Bagaimana Penguasaan Verba Berpasangan Jita Bagi Pembelajar Bahasa Jepang Tingkat Menengah.

BAGAIMANA PENGUASAAN VERBA BERPASANGAN JITA BAGI PEMBELAJAR
BAHASA JEPANG TINGKAT MENENGAH
(Puspa Mirani Kadir *)
A.

Pendahuluan

Bagi pembelajar yang mempelajari bahasa Jepang merasa kesulitan dalam penguasaan verba
berpasangan Jita ini, terutama semenjak memulai pelajaran pola kalimat bahasa Jepang pada tingkat
menengah (chukyu). Hal ini diungkapkan pula (Kobayashi;2001) dalam penelitian terhadap
mahasiswa asing (Cina) misalnya terjadi kesalahan penggunaan verba berpasangan Jita pada
kalimat di bawah ini.
にんず  そろ

(1) (orang-orang tak kunjung hadir)  (           )
               

                           
    ‘Hari kerja sikh, tidak melengkapi yah.’ ( seharusnya       ‘tidak lengkap’ )
                                                    


(2) (Permulaan presentasi sendiri)  (         )
                  

                            
     ‘Selanjutnya, saya akan mulai.’ (seharusnya      ‘memulai’ )
Contoh pada kalimat (1) di atas ini, kesalahan penggunaan verba transitif           yang seharusnya
menggunakan verba intransitif           sedangkan pada kalimat (2) adalah kesalahan penggunaan
verba intransitif   (   )      yang seharusnya menggunakan verba transitif           .
Dari hasil penelitian yang telah dipresentasikan pada acara Seminar Gakkai Korwil Jabar
tanggal 23 Januari 2010 tentang pemahaman verba berpasangan Jita ini pada mahasiswa semester
5(lima) & 7(tujuh), dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 1. Pemahaman verba berpasangan Jita
N
o
1

ゆうつい たどうし  ゆうつい じどうし   ぶんしょう

有対他動詞と有対自動詞の文章


この本、(よごれて;よごして)しまったんです。すみません。
うっかり(コーヒーがこぼれて;コーヒーをこぼして)しまって..

2 さいふがない。どこかに(落ちた;落とした)らしい。
3 あのまどガラス、(われた;わった)のはだれなの。
4 A:切符を(なくなって;なくして)しまったんですが、どう
したらいいですか。
B:あそこにいる駅員に言ってください。
5 先日台風で(木が倒れました;木を倒しました)。
6 A:あ、(おれ;おっ)てる。もうすぐ花が咲きそうだったのに・・
B:きのう、風が強かったからね。
7 A:さあ、(お茶がはいりましょう;お茶をいれましょう)どうぞ。
B:いただきます。

   ただ   こてえ こうりつ

文章の視点

正しい答の高率

5 学期 7 学期
合計

過失

38 %

28 %

33 %

過失
過失

48 %
40 %

56 %
34 %


52 %
37 %

過失

54 %

32 %

43 %

母語干渉

80 %

74 %

77 %

母語干渉


36 %

36 %

36 %

母語干渉

72 %

68 %

70 %

ぶんしょう してん

Penelitian ini memberikan gambaran tentang tingginya presentase jawaban mahasiswa yang
benar pada kalimat yang memiliki pengaruh bahasa ibu misalnya pada soal no (5) jawaban benar
77% ; soal no (7) jawaban benar 70 %. Namun pada soal no (6) presentase jawaban yang benar

hanya 36%. Oleh karena adanya perbedaan hasil yang mencolok di atas, perlu kiranya diulang sekali
lagi penelitian terhadap kalimat yang memiliki pengaruh bahasa ibu ini, dan perlu dikaji kembali
penguasaan mahasiswa terhadap pengajaran verba berpasangan Jita yang memiliki makna ‘ketidak
sengajaan’ yang bila melihat tabel di atas memberikan gambaran jawaban yang benar pada soal no3
hanya mencapai 52%, dan soal yang lain umumnya dibawah 50% saja.
Permasalahan yang muncul pada penelitian di atas, perlu dianalisis kembali pada penelitian
lanjutan, sehingga menghasilkan kesimpulan yang lebih akurat. Hal yang perlu dicermati pada
penelitian lanjutan adalah pertama, bentuk verba berpasangan Jita yang bagaimana yang selalu salah
dalam penggunaannya baik itu oleh mahasiswa tingkat pertama maupun mahasiswa tingkat akhir.
Kedua, yakni bukan saja ‘kemampuan’ mahasiswa dalam menguasai struktur kalimat yang
menggunakan verba berpasangan bahasa Jepang, kemungkinan lain adalah adanya bagian yang
belum diajarkan terutama yang perlu ditekankan pada kalimat yang memiliki pengaruh bahasa ibu
dan kalimat yang memiliki makna ‘ketidak sengajaan’.
Penguasaan verba berpasangan Jita dalam kalimat bahasa Jepang ini, membuat pengajar
harus selalu dapat menyelesaikan permasalahan tersebut di atas. Kalaupun pengajar tidak dituntut
untuk membahas ‘kenapa gejala-gejala itu muncul?’ dan hanya dikaitkan dengan evaluasi pada cara
mengajar dan atau pada metode pengajaran, mungkin akan sulit untuk memperoleh penilaian yang
cukup berarti.

Ellis(1994:216) menjelaskan bahwa aturan(ketentuan) pada tata bahasa yang rumit, ada

kemungkinan tidak dapat diajarkan kepada pembelajar dengan cara yang sederhana. Selain itu, in-put
kegiatan di dalam kelas pun pembelajar dalam mempelajari tentang aturan tata bahasa itu tidak dapat
optimum. Apakah demikian pula dalam peraturan penggunaan verba berpasangan Jita sangat rumit?,
sama seperti telah diutarakan oleh Ellis di atas. Jadi dalam pendidikan bahasa Jepang, bagaimanakah
sebaiknya mengajarkan dengan tepat aturan penggunaan verba berpasangan Jita tersebut ?
Pada penelitian kali ini,pertama-tama bagaimanakah memperkenalkan verba berpasangan
Jita kepada pembelajar tingkat dasar ? Selain itu bagaimana cara memperlakukan aturan verba
berpasangan Jita itu digunakan dengan benar dan tepat ? Tidak hanya hasil analisis yang akan
diperoleh dari penelitian ini, akan tetapi yang paling penting adalah dilakukan penelitian ini
menggunakan pola mawas diri pada kondisi pembelajar dan proses pengajaran yang dilaluinya.
B. Tujuan Penelitian
- Dapat menjelaskan adakah kesulitan pembelajar dalam mempelajari kalimat yang memiliki
verba berpasangan Jita, baik verba itu digunakan sendiri-sendiri atau bersamaan dalam satu
kalimat.
- Dapat menemukan perbaikan yang bagaimana yang diharapkan oleh para pembelajar bahasa
Jepang khususnya dalam mempelajari verba berpasangan Jita.
C. Penelitian Terdahulu
石田

(1986)


早津(1989)

Tidak melaksanakan penelitian yang berkaitan dengan struktur khas
kalimat bahasa Jepang. Namun penelitiannya lebih menjelaskan unsur
komposisi dalam struktur khas kalimat bahasa Jepang dengan metode
kuantitatif.
Penelitian ini membahas masalah kosa-kata verba berpasangan Jita yang
dimiliki oleh verba tersebut, serta fenomena yang muncul secara kebetulan yang
tidak bisa diperkirakan. Penelitian inipun menjelaskan ciri yang khas pada
makna verba berpasangan Jita.

荒 井   (2000)     Penelitian Arai ditujukan pada cara bagaimana anak-anak Jepang dalam
memahami verba transitif-kausatif kosa-kata bahasa Jepang. Pada proses
penguasaan verba transitif-kausatif ini, muncul beberapa kesalahan pada
percakapan anak-anak dalam kehidupan sehari-harinya.
Puspa   (2009)     Penelitian ini memberikan gambaran yang jelas adanya perbedaan yang
mendasar pada aturan verba Jita bahasa Jepang serta verba Jita bahasa
Indonesia.


Tabel 2. Penguasaan Aturan Verba Jita dalam Bahasa Jepang dan Bahasa Indonesia
No

Kalimat yang menggunakan Verba berpasangan
Jita

1.

かぜ  き    たお            たお

2.

                                      

3.

                                       

4.


                            

風で木が(倒していますー倒れています)。

Presentase Jawaban yang
Benar
18(21,7%)

Keterangan

61(73,5%)

日本語では自動詞だが、
                     
           
                     
‘   ’                          

49(59,0%)


3                         

50(60,2%)

                 ;-         
                        
                    

D.

