Analisis Laporan Keuangan Melalui Metode Rasio Keuangan Sistem Du Pont Pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S1 EKSTENSI MEDAN

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN MELALUI METODE RASIO

KEUANGAN SISTEM DU PONT PADA PT. PERKEBUNAN

NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN

DRAFT SKRIPSI

OLEH :

NURUL FATIMAH 040521055 MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan


(2)

ABSTRAK

Nurul Fatimah (2008) “ Analisis Laporan Keuangan Melalui Metode Rasio Keuangan Sistem Du Pont Pada PT.Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan” (dibawah bimbingan Drs. Abidan Aritonang sebagai Dosen Pembimbing, Prof.Dr.Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi sebagai Ketua Departemen, Dr.Isfenti Sadalia, SE, ME sebagai Dosen Penguji I dan Ami Dilham ,SE, MSi sebagai Dosen Penguji II).

Penelitian ini dilakukan pada PT.Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan yang berlokasi di Jl. Suprapto No.2 Medan. PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan merupakan perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis pengelolaan kelapa sawit, teh dan kakao. Latar belakang penelitian adalah adanya fluktuasi Return On

Investment (ROI) yang disebabkan karena adanya fluktuasi pada Net Profit Margin

(NPM) dan Total Asset Turnover (TATO) periode 2002 -2006.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab berfluktuasinya return

on investment dan juga melihat hubungan antara net profit margin dan total asset turnover terhadap return on investment pada PT.Perkebunan Nusantara IV (Persero)

Medan. Metode penelitian yang digunakan yaitu melalui analisis rasio keuangan sistem Du pont dan analisis korelasi Spearman yang dilakukan dengan menggunakan bantuan program software SPSS (Statistic Product and Service Solution). Penelitian ini hanya menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan PT.Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan periode 2002-2006.

Penelitian ini membuktikan bahwa berdasarkan analisis sistem Du Pont, Penurunan return on investment pada tahun 2003 disebabkan penurunan pada net profit

margin, Sedangkan kenaikan return on investment pada tahun 2004 dikarenakan oleh

kenaikan pada net profit margin dan total asset turn over. Penurunan return on

investment pada tahun 2005 dan 2006 disebabkan adanya penurunan pada net prrofit margin dan total asset turnover. Berdasarkan analisis korelasi Spearman terbukti bahwa net profit margin memiliki hubungan positif yang sangat kuat dan signifikan terhadap return on investment, sedangkan total asset turnover memiliki hubungan positif yang

sedang dan tidak signifikan terhadap return on investment..

Kata kunci : Return On Investment (ROI), Net Profit Margin (NPM), Total Asset


(3)

DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

DAFTAR ISI... ii

DAFTAR TABEL ………... iv

DAFTAR GAMBAR... vi

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Perumusan Masalah... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 4

D. Kerangka Konseptual... 6

E. Hipotesis... 7

F. Metode Penelitian... 8

1. Batasan Operasional ... 8

2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 9

3. Lokasi dan waktu penelitian... 9

4. Jenis dan Sumber Data... 10

5. Teknik Pengumpulan Data... 10

6. Metode Analisis Data... 10

BAB II : URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu... 14

B. Pengertian Laporan Keuangan... 14

C. Tujuan Analisis Laporan Keuangan ... 16


(4)

E. Return On Investment (ROI)... 19

F. Analisis Sistem Du Pont... 23

BAB III : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Berdirinya PT.Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan... 27

B. Visi, Misi, dan Strategi ... 29

C. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas ... 30

D. Laporan Keuangan Perusahaan... 39

E. Bagan Du Pont ... 42

BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI A. Analisis dan Evaluasi Penyebab terjadinya Fluktuasi Return On Investment pada PT.Perkebunan Nusantara IV(Persero) Medan pada tahun 2002-2006... 46

B. Analisis Hubungan Net Profit Margin (NPM) dan Total Asset Turnover(TATO) Terhadap Return On Investment (ROI) Pada PT.Perkebunan Nusantara IV (Persero)... 58

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 68

B. Saran ... 70 DAFTAR PUSTAKA


(5)

ABSTRAK

Nurul Fatimah (2008) “ Analisis Laporan Keuangan Melalui Metode Rasio Keuangan Sistem Du Pont Pada PT.Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan” (dibawah bimbingan Drs. Abidan Aritonang sebagai Dosen Pembimbing, Prof.Dr.Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi sebagai Ketua Departemen, Dr.Isfenti Sadalia, SE, ME sebagai Dosen Penguji I dan Ami Dilham ,SE, MSi sebagai Dosen Penguji II).

Penelitian ini dilakukan pada PT.Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan yang berlokasi di Jl. Suprapto No.2 Medan. PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan merupakan perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis pengelolaan kelapa sawit, teh dan kakao. Latar belakang penelitian adalah adanya fluktuasi Return On

Investment (ROI) yang disebabkan karena adanya fluktuasi pada Net Profit Margin

(NPM) dan Total Asset Turnover (TATO) periode 2002 -2006.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab berfluktuasinya return

on investment dan juga melihat hubungan antara net profit margin dan total asset turnover terhadap return on investment pada PT.Perkebunan Nusantara IV (Persero)

Medan. Metode penelitian yang digunakan yaitu melalui analisis rasio keuangan sistem Du pont dan analisis korelasi Spearman yang dilakukan dengan menggunakan bantuan program software SPSS (Statistic Product and Service Solution). Penelitian ini hanya menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan PT.Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan periode 2002-2006.

Penelitian ini membuktikan bahwa berdasarkan analisis sistem Du Pont, Penurunan return on investment pada tahun 2003 disebabkan penurunan pada net profit

margin, Sedangkan kenaikan return on investment pada tahun 2004 dikarenakan oleh

kenaikan pada net profit margin dan total asset turn over. Penurunan return on

investment pada tahun 2005 dan 2006 disebabkan adanya penurunan pada net prrofit margin dan total asset turnover. Berdasarkan analisis korelasi Spearman terbukti bahwa net profit margin memiliki hubungan positif yang sangat kuat dan signifikan terhadap return on investment, sedangkan total asset turnover memiliki hubungan positif yang

sedang dan tidak signifikan terhadap return on investment..

Kata kunci : Return On Investment (ROI), Net Profit Margin (NPM), Total Asset


(6)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Umumnya perusahaan didirikan dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan. Menghasilkan keuntungan biasanya menjadi prioritas utama bagi perusahaan sehingga dapat memberikan nilai lebih bagi perusahaan dan untuk menjaga agar kelangsungan hidup perusahaan dapat terus berjalan secara efektif dan efisien pada masa yang akan datang.

Analisis terhadap laporan keuangan digunakan untuk memperoleh informasi tentang kondisi keuangan dan hasil-hasil usaha yang telah dicapai perusahaan dan dipakai sebagai dasar untuk menentukan atau menilai kondisi keuangan perusahaan, terutama keinginan mengetahui tingkat profitabilitas dan tingkat resiko atau kesehatan suatu perusahaan, dimana dengan hasil analisis tersebut pihak-pihak yang berkepentingan seperti : pemilik, manajer, kreditur dan instansi-instansi pemerintah dapat mengambil suatu keputusan .

Masalah profitabilitas perusahaan sangatlah penting karena untuk dapat melangsungkan kegiatan operasionalnya, suatu perusahaan harus selalu berada dalam keadaan menguntungkan agar dapat menarik modal dari luar. Jika perusahaan ingin tetap bertahan maka perusahaan tentunya harus menghasilkan laba guna membiayai kegiatan operasionalnya, umumnya perusahaan tidak akan dapat bertahan tanpa adanya kemampuan menghasilkan laba.


(7)

Pengukuran tingkat profitabilitas dapat dilakukan dengan membandingkan tingkat

Return On Investment (ROI) yang diharapkan dengan return yang diminta para investor.

Jika return yang diharapkan lebih besar daripada return yang diminta maka investasi dikatakan menguntungkan. Menurut Abdullah (2001:57) Return On Investment (ROI) ini sering juga disebut dengan Return On Asset (ROA) dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan yang dimiliki.

Tinggi rendahnya ROI perusahaan ditentukan oleh dua faktor yaitu net profit

margin (marjin laba bersih) dan total asset turnover (perputaran total aktiva). Menurut

Munawir (2004:89) besarnya ROI akan berubah jika ada perubahan besarnya NPM atau TATO, baik masing-masing atau keduanya, sehingga pimpinan perusahaan dapat memperbesar salah satu atau keduanya dalam rangka usaha untuk memperbesar atau mempertinggi ROI. Adapun suatu sistem bagan yang dirancang untuk menunjukkan hubungan antara return on investment, net profit margin, dan total asset turnover adalah dengan menggunakan bagan sistem Du Pont. Menurut Brigham, Eugene and Houston (2001:94) rumus yang menunjukkan bahwa tingkat pengembalian atas aktiva dapat diperoleh dari perkalian margin laba bersih (net profit margin) dengan perputaran total aktiva (total asset turnover) yang disebut dengan persamaan Du Pont.

Net profit margin merupakan rasio antara keuntungan operasi (laba bersih) dan

jumlah penjualan bersih, dimana laba bersih adalah selisih antara penjualan dengan total biaya ( harga pokok penjualan, biaya operasional, beban bunga , dan pajak penghasilan).


(8)

dari aktiva lancar dan nilai buku aktiva tetap. Hingga disimpulkan bahwa ROI dipengaruhi oleh penjualan, total biaya, aktiva lancar dan aktiva tetap.

PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan adalah perusahaan yang menjalankan usaha agribisnis di bidang perkebunan kelapa sawit, teh dan kakao. Berikut ini adalah informasi fluktuasi NPM, TATO dan ROI pada PT.Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan selama tahun 2002 - 2006.

Tabel 1.1

Fluktuasi NPM, TATO dan ROI

PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan Tahun 2002 - 2006

Tahun NPM

( % )

TATO ( x )

ROI ( % )

2002 5,10 1,04 5,30

2003 4,03 1,18 4,76

2004 10,16 1,23 12,50

2005 9,77 0,92 8,99

2006 6,61 0,72 4,76

Sumber : Laporan Keuangan PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan, data diolah.

Pada Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa selama tahun 2002 – 2006 ROI PT.Perkebunan Nusantara IV ( Persero) Medan berfluktuasi dikarenakan oleh naik turunnya NPM dan TATO. ROI perusahaan pada tahun 2003 mengalami penurunan menjadi 4,76% disebabkan adanya penurunan pada NPM senilai 4,03% meskipun TATO mengalami kenaikan menjadi 1,18%. Tahun 2004 ROI mengalami kenaikan yang cukup drastis yaitu menjadi sebesar 12,50% karena adanya kenaikan pada NPM dan TATO yang masing-masing nilainya sebesar 10,16% dan 1,23%.

