PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES.
Astrie Lestari, 2015
PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Teknik Elektro Konsentrasi Listrik Tenaga di Universitas Pendidikan
Indonesia
Oleh : Astrie Lestari E.0451.1005340
DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
(2)
BANDUNG 2015
PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES
Oleh Astrie Lestari
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Teknik Elektro
Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
© Astrie Lestari 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
(3)
Astrie Lestari, 2015
PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
LEMBAR PENGESAHAN
PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES
Oleh : Astrie Lestari
1005340
Skripsi Ini Telah Disetujui dan Disahkan
sebagai Syarat Kelulusan Program S-1 Program Studi Pendidikan Teknik Elektro Departemen Pendidikan Teknik Elektro Universitas Pendidikan Indonesia
Pembimbing I,
Dr. Jaja Kustija, M.Sc NIP. 19591231 198503 1 022
Pembimbing II,
Drs. Tjetje Gunawan NIP. 1951122 198101 1 001 Mengetahui,
(4)
FPTK UPI Bandung
Prof. Dr. H. Bachtiar Hasan, ST, MSIE NIP. 1 9551204 198103 1 002
(5)
Astrie Lestari, 2015
PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Penerapan Media Pembelajaran Pengukuran Besaran Proses Dengan Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran
Pengukuran Besaran Proses
Oleh Astrie Lestari
1005340
Penerapan media pembelajaran trainer pengukuran besaran proses bertujuan untuk pengembangan suatu media pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran pengukuran besaran proses. Latar Belakang dari penelitian ini adalah proses pembelajaran Kurikulum 2013 yang berpusat pada peserta didik sehingga diterapkannya media belajar pengukuran besaran proses yang menjadi media belajar yang mempermudah siswa memahami materi ajar pengukuran tekanan dan pengukuran temperature dengan konstruksi trainer menyerupai keadaan di industri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa yang dicapai setelah menggunakan media pembelajaran pengukuran besaran proses sebagai pelengkap pembelajaran pada mata pelajaran Pengukuran Besaran Proses. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pre-experimental design, dengan bentuk
one-group pretest-posttest design. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatkan
penguasaan konsep peserta didik dalam aspek kognitif ditinjau dari perolehan nilai rata-rata peningkatan (normalized gain) hasil belajar peserta didik berada pada kategori sedang., hasil pengukuran rata-rata ranah afektif peserta didik berada dalam kategori sangat baik dan hampir seluruh siswa berada di atas nilai KKM 75, serta hasil rata-rata ranah psikomotor diperoleh nilai rata-rata untuk aspek keterampilan berada dalam kategori sangat baik dan hampir seluruh siswa berada di atas nilai KKM 75., juga hasil respon peserta didik yang menyatakan minat terhadap ketertarikan media belajar Pengukuran besaran proses. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan media pembelajaran pengukuran besaran proses pada mata pelajaran Pengukuran Besaran Proses dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan respon yang sangat baik.
(6)
ABSTRACT
Learning Media Measurement Application Process for Magnitude Scientific Approach Curriculum 2013 For Improving Learning Outcomes Subject On Magnitude Measurement
Process
by Astrie Lestari
1005340
Application of Learning Media Measurement magnitude aims for Development Process a medium of learning that can improve the results on the subjects of Student Learning Measurement scale compete. Background a Learning Process Research Curriculum 2013 The learner-centered so that the implementation of the Media Learning Process Measurement scale become the media learning facilitate student understanding of teaching materials Pressure Measurement And Temperature measurement with construction resembles the situation in industry. This research using design methods pre - experimental, with form one group pretest - posttest design. The research shows that are increasing under the control aspect of the concept of sudents owned, Value cognitive terms of average of increase ( normal gain ) findings Learning Students in middle category. Outcomes Measurement average of affective students in category very good and almost entire student is in the differences value KKM 75, As well as the findings of the average of psychomotor average value skills in Category Good And almost The entire student in KKM 75. also findings The response of stating Interests Against Media Learning Measurement of the amount of interest process. Conclusion of this research is the application of Learning Media Measurement scale on subjects Measurement Process Magnitude can improve outcomes student with a good response .
(7)
Astrie Lestari, 2015
PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.6 Manfaat Penelitian ... 5
1.7 Struktur Organisasi Skripsi ... 6
BAB II STUDI PUSTAKA ... 7
2.1 Implementasi Kurikulum 2013 ... 7
2.2 Hasil Belajar ... 20
2.2.1 Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 21
2.2.2 Hasil Belajar Ranah Afektif ... 22
2.2.2 Hasil Belajar Ranah Psikomotor... 23
2.3 Minat Belajar ... 24
2.4 Media Pembelajaran ... 25
2.4.1 Pengertian Media Belajar ... 25
2.4.2 Jenis – Jenis Media Pembelajaran ... 27
2.4.3 Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran ... 28
2.4.4 Prinsip penggunaan Media Pembelajaran ... 29
2.4.5 Trainer PBP sebagai Media Pembelajaran ... 30
2.4.6 Pengenalan Trainer Pengukuran Besaran Proses... 30
2.5 Instrument dan Besaran Proses ... 33
2.6 Hipotesis Penelitian ... 45
BAB III METODE PENELITIAN ... 48
3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian ... 48
3.1.1 Lokasi Penelitian ... 48
3.1.2 Subjek Penelitian ... 48
3.2 Metode dan Desain Penelitian ... 48
(8)
3.2.2 Desain Penelitian ... 49
3.3 Proses Pengembangan Instrumen ... 56
3.4 Teknik Pengumpulan ... 62
3.5 Analisis Data ... 64
3.5.1 Analisis Data Kognitif ... 64
3.5.2 Analisis Data Afektif ... 68
3.5.3 Analisis Data Psikomotor ... 70
3.5.4 Analisis Data Lembar Wawancara Akhir ... 71
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 72
4.1 Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ... 72
4.1.1 Hasil Uji Validitas ... 72
4.1.2 Hasil Uji Reliabilitas ... 73
4.1.3 Hasil Uji Tingkat Kesukaran ... 73
4.1.4 Hasil Uji Daya Pembeda ... 73
4.2 Analisis Data ... 74
4.2.1 Analisis Data ... 74
4.2.1.1 Data Aspek Kognitif ... 74
4.2.1.2 Data Aspek Afektif ... 80
4.2.1.3 Data Aspek Psikomotor ... 83
4.3 Pengujian Hipotesis ... 86
4.3.1 Uji Asumsi Statistik ... 86
4.3.1.1 Hasil Uji Normalitas Data ... 86
4.3.1.2 Hasil Uji Gain Normalisasi ... 87
4.4 Pengujian Hipotesis ... 88
4.4.1 Uji Hipotesis Kognitif ... 88
4.4.2 Uji Hipotesis Afektif ... 90
4.4.3 Uji Hipotesis Psikomotor ... 91
4.5 Hasil Angket Respon Siswa dan Minat ... 93
4.5 Temuan dan Pembahasan Hasil Analisis ... 94
4.5.1 Temuan Hasil Analisis... 94
4.5.2 Pembahasan Hasil Analisa... 94
4.5 Matrik Penelitiam ... 99
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 102
5.1 Simpulan ... 102
5.2 Saran ... 102
(9)
Astrie Lestari, 2015
PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LAMPIRAN – LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kriteria Validitas Soal ... 58
Tabel 3.2 Kriteria Reliabilitas Soal ... 60
Tabel 3.3 Klasifikasi Indeks Daya Pembeda ... 61
Tabel 3.4 Klasifikasi Indeks Kesukaran ... 62
Tabel 3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 63
Tabel 3.6 Kriteria Gain Normalisasi ... 65
Tabel 3.7 Tabel Uji Normalitas ... 67
Tabel �.8 Tingkat Keberhasilan Pencapaian Afektif ... 69
Tabel 3.9 Konversi Skala Likert ... 70
Tabel 3.10 Tingkat Keberhasilan Pencapaian Psikomotor ... 70
Tabel 3.11 Presentase dan Intepretasi Lembar Wawancara ... 71
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Soal ... 72
Tabel 4.2 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Item Soal ... 73
Tabel 4.3 Hasil Uji Daya Pembeda Item Soal ... 74