Metode Penelitian
-   Mengajarkan Verba berpasangan Jita bahasa Jepang sesuai dengan metode pengajaran
yang sudah disepakati bersama dalam Team Teaching pada MK Hyougen.
- Mengajarkan dan memberitahu pembelajar agar berhati-hati terhadap kalimat yang
memiliki makna ‘ketidak sengajaan’ dan kalimat yang dipengaruhi oleh bahasa ibu
(2X50 menit)
- Berlatih dan mengulang bentuk-bentuk kedua kalimat di atas. (2X50 menit)
- Membuat soal untuk angket
- Melaksanakan simulasi agar mudah untuk pengambilan data
- Mebagikan angket kepada pembelajar. Soal dan hasil angket dapat dilihat seperti di
bawah ini.


No soal
pada
Angket
3
6
7
8
10
12
13
14

Hasil Penelitian   Tabel
Berpasangan Jita

3.

Hasil

Angket

KALIMAT YANG MENGGUNAKAN VERBA BERPASANGAN JITA
この本、(よごれて;よごして)しまったんです。すみません。
うっかり(コーヒーがこぼれて;コーヒーをこぼして)しまって..

Penguasaan

Point of
View

過失

さいふがない。どこかに(落ちた;落とした)らしい。
あのまどガラス、(われた;わった)のはだれなの。
A:あ、(おれ;おっ)てる。もうすぐ花が咲きそうだったのに・・
B:きのう、風が強かったからね。
A:切符を(なくなって;なくして)しまったんですが、どう
したらいいですか。
B:あそこにいる駅員に言ってください。
先日台風で(木が倒れました;木を倒しました)。

過失
過失

皆さん、一休みましょう。(お茶がはいりました;お茶を入れました)から。

母語干渉

かぎを(なくして;なくなって)家に入れなかった。

過失

母語干渉

Verba

PRESENTASE
JAWABAN
YANG BENAR

- 23,2 %
- 46,4 %
69,6 %
33,9 %
25 %
44,6 %

過失
母語干渉

73,2 %
48,2 %
57,1 %

15
16
17
20

ドアに(手をはさまない;手がはさまらない)ように気をつけてください.

過失

スキーの事故で(足の骨を折る;足の骨が折れる)ことがある。
車庫のかべに(車がぶつかった;車をぶつけた)ためにドアが開かな
くなってしまった。

過失

子供:お母さん、この おもちゃ(こわれ;こわし)ちゃった。かいだん
の上から(落ちちゃった; 落としちゃった)の。
母親:それは(落ち;落とし)たんじゃなくて、落ち;落とし)たんじゃ
ない。

23

あれ、かばん(を開け ;が開い)ていますよ。あぶないですから。

24

目覚まし時計(をこわしたん;がこわれた)んですが、朝 8 時に(起こして;起
きて)もらえませんか。

25

過失

母語干渉

母語干渉
母語干渉

貯金(をふやそう;がふえよう)としても、貯金はなかなか(増えません;増やしません
母語干渉



58,9 %
51,8 %
53,6 %
-

67,9%
53,6 %
62,5 %
46,4 %

51,8 %
- 71,4 %
- 46,4 %
- 64,3 %
- 67,9 %

Sasaran Penelitian
Angket dibagikan kepada mahasiswa semester 4 dan 6 Jurusan Sastra Jepang, Fakultas Sastra
Universitas Padjadjaran pada bulan Maret tahun 2010 sebanyak 63 orang.



Garis Besar Hasil Analisis
Angket akan memberikan gambaran bagaimana pembelajar memikirkan bahasa Jepang
dalam struktur kalimat yang menggunakan verba berpasangan Jita.



Kesulitan Pembelajaran Bahasa Jepang
Pada tabel 3. Pembelajar dapat memahami adanya ciri khas pada presentase kebenaran yang
cukup tinggi yakni pada soal no.7 dan no.12.
(Soal 7):「あのまどガラス、(われた; わった)のはだれなの。」 .「われた」dalam bahasa
Indonesia ’pecah’ ; 「 わ っ た 」 dalam bahasa Indonesia adalah‘memecahkan’. Umumnya
pembelajar memilih jawaban‘ わ れ た ’ . Dengan demikian dapat dilihat bahwa pembelajar
belum dapat merasakan atau memahami kalimat yang bermakna「過失」’ketidak-sengajaan’.
Namun berbeda halnya dengan soal no 12、hampir 73,2% pembelajar menjawab benar.
Ciri khas berikutnya dari jawaban pembelajar ada pada soal no 20. Pada bahasa Jepang
struktur kalimat seperti ini, banyak ditemukan. Tetapi lain halnya dengan yang ada dalam
struktur kalimat bahasa Indonesia, selalu menghindari kata yang sama diulang berkali-kali.
Sehingga kata 「落ちる」 dalam bahasa Indonesia ’jatuh’, sedangkan「落とす」 dalam bahasa
Indonesia ’menjatuhkan’. Dalam hal ini pembelajar dalam menjawab menjadi bingung karena
adanya pengaruh bahasa Ibu yang lebih kuat.

