FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DI AKADEMI KEBIDANAN BARUNA HUSADA SIBUHUAN
PRAKTIK BAIK SISTEM PENJAMINAN
MUTU INTERNAL DI PERGURUAN TINGGI
Hambatan atau Kendala yang dihadapi Dalam Menerapkan Sistem
Penjaminan Mutu Internal di Perguruan Tinggi
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN SISTEM
PENJAMINAN MUTU INTERNAL DI AKADEMI KEBIDANAN
BARUNA HUSADA SIBUHUAN
Ibarahim Siregar *
*AKADEMI KEBIDANAN BARUNA HUSADA SIBUHUAN, Unit Penjaminan Mutu
Abstract
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN SISTEM PENJAMINAN MUTU
INTERNAL PADA PERGURUAN TINGGI
Pendahuluan
Penjaminan Mutu (Quality Assurance) bagi suatu organisasi adalah merupakan suatu keharusan
karena organisasi yang menjamin mutunya merupakan organisasi yang senantiasa memenuhi
kebutuhan dan kepuasan pelanggannya, sebab pelanggan (costumer) yang puas akan meningkat
menjadi pelanggan yang loyal dan hal ini berarti akan memberikan benefit bagi organisasi yang
bersangkutan. Landasan hukum dari sistem penjaminan mutu adalah Undang-undang Nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan PP 19 tahun 2005 tentang Standar Nasioal
Pendidikan, di dalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 Pasal 50 ayat 2 mengisyaratkan Pemerintah
menentukan kebijakan nasional dan standar nasional pendidikan untuk Menjamin Mutu, selanjutnya
dalam pasal 51 ayat 2 dikatakan bahwa Pengelolaan satuan pendidikan tinggi dilaksanakan
berdasarkan prinsip otonomi, akuntabilitas, Jaminan Mutu dan evaluasi yang transparan .Penyebab
Tidak Berjalannya Sistem Penjaminan Mutu Internal karena Kurangnya Tingkat Pengetahuan dan
Pengalaman serta belum adanya pelatihan tentang Penjaminan Mutu Akademi.
Pengertian SPMI
Sebagaiaman Ditetapkan Dalam pasal 53 UU Dikt, SPM Dikti terdiri atas SPMI Dan SPME Atau
Akreditasi.SPMI adalah kegiatan sitematik penjaminan mutu pendidikan tinggi oleh setiap
perguruan tinggi secara otonom atau mandiri untuk mengendalikan dan meningkatkan
penyelanggaraan pendidikan tinggi secara berencana dan berkelanjutan.(Prof Dr.Aris Junaidi)
Sistem Penjaminan Mutu adalah suatu sistem manajemen untuk mengarahkan dan mengendalikan
suatu organisasi/institusi dalam penetapan kebijakan, Sasaran , Rencana dan Proses/prosedur mutu
serta pencapaiannya secara berkelanjutan (Continous improvement). Definisi Penjaminan kualitas
menurut Elliot (1993) adalah seluruh rencana dan tindakan sistematis yang penting untuk
menyediakan kepercayaan yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan tertentu. Dimana
kebutuhan tersebut merupakan refleksi dari kebutuhan pelanggan. Penjaminan kualitas biasanya
membutuhkan evaluasi secara terus-menerus dan biasanya digunakan sebagai alat bagi manajemen.
Tujuan SPMI Sistem Penjaminan Mutu Internal bertujuan untuk menjamin mutu pendidikan tinggi
yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi, melalui penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi,
dalam rangka mewujudkan visi serta memenuhi kebutuhan para pemangku kepentingan. Pencapaian
tujuan penjaminan mutu melalui SPMI, pada gilirannya akan diakreditasi melalui sistem penjaminan
mutu eksternal (SPME) oleh BAN-PT Hal tersebut dapat dilaksanakan secara internal oleh PT yang
bersangkutan, dikontrol dan diaudit melalui kegiatan akreditasi yang dijalankan oleh Badan
Akreditasi Nasional (BAN) Perguruan Tinggi atau lembaga lain secara eksternal. Sehingga
obyektifitas penilaian terhadap pemeliharaan dan peningkatan mutu akademik secara berkelanjutan
di suatu perguruan tinggi dapat diwujudkan. Sebagaimana diuraikan di atas, SPMI (dan SPME atau
Akreditasi) bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan secara berencana dan berkelanjutan.
Tujuan ini hanya dapat dicapai apabila setiap perguruan tinggi telah mengimplementasikan SPMI
dengan baik dan benar, dan luarnya dimintakan akreditasi (SPME). Seberapa Jauh Perguruan Tinggi
Melampaui SN dikti yang menunjukkan dengan penetapan standar dikti yang ditetapkan perguruan
tinggi tersebut merupakan perwujudan dari dua tujuan lain dari SPMI,yaitu untuk: a.
Pencapaian
visi dan pelaksanaan misi perguruan tinggi tersebut, dan b.
Pemenuhan kebutuhan pemangku
kepentingan (Stakeholders) pergutuan tinggi tersebut.
Tujuan Umum SPMI
Tujuan kegiatan penjaminan mutu Antara lain sebagai berikut:
1. Membantu perbaikan dan peningkatan secara terus-menerus dan ber-kesinambungan melalui
praktek yang terbaik dan mau mengadakan inovasi.
