FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL PADA PERGURUAN TINGGI

PRAKTIK BAIK SISTEM PENJAMINAN
MUTU INTERNAL DI PERGURUAN TINGGI

Hambatan atau Kendala yang dihadapi Dalam Menerapkan Sistem
Penjaminan Mutu Internal di Perguruan Tinggi

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN SISTEM
PENJAMINAN MUTU INTERNAL PADA PERGURUAN TINGGI
Ibarahim Siregar *
*AKADEMI KEBIDANAN BARUNA HUSADA SIBUHUAN, Unit Penjaminan Mutu

Abstract
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN SISTEM PENJAMINAN MUTU
INTERNAL PADA PERGURUAN TINGGI
Pendahuluan
Penjaminan Mutu (Quality Assurance) bagi suatu organisasi adalah merupakan suatu keharusan
karena organisasi yang menjamin mutunya merupakan organisasi yang senantiasa memenuhi
kebutuhan dan kepuasan pelanggannya, sebab pelanggan (costumer) yang puas akan meningkat
menjadi pelanggan yang loyal dan hal ini berarti akan memberikan benefit bagi organisasi yang
bersangkutan. Landasan hukum dari sistem penjaminan mutu adalah Undang-undang Nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan PP 19 tahun 2005 tentang Standar Nasioal

Pendidikan, di dalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 Pasal 50 ayat 2 mengisyaratkan Pemerintah
menentukan kebijakan nasional dan standar nasional pendidikan untuk Menjamin Mutu, selanjutnya
dalam pasal 51 ayat 2 dikatakan bahwa Pengelolaan satuan pendidikan tinggi dilaksanakan
berdasarkan prinsip otonomi, akuntabilitas, Jaminan Mutu dan evaluasi yang transparan.
Penyebab Tidak Berjalannya Sistem Penjaminan Mutu Internal karena Kurangnya Tingkat
Pengetahuan dan Pengalaman serta belum adanya pelatihan tentang Penjaminan Mutu Akademi.
Pengertian SPMI
Sebagaiaman Ditetapkan Dalam pasal 53 UU Dikt, SPM Dikti terdiri atas
SPMI Dan SPME Atau Akreditasi.SPMI adalah kegiatan sitematik penjaminan mutu pendidikan
tinggi oleh setiap perguruan tinggi secara otonom atau mandiri untuk mengendalikan dan
meningkatkan penyelanggaraan pendidikan tinggi secara berencana dan berkelanjutan.(Prof Dr.Aris
Junaidi) Sistem Penjaminan Mutu adalah suatu sistem manajemen untuk mengarahkan dan
mengendalikan suatu organisasi/institusi dalam penetapan kebijakan, Sasaran , Rencana dan
Proses/prosedur mutu serta pencapaiannya secara berkelanjutan (Continous improvement). Definisi
Penjaminan kualitas menurut Elliot (1993) adalah seluruh rencana dan tindakan sistematis yang
penting untuk menyediakan kepercayaan yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan tertentu.
Dimana kebutuhan tersebut merupakan refleksi dari kebutuhan pelanggan. Penjaminan kualitas
biasanya membutuhkan evaluasi secara terus-menerus dan biasanya digunakan sebagai alat bagi
manajemen. Tujuan SPMI Sistem Penjaminan Mutu Internal bertujuan untuk menjamin mutu


pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi, melalui penyelenggaraan Tridharma
Perguruan Tinggi, dalam rangka mewujudkan visi serta memenuhi kebutuhan para pemangku
kepentingan. Pencapaian tujuan penjaminan mutu melalui SPMI, pada gilirannya akan diakreditasi
melalui sistem penjaminan mutu eksternal (SPME) oleh BAN-PT Hal tersebut dapat dilaksanakan
secara internal oleh PT yang bersangkutan, dikontrol dan diaudit melalui kegiatan akreditasi yang
dijalankan oleh Badan Akreditasi Nasional (BAN) Perguruan Tinggi atau lembaga lain secara
eksternal. Sehingga obyektifitas penilaian terhadap pemeliharaan dan peningkatan mutu akademik
secara berkelanjutan di suatu perguruan tinggi dapat diwujudkan. Sebagaimana diuraikan di atas,
SPMI (dan SPME atau Akreditasi) bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan secara berencana
dan berkelanjutan. Tujuan ini hanya dapat dicapai apabila setiap perguruan tinggi telah
mengimplementasikan SPMI dengan baik dan benar, dan luarnya dimintakan akreditasi (SPME).
Seberapa Jauh Perguruan Tinggi Melampaui SN dikti yang menunjukkan dengan penetapan standar
dikti yang ditetapkan perguruan tinggi tersebut merupakan perwujudan dari dua tujuan lain dari
SPMI,yaitu untuk: a.
Pencapaian visi dan pelaksanaan misi perguruan tinggi tersebut, dan b.
Pemenuhan kebutuhan pemangku kepentingan (Stakeholders) pergutuan tinggi tersebut. Tujuan
Umum SPMI Tujuan kegiatan penjaminan mutu Antara lain sebagai berikut: 1.
Membantu
perbaikan dan peningkatan secara terus-menerus dan ber-kesinambungan melalui praktek yang
terbaik dan mau mengadakan inovasi. 2.

Memudahkan mendapatkan bantuan, baik pinjaman
uang atau fasilitas atau bantuan lain dari lembaga yang kuat clan dapat dipercaya. 3.
Menyediakan informasi pada masyarakat sesuai sasaran dan waktu secara konsisten, dan bila
mungkin, membandingkan standar yang telah dicapai dengan standar pesaing. 4.
Menjamin
tidak akan adanya hal-hal yang tidak dikehendaki.
Selain itu, tujuan dari diadakannya penjaminan kualitas (quality assurance) ini adalah agar dapat
memuaskan berbagai pihak yang terkait di dalamnya, sehingga dapat berhasil mencapai sasaran
masing-masing. 5.
Memelihara dan meningkatkan mutu lembaga pendidikan secara
berkelanjutan, yang dijalankan oleh suatu lembaga pendidikan secara internal untuk mewujudkan
visi dan misinya. 6.
Untuk memenuhi kebutuhan stakeholders melalui penyelenggaraan
pendidikan. Dalam arti, dengan adanya penjaminan mutu diharapkan para lulusan (output
pendidikan) memiliki kualifikasi yang unggul sesuai dengan harapan pemerintah dan masyarakat.
Pencapaian tujuan penjaminan mutu melalui kegiatan penjaminan mutu yang dijalankan secara
internal, akan dikontrol dan diaudit melalui kegiatan akreditasi yang dijalankan oleh BAN-PT atau
lembaga lain secara eksternal. Tujuan Khusus SPMI 1.
Membudayakan Siklus PPEPP Sistem
Penjaminan Mutu. 2.

Untuk Melaksanakan 14 Standar Sistem Penjaminan Mutu Akademi
kebidanan Baruna husada Sibuhuan. 3.
Melaksanakan kerjasama dengan unit yang terkait untuk
meningkatan mutu pendidikan. Fungsi SPMI Dalam Pendidikan Perguruan Tinggi Dari
uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa fungski SPMI Menurut RISTEKDIKTI (2016) sebagai
berikut : 1.
Bagian dari upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan; 2.
Sistem untuk
mewujudkan visi dan melaksanakan misi perguruan tinggi; 3.
Sarana untuk memperoleh status
terakreditasi dan peingkat terakreditasi program studi dan perguruan tinggi;dan 4.
Sisetem
untuk memenuhi kebutuhan pemangku kepentingan perguruan tinggi. Standar SPMI Perguruan
Tinggi Standar dalam mengimplementasi SPMI adalah tindakan konkrit setiap Akademi Kebidanan
Baruna Husada Sibuhuan melalui: 1.
Menyusun dan menetapkan seluruh dokumen SPMI
Sebagaiamana telah disebut dalam bagian yaitu: kebijakan, manual dan formulir SPMI; 2.
Melaksanakan isi dari dokumen tersebut terutama standar SPMI; 3.
Mengevalausi dan
mengendalikan pelaksanaan dari isi dokumen SPMI tersebut;dan 4.

Meningkatkan mutu atas isi
dari dokumen SPMI itu. Hubungan Antara SPMI dan SPME Sebgaimana kita ketahui bahwa
Sistem Penjaminan Mutu Eksternal merupakan suatu proses verifikasi oleh pemerintah yang
dilakukan oleh BAN PT terhadap pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Internal untuk memenuhi
atau melampaui Standar Nasionl Pendidikan dalam bentuk akreditasi. Berdasarkan Undang-Undang
No. 12 tahun 2012 bahwa selain memenuhi Standar Nasional Pendidikan setiap program studi
wajib memenuhi standar penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. Dengan demikian, jika

program studi berkeinginan memproleh predikat B atau A maka prodi tersebut wajib melampaui
standar di atas baik standar akademik maupun standar non akademik. Dari uraian singkat di atas
dapatlah kita pahami bahwa penilaian akreditasi oleh BAN-PT tergantung kepada Sistem
Penjaminan Mutu Internal berbasis Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDPT) Prinsip SPMI
Dalam Melaksanakan Mutu Perguruan Tinggi: Untuk Mencapai Tujuan Mutu Perguruan Tinggi
Tersebut Diatas Dan Untuk Menwujudkan Visi Misi Dan Tujuan Perguruan Tinggi, Maka Civitas
Academica Dalam Melaksanakan Mutu Di Perguruan Tinggi Selalu Berpedoman Pada Prinsip Asas
dan Prinsip Sistem Penjaminan Mutu Eksternal atau Akreditasi :Kejujuran ,Keamanahan,
Kecerdasan dan Keharmonisan Berdasarkan asas di atas, SPME atau akreditasi program studi dan
perguruan tinggi dilakukan berdasarkan prinsip: Independen,Akurat,Obyektif,Transprandan
Akuntabel Pemanfaatan SPMI dalam Perguruan Tinggi Menurut Mierawan (2010), manfaat
yang diperoleh dengan dilakukannya penjaminan mutu itu meliputi : 1)

Pengetahuan
(Knowledge) Penjaminan mutu dapat dimanfaatkan dalam rangka mengetahui bagaimana keadaan
dan hubungan berbagai dimensi dan aspek untuk dijadikan fokus penilaian. 2)
Pengembangan
(Development) Penjaminan mutu dapat dimanfaatkan sebagai dasar dalam pengembangan
pendidikan di Perguruan Tinggi. 3)
Akuntabilitasi (Accountabilities) Hasil dai penjaminan
mutu dapat dimanfaatkan untuk kepentingan akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan di
perguruan tinggi kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders). Faktor-faktor
Mempengaruhi Pemanfaatan SPMI Dalam Pergurua Tinggi Faktor-faktor yang mempengaruhi
pemanfaatan SPMI cukup banyak siklus penggunaan dalam penerapan penjaminan mutu pendidikan
di lembaga pendidikan dapat dilaksanakan, maka terdapat beberapa prasyarat yang harus dipenuhi
agar pelaksanaan penjaminan mutu tersebut dapat mencapai tujuannya. Prasyarat tersebut
mencakup: 1. Komitmen Para pelaku proses pendidikan tinggi baik yang memimpin maupun yang
dipimpin, lembaga pendidikan harus memiliki komitmen yang tinggi untuk senantiasa menjamin dan
meningkatkan mutu pendidikan yang diselenggarakannya. Tanpa komitmen ini di semua ini
organisasi suatu, niscaya penjaminan mutu pendidikan di lembaga pendidikan tersebut akan
berjalan tersendat, bahkan mungkin tidak akan berhasil dijalankan.
2. Perubahan Paradigma Paradigma lama penjaminan mutu, yaitu mutu pendidikan di suatu lembaga
pendidikan akan dapat dipelihara serta ditingkatkan apabila dilakukan pengawasan atau

pengendalian yang ketat oleh pemerintah. Hal ini harus diubah menjadi suatu paradigma baru.
Yakni bahwasannya lembaga pendidikan harus menjaga dan meningkatkan mutu pendidikan tinggi
yang diselenggarakannya meskipun pemerintah tidak melakukan pengawasan. 3. Sikap Mental
Harus diakui bahwa sebagian besar lembaga pendidikan di Indonesia menyelenggarakan pendidikan
tanpa didahului dengan perencanaan yang matang.
Kalaupun terdapat perencanaan, pada umumnya bukanlah karena kebutuhan, melainkan karena
persyaratan perijinan atau akreditasi. Sikap mental semacam itu harus diubah pada suatu sikap
mental baru, yaitu rencanakanlah pekerjaan anda dan kerjakanlah rencana anda (plan your work
and work your plan).
4. Pengorganisasian Pengorganisasian penjaminan mutu pendidikan di suatu lembaga pendidikan
sangat tergantung pada ukuran, struktur, sumber daya, visi dan misi, sejarah, dan kepemimpinan
dari/di lembaga pendidikan tersebut. Faktor terpenting yang perlu mendapat perhatian dalam
pengorganisasian penjaminan mutu pendidikan adalah bahwa pengorganisasian tersebut harus
mampu menumbuhkan kesepahaman tentang penjaminan mutu pendidikan di lembaga pendidikan
tersebut, yang pada gilirannya akan menumbuhkan sikap suportif dari seluruh komponen di lembaga
pendidikan itu terhadap upaya penjaminan mutu pendidikan tinggi. Siklus Pemanfaatan SPMI di
PerguruanTinggi di Indonesia Implementasi standar dikti membentuk sebuah siklus yang
mencakup penetapan, pelaksanaan, evalausi pelaksanaan, penegedalian pelaksanaan, dan
peningkatan (PPEPP) Standar Dikti sebagaimana dimaksud dalam peratauran perundang-undangan,
yang dapat digambarkan Sebagai Berikut:


Penetapan Standar pendidikan Tinggi Pelaksanaan Standar pendidikan Tinggi Evalusasi Standar
pendidikan tinggi Pengendalian standar pendidikan tinggi Peningkatan standar pendidikan tinggi
Gambar Siklus SPMI Pelaksanaan Penjamina Mutu Di Perguruan TinggiDilaksanakan Dengan
Menganut Pola Sederhana Yang Mengadopsi Pola PPEPP (Penetapan, Pelaksanaan, Evaluasi,
Pengendalian dan Peningkatan) Dimana Secara Operasional PPEPP Diartikan Sebagai Suatu
Aktivitas Yang Bersifat Mengalir (Circuler Flow) Dari Setiap Kegaiatan Yang Dilaksanakan Dimulai
Dari Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi, Penilaian Dan Upaya Perbaiakan. PPEPP Adanya
Perencanaan Mutu Merupakan Sistem Manajemen Yang Berdiri Dari Struktur Organisasi Tanggung
Jawab, Proses-Proses, Prosedur Dan Sumber Daya Yang Digunakan Untuk Mencapai Standar Yang
Ditentukan Berdasarkan Pernyataan Dan Kebutuhan Stakeholders Dan Oragnisasi. Menggunakan
Siklus PPEPP, Maka Setiap Unit/Urusan Dalam Lingkungan perguruan tinggi Secara Berkala Harus
Melakukan Proses Evaluasi Diri Untuk Menilai Kinerja Unitnya Sendiri Dengan Menggunakan
Standar Dan Prosedur Yang Telah Ditetapkan Hasil Evaluasi Diri Ini Akan Dilaporkan Kepada
Akademik, Pimpinan Unit Kerja, Seluruh Staf Pada Unit Bersangkutan Dan Kepada Direktur
Perguruan Tinggi Akan Membuat Keputusan Tentang Langkah Atau Tindakan Yang Harus Dilakukan
Untuk Memperbaiki Dan Meningkatkan Mutu. Melaksanakan Mutu Dengan Siklus PPEPP Juga Akan
Mengharuskan Setiap Unit Kerja Di Perguruan Tinggi Bersikap Terbuka, Kooperatif Dan Siap Untuk
Di Audit Atau Diperiksa Oleh Tim Auditor Internal Yang Telah Mendapatkan Pelatihan Khusus
Tentang Audit Mutu.Audit Yang Dilakukan Setiap Akhir Semester/Tahun Akademik Akan Direkam

Dan Dilaporkan Kepada Direktur Perguruan Tinggi Untuk Kemudian Diambil Tindakan Tertentu
Berdasarkan Hasil Temuan Dan Rekomendasi Dari Tim Auditor. Hasil Pelaksanaan Mutu Dengan
Basis Siklus PPEPP Adalah Kesiapan Semua Unit Di Perguruan Tinggi Untuk Mengikuti Proses
Akreditasi Atau Penjaminaan Eksternal, Baik Oleh BAN-PT Ataupun Lembaga Akreditasi Mandiri
(Profesi). Mekanisme SPM Dikti a.Mekanisme SPMI Mekanisme SPM Dikti diawali oleh perguruan
tinggi dengan mengimplementasikan SPMI melalui siklus kegiatan yang disingkat sebagai
PPEPP,yaitu terdiri atas: 1) Penetapan (P) Standar Dikti, yaitu kegiatan Penetapan standar
atauukuran yang terdiri atas SN Dikti dan Standar Dikti yang ditetapkan oleh perguruan tinggi; 2)
Pelaksanaan (P) Standar Dikti, yaitu kegiatan Pemenuhan standar Atau ukuran yang terdiri atas
SN Dikti dan Standar Dikti yang ditetapkan oleh perguruan tinggi ; 3) Evaluasi (E) pelaksanaan
Standar Dikti, yaitu kegiatan pembandingan antara luarankegiatan pemenuhan standar atau ukuran
dengan standar atau ukuran yang terdiri atas SN Dikti dan Standar Dikti yang telah ditetapkan oleh
perguruan Tinggi; 4) Pengendalian (P) Standar Dikti, yaitu kegiatan analisis penyebab standar
atau ukuran yang terdiri atas SN Dikti dan Standar Dikti yang telah ditetapkan oleh perguruan
tinggi yang tidak tercapai untuk dilakukan tindakan koreksi; dan 5) Peningkatkan (P) Standar
Dikti, yaitu kegiatan perbaikan standar atau ukuranyang terdiri atas SN Dikti dan Standar Dikti agar
lebih tinggi dari pada standar atau ukuran yang terdiri atas SN Dikti dan Standar Dikti yang telah
ditetapkan. SPMI di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) ditetapkan dalam peraturan pemimpin PTN
(Rektor, Ketua, atau Direktur) setelah terlebih dahulu disetujui senat pada PTN.Di sisi lain, SPMI di
Perguruan Tinggi Swasta (PTS)ditetapkan dalam peraturan Pedoman Sistem Penjaminan Mutu

Pendidikan Tinggi pemimpin PTS (Rektor, Ketua, atau Direktur) setelah terlebih dahulu disetujui
senat pada PTS dan badan hukum penyelenggara (Yayasan, Persyarikatan, dsb.). Setelah satu atau
beberapa siklus SPMI diimplementasikan oleh perguruan tinggi, SPMI sebagai suatu sistem secara
utuh perlu dievaluasi dan kemudian dikembangkan secara berkelanjutan oleh perguruan tinggi
yang bersangkutan. Luaran Implementasi SPMI dalam suatu siklus disampaikan oleh perguruan
tinggi kepada: 1) LAM untuk meminta dan memperoleh status terakreditasi dan peringkat
terakreditasi program studi; atau 2) BAN-PT untuk meminta dan memperoleh status terakreditasi
dan peringkat terakreditasi Perguruan tinggi. Permintaan perguruan tinggi untuk memperoleh
status terakreditasi dan peringkat terakreditasi program studi atau perguruan tinggi dapat
dilakukan oleh perguruan tinggi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Gambar Perbaikan Berkelanjutan Standar SPMI Manfaat utama yang diharapkan dengan

dijalankan SPMI ini adalah kepuasan pemangku kepentingan dan kesiapan seluruh unit yang ada di
perguruan Tinggi, baik unit pelaksana akademik, unit penunjang akademik, ataupun
pelaksanaadministratif untuk mengikuti proses akreditasi ataupun penjaminan mutu eksternal, baik
oleh BAN PT ataupun lembaga akreditasi yang kredibel lainnya. Referensi Aris
Junaidi,2016,Sistem penjaminan mutu internal perguruan tinggi, Jakarta. Akademi Kebidanan
Baruna Husada ,2014, Buku Pedoman SPMI,Sibuhuan Akademi Kebidanan Baruna Husada ,2014,
Buku Kebijakan SPMI,Sibuhuan
Intan ahmad, 2016, pedoman

sistem penjaminan mutu pendidikan tinggi,Jakarta. Meirawan, Danny 2010. Penjaminan Mutu
Satuan Pendidikan sebagai Upaya Pengendalian Mutu Pendidikan Secara Nasional dalam Otonomi
Daerah.