Tabel 4.4. Data Nilai Pretest, Posttest, dan Gain Normalisasi ... 75
Tabel 4.5 Deskripsi Data Pretest ... 76
Tabel 4.6 Deskripsi Data Posttest ... 78
Tabel 4.7 Deskripsi Data N-Gain ... 79
Tabel 4.8 Data Penilaian Aspek Afektif ... 81
Tabel 4.9 Kriteria Penilaian Aspek Afektif ... 82
Tabel 4.10 Deskripsi Data Afektif... 82
Tabel 4.11 Data Penilaian Aspek Psikomotor ... 84
Tabel 4.12 Kriteria Penilaian Aspek Psikomotor ... 85
(10)
Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas Data ... 87
Tabel 4.15 Perolehan Hasil Gain Normalisasi ... 87
Tabel 4.16 Hasil angket respon peserta didik ... 93
Tabel 4.20 Matrik Penelitian ... 99
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Pembelajaran Kurikulum 2013 ... 11
Gambar 2.2 Pendekatan Ilmiah saintifik ... 12
Gambar 2.3 Kerucut Pengalaman Edgar Dale ... 26
Gambar 2.4 Trainer Pengukuran Tekanan ... 32
Gambar 2.5 Trainer Pengukuran Temperatur ... 32
Gambar 2.6 Sensor RTD ... 38
Gambar 2.7 Kurva Resistansi RTD ... 39
Gambar 2.8 Range temperatur ... 39
Gambar 2.9 Thermocouple ... 40
Gambar 2.10 Manometer Pipa U ... 43
Gambar 2.11 C-Type Bourdon Tube ... 44
Gambar 2.12 Spiral Bourdon Tube ... 45
Gambar 2.13 Helical Bourdon Tube ... 45
Gambar 3.1 Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest ... 51
Gambar 3.2 Flowchart Prosedur Penelitian ... 52
Gambar 4.1 Histogram Data Pretest... 77
Gambar 4.2 Histogram Data Posttest ... 78
Gambar 4.3 Histogram Data N-Gain ... 80
Gambar 4.4 Histogram Data Afektif ... 83
Gambar 4.5 Histogram Data Psikomotor ... 86
Gambar 4.6 Diagram Data Hasil Uji N-Gain ... 88
(11)
Astrie Lestari, 2015
PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 4.8 Uji Hipotesis Pihak Kanan Aspek Afektif ... 91 Gambar 4.9 Uji Hipotesis Pihak Kanan Aspek Psikomotor ... 92
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A :
Lampiran A.1 Surat Penelitian
Lampiran A.2 Surat Pengantar Menjadi Mitra Penelitian Lampiran A.3 Hasil Wawancara Awal dengan Guru
Lampiran A.4 Silabus Pengukuran Besaran Proses Tahun Ajaran 2013/2014 Lampiran A.5 Daftar Nilai Peserta Didik
Lampiran A.6 Surat Permohonan Pengisian Lembar Expert Judgement Lampiran A.7 Lembar Expert Judgement Instrumen Penelitian
Lampiran A.8 Kisi-Kisi Instrumen Kognitif Uji Coba Lampiran A.9 Kunci Jawaban Instrumen Kognitif Uji Coba Lampiran A.10 Soal Instrumen Kognitif Uji Coba
Lampiran A.11 Data Hasil Uji Validasi
LAMPIRAN B :
Lampiran B.1 Silabus Basic Skills Penelitian
Lampiran B.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Penelitian Ke-1 Lampiran B.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Penelitian Ke-2 Lampiran B.4 Kisi-Kisi Instrumen Kognitif Pretest-Posttest
Lampiran B.5 Kunci Jawaban Instrumen Kognitif Pretest-Posttest Lampiran B.6 Soal Instrumen Kognitif Pretest-Posttest
(12)
Lampiran B.7 Lembar Jawaban Instrumen Kognitif Pretest Lampiran B.8 Lembar Kerja Peserta Didik
Lampiran B.9 Lembar Jawaban Instrumen Kognitif Posttest
Lampiran B.10 Lembar Kriteria Pemberian Skala Penilaian Aspek Afektif Lampiran B.11 Lembar Kriteria Penilaian Afektif
Lampiran B.12 Lembar Kriteria Penilaian Psikomotor Lampiran B.13 Lembar Hasil Akhir Penilaian Psikomotor Lampiran B.14 Hasil Angket Respon Peserta Didik
Lampiran B.15 Data Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen Lampiran B.16 Hasil Uji Normalitas Data Pretest
Lampiran B.17 Hasil Uji Normalitas Data Posttest Lampiran B.18 Hasil Uji Normalitas Data N-Gain
Lampiran B.19 Tabel Penilaian Psikomotor Kelas Eksperimen
Lampiran B.20 Hasil Uji Normalitas Data Penilaian Psikomotor Kelas
Eksperimen
Lampiran B.21 Tabel Penilaian Afektif Kelas Eksperimen
Lampiran B.22 Hasil Uji Normalitas Penilaian Afektif Kelas Eksperimen
LAMPIRAN C :
Lampiran C.1 Perhitungan Manual Uji Validitas Lampiran C.2 Perhitungan Manual Uji Reliabilitas
Lampiran C.3 Perhitungan Manual Uji Tingkat Kesukaran Lampiran C.4 Perhitungan Manual Uji Daya Pembeda Lampiran C.5 Perhitungan Manual Uji Normalitas Lampiran C.6 Perhitungan Manual Gain Normalisasi Lampiran C.7 Perhitungan Manual Uji Hipotesis Lampiran C.8 Tabel Nilai-Nilai Dalam Distribusi t Lampiran C.9 Tabel Nilai-Nilai r Product Moment Lampiran C.10 Tabel Nilai-Nilai Chi Kuadrat Lampiran C.11 Tabel Toksonomi Bloom
(13)
Astrie Lestari, 2015
PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LAMPIRAN D :
Lampiran D.1 Lembar Asistensi/ Bimbingan Skripsi
Lampiran D.2 Surat Tugas Penunjukkan Dosen Pembimbing Lampiran D.3 Dokumentasi Penelitian
(14)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Perubahan kurikulum pendidikan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi kurikulum 2013 harus dibarengi dengan usaha peningkatan sarana dan prasarana penunjang seperti perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang terdapat pada kurikulum 2013 diharapkan mampu meningkatkan keseimbangan kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan secara utuh. Pengadaan perangkat pembelajaran dalam menghadapi perubahan kurikulum pendidikan menjadi kurikulum 2013 bukan hal yang mudah dalam pelaksanaannya.
Sosialisasi akan perubahan kurikulum masih dirasa kurang oleh masyarakat pendidikan, mengingat sedikitnya media dan waktu sosialisasi. Pemahaman yang kurang tersebut menjadi salah satu penyebab minimnya produk perangkat pembelajaran sebagai sarana penunjang pembelajaran pada sistem pendidikan kurikulum 2013. Rendahnya pemahaman dan minat pihak-pihak terkait dalam mengembangkan perangkat pembelajaran yang bercirikan kurikulum 2013, tentunya menjadi situasi yang memprihatinkan.
Masih minimnya ketersediaan perangkat pembelajaran terutama media pembelajaran siswa membuat proses pembelajaran berjalan secara tidak maksimal. Hal lain yang timbul akibat tidak adanya pengembangan perangkat pembelajaran bercirikan kurikulum 2013 adalah pencapaian kompetensi siswa tidak sesuai dengan kompetensi keterampilan yang distandarkan oleh dunia industri. Jika keterampilan peserta didik tidak sesuai dengan standar tersebut, maka siswa SMK tidak memiliki nilai jual di hadapan dunia industri, yang berakibat semakin tingginya angka pengangguran di Indonesia.
(15)
2
Astrie Lestari, 2015
PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik yang berpusat pada proses keaktifan siswa, sehingga terciptanya suatu proses pembelajaran yang interaktif dalam menggali segala sumber belajar yang ada. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan
konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru.
Salah satu prinsip psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak begitu saja memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi siswa yang harus aktif membangun pengetahuan dalam pikiran mereka. Menurut teori konstruktivisme, belajar merupakan hasil konstruksi sendiri pebelajar sebagai hasil interaksinya terhadap lingkungan belajar. Sejalan dengan teori diatas, menurut Sanjaya (2010:164) bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku melalui pengalaman. Pengalaman disini dapat berupa pengalaman secara langsung maupun secara tidak langsung. Pengalaman langsung dapat memberikan efektivitas ingatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengalaman secara tidak langsung. Selain itu, kerucut pengalaman Edgar Dale dalam Arsyad (2007:62) melukiskan bahwa semakin konkret siswa mempelajari bahan pelajaran, maka semakin banyaklah pengalaman yang didapatkan. Tetapi sebaliknya jika semakin abstrak siswa mempelajari bahan pelajaran, maka semakin sedikit pula pengalaman yang didapatkan. Namun pada kenyataanya, pengalaman secara langsung sangatlah sulit dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan karena tidak semua bahan pelajaran dapat dihadirkan secara langsung dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran
(16)
menempati posisi cukup strategis untuk menambah dan mengembangkan pengalaman belajar dalam rangka mewujudkan proses belajar secara optimal. Proses belajar yang optimal merupakan salah satu indikator untuk mewujudkan hasil belajar peserta didik yang optimal pula. Hasil belajar yang optimal juga merupakan salah satu cerminan hasil pendidikan yang berkualitas.
