PENERAPAN STRATEGI QUICK ON THE DRAW UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR AQIDAH AKHLAK PADA SISWA KELAS V MI DARUL HIDAYAH TULANGAN SIDOARJO.

(1)

PENERAPAN STRATEGI QUICK ON THE DRAW

UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR AQIDAH AKHLAK PADA SISWA KELAS V MI DARUL HIDAYAH TULANGAN SIDOARJO

SKRIPSI

Oleh:

NUR LATIFAH NIM. D77212086

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN PROGRAM STUDI PGMI


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Nur Latifah, Penerapan Strategi Quick On The Draw Untuk Meningkatkan

Minat Belajar Aqidah Akhlak Pada Siswa Kelas V MI Darul Hidayah Tulangan Sidoarjo

Minat belajar siswa sangat rendah. Dibuktikan dengan hasil angket minat belajar siswa yang tergolong rendah dan sangat rendah 26 siswa dengan prosentase 57,78% dan siswa tergolong minat belajar tinggi dan sangat tinggi hanya 19 siswa dengan prosentase 42,22%. Hal ini disebabkan karena dalam pembelajaran Aqidah Akhlak hanya menggunakan metode ceramah. Salah satu solusi untuk mengatasinya yaitu melalui penerapan strategi quick on the draw.

Rumusan masalah penelitian ini yaitu: 1) Bagaimana minat belajar siswa kelas V MI Darul Hidayah Tulangan Sidoarjo sebelum diterapkan strategi quick on the draw? 2) Bagaimana penerapan strategi quick on the draw di kelas V MI Darul Hidayah? 3) Bagaimana peningkatan minat belajar siswa kelas V MI Darul Hidayah setelah diterapkan strategi quick on the draw?

Tujuan penelitian ini yaitu: 1) Mengetahui minat belajar siswa kelas V MI Darul Hidayah Tulangan Sidoarjo sebelum diterapkan strategi quick on the draw. 2) Mengetahui penerapan strategi quick on the draw di kelas V MI Darul Hidayah. 3) Mengetahui peningkatan minat belajar siswa kelas V MI Darul Hidayah setelah diterapkan strategi quick on the draw.

Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas menggunakan model Kurt Lewin yang tiap siklusnya terdiri dari empat komponen pokok, yaitu: 1) Perencanaan, 2) Tindakan, 3) Pengamatan, dan 4) Refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu tes pemahaman siswa, penilaian sikap, observasi, wawancara, serta dokumentasi.

Hasil penelitian sebagai berikut: 1) Minat belajar siswa rendah. 2) Penerapan strategi Quick on The Draw dilakukan melalui tahapan siswa dibagi menjadi 5 kelompok untuk memainkan sebuah permainan. Dalam permainan tersebut siswa akan mendapatkan kartu soal untuk didiskusikan dengan anggota kelompok. Siswa secara bergantian menjawab pertanyaan dari soal. Dalam penerapannya diperoleh hasil observasi aktivitas guru pada siklus I mendapat nilai akhir 59 (baik) dan meningkat pada siklus II menjadi 88 (sangat baik) serta hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I sebesar 65 (baik) dan meningkat pada siklus II menjadi 90 (sangat baik). 3) Minat belajar siswa setelah diterapkan strategi mengalami peningkatan dengan hasil angket minat belajar dan nilai hasil belajar pada pra siklus sebesar 42,22% dengan hasil belajar 46,67%. Siklus I diperoleh hasil minat belajar 66,67%, hasil belajar 68,89%. Pada siklus II meningkat menjadi 91,11% dan hasil belajar 88,89% dengan kategori sangat baik dan telah memenuhi indikator kinerja yang ditetapkan.


(7)

 

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN MOTTO ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... v

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR GRAFIK ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tindakan yang Dipilih ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Lingkup Penilitian ... 8


(8)

 

G. Devinisi Operasional ... 10

BAB II KAJIAN TEORI A. Minat Bealajar ... 14

1. Pengertian Minat Belajar ... 14

2. Fungsi Minat Belajar ... 17

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar ... 18

4. Indikator Minat Belajar ... 19

B. Pembelajaran Aqidah Akhlak ... 20

1. Pengertian Aqidah Akhlak ... 20

2. SKL dan SK/KD Pelajaran Aqidah akhlak ... 22

3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Aqidah Akhlak ... 24

C. Materi Akhlak Terpuji ... 27

1. Teguh Pendirian ... 27

2. Dermawan ... 28

D. Strategi Quick on the Draw ... 29

1. Pengertian Strategi ... 29

2. Strategi Quick on the Draw ... 32

a. ... Pengert ian Strategi Quick on the Draw ... 32

b. ... Langka h-langkah strategi Quick on the Draw ... 32


(9)

 

c. ... Kelebi

han Strategi Quick on The Draw ... 35

d. ... Kekura ngan Strategi Quick on the Draw ... 36

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian ... 37

B. Setting Penelitian dan Subjek Penelitian ... 39

C. Variabel yang Diselidiki ... 40

D. Rencana Tindakan ... 40

E. Data dan Cara Pengumpulan ... 51

F. Analisis Data ... 61

G. Indikator Kinerja ... 65

H. Tim Peneliti dan Tugasnya ... 65

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 67

1. Pra Siklus ... 67

2. Siklus I ... 69


(10)

 

B. Pembahasan ... 89

BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 98

B. Saran ... 100

DAFTAR PUSTAKA ... 101

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... 103

RIWAYAT HIDUP ... 104

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 105  


(11)

BAB II KAJIAN TEORI A. Minat Belajar

1. Pengertian Minat Belajar

a. Pengertian Minat

Pengertian minat menurut beberapa ahli yaitu:

1) Alisuf Sabri menjelaskan minat (interest) adalah kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus. Minat ini erat kaitannya dengan perasaan terutama perasaan senang karena itu dapat dikatakan minat itu terjadi karena sikap senang kepada sesuatu. Orang yang berminat kepada sesuatu berarti sikapnya senang kepada sesuatu itu.16

2) Muhibbin Syah menerangkan bahwa minat adalah kecenderungan

dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.17

3) H. Djaali menerangkan bahwa minat adalah rasa lebih suka dan ketertarikan pada satu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu

      

 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), 84. 

17 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), 136.


(12)

   

hubungan antara diri sendiri dengan suatu di luar diri, semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, maka semakin besarnya.18

4) Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab mengatakan

bahwa minat juga diartikan sebagai suatu kecenderungan untuk memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang, aktivitas atau situasi yang menjadi objek dari minat tersebut dengan disertai perasaan senang. Dalam batasan tersebut terkandung suatu pengertian bahwa di dalam minat ada pemusatan perhatian subjek, ada usaha (untuk mendekati, mengetahui, memiliki, menguasai dan berhubungan) dari subjek yang dilakukan dengan perasaan senang, ada daya penarik dari objek.19

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan perasaan individu yang berkaitan dengan perasaan senang (positif) terhadap sesuatu yang dianggap penting atau sesuai dengan kebutuhan dan memberi kepuasan. Sesuatu yang dianggap penting dapat berupa aktivitas, pengalaman, benda atau situasi.

      

 H. Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), 121. 

19 Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi : Suatu Pengantar. (Jakarta: Prenada Media, 2004), 263.


(13)

   

b. Pengertian Belajar

Banyak sekali definisi belajar yang dikemukakan para ahli tentang masalah belajar ini, antara lain:20

1) Menurut O. Whittaker, belajar adalah sebagai proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.

2) Menurut Cronbach, belajar adalah sebagai suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.

3) Menurut Winkel, belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang

menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengelolaan

pemahaman.

4) Menurut Drs. Slameto, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang beru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

5) Menurut Ernest R. Hilgard, belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan       


(14)

   

perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya.

6) Menurut Lester D. Crow dan Alice Crow, belajar adalah perolehan kebiasaan, pengetahuan dan sikap termasuk cara baru untuk melakukan sesuatu dan upaya-upaya seseorang dalam mengatasi kendala atau menyesuaikan situasi yang baru.

Dari beberapa pengertian belajar di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah semua akivitas mental atau psikis yang dilakukan oleh seseorang sehingga menimbukan perubahan tingkah laku yang berbeda antara sesudah belajar dan sebelum belajar. Dalam arti dengan belajar seseorang dapat mengetahui sesuatu itu dengan belajar.

Jadi, dari uraian di atas pengertian minat belajar adalah kecenderungan seseorang yang melibatkan perasaan senang untuk melakukan kegiatan belajar sehingga menimbukan perubahan tingkah laku yang berbeda antara sesudah belajar dan sebelum belajar.

2. Fungsi Minat Belajar

Minat dalam belajar memiliki fungsi sebagai berikut:21

a. Sebagai kekuatan yang mendorong siswa untuk belajar. Siswa yang

berminat kepada pelajaran akan tampak terdorong terus untuk tekun belajar.

       21 Alisuf Sabri, Psikologi, 85.


(15)

   

b. Pendorong siswa untuk berbuat dalam mencapai tujuan

c. Penentu arah perbuatan siswa yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.

d. Penseleksi perbuatan sehingga perbuatan siswa yang mempunyai motivasi senantiasa selaktif dan tetap terarah kepada tujuan yang ingin dicapai.

Dari beberapa fungsi dalam belajar, disimpulkan bahwa minat bisa mendorong siswa untuk mengoptimalkan dan tekun belajar, karena proses pencapaian keberhasilan belajar tergantung pada minat. Proses belajar akan terhambat jika kurangnya minat belajar siswa.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi minat dalam belajar secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:22

a. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berkaitan dengan diri siswa, meliputi kondisi fisik dan psikisnya, kondisi fisik yang dimaksud adalah kondisi yang berkaitan dengan keadaan jasmani seperti kelengkapan anggota tubuh, kenormalan fungsi organ tubuh serta kesehatan fisik dari berbagai penyakit.

      

 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), 130. 


(16)

   

Faktor psikis yaitu kondisi kejiwaan yang berkaitan dengan perasaan atau emosi, motivasi, bakat, inteligensi, dan kemampuan dasar dalam suatu bidang yang akan dipelajari.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah segala segala sesuatu yang mempengaruhi tumbuhnya minat belajar siswa yang berada di luar diri siswa. Faktor eksternal terbagi atas lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial.

Lingkungan sosial yang dimaksud adalah meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Lingkungan nonsosial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu yang digunakan siswa.

Faktor internal dan faktor eksternal keduanya sama-sama mempengaruhi minat belajar siswa. Oleh karena itu, untuk mencapai minat belajar yang optimal maka diperlukan peran serta keduanya.

