PENGGUNAAN GUIDED NOTE TAKING DENGAN MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP VOLUME KUBUS DAN BALOK (PTK Pada Siswa kelas V SD Negeri Gumpang II Kartasura).

(1)

MEN PEMBELA (PT F PENGGUN NGOPTIM AJARAN UN V TK Pada Sis

Untu FAKULTA UNIVERS NAAN GUID MALKAN BA NTUK MEN VOLUME K

swa kelas V

uk Memenu Guna Men Pendid Di CHRIST A. S KEGURU ITAS MUH IDED NOTE ARANG BE NINGKAT KUBUS DA SD Negeri SKRIPSI uhi Sebagia ncapai Dera ikan Matem isusun Oleh TINA WAR

410 050 11 UAN DAN I HAMMADIY

2009

E TAKING D EKAS SEBA KAN PEMA AN BALOK

Gumpang I

n Persyarat ajat S – 1 matika h : RDANI 2 ILMU PEN YAH SURA DENGAN AGAI MED AHAMAN II Kartasur tan DIDIKAN AKARTA DIA KONSEP ra)


(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan mutu pendidikan merupakan suatu masalah yang menuntut perhatian karena pendidikan memegang peranan penting bagi kelangsungan hidup manusia. Peningkatan mutu pendidikan dari tahun ke tahun selalu diupayakan, baik pendidikan pada tingkat dasar, menengah maupun ditingkat perguruan tinggi. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dipengaruhi oleh kurikulum, buku pelajaran, media pembelajaran, metode pembelajaran, dan sistem evaluasi. Pembenahan metode pembelajaran selalu dilakukan yaitu dengan mencari metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan bahan ajar. Disamping itu media pembelajaran dikembangkan untuk memperlancar kegiatan pembelajaran dan memudahkan siswa untuk memahami materi ajar.

Matematika dari tahun ke tahun berkembang semakin meningkat sesuai dengan tuntutan zaman. Tuntutan zaman mendorong manusia untuk lebih kreatif dalam mengembangkan atau menerapkan martematika sebagai ilmu dasar. Matematika sebagai alat dalam pengembangan teknologi dan industri. Dalam sains (fisika, kimia, ekonomi dan sebagainya) matematika digunakan sebagai bahasa dan alat bantu. Sains modern hampir seluruhnya bertumpu pada matematika. Industri dan teknologi maju pesat berkat sains


(3)

modern. Hampir setiap segi kehidupan sekarang ini menggunakan matematika, langsung maupun tidak langsung.

Sudah menjadi gejala umum bahwa mata pelajaran matematika kurang disukai oleh kebanyakan siswa. Matematika merupakan mata pelajaran yang sukar dipahami, sehingga kurang diminati oleh sebagian siswa. Ketidak senangan terhadap matematika ini dapat berpengaruh terhadap pemahaman konsep siswa dalam proses belajar mengajar serta berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Pembelajaran yang terjadi selama ini mempunyai kecenderungan tidak sesuai dengan karakteristik anak. Pembelajaran hanya menekankan pada pencapaian efek instruksional. Sistem evaluasi berorientasi testing dengan menekankan reproduksi informasi dan kurang memperhatikan perkembangan anak.

Ketika anak didik tak mampu memahami suatu konsep, ketika anak didik membuat kegaduhan, ketika anak didik nenunjukkkan kelesuan, ketika minat anak didik semakin berkurang dan ketika sebagian besar siswa tidak menguasai bahan dan berusaha mencari jawabannya secara tepat. Boleh jadi disekian keadaan tersebut salah satu penyebabnya adalah dalam proses pembelajaran dominasi guru sangat tinggi. Metode yang digunakan guru dalam proses belajar masih konvensional, sehingga belum bisa mendorong siswa berani mengkomunikasikan apa yang ada dipikirannya bahkan membuat siswa pasif.


(4)

Berkaitan dengan masalah – masalah diatas pembelajaran yang terjadi di Sekolah Dasar ( SD ) Negeri Gumpang II Kartasura, setelah peneliti melakukan observasi pendahuluan ditemukan permasalahan antara lain : 1. Guru masih dominan dalam pembelajaran.

2. Masih banyak guru yang menggunakan metode konvensional

3. Dalam pembelajaran belum mengaitkan materi dengan masalah dalam kehidupan sehari – hari.

4. Dari faktor guru, guru kadang terlambat masuk kelas, guru jarang memperhatikan penggunaan pendekatan atau metode pembelajaran yang tepat, dan penggunaan media pembelajaran yang kurang diperhatikan. 5. Siswa menganggap bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit dan

menakutkan.

