Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Timur Tahun 2016.

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKTOR–FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS I DENPASAR TIMUR TAHUN 2016

MADE OKA KUMALA SURYA

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2016

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKTOR–FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS I DENPASAR TIMUR TAHUN 2016

MADE OKA KUMALA SURYA
1220025098


PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2016

ii

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKTOR–FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS I DENPASAR TIMUR TAHUN 2016

Skripsi ini diajukan sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT

MADE OKA KUMALA SURYA
1220025098


PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2016
iii

KATA PENGANTAR
Puji Syukur dipanjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang
Maha Esa) karena atas berkat dan rahmat-Nya dapat diselesaikannya skripsi yang berjudul
“Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja
Puskesmas I Denpasar Timur Tahun 2016” ini tepat pada waktunya.
Ucapan terima kasih penulis berikan atas kerjasamanya dalam penyusunan skripsi ini
kepada :
1. dr. I Made Ady Wirawan, MPH, Ph.D, selaku ketua Program Studi Kesehatan
Masyarakat FK Unud.
2. dr. Ni Wayan Arya Utami, M.App.Sc, Ph.D selaku Kepala bagian perminatan gizi
dan juga sekaligus pembimbing yang telah memberikan izin kepada penulis dalam
penyusunan skripsi dan berkenan meluangkan waktu dalam memberikan masukan
dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

3. dr. Desak Putu Yuli Kurniati, M.KM selaku penguji I yang telah memberikan
saran dan masukannya dalam penyusunan dan perbaikan skripsi ini.
4. dr. Luh Seri Ani, S.KM., M.Kes selaku penguji II yang telah memberikan saran
dan masukannya dalam perbaikan skripsi ini.
5. Dinas Kesehatan Kota Denpasar yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk
melakukan penelitian di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Timur.
6. Kepala Puskesmas beserta staf yang telah membantu penulis dalam pelaksanaan
penelitian ini.

vi

7. Teman-teman seperjuangan Dwi, Dayu Amy dan Maria yang telah membantu
menjadi tim peneliti, memberikan motivasi dan memberikan dukungan moril.
8. Bapak, Ibu, Anita dan Abie selaku keluarga peneliti yang telah memberikan
dukungan dan doa untuk kelancaran skripsi ini.
9. Teman-teman mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana angkatan 2012 yang telah membantu dan
memberikan masukan dalam penyusunan skripsi ini.
10. Teman – teman di peminatan Gizi dan sesama satu bimbingan, terima kasih atas
kerjasamanya.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi program peningkatan pemberian ASI
eksklusif di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Timur.

Denpasar, 11 Juli 2016

Penulis

vii

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
PEMINATAN GIZI
Skripsi, Juni 2016
Made Oka Kumala Surya
Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif
di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Timur Tahun 2016
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan

dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Timur tahun
2016. Penelitian ini menggunakan disain cross sectional dengan teknik pengambilan
sampel yang digunakan adalah systematic random sampling. Responden adalah ibu yang
mempunyai bayi berumur 6 bulan sampai dengan 12 bulan dengan besar sampel sebesar
88 ibu.
Hasil penelitian didapatkan proporsi pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja
Puskesmas I Denpasar Timur sebesar 57,95%. Faktor – faktor yang berhubungan dengan
pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Timur adalah paritas,
pengetahuan tentang ASI eksklusif, sikap ibu terhadap ASI eksklusif, dukungan keluarga
dan dukungan petugas kesehatan. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa
pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif merupakan faktor yang paling dominan dalam
hubungannya dengan pemberian ASI eksklusif.
Saran untuk petugas puskesmas hendaknya memberikan sosialisasi kepada ibu
hamil mengenai manfaat ASI, IMD dan kolostrum serta meningkatkan sosialisasi tentang
ASI eksklusif untuk ibu menyusui di posyandu/puskesmas.
Kata Kunci : ASI Eksklusif, Faktor yang berhubungan.

viii

PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM

FACULTY OF MEDICINE
UDAYANA UNIVERSITY
MAJOR CONCENTRATION IN NUTRITION
S1 Thesis, June 2016
Made Oka Kumala Surya
Factors Associated with Practice of Exclusive Breastfeeding in the Area of
East Denpasar I Public Health Center Year 2016
ABSTRACT
The objectives of this study was to asses factors associated of exclusive
breastfeeding in the area of East Denpasar I Public Health Center Year 2016. This study
used a cross sectional design and sampling technique selected by systematic random
sampling. Respondents was mothers who had babies aged 6 to 12 months and the sample
size was 88 mothers.
Results showed that the proportion of breastfeeding in the area of East Denpasar I
Public Health Center is 57,95%. Factors associated with exclusive breastfeeding in the
area of East Denpasar I Public Health Center are parity, mother’s knowledge of exclusive
breastfeeding, mother’s attitude toward exclusive breastfeeding, family’s support and
support of health workers. The results of multivariate analysis showed that mother’s
knowledge of exclusive breastfeeding is the most dominant factor in association with
exclusive breastfeeding.

Suggestions for Public Health Center officers should provide socializing to
pregnant mothers about the benefits of breastfeeding, IMD and colostrum also increasing
socialization of exclusive breastfeeding for breastfeed mothers in Integrated Health Center
/ Public Health Center.
Key Words : Exclusive Breastfeeding, associated factors.

ix

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL .......................................................................................................i
HALAMAN JUDUL......................................................................................................... ii
HALAMAN JUDUL DENGAN SPESIFIKASI ............................................................. iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN ...................................................................................iv
KATA PENGANTAR ......................................................................................................vi
ABSTRAK ..................................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ...........................................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xviii

DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH ......................................................................xix
BAB I PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang .................................................................................................... 1

1.2

Rumusan Masalah ............................................................................................... 5

1.3

Pertanyaan Penelitian ......................................................................................... 6

1.4

Tujuan Penelitian ................................................................................................. 6
1.4.1 Tujuan Umum........................................................................................... 6
1.4.2 Tujuan Khusus .......................................................................................... 6