Pada SMKN 1 Cimahi Jurusan Kontrol Mekanik tepatnya di kelas XI terdapat mata pelajaran Pengukuran Besaran Proses, mata pelajaran ini merupakan mata pelajaran basic skill yang sangat penting karena sangat berhubungan untuk kompetensi inti siswa jurusan kontrol mekanik untuk kedepannya. Berdasarkan pengamatan dan observasi pada saat praktek pengalaman lapangan, proses pengajaran mata pelajaran tersebut masih menggunakan metoda ceramah dan belum terdapat media pembelajaran apapun yang menunjang proses pembelajaran siswa. Sedangkan karakteristik dari mata pelajaran Pengukuran Besaran Proses yang lebih cenderung pada praktek, eksplorasi dan pengembangan logika berfikir sesuai dengan aplikasi di industri membutuhkan cara penyajian menarik, sistematik dengan penyajian visual yang mendekati dengan simulasi di dunia industri. Trigger untuk memicu perhatian dan pengembangan logika peserta didik dan tentunya peranan guru sebagai tutor dan fasilitator sangat penting dalam pengajaran mata pelajaran ini. dimulai dari penjelasan materi secara bertahap dan sistematis, kemudian guru mempraktekan dan menjelaskan secara bertahap mulai dari pemahaman konsep besaran proses sampai cara pengukuran besaran proses. Semua tahapan itu dilakukan hanya dalam sekali penjelasan dan keterbatasan pada saat demonstrasi, sehingga membuat siswa sulit mengerti dan kebingungan untuk memahami konsep dasar dari mata pelajaran ini.
Selain itu menurut guru mata pelajaran Pengukuran Besaran Proses (PBP) Kelas XI jurusan Kontrol Mekanik SMKN 1 Cimahi bapak Drs. Sugiono mengungkapkan pada mata pelajaran PBP membutuhkan suatu seting kegiatan belajar mengajar yang tepat untuk membuat siswa lebih tertarik belajar sehingga terbentuk
(17)
4
Astrie Lestari, 2015
PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
keterampilan proses seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, mengaplikasikan dan menyimpulkan. Permasalahan yang ada saat ini yaitu siswa cenderung lambat dalam pemahaman konsep dan pengaplikasian konsep materi, sulitnya terbentuk pola pikir yang sistematis untuk memecahkan masalah. Berdasarkan Hasil Tes yang diberikan kepada 34 siswa diperoleh hasil sebanyak 12 orang mendapat nilai lebih besar dari Kriteria Kelulusan Minimal (KKM), dan 22 orang mendapat nilai kurang dari KKM, maka jika dipresentasikan jumlah siswa yang lulus KKM sebesar 35, 29% dan siswa yang belum mencapai KKM sebesar 64,71 %, dengan nilai KKM sebesar 75, oleh karena itu masih diperlukan proses perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, penggunaan media pembelajaran yang kreatif dan sesuai dengan kenyataan dilapangan dapat menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan di atas karena media pembelajaran menempati posisi cukup strategis untuk mewujudkan prestasi belajar siswa. Dalam dunia pendidikan, guru pendidik harus memiliki inovasi pembelajaran disekolah, terutama di sekolah menengah kejuruan yang memerlukan media pembelajaran yangs sesuai dengan kenyataan di lapangan agar mempermudah siswa ketika masuk ke dunia kerja dan dunia industri.
Penelitian tentang penerapan media pembelajaran telah banyak dilakukan.
Mahmudah (2013: 389) menjelaskan bahwa “media pembelajaran sangat baik manfaatnya untuk siswa karena menambah pengetahuan serta dapat menumbuhkan semangat belajar untuk siswa.” Kusantati, dkk (2013: 244) menambahkan bahwa penggunaan media pembelajaran yang dirancang dengan baik dapat membangkitkan motivasi dan rangsangan belajar siswa serta meningkatkan pemahaman materi pembelajaran sehingga akan berdampak pada peningkatan kualitas pendidikan.
(18)
Pada penelitian ini, peneliti berusaha ingin mengungkapkan sampai sejauh mana pengaruh yang ditimbulkan oleh media pembelajaran Pengukuran Besaran Proses siswa SMK kelas XI yang bercirikan saintifik kurikulum 2013.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah hasil belajar ranah kognitif siswa setelah diimplementasikan
alat peraga pengukuran besaran sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran pengukuran besaran proses ?
2. Bagaimanakah hasil belajar ranah afektif siswa pada saat digunakannya alat peraga pengukuran besaran sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran pengukuran besaran proses ?
3. Bagaimanakah hasil belajar ranah psikomotor siswa pada saat digunakannya alat peraga pengukuran besaran sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran pengukuran besaran proses?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui hasil belajar yang mencangkup ranah kognitif pada siswa yang telah menggunakan media pembelajaran pengukuran pengukuran besaran pada mata pelajaran pengukuran besaran proses.
2. Mengetahui hasil belajar yang mencangkup ranah afektif pada siswa yang telah menggunakan media pembelajaran pengukuran pengukuran besaran pada mata pelajaran pengukuran besaran proses.
3. Mengetahui hasil belajar yang mencangkup ranah psikomotor pada siswa yang telah menggunakan media pembelajaran pengukuran pengukuran besaran pada mata pelajaran pengukuran besaran proses. 4. Mengembangkan media pembelajaran yang mudah dalam
penggunaannya untuk meningkatkan hasil belajar siswa mengenai pengukuran besaran proses di SMK.
(19)
6
Astrie Lestari, 2015
PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penggunaan media pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan minat siswa terhadap mata pelajaran pengukuran besaran proses .
2. Memberikan masukan kepada guru mengenai media yang digunakan dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa sebagai salah satu upaya penyempurnaan dan perbaikan dalam proses pembelajaran. 3. Memberikan masukan kepada lembaga sekolah mengenai media
pembelajaran yang dapat digunakan dalam menyampaikan materi pelajaran.
4. Dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa dalam menyusun penelitian.
1.5 Struktur Organisasi Skripsi
Adapun pembahasan pada sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima pokok bahasan, antara lain :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat/signifikansi penelitian, serta struktur organisasi skripsi.
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Bab ini berisi tentang teori-teori pendukung dari masalah yang sedang dikaji dan kedudukan masalah penelitian dalam bidang ilmu yang diteliti, serta hipotesis dari penelitian ini.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian, termasuk beberapa komponen lainnya, diantara lain adalah lokasi dan subjek populasi/ sampel penelitian desain penelitian, definisi operasional, cara menggunakan instrumen, proses pengembangan instrumen, serta teknik pengumpulan data.
(20)
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan yang berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis, serta pembahasan temuan dari penelitian ini.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Bab simpulan dan saran menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian.
(21)
48
Astrie Lestari, 2015
PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian
Proses penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 1 Cimahi Jalan Maharmartanegara No 48 Telp. (022)6629683 Kota Cimahi 40533. Sebagai lokasi penerapan trainer Pengukuran Besaran Proses dengan pendekatan saintifik untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Pengukuran Besaran Proses.
3.1.2 Subjek Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek / subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2012, hlm 119).
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili). (Sugiyono, 2012, hlm 120).
Sebagai perwakilan dari populasi sampel yang digunakan penulis dalam penelitian ini, agar lebih spesifik dan dapat merepresentasikan populasi yang dituju, maka subjek penelitian adalah siswa siswi kelas XI KM A jurusan Kontrol Mekanik di SMKN 1 Cimahi dengan jumlah siswa sebanyak 32 siswa.
3.2 Metode dan Desain Penelitian 3.2.1 Metode Penelitian
(22)
Menurut Sugiyono (2012 , hlm 3), metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut, Sugiyono menyebutkan terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian tersebut didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian tersebut menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efektifitas penggunaan Trainer Pengukuran Besaran Proses, dimana dapat dilihat dari perbedaan prestasi belajar siswa sebelum menggunakan Trainer Pengukuran Besaran Proses dan setelah menggunakan Trainer Pengukuran Besaran Proses pada pembelajaran Pengukuran Besaran Proses. Subjek yang akan diteliti adalah kelas yang belum pernah dan baru akan belajar materi Pengukuran Besaran Proses
Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode eksperimen. Menurut Nana Sudjana (1989, hlm 19) metode eksperimen adalah metode yang mengungkapkan hubungan dua variabel atau lebih dan mencari pengaruh antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya.
Metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalah kondisi yang dikendalikan (Sugiyono, 2012, hlm109).
(23)
50
Astrie Lestari, 2015
PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.2.2 Desain Penelitian
Menurut Millan dalam Ibnu Hadjar (1999, hlm 102), desain penelitian adalah rencana dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh bukti-bukti empiris dalam menjawab pertanyaan penelitian.
Dalam bukunya, Sugiyono (2012 , hlm 110-118) mengkategorikan desain eksperimen menjadi 4 desain, yaitu : Pre-Experimental Design, True
Experimental Design, Factorial Design, dan Quasi Experimental Design. Dalam
penelitian ini, penulis menggunakan desain Pre-Eksperimental Design.
Pre-Eksperimental Design merupakan salah satu bentuk penelitian yang di
dalamnya masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen, jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini dapat terjadi karena tidak adanya variabel kontrol.
Sugiyono (2012, hlm 112-113) membagi desain penelitian
Pre-Experimental Design menjadi 3 macam, yaitu One-Shoot Case Study, One-Group Pretest-Posttest Design, dan Intact-Group Comparison. Desain penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah desain pre-experimental design dengan bentuk one-group pretest-postest yang merupakan pengembangan dari one-shot
case study. Pengembangan desain penelitian ini yaitu dengan cara melakukan
satu kali pengukuran sebelum dan sesudah diberikan perlakuan.
Digunakannya pre-experimental design dalam penelitian ini karena di SMK Negeri 1 Cimahi khususnya pada program keahlian Kontrol Mekanik pada kelas XI hanya terdapat dua kelas, sehingga satu kelas akan digunakan untuk keperluan uji instrumen, dan kelas yang lain akan digunakan sebagai kelas eksperimen sekaligun sampel penelitian. Kelas eksperimen akan diberikan
(24)
trainer PBP (Pengukuran Besaran Proses) sebagai media pembelajaran, kemudian kelas eksperimen akan diberikan posttest setelah mendapatkan perlakuan tersebut.
Menurut Sugiyono (2011, hlm 111), pada desain ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan sehingga hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.
Gambar 3.1 Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest Design
Keterangan:
O1 : merupakan tes awal (pretest), yang dilakukan sebelum berikannya perlakuan (treatment) media pembelajaran menggunakan Trainer Pengukuran Besaran Proses pada mata pelajaran Pengukuran Besaran Proses di SMK Negeri 1 Cimahi.
X : merupakan perlakuan (treatment), yaitu penggunaan media pembelajaran menggunakan Trainer Pengukuran Besaran Proses pada mata pelajaran Pengukuran Besaran Proses di SMK Negeri 1 Cimahi.
O2 : merupakan tes akhir (posttest), yang dilakukan setelah berikannya perlakuan (treatment) menggunakan Trainer Pengukuran Besaran Proses pada mata pelajaran Pengukuran Besaran Proses di SMK Negeri 1 Cimahi.
Sebelum dilakukan pretest dan posttes agar dapat mengukur nilai O1 dan O2, dibutuhkan instrumen. Instrumen yang dibuat untuk mengukur komptensi siswa pada ranah kognitif, afektif dan Psikomotorik. Pada ranah kognitif akan dibuat soal yang yang akan diujicoba pada suati kelas, tahap selanjutnya adalah melakukan uji
(25)
52
Astrie Lestari, 2015
PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
validitas, uji reliabilitas, tingkat kesuakaran dan daya beda. Pada ranah afektif dan psikomotorik, intrumen dibuat berupa lembar observasi penilaian yang kriterianya akan ditentukan.
Oleh karena itu peneliti merumuskan langkah –langkah yang ditempuh oleh peneliti dalam pembuatan instrumen penelitian ini, dengan terlebih dahulu menyusun prosedur yang akan dilakukan pada proses penelitian, sebagai berikut :
Gambar 3.2. Flowchart Prosedur Penelitian 1. Tahap Persiapan
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Pelaksanaan
3. Tahap Akhir
(26)
a. Studi Pustaka
Identifikasi Masalah
Pada tahap studi pustaka ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah-masalah yang ada di lapangan dan dirasa penting, hangat dan aktual, serta dapat memberikan manfaat kepada lingkungan sekitar jika diteliti.
Studi lapangan melalui pengamatan dilakukan untuk mengetahui gambaran umum penelitan yang berkaitan dengan kurikulum yang digunakan, proses pembelajaran yang sedang berlangsung, model pembelajaran yang diterapkan oleh guru, serta sarana dan fasilitas pembelajaran yang mendukung di SMK Negeri 1 Cimahi, terutama pada mata pelajaran Pengukuran Besaran Proses.
Perumusan Masalah
Perumusan masalah terkait dengan fokus masalah serta dengan adanya perumusan ini perlu dibatasi pada faktor atau variabel-variabel yang dominan. Faktor atau variabel-variabel tersebut ada yang melatarbelakangi ataupun diakibatkan oleh fokus masalah.
Adapun rumusan masalah dan pembatasan masalah dalam penelitian ini berkaitan dengan penerapan Trainer Pengukuran Besaran Proses dengan pendekatan saintifik untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Pengukuran Besaran Proses Mengumpulkan Landasan Teori
Landasan teori merupakan teori-teori yang mendasari penelitian, baik teori yang berkenaan dengan bidang ilmu yang diteliti maupun metode penelitian. Pengumpulan landasan teori dengan cara studi literatur terhadap beberapa sumber sebagai referensi.
Merumuskan Hipotesis
Rumusan hipotesis dibuat apabila menggunakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif dan pengolahan data statistik inferensial. Penelitian ini menggunakan hipotesis deskriptif karena mengambil satu sampel dengan pengujian hipotesis pihak kanan. Dengan membuat 3 buah hipotesa dari hasil belajar yaitu afektif, psikomotorik, dan kognitif .
(27)
54
Astrie Lestari, 2015
PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Menentukan Desain dan Metode Penelitian
Pada penelitian ini tentunya perlu menentukan desain penelitian yang berisi rumusan tentang langkah-langkah penelitian dengan menggunakan pendekatan, metode penelitian, teknik pengumpulan data dan sumber data tertentu serta alasan-alasan mengapa menggunakan metode tersebut. Desain dan metode penelitian ini kemudian ditentukan yaitu dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain pretest-posttest one group.
b. Observasi Sekolah
Observasi disekolah dilakukan untuk mengetahui kondisi dan situasi yang ada dilapangan guna memberikan gambaran terhadap proses penelitian. Kemudian menelusuri kelas-kelas yang dapat dijadikan sebagai sasaran penelitian atau lebih tepatnya menjadi kelas eksperimen.
Pada tahap observasi sekolah peneliti melakukan penelusuran dengan melihat hal yang terjadi secara real yang ada di lapangan yaitu SMK Negeri 1 Cimahi.
c. Wawancara Awal dengan Guru
Wawancara awal dilakukan pada guru mata pelajaran Pengukuran Besaran Proses yaitu bapak Sugiono,S.Sos sebagai guru mata pelajaran yang akan diteliti. Wawancara awal dilakukan untuk mengetahui persepsi awal dan menguatkan latar belakang penelitian.
d. Menentukan Materi dan Subjek Penelitian
Menentukan materi dan sampel dilakuakna setelah melaksanakan tahap awal wawancara dengan guru yaitu materi ajar pengukuran tekanan dan pengukuran temperatur yang sesuai dengan media pembelajaran yang menjadi penelitian. Subjek penelitian yaitu kelas XI KM A semester 3 paket keahlian Kontrol Mekanik yang sedang mendalami materi ajar tersebut.
e. Penyusunan Instrumen Penelitian
(28)
- Pembuatan pedoman observasi terhadap sekolah yang akan dijadikan objek penelitian, berpedoman pada aspek-aspek yang akan diungkap.
- Merumuskan kisi-kisi wawancara terhadap guru yang bersangkutan yaitu guru mata pelajaran sistem kontrol terprogram untuk memperoleh data terhadap kondisi awal subjek penelitian.
- Merumuskan kisi-kisi soal serta pembuatan soal uji validitas yang sesuai pada kompetensi dasar yang mengacu pada silabus SMK mata pelajaran Sistem Pengukuran Besaran Proses paket keahlian Kontrol Mekanik Kelas XI semester 3 yang telah mempelajari dengan baik mata pelajaran tersebut terutama materi ajar Pengukuran Tekanan dan Pengukuran Temperatur.
- Menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Kurikulum 2013 sebagai
treatment proses belajar mengajar terhadap media pembelajaran.