4. Indikator Minat Belajar

Menurut Slameto siswa yang berminat belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:23

a. Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus.

        Slameto, Belajar , 58 . 


(17)

   

b. Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati.

c. Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan terhadap sesuatu yang

diminati.

d. Ada rasa keterikatan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang diminati. Ketertarikan pada suatu objek untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan dari objek.

e. Partisipasi pada aktivitas dan kegiatan.

B. Pembelajaran Aqidah Akhlak 1. Pengertian Aqidah Akhlak

a. Pengertian Aqidah

Aqidah dilihat dari segi bahasa (etimologi) berarti “ikatan”. Aqidah seseorang, artinya “ikatan seseorang dengan sesuatu”. Kata aqidah berasal dari Bahasa Arab yaitu aqoda-ya’qudu-aqidatan.24

Sedangkan meneurut istilah aqidah yaitu keyakinan atau kepercayaan terhadap sesuatu yang dalam setiap hati seseorang yang membuat hati tenang. 25

      

24 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan,130.  Hamdani Ihsan dan A. Fuad Ihsan, Filsafat, 235. 


(18)

   

b. Pengertian Akhlak

Para ulama memberikan definisi-definisi akhlak, yaitu:

1) Imam al-Ghazali mendefinisikan akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa (manusia) yang melahirkan tindakan-tindakan mudah dan gampang tanpa memerlukan pemikiran ataupun pertimbangan.

2) Ibnu Miskawaih definisi akhlak ialah keadaan jiwa yang

mendorong ke arah melakukan perbuatan-perbuatan dengan tanpa pemikirkan dan pertimbangan.

3) Ahmad Amin menyatakan akhlak sebagai kehendak yang

dibiasakan, maksudnya, apabila kehendak itu sudah menjadi suatu kebiasaan maka itulah yang dinamakan akhlak.26

Jadi, akhlak adalah tindakan yang dilakukan manusia tanpa melalui pertimbangan tertentu sebelumnya, dan muncul menjadi suatu kebiasaan.

Menurut uraian di atas Aqidah Akhlak adalah mata pelajaran yang mempelajari tentang keimanan serta pembiasaan akhlak terpuji dan pembiasaannya dalam kehidupan sehari-hari.

        Hamzah Tualeka, et.al, Akhlak, 2. 


(19)

   

2. Standar Kompetensi Lulusan dan SK/KD Pelajaran Aqidah Akhlak

a. Standar Kompetensi Lulusan

Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan yang harus dicapai peserta didik yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap yang digunakan sebagai penilaian dalam penilaian kelulusan peserta didik dalam satu mata pelajaran tertentu.27

Standar kompetensi lulusan mata pelajaran Aqidah Akhlak adalah memahami kalimat thayyibah (tarji’) dan al-asma’ al-husna (al-Muhyii, al-Mumiit), membiasakan akhlak terpuji, serta menghindari akhlak tercela.

b. SK/KD Pelajaran Aqidah Akhlak kelas V

Tabel 2.1

SK/KD Aqidah Akhlak kelas 5

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Semester I

1. Memahami kalimat

thayyibah Alhamdulillaah dan Allahu Akbar), al-asma’ al-husna (Wahhaab, ar-Rozzaaq, al-Fattaah, asy-Syakuur, dan

1.1 Mengenal Allah melalui kalimat thayyibah

(Alhamdulillaah dan Allahu Akbar).

1.2 Mengenal Allah melalui       


(20)

   

al-Mughni). sifat-sifat Allah yang

terkandung dalam al-asma’ al-husna (al-Wahhaab, ar-Rozzaaq, al-Fattaah, asy-Syakuur, dan al-Mughni). 2. Beriman kepada hari akhir

(kiamat).

2.1 Mengenal adanya hari akhir (kiamat).

3. Membiasakan akhlak

terpuji.

3.1 Membiasakan sikap optimis, qanaah, dan tawakkal dalam kehidupan sehari-hari. 3.2 Membiasakan akhlak yang

baik ketika di tempat ibadah dan tempat umum.

4. Menghindari akhlak tercela. 4.1 Menghindari sifat pesimis, bergantung, serakah, dan putus asa dalam kehidupan sehari-hari.

Semester 2

1. Memahami kalimat

thayyibah (tarji’) dan al-asma’ al-husna (al-Muhyii,

1.1 Mengenal Allah melalui kalimat thayyibah (tarji’). 1.2 Mengenal Allah melalui


(21)

   

al-Mumiit). sifat-sifat Allah yang

terkandung dalam al-asma’ husna (Muhyii, al-Mumiit dan al-Baaqii).

2. Membiasakan akhlak

terpuji.

2.1 Membiasakan sikap teguh pendirian dan dermawan dalam kehidupan sehari-hari, 2.2Membiasakan akhlak yang

baik dalam hidup bertetangga dan bermasyarakat.

3. Menghindari akhlak tercela. 3.1 Membiasakan diri untuk menghindari sifat kikir dan serakah melalui kisah Qarun.

3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Aqidah Akhlak

Mata pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah berisi pelajaran yang dapat mengarahkan kepada pencapaian kemampuan dasar peserta didik untuk dapat memahami rukun iman dengan sederhana serta pengamalan dan pembiasaan berakhlak Islami secara sederhana pula, untuk dapat dijadikan perilaku dalam kehidupan sehari-hari serta sebagai


(22)

   

bekal untuk jenjang pendidikan berikutnya. Ruang lingkup mata pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah meliputi:28

a. Aspek akidah (keimanan) meliputi:

1) Kalimat thayyibah sebagai materi pembiasaan, meliputi: Laa ilaaha illallaah, basmalah, alhamdulillah, subhanallah, Allahu Akbar, ta’awudz, maasya Allah, assalamu’alaikum, salawat, tarji’, laa haula walaa quwwata illa billah, dan istighfar.

2) Al-asma’ al-husna sebagai materi pembiasaan, meliputi: al-Ahad, Khaliq, ar-Rahman, ar-Rahiim, as-Sami’, ar- Razzaaq, Mughnii, Hamid, asy-Sakuur, Qudduus, ash-Shamad, al-Muhaimin, al-‘Azhiim, al-Kariim, al-Kabiir, al-Malik, al-Bathiin, al-Walii, al-Mujiib, al-Wahhab, al-‘Aliim, ash-Zhaahir, ar-Rasyiid, Haadi, as-Salaam, Mu’min, Latiif, Baaqi, Bashiir, Muhyi, Mumiit, Qawii, Hakiim, Jabbaar, al-Mushawwir, al- Qadiir, al-Ghafuur, al-Afuww, ash-Shabuur, dan al-Haliim.

3) Iman kepada Allah dengan pembuktian sederhana melalui kalimat

tayyibah, al-asma’ al-husna dan pengenalan terhadap shalat lima waktu sebagai manifestasi iman kepada Allah.

      

28 Surawardi, “Telaah Kurikulum Aqidah Akhlak Madrasah Ibtidaiyah”, Jurnal, (Guidance and Counseling), 3.


(23)

   

4) Meyakini rukun iman (iman kepada Allah, Malaikatmalaikat-Nya,

Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, dan Hari akhir serta Qada dan Qadar Allah).

b. Aspek akhlak meliputi:

1) Pembiasaan akhlak karimah (mahmudah) secara berurutan

disajikan pada tiap semester dan jenjang kelas, yaitu: disiplin, hidup bersih, ramah, sopan-santun, syukur nikmat, hidup sederhana, rendah hati, jujur, rajin, percaya diri, kasih sayang, taat, rukun, tolong menolong, hormat dan patuh, sidik, amanah, tablig, fathanah, tanggung jawab, adil, bijaksana, teguh pendirian, dermawan, optimis, qana’ah, dan tawakal.

2) Mengindari akhlak tercela (madzmumah) secara berurutan

disajikan pada tiap semester dan jenjang kelas, yaitu: hidup kotor, berbicara jorok/kasar, bohong, sombong, malas, durhaka, khianat, iri, dengki, membangkang, munafik, hasud, kikir, serakah, pesimis, putus asa, marah, fasik, dan murtad.

c. Aspek adab Islami, meliputi:

1) Adab terhadap diri sendiri, yaitu: adab mandi, tidur, buang air besar/kecil, berbicara, meludah, berpakaian, makan, minum, bersin, belajar, dan bermain.

2) Adab terhadap Allah, yaitu: adab di masjid, mengaji, dan beribadah,


(24)

   

3) Adab kepada sesama, yaitu: kepada orang tua, saudara, guru, teman, dan tetangga.

4) Adab terhadap lingkungan, yaitu: kepada binatang dan tumbuhan, di tempat umum, dan di jalan.

d. Aspek kisah teladan, meliputi: Kisah Nabi Ibrahim mencari Tuhan, Nabi Sulaiman dengan tentara semut, masa kecil Nabi Muhammad SAW, masa remaja Nabi Muhammad SAW, Nabi Ismail, Kan’an, kelicikan saudara-saudara Nabi Yusuf AS, Tsa’labah, Masithah, Ulul Azmi, Abu Lahab, Qarun, Nabi Sulaiman dan umatnya, Ashabul Kahfi, Nabi Yunus, dan Nabi Ayub.

C. Materi Akhlak Terpuji 1. Teguh Pendirian

a. Pegertian Teguh Pendirian

Teguh pendirian artinya berpegang teguh pada pendapat yang benar. Orang yang teguh pendirian tidak mudah dipengaruhi oleh orang lain. Ia tetap meyakini pendapatnya yang benar dan tidak mau mengubah pendirian, meskipun keselamatan dirinya terancam. Meskipun banyak orang yang memiliki pendapat berbeda, ia tidak mau mengikuti pendapat orang lain.29

      


(25)

   

b. Contoh Teguh Pendirian

Besok kelas 5 akan melaksanakan ulangan matematika. Ahmad belajar dengan giat meski tidak disuruh orang tuanya. Ketika mendengar adzan ashar Ahmad menghentikan belajarnya. Ia bergegas mengambil air wudlu untuk sholat berjama’ah. Ahmad selalu melaksanakan sholat tepat waktu. Selesai berjama’ah Ahmad bersiap berangkat mengaji. Di tengah perjalanan berangkat mengaji, ada beberapa anak menghampirinya. Mereka adalah Hasan dan Mustafa, mereka teman sekelas Ahmad. Hasan dan Mustafa mengajak Ahmad bermain. Namun Ahmad menolak dengan sopan, karena dia harus berangkat mengaji. Ahmad adalah anak yang memiliki sikap teguh pendirian. Dia tidak mudah terpengaruh dan dibujuk oleh orang lain.

