diantaranya data entitas (anggaran, proyeksi), harus disesuaikan jika pelaku pasar menggunakan asumsi berbeda
(47)
47
Revaluation Model
Revaluation ModelRevaluation Model
Revaluasi harus dilakukan
secara reguler Untuk
memastikan jumlah tercatat
tidak berbeda secara material
dengan nilai wajar pada
tanggal neraca.
Revaluasi harus dilakukan
secara reguler Untuk
memastikan jumlah tercatat
tidak berbeda secara material
dengan nilai wajar pada
tanggal neraca.
Akumulasi penyusutan pada
tanggal revaluasi diperlakukan
dengan metode:
proporsional
,
atau
eliminasi
.
(48)
Akumulasi Penyusutan – Revalution
Model
Revaluation Model
Revaluation Model
Akumulasi penyusutan pada
tanggal revaluasi
diperlakukan dengan metode:
•
proporsional
Nilai akumulasi depresiasi dan
harga perolehan dinaikkan
secara proporsional sehingga
nilai bersih aset sama dengan
nilai revaluasi.
•
eliminasi
.
Nilai akumulasi depresiai
ditutup mengurangi nilai aset.
Kemudian aset dinaikkan
menjadi nilai revaluasi
Akumulasi penyusutan pada
tanggal revaluasi
diperlakukan dengan metode:
•
proporsional
Nilai akumulasi depresiasi dan
harga perolehan dinaikkan
secara proporsional sehingga
nilai bersih aset sama dengan
nilai revaluasi.
•
eliminasi.
Nilai akumulasi depresiai
ditutup mengurangi nilai aset.
Kemudian aset dinaikkan
(49)
49
Pengukuran setelah
Pengakuan Awal
Revaluation ModelRevaluation Model• Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka
– seluruh aset tetap dalam kelompok yang
sama harus direvaluasi
• Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat
revaluasi, kenaikan tersebut langsung
dikreditkan ke ekuitas pada bagian surplus revaluasi.
– Dikredit ke saldo laba jika sebelumnya ada
penurunan akibat revaluasi terdahulu / impairment.
• Jika jumlah tercatat aset menurun akibat
revaluasi, penurunan tersebut diakui dalam laporn laba rugi.
– Didebit ke surplus revaluasi (ekuitas) –
sejumlah saldo kredit surplus revaluasi (jika ada) sebelum debit ke saldo laba.
Entire class Entire class To Equity directly To Equity directly Negative to P/L Negative to P/L 49
(50)
Revaluation Model
Revaluation Model
Revaluation Model
•
Surplus revaluasi di ekuitas dapat dipindahkan langsung
ke sado laba pada saat aset tersebut dihentikan
penggunaannya.
•
Namun, pemindahan ke saldo laba dapat dilakukan
seiring dengan penggunaan aset oleh entitas. (partially
realized) saat penyusutan
–
Dipindahkan sebesar perbedaan penyusutan dengan
revaluasian dan penyusutan dengan biaya perolehan
(atau nilai surplus revaluasi dibagi sisa manfaat
ekonomis)
•
Pemindahan surplus revaluasi tidak dilakukan
melalui Laporan Laba Rugi.
Dr Surplus Revaluasi Cr Saldo Laba
Dr Surplus Revaluasi Cr Saldo Laba
(51)
51
Penyusutan
Penyusutan
adalah alokasi sistematis
jumlah yang
dapat disusutkan (depreciable amount)
dari suatu
aset selama
umur manfaatnya (useful life)
.
Penyusutan
Penyusutan
Cost Model
Cost Model
Revaluation Model
Revaluation Model
(52)
•
Dasar yang digunakan untuk menilai
kembali aktiva
•
Tanggal efektif penilaian
•
Nama penilai independen, bila ada
•
Hakekat setiap petunjuk yang digunakan
untuk menentukan biaya pengganti
•
Jumlah tercatat setiap jenis aktiva tetap
•
Surplus penilaian kembali neraca
(53)
53
Ketentuan PSAK 16 (1994)
• Aktiva tetap disajikan berdasarkan nilai perolehan aktiva
tersebut dikurangi akumulasi penyusutan. (Par 28)
• Aktiva tetap disajikan berdasarkan nilai perolehan aktiva
tersebut dikurangi akumulasi penyusutan. (Par 28)
• Penilaian kembali atau revaluasi aktiva tetap pada
umumnya tidak diperkenankan karena Standar Akuntansi Keuangan menganut penilaian aktiva
berdasarkan harga perolehan atau harga pertukaran.
• Penyimpangan dari ketentuan ini mungkin dilakukan
berdasarkan ketentuan pemerintah. Dalam hal ini laporan keuangan harus menjelaskan mengenai
penyimpangan dari konsep harga perolehan di dalam penyajian aktiva tetap serta pengaruh penyimpangan tersebut terhadap gambaran keuangan perusahaan. Selisih antara nilai revaluasi dengan nilai buku (nilai tercatat) aktiva tetap dibukukan dalam akun modal
dengan nama "Selisih penilaian kembali aktiva tetap.“ (Par 29)
• Penilaian kembali atau revaluasi aktiva tetap pada
umumnya tidak diperkenankan karena Standar Akuntansi Keuangan menganut penilaian aktiva
berdasarkan harga perolehan atau harga pertukaran.