- Lembar tes kognitif sebanyak 28 soal pilihan ganda yang valid dan memiliki kredibilitas yang sangat tinggi sebagai soal pretest dan posttest. Lembar observasi untuk afektif dan psikomotorik untuk menilai keterampilan peserta didik selama berlangsung.
- Penyusunan angket terhadap minat belajar dan proses pembelajaran dengan menggunakan media belajar PBP (Pengukuran Besaran Proses).
f. Uji coba instrumen
Setelah semua persiapan dilaksanakan maka ada tahap uji coba intrumen yaitu untuk mengukur valid atau tidaknya soal pretest dan posttest yang akan diberikan kepada peserta didik. Soal tersebut sebelumnya terlebih dahulu sudah dilakukan
expert judgement oleh guru mata pelajaran tersebut untuk diuji kelayakannya.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pretest (tes awal)
Pretest digunakan untuk menilai pengetahuan awal peserta didik sebelum
melaksanakan pembelajaran yang menerapkan media pembelajaran Pengukuran Besaran Proses dengan pendekatan saintifik. Pretest diberikan kepada kelas XI KM A
(29)
56
Astrie Lestari, 2015
PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sebagai kelas eksperimen dan dilakukan dengan cara memberikan lembar tes kognitif yang telah dinyatakan valid, sebanyak 28 soal pilihan ganda kepada 34 orang peserta didik. Hasil pretest akan dicari nilai ratanya dan dibandingkan dengan nilai rata-rata hasil posttest untuk melihat nilai rata-rata-rata-rata peningkatan (gain) terhadap hasil belajar kelas eksperimen.
b. Treatment (perlakuan)
Treatment merupakan perlakuan yang diberikan kepada kelas XI KM A sebagai
kelas eksperimen dengan cara menerapkan media pembelajaran trainer Pengukuran Besaran Proses dengan pendekatan saintifik. Pada tahapan ini, peneliti disebut sebagai guru dan sampel penelitian pada kelas eksperimen disebut peserta didik.
c. Posttest (tes akhir)
Posttest digunakan untuk mengukur kemajuan dan peningkatan prestasi belajar
peserta didik pada kelas eksperimen setelah melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan trainer Pengukuran Besaran Proses dengan pendekatan saintifik untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Pengukuran Besaran Proses pada materi Pengukuran Tekanan dan Pengukuran Temperatur. Adapun soal-soal posttest yang diberikan setelah perlakuan (treatment) sama dengan soal pretest sebelum diberikan perlakuan.
3. Tahap Akhir
a. Pengolahan Data
Pengolahan data menjelaskan teknik dan langkah-langkah yang ditempuh dalam mengolah atau menganalisis data. Data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif, berupa tabel, grafik, profil, bagan atau menggunakan statistik inferensial berupa korelasi, regresi, perbedaan, analisis jalur, statistika penelitian dan lain-lain.
b. Kesimpulan
Hasil analisis data masih berbentuk temuan yang belum diberi makna. Pemberian makna atau arti dari temuan dilakukan melalui interferensi yang dibuat
(30)
dengan melihat makna hubungan antara temuan yang satu dengan yang lainnya, antara temuan dengan konteks ataupun dengan kemungkinan penerapannya.
c. Pembuatan Laporan
Pembuatan laporan merupakan wujud nyata penelitian berupa tulisan dan dilengkapi dengan dokumentasi-dokumentasi saat melakukan penerapan model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian.
3.3 Proses Pengembangan Instrumen
Supaya penyusunan instrumen lebih sistematis,sehingg amudah untuk dikontrol, dikoreksi dan dikonsultasikan pada orang ahli, maka sebelum instrumen disusun menjadi item-item instrumen, maka perlu dibuat kisi-kisi instrumen.
Item-item instrumen harus disusun dengan bahasa yang jelas sehingga semua fihak yang berkepentingan tahu apa yang dimaksud dalam item instrumen tersebut. (Sugiyono, 2012, hlm 158).
Pada proses pengembangan setelah pembuatan instrumen, kemudian untuk lebih melengkapi proses instrumen yang telah dikonsultasikan instrumen tersebut harus diuji kembali.
Menurut Sugiyono (2010) mengemukakan bahwa, data yang diperoleh melalui penelitian adalah data empiris (teramati) yang mempunyai kriteria tertentu, yaitu : Valid, Reliabel dan Obyektif.
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel diharapkan hasil penlitian akan menjadi valid dan reliabel. (Sugiyono, 2012, hlm 168).
Reliabilitas instrumen merupakan syarat untuk pengujian validitas instrumen. Oleh karena itu, walaupun instrumen yang valid umumnya pasti reliabel, tetapi pengujian reliabilitas instrumen perlu dilakukan. (Sugiyono,2012, hlm 169).
(31)
58
Astrie Lestari, 2015
PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Uji Instrumen Penelitian
a. Uji Validitas Instrumen
Perhitungan validitas instrumen dalam penelitian menggunakan korelasi
product moment yang dikemukakan oleh Pearson:
= � − � �
√ � − � � − �
(Arikunto, 2010, hlm 213)
Keterangan : = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan
� = Jumlah skor tiap peserta didik pada item soal � = Jumlah skor total seluruh peserta didik n = Jumlah sampel penelitian
Interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi yang menunjukkan nilai validitas ditunjukkan oleh tabel 3.1 berikut :
Tabel 3.1 Kriteria Validitas Soal
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas 0,800 < x ≤ 1,00 Sangat Tinggi 0,600 < x ≤ 0,800 Tinggi
0,400 < x ≤ 0,600 Cukup 0,200 < x ≤ 0,400 Rendah
0,000 ≤ x ≤ 0,200 Sangat Rendah
(32)
Setelah diketahui koefisien korelasi, selanjutnya dilakukan uji signifikansi untuk mengetahui validitas setiap item soal. Uji signifikansi dihitung dengan menggunakan uji t dengan rumus:
t
hitung=
√ −√ −
(Sugiyono, 2012, hlm 236)
Keterangan:
t
hitung = Hasil perhitungan uji signifikansi
r
xy = Koefisien korelasi antara variable X dan variable Y,dua variabel yang dikorelasikan n = Jumlah sampel penelitian
Hasil perolehan thitung dibandingkan dengan ttabel pada derajat kebebasan (dk)= n-2 dan taraf signifikansi (� = , 5. Apabila thitung>ttabel, maka item soal dinyatakan valid. Dan apabila thitung< ttabel maka item soal dinyatakan tidak valid.
b. Pengujian Reliabilitas
Uji reliabilitas bertujuan untuk menguji ketepatan alat dalam mengukur apa yang akan diukur.
Untuk mengukur reliabilitas item pertanyaan dengan skor 1 dan 0 digunakan rumus K-R 20 (Kuder-Richardson) yaitu:
= − (� − ∑
� )
(Arikunto, 2010, hlm 231) Keterangan ;
r11 = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan atau soal Vt = Varians total
P = Proporsi subjek yang menjawab benar pada item soal q = 1-p
(33)
60
Astrie Lestari, 2015
PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kemudian, harga varians total (Vt) dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :
� = ∑ − ∑�
� (Arikunto, 2010, hlm 227)
Keterangan:
∑ = Jumlah skor total N = Jumlah responden S = Standar Deviasi
S2 = Varians, selalu ditulis dalam bentuk kuadrat, karena standar deviasi kuadrat
Dari hasil tersebut kemudian dikonsultasikan dengan nilai dari tabel product
moment. Jika r11> rtabel maka instrumen tersebut reliabel sehingga dapat digunakan bagi penelitian selanjutnya. Sebaliknya jika r11< rtabel maka instrumen tersebut tidak reliabel.
Adapun interpretasi derajat reliabilitas instrumen ditujukkan oleh tabel 3.2 sebagai berikut :
Tabel 3.2 Kriteria Reliabilitas Soal
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas 0,800 < x ≤ 1,00 Sangat Tinggi 0,600 < x ≤ 0,800 Tinggi
(34)
0,200 < x ≤ 0,400 Rendah
0,000 ≤ x ≤ 0,200 Sangat Rendah
(Arikunto, 2010, hlm 319) c. Daya Pembeda
Arikunto (2010, hlm 211) mengemukakan bahwa “Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan peserta didik yang berkemampuan tinggi (pandai) dengan peserta didik berkemampuan rendah (bodoh).”
Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D. Indeks diskriminasi (daya pembeda) berkisar antara 0,00 sampai 1,00.
Untuk mengetahui daya pembeda pada soal perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Mengurutkan skor total masing-masing siswa dari yang tertinggi sampai yang terendah.