6. Suasana yang kurang kondusif terhadap kegiatan belajar mengajar.

Belajar matematika adalah proses dimana matematika ditemukan dan dibangun manusia, sehingga dalam pembelajaran matematika harus lebih dibangun oleh siswa dari pada ditanamkan oleh guru. Untuk mengantisipasi masalah tersebut berkelanjutan maka perlu dicarikan formula pembelajaran yang tepat, sehingga dapat meningkatkan pemahaman konsep pada siswa khususnya pada pokok bahasan volume kubus dan balok dalam pembelajaran matematika. Para guru terus berusaha menyusun dan menerapkan berbagai metode yang bervariasi agar siswa tertarik dan bersemangat dalam belajar matematika. Salah satunya dengan menerapkan metode pembelajaran guided note taking (catatan terbimbing).


(5)

Guided note taking adalah metode pembelajaran yang menuntut siswa untuk dapat memahami masalah dan memecahkan masalah, sehingga dibutuhkan pemahaman konsep siswa yang tinggi. Siswa diharapkan mampu untuk menyimpulkan, mendefinisikan, merumuskan dan berfikir general.

Disamping untuk mendukung metode pembelajaran diatas, Marpaung (2006) menyatakan bahwa dalam pembelajaran matematika keaktifan dan kreativitas siswa sangat dibutuhkan untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika. Hal ini tidak akan mudah dipenuhi oleh siswa jika tidak ditunjang kemampuan guru dalam mengajar maupun sumber belajar dan media pembelajaran. Keterbatasan sumber belajar baik literatur maupun media untuk pembelajaran matematika di sekolah merupakan salah satu kendala berlangsungnya proses pembelajaran. Keterbatasan ini terjadi karena anggapan bahwa sumber belajar matematika mahal, khususnya media pembelajarannya. Keterbatasan media pembelajaran yang disebabkan mahalnya harga media tersebut tidak dapat dijadikan alasan dalam proses pembelajaran tidak menggunakan media. Melihat pentingnya penggunaan media dalam proses pembelajaran sebagai alat bantu dalam meningkatkan pemahaman konsep belajar matematika perlu adanya alternatif lain. Alternatif yang bisa digunakan, misalnya dengan pengoptimalan barang bekas. Dengan mengoptimalkan barang bekas disini sangat menguntungkan selain murah, mudah didapat dan siswa sudah tidak asing lagi dengan barang-barang tersebut.


(6)

Setelah menyelesaikan suatu proses belajar untuk meningkatkan pemahaman konsep pada siswa dengan menggunakan media pembelajaran tersebut, perlu adanya kerjasama antara kepala sekolah, guru dan peneliti yaitu melalui penelitian tindakan kelas (PTK). Proses PTK ini memberikan kesempatan kepada peneliti dan guru untuk mengidentifikasi masalah- masalah pembelajaran di sekolah sehingga dapat dikaji, ditingkatkan dan dituntaskan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas maka dapat diidentifikasikan masalah yang timbul antara lain :

1. Masih rendahnya hasil belajar siswa.

2. Masih rendahnya tingkat partisipasi aktif siswa. 3. Masih rendahnya daya kreativitas siswa.

4. Masih rendahnya tingkat pemahaman siswa terhadap konsep volume kubus dan balok.

5. Masih kurangnya sosialisasi tentang pembelajaran matematika dengan menggunakan media pembelajaran atau alat peraga.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih efektif, efisien, terarah dan dapat dikaji maka perlu pembatasan masalah. Dalam penelitian ini difokuskan pada hal – hal berikut :


(7)

1. Metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Guided Note Taking dengan mengoptimalkan barang bekas sebagai media pembelajaran.

2. Materi yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah pokok bahasan Volume Kubus dan Balok.

3. Pemahaman konsep matematika siswa dalam pembelajaran dibatasi pada pemahaman konsep untuk menguasai materi pokok bahasan Volume Kubus dan Balok.

D. Perumusan dan Pemecahan Masalah 1. Perumusan Masalah

Berdasarkan fokus PTK diatas maka dapat dirumuskan permasalahan :

a. Bagaimana pelaksanakan proses pembelajaran melalui metode guided note taking dengan mengoptimalkan barang bekas sebagai media pembelajaran dalam upaya meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa ?

b. Dengan menggunakan metode guided note taking dalam pembelajaran matematika, adakah peningkatan pemahaman konsep matematika siswa ?

