Perancangan Promosi Kegiatan Belajar Pastry Untuk Anak Dan Orangtua Di LPK Ny. Liem.

(1)

vi

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Bagi sebagian orang kegiatan membuat pastry dianggap sebagai urusan dapur yang tidak penting dan merepotkan. Padahal kegiatan ini bisa menumbuhkan sikap kreatif, meningkatkan hubungan komunikasi antara anak dan orangtua serta dapat menjadi alternatif pembelajaran sains, matematika, dan desain. Sosialisasi kegiatan ini dilakukan melalui Lembaga Pendidikan Keterampilan seperti LPK Ny. Liem yang sudah memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun dalam dunia kuliner. Promosi kegiatan belajar membuat pastry untuk anak dan orangtua dapat menjadi peluang bisnis baru bagi LPK Ny. Liem.

Perancangan media visual promosi kegiatan belajar pastry untuk anak dan orangtua menggunakan ilustrasi vector dengan gaya manga sedangkan layout pada setiap media dibuat seperti scrapbook. Media promosi yang digunakan termasuk poster kegiatan, iklan majalah, iklan tabloid, flyer, brosur, x-banner, jejaring sosial Twitter, dan gimmick yang dibagikan pada saat kegiatan.

Secara keseluruhan, informasi yang disampaikan lebih mengarah pada kegiatan belajar sains, matematika, dan desain dengan pastry sebagai media suntuk

meyakinkan orangtua bahwa kegiatan membuat pastry bukan sekedar kegiatan dapur biasa dan tidak penting untuk dipelajari anak. Kegiatan ini pun dapat menambah peluang bisnis baru bagi LPK Ny. Liem karena sebelumnya target audiens adalah konsumen yang ingin belajar dan membuka usaha dalam bidang kuliner. Visual media promosi dengan ilustrasi gaya manga dan tata letak yang ramai seperti scrapbook pun dapat lebih menarik perhatian audiens untuk mengetahui informasi yang disampaikan.


(2)

vii

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN i

LEMBAR ORISINALITAS LAPORAN ii

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH iii

KATA PENGANTAR iv

ABSTRAK vi

DAFTAR ISI vii

DAFTAR GAMBAR iv

DAFTAR TABEL v

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1Latar Belakang 1

1.2Permasalahan dan Ruang Lingkup 3

1.3Tujuan Perancangan 4

1.4Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 4

1.5Skema Perancangan 5

BAB II LANDASAN TEORI 6

2.1 Hakikat Promosi 6

2.1.1 Tujuan Promosi 7

2.1.2 Jenis Promosi 8

2.2 Pastry 9

2.2.1 Jenis Pastry Berdasarkan Bahan dan Teknik Pembuatannya 9

2.2.2 Cake 12

2.2.3 Roti 12

2.3 Logo 13

2.3.1 Jenis dan Tipe Logo 14

2.4 Pendidikan 17

2.4.1 Klasifikasi Lembaga Pendidikan 18

2.5 Gaya Hidup 20


(3)

viii

Universitas Kristen Maranatha

2.7 Tipografi 22

2.7.1 Prinsip Tipografi 23

2.7.2 Fungsi Tipografi 24

2.8 Layout 25

2.8.1 Prinsip Layout 25

2.9 Teori Warna 26

2.9.1 Teori Warna Brewster 26

2.9.2 Teori Warna Munsell 27

2.10 Kreativitas 28

2.11 Ilustrasi 29

2.12 Tinjauan Perkembangan Psikologi Anak Usia 6-12 Tahun 30

BAB III DATA DAN ANALISIS 32

3.1 Data dan Fakta 32

3.1.1 LPK Ny. Liem 32

3.1.2 Tinjauan Terhadap Proyek Sejenis 34

3.1.2.1 Program Little Chef di Yogya Sunda, Bandung 34 3.1.3 Hasil Observasi di SD Gagas Ceria Bandung 38

3.1.4 Hasil Kuisioner 39

3.2 Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta 49

3.2.1 STP 53

3.2.2 SWOT Kegiatan Pastry 54

3.2.3 Creative Brief 55

BAB IV PEMECAHAN MASALAH 58

4.1 Konsep Komunikasi 58

4.2 Konsep Kreatif 59

4.3 Konsep Media 61

4.4 Timeline Promosi Tahun 2012 64

4.5 Biaya 64

4.6 Hasil Karya 66

4.6.1 Logo 66

4.6.2 Media Cetak 70


(4)

