ISD VINIFARISFUJI v3

(1)

UNIVERSITAS GUNADARMA

FAKULTAS ILMU KOMPUTER & TEKNOLOGI INFORMASI

Rokok Kapan pun, Di mana pun dan Siapa pun

Ketua : Fuji Astuti (13113600)

Pemasok : Faris Ghosy Armada (13113252) Penyunting : Vini Dwi Hadyanti (19113157)

Penyelaras : Mohamad Saeful Rokhman (15113602) Pembimbing : Yuniarso Arif Kresno

DEPOK

2013


(2)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Rokok Kapan pun, Di Mana pun, dan Siapa pun Nama (NPM) : Fuji Astuti (13113600)

Faris Ghosy Armada (13113252) Vini Dwi Hadyanti (19113157)

Mohamad Saeful Rokhman (15113602)

Menyetujui, Pembimbing


(3)

Kata Pengantar

Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan berkat, anugerah dan karunia yang melimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan Penulisan Ilmiah ini.

Penulisan Ilmiah ini disusun guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Setara Sarjana Muda pada jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Universitas Gunadarma. Adapaun judul

Penulisan Ilmiah ini adalah “Rokok Kapan pun, Di Mana pun, dan Siapa pun”.

Walaupun banyak kesulitan yang penulis harus hadapi ketika menyusun Penulisan Ilmiah ini, namun berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak akhirnya tugas ini dapat diselesaikan dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih, kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa 2. Orang Tua dan Keluarga 3. Rektor

4. Dekan

5. Ketua Jurusan 6. Pembimbing 7. Teman

Akhir kata, hanya kepada Tuhan jualah segalanya dikembalikan dan penulis sadari bahwa penuisan ini masih jauh dari sempurna, disebabkan karena berbagai keterbatasan yang penulis miliki. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk menjadi perbaikan di masa yang akan datang.

Depok, 30 Desember 2013


(4)

iv

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi ...iv

BAB I Pendahuluan ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Ruang Lingkup...3

1.4 Tujuan ...3

1.5 Metode Penelitian ...3

1.6 Sistematika Penulisan ...3

BAB II Tinjauan Pustaka ... 4

Kesimpulan ... 12


(5)

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Rokok adalah produk yang berbahaya & adiktif (menimbulkan ketergantungan). Efek rokok terhadap kesehatan sendiri sangat membahayakan, akibat kandungan berbagai bahan kimia berbahaya yang ada di dalam rokok maka dengan merokok sama saja kita memasukkan bahan-bahan berbahaya tersebut ke dalam tubuh kita. Penyakit-penyakit yang ditimbulkan oleh rokok diantaranya adalah kanker tenggorokan, kanker paru-paru, kanker lambung, penyakit jantung koroner, pneumonia, gangguan sistem reproduksi, dan lain-lain.

Seperti yang kita ketahui rokok tidak asing lagi bagi kita, baik di kalangan remaja, dewasa bahkan anak-anak sekalipun telah mengenal rokok. Pada umumnya para remaja mengenal rokok dari lingkungan terutama pergaulan dan juga iklan televisi yang tak ada hentinya, rasa ingin tahu yang besar juga membuat banyak remaja mencoba merokok. Sebagian dari mereka berasumsi bahwa kalau tidak merokok itu tidak keren meski sebenarnya kesehatan mereka sangat terancam. Tidak bisa terbayangkan kalau anak-anak Indonesia telah diracuni oleh rokok. Tetapi, walaupun rokok sudah banyak diketahui bahayanya & menimbulkan banyak penyakit, masih banyak saja orang yang tetap merokok salah satu alasannya adalah kandungan nikotin di dalam rokok akan menimbulkan kecanduan bagi para penghisapnya. Sehingga apabila mereka tidak merokok, mereka akan merasakan gangguan seperti gelisah, berkeringat dingin, sakit perut, dll. Kemudian ketika mereka merokok kembali & nikotin telah menyentuh otak lagi, barulah mereka akan merasa tenang & dapat berkonsentrasi.