2. Membagi dua kelompok yaitu kelompok atas dan kelompok bawah.
3. Menghitung soal yang dijawab benar dari masing-masing kelompok pada butir soal.
4. Mencari daya pembeda (D) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
D =
��
−
� �(Arikunto, 2002, hlm 213) Keterangan: D = Daya pembeda
= Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
= Banyaknya peserta tes kelompok atas = Banyaknya peserta tes kelompok bawah
Adapun kriteria indeks daya pembeda dapat dilihat pada tabel 3.3 sebagai berikut :
(35)
62
Astrie Lestari, 2015
PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Indeks Daya Pembeda Klasifikasi
0,00 – 0,20 Jelek
0,21 – 0,40 Cukup
0,41 – 0,70 Baik
0,71 – 1,00 Baik Sekali
Negatif Tidak Baik, Harus Dibuang
(Arikunto, 2010, hlm 218)
d. Tingkat Kesukaran
Menurut Arikunto (2010, 208) bahwa “Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut mudah atau sukar.”
Indeks kesukaran (difficulty index) adalah bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal. Untuk menghitung tingkat kesukaran tiap butir soal digunakan persamaan:
P =
��
(Arikunto, 2010, hlm 210) Keterangan :
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Indeks kesukaran diklasifikasikan sesuai dengan tabel 3.4 sebagai berikut :
(36)
Indeks Kesukaran Klasifikasi 0,00 ≤ P < 0,30 Soal Sukar 0,31≤ P < 0,70 Soal Sedang 0,71 ≤ P < 1,00 Soal Mudah
(Arikunto, 2010, hlm 210)
3.4 Teknik Pengumpulan
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Ada beberapa teknik pengumpulan data, yaitu wawancara, angket, tes, observasi dan studi dokumenter. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penlitian ini adalah :
1. Observasi (Pengamatan)
Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Kegiatan tersebut bisa berkenaan dengan cara guru mengajar, siswa belajar, kepala sekolah yang sedang memberikan pengarahan, personil bidang kepegawaian yang sedang rapat, dsb. Observasi dapat dilakukan secara partisipatif ataupun nonpartisipatif. Dalam observasi partisipatif (partcipatory observation) pengamat ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung, pengamat ikut sebagai peserta rapat atau peserta pelatihan. Dalam observasi nonpartisipatif (nonparticipatory observation) pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan, dia hanya berperan mengamati kegiatan, tidak ikut dalam kegiatan.
Dalam penelitian ini penulis melakukan observasi partisipatif dengan ikut berlangsung dalam kegiatan belajar mengajar di SMK Negeri 1 Cimahi pada
(37)
64
Astrie Lestari, 2015
PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Program Keahlian Kontrol Mekanik kelas XI guna mendapatkan data mengenai keadaan pembelajaran di kelas.
2. Tes
Instrumen tes digunakan untuk mengukur hasil belajar sebelum dan sesudah menggunakan media belajar sehingga menghasilkan data. Instrumen tes berbentuk pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban sebanyak 28 soal. 3. Angket
Angket atau kuesioner (questionnaire) merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya-jawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau direspon oleh responden.
Angket yang dibuat adalah angket untuk mengetahui minat anak terhadap media pembelajaran yang digunakan juga pembelajaran dengan pendekatan saintifik, sehingga memperoleh data deskriptif dari angket yang diberikan.
Tabel 3.5 Teknik pengumpulan data
No Teknik Instrumen Jenis Data Sumber Data
1 Studi
Literatur
- Teori teori yang berhubungan
dengan penelitian.
Buku-buku referensi, jurnal, artikel, skripsi, dan internet.
2 Observasi - Kegiatan pembelajaran, model
dan kondisi siswa.
Proses pembelajaran,
wawancara awal
dengan guru.
3 Tes Uji Soal Pretest dan
Posttest
Hasil prestasi belajar peserta
didik setelah dan sebelum
menggunakan media
pembelajaran pada kelas
eksperimen
Peserta didik
4 Angket Angket minat dan
model
Data deskriptif siswa mengenai minat dan pembelajaran terhadap
(38)
3.5 Analisis Data
3.5.1 Analisis Data Kognitif
Pengolahan data merupakan bagian penting dalam metode ilmiah karena dengan mengolah data tersebut dapat memberikan hasil untuk pemecahan masalah penelitian. Data diperoleh melalui soal tes uji kognitif pada tes awal (pretest) hingga tes akhir (posttest), serta diperoleh dari lembar observasi afektif dan psikomotor pada kelas eksperimen.
Sebelum mengolah data, adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Memeriksa hasil tes awal dan tes akhir setiap peserta didik pada kelas eksperimen XI KM A, sekaligus memberi skor pada lembar jawaban, dimana soal dijawab salah diberi skor 0 (nol) dengan pedoman pada kunci jawaban
pembelajaran saintifik
(39)
66
Astrie Lestari, 2015
PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kemudian memberikan skor mentah pada skala 0 sampai dengan 100 pada hasil jawaban peserta didik.
Pemberian skor terhadap jawaban peserta didik berdasarkan butir soal yang dijawab benar oleh peserta didik. Setelah penskoran tiap butir jawaban, selanjutnya adalah menjumlahkan skor yang diperoleh oleh masing-masing peserta didik dan mengkonversinya dalam bentuk nilai dengan rumus berikut:
� � � ℎ
� � � �
(Suharsimi Arikunto, 2010)
b. Menghitung Gain Ternormalisasi
Untuk menentukan tingkat efektivitas pembelajaran dengan menerapkan trainer Pengukuran Besaran Proses dengan pendekatan saintifik, dilakukan dengan menghitung nilai gain ternormalisasi yang diperoleh dari data skor pretest dan
posttest yang kemudian diolah untuk menghitung rata-rata gain normalisasi.
Rata-rata gain normalisasi dapat dihitung menggunakan rumus berikut :
<g> =
−−
(Savinainen & Scott, 2002, hlm 45) Keterangan:
<g> = Rata-rata gain normalisasi T1 = Pretest
T2 = Posttest
Sm = Skor Maksimal
Tabel �.6 Kriteria Gain Normalisasi
Batas Kategori
(40)
0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang
g < 0,3 Rendah
(Savinainen & Scott, 2002, hlm 45)
c. Menganalisa data dengan tujuan untuk menguji asumsi-asumsi statistik 1) Uji Normalitas Data
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah berdistribusi normal atau tidak. Kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat untuk menguji hipotesis menggunakan statistik parametris (Sugiyono, 2010).
Statistik parametris bekerja berdasarkan asumsi bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis berdasarkan distribusi normal. Oleh karena itu, kenormalan data harus diuji terlebih dahulu. Pengujian normalitas data dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan Chi Kuadrat (χ²).
Pengujian data dengan (χ²) dilakukan dengan membandingkan kurve normal yang terbentuk dari data yang telah terkumpul (B) dengan kurva normal baku/standar (A). Jadi membandingkan antara (A : B). Bila B tidak berbeda signifikan dengan A, maka B merupakan data yang terdistribusi normal. Seperti pada gambar 3.2, bahwa kurva normal baku yang luasnya mendekati 100% itu dibagi menjadi 6 bidang berdasarkan simpangan bakunya, yaitu tiga bidang dibawah rata-rata (mean) dan tiga bidang diatas rata-rata. Luas 6 bidang dalam kurva normal baku adalah: 2,27%; 13,53%; 34,13%; 34,13%; 13,53%; 2,27% (A).
(41)
68
Astrie Lestari, 2015
PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun langkah-langkah yang diperlukan adalah (Sugiyono, 2009, hlm 80): a) Menghitung rentang skor (r)
r = skor tertinggi-skor rendah
b) Menentukan banyak kelas interval (k/BK)
Jumlah kelas interval ditetapkan = 6 sesuai dengan Kurva Normal Baku. k/BK= 1+ 3,3 log n ; n= Jumlah sampel penelitian
c) Menentukan panjang kelas interval (PK)
� = � �
� �ℎ � � �
d) Membuat distribusi fh (frekuensi yang diharapkan)
Menghitung fh didasarkan pada presentasi luas setiap bidang kurva normal dikalikan jumlah data observasi (jumlah individu sampel).