ix

Universitas Kristen Maranatha

4.6.4 Media Digital 82

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 83

5.1 Simpulan 83

5.2 Saran 84

5.2.1 Saran Terhadap Audiens 84

5.2.2 Saran Terhadap LPK Ny. Liem 84

5.2.3 Saran Terhadap Pemerhati dan Pembelajar Ilmu DKV 85


(5)

x

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema Perancangan 5

Gambar 2.1 Lingkaran warna Brewster 27

Gambar 2.2 Lingkaran warna Munsell 28

Gambar 3.1 Logo Ny. Liem 32

Gambar 3.2 Banner kegiatan Little Chef di Yogya Sunda 34

Gambar 3.3 Kegiatan Little Chef 35

Gambar 3.4 Logo radio Maestro 92.5 FM 37

Gambar 3.5 Lingkungan SD Gagas Ceria 38

Gambar 4.1 Logo 66

Gambar 4.2 Warna pada logo 68

Gambar 4.3 Poster versi Art Week 70

Gambar 4.4 Poster versi Science & Math Week 71

Gambar 4.5 Iklan majalah 73

Gambar 4.6 Iklan tabloid 74

Gambar 4.7 Flyer 75

Gambar 4.8 Brosur 76

Gambar 4.9 Desain X-banner 77

Gambar 4.10 Celemek, topi, dan sarung tangan 78

Gambar 4.11 Kartu resep 79

Gambar 4.12 Sertifikat 79

Gambar 4.13 Fancy plastic bag 80

Gambar 4.14 Fancy cookies 81


(6)

xi

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tolak ukur perkembangan sosial anak tahap

Middle and Late Childhood 31

Tabel 2.2 Tolak ukur perkembangan kognitif anak menurut Piaget 32

Tabel 4.1 Timeline Promosi Semester 1 Tahun 2012 64


(7)

1

Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Dewasa ini, ada kecenderungan anak-anak memilih untuk bermain video game dan menjelajahi dunia maya untuk mengisi waktu luang daripada kegiatan konvensional lainnya, seperti berolahraga atau mengikuti kursus keterampilan. Padahal kegiatan tersebut lebih terasa manfaatnya dalam meningkatkan hubungan sosial dengan keluarga dan teman.

Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan anak untuk mengisi waktu luang mereka adalah dengan belajar memasak. Memasak adalah suatu proses mengolah bahan mentah menjadi makanan yang siap dikonsumsi. Kategori memasak pun bermacam-macam, salah satunya adalah membuat kue atau pastry.

Istilah pastry mengacu pada segala macam makanan yang dipanggang yang terdiri dari bahan seperti tepung terigu, telur, mentega, baking powder, dan susu. Makanan yang umum disebut pastry adalah kue pai, croissant, dan kue tart. Pembuat pastry disebut Pastry Chef atau Pâtissier. Akan tetapi saat ini istilah pastry lebih mengacu pada segala jenis produk makanan penutup dan camilan manis seperti cake, puding, es krim, biskuit serta produk roti.

Sayangnya, bagi sebagian orang dunia pastry masih saja dianggap urusan dapur yang tidak menarik atau merepotkan. Padahal, mengolah pastry bisa menjadi kegiatan yang menyenangkan untuk dilakukan bersama keluarga. Proses memasak juga bisa menjadi cara mengasah kreativitas.

Bayangkan jika kegiatan memasak dikenalkan pada anak sejak dini. Anak akan tumbuh menjadi pribadi kreatif, sama seperti anak belajar bermusik, melukis atau menari.