Indonesia adalah salah satu penghasil rokok yang kualitasnya tidak diragukan lagi bahkan sudah merambah ke mancanegara. "Perizinan pendirian tempat produksi rokok memang relatif mudah. Kini kita punya sedikitnya 3.800 pabrik rokok,

termasuk kelas rumahan. Jumlah itu terbesar di seluruh dunia," kata Direktur Cukai, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Frans Rupang di Denpasar, Kamis (14/1/2010), di sela-sela sosialisasi pita cukai baru tahun 2010 kepada segenap pemangku


(6)

2 sangat mudah menemui atau membeli rokok mulai dari warung pinggir jalan sampai swalayan besar sekalipun.

Umumnya konsumen tidak memperhatikan tempat untuk merokok. Meski banyak tempat khusus yang telah disediakan untuk para perokok tetapi karena banyak dari perokok aktif tersebut menganggap merokok adalah suatu kebutuhan maka mereka tidak memerdulikan hal tersebut. Kenyataannya merokok di sembarang tempat dapat merugikan banyak orang. Orang yang menghirup asap rokok tanpa merokok itulah yang disebut perokok pasif, seakan mereka ingin membagi dampak negatif rokok tersebut kepada orang yang tidak merokok, asap yang dihirup oleh perokok pasif mempunyai dampak negatif yang lebih besar dibandingkan dengan mereka yang aktif. Perokok aktif tidak mengenal waktu dalam melakukan kegiatan tersebut. Ketika bangun tidur, setelah makan dan lain-lain. Tetapi yang paling sering adalah ketika para perokok merasa dirinya tertekan maka mereka akan mengonsumsi rokok lebih banyak dari sebelumnya untuk mendapatkan ketenangan. Fakta Indonesia mempunyai 65 juta perokok atau 28 % per penduduk (~225 miliar batang per tahun) terdiri dari anak-anak, remaja dan dewasa.

1.2 Perumusan Masalah 1. Apa itu rokok?

2. Kandungan apa saja yang di dalam rokok? 3. Apa efek rokok pada kesehatan kita?


(7)

1.3 Ruang Lingkup

Tulisan ilmiah ini membahas mengenai : a. Sejarah hadirnya rokok di dunia.

b. Kandungan-kandungan yang ada di dalam rokok. c. Dampak mengonsumsi rokok.

1.4 Tujuan

Adapun tujuan penulisan ilmiah ini antara lain : a. Mengetahui asal mula dari rokok.

b. Mengetahui kandungan-kandungan rokok serta dampaknya bagi kesehatan. c. Mengetahui alasan perokok untuk merokok yang diperoleh dari wawancara

beberapa narasumber.

1.5 Metode Penelitian

Metode penelitian yang kami ambil adalah metode pengamatan, diskusi serta survei. Pengamatan yang kami lakukan hanya sebatas berasal dari internet yang kami dapatkan serta wawancara terhadap beberapa narasumber berdasarkan tema yang kami pilih.

1.6 Sistematika Penulisan

Berikut adalah sistematika dari penulisan ilmiah yang kami susun: 1. BAB I Pendahuluan

Berisi cakupan materi yang akan dibahas dan disertai tujuan dan latar belakang dari masalah tersebut.

2. BAB II Tinjauan Pustaka

Berisi pembahasan lebih rinci mengenai tema yang diambil dengan menyertakan juga artikel-artikel terkait.


(8)

4

BAB II

2.1 Tinjauan Pustaka

Di manapun kita berada, sedikit atau banyak pasti bisa ditemukan orang yang merokok. Oleh karena itu kami memilih tema ini untuk menggali lebih rinci mengenai rokok serta pemakainyamulai dari sejarah, kandungan, efek samping, pengguna rokok, pro kontra terkait rokok, hingga kesimpulannya.

Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120mm dengan diameter sekitar 10mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain.

Menurut sejarah, manusia yang pertama kali mengonsumsi rokok adalah suku Indian yang ada di Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad ke-16, ketika bangsa Eropa menemukan benua Amerika, sebagian dari penjajah Eropa mencoba mengisap rokok dan kemudian membawanya ke Eropa. Kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa tetapi berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual, di Eropa orang merokok hanya untuk kesenangan semata. Kemudian pada abad 17 para pedagang Spanyol masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk ke negara-negara Islam. (sumber:http://hidupsehat-smsua.blogspot.com/p/mengenai-rokok.html)

Sesuai dengan sumber tersebut, maka menyebarlah kebiasaan untuk mengonsumsi rokok ke seluruh dunia termasuk ke negara kita, Indonesia. Lalu seperti apakah rokok yang dikonsumsi di Indonesia? Seperti apa cara menjualnya? Umumnya rokok ini dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Di bagian bungkus rokok juga pasti disertai pesan kesehatan berisi peringatan akan dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya serangan jantung, risiko kehamilan dan dampak negatif lainnya.

