Perbandingan Nilai Penyusutan Aktiva Tetap Antara Laporan Keuangan Komersial Dengan Laporan Keuangan Fiskal Berdasarkan Metode Garis Lurus (Straight Line Method) (Studi Kasus Pada PT Omedata Electronics, Bandung).

(1)

ABSTRAK

Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang giat melaksanakan pembangunan. Kegiatan pembangunan tersebut diarahkan pada bidang ekonomi dengan tujuan untuk mewujudkan perekonomian nasional yang mandiri dan handal berdasarkan demokrasi ekonomi, serta meningkatkan kemakmuran seluruh rakyat secara selaras, adil, dan merata. Karena itulah perusahaan memiliki peran penting di dalam dunia bisnis yang diidentifikasikan melalui barang dan atau jasa yang dihasilkan dan dijualnya. Sedangkan bagi negara, perusahaan adalah salah satu penyumbang penerimaan negara melalui pembayaran pajak penghasilan terhutang yang seringkali dianggap sebagai beban yang akan mengurangi laba bersih perusahaan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah nilai penyusutan aktiva tetap dengan metode garis lurus di dalam Laporan Keuangan Komersial memiliki perbedaan yang signifikan dengan nilai penyusutan di dalam Laporan Keuangan Fiskal, untuk mengetahui pengaruhnya terhadap perusahaan, dan untuk mengetahui penyebab terjadinya perbedaan di antara kedua nilai penyusutan tersebut.

Objek penelitian dalam skripsi ini adalah PT Omedata Electronics yang berlokasi di Jln Soekarno Hatta No.176, Bandung. PT Omedata Electronics adalah perusahaan yang bergerak dalam industri semi konduktor (Integrated Circuit) yang produknya digunakan untuk berbagai macam keperluan seperti pembuatan arloji, komputer, pesawat ruang angkasa, telepon genggam, radio dan lain sebagainya.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitis, yang akan memberikan gambaran mengenai keadaan perusahaan yang sesungguhnya melalui pengumpulan dan penyusunan data yang kemudian selanjutnya dianalisis dan ditarik kesimpulannya melalui dukungan teori-teori yang relevan, serta dilakukan pengujian hipotesis berdasarkan analisis kuantitatif, yaitu dengan menggunakan uji statistik sebagai alat bantu atas data-data relevan yang diperoleh. Alat uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Paired Sample T Test.

Agar dapat mengambil keputusan dan simpulan dari penelitian ini, hipotesis yang digunakan penulis adalah “Terdapat perbedaan yang signifikan pada nilai penyusutan aktiva tetap antara Laporan Keuangan Komersial dan Laporan Keuangan Fiskal.”

Dari hasil pengujian statistik dengan menggunakan program SPSS, dapat diketahui sig. (2-tailed) atau probabilitasnya sebesar 0,901. Dasar pengambilan keputusannya adalah jika probabilitas > 0.05 maka H0 diterima, sebaliknya jika probabilitas < 0.05 maka H0 ditolak. Hasil probabilitas dari penelitian ini lebih besar dari 0,05 sehingga dapat ditarik keputusan H0 diterima.

Dari hasil keputusan tersebut, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada nilai penyusutan aktiva tetap antara Laporan Keuangan Komersial dan Laporan Keuangan Fiskal PT Omedata Electronics yang menggunakan metode garis lurus.


(2)

DAFTAR ISI

ABSTRAK………... i

KATA PENGANTAR……… ii

DAFTAR ISI………... v

DAFTAR TABEL………... ix

DAFTAR GAMBAR……….. xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian……….. 1

1.2 Identifikasi Masalah……….. 3

1.3 Tujuan Penelitian………... 3

1.4 Kegunaan Penelitian……….. 4

1.5 Rerangka Pemikiran dan Hipotesis……… 5

1.6 Metode Penelitian……….. 9

1.6.1 Teknik Pengumpulan Data………. 10

1.6.2 Analisis Statistika dan Pengujian Statistika……… 11

1.7 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian……… 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pajak……… 13

2.1.1 Definisi dan Tinjauan Umum Mengenai Pajak……….. 13


(3)

2.1.3 Penggolongan Pajak………... 15

2.1.4 Sistem Pemungutan Pajak……….. 16

2.2 Pajak Penghasilan……….. 17

2.2.1 Subjek Pajak………... 18

2.2.1.1 Subjek Pajak Penghasilan………... 18

2.2.1.2 Subjek Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan... 22

2.2.2 Objek Pajak………. 23

2.2.3 Penggolongan Biaya Fiskal……… 28

2.2.3.1 Biaya-Biaya yang Tidak Dapat Dijadikan Pengurang………... 28

2.2.3.2 Biaya yang Merupakan Pengurang Penghasilan 30 2.3 Laporan Keuangan………. 32

2.3.1 Laporan Keuangan Komersial……… 33

2.3.2 Laporan Keuangan Fiskal………... 35

2.3.3 Perbedaan Laporan Keuangan Komersial dan Laporan Keuangan Fiskal………. 35

2.3.3.1 Rekonsiliasi Fiskal……….. 35

2.3.3.2 Beda Tetap……….. 37

2.3.3.3 Beda Waktu……… 39

2.4 Aktiva Tetap……….. 40

2.4.1 Jenis Aktiva Tetap………. 42

2.4.2 Pengungkapan Aktiva Tetap dalam Laporan Keuangan 44 2.5 Penyusutan………. 45


(4)