Interval Fo Fh fo-fh (fo-fh)2 fo − fh
fh
Keterangan:
fo : jumlah data hasil observasi fh : jumlah data yang diharapkan
e) Menghitung mean (rata-rata
X
)i i i F X F X
; Fi= Frekuensi interval ; Xi= Titik tengah kelas interval
f) Mengitung simpangan baku / Standar deviasi (S/ SD)
1 2 n X X FS i i ; n= Jumlah sampel penelitian
g) Tentukan batas bawah kelas interval (χin) dengan rumus :
(42)
Dimana : Bb = batas bawah interval dan Ba= batas atas interval kelas. h) Menghitung harga baku (Z)
1,2
( )
i
x x
Z
SD
; x1,2= Batas atas/ batas bawah
i) Menghitung luas daerah tiap-tiap interval (l)
Li = L1 – L2 ; L1 = Nilai peluang baris atas ; L2 = Nilai peluang baris bawah j) Menghitung frekuensi expetasi/ frekuensi yang diharapkan (ei)
ei =
L
i.
f
i; Li= Luas interval ; Σ fi= Jumlah frekuensi interval k) Menghitung Chi-kuadrat (x)
χ2 =
i i i
e
e
f
.
2(Sugiyono, 2009, hlm 82)
l) Membandingkan χ2 hitung dengan χ2 tabel dengan ketentuan sebagai berikut : Apabila χ2
hitung < χ2 tabel berarti data berdistribusi normal. m) Menghitung tabel uji normalitas
Tabel 3.7 Tabel Uji Normalitas
No Kelas interval
Fi BK Zhitung Ztabel ι Ei ᵡ
1 2 1 2 1 2
n) Membandingkan nilai χ2hitung yang didapat dengan nilai χ2tabel pada derajat
kebebasan dk = k – 1 dan taraf kepercayaan 5% o) Kriteria pengujian
Jika χ2hitung < χ2tabel maka disimpulkan data berdistribusi normal.
2) Uji Hipotesis Penelitian
Uji hipotesis penelitian didasarkan pada data peningkatan prestasi belajar, yaitu selisih nilai pretest dan posttest. untuk sampel independen (tidak berkorelasi) dengan
(43)
70
Astrie Lestari, 2015
PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
jenis data interval menggunakan uji t-test. Menurut Sudjana (2011), “Untuk melakukan uji t-test syaratnya data harus homogen dan normal.”
Jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis deskriptif. Dimana Ha berbunyi lebih besar (>) dan H0 berbunyi lebih kecil atau sama dengan (≤), uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji pihak kanan.
Rumusan t-test yang digunakan untuk menguji hipotesis deskritif satu sampel ditunjukan pada Rumus dibawah ini:
t
=
_ µs√�
(Sugiyono, 2012, hlm 236) Keterangan :
t = nilai t yang di hitung
x
= nilai rata-rataµo = nilai yang di hipotesiskan
s
= simpangan baku sampel n = jumlah anggota sampelKriteria pengujian adalah thitung > �= . 5 dimana �= , 5 didapat dari daftar normal baku, maka Ha diterima dan H0 ditolak. Tetapi sebaliknya jika thitung ≤
�= , 5 maka Ha ditolak dan H0 diterima.
3.5.2 Analisis Data Afektif
Menurut Suharsimi Arikunto (2010 :178), tujuan dari pengukuran ranah afektif adalah:
1. Untuk mendapatkan umpan balik baik (feedback) bagi guru maupun siswa sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan mengadakan program perbaikan (remedial program) bagi anak didiknya.
2. Untuk mengetahui tingkat perubahan tingkah laku anak didik yang dicapai yang antara lain diperlukan sebagai bahan bagi: perbaikan tingkah laku anak didik,
(44)
pemberian laporan kepada orang tua, dan penentuan lulus atau tidaknya anak didik.
3. Untuk menempatkan anak didik dalam situasi belajar-mengajar yang tepat, sesuai dengan tingkat pencapaian dan kemampuan serta karakteristik anak didik.
4. Untuk mengenal latar belakang kegiatan belajar dan kelainan tingkah laku anak didik (Depdikbud, 1983: 2).
Berdasarkan tujuan diatas, maka sasaran penilaian ranah afektif bukan bukan pengetahuan dari peserta didik, melainkan perilaku peserta didik didik. Berdasarkan tujuan diatas, maka sasaran penilaian ranah afektif adalah perilaku anak didik, bukan pengetahuannya. Aspek yang dinilai pada penelitian ini meliputi aspek kedisiplinan, antusias dan inisiatif, kejujuran, kerjasma, dan tanggung jawab dalam melakukan percobaan pada kegiatan pembelajaran pengukuran besaran proses.
Data hasil belajar afektif dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
� � � ℎ
� � � �
(Suharsimi Arikunto, 2010)
Untuk mengetahui persentase tingkat keberhasilan pencapaian afektif ditunjukan pada Tabel 3.8 sebagai berikut :
Tabel 3.8 Tingkat Keberhasilan Pencapaian Afektif
Kategori Perolehan Nilai
Sangat baik Bila 90% ≤ Nilai ≤ 100%
Baik Bila 80% ≤ Nilai ≤ 89%
Cukup Bila 70% ≤ Nilai ≤ 79%
Kurang Bila 0 % ≤ Nilai ≤ 69%
Sugiyono (2010) mengemukakan bahwa :
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena social. Skala ini menggunakan respon
(45)
72
Astrie Lestari, 2015
PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang dikategorikan dalam empat macam kategori jawaban yaitu: Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), Kurang (K).
Adapun konversi jawaban kedalam hitungan kuantitatif untuk mengukur ranah afektif dapat dilihat pada tabel 3.9 sebagai berikut :
Tabel 3.9 Konversi Skala Likert
Jawaban Skor
Sangat Baik (SB) 4
Baik (B) 3
Cukup (C) 2
Kurang (K) 1
3.5.3 Analisis Data Psikomotor
Penilaian hasil belajar psikomotor (Suharsimi, 2010) dengan cara :
a. Pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama proses pembelajaran praktik berlangsung.
b. Sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
c. Beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya.
Data hasil belajar psikomotor dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut
:
�� � � ℎ� � �
(Suharsimi Arikunto, 2010)
Tabel 3.10 Tingkat Keberhasilan Pencapaian Psikomotor
Kategori Perolehan Nilai
Sangat baik Bila 90% ≤ Nilai ≤ 100%
Baik Bila 80% ≤ Nilai ≤ 89%
Cukup Bila 70% ≤ Nilai ≤ 79%
(46)
3.5.4 Analisis Data Lembar Wawancara Akhir
Untuk mengetahui respon atau tanggapan peserta didik terhadap penerapan trainer pengukuran besaran proses dengan pendekatan saintifik, yaitu dengan menghitung persentase frekuensi setiap jawaban dengan rumus sebagai berikut :
� = � %
(Anas Sudjiono, 2004)
Keterangan : P = Presentase frekuensi dari setiap jawaban responden f = Frekuensi dari setiap jawaban responden
N = Jumlah responden
Tabel 3.11 Presentase dan Intepretasi Lembar Wawancara
Presentasi Intepretasi
0% Tidak ada seorangpun
1%-5% Hampir tidak ada
26%-49% Hampir setengahnya
50% Setengahnya
51%-75% Lebih dari setengahnya
76%-95% Sebagian besar
96%-99% Hampir seluruhnya
100% Seluruhnya
(47)
Astrie Lestari, 2015
PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian yang telah diperoleh dan dianalisis, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Penerapan media pembelajaran Pengukuran Besaran Proses pada kelas eksperimen ditinjau dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor pada materi pengukuran tekanan dan pengukuran temperature dapat meningkatkan penguasaan konsep peserta didik dalam aspek kognitif ditinjau dari perolehan nilai rata-rata peningkatan (normalized gain) hasil belajar peserta didik berada pada kategori sedang.
2. Hasil belajar siswa pada ranah afektif diukur dari aspek kedisiplinan, antusias dan inisiatif pada saat praktikum, kejujuran saat pengumpulan data, kerjasama dan tanggung jawab.Dari hasil pengukuran diperoleh nilai rata-rata untuk aspek berada dalam kategori baik dan hampir seluruh siswa berada di atas nilai KKM 75.
3. Hasil belajar siswa pada ranah psikomotor diukur dari aspek keterampilan serta ketelitian membuat program dengan bantuan Trainer Pengukuran Besaran Proses.Dari hasil pengukuran diperoleh nilai rata-rata untuk aspek keterampilan berada dalam kategori baik dan hampir seluruh siswa berada di atas nilai KKM 75.
4. Dari hasil angket respon terhadap proses pembelajaran, menunjukkan bahwa sebagian besar peserta didik menyukai kegiatan belajar mengajar yang menggunakan media pembelajaran pengukuran besaran proses dengan pendekatan saintifik.