• Penyimpangan dari ketentuan ini mungkin dilakukan
berdasarkan ketentuan pemerintah. Dalam hal ini laporan keuangan harus menjelaskan mengenai
penyimpangan dari konsep harga perolehan di dalam penyajian aktiva tetap serta pengaruh penyimpangan tersebut terhadap gambaran keuangan perusahaan. Selisih antara nilai revaluasi dengan nilai buku (nilai tercatat) aktiva tetap dibukukan dalam akun modal
dengan nama "Selisih penilaian kembali aktiva tetap.“ (Par 29)
(54)
SAK ETAP – BAB 15 Aset Tetap
•
Revaluasi aset tidak diperkenankan kecuali
peraturan pemerintah membolehkan
.
•
Akan diakui sebagai surplus penilaian kembali
aset
•
Surplus penilaian kembali aset sebagai bagian
dari ekuitas.
•
Jika aset dilepaskan surplus dipindahkan ke saldo
laba, tidak melalui laba rugi.
•
Jika atau digunakan (proses depresiasi), surplus
revaluasi dipindahkan ke saldo laba sebesar
selisih depresiasi lama dan baru, tidak melalui
laba rugi
(55)
55
Properti Investasi – PSAK 13
•
Properti Investasi adalah:
–
properti (tanah atau bangunan—atau bagian dari
bangunan—atau keduanya) yang dikuasai (oleh
pemilik atau lessee melalui sewa pembiayaan)
untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan
nilai, atau kedua-duanya, dan tidak untuk:
1. Digunakan dalam produksi atau penyediaan
barang
atau
jasa
atau
untuk
tujuan
administratif; atau
2. Dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.
(56)
Pengukuran Awal
•
Sama dengan PSAK 16
•
Biaya perolehan awal hak atas properti
yang dikuasai secara sewa dan
dikelompokkan
sebagai
properti
investasi mengacu pada PSAK 30 Sewa,
dimana aset diakui pada jumlah mana
yang lebih rendah antara:
–
Nilai wajar properti, dan
–
Nilai kini dari pembayaran sewa
(57)
57
Pengukuran setelah
Pengakuan Awal
57
Properti yang dikuasai dalam sewa operasi yang diklasifikasikan sebagai
properti Investasi
Properti investasi yang menjadi agunan kewajiban
yang menghasilkan imbalan yang terkait langsung
dengan nilai wajar dari, atau imbalan dari, aset
tertentu termasuk properti investasi Properti investasi yang nilai wajarnya tidak
dapat ditentukan secara andal atas dasar
berkelanjutan
Tidak ada pilihan,
hanya fair value model
Pilih salah satu model untuk semua properti Tidak ada pilihan, hanya cost
model
Entitas memilih model nilai wajar atau model biaya sebagai kebijakan akuntansi dan menerapkan kebijakan tersebut pada
seluruh properti investasinya (dengan pengecualian).
Entitas memilih model nilai wajar atau model biaya sebagai kebijakan akuntansi dan menerapkan kebijakan tersebut pada
seluruh properti investasinya (dengan pengecualian).
(58)
Pengukuran setelah
Pengakuan Awal
Fair Value
Model
Fair Value
Model
•
Nilai wajar properti investasi
harus
mencerminkan
kondisi pasar pada tanggal neraca
•
Properti investasi tidak disusutkan.
•
Laba atau rugi
yang timbul dari
perubahan nilai
wajar
atas properti investasi harus
diakui dalam
laporan laba rugi
pada periode terjadinya.
(59)
59
Pengukuran setelah Pengakuan
Awal
Fair value model (PSAK13
)59
• Menggunakan nilai wajar
• Menggunakan nilai wajar •• Menggunakan nilai wajarMenggunakan nilai wajar
Revaluation model (PSAK 16)
• Perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya.
• Perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya.
• Perubahan nilai wajar diakui dalam ekuitas (surplus); diakui laporan laba rugi jika terjadi penurunan nilai.
• Perubahan nilai wajar diakui dalam ekuitas (surplus); diakui laporan laba rugi jika terjadi penurunan nilai.
• Tidak ada penyusutan.
• Tidak ada penyusutan. •• Penyusutan.Penyusutan.
• Mencerminkan kondisi pasar pada tanggal neraca
implikasinya setiap pelaporan direvaluasi
• Mencerminkan kondisi pasar pada tanggal neraca
implikasinya setiap pelaporan direvaluasi
• Tidak spesifik, hanya
mengharuskan secara reguler. • Tidak spesifik, hanya
(60)
60
Pengungkapan
Mengungkapkan rekonsiliasi antara jumlah tercatat properti investasi pada awal dan akhir periode, yang menunjukkan hal-hal berlkut:
– penambahan, pengungkapan terpisah untuk penambahan yang dihasilkan dari akuisisi dan penambahan yang
dihasilkan dari pengeluaran setelah perolehan yang diakui dalam jumlah tercatat aset;
– penambahan yang dihasilkan dari akuisisi melalui penggabungan usaha;
– aset yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual atau masuk dalam kelompok aset yang akan dilepaskan yang
diklasifikasikan sebagai dimlliki untuk dijual dan pelepasan lain;
– laba atau rugi neto dari penyesuaian terhadap nilai wajar; – perbedaan nilai tukar neto yang timbul pada
– penjabaran laporan keuangan dari mata uang fungsional – transfer ke dan dari persediaan dan properti yang digunakan
sendiri; dan 60
Nilai Wajar
(61)
61
BULTEK 11
(62)
BULTEK 11 REVALUASI ASET
Hubungan revaluasi aset tetap untuk tujuan akuntansi dan pajak.