2.5.1 Penyusutan Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK)……….. 45 2.5.2 Penyusutan Berdasarkan Peraturan Perpajakan……….. 48 2.5.3 Jenis Metode Penyusutan Untuk Akuntansi Komersial. 50 2.5.4 Jenis Metode Penyusutan Untuk Akuntansi Fiskal…… 53 2.5.5 Persamaan dan Perbedaan Antara Akuntansi

Komersial dengan Akuntansi Fiskal………... 61 2.5.5.1 Persamaan Akuntansi Komersial dan Akuntansi Fiskal……….. 61 2.5.5.2 Perbedaan Akuntansi Komersial dan Akuntansi Fiskal……….. 61

BAB III OBJEK DAN METODA PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian……… 63 3.1.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan……… 63 3.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan……….. 64 3.1.3 Uraian Tugas………... 65 3.2 Metoda Penelitian……….. 66

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Daftar Aktiva Tetap……….. 72 4.2 Penyusutan Aktiva Tetap Berdasarkan Kebijakan Perusahaan. 74 4.3 Penyusutan Aktiva Tetap Berdasarkan Peraturan Perpajakan.. 104


(5)

4.4 Perbandingan Nilai Penyusutan Aktiva Tetap Perusahaan di Dalam Laporan Keuangan Komersial dan Laporan Keuangan Fiskal………. 133 4.5 Pengujian Hipotesis………... 134

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan……….... 139 5.2 Saran……….. 140

DAFTAR PUSTAKA………. 142


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Wajib Pajak dalam Negeri dan Wajib Pajak Luar

Negeri………... 20 Tabel 2.2 Tarif Penyusutan Aktiva Tetap……… 49 Tabel 2.3 Tarif Penyusutan untuk Aktiva Tetap Berupa Bangunan………… 54 Tabel 2.4 Tarif Penyusutan untuk Aktiva Tetap Bukan Bangunan………... 54 Tabel 2.5 Jenis-Jenis Harta Berwujud yang Termasuk dalam Kelompok I... 55 Tabel 2.6 Jenis-Jenis Harta Berwujud yang Termasuk dalam Kelompok II... 56 Tabel 2.7 Jenis-Jenis Harta Berwujud yang Termasuk dalam Kelompok III.. 58 Tabel 2.8 Jenis-Jenis Harta Berwujud yang Termasuk dalam Kelompok IV.. 60 Tabel 2.9 Perbedaan Antara Akuntansi Komersial Dengan Akuntansi

Fiskal……… 61 Tabel 4.1 Taksiran Masa Manfaat Ekonomis Aktiva Tetap PT Omedata

Electronics………... 70 Tabel 4.2 Taksiran Masa Manfaat Ekonomis Aktiva Tetap Berdasarkan

Peraturan Perpajakan………... 71 Tabel 4.3 Daftar Aktiva Tetap………. 72 Tabel 4.4 Penyusutan Aktiva Tetap Berdasarkan Kebijakan Perusahaan

Tahun 1996 (dalam USD)……… 76 Tabel 4.5 Penyusutan Aktiva Tetap Berdasarkan Kebijakan Perusahaan

Tahun 1997 (dalam USD)……… 77 Tabel 4.6 Penyusutan Aktiva Tetap Berdasarkan Kebijakan Perusahaan


(7)

Tahun 1998 (dalam USD)……… 79 Tabel 4.7 Penyusutan Aktiva Tetap Berdasarkan Kebijakan Perusahaan

Tahun 1999 (dalam USD)……… 81 Tabel 4.8 Penyusutan Aktiva Tetap Berdasarkan Kebijakan Perusahaan

Tahun 2000 (dalam USD)……… 83 Tabel 4.9 Penyusutan Aktiva Tetap Berdasarkan Kebijakan Perusahaan

Tahun 2001 (dalam USD)……… 86 Tabel 4.10 Penyusutan Aktiva Tetap Berdasarkan Kebijakan Perusahaan

Tahun 2002 (dalam USD)……… 89 Tabel 4.11 Penyusutan Aktiva Tetap Berdasarkan Kebijakan Perusahaan

Tahun 2003 (dalam USD)……… 92 Tabel 4.12 Penyusutan Aktiva Tetap Berdasarkan Kebijakan Perusahaan

Tahun 2004 (dalam USD)……… 95 Tabel 4.13 Penyusutan Aktiva Tetap Berdasarkan Kebijakan Perusahaan

Tahun 2005 (dalam USD)……… 98 Tabel 4.14 Penyusutan Aktiva Tetap Berdasarkan Kebijakan Perusahaan

Tahun 2006 (dalam USD)……… 101 Tabel 4.15 Penyusutan Aktiva Tetap Berdasarkan Peraturan Perpajakan

Tahun 1996 (dalam USD)……… 105 Tabel 4.16 Penyusutan Aktiva Tetap Berdasarkan Peraturan Perpajakan

Tahun 1997 (dalam USD)……… 106 Tabel 4.17 Penyusutan Aktiva Tetap Berdasarkan Peraturan Perpajakan


(8)

Tabel 4.18 Penyusutan Aktiva Tetap Berdasarkan Peraturan Perpajakan

Tahun 1999 (dalam USD)……… 110 Tabel 4.19 Penyusutan Aktiva Tetap Berdasarkan Peraturan Perpajakan

Tahun 2000 (dalam USD)……… 112 Tabel 4.20 Penyusutan Aktiva Tetap Berdasarkan Peraturan Perpajakan

Tahun 2001 (dalam USD)……… 115 Tabel 4.21 Penyusutan Aktiva Tetap Berdasarkan Peraturan Perpajakan

Tahun 2002 (dalam USD)……… 118 Tabel 4.22 Penyusutan Aktiva Tetap Berdasarkan Peraturan Perpajakan

Tahun 2003 (dalam USD)……… 121 Tabel 4.23 Penyusutan Aktiva Tetap Berdasarkan Peraturan Perpajakan

Tahun 2004 (dalam USD)……… 124 Tabel 4.24 Penyusutan Aktiva Tetap Berdasarkan Peraturan Perpajakan

Tahun 2005 (dalam USD)……… 127 Tabel 4.25 Penyusutan Aktiva Tetap Berdasarkan Peraturan Perpajakan

Tahun 2006 (dalam USD)……… 130 Tabel 4.26 Perbandingan Nilai Penyusutan Aktiva Tetap PT Omedata

Electronics di Dalam Laporan Keuangan Komersial dan

Laporan Keuangan Fiskal Tahun 1996-2006 (dalam USD)……… 133 Tabel 4.27 Nilai Penyusutan Aktiva Tetap Antara LKK dan LKF…………... 135 Tabel 4.28 Paired Samples Statistics………. 135 Tabel 4.29 Paired Samples Correlations……… 135 Tabel 4.30 Paired Samples Test………. 136


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Rerangka Pemikiran dan Hipotesis………. 9 Gambar 3.1 Struktur Organisasi……….. 64 Gambar 4.1 Pengambilan Keputusan Berdasarkan t Hitung dan t Tabel… 137


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Peran suatu perusahaan di dalam dunia bisnis diidentifikasikan melalui barang yang diproduksi dan dijualnya atau melalui jasa yang diberikan perusahaan kepada masyarakat. Dalam memproduksi barang atau memberikan jasa, perusahaan mempunyai tujuan ekonomis yaitu memperoleh laba semaksimal mungkin. Laba tersebut diperoleh jika total pendapatan perusahaan lebih besar daripada total biaya yang dikeluarkan.

Pada umumnya total biaya meliputi Harga Pokok Penjualan (HPP), biaya gaji, biaya administrasi dan umum, serta biaya lain-lain. Sebagai salah satu bentuk investasi jangka panjang, perusahaan juga harus mengeluarkan biaya untuk memperoleh aktiva tetap. Pengeluaran untuk memperoleh aktiva tetap (kecuali tanah) yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun ini harus dibebankan sebagai biaya untuk mendapatkan penghasilan dengan cara mengalokasikannya melalui penyusutan. Biaya penyusutan aktiva tetap yang berhubungan dengan proses produksi (misalnya: mesin) akan menjadi penambah biaya produksi tidak langsung di dalam HPP dan akan mempengaruhi laba perusahaan di dalam Laporan Keuangan.

Laporan Keuangan merupakan gambaran yang lengkap tentang aktivitas-aktivitas suatu perusahaan dalam periode tertentu. Sebagai produk akuntansi, Laporan Keuangan hendaknya mampu menyajikan informasi yang relevan dan


(11)

dapat diandalkan bagi para pemakainya. Laporan Keuangan perusahaan ada dua jenis, yaitu Laporan Keuangan Komersial dan Laporan Keuangan Fiskal. Laporan Keuangan Komersial disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berisi informasi yang digunakan untuk tujuan pengambilan keputusan ekonomi perusahaan, sedangkan Laporan Keuangan Fiskal disusun berdasarkan Undang-Undang Perpajakan dan menghasilkan informasi mengenai penghasilan kena pajak yang akan digunakan sebagai dasar perhitungan pajak penghasilan. Laporan Keuangan Fiskal diperoleh dari hasil koreksi fiskal terhadap Laporan Keuangan Komersial. Koreksi fiskal dilakukan karena secara umum prinsip akuntansi dan perpajakan memiliki asumsi yang berbeda-beda.

Perbedaan asumsi ini berpengaruh pula terhadap perhitungan biaya penyusutan, baik dari segi perlakuan untuk perolehan, pertukaran, penggunaan, metode penyusutan, maupun penilaian dari aktiva tetap. SAK mengakui beberapa metode penyusutan aktiva tetap, sedangkan Undang-Undang Perpajakan hanya mengakui dua metode penyusutan dengan tarif dan masa manfaat tertentu. Akibatnya akan terjadi selisih perhitungan biaya penyusutan antara Laporan Keuangan Komersial dan Laporan Keuangan Fiskal perusahaan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyesuaian nilai berupa rekonsiliasi fiskal.

Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan di atas, penulis berpendapat bahwa dalam meningkatkan kemajuan perusahaan serta menghasilkan informasi yang tepat dan dapat diandalkan, setiap perusahaan perlu menghitung dan mengalokasikan setiap biaya penyusutan yang terjadi dengan


(12)

sebaik mungkin. Hal itulah yang melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian dengan judul:

Perbandingan Nilai Penyusutan Aktiva Tetap Antara Laporan Keuangan Komersial Dengan Laporan Keuangan Fiskal Berdasarkan Metode Garis Lurus (Straight Line Method)

1.2Identifikasi Masalah

Dalam menganalisis dan meneliti nilai penyusutan di perusahaan yang bersangkutan, ada beberapa masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini yaitu:

1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai penyusutan di dalam Laporan Keuangan Komersial dengan nilai penyusutan di dalam Laporan Keuangan Fiskal perusahaan yang menggunakan metode penyusutan garis lurus?

2. Apabila terdapat perbedaan yang signifikan di antara kedua nilai tersebut, pengaruh apakah yang diperoleh perusahaan?

3. Apakah yang menyebabkan terjadinya perbedaan di antara kedua nilai penyusutan aktiva tetap tersebut?

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah:

1. Untuk mengetahui apakah nilai penyusutan aktiva tetap dengan metode garis lurus di dalam Laporan Keuangan Komersial memiliki perbedaan


(13)

yang signifikan dengan nilai penyusutan di dalam Laporan Keuangan Fiskal.

2. Untuk mengetahui pengaruh yang dihasilkan terhadap perusahaan jika terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kedua nilai tersebut di atas. 3. Untuk mengetahui penyebab terjadinya perbedaan nilai penyusutan aktiva

tetap tersebut.

1.4Kegunaan Penelitian

Tujuan dari penelitian mengenai masalah yang telah dikemukakan di atas adalah untuk mendapatkan manfaat yang berguna baik secara langsung maupun tidak langsung bagi berbagai pihak, diantaranya adalah:

1. Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperdalam pengetahuan dalam bidang perpajakan khususnya dalam hal penerapan metode penyusutan di dalam perusahaan dan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian akhir sarjana (program S1) pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Kristen Maranatha Bandung.

2. Perusahaan

Agar perusahaan mendapatkan informasi yang berguna, khususnya bagi pimpinan perusahaan yang menjadi objek penelitian, guna memberikan masukan yang bermanfaat dalam menilai kekurangan yang mungkin ditemukan penulis selama penelitian.


(14)

3. Lingkungan Universitas Kristen Maranatha (Dosen dan Rekan-rekan Mahasiswa)

Sebagai informasi tambahan dan bahan referensi untuk melakukan penelitian lebih lanjut berkenaan dengan masalah perpajakan.

4. Pihak-pihak lain

Agar dapat menjadi bahan informasi dalam dunia pendidikan, khususnya bidang Akuntansi, serta sebagai bahan kepustakaan atau sebagai sumber pengetahuan.

1.5Rerangka Pemikiran dan Hipotesis

Pajak adalah salah satu sumber penerimaan penting negara yang tercantum dalam APBN (Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara) yang akan digunakan untuk membiayai pengeluaran negara baik pengeluaran rutin maupun pengeluaran pembangunan. Oleh karena itu, setiap perusahaan mempunyai kewajiban untuk membayar pajak penghasilan terhutang yang dianggap sebagai beban yang akan mengurangi laba bersih. Sesuai dengan Pasal 17 UU PPh, besarnya tarif Pajak Penghasilan bagi Wajib Pajak tersebut dihitung berdasarkan Penghasilan Kena Pajak dalam Laporan Keuangan Fiskal.

Penghasilan Kena Pajak di dalam Laporan Keuangan Fiskal diperoleh dari koreksi terhadap komponen-komponen Laporan Keuangan Komersial, seperti penghasilan dan biaya, yang disesuaikan dengan Undang-Undang Perpajakan. Penyusutan sebagai salah satu biaya di dalam Laporan Keuangan Komersial juga tidak terlepas dari perbedaan waktu pengakuan antara SAK dan UU Perpajakan.


(15)

Menurut Kieso, Weygandt dan Warfield dalam bukunya Intermediate Accounting (2004:523), ada beberapa metode penyusutan yang dapat diterapkan

oleh perusahaan yaitu:

1. Activity method (units of use or production)

Depreciation expense = actual units of output for operating period x unit

depreciation rate

Depreciation rate = depreciable cost / estimated units of output

2. Straight-line method

Depreciation expense = depreciable cost / estimated useful life (in years)

Depreciable cost = cost – salvage value

3. Decreasing-charge methods (accelerated):

a. Sum-of-the-years’-digits

SYD = n x {(n + 1) / 2}

b. Declining-balance method

DDB = (cost – accumulated depreciation) x (2 x straight line rate)

4. Special depreciation methods

a. Group and composite methods

b. Hybrid or combination methods

Setiap metode penyusutan aktiva tetap akan menghasilkan biaya penyusutan aktiva tetap yang berbeda pula. Metode units of production menghubungkan nilai perolehan aktiva tetap langsung pada penggunaannya sehingga dikatakan sebagai metode terbaik yang mempertemukan biaya dengan pendapatan. Penggunaan metode ini akan menghasilkan biaya penyusutan yang


(16)

seimbang dengan besarnya aktivitas setiap tahun. Dalam metode straight line, besarnya metode penyusutan untuk setiap tahun selama umur ekonomis adalah sama besar. Metode decreasing charge akan menghasilkan biaya penyusutan yang semakin mengecil dari tahun ke tahun. Sedangkan dalam metode double declining balance, biaya penyusutan pada tahun-tahun awal lebih besar dan terus menurun

dari tahun ke tahun, karena adanya asumsi bahwa aktiva baru berada dalam kondisi yang paling baik sehingga dapat menghasilkan pendapatan yang lebih besar. Metode sum of the years’ digits juga akan menghasilkan perhitungan biaya penyusutan yang lebih besar pada tahun-tahun awal dan terus menurun pada tahun-tahun berikutnya tetapi hasil perhitungannya akan berbeda dengan metode double declining balance. Kadang-kadang suatu perusahaan harus menerapkan

special depreciation method karena keunikan sifat akuntansi yang dimilikinya

atau karena adanya peraturan-peraturan industri tertentu yang mengharuskan perusahaan menerapkan metode tersebut.

Metode-metode penyusutan ini memang pada akhirnya akan memberikan biaya penyusutan yang hampir sama, ini terlihat pada nilai akumulasi penyusutan dari aktiva yang disusutkan. Walaupun pada akhir masa manfaat aktiva tetap perhitungannya akan memberikan nilai akumulasi penyusutan yang hampir sama, tetapi biaya penyusutan tiap periode dari tiap metode penyusutan berbeda. Pengalokasian biaya yang baik dan tepat dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam perhitungan laba rugi perusahaan yang menerapkannya.

Dari beberapa metode penyusutan tersebut di atas, hanya ada dua metode saja yang diakui di dalam Ketentuan Perundang-undangan Perpajakan yang telah


(17)

diatur dalam pasal 11 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1991, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1994, dan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000 yaitu:

1. Metode Garis Lurus (Straight Line Method) dan Metode Saldo Menurun Ganda (Double Declining Balance Method) untuk aktiva tetap berwujud bukan bangunan.

2. Metode Garis Lurus (Straight Line Method) untuk aktiva tetap berwujud berupa bangunan.

Perbedaan pengakuan metode penyusutan yang disebabkan oleh perbedaan waktu (timing differences) antara SAK dan Undang-Undang Perpajakan akan menimbulkan koreksi terhadap nilai penyusutan aktiva tetap di dalam Laporan Keuangan Komersial. Koreksi fiskal ini akan mempengaruhi Penghasilan Kena Pajak di dalam Laporan Keuangan Fiskal yang digunakan sebagai dasar perhitungan Pajak Penghasilan terhutang perusahaan.

Berdasarkan pokok-pokok pemikiran di atas, maka penulis menyusun suatu hipotesis sebagai berikut:

“Terdapat perbedaan yang signifikan pada nilai penyusutan aktiva tetap antara Laporan Keuangan Komersial dan Laporan Keuangan Fiskal.”

Apabila rerangka pemikiran dan hipotesis tersebut dinyatakan dalam suatu bagan, maka dapat digambarkan sebagai berikut:


(18)

Gambar 1.1

Rerangka pemikiran dan hipotesis

Sumber: Penelitian (2006)

1.6Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif analitis, yaitu metode yang bertujuan mengumpulkan, menyajikan, menganalisis, dan menarik simpulan mengenai keadaan objek yang diteliti berdasarkan data-data dan fakta yang terdapat dalam perusahaan sehingga dapat memberikan gambaran yang cukup jelas atas objek yang diteliti. Setelah menetapkan hipotesis, akan dilakukan pengujian hipotesis berdasarkan analisis kuantitatif, yaitu dengan menggunakan uji statistik sebagai alat bantu atas data-data relevan yang diperoleh.

Variabel Y Variabel X

Nilai penyusutan aktiva tetap di dalam Laporan Keuangan

Komersial

Nilai penyusutan aktiva tetap di dalam Laporan Keuangan

Fiskal

Hipotesis:

Terdapat perbedaan yang signifikan pada nilai penyusutan aktiva tetap antara Laporan Keuangan Komersial dan Laporan Keuangan Fiskal

Alat Uji: Paired Sample T Test


(19)

1.6.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis untuk memperoleh data yang relevan adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data Primer (Field Research)

Data Primer diperoleh dan dikumpulkan dengan cara melakukan penelitian langsung ke lokasi perusahaan, sedangkan teknik untuk mengumpulkan data primer dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Observasi

Mengunjungi langsung perusahaan yang dipilih oleh penulis sebagai objek penelitian dan melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan kegiatan bagian-bagian yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti dan mengumpulkan data-data yang diperlukan.

b. Wawancara

Melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang berwenang memberikan keterangan dan data-data yang diperlukan untuk penelitian ini.

c. Dokumentasi

Mengumpulkan bukti-bukti yang diperlukan untuk penelitian berupa peraturan-peraturan, bahan-bahan dan dokumen-dokumen.

