Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Perubahan Aktivitas Seksual Wanita Menopause di Dusun Sumogawe Desa Sumogawe, Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang T1 462009045 BAB V
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini peneliti akan memaparkan tentang simpulan
yang menjawab tujuan penelitian serta saran praktis yang berkaitan
dengan penelitian.
5.1. Simpulan
Gambaran perubahan aktivitas seksual wanita menopause
pada penelitian ini diperoleh dengan mengidentifikasi faktorfaktor
yang
menopause,
mempengaruhi
dan
hambatan
aktivitas
seksual
wanita
aktivitas
seksual
wanita
menopause.
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas seksual wanita
menopause berasal dari gambaran diri wanita menopause
dan perubahan yang terjadi setelah menopause.
Faktor-faktor yang berasal dari gambaran diri wanita
menopause berupa faktor konsep diri yakni pengetahuan
yang
dimiliki
tentang
menopause,
dan
pandangan
mengenai tujuan berhubungan seksual setelah menopause
bagi wanita menopause.
Faktor-faktor yang berasal dari perubahan yang dialami
setelah
menopause
berupa
perubahan
fisik,
dan
80
81
perubahan psikologi yang biasa terjadi pada wanita
menopause
yang
mengakibatkan
adanya perubahan
respon seksual, serta perubahan hubungan keluarga yang
memberikan dukungan kepada wanita menopause.
2. Perubahan aktivitas seksual setelah menopause menjadi
hambatan dalam aktivitas seksual bagi wanita menopause.
Hambatan
tersebut
berupa
hambatan
hambatan eksternal. Hambatan internal
internal
dan
diantaranya
berupa hambatan fisik karena penurunan kemampuan, dan
kelelahan sehingga terjadi penurunan frekuensi hubungan
seksual, serta perubahan fisik ketika melakukan hubungan
seksual yang dipengaruhi oleh perubahan fisiologi fungsi
seksual seperti nyeri saat bersenggama, dan hambatan
psikologi
berupa
perasaan
malu
dan
enggan
mengungkapkan rasa cinta dan sayang melalui ucapan
dan tindakan, serta enggan melakukan berhubungan
seksual.
Hambatan eksternal, berasal dari lingkungan, yakni tidak
adanya respon dari pasangan mengenai perubahan
aktivitas seksual wanita menopause, dan pandangan
negatif yang mengatakan bahwa di usia menopause tidak
pantas dan layak lagi melakukan aktivitas seksual.
82
5.2. Saran
1. Bagi tempat pelayanan kesehatan dan perangkat desa
setempat
Penelitian ini hendaknya menjadi landasan dalam upaya
meningkatkan
program-program
promosi
kesehatan,
khususnya mengenai kesehatan seksual dan kesehatan
reproduksi pasangan suami-istri, baik pada wanita produktif
maupun
wanita
pasca
produktif,
melalui
pendidikan
kesehatan, konseling, ataupun penyuluhan, dalam kegiatan
posyandu atau kegiatan PKK.
Diharapkan
posyandu
dapat
lansia
mengaktifkan
sebagai
kembali
pengembangan
program
salah
satu
program kesehatan reproduksi yaitu “Paket Pelayanan
Kesehatan Reproduksi Komprehensif (PKRK)”, sehingga
dapat digunakan oleh usia lanjut, dan pasangan pasca
produktif
(wanita
menopause)
untuk
meningkatkan
pengetahuan mengenai kesehatan, khususnya mengenai
seksualitas, dan konseling mengenai masalah-masalah
yang dihadapi usia lanjut baik fisik maupun psikis.
2. Bagi perkembangan ilmu keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu
referensi dalam meningkatkan pemahaman perawat tentang
kesehatan seksual pada masa menopause, dalam upaya
83
mengembangkan dan memberikan asuhan keperawatan
pada wanita menopause.
3. Bagi penelitian yang akan datang
Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai perubahan
aktivitas seksual pada masa menopause yang melibatkan
suami sebagai sumber data (data primer) dalam penelitian
selain partisipan, karena aktivitas seksual pada masa
menopause tidak hanya dirasakan oleh wanita, tetapi juga
oleh suami.
Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai aktivitas
seksual wanita menopause ditinjau dari segi kultural, karena
kesehatan seksual masih dianggap tabu bagi sebagian
masyarakat Indonesia, khususnya di desa Sumogawe,
Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.
4. Bagi pembaca terutama wanita
Diharapkan untuk memperbanyak pengetahuan tentang
kesehatan seksual dan kesehatan reproduksi pada masa
menopause, karena dengan pengetahuan yang baik akan
meningkatkan sikap dan kesiapan yang baik dalam
menghadapi menopause. Kepada setiap pasangan suamiistri agar selalu menjaga kebugaran tubuh dan mengatur
pola aktivitas fisik sehingga tetap dapat melakukan aktivitas
seksual yang menyenangkan.
SIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini peneliti akan memaparkan tentang simpulan
yang menjawab tujuan penelitian serta saran praktis yang berkaitan
dengan penelitian.
5.1. Simpulan
Gambaran perubahan aktivitas seksual wanita menopause
pada penelitian ini diperoleh dengan mengidentifikasi faktorfaktor
yang
menopause,
mempengaruhi
dan
hambatan
aktivitas
seksual
wanita
aktivitas
seksual
wanita
menopause.
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas seksual wanita
menopause berasal dari gambaran diri wanita menopause
dan perubahan yang terjadi setelah menopause.
Faktor-faktor yang berasal dari gambaran diri wanita
menopause berupa faktor konsep diri yakni pengetahuan
yang
dimiliki
tentang
menopause,
dan
pandangan
mengenai tujuan berhubungan seksual setelah menopause
bagi wanita menopause.
Faktor-faktor yang berasal dari perubahan yang dialami
setelah
menopause
berupa
perubahan
fisik,
dan
80
81
perubahan psikologi yang biasa terjadi pada wanita
menopause
yang
mengakibatkan
adanya perubahan
respon seksual, serta perubahan hubungan keluarga yang
memberikan dukungan kepada wanita menopause.
2. Perubahan aktivitas seksual setelah menopause menjadi
hambatan dalam aktivitas seksual bagi wanita menopause.
Hambatan
tersebut
berupa
hambatan
hambatan eksternal. Hambatan internal
internal
dan
diantaranya
berupa hambatan fisik karena penurunan kemampuan, dan
kelelahan sehingga terjadi penurunan frekuensi hubungan
seksual, serta perubahan fisik ketika melakukan hubungan
seksual yang dipengaruhi oleh perubahan fisiologi fungsi
seksual seperti nyeri saat bersenggama, dan hambatan
psikologi
berupa
perasaan
malu
dan
enggan
mengungkapkan rasa cinta dan sayang melalui ucapan
dan tindakan, serta enggan melakukan berhubungan
seksual.
Hambatan eksternal, berasal dari lingkungan, yakni tidak
adanya respon dari pasangan mengenai perubahan
aktivitas seksual wanita menopause, dan pandangan
negatif yang mengatakan bahwa di usia menopause tidak
pantas dan layak lagi melakukan aktivitas seksual.
82
5.2. Saran
1. Bagi tempat pelayanan kesehatan dan perangkat desa
setempat
Penelitian ini hendaknya menjadi landasan dalam upaya
meningkatkan
program-program
promosi
kesehatan,
khususnya mengenai kesehatan seksual dan kesehatan
reproduksi pasangan suami-istri, baik pada wanita produktif
maupun
wanita
pasca
produktif,
melalui
pendidikan
kesehatan, konseling, ataupun penyuluhan, dalam kegiatan
posyandu atau kegiatan PKK.
Diharapkan
posyandu
dapat
lansia
mengaktifkan
sebagai
kembali
pengembangan
program
salah
satu
program kesehatan reproduksi yaitu “Paket Pelayanan
Kesehatan Reproduksi Komprehensif (PKRK)”, sehingga
dapat digunakan oleh usia lanjut, dan pasangan pasca
produktif
(wanita
menopause)
untuk
meningkatkan
pengetahuan mengenai kesehatan, khususnya mengenai
seksualitas, dan konseling mengenai masalah-masalah
yang dihadapi usia lanjut baik fisik maupun psikis.
2. Bagi perkembangan ilmu keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu
referensi dalam meningkatkan pemahaman perawat tentang
kesehatan seksual pada masa menopause, dalam upaya
83
mengembangkan dan memberikan asuhan keperawatan
pada wanita menopause.
3. Bagi penelitian yang akan datang
Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai perubahan
aktivitas seksual pada masa menopause yang melibatkan
suami sebagai sumber data (data primer) dalam penelitian
selain partisipan, karena aktivitas seksual pada masa
menopause tidak hanya dirasakan oleh wanita, tetapi juga
oleh suami.
Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai aktivitas
seksual wanita menopause ditinjau dari segi kultural, karena
kesehatan seksual masih dianggap tabu bagi sebagian
masyarakat Indonesia, khususnya di desa Sumogawe,
Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.
4. Bagi pembaca terutama wanita
Diharapkan untuk memperbanyak pengetahuan tentang
kesehatan seksual dan kesehatan reproduksi pada masa
menopause, karena dengan pengetahuan yang baik akan
meningkatkan sikap dan kesiapan yang baik dalam
menghadapi menopause. Kepada setiap pasangan suamiistri agar selalu menjaga kebugaran tubuh dan mengatur
pola aktivitas fisik sehingga tetap dapat melakukan aktivitas
seksual yang menyenangkan.