1.5

Manfaat Penelitian ............................................................................................... 7
1.5.1 Manfaat Teoritis ....................................................................................... 7
1.5.2 Manfaat Praktis......................................................................................... 7

1.6

Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Pengertian Air Susu Ibu (ASI) ............................................................................ 9

2.2

Pengertian ASI Eksklusif .................................................................................... 9

2.3


Jenis ASI Berdasarkan Waktu Produksi ............................................................ 10
x

2.4

Komposisi Air Susu Ibu .................................................................................... 12

2.5

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Produksi ASI ......................................... 14

2.6

Manfaat Pemberian ASI Eksklusif .................................................................... 18

2.7

Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI Eksklusif ........... 20
2.7.1


Umur Ibu ............................................................................................... 23

2.7.2

Paritas .................................................................................................... 23

2.7.3

Pendidikan Ibu ....................................................................................... 24

2.7.4

Pekerjaan Ibu ......................................................................................... 25

2.7.5

Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif ................................................ 25

2.7.6

Sikap Ibu terhadap ASI Eksklusif ......................................................... 26

2.7.7

Pendapatan Keluarga ............................................................................. 27

2.7.8

Inisiasi Menyusu Dini ........................................................................... 27

2.7.9

Dukungan Keluarga ............................................................................... 28

2.7.10 Dukungan Petugas Kesehatan ............................................................... 29
BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERATIONAL, DAN HIPOTESIS
3.1

Kerangka Konsep .............................................................................................. 30

3.2

Definisi Operational .......................................................................................... 31

3.3

Hipotesis ............................................................................................................ 37

BAB IV METODE PENELITIAN
4.1

Desain Penelitian ............................................................................................... 38

4.2

Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................... 38

4.3

Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................................ 38

4.4

4.3.1

Populasi Penelitian ................................................................................ 38

4.3.2

Sampel Penelitian .................................................................................. 38

4.3.3

Teknik Pengambilan Sampel ................................................................. 40

Pengumpulan Data ............................................................................................ 41
4.4.1

Sumber Data .......................................................................................... 41

4.4.2

Instrumen Penelitian .............................................................................. 41

4.4.3

Cara Pengumpulan Data ........................................................................ 42
xi

4.5

Pengolahan Data ................................................................................................ 43

4.6

Analisis Data ..................................................................................................... 43
4.6.1

Analisis Univariat .................................................................................. 43

4.6.2

Analisis Bivariat .................................................................................... 44

4.6.3

Analisis Multivariat ............................................................................... 44

BAB V HASIL PENELITIAN
5.1

Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................................. 45

5.2

Hasil Analisis Univariat .................................................................................... 46

5.3

5.4

5.2.1

Gambaran Variabel Dependen .............................................................. 46

5.2.2

Gambaran Variabel Independent ........................................................... 47

Hasil Analisis Bivariat ....................................................................................... 63
5.3.1

Hubungan Faktor Predisposisi dengan Pemberian ASI Eksklusif ........ 63

5.3.2

Hubungan Faktor Pemungkin dengan Pemberian ASI Eksklusif ......... 67

5.3.3

Hubungan Faktor Penguat dengan Pemberian ASI Eksklusif ............... 68

Hasil Analisis Multivariat ................................................................................. 70

BAB VI PEMBAHASAN
6.1

Pemberian ASI Eksklusif .................................................................................. 72

6.2

Hubungan Faktor Predisposisi dengan Pemberian ASI Eksklusif .................... 72
6.2.1

Hubungan Umur Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif ....................... 72

6.2.2

Hubungan Paritas dengan Pemberian ASI Eksklusif ............................ 74

6.2.3

Hubungan Pendidikan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif ............... 75

6.2.4

Hubungan Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif ................. 77

6.2.5 Hubungan Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif dengan Pemberian
ASI Eksklusif ................................................................................................... 78
6.2.6 Hubungan Sikap Ibu terhadap ASI Eksklusif dengan Pemberian ASI
Eksklusif ........................................................................................................... 79
6.3

Hubungan Faktor Pemungkin dengan Pemberian ASI Eksklusif ..................... 80
6.3.1

Hubungan Pendapatan Keluarga dengan Pemberian ASI Eksklusif ..... 80

6.3.2

Hubungan Inisiasi Menyusu Dini dengan Pemberian ASI Eksklusif .... 81
xii

6.4

Hubungan Faktor Penguat dengan Pemberian ASI Eksklusif ........................... 83
6.4.1

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pemberian ASI Eksklusif ....... 83

6.4.2 Hubungan Dukungan Petugas Kesehatan dengan Pemberian ASI
Eksklusif ........................................................................................................... 84
6.5

Faktor Dominan ................................................................................................. 86

6.6

Keterbatasan Penelitian ..................................................................................... 87

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN
7.1

Simpulan ............................................................................................................ 88

7.2

Saran .................................................................................................................. 89

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xiii

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Definisi Operasional ................................................................................... 31
Tabel 4.1 Persebaran Populasi dan Sampel Ibu yang Memiliki Bayi Usia 6 – 12 Bulan
per Desa di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Timur ....................... 41
Tabel 5.1 Pemberian ASI Saja berdasarkan Lama Waktu Pada Penelitian Faktor –
Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah
Kerja Puskesmas I Denpasar Timur Tahun 2016 ...................................... 46
Tabel 5.2 Distribusi Responden dalam Pemberian ASI Eksklusif Pada Penelitian
Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif di
Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Timur Tahun 2016 ...................... 47
Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Ibu Pada Penelitian Faktor
– Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah
Kerja Puskesmas I Denpasar Timur Tahun 2016 ..................................... 47
Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Komponen Pengetahuan Ibu Pada
Penelitian Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI
Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Timur Tahun 2016 .. 49
Tabel 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Pengetahuan Ibu Pada
Penelitian Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI
Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Timur Tahun 2016 .. 53
Tabel 5.6 Distribusi Responden Berdasarkan Komponen Sikap Ibu Pada Penelitian
Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif di
Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Timur Tahun 2016 ...................... 54
Tabel 5.7 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Sikap Ibu Pada Penelitian
Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif di
Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Timur Tahun 2016 ...................... 57
Tabel 5.8 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan Keluarga Pada
xiv