(8)

2

Universitas Kristen Maranatha

Pada saat membuat pastry anak juga bisa belajar matematika, misalnya tentang ukuran berat (gram) saat menimbang tepung, dan volume (liter) saat mengukur banyaknya susu cair yang akan digunakan dalam adonan. Kemudian anak juga bisa belajar sains, misalnya tentang efek fermentasi pada adonan. Selain itu, anak juga bisa belajar desain dengan menentukan bentuk, ukuran, warna, dan dekorasi untuk kue atau roti yang dibuatnya.

Kegiatan ini, tidak sekadar mengajarkan cara membuat kue bagi anak tapi dapat menumbuhkan sikap kreatif, membantu perkembangan motorik, kognitif, dan psikososial. Selain itu, kebisaaan dan kemampuan memasak juga dapat menghangatkan keluarga. Anak atau seseorang yang bisa memasak, ia bisa menjamu keluarga. Kebisaan ini dapat membuat hubungan keluarga tetap hangat, dekat dan akrab.

Sosialisasi pengenalan dunia pastry dan manfaatnya bagi anak dapat dilakukan melalui kegiatan kursus membuat kue dan roti yang bisaa diadakan oleh toko roti atau restoran. Salah satu toko roti yang sering mengadakan kegiatan tersebut di Kota Bandung adalah Lembaga Pendidikan Keterampilan (LPK) Ny. Liem yang terdapat di Jalan Naripan No. 80. Kegiatan membuat pastry untuk orangtua dan anak ini pun dapat menjadi peluang bisnis baru bagi LPK Ny. Liem yang saat ini hanya mengadakan kursus untuk umum dengan target audiens utama adalah ibu rumah tangga yang ingin mahir memasak serta ingin terjun ke bisnis kuliner.

Melihat permasalahan yang ada, penulis ingin memberikan solusi dengan merancang promosi kegiatan belajar membuat pastry bagi anak dan orangtua melalui LPK Ny. Liem. Selain mendapatkan pengetahuan mengenai pastry, anak juga bisa mendapat pengetahuan sains, matematika, dan desain dengan cara yang menyenangkan. Orangtua pun dapat meningkatkan intensitas komunikasi dengan anak melalui kegiatan ini daripada hanya memberikan secara cuma-cuma mainan yang kurang bermanfaat bagi anak. Jika anak dan orangtua sudah menguasai dasar dari membuat pastry kegiatan ini pun tetap dapat dilakukan bersama di rumah dengan menciptakan kreasi baru bersama-sama.


(9)

3

Universitas Kristen Maranatha

1.2Permasalahan dan Ruang Lingkup

Dalam penelitian dengan permasalahan promosi pengenalan pastry serta manfaatnya bagi anak, akan dibatasi permasalahan dan ruang lingkupnya agar persoalan dapat dipecahkan dan dijawab dengan tuntas. Penelitian dapat menghasilkan suatu temuan yang dapat di aplikasikan dan bermanfaat keilmuan. Di bawah ini akan dirumuskan permasalahan dan ruang lingkup sebagai berikut:

1. Bagaimana cara mengenalkan kegiatan belajar membuat pastry agar dapat menjadi alternatif untuk mengisi waktu luang, media pembelajaran dan berkreasi bagi anak serta mengembangkan hubungan komunikasi antara orangtua dan anak?

2. Bagaimana cara agar kegiatan pastry untuk orangtua dan anak dapat menjadi peluang bisnis baru untuk LPK Ny. Liem?

3. Bagaimana merancang media komunikasi visual yang efektif dan komunikatif dalam bentuk promosi yang menarik bagi anak dan orangtua?

Perancangan ini dibatasi pada pembuatan promosi kegiatan yang menarik perhatian anak dan orangtua. Target primer usia 6-12 tahun dan target sekunder usia 25-40 tahun dan media promosi yang berkaitan dengan kegiatan, misalnya: starter kitpack yang berisi buku resep, celemek, topi koki, dan beberapa peralatan standar untuk membuat kue.