Pada tahun 2005 NPM dan TATO mengalami penurunan yang masing-masing nilainya menjadi sebesar 9,77% dan 0,92%, sehingga menyebabkan penurunan pada ROI menjadi sebesar 8,99%.ROI tahun 2006 kembali mengalami penurunan menjadi sebesar


(9)

4,76% disebabkan terjadinya penurunan pada NPM yaitu senilai 6,61% dan TATO 0,72%.

Manfaat dari bagan Du Pont adalah untuk melihat hubungan antara net profit

margin dan total asset turnover terhadap ROI dalam suatu perusahaan. Jika ROI untuk

suatu divisi tertentu berada di bawah angka yang ditargetkan maka dengan analisis Du Pont dapat ditelusuri sebab-sebab terjadinya kenaikan dan penurunan pada ROI secara menyeluruh melalui variabel-variabel pembentuk net profit margin dan total asset

turnover.

Melihat Adanya hubungan antara net profit margin dan total asset turnover terhadap tinggi rendahnya return on investment melalui analisis rasio keuangan sistem Du Pont, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Analisis Laporan Keuangan Melalui Metode Rasio Keuangan Sistem Du Pont Pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apa yang menyebabkan terjadinya fluktuasi Return On Investment (ROI) pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan periode 2002-2006 ?

2. Bagaimana hubungan antara net profit margin dan total asset turnover terhadap


(10)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dan manfaat dari penelitian yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut :

1. Tujuan Penelitian

Menganalisis fluktuasi return on investment serta mengetahui hubungan antara net

profit margin dan total asset turnover terhadap return on investment pada PT.

Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan. 2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah: a. Bagi penulis

Menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis dibidang keuangan, khususnya dalam menganalisa laporan keuangan dengan metode sistem Du Pont.

b. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan masukan atau pertimbangan bagi perusahaan yang berupa saran-saran dalam menghadapi masalah yang mungkin muncul dalam kegiatan operasional perusahaan.

c. Bagi Peneliti berikutnya

Sebagai masukan bagi peneliti berikutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian tentang analisis laporan keuangan menggunakan analisis sistem Du Pont.


(11)

D. Kerangka Konseptual

Kegiatan menganalisis laporan keuangan perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi keuangan dan perkembangan suatu perusahaan. Analisis laporan keuangan melibatkan penggunaan berbagai laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan perhitungan laba rugi. Dengan adanya analisis pada pos-pos neraca akan dapat dilihat gambaran tentang kondisi keuangan perusahaan, sedangkan analisis terhadap laporan laba rugi akan memberikan gambaran tentang hasil atau perkembangan usaha perusahaan yang bersangkutan.

Analisis Laporan Keuangan yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis keuangan sistem Du Pont. Menurut Sawir (2005:26) Analisis Sistem Du Pont merupakan pendekatan terpadu terhadap analisis rasio keuangan.

Total asset turnover digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi perusahaan

dalam menggunakan keseluruhan aktiva yang dimiliki guna menghasilkan penjualan tertentu. Semakin besar total asset turnover akan menunjukkan perusahaan semakin efisien dalam menggunakan aktiva guna menghasilkan sejumlah penjualan. Perputaran total aktiva dicari dengan membagi penjualan dengan total aktiva.

Net profit margin menunjukkan ukuran besarnya laba bersih yang dicapai dari

sejumlah penjualan tertentu. Semakin besar net profit margin akan semakin menunjukkan efisiensi perusahaan.

Analisis Du Pont menunjukkan gabungan antara rasio efisiensi dan aktivitas dan bagaimana rasio-rasio tersebut berinteraksi untuk menentukan profitabilitas aktiva-aktiva yang dimiliki perusahaan. Jika marjin laba bersih (net profit margin) dikalikan dengan


(12)

perputaran total aktiva (total asset turnover) maka akan didapatkan tingkat pengembalian investasi (Return On Investment). Kerangka pemikiran yang telah diuraikan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Sumber : (Sawir, 2005:5), Harahap (2004:334) Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

E. Hipotesis

Hipotesis dari perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas adalah:

1. Fluktuasi Net Profit Margin dan Total Asset Turnover telah menyebabkan terjadinya fluktuasi pada Return On Invetment Pada PT.Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan.

2. Net profit margin dan total asset turnover memiliki hubungan yang signifikan

terhadap return on investment Pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan. Analisis Laporan Keuangan

Data Keuangan

Neraca & Laporan Laba Rugi

Sistem Du Pont

Net Profit Margin Total Asset Turnover


(13)

F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional

Karena adanya keterbatasan teori-teori dan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan, maka ditetapkan batasan operasional dari penelitian sebagai berikut :

a. Laporan keuangan perusahaan yang digunakan adalah laporan keuangan tahunan yang terdiri dari neraca dan laba rugi selama periode tahun 2002-2006. b. Ruang lingkup permasalahan hanya terbatas pada masalah Return On Investment

dalam hubungannya dengan efisiensi dan aktivitas.

c. Metode yang digunakan untuk menganalisis dan mengevaluasi Return On

Investment, Net Profit Margin dan Total Asset Turnover dengan menggunakan

metode sistem Du Pont. Rasio efisiensi dan rasio aktivitas diukur dengan menggunakan analisis rasio. Analisis hubungan antara rasio efisiensi dan rasio aktivitas diukur dengan menggunakan korelasi Spearman.

d. Rasio efisiensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah net profit margin. e. Rasio aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah total asset turnover. 2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel – variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu : a. Return On Investment (Y)

ROI adalah merupakan ukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan (Abdullah, 2001:57).


(14)

Total Aktiva

b. Marjin Laba Bersih atau Net Profit Margin (X1)

Laba Bersih Net Profit Margin (X1) =

Penjualan

Rasio ini merupakan ukuran efisiensi dilihat dari besar kecilnya laba operasi dalam hubungannya dengan penjualan. (Sugiyarsono dan Winarni, 2006:113) c. Rasio Perputaran Total Aktiva atau Total Asset Turnover (X2)

Rasio ini merupakan ukuran efisiensi dilihat dari kecepatan perputaran aktiva operasi (Sugiyarsono dan Winarni, 2006:113).

Penjualan

Total assets turnover ( X2) =

Total Aktiva 3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan, Jl. Suprapto No.2 Medan. Penelitian mulai dilakukan pada bulan Juli 2007 sampai dengan bulan Desember 2007.

4. Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang meliputi :

sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, uraian tugas dan laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi untuk periode 2002 – 2006 .


(15)

5. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah : a. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan melalui pengumpulan informasi yang berasal dari data-data laporan keuangan, yaitu neraca dan laporan laba rugi PT.Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan, buku-buku ilmiah dan literatur lainnya yang berkaitan dengan penelitian.

b. Teknik Wawancara

Wawancara dilakukan secara langsung dengan bagian keuangan dan pihak-pihak lain didalam perusahaan yang dapat memberikan keterangan yang diperlukan.

6. Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Metode analisis yang digunakan yaitu dengan metode deskriptif yaitu metode analisis tentang keadaan perusahaan melalui pengumpulan, penyusunan, serta mengiterpretasikannya sehingga memberi suatu gambaran atau keterangan yang jelas tentang masalah yang ditemukan.

b. Metode sistem Du Pont

Metode sistem Du Pont merupakan sistem bagan yang dirancang untuk menunjukkan hubungan antara Return On Investment, Net Profit Margin dan


(16)

c. Metode analisis Korelasi Spearman

Analisis korelasi Spearman berguna untuk mengetahui hubungan dua variabel yang berskala ordinal atau peringkat (Suharyadi dan Purwanto, 2004:620). Besarnya hubungan antara dua variabel atau derajat hubungan yang mengukur korelasi berpangkat disebut koefisien korelasi Spearman yang dinyatakan dengan lambang rs

rs =

Keterangan:

rs : Koefisien Korelasi Spearman

Di : Selisih peringkat untuk setiap data n : Jumlah sampel atau data

Koefisien korelasi Spearman berkisar dari -1 sampai 1, sehingga dapat ditulis-1≤ rs ≤1. Tanda positif (+) menunjukkan arah hubungan dua variabel yang positif

(searah) dan tanda negatif (-) menunjukkan arah hubungan dua variabel yang negatif (tidak searah).

6 ∑ Di2 1 -


(17)

Tabel 1.1 merupakan pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi.

Tabel 1.2

Interpretasi koefisien korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 - 0,199 0,20 - 0,399 0,40 - 0,599 0,60 - 0,799 0,80 - 1,000

Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat Sumber : Sugiyono (2004:183)

Pengujian hipotesis pada penelitian ini yaitu dengan pengujian signifikansi rs Ho : rs = 0

Artinya variabel XI dan X2 ( NPM dan TATO) tidak mempunyai hubungan yang signifikan terhadap variabel Y (ROI).

Ha : rs≠ 0

Artinya variabel X1 dan X2 ( NPM dan TATO ) mempunyai hubungan yang signifikan terhadap variabel Y (ROI).

Kriteria pengambilan keputusan:

Jika –rs tabel ≤ rs hitung≤ rstabel dengan menggunakan α = 5 %, maka Ho diterima

dan korelasinya tidak signifikan.

Jika – rs tabel > rshitung > rstabel dengan menggunakan α = 5 %, maka Ho ditolak dan


(18)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Berdirinya PT.Perkebunan Nusantara IV ( Persero) Medan

Perseroan Terbatas Perkebunan Nusantara IV (persero) merupakan Badan Usahan Milik Negara (BUMN) bidang perkebunan yang berkedudukan di Sumatera Utara. Pada umumnya perusahaan-perusahaan perkebunan di Sumatera Utara mempunyai sejarah panjang sejak zaman belanda. Seperti diketahui pada awalnya keberadaan perkebunan ini adalah milik maskapai penerbangan belanda yang dinasionalisasikan sekitar tahun 1959 yang selanjutnya mengalami perubahan organisasi beberapa kali sebelum menjadi PT.Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan.

Secara kronologis riwayat PT.Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan dapat disajikan sebagai berikut :

1. Tahun 1958, tahap nasionalisasi.

Perusahaan-perusahaan swasta asing (Belanda) seperti NV HVA ( Namblodse

Venotschaaf Handels Vereeniging Amsterdam) dan NV RCMA ( Namlodse Venotschaaf Rubber Cultur Naatschappij Amsterdam ) dinasionalisasikan oleh

pemerintah R.I dan kemudian dilebur menjadi perusahaan milik pemerintah atas dasar peraturan pemerintah no.19 tahun 1959.

2. Tahap regrouping I

Pada tahun 1967-1968 selanjutnya pemerintah melakukan regrouping menjadi Perusahaan Perkebunan Negara (PPN) aneka tanaman PPN karet dan PPN serat.


