IDENTIFIKASI STRUKTUR KOGNITIF SISWA DIBEDAKAN BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA PADA MATERI TRIGONOMETRI.

IDENTIFIKASI STRUKTUR KOGNITIF SISWA
DIBEDAKAN BERDASARKAN KEMAMPUAN
MATEMATIKA PADA MATERI TRIGONOMETRI
SKRIPSI
Oleh :
AHMAD FADLIL FARUQI
NIM. D34209017

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PMIPA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
AGUSTUS 2016

IDENTIFIKASI STRUKTUR KOGNITIF SISWA DIBEDAKAN
BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA PADA
MATERI TRIGONOMETRI
Oleh: Ahmad Fadlil Faruqi
ABSTRAK
Proses pembelajaran merupakan suatu proses adaptasi dengan
memasukkan informasi baru kedalam struktur pengetahuan (struktur

kognitif) yang sudah ada pada diri siswa. Dalam perkembangannya
struktur pengetahuan (struktur kognitif) akan menentukan kerangka
berfikir seseorang dan mendasari tindakan yang diambilnya.
Kesalahan pemahaman (Miskonsepsi) pada seseorang terhadap
informasi baru akan mempengaruhi struktur pengetahuan yang ada
pada dirnya. Sehingga guru harus mengetahui bagaimana struktur
pemahaman siswa sebelum memasukkan informasi baru dalam
proses pembelajaran agar menghindari miskonsepsi.
Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah (1) Untuk
mengidentifikasi struktur kognitif siswa ditinjau dari kemampuan
matematika kelompok atas pada materi trigonometri.(2) Untuk
mengidentifikasi struktur kognitif siswa ditinjau dari kemampuan
matematika kelompok tengah pada materi trigonometri.(3) Untuk
mengidentifikasi struktur kognitif dengan siswa ditinjau dari
kemampuan matematika kelompok bawah pada materi trigonometri.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek dan tempat
penelitian adalah siswa-siswi SMA IslamTerpadu Baitul Ulum
Pasuruan, dalam pengumpulan data peneliti menggunakan teknik
wawancara. Sampel diambil berdasarkan hasil tes kemampuan
matematika. Sedangkan untuk analisis menggunakan teknik

deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) struktur kognitif
pada kelompok kemampuan tinggi dilihat dari muatan muatan dapat
memahami, mempersepsi dan mengingat konsep-konsep dalam
materi trigonometri. Dilihat dari fungsi dapat mengembangkan dan
meningkatkan muatan struktur kognitif melalui hubungan antar
konsep. Dan dilihat dari operasi dapat memanipulasi,
mentransformasi dan menggunakan objek untuk mencapai suatu
tujuan tertentu.(2) Struktur kognitif pada kelompok kemampuan
sedang dilihat dari muatan muatan dapat memahami, mempersepsi
dan mengingat konsep-konsep dalam materi trigonometri. Dilihat
dari fungsi dapt mengembangkan dan meningkatkan muatan struktur

vi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

kognitif melalui hubungan antar konsep. Dan dilihat dari operasi
belum memanipulasi, mentransformasi dan menggunakan objek
untuk mencapai suatu tujuan tertentu. (3)Struktur kognitif pada

kelompok kemampuan bawah dilihat dari muatan muatan belum
memahami, mempersepsi dan mengingat konsep-konsep dalam
materi trigonometri. Dilihat dari fungsi dapat mengembangkan dan
meningkatkan muatan struktur kognitif melalui hubungan antar
konsep. Dan dilihat dari operasi belum memanipulasi,
mentransformasi dan menggunakan objek untuk mencapai suatu
tujuan tertentu.

Kata Kunci : Identifikasi Struktur Kognitif, Kemampuan Matematika,
Materi Trigonometri

vii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI

SAMPUL LUAR ....................................................................................i
HALAMAN JUDUL ..............................................................................ii
HALAMAN MOTTO .............................................................................iii

PERSETUNJUAN PEMBIMBING .......................................................iv
PERSETUJUAN TIM PENGUJI ...........................................................v
ABSTRAK..............................................................................................vi
DAFTAR ISI ..........................................................................................viii
DAFTAR TABEL ..................................................................................x
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................xii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................1
B. Rumusan Masalah .................................................................2
C. Tujuan Penelitian ..................................................................3
D. Manfaat Penelitian ................................................................3
E. Batasan masalah ....................................................................3
F.

Definisi Operasional .............................................................3

G. Sistematika Pembahasan .......................................................4
BAB II. KAJIAN TEORI
A. Struktur Kognitif ...................................................................7

B. Kemampuan Matematika ......................................................20
C. Trigonometri .........................................................................21
D. Kemampuan Matematika Siswa pada materi Trigonometri
..............................................................................................22
BAB III. METODE PENELITIAN

viii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

A. Jenis Penelitan ......................................................................25
B. Tempat dan Waktu Penelitian ...............................................25
C. Subjek Penelitian ..................................................................26
D. Teknik Pengumpulan data.....................................................30
E. Instrumen Pengumpul Data...................................................31
F.

Keabsahan Data ....................................................................32

G. Teknik Analisis Data ............................................................32

H. Prosedur Penelitian ...............................................................34
BAB IV. HASIL PENELITIAN
A. Struktur Kognitif Siswa Berkemampuan Matematika Tinggi
..............................................................................................37
B. Struktur Kognitif Siswa Berkemampuan Matematika Sedang
..............................................................................................128
C. Struktur Kognitif Siswa Berkemampuan Matematika Rendah
..............................................................................................199
BAB V. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Struktur Kognitif Siswa Berkemampuan Matematika Tinggi
..............................................................................................257
B. Struktur Kognitif Siswa Berkemampuan Matematika Sedang
..............................................................................................259
C. Struktur Kognitif Siswa Berkemampuan Matematika Rendah
..............................................................................................260
BAB VI. PENUTUP
A. Simpulan ...............................................................................263
B. Saran .....................................................................................264
Daftar Pustaka ........................................................................................265
Lampiran .................................................................................................266


ix

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas,Panduan
Penyusunan
Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan,(Jakarta : Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006),
H. 346
Farisi. Mohammad Imam. 2006 “Dari Teori Skema Ke Teori
Kurikulum:Rekomendasi Untuk Kurikulum Pendidikan IpsSd”Didaktika, Vol.1 No.2 September 2006
Gunawan.2010. Skripsi Analisis Hubungan Advice Organicer Dengan
Kemampuan Mengingat Terhadap Hasil Belajar Siswa, Medan ,
Universitas Negeri Medan
Haris Herdiansyah.2012,, Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu

Sosial (Jakarta: Salemba Humanik,
Hartantio ,Yoppy, Jurnal Pendidikan Teknik Elektro. Volume 03 Nomor 01
Tahun 2014 : Penerapan Strategi Belajar Peta Konsep Untuk
Meningkatkan Hail Belajar Siswa Pada Standart Kompetensi
Menerapkan Dasar-Dasar Elektronika Digital, Surabaya: Unesa,
2015 Hal 135
Hergenhahn, B. R. Dan Mathew H. Oslon.Theories Of Learning. Jakarta:
Prenada Media Grup. 2009
Hidayatullah, Bagus, 2014. Skripsi “Pengembangan Pembelajaran Berbasis
Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Matematis Siswa”,
Surabaya : Uinsa.
Kuswana. Wowo., 2012. Taksonomi Berfikir, Bandung: Rosada Karya
Lexy J Moleong. 1996. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:
RemajaRosdakarya,
Masykuri, Wildan, 2013. Skripsi Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
Matematika Bangun Ruang Menggunakan Metode Concept Map
Pada Siswa Kelas V Sd N Tamanagung 4 Kecamatan Muntilan:
Yogyakarta . Universitas Negeri Yogyakarta.
Poerwadarminta, W.J.S. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.

Schunk, Dale .2012. Learning Theory , Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Seifert Kelfin. 1993. Pedoman Pembelajaran & Instruksi Pendidikan
Boston: Ircisod.
Slameto, 2010. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya.
Jakarta: Rineka Cipta.
Solso, Robert L. 2007. Psikologi Kognitif, . Surabaya : Erlangga.

265

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

266
Subanji. 2007. Disertasi)Proses Berpikir Penalaran Kovariasional Pseudo
Dalam Mengkonstruksi Grafik Fungsi Kejadian Dinamik
Berkebalikan, Universitas Negeri Surabaya.
Suharsimi Arikunto, 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan .Yogyakarta:
Bumi Aksara..
Suparno, Paul. 1997. Filsafat Kontrukstivisme Dalam Pendidikan.
Yogyakarta : Kanisius.
Trianto, 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif.

Jakarta:Kencana Prenada Group.
Uno, Hamzah B. 2008. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran.
Jakarta: Bumi Aksara.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Proses pembelajaran merupakan suatu proses adaptasi dengan
memasukkan informasi baru kedalam struktur pengetahuan (struktur
kognitif) yang sudah ada pada diri siswa1. Pada proses belajar panca
indra kita menangkap rangsangan –rangsangan informasi dari luar.
Rangsangan-rangsangan dari luar itu memicu kerja otak mengelola dan
menjadikan nya sebagai suatu informasi. Pemahaman informasi baru
ini akan bergabung dengan struktur pengetahuan yang ada sesuai
dengan keterkaitan isi didalamnya.
Proses menstruktur pengetahuan yang melibatkan materi baru
menurut Piaget terdapat dua proses yaitu asimilasi dan akomodasi 2.

asimilasi adalah proses kognitif
yang dengan nya seseorang
megiregrasikan persepsi, konsep ataupun pegalaman baru ke dalam
skema atau pola yang sudah ada di pikirannya 3. Sedangakan akomodasi
merupakan (1) pembentukan skema baru yang dapat cocok dengan
rangsangan baru atau (2) memodifikasi skema yang ada sehingga cocok
dengan rangsangan itu4. Kedua proses ini akan menempatkan informasi
baru kedalam struktur pengatahuan yang ada.
Menurut teori Piaget, tentang proses perkembangan kognitif
mengatakan sturktur kognitif yang kita miliki selalu berinteraksi
dengan lingkungannya dengan cara asimilasi dan akomodasi. Jika
asimilasi dan akomodasi terjadi secara bebas atas tanpa konflik, maka
struktur kognitif
dikatakan berada pada keadaan seimbang
(equilibrium) dengan lingkungannya. Namun, jika terjadi konflik maka
seseorang berada pada keadaan tidak seimbang (disequilibrium) 5.
Konflik akan menyebabkan asimilasi dan akomodasi tidak bekerja
secara mestiya dan dapat menyebabkan miskonsepsi

1

Kelvin Seifert.Pedoman Pembelajaran & Instruksi Pendidikan. Yogyakarta: IRCisoD, 2012
Solso, Robert L, Psikologi Kognitif. Surabaya : Erlangga. 2007. hal 365
3
Suparno, Paul. Filsafat Kontrukstivisme Dalam Pendidikan. Yogyakarta : Kanisius, 1997.
Hal 31
4
Ibid. hal 32
5
Ismaimuza, Dasa, Jurnal Matematika Dan Pendidikan Matematika.
Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Strategi Konflik Kognitif
Terhadapkemampuan Berpikir Kritis Matematis Dan Sikap Siswa Smp, Palu: Untad Palu,
2012. hal. 2
2

1

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2
Miskonsepsi adalah pemahaman pada suatu konsep yang tidak
sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima para
pakar dalam bidang tersebut. Miskonsepsi juga didefinisikan sebagai
pengetahuan konseptual dan proposional siswa yang tidak konsisten
atau berbeda dengan kesepakatan ilmuwan yang telah diterima secara
umum dan tidak dapat menjelaskan secara tepat fenomena ilmiah yang
diamati6. Kejadian miskonsepsi menandakan bahwa struktur kognitif
pada siswa terjadi kesalahan pemaknaan atau gangguan keterhubungan
antar konsep-konsep. Akibatnya siswa tidak bisa menjelaskan dan
menstruktur pengetahuan dengan tepat.
Miskonsepsi sering terjadi pada semua jenjang pendidikan,
mulai siswa SD, SMP, SMA, dan mahasiswa di perguruan tinggi,
bahkan pada seseorang yang sudah bekerja. Miskonsepsi terjadi pada
siswa paling banyak disebabkan konsep awal yang tidak sesuai dengan
konsep ilmiah dibawa ke pendidikan formal 7. Jika miskonsepsi siswa
tidak ditanggulangi dengan baik, maka miskonsepsi akan semakin
kompleks dan stabil. Kondisi demikian menyebabkan berakumulasinya
kesulitan belajar siswa dan bermuara pada rendahnya hasil belajar
siswa8.
Guru sebaikanya mengetahui kemampuan dan gambaran umum
struktur kognitif siswa di kelasnya. Hal ini dimaksudkan untuk
meminimalisir miskonsepsi yang akhirnya menyebabkan kegagalan
proses pemahaman siswa. Ini menjadikan alasan peneliti untuk
melakukan penelitian dengan judul “IDENTIFIKASI STRUKTUR
KOGNITIF DIBEDAKAN BERDASARKAN KEMAMPUAN
MATEMATIKA PADA MATERI TRIGONOMETRI”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, pertanyaan penelitian yang
diajukan peneliti sebagai berikut :
1. Bagaimana struktur kognitif siswa ditnjau dari kemampuan
matematika tinggi pada materi trigonometri?
2. Bagaimana struktur kognitif siswa ditinjau dari kemampuan
matematika sedang pada materi trigonometri?
6
Purtadi, Sukisman dan Lis Permana Sari. Analisis Miskonsepsi Konsep Laju dan
Kesetimbangan Kimia pada Siswa SMA, Yogyakarta, UNY.hal 2.
7
Yuliati, Lia.modul : Miskonsepsi dan Remidiasi Pembelajaran IPA.Surabaya : UNESA hal
278.
8
Sadia, I Wayan. Jurnal : Efektivtas Model Konflik Kognitif dan Model Siklus Belajar untuk
Memperbaiki Miskonsepsi Siswa dalam Pembelajaran Fisika,Singaraja, UNDIKSHA.2013. hal
40

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3
3. Bagaimana struktur kognitif siswa ditinjau dari kemampuan
matematika rendah pada materi trigonometri?

C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pertanyaan penelitian di atas, tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengidentifikasi struktur kognitif siswa ditinjau dari
kemampuan matematika kelompok tinggi pada materi trigonometri.
2. Untuk mengidentifikasi struktur kognitif siswa ditinjau dari
kemampuan matematika kelompok sedang pada materi trigonometri.
3. Untuk mengidentifikasi struktur kognitif dengan siswa ditinjau dari
kemampuan matematika kelompok rendah pada materi trigonometri.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi siswa: membantu siswa mengetahui pemahaman dirinya yang
telah ia kuasai ditinjau dari segi struktur kognitif nya.
2. Bagi guru: sebagai wacana tentang struktur kognitif siswa bagi guru
maupun calon guru yang ingin menggetahui struktur kognitif.
Menghindari miskonsepsi pada siswa dan sebagai alat evaluasi guru
untuk menentukan tindakan yang tepat pada peserta didik guna
memiliki pengetahuan atau struktur kognitif yang sesuai dengan isi
materi yang di pelajari.
3. Bagi peneliti: penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui penjabaran
pemahaman siswa dan sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti lain
dalam melaksanakan penelitian yang sejenis dengan penelitian ini.
E. Batasan Masalah
Agar masalah dalam penelitian ini tidak meluas, maka peneliti
perlu memberikan batasan-batasan dalam penelitian ini. Adapun
batasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Penelitian ini hanya mengungkapkan pengorganisasian atau
konstruksi informasi yang telah ada tanpa melihat bagaimana
pengorganisasian pengetahuan yang dilakukan oleh setiap subjek
penelitian secara dalam.
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan dalam mengartikan istilah yang
digunakan dalam penelitian ini, akan dijelaskan beberapa istilah
sebagai berikut :

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4
1.

2.

3.

4.

5.

Identifikasi adalah suatu proses mengenali atau menggambarkan
pola dalam lingkup suatu tema, selain itu identifikasi dapat pula
sebagai suatu proses pemahaman terhadap sesuatu berdasarkan
ciri-ciri yang ada.
Kognitif berasal dari kata “cognoscere” yang artinya “
mengetahui”, atau “ sebagai pemahaman terhadap pengetahuan”,
atau “kemampuan untuk memperoleh suatu pengetahuan tertentu” 9,
dapat disimpulkan bahwa kognitif yaitu suatu bentuk stimulusstimulus atau rangsangan dari luar yang masuk setelah mereka
berinteraksi dan berintegrasi sebagai suatu pengetahuan dalam
ingatan, stimulus atau rangsangan dari luar tersebut dapat terdiri
dari fakta-fakta, konsep-konsep, dan berkaitan yang telah ada pada
diri siswa.
Struktur kognitif merupakan subtansi serta sifat oganisasi yang
signifikan keseluruhan pengetahuan sisiwa mengenai bidang mata
pelajaran tertentu10.
Identifikasi struktur kognitif adalah suatu proses menggambarkan
atau mengenali pola organisasi struktur pemahaman seseorang
terhadap sebuah konsep pengetahuan yang telah dimilikinya
Kemampuan matematika adalah kecakapan dalam menguasai
bidang ilmu tentang pengukuran, bilangan dan hubungan.

G. Sistematika penulisan
Sistematika pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Bab I
: Dalam bab ini berisi tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, definisi operasional, batasan penelitian
dan sistematika penelitian.
Bab II
: Pada kajian pustaka berisi tentang pembahasan apa
itu kognitif, struktur kognitiif, peta konsep,
kemampuan
matematika,
keluasan
materi
trigonometri, serta kemampuan matematika siswa
pada materi trigonometri.
Bab III
: Pada metode penelitian berisi tentang jenis penelitian,
waktu dan tempat penelitian, subjek penelitian, teknik
pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik
analisis data, dan prosedur penelitian.
9

Kuswana. Wowo., Taksonomi Berfikir,Bandung: Rosada Karyahal2012. hal 79
slameto, op cit h.124

10

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5
Bab IV

:

Bab V

:

BabVI

:

Pada hasil dan analisis berisi tentang deskripsi dan
analisis data yang didapatkan.
Pembahasan hasil penelitian dari deskripsi dan
analisis yang telah dilakukan pada Bab IV.
Simpulan yang diperoleh pada hasil penelitian dan
saran.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Struktur Kognitif
1.

Kognitif
Kognitif berasal dari kata “cognoscere” yang artinya “
mengetahui”, atau “sebagai pemahaman terhadap pengetahuan”,
atau “kemampuan untuk memperoleh suatu pengetahuan tertentu” 1.
Kognitif merupakan pemahaman terhadap suatu pengetahuan yang
didasari oleh kemampuan memperoleh dan memproses suatu
pengetahuan atau informasi. Kemampuan memperoleh dan
memproses suatu pengetahuan atau informasi merupakan proses
mental yang terjadi pada diri seseorang .
Manusia merupakan pemroses informasi. Pikiran
merupakan sebuah sistem pengolahan
informasi 2. Manusia
merupakan pemroses informasi, sehingga setiap individu memiliki
kemampuan untuk menangkap dan mengolah suatu informasi.
Pikiran manusia melakukan proses dari informasi yang didapatkan
untuk dijadikan suatu pemahaman pada proses belajar. Sehingga
pemahaman di dapatkan dari tahapan proses yang terjadi pada diri
manusia.
Just and Carperter mengemukakan bahwa pemahaman atau
kognitif merupakan pelaksanaan serangkaian tahapan secara
terkordinasi.Yang meliputi,
pengidentifikasian fitur-fitur,
penyandian kata-kata-dan penggunaan kosa kata atau simbol3. Proses
pengidentifikasian fitur atau penyandian kata pada kemampuan
kognitif sering digunakan pada pemahaman siswa. Ketika digunakan
pada sistem pembelajaran siswa proses pengidentifikasian digunakan
untuk membangun pemahaman siswa berdasarkan tema. Informasi
yang masuk pada diri siswa akan di identifikasi dalam bentuk katakata dan simbol sebagai kata kunci. Proses ini memilah informasi
yang masuk guna dicari kata kunci untuk di hubungkan dengan
pemahaman sudah terdapat pada diri siswa. Informasi tersebut akan

1
2

Kuswana. Wowo., Taksonomi Berfikir,Bandung: Rosada Karyahal2012. hal 79
Dale schunk, Learning Theory,Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2012. hal 228
Solso, Robert L, Psikologi Kognitif. Surabaya : Erlangga. 2007. h.351

3

7

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8
di hubungkan dengan pemahaman yang ada pada diri siswa melalui
kesamaan kata kunci maupun keterhubungan kata kunci.
ingatan
jangka
panjang
pemersatu
inderawi

ingatan
jangka
pendek

-

pengorganisasia
n

pengerak
respon

-proses
pemberian
kode

Gambar 2.1
Proses Pengolahan Informasi Pada Diri Manusia.4
Berdasarkan pemaparan di atas pemahaman pada diri siswa
diperoleh pada proses pembelajaran di kelas didapatkan dengan cara
penangkapan informasi atau rangsangan dari sumber pengetahuan
oleh siswa. Informasi ini berbentuk fakta yang telah ada dari
informasi orang lain dengan menggunakan panca indera. Setelah
terjadinya masuk informasi akan menuju ke pusat memori untuk di
rekam oleh siswa dan disimpan. Informasi yang disimpan akan
dikaitkan dan di organisasikan dengan pemahaman yang ada sesuai
kesesuaian kata kunci yang ada. Serangkaian proses ini yang
dinamakan dengan proses kognitif. Dan ketrampilan untuk
memproses suatu informasi dinamakan kemampuan kognitif.
Dalam perkembangannya, kemampuan kognitif tidak
muncul secara langsung ke dalam diri seorang individu. Dari
penelitiannya Piaget menyimpulkan bahwa perkembangan kognitif
anak-anak berjalan melalui sebuah rangkaian tetap 5.
Pola
perkembangan kognitif
anak cenderung tetap. Perkembangan
kognitif anak akan berkembang sesuai dengan usianya. Piaget
menyimpulkan bahwa taraf perkembangan kognitif anak akan
melalui fase-fase sesuai dengan usia perkembangan anak.
Piaget membagi taraf perkembangan kognitif anak menjadi
empat tingkat : (a) sensormotorik (lahir sampai 2 tahun) (b) pra
operasional (2-7 tahun) (c) operasi konkret (7-11 tahun) (d) operasi
4
5

Seifert kelfin, Pedoman Pembelajaran & Instruksi Pendidikan Boston: IRCisod.1993 h 96
Dale schunk, Learning Theory,Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012. hal 332

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9
formal (11 tahun sampai dewasa)6. setiap tahapan
memiliki
perbedaan kemampuan utama perkembangan kognitif pada
seseorang. Akibat dari kemampuan-kemampuan tersebut adalah
batasan-batasan
tahap pembelajaran pada anak. Sehingga
penyesuaian perkembangan kognitif dengan materi pembelajaran
diharapkan mengasah kemampuan anak sesuai dengan taraf
kemampuan utamanya. Berikut ini tahapan dan kemampuan utama
yang dimiliki menurut teori perkembangan kognitif Piaget
Table 2.1 Tahapan Perkembangan Kognitif Piaget7
Tahap
Sensor
motoric

Pra
operational
Operasi
konkret

Operasi
formal

Perkiraan
usia
Lahir
sampai 2
tahun
2
tahun
sampai 7
tahun
7
tahun
sampai 11
tahun

11 tahun
sampai
dewasa

Kemampuan- kemampuan utama anak
Terbentuknya konsep materi “kepermanenan
objek” dan kemajuan gradual dari perilaku
reflektif ke perilaku yang mengarah kepada
tujuan
Pekembangan menggunakan symbol-simbol
untuk
menyatakan
objek-objek
dunia.
Pemikiran masih egosentris dan sentrasi
Perbaikan dalam kemampuan untuk berpikir
secara logis. Kemampuan-kemampuan baru
termasuk penggunaan operasi-operasi yang
dapat balik, pemikiran tidak lagi sentrasi tetapi
desentrasi, dan pemecahan masalah tidak begitu
dibatasi oleh keegosentrisan
Pemikiran abstrak dan murni simbolis mengkin
dilakukan. Masalah dapat dipcahkan melalui
penggunaan eksperimentasi sistematis

Berdasarkan
tabel teori perkembangan Piaget ini
pekembangan kognitif anak mencapai puncak ketika memasuki
tahapan operasi formal, anak pada rentang usia 11 tahun sampai
seterusnya mengalami tahap transisi kepada pembelajaran yang
memiliki tingkat keabstrakan yang lebih tinggi dari pada kelompok
usia di bawahnya. Pada tingkat ini, anak sudah mempunyai
kemampuan untuk menggunakan dan menerima simbol-simbol serta
6

Dale schunk, Learning Theory,Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012. hal 332
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta:Kencana Prenada Group.
2011, hal 72
7

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10
memiliki kemampuan mengelola informasi untuk di jadikan
pemecahan masalah. Kemampuan ini akan terbentuk apabila anak
dapat menyimpan dan menggunakan kembali informasi yang telah
diperoleh sebelumnya.
Menurut Piaget terdapat 2 prinsip utama dalam
pengembangan kognitif. 2 prinsip utama itu adalah organisasi dan
adaptasi8. Prinsip organisasi mengacu pada sifat dasar struktur mental
yang digunakan untuk mengeksplorasi dan memahami dunia.Prinsip
ini mengatur bagaimana pengetahuan ditempatkan sehingga bersifat
terstruktur atau terorganisasi.akibat dari pengetahuan yang ada
terstruktur menghasilkan organisasi. Prinsip adaptasi digunakan
untuk mengembangkan struktur yang ada dalam diri ketika terdapat
proses masukknya informasi baru untuk dikaitkan dengan struktur
pengetahuan yang ada. Prinsip adaptasi berkembang akibat
penyesuaian diri individu terhadap ditemukannya informasi baru
berupa fakta yang ada disekitarnya. Prinsip ini akan menghasilkan
pembaharuan struktur pengetahuan lama menjadi struktur
pengetahuan baru setelah adanya peroses integrasi informasi baru
kedalam struktur. Kedua prinsip ini mengembangkan kognitif dari
proses pembelajaran yang di lakukan individu untuk menghasilkan
organisasi struktur pengetahuan atau yang lebih dikenal dengan nama
struktur kognitif.
2.

Struktur kognitif
Definisi Struktur kognitif merupakan subtansi serta sifat
oganisasi yang signifikan keseluruhan pengetahuan sisiwa mengenai
bidang mata pelajaran tertentu9. Dalam
ingatan seseorang ,
pengetahuan yang terpisah-pisah atau unsur-unsur berintegrasi ke
dalam suatu unit konsep materitual. Unit ini di dasarkan atas
kesamaan penyandian atau keterkaitan informasi yang ada dengan
pengetahuan. Keterkaiatan yang terurut ini membentuk atau
menstruktur menjadi suatu pengetahuan yang telah di fahami oleh
siswa pada pelajaran tertentu.
Memahami struktur dapat menghindari ketidakpahaman
murid (miskonsep materisi) dari materi yang diterimanya. Pada

8

Solso, Robert L, Psikologi Kognitif. Surabaya : Erlangga. 2007. hal 365
Slameto, belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: rineka cipta, 2010. hal
124

9

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11
materi pelajaran tertentu., struktur kognitif mencerminkan seberapa
baik siswa mengorganisir pemahaman konsep materitualnya 10.
Apabila terjadi kesalahan pemahaman pada siswa akan terlihat
kesalahan penempatan ataupun kesalahan penghubungan antar
materi. Sehingga, guru dapat melakukan tindakan untuk memperbaiki
pemahaman ketika terjadi miskonsep materi.
Proses menstruktur pengetahuan yang melibatkan materi
baru menurut Piaget terdapat dua proses yaitu asimilasi dan
akomodasi11. Piaget mengemukakan proses ini digunakan pada
materi baru yang dicoba untuk di hubungkan dengan pemahaman
yang ada. Hasil dari proses ini akan membentuk struktur pemahaman
baru maupun memperbaharui pemahaman yang ada. Pembentukan
struktur pemahaman baru di lakukan apabila prinsip struktur
pemahaman lama sudah tidak sesuai dengan fakta yang telah ditemui
(situasi baru). Sedangkan proses memperbaharui pemahaman yang
ada, di lakukan ketika terdapat unsur perluasan pemahaman pada
materi yang sebelumnya. Hasil ini di terima sesuai dengan proses
yang di jalani.
Proses asimilasi adalah proses menghubungkan materi baru
dengan pemahaman yang telah ada12. Proses kognitif yang
dengannya seseorang ,mengitegrasika persepsi, konsep, ataupun
pengalaman baru le dalam skema atau pola yang sudah ada pada
pikirannya13. Proses ini dimulai dengan masukya materi atau
informasi baru pada ranah struktur kognitif. Proses masuknya materi
dan informasi baru diuraikan menjadi kata-kata atau simbol – simbol
yang akan buat sebagai kata kunci. Kata kunci tersebut di sesuaikan
dengan pemahaman yang juga memiliki kata kunci yang sama atau
memiliki pengertian yang saling berhubungan. Kata kunci tersebut
juga akan menempatkan dan menambahkan informasi baru ke dalam
struktur pemahaman yang telah ada. Proses asimilasi ini akan
berjalan terus. Menurut Wadsworh, asimilasi tidak menyebabkan

10
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
hal 124
11
Solso, Robert L, Psikologi Kognitif. Surabaya : Erlangga. 2007. hal 365
12
Subanji, Proses Berpikir Penalaran Kovariasional Pseudo Dalam Mengkonstruksi Grafik
Fungsi Kejadian Dinamik Berkebalikan, Disertasi unpublished Universitas Negeri Surabaya,
(2007), h. 6
13
Suparno, Paul. Filsafat Kontrukstivisme dalam pendidikan. Yogyakarta : Kanisius, 1997.
Hal 31

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12
perubahan
skemata14.

/

pergantian

skemata,

melainkan

perkembangan

Proses akomodasi merupkan proses memodifikasi struktur
kognitif atau membuat struktur yang baru 15. Proses ini harus
memodifikasi struktur yang ada dikarenakan proses asimilasi tidak
bisa dilakukan.Dengan alasan kata atau simbol pada pengalama baru
yang diuraikan sebagai kata kunci penghubung kurang cocok atau
tidak cocok sama sekali dengan pemahaman yang telah ada. Proses
akomodasi akan berdampak (1) membentuk skema baru yang dapat
cocok dengan rangsangan atau (2) memodifikasi skema yang ada
ehingga cocok dengan rangsangan itu16.
Dalam perkembangan intelek seseorang, diperlukan
keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi. Proses itu disebut
equilibrium, yakni pengaturan diri secara mekanis untuk mengatur
keseimbangan proses asimilasi dan akomodasi. Disequlibrium adalah
keadaan tidak seimbang antara asimilasi dan akomodasi.
Equilibration adalah proses dari disequilibrium ke equilibrium.
Proses tersebut berjalan terus dalam diri seseorang melalui asimilasi
dan akomodasi. Equilibration membuat seseorang dapat menyatukan
pengalaman luardengan struktur dalamya 17.
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan, pada proses
pembelajaran akomodaasi dan asimilasi pada struktur kognitif yang
ada akan kan membentuk struktur-struktur baru. Perkembangan
pembentukan struktur-struktur baru di dassarkan dengan
pembelajaran terhadap materi baru pada diri individu terus
meningkat. Akibatnya struktur yang ada akan diperbaharui sesuai
dengan proses akomodasi atau asimilasi yang digunakan pada
struktur kognitif yang telah ada. proses ini membentuk sebuah siklus
perkembangan kognitif anak

14

Ibid. hal 31
Subanji, Proses Berpikir Penalaran Kovariasional Pseudo Dalam Mengkonstruksi Garfik
Fungsi Kejadian Dinamik Berkebalikan, Disertasi unpublished Universitas Negeri Surabaya,
(2007), h. 6
16
Suparno, Paul. Filsafat Kontrukstivisme dalam pendidikan. Yogyakarta : Kanisius, 1997.
Hal 32
17
Ibid. hal 33
15

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

Lingkungan Fisik
Struktur Kognitif
Masuknya Informasi

Asimilasi

Akomodasi

Equilibrium
Gambar 2.2
Perkembangan Kognisi Individu Selama Pembelajaran. 18
Teori tentang struktur kognitif biasa disebut teori skemata.
Skemata merupakan teori tentang pengetahuan yang membahas
tentang bagaimana pengetahuan disajikan dan bagaimana sarana
penyajian serta penggunaan pengetahuan dalam cara-cara tertentu.
Menurut teori ini semua pengetahuan dipaket menjadi satu set (unit)
pengetahuan yang disebut skemata.
Skemata atau skema juga data di definisikan sebagai
pengetahuan yang di generalisasi kan (general-ized knowledge)
tentang peristiwa, skema mempresentasikan informasi general yang
mencakup tidak hanya peristiiwa - peristiwa di dalam kehidupan

18
Hergenhahn, B. R. dan Mathew H. Oslon.Theories of Learning. Jakarta: Prenada Media
Grup. 2009

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14
seseorang, tetapi juga pengetahuan umum mengenai tata cara, urutan
kejadian, dan situasi sosial19. Menjadikan skema atau skemata lebih
efektif untuk melihat tatanan pengetahuan siswa.
Sebuah penelitian terhadap sekelompok siswa yang diminta
untuk mengingat empat daftar kata-kata yang masing – masing
terdiri dari dua puluh delapan kata, kelompok pertama diminta
mengingat dengan metode menghafal. Sementara kelompok lain di
minta menggunakan diagram untuk mengelompokkan atau
menstruktur informasi yang sama dengan menggunakan sebuah
diagram. Ketika di lakukan pengujian, kelompok yang di tugaskan
untuk menstruktur informasi dapat menyebutkan dengan total 112
kata lebih banyak dari pada kelompok pertama. 20 Banyak penelitian
lain yang menunjukkan keefektifan teori struktur kognitif apabila
digunakan pada proses pembelajaran.
Slameto menyebutkan tiga variable penting yang terdapat
pada struktur kognitif ketika diaplikasikan untuk melihat suatu
proses pembelajaran. Variable tersebut yaitu: (a) tersedianya
gagasan-gagasan khusus yang relevan pada struktur kognitif, (b)
tigkat perbedaan (jelas atau tidak jelas) antara materi –materi belajar
baru dengan system gagasan yang sudah ada yang menerimanya, (c)
stabilitas dan kejelasan gagasan-gagasan yang berhubungan21.
Tersedianya gagasan khusus pada struktur kognitif merupakan
penghubungan materi belajar baru dikenal terhadap siswa dikaitkan
materi yang sudah di pelajari. Harus terdapat gagasan khusus yang
telah ada tidak relevan terhadap materi yang ada. Apabila gagasan
tersebut tidak muncul maka materi tersebut tidak bisa di hubungkan.
Materi tersebut hanya akan di hubungkan dengan gagasan yang lain
yang khusus memuat tentang symbol atau kata yang cocok.
Pentingnya gagasan khusus juga sebagai dasar pembuktian terhadap
materi baru untuk dipastikan relevan di dunia nyata.
Tingkat perbedaan (jelas atau tidak jelas) antar materi –
materi belajar baru . Siswa menyadari apa yang telah dipelajarinya
tetapi apabila tidak bisa membedakan dengan prinsip yang sudah ada
pada struktur kognitif menghasilkan pengetian yang samar19

Solso, Robert L, Psikologi Kognitif. Surabaya : Erlangga. 2007. hal106
Seifert kelfin, Pedoman Pembelajaran & Instruksi Pendidikan Boston: IRCisod.1993 h 108109
21
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta, 2010. h
125
20

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15
samar.kemampuan membedakan matei baru yang dipelajari dengan
prinsip yang sudah ada merupakan tolak ukur stabilitas hubungan
gagasan-gagasan yang sudah ada. Seringkali siswa tidak bisa
membedakan materi baru dengan prinsip-prinsip yang sudah ada
akan membuat hilangnya materi baru dalam ingatan jangka panjang.
Yang di gunakan hanya prinsip lama yang sudah ada pada ingatan.
Stabilitas dan kejelasan gagasan yang berhubungan.
Stabilitas adalah tolak ukur memaknai materi baru yang terhubung
dengan prinsip-prinsip yang sudah ada. Gagasan yang kabur dan
tidak stabil menyebabkan kemampuan menghubungkan dan retensi
materi-materi baru menjadi tidak kuat. Menyebabkan materi materi
baru susah di bedakan. Akibatnya dapat terdapat ketidakpahaman
pada murid dalam mengolah materi.
Adapun ciri-ciri skema atau skemata menurut romehart
adalah (a) memiliki variable (b) menyimpan beberapa kejadian
(c)menunjukkan tingkat abstraksi (d) lebih menunjukkan
pengetahuan daripada definisi.22. Memiliki variabel adalah suatu
skema harus mempunya kata kunci general yang digunakan untuk
menandai atau mengeneralkan skema dan menjadi penghubung
dengan informasi yang memiliki keterkaitan. Menyimpan beberapa
kejadian merupakan perekaman proses penandaan kejadian
penghubungan antar informasi yang ada dalam proses pembelajaran.
Menunjukkan tingkat abstraksi adalah suatu skemata dapat
menunjukkan tingkatam proses perangkaian dan pengambilan
informasi (proses abstraksi) pada suatu materi. Yang di maksud
menunjukkan pengetauan daripada definisi adala suatu skemata dapat
melihat keseluruhan hubungan antar informasi daripada hanya
melihat suatu pengertian dari suatu informasi.
Skema individu terbentuk dan berkembang melalui proses
„skematisasi‟. Dalam proses ini melibatkan tiga elemen dasaryaitu:
(1)
muatan (content);
(2)fungsi
(functions);
dan
(3)
operasi(operations)23. Ketiga elemen inilah yang membentuk
pengetahuan individu.
a.

Muatan/Isi (Content)

22
Lihat skripsi analisis hubungan advice organicer dengan kemampuan mengingat terhadap
hasil belajar siswa, unimed 2010 medan
23
Mohammad Imam Farisi “Dari Teori Skema Ke Teori Kurikulum: Rekomendasi Untuk
Kurikulum Pendidikan Ips-Sd”Didaktika, Vol.1 No.2 September 2006:159

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16
Muatan atau isi merupakan acuan dasar seorang
individu dalam memahami, mempersepsi, mengingat atas objek
yang diamati., muatan adalah “part of knowledge”24. Muatan
atau isi merupakan informasi yang diterima pada struktur
kognitif yang mempunyai kata kunci untuk terkait dengan
informasi yang lain di dalam suatu konsep. Informasi-informasi
tersebut merupakan bagian yang mendukung suatu konsep
pengetahuan. Muatan akan muncul dan berkembang seiring
dengan proses asimilisai dan proses akomodasi. Oleh sebab itu
suatu konsep pengetahuan sering di definisikan merupakan
kumpulan muatan-muatan atau informasi yang sejenis dan
relevan.
Suatu muatan dalam penggunaannya dapat digunakan
untuk mengisi bagian dari beberapa konsep berbeda namun
relevan. Contoh, ketika kita bicara tentang elang sebagai jenis
binatang pemangsa dan elang termasuk jenis burung.Muatan
yaitu elang dapat digunakan ketika kita menggali konsep
pengetahuan tentang binatang, namun ketika kita menggali
konsep pengetahuan tentang jenis burung, elang juga dapat
masuk kedalam konsep tersebut.
b.

Fungsi/Hubungan (Functions)
Fungsi merupakan kemampuan individu untuk
mengembangkan atau meningkatkan muatan struktur kognitif.
Fungsi memungkinkan seorang individu menata dan
meghubugkan muatan informasi yang ada menjadi struktur
skematik. Fungsi ini digunakan individu untuk mengorganisasi
pengetahuan yang ada.25. Fungsi (functions) adalah kemampuan
individu untuk mengembangkan atau meningkatkan muatan
struktur dengan menghubungkan muatan- muatan yang ada.
Hubungan yang dibentuk dan dinyatakan dalam keterkaiatan
sifat maupun ciri-ciri muatan pada konsep pengetahuan.
Hubungan yang terkait antar muatan bisa menunjukkan
informasi yang lebih eksklusif maupun yang lbih inklusif.

Mohammad Imam Farisi “Dari Teori Skema Ke Teori Kurikulum:Rekomendasi Untuk
Kurikulum Pendidikan Ips-Sd”Didaktika, Vol.1 No.2 September 2006:159
25
Mohammad Imam Farisi “Dari Teori Skema Ke Teori Kurikulum:Rekomendasi Untuk
Kurikulum Pendidikan Ips-Sd”Didaktika, Vol.1 No.2 September 2006:159
24

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17
Muatan yang lebih ekslusif akan berada di ururtan atas dan
memiliki beberapa hubungan dengan muatan-muatan yang
bersifat inklusif. Penggunaan functions atau hubungan pada
kumpulan muatan yang bersifat ekslusif dan inklusif akan
membuat suatu konsep pengetahuan. Contoh: Pada konsep
pengetahuan binatang akan menurut jenisnya dibagi menjadi
vertebrata dan avertebrata. Kata penghubungan yang dijalin
adalah jenis yang menghubungkan antara muatan hewan dengan
vertebrata dan hewan dengan avertebrata.
c.

Operasi (Operations)
Operasi merupakan
kemampuan individu dalalm
memanipualasi, mentransformasi dan menggunakan objek untuk
mencapai suatu tujuan26. Operasi merupakan ketehubungan
dengan menggunakan muatan-muatan untuk mencapai tujuan
tertentu. Sehingga suatu proses pencapaian tujuan bisa di lihat
dari penggunaan muatan-muatan pada tahapan yang operasikan.
Perbedaan antara operations dan functions adalah
bagaimana tujuan penggunaan hubungan. Ketika suatu hubungan
digunakan hanya untuk mengaitkan dan memaknai muatan
muatan yang ada merupakan suatu functions atau fungsi.
Penggunaan hubungan dengan cara mengaitkan sifat muatan
untuk mencapai suatu tujuan atau adalah yang disebut operations
atau operasi. Penggunaan operasi digunakan seseorang untuk
menunjukkan mekanisme pemecahan soal atau menunjukkan
suatu urutan kejadian suatu prosedur.

3.

Peta konsep (Concept map)
Beberapa penelitian yang bersinggungan dengan struktur
kogitif atau pemahaman siswa melibatkan concept map di dalamnya.
Menurut Tony Buzan (dalam Wildan Masykuri) Concept map (peta
pemikiran) metode utuk menyimpan untuk menyimpan suatu
informasi yang diterima oleh seseorang dan mengingat kembali

Mohammad Imam Farisi “Dari Teori Skema Ke Teori Kurikulum:
Rekomendasi Untuk Kurikulum Pendidikan Ips-Sd”Didaktika, Vol.1 No.2 September 2006:
160

26

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18
informasi yang diterima tersebut27. Eric Jansen menyebutkan peta
konsep (Concept map) bertujuan membuat materi pembelajaran
terpola secara visual dan grafis yang akhirnya dapat membantu
merekam, memperkuat, dan mengingat kembali informasi yang telah
dipelajari28.Salah satu alat yang dapat digunakan untuk
mengungkapkan skema pemikiran maupun kerangka pemikiran
seseorang akan seseuatu hal, adalah dengan menuliskan skema
pemikirannya dalam suatu peta konsep 29.
Dari pengertian-pengertian diatas Concept map dapat di
pakai untuk mengingat kembali informasi atau pemahaman yang
telah di pelajari. Dalam penelitian ini concept map digunakan untuk
alat mengungkap atau mengingat kembali setiap informasi –
informasi dalam struktur kognitif (struktur pemahaman) pada subjek
penelitian.
Menurut Nur, perta konsep ada 4 macam yaitu pohon
jaringa (network tree), rantai kejadian (event chain), peta konsep
siklus (cycle concept map), dan peta konsep jarring laba-laba (spider
concept map) 30.
Pohon jaringan (network tree), idepokok dibuat dalam
persegi empat, sedangkan beberapa yang lain dituliskan pada garisgaris penghubung. Garis-garis pada petakonsep menunjukkan
hubungan antara ide-ide itu. Kata –kata yang ditulis pada garis
memberikan hubungan antara konsep konep. Pohon jaringan cocok
untuk memvisualisasikan hal hal berikut : (a) menunjukkan sebab
akibatm (b) suatu hierarki, (c) prosedur yang bercabang, dan (d)
istilah-istilah yang berkaitan yang dapat digunaka untuk menjelaskan
hubungan-hubungan31.
27
Masykuri, Wildan, Skripsi Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Bangun Ruang
Menggunakan Metode Concept Map Pada Siswa Kelas V Sd N Tamanagung 4 Kecamatan
Muntilan. Yogyakarta : Uny. 2013. Hal19
28
Masykuri, Wildan, Skripsi Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Bangun Ruang
Menggunakan Metode Concept Map Pada Siswa Kelas V Sd N Tamanagung 4 Kecamatan
Muntilan. Yogyakarta : UNY. 2013. Hal20
29
Suparno, Paul. Filsafat Kontrukstivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta : Kanisius, 1997.
Hal 56
30
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran InvatifProgresif. Jakarta:Kencana Prenada Group.
2011, hal 160
31
Hartantio ,Yoppy, Jurnal pendidikan Teknik Elektro. Volume 03 Nomor 01 tahun 2014 :
Penerapan Strategi Belajar Peta Konsep Untuk Meningkatkan Hail Belajar Siswa Pada Standart
Kompetensi Menerapkan Dasar-Dasar Elektronika Digital, Surabaya, Unesa, 2015 hal 135

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19
Adapun langkah-langkah dalam membuat peta konsep
adalah (1) Mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang melingkupi
sejumlah konsep.(2) Mengidentifikasi ide-ide atau konsep-konsep
sekunder yang menunjang ide utama. (3) Tempatkan ide-ide utama di
tengah atau di puncak peta tersebut.(4) Kelompokkan ide-ide
sekunder di sekeliling ide utama yang secara visual menunjukkan
hubungan ide-ide tersebut dengan ide utama32.
Rantai kejadian (event chain) digunakan untuk memberikan
suatu urutan kejadian, langkah-langkah dalam suatu prosedur atau
diigunakan untuk memvisualisasikan hal-hal-berikut (a) memberikan
tahap thap dari suatu proses (b)langkah-langkah dalam suatu proses
linier, dan (c) suatu urutan kejadian33.
Peta konsep siklus (cycle concept map). Dalam peta konsep
siklus , rangkaian kejadian tidak menghasilkan suatu hasil final.
Kejadian terakhir pada rantai itu menghubugkan kembali ke kejadian
awal. Karena tidak ada hasil dan kejadian terakhir itu
menghubungkan ke kejadian aawal, siklus itu berulang dengan
sendirinya, peta konsep siklus cocok diterapkan untuk menunjukkan
hubugan bagaimana suatu rangkaian kejadian berinteraksi untuk
menghasilkan suatu kelompok hasil yang berulang-ulang34
Adapun langkah-langkah penggunaan Concept map dalam
penelitian ini adalah : (1) Subjek akan meggunakan kertas putih
tanpa garis, sticky note dan alat tulis. (2) Subjek menuliskan materi
sebagai subjek utama di tengah tengah kertas. (3) Subjek menuliskan
bagian-bagian informasi yang terdapat pada struktur pemahamannya
dalam sticky note (4) Subjek menempelkan dan memberi garis
sebagai hubungan antar informasi dan memberi nama garis sesuai
keterhubungan antar informasi.
B. Kemampuan Matematika

32
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran InvatifProgresif. Jakarta:Kencana Prenada Group.
2011, hal 158
33
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran InvatifProgresif. Jakarta:Kencana Prenada Group.
2011, hal 161
34
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran InvatifProgresif. Jakarta:Kencana Prenada Group.
2011, hal 163

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20
Kemampuan berasal dari kata “mampu” yang mempunyai
makna kesanggupan., kecakapan, atau kekuatan 35. Kemampuan adalah
merujuk pada kenerja seseorang dalam suatu pekerjaan yang bisa
dilihat dari pikiran, sikap dan perilakunya 36 Kemampuan dapat
diartikan penguasaan terhadap sesuatu. Jika di kaitkan dengan proses
pembelajaran, kemampuan diartikan sebagai penguasaan terhadap suatu
bidang ilmu. Penguasaan bidang ilmu didapatkan seorang individu
setelah mengalami proses pembelajaran dan tujuan pembelajaran.
Sehingga bisa dikatakan orang yang memilki kemampuan adalah orang
yang telah menguasai tujuan pembelajaran pada suatu bidang ilmu.
Kemampuan matematis adalah kemampuan untuk menghadapi
permasalahan baik dalam matematika maupun kehidupan nyata 37.
Kemampuan ini sebagai dasar ketrampilan yang harus di miliki siswa
setelah mengalami proses pembelajaran matematika. selain itu,
kemampuan matematika banyak digunakan guru untuk menentukan
tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran yang sudah di tentukan
akan dispesifikasi menjadi indikator ketercapaian kemampuan yang
dapat di nilai. Sehingga kemampuan belajar dapat evaluasi pada akhir
pembelajaran untuk melihat ketercapaian ketrampilan yang sudah
dimiliki oleh siswa.
Adapun tujuan mata pelajaran matematika untuk semua
jenjang pendidikan dasar dan menengah yang tertuang dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah agar siswa
mampu: (1) memahami konsep materi matematika, menjelaskan
keterkaitan antarkonsep materi, dan mengaplikasikan konsep materi
atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam
pemecahan masalah; (2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat,
melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi,
menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika; (3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan
memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan
model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh; (4) mengkomunikasikan
gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk
memperjelas keadaan atau masalah; dan (5) memiliki sikap menghargai
35

Poerwadarminta, W.J.S. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Hal
707
36
Uno, Hamzah B. 2008. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Aksara. Hal 102
37
Hidayatullah, bagus, Skripsi “Pengembangan Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk
Meningkatkan Kemampuan Matematis Siswa”, Surabaya : UINSA, 2014. Hal 21

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21
kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu rasa ingin tahu,
perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet
dan percaya diri dalam pemecahan masalah38. Dari tujuan pelajaran
matematika tersebut dapat dijadikan acuan untuk menentukan
kemampuan yang harus dimiliki siswa pada pembelajaran matematika.
C. Trigonometri
Ada perbandingan antar besaran panjang sisi pada segitiga
siku-siku. Sehingga terdapat 6 buah perbandingan yang disebut
perbandingan-perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku:

38
Depdiknas,Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,(Jakarta : Badan
Standar Nasional Pendidikan, 2006), h. 3

Dokumen yang terkait

Kecerdasan Logis Matematis Siswa Pada Materi Trigonometri Berdasarkan Kemampuan Matematika Siswa Kelas X MIA 2 MAN 1 Tulungagung - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 6

Kecerdasan Logis Matematis Siswa Pada Materi Trigonometri Berdasarkan Kemampuan Matematika Siswa Kelas X MIA 2 MAN 1 Tulungagung - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 4

Kecerdasan Logis Matematis Siswa Pada Materi Trigonometri Berdasarkan Kemampuan Matematika Siswa Kelas X MIA 2 MAN 1 Tulungagung - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 3

Kecerdasan Logis Matematis Siswa Pada Materi Trigonometri Berdasarkan Kemampuan Matematika Siswa Kelas X MIA 2 MAN 1 Tulungagung - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 15

Kecerdasan Logis Matematis Siswa Pada Materi Trigonometri Berdasarkan Kemampuan Matematika Siswa Kelas X MIA 2 MAN 1 Tulungagung - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 1 20

Kecerdasan Logis Matematis Siswa Pada Materi Trigonometri Berdasarkan Kemampuan Matematika Siswa Kelas X MIA 2 MAN 1 Tulungagung - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 13

Kecerdasan Logis Matematis Siswa Pada Materi Trigonometri Berdasarkan Kemampuan Matematika Siswa Kelas X MIA 2 MAN 1 Tulungagung - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 1 47

Profil struktur berpikir dalam memecahkan masalah dimensi tiga siswa dibedakan berdasarkan gaya kognitif objek dan spasial.

1 4 139

PROFIL KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA DIBEDAKAN DARI GAYA KOGNITIF REFLEKTIF DAN IMPULSIF PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR.

7 20 208

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA BERDASARKAN TEORI JOHN DEWEY PADA MATERI TRIGONOMETRI

1 3 8