(10)

4

Universitas Kristen Maranatha

1.3Tujuan Perancangan

Sejalan dengan pertanyaan yang telah dirumuskan di atas berikut ini akan di ungkapkan garis besar hasil pokok yang dicapai setelah masalah dibahas dan dipecahkan yaitu sebagai berikut;

1. Menjadikan pastry sebagai alternatif mengisi waktu luang serta alternatif media pembelajaran dan berkreasi bagi anak serta mengembangkan hubungan komunikasi antara orangtua dan anak.

2. Menjadikan kegiatan kursus pastry untuk orangtua dan anak sebagai peluang bisnis baru bagi LPK Ny. Liem.

3. Membuat promosi kegiatan yang efektif serta menarik bagi anak dan orangtua.

1.4Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Berikut adalah sumber dan teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis. Sumber yang digunakan adalah:

1. Studi Kepustakaan

Data diperoleh melalui mengutip dari beberapa sumber buku, koran, majalah, dan artikel yang berkaitan dengan permasalahan.

2. Observasi

Observasi dilakukan dengan meninjau kegiatan kursus membuat kue dan roti. 3. Kuisioner


(11)

5

Universitas Kristen Maranatha

1.5Skema Perancangan

LatarBelakangMasalah:

Untuk mengisi waktu luang, anak-anak bisa saja memilih kegiatan memasak. Saat ini sudah banyak cooking school atau toko roti yang membuka kursus memasak khusus untuk anak. Akan tetapi promosi kegiatan tersebut sangat terbatas sehingga hanya kalangan tertentu saja yang mengetahui adanya

kegiatan kursus tersebut.

Analisa:

- Kegiatan memasak bisa menjadi alternatif pengisi waktu luang bagi anak.

- Promosi kegiatan memasak bisa dilakukan melalui cooking school

atau toko roti.

Survey:

- Kepada anak-anak usia 6-11 tahun tentang kegiatan yang dilakukan di waktu luang.

-Kepada orangtua tentang pengetahuan manfaat kegiatan

pastry.

Riset:

- Informasi dari berbagai media surat kabar mengenai kursus memasak untuk anak.

- Manfaat belajar memasak terutama

pastry bagi perkembangan mental dan psikososial anak dari berbagai artikel.

IDE:

PROMOSI KEGIATAN DAN MANFAAT PASTRY UNTUK ANAK DI NY.LIEM

IDENTIFIKASI MASALAH Teknik Penelitian:

- Observasi : LPK Ny. Liem - Kuesioner : - Kepada 100

respondendari golonganusia 6-12 tahun.

- Kepada 100 respondendari golonganorangtua.

- StudiPustaka : Koran, majalah,

internet.

TeoriPenunjang:

Promosi, TeoriPromosi, Pastry, Psikologi PerkembanganAnak, Desain Komunikasi

Visual, Logo, Gaya Hidup, Layout,

FAKTA:

- Anak-anak masa kini cenderung lebih suka mengisi waktu luang dengan bermain

video game atau “bersosialisasi” melalui media jejaring sosial. - Kegiatan keterampilan

seperti belajar memasak tidak menjadi pilihan utama dalam mengisi waktu luang. - Sebagian besar orangtua

tidak mengetahui manfaat belajar pastry.

MASALAH:

MENJADIKAN KEGIATAN MEMBUAT PASTRY

SEBAGAI PILIHAN UTAMA ANAK UNTUK MENGISI WAKTU LUANG DAN SEBAGAI ALTERNATIF MEDIA PEMBELAJARAN DAN

BERKREASI Strategi

Kampanye Strategi Media

StrategiKreatif

Target Audience:

WNI usia 6-12 tahun baik laki-laki maupun perempuan di kota Bandung dan Jakarta. Tingkat

pendidikan SD dengangolongan eknomi B-A. Memiliki keluarga yang terbuka dan mendukung

segala kegiatan positif yang diinginkan anak.