Dampak negatif yang ditimbulkan rokok begitu besar, kandungan apa saja yang terdapat dalam sebatang rokok? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, perhatikan gambar di bawah ini:


(9)

Berdasarkan gambar tersebut terdapat banyak kandungan zat yang berbahaya bagi kesehatan. Jika diperjelas, maka kandungan-kandungan tersebut adalah sebagai berikut :

Butane, biasanya terkandung dalam gas pemantik api.Cadmium, biasanya menjadi bahan baku baterai.Stearic Acid, merupakan bahan pembentuk lilin.

Hexamine, adalah bahan bakar yang sering digunakan untuk panganggan.Toluene, biasanya digunakan oleh industri-industri berat sebagai zat pengencer

bahan-bahan kimia berat.

Nikotin, merupakan bahan dasar dari obat pembasmi hama.Amonia, zat yang digunakan untuk membersihkan toilet.Cat, zat untuk mewarnai.

Methanol, cairan bahan bakar roket.

Carbon Monoksida, zat sisa yang dihasilkan dari pembakaran mesin kendaraan (asap).

Arsenik, racun bagi sel biologis.

Methane, gas yang sering keluar dari lubang WC.

Asetic Acid, asam cuka.

Banyak sekali zat yang sebenarnya tidak memungkinkan untuk dikonsumsi tubuh manusia, namun nyatanya selalu terdapat dalam sebatang rokok. Sebut saja cadmium yang biasa dijadikan bahan baku untuk baterai atau nikotin yang menyebabkan ketagihan namun biasa dijadikan untuk obat pembasmi hama dan amonia yang digunakan untuk membersihkan toilet. Sebenarnya kandungan zat adiktif terbesar dari rokok adalah nikotin. Tetapi meskipun kandungan-kandungan lainnya tidak sebesar nikotin, jika terus dikonsumsi dalam jangka panjang akan tetep berisiko tinggi dan berbahaya bagi kesehatan. Hal ini menjadi sesuatu yang ironis, terutama untuk para penggunanya sendiri. Mereka tentu sudah mengetahui kandungan apa saja yang ada dalam rokok, namun hal itu bukan menjadi penghalang untuk tetap mengonsumsinya bahkan tidak sedikit dari penduduk Indonesia yang menjadikan rokok sebagai konsumsi utama mereka menggantikan peran nasi atau kandungan yang sehat bagi tubuh seperti protein, mineral dan sebagainya.

Dari kandungan-kandungan rokok yang berbahaya tersebut beberapa dampak yang akan didapatkan oleh pemakainya diantaranya:

1. Rokok melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh menjadi lebih rentan terhadap penyakit seperti lupus erythematosus yang menyebabkan rambut rontok, sariawan mulut, dan erupsi cutan (bintik merah) di wajah, kulit kepala dan tangan.

2. Merokok diyakini dapat memperburuk kondisi mata dan bisa menyebabkan katarak. Katarak, yaitu memutihnya lensa mata yang menghalangi masuknya cahaya yang dapat menyebabkan kebutaan dan banyak yang terjadi pada perokok. Rokok dapat menyebabkan katarak dengan cara mengiritasi mata dengan terlepasnya zat-zat kimia di paru-paru yang oleh aliran darah dibawa sampai ke mata.


(10)

6 3. Merokok juga dapat menyebabkan penuaan dini pada kulit karena rusaknya protein yang berguna untuk menjaga kelenturan kulit karena terkikisnya vitamin A, dan terhambatnya aliran darah. Kulit perokok menjadi kering dan terlihat keriput di bagian bibir dan mata.

4. Merokok tidak menyebabkan melanoma, tetapi dapat menyebabkan meningkatnya risiko kematian akibat kanker tersebut. Salah satunya perokok berisiko menderita cutaneus squamus cell cancer, sejenis kanker yang meninggalkan bercak pada kulit.

5. Karena tembakau menyebabkan timbulnya endapan pada dinding pembuluh darah sehingga menghambat laju aliran darah ke dalam telinga bagian dalam. Perokok dapat kehilangan pendengaran lebih awal daripada orang yang tidak merokok atau lebih mudah kehilangan pendengaran karena infeksi pendengaran.