2. Pengumpulan Data Sekunder (Library Research)

Pengumpulan data-data yang diperlukan dilakukan dengan menggunakan literatur-literatur, buku-buku, catatan-catatan kuliah dan sumber data lainnya di perpustakaan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.


(20)

1.6.2 Analisis Statistika dan Pengujian Statistika

Penulis menggunakan Uji T untuk dua sampel yang berpasangan (Paired Sample T Test) sebagai alat uji statistik melalui prosedur SPSS untuk

membandingkan dua variabel. Pengujian ini akan menghitung rata-rata nilai dari variabel tersebut dan nilai dari hubungan keduanya. Penggunaan uji t disebabkan jumlah sampel yang diambil pada penelitian ini di bawah 30 buah. Pengujian ini juga dapat dilakukan secara manual dengan menggunakan rumus:

1 1 2 1 2 1 n n di di Sd n di d n Sd d t n i n i n i Keterangan: t = nilai distribusi t

n = jumlah sampel pengamatan berpasangan

d = nilai rata-rata perbedaan antara pengamatan berpasangan Sd = standar deviasi sampel

di = perbedaan antara data berpasangan

Kriteria pengujian:

Distribusi student (t) dengan derajat kebebasan (df) = n – 1 Tingkat signifikansi (a) yang digunakan adalah 0,05.


(21)

Kriteria yang dipakai untuk penerimaan atau penolakan H0 adalah:

H0 diterima jika: t hitung < t tabel dan t hitung > -t tabel (

t

2

t

t

2 ).

H0 ditolak jika: t hitung > t tabel dan t hitung < -t tabel (

t

t

2) atau (

t

t

2 ).

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

H0 = Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada nilai penyusutan aktiva tetap antara Laporan Keuangan Komersial dan Laporan Keuangan Fiskal.

H1 = Terdapat perbedaan yang signifikan pada nilai penyusutan aktiva tetap antara Laporan Keuangan Komersial dan Laporan Keuangan Fiskal.

Dasar pengambilan keputusannya adalah:

Jika probabilitas > 0.05 maka H0 diterima. Jika probabilitas < 0.05 maka H0 ditolak.

Setelah perhitungan statistik di atas selesai, dapat ditarik simpulan mengenai apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada nilai penyusutan aktiva tetap antara Laporan Keuangan Komersial dan Laporan Keuangan Fiskal perusahaan yang menggunakan metode garis lurus (straight line method).

1.7Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di PT Omedata Electronics yang berlokasi di Jalan Soekarno Hatta No. 176, Bandung. Penelitian ini dilakukan dari bulan September 2006 sampai dengan selesai.


(22)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian yang dilakukan terhadap PT Omedata Electronics serta didukung oleh data-data dan temuan-temuan yang diperoleh selama penelitian, penulis berhasil menarik beberapa kesimpulan, antara lain adalah:

1. Berdasarkan pengujian hipotesis menggunakan program SPSS dengan alat uji Paired Sampel T Test, diperoleh keputusan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai penyusutan aktiva tetap di dalam Laporan Keuangan Komersial (LKK) dengan nilai penyusutannya di dalam Laporan Keuangan Fiskal (LKF). Hal ini dibuktikan dengan hasil SPSS dimana t hitung adalah -0,128 dengan sig. (2-tailed) atau probabilitas sebesar 0,901 yang berarti H0 diterima karena sesuai dengan dasar pengambilan keputusan, probabilitasnya lebih besar dari 0,05. 2. Walaupun tidak terdapat perbedaan yang signifikan di antara kedua nilai

tersebut, tetapi perbedaan nilai di antara keduanya tetap ada. Pada tahun 1996, 1997, 2005, dan 2006 nilai penyusutan aktiva tetap di dalam LKK lebih besar daripada LKF. Sebaliknya, dari tahun 1998 sampai dengan tahun 2004 nilai penyusutan aktiva tetap di dalam LKF lebih besar daripada LKK. Perbedaan ini berpengaruh terhadap keseluruhan biaya


(23)

yang dapat dijadikan pengurang penghasilan, penghasilan kena pajak itu sendiri dan Pajak Penghasilan yang harus dibayarkan oleh perusahaan. 3. Perbedaan yang ada di antara kedua nilai penyusutan aktiva tetap tersebut

disebabkan oleh perbedaan estimasi masa manfaat. Di dalam menghitung biaya penyusutan aktiva tetap per tahun, perusahaan lebih memilih untuk menggunakan kebijakannya sendiri daripada mengikuti peraturan perpajakan yang telah ada. Walaupun perusahaan telah menggunakan metode penyusutan yang sesuai dengan ketentuan perpajakan, yaitu metode garis lurus, tetapi alokasi biaya penyusutan berdasarkan kebijakan perusahaan menimbulkan perbedaan yang harus dikoreksi.

5.2Saran

Berdasarkan simpulan di atas, penulis mencoba untuk memberikan saran yang mungkin dapat menjadi sebuah masukan bagi pihak manajemen PT Omedata Electronics dalam mengembangkan usahanya, yaitu:

Pembuatan kebijakan perusahaan yang berkaitan dengan penyusutan aktiva tetap sebaiknya disesuaikan lagi dengan ketentuan perpajakan. Hal ini dimaksudkan agar mempermudah penyesuaian nilai penyusutan di dalam Laporan Keuangan Komersial (LKK) dengan nilai penyusutan di dalam Laporan Keuangan Fiskal (LKF).

Perusahaan juga dapat mempertimbangkan penggunaan metode penyusutan saldo menurun ganda untuk jenis aktiva tetap bukan bangunan yang telah sesuai dengan ketentuan perpajakan. Saran ini diberikan karena


(24)

ada asumsi bahwa aktiva tetap pada awal masa manfaatnya dapat digunakan secara maksimal, sehingga akan menghasilkan output yang lebih besar daripada tahun-tahun berikutnya. Dengan metode ini nilai penyusutan akan lebih besar pada awal masa manfaat dan akan semakin mengecil sampai akhirnya habis. Nilai penyusutan yang besar dapat menjadi pengurang penghasilan kena pajak sehingga Pajak Penghasilan yang dibayarkan perusahaan juga akan berkurang. Namun demikian perhitungannya tidaklah semudah metode garis lurus.


(25)

DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntan Indonesia. (2004). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba Empat.

Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 138/KMK.03/2002 tentang pengelompokkan jenis-jenis Harta Berwujud.

Kieso, D. J. , J. J. Weygandt, T. D. Warfield. (2002). Edisi Kesepuluh. Jilid 2. Akuntansi Intermediate. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Kieso, D. J. , J. J. Weygandt, T. D. Warfield. (2003). 11th edition. Intermediate Accounting. Prentice Hall.

Mardiasmo. (2006). Edisi XIV. Perpajakan-Edisi Revisi 2006. Yogyakarta : Penerbit ANDI.

Santoso, Singgih. (2003). Mengatasi Berbagai Masalah Statistik dengan SPSS Versi 11.5. Jakarta : Elex Media Komputindo.

Suandy, Erly. (2006). Edisi 3. Perencanaan Pajak. Jakarta : Salemba Empat. Suharyadi, Purwanto S.K. (2004). Buku 2. Statistika : Untuk Ekonomi &

Keuangan Modern. Jakarta : Salemba Empat.

Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983, sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan. Waluyo. (2006). Edisi 6. Perpajakan Indonesia: Pembahasan Sesuai dengan

Ketentuan Perundang-undangan Perpajakan dan Aturan Pelaksanaan Perpajakan Terbaru. Jakarta : Salemba Empat. Warren, Carl S., james M. Reeve, Philip E. Fess. (2005). Edisi 21. Pengantar


(1)

1.6.2 Analisis Statistika dan Pengujian Statistika

Penulis menggunakan Uji T untuk dua sampel yang berpasangan (Paired Sample T Test) sebagai alat uji statistik melalui prosedur SPSS untuk

membandingkan dua variabel. Pengujian ini akan menghitung rata-rata nilai dari variabel tersebut dan nilai dari hubungan keduanya. Penggunaan uji t disebabkan jumlah sampel yang diambil pada penelitian ini di bawah 30 buah. Pengujian ini juga dapat dilakukan secara manual dengan menggunakan rumus:

1 1 2 1 2 1 n n di di Sd n di d n Sd d t n i n i n i Keterangan: t = nilai distribusi t

n = jumlah sampel pengamatan berpasangan

d = nilai rata-rata perbedaan antara pengamatan berpasangan Sd = standar deviasi sampel

di = perbedaan antara data berpasangan

Kriteria pengujian:

Distribusi student (t) dengan derajat kebebasan (df) = n – 1 Tingkat signifikansi (a) yang digunakan adalah 0,05.


(2)

Kriteria yang dipakai untuk penerimaan atau penolakan H0 adalah:

H0 diterima jika: t hitung < t tabel dan t hitung > -t tabel

(

t

2

t

t

2 ).

H0 ditolak jika: t hitung > t tabel dan t hitung < -t tabel (

t

t

2) atau

(

t

t

2 ).

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

H0 = Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada nilai penyusutan aktiva tetap

antara Laporan Keuangan Komersial dan Laporan Keuangan Fiskal.

H1 = Terdapat perbedaan yang signifikan pada nilai penyusutan aktiva tetap antara

Laporan Keuangan Komersial dan Laporan Keuangan Fiskal. Dasar pengambilan keputusannya adalah:

Jika probabilitas > 0.05 maka H0 diterima.

Jika probabilitas < 0.05 maka H0 ditolak.

Setelah perhitungan statistik di atas selesai, dapat ditarik simpulan mengenai apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada nilai penyusutan aktiva tetap antara Laporan Keuangan Komersial dan Laporan Keuangan Fiskal perusahaan yang menggunakan metode garis lurus (straight line method).

1.7Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di PT Omedata Electronics yang berlokasi di Jalan Soekarno Hatta No. 176, Bandung. Penelitian ini dilakukan dari bulan September


(3)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian yang dilakukan terhadap PT Omedata Electronics serta didukung oleh data-data dan temuan-temuan yang diperoleh selama penelitian, penulis berhasil menarik beberapa kesimpulan, antara lain adalah:

1. Berdasarkan pengujian hipotesis menggunakan program SPSS dengan alat uji Paired Sampel T Test, diperoleh keputusan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai penyusutan aktiva tetap di dalam Laporan Keuangan Komersial (LKK) dengan nilai penyusutannya di dalam Laporan Keuangan Fiskal (LKF). Hal ini dibuktikan dengan hasil SPSS dimana t hitung adalah -0,128 dengan sig. (2-tailed) atau probabilitas sebesar 0,901 yang berarti H0 diterima karena sesuai dengan

dasar pengambilan keputusan, probabilitasnya lebih besar dari 0,05. 2. Walaupun tidak terdapat perbedaan yang signifikan di antara kedua nilai

tersebut, tetapi perbedaan nilai di antara keduanya tetap ada. Pada tahun 1996, 1997, 2005, dan 2006 nilai penyusutan aktiva tetap di dalam LKK lebih besar daripada LKF. Sebaliknya, dari tahun 1998 sampai dengan tahun 2004 nilai penyusutan aktiva tetap di dalam LKF lebih besar daripada LKK. Perbedaan ini berpengaruh terhadap keseluruhan biaya


(4)

yang dapat dijadikan pengurang penghasilan, penghasilan kena pajak itu sendiri dan Pajak Penghasilan yang harus dibayarkan oleh perusahaan. 3. Perbedaan yang ada di antara kedua nilai penyusutan aktiva tetap tersebut

disebabkan oleh perbedaan estimasi masa manfaat. Di dalam menghitung biaya penyusutan aktiva tetap per tahun, perusahaan lebih memilih untuk menggunakan kebijakannya sendiri daripada mengikuti peraturan perpajakan yang telah ada. Walaupun perusahaan telah menggunakan metode penyusutan yang sesuai dengan ketentuan perpajakan, yaitu metode garis lurus, tetapi alokasi biaya penyusutan berdasarkan kebijakan perusahaan menimbulkan perbedaan yang harus dikoreksi.

5.2Saran

Berdasarkan simpulan di atas, penulis mencoba untuk memberikan saran yang mungkin dapat menjadi sebuah masukan bagi pihak manajemen PT Omedata Electronics dalam mengembangkan usahanya, yaitu:

Pembuatan kebijakan perusahaan yang berkaitan dengan penyusutan aktiva tetap sebaiknya disesuaikan lagi dengan ketentuan perpajakan. Hal ini dimaksudkan agar mempermudah penyesuaian nilai penyusutan di dalam Laporan Keuangan Komersial (LKK) dengan nilai penyusutan di dalam Laporan Keuangan Fiskal (LKF).

Perusahaan juga dapat mempertimbangkan penggunaan metode penyusutan saldo menurun ganda untuk jenis aktiva tetap bukan bangunan


(5)

ada asumsi bahwa aktiva tetap pada awal masa manfaatnya dapat digunakan secara maksimal, sehingga akan menghasilkan output yang lebih besar daripada tahun-tahun berikutnya. Dengan metode ini nilai penyusutan akan lebih besar pada awal masa manfaat dan akan semakin mengecil sampai akhirnya habis. Nilai penyusutan yang besar dapat menjadi pengurang penghasilan kena pajak sehingga Pajak Penghasilan yang dibayarkan perusahaan juga akan berkurang. Namun demikian perhitungannya tidaklah semudah metode garis lurus.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntan Indonesia. (2004). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba Empat.

Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 138/KMK.03/2002 tentang pengelompokkan jenis-jenis Harta Berwujud.

Kieso, D. J. , J. J. Weygandt, T. D. Warfield. (2002). Edisi Kesepuluh. Jilid 2. Akuntansi Intermediate. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Kieso, D. J. , J. J. Weygandt, T. D. Warfield. (2003). 11th edition. Intermediate Accounting. Prentice Hall.

Mardiasmo. (2006). Edisi XIV. Perpajakan-Edisi Revisi 2006. Yogyakarta : Penerbit ANDI.

Santoso, Singgih. (2003). Mengatasi Berbagai Masalah Statistik dengan SPSS Versi 11.5. Jakarta : Elex Media Komputindo.

Suandy, Erly. (2006). Edisi 3. Perencanaan Pajak. Jakarta : Salemba Empat. Suharyadi, Purwanto S.K. (2004). Buku 2. Statistika : Untuk Ekonomi &

Keuangan Modern. Jakarta : Salemba Empat.

Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983, sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan. Waluyo. (2006). Edisi 6. Perpajakan Indonesia: Pembahasan Sesuai dengan

Ketentuan Perundang-undangan Perpajakan dan Aturan Pelaksanaan Perpajakan Terbaru. Jakarta : Salemba Empat. Warren, Carl S., james M. Reeve, Philip E. Fess. (2005). Edisi 21. Pengantar