2. Dermawan

a. Pengertian Dermawan

Dermawan artinya suka memberikan sesuatu kepada orang lain karena didorong oleh kemurahan hati terhadap sesame makhluk Allah SWT. Dermawan termasuk akhlak yang terpuji. Orang yang dermawan selalu bersifat pemurah, suka memberi, dan tidak bakhil atau kikir. Orang yang dermawan mempunyai hati yang halus, perasaan yang peka dan jiwa yang tenang.30

      


(26)

   

b. Contoh Dermawan

Hari ini hari Minggu, Fatimah libur sekolah. Dia berada di rumah bersama Ayah dan Ibunya. Fatimah berbagi kue dengan Ayah dan Ibu. Kue itu didapat dari neneknya kemarin. Tiba-tiba sada suara mengetuk pintu rumah Fatimah. Terlihat seorang pengemis tua sedang berdiri di depan pintu rumahnya. Fatima segera mengambil sebagian uang jajannya untuk diberikan kepada pengemis tua itu. Fatimah bukanlah anak yang pelit atau kikir. Karena dia selalu membantu atau menolong orang yang kekurangan.

D. Strategi Quick on The Draw

1. Pengertian Strategi

Strategi pada awalnya digunakan dalam dunia militer yang diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan. Sekarang istilah strategi banyak digunakan dalam berbagai bidang kegiatan yang bertujuan memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan. Hal ini juga dilakukan oleh guru yang mengharapkan hasil baik dalam proses pembelajaran, maka akan menerapkan suatu strategi agar hasil belajar siswanya mendapat prestasi yang baik.31

      


(27)

   

Istilah strategi berasal dari kata benda dan kata kerja dari bahasa Yunani. Sebagai kata benda strategos merupakan gabungan kata stratus (militer) dengan ago (memimpin). Sebagai kata kerja stratego berarti

merencanakan (to plan). Dalam kamus The American Herritage

Dictionary (dalam Strategi Pembelajaran) dikemukakan bahwa, Strategy is the science or art of military command as applied to overall planning and conduct of large-scale combat operations. Selanjutnya dikemukakan juga bahwa strategi adalah the art or skill of using stratagems (a military manuvre design to deceive or surprise an enemy) in politic, business, courtship, or the like.32

Strategi digunakan untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan, strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Di bawah ini beberapa definisi tentang strategi menurut para ahli:33

a. Kemp menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu

kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien.

b. Kozma, secra umum menjelaskan bahwa strategi pembelajaran dapat

diartikan sebagai setiap kegiata yang dipilih, yaitu yang dapat       

 Abdul Majid, Strategi , .3. 


(28)

   

memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.

c. Gerlach dan Ely menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu. Selanjutnya dijabarkan oleh mereka bahwa strategi pembelajaran dimaksud meliputi sifat, lingkup dan urutan kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik.

d. Dick dan Carey menjelaskan bahwa strategi pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang digunakan oleh guru dalam rangka membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Menurut mereka strategi pembelajaran bukan hanya terbatas pada prosedur atau tahapan kegiatan belajar saja, melainkan termasuk juga pengaturan materi atau paket program pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik.

e. Cropper mengatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan

pemilihan atas berbagai jenis latihan tertentu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Ia menegaskan bahwa tingkah laku yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik dalam kegiatan belajarnya harus dapat dipraktikkan.


(29)

   

2. Strategi Quick on The Draw a. Pengertian Quick on The Draw

Quick on the draw adalah sauatu strategi pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada aktivitas dan kerja sama siwa dalam mencari, menjawab dan melaporkan informasi dari berbagai sumber dalam sebuah suasana permainan yang mengarah pada pacuan kelompok melalui aktivitas kerja tim dan kecepatannya.34

Quick on the draw pertama kali dikenalkan oleh Paul Ginnis yang menginginkan agar siswa beerja sama secara kooperatif pada kelompok-kelompok kecil dengan tujuan untuk menjadi kelompok pertama yang menyelesaikan satu set pertanyaan. Dalam tipe ini siswa dirancang untuk melakukan aktivitas berpikir, kemandirian, fun, saling ketergantungan, multi sensasi, artikuasi dan kecendrungan emosional. Elemen yang ada dalam aktivias ini adalah keja kelmpok, membaca, bergerak, berbicara, menulis, mendngarkan, melihat dan kerja individu.35

b. Langkah-Langkah Quick on The draw

Sintak pembelajaran quck on the draw ada 7, yaitu:36

       34 Paul Ginnis, Trik, 164.

 Ibid, 164   Ibid, 163. 


(30)

   

1) Menyiapkan satu tumpukan kartu soal, misalnya delapan soal sesuai dengan tjuuan pembelajaran yang akan dibahas. Tiap kartu memiliki satu soal. Tiap kelompok memiliki satu tumpukan kart soal yang sama, tiap tumpukan katu soal memiliki warna berbeda. Misalnya, kelompok satu warna merah, kelompok dua warna biru dan seterusnya. Letakkan set kartu tersebut di atas meja, angka menghadap atas, nomor satu diatas.

2) Membagi siswa kedalam kelopok, tiap kelompok terdiri dari sembilan orang, masing-masing kelompok memiliki nomor berbeda dari satu sampai sembilan. Menentukan warna tumpukan kartu pada tiap kelompok sehingga mereka dapat mengenali tupukan kartu soal mereka di meja guru.

3) Memberi tiap kelompok bahan materi yang sudah disesuaikan dengan tujuan pembeajaran untuk tiap siswa dalam tiap kelompok.

4) Menyampakan aturan permainan.

Adapun aturan permainan, yaitu:

a) Pada kata “mulai” anggota bernomor satu dari tiap kelompok

lari ke meja guru mengambil pertanyaan pertama menurut warna mereka dan kembali membawanya ke kelompok.

b) Dengan menggunakan materi sumber, kelompok tersebut


(31)

   

c) Jawaban dibawa ke gurunya oleh anggota bernomor dua. Guru

memeriksa jawaban, jika ada jawaban yang tidak akurat atau tidak lengkap maka guru menyuruh siswa kembali ke kelompok dan mencoba lagi. Jika jawaban akurat dan lengkap, anggota bernomor satu kembali ke kelompok dan menyatakan bahwa dia telah berhasil menyelesaikan satu soal.

d) Pertanyaan kedua dari tumpukan warna kembali diambil oleh

anggota bernomor dua dan seterusnya. Tiap anggota dari kelompok harus berlari bergantian.

e) Saat satu siswa dari kelompok sedang “berlari” anggota lainnya membaca dan memahami sumber bacaan, sehingga mereka dapat menjawab pertanyaan nantinya dengan lebih efisien.

f) Kelompok pertama yang menjawab semua pertanyaan

dinyatakan sebagai pemenang.

5) Guru kemudian membahas semua pertanyaan dengan cara

menunjuk salah satu kelompok untuk menyampaikan jawaban dari kartu soal bernomor satu yang elah mereka jawab saat permainan, kemudian menunjuk salah satu kelompok lainnya untuk menyampaikan jawaban dari kartu soal bernomor dua dan seterusnya.


(32)

   

7) Memberikan penghargaan kepada kelompok yang dinyatakan

menang dalam permainan.

c. Kelebihan Quick on The Draw

Quick on The Draw memiliki beberapa keunggulan, antara lain:37 1) Aktivitas ini mendorong kerja kelompok, semakin efisien kerja

kelompok, semakin cepat kemajuannya. Kelompok dapat belajar bahwa pembagian tugas lebih produktif daripada menduplikasi tugas.

2) Memberikan pengalaman mengenai macam-macam keterampilan

membaca yang di dorong oleh kecepatan aktivitas, ditambah belajar mandiri, membaca pertanyaan dengan hati-hati, menjawab pertanyaan dengan tepat, membedakan materi yang penting dan tidak.

3) Membantu siswa membiasakan diri untuk belajar pada sumber, tidak hanya pada guru.

4) Sesuai bagi siswa dengan karakteristik yang tidak dapat duduk diam.

d. Kekurangan Quick on The Draw

        Paul Ginnis, Trik, 164. 


(33)

   

Ada beberapa kelemahan dari pembelajaran dengan strategi Quick on The Draw, yaitu: 38

1) Dalam kerja kelompok, siswa akan mengalami keributan jika pengelolaan kelas kurang baik.

2) Guru sulit untuk memantau aktivitas siswa dalam kelompok.

        Paul Ginnis, Trik, 165. 


(34)

   

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK). PTK dipilih dalam penelitian ini sebab penulis ingin meningkatkan kualitas pembelajaran secara khusus dalam hal meningkatkan minat belajar siswa di MI Darul Hidayah Tulangan Sidoarjo. Penelitian ini didesain untuk membantu guru mengetahui apa yang terjadi di dalam kelasnya. Informasi yang didapatkan oleh guru ini kemudian dijadikan pertimbangan dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan strategi yang akan diterapkan. PTK ini bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme guru, minat belajar siswa, kelas, sekolah secara keseluruhan.

Penelitian tindakan kelas ini memadukan antara penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut atau perspektif partisipan. Penelitian kualitatif mengkaji perpektif partisipan degan berbgai strategi, strategi yang digunakan bersifat interaktif, seperti observasi langsung, observasi partisipan, wawancara, dokumen-dokumen, serta teknik-teknik pelengkap berupa foto maupun rekaman. Sedangkan penelitian kuantitatif


(35)

   

menggunakan data berupa angka-angka sebagai alat untuk menemukan

keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui.39

Dalam pelaksanaannya penelitian tindakan kelas ini menggunakan Model

Kurt Lewin. Menurut Kurt Lewin konsep pokok action research terdiri dari

empat komponen, yaitu: 1.Perencanaan (planning), 2.Tindakan (acting),

3.Pengamatan (observing), dan 4.Refleksi (reflecting).

Gambar 3.1 Prosedur PTK model Kurt Lewin

      

 Nana Syaodih S., Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013),


(36)

   

Hubungan keempat komponen itu dipandang sebagai satu siklus40. Untuk

mengatasi permasalahan di dalam kelas mungkin diperlukan lebih dari satu siklus. Siklus-siklus tersebut saling berkaitan dan berkelanjutan. Apabila pada siklus pertama belum berhasi, maka dilakukan siklus kedua.