6. Ada karbon monoksida, yaitu zat kimia beracun yang banyak terdapat pada gas buang mobil dan asap rokok lebih mudah terikat dalam darah dari oksigen, sehingga kemampuan udara untuk mengangkat oksigen turun 15% pada perokok, akibatnya tulang orang yang merokok kehilangan densitasnya menjadi lebih mudah patah/retak dan penyembuhannya 80% lebih lama. 7. Rokok mempengaruhi keseimbangan kimiawi dalam mulut, membentuk plak

yang berlebihan, membuat gigi menjadi kuning, dan terjadi karies.

8. Emphysema yaitu pelebaran dan rusaknya kantung udara pada paru yang menurunkan kapasitas paru-paru untuk menghisap oksigen dan melepaskan CO2.

9. Satu diantara tiga kematian di dunia diakibatkan penyakit kardiovaskuler. Pemakaian tembakau adalah salah satu faktor risiko terbesar untuk penyakit ini. Rokok menyebabkan denyut jantung lebih cepat, menaikkan risiko hipertensi dan penyumbatan arteri dan akhirnya menyebabkan serangan jantung atau stroke.

10. Tar yang terdapat pada asap rokok terakumulasi pada jari-jari dan kuku yang kemudian akan meninggalkan warna kuning dan kecoklatan.

11. Konsumsi tembakau menurunkan kekebalan tubuh terhadap bakteri yang menyebabkan tukak lambung, juga mengurangi kemampuan lambung untuk menetralkan asam lambung setelah makan sehingga akan menggerogoti dinding lambung. Selain itu tukak lambung pada perokok lebih sulit disembuhkan.

12. Merokok dapat meningkatkan risiko kaker leher rahim dan uterus. Kanker ini bisa disebabkan oleh nikotin yang ada di dalam darah. Hal itu terjadi karena asap rokok yang masuk ke dalam tubuh menyebar ke seluruh tubuh. Zat nikotin yang ada di dalam asap rokok tersebut kemudian akan memicu pertumbuhan sel secara tidak normal yang kemudian menjadi penyebab munculnya sel kanker mulut rahim.

13. Berkembangnya psosiasis/inflamasi noncotageous pada kulit yang menyisakan bercak merah berair dan gatal 2 hingga 3 kali lebih besar terjadi pada perokok.

14. Penyakit yang juga dikenal dengan throaboanginosis obliteran ini adalah terjadinya inflamasi pada arteri vena dan syaraf utama kaki yang mengakibatkan terhambatnya aliran darah dan bila dibiarkan tanpa perawatan akan mengarah kepada gangren (matinya sel tubuh) sehingga pasien perlu diamputasi.


(11)

Merokok pun sebenarnya tidak hanya berpengaruh bagi kesehatan si perokok aktif, namun juga berimbas buruk bagi perokok pasif. Tanpa mengonsumsi secara langsung, si perokok pasif tetap saja akan menghirup asap dari perokok aktif saat merokok. Jadi, perokok aktif ataupun pasif sama-sama memiliki kemungkinan untuk mengalami 14 dampak yang merugikan dari rokok tersebut.

Kandungan rokok dan berbagai macam jenis penyakit rokok yang berbahaya tetap tidak memengaruhi perokok untuk berhenti merokok. Faktanya justru semakin tinggi daya tarik masyarkat untuk merokok karena mereka merasa dirinya masih dalam kondisi yang baik dan belum mengalami dampak negatifnya. Dan yang lebih memperihatinkan adalah rokok bukan hanya dikonsumsi oleh para pria atau wanita dewasa, tapi sudah menjalar hingga anak-anak remaja baik putra ataupun putri. Lalu apa alasan mereka, para remaja, dewasa ataupun anak-anak tetap mengkonsumsi rokok ? Berikut percakapan singkat dan kesimpulan dari wawancara kami:

• Wawancara pertama dengan seorang pemuda di stasiun kereta :

Tim 4 : “Permisi mas boleh kita wawancara sebentar untuk tugas kuliah

mas?”

Perokok 1 :“Tentang apa ?”

Tim 4 :“Tentang rokok mas”

Perokok 1 :“Hmmboleh deh tapi sebentar aja ya”

Tim 4 :“Ya mas, langsung dimulai aja ya. Mas tahu rokok dari mana?”