Persetujuan otoritas perpajakan atas pengajuan revaluasi aset tetap
Perlakuan akuntansi pajak penghasilan final yang dikenakan atas revaluasi aset tetap.
Konsekuensi pajak kini dan tangguhan dari revaluasi aset tetap.
Tarif pajak yang digunakan dalam mengukur dampak pajak tangguhan yang timbul akibat
revaluasi aset tetap untuk tujuan pajak atau untuk tujuan akuntansi dan pajak.
(63)
63
Revaluasi aset – pajak dan akuntansi
• Revaluasi aset tetap untuk tujuan pajak tunduk pada
peraturan perpajakan:
– Revaluasi aset tetap tidak dapat dilakukan kembali sebelum
lewat jangka waktu lima tahun,
– dapat dilakukan untuk sebagian atau seluruh aset tetap,
– masa manfaat aset tetap setelah revaluasi disesuaikan
kembali menjadi manfaat penuh untuk kelompok aset tersebut, dan
– dasar penyusutan aset tetap adalah nilai pada saat revaluasi aset tetap.
• Revaluasi aset tetap untuk tujuan akuntansi mengikuti
ketentuan dalam PSAK 16: Aset Tetap.
– PSAK 16 menyatakan bahwa revaluasi aset tetap dilakukan dengan keteraturan yang cukup reguler untuk memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material dengan jumlah yang ditentukan dengan menggunakan nilai wajar pada akhir periode pelaporan,
– Suatu aset tetap direvaluasi, maka seluruh aset tetap dalam kelas yang sama direvaluasi.
(64)
Revaluasi aset – pajak dan akuntansi
• tujuan akuntansi; • tujuan pajak; atau
• tujuan akuntansi dan pajak.
Entitas dapat memilih melakukan revaluasi aset tetap untuk:
Entitas melakukan revaluasi aset tetap hanya
untuk tujuan pajak, maka entitas mengungkapkan informasi mengenai selisih lebih revaluasi aset
tetap tersebut dalam catatan atas laporan keuangan sesuai PMK 233/2015.
(65)
65
Persetujuan otoritas pajak
• Revaluasi aset tetap untuk tujuan pajak harus
mendapatkan persetujuan dari otoritas perpajakan.
• Jika entitas telah membayar pajak penghasilan final atas
revaluasi aset tetap untuk tujuan pajak, namun sampai akhir periode pelaporan belum mendapatkan persetujuan dari otoritas perpajakan diakui sebagai pajak dibayar dimuka.
• Otoritas perpajakan mempunyai kewenangan untuk
menerima atau menolak, serta menentukan jumlah
Persetujuan dari otoritas perpajakan tersebut bersifat substantif.
• Jika persetujuan diperoleh setelah akhir periode pelaporan
dan sebelum LK diotorisasi untuk terbit, peristiwa tersebut tidak memberikan bukti atas persetujuan dari otoritas
perpajakan pada akhir periode pelaporan peristiwa nonpenyesuai (non-adjusting event) sesuai PSAK 8:
(66)
Perlakuan akuntansi pajak final
• Dalam kesimpulan PSAK 46 Pajak Penghasilan paragraf DK02 dan DK03 menyatakan bahwa pajak penghasilan dalam ruang lingkup PSAK 46 adalah pajak yang dikenakan atas laba kena pajak.
• Hal ini didasarkan pada premis bahwa pajak penghasilan dihitung atas selisih neto suatu dasar pengenaan pajak, dan bukan atas nilai brutonya. • Pajak penghasilan final sesuai ketentuan perpajakan di Indonesia
dikenakan atas nilai brutonya. Dengan demikian, entitas perlu
menganalisis apakah suatu pajak tertentu dikenakan atas dasar selisih neto, untuk menentukan apakah jenis pajak tersebut masuk dalam ruang lingkup PSAK 46.
• PMK 191/2015 mengatur bahwa pajak penghasilan final dikenakan atas selisih antara nilai aset tetap hasil penilaian kembali atau hasil perkiraan penilaian kembali dengan nilai sisa buku fiskal semula.
• Karena pajak tersebut dikenakan atas dasar selisih neto, maka pajak penghasilan final atas revaluasi aset tetap masuk dalam ruang lingkup PSAK 46.
(67)
67
Konsekuensi pajak kini dan tangguhan
• PSAK 46 paragraf 12 jika jumlah pajak yang telah dibayar
melebih jumlah pajak yang terutang untuk periode tersebut, maka kelebihannya diakui sebagai aset.
• Jika entitas belum memperoleh persetujuan dari otoritas
perpajakan pada akhir periode pelaporan, maka pajak yang telah dibayarkan untuk keperluan pengajuan permohonan revaluasi aset tetap diakui sebagai aset.
• PSAK 46 paragraf 58 mensyaratkan bahwa konsekuensi pajak
atas suatu transaksi atau peristiwa diakui dalam unsur
laporan keuangan yang sama dengan pengakuan transaksi dan peristiwa tersebut.
• Transaksi dan peristiwa yang diakui dalam laba rugi, dampak
pajaknya juga diakui dalam laba rugi. Sedangkan untuk
transaksi dan peristiwa lain yang diakui di luar laba rugi (baik dalam penghasilan komprehensif lain atau langsung di
ekuitas), maka dampak pajak kini dan tangguhan dari
transaksi dan peristiwa tersebut juga diakui di luar laba rugi.
• Pengakuan dampak pajak kini dan tangguhan bergantung
pada revaluasi aset tetap yang dilakukan entitas hanya untuk
tujuan pajak, atau untuk tujuan pajak dan akuntansi.
(68)
68
Revaluasi – tujuan pajak
•
Konsekuensi pajak revaluasi diakui dalam laba rugi.
•
Pada periode entitas memperoleh persetujuan dari
otoritas, maka:
– jumlah pajak dibayar diakui sebagai beban pajak dalam
laba rugi;
– timbul perbedaan temporer yang dapat dikurangkan,
karena dasar pengenaan pajak atas aset tetap menjadi lebih tinggi dari jumlah tercatat secara akuntansi.
• Perbedaan temporer tersebut menimbulkan aset pajak
tangguhan karena manfaat ekonomik akan mengalir ke entitas dalam bentuk pengurangan laba kena pajak di masa depan ketika jumlah tercatat aset tersebut
dipulihkan.
• Kenaikan dasar pengenaan pajak setelah revaluasi
mengakibatkan jumlah penyusutan secara pajak
menjadi lebih besar dibandingkan penyusutan secara akuntansi di masa depan.
(69)
69
Revaluasi tujuan akuntansi dan pajak
Pajak kini dan tangguhan diakui di
penghasilan komprehensif lain atau
laba rugi, bergantung pada peristiwa
yang menyebabkan timbulnya
konsekuensi pajak kini dan
tangguhan tersebut.
Kenaikan nilai tercatat aset akibat
revaluasi diakui di penghasilan
komprehensif lain.
(70)
70
Revaluasi tujuan akuntansi dan pajak
• Pada periode entitas memperoleh persetujuan dari otoritas perpajakan, maka:
– jumlah pajak yang telah dibayar diakui di penghasilan komprehensif lain dan terakumulasi dalam ekuitas pada bagian surplus revaluasi; – jumlah tercatat suatu aset tetap yang direvaluasi secara pajak dan
akuntansi akan menjadi sama dengan dasar pengenaan pajaknya, sehingga tidak terdapat perbedaan temporer atas aset yang
direvaluasi tersebut.
Jika sebelum tanggal persetujuan otoritas perpajakan entitas memiliki aset atau liabilitas pajak tangguhan, maka peristiwa ini mengakibatkan pembalikan perbedaan temporer yang sebelumnya timbul.
Pembalikan perbedaan temporer tersebut diakui dalam laba rugi.
– Pada setiap akhir periode pelaporan, entitas menentukan perbedaan temporer yang mungkin timbul atas nilai tercatat aset dan dasar
pengenaan pajaknya.
Entitas mengakui pajak kini dan tangguhan atas aset tetap yang direvaluasi, termasuk pembalikan perbedaan temporer, bergantung pada peristiwa yang menyebabkan timbulnya konsekuensi pajak
(71)
71
Tarif Pajak yang digunakan
• Aset atau liabilitas pajak tangguhan diukur dengan
menggunakan tarif pajak dan dasar pengenaan pajak yang konsisten dengan perkiraan entitas dalam memulihkan aset atau menyelesaikan liabilitas tersebut.
• Jumlah tercatat aset dipulihkan melalui penggunaan,
penjualan, atau keduanya.
• Untuk aset yang dapat disusutkan, umumnya dipulihkan
melalui penggunaan aset. Entitas menghitung dampak pajaknya dengan menggunakan tarif pajak penghasilan badan (corporate income tax rate) yang berlaku.
• Dampak pajak untuk aset yang akan dipulihkan melalui
penjualan, yang pajaknya dikenakan atas nilai penjualan bruto, tidak termasuk dalam ruang lingkup PSAK 46.
(72)
72
Dwi Martani - 081318227080 martani@ui.ac.id atau d Dwi Martani - 081318227080
martani@ui.ac.id atau d
(73)
73
BACK UP SLIDE
(74)
Revaluation Model
Metode Proporsional
Metode Proporsional Peralatan senilai 100.000.000 diperoleh tanggal 1 Januari 2012 dengan masa manfaat ekonomis 5 tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2012 nilai wajar aset adalah 90.000.000.
Peralatan senilai 100.000.000 diperoleh tanggal 1 Januari 2012 dengan masa manfaat ekonomis 5 tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2012 nilai wajar aset adalah 90.000.000.
1/1/2012 Aset tetap 100.000.000
Kas 100.000.000
31/12/2012 Beban Penyusutan 20.000.000
Akumulasi Penyusutan 20.000.000 31/12/ 2012 Aset Tetap 12.500.000
Akumulasi Penyusutan 2.500.000* Surplus Revaluasi 10.000.000
*(90.000.000 - 80.000.000) / 80.000.000) x 20.000.000 = 2.500.000
Example
(75)
75
Revaluation Model
Metode Eliminasi
Metode Eliminasi Peralatan senilai 100.000.000 diperoleh tanggal 1 Januari 2012 dengan masa manfaat ekonomis 5 tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2012 nilai wajar aset adalah 90.000.000.
Peralatan senilai 100.000.000 diperoleh tanggal 1 Januari 2012 dengan masa manfaat ekonomis 5 tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2012 nilai wajar aset adalah 90.000.000.
1/1/2012 Aset tetap 100.000.000
Kas 100.000.000
31/12/2012 Beban Penyusutan 20.000.000
Akumulasi Penyusutan 20.000.000 31/12/ 2012 Akumulasi Penyusutan 20.000.000
Aset Tetap 20.000.000 Aset Tetap 10.000,000
Surplus Revaluasi 10.000.000
Example
Example
(76)
Pengukuran setelah
Pengakuan Awal
Revaluation ModelRevaluation Model• Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka
– seluruh aset tetap dalam kelompok yang
sama harus direvaluasi
• Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat
revaluasi, kenaikan tersebut langsung
dikreditkan ke ekuitas pada bagian surplus revaluasi.
– Dikredit ke saldo laba jika sebelumnya ada
penurunan akibat revaluasi terdahulu / impairment.
• Jika jumlah tercatat aset menurun akibat
revaluasi, penurunan tersebut diakui dalam laporn laba rugi.
– Didebit ke surplus revaluasi (ekuitas) –
sejumlah saldo kredit surplus revaluasi (jika
Entire class Entire class To Equity directly To Equity directly Negative to P/L Negative to P/L
(77)
77
Revaluation Model
Revaluation Model
Revaluation Model
•
Surplus revaluasi di ekuitas dapat dipindahkan langsung
ke sado laba pada saat aset tersebut dihentikan
penggunaannya.
•
Namun, pemindahan ke saldo laba dapat dilakukan
seiring dengan penggunaan aset oleh entitas. (partially
realized) saat penyusutan
–
Dipindahkan sebesar perbedaan penyusutan dengan
revaluasian dan penyusutan dengan biaya perolehan
(atau nilai surplus revaluasi dibagi sisa manfaat
ekonomis)
•
Pemindahan surplus revaluasi tidak dilakukan
melalui Laporan Laba Rugi.
Dr Surplus Revaluasi Cr Saldo Laba
Dr Surplus Revaluasi Cr Saldo Laba
(78)
Revaluation Model
Example
Example
•
Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000
dan akumulasi penyusutan Rp 3.300.000 dilakukan
revaluasi dan menghasilkan nilai Rp 3.900.000.
Dr - Akumulasi Penyusutan
3.300.000
Cr – Aset Tetap
3.300.000
Dr – Aset Tetap
1.200.000
(79)
79
Revaluation Model
Example
Example
Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan
akumulasi penyusutan Rp 3.300.000 dilakukan revaluasi
dan menghasilkan nilai Rp 3.900.000. Sebelumnya pernah
direvaluasi dengan penurunan Rp 400.000.
Dr - Akumulasi Penyusutan
3.300.000
Cr – Aset Tetap
3.300.000
Dr – Aset Tetap
1.200.000
Cr – Keuntungan Revaluasi
400.000
Cr - Surplus Revaluasi
800.000
(80)
Revaluation Model
Example
Example
•
Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000
dan akumulasi penyusutan Rp3.300.000 dilakukan
revaluasi dan menghasilkan nilai Rp 2.000.000.
Dr - Akumulasi Penyusutan 3.300.000
Cr – Aset Tetap
3.300.000
Dr – Rugi Revaluasi
700.000
(81)
81
Revaluation Model
Example
Example
•
Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan
akumulasi
penyusutan
Rp
3.300.000
dilakukan
revaluasi dan menghasilkan nilai Rp 2.000.000.
Sebelumnya pernah direvaluasi dengan surplus Rp
400.000.
Dr - Akumulasi Penyusutan 3.300.000
Cr – Aset Tetap 3.300.000
Dr – Rugi Revaluasi 300.000
Dr – Surplus Revaluasi 400.000
Cr – Aset Tetap 700.000
(82)
Revaluation Model
• PT. Kenanga membeli mesin dengan harga 50.000 pada 1 Jan 2010 dan
menggunakan metode revaluasi • Mesin tersebut
disusutkan dengan metode garis lurus 5thn.
• Pada 31 Desember 2010 direvaluasi sebesar 48.000 • Buat jurnal untuk
tahun 2010 dan 2011.
Contoh
Contoh
Dr Aset tetap 50,000 Cr Kas 50,000
Dr Aset tetap 50,000 Cr Kas 50,000
Dr Beban Penyusutan 10,000 Cr Akumulasi Penyusutan
10,000
Dr Beban Penyusutan 10,000 Cr Akumulasi Penyusutan
10,000
Dr Akumulasi Penyusutan 10,000 Cr Aset tetap 2,000
Cr Surplus Revaluasi 8,000 Dr Akumulasi Penyusutan 10,000 Cr Aset tetap 2,000
Cr Surplus Revaluasi 8,000
Revaluation Model
Revaluation Model
Dr Beban Penyusutan ($48K/4) 12,000
Cr Akumulasi Penyusutan 12,000
Dr Surplus Revaluasi 2,000 Dr Beban Penyusutan ($48K/4)
12,000
Cr Akumulasi Penyusutan 12,000
Dr Surplus Revaluasi 2,000
1.1.2010
31.12.2011
(83)
83
Penyusutan
Penyusutan
adalah alokasi sistematis
jumlah yang
dapat disusutkan (depreciable amount)
dari suatu
aset selama
umur manfaatnya (useful life)
.
Penyusutan
Penyusutan
Cost Model
Cost Model
Revaluation Model
Revaluation Model
(84)
•
Dasar yang digunakan untuk menilai
kembali aktiva
•
Tanggal efektif penilaian
•
Nama penilai independen, bila ada
•
Hakekat setiap petunjuk yang digunakan
untuk menentukan biaya pengganti
•
Jumlah tercatat setiap jenis aktiva tetap
•
Surplus penilaian kembali neraca
(85)
85
Ketentuan PSAK 16 (1994)
• Aktiva tetap disajikan berdasarkan nilai perolehan aktiva
tersebut dikurangi akumulasi penyusutan. (Par 28)
• Aktiva tetap disajikan berdasarkan nilai perolehan aktiva
tersebut dikurangi akumulasi penyusutan. (Par 28)
• Penilaian kembali atau revaluasi aktiva tetap pada
umumnya tidak diperkenankan karena Standar Akuntansi Keuangan menganut penilaian aktiva
berdasarkan harga perolehan atau harga pertukaran.
• Penyimpangan dari ketentuan ini mungkin dilakukan
berdasarkan ketentuan pemerintah. Dalam hal ini laporan keuangan harus menjelaskan mengenai
penyimpangan dari konsep harga perolehan di dalam penyajian aktiva tetap serta pengaruh penyimpangan tersebut terhadap gambaran keuangan perusahaan. Selisih antara nilai revaluasi dengan nilai buku (nilai tercatat) aktiva tetap dibukukan dalam akun modal
dengan nama "Selisih penilaian kembali aktiva tetap.“ (Par 29)
• Penilaian kembali atau revaluasi aktiva tetap pada
umumnya tidak diperkenankan karena Standar Akuntansi Keuangan menganut penilaian aktiva
berdasarkan harga perolehan atau harga pertukaran.
• Penyimpangan dari ketentuan ini mungkin dilakukan
berdasarkan ketentuan pemerintah. Dalam hal ini laporan keuangan harus menjelaskan mengenai
penyimpangan dari konsep harga perolehan di dalam penyajian aktiva tetap serta pengaruh penyimpangan tersebut terhadap gambaran keuangan perusahaan. Selisih antara nilai revaluasi dengan nilai buku (nilai tercatat) aktiva tetap dibukukan dalam akun modal
dengan nama "Selisih penilaian kembali aktiva tetap.“ (Par 29)
(86)
SAK ETAP – BAB 15 Aset Tetap
•
Revaluasi aset tidak diperkenankan kecuali
peraturan pemerintah membolehkan
.
•
Akan diakui sebagai surplus penilaian kembali
aset
•
Surplus penilaian kembali aset sebagai bagian
dari ekuitas.
•
Jika aset dilepaskan surplus dipindahkan ke saldo
laba, tidak melalui laba rugi.
•
Jika atau digunakan (proses depresiasi), surplus
revaluasi dipindahkan ke saldo laba sebesar
selisih depresiasi lama dan baru, tidak melalui
laba rugi
(87)
87
Properti Investasi – PSAK 13
•
Properti Investasi adalah:
–
properti (tanah atau bangunan—atau bagian dari
bangunan—atau keduanya) yang dikuasai (oleh
pemilik atau lessee melalui sewa pembiayaan)
untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan
nilai, atau kedua-duanya, dan tidak untuk:
1. Digunakan dalam produksi atau penyediaan
barang
atau
jasa
atau
untuk
tujuan
administratif; atau
2. Dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.
(88)
Pengukuran Awal
•
Sama dengan PSAK 16
•
Biaya perolehan awal hak atas properti
yang dikuasai secara sewa dan
dikelompokkan
sebagai
properti
investasi mengacu pada PSAK 30 Sewa,
dimana aset diakui pada jumlah mana
yang lebih rendah antara:
–
Nilai wajar properti, dan
–
Nilai kini dari pembayaran sewa
(89)
89
Pengukuran setelah
Pengakuan Awal
89
Properti yang dikuasai dalam sewa operasi yang diklasifikasikan sebagai
properti Investasi
Properti investasi yang menjadi agunan kewajiban
yang menghasilkan imbalan yang terkait langsung
dengan nilai wajar dari, atau imbalan dari, aset
tertentu termasuk properti investasi Properti investasi yang nilai wajarnya tidak
dapat ditentukan secara andal atas dasar
berkelanjutan
Tidak ada pilihan,
hanya fair value model
Pilih salah satu model untuk semua properti Tidak ada pilihan, hanya cost
model
Entitas memilih model nilai wajar atau model biaya sebagai kebijakan akuntansi dan menerapkan kebijakan tersebut pada
seluruh properti investasinya (dengan pengecualian).
Entitas memilih model nilai wajar atau model biaya sebagai kebijakan akuntansi dan menerapkan kebijakan tersebut pada
seluruh properti investasinya (dengan pengecualian).
(90)
Pengukuran setelah
Pengakuan Awal
Fair Value
Model
Fair Value
Model
•
Nilai wajar properti investasi
harus
mencerminkan
kondisi pasar pada tanggal neraca
•
Properti investasi tidak disusutkan.
•
Laba atau rugi
yang timbul dari
perubahan nilai
wajar
atas properti investasi harus
diakui dalam
laporan laba rugi
pada periode terjadinya.
(91)
91
Pengukuran setelah Pengakuan
Awal
Fair value model (PSAK13
)91
• Menggunakan nilai wajar
• Menggunakan nilai wajar •• Menggunakan nilai wajarMenggunakan nilai wajar
Revaluation model (PSAK 16)
• Perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya.
• Perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya.
• Perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi
(penurunan nilai) atau ekuitas (surplus)
• .
• Perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi
(penurunan nilai) atau ekuitas (surplus)
• .
• Tidak ada penyusutan.
• Tidak ada penyusutan. •• Penyusutan.Penyusutan.
• Mencerminkan kondisi pasar pada tanggal neraca.
• Mencerminkan kondisi pasar
pada tanggal neraca. • Tidak spesifik, hanya mengharuskan secara reguler. • Tidak spesifik, hanya
mengharuskan secara reguler.
Example
(92)
Ilustrasi - Investasi Properti
• PT, Melati membeli tanah dan bangunan pada 1 Januari 2012 senilai 4.500juta. Berdasarkan informasi, harga beli tanah saja 2.000 dan bangunan saja 3.000. Perusahaan menggunakan
metode fair value untuk penilaian properti investasi tersebut. Nilai wajar tanah dan bangunan dapat dilihat dalam tabel berikut:
• Properti Investasi 4.500
Kas 4.500
• Properti Investasi 500
Keuntungan peningkatan nilai 500 • Kerugian penurunan nilai 100
Properti investasi 100
31/12/2012 31/12/2013 Tanah 2.000 2.100
(93)
93
Pengungkapan
Mengungkapkan rekonsiliasi antara jumlah tercatat properti investasi pada awal dan akhir periode, yang menunjukkan hal-hal berlkut:
– penambahan, pengungkapan terpisah untuk penambahan yang dihasilkan dari akuisisi dan penambahan yang
dihasilkan dari pengeluaran setelah perolehan yang diakui dalam jumlah tercatat aset;
– penambahan yang dihasilkan dari akuisisi melalui penggabungan usaha;
– aset yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual atau masuk dalam kelompok aset yang akan dilepaskan yang
diklasifikasikan sebagai dimlliki untuk dijual dan pelepasan lain;
– laba atau rugi neto dari penyesuaian terhadap nilai wajar; – perbedaan nilai tukar neto yang timbul pada
– penjabaran laporan keuangan dari mata uang fungsional – transfer ke dan dari persediaan dan properti yang digunakan
sendiri; dan
– perubahan lain.
93
Nilai Wajar
(94)
Ilustrasi – Revaluasi pajak
•
Entitas pada 25 Desember membayar pajak
Revaluasi sebesar Rp 9.000.000 atas Revaluasi
aset :
– Tanah 3.000.000 100.000.000 naik 200.000.000 – Bangunan 6.000.000 500.000.000 naik
700.000.000
(menurut akuntansi masa manfaat 20 tahun, saat ini tahun ke 25)
•
Persetujuan Revaluasi belum diterima sampai
dengan 31 Desember 2015, maka entitas akan
mengakui pembayaran tersebut sebagau aset:
Pajak dibayar dimuka
9.000.000
(95)
95
Ilustrasi – Revaluasi pajak
•
30 Juni diperoleh keputusan, semua Revaluasi
diterima.
•
Atas Revaluasi aset tetap – tanah akan diakui
sebagai beban
Beban pajak 3.000.000
Pajak dibayar dimuka 3.000.000
Pajak tangguhan tidak diakui karena atas tanah
pemajakannya final atas harga jual tanah dan tidak didepresiasikan.
(96)
Ilustrasi – Revaluasi pajak
•
Atas Revaluasi aset tetap – bangunan diakui
sebagai beban
Beban pajak 6.000.000
Pajak dibayar dimuka 6.000.000
Manfaat pajak yang muncul karena nilai aset menurut pajak
menjadi lebih besar sehingga dapat menjadi pengurang di masa depan akan diakui sebagai aset pajak tangguhan.
Aset pajak tangguhan (200.000.000x25%) 50.000.000 pendapatan pajak tangguhan 50.000.000
Keuntungan neto perusahaan atas Revaluasi aset dapat dihitung dari selisih pendapatan pajak tangguhan 50juta dikurangi pajak yang dibayarkan sebesar 6juta, total
(97)
97
Ilustrasi – Revaluasi pajak
•
Pada tahun 2016 akan dilakukan depresiasi fiskal
sebesar 5% x 200juta = 10juta. Akibat beban
depresiasi ini maka perbedaan antara nilai aset
menurut fiskal dan menurut akuntansi menjadi
200 – 10 = 190. maka akan dibuat jurnal
Beban pajak tangguhan (10.000.000x25%) 2.500.000
Aset pajak tangguhan 2.500.000
• Setelah jurnal tersebut maka aset pajak tangguhan akan
menjadi
50 jt – 2,5 jt = 47,5 juta
• Beban pajak tangguhan muncul karena laba menurut
akuntansi lebih besar karena laba menurut pajak terdapat unsur beban depresiasi tersebut
(98)
Ilustrasi – Revaluasi pajak dan
akuntansi
•
Entitas pada 25 Desember membayar pajak
Revaluasi sebesar Rp 9.000.000 atas Revaluasi
aset :
– Tanah 15.000.000 100.000.000 naik 600.000.000 – Bangunan 9.000.000 700.000.000 naik
1.000.000.000
(menurut akuntansi masa manfaat 20 tahun, saat ini tahun ke 25)
•
Persetujuan Revaluasi belum diterima sampai
dengan 31 Desember 2015, maka entitas akan
mengakui pembayaran tersebut sebagai aset:
Pajak dibayar dimuka
24.000.000
(99)
99
Ilustrasi – Revaluasi pajak &
akuntansi
•
30 Juni diperoleh keputusan, semua Revaluasi
diterima.