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas V MI Darul Hidayah Tulangan Sidoarjo pada mata pelajaran Aqidah Akhlak khususnya materi akhlak terpuji.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester genap yaitu tanggal 30 April, 02 Mei dan 01 Juni 2016.

c. Subyek Penelitian

Sebagai subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V MI Darul Hidayah Tulangan Sidoarjo tahun ajaran 2015-2016 dengan jumlah siswa sebanyak 45 yang terdiri dari 22 siswa perempuan dan 23 siswa laki-laki. Pemilihan kelas ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa minat belajar siswa di kelas masih perlu ditingkatkan sesuai dengan hasil observasi       


(37)

   

yang dilakukan peneliti. Selain itu pembelajaran dengan menggunakan

strategi quick on the draw belum diterapkan pada sekolah tersebut.

C. Variabel yang Diselidiki

Dalam penelitian tindakan kelas ini variabel-variabel yang akan diselidiki adalah sebagai berikut:

1. Variabel input : Siswa kelas V MI Darul Hidayah Tulangan Sidoarjo.

2. Variabel proses : Penerapan strategi quick on the draw.

3. Variabel output : Minat belajar siswa mata pelajaran Aqidah Akhlak

materi akhlak terpuji.

D. Rencana Tindakan

Penelitian ini dirancang dengan menggunakan model siklus, dan dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus tersebut terdiri atas beberapa tahap, yaitu dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan dan refleksi merupakan dasar untuk suatu ancang-ancang pemecahan.

Adapun rencana tindakan pada siklus akan diuraikan sebagai berikut:

1. Siklus 1

a. Perencanaan (Planning)

Kegiatan awal yang dilakukan peneliti pada tahap perencanaan ini yaitu menganalisis masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran serta mencari alternatif pemecahan masalahnya.


(38)

   

Sehingga dari hasil kegiatan tersebut peneliti akan dapat melakukan kegiatan selanjutnya sebagai berikut:

1)Menganalisis kurikulum dalam rangka mengetahui standar

kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok yang akan

disampaikan dengan menggunakan strategi quick on the draw.

2)Merancang bagian materi akhlak terpuji untuk siswa kelas V MI Darul Hidayah Tulangan Sidoarjo.

3)Menetapkan indikator ketercapaian hasil belajar Aqidah Akhlak

dengan mengacu pada stadar kompetensi dan kompetensi dasar.

4)Membuat dan merancang silabus dan rencana pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan strategi quick on the draw.

5)Menyiapkan bahan ajar, membuat lembar materi dan lembar kerja

siswa serta menyiapkan sarana dan prasarana yang dapat mendukung dalam proses pembelajaran.

6)Menyusun instrumen pengumpulan data yang akan digunakan

dalam penelitian tindakan kelas, sebagai berikut:

a) Lembar obsevasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

dengan menggunakan strategi quick on the draw.

b) Lembar observasi aktivitas guru dalam mengelolah proses

pembelajaran di dalam kelas sesuai yang telah direncanakan

dalam RPP dengan menggunakan strategi quick on the draw.


(39)

   

d) Menyususn lembar evaluasi pembelajaran dan panduan

wawancara. b. Tindakan (acting)

Tahap ini guru melaksanakan pembelajaran dengan materi akhlak terpuji. Adapun langkah-langkah kegiatan yang dilakukan sebagai berikut:

1)Kegiatan Awal (pendahuluan)

a) Guru mengucapkan salam kemudian berdo’a bersama-sama

untuk mengawali pelajaran.

b) Guru menanyakan kabar siswa.

c) Guru memeriksa kehadiran siswa.

d) Guru mereview kembali pelajaran sebelumnya dengan

mengajukan pertanyaan “Apakah yang dimaksud dengan teguh pendirian dan dermawan?”

e) Guru memotivasi siswa dengan mengajukan pertanyaan yang

berkaitan dengan materi yang akan dipelajari yakni “siapa yang pernah melakukan sikap teguh pendirian atau dermawan di rumah?”

f) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

g) Guru menyampaikan bahwa materi yang akan dipelajari hari


(40)

   

2)Kegiatan Inti Eksplorasi

a) Siswa mendengarkan sedikit penjelasan dari guru tentang

contoh sikap teguh pendirian dan dermawan dalam kehidupan sehari-hari.

b) Guru mengaitkan sikap teguh pendirian dan dermawan

dengan pengalaman siswa.

c) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok

beranggotakan 9 siswa. Elaborasi

a) Siswa mendengarkan penjelasan dari guru aturan permainan

yang akan dimainkan bersama.

b) Setiap kelompok diberi lembar kerja kelompok “Akhlak

Terpuji” beserta perintahnya untuk didiskusikan bersama kelompoknya.

c) Siswa melakukan permainan sesuai intruksi dari guru.

d) Siswa bersama guru kemudian membahas semua pertanyaan

dengan cara menunjuk salah satu kelompok untuk menyampaikan jawaban dari kartu soal bernomor satu yang telah mereka jawab saat permaianan. Kemudian menunjuk


(41)

   

salah satu kelompok lainnya untuk menyampaikan jawaban dari kartu soal bernomor dua dan seterusnya.

Elaborasi

a) Siswa mendapat penguatan dari guru hasil kegiatan yang

telah dilakukan.

b) Siswa mendengar penjelasan dari guru mengenai materi

akhlak terpuji (teguh pendirian dan dermawan).

c) Siswa menjawab pertanyaan dari guru tentang materi yang

baru didiskusikan.

3)Kegiatan Penutup

a) Siswa bersama guru menyimpulkan materi tentang sikap

teguh pendirian dan dermawan.

b) Siswa mendapat umpan balik dari guru melalui kegitan tanya

jawab dan mendapatkan penguatan materi.

c) Siswa mendapat refleksi dengan memperoleh pertanyaan

“Bagaiamana perasaan kalian setelah belajar hari ini?”.

d) Siswa mendapat tugas rumah sebagai tugas individu siswa.

e) Siswa mendapat informasi tentang rencana pembelajaran

pada pertemuan selanjutnya.

f) Siswa merapikan tempat duduk dan membersihkan sampah di


(42)

   

g) Siswa berdo’a bersama, dipimpin oleh siswa yang bertugas

pada hari tersebut.

h) Guru mengucap salam untuk mengkhiri pembelajaran.

c. Pengamatan (observing)

Dalam kegiatan pengamatan peneliti mengumpulkan serta menyusun data yang diperoleh dari proses pembelajaran. fokus pengamatan yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut :

1) Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

Pengamatan aktivitas siswa dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa yang telah disusun oleh peneliti dalam proses pembelajaran berlangsung.

2)Aktivitas guru dalam proses pembelajaran

Kegiatan pengamatan aktivitas guru dalam mengelolah proses pembelajaran dalam kelas dengan menggunakan strategi quick on the draw pada mata pelajaran Aqidah Akhlak materi akhlak terpuji dengan menggunakan lembar observasi aktivitas guru yang telah disusun dalam proses pembelajaran berlangsung. d. Refleksi (Reflecting)

Hasil yang diperoleh pada tahap observasi dikumpulkan dan dianalisis serta dari hasil tersebut, guru akan mempertimbangkan dengan melihat dan hasil observasi apakah kegiatan yang telah dilakukan sudah atau belum dapat meningkatkan hasil belajar pada


(43)

   

materi akhlak terpuji pada siswa kelas V MI Darul Hidayah Tulangan Sidoarjo.

2.Siklus II

a. Perencanaan (planning)

Kegiatan yang dilakukan peneliti dalam tahap perencanaan pada siklus II yaitu membuat rencana pembelajaran berdasarkan refleksi dan hasil analisis yang telah dilaksanakan pada siklus I. Dari hasil tersebut peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut:

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada

siklus II dengan memperhatikan kekurangan dan kendala-kendala yang terjadi pada siklus I.

2) Menyiapkan bahan ajar serta sarana dan prasarana yang dapat

mendukung dalam proses pembelajaran.

3) Menyusun instrumen pengumpulan data yang akan digunakan

dalam penelitian tindakan kelas, sebagai berikut :

a) Lembar obsevasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

dengan menggunakan strategi quick on the draw.

b) Lembar observasi aktivitas guru dalam mengelolah proses

pembelajaran di dalam kelas sesuai yang telah direncanakan

dalam RPP dengan menggunakan strategi quick on the draw.


(44)

   

d) Menyususn lembar evaluasi pembelajaran dan panduan

wawancara. b. Tindakan (acting)

Guru melaksanakan RPP sesuai dengan strategi quick on the

draw berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.

1) Kegiatan Awal (pendahuluan)

a) Guru mengucapkan salam kemudian berdo’a bersama-sama

untuk mengawali pelajaran.

b) Guru menanyakan kabar siswa.

c) Guru memeriksa kehadiran siswa.

d) Guru mereview kembali pelajaran sebelumnya dengan

mengajukan pertanyaan “Apakah yang dimaksud dengan teguh pendirian dan dermawan?”.

e) Guru memotivasi siswa dengan mengajukan pertanyaan

yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari yakni “siapa yang pernah melakukan sikap teguh pendirian atau dermawan di rumah?”.

f) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

g) Guru menyampaikan bahwa materi yang akan dipelajari hari


(45)

   

2) Kegiatan Inti

Eksplorasi

a) Siswa memperhatikan gambar dari guru tentang contoh

sikap teguh pendirian dan dermawan.

b) Guru mengaitkan gambar sikap teguh pendirian dan

dermawan dengan pengalaman siswa.Siswa mendengarkan sedikit penjelasan dari guru tentang contoh sikap teguh pendirian dan dermawan dalam kehidupan sehari-hari.

d) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok

beranggotakan 9 siswa. Elaborasi

a) Siswa mendengarkan penjelasan dari guru aturan permainan

yang akan dimainkan bersama.

b) Setiap kelompok diberi lembar kerja kelompok “Akhlak

Terpuji” beserta perintahnya untuk didiskusikan bersama kelompoknya.

c) Siswa melakukan permainan sesuai intruksi dari guru.

Siswa bersama guru kemudian membahas semua pertanyaan dengan cara menunjuk salah satu kelompok untuk menyampaikan jawaban dari kartu soal bernomor satu yang telah mereka jawab saat permaianan. Kemudian menunjuk


(46)

   

salah satu kelompok lainnya untuk menyampaikan jawaban dari kartu soal bernomor dua dan seterusnya.

Elaborasi

a) Siswa mendapat penguatan dari guru hasil kegiatan yang telah

dilakukan.

b) Siswa mendengar penjelasan dari guru mengenai materi

akhlak terpuji (teguh pendirian dan dermawan).

c) Siswa menjawab pertanyaan dari guru tentang materi yang

baru didiskusikan.