Perokok 1 :“Dari temen saya waktu SMA”

Tim 4 :“Berarti sudah lumayan lama dong mas menjadi seorang perokok?”

Perokok 1 :“Ya begitu lah sekitar udah sekitar 10 tahunan”

Tim 4 :“Kalau boleh tau apasih alasan mas merokok ?”

Perokok 1 : “Pertama kali saya merokok sih gak ada alasan hanya karena

penasaran doang ditawarin sama temen, setelah saya coba ternyata saya ketagihan mau lagi dan lagi karena setiap saya merokok itu rasanya tenang apalagi kalau saya lagi stres saya bisa menghisap rokok lebih banyak dari biasanya trus saya tenang deh”

Tim 4 :“Oo gitu ya mas hmmm okedeh makasih ya mas atas informasinya”


(12)

8

• Wawancara kedua dengan seorang teman kuliah : Tim 4 :“Hey gw mau nanyak donk ke lu boleh gak?”

Perokok 2 :“Mau nanyak apa lu?”

Tim 4 :“Gua to the point ajaya, sejak kapan sih lu ngerokok?”

Perokok 2 :“Gua hmm lupa gua kelas 2 atau 3 SMA ya”

Tim 4 :“Trus alasan lu ngerokok apa?”

Perokok 2 : “Gua mah ikut-ikutan aja sama temen gua eh sekarang jadinya

kebiasaan kalau gak ngerokok mulut gua asem jadi harus di sumpel sama rokok, kalau lagi cuaca dingin juga tuh gua ngerokok buat ngangetin, kalau gua lagi stres juga gua ngerokok”

Tim 4 : “Stres kenapa lu? Kyak udah punya anak 3 aja lu hehe oke deh thanks ya sob infonya”

Jadi berdasarkan hasil wawancara bisa disimpulkan, alasan utama para perokok mengonsumsi rokok karena pergaulan. Banyak orang terutama remaja sangat mudah terpengaruh terhadap hal-hal yang baru salah satunya mencoba rokok. Sedangkan rokok dapat menyebabkan kecanduan seperti yang dikatakan narasumber pada wawancara kedua ”jadinya kebiasaan kalau gak ngerokok mulut gua asem” padahal itu adalah salah satu efek dari bahan yang terkandung dalam rokok yang membuat seseorang menjadi pecandu, stres juga membuat seseorang mencari jalan keluar untuk meringankan beban pikirannya salah satunya dengan cara merokok yang mereka akui jika setelah mengonsumsi rokok pikiran mereka menjadi lebih tenang.

Berdasarkan hasil sensus penduduk oleh Badan Pusat Statistik tahun 2010, jumlah penduduk Indonesia adalah 237.556.363 orang, yang terdiri dari 119.507.580 laki-laki dan 118.048.783 perempuan dengan laju pertumbuhan penduduk Indonesia sebesar 1,49 persen per tahun. Dari seluruh jumlah penduduk Indonesia tersebut, 28% di antaranya merupakan perokok aktif. Fakta ini menjadikan Indonesia sebagai peringkat ketiga dunia untuk negara dengan jumlah perokok terbesar. Jika digabungkan antara perokok di semua kalangan, maka jumlah perokok Indonesia sekitar 27.6%. Artinya, setiap 4 orang Indonesia, disana terdapat seorang perokok. Angka persentase ini jauh lebih besar daripada Amerika Serikat yang saat ini hanya terdiri sekitar 19% atau hanya ada seorang perokok dari tiap 5 orang Amerika Serikat. Perlu diketahui bahwa pada tahun 1965, jumlah perokok Amerika Serikat adalah 42% dari penduduknya. Melalui program edukasi dan meningkatkan kesadaran untuk hidup sehat tanpa rokok dengan cara pelarangan iklan rokok di TV dan radio nasional selama 40 tahun lebih Amerika Serikat berhasil mengurangi jumlah perokok dari 42% hingga kurang dari 20% di tahun 2008 yang lalu.


(13)

10 Negara Perokok Terbesar di Dunia:

China = 390 juta perokok atau 29% per penduduk India = 144 juta perokok atau 12.5% per penduduk

Indonesia = 65 juta perokok atau 28 % per penduduk (~225 miliar batang per tahun)

Rusia = 61 juta perokok atau 43% per penduduk Amerika Serikat = 58 juta perokok atau 19 % per penduduk Jepang = 49 juta perokok atau 38% per penduduk Brazil = 24 juta perokok atau 12.5% per penduduk Bangladesh =23.3 juta perokok atau 23.5% per penduduk Jerman = 22.3 juta perokok atau 27%

Turki = 21.5 juta perokok atau 30.5%

Berdasarkan hasil laporan WHO 2008 dengan statistik jumlah perokok 1.35 miliar orang. Dari perokok-perokok tersebut, 34%-nya adalah orang dewasa dan 13.5%-nya adalah para remaja. Hal ini memang merupakan suatu kenyataan yang mengejutkan. Para remaja Indonesia sebagian besar telah menjadi perokok.


(14)

10 Secara lebih rinci lagi, dari 34% orang dewasa di Indonesia yang telah menjadi perokok aktif, 33% adalah wanita dan 63% adalah pria. Sedangkan dari 13,5% remaja, 24% di antranya adalah remaja putra dan 4% remaja putri.

DEWASA

REMAJA

Berbicara mengenai konsumsi rokok di Indonesia, maka topik ini tidak hanya akan melibatkan satu pihak, melainkan beberapa pihak dengan sisi pro dan kontra yang terkait di dalamnya. Bila ditinjau dari segi perusahaan rokok dan distributor rokok, hal ini sangat menguntungkan, karena tingkat konsumen yang tidak menurun dan produksi yang rokok yang terus menerus membuat keuntungan penjualan rokok dinikmati banyak pihak. Rokok pun dapat menjadi mata pencaharian bagi sebagian masyarakat. Namun, jika dilihat dari sisi kesehatan, akan berimbas sangat buruk bagi tingkat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Maka, seharusnya melarang produksi dan peredaran rokok adalah solusi yang paling tepat. Sehingga walaupun banyak orang membutuhkannya, namun jika rokok sudah tidak ada maka para pecandu mau tidak mau harus berhenti.

Salah satu pihak yang dirugikan adalah perokok itu sendiri efek merokok secara psikologis adalah menimbulkan ketagihan atau kecanduan pada perokok itu sendiri. Perokok akan menjadi tidak tenang jika tidak menghisap rokok dalam waktu tertentu. Kecanduan rokok adalah hal yang termasuk ke dalam efek psikologis karena terjadi dari alam bawah sadar perokok itu. Selanjutnya, efek kecanduan rokok tadi


(15)

akan berakibat pada penambahan jumlah konsumsi rokok yang lebih banyak dari biasanya. Namun sekali lagi, memilih antara kesehatan atau pun kemakmuran, pemerintah akan tetap berada di pilihan yang sulit. Sangat tidak tepat jika dalam keadaan tingginya konsumsi rokok seperti ini, masyarakat menyalahkan pemerintah yang tidak mau menghentikan produksi rokok. Selain memberikan kemakmuran bagi beberapa pihak, rokok juga memiliki peran penting dalam sumber pemasukan APBD kita. Jadi satu-satunya jalan bagi pemerintah untuk menyelesaikan masalah ini adalah dengan cara menyediakan mata pencaharian lain bagi masyarakat yang selama ini menggantungkan hidup dari rokok. Dengan demikian, maka pemerintah akan merasa aman jika menghentikan produksinya.


(16)

12

Kesimpulan

Rokok adalah hal yang biasa didengar di Indonesia bahkan mencobanya adalah hal yang biasa di beberapa kalangan, terutama dikalangan remaja kita yang setiap tahun meningkat dengan berbagai alasan. Alasan utama para perokok mengkonsumsi rokok karena ikut-ikutan dengan temannya, berarti masalah utamanya adalah pergaulan banyak orang terutama remaja sangat mudah terpengaruh terhadap hal-hal baru seperti mencoba rokok, sedangkan rokok dapat menyebabkan kecanduan. Stres juga membuat seseorang mencari jalan keluar untuk meringankan beban pikirannya salah satunya dengan cara merokok. Mereka mengaku setelah mengonsumsi rokok, mereka menjadi lebih tenang. Sesuai dengan data statistik Indonesia termasuk negara 4 terbesar pengkonsumsi rokok dengan 65 juta perokok atau 28 % per penduduk (~225 miliar batang per tahun).


(17)

Daftar Pustaka

• http://www.depkes.go.id/index.php?vw=2&id=2050

• http://lovingourenvironment.blogspot.com/2011/07/data-statistik-perokok-di-indonesia.html

• http://noviaanjarwati.blogspot.com/2012/05/statistik-perokok-di-indonesia.html

• http://hidupsehat-smsua.blogspot.com/p/mengenai-rokok.html


(1)

8 • Wawancara kedua dengan seorang teman kuliah :

Tim 4 :“Hey gw mau nanyak donk ke lu boleh gak? Perokok 2 :“Mau nanyak apa lu?

Tim 4 :“Gua to the point ajaya, sejak kapan sih lu ngerokok?” Perokok 2 :“Gua hmm lupa gua kelas 2 atau 3 SMA ya

Tim 4 :“Trus alasan lu ngerokok apa?

Perokok 2 : “Gua mah ikut-ikutan aja sama temen gua eh sekarang jadinya kebiasaan kalau gak ngerokok mulut gua asem jadi harus di sumpel sama rokok, kalau lagi cuaca dingin juga tuh gua ngerokok buat ngangetin, kalau gua lagi stres juga gua ngerokok”

Tim 4 : “Stres kenapa lu? Kyak udah punya anak 3 aja lu hehe oke deh

thanks ya sob infonya”

Jadi berdasarkan hasil wawancara bisa disimpulkan, alasan utama para perokok mengonsumsi rokok karena pergaulan. Banyak orang terutama remaja sangat mudah terpengaruh terhadap hal-hal yang baru salah satunya mencoba rokok. Sedangkan rokok dapat menyebabkan kecanduan seperti yang dikatakan narasumber pada wawancara kedua ”jadinya kebiasaan kalau gak ngerokok mulut gua asem”

padahal itu adalah salah satu efek dari bahan yang terkandung dalam rokok yang membuat seseorang menjadi pecandu, stres juga membuat seseorang mencari jalan keluar untuk meringankan beban pikirannya salah satunya dengan cara merokok yang mereka akui jika setelah mengonsumsi rokok pikiran mereka menjadi lebih tenang.

Berdasarkan hasil sensus penduduk oleh Badan Pusat Statistik tahun 2010, jumlah penduduk Indonesia adalah 237.556.363 orang, yang terdiri dari 119.507.580 laki-laki dan 118.048.783 perempuan dengan laju pertumbuhan penduduk Indonesia sebesar 1,49 persen per tahun. Dari seluruh jumlah penduduk Indonesia tersebut, 28% di antaranya merupakan perokok aktif. Fakta ini menjadikan Indonesia sebagai peringkat ketiga dunia untuk negara dengan jumlah perokok terbesar. Jika digabungkan antara perokok di semua kalangan, maka jumlah perokok Indonesia sekitar 27.6%. Artinya, setiap 4 orang Indonesia, disana terdapat seorang perokok. Angka persentase ini jauh lebih besar daripada Amerika Serikat yang saat ini hanya terdiri sekitar 19% atau hanya ada seorang perokok dari tiap 5 orang Amerika Serikat. Perlu diketahui bahwa pada tahun 1965, jumlah perokok Amerika Serikat adalah 42% dari penduduknya. Melalui program edukasi dan meningkatkan kesadaran untuk hidup sehat tanpa rokok dengan cara pelarangan iklan rokok di TV dan radio nasional selama 40 tahun lebih Amerika Serikat berhasil mengurangi jumlah perokok dari 42% hingga kurang dari 20% di tahun 2008 yang lalu.


(2)

10 Negara Perokok Terbesar di Dunia:

China = 390 juta perokok atau 29% per penduduk India = 144 juta perokok atau 12.5% per penduduk

Indonesia = 65 juta perokok atau 28 % per penduduk (~225 miliar batang per tahun)

Rusia = 61 juta perokok atau 43% per penduduk Amerika Serikat = 58 juta perokok atau 19 % per penduduk Jepang = 49 juta perokok atau 38% per penduduk Brazil = 24 juta perokok atau 12.5% per penduduk Bangladesh =23.3 juta perokok atau 23.5% per penduduk Jerman = 22.3 juta perokok atau 27%

Turki = 21.5 juta perokok atau 30.5%

Berdasarkan hasil laporan WHO 2008 dengan statistik jumlah perokok 1.35 miliar orang. Dari perokok-perokok tersebut, 34%-nya adalah orang dewasa dan 13.5%-nya adalah para remaja. Hal ini memang merupakan suatu kenyataan yang mengejutkan. Para remaja Indonesia sebagian besar telah menjadi perokok.


(3)

10 Secara lebih rinci lagi, dari 34% orang dewasa di Indonesia yang telah menjadi perokok aktif, 33% adalah wanita dan 63% adalah pria. Sedangkan dari 13,5% remaja, 24% di antranya adalah remaja putra dan 4% remaja putri.

DEWASA

REMAJA

Berbicara mengenai konsumsi rokok di Indonesia, maka topik ini tidak hanya akan melibatkan satu pihak, melainkan beberapa pihak dengan sisi pro dan kontra yang terkait di dalamnya. Bila ditinjau dari segi perusahaan rokok dan distributor rokok, hal ini sangat menguntungkan, karena tingkat konsumen yang tidak menurun dan produksi yang rokok yang terus menerus membuat keuntungan penjualan rokok dinikmati banyak pihak. Rokok pun dapat menjadi mata pencaharian bagi sebagian masyarakat. Namun, jika dilihat dari sisi kesehatan, akan berimbas sangat buruk bagi tingkat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Maka, seharusnya melarang produksi dan peredaran rokok adalah solusi yang paling tepat. Sehingga walaupun banyak orang membutuhkannya, namun jika rokok sudah tidak ada maka para pecandu mau tidak mau harus berhenti.

Salah satu pihak yang dirugikan adalah perokok itu sendiri efek merokok secara psikologis adalah menimbulkan ketagihan atau kecanduan pada perokok itu sendiri. Perokok akan menjadi tidak tenang jika tidak menghisap rokok dalam waktu tertentu. Kecanduan rokok adalah hal yang termasuk ke dalam efek psikologis karena terjadi dari alam bawah sadar perokok itu. Selanjutnya, efek kecanduan rokok tadi


(4)

akan berakibat pada penambahan jumlah konsumsi rokok yang lebih banyak dari biasanya. Namun sekali lagi, memilih antara kesehatan atau pun kemakmuran, pemerintah akan tetap berada di pilihan yang sulit. Sangat tidak tepat jika dalam keadaan tingginya konsumsi rokok seperti ini, masyarakat menyalahkan pemerintah yang tidak mau menghentikan produksi rokok. Selain memberikan kemakmuran bagi beberapa pihak, rokok juga memiliki peran penting dalam sumber pemasukan APBD kita. Jadi satu-satunya jalan bagi pemerintah untuk menyelesaikan masalah ini adalah dengan cara menyediakan mata pencaharian lain bagi masyarakat yang selama ini menggantungkan hidup dari rokok. Dengan demikian, maka pemerintah akan merasa aman jika menghentikan produksinya.


(5)

12

Kesimpulan

Rokok adalah hal yang biasa didengar di Indonesia bahkan mencobanya adalah hal yang biasa di beberapa kalangan, terutama dikalangan remaja kita yang setiap tahun meningkat dengan berbagai alasan. Alasan utama para perokok mengkonsumsi rokok karena ikut-ikutan dengan temannya, berarti masalah utamanya adalah pergaulan banyak orang terutama remaja sangat mudah terpengaruh terhadap hal-hal baru seperti mencoba rokok, sedangkan rokok dapat menyebabkan kecanduan. Stres juga membuat seseorang mencari jalan keluar untuk meringankan beban pikirannya salah satunya dengan cara merokok. Mereka mengaku setelah mengonsumsi rokok, mereka menjadi lebih tenang. Sesuai dengan data statistik Indonesia termasuk negara 4 terbesar pengkonsumsi rokok dengan 65 juta perokok atau 28 % per penduduk (~225 miliar batang per tahun).


(6)

Daftar Pustaka

• http://www.depkes.go.id/index.php?vw=2&id=2050

• http://lovingourenvironment.blogspot.com/2011/07/data-statistik-perokok-di-indonesia.html

• http://noviaanjarwati.blogspot.com/2012/05/statistik-perokok-di-indonesia.html

• http://hidupsehat-smsua.blogspot.com/p/mengenai-rokok.html

http://rsud.wonogirikab.go.id/read/18/3/15-macam-masalah-dampak-akibat-merokok-yang-jarang-dipublikasikan