Demikian juga halnya pada soal no 24, pembelajar betul-betul bingung dengan adanya dua
buah verba berpasangan Jita pada satu kalimat. Hal inipun pengaruh bahasa ibu sangat kuat
terhadap bentuk soal no 24 ini.
E .Kesimpulan dan Saran
Bagaimanakah semua kesulitan yang dihadapi pembelajar pada bentuk kalimat di atas dapat
dikuasai dengan mudah, tepat dan benar ?
Dari hasil analisis di atas, akan dapat diusahakan hal-hal seperti berikut ini
- Diperoleh atau didapatkan aturan yang tepat pada awal pertama penyampaian pembelajaran verba
berpasangan Jita
- Terus-menerus diberikan latihan dan pengulangan secara efektif dan optimum.Mencoba
menggunakan gambar dari kamus bergambar agar lebih mudah untuk diingat dan dipahami.
(Lampiran)
F. Penutup


DAFTAR PUSTAKA

- 荒井 文雄   2000「日本語における起因他動詞の習得段階」京都産業大学論集
- 安堵, 節子と小川 良美 2001「日本語文法演習」『自動詞・他動詞・使役・受身』
              
スリーエーネットワーク
- 早津 恵美子  1987「対応する他動詞のある自動詞の意味的・統語的特徴」
『言語学研究』京都大学言語学研究会
- 石田 敏子   1992「入門日本語テスト法」東京:大修館書店    

- 大越 秦子
- 小川 巌
- 坂野 水理
- 須賀 一好  
- 友松 悦子
- 山岡 千弘
- 宮川 光恵

1.
2.
3.
4.
5.
6.

1999「みんな日本語初級 II 標準問題集」 スリーエーネットワーク
1998「みんなの日本語初級 II 導入・練習イラスト集」スリーエーネットワーク
2007「改訂新版-日本語コミュニケーション 80」ジャパンタイムズ 
2001「動詞の自他」ひつじ書房
2004「初級日本語文法総まとめポイント 20」スリーエーネットワーク
1991「日本語文法問題集-初中級用-III」 凡人社
2004「分かって使える日本語」スリーエーネットワーク

(*) CURRICULUM VITAE
Nama Lengkap
Tempat Tanggal Lahir
Alamat Rumah
Nomor Telepon
Nomor HP
Alamat Kantor

Puspa Mirani Kadir,Dra.,M.A.
Bandung, 21 Agustus 1961
Komplek Cipadung Permai, Jl.Permai II/No 42
0227802501
081931337735
Jl. Bandung –Sumedang km.21 Jatinangor
Sumedang

7.
8.
9.

Nomor Telepon/Faks
Alamat e-mail
Mata Kuliah yang
diampu



022- 7796388
puspamiranik@yahoo.co.jp
Dokkai I (reading)(S1-Semester V-VI)
Hyougen I (grammar)(S1-Semester III-IV)
Nihongo Kiso(elemantary grammar) (S1Semester III-III-IV)

RIWAYAT PENDIDIKAN

1.
2.

Program
Nama PT

S1
UNPAD

3.

Bidang Ilmu

Bahasa Jepang

4.
5.
6.

Tahun Masuk
Tahun Lulus
Judul Skripsi/
Tesis/Diserta
si

1980
1985
Pemakaian kata
‘koto’ sebagai kata
akhir dalam
kalimat bahasa
Jepang



Lampiran-lampiran

S2
Universitas
Kurume Jepang
Bahasa
(Linguistik)
1995
1997
Kontrastivitas
verba transitifintrasitif
Bahasa Jepang
dan Indonesia

S3
Universitas
Padjadjaran
Bahasa
(Linguistik)
2007
Masih penelitian