5.2 Saran
Selama melakukan penelitian, ditemukan beberapa kekurangan yang dapat dijadikan sebagai saran baik untuk pembelajaran maupun penelitian selanjutnya, diantaranya :
(48)
1. Fasilitas yang belum dapat terpenuhi karena hanya memiliki satu trainer sehingga siswa harus menggunakannya secara bergantian
2. Tidak hanya trainer pengukuran tekanan dan temperature saja yang dapat digunakan, kedepannya diharapkan siswa dapat menggunakan trainer pengukiran besaran proses lain seperti trainer pengukuran level dan pengukuran aliran .
3. Guru diharapkan menjadi fasilitaor yang baik untuk anak didiknya dengan mengikuti perkembangan peserta didik dalam proses pembelajaran guna mejadikan proses belajar lebih baik termasuk dalam penggunaan media belajar.
(49)
103
Astrie Lestari, 2015
PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES
(50)
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. (1992). Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Cetakan ke-8. Bandung: Sinar Baru.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi. Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, A. (2009). Media Pembelajaran. Edisi pertama. Jakarta: Rajawali Pers. Burhanudin dan Soejoto. (2006). Implementasi Upaya Meningkatkan Minat
Belajar Geografi Melalui Model Pembelajaran Group Investigation Kelas XI IPS SMA Muhammadiyah II Mojosari-Mojokerto.. Laporan Penelitian
Tindakan Kelas . [Online]
Tersedia : http://www.geocities.com/guruvalah. Diakses: 8 September
2014.
Danim, S. (2010). Media Komunikasi Pendidikan. Edisi pertama-cetakan ke 3. Jakarta: Bumi Aksara.
Fusilat, Iman. (2014). Implementasi Media Pembelajaran Video Tutorial pada
Mata Pelajaran Pemograman Komputer di SMK. Skripsi Strata Satu (S-1).
Universitas Pendidikan Indonesia.
Guntur, Hilman. (2009). Pengembangan dan Aplikasi Prototipe Pendiferensial
Pressure. Skripsi Strata Satu (S-1). Institut Teknologi Bandung
Hamalik, Oemar. (2010). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan
Sistem. Bandung: Trigenda Karya.
Karim, Syaiful. (2013). Teknik Sensor dan Aktuator. Edisi Pertama. Malang. PPPPTK BOE
Komara, E. (2013). Pendekatan Saintifik dalam Kurikulum 2013. Artikel, Sosiologi Pendidikan, STKIP Pasundan.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Bidang Pendidikan. (2013). Konsep dan
Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kemendikbud
Mulyasa. E. (2013). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung PT.Remaja Rosdakarya.
(51)
105
Astrie Lestari, 2015
PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nasution, S. (1999). Kurikulum dan Pengajaran. Cetakan ke-3. Jakarta: Bumi Aksara.
Riyanto. (2014). Perancangan Sistem Pengukuran Tekanan Udara Menggunakan
Sensor Tekanan Absolut. Skripsi Strata Dua (S-2). Universitas Jendral
Soedirman.
Rufina, Zikra. (2014). Efektivitas Model Pembelajaran Joyful Learning dengan
Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) Kurikulum 2013 pada Pembeljaran Basic Skills. Skripsi Strata Satu (S-1). Universitas Pendidikan
Indonesia.
Savinem, A & P. Scott. (2002). “The Force Concept Inventory: a tool for monitoring student learning.” Physics Education 37.
Sudjana, N. (2009). Media Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sudjana, N dan Rivai A. (2007). Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Sudjiono, A. (2004). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. (2009). Statiska Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian KOMBINASI (Mix Methods). Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, N S. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Cetakan ke-2. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Syamsudin Makmun, Abin. (1990). Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung
(52)
(1)
Astrie Lestari, 2015
PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian yang telah diperoleh dan dianalisis, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Penerapan media pembelajaran Pengukuran Besaran Proses pada kelas eksperimen ditinjau dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor pada materi pengukuran tekanan dan pengukuran temperature dapat meningkatkan penguasaan konsep peserta didik dalam aspek kognitif ditinjau dari perolehan nilai rata-rata peningkatan (normalized gain) hasil belajar peserta didik berada pada kategori sedang.
2. Hasil belajar siswa pada ranah afektif diukur dari aspek kedisiplinan, antusias dan inisiatif pada saat praktikum, kejujuran saat pengumpulan data, kerjasama dan tanggung jawab.Dari hasil pengukuran diperoleh nilai rata-rata untuk aspek berada dalam kategori baik dan hampir seluruh siswa berada di atas nilai KKM 75.
3. Hasil belajar siswa pada ranah psikomotor diukur dari aspek keterampilan serta ketelitian membuat program dengan bantuan Trainer Pengukuran Besaran Proses.Dari hasil pengukuran diperoleh nilai rata-rata untuk aspek keterampilan berada dalam kategori baik dan hampir seluruh siswa berada di atas nilai KKM 75.
4. Dari hasil angket respon terhadap proses pembelajaran, menunjukkan bahwa sebagian besar peserta didik menyukai kegiatan belajar mengajar yang menggunakan media pembelajaran pengukuran besaran proses dengan pendekatan saintifik.
5.2 Saran
Selama melakukan penelitian, ditemukan beberapa kekurangan yang dapat dijadikan sebagai saran baik untuk pembelajaran maupun penelitian selanjutnya, diantaranya :
(2)
Astrie Lestari, 2015
PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Fasilitas yang belum dapat terpenuhi karena hanya memiliki satu trainer sehingga siswa harus menggunakannya secara bergantian
2. Tidak hanya trainer pengukuran tekanan dan temperature saja yang dapat digunakan, kedepannya diharapkan siswa dapat menggunakan trainer pengukiran besaran proses lain seperti trainer pengukuran level dan pengukuran aliran .
3. Guru diharapkan menjadi fasilitaor yang baik untuk anak didiknya dengan mengikuti perkembangan peserta didik dalam proses pembelajaran guna mejadikan proses belajar lebih baik termasuk dalam penggunaan media belajar.
(3)
103
Astrie Lestari, 2015
PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES
(4)
Astrie Lestari, 2015
PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. (1992). Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Cetakan ke-8. Bandung: Sinar Baru.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi. Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, A. (2009). Media Pembelajaran. Edisi pertama. Jakarta: Rajawali Pers. Burhanudin dan Soejoto. (2006). Implementasi Upaya Meningkatkan Minat
Belajar Geografi Melalui Model Pembelajaran Group Investigation Kelas XI IPS SMA Muhammadiyah II Mojosari-Mojokerto.. Laporan Penelitian
Tindakan Kelas . [Online]
Tersedia : http://www.geocities.com/guruvalah. Diakses: 8 September
2014.
Danim, S. (2010). Media Komunikasi Pendidikan. Edisi pertama-cetakan ke 3. Jakarta: Bumi Aksara.
Fusilat, Iman. (2014). Implementasi Media Pembelajaran Video Tutorial pada
Mata Pelajaran Pemograman Komputer di SMK. Skripsi Strata Satu (S-1).
Universitas Pendidikan Indonesia.
Guntur, Hilman. (2009). Pengembangan dan Aplikasi Prototipe Pendiferensial
Pressure. Skripsi Strata Satu (S-1). Institut Teknologi Bandung
Hamalik, Oemar. (2010). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan
Sistem. Bandung: Trigenda Karya.
Karim, Syaiful. (2013). Teknik Sensor dan Aktuator. Edisi Pertama. Malang. PPPPTK BOE
Komara, E. (2013). Pendekatan Saintifik dalam Kurikulum 2013. Artikel, Sosiologi Pendidikan, STKIP Pasundan.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Bidang Pendidikan. (2013). Konsep dan
Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kemendikbud
Mulyasa. E. (2013). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung PT.Remaja Rosdakarya.
(5)
105
Astrie Lestari, 2015
PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nasution, S. (1999). Kurikulum dan Pengajaran. Cetakan ke-3. Jakarta: Bumi Aksara.
Riyanto. (2014). Perancangan Sistem Pengukuran Tekanan Udara Menggunakan
Sensor Tekanan Absolut. Skripsi Strata Dua (S-2). Universitas Jendral
Soedirman.
Rufina, Zikra. (2014). Efektivitas Model Pembelajaran Joyful Learning dengan
Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) Kurikulum 2013 pada Pembeljaran Basic Skills. Skripsi Strata Satu (S-1). Universitas Pendidikan
Indonesia.
Savinem, A & P. Scott. (2002). “The Force Concept Inventory: a tool for monitoring student learning.” Physics Education 37.
Sudjana, N. (2009). Media Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sudjana, N dan Rivai A. (2007). Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Sudjiono, A. (2004). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. (2009). Statiska Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian KOMBINASI (Mix Methods). Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, N S. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Cetakan ke-2. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Syamsudin Makmun, Abin. (1990). Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung
(6)
Astrie Lestari, 2015
PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES