Revaluasi Aset Untuk Tujuan Perpajakan T
Revaluasi Aset Untuk Tujuan Perpajakan Tahun 2015 Dan 2016
I.
Pendahuluan
Dalam rangka menjaga stabilitas ekonomi
makro dan mendorong pertumbuhan
ekonomi, pemerintah telah mengeluarkan
paket kebijakan ekonomi jilid V yang
diumumkan dalam siaran pers pada tanggal
22 Oktober 2015 oleh Menteri Koordinator
Perekonomian Darmin Nasution. Adapun
paket kebijakan ekonomi jilid V terdapat 3
(tiga) kebijakan ekonomi yakni:
1. Revaluasi Aset
2. Menghilangkan Pajak Berganda Dana
Investasi Real Estate, Properti, dan Infrastruktur
3. Deregulasi di bidang perbankan syariah.
Salah satu kebijakan ekonomi Jilid V yaitu Revaluasi Aset merupakan kebijakan Pajak
Penghasilan (PPh) berupa penilaian kembali aktiva tetap untuk tujuan perpajakan bagi
permohonan penilaian kembali aktiva tetap yang diajukan pada tahun 2015 dan tahun 2016.
Sebelum terbitnya kebijakan ekonomi mengenai revaluasi aktiva, Menteri Keuangan telah
menerbitkan aturan terkait aspek perpajakan atas revaluasi atau penilaian kembali aktiva tetap
oleh Wajib Pajak dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 79/PMK.03/2008 dengan tarif
PPh yaitu sebesar 10% dari selisih lebih penilaian kembali aktiva tetap diatas nilai sisa buku
fiskal semula. Melalui paket kebijakan ekonomi jilid V, pemerintah memberikan insentif
pajak berupa pengurangan tarif PPh untuk Wajib Pajak yang mengajukan permohonan
penilaian kembali aktiva tetap yang diajukan pada tahun 2015 dan tahun 2016 yang diatur
lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.010/2015.
II.
Pembahasan
Wajib Pajak dapat melakukan penilaian kembali aktiva tetap untuk tujuan perpajakan dengan
mendapatkan perlakuan khusus apabila permohonan penilaian kembali diajukan kepada
Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri
Keuangan
Nomor
191/PMK.010/2015.
Tarif dan Jangka Waktu Permohonan Penilaian Kembali Aktiva Tetap
Berikut ini tabel tarif PPh Final dan Jangka waktu perlakuan khusus yang diberikan kepada
Wajib Pajak atas permohonan penilaian kembali aktiva tetap:
Tarif
3%
4%
6%
Permohonan Diajukan
20 Oktober 2015 s.d 31 Desember 2015
01 Januari 2016 s.d 30 Juni 2016
01 Juli 2016 s.d 31 Desember 2016
Pajak Penghasilan bersifat Final ini harus dilunasi sebelum permohonan penilaian kembali
aktiva tetap untuk tujuan perpajakan diajukan kepada Direktur Jenderal Pajak.
Dasar
Pengenaan
Pajak
Atas
Penilaian
Kembali
Aktiva
Tetap
Tarif PPh Final atas permohonan penilaian kembali aktiva tetap dikenakan atas selisih lebih
nilai
aktiva
tetap
berdasarkan
;
a.
Hasil
Penilaian
Kembali
Hasil penilaian kembali merupakan nilai aktiva tetap yang ditetapkan oleh Kantor Jasa
Penilai Publik (KJPP) atau ahli penilai yang telah memperoleh izin dari Pemerintah.
Nilai aktiva tetap yang ditetapkan oleh KJPP atau ahli penilai, yang memperoleh izin dari
Pemerintah harus berdasarkan nilai pasar atau nilai wajar aktiva tetap yang berlaku pada saat
penilaian kembali aktiva tetap. Dalam hal nilai pasar atau nilai wajar yang ditetapkan oleh
KJPP atau ahli penilai ternyata tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya, maka Direktur
Jenderal Pajak dapat menetapkan kembali nilai pasar atau nilai wajar aktiva tetap yang
bersangkutan.
b.
Hasil
Perkiraan
Penilaian
Kembali
Oleh
Wajib
Pajak
Hasil perkiraan penilaian kembali oleh Wajib Pajak tetap harus dilakukan penilaian kembali
dan ditetapkan oleh KJPP atau ahli penilai yang memperoleh izin dari Pemerintah paling
lambat tanggal:
Tanggal Jatuh
Tempo
Permohonan Diajukan
Penilaian Kembali
31 Desember 2016 20 Oktober 2015 s.d 31 Desember 2015
30 Juni 2017
01 Januari 2016 s.d 30 Juni 2016
31 Desember 2017
01 Juli 2016 s.d 31 Desember 2016
Wajib Pajak Yang Mengajukan Penilaian Kembali Aktiva Tetap
Wajib Pajak Badan
Bentuk Usah Tetap (BUT)
Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan pembukuan
Wajib Pajak yang memperoleh izin menyelenggarakan pembukuan dalam bahasa
Inggris dan mata uang Dollar Amerika Serikat
Wajib Pajak yang pada saat penetapan penilaian kembali nilai aktiva tetap oleh KJPP
atau ahli penilai, yang memperoleh ijin dari Pemerintah belum melewati jangka waktu 5
tahun terhitung sejak penilaian kembali aktiva tetap terakhir berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 79/PMK.03/2008
Permohonan penilaian kembali aktiva tetap untuk tujuan perpajakan dapat diajukan oleh
Wajib Pajak yang :
a.telah melakukan penilaian kembali aktiva tetap yang dilakukan oleh KJPP atau ahli penilai yang
memperoleh izin dari Pemerintah, tetapi belum digunakan untuk tujuan perpajakan, dengan ketentuan:
* penilaian kembali aktiva tetap dilakukan pada tahun 2015 untuk permohonan yang diajukan pada
tahun 2015
* penilaian kembali aktiva tetap dilakukan pada tahun 2016 untuk permohonan yang diajukan pada
tahun 2016
b.belum melakukan penilaian kembali aktiva tetap
Objek
Pajak
Atas
Penilaian
Kembali
Aktiva
Tetap
Objek Pajak atas penilaian kembali aktiva tetap dapat dilakukan terhadap :
sebagian atau seluruh aktiva tetap berwujud
yang terletak atau berada di Indonesia
dimiliki, dan dipergunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan yang merupakan Objek Pajak
yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun
Prosedur
Pengajuan
Permohonan
Penilaian
Kembali
Aktiva
Tetap
Permohonan penilaian kembali aktiva tetap untuk tujuan perpajakan yang diajukan dengan
menggunakan hasil penilaian kembali aktiva tetap berdasarkan nilai pasar atau nilai wajar
aktiva tetap harus melampirkan :
Permohonan tertulis kepada Kepala Kanwil DJP melalui KPP tempat Wajib Pajak
terdaftar
Surat Setoran Pajak bukti pelunasan PPh atas penilaian kembali aktiva tetap
Daftar aktiva tetap hasil penilaian kembali
Fotokopi surat izin usaha KJPP atau ahli penilai, yang memperoleh Ijin dari
Pemerintah yang dilegalisir oleh instansi Pemerintah yang berwenang menerbitkan surat
izin usaha tersebut
Laporan penilaian aktiva tetap oleh KJPP atau ahli penilai yang memperoleh ijin dari
Pemerintah dan
Laporan keuangan tahun buku terakhir sebelum penilaian kembali aktiva tetap
Permohonan penilaian kembali aktiva tetap bagi Wajib Pajak yang belum melakukan
penilaian kembali aktiva tetap diajukan dengan menggunakan perkiraan nilai pasar atau nilai
wajar aktiva tetap menurut Wajib Pajak harus melampirkan :
Permohonan tertulis kepada Kepala Kanwil DJP melalui KPP tempat Wajib Pajak
terdaftar
Surat Setoran Pajak bukti pelunasan Pajak Penghasilan atas perkiraan penilaian
kembali aktiva tetap dan
daftar aktiva tetap yang akan dinilai kembali beserta perkiraan nilainya
Selain melampirkan dokumen atas permohonan penilaian kembali aktiva tetap bagi Wajib
Pajak yang belum melakukan penilaian kembali aktiva tetap, Wajib Pajak juga harus
melengkapi :
Surat Setoran Pajak bukti pelunasan Pajak Penghasilan atas penilaian kembali aktiva
tetap dalam hal terjadi kekurangan pembayaran pajak terutang
daftar aktiva tetap hasil penilaian kembali
fotokopi surat izin usaha KJPP atau ahli penilai, yang memperoleh izin dari
Pemerintah yang dilegalisir oleh instansi Pemerintah yang berwenang menerbitkan surat
izin usaha tersebut;
laporan penilaian aktiva tetap oleh KJPP atau ahli penilai yang memperoleh izin dari
Pemerintah dan
laporan keuangan tahun buku terakhir sebelum penilaian kembali aktiva tetap
Ketentuan Lainnya
Dalam hal hasil penilaian kembali aktiva tetap yang ditetapkan oleh KJPP atau ahli
penilai, yang memperoleh izin dari Pemerintah lebih kecil daripada nilai perkiraan nilai
pasar atau nilai wajar yang diajukan dalam permohonan, sehingga menyebabkan
terjadinya kelebihan pembayaran pajak, atas kelebihan pembayaran pajak tersebut
merupakan pajak yang seharusnya tidak terutang.
Dalam hal Wajib Pajak yang belum melakukan penilaian kembali aktiva tetap,
kemudian tidak melakukan penilaian kembali aktiva tetap yang ditetapkan oleh KJPP
atau ahli penilai, yang memperoleh izin dari Pemerintah, sesuai jangka waktu perlakuan
khusus PPh Final diatas, dan/atau tidak melengkapi dokumen-dokumen yang disyaratkan,
maka permohonan dianggap batal dan atas pembayaran Pajak Penghasilan yang telah
dilunasi diperlakukan sebagai pajak yang seharusnya tidak terutang.
Pada saat Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.010/2015 mulai berlaku,
Wajib Pajak yang telah mengajukan permohonan izin penilaian kembali aktiva tetap
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 79/PMK.03/2008 dan atas permohonan
tersebut belum diterbitkan surat keputusannya, dapat mengajukan kembali permohonan
penilaian kembali aktiva tetap sesuai dengan Peraturan Keuangan Nomor
191/PMK.010/2015.
Contoh
Kasus
Permohonan penilaian kembali aktiva tetap diajukan oleh PT ABC sebelum tanggal 31
Desember 2015. Berdasarkan perkiraan nilai pasar/nilai wajar selisih lebih penilaian kembali
aktiva tetap menurut PT ABC sebesar Rp 100.000.000,- dan PPh Final atas penilaian kembali
aktiva tetap tersebut telah disetorkan oleh PT ABC sebesar 3% X Rp 100.000.000,- = Rp
3.000.000,-. Setelah menyetorkan PPh Final dan mendapatkan persetujuan dari KPP Wajib
Pajak terdaftar untuk melakukan penilaian kembali aktiva tetap, PT ABC juga harus tetap
memenuhi syarat formal yaitu mendapatkan penilaian kembali yang ditetapkan oleh KJPP
atau
ahli
penilai.
Dalam hal ini, penilaian kembali oleh KJPP atau ahli penilai dapat lebih tinggi atau lebih
rendah dari perkiraan penilaian kembali aktiva oleh Wajib Pajak, sehingga berlaku ketentuan
sebagai berikut:
a. Jika penilaian kembali oleh KJPP atau ahli penilai lebih tinggi dari perkiraan Wajib Pajak
Dalam hal penilaian kembali oleh KJPP atau ahli penilai lebih tinggi, misalnya yaitu Rp 130.000.000,pada tahun 2016, maka atas selisih Dasar Pengenaan Pajak sebesar Rp 30.000.000,- harus disetorkan
kembali oleh Wajib Pajak sebesar 4% X Rp 30.000.000,- = Rp 1.200.000,-.
b. Jika penilaian kembali oleh KJPP atau ahli penilai lebih rendah dari perkiraan Wajib Pajak
Dalam hal penilaian kembali oleh KJPP lebih rendah, misalnya yaitu Rp 90.000.000,- maka atas selisih
Dasar Pengenaan Pajak tersebut akan menyebabkan kelebihan pembayaran pajak. Hal ini dikarenakan
Dasar Pengenaan Pajak yang digunakan oleh PT ABC yaitu sebesar Rp 100.000.000,- sedangkan
menurut hasil penilaian kembali oleh KJPP atau ahli penilai yang menjadi dasar pengenaan pajak hanya
sebesar Rp 90.000.000,-. Sehingga terdapat kelebihan pembayaran pajak sebesar Rp 10.000.000,- X 3%
= Rp 300.000,-. Atas kelebihan pembayaran pajak ini merupakan pajak yang seharusnya tidak
terhutang.
III.
Penutup
Salah satu insentif pajak yang dapat dimanfaatkan oleh Wajib Pajak yang mengajukan
permohonan penilaian kembali aktiva tetap untuk tujuan perpajakan pada tahun 2015 dan
tahun 2016 yaitu berupa pengurangan tarif dari 10% menjadi sebesar 3%, 4%, dan 6% untuk
jangka waktu permohonan yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Untuk tata cara
pengajuan permohonan dan pengadministrasian penilaian kembali aktiva tetap Wajib Pajak
diatur dengan lebih lanjut dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER –
37/PJ/2015.
IV.
1.
2.
3.
4.
5.
Referensi
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas UndangUndang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan.
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 79/PMK.03/2008 Tentang
Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan Untuk Tujuan Perpajakan
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 29/PMK.03/2016 Tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.010/2015 Tentang
Penilaian Kembali Aktiva Tetap Untuk Tujuan Perpajakan Bagi Permohonan Yang
Diajukan Pada Tahun 2015 Dan Tahun 2016
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER – 37/PJ/2015 Tentang Tata Cara
Pengajuan Permohonan Dan Pengadministrasian Penilaian Kembali Aktiva Tetap Untuk
Tujuan Perpajakan Bagi Permohonan Yang Diajukan Pada Tahun 2015 Dan Tahun 2016
http://ksp.go.id/siaran-pers-paket-kebijakan-ekonomi-jilid-v/ diakses pada tanggal 15
April 2016
I.
Pendahuluan
Dalam rangka menjaga stabilitas ekonomi
makro dan mendorong pertumbuhan
ekonomi, pemerintah telah mengeluarkan
paket kebijakan ekonomi jilid V yang
diumumkan dalam siaran pers pada tanggal
22 Oktober 2015 oleh Menteri Koordinator
Perekonomian Darmin Nasution. Adapun
paket kebijakan ekonomi jilid V terdapat 3
(tiga) kebijakan ekonomi yakni:
1. Revaluasi Aset
2. Menghilangkan Pajak Berganda Dana
Investasi Real Estate, Properti, dan Infrastruktur
3. Deregulasi di bidang perbankan syariah.
Salah satu kebijakan ekonomi Jilid V yaitu Revaluasi Aset merupakan kebijakan Pajak
Penghasilan (PPh) berupa penilaian kembali aktiva tetap untuk tujuan perpajakan bagi
permohonan penilaian kembali aktiva tetap yang diajukan pada tahun 2015 dan tahun 2016.
Sebelum terbitnya kebijakan ekonomi mengenai revaluasi aktiva, Menteri Keuangan telah
menerbitkan aturan terkait aspek perpajakan atas revaluasi atau penilaian kembali aktiva tetap
oleh Wajib Pajak dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 79/PMK.03/2008 dengan tarif
PPh yaitu sebesar 10% dari selisih lebih penilaian kembali aktiva tetap diatas nilai sisa buku
fiskal semula. Melalui paket kebijakan ekonomi jilid V, pemerintah memberikan insentif
pajak berupa pengurangan tarif PPh untuk Wajib Pajak yang mengajukan permohonan
penilaian kembali aktiva tetap yang diajukan pada tahun 2015 dan tahun 2016 yang diatur
lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.010/2015.
II.
Pembahasan
Wajib Pajak dapat melakukan penilaian kembali aktiva tetap untuk tujuan perpajakan dengan
mendapatkan perlakuan khusus apabila permohonan penilaian kembali diajukan kepada
Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri
Keuangan
Nomor
191/PMK.010/2015.
Tarif dan Jangka Waktu Permohonan Penilaian Kembali Aktiva Tetap
Berikut ini tabel tarif PPh Final dan Jangka waktu perlakuan khusus yang diberikan kepada
Wajib Pajak atas permohonan penilaian kembali aktiva tetap:
Tarif
3%
4%
6%
Permohonan Diajukan
20 Oktober 2015 s.d 31 Desember 2015
01 Januari 2016 s.d 30 Juni 2016
01 Juli 2016 s.d 31 Desember 2016
Pajak Penghasilan bersifat Final ini harus dilunasi sebelum permohonan penilaian kembali
aktiva tetap untuk tujuan perpajakan diajukan kepada Direktur Jenderal Pajak.
Dasar
Pengenaan
Pajak
Atas
Penilaian
Kembali
Aktiva
Tetap
Tarif PPh Final atas permohonan penilaian kembali aktiva tetap dikenakan atas selisih lebih
nilai
aktiva
tetap
berdasarkan
;
a.
Hasil
Penilaian
Kembali
Hasil penilaian kembali merupakan nilai aktiva tetap yang ditetapkan oleh Kantor Jasa
Penilai Publik (KJPP) atau ahli penilai yang telah memperoleh izin dari Pemerintah.
Nilai aktiva tetap yang ditetapkan oleh KJPP atau ahli penilai, yang memperoleh izin dari
Pemerintah harus berdasarkan nilai pasar atau nilai wajar aktiva tetap yang berlaku pada saat
penilaian kembali aktiva tetap. Dalam hal nilai pasar atau nilai wajar yang ditetapkan oleh
KJPP atau ahli penilai ternyata tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya, maka Direktur
Jenderal Pajak dapat menetapkan kembali nilai pasar atau nilai wajar aktiva tetap yang
bersangkutan.
b.
Hasil
Perkiraan
Penilaian
Kembali
Oleh
Wajib
Pajak
Hasil perkiraan penilaian kembali oleh Wajib Pajak tetap harus dilakukan penilaian kembali
dan ditetapkan oleh KJPP atau ahli penilai yang memperoleh izin dari Pemerintah paling
lambat tanggal:
Tanggal Jatuh
Tempo
Permohonan Diajukan
Penilaian Kembali
31 Desember 2016 20 Oktober 2015 s.d 31 Desember 2015
30 Juni 2017
01 Januari 2016 s.d 30 Juni 2016
31 Desember 2017
01 Juli 2016 s.d 31 Desember 2016
Wajib Pajak Yang Mengajukan Penilaian Kembali Aktiva Tetap
Wajib Pajak Badan
Bentuk Usah Tetap (BUT)
Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan pembukuan
Wajib Pajak yang memperoleh izin menyelenggarakan pembukuan dalam bahasa
Inggris dan mata uang Dollar Amerika Serikat
Wajib Pajak yang pada saat penetapan penilaian kembali nilai aktiva tetap oleh KJPP
atau ahli penilai, yang memperoleh ijin dari Pemerintah belum melewati jangka waktu 5
tahun terhitung sejak penilaian kembali aktiva tetap terakhir berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 79/PMK.03/2008
Permohonan penilaian kembali aktiva tetap untuk tujuan perpajakan dapat diajukan oleh
Wajib Pajak yang :
a.telah melakukan penilaian kembali aktiva tetap yang dilakukan oleh KJPP atau ahli penilai yang
memperoleh izin dari Pemerintah, tetapi belum digunakan untuk tujuan perpajakan, dengan ketentuan:
* penilaian kembali aktiva tetap dilakukan pada tahun 2015 untuk permohonan yang diajukan pada
tahun 2015
* penilaian kembali aktiva tetap dilakukan pada tahun 2016 untuk permohonan yang diajukan pada
tahun 2016
b.belum melakukan penilaian kembali aktiva tetap
Objek
Pajak
Atas
Penilaian
Kembali
Aktiva
Tetap
Objek Pajak atas penilaian kembali aktiva tetap dapat dilakukan terhadap :
sebagian atau seluruh aktiva tetap berwujud
yang terletak atau berada di Indonesia
dimiliki, dan dipergunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan yang merupakan Objek Pajak
yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun
Prosedur
Pengajuan
Permohonan
Penilaian
Kembali
Aktiva
Tetap
Permohonan penilaian kembali aktiva tetap untuk tujuan perpajakan yang diajukan dengan
menggunakan hasil penilaian kembali aktiva tetap berdasarkan nilai pasar atau nilai wajar
aktiva tetap harus melampirkan :
Permohonan tertulis kepada Kepala Kanwil DJP melalui KPP tempat Wajib Pajak
terdaftar
Surat Setoran Pajak bukti pelunasan PPh atas penilaian kembali aktiva tetap
Daftar aktiva tetap hasil penilaian kembali
Fotokopi surat izin usaha KJPP atau ahli penilai, yang memperoleh Ijin dari
Pemerintah yang dilegalisir oleh instansi Pemerintah yang berwenang menerbitkan surat
izin usaha tersebut
Laporan penilaian aktiva tetap oleh KJPP atau ahli penilai yang memperoleh ijin dari
Pemerintah dan
Laporan keuangan tahun buku terakhir sebelum penilaian kembali aktiva tetap
Permohonan penilaian kembali aktiva tetap bagi Wajib Pajak yang belum melakukan
penilaian kembali aktiva tetap diajukan dengan menggunakan perkiraan nilai pasar atau nilai
wajar aktiva tetap menurut Wajib Pajak harus melampirkan :
Permohonan tertulis kepada Kepala Kanwil DJP melalui KPP tempat Wajib Pajak
terdaftar
Surat Setoran Pajak bukti pelunasan Pajak Penghasilan atas perkiraan penilaian
kembali aktiva tetap dan
daftar aktiva tetap yang akan dinilai kembali beserta perkiraan nilainya
Selain melampirkan dokumen atas permohonan penilaian kembali aktiva tetap bagi Wajib
Pajak yang belum melakukan penilaian kembali aktiva tetap, Wajib Pajak juga harus
melengkapi :
Surat Setoran Pajak bukti pelunasan Pajak Penghasilan atas penilaian kembali aktiva
tetap dalam hal terjadi kekurangan pembayaran pajak terutang
daftar aktiva tetap hasil penilaian kembali
fotokopi surat izin usaha KJPP atau ahli penilai, yang memperoleh izin dari
Pemerintah yang dilegalisir oleh instansi Pemerintah yang berwenang menerbitkan surat
izin usaha tersebut;
laporan penilaian aktiva tetap oleh KJPP atau ahli penilai yang memperoleh izin dari
Pemerintah dan
laporan keuangan tahun buku terakhir sebelum penilaian kembali aktiva tetap
Ketentuan Lainnya
Dalam hal hasil penilaian kembali aktiva tetap yang ditetapkan oleh KJPP atau ahli
penilai, yang memperoleh izin dari Pemerintah lebih kecil daripada nilai perkiraan nilai
pasar atau nilai wajar yang diajukan dalam permohonan, sehingga menyebabkan
terjadinya kelebihan pembayaran pajak, atas kelebihan pembayaran pajak tersebut
merupakan pajak yang seharusnya tidak terutang.
Dalam hal Wajib Pajak yang belum melakukan penilaian kembali aktiva tetap,
kemudian tidak melakukan penilaian kembali aktiva tetap yang ditetapkan oleh KJPP
atau ahli penilai, yang memperoleh izin dari Pemerintah, sesuai jangka waktu perlakuan
khusus PPh Final diatas, dan/atau tidak melengkapi dokumen-dokumen yang disyaratkan,
maka permohonan dianggap batal dan atas pembayaran Pajak Penghasilan yang telah
dilunasi diperlakukan sebagai pajak yang seharusnya tidak terutang.
Pada saat Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.010/2015 mulai berlaku,
Wajib Pajak yang telah mengajukan permohonan izin penilaian kembali aktiva tetap
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 79/PMK.03/2008 dan atas permohonan
tersebut belum diterbitkan surat keputusannya, dapat mengajukan kembali permohonan
penilaian kembali aktiva tetap sesuai dengan Peraturan Keuangan Nomor
191/PMK.010/2015.
Contoh
Kasus
Permohonan penilaian kembali aktiva tetap diajukan oleh PT ABC sebelum tanggal 31
Desember 2015. Berdasarkan perkiraan nilai pasar/nilai wajar selisih lebih penilaian kembali
aktiva tetap menurut PT ABC sebesar Rp 100.000.000,- dan PPh Final atas penilaian kembali
aktiva tetap tersebut telah disetorkan oleh PT ABC sebesar 3% X Rp 100.000.000,- = Rp
3.000.000,-. Setelah menyetorkan PPh Final dan mendapatkan persetujuan dari KPP Wajib
Pajak terdaftar untuk melakukan penilaian kembali aktiva tetap, PT ABC juga harus tetap
memenuhi syarat formal yaitu mendapatkan penilaian kembali yang ditetapkan oleh KJPP
atau
ahli
penilai.
Dalam hal ini, penilaian kembali oleh KJPP atau ahli penilai dapat lebih tinggi atau lebih
rendah dari perkiraan penilaian kembali aktiva oleh Wajib Pajak, sehingga berlaku ketentuan
sebagai berikut:
a. Jika penilaian kembali oleh KJPP atau ahli penilai lebih tinggi dari perkiraan Wajib Pajak
Dalam hal penilaian kembali oleh KJPP atau ahli penilai lebih tinggi, misalnya yaitu Rp 130.000.000,pada tahun 2016, maka atas selisih Dasar Pengenaan Pajak sebesar Rp 30.000.000,- harus disetorkan
kembali oleh Wajib Pajak sebesar 4% X Rp 30.000.000,- = Rp 1.200.000,-.
b. Jika penilaian kembali oleh KJPP atau ahli penilai lebih rendah dari perkiraan Wajib Pajak
Dalam hal penilaian kembali oleh KJPP lebih rendah, misalnya yaitu Rp 90.000.000,- maka atas selisih
Dasar Pengenaan Pajak tersebut akan menyebabkan kelebihan pembayaran pajak. Hal ini dikarenakan
Dasar Pengenaan Pajak yang digunakan oleh PT ABC yaitu sebesar Rp 100.000.000,- sedangkan
menurut hasil penilaian kembali oleh KJPP atau ahli penilai yang menjadi dasar pengenaan pajak hanya
sebesar Rp 90.000.000,-. Sehingga terdapat kelebihan pembayaran pajak sebesar Rp 10.000.000,- X 3%
= Rp 300.000,-. Atas kelebihan pembayaran pajak ini merupakan pajak yang seharusnya tidak
terhutang.
III.
Penutup
Salah satu insentif pajak yang dapat dimanfaatkan oleh Wajib Pajak yang mengajukan
permohonan penilaian kembali aktiva tetap untuk tujuan perpajakan pada tahun 2015 dan
tahun 2016 yaitu berupa pengurangan tarif dari 10% menjadi sebesar 3%, 4%, dan 6% untuk
jangka waktu permohonan yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Untuk tata cara
pengajuan permohonan dan pengadministrasian penilaian kembali aktiva tetap Wajib Pajak
diatur dengan lebih lanjut dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER –
37/PJ/2015.
IV.
1.
2.
3.
4.
5.
Referensi
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas UndangUndang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan.
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 79/PMK.03/2008 Tentang
Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan Untuk Tujuan Perpajakan
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 29/PMK.03/2016 Tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.010/2015 Tentang
Penilaian Kembali Aktiva Tetap Untuk Tujuan Perpajakan Bagi Permohonan Yang
Diajukan Pada Tahun 2015 Dan Tahun 2016
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER – 37/PJ/2015 Tentang Tata Cara
Pengajuan Permohonan Dan Pengadministrasian Penilaian Kembali Aktiva Tetap Untuk
Tujuan Perpajakan Bagi Permohonan Yang Diajukan Pada Tahun 2015 Dan Tahun 2016
http://ksp.go.id/siaran-pers-paket-kebijakan-ekonomi-jilid-v/ diakses pada tanggal 15
April 2016