Penelitian Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI
Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Timur Tahun 2016 .. 57
Tabel 5.9 Distribusi Responden Berdasarkan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Pada
Penelitian Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI
Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Timur Tahun 2016 .. 58
Tabel 5.10 Distribusi Responden Berdasarkan Komponen Dukungan Keluarga Pada
Penelitian Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI
Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Timur Tahun 2016 .. 59
Tabel 5.11 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Dukungan Keluarga Pada
Penelitian Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI
Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Timur Tahun 2016 .. 60
Tabel 5.12 Distribusi Responden Berdasarkan Komponen Dukungan Petugas
Kesehatan Pada Penelitian Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan
Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Timur
Tahun 2016 .............................................................................................. 61
Tabel 5.13 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Dukungan Petugas Kesehatan
Pada Penelitian Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI
Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Timur Tahun 2016 .. 62
Tabel 5.14 Hubungan antara Faktor Predisposisi (Predisposing Factors) dengan
Pemberian ASI Eksklusif Pada Penelitian Faktor – Faktor yang
Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja
Puskesmas I Denpasar Timur Tahun 2016 .............................................. 63
Tabel 5.15 Hubungan antara Faktor Pemungkin (Enabling Factors) dengan
Pemberian ASI Eksklusif Pada Penelitian Faktor – Faktor yang
Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja
Puskesmas I Denpasar Timur Tahun 2016 .............................................. 67
Tabel 5.16 Hubungan antara Faktor Penguat (Reinforcing Factors) dengan Pemberian
xv

ASI Eksklusif Pada Penelitian Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan
Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Timur
Tahun 2016 .............................................................................................. 68
Tabel 5.17 Pemodelan Terakhir Analisis Multivariat Pada Penelitian Faktor – Faktor
yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja
Puskesmas I Denpasar Timur Tahun 2016 .............................................. 70

xvi

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Teori Determinan Perilaku menurut Green (1980) .................................... 22
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Peneliti .......................................................................... 30

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor
1. Tabel Jadwal Penelitian
2. Lembar Informasi Partisipasi Dalam Penelitian
3. Lembar Persetujuan Menjadi Responden
4. Kuesioner Penelitian
5. Surat Keterangan Kelaikan Etik dari Komisi Etik
6. Surat Rekomendasi Penelitian dari Badan Penanaman Modal dan Perizinan
Provinsi Bali
7. Surat Rekomendasi Penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota
Denpasar
8. Hasil Analisis Komputer

xviii

DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH

Daftar Singkatan
AA

: Arachidonic Acid

ASI

: Air Susu Ibu

Depkes

: Departemen Kesehatan

DHA

: Docosahexaenoic Acid

EQ

: Emotional Quotient

IMD

: Inisiasi Menyusu Dini

IUD

: Intra Uterine Device

IQ

: Intellegence Quotient

KB

: Keluarga Berencana

MP-ASI

: Makanan Pendamping Air Susu Ibu

Riskesdas

: Riset Kesehatan Dasar

SD

: Sekolah Dasar

SKRT

: Survei Kesehatan Rumah Tangga

SMA

: Sekolah Menengah Atas

SMP

: Sekolah Menengah Pertama

UNICEF

: United Nations International Children's Emergency Fund

WHO

: World Health Organization

Daftar Istilah
Eksim

: Peradangan hebat yang menyebabkan pembentukan lepuh atau
gelembung kecil pada kulit yang akhirnya pecah dan mengeluarkan
cairan.

Immunoglobulin A

: Antibodi yang ditemukan di daerah tubuh yang berfungsi
melindungi permukaan tubuh yang terkena zat asing dari luar.
xix

Laktoferrin

: Protein yang dapat mengikat dan mentransfer ion Fe3+ dan
terdapat dalam jumlah tinggi dalam susu dan kolostrum.

Riketsia

: Penyakit yang disebabkan oleh bakteri familia Rickettsiae.
Penyakit ini disebarkan oleh arthropoda, khususnya kutu, tungau,
dan caplak.

Spingomyelin

: Suatu kandungan lemak di dalam otak yang berperan sebagai
kerangka penyusun membran sel dan pembentuk lapisan pelindung
myelin, yang berfungsi mengoptimalkan kemampuan otak dalam
mengirimkan pesan.

Taurin

: Sebuah asam amino yang dibutuhkan untuk membangun protein.

xx

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan kunci keberhasilan

pembangunan yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur.
Pembentukan manusia berkualitas dimulai sejak pembuahan, bayi dalam kandungan,
balita, anak, remaja, dewasa, sampai dengan usia lanjut. Pembentukan dan perkembangan
otak dimulai dalam kandungan sampai dengan usia 7 tahun (Menteri Negara
Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia, 2005). Salah satu usaha peningkatan
sumber daya yang berkualitas adalah dengan pemberian Air susu ibu (ASI) sejak usia dini,
terutama ASI eksklusif (Depkes RI, 2002). Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi
untuk mempertahankan kehidupannya. Kebutuhan tersebut dapat tercukupi dengan
memberikan Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi.
Air susu ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi bayi, tidak dapat diganti
dengan makanan lainnya dan tidak ada satupun makanan yang dapat menyamai ASI baik
dalam kandungan gizi, enzim, hormon, maupun zat imunologik dan anti infeksi. ASI
selain mengandung zat gizi yang cukup lengkap, juga mengandung zat imun untuk
kekebalan bayi. Keunggulan ASI disesuaikan dengan sistem pencernaan bayi sehingga zat
gizi cepat terserap. ASI juga dapat melindungi kesehatan ibu karena dapat mengurangi
pendarahan pasca persalinan, mengurangi resiko kanker payudara dan indung telur,
mengurangi anemia, memperpanjang jarak kehamilan berikutnya, dan lebih menghemat
waktu (Depkes RI, 2005). ASI diberikan kepada bayi karena mengandung banyak manfaat
dan kelebihan. Diantaranya ialah menurunkan risiko terjadinya penyakit infeksi, misalnya
1

2

infeksi saluran pencernaan (diare), infeksi saluran pernapasan, dan infeksi telinga,
menurunkan dan mencegah terjadinya penyakit noninfeksi, seperti penyakit alergi,
obesitas, kurang gizi, asma, dan eksim. Selain itu ASI dapat pula meningkatkan IQ dan
EQ anak. Menyusui anak bisa menciptakan ikatan psikologis dan kasih sayang yang kuat
antara ibu dan bayi. Bayi merasa terlindungi dalam dekapan ibunya, mendengar langsung
degup jantung ibu, serta merasakan sentuhan ibu saat disusui olehnya. Hal itu tidak akan
dirasakan bayi ketika minum susu lainnya selain ASI, karena ia harus menggunakan botol.
Sesungguhnya, lebih dari 100 jenis zat gizi terdapat dalam ASI. Diantaranya ialah AA,
DHA, taurin, dan spingomyelin yang tidak terkandung dalam susu sapi. Beberapa susu
formula mencoba menambahkan zat gizi tersebut, tetapi hasilnya tetap tidak mampu
menyamai kandungan ASI, dan juga jika penambahan zat gizi ini tidak dilakukan dalam
jumlah dan komposisi yang seimbang, maka akan menimbulkan terbentuknya zat
berbahaya bagi tubuh. Karena sangat pentingnya ASI bagi bayi, maka para ahli
menyarankan agar ibu menyusui bayinya selama 6 bulan sejak kelahiran, yang dikenal
dengan ASI eksklusif (Prasetyono, 2009).
Pemberian ASI eksklusif pada 6 bulan pertama usia bayi dapat melindungi bayi
dari kematian, dan insiden diare. Hasil penelitian di negara Brazil menunjukkan bahwa
peningkatan prevalensi ASI eksklusif secara substansial dapat mengurangi mortalitas dan
morbiditas pada bayi. Pada penelitian ini, perkiraan biaya dan dampak dari promosi
program menyusui, diimplementasikan melalui layanan bersalin di Brazil, Honduras dan
Meksiko yang digunakan untuk mengembangkan langkah-langkah efektivitas biaya
dibandingkan dengan intervensi lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa promosi
program menyusui dapat menjadi salah satu intervensi kesehatan yang paling efektif

3

dalam biaya untuk mencegah kasus diare pada bayi dan mencegah kematian akibat diare
(Horton, 1996).
Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dapat menyelamatkan 1,3 juta jiwa anak
diseluruh dunia, termasuk 22% nyawa yang melayang setelah kelahiran. Sementara itu
menurut UNICEF, ASI eksklusif dapat menekan angka kematian bayi di Indonesia.
UNICEF menyatakan bahwa 30.000 kematian bayi di Indonesia dan 10 juta kematian anak
balita di dunia setiap tahun bisa dicegah melalui pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan
sejak segera setelah kelahirannya tanpa memberikan makanan dan minuman tambahan
kepada bayi. WHO, UNICEF, dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui SK
Menkes No.450/Men.Kes/SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004 telah menetapkan
rekomendasi pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan. Dalam rekomendasi tersebut,
dijelaskan bahwa untuk mencapai pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan yang
optimal, bayi harus diberi ASI eksklusif selama 6 bulan pertama. Selanjutnya, demi
tercukupinya nutrisi bayi, maka ibu mulai memberikan makanan pendamping ASI dan
ASI hingga bayi berusia 2 tahun atau lebih (Prasetyono, 2009).
Walaupun WHO dan UNICEF telah menetapkan untuk memberikan ASI eksklusif
kepada bayi selama 6 bulan pertama bayi, namun berdasarkan hasil penelitian UNICEF
tahun 2013, presentase anak – anak di bawah 6 bulan yang mendapat ASI masih sangat
rendah yaitu 39% pada tahun 2012. Target cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia
sebesar 80% namun berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 rata
– rata pemberian ASI nasional sebesar 30,2%. Hasil riset ini menunjukkan masih
kurangnya pemberian ASI dan nutrisi untuk anak – anak di Indonesia.

4

Berdasarkan hasil cakupan ASI eksklusif di provinsi Bali dalam 5 tahun terakhir
mengalami peningkatan namun belum mencapai target nasional sebesar 80%. Pada tahun
2011 sebesar 58,65%, tahun 2012 sebesar 65,88%, tahun 2013 sebesar 67,14%, tahun
2014 sebesar 71,7% dan tahun 2015 sebesar 74%. Di Kota Denpasar pemberian ASI
eksklusif sampai usia 6 bulan pada tahun 2015 sebesar 76% (Dinas Kesehatan Provinsi
Bali, 2015). Berdasarkan hasil cakupan ASI eksklusif dari 11 Puskesmas yang ada di Kota
Denpasar pada tahun 2015 bahwa Puskesmas I Denpasar Timur memiliki cakupan ASI
eksklusif terendah sekaligus di bawah cakupan di Bali yaitu 70,34%. Pemberian ASI
eksklusif di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Timur juga mengalami penurunan dalam
kurun 3 tahun terakhir yaitu dari tahun 2013 sebesar 77,64%, tahun 2014 sebesar 77,12%
dan kemudian turun di tahun 2015 sebesar 70,34%. Faktanya persentase cakupan ASI
eksklusif di Puskesmas I Denpasar Timur tahun 2014 merupakan cakupan yang tertinggi
di Kota Denpasar namun sebaliknya pada tahun 2015 menjadi cakupan yang terendah
(Dinas Kesehatan Kota Denpasar, 2015).
Green (1980) menyatakan ada 3 faktor yang dapat mempengaruhi perilaku
kesehatan manusia yaitu faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor penguat. Faktor
predisposisi merupakan faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya perilaku
seseorang (pengetahuan, sikap, keyakinan, nilai, kepercayaan). Faktor pemungkin
merupakan faktor-faktor yang memungkinkan terjadinya perilaku atau tindakan seseorang
(fasilitas/sarana kesehatan, peraturan kesehatan). Faktor penguat merupakan faktor-faktor
pendorong atau terjadinya perilaku (perilaku dan sikap petugas kesehatan, informasi
kesehatan baik dari keluarga, teman, media massa, kader kesehatan). Ketiga faktor
tersebut saling mempengaruhi gaya hidup dan tingkah laku seseorang dalam

5

meningkatkan kesehatan. Hasil penelitian Ida (2012) menunjukkan bahwa faktor dominan
yang berhubungan bermakna dengan perilaku pemberian ASI eksklusif adalah faktor
keluarga (ibu dan ibu mertua) karena dianggap sudah berpengalaman dalam pengasuhan
bayi dan sama-sama perempuan, pendapat ibu dan ibu mertua merupakan hal tidak bisa
diabaikan dalam pengambilan keputusan memberikan ASI eksklusif. Sedangkan hasil
penelitian Rubinem (2012) menunjukkan bahwa pekerjaan merupakan faktor yang paling
dominan dengan perilaku pemberian ASI eksklusif.
Berdasarkan hasil penelitian dan teori yang dipaparkan, maka penelitian ini di
wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Timur dan dilaksanakan berdasarkan teori Green
dengan adanya variasi variabel yaitu faktor predisposisi yang mencakup umur, paritas,
pendidikan, pekerjaan, pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dan sikap ibu terhadap ASI
eksklusif. Selain itu, peneliti juga meneliti dari segi faktor pemungkin yang mencakup
pendapatan keluarga dan inisiasi menyusu dini. Pada akhirnya penelitian ini juga
membahas faktor penguat yang mencakup dukungan keluarga dan dukungan petugas
kesehatan.
1.2

Rumusan Masalah
Pemberian ASI eksklusif kepada bayi merupakan hal penting yang harus

dilakukan seorang ibu mengingat manfaat yang didapat dari pemberian ASI tersebut.
Tetapi walaupun sudah menjadi keharusan, prevalensi pemberian ASI eksklusif masih
rendah. Pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Timur pada
tahun 2015 sebesar 70,34%. Angka tersebut masih dibawah cakupan di Bali sebesar 74%
serta mengalami penurunan cakupan ASI eksklusif dalam kurun 3 tahun terakhir yaitu dari
tahun 2013 sebesar 77,64%, tahun 2014 sebesar 77,12% dan kemudian turun di tahun

6

2015 sebesar 70,34%. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar
Timur tahun 2016.
1.3

Pertanyaan Penelitian
Apakah faktor – faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif di

wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Timur tahun 2016?
1.4

Tujuan Penelitian

1.4.1

Tujuan Umum
Mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif di

wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Timur tahun 2016.
1.4.2

Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui hubungan faktor predisposisi (predisposing factors) yaitu
umur, paritas, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dan
sikap ibu terhadap ASI eksklusif dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja
Puskesmas I Denpasar Timur tahun 2016.
2. Untuk mengetahui hubungan faktor pemungkin (enabling factors) yaitu
pendapatan keluarga dan inisiasi menyusu dini dengan pemberian ASI eksklusif
di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Timur tahun 2016.
3. Untuk mengetahui hubungan faktor penguat (reinforcing factors) yaitu dukungan
keluarga dan dukungan petugas kesehatan dengan pemberian ASI eksklusif di
wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Timur tahun 2016.

7

4. Untuk mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan pemberian ASI
eksklusif di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Timur tahun 2016.
1.5

Manfaat Penelitian

1.5.1

Manfaat Teoritis

1. Mengembangkan dan menambah pengetahuan pembaca yang telah ada tentang
faktor – faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah
kerja Puskesmas I Denpasar Timur.
2. Sebagai referensi penelitian sejenis yang berhubungan dengan faktor – faktor yang
berkaitan dengan pemberian ASI eksklusif yang dilakukan di wilayah kerja
Puskesmas I Denpasar Timur.
1.5.2

Manfaat Praktis

1. Sebagai masukan bagi instansi Dinas Kesehatan Kota Denpasar dan Puskesmas I
Denpasar Timur dalam melaksanakan intervensi penyusunan program terutama
untuk peningkatan program pemberian ASI eksklusif.
1.6

Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah tentang pemberian ASI eksklusif sebagai

variabel dependen dan faktor-faktor yang berhubungan sebagai variabel independen.
Variabel independen adalah faktor-faktor yang diduga berhubungan pemberian ASI
eksklusif, yaitu faktor predisposisi (predisposing factors) meliputi umur ibu, paritas,
pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif, dan sikap ibu
terhadap ASI eksklusif; faktor pemungkin (enabling factors) meliputi pendapatan

8

keluarga dan inisiasi menyusu dini dan faktor penguat (reinforcing factors) meliputi
dukungan keluarga dan dukungan petugas kesehatan.
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Timur. Penelitian
ini menggunakan disain cross sectional (potong lintang) dengan populasi adalah seluruh
ibu yang mempunyai bayi berumur 6 bulan sampai dengan 12 bulan yang tercatat pada
buku register kohort bayi di Puskesmas I Denpasar Timur. Sedangkan sampel adalah
bagian dari populasi tersebut yang dipilih dengan cara systematic random sampling.
Penelitian dilakukan pada bulan April - Mei 2016.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Pengertian Air Susu Ibu (ASI)
Air susu ibu (ASI) adalah cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar payudara ibu

melalui proses menyusui. Air susu ibu merupakan makanan yang telah disiapkan untuk
calon bayi saat ia pada masa kehamilan. Pada masa kehamilan ibu, hormon tertentu
merangsang payudara untuk memperbanyak saluran-saluran air susu dan kelenjar-kelenjar
air susu. Air susu ibu merupakan makanan yang paling cocok bagi bayi serta mempunyai
nilai yang paling tinggi dibandingkan dengan makanan bayi yang dibuat manusia ataupun
susu hewan seperti sapi, susu kerbau dan lain-lainnya. Air susu ibu sangat menguntungkan
ditinjau dari berbagai segi, baik segi gizi, kesehatan, ekonomi maupun sosio-psikologis.
Air susu ibu merupakan makanan terbaik ciptaan Tuhan yang diperuntukkan bagi bayi
yang baru dilahirkan. Makanan-makanan tiruan bagi bayi yang diramu menggunakan
teknologi masa kini, ternyata tidak mampu menandingi keunggulan ASI. Sebab ASI,
mempunyai nilai gizi paling tinggi dibandingkan dengan makanan bayi yang dibuat oleh
manusia ataupun susu yang berasal dari hewan, seperti susu sapi, kerbau, atau kambing
(Khasanah, 2011).
2.2