2. Memudahkan mendapatkan bantuan, baik pinjaman uang atau fasilitas atau bantuan lain dari
lembaga yang kuat clan dapat dipercaya.
3. Menyediakan informasi pada masyarakat sesuai sasaran dan waktu secara konsisten, dan bila
mungkin, membandingkan standar yang telah dicapai dengan standar pesaing.
4. Menjamin tidak akan adanya hal-hal yang tidak dikehendaki.Selain itu, tujuan dari
diadakannya penjaminan kualitas (quality assurance) ini adalah agar dapat memuaskan
berbagai pihak yang terkait di dalamnya, sehingga dapat berhasil mencapai sasaran masingmasing.
5. Memelihara dan meningkatkan mutu lembaga pendidikan secara berkelanjutan, yang
dijalankan oleh suatu lembaga pendidikan secara internal untuk mewujudkan visi dan misinya.
6. Untuk memenuhi kebutuhan stakeholders melalui penyelenggaraan pendidikan. Dalam arti,
dengan adanya penjaminan mutu diharapkan para lulusan (output pendidikan) memiliki
kualifikasi yang unggul sesuai dengan harapan pemerintah dan masyarakat. Pencapaian
tujuan penjaminan mutu melalui kegiatan penjaminan mutu yang dijalankan secara internal,
akan dikontrol dan diaudit melalui kegiatan akreditasi yang dijalankan oleh BAN-PT atau
lembaga lain secara eksternal.
Tujuan Khusus SPMI
1. Membudayakan Siklus PPEPP Sistem Penjaminan Mutu.
2. Untuk Melaksanakan 14 Standar Sistem Penjaminan Mutu Akademi kebidanan Baruna husada
Sibuhuan.
3. Melaksanakan kerjasama dengan unit yang terkait untuk meningkatan mutu pendidikan.
Fungsi SPMI Dalam Pendidikan Perguruan Tinggi
Dari uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa fungski SPMI Menurut RISTEKDIKTI (2016) sebagai
berikut :
1. Bagian dari upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan;
2. Sistem untuk mewujudkan visi dan melaksanakan misi perguruan tinggi;
3. Sarana untuk memperoleh status terakreditasi dan peingkat terakreditasi program studi dan
perguruan tinggi;dan
4. Sisetem untuk memenuhi kebutuhan pemangku kepentingan perguruan tinggi.
Standar SPMI Perguruan Tinggi
Standar dalam mengimplementasi SPMI adalah tindakan konkrit setiap Akademi Kebidanan Baruna
Husada Sibuhuan melalui:
1. Menyusun dan menetapkan seluruh dokumen SPMI Sebagaiamana telah disebut dalam bagian
yaitu: kebijakan, manual dan formulir SPMI;
2. Melaksanakan isi dari dokumen tersebut terutama standar SPMI;
3. Mengevalausi dan mengendalikan pelaksanaan dari isi dokumen SPMI tersebut;dan
4. Meningkatkan mutu atas isi dari dokumen SPMI itu.
Hubungan Antara
SPMI dan SPME
Sebgaimana kita ketahui bahwa Sistem
Penjaminan Mutu Eksternal merupakan suatu proses verifikasi oleh pemerintah yang
dilakukan oleh BAN PT terhadap pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Internal untuk
memenuhi atau melampaui Standar Nasionl Pendidikan dalam bentuk akreditasi. Berdasarkan
Undang-Undang No. 12 tahun 2012 bahwa selain memenuhi Standar Nasional Pendidikan
setiap program studi wajimemenuhi standar penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat.
Dengan demikian, jika program studi berkeinginan memproleh predikat B atau A maka prodi
tersebut wajib melampaui standar di atas baik standar akademik maupun standar non
akademik. Dari uraian singkat di atas dapatlah kita pahami bahwa penilaian akreditasi oleh
BAN-PT tergantung kepada Sistem Penjaminan Mutu Internal berbasis Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi (PDPT)
Prinsip SPMI Dalam Melaksanakan Mutu
Perguruan Tinggi:
Untuk Mencapai Tujuan Mutu Perguruan Tinggi Tersebut
Diatas Dan Untuk Menwujudkan Visi Misi Dan Tujuan Perguruan Tinggi, Maka Civitas
Academica Dalam Melaksanakan Mutu Di Perguruan Tinggi Selalu Berpedoman Pada Prinsip
Asas dan Prinsip Sistem Penjaminan Mutu Eksternal atau Akreditasi :Kejujuran ,Keamanahan,
Kecerdasan dan Keharmonisan Berdasarkan asas di atas, SPME atau akreditasi program studi
dan perguruan tinggi dilakukan berdasarkan prinsip:
Independen,Akurat,Obyektif,Transprandan
Akuntabel
Pemanfaatan SPMI dalam
Perguruan Tinggi Menurut Mierawan (2010), manfaat yang diperoleh dengan dilakukannya
penjaminan mutu itu meliputi : 1)
Pengetahuan (Knowledge) Penjaminan mutu dapat
dimanfaatkan dalam rangka mengetahui bagaimana keadaan dan hubungan berbagai dimensi
dan aspek untuk dijadikan fokus penilaian.
2)
Pengembangan (Development) Penjaminan mutu dapat dimanfaatkan sebagai dasar dalam
pengembangan pendidikan di Perguruan Tinggi.
3)
Akuntabilitasi
(Accountabilities) Hasil dai penjaminan mutu dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan di perguruan tinggi kepada pihak-pihak yang
berkepentingan (stakeholders).
Faktor-faktor Mempengaruhi Pemanfaatan SPMI
Dalam Pergurua Tinggi Faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan SPMI cukup banyak
siklus penggunaan dalam penerapan penjaminan mutu pendidikan di lembaga pendidikan
dapat dilaksanakan, maka terdapat beberapa prasyarat yang harus dipenuhi agar pelaksanaan
penjaminan mutu tersebut dapat mencapai tujuannya. Prasyarat tersebut mencakup:
Komitmen Para pelaku proses pendidikan tinggi baik yang memimpin
maupun yang dipimpin, lembaga pendidikan harus memiliki komitmen yang tinggi untuk
senantiasa menjamin dan meningkatkan mutu pendidikan yang diselenggarakannya. Tanpa
komitmen ini di semua ini organisasi suatu, niscaya penjaminan mutu pendidikan di lembaga
pendidikan tersebut akan berjalan tersendat, bahkan mungkin tidak akan berhasil dijalankan.
2. Perubahan
Paradigma Paradigma lama penjaminan mutu, yaitu mutu pendidikan di suatu lembaga
pendidikan akan dapat dipelihara serta ditingkatkan apabila dilakukan pengawasan atau
pengendalian yang ketat oleh pemerintah. Hal ini harus diubah menjadi suatu paradigma baru.
Yakni bahwasannya lembaga pendidikan harus menjaga dan meningkatkan mutu pendidikan tinggi
yang diselenggarakannya meskipun pemerintah tidak melakukan pengawasan.
3. Sikap Mental
Harus diakui bahwa sebagian besar lembaga pendidikan di Indonesia menyelenggarakan
pendidikan tanpa didahului dengan perencanaan yang matang.
Kalaupun terdapat perencanaan, pada umumnya bukanlah karena kebutuhan, melainkan karena
persyaratan perijinan atau akreditasi. Sikap mental semacam itu harus diubah pada suatu sikap
mental baru, yaitu rencanakanlah pekerjaan anda dan kerjakanlah rencana anda (plan your work
and work your plan).
4. Pengorganisasian
Pengorganisasian penjaminan mutu pendidikan di suatu lembaga pendidikan sangat
tergantung pada ukuran, struktur, sumber daya, visi dan misi, sejarah, dan kepemimpinan dari/di
lembaga pendidikan tersebut. Faktor terpenting yang perlu mendapat perhatian dalam
pengorganisasian penjaminan mutu pendidikan adalah bahwa pengorganisasian tersebut harus
mampu menumbuhkan kesepahaman tentang penjaminan mutu pendidikan di lembaga pendidikan
tersebut, yang pada gilirannya akan menumbuhkan sikap suportif dari seluruh komponen di lembaga
pendidikan itu terhadap upaya penjaminan mutu pendidikan tinggi.
Siklus Pemanfaatan SPMI di PerguruanTinggi di Indonesia
Implementasi standar dikti membentuk sebuah siklus yang mencakup penetapan, pelaksanaan,
evalausi pelaksanaan, penegedalian pelaksanaan, dan peningkatan (PPEPP) Standar Dikti
sebagaimana dimaksud dalam peratauran perundang-undangan, yang dapat digambarkan Sebagai
Berikut:
Penetapan Standar pendidikan Tinggi Pelaksanaan Standar pendidikan Tinggi Evalusasi Standar
pendidikan tinggi Pengendalian standar pendidikan tinggi Peningkatan standar pendidikan tinggi
Gambar Siklus SPMI
Pelaksanaan Penjamina Mutu Di Perguruan TinggiDilaksanakan Dengan Menganut Pola Sederhana
Yang Mengadopsi Pola PPEPP (Penetapan, Pelaksanaan, Evaluasi, Pengendalian dan Peningkatan)
Dimana Secara Operasional PPEPP Diartikan Sebagai Suatu Aktivitas Yang Bersifat Mengalir
(Circuler Flow) Dari Setiap Kegaiatan Yang Dilaksanakan Dimulai Dari Perencanaan, Pelaksanaan,
Evaluasi, Penilaian Dan Upaya Perbaiakan. PPEPP Adanya Perencanaan Mutu Merupakan Sistem
Manajemen Yang Berdiri Dari Struktur Organisasi Tanggung Jawab, Proses-Proses, Prosedur Dan
Sumber Daya Yang Digunakan Untuk Mencapai Standar Yang Ditentukan Berdasarkan Pernyataan
Dan Kebutuhan Stakeholders Dan Oragnisasi. Menggunakan Siklus PPEPP, Maka Setiap
Unit/Urusan Dalam Lingkungan perguruan tinggi Secara Berkala Harus Melakukan Proses Evaluasi
Diri Untuk Menilai Kinerja Unitnya Sendiri Dengan Menggunakan Standar Dan Prosedur Yang Telah
Ditetapkan Hasil Evaluasi Diri Ini Akan Dilaporkan Kepada Akademik, Pimpinan Unit Kerja, Seluruh
Staf Pada Unit Bersangkutan Dan Kepada Direktur Perguruan Tinggi Akan Membuat Keputusan
Tentang Langkah Atau Tindakan Yang Harus Dilakukan Untuk Memperbaiki Dan Meningkatkan
Mutu. Melaksanakan Mutu Dengan Siklus PPEPP Juga Akan Mengharuskan Setiap Unit Kerja Di
Perguruan Tinggi Bersikap Terbuka, Kooperatif Dan Siap Untuk Di Audit Atau Diperiksa Oleh Tim
Auditor Internal Yang Telah Mendapatkan Pelatihan Khusus Tentang Audit Mutu.Audit Yang
Dilakukan Setiap Akhir Semester/Tahun Akademik Akan Direkam Dan Dilaporkan Kepada Direktur
Perguruan Tinggi Untuk Kemudian Diambil Tindakan Tertentu Berdasarkan Hasil Temuan Dan
Rekomendasi Dari Tim Auditor. Hasil Pelaksanaan Mutu Dengan Basis Siklus PPEPP Adalah
Kesiapan Semua Unit Di Perguruan Tinggi Untuk Mengikuti Proses Akreditasi Atau Penjaminaan
Eksternal, Baik Oleh BAN-PT Ataupun Lembaga Akreditasi Mandiri (Profesi).
Mekanisme SPM Dikti
a.Mekanisme SPMI Mekanisme SPM Dikti diawali oleh perguruan tinggi dengan
mengimplementasikan SPMI melalui siklus kegiatan yang disingkat sebagai PPEPP,yaitu terdiri
atas:
1) Penetapan (P) Standar Dikti, yaitu kegiatan Penetapan standar atauukuran yang terdiri atas SN
Dikti dan Standar Dikti yang ditetapkan oleh perguruan tinggi;
2) Pelaksanaan (P) Standar Dikti, yaitu kegiatan Pemenuhan standar Atau ukuran yang terdiri atas
SN Dikti dan Standar Dikti yang ditetapkan oleh perguruan tinggi ;
3) Evaluasi (E) pelaksanaan Standar Dikti, yaitu kegiatan pembandingan antara luarankegiatan
pemenuhan standar atau ukuran dengan standar atau ukuran yang terdiri atas SN Dikti dan
Standar Dikti yang telah ditetapkan oleh perguruan Tinggi;
4) Pengendalian (P) Standar Dikti, yaitu kegiatan analisis penyebab standar atau ukuran yang
terdiri atas SN Dikti dan Standar Dikti yang telah ditetapkan oleh perguruan tinggi yang tidak
tercapai untuk dilakukan tindakan koreksi; dan
5) Peningkatkan (P) Standar Dikti, yaitu kegiatan perbaikan standar atau ukuranyang terdiri atas
SN Dikti dan Standar Dikti agar lebih tinggi dari pada standar atau ukuran yang terdiri atas SN
Dikti dan Standar Dikti yang telah ditetapkan. SPMI di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) ditetapkan
dalam peraturan pemimpin PTN (Rektor, Ketua, atau Direktur) setelah terlebih dahulu disetujui
senat pada PTN.Di sisi lain, SPMI di Perguruan Tinggi Swasta (PTS)ditetapkan dalam peraturan
Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi pemimpin PTS (Rektor, Ketua, atau Direktur)
setelah terlebih dahulu disetujui senat pada PTS dan badan hukum penyelenggara (Yayasan,
Persyarikatan, dsb.). Setelah satu atau beberapa siklus SPMI diimplementasikan oleh perguruan
tinggi, SPMI sebagai suatu sistem secara utuh perlu dievaluasi dan kemudian dikembangkan secara
berkelanjutan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan. Luaran Implementasi SPMI dalam suatu
siklus disampaikan oleh perguruan tinggi kepada: 1) LAM untuk meminta dan memperoleh status
terakreditasi dan peringkat terakreditasi program studi; atau 2) BAN-PT untuk meminta dan
memperoleh status terakreditasi dan peringkat terakreditasi Perguruan tinggi. Permintaan
perguruan tinggi untuk memperoleh status terakreditasi dan peringkat terakreditasi program studi
atau perguruan tinggi dapat dilakukan oleh perguruan tinggi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Gambar Perbaikan Berkelanjutan Standar SPMI
Manfaat utama yang diharapkan dengan dijalankan SPMI ini adalah kepuasan pemangku
kepentingan dan kesiapan seluruh unit yang ada di perguruan Tinggi, baik unit pelaksana akademik,
unit penunjang akademik, ataupun pelaksanaadministratif untuk mengikuti proses akreditasi
ataupun penjaminan mutu eksternal, baik oleh BAN PT ataupun lembaga akreditasi yang kredibel
lainnya.
Referensi
Aris Junaidi,2016,Sistem penjaminan mutu internal perguruan tinggi, Jakarta.
Akademi Kebidanan Baruna Husada ,2014, Buku Pedoman SPMI,Sibuhuan
Akademi Kebidanan Baruna Husada ,2014, Buku Kebijakan SPMI,Sibuhuan
Intan ahmad,
2016, pedoman sistem penjaminan mutu pendidikan tinggi,Jakarta. Meirawan, Danny 2010.
Penjaminan Mutu Satuan Pendidikan sebagai Upaya Pengendalian Mutu Pendidikan Secara Nasional
dalam Otonomi Daerah.
1.
MUTU INTERNAL DI PERGURUAN TINGGI
Hambatan atau Kendala yang dihadapi Dalam Menerapkan Sistem
Penjaminan Mutu Internal di Perguruan Tinggi
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN SISTEM
PENJAMINAN MUTU INTERNAL DI AKADEMI KEBIDANAN
BARUNA HUSADA SIBUHUAN
Ibarahim Siregar *
*AKADEMI KEBIDANAN BARUNA HUSADA SIBUHUAN, Unit Penjaminan Mutu
Abstract
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN SISTEM PENJAMINAN MUTU
INTERNAL PADA PERGURUAN TINGGI
Pendahuluan
Penjaminan Mutu (Quality Assurance) bagi suatu organisasi adalah merupakan suatu keharusan
karena organisasi yang menjamin mutunya merupakan organisasi yang senantiasa memenuhi
kebutuhan dan kepuasan pelanggannya, sebab pelanggan (costumer) yang puas akan meningkat
menjadi pelanggan yang loyal dan hal ini berarti akan memberikan benefit bagi organisasi yang
bersangkutan. Landasan hukum dari sistem penjaminan mutu adalah Undang-undang Nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan PP 19 tahun 2005 tentang Standar Nasioal
Pendidikan, di dalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 Pasal 50 ayat 2 mengisyaratkan Pemerintah
menentukan kebijakan nasional dan standar nasional pendidikan untuk Menjamin Mutu, selanjutnya
dalam pasal 51 ayat 2 dikatakan bahwa Pengelolaan satuan pendidikan tinggi dilaksanakan
berdasarkan prinsip otonomi, akuntabilitas, Jaminan Mutu dan evaluasi yang transparan .Penyebab
Tidak Berjalannya Sistem Penjaminan Mutu Internal karena Kurangnya Tingkat Pengetahuan dan
Pengalaman serta belum adanya pelatihan tentang Penjaminan Mutu Akademi.
Pengertian SPMI
Sebagaiaman Ditetapkan Dalam pasal 53 UU Dikt, SPM Dikti terdiri atas SPMI Dan SPME Atau
Akreditasi.SPMI adalah kegiatan sitematik penjaminan mutu pendidikan tinggi oleh setiap
perguruan tinggi secara otonom atau mandiri untuk mengendalikan dan meningkatkan
penyelanggaraan pendidikan tinggi secara berencana dan berkelanjutan.(Prof Dr.Aris Junaidi)
Sistem Penjaminan Mutu adalah suatu sistem manajemen untuk mengarahkan dan mengendalikan
suatu organisasi/institusi dalam penetapan kebijakan, Sasaran , Rencana dan Proses/prosedur mutu
serta pencapaiannya secara berkelanjutan (Continous improvement). Definisi Penjaminan kualitas
menurut Elliot (1993) adalah seluruh rencana dan tindakan sistematis yang penting untuk
menyediakan kepercayaan yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan tertentu. Dimana
kebutuhan tersebut merupakan refleksi dari kebutuhan pelanggan. Penjaminan kualitas biasanya
membutuhkan evaluasi secara terus-menerus dan biasanya digunakan sebagai alat bagi manajemen.
Tujuan SPMI Sistem Penjaminan Mutu Internal bertujuan untuk menjamin mutu pendidikan tinggi
yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi, melalui penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi,
dalam rangka mewujudkan visi serta memenuhi kebutuhan para pemangku kepentingan. Pencapaian
tujuan penjaminan mutu melalui SPMI, pada gilirannya akan diakreditasi melalui sistem penjaminan
mutu eksternal (SPME) oleh BAN-PT Hal tersebut dapat dilaksanakan secara internal oleh PT yang
bersangkutan, dikontrol dan diaudit melalui kegiatan akreditasi yang dijalankan oleh Badan
Akreditasi Nasional (BAN) Perguruan Tinggi atau lembaga lain secara eksternal. Sehingga
obyektifitas penilaian terhadap pemeliharaan dan peningkatan mutu akademik secara berkelanjutan
di suatu perguruan tinggi dapat diwujudkan. Sebagaimana diuraikan di atas, SPMI (dan SPME atau
Akreditasi) bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan secara berencana dan berkelanjutan.
Tujuan ini hanya dapat dicapai apabila setiap perguruan tinggi telah mengimplementasikan SPMI
dengan baik dan benar, dan luarnya dimintakan akreditasi (SPME). Seberapa Jauh Perguruan Tinggi
Melampaui SN dikti yang menunjukkan dengan penetapan standar dikti yang ditetapkan perguruan
tinggi tersebut merupakan perwujudan dari dua tujuan lain dari SPMI,yaitu untuk: a.
Pencapaian
visi dan pelaksanaan misi perguruan tinggi tersebut, dan b.
Pemenuhan kebutuhan pemangku
kepentingan (Stakeholders) pergutuan tinggi tersebut.
Tujuan Umum SPMI
Tujuan kegiatan penjaminan mutu Antara lain sebagai berikut:
1. Membantu perbaikan dan peningkatan secara terus-menerus dan ber-kesinambungan melalui
praktek yang terbaik dan mau mengadakan inovasi.
2. Memudahkan mendapatkan bantuan, baik pinjaman uang atau fasilitas atau bantuan lain dari
lembaga yang kuat clan dapat dipercaya.
3. Menyediakan informasi pada masyarakat sesuai sasaran dan waktu secara konsisten, dan bila
mungkin, membandingkan standar yang telah dicapai dengan standar pesaing.
4. Menjamin tidak akan adanya hal-hal yang tidak dikehendaki.Selain itu, tujuan dari
diadakannya penjaminan kualitas (quality assurance) ini adalah agar dapat memuaskan
berbagai pihak yang terkait di dalamnya, sehingga dapat berhasil mencapai sasaran masingmasing.
5. Memelihara dan meningkatkan mutu lembaga pendidikan secara berkelanjutan, yang
dijalankan oleh suatu lembaga pendidikan secara internal untuk mewujudkan visi dan misinya.
6. Untuk memenuhi kebutuhan stakeholders melalui penyelenggaraan pendidikan. Dalam arti,
dengan adanya penjaminan mutu diharapkan para lulusan (output pendidikan) memiliki
kualifikasi yang unggul sesuai dengan harapan pemerintah dan masyarakat. Pencapaian
tujuan penjaminan mutu melalui kegiatan penjaminan mutu yang dijalankan secara internal,
akan dikontrol dan diaudit melalui kegiatan akreditasi yang dijalankan oleh BAN-PT atau
lembaga lain secara eksternal.
Tujuan Khusus SPMI
1. Membudayakan Siklus PPEPP Sistem Penjaminan Mutu.
2. Untuk Melaksanakan 14 Standar Sistem Penjaminan Mutu Akademi kebidanan Baruna husada
Sibuhuan.
3. Melaksanakan kerjasama dengan unit yang terkait untuk meningkatan mutu pendidikan.
Fungsi SPMI Dalam Pendidikan Perguruan Tinggi
Dari uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa fungski SPMI Menurut RISTEKDIKTI (2016) sebagai
berikut :
1. Bagian dari upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan;
2. Sistem untuk mewujudkan visi dan melaksanakan misi perguruan tinggi;
3. Sarana untuk memperoleh status terakreditasi dan peingkat terakreditasi program studi dan
perguruan tinggi;dan
4. Sisetem untuk memenuhi kebutuhan pemangku kepentingan perguruan tinggi.
Standar SPMI Perguruan Tinggi
Standar dalam mengimplementasi SPMI adalah tindakan konkrit setiap Akademi Kebidanan Baruna
Husada Sibuhuan melalui:
1. Menyusun dan menetapkan seluruh dokumen SPMI Sebagaiamana telah disebut dalam bagian
yaitu: kebijakan, manual dan formulir SPMI;
2. Melaksanakan isi dari dokumen tersebut terutama standar SPMI;
3. Mengevalausi dan mengendalikan pelaksanaan dari isi dokumen SPMI tersebut;dan
4. Meningkatkan mutu atas isi dari dokumen SPMI itu.
Hubungan Antara
SPMI dan SPME
Sebgaimana kita ketahui bahwa Sistem
Penjaminan Mutu Eksternal merupakan suatu proses verifikasi oleh pemerintah yang
dilakukan oleh BAN PT terhadap pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Internal untuk
memenuhi atau melampaui Standar Nasionl Pendidikan dalam bentuk akreditasi. Berdasarkan
Undang-Undang No. 12 tahun 2012 bahwa selain memenuhi Standar Nasional Pendidikan
setiap program studi wajimemenuhi standar penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat.
Dengan demikian, jika program studi berkeinginan memproleh predikat B atau A maka prodi
tersebut wajib melampaui standar di atas baik standar akademik maupun standar non
akademik. Dari uraian singkat di atas dapatlah kita pahami bahwa penilaian akreditasi oleh
BAN-PT tergantung kepada Sistem Penjaminan Mutu Internal berbasis Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi (PDPT)
Prinsip SPMI Dalam Melaksanakan Mutu
Perguruan Tinggi:
Untuk Mencapai Tujuan Mutu Perguruan Tinggi Tersebut
Diatas Dan Untuk Menwujudkan Visi Misi Dan Tujuan Perguruan Tinggi, Maka Civitas
Academica Dalam Melaksanakan Mutu Di Perguruan Tinggi Selalu Berpedoman Pada Prinsip
Asas dan Prinsip Sistem Penjaminan Mutu Eksternal atau Akreditasi :Kejujuran ,Keamanahan,
Kecerdasan dan Keharmonisan Berdasarkan asas di atas, SPME atau akreditasi program studi
dan perguruan tinggi dilakukan berdasarkan prinsip:
Independen,Akurat,Obyektif,Transprandan
Akuntabel
Pemanfaatan SPMI dalam
Perguruan Tinggi Menurut Mierawan (2010), manfaat yang diperoleh dengan dilakukannya
penjaminan mutu itu meliputi : 1)
Pengetahuan (Knowledge) Penjaminan mutu dapat
dimanfaatkan dalam rangka mengetahui bagaimana keadaan dan hubungan berbagai dimensi
dan aspek untuk dijadikan fokus penilaian.
2)
Pengembangan (Development) Penjaminan mutu dapat dimanfaatkan sebagai dasar dalam
pengembangan pendidikan di Perguruan Tinggi.
3)
Akuntabilitasi
(Accountabilities) Hasil dai penjaminan mutu dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan di perguruan tinggi kepada pihak-pihak yang
berkepentingan (stakeholders).
Faktor-faktor Mempengaruhi Pemanfaatan SPMI
Dalam Pergurua Tinggi Faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan SPMI cukup banyak
siklus penggunaan dalam penerapan penjaminan mutu pendidikan di lembaga pendidikan
dapat dilaksanakan, maka terdapat beberapa prasyarat yang harus dipenuhi agar pelaksanaan
penjaminan mutu tersebut dapat mencapai tujuannya. Prasyarat tersebut mencakup:
Komitmen Para pelaku proses pendidikan tinggi baik yang memimpin
maupun yang dipimpin, lembaga pendidikan harus memiliki komitmen yang tinggi untuk
senantiasa menjamin dan meningkatkan mutu pendidikan yang diselenggarakannya. Tanpa
komitmen ini di semua ini organisasi suatu, niscaya penjaminan mutu pendidikan di lembaga
pendidikan tersebut akan berjalan tersendat, bahkan mungkin tidak akan berhasil dijalankan.
2. Perubahan
Paradigma Paradigma lama penjaminan mutu, yaitu mutu pendidikan di suatu lembaga
pendidikan akan dapat dipelihara serta ditingkatkan apabila dilakukan pengawasan atau
pengendalian yang ketat oleh pemerintah. Hal ini harus diubah menjadi suatu paradigma baru.
Yakni bahwasannya lembaga pendidikan harus menjaga dan meningkatkan mutu pendidikan tinggi
yang diselenggarakannya meskipun pemerintah tidak melakukan pengawasan.
3. Sikap Mental
Harus diakui bahwa sebagian besar lembaga pendidikan di Indonesia menyelenggarakan
pendidikan tanpa didahului dengan perencanaan yang matang.
Kalaupun terdapat perencanaan, pada umumnya bukanlah karena kebutuhan, melainkan karena
persyaratan perijinan atau akreditasi. Sikap mental semacam itu harus diubah pada suatu sikap
mental baru, yaitu rencanakanlah pekerjaan anda dan kerjakanlah rencana anda (plan your work
and work your plan).
4. Pengorganisasian
Pengorganisasian penjaminan mutu pendidikan di suatu lembaga pendidikan sangat
tergantung pada ukuran, struktur, sumber daya, visi dan misi, sejarah, dan kepemimpinan dari/di
lembaga pendidikan tersebut. Faktor terpenting yang perlu mendapat perhatian dalam
pengorganisasian penjaminan mutu pendidikan adalah bahwa pengorganisasian tersebut harus
mampu menumbuhkan kesepahaman tentang penjaminan mutu pendidikan di lembaga pendidikan
tersebut, yang pada gilirannya akan menumbuhkan sikap suportif dari seluruh komponen di lembaga
pendidikan itu terhadap upaya penjaminan mutu pendidikan tinggi.
Siklus Pemanfaatan SPMI di PerguruanTinggi di Indonesia
Implementasi standar dikti membentuk sebuah siklus yang mencakup penetapan, pelaksanaan,
evalausi pelaksanaan, penegedalian pelaksanaan, dan peningkatan (PPEPP) Standar Dikti
sebagaimana dimaksud dalam peratauran perundang-undangan, yang dapat digambarkan Sebagai
Berikut:
Penetapan Standar pendidikan Tinggi Pelaksanaan Standar pendidikan Tinggi Evalusasi Standar
pendidikan tinggi Pengendalian standar pendidikan tinggi Peningkatan standar pendidikan tinggi
Gambar Siklus SPMI
Pelaksanaan Penjamina Mutu Di Perguruan TinggiDilaksanakan Dengan Menganut Pola Sederhana
Yang Mengadopsi Pola PPEPP (Penetapan, Pelaksanaan, Evaluasi, Pengendalian dan Peningkatan)
Dimana Secara Operasional PPEPP Diartikan Sebagai Suatu Aktivitas Yang Bersifat Mengalir
(Circuler Flow) Dari Setiap Kegaiatan Yang Dilaksanakan Dimulai Dari Perencanaan, Pelaksanaan,
Evaluasi, Penilaian Dan Upaya Perbaiakan. PPEPP Adanya Perencanaan Mutu Merupakan Sistem
Manajemen Yang Berdiri Dari Struktur Organisasi Tanggung Jawab, Proses-Proses, Prosedur Dan
Sumber Daya Yang Digunakan Untuk Mencapai Standar Yang Ditentukan Berdasarkan Pernyataan
Dan Kebutuhan Stakeholders Dan Oragnisasi. Menggunakan Siklus PPEPP, Maka Setiap
Unit/Urusan Dalam Lingkungan perguruan tinggi Secara Berkala Harus Melakukan Proses Evaluasi
Diri Untuk Menilai Kinerja Unitnya Sendiri Dengan Menggunakan Standar Dan Prosedur Yang Telah
Ditetapkan Hasil Evaluasi Diri Ini Akan Dilaporkan Kepada Akademik, Pimpinan Unit Kerja, Seluruh
Staf Pada Unit Bersangkutan Dan Kepada Direktur Perguruan Tinggi Akan Membuat Keputusan
Tentang Langkah Atau Tindakan Yang Harus Dilakukan Untuk Memperbaiki Dan Meningkatkan
Mutu. Melaksanakan Mutu Dengan Siklus PPEPP Juga Akan Mengharuskan Setiap Unit Kerja Di
Perguruan Tinggi Bersikap Terbuka, Kooperatif Dan Siap Untuk Di Audit Atau Diperiksa Oleh Tim
Auditor Internal Yang Telah Mendapatkan Pelatihan Khusus Tentang Audit Mutu.Audit Yang
Dilakukan Setiap Akhir Semester/Tahun Akademik Akan Direkam Dan Dilaporkan Kepada Direktur
Perguruan Tinggi Untuk Kemudian Diambil Tindakan Tertentu Berdasarkan Hasil Temuan Dan
Rekomendasi Dari Tim Auditor. Hasil Pelaksanaan Mutu Dengan Basis Siklus PPEPP Adalah
Kesiapan Semua Unit Di Perguruan Tinggi Untuk Mengikuti Proses Akreditasi Atau Penjaminaan
Eksternal, Baik Oleh BAN-PT Ataupun Lembaga Akreditasi Mandiri (Profesi).
Mekanisme SPM Dikti
a.Mekanisme SPMI Mekanisme SPM Dikti diawali oleh perguruan tinggi dengan
mengimplementasikan SPMI melalui siklus kegiatan yang disingkat sebagai PPEPP,yaitu terdiri
atas:
1) Penetapan (P) Standar Dikti, yaitu kegiatan Penetapan standar atauukuran yang terdiri atas SN
Dikti dan Standar Dikti yang ditetapkan oleh perguruan tinggi;
2) Pelaksanaan (P) Standar Dikti, yaitu kegiatan Pemenuhan standar Atau ukuran yang terdiri atas
SN Dikti dan Standar Dikti yang ditetapkan oleh perguruan tinggi ;
3) Evaluasi (E) pelaksanaan Standar Dikti, yaitu kegiatan pembandingan antara luarankegiatan
pemenuhan standar atau ukuran dengan standar atau ukuran yang terdiri atas SN Dikti dan
Standar Dikti yang telah ditetapkan oleh perguruan Tinggi;
4) Pengendalian (P) Standar Dikti, yaitu kegiatan analisis penyebab standar atau ukuran yang
terdiri atas SN Dikti dan Standar Dikti yang telah ditetapkan oleh perguruan tinggi yang tidak
tercapai untuk dilakukan tindakan koreksi; dan
5) Peningkatkan (P) Standar Dikti, yaitu kegiatan perbaikan standar atau ukuranyang terdiri atas
SN Dikti dan Standar Dikti agar lebih tinggi dari pada standar atau ukuran yang terdiri atas SN
Dikti dan Standar Dikti yang telah ditetapkan. SPMI di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) ditetapkan
dalam peraturan pemimpin PTN (Rektor, Ketua, atau Direktur) setelah terlebih dahulu disetujui
senat pada PTN.Di sisi lain, SPMI di Perguruan Tinggi Swasta (PTS)ditetapkan dalam peraturan
Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi pemimpin PTS (Rektor, Ketua, atau Direktur)
setelah terlebih dahulu disetujui senat pada PTS dan badan hukum penyelenggara (Yayasan,
Persyarikatan, dsb.). Setelah satu atau beberapa siklus SPMI diimplementasikan oleh perguruan
tinggi, SPMI sebagai suatu sistem secara utuh perlu dievaluasi dan kemudian dikembangkan secara
berkelanjutan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan. Luaran Implementasi SPMI dalam suatu
siklus disampaikan oleh perguruan tinggi kepada: 1) LAM untuk meminta dan memperoleh status
terakreditasi dan peringkat terakreditasi program studi; atau 2) BAN-PT untuk meminta dan
memperoleh status terakreditasi dan peringkat terakreditasi Perguruan tinggi. Permintaan
perguruan tinggi untuk memperoleh status terakreditasi dan peringkat terakreditasi program studi
atau perguruan tinggi dapat dilakukan oleh perguruan tinggi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Gambar Perbaikan Berkelanjutan Standar SPMI
Manfaat utama yang diharapkan dengan dijalankan SPMI ini adalah kepuasan pemangku
kepentingan dan kesiapan seluruh unit yang ada di perguruan Tinggi, baik unit pelaksana akademik,
unit penunjang akademik, ataupun pelaksanaadministratif untuk mengikuti proses akreditasi
ataupun penjaminan mutu eksternal, baik oleh BAN PT ataupun lembaga akreditasi yang kredibel
lainnya.
Referensi
Aris Junaidi,2016,Sistem penjaminan mutu internal perguruan tinggi, Jakarta.
Akademi Kebidanan Baruna Husada ,2014, Buku Pedoman SPMI,Sibuhuan
Akademi Kebidanan Baruna Husada ,2014, Buku Kebijakan SPMI,Sibuhuan
Intan ahmad,
2016, pedoman sistem penjaminan mutu pendidikan tinggi,Jakarta. Meirawan, Danny 2010.
Penjaminan Mutu Satuan Pendidikan sebagai Upaya Pengendalian Mutu Pendidikan Secara Nasional
dalam Otonomi Daerah.
1.