Index of /ProdukHukum/kehutanan

MENTERI KEHUTANAN
REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN
NOMOR : 244/ KPTS-II/ 2000
TENTANG
PEMBERIAN HAK PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN KEPADA
PT. SATRIA PERKASA AGUNG ATAS AREAL HUTAN SELUAS ± 76. 017
(TUJUH PULUH ENAM RIBU TUJUH BELAS) HEKTAR DI PROPINSI RIAU
MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN,
Membaca

:

1.

Surat PT. SATRIA PERKASA AGUNG Nomor 113/ IK-VI/ 96 Tanggal 27 Juli 1996
dan Nomor 002/ SPA-XII/ 96 t anggal 5 Desember 1996 perihal permohonan
Hak Pengusahaan Hut an Tanaman Indust ri (HPHTI) di Propinsi Riau;

2. Surat Ment eri Kehut anan Nomor 1788/ Menhut -IV/ 1996 t anggal 20 Desember

1996 dan Nomor 127/ Menhut -IV/ 1998 t anggal 28 j anuari 1998 t ent ang
pencadangan areal HTI kepada PT. SATRIA PERKASA AGUNG di Propinsi Riau;

Menimbang

:

3.

Akt a Nomor 29 t anggal 2 Juli 1985 t ent ang pendirian Perusahaan
Perseroaan Terbat as PT. SATRIA PERKASA AGUNG yang dibuat dihadapan
JHON LEONARD WAWORUNTU, SH. Not aris di Jakart a, dan disahkan Ment eri
Kehakiman dengan Keput usan Nomor C2-8141. HT. 01. 01. TH. 85 t anggal 18
Desember 1985 yang t elah diubah beberapa kali t erakhir dengan Akt a Nomor
115 t anggal 24 Nopember 1997 dihadapan IMAM SANTOSO, SH. Not aris di
Jakart a;

4.

Surat Kepala Badan Planologi Kehut anan dan Perkebunan Nomor

1283/ VIII. KP/ 99 t ent ang Pet a Areal Kerj a Hak Penusahaan Hut an Tanaman
a. n. PT. SATRIA PERKASA AGUNG di Propinsi Riau.

a.

bahwa hut an merupakan suat u sumber daya alam yang mempunyai pot ensi
ekonomi, perlu dimanf aat kan secara opt imal dan bagi kesej aht eraan rakyat
pada umumnya dan masyarakat di sekit ar hut an pada khususnya;

b.

bahwa unt uk meningkat kan produkt ivit as kawasan hut an yang t idak
produkt if , meningkat kan kualit as lingkungan hidup sert a menj amin
t ersedianya bahan baku indust ri hasil hut an secara lest ari perlu
dilaksanakan pengusahaan hut an t anaman berdasarkan azas kelest arian
dengan menerapkan sist em silvikult ur hut an t anaman secara int ensif pada
kawasan hut an t ersebut ;

c.


bahwa berdasarkan Pasal 82 Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999,
dit et apkan bahwa semua perat uran perundang-undangan di bidang
kehut anan yang ada, sepanj ang t idak bert ent angan dengan Undang-undang
ini t et ap berlaku sampai dit erbit kannya perat uran pelaksanaan yang
berdasarkan perat uran ini;

d.

bahwa PT. SATRIA PERKASA AGUNG dinilai t elah memenuhi persyarat an yang
dit ent ukan, sehingga kepadanya dapat diberikan Hak Pengusahaan Hut an
(HPH) Tanaman at as kawasan Hut an Produksi (HP) t ersebut dengan
Keput usan Ment eri Kehut anan dan Perkebunan.

Mengingat . . .

Mengingat

:

1.


Undang-undang Dasar Republik Indonesia t ahun 1945 Pasal 33;

2.

Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 t ent ang Perat uran Dasar Pokok-Pokok
Agraria;

3.

Undang-undang Nomor 1 Tahun 1967 j o t ent ang Penanaman Modal Asing,
sebagaimana t elah diubah dengan Undang-undang Nomor 11 Tahun 1970;

4.

Undang-undang Nomor 6 Tahun 1968 t ent ang Penanaman Modal Dalam
Negeri, sebagaimana t elah diubah dan dit ambah dengan Undang-undang
Nomor 12 Tahun 1970;

5.


Undang-undang Nomor 5 Tahun 1984 t ent ang Ket ent uan-ket ent uan Pokok
Perindust rian;

6.

Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 t ent ang Konservasi sumber Daya Alam
Hayat i dan Ekosist emnya;

7.

Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 t ent ang Penat aan Ruang;

8.

Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 t ent ang Pengelolaan Lingkungan
Hidup;

9.