(19)

3. Tahun 1968, tahap perubahan menjadi Perusahaan Perkebunan Negara (PPN) dengan Kepres no. 144 tahun 1968. Perusahaan Perkebunan Negara (PPN) yang ada di Sumatera Utara dan Aceh di regrouping ulang menjadi PNP I sampai dengan IX. 4. Tahun 1971, tahap perubahan menjadi perusahaan perseroan dengan dasar Peraturan

Pemerintah no.29 tahun 1971, Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) dialihkan menjadi perusahaan terbatas persero dengan nama resmi PT. Perkebunan I sampai dengan IX (Persero).

5. Tahun 1996, tahap peleburan menjadi PTPN.

Berdasarkan PP no. 9 tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996, semua PTP yang ada di Indonesia diregrouping kembali dan dilebur menjadi PTPN I sampai dengan XIV. PT.Perkebunan Nusantara IV(Persero) merupakan hasil peleburan dari 3 perusahaan perseroan (persero) PT.Perkebunan VI, Persero PT.Perkebunan VII, persero PT.Perkebunan VIII yang berada di wilayah Sumatera Utara. Sedangkan proyek pengembangan PTP VI , VII dan VIII yang ada di luar Sumatera Utara diserahkan kepada PTPN yang dibentuk di masing-masing propinsi.

PT.Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan didirikan di Bah Jambi, Simalungun, Sumatera Utara . Didirikan dengan akte notaris Harun Kamil, SH no. 37 tertanggal 11 Maret 1996 dan telah mendapat pengesahan menteri kehakiman RI. Saat ini kantor pusat PT.Perkebunan Nusantara IV (persero) terhitung tanggal 1 September 2003 secara aktif telah berkedudukan di Medan. Penentuan letak kantor pusat telah tercantum dalam Akte Notaris Sri Rahayu H. Prasetyo, SH. tanggal 26 September 2002.


(20)

PT.Perkebunan Nusantara IV (Persero) mengelola 3 (tiga) budidaya perkebunan yang berupa tanaman kelapa sawit dan teh dengan 31 unit kebun yang dilengkapi dengan sarana pengolahannya berupa 16 unit pabrik kelapa sawit ( PKS), 1 unit pabrik pemurnian minyak sawit, 1 unit pabrik pengolahan inti sawit, 4 unit pabrik pengeringan biji kakao, 6 unit pabrik pengolahan teh, 1 unit perbengkelan dan 3 unit rumah sakit.

Kegiatan usaha perusahaan tersebut terletak diatas lahan seluas 151.968 Ha areal konsesi, yang tersebar di 8 kabupaten daerah tingkat II, yaitu kabupaten Simalungun, Serdang Bedagai, Asahan, Labuhan Batu, Langkat, Toba Samosir, dan Kotamadya Medan. PT.Perkebunan Nusantara IV(Persero) mengelola tiga jenis komoditi, yakni : 1. Produk Kelapa Sawit, terdiri dari :

a. Crude Palm Oil (CPO) yang digunakan sebagai bahan baku industri.Mengandung beta carotine yang tinggi, yang merupakan anti oksidan dan pro vitamin A.

b. Inti Sawit (Palm Kernel)

Digunakan sebagai bahan baku industri pangan. Dapat digunakan sebagai bahan baku industri makanan seperti cocoa butter substituted (lemak coklat)

dan surface active agent (surfactant).

2. Produk teh yang diolah sebagai bahan minuman. 3. Produk kakao yang diolah sebagai bahan makanan.

C. Visi, misi, dan strategi a. Visi


(21)

Membangun PT.Perkebunan Nusantara IV (persero) menjadi perusahaan agribisnis perkebunan yang tangguh .

b. Misi

1. Menjalankan usaha agribisnis perkebunan di bidang kelapa sawit, teh dan kakao , serta menghasilkan produk minyak sawit, inti sawit, teh jadi, biji kakao kering serta produk turunannya yang berkualitas untuk memberikan kepuasan bagi pelanggan.

2. Meningkatkan daya saing produk secara terus menerus yang didukung oleh sistem, cara kerja dan lingkungan kerja yang mendorong munculnya kreativitas dan inovasi untuk peningkatan produktivitas dan efektivitas.

3. Menghasilkan laba yang berkesinambungan untuk menjamin pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan perusahaan serta memberikan manfaat dan nilai tambah yang optimal bagi pemegang saham, karyawan dan stokeholder lainnya. 4. Mengelola usaha untuk meningkatkan nilai perusahaan secara professional dan

berpegang teguh pada nilai-nilai etika bisnis dan senantiasa berpedoman pada tata kelola perusahaan secara sehat.

5. Memberikan perhatian dan peran yang sungguh-sungguh dalam membangun kemitraan dan mengembangkan masyarakat lingkungan (community development ), koperasi, usaha kecil dan menengah, serta kelestarian hidup.

c. Strategi perusahaan


(22)

2. Mengadakan peremajaan tanaman secara teratur setiap tahun.

3. Penerapan Standar Operations Procedure (SOP), pemeliharaan panen, pengolahan dan perawatan pabrik secara konsisten.

4. Membangun dan membina pengamanan terpadu yang melibatkan seluruh SDM unit dan aparat keamanan.

D. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas

Pihak-pihak yang mengelola perusahaan diatur sedemikian rupa dalam suatu struktur organisasi. Struktur organisasi merupakan hasil dari proses pengorganisasian. Struktur organisasi merupakan suatu kerangka dasar tertentu yang menunjukkan hubungan satuan-satuan organisasi dan individu-individu yang berada di dalam suatu organisasi. Melalui struktur organisasi maka tugas-tugas wewenang dan tanggungjawab setiap pejabat dapat diketahui dengan jelas dan tegas, sehingga diharapkan setiap satuan-satuan organisasi dapat bekerja bersama-sama secara harmonis.

Struktur organisasi harus sederhana dari sudut pandang, ekonomis dan harus fleksibel sehingga bila ada perluasan tidak mengganggu secara serius susunan-susunan bagian yang telah ada. Struktur tersebut juga harus memungkinkan pekerjaan semua bagian terintegrasi dan terkoordinasi dengan baik. Adapun gambar struktur organisasi PT.Perkebunan Nusantara IV (Persero) adalah sebagai berikut :


(23)

PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero), berbentuk garis dan staff, berikut ini uraian dari masing-masing jabatan dari struktur organisasi adalah sebagai berikut :

a. RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham)

RUPS adalah pimpinan tertinggi yang membawahi Dewan Komisaris, Direktur serta setingkat dibawahnya.

Tugas dan wewenang RUPS adalah :

1. Mengangkat dan memberhentikan Dewan Komisaris.

2. Bertanggung jawab atas pelaksanaan dan penanggungan modal atas aset perusahaan dalam mencapai tujuan.

3. Mengawasi Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas yang telah dibebankan kepadanya oleh para pemegang saham.

b. Komisaris

Terdiri dari 1 orang komisaris dan empat orang komisaris anggota yang bertugas mengawasi pekerjaan Direktur Utama.

Tugas dan wewenang :

1. Memberikan nasihat kepada pimpinan.

2. Membantu pimpinan dalam menginvestasikan dana perusahaan. 3. Mengawasi jalannya perusahaan.

c. Direktur Utama

Bertanggung jawab langsung pada RUPS dan berkoordinasi dengan direktur produksi, keuangan, pemasaran dan SDM dalam proses pengambilan keputusan. d. Kepala Bagian Sekretaris Perusahaan


(24)

1. Menyusun dan mengevaluasi kebijakan di bidang sekretaris perusahaan.

2. Menyusun program kegiatan dan kebutuhan anggaran di bagian sekretaris perusahaan.

3. Mengelola penyelanggaraan rapat-rapat Direksi dan sekretariatan, yang berkaitan dengan kegiatan Direksi.

4. Mengurus / menyelenggarakan administrasi perusahaan

5. Menjalankan aspek legal perusahaan ( corporate law, yaitu aspek hukum yang berkaitan dengan pihak luar partner dalam rangka pengembangan dan kerjasama strategi perusahaan) dan kepatuhan (compliance), serta tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance)

e. Kepala Bagian Pengawasan Intern

Adapun uraian tugasnya adalah sebagai berikut :

1. Menyusun dan mengevaluasi kebijakan rangka pengawasan internal perusahaan 2. Menyusun program kegiatan dan kebutuhan anggaran di bagian satuan

pengawasan intern.

3. Menyusun program kerja pemeriksaan tahunan, program pemeriksaan, evaluasi hasil pemeriksaan, laporan triwulan dan laporan tahunan.

4. Melaksanakan pemeriksaan intern meliputi keuangan, operasional dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan.

5. Memonitor dan mengevaluasi tindak lanjut hasil audit. f. Kepala Bagian Tanaman

Adapun uraian tugasnya adalah sebagai berikut :


(25)

2. Menyusun program kegiatan dan kebutuhan anggaran di bagian tanaman 3. Menyusun dan mengevaluasi norma-norma dalam bidang produksi tanaman. 4. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan dan hasil-hasil kerja bidang produksi

tanaman.

5. Melaksanakan pengukuran dan pemerataan areal kebun.

6. Mengembangkan teknik/ manajemen tanaman secara inovatif guna meningkatkan produktivitas efisiensi dan kualitas.

g. Kepala Bagian Teknik

Adapun uraian tugasnya adalah sebagai berikut :

1. Menyusun dan mengevaluasi kebijakan di bidang teknik. 2. Menyusun program dan kebutuhan anggaran di bagian teknik. 3. Menyusun dan mengevaluasi norma-norma dalam bidang teknik. 4. Memonitor dan mengevaluasi kinerja bidang teknik.

5. Memonitor dan mengevaluasi kinerja bidang instalasi, traksi, sipil dan listrik. 6. Melakukan evaluasi terhadap permintaan pembelian dari Group Unit Usaha

(GUU).

h. Kepala Bagian Pengolahan

Adapun uraian tugasnya adalah sebagai berikut :

1. Menyusun dan mengevaluasi kebijakan di bidang pengolahan.

2. Menyusun program kegiatan dan kebutuhan anggaran di bidang pengolahan. 3. Menyusun dan mengevaluasi norma-norma dalam bidang pengolahan. 4. Memonitor dan mengevaluasi kinerja bidang pengolahan.


(26)

5. Melakukan evaluasi terhadap permintaan pebelian dari Group Unit Usaha ( GUU).

6. Mengembangkan teknik/ manajemen bidang pengolahan secara inovatif guna meningkatkan produktivitas, efisiensi dan kualitas.

i. kepala bagian Perencanaan, pengkajian dan Pengembangan Adapun uraian tugasnya adalah sebagai berikut :

1. Menyusun dan mengevaluasi kebijakan di bidang perencanaan,,pengkajian dan pengembangan.

2. Menyusun rencana strategic dan rencana jangka panjang perusahaan.

3. Menyusun program kegiatan dan kebutuhan anggaran dibagian perencanaan, pengkajian dan pengembangan.

4. Melaksanakan analisis bisnis dalam rangka penyusunan perencanaan perusahaan yang sesuai dengan kondisi dan situasi serta merumuskan kebijakan dalam rangka antisipasi terhadap resiko perusahaan.

5. Meneliti, mengkaji, mengembangkan dan merumuskan teknologi, bahan dan sistem kerja yang akan dipergunakan di perusahaan.

6. Meneliti, mengkaji dan mengembangkan alternatif solusi terhadap persoalan-persoalan perusahaan.

j. Kepala Bagian Keuangan

Adapun uraian tugasnya adalah sebagai berikut :

1. Menyusun dan mengevaluasi kebijakan dibidang keuangan.


(27)

3. Menyusun pedoman pembuatan rencana kerja dan anggaran perusahaan bagian /kebun/ unit dan mengkoordinir pembuatan RKAP perusahaan.

4. Merencanakan, mengelola dan mengevaluasi sumber dana dan pengalokasian dana untuk mencapai sasaran keuangan perusahaan.

5. Melaksanakan kewajiban dan kegiatan administrasi keuangan perpajakan dan asuransi asset perusahaan.

6. Membantu kelancaran pelaksanaan audit eksternal. k. Kepala Bagian Akuntansi

Adapun uraian tugasnya adalah sebagai berikut :

1. Menyusun dan mengevaluasi kebijakan dibidang akuntansi.

2. Menyusun program kegiatan dan kebutuhan anggaran di bidang akuntansi.

3. Menyelenggarakan akuntansi keuangan dan administrasi penyertaan modal anak perusahaan.

4. Menyelenggarakan pembuatan laporan manajemen perusahaan, menyusun laporan ringkas Direksi kepada Dewan Komisaris dan pemegang saham.

5. Melaksanakan administrasi anak perusahaan. l. Kepala Bagian Pemasaran

Adapun uraian tugasnya adalah sebagai berikut :

1. Menyusun dan mengevaluasi kebijakan di bidang pemasaran.

2. Menyusun program kegiatan dan kebutuhan anggaran di bagian pemasaran. 3. Melaksanakan analisa pasar, promosi dan survey kebutuhan / kepuasan

pelanggan secara periodik.


(28)

5. Melakukan pengujian mutu komoditi / produk yang akan dipasarkan. 6. Melakukan kegiatan penjualan komoditi / produk yang dihasilkan. m. Kepala Bagian Pengadaan

Adapun uraian tugasnya adalah sebagai berikut :

1. Menyusun dan mengevaluasi kebijakan di bidang pengadaan.

2. Menyusun program kegiatan dan kebutuhan anggaran di bagian pengadaan.

3. Merencanakan dan melaksanakan pengadaan barang dan jasa secara efektif dan efisien.

4. Mengadakan monitoring dan pengecekan harga barang dan jasa dipasar, serta membuat daftar harga secara periodik dan mendistribusikan ke semua unit kerja perusahaan.

5. Menyelenggarakan pergudangan untuk persediaan barang yang digunakan dalam proses produksi.

6. Menyusun program pengembangan / pembinaan dan melaksanakan penilaian karyawan di bagian pengadaan.

n. Kepala Bagian Sumber Daya Manusia ( SDM) Adapun uraian tugasnya adalah sebagai berikut :

1. Menyusun dan mengevaluasi kebijakan dibidang sumber daya manusia.

2. Menyusun program kegiatan dan kebutuhan anggaran di bagian sumber daya manusia.

3. Merumuskan sistem dan prosedur administrasi kepersonaliaan dan memberikan bimbingan dan konsultan bagi semua unit dalam pelaksanaannya.


(29)

5. Menyusun rencana dan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan karyawan dalam rangka menuju terganggunya kompetensi perusahaan.

6. Menyelenggarakan recruitment karyawan pimpinan untuk semua unit usaha dan seluruh level karyawan untuk kantor pusar dari dalam maupun dari luar perusahaan dalam rangka memenuhi kebutuhan.

O. Kepala Bagian Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK) dan Kemitraan Bina Lingkungan (KBL)

Membantu dan memberikan saran atau pemikiran kepada direksi dalam melaksanakan fungsi manajemen dibidang Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK) dan Kemitraan Bina Lingkungan (KBL)

E. Laporan Keuangan Perusahaan

Laporan keuangan disusun setiap akhir periode untuk memberikan informasi keuangan baik untuk pihak internal perusahaan maupun untuk pihak eksternal perusahaan. Laporan keuangan terdiri dari laporan neraca dan laporan laba rugi. Berikut adalah merupakan laporan keuangan PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) yang terdiri dari Neraca dan Laba Rugi tahun 2002 – 2006 .


(30)

BAB IV

ANALISIS DAN EVALUASI

A. Analisis dan evaluasi penyebab terjadinya fluktuasi Return On Investment (ROI) pada PT.Perkebunan Nusantara IV ( Persero) Medan pada tahun 2002-2006 1. Analisis

Pada bab-bab sebelumnya telah diuraikan oleh penulis bahwa tinggi rendahnya

Return On Investment (ROI) dipengaruhi oleh Net Profit Margin (NPM) dan Total Asset Turnover (TATO). Hubungan antara ketiganya dapat diketahui dengan menggunakan

metode Du Pont. Berdasarkan bagan sistem Du Pont yang sudah digambarkan oleh penulis pada Bab II dan Bab III, maka dapat diketahui bahwa perubahan ROI pada tahun 2002 dan 2003 disebabkan adanya perubahan pada net profit margin dan total asset

turnover. Hal itu dapat dilihat melalui data sebagai berikut :

Tabel 4.1

Data Perbandingan ROI, NPM dan TATO pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan selama periode 2002-2003 Thn ROI

( % )

NPM ( %)

TAT O ( x )

Laba bersih (Rp) Penjualan (Rp) Total aktiva (Rp) 200 2

5,30 5,10 1,04 90.573.800.7 94 1.775.870.770. 112 1.707.822.891. 745 200 3

4,76 4,03 1,18 83.642.935.4 72 2.074.391.633. 911 1.759.899.141. 759 (0,54 ) (1,07 ) 0,14 (6.930.865.32 2) atau (7,65%)

298.520.863.79 9 atau 16,81% 52.076.250.014 atau 3,05% Sumber: Laporan Keuangan PT.Perkebunan Nusantara IV Medan


(31)

penurunan pada NPM sebesar 1,07% walaupun TATO meningkat sebesar 0,14x, namun tidak cukup untuk meningkatkan ROI. Hal ini yang menyebabkan menurunnya ROI menjadi 4.76% pada tahun 2003.

Penurunan NPM sebesar 1,07% dari tahun 2002 - 2003 disebabkan karena terjadinya penurunan laba bersih sebesar Rp. 6.930.865.322 atau sekitar 7,65% sedangkan komponen penjualan mengalami kenaikan sebesar Rp. 298.518.863.799 atau 16,81%. Meskipun komponen penjualan mengalami kenaikan yang cukup berarti yakni sebesar 16,81% namun kenaikan tersebut masih tidak dapat mengimbangi penurunan laba bersih sehingga NPM menurun. Berikut penulis cantumkan data komponen-komponen yang mempengaruhi laba bersih, sebagai berikut:

Tabel 4.2

Data Perbandingan Harga Pokok Penjualan, Biaya Usaha, Biaya Bunga, Biaya Lain-lain, dan Pajak Penghasilan PT.Perkebunan Nusantara IV( Persero) Medan selama

periode 2002-2003 Thn HPP (Rp) Biaya Usaha (Rp) Biaya Bunga (Rp) Biaya lain-lain (Rp) Pajak Penghasilan (Rp) 200 2 1. 81.213.970.6 09 358.049.550.96 5 30.302.646.7 05 (47.166.153. 354) (77.734.724. 210) 200 3 1. 478.003.023. 240 416.829.212.96 2 10.060.015.6 95

(94.793.857) (85.761.652. 685) 29 6.789.052.63 1 atau 25,13% 58.779.661.997 atau 16, 42%

(20.242.631. 010) atau (66,80%) (47.071.359. 497) atau (99,80%) (8.026.928.4 75) atau (10,33%) Sumber: Laporan Keuangan PT. Perkebunan Nusantara IV Medan, diolah


(32)

Tabel 4.2 laba bersih turun disebabkan karena adanya kenaikan pada harga pokok penjualan sebesar Rp.296.789.052.631 atau 25,13% dan juga kenaikan pada biaya usaha sebesar Rp. 58.779.661.997 atau 16, 42% meskipun biaya bunga mengalami penurunan sebesar Rp.20.242.631.010 atau 66,80%, biaya lain-lain sebesar Rp.47.071.359.497 atau 99,80% dan pajak penghasilan sebesar Rp 8.026.928.475 atau 10,33% namun tampaknya penurunan pada ketiga komponen tersebut masih belum mampu untuk mengimbangi kenaikan yang terjadi pada harga pokok penjualan dan biaya usaha sehingga terjadi penurunan pada laba bersih.

Tingkat penjualan yang mengalami kenaikan masih tidak mampu meningkatkan laba bersih yang disebabkan karena adanya kenaikan pada harga pokok penjualan dan biaya usaha. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan kurang efisien dalam mengatur dan melakukan pengawasan terhadap biaya dan ongkos-ongkos produksi dalam rangka menaikkan penjualan untuk menambah laba bersih perusahaan.

Pada komponen TATO selama tahun 2002-2003 mengalami kenaikan sebesar 0,14x. Hal itu disebabkan karena terjadinya kenaikan pada penjualan sebesar Rp. 298.520.863.799 atau 16,81% dan juga kenaikan pada total aktiva sebesar Rp.52.076.250.014 atau 3,05%. Berikut ini adalah data yang mencantumkan perbandingan ROI, NPM dan TATO selama periode 2003-2004 sebagai berikut:

Tabel 4.3

Data Perbandingan ROI, NPM dan TATO pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan selama periode 2003-2004 Thn ROI

( % )

NPM ( %)

TAT O ( x )

Laba bersih (Rp) Penjualan (Rp) Total aktiva (Rp) 200 3

4,76 4,03 1,18 83.642.935.4 72

2.074.391.633. 911

1.759.899.141.7 59


(33)

4 385 061 52 7,74 6,13 0,05 173.800.690.

913 Atau 207,79% 458.388.554.15 0 Atau 22,10% 304.557.600.39 3 atau 17,31% Sumber: Laporan Keuangan PT.Perkebunan Nusantara IV Medan

Pada tabel 4.3 ROI pada tahun 2004 mengalami kenaikan sebesar 7,74% disebabkan karena adanya kenaikan pada NPM sebesar 6,13% dan TATO sebesar 0,05x. Kenaikan pada NPM disebabkan karena adanya kenaikan laba bersih sebesar Rp.173.800.690.913 atau 207,79% serta kenaikan penjualan sebesar Rp. 458.388.554.150 atau 22,10%. Berikut penulis cantumkan data mengenai komponen-komponen yang mempengaruhi laba bersih:

Tabel 4.4

Data Perbandingan Harga Pokok Penjualan, Biaya Usaha, Biaya Bunga, Biaya Lain-lain, Pajak Penghasilan PT.Perkebunan Nusantara IV( Persero) Medan selama periode

2003-2004

Thn HPP

(Rp) Biaya Usaha (Rp) Biaya Bunga (Rp) Biaya lain-lain (Rp) Pajak Penghasilan ( Rp) 2003 1.478.003.023.

240 416.829.212. 962 10.060.015.6 95 (94.793.857) (85.761.652. 685) 2004 1.602.297.391. 090 475.498.073. 243 6.713.887.01 2 (38.007.445. 367) (152.819.764 .964) 124.294.367.8 50 atau 8,41% 58.668.860.2 81 atau 14,08% (3.346.128.6 83) atau (33,26%) (37.912.651. 510) atau (399,94%) (67.058.112. 279) atau ( 78.19%) Sumber: Laporan Keuangan PT. Perkebunan Nusantara IV Medan, diolah

Pada tabel 4.4 menjelaskan bahwa kenaikan pada harga pokok penjualan sebesar Rp. 124.294.367.850 atau 8,41% dan kenaikan yang terjadi pada biaya usaha sebesar Rp.58.668.860.281 atau 14,08 % ternyata tidak mempengaruhi perolehan laba bersih


(34)

laba bersih tersebut tentu saja dipengaruhi oleh penurunan biaya bunga sebesar Rp.3.346.128.683 atau 33,26%, penurunan biaya lain-lain yang sangat signifikan yakni sebesar Rp 37.912.651.510 atau 399,94% serta penurunan pada pajak penghasilan sebesar Rp. 67.058.112.279 atau 78.19%

Tingkat penjualan pada tahun 2004 mengalami kenaikan sebesar Rp 458.388.554.150 atau 22,10% meskipun harga pokok penjualan dan biaya usaha mengalami kenaikan yang cukup berarti namun hal ini tidak mempengaruhi perolehan laba bersih perusahaan.

Kenaikan pada harga pokok penjualan yang masih lebih kecil dibanding kenaikan pada tingkat penjualan menunjukkan bahwa perusahaan cukup efisien. Dengan kata lain, manajemen perusahaan cukup mampu untuk mengadakan pengawasan biaya dan ongkos-ongkos produksi dalam rangka menaikkan penjualan dan meningkatkan laba bersih.

Kenaikan juga terjadi pada komponen TATO yakni sebesar 0,05x. Kenaikan ini disebabkan karena terjadinya kenaikan pada penjualan yaitu sebesar 22,10% dan kenaikan pada total aktiva sebesar 17,31%.

Berikut ini adalah data yang mencantumkan perbandingan ROI, NPM dan TATO selama periode 2004-2005 sebagai berikut:

Tabel 4.5

Data Perbandingan ROI, NPM dan TATO pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan selama periode 2004-2005

Thn ROI ( % )

NPM ( %)

TATO ( x )

Laba bersih (Rp) Penjualan (Rp) Total aktiva (Rp) 200 4

12,50 10,16 1,23 257.443.626 .385 2.532.780.188. 061 2.064.456.742. 152 200 5

8,99 9,77 0,92 221.434.283 .345

2.267.138.039. 247

2.451.613.787. 209 (3,51 (0,39 (0,31 (36.009.343. (265.642.148.8 387.157.045.05


(35)

atau (13,99) atau (10,49) atau 18,75 Sumber: Laporan Keuangan PT.Perkebunan Nusantara IV ( Persero) Medan

Pada Tabel 4.5 tahun 2004 terjadi penurunan pada ROI sebesar 3,51%. Penurunan tersebut terjadi karena adanya penurunan pada NPM sebesar 0,39% dan TATO sebesar 0,31x. Penurunan pada NPM terjadi karena adanya penurunan pada laba bersih sebesar Rp 36.009.343.040 atau 13,99% dan penurunan pada tingkat penjualan yakni sebesar Rp 265.642.148.814 atau 10,49%.

Berikut penulis cantumkan data mengenai komponen-komponen yang mempengaruhi laba bersih :

Tabel 4.6

Data Perbandingan Harga Pokok Penjualan, Biaya Usaha, Biaya Bunga, Biaya Lain-lain, dan Pajak Penghasilan PT.Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan selama periode

2004-2005 Thn HPP (Rp) Biaya Usaha (Rp) Biaya Bunga (Rp) Biaya lain-lain (Rp) Pajak Penghasilan (Rp) 200 4 1.602.297.39 1.090 475.498.073. 243 6.713.887.01 2 (38.007.445. 367) (152.819.76 4.964) 200 5 1.509.920.55 9.309 430.512.914. 327 11.811.081.9 92 14.594.751.2 33 108.053.951 .507 (92.376.831.7 81) atau (5,77%) (44.985.158. 916) atau (9,46%) 5.097.194.98 0 atau 75,92% 23.412.694.1 34 atau 61,60% 44.765.813. 457 atau


(36)

29.29% Sumber: Laporan Keuangan PT. Perkebunan Nusantara IV Medan, diolah.

Tabel 4.6 menjelaskan adanya penurunan pada harga pokok penjualan sebesar Rp 92.376.831.781 atau 5,77% dan penurunan pada biaya usaha sebesar Rp 44.985.158.916 atau 9,46% ternyata tidak mampu meningkatkan laba bersih perusahaan. Penurunan pada laba bersih justru terjadi karena adanya kenaikan pada biaya bunga sebesar Rp 5.097.194.980 atau 75,92%, biaya lain-lain sebesar Rp 23.412.694.134 atau 61,60% dan pajak penghasilan sebesar Rp 44.765.813.457 atau 29,29%.

Tingkat penjualan pada tahun 2005 mengalami penurunan sebesar Rp 265.642.148.814 atau 10,49% meskipun harga pokok penjualan dan biaya usaha mengalami penurunan namun hal ini tidak mempengaruhi perolehan laba bersih perusahaan.

Penurunan pada harga pokok penjualan yang masih lebih kecil dibanding penurunan pada tingkat penjualan menunjukkan bahwa perusahaan kurang efisien. Dalam hal ini, perusahaan harus lebih lagi dalam mengevaluasi setiap biaya-biaya yang dikeluarkan dan juga mampu mencari alternatif-alternatif pemasaran dalam rangka meningkatkan penjualan.

Penurunan juga terjadi pada komponen TATO yakni sebesar 0,31x. Penurunan ini disebabkan karena terjadinya penurunan pada penjualan yaitu sebesar 10,49% meskipun terjadi kenaikan pada total aktiva sebesar 18,75%. Namun kenaikan pada total aktiva tersebut masih belum mampu untuk mengimbangi penurunan yang terjadi pada tingkat penjualan sehingga tidak terjadi peningkatan pada TATO.


(37)

Tabel 4.7

Data Perbandingan ROI, NPM dan TATO pada PT. Perkebunan Nusantara IV( Persero) Medan selama periode 2005-2006 Thn ROI

( % )

NPM ( %)

TAT O ( x )

Laba bersih (Rp) Penjualan (Rp) Total aktiva (Rp) 200 5

8,99 9,77 0,92 221.434.283. 345 2.267.138.039. 247 2.451.613.787. 209 200 6

4,76 6,61 0,72 145.286.683. 286 2.196.655.327. 305 3.042.969.113. 684 (4,23 ) (3,16 ) (0,2 ) (76.147.600.0 59) atau (34,39%) (70.482.711.94 2) atau (3,11%) 591.355.326.47 5 atau 24,12% Sumber: Laporan Keuangan PT.Perkebunan Nusantara IV

Pada Tabel 4.7 tahun 2006 terjadi penurunan pada ROI sebesar 4,23%. Penurunan tersebut terjadi karena adanya penurunan pada NPM sebesar 3,16% dan TATO sebesar 0,2x. Penurunan pada NPM terjadi karena adanya penurunan pada laba bersih sebesar Rp 76.147.600.059 atau 34,39% dan penurunan pada tingkat penjualan yakni sebesar Rp 70.482.711.942 atau 3,11%.

Berikut penulis cantumkan data mengenai komponen-komponen yang mempengaruhi laba bersih


(38)

Data Perbandingan Harga Pokok Penjualan, Biaya Usaha, Biaya Bunga, Biaya Lain-lain, Pajak Penghasilan PT.Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan selama periode

2005-2006 Thn HPP (Rp) Biaya Usaha (Rp) Biaya Bunga (Rp) Biaya lain-lain (Rp) Pajak Penghasilan (Rp) 200 5 1.509.920.55 9.309 430.512.911. 327 11.811.081.9 92 14.594.751.2 33 108.053.951 .507 200 6 1.539.292.67 2.682 433.523.897. 523 32.809.152.6 55 22.627.282.7 41 68.370.203. 900 29.372.113.3 73 Atau 1,95% 3.010.986.19 6 Atau 0,69% 20.998.070.6 63 Atau 177,79% 8.032.531.50 8 Atau 55,04% 39.683.747. 607 Atau 36,73% Sumber: Laporan Keuangan PT. Perkebunan Nusantara IV Medan, diolah

Tabel 4.8 menjelaskan bahwa kenaikan yang terjadi pada harga pokok penjualan sebesar Rp 29.372.113.373 atau 1,95% dan kenaikan yang terjadi pada biaya usaha sebesar Rp 3.010.986.196 atau 0,69% menyebabkan terjadinya penurunan pada perolehan laba bersih yaitu sebesar 34,39%. Penurunan laba bersih juga disebabkan karena kenaikan pada biaya-biaya yang lain yaitu biaya bunga sebesar Rp 20.998.070.663 atau 177,79%, biaya lain-lain sebesar Rp 8.032.531.508 atau 55,04% dan pajak penghasilan sebesar Rp 39.683.747.607 atau 36,73%.

Tingkat penjualan pada tahun 2006 juga mengalami penurunan sebesar Rp 70.482.711.942 atau 3,11% yang semakin diperburuk dengan kenaikan harga pokok penjualan dan biaya usaha sehingga perolehan laba bersih mengalami penurunan.


(39)

Adanya penurunan pada tingkat penjualan menunjukkan bahwa perusahaan kurang efisien. Dalam hal ini, perusahaan harus lebih lagi dalam mengevaluasi setiap biaya-biaya yang dikeluarkan dan juga mampu mencari alternatif-alternatif pemasaran dalam rangka meningkatkan penjualan.

Penurunan juga terjadi pada komponen TATO yakni sebesar 0,2 x. Penurunan ini disebabkan karena terjadinya penurunan pada penjualan yaitu sebesar 3,11% meskipun terjadi kenaikan pada total aktiva sebesar 24,12% namun kenaikan pada total aktiva tersebut masih belum mampu untuk mengimbangi penurunan yang terjadi pada tingkat penjualan sehingga tidak terjadi peningkatan pada TATO.

2. Evaluasi

Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat diketahui bahwa penyebab utama terjadinya fluktuasi ROI pada tahun 2002-2006 cenderung disebabkan karena adanya fluktuasi pada NPM maupun TATO. Fluktuasi yang terjadi pada NPM tak terlepas dari perubahan yang terjadi pada laba bersih maupun penjualan serta total biaya. Pada TATO, fluktuasi juga terjadi akibat perubahan pada tingkat penjualan dan total aktiva. Adanya fluktuasi baik pada NPM atau TATO ataupun pada keduanya akan menyebabkan terjadinya fluktuasi pada ROI, baik itu kenaikan ataupun penurunan ROI.

Pada tahun 2003, ROI mengalami penurunan sebesar 0,54%, hal ini disebabkan karena adanya penurunan pada NPM sebesar 1,07% meskipun TATO mengalami kenaikan sebesar 0,14x. Penurunan pada NPM terjadi karena adanya penurunan pada laba bersih sebesar 7,65% yang disebabkan karena adanya kenaikan pada harga pokok penjualan sebesar 25,13% dan biaya usaha sebesar 16,42%. Kenaikan yang lebih tinggi


(40)

pada harga pokok penjualan dibandingkan dengan tingkat penjualan menyebabkan perolehan laba bersih sulit untuk mengalami kenaikan. Meskipun terjadi penurunan pada biaya bunga, biaya lain-lain dan biaya pajak yang menyebabkan total biaya berkurang namun tetap saja hal tersebut tak bisa menaikkan laba perusahaan. Kenaikan TATO sebesar 0,14x yang disebabkan karena kenaikan pada tingkat penjualan dan total aktiva juga tetap tak bisa meningkatkan ROI.

Pada tahun 2004, terjadi kenaikan pada ROI yang cukup signifikan yaitu sebesar 7,74%. Hal ini tentu saja tidak terlepas dari kenaikan pada NPM dan TATO yaitu sebesar 6,13% dan 0,05x. Kenaikan pada NPM disebabkan karena adanya peningkatan pada perolehan laba bersih sebesar 207,79%, kenaikan pada tingkat penjualan sebesar 22,10%. Meskipun terjadi kenaikan pada harga pokok penjualan dan biaya usaha, masing-masing sebesar 8,41% dan 14,08% namun hal itu belum dapat mengimbangi penurunan pada biaya bunga, biaya lain-lain dan biaya pajak yang cukup drastis yakni masing-masing sebesar 33,26%, 399,94% dan 78.19% yang mengakibatkan total biaya menjadi berkurang hingga akhirnya meningkatkan perolehan laba bersih. Adanya kenaikan pada NPM diiringi dengan kenaikan TATO yang diakibatkan adanya kenaikan pada penjualan dan total aktiva. Kenaikan dari NPM dan TATO menyebabkan terjadinya peningkatan ROI yang cukup berarti . Adanya peningkatan perolehan laba bersih meskipun terjadi kenaikan pada harga pokok penjualan maupun biaya usaha menggambarkan bahwa perusahaan cukup efektif dalam menjalankan strategi pemasarannya. Namun, tetap saja diperlukan alternatif-alternatif baru dalam strategi penjualan, mengingat pada tahun 2004, peningkatan laba bersih dibantu dengan adanya penurunan pada beban bunga, biaya lain-lain dan biaya pajak yang cukup drastis.


(41)

Pada tahun 2005, ROI kembali mengalami penurunan yaitu sebesar 3,5%. Hal ini tak terlepas dari adanya penurunan NPM dan TATO yaitu sebesar 0,39% dan 0,31x. Penurunan pada NPM disebabkan karena adanya penurunan pada perolehan laba bersih maupun tingkat penjualan yaitu sebesar 13,99% dan 10,49%. Penurunan pada laba bersih terjadi karena adanya kenaikan pada biaya bunga, biaya lain-lain dan pajak penghasilan yang cukup berarti yakni masing-masing sebesar 75,92%, 61,60% dan 29.29% meskipun terjadi penurunan pada harga pokok penjualan dan biaya usaha sebesar 5,77% dan 9,46% namun penurunan yang terjadi tetap tak bisa mengimbangi kenaikan biaya bunga, biaya lain-lain dan biaya pajak yang menyebabkan total biaya semakin meningkat. Keadaan ini diperburuk dengan tingkat penjualan yang juga mengalami penurunan yang lebih besar dibandingkan dengan harga pokok penjualan sehingga tak mampu meningkatkan perolehan laba bersih dan juga menunjukkan kurang efektifnya strategi pemasaran yang diterapkan perusahaan dalam rangka meningkatkan penjualan.

Pada tahun 2006, ROI juga mengalami penurunan sebesar 4,23% yang disebabkan karena adanya penurunan pada NPM dan TATO, masing-masing sebesar 3,16% dan 0,2x. Penurunan pada NPM disebabkan karena adanya penurunan pada perolehan laba bersih dan penjualan. Perolehan laba bersih mengalami penurunan disebabkan karena tingkat penjualan yang menurun serta total biaya yang semakin meningkat. Hal itu dapat dilihat pada komponen total biaya yang seluruhnya mengalami peningkatan yang terdiri dari harga pokok penjualan sebesar 1,95%, biaya usaha sebesar 0,69%, biaya bunga sebesar 177,79%, biaya lain-lain sebesar 55,04% dan biaya pajak sebesar 36,73%. Keadaan ini semakin diperburuk dengan kurang efektifnya strategi pemasaran yang diterapkan perusahaan sehingga tingkat penjualan juga mengalami


(42)

penurunan. Penurunan pada tingkat penjualan berpengaruh pada terjadinya penurunan TATO meskipun total aktiva mengalami kenaikan.

Perusahaan dalam hal ini harus melakukan evaluasi terhadap kinerja penjualan yang dilakukan selama ini, sehingga dapat diketahui penyebab turunnya penjualan sehingga produk yang dijual tidak kalah bersaing dengan produk lain yang beredar di pasar. Jumlah NPM dapat diperbesar dengan memperbesar penjualan atau dengan jumlah penjualan tertentu dan NPM dapat diperbesar dengan menekan dan memperkecil total biaya.


(43)

B. Analisis Hubungan Net Profit Margin (NPM) dan Total Asset Turnover (TATO) Terhadap ReturnOn Investment (ROI) Pada PT.Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan

I. Deskripsi Variabel

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan analisis rasio untuk menilai setiap variabel-variabel yang digunakan. Analisis rasio yang digunakan diperoleh dari pengolahan data laporan keuangan selama periode 2002-2006. Berdasarkan pengolahan data tersebut maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.9

Net Profit Margin, Total Asset Turnover dan Return On Investment

PT.Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan selama tahun 2002-2006

Variabel 2002 2003 2004 2005 2006

Net Profit margin

5,10% 4,03% 10,16% 9,77% 6,61%

Total Asset Turnover

1,04x 1,18x 1,23x 0,92x 0,72x

Return On Investment

5,30% 4,76% 12,50% 8,99% 4,76%

Sumber: Laporan Keuangan PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero)Medan, diolah

1. Net Profit Margin (X1)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan net income (laba bersih sebelum pajak) ditinjau dari sudut operating


(44)

namun pada tahun 2003, Net profit margin sebesar 4,03%, hal ini menunjukkan adanya penurunan pada perolehan laba bersih. Pada tahun 2004, net profit margin mengalami kenaikan yang cukup drastis yaitu sebesar 10,16% yang menunjukkan perolehan laba bersih yang cukup meningkat. Pada tahun 2005 dan tahun 2006, net profit margin kembali mengalami penurunan.

2. Total Asset Turnover (X2)

Rasio ini dipergunakan untuk mengukur tingkat efisiensi perusahaan dalam menggunakan keseluruhan aktiva yang dimiliki guna menghasilkan penjualan tertentu. Semakin tinggi rasio menunjukkan perusahaan semakin efisien dalam menggunakan aktiva guna menghasilkan sejumlah penjualan.

Total Asset Turnover pada tahun 2002 adalah 1,04x dan mengalami peningkatan

menjadi 1,18x pada tahun 2003. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan tingkat penjualan perusahaan dan total aktiva. Pada tahun 2004, Total Asset Turnover mengalami peningkatan menjadi 1,23x namun kembali mengalami penurunan pada tahun 2005 dan 2006 menjadi 0,92x dan 0,72x yang disebabkan karena menurunnya tingkat penjualan perusahaan.

Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa TATO mengalami kenaikan dan penurunan. Dimana peningkatan terjadi pada tahun 2003 dan 2004 yang masing-masing meningkat menjadi 1,18x dan 1,23x. Dan pada tahun 2005 dan 2006 mengalami penurunan sebesar 0,92x dan 0,72x.


(45)

Return On Investment dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasinya perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Berdasarkan metode sistem Du Pont, besarnya ROI dapat diketahui dengan mengalikan antara turnover operating assets dengan profit margin nya. Pada tahun 2002, ROI pada PT.Perkebunan Nusantara IV ( Persero) Medan adalah sebesar 5,30% dan mengalami penurunan pada tahun 2003 sebesar 4,76% yang disebabkan karena penurunan net profit margin. Pada tahun 2004,

ROI mengalami peningkatan sebesar 12,50%, hal ini disebabkan karena adanya kenaikan

pada net profit margin dan total asset turnover. Pada tahun 2005 dan 2006, ROI mengalami penurunan sebesar 8,99% dan 4,76%. Hal itu disebabkan karena adanya penurunan baik pada net profit margin dan total asset turnover.

II. Analisis Hubungan Net Profit Margin (NPM) terhadap Return On Investment (ROI) Pada PT. Perkebunan Nusantara IV ( Persero) Medan

Analisis hubungan Net Profit Margin (NPM) terhadap Return On Investment PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan dilakukan dengan menggunakan bantuan program software SPSS (Statistic Product and Service Solution) versi 12.00. Dari pengolahan data yang dilakukan, diperoleh data sebagai berikut:


(46)

Tabel 4.10

Spearman’s Rank Correlations

ROI NPM

Spearman's rho ROI Correlation Coefficient 1.000 .821

Sig. (2-tailed) . .089

N 5 5

NPM Correlation Coefficient .821 1.000

Sig. (2-tailed) .089 .

N 5 5

Sumber: Tabel 4.9

Ho: rsx1y = 0

Artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara net profit margin dengan return on

investment pada PT. Perkebunan Nusantara( Persero) IV Medan.

Ha: rsx1y ≠ 0

Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara net profit margin dengan return on

investment pada PT.Perkebunan Nusantara IV( Persero) Medan.

Dari tabel 4.10, diperoleh rsx1y = 0,821 dengan signifikansi rs = 0,089. Karena

signifikansi rsx1y (0,089) < α (0,05) maka Ho ditolak. Artinya secara statistik hubungan

antara Net profit margin dengan return on investment PT.Perkebunan Nusantara IV

(Persero)Medan signifikan pada α = 5%

Koefisien korelasi yang bernilai 0,821 menunjukkan bahwa net profit margin memiliki hubungan positif yang sangat kuat dan signifikan terhadap return on investment PT.Perkebunan Nusantara IV(Persero) Medan. Hal ini menunjukkan bila net profit

margin mengalami kenaikan atau penurunan maka return on investment juga akan


(47)

Fluktuasi ROI dan NPM

5.1 4.03 10.16 9.77 6.61 5.3 4.76 12.5 8.99 4.76 0 2 4 6 8 10 12 14

2002 2003 2004 2005 2006

Tahun

D

a

la

m (

%)

Net Profit

Margin Return on Investment

Sumber : Tabel 4.9

Gambar 4.1. Fluktuasi NPM dan ROI (dalam %)

PT. Perkebunan Nusantara IV ( Persero) selama tahun 2002-2006

Berdasarkan gambar di atas, pada tahun 2003 net profit margin dan ROI sama-sama mengalami penurunan. Penurunan net profit margin pada tahun 2003 mengindikasikan adanya penurunan tingkat efisiensi perusahaan yang ditunjukkan oleh menurunnya perolehan laba bersih meskipun tingkat penjualan mengalami kenaikan sehingga ROI juga mengalami penurunan.

Pada tahun 2004, net profit margin mengalami peningkatan yang cukup berarti yaitu sebesar 10,16%. Hal ini mengindikasikan adanya kenaikan tingkat efisiensi perusahaan yang ditunjukkan oleh naiknya perolehan laba bersih dan tingkat penjualan sehingga ROI juga mengalami kenaikan sebesar 12,5%. Pada tahun 2005, net profit

margin kembali mengalami penurunan sebesar 9,77% yang mengindikasikan adanya


(48)

bersih dan tingkat penjualan. Hal ini akhirnya menyebabkan ROI menurun. Pada tahun 2006, net profit margin kembali mengalami penurunan sebesar 6,61%, hal ini mengindikasikan adanya penurunan pada perolehan laba bersih dan tingkat penjualan. Hal ini menyebabkan ROI juga ikut menurun.

Berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa tingkat efisiensi yang digambarkan oleh net profit margin memiliki kontribusi yang besar dalam membentuk

ROI. Hal inilah yang menyebabkan net profit margin memiliki hubungan positif yang

sangat kuat terhadap ROI PT.Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan.

III. Analisis Hubungan Total Asset Turnover (TATO) terhadap Return On Investment PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan.

Analisis hubungan Total Asset Turnover (TATO) terhadap Return On Investment (ROI) PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan dilakukan dengan menggunakan bantuan program software SPSS (Statistic Product and Service

Solution) versi 12.00. Dari pengolahan data yang dilakukan, diperoleh data sebagai

berikut:

Tabel 4.11

Spearman’s Rank Correlations

ROI TATO Spearman's rho ROI Correlation Coefficient 1.000 .462

Sig. (2-tailed) . .434

N 5 5

TATO Correlation Coefficient .462 1.000

Sig. (2-tailed) .434 .

N 5 5


(49)

Ho: rsx2y = 0

Artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara Total Asset Turnover dengan Return

on Investment pada PT.Perkebunan Nusantara IV Medan.

Ho: rsx2y ≠ 0

Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara Total Asset Turnover dengan Return on

Investment pada PT.Perkebunan Nusantara IV(Persero) Medan.

Dari tabel 4.11, diperoleh rsx2y = 0,462 dengan signifikansi rsx2y= 0,434. Karena signifikansi rsx2y (0,434) > α (0,05) maka Ho diterima. Artinya secara statistik tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Total Asset Turnover dengan return on

investment PT.Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan pada α = 5%

Koefisien korelasi yang bernilai 0,462 menunjukkan bahwa Total Asset Turnover memiliki hubungan positif yang sedang dan tidak signifikan terhadap return on

investment PT.Perkebunan Nusantara IV Medan. Hal ini menunjukkan bila Total Asset turnover mengalami kenaikan atau penurunan maka return on investment belum tentu

akan mengalami hal yang sama , hal tersebut dapat dilihat pada gambar 4.2 sebagai berikut:


(50)

Fluktuasi TATO dan ROI

1.04 1.18 1.23 0.92

0.72 5.3

4.76

12.5

8.99

4.76

0

2

4

6

8

10

12

14

2002 2003 2004 2005 2006

Total Asset

Turnover

Return on

Investment

Sumber : Tabel 4.9

Gambar 4.2. Fluktuasi TATO (dalam x) dan ROI (dalam %)

PT.Perkebunan Nusantara IV(Persero) Medan tahun 2002-2006 Berdasarkan gambar di atas, pada tahun 2003 total asset turnover mengalami kenaikan menjadi 1,18x, hal ini menunjukkan kenaikan tingkat efisiensi perusahaan dalam menggunakan keseluruhan aktiva yang dimiliki guna menghasilkan penjualan tertentu. Hal itu dapat dilihat dari penggunaan total aktiva yang meningkat yang diiringi dengan kenaikan tingkat penjualan. Namun hal ini tidak menyebabkan ROI mengalami peningkatan, justru terjadi penurunan pada ROI. Hal tersebut disebabkan karena adanya variabel-variabel lain yang mempengaruhi ROI yaitu laba bersih, penjualan dan total biaya sehingga meskipun persentase total aktiva mengalami peningkatan sebesar 3,05% namun masih lebih kecil dibandingkan dengan peningkatan persentase total biaya sebesar 18,12%. Hal ini akhirnya menyebabkan peningkatan Total Asset turnover tidak diiringi dengan peningkatan ROI.


(51)

Pada tahun 2004, Total asset turnover dan ROI sama-sama mengalami kenaikan menjadi 1,23x dan 12,5%. Hal ini menunjukkan kenaikan tingkat efisiensi perusahaan dalam menggunakan total aktiva untuk menghasilkan tingkat penjualan tertentu. Hal ini ditunjukkan dengan kenaikan penggunaan total aktiva sebesar 17,31% dan tingkat penjualan sebesar 22,10% meskipun pada tingkat harga pokok penjualan justru terjadi kenaikan sebesar 8,41%. Terjadinya kenaikan pada total asset turnover dan ROI menunjukkan bahwa keduanya memiliki hubungan namun tidak signifikan karena peningkatan ROI juga disebabkan karena adanya penurunan pada total biaya yang cukup drastis yaitu sebesar 98,41%sehingga perolehan laba bersih juga meningkat.

Pada tahun 2005, ROI dan Total asset turnover sama-sama mengalami penurunan menjadi 8,99% dan 0,92x. Hal ini menunjukkan penurunan tingkat efisiensi perusahaan dalam menggunakan total aktiva untuk menghasilkan tingkat penjualan. Hal itu disebabkan karena terjadi penurunan pada tingkat penjualan sebesar 10,49% meskipun penggunaan total aktiva meningkat. Meskipun harga pokok penjualan juga mengalami penurunan, namun tingkat penjualan justru menurun. Hal itu bisa saja disebabkan karena biaya-biaya lain yang justru semakin meningkat serta strategi penjualan perusahaan yang kurang efektif.

Pada tahun 2006, ROI dan total asset turnover kembali mengalami penurunan menjadi 4,76% dan 0,72x. Hal ini menunjukkan penurunan tingkat efisiensi perusahaan dalam menggunakan total aktiva untuk menghasilkan tingkat penjualan. Hal itu dapat dilihat dari penggunaan total aktiva yang semakin meningkat namun tingkat penjualan tidak juga mengalami kenaikan justru terus mengalami penurunan sebesar 3,11%. Hal ini menyebabkan ROI menurun namun penurunan ROI itu terjadi juga karena total biaya


(52)

secara keseluruhan mengalami peningkatan. Dimulai dari tingkat harga pokok penjualan yang mengalami peningkatan hinggan biaya usaha, pajak penghasilan dan beban lain-lain yang meningkat hingga akhirnya perolehan laba bersih juga menurun. Dari uraian di atas, dapat dilihat bahwa ROI dan TATO memiliki hubungan namun tidak signifikan karena perubahan pada ROI disebabkan juga oleh TATO, namun kenaikan ataupun penurunan

TATO tidak selalu diiringi dengan kenaikan maupun penurunan ROI karena masih ada


(53)

BAB V KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan penulis pada bab-bab terdahulu, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. PT. Perkebunan Nusantara IV(Persero) Medan mengalami fluktuasi pada ROI selama periode 2002-2006 berdasarkan analisis sistem Du Pont yaitu:

a. Penyebab utama terjadinya penurunan ROI PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan pada tahun 2003 disebabkan terjadinya penurunan pada

NPM meskipun TATO meningkat . Penurunan pada NPM terjadi karena

penurunan perolehan laba bersih, sedangkan peningkatan pada TATO diakibatkan adanya peningkatan penjualan .

b. Penyebab utama terjadinya kenaikan pada ROI PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan pada tahun 2004 disebabkan karena terjadinya kenaikan pada NPM dan TATO .Peningkatan NPM dan TATO disebabkan karena terjadi peningkatan perolehan laba bersih dan penjualan .

c. Penyebab menurunnya ROI pada tahun 2005 dikarenakan adanya penurunan pada NPM dan TATO dan .Penurunan pada NPM disebabkan adanya penurunan pada laba bersih, sedangkan penurunan pada TATO disebabkan menurunnya penjualan .

d. Penyebab menurunnya ROI PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan tahun 2006 disebabkan adanya penurunan pada NPM dan TATO. NPM


(54)

menurun disebabkan menurunnya laba bersih sedangkan TATO menurun karena menurunnya nilai penjualan .

2. Berdasarkan hasil analisis hubungan antara NPM dan TATO terhadap ROI PT.Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan yaitu:

a. NPM memiliki hubungan positif yang sangat kuat dan signifikan terhadap

ROI. Jika NPM mengalami kenaikan atau penurunan, maka ROI juga akan

mengalami hal yang sama. NPM dan ROI selalu memiliki pergerakan yang searah. Pada tahun 2003 efisiensi yang ditunjukkan NPM mengalami penurunan, ROI juga mengalami penurunan. Sedangkan pada tahun 2004

NPM mengalami peningkatan dan diikuti juga dengan meningkatnya ROI.

Dan Tahun 2005 dan 2006 NPM kembali menurun dan diikuti juga dengan menurunnya ROI.

b. TATO memiliki hubungan positif yang sedang dan tidak signifikan terhadap

ROI. Hal ini menunjukkan bila TATO mengalami penurunan atau kenaikan

maka ROI belum tentu akan mengalami hal yang sama. Hal tersebut dikarenakan masih adanya perantara variabel-variabel lain , dan ketika TATO mengalami kenaikan atau penurunan, belum tentu ROI akan mengalami hal yang sama karena adanya variabel lain yaitu NPM yang juga mempengaruhi Fluktuasi ROI.


(55)

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka saran-saran yang dapat dikemukakan penulis pada perusahaan adalah sebagai berikut :

1. PT. Perkebunan Nusantara IV(Persero) Medan sebaiknya harus terus meningkatkan penjualan perusahaan dan meminimalkan biaya operasional agar penjualan yang diperoleh lebih besar sehingga dapat menaikkan laba bersih. Dan juga meningkatkan aktivitas sehingga total asset turnover dapat terus meningkat. Meningkatnya efisiensi dan aktivitas maka akan menyebabkan ROI PT. Perkebunan Nusantara (Persero) IV Medan meningkat.

2. PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan sebaiknya harus terus menekan harga pokok penjualan sehingga efisiensi net profit margin dapat semakin meningkat dan tercapai laba bersih yang maksimal, dan juga meningkatkan aktivitas sehingga total asset turnover dapat terus meningkat. Meningkatnya efisiensi dan aktivitas maka ROI PT. Perkebunan Nusantara (Persero) IV Medan dapat meningkat.

3. PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan sebaiknya meningkatkan efisiensi penggunaan aktiva lancar hingga produktifitas dalam penjualan dapat lebih bertambah dan terus meningkatkan aktivitas sehingga total asset turnover dapat semakin meningkat dan dapat meningkatkan return on investment.

4. PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan sebaiknya terus meningkatkan aktivitas perusahaan dalam penggunaan aktiva tetap sehingga penambahan investasi pada aktiva tetap tidak terlalu berlebihan dan sebanding dengan


(56)

peningkatan penjualan. Dengan demikian total asset turnover dapat ditingkatkan dan ROI juga akan meningkat.


(57)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. Faisal, 2001. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi Kedua, Cetakan Kelima, Universitas Muhammadiyah, Malang.

Brigham, Eugene F, and Houston, Joel F. Manajemen Keuangan. Penerbit Erlangga, Jakarta, 2001.

Harahap, Sofyan, S. 2004. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Edisi Pertama, Cetakan Keempat, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Margaretha, Farah, 2005. Teori dan Aplikasi Manajemen Keuangan. Edisi Pertama, Edisi Pertama, Buku Kedua, PT. Grasindo, Jakarta.

Munawir, S. 2004. Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Cetakan Ketiga belas, Penerbit LIBERTY, Yogyakarta.

Martono dan Harjito, Agus. Manajemen Keuangan. Edisi Pertama, Yogyakarta:Ekonosia, 2001.

Riyanto, Bambang, 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat, Penerbit BPFE Yogyakarta.

Sawir, Agnes, 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, Cetakan Ketiga, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Simbolon, 2006. Analisis Laporan Keuangan Dengan Menggunakan Metode Du Pont System Pada PT.Intraco Penta Medan, Skripsi, Fakultas Ekonomi USU, Tidak Dipublikasikan.

Sugiyarsono, Winarni, 2006. Pemahaman Laporan Keuangan, Pengelolaan Aktiva, Kewajiban dan Modal, Serta Pengukuran Kinerja Perusahaan. Cetakan Kedua, Pressindo, Yogyakarta.

Suharyadi dan S.K, Purwanto. Statistika Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern. Buku 2, Salemba Empat, Jakarta, 2004.

Tampubolon, Manahan, 2005. Konseptual, Problem dan Studi Kasus. Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Weston, J., Copeland E.Thomas dan Ir. Wachouwick, Hohn M, 2005. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan. Edisi Kesembilan, Penerbit Salemba Empat.


(1)

secara keseluruhan mengalami peningkatan. Dimulai dari tingkat harga pokok penjualan yang mengalami peningkatan hinggan biaya usaha, pajak penghasilan dan beban lain-lain yang meningkat hingga akhirnya perolehan laba bersih juga menurun. Dari uraian di atas, dapat dilihat bahwa ROI dan TATO memiliki hubungan namun tidak signifikan karena perubahan pada ROI disebabkan juga oleh TATO, namun kenaikan ataupun penurunan TATO tidak selalu diiringi dengan kenaikan maupun penurunan ROI karena masih ada variabel lain yaitu net profit margin yang juga mempengaruhi fluktuasi ROI.


(2)

BAB V KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan penulis pada bab-bab terdahulu, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. PT. Perkebunan Nusantara IV(Persero) Medan mengalami fluktuasi pada ROI selama periode 2002-2006 berdasarkan analisis sistem Du Pont yaitu:

a. Penyebab utama terjadinya penurunan ROI PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan pada tahun 2003 disebabkan terjadinya penurunan pada NPM meskipun TATO meningkat . Penurunan pada NPM terjadi karena penurunan perolehan laba bersih, sedangkan peningkatan pada TATO diakibatkan adanya peningkatan penjualan .

b. Penyebab utama terjadinya kenaikan pada ROI PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan pada tahun 2004 disebabkan karena terjadinya kenaikan pada NPM dan TATO .Peningkatan NPM dan TATO disebabkan karena terjadi peningkatan perolehan laba bersih dan penjualan .

c. Penyebab menurunnya ROI pada tahun 2005 dikarenakan adanya penurunan pada NPM dan TATO dan .Penurunan pada NPM disebabkan adanya penurunan pada laba bersih, sedangkan penurunan pada TATO disebabkan menurunnya penjualan .

d. Penyebab menurunnya ROI PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan tahun 2006 disebabkan adanya penurunan pada NPM dan TATO. NPM


(3)

menurun disebabkan menurunnya laba bersih sedangkan TATO menurun karena menurunnya nilai penjualan .

2. Berdasarkan hasil analisis hubungan antara NPM dan TATO terhadap ROI PT.Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan yaitu:

a. NPM memiliki hubungan positif yang sangat kuat dan signifikan terhadap ROI. Jika NPM mengalami kenaikan atau penurunan, maka ROI juga akan mengalami hal yang sama. NPM dan ROI selalu memiliki pergerakan yang searah. Pada tahun 2003 efisiensi yang ditunjukkan NPM mengalami penurunan, ROI juga mengalami penurunan. Sedangkan pada tahun 2004 NPM mengalami peningkatan dan diikuti juga dengan meningkatnya ROI. Dan Tahun 2005 dan 2006 NPM kembali menurun dan diikuti juga dengan menurunnya ROI.

b. TATO memiliki hubungan positif yang sedang dan tidak signifikan terhadap ROI. Hal ini menunjukkan bila TATO mengalami penurunan atau kenaikan maka ROI belum tentu akan mengalami hal yang sama. Hal tersebut dikarenakan masih adanya perantara variabel-variabel lain , dan ketika TATO mengalami kenaikan atau penurunan, belum tentu ROI akan mengalami hal yang sama karena adanya variabel lain yaitu NPM yang juga mempengaruhi Fluktuasi ROI.


(4)

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka saran-saran yang dapat dikemukakan penulis pada perusahaan adalah sebagai berikut :

1. PT. Perkebunan Nusantara IV(Persero) Medan sebaiknya harus terus meningkatkan penjualan perusahaan dan meminimalkan biaya operasional agar penjualan yang diperoleh lebih besar sehingga dapat menaikkan laba bersih. Dan juga meningkatkan aktivitas sehingga total asset turnover dapat terus meningkat. Meningkatnya efisiensi dan aktivitas maka akan menyebabkan ROI PT. Perkebunan Nusantara (Persero) IV Medan meningkat.

2. PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan sebaiknya harus terus menekan harga pokok penjualan sehingga efisiensi net profit margin dapat semakin meningkat dan tercapai laba bersih yang maksimal, dan juga meningkatkan aktivitas sehingga total asset turnover dapat terus meningkat. Meningkatnya efisiensi dan aktivitas maka ROI PT. Perkebunan Nusantara (Persero) IV Medan dapat meningkat.

3. PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan sebaiknya meningkatkan efisiensi penggunaan aktiva lancar hingga produktifitas dalam penjualan dapat lebih bertambah dan terus meningkatkan aktivitas sehingga total asset turnover dapat semakin meningkat dan dapat meningkatkan return on investment.

4. PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan sebaiknya terus meningkatkan aktivitas perusahaan dalam penggunaan aktiva tetap sehingga penambahan investasi pada aktiva tetap tidak terlalu berlebihan dan sebanding dengan


(5)

peningkatan penjualan. Dengan demikian total asset turnover dapat ditingkatkan dan ROI juga akan meningkat.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. Faisal, 2001. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi Kedua, Cetakan Kelima, Universitas Muhammadiyah, Malang.

Brigham, Eugene F, and Houston, Joel F. Manajemen Keuangan. Penerbit Erlangga, Jakarta, 2001.

Harahap, Sofyan, S. 2004. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Edisi Pertama, Cetakan Keempat, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Margaretha, Farah, 2005. Teori dan Aplikasi Manajemen Keuangan. Edisi Pertama, Edisi Pertama, Buku Kedua, PT. Grasindo, Jakarta.

Munawir, S. 2004. Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Cetakan Ketiga belas, Penerbit LIBERTY, Yogyakarta.

Martono dan Harjito, Agus. Manajemen Keuangan. Edisi Pertama, Yogyakarta:Ekonosia, 2001.

Riyanto, Bambang, 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat, Penerbit BPFE Yogyakarta.

Sawir, Agnes, 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan

Perusahaan, Cetakan Ketiga, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Simbolon, 2006. Analisis Laporan Keuangan Dengan Menggunakan Metode

Du Pont System Pada PT.Intraco Penta Medan, Skripsi, Fakultas Ekonomi

USU, Tidak Dipublikasikan.

Sugiyarsono, Winarni, 2006. Pemahaman Laporan Keuangan, Pengelolaan Aktiva,

Kewajiban dan Modal, Serta Pengukuran Kinerja Perusahaan. Cetakan

Kedua, Pressindo, Yogyakarta.

Suharyadi dan S.K, Purwanto. Statistika Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern. Buku 2, Salemba Empat, Jakarta, 2004.

Tampubolon, Manahan, 2005. Konseptual, Problem dan Studi Kasus. Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Weston, J., Copeland E.Thomas dan Ir. Wachouwick, Hohn M, 2005. Prinsip-Prinsip

Manajemen Keuangan. Edisi Kesembilan, Penerbit Salemba Empat.