•
Atas Revaluasi aset tetap – tanah akan diakui
sebagai beban
Beban pajak - OCI 15.000.000
Pajak dibayar dimuka 15.000.000 Aset tetap 500.000.000
Surplus Revaluasi - OCI 500.000.000
Tanah tidak didepresiasi sehingga tidak akan menimbulkan pajak tangguhan.
Surplus Revaluasi net of tax = 500 – 15 = 485
(100)
Ilustrasi – Revaluasi pajak &
akuntansi
•
Atas Revaluasi aset tetap – bangunan diakui
sebagai beban
Beban pajak - OCI 9.000.000
Pajak dibayar dimuka 9.000.000 Aset tetap bangunan 300.000.000 Suplus Revaluasi – OCI 300.000.000 OCI net of tax 300jt – 9 jt = 291 juta. Diakui kenaikan nilai aset bangunan
Jika sebelumnya tidak terdapat perbedaan akuntansi dan pajak karena aset sudah didepresiasikan semua, maka tidak akan timbul pajak tangguhan pada pengakuan awal. Jika
setelah Revaluasi aset didepresiasikan dengan menggunakan masa manfaat sama
(1)
Ilustrasi – Revaluasi pajak
•
30 Juni diperoleh keputusan, semua Revaluasi
diterima.
•
Atas Revaluasi aset tetap – tanah akan diakui
sebagai beban
Beban pajak 3.000.000
Pajak dibayar dimuka 3.000.000
Pajak tangguhan tidak diakui karena atas tanah
pemajakannya final atas harga jual tanah dan tidak didepresiasikan.
(2)
Ilustrasi – Revaluasi pajak
•
Atas Revaluasi aset tetap – bangunan diakui
sebagai beban
Beban pajak 6.000.000
Pajak dibayar dimuka 6.000.000
Manfaat pajak yang muncul karena nilai aset menurut pajak
menjadi lebih besar sehingga dapat menjadi pengurang di masa depan akan diakui sebagai aset pajak tangguhan.
Aset pajak tangguhan (200.000.000x25%) 50.000.000 pendapatan pajak tangguhan 50.000.000
Keuntungan neto perusahaan atas Revaluasi aset dapat dihitung dari selisih pendapatan pajak tangguhan 50juta dikurangi pajak yang dibayarkan sebesar 6juta, total
(3)
Ilustrasi – Revaluasi pajak
•
Pada tahun 2016 akan dilakukan depresiasi fiskal
sebesar 5% x 200juta = 10juta. Akibat beban
depresiasi ini maka perbedaan antara nilai aset
menurut fiskal dan menurut akuntansi menjadi
200 – 10 = 190. maka akan dibuat jurnal
Beban pajak tangguhan (10.000.000x25%) 2.500.000
Aset pajak tangguhan 2.500.000
• Setelah jurnal tersebut maka aset pajak tangguhan akan
menjadi
50 jt – 2,5 jt = 47,5 juta
• Beban pajak tangguhan muncul karena laba menurut
akuntansi lebih besar karena laba menurut pajak terdapat unsur beban depresiasi tersebut
(4)
Ilustrasi – Revaluasi pajak dan
akuntansi
•
Entitas pada 25 Desember membayar pajak
Revaluasi sebesar Rp 9.000.000 atas Revaluasi
aset :
– Tanah 15.000.000 100.000.000 naik 600.000.000 – Bangunan 9.000.000 700.000.000 naik
1.000.000.000
(menurut akuntansi masa manfaat 20 tahun, saat ini tahun ke 25)
•
Persetujuan Revaluasi belum diterima sampai
dengan 31 Desember 2015, maka entitas akan
mengakui pembayaran tersebut sebagai aset:
(5)
Ilustrasi – Revaluasi pajak &
akuntansi
•
30 Juni diperoleh keputusan, semua Revaluasi
diterima.
•
Atas Revaluasi aset tetap – tanah akan diakui
sebagai beban
Beban pajak - OCI 15.000.000
Pajak dibayar dimuka 15.000.000 Aset tetap 500.000.000
Surplus Revaluasi - OCI 500.000.000
Tanah tidak didepresiasi sehingga tidak akan menimbulkan pajak tangguhan.
(6)
Ilustrasi – Revaluasi pajak &
akuntansi
•
Atas Revaluasi aset tetap – bangunan diakui
sebagai beban
Beban pajak - OCI 9.000.000
Pajak dibayar dimuka 9.000.000 Aset tetap bangunan 300.000.000 Suplus Revaluasi – OCI 300.000.000 OCI net of tax 300jt – 9 jt = 291 juta. Diakui kenaikan nilai aset bangunan
Jika sebelumnya tidak terdapat perbedaan akuntansi dan pajak karena aset sudah didepresiasikan semua, maka tidak akan timbul pajak tangguhan pada pengakuan awal. Jika
setelah Revaluasi aset didepresiasikan dengan menggunakan masa manfaat sama