Untuk mengukur masalah tersebut digunakan indikator sebagai berikut :


(8)

2) Kemampuan menggunakan model matematisasi. 3) Kemampuan dalam menyelesaikan masalah.

4) Kemampuan dalam membuat kesimpulan yang meliputi mendefinisikan konsep, menemukan sifat – sifat dari konsep dan memberikan contoh dan non contoh dari konsep.

c. Adakah peningkatan prestasi belajar siswa dengan diterapkannya metode guided note taking dengan mengoptimalkan barang bekas sebagai media pembelajaran matematika ?

2. Pemecahan Masalah

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka pemecahan masalah yang akan dilakukan agar dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran sebagai berikut :

a. Peneliti membuat catatan terbimbing serta media pembelajaran yang berupa barang bekas dari gabus untuk pelaksanaan pembelajaran dengan mempertimbangkan masukan dari guru kelas V.

b. Pembelajaran yang dilaksanakan menggunakan guided note taking dengan mengoptimalkan barang bekas dengan langkah – langkah sebagai berikut :

1) Memberitahukan topik, inti materi ajar, dan kegiatan yang akan dilakukan.

2) Siswa dibentuk dalam beberapa kelompok kecil.

3) Membagikan bahan materi ajar kepada setiap siswa berupa catatan terbimbing.


(9)

4) Membangun hubungan baik yaitu menjalin rasa simpati dan saling pengertian.

5) Memberi materi pengait sesuai materi ajar.

6) Menyampaikan materi ajar secara sistematis, simpel, dan mengoptimalkan barang bekas sebagai media pembelajaran yang dapat membantu pemahaman siswa.

7) Mendorong dan membimbing siswa, menyampaikan ide. 8) Merespon setiap pendapat atau perilaku siswa.

9) Membimbing siswa untuk dapat menyimpulkan. 10) Mendefinisikan, menganalisis suatu kasus.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan jawaban dari rumusan masalah agar suatu penelitian dapat lebih terarah dan ada batasan – batasannya tentang obyek yang diteliti. Adapun tujuan penelitian adalah :

1. Meningkatkan pelaksanakan proses pembelajaran melalui metode guided note taking dengan mengoptimalkan barang bekas sebagai media pembelajaran dalam upaya meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa.

2. Meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa dengan menggunakan metode guided note taking dalam pembelajaran matematika. 3. Meningkatkan prestasi belajar siswa dengan diterapkannya metode guided


(10)

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Secara umum hasil penelitian ini memberikan sumbangan konseptual utamanya kepada pembelajaran matematika, disamping itu juga kepada penelitian peningkatan mutu dan hasil pembelajaran di Sekolah Dasar. Sebagai penelitian pembelajaran matematika yang bersifat aplikatif, PTK ini memberikan urunan substansial kepada lembaga pendidikan formal LPTK maupun para guru matematika di sekolah, baik berupa produk metode guided note taking dengan mengoptimalkan barang bekas sebagai media pembelajarannya.

Secara khusus penelitian ini memberikan kontribusi kepada metode pembelajaran matematika, berupa pergeseran dari pembelajaran yang mementingkan hasil pembelajaran dan juga mementingkan prosesnya, karena dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) disarankan untuk menggunakan paradigma belajar yang menunjukkan pada proses pencapaian hasil.

2. Manfaat Praktis

Pada manfaat praktis, penelitian ini memberikan sumbangan bagi guru matematika dan siswa. Bagi guru matematika, metode pembelajaran guided note taking dengan mengoptimalkan barang bekas sebagai media pembelajaran untuk menyelenggarakan pembelajaran yang inovatif dan kreatif. Bagi siswa, proses pembelajaran ini dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika.


(1)

Guided note taking adalah metode pembelajaran yang menuntut siswa untuk dapat memahami masalah dan memecahkan masalah, sehingga dibutuhkan pemahaman konsep siswa yang tinggi. Siswa diharapkan mampu untuk menyimpulkan, mendefinisikan, merumuskan dan berfikir general.