TUJUAN:Menjadikan kegiatan belajar pastry sebagai alternatif mengisi waktu luang dan pembelajaran bagi anak.

PESAN:

Gaya ilustrasi menggunakan campuran karikatur dan gaya manga agar terkesan lebih akrab bagi target audiens. Media sekunder berupa

starter kit pack yang berisi buku resep, celemek, topi koki, serta beberapa peralatan

memasak standar.

- poster kegiatan

- baliho - iklan tabloid - iklan majalah - brosur - flyer

- gimmick, merchandise

MetodePenelitian: AnalisisDeskripsi

Eksplanasi Eksperimen


(12)

83

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, berikut ini akan dikemukakan hal-hal yang ditemukan sebagai jawaban setiap permasalahan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut.

1. Pada dasarnya semua kegiatan memasak memiliki unsur sains dan seni di dalamnya. Akan tetapi tidak semua orang mengetahui hal tersebut. Pengetahuan tentang sains, matematika, dan desain dapat diajarkan kepada anak-anak melalui lembaga kursus yang sudah berpengalaman di bidang tersebut. Informasi yang disampaikan lebih mengarah pada kegiatan belajar sains, matematika, dan desain dengan pastry sebagai media sehingga para orangtua yakin bahwa kegiatan membuat pastry bukan sekedar kegiatan dapur yang tidak begitu penting untuk dipelajari anak. Pada saat proses membuat pastry berlangsung, orangtua bertindak sebagai pengarah dengan memberitahu apa jenis bahan yang dipakai, bagaimana cara menuangkan adonan yang benar, serta bagaimana cara menyalakan oven dengan aman. Anak yang memiliki minat pada kegiatan ini akan mendengarkan pengarahan dan bekerjasama dengan lebih baik sehingga komunikasi antara orangtua dan anak pun dapat terjalin.

2. Kegiatan belajar pastry bagi anak dan orangtua ini dapat menjadi peluang bisnis baru bagi LPK Ny. Liem. Karena sebelumnya target audiens yang dituju adalah konsumen yang ingin belajar dan membuka peluang usaha di bidang kuliner saja, dengan menambahkan satu jenis kegiatan kursus dengan target pasar yang berbeda tentunya akan menambah jumlah pemasukkan yang signifikan.

3. Perancangan media komunikasi visual untuk mempromosikan kegiatan belajar pastry adalah dengan teknik ilustrasi vector. Visual yang ditampilkan adalah proses kegiatan belajar pastry anak bersama orangtua. Ilustrasi dibuat dua macam


(13)

84

Universitas Kristen Maranatha

sesuai dengan program yang ditawarkan yaitu Art Week dan Science & Math Week. Gaya ilustrasi menggunakan gaya manga karena gaya inilah yang sedang populer dan lebih dikenal masyarakat baik oleh anak-anak maupun dewasa. Visual media promosi yang dibuat adalah dengan mengambil konsep scrapbook. Sebuah scrapbook umum dibuat ketika ingin menceritakan suatu pengalaman atau kenangan yang menyenangkan dengan menempel berbagai elemen seperti post-it-note, foto, dan potongan kertas lainnya yang dituliskan dengan berbagai jenis bentuk huruf pada suatu bidang. Dalam membuat scrapbook, ada kesan “asal tempel” dalam penampilannya. Meski pun terlihat seperti asal dan berantakan, scrapbook tetap memiliki aturan tata letak untuk mengurut kejadian atau elemen apa yang harus terbaca dulu dan seterusnya. Tata letak yang ramai dengan warna-warna cerah sangat mudah untuk menarik perhatian audiens terutama anak-anak.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Terhadap Audiens

Saat ini banyak sekali kegiatan untuk mengisi waktu luang yang ditawarkan bagi anak. Sebagai orangtua tentunya harus bisa memilih mana kegiatan yang bermanfaat mana yang tidak. Berekreasi ke taman ria adalah salah satu pilihan yang paling banyak digemari. Akan tetapi kegiatan rekreasi pun bisa dilakukan dengan mengunjungi museum atau kursus keterampilan sehingga bisa mengisi waktu luang sambil belajar.

5.2.2 Saran Terhadap LPK Ny. Liem

Sebagai lembaga keterampilan yang bergerak di bidang kuliner, kegiatan kursus yang ditawarkan sangat beragam dan dikhususkan bagi audiens yang ingin membuka usaha di bidang sejenis. Akan tetapi lebih baik lagi jika LPK Ny. Liem sesekali mengadakan kegiatan kursus bagi anak-anak melihat peluang bisnis kuliner ini tidak hanya milik orang dewasa saja.


(14)

85

Universitas Kristen Maranatha

5.2.3 Saran Terhadap Pemerhati dan Pembelajar Ilmu DKV

Sebagai pemerhati dan pembelajaran ilmu DKV diharapkan dapat terus membimbing dan membekali mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain tidak hanya dengan pengetahuan teoritis saja. Pengetahuan praktis dan simulasi dunia kerja pun perlu dilakukan dengan porsi yang lebih banyak agar almamater tidak kaget dengan dunia kerja nyata.


(15)

86

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu & Uhbiyati Nur. 2002. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rumka Cipta.

Hasbullah. 2003. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Koskow, Widyatmoko. 2009. Merupa Buku. Yogyakarta: LkiS.

Kotler, Phillip. 2003. Marketing Insights From A to Z: 80 Concepts Every Manager

Needs To Know. New Jersey: John Wiley & Sons. Inc.

Murphy, John & Michael Rowe. 1998. How to Design Trademarks and Logos. Ohio: North Light Book.

Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Pasal 55

Tentang Pendidikan Berbasis Masyarakat.

Rinsky, Glen & Laura Halpin Rinsky. 2009. The Pastry Chef’s Companion: A

Comprehensive Resource Guide for the Baking and Pastry Professional. New

Jersey. John Wiley & Sons. Inc.


(1)

4

Universitas Kristen Maranatha

1.3Tujuan Perancangan

Sejalan dengan pertanyaan yang telah dirumuskan di atas berikut ini akan di ungkapkan garis besar hasil pokok yang dicapai setelah masalah dibahas dan dipecahkan yaitu sebagai berikut;

1. Menjadikan pastry sebagai alternatif mengisi waktu luang serta alternatif media pembelajaran dan berkreasi bagi anak serta mengembangkan hubungan komunikasi antara orangtua dan anak.

2. Menjadikan kegiatan kursus pastry untuk orangtua dan anak sebagai peluang bisnis baru bagi LPK Ny. Liem.

3. Membuat promosi kegiatan yang efektif serta menarik bagi anak dan orangtua.

1.4Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Berikut adalah sumber dan teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis. Sumber yang digunakan adalah:

1. Studi Kepustakaan

Data diperoleh melalui mengutip dari beberapa sumber buku, koran, majalah, dan artikel yang berkaitan dengan permasalahan.

2. Observasi

Observasi dilakukan dengan meninjau kegiatan kursus membuat kue dan roti. 3. Kuisioner


(2)

5

Universitas Kristen Maranatha

1.5Skema Perancangan

LatarBelakangMasalah:

Untuk mengisi waktu luang, anak-anak bisa saja memilih kegiatan memasak. Saat ini sudah banyak cooking school atau toko roti yang membuka kursus memasak khusus untuk anak. Akan tetapi promosi kegiatan tersebut sangat terbatas sehingga hanya kalangan tertentu saja yang mengetahui adanya

kegiatan kursus tersebut.

Analisa:

- Kegiatan memasak bisa menjadi alternatif pengisi waktu luang bagi anak.

- Promosi kegiatan memasak bisa dilakukan melalui cooking school atau toko roti.

Survey:

- Kepada anak-anak usia 6-11 tahun tentang kegiatan yang dilakukan di waktu luang.

-Kepada orangtua tentang pengetahuan manfaat kegiatan pastry.

Riset:

- Informasi dari berbagai media surat kabar mengenai kursus memasak untuk anak.

- Manfaat belajar memasak terutama pastry bagi perkembangan mental dan psikososial anak dari berbagai artikel.

IDE:

PROMOSI KEGIATAN DAN MANFAAT PASTRY UNTUK ANAK DI NY.LIEM

IDENTIFIKASI MASALAH

Teknik Penelitian: - Observasi : LPK Ny. Liem - Kuesioner : - Kepada 100

respondendari golonganusia 6-12 tahun.

- Kepada 100 respondendari golonganorangtua.

- StudiPustaka : Koran, majalah,

internet.

TeoriPenunjang:

Promosi, TeoriPromosi, Pastry, Psikologi PerkembanganAnak, Desain Komunikasi

Visual, Logo, Gaya Hidup, Layout,

FAKTA:

- Anak-anak masa kini cenderung lebih suka mengisi waktu luang dengan bermain video game atau

“bersosialisasi” melalui media jejaring sosial. - Kegiatan keterampilan

seperti belajar memasak tidak menjadi pilihan utama dalam mengisi waktu luang. - Sebagian besar orangtua

tidak mengetahui manfaat belajar pastry.

MASALAH:

MENJADIKAN KEGIATAN MEMBUAT PASTRY SEBAGAI PILIHAN UTAMA ANAK UNTUK

MENGISI WAKTU LUANG DAN SEBAGAI ALTERNATIF MEDIA PEMBELAJARAN DAN

BERKREASI

Strategi

Kampanye Strategi Media

StrategiKreatif

Target Audience:

WNI usia 6-12 tahun baik laki-laki maupun perempuan di kota Bandung dan Jakarta. Tingkat

pendidikan SD dengangolongan eknomi B-A. Memiliki keluarga yang terbuka dan mendukung

segala kegiatan positif yang diinginkan anak.

TUJUAN:Menjadikan kegiatan belajar pastry sebagai alternatif mengisi waktu luang dan pembelajaran bagi anak.

PESAN:

Gaya ilustrasi menggunakan campuran karikatur dan gaya manga agar terkesan lebih akrab bagi target audiens. Media sekunder berupa starter kit pack yang berisi

buku resep, celemek, topi koki, serta beberapa peralatan

memasak standar.

- poster kegiatan - baliho - iklan tabloid - iklan majalah - brosur - flyer

- gimmick, merchandise

MetodePenelitian:

AnalisisDeskripsi Eksplanasi Eksperimen


(3)

83

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, berikut ini akan dikemukakan hal-hal yang ditemukan sebagai jawaban setiap permasalahan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut.

1. Pada dasarnya semua kegiatan memasak memiliki unsur sains dan seni di dalamnya. Akan tetapi tidak semua orang mengetahui hal tersebut. Pengetahuan tentang sains, matematika, dan desain dapat diajarkan kepada anak-anak melalui lembaga kursus yang sudah berpengalaman di bidang tersebut. Informasi yang disampaikan lebih mengarah pada kegiatan belajar sains, matematika, dan desain dengan pastry sebagai media sehingga para orangtua yakin bahwa kegiatan membuat pastry bukan sekedar kegiatan dapur yang tidak begitu penting untuk dipelajari anak. Pada saat proses membuat pastry berlangsung, orangtua bertindak sebagai pengarah dengan memberitahu apa jenis bahan yang dipakai, bagaimana cara menuangkan adonan yang benar, serta bagaimana cara menyalakan oven dengan aman. Anak yang memiliki minat pada kegiatan ini akan mendengarkan pengarahan dan bekerjasama dengan lebih baik sehingga komunikasi antara orangtua dan anak pun dapat terjalin.

2. Kegiatan belajar pastry bagi anak dan orangtua ini dapat menjadi peluang bisnis baru bagi LPK Ny. Liem. Karena sebelumnya target audiens yang dituju adalah konsumen yang ingin belajar dan membuka peluang usaha di bidang kuliner saja, dengan menambahkan satu jenis kegiatan kursus dengan target pasar yang berbeda tentunya akan menambah jumlah pemasukkan yang signifikan.

3. Perancangan media komunikasi visual untuk mempromosikan kegiatan belajar

pastry adalah dengan teknik ilustrasi vector. Visual yang ditampilkan adalah proses kegiatan belajar pastry anak bersama orangtua. Ilustrasi dibuat dua macam


(4)

84

Universitas Kristen Maranatha

sesuai dengan program yang ditawarkan yaitu Art Week dan Science & Math Week. Gaya ilustrasi menggunakan gaya manga karena gaya inilah yang sedang populer dan lebih dikenal masyarakat baik oleh anak-anak maupun dewasa. Visual media promosi yang dibuat adalah dengan mengambil konsep scrapbook. Sebuah scrapbook umum dibuat ketika ingin menceritakan suatu pengalaman atau kenangan yang menyenangkan dengan menempel berbagai elemen seperti

post-it-note, foto, dan potongan kertas lainnya yang dituliskan dengan berbagai jenis bentuk huruf pada suatu bidang. Dalam membuat scrapbook, ada kesan “asal tempel” dalam penampilannya. Meski pun terlihat seperti asal dan berantakan, scrapbook tetap memiliki aturan tata letak untuk mengurut kejadian atau elemen apa yang harus terbaca dulu dan seterusnya. Tata letak yang ramai dengan warna-warna cerah sangat mudah untuk menarik perhatian audiens terutama anak-anak.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Terhadap Audiens

Saat ini banyak sekali kegiatan untuk mengisi waktu luang yang ditawarkan bagi anak. Sebagai orangtua tentunya harus bisa memilih mana kegiatan yang bermanfaat mana yang tidak. Berekreasi ke taman ria adalah salah satu pilihan yang paling banyak digemari. Akan tetapi kegiatan rekreasi pun bisa dilakukan dengan mengunjungi museum atau kursus keterampilan sehingga bisa mengisi waktu luang sambil belajar.

5.2.2 Saran Terhadap LPK Ny. Liem

Sebagai lembaga keterampilan yang bergerak di bidang kuliner, kegiatan kursus yang ditawarkan sangat beragam dan dikhususkan bagi audiens yang ingin membuka usaha di bidang sejenis. Akan tetapi lebih baik lagi jika LPK Ny. Liem sesekali mengadakan kegiatan kursus bagi anak-anak melihat peluang bisnis kuliner ini tidak hanya milik orang dewasa saja.


(5)

85

Universitas Kristen Maranatha 5.2.3 Saran Terhadap Pemerhati dan Pembelajar Ilmu DKV

Sebagai pemerhati dan pembelajaran ilmu DKV diharapkan dapat terus membimbing dan membekali mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain tidak hanya dengan pengetahuan teoritis saja. Pengetahuan praktis dan simulasi dunia kerja pun perlu dilakukan dengan porsi yang lebih banyak agar almamater tidak kaget dengan dunia kerja nyata.


(6)

86

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu & Uhbiyati Nur. 2002. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rumka Cipta.

Hasbullah. 2003. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Koskow, Widyatmoko. 2009. Merupa Buku. Yogyakarta: LkiS.

Kotler, Phillip. 2003. Marketing Insights From A to Z: 80 Concepts Every Manager

Needs To Know. New Jersey: John Wiley & Sons. Inc.

Murphy, John & Michael Rowe. 1998. How to Design Trademarks and Logos. Ohio: North Light Book.

Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Pasal 55

Tentang Pendidikan Berbasis Masyarakat.

Rinsky, Glen & Laura Halpin Rinsky. 2009. The Pastry Chef’s Companion: A

Comprehensive Resource Guide for the Baking and Pastry Professional. New

Jersey. John Wiley & Sons. Inc.