Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Antara Aku, Sesama, dan Sang Khalik: spiritual well being orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dewasa muda yang menjadi pendamping sesama

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan spiritual well being ODHA
dewasa muda yang memutuskan menjadi pendamping sesama ODHA setelah
mengetahui dirinya positif HIV, mencakup empat domain yaitu hubungan dengan
diri sendiri, orang lain, lingkungan/alam, dan pihak transenden. Metode penelitian
yang digunakan adalah kualitatif dan partisipan penelitian berjumlah tiga orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi perkembangan spiritual well being
pada ketiga partisipan terkait dengan pemaknaan akan HIV. Sebelum terinfeksi
HIV, spiritual well being partisipan cenderung berpusat pada diri sendiri. Vonis
HIV memperburuk spiritual well being partisipan di masa awal ketika mengetahui
bahwa dirinya positif terinfeksi. Informasi yang benar, dukungan sosial dari
keluarga, kelompok dukungan sebaya, dan pemaknaan bahwa HIV bukan
hukuman dari Tuhan melainkan bagian dari kehendak Tuhan membantu partisipan
menerima status HIV. Setelah menerima status HIV dan terlibat sebagai
pendamping sesama ODHA, partisipan menunjukkan spiritual well being yang
tinggi dan cenderung berpusat pada relasi dengan sesama dan Tuhan. Penelitian
ini juga menemukan bahwa spiritual well being berkaitan dengan kesiapan
menghadapi kematian pada partisipan.

Kata kunci: spiritual well being, HIV, dewasa muda, pendamping sesama ODHA


i

Abstract

The purpose of this research is to describe spiritual well being of early
adults with HIV who decided to be peer facilitator for other HIV-infected, shown
by the extent to which they live in harmony within relationship in four domains:
personal, communal, environmental, and transcendental. This qualitative research
involved three participants. This research find that spiritual well being of
participants have been developed in search of the meaning and purpose of life, the
sacred/God, social support, and the enjoyment of life despite the presence of HIV.
Before having HIV, participants show their personalist spiritual well being.
Dealing with HIV in the beginning led participant to have less spiritual well
being. Accurate information of HIV, social support from family, healing in group
support, and HIV-perceived as God’s will and not punishment help participants to
cope with HIV. After becoming as peer facilitator for HIV-infected, participants
show higher spiritual well being, conform to be characterized as communalist and
religionist. This research also shows that spiritual well being leads to positive
attitude towards death.


Key words

: spiritual well being, HIV, early adults, peer facilitator for HIVinfected

ii