Disamping untuk mendukung metode pembelajaran diatas, Marpaung (2006) menyatakan bahwa dalam pembelajaran matematika keaktifan dan kreativitas siswa sangat dibutuhkan untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika. Hal ini tidak akan mudah dipenuhi oleh siswa jika tidak ditunjang kemampuan guru dalam mengajar maupun sumber belajar dan media pembelajaran. Keterbatasan sumber belajar baik literatur maupun media untuk pembelajaran matematika di sekolah merupakan salah satu kendala berlangsungnya proses pembelajaran. Keterbatasan ini terjadi karena anggapan bahwa sumber belajar matematika mahal, khususnya media pembelajarannya. Keterbatasan media pembelajaran yang disebabkan mahalnya harga media tersebut tidak dapat dijadikan alasan dalam proses pembelajaran tidak menggunakan media. Melihat pentingnya penggunaan media dalam proses pembelajaran sebagai alat bantu dalam meningkatkan pemahaman konsep belajar matematika perlu adanya alternatif lain. Alternatif yang bisa digunakan, misalnya dengan pengoptimalan barang bekas. Dengan mengoptimalkan barang bekas disini sangat menguntungkan selain murah, mudah didapat dan siswa sudah tidak asing lagi dengan barang-barang tersebut.


(2)

Setelah menyelesaikan suatu proses belajar untuk meningkatkan pemahaman konsep pada siswa dengan menggunakan media pembelajaran tersebut, perlu adanya kerjasama antara kepala sekolah, guru dan peneliti yaitu melalui penelitian tindakan kelas (PTK). Proses PTK ini memberikan kesempatan kepada peneliti dan guru untuk mengidentifikasi masalah- masalah pembelajaran di sekolah sehingga dapat dikaji, ditingkatkan dan dituntaskan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas maka dapat diidentifikasikan masalah yang timbul antara lain :

1. Masih rendahnya hasil belajar siswa.

2. Masih rendahnya tingkat partisipasi aktif siswa. 3. Masih rendahnya daya kreativitas siswa.

4. Masih rendahnya tingkat pemahaman siswa terhadap konsep volume kubus dan balok.

5. Masih kurangnya sosialisasi tentang pembelajaran matematika dengan menggunakan media pembelajaran atau alat peraga.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih efektif, efisien, terarah dan dapat dikaji maka perlu pembatasan masalah. Dalam penelitian ini difokuskan pada hal – hal berikut :


(3)

1. Metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Guided Note Taking dengan mengoptimalkan barang bekas sebagai media pembelajaran.

2. Materi yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah pokok bahasan Volume Kubus dan Balok.

3. Pemahaman konsep matematika siswa dalam pembelajaran dibatasi pada pemahaman konsep untuk menguasai materi pokok bahasan Volume Kubus dan Balok.

D. Perumusan dan Pemecahan Masalah 1. Perumusan Masalah

Berdasarkan fokus PTK diatas maka dapat dirumuskan permasalahan :

a. Bagaimana pelaksanakan proses pembelajaran melalui metode guided note taking dengan mengoptimalkan barang bekas sebagai media pembelajaran dalam upaya meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa ?

b. Dengan menggunakan metode guided note taking dalam pembelajaran matematika, adakah peningkatan pemahaman konsep matematika siswa ?

Untuk mengukur masalah tersebut digunakan indikator sebagai berikut :


(4)

2) Kemampuan menggunakan model matematisasi. 3) Kemampuan dalam menyelesaikan masalah.

4) Kemampuan dalam membuat kesimpulan yang meliputi mendefinisikan konsep, menemukan sifat – sifat dari konsep dan memberikan contoh dan non contoh dari konsep.

c. Adakah peningkatan prestasi belajar siswa dengan diterapkannya metode guided note taking dengan mengoptimalkan barang bekas sebagai media pembelajaran matematika ?

2. Pemecahan Masalah

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka pemecahan masalah yang akan dilakukan agar dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran sebagai berikut :

a. Peneliti membuat catatan terbimbing serta media pembelajaran yang berupa barang bekas dari gabus untuk pelaksanaan pembelajaran dengan mempertimbangkan masukan dari guru kelas V.

b. Pembelajaran yang dilaksanakan menggunakan guided note taking dengan mengoptimalkan barang bekas dengan langkah – langkah sebagai berikut :

1) Memberitahukan topik, inti materi ajar, dan kegiatan yang akan dilakukan.

2) Siswa dibentuk dalam beberapa kelompok kecil.