Pengertian ASI Eksklusif
Air susu ibu (ASI) merupakan makanan pertama, utama, dan terbaik bagi bayi, yang

bersifat alamiah. Air susu ibu mengandung zat gizi yang dibutuhkan dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan bayi. ASI diberikan kepada bayi karena mengandung
banyak manfaat dan kelebihan. Diantaranya adalah menurunkan risiko terjadinya penyakit
infeksi, misalnya infeksi saluran pencernaan (diare), infeksi saluran pernapasan, dan
9

10

infeksi telinga. ASI juga bisa menurunkan dan mencegah terjadinya penyakit noninfeksi
seperti penyakit alergi, obesitas, kurang gizi, asma, dan eksim. Selain itu ASI dapat pula
meningkatkan IQ dan EQ anak. Menyusi anak bisa menciptakan ikatan psikologis dan
kasih sayang yang kuat antara ibu dan bayi. Bayi merasa terlindung dalam dekapan
ibunya, mendengar langsung degup jantung ibu, serta merasakan sentuhan ibu saat disusui
olehnya. Pedoman internasional menganjurkan pemberian ASI secara eksklusif selama 6
bulan pertama. Hal tersebut didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya
tahan hidup bayi, pertumbuhan, dan perkembangannya. ASI memberikan semua energi
dan gizi (nutrisi) yang dibutuhkan oleh bayi selama 6 bulan pertama setelah kelahirannya.
Yang dimaksud dengan pemberian ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI selama 6
bulan tanpa tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih,
serta tanpa tambahan makanan padat, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan
nasi tim, kecuali vitamin, mineral, dan obat. WHO, UNICEF, dan Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia melalui SK Menkes No. 450/Men.Kes/SK/IV/2004 tanggal 7 April
2004 telah menetapkan rekomendasi pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan. Dalam
rekomendasi tersebut, dijelaskan bahwa untuk mencapai pertumbuhan, perkembangan,
dan kesehatan yang optimal, bayi harus diberi ASI eksklusif selama 6 bulan pertama.
Selanjutnya demi tercukupinya nutrisi bayi, maka ibu mulai memberikan makanan
pendamping ASI dan ASI hingga bayi berusia 2 tahun atau lebih (Prasetyono, 2009).
2.3

Jenis ASI Berdasarkan Waktu Produksi
Berdasarkan waktu diproduksi, ASI dapat dibagi menjadi 3 jenis. Diantaranya

adalah sebagai berikut (Roesli, 2000, Khasanah, 2011) :

11

1. Kolostrum
Kolostrum merupakan cairan khusus yang disekresikan pada hari pertama
sampai ketiga kelahiran bayi. Cairan ini encer dan berwarna kuning-putih dan
seringkali menyerupai darah daripada susu. Kolostrum mengandung sel hidup
yang menyerupai “sel darah putih” yang dapat membunuh kuman penyakit.
Kolostrum merupakan pencahar yang ideal yang berguna untuk membersihkan
zat yang tidak terpakai dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan
saluran pencernaan makanan bayi. Kolostrum lebih banyak mengandung protein
dibandingkan ASI yang matang. Kolostrum keluar pada hari pertama sampai
hari ke empat dengan komposisi yang selalu berubah dari hari ke hari. Jumlah
kolostrum yang dikeluarkan sangat bervariasi berkisar 10-100 ml/hari dengan
rata-rata sekitar 30 ml atau sekitar 3 sendok makan.
2. Air Susu Masa Peralihan (Masa Transisi)
ASI masa transisi adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum
menjadi ASI matang. ASI transisi diproduksi pada hari keempat hingga keempat
belas. Pada tahap ini, kadar protein berkurang sedangkan kadar karbohidrat dan
lemak serta volume ASI semakin meningkat.
3. ASI Matang (mature)
ASI matang adalah ASI yang diproduksi sejak hari keempat belas, dan
seterusnya. Pada tahapan ini, volume ASI mulai normal. ASI matang merupakan
nutrisi bayi yang terus berubah disesuaikan dengan perkembangan bayi sampai
usia 6 bulan. Setelah 6 bulan, ASI tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan gizi
bayi sehingga mulai diperkenalkan dengan makanan pendamping ASI.

12

2.4

Komposisi Air Susu Ibu
ASI mengandung nutrisi lengkap yang dibutuhkan oleh bayi (Suhardjo, 1992) yang

terdiri dari :
1. Kolostrum
Segera setelah melahirkan air susu ibu yang keluar berwarna kekuningkuningan,
kental dan agak lengket. Air susu ini disebut kolostrum dan ini diproduksi dalam
masa kira-kira seminggu pertama. Kemudian setelah itu air susu yang
diproduksi berwarna putih. Kolostrum berbeda dengan air susu ibu yang
berwarna putih dalam hal :
a. Lebih banyak protein
b. Lebih banyak immunoglobulin A dan laktoferrin dan juga sel-sel darah putih
yang berperan penting dalam mencegah timbulnya infeksi penyakit.
c. Kurang dalam hal lemak dan laktose
d. Lebih banyak vitamin A
e. Lebih banyak natrium dan seng
2. Protein
Kandungan protein air susu ibu sepertiga dari susu sapi. Hampir semua protein
dari susu sapi berupa kasein dan hanya sedikit berupa “soluble whey protein”.
Kasein membentuk gumpalan liat dalam perut bayi. Air susu ibu mengandung
total protein lebih rendah tetapi lebih banyak “soluble whey protein”. Whey
membentuk gumpalan lebih lunak yang lebih mudah dicernakan dan diserap.