Perat uran Pemerint ah Nomor 22 Tahun 1967 t ent ang Iuran Hak Pengusahaan
Hut an dan Iuran Hasil Hut an;

10.

Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 t ent ang Perimbangan Keuangan
ant ara Pemerint ah Pusat dan Daerah;

11.

Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 t ent ang Kehut anan;

12.

Perat uran Pemerint ah Nomor 22 Tahun 1967 t ent ang Iuran Hak Pengusahaan
Hut an dan Iuran Hasil Hut an;

13.

Perat uran Pemerint ah Nomor 33 Tahun 1970 t ent ang Perencanaan Hut an;


14.

Perat uran Pemerint ah Nomor 28 Tahun 1985 t ent ang Perlindungan Hut an;

15.

Perat uran Pemerint ah Nomor 51 Tahun 1993 t ent ang Analisa Mengenai
Dampak Lingkungan;

16.

Perat uran Pemerint ah Nomor 51 Tahun 1998 t ent ang Provisi Sumber Daya
Hut an;

17.

Perat uran pemerint ah Nomor 6 Tahun 1999 t ent ang Pengusahaan Hut an dan
Pemungut an Hasil Hut an Pada Hut an Produksi;


18.

Perat uran Pemerint ah Nomor 25 Tahun 2000 t ent ang Kewenangan
Pemerint ah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Ot onomi;

19.

Keput usan Preiden Republik Indonesia No. 29 Tahun 1990 t ent ang Dana
Reboisasi, sebagaimana t elah diubah t erakhir dengan Keput usan Presiden
Republik Indonesia no. 32 Tahun 1998;

20.

Keput usan Presiden Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 1990 j is. Keput usan
Presiden Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1993 dan Keput usan Presiden
Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 1998 t ent ang Pengenaan, pemungut an
dan Pembagian Iuran Hasil hut an;

21.


Keput usan Presiden Republik Indonesia Nomor 136 Tahun 1999 t ent ang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tat a Kerj a Depart emen;

22.

Keput usan Presiden Republik Indonesia Nomor 355/ M Tahun 1999 t ent ang
Pembent ukan Kabinet Persat uan Nasional Periode 1999 - 2004;

23.

Keput usan Ment eri Kehut anan Nomor 195/ Kpt s-II/ 1991 t ent ang Iuran Hak
Pengusahaan Hut an Tanaman Indust ri, sebagaimana t elah diubah dengan
Keput usan Ment eri Kehut anan Nomor 345/ Kpt s-II/ 1996;

24.

Keput usan Ment eri Kehut anan Nomor 70/ Kpt s-II/ 1995 t ent ang Pengat uran
Tat a Ruang Hut an Tanaman Indust ri, sebagaimana t elah diubah dengan
Keput usan Ment eri Kehut anan Nomor 246/ Kpt s-II/ 1996;
25. Keput usan. . .


Memperhat ikan :

25.

Keput usan Ment eri Kehut anan Nomor 602/ Kpt s-II/ 1998 j o Keput usan Ment eri
Kehut anan dan Perkebunan Nomor 622/ Kpt s-II/ 1999 t ent ang Analisa
Mengenai Dampak Lingkungan, Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemant auan Lingkungan Pembangunan Kehut anan dan Perkebunan;

26.

Keput usan Ment eri Kehut anan dan Perkebunan Nomor 309/ Kpt s-II/ 1999
t ent ang Sist em Silvikult ur dan Daur Tanaman Pokok Dalam Pengelolaan
Hut an produksi;

27.

Keput usan Ment eri Kehut anan dan Perkebunan Nomor 312/ Kpt s-I/ 1999
t ent ang Tat a Cara Pemberian Hak Pengusahaan Hut an Melalui Permohonan;


28.

Keput usan Ment eri Kehut anan dan Perkebunan Nomor 314/ Kpt s-II/ 1999
t ent ang Rencana Karya Pengusahaan Hut an, Rencana Karya Lima Tahunan
dan Rencana karya Tahunan at au Bagan Kerj a Pengusahaan Hut an dan
Pemungut an Hasil Hut an;

29.

Keput usan Ment eri Kehut anan dan Perkebunan Nomor 315/ Kpt s-II/ 1999
t ent ang Tat a Cara Pengenaan, Penet apan dan Pelaksanaan Sanksi At as
Pelanggaran Di Bidang Pengusahaan Hut an dan Pemungut an Hasil Hut an;

30.

Keput usan Ment eri Kehut anan dan Perkebunan Nomor 316/ Kpt s-II/ 1999
t ent ang Tat a Usaha Hasil Hut an;

31.

Keput usan Ment eri Kehut anan dan Perkebunan Nomor 002/ Kpt s-II/ 2000
t ent ang Organisasi dan Tat a Kerj a Depart emen Kehut anan dan Perkebunan.

a.

Rekomendasi Gubernur Propinsi Riau Nomor 522. 11/ EK/ 508 t anggal 7 Maret
1998;
Rekomendasi Gubernur Propinsi Riau Nomor 522/ EK/ 1220 t anggal 28 mei
1998.

b.

M E M U T U SK A N :
Menet apkan

:

PERTAMA

:

Memberikan HPH Tanaman at as Kawasan Hut an Produksi Tet ap yang t erlet ak di
wilayah Propinsi Riau kepada PT. SATRIA PERKASA AGUNG dengan ket ent uan
sebagai berikut :
1.

2.

KEDUA

:

Areal Hak Pengusahaan Hut an Tanaman (HPHT) t ersebut adalah seluas ±
75. 017 (t uj uh puluh lima ribu t uj uh belas) hekt ar t erdiri dari :
a.

Seluas + 34. 725 (t iga puluh empat ribu t uj uh rat us dua lima) hekt ar
t erlet ak di Kelompok Hut an Bukit Bat u - S. Panking sebagaimana pet a
t erlampir lembar I;

b.

Seluas + 41. 292 (empat puluh sat u ribu dua rat us sembilan puluh dua)
hekt ar t erlet ak di Kelompok Hut an S. Simpangan Kanan - S. Awas
sebagaimana pet a t erlampir lembar II.

Luas dan let ak def init if areal kerj a HPH Tanaman dit et apkan oleh
Depart emen Kehut anan dan Pekebunan set elah dilaksanakan pengukuran
dan penat aan bat as di lapangan.

PT. SATRIA PERKASA AGUNG sebagai pemegang HPH Tanaman harus memenuhi
kewaj iban sebagai berikut :
1.

Membayar Iuran dan Kewaj iban keuangan lainnya sesuai dengan ket ent uan
yang berlaku;

2.

Melaksanakan penat aan bat as areal kerj anya selambat -lambat nya 2 (dua)
t ahun sej ak dit et apkan Keput usan ini;

3.

Membuat Rencana Karya Pengusahaan Hut an Tanaman Indust ri (RKP-HTI)
selambat -lambat nya 18 (delapan belas) bulan sej ak dikeluarkannya
Keput usan ini;
4. Membuat . . .

KETIGA

KEEMPAT

:

:

4.

Membuat Rencana Karya Tahunan HTI (RKT-HTI) sesuai dengan pedoman
yang dit et apkan;

5.

Membangun sarana dan prasarana yang diperlukan unt uk melaksanakan
pengusahaan hut an t anaman indust ri;

6.

Memulai kegiat annya secara nyat a dan bersungguh-sungguh selambat lambat nya 6 (enam) bulan set elah dikeluarkannya Keput usan ini;

7.

Melaksanakan kegiat an pengusahaan hut an t anaman indust ri dengan
kemampuan sendiri/ pat ungan, meliput i kegiat an-kegiat an penanaman,
pemeliharaan, pemungut an, pengolahan dan pemasaran sesuai Rencana
Karya Pengusahaan Hut an Tanaman Indust ri menurut ket ent uan-ket ent uan
yang berlaku sert a berdasarkan azas manf aat azas kelest arian dan azas
perusahaan;

8.

Selambat -lambat nya dalam wakt u 5 (l ima) t ahun sej ak dit erbit kannya
keput usan ini, pemegang HPHTI harus sudah membuat t anaman minimal
sepersepuluh dari luas areal kerj a yang diberikan;

9.

Selambat -lambat nya dalam wakt u 25 (dua puluh lima) t ahun sej ak
dit erbit kannya keput usan ini, seluruh areal Hak Pengusahaan Hut an
Tanaman Indust ri (HPHTI) yang t elah diberikan harus sudah dit anami;

10.

Mengusahakan areal HPHTI sesuai dengan Rencana Karya Pengusahaan Hut an
Tanaman Indust ri dan Rencana Karya Tahunan Hut an Tanaman Indust ri yang
disahkan sesuai dengan ket ent uan yang berlaku;

11.

Melaksanakan penanaman kembali set elah melakukan penebangan sesuai
ket ent uan yang berlaku;

12.

Mempekerj akan t enaga t eknis kehut anan sesuai ket ent uan yang berlaku;

13.

Membant u meningkat kan t araf hidup masyarakat yang berada di dalam at au
di sekit ar areal kerj anya;

14.

Waj ib memberikan izin kepada masyarakat hukum adat / masyarakat
t radisional dan anggot a-anggot anya unt uk berada di dalam areal kerj anya
unt uk memungut , mengambil, mengumpulkan dan mengangkut hasil hut an
ikut an sepert i rot an, sagu, damar, buah-buahan, get ah-get ahan, rumput rumput an, bambu, kulit kayu dan lain sebagainya sepanj ang hasil hut an
ikut an t ersebut unt uk memenuhi at au menunj ang kehidupan sehari-hari;

15.

Mendukung
pengembangan
wilayah,
pembangunan
daerah
dan
mengembangkan ekonomi dan kesej aht eraan masyarakat t radisional
disekit ar areal kerj anya.

16.

Memat uhi dan memberikan bant uan kepada para pet ugas yang oleh Ment eri
Kehut anan diberi wewenang unt uk mengadakan bimbingan, pengawasan,
dan penelit ian;

PT. SATRIA PERKASA AGUNG sebagai pemegang HPH Tanaman t ersebut diat as
t erikat oleh ket ent uan sebagai berikut :
1.

HPH Tanaman ini t idak dapat dipindaht angankan dalam bent uk apapun
kepada pihak lain t anpa perset uj uan Ment eri Kehut anan dan Perkebunan;

2.

Memenuhi ket ent uan yang t ercant um dalam lampiran Keput usan ini dan
perat uran perundangan yang berlaku bagi pengusahaan hut an.

(1) Apabila di dalam areal Hak Pengusahaan Hut an Tanaman (HPHT) t erdapat
lahan yang t elah menj adi t anah milik, perkampungan, t egalan, persawahan
at au t elah diduduki dan digarap oleh pihak ket iga, maka lahan t ersebut
dikeluarkan dari areal kerj a HPH Tanaman.
(2) Apabila lahan t ersebut ayat 1 (sat u) dikehendaki unt uk dij adikan areal HPH
Tanaman, maka penyelesaiannya dilakukan oleh PT. SATRIA PERKASA
AGUNG dengan pihak-pihak yang bersangkut an sesuai dengan ket ent uan
perat uran perundangan-undangan yang berlaku.
KELIMA. . .

KELIMA

:

KEENAM

:

1.

Set iap 5 (lima) t ahun HPH Tanaman dengan penilaian oleh Depart emen
Kehut anan dan Perkebunan unt uk menget ahui kemampuan pengelolaannya.

2.

Pemegang HPH Tanaman dalam keput usan ini akan dikenakan sanksi apabila
melanggar ket ent uan yang t ersebut dalam keput usan ini dan perat uran
perundang-undangan yang berlaku.

Keput usan ini besert a Lampiran-lampirannya berlaku t erhit ung sej ak t anggal
dit et apkan unt uk j angka wakt u 42 (empat puluh dua) t ahun, yait u 35 (t iga puluh
lima) t ahun dit ambah 1 (sat u) daur t anaman pokok yang diusahakan 7 (t uj uh)
t ahun, kecuali apabila sebelumnya diserahkan kembali oleh pemegang HPH
Tanaman yang bersangkut an at au dicabut oleh Ment eri Kehut anan dan
Perkebunan.
Dit et apkan di : J A K A R T A
Pada t anggal : 22 Agust us 2000

Salinan Sesuai Aslinya
Kepala Biro Hukum dan Organisasi,
ttd.

SOEPRAYITNO, SH.
NIP. 080020023

MENTERI KEHUTANAN,

ttd.

Dr. Ir. NUR MAHMUDI ISMA’ IL, MSc.

Salinan Keput usan ini disampaikan Kepada Yt h. :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.

Sdr.
Sdr.
Sdr.
Sdr.
Sdr.
Sdr.
Sdr.
Sdr.
Sdr.
Sdr.
Sdr.
Sdr.
Sdr.
Sdr.

Ment eri Koordinat or Bidang Perekonomian, Keuangan dan Pengawasan Pembangunan;
Ment eri Hukum dan Perundangan;
Ment eri Dalam Negeri;
Ment eri Keuangan;
Ment eri Negara Transmigrasi dan Kependudukan;
Ment eri Tenaga Kerj a;
Ment eri Pert ambangan dan Energi;
Ment eri Perindust rian dan Perdagangan;
Ment eri Negara Penanaman Modal dan Pembinaan BUMN;
Pej abat Eselon I lingkup Depart emen Kehut anan dan Perkebunan;
Gubernur Propinsi Riau;
Kepala Kant or Wilayah Depart emen Kehut anan Propinsi Riau;
Kepala Dinas Kehut anan Propinsi Daerah Tingkat I Riau;
Direkt ur Ut ama PT. SATRIA PERKASA AGUNG.
Lampiran. . .