3) Membagikan bahan materi ajar kepada setiap siswa berupa catatan terbimbing.


(5)

4) Membangun hubungan baik yaitu menjalin rasa simpati dan saling pengertian.

5) Memberi materi pengait sesuai materi ajar.

6) Menyampaikan materi ajar secara sistematis, simpel, dan mengoptimalkan barang bekas sebagai media pembelajaran yang dapat membantu pemahaman siswa.

7) Mendorong dan membimbing siswa, menyampaikan ide. 8) Merespon setiap pendapat atau perilaku siswa.

9) Membimbing siswa untuk dapat menyimpulkan. 10) Mendefinisikan, menganalisis suatu kasus.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan jawaban dari rumusan masalah agar suatu penelitian dapat lebih terarah dan ada batasan – batasannya tentang obyek yang diteliti. Adapun tujuan penelitian adalah :

1. Meningkatkan pelaksanakan proses pembelajaran melalui metode guided note taking dengan mengoptimalkan barang bekas sebagai media pembelajaran dalam upaya meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa.

2. Meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa dengan menggunakan metode guided note taking dalam pembelajaran matematika. 3. Meningkatkan prestasi belajar siswa dengan diterapkannya metode guided


(6)

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Secara umum hasil penelitian ini memberikan sumbangan konseptual utamanya kepada pembelajaran matematika, disamping itu juga kepada penelitian peningkatan mutu dan hasil pembelajaran di Sekolah Dasar. Sebagai penelitian pembelajaran matematika yang bersifat aplikatif, PTK ini memberikan urunan substansial kepada lembaga pendidikan formal LPTK maupun para guru matematika di sekolah, baik berupa produk metode guided note taking dengan mengoptimalkan barang bekas sebagai media pembelajarannya.

Secara khusus penelitian ini memberikan kontribusi kepada metode pembelajaran matematika, berupa pergeseran dari pembelajaran yang mementingkan hasil pembelajaran dan juga mementingkan prosesnya, karena dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) disarankan untuk menggunakan paradigma belajar yang menunjukkan pada proses pencapaian hasil.

2. Manfaat Praktis

Pada manfaat praktis, penelitian ini memberikan sumbangan bagi guru matematika dan siswa. Bagi guru matematika, metode pembelajaran guided note taking dengan mengoptimalkan barang bekas sebagai media pembelajaran untuk menyelenggarakan pembelajaran yang inovatif dan kreatif. Bagi siswa, proses pembelajaran ini dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN TRUE OR FALSE DENGAN MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN (PTK Pembelajaran Matematika Kelas V SD N Gumpang I Kartasura).

0 0 11

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GEOMETRI DAN PENGUKURAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MELALUI PEMANFAATAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN (PTK Pembelajaran Matematika Kelas V SD Negeri I Gumpang Kartasura).

0 0 9

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA EMBELAJARAN (PTK Pembelajaran Matematika Kelas V SDN I Gumpang Kartasura ).

0 0 8

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PENGUASAAN BANGUN RUANG KUBUS DAN BALOK MELALUI GUIDED NOTE MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PENGUASAAN BANGUN RUANG KUBUS DAN BALOK MELALUI GUIDED NOTE TAKING PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SDN SIDODADI 2 MASA

0 0 15

OPTIMALISASI BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI OPTIMALISASI BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA (PTK Pembelajaran Matematika Kelas V SDN Gumpang II Kartasura P

0 1 10

PENGGUNAAN GUIDED NOTE TAKING DENGAN MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL Penggunaan Metode Guided Note Taking dengan mengoptimalkan barang bekas sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar mate

0 0 16

PENDAHULUAN Penggunaan Metode Guided Note Taking dengan mengoptimalkan barang bekas sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas V SD Negeri Pendem 2 Sumberlawang tahun ajaran 2011/2012.

0 0 6

PENGGUNAAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING DENGAN MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK Penggunaan Active Knowledge Sharing Dengan Mengoptimalkan Barang Bekas Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Luas Dan Volume

0 0 15

PENDAHULUAN Penggunaan Active Knowledge Sharing Dengan Mengoptimalkan Barang Bekas Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Luas Dan Volume Pada Kubus Dan Balok ( PTK Pembelajaran Matematika Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 2 Go

0 1 7

PENGGUNAAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING DENGAN MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK Penggunaan Active Knowledge Sharing Dengan Mengoptimalkan Barang Bekas Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Luas Dan Volume

0 0 12