13

3. Lemak
Sekitar separuh dari energi air susu ibu berasal dari lemak yang mudah diserap
dibandingkan dengan susu sapi. Hal ini karena adanya enzim lipase dalam ASI.
Kandungan lemak total ASI bervariasi antara ibu satu dengan lainnya dari satu
fase laktasi ke fase lainnya. Air susu yang pertama keluar selama menyusui
disebut susu awal (foremilk). Cairan ini mengandung kira-kira 1-2 persen lemak
dan tampak encer. Air susu encer ini membantu memberikan kepuasan kepada
bayi yang merasa haus waktu mulai minum air susu ibu. Air susu berikutnya
disebut susu akhir (hindmilk) yang mengandung lemak paling sedikit tiga atau
empat kali lebih banyak daripada susu mula. Ini memberi hampir seluruh energi,
oleh karena itu merupakan hal yang sangat penting bahwa bayi harus
mendapatkan susu akhir tersebut.
4. Laktose
Zat gizi ini merupakan komponen utama karbohidrat dalam air susu ibu. Jumlah
laktose dalam ASI tidak banyak bervariasi antara ibu-ibu yang menyusui.
Dibandingkan dengan susu sapi, kandungan laktose dalam ASI lebih banyak.
Disamping merupakan sumber energi yang mudah dicerna, beberapa laktose
diubah menjadi asam laktat. Asam ini membantu mencegah pertumbuhan
bakteri yang tak diinginkan dan mungkin membantu dalam penyerapan kalsium
dan mineral-mineral lainnya.
5.

Mineral
Susu ibu mengandung sedikit kalsium dibandingkan dengan susu sapi, tetapi
karena kalsium ASI mudah diserap maka kalsium ASI cukup dapat memenuhi

14

kebutuhan bayi. Dalam kedua macam air susu itu kandungan zat besinya rendah.
Namun sekitar 71,5 persen besi dalam ASI dapat diserap, sedangkan dari bahan
makanan lainnya hanya 5-10 persen. Selain itu simpanan besi pada bayi sudah
cukup untuk memenuhi kebutuhannya selama bulan-bulan pertama dalam
hidupnya. Air susu ibu juga mengandung natrium, kalium, fosfor, dan khlor
yang lebih rendah dibandingkan dengan susu sapi, tetapi dengan jumlah itu
sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi.
6. Vitamin
Apabila makanan ibu cukup seimbang, maka vitamin-vitamin yang dibutuhkan
bayi selama 4-6 bulan pertama dapat dipenuhi dari air susu ibu. Hanya dijumpai
sedikit vitamin D dalam lemak ASI, namun bagi bayi yang mendapatkan air
susu ibu dalam periode yang cukup, jarang menderita riketsia selama
memperoleh sinar matahari yang cukup. Akhir-akhir ini fraksi vitamin D yang
larut dalam air ditemukan. Fungsi substansi ini masih terus dipelajari, namun
diperkirakan bahwa zat tersebut merupakan suplemen vitamin D dalam lemak.
Jumlah vitamin, vitamin A dan vitamin C bervariasi tergantung pada makanan
ibunya.
2.5

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi ASI
Proses menyusui selama awal minggu pertama merupakan masa kritis yang

menentukan produksi ASI. Keberhasilan menyusui dipengaruhi oleh kondisi sebelum
kehamilan dan saat menyusu. Kondisi sebelum kehamilan itu sendiri, juga ditentukan oleh
perkembangan payudara saat lahir maupun saat pubertas. Keberhasilan menyusui

15

tergantung pada beberapa faktor yang mempengaruhi produksi ASI (Siregar, 2004,
Khasanah, 2011) diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Makanan Ibu
Makanan yang dimakan seorang ibu yang sedang dalam masa menyusui tidak
secara langsung mempengaruhi mutu ataupun jumlah air susu yang dihasilkan.
Dalam tubuh terdapat cadangan berbagai zat gizi yang dapat digunakan bila
sewaktu-waktu diperlukan. Akan tetapi jika makanan ibu terus menerus tidak
mengandung cukup zat gizi yang diperlukan tentu pada akhirnya kelenjarkelenjar pembuat air susu dalam buah dada ibu tidak akan dapat bekerja dengan
sempurna, dan akhirnya akan berpengaruh terhadap produksi ASI (Siregar,
2004). Ibu membutuhkan kalori tambahan 300-500 kalori per hari untuk
memproduksi ASI. Ibu yang menyusui diajurkan makan dalam porsi yang lebih
banyak dari biasanya. Ibu juga dianjurkan untuk tidak mengonsumsi makanan
yang berlemak tinggi dan mengandung gula dan minuman bersoda. Unsur gizi
dalam 1 liter ASI setara dengan unsur gizi yang terdapat dalam 2 piring nasi
ditambah 1 butir telur. Jadi, diperlukan energi yang sama dengan jumlah energi
yang diberikan 1 piring nasi untuk membuat 1 liter ASI. Agar ibu menghasilkan
1 liter ASI yang berkualitas, diperlukan makanan tambahan di samping untuk
keperluan diri ibu sendiri, yaitu sama dengan 3 piring nasi dan 1 butir telur.
Apabila ibu yang sedang menyusui bayinya tidak mendapat tambahan makanan,
maka akan terjadi kemunduran dalam produksi ASI. Terlebih, jika pada masa
kehamilan ibu, juga mengalami kekurangan gizi. Oleh karena itu, tambahan
makanan bagi seorang ibu yang sedang menyusui mutlak diperlukan. Di

16

samping bahan makanan sumber protein, seperti ikan, telur dan kacangkacangan, bahan makanan sumber vitamin juga diperlukan untuk menjamin
kadar berbagai vitamin dalam ASI.
2. Frekuensi Menyusui
Frekuensi menyusui dapat mempengaruhi produksi ASI. Semakin sering
menyusui, akan semakin meningkatkan produksi ASI. Oleh karena itu, berikan
ASI sesering mungkin sesuai keinginan bayi. Berdasarkan hasil penelitian,
produksi ASI akan optimal ketika ibu menyusui bayinya 8 kali atau lebih per
hari selama 1 bulan awal menyusui.
3. Menyusui Sesuai Keinginan Bayi
Menyusui yang tidak dijadwal atau menyusui sesuai keinginan bayi, ternyata
dapat meningkatkan produksi ASI pada 2 minggu pertama. Hal ini menunjukkan
bahwa produksi ASI lebih dipengaruhi oleh kebutuhan bayi dibandingkan
kapasitas ibu untuk memproduksi ASI. Artinya, ASI akan diproduksi sesuai
kebutuhan bayi.
4. Keadaan Psikologis Ibu
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor psikologis. Saat menyusui, seorang
ibu memerlukan ketenangan pikiran dan sebaliknya jauh dari perasaan tertekan
(stress) karena akan berpengaruh terhadap produksi ASI dan kenyamanan bayi
saat menyusu. Ibu yang selalu dalam keadaan gelisah, kurang percaya diri, rasa
tertekan mungkin akan gagal dalam menyusui bayinya. Terkadang ibu merasa
tidak percaya diri karena ASI-nya kurang. Ditambah lagi pendapat dan saran
yang salah dari orang lain menyebabkan ibu cepat berubah fikiran dan menjadi

17

stres. Akibatnya, bisa menekan refleks sehingga ASI tidak berproduksi dengan
baik.
5. Pengaruh Sarana Kesehatan
Tempat melahirkan diduga berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif oleh
ibu kepada bayinya. Ibu yang melahirkan di fasilitas kesehatan yang
menerapkan 10

langkah menuju keberhasilan menyusui

mempunyai

kesempatan yang besar untuk memberikan ASI secara eksklusif. Hal ini
berkaitan dengan diterapkannya 10 langkah menuju keberhasilan menyusui di
fasilitas kesehatan. Tetapi banyak ahli mengemukakan adanya pengaruh yang
kurang baik terhadap kebiasaan memberikan ASI pada ibu-ibu yang melahirkan
di rumah sakit atau klinik bersalin yang tidak menerapkan 10 langkah menuju
keberhasilan menyusui. Sebab, melahirkan di rumah sakit lebih menitikberatkan
pada upaya agar persalinan dapat berlangsung dengan baik, dan ibu maupun
anaknya berada dalam keadaan selamat dan sehat, sementara masalah
pemberian ASI kurang mendapat perhatian. Makanan pertama yang diberikan,
justru susu buatan atau susu sapi. Hal ini memberikan kesan yang tidak
mendidik pada ibu, dan ia selalu beranggapan bahwa susu sapi lebih baik dari
ASI. Pengaruh itu akan semakin buruk apabila disekeliling kamar bersalin
dipasang gambar atau poster-poster yang memuji penggunaan susu formula.
6. Penggunaan Alat Kontrasepsi yang Mengandung Estrogen dan Progesteron
Kontrasepsi pil tidak dianjurkan digunakan untuk ibu yang melakukan program
ASI eksklusif. Hal ini karena kontrasepsi pil mengandung hormon estrogen yang
dapat mengurangi jumlah produksi ASI bahkan dapat menghentikan produksi

18

ASI secara keseluruhan. Kontrasepsi yang dianjurkan adalah kontrasepsi dalam
rahim yaitu IUD atau spiral. Karena IUD dapat merangsang uterus ibu sehingga
secara tidak langsung dapat meningkatkan kadar hormon oksitosin, yaitu
hormon yang dapat merangsang produksi ASI.
2.6

Manfaat Pemberian ASI Eksklusif
-

Manfaat Bagi Bayi
Menurut Roesli (2000) manfaat ASI pada bayi adalah sebagai berikut:
1. Sebagai nutrisi terbaik karena sumber gizi yang ideal dengan komposisi
seimbang yang sesuai dengan kebutuhan bayi pada masa pertumbuhan.
2. Meningkatkan daya tahan tubuh, karena mengandung berbagai zat antibodi
yang mencegah terjadinya infeksi.
3. Meningkatkan kecerdasan, karena ASI mengandung asam lemak (DHA,
AA/Arachidonic

Acid,

omega-3,

omega-6)

yang

diperlukan

untuk

pertumbuhan otak.
4. Meningkatkan jalinan kasih sayang.
5. Tidak memberatkan fungsi saluran pencernaan dan ginjal.
6. Bayi yang menyusu pada ibunya, pertumbuhan gigi gerahamnya lebih baik.
7. Buah dada ibu telah diciptakan sedemikian rupa sehingga waktu bayi
menghisap, kemungkinan bayi akan tersedak lebih kecil.
-

Manfaat Bagi Ibu
Adapun menurut Roesli (2000) manfaat ASI eksklusif pada ibu bila memberikan

ASI eksklusif yaitu:
1. Menjalin hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi.

19

2. Mengurangi perdarahan setelah melahirkan karena pada ibu menyusui terjadi
peningkatan kadar oksitosin yang berguna juga untuk konstriksi/penutupan
pembuluh darah sehingga perdarahan akan lebih cepat berhenti.
3. Mempercepat pemulihan kesehatan.
4. Menjarangkan kehamilan karena menyusui merupakan cara kontrasepsi yang
aman, murah dan cukup berhasil.
5. Mengecilkan rahim karena kadar oksitosin ibu menyusui yang meningkat
membantu rahim ke ukuran semula seperti sebelum hamil.
6. Lebih cepat langsing kembali karena menyusui membutuhkan energi maka
tubuh akan mengambil lemak dari lemak yang tertimbun selama hamil.
7. Mengurangi kemungkinan menderita kanker payudara.
8. Lebih ekonomis dan murah karena dapat menghemat pengeluaran untuk susu
formula.
9. Tidak merepotkan dan hemat waktu karena ASI dapat diberikan dengan segera
tanpa harus menyiapkan atau memasak air.
10. Portabel dan praktis karena mudah dibawa kemana-mana sehingga saat
berpergian tidak perlu membawa berbagai alat untuk menyusui.
11. Memberi ibu kepuasan, kebanggaan dan kebahagiaan yang mendalam karena
telah berhasil memberikan ASI eksklusif k