3) Kegiatan Penutup

a) Siswa bersama guru menyimpulkan materi tentang sikap

teguh pendirian dan dermawan.

b) Siswa mendapat umpan balik dari guru melalui kegitan

tanya jawab dan mendapatkan penguatan materi.

c) Siswa mendapat refleksi dengan memperoleh pertanyaan

“Bagaiamana perasaan kalian setelah belajar hari ini?”

d) Siswa mendapat tugas rumah sebagai tugas individu siswa.

e) Siswa mendapat informasi tentang rencana pembelajaran

pada pertemuan selanjutnya.

f) Siswa merapikan tempat duduk dan membersihkan sampah


(47)

   

g) Siswa berdo’a bersama, dipimpin oleh siswa yang bertugas

pada hari tersebut.

h) Guru mengucap salam untuk mengkhiri pembelajaran.

c. Pengamatan (observing)

Dalam kegiatan pengamatan peneliti mengumpulkan serta menyusun data yang diperoleh dari proses pembelajaran. fokus pengamatan yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut :

1)Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

Pengamatan aktivitas siswa dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa yang telah disusun oleh peneliti dalam proses pembelajaran berlangsung.

2)Aktivitas guru dalam proses pembelajaran

Kegiatan pengamatan aktivitas guru dalam mengelolah proses pembelajaran dalam kelas dengan menggunakan strategi quick on the draw pada mata pelajaran Aqidah Akhlak materi akhlak terpuji dengan menggunakan lembar observasi aktivitas guru yang telah disusun dalam proses pembelajaran berlangsung. d. Refleksi (reflecting)

Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus I dan siklus II. Serta menganalisis untuk membuat kesimpulan atas


(48)

   

minat belajar siswa mata pelajaran Aqidah Akhlak materi akhlak terpuji pada siswa kelas V MI Darul Hidayah Tulangan Sidoarjo.

E. Data dan Cara Pengumpulannya

1. Sumber Data

a. Siswa

Untuk mendapatkan data tentang minat belajar siswa mata pelajaran Aqidah Akhlak materi akhlak terpuji selama proses kegiatan pembelajaran.

b. Guru

Untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi strategi quick on the draw dalam proses pembelajaran.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini diupayakan agar bisa mendapatkan data yang benar-benar valid, maka peneliti melaukan pengumpulan data dengan cara sebagai berikut :

a. Observasi

Observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas

siswa dalam proses pembelajaran dan penerapan strategi quick on the

draw yang dilaksanakan guru. Observasi yang dilakukan yakni pengamatan aktivitas guru dan siswa pada siklus I dan II.


(49)

   

Wawancara ini digunakan untuk memperoleh data tentang kendala siswa dalam proses pembelajaran, prestasi belajara siswa, strategi yang diterapkan guru dalam proses pembelajaran. Wawancara diberikan untuk guru dan siswa pada pra siklus, siklus I dan siklus II.

c. Angket

Angket merupakan daftar pernyataan yang dijawab oleh siswa yang berkenaan dengan sikap dan suasana pembelajaran. dalam hal ini angket digunakan untuk memperoleh data tentang minat belajar siswa

sebelum dan sesudah diterapkan strategi quick on the draw.

Tabel 3.1

Indikator Butir Angket

NO INDIKATOR MINAT

BELAJAR

INDIKATOR BUTIR ANGKET

1. Mempunyai

kecenderungan yang

tetap untuk

memperhatikan dan

mengenang sesuatu

yang dipelajari secara terus menerus.

Senantiasa memperhatikan

ketika proses pembelajaran berlangsung.

Senantiasa mengikuti


(50)

   

NO INDIKATOR MINAT

BELAJAR

INDIKATOR BUTIR ANGKET

2. Ada rasa suka dan

senang pada sesuatu yang diminati.

Merasa senang dengan mata pelajaran Aqidah Akhlak materi Akhlak Terpuji.

Merasa suka dengan mata pelajaran Aqidah Akhlak materi Akhlak Terpuji.

3. Memperoleh suatu

kebanggaan dan

kepuasan terhadap

sesuatu yang diminati.

Mendapat kepuasan ketika mempelajari mata pelajaran Aqidah Akhlak materi Akhlak Terpuji.

Mendapat kebanggaan setelah mempelajari mata pelajaran Aqidah Akhlak materi Akhlak Terpuji.


(51)

   

NO INDIKATOR MINAT

BELAJAR

INDIKATOR BUTIR ANGKET

4. Ada rasa keterikatan

pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang diminati. Ketertarikan pada suatu objek untuk melakukan

atau mengerjakan

kegiatan dari objek

Tertarik dengan mata pelajaran Aqidah Akhlak materi Akhlak Terpuji.

Merasa terikat dengan kegiatan pembelajaran Aqidah Akhlak.

5. Partisipasi pada

aktivitas dan kegiatan.

Ikut berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Butir Angket Minat Belajar INDIKATOR

BUTIR ANGKET

PERNYATAAN NO

BUTIR ANGKET

POSITIF NEGATIF

Senantiasa memperhatika n ketika proses pembelajaran berlangsung. Saya memperhatikan penjelasan guru tentang mata pelajaran Aqidah 12


(52)

    INDIKATOR BUTIR ANGKET

PERNYATAAN NO

BUTIR ANGKET

POSITIF NEGATIF

Akhlak materi Akhlak Terpuji. Saya berharap tidak bertemu dengan mata pelajaran Aqidah Akhlak. 8 Senantiasa mengikuti pembelajaran yang berlangsung. Saya mengikuti proses pembelajaran Aqidah Akhlak dengan tenang. 2 Saya mengikuti proses pembelajaran Aqidah Akhlak dengan perasaan tertekan. 11


(53)

    INDIKATOR BUTIR ANGKET

PERNYATAAN NO

BUTIR ANGKET

POSITIF NEGATIF

dengan mata pelajaran Aqidah Akhlak materi Akhlak Terpuji.

nyaman pada saat pembelajaran Aqidah Akhlak. Saya tidak senang bila belajar Aqidah Akhlak dengan berkelompok. 18 Merasa suka dengan mata pelajaran Aqidah Akhlak materi Akhlak Terpuji.

Saya suka dengan mata pelajaran Aqidah Akhlak materi Akhlak Terpuji dalam bentuk permainan. 1 Saya merasa ruang kelas menjadi sangat membosankan 6


(54)

    INDIKATOR BUTIR ANGKET

PERNYATAAN NO

BUTIR ANGKET

POSITIF NEGATIF

ketika pelajaran Aqidah Akhlak materi Akhlak Terpuji. Mendapat kepuasan ketika mempelajari mata pelajaran Aqidah Akhlak materi Akhlak Terpuji.

Saya yakin akan mendapat nilai bagus pada mata pelajaran Aqidah Akhlak mata pelajaran Akhlak Terpuji.

9

Saya tidak ingin memperoleh nilai 100 dari mata pelajaran Aqidah Akhlak materi Akhlak Terpuji.

16


(55)

    INDIKATOR BUTIR ANGKET

PERNYATAAN NO

BUTIR ANGKET

POSITIF NEGATIF

kebanggaan setelah mempelajari mata pelajaran Aqidah Akhlak materi Akhlak Terpuji. mendapat nilai 100 membuat saya semangat belajar. Saya tidak peduli dengan hadiah yang diberikan guru Aqidah Akhlak. 19 Tertarik dengan mata pelajaran Aqidah Akhlak materi Akhlak Terpuji.

Saya tertarik jika belajar dengan teman dari pada hanya mendengar penjelasan dari guru. 5 Saya tidak tertarik dengan mata pelajaran Aqidah Akhlak 3


(56)

    INDIKATOR BUTIR ANGKET

PERNYATAAN NO

BUTIR ANGKET

POSITIF NEGATIF

materi Akhlak Terpuji. Merasa terikat dengan kegiatan pembelajaran Aqidah Akhlak. Saya ingin berhasil pada setiap pembelajaran di kelas. 15 Saya tidak mendapat pelajaran berharga dari materi Akhlak Terpuji. 20 Ikut berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Saya berusaha aktif mencatat berbagai penjelasan dari guru. 4


(57)

   

INDIKATOR BUTIR ANGKET

PERNYATAAN NO

BUTIR ANGKET

POSITIF NEGATIF

tugas tindak lanjut dengan senang.

Saya tidak menjawab pertanyaan dari guru.

14

Saya tidak suka ketika guru meminta saya untuk berdiskusi dengan teman dalam

mengerjakan soal tentang materi Akhlak Terpuji.


(58)

   

d. Dokumentasi

Dalam penelitian ini dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data yang ada di sekolah sebagai penunjang. Teknik dokumen ini digunakan untuk mengumpulkan data berupa jumlah siswa, keadaan sarana dan prasarana, jumlah guru dan karyawan serta foto-foto selama proses penelitian tindakan kelas.

F. Analisis Data

Analisis data merupakan langkah yang sangat penting, sebab dari hasil ini dapat digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang diajukan peneliti.

Untuk menganalisis data-data tentang penerapan strategi quick on the

draw yang dilakukan dengan cara mengobservasi aktivitas guru dan aktivitas siswa digunakan rumus sebagai berikut.

Dengan menggunakan rumus di atas, penulis menggunakan kriteria sebagai berikut:

0 – 25 = Sangat Tidak Baik 26 - 50 = Tidak Baik


(59)

   

51 – 75 = Baik

76 – 100 = Sangat Baik

Adapun untuk memberikan prosentase pada angket tentang penerapan

strategi quick on the draw untuk mengetahui minat belajar. Penulis

menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan: P = Prosentase F = Frekuensi X = Jumlah Siswa

Dengan menggunakan rumus di atas, penulis menggunakan kriteria sebagai berikut:

0 – 50 = Minat belajar siswa sangat rendah 51-70 = Minat belajar siswa rendah

71 – 85 = Minat belajar siswa tinggi


(60)

   

Adapun pemberian skor pada angket tentang penerapan strategi quick on

the draw dalam minat belajar, penulis menggunakan ketentuan sebagai berikut:

1. Pernyataan positif : Sangat Setuju = 4; Setuju = 3; Tidak Setuju = 2; Sangat Tidak Setuju = 1

2. Pernyataan negatif : Sangat Setuju = 1; Setuju = 2; Tidak Setuju = 3; Sangat Tidak Setuju = 4

Sedangkan untuk kriteria minat belajar siswa menggunakan pedoman sebagai berkut:41

1. Skor batas bawah kategori sangat tinggi/sangat baik adalah 0,80 X 80 =

64.

2. Skor batas bawah kategori tinggi/baik adalah 0,70 X 80 = 56.

3. Skor batas bawah kategori rendah/kurang adalah 0,50 X 80 = 40.

4. Skor batas bawah kategori sangat rendah/sangat kurang adalah < 40.

Tabel 3.7 Kategori Minat

NO SKOR PESERTA DIDIK KATEGORI MINAT

1. > 64 Sangat Tinggi / Sangat Baik

2. 57 sampai 64 Tinggi/Baik

3. 40 sampai 56 Rendah/Kurang

4. < 40 Sangat Rendah / Sangat Kurang

      


(61)

   

Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar, seorang siswa dikatakan mencapai ketuntasan atau berhasil apabila telah mencapai taraf petugasan minimal dengan nilai 75. Sedangkan, kelas dapat dikatakan tuntas belajar apabila di dalam kelas tersebut terdapat 80% peserta didik yang telah mencapai nilai lebih dari sama dengan 75.42

Table 3.8

Kriteria Tingkat Keberhasilan Kelas

Tingkat Keberhasilan (%) Kriteria

81%-100% 61%-80% 41%-60% 21%-40%

≤20%

Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah

Untuk menghitung prosentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:

Persentase = Jumlah peserta didik yang tuntas belajar x 100% Jumlah peserta didik

Data hasil analisis tersebut selanjutnya dapat disajikan melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean, perhitungan desil, persentil, perhitungan penyebaran data melalui       

42 Tim guru MI Darul Hidayah Kecamatan Tulangan Kabupaten Sidoarjo, Modul Pembelajaran


(62)

   

perhitungan rata-rata dan standar deviasi, perhitungan persentase, dan diberikan pembahasan.

G. Indikator Kinerja

Dalam penelitian tindakan kelas ini yang akan dilihat adalah indikator kinerjanya, maka diperlukan indikator sebagai berikut:

1. Setelah penelitian ini dilakukan diharapkan minat belajar siswa pada mata

pelajaran Aqidah Akhlak materi akhlak terpuji meningkat sekurang-kurangnya 20% pada setiap siklus. Diukur dari prosentase peningkatan

minat belajar sebelum dan sesudah menggunakan strategi quick ov the

draw.

2. Minimal 80% dari jumlah siswa mempunyai minat belajar Aqidah Akhlak

materi akhlak terpuji dalam kategori tinggi dan sangat tinggi.

3. Minimal 80% dari jumlah peserta didik mencapai KKM 75.

H. Tim Peneliti dan Tugasnya

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan secara kolaboratif, antara guru kelas sebagai guru pendamping dan mahasiswa sebagai peneliti. Tugas

guru mendampingi peneliti dalam menerapkan strategi gallery quick on the

draw pada mata pelajaran aqidah akhak. Adapun rincian tugas guru dan mahasiswa adalah sebagai berikut:


(63)

   

1. Guru

a. Nama : Anas Sururi, S.Pd. I

b. Jabatan : Guru Aqidah Akhlak

c. Tugas :

1) Bertanggung jawab atas semua jenis kegiatan pembelajaran.

2) Mengamati pelaksanaan penelitian.

3) Pelaksana kegiatan pembelajaran.

4) Terlibat dalam perencanaan, observasi, dan merefleksi pada tiap-tiap siklus.

2. Peneliti

a. Nama : Nur Latifah

b. NIM : D77212086

c. Status : Mahasiswa

d. Tugas :

1) Menyusun perencanaan pembelajaran, menyusun instrumen

penelitian, dan membuat lembar observasi.

2) Menyebarkan dan menilai instrumen penilaian peserta didik.

3) Menilai hasil tugas dan evaluasi akhir materi.

4) Melakukan diskusi dengan guru kolaborator.


(64)

 

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Pra Tindakan

Tahap pra tindakan ini dilakukan untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan sebelum peneliti melakukan proses penelitian. Pengamatan ini dilakukan dengan cara megamati kegiatan proses pembelajaran secara langsung di kelas V, wawancara terhadap guru Aqidah Akhlak dan siswa serta penyebaran angket pada siswa.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan secara langsung di dalam kelas, peneliti menemukan beberapa kendala selama kegiatan proses pembelajaran Aqidah Akhlak. Diataranya adalah sebagai berikut:

a. Pada awal pembelajaran banyak siswa yang belum siap untuk

mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa bermain dengan teman atau alat tulisnya.

b. Selama proses pembelajaran guru hanya menggunakan metode atau

strategi ceramah. Siswa hanya mendengarkan guru menjelaskan.

c. Posisi saat guru mengajar lebih banyak di depan dan kurang


(65)

   

Dalam pengamatan peneliti juga melakukan wawancara kepada guru Aqidah Akhlak kelas V yaitu Bapak Anas Sururi, S.Pd.I. Wawancara dilakukan pada saat istirahat berlangsung. Menurut guru, pembelajaran dilakukan seperti biasa, yaitu guru menerangkan dan siswa mendengarkan, mengerjakan soal, mengoreksi bersama, dan memberikan pekerjaan rumah. Untuk kegiatan tanya jawab jarang dilakukan karena siswa juga jarang bertanya.

Dari angket yang dibagikan ke siswa, menunjukkan bahwa minat belajar siswa terhadap mata pelajran Aqidah Akhlak materi akhlak terpuji dalam kategori sangat rendah. Hal ini dibuktikan dengan prosentase siswa yang mempunyai minat belajar tinggi tercatat sebesar 42,22% dengan jumlah 19 siswa. Hal ini disebabkan karena sebagian besar siswa tidak antusias dalam mengikuti pelajaran Aqidah Akhlak yang hanya menggunakan metode ceramah. Selain itu nilai hasil belajar siswa dalam kategori rendah. Hal ini terlihat pada jumlah peserta didik yang tuntas belajar pada tes tulis sebesar 46,67% dengan jumlah 21 siswa. Dengan perolehan hasil tersebut dikatakan belum berhasil karena belum mencapai target yang dikehendaki yakni mencapai 80%.

Rendahnya minat belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menjadi penyebabnya, yaitu: Pertama, selama proses pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher


(66)

   

centered). Artinya guru menyampaikan materi dengan ceramah, sehingga inilah yang menyebabkan siswa merasa jenuh dan bosan ketika berada di

dalam kelas dan ramai sendiri dengan teman-temannya. Kedua, siswa

kurang terlibat dalam proses pembelajaran, dikarenakan belum mengerti dan memahami materi yang diajarkan oleh guru sehingga siswa menjadi

pasif. Ketiga, kurangnya media pembelajaran dalam menyampaikan

materi Aqidah Akhlak. Sehingga membuat siswa rasa ketertarikannya terhadap pelajaran sangat kurang.

Untuk mengatasi masalah di atas yang menjadi penyebab dari rendahnya minat belajar siswa, selanjutnya peneliti menyusun rencana

tindakan dengan menggunakan strategi quick on the draw yang nantinya

dapat melibatkan siswa secara aktif selama proses pembelajaran dan diharapkan dapat meningkatkan minat belajar siswa.

2. Siklus I

Pada penelitian tindakan kelas ini, siklus I dilaksanakan pada tanggal 21 Mei 2016 dalam satu kali pertemuan dengan waktu 2x35 menit atau 2 jam pelajaran. Maka pada perencanaan tindakan siklus I peneliti

menerapkan strategi quick on the draw agar siswa bisa berperan aktif

dalam proses pembelajaran. Adapun perencanaan pada siklus I ini terdiri dari empat tahap yakni perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting) adalah sebagai berikut:


(67)

   

a. Perencanaan (plenning)

1)Menganalisis kurikulum dalam rangka mengetahui standar

kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok yang akan

disampaikan dengan menggunakan strategi quick on the draw.

2)Merancang bagian materi akhlak terpuji untuk siswa kelas V MI Darul Hidayah Tulangan Sidoarjo.

3)Menetapkan indikator ketercapaian hasil belajar Aqidah Akhlak

dengan mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar.

4)Membuat dan merancang silabus dan rencana pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan strategi quick on the draw.

5)Menyiapkan bahan ajar, membuat lembar materi dan lembar kerja

siswa serta menyiapkan sarana dan prasarana yang dapat mendukung dalam proses pembelajaran.

6)Menyusun instrumen pengumpulan data yang akan digunakan

dalam penelitian tindakan kelas, sebagai berikut :

a) Lembar obsevasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

dengan menggunakan strategi quick on the draw.

b) Lembar observasi aktivitas guru dalam mengelolah proses

pembelajaran di dalam kelas sesuai yang telah direncanakan

dalam RPP dengan menggunakan strategi quick on the draw.


(68)

   

d) Menyususn lembar evaluasi pembelajaran dan panduan

wawancara. b. Tindakan (acting)

Pada kegiatan awal menghabiskan waktu 15 menit. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan guru mengucapkan salam, mengajak siswa berdo’a bersama dan memeriksa kehadiran siswa, mereview kembali pelajaran sebelumnya dengan megajukan pertanyaan “apakah yang dimaksud dengan teguh pendirian dan dermawan?” kemudian siswa menawab secara bersama-sama. Guru memberi motivas dengan mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yakni “siapa yang pernah melakukan sikap teguh pendirian dan dermawan?” beberapa siswa mengangkat tangannya sebagai tanda bahwa mereka

pernah melakukan sikap teguh pendirian dan dermawan. Selanjutnya

siswa mendengakan penjelasan dari guru tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai.


(69)

   

Gambar 4.1 Guru Menjelaskan Materi

Langkah selanjutnya masuk pada inti pembelajaran, dengan durasi waktu 40 menit. Pada kegiatan inti yang pertama dilakukan yaitu siswa mendengarkan sedikit penjelasan dari guru tentang contoh sikap teguh pendirian dan dermawan dalam kehidupan sehari-hari dan guru juga mengaitkan sikap teguh pendirian dan dermawan dengan pengalaman siswa. Kemudian siswa dibagi menjadi 5 kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan 9 siswa. Pembagian kelompok ini menggunakan metode sebut angka dengan bantuan kertas lipat yang sudah diberi angka sesuai dengan jumlah kelompok yang dibutuhkan.


(70)

   

Gambar 4.2 Guru Menjelaskan Aturan Permainan Dalam Straegi Quick on the Draw

Kemudian guru menjelaskan aturan permainan yang ada pada

strategi quick on the draw. Setiap kelompok mendapatkan lembar

kerja kelompok beserta perintahnya untuk didiskusikan bersama kelompoknya. Kemudian siswa melakukan permainan yang ada dalam strategi quick on the draw sesuai intruksi guru. Setelah melakukan permainan hingga selesai, siswa bersama guru membahas semua pertanyaan dengan cara menunjuk salah satu kelompok untuk menyampaikan jawaban dari kartu soal bernomor satu yang telah mereka jawab saat permainan. Kemudian menunjuk salah satu kelompok lainnya untuk menyampaikan jawaban dari kartu soal bernomor dua dan seterusnya.


(71)

   

Gambar 4.3 Siswa Melakukan Permainan yang ada dalam strategi Quick on the Draw

Pada kegiatan penutup menghabiskan waktu selama 20 menit. Kegiatan pembelajaran terakhir yaitu siswa bersama guru menyimpulkan materi tentang sikap teguh pendirian dan dermawan. Siswa mendapat umpan balik dari guru melalui kegitan tanya jawab “apa saja contoh sikap teguh pendirian dan dermawan dalam kehidupan sehari-hari?” dan mendapatkan penguatan materi. Siswa juga mendapat refleksi dengan memperoleh pertanyaan “Bagaiamana perasaan kalian setelah belajar hari ini?” Siswa mendapat tugas rumah berupa 4 butir soal sebagai penilaian kognitif dan sebuah rubrik penilaian untuk penilaian sikap sebagai evaluasi dari guru. Siswa mendapat informasi tentang rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Kemudian siswa merapikan tempat duduk serta membersihkan sampah di sekitar bangku. Siswa berdo’a bersama dipimpin oleh siswa yang bertugas pada hari tersebut. Kemudian mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam.


(72)

   

c. Pengamatan (observing)

Pada kegiatan observasi peneliti meneliti bagaimana penerapan

strategi quick on the draw yang dilakukan di kelas V MI Darul

Hidayah Tulangan Sidoarjo, penjabarannya sebagai berikut:

1) Hasil observasi akivitas guru selama kegiatan pembelajaran

berlangsung.

Aktivitas guru pada saat salam dan mengajak semua siswa untuk berdo’a serta menanyakan kabar siswa berkategori sangat baik. Siswa merasa senang dan antusias saat melakukan aktivitas ini. Begitu pula dengan memerikasa kehadiran siswa, mendapat kategori baik. Ketika mereview pelajaran dan motivasi dalam kategori tidak baik yakni mendapat nilai 2, karena guru menyampaikan dengan suara dan nada bicara urang jelas. Kegiatan ini dibuktikan dengan ketidaksiapan siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Dalam menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi guru mendapat nilai 2 yang artinya tidak baik. Dalam penyampaiannya guru kurang menarik perhatian siswa karena suara guru terlalu pelan, sehiangga siswa kurang berpartisipasi dalam aktivitas ini.

Aktivitas guru pada saat kegiatan inti dimulai dengan guru menjelaskan serta mengaitkan sikap teguh pendirian dan sikap dermawan dalam kehidupan sehari-hari. Pada aktiviatas ini dalam


(73)

   

kategori tidak baik, intonasi suara dan interaksi guru pada siswa masih kurang sehingga mendapatkan nilai 2. Namun pada saat guru membagi siswa menjadi 5 kelompok dalam kategori baik, siswa antusias ketika melakukan aktivitas ini. Ketika guru menjelasakan aturan permainan hanya memperoleh skor 2 karena guru masih bingung dengan aturan permainan. Guru mendapatkan nilai 3 untuk membagi LK (Lembar Kerja) pada setiap kelompok. Untuk memberi intruksi permainan, membahas pertanyaan, memberi penguatan, menjelaskan materi dan memberikan pertanyaan dalam kategori tidak baik. Karena penyampaian guru yang kurang jelas dan membuat siswa bosan.

Pada kegiatan akhir guru menyimpulkan apa yang sudah dipelajari dan memberikan umpan balik mendapat nilai 2, karena guru menyampaikan terlalu terburu-buru. Begitu pula dengan refleksi, pemberian tugas rumah, informasi tentang pertemuan selanjutnya dan merapikan tempat duduk dalam kategori tidak baik. Dikarenakan intonasi suara dan interaksi kepada siswa kurang. Tetapi pada kegiatan berdo’a dan salam guru memiliki kategori baik, karena guru dapat memberi motivasi pada siswa sehingga siswa memiliki suatu kebanggaan yang telah diminati.


(74)

   

Dari uraian tersebut nilai pengamatan aktivitas guru mendapatkan nilai 59. Ini termasuk dalam kriteria baik. (lihat lampiran 38 hal. 182)

2) Hasil observasi ativitas siswa selama kegiatan pembelajaran

berlangsung.

Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan kegiatan

pembelajaran strategi Quick on The Draw yang difokuskan pada

kegiatan siswa. Pada kegiatan awal siswa terlihat antusias dan merasa senang pada saat menjawab salam, berdo’a dan memperhatikan guru memeriksa kehadiran dapat dikategorikan sangat baik. Pada saat guru memberi motivasi, menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi siswa terlihat tidak aktif dalam mengikuti aktivitas tersebut. Bahkan ketika menyampaikan materi siswa masih ada yang berbicara dengan teman sebangkunya, sehingga aktivitas-aktivitas tersebut masuk dalam kategori tidak baik.

Pada saat di kegiatan inti pembelajaran, siswa kurang memperhatikan penjelasan dari guru dan ketika guru mengaitkan sikap teguh pendirian dan sikap dermawan dengan kehidupan sehari-hari. Karena itu aktivitas ini memperoleh nilai 2. Namun ketika siswa membagi kelompok mereka terlihat senang karena guru membawa media kertas warna wani untuk membagi


(75)

   

kelompok sehingga memperoleh nilai 4. Siswa terlihat bosan ketika mendengarkan penjelasan aturan dari guru karena penjelasan yang monoton. Kegiatan ini masuk dalam kategori tidak baik. Siswa sangat antusias saat mendapat LK (Lembar Kerja) dari guru. Dan saat melakukan permainan sesuai intruksi dari guru, membahas pertanyaan, mendengarkan penguatan, mendengarkan penjelasan dan menjawab pertanyaan siswa terlihat bosan sehingga hanya memperoleh nilai 2.

Pada kegiatan akhir, mengulang penjelasan dan evaluasi kurang berjalan dengan baik. Karena siswa tidak tahu apa yang mau mereka tanyakan serta sebagian besar dari mereka kurang benar dalam menjawab pertanyaan dari guru. Bahkan guru terkesan diam, tetapi siswa serempak ikut serta dalam membaca do’a dan menjawab salam.

Dari uraian tersebut nilai pengamatan aktivitas siswa mendapatkan nilai 65. Ini termasuk dalam kriteria baik. (lihat lampiran 29 Hal. 185)

3) Hasil angket siswa setelah kegiatan pembelajaran menggunakan

strategi quick on the draw.

Dari hasil angket pada siklus I minat belajar siswa kelas V terhadap mata pelajaran Aqidah Akhlak materi Akhlak Terpuji


(76)

   

kategori rendah Hal ini dapat dibuktikan dengan prosentase siswa yang memiliki kategori minat belajar sangat tinggi sebesar 8,89% dengan jumlah 4 siswa dan tinggi sebesar 57,78% dengan jumlah 26 siswa. Jadi untuk kategori minat belajar sangat tinggi dan tinggi sebesar 66,67% dengan jumlah 30 siswa. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa siswa masih kurang minat belajar pada mata pelajaran Aqidah Akhlak materi akhlak terpuji. (Lihat Lampiran 20 Hal. 160)

Sedangkan pada nilai hasil belajar siswa di atas KKM sebesar 68.89% dengan jumlah 31 siswa. Hasil belajar siswa pada siklus I ini tegolong dalam kategori tinggi, namun belum mencapai target 80% .

d. Refleksi (reflecting)

Berdasarkan hasil observasi dapat disimpulkan bahwa

penggunaan strategi quick on the draw pada siklus I untuk

meningkatkan minat belajar siswa mata pelajaran Aqidah Akhlak materi akhlak terpuji di kelas V MI Darul Hidayah Tulangan Sidoarjo masih terdapat kekurangan. Setelah berdiskusi dengan guru mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas V diperoleh simpulan mengenai hal-hal yang menyebabkan minat siswa kurang antara lain:

1) Sebagian siswa belum terbiasa dengan kondisi belajar dengan

menggunakan strategi quick on the draw. Sebagian siswa masih


(77)

   

2) Siswa kurang memperhatikan pada saat dijelaskan materi yang

dipelajari. 

3) Sebagian siswa masih banyak yang bingung karena belum terlalu

paham dengan penerapan strategi quick on the draw.  

4) Guru dan siswa belum dapat memanfaatkan waktu yang terbatas,

karena baru pertama kali menggunakan strategi quick on the draw

Adapun hal-hal yang perlu dilakukan untuk upaya perbaikan pada siklus II adalah sebagai berikut:

1) Mengkondisikan siswa dalam menggunakan strategi quick on the

draw sehingga siswa ikut berpartisipasi dalam pembelajaran.

2) Memberikan media yang belum diberikan pada siklus 1 agar siswa

mudah memahami materi.

3) Lebih menjelaskan tentang penerapan strategi quick on the draw

sehingga siswa ikut aktif dalam proses pembelajaran.

4) Guru lebih dapat mengkondisikan waktu.

3. Siklus II

Siklus II dilaksanakan sebagaimana siklus I dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :

a. Perencanaan (Planning)

Rencana tindakan pada siklus II merupakan tindak lanjut evaluasi dari pelaksanaan siklus I. pada tahap ini diupayakan lebih


(78)

   

maksimal untuk menyempurnakan kekurangan yang ada pada siklus I. langkah-langkah yang dilakukan dalam siklus II adalah sebagai berikut :

1)Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah.

2)Menyiapkan bahan ajar, membuat lembar materi dan lembar kerja

siswa serta menyiapkan sarana dan prasarana yang dapat mendukung dalam proses pembelajaran.

3)Menyusun instrumen pengumpulan data yang akan digunakan

dalam penelitian tindakan kelas, sebagai berikut :

a) Lembar obsevasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

dengan menggunakan strategi quick on the draw.

b) Lembar observasi aktivitas guru dalam mengelolah proses

pembelajaran di dalam kelas sesuai yang telah direncanakan

dalam RPP dengan menggunakan strategi quick on the draw.

c) Menyiapkan lembar angket untuk siswa.

4)Menyususn lembar evaluasi pembelajaran dan panduan

wawancara. b. Tindakan (acting)

Tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 31 Mei 2016 dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran yakni 2x35 menit. Pelaksanaan tindakan tersebut dilaksanakan di ruang kelas V MI Darul Hidayah Tulangan Sidoarjo.


(79)

   

Pada kegiatan awal menghabiskan waktu 15 menit. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan guru mengucapkan salam, mengajak siswa berdo’a bersama dan memeriksa kehadiran siswa, mereview kembali pelajaran sebelumnya dengan megajukan pertanyaan “apakah yang dimaksud dengan teguh pendirian dan dermawan?” kemudian siswa menawab secara bersama-sama. Guru memberi motivasi dengan mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yakni “siapa yang pernah melakukan sikap teguh pendirian dan dermawan?” beberapa siswa mengangkat tangannya sebagai tanda bahwa mereka pernah melakukan sikap teguh pendirian dan  dermawan. Selanjutnya siswa mendengakan penjelasan dari guru tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Langkah selanjutnya masuk pada inti pembelajaran, dengan durasi waktu 40 menit. Pada kegiatan inti yang petama dilakukan yaitu siswa memperhatikan gambar mengenai contoh sikap teguh pendirian dan dermawan dalam kehidupan sehari-hari dan guru juga mengaitkan contoh gambar sikap teguh pendirian dan dermawan dengan pengalaman siswa. Kemudian siswa dibagi menjadi 5 kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan 9 siswa. Pembagian kelompok ini menggunakan metode sebut angka dengan bantuan kertas lipat yang sudah diberi angka sesuai dengan jumlah kelompok yang dibutuhkan.


(1)

   

Siswa mampu menyebutkan dan menerapkan sikap teguh pendirian dan dermawan dalam kehidupan sehari-hari.


(2)

 

BAB V PENUTUP A. Simpulan

Berdasarkan hasil peneltian yang telah dilakukan, penelti mendapatkan kesimpulan akhir dengan pencapaian yang positif. Melalu penggunaan strategi quick on the draw pada mata pelajaran Aqidah Akhlak dapat meingkatkan minat belajar siswa kelas V MI Darul Hidayah Tulangan Sidoarjo. Simpulan dalam penelitian ini adalah:

1.Minat belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak materi akhlak terpuji sebelum diterapkan strategi quick on the draw tergolong rendah dan sangat rendah sebanyak 26 siswa dengan prosentase 57,78 % dan siswa tergolong minat belajar tinggi dan sangat tinggi hanya 19 siswa dengan prosentase 42,22%. Minat belajar siswa rendah karena sebagian besar siswa tidak antusias dalam mengikuti pelajaran Aqidah Akhlak yang hanya menggunakan metode ceramah. Selain itu nilai hasil belajar siswa dalam kategori rendah. Hal ini terlihat pada jumlah siswa yang tuntas belajar sebesar 46,67% dengan jumlah 21 siswa. Dengan perolehan hasil tersebut dikatakan belum berhasil karena belum mencapai target yang dikehendaki yakni mencapai 80%.

2.Penerapan strategi Quick on the Draw untuk meningkatkan minat belajar Aqidah Akhlak materi akhlak terpuji pada siswa kelas V MI Darul


(3)

   

Hidayah Tulangan Sidoarjo dilakukan melalui tahapan siswa dibagi menjadi 5 kelompok untuk memainkan sebuah permainan. Dalam permainan tersebut siswa akan mendapatkan kartu soal untuk didiskusikan dengan anggota kelompok. Siswa secara bergantian menjawab pertanyaan dari soal. Kelompok yang pertama menjawab semua soal akan menjadi pemenang. Dalam penerapannya diperoleh hasil observasi aktivitas guru pada siklus I mendapat nilai akhir 59 (baik) dan meningkat pada siklus II menjadi 88 (sangat baik) serta hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I sebesar 65 (baik) dan meningkat pada siklus II menjadi 90 (sangat baik). Berdasarkan peningkatan peningkatan yang terjadi antara siklus I dan siklus II, maka penerapan strategi Quick on The Draw berhasil dan dilakukan dengan sangat baik.

3.Peningkatan minat belajar siswa kelas V MI Darul Hidayah Tulangan Sidoarjo setelah diterapkan strategi Quick on The Draw pada mata pelajaran Aqidah Akhlak mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil angket minat belajar dan nilai hasil belajar pada pra siklus, siklus I dan siklus II. Pada pra siklus 42,22% dengan hasil belajar 46,67%. Kemudian pada siklus I diperoleh hasil minat belajar 66,67% dengan hasil belajar 68,89%. Kemudian pada siklus II meningkat menjadi 91,11% dengan hasil belajar 88,89%. Sehingga bisa dikatakan berhasil dan bisa mencapi indikator yang telah ditentukan.


(4)

   

B. Saran

Berdasarkan simpulan penelitian di atas, peneliti dapat mengajukan saran-saran sebagai berikut:

1.Bagi Siswa

Siswa seharusnya senang dengan mata pelajaan Aqidah Akhlak maeri akhlak terpuji. Karena materi ini berhubungan dengan kehidupan sehari-hari siswa, sehinga penting bagi siswa untuk mempelajari materi ini. Untuk itu siswa perlu mengikuti danmenyukai mata pelaran Aqidah Ahlak materi akhlak terpuji agar menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

2.Bagi Guru

Guru kelas hendaknya menerapkan strategi quick on the draw agar siswa bisa bekerja sama dalam proses pembelajaran. Karena bekerja sama atau berkelompok saat pembelajaran memberikan suasana yang lebi menarik dibandingkan dengan ceramah saja.

3.Bagi Sekolah

Peneliti menyarankan penggunaan strategi quick on the draw sebagai strategi alternatif dalam meningkatkan minat belajar siswa. Stratgi ini dapat meningkatkan kerja sama antar siswa sehingga strategi ini sangat bermanfat bagi anak-anak usia MI.


(5)

 

DAFTAR PUSTAKA

Dalyono. 1997. Psikologi Pendidikan. (Jakarta: Rineka Cipta). Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. (Jakarta: PT. Bumi Aksara). Ginnis, P. 2008. Trik & Taktik Mengajar. (Jakarta: PT Indeks).

Hamalik,Oemar. 2007. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Hamdani, Ihsan dan A Fuad Ihsan. 2007. Filsafat Pendidikan Islam. (Bandung: Pustaka Setia).

Hasan, Hamid. 2009. Evaluasi Kurikulum. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya). Iif Khoiru, A. 2011. Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu. (Jakarta: Prestasi

Pustaka Publisher).

Majid, Abdul. 2005. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Konsep

Implementasi Kurikulum 2004). (Bandung: Remaja Rosdakarya).

Mubarok, Zaki. 2001. Akidah Islam. (Yogyakarta: UII Press).

Mulyasa, E. 2010. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. (Bandung: Remaja Rosdakarya).

Nasution. 1989. Kurikulum dan Pengajaran. (Bandung: Bumi Aksara)

Rahman, Abdul dan Muhbib Abdul Wahab. 2004. Psikologi: Suatu Pengantar. (Jakarta: Prenada Media).

Sabri, Alisuf. 2007. Psikologi Pendidikan. (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya).

Salim, Peter dan Yeni Salim. 1995. Kamus Bahasa Indonesia Kontenporer.

(Jakarta: Modern Press).

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. (Jakarta:

Rineka Cipta).

Supardi. 2015. Penilaian Autentik. (Jakarta: Raja Grafindo Persada).

Sudjana, Nan. 1991. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah

(Bandung: Sinar Baru).


(6)

 

Surawardi. Telaah Kurikulum Aqidah Akhlak Madrasah Ibtidaiyah.

Suryani, Nunuk dan Leo Agung. 2012. Strategi Belajar Mengajar. (Yogyakarta: Ombak).

Syah, Muhibbin. 2001. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru.

(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya).

Syaodih, Nana. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya).

Team MIA. 2006. Aqidah Akhlak. (Surabya: CV. MIA Surabaya).

Tualeka, Hamzah. 2012. Akhlak Tasawuf. (Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press). Wahab, Rohmalina. 2015. Psikologi Belajar. (Jakarta: PT. RajaGafindo Persada)  


Dokumen yang terkait

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN QUICK ON THE DRAW UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR IPS PADA PESERTA Penerapan Strategi Pembelajaran Quick On The Draw Untuk Meningkatkan Minat Belajar IPS Pada Peserta Didik Kelas V Di SD Negeri 01 Wonolopo Tasikmadu Karan

0 1 18

PENDAHULUAN Penerapan Strategi Pembelajaran Quick On The Draw Untuk Meningkatkan Minat Belajar IPS Pada Peserta Didik Kelas V Di SD Negeri 01 Wonolopo Tasikmadu Karanganyar Tahun Pelajaran 2013/2014.

1 4 9

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN QUICK ON THE DRAW UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR IPS PADA PESERTA Penerapan Strategi Pembelajaran Quick On The Draw Untuk Meningkatkan Minat Belajar IPS Pada Peserta Didik Kelas V Di SD Negeri 01 Wonolopo Tasikmadu Karan

0 1 17

PENERAPAN STRATEGI INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR AKHLAK TERPUJI SISWA Penerapan Strategi Index Card Match Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Akhlak Terpuji Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Al Hidayah Ngadirojo Kecamatan Ampel

0 1 14

PENERAPAN STRATEGI INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR AKHLAK TERPUJI SISWA Penerapan Strategi Index Card Match Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Akhlak Terpuji Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Al Hidayah Ngadirojo Kecamatan Ampel

0 1 15

PENERAPAN STRATEGI QUICK ON THE DRAW PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI SISWA POKOK Penerapan Strategi Quick On The Draw Pada Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Komunikasi Siswa Pokok Bahasan Bangun Datar Segitiga (PTK Pem

0 3 16

PENERAPAN STRATEGI QUICK ON THE DRAW PADPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI SISWA Penerapan Strategi Quick On The Draw Pada Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Komunikasi Siswa Pokok Bahasan Bangun Datar Segitiga (PTK Pembelajar

0 1 15

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA SISWA KELAS V MI NURUL ULUM GRABAGAN TULANGAN SIDOARJO.

0 1 104

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK QUICK ON THE DRAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII-4 SMP NEGERI 32 PEKANBARU

0 0 10

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KERJA KELOMPOK KECIL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK SISWA MI ROMANG LOMPOA KABUPATEN TAKALAR

0 0 114