PENERAPAN HASIL BELAJAR PENGETAHUAN BAHAN MAKANAN PADA PRAKTEK PENGAWETAN MAKANAN.

(1)

iii DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN 2.1 Latar Belakang Masalah... 1

2.2 Rumusan Masalah ... 3

2.3 Tujuan Penelitian ... 4

2.4 Manfaat Penelitian ... 5

2.5 Asumsi ... 6

2.6 Pertanyaan Penelitian ... 7

2.7 Metode Penelitian ... 8

2.8 Lokasi dan Sampel Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar ... 10

B. Mata Kuliah Pengetahuan Bahan Makanan ... 15

C. Mata Kuliah Pengawetan Makanan ... 40

D. Penerapan Hasil Belajar Pengetahuan Bahan Makanan Pada Praktek Pengawetan Makanan ... 46

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 50

B. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian ... 50

C. Definisi Operasional ... 51

D. Tehnik Pengumpulan dan Pengolahan Data ... 53

E. Prosedur Penelitian ... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 57


(2)

iv

Hal

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 88

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 94

B. Implikasi ... 97

C. Rekomendasi ... 98

DAFTAR PUSTAKA ... 100

LAMPIRAN-LAMPIRAN A. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 101


(3)

v

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

2.1 Komposisi zat gizi daging ayam dalam 100 gram ... 22

2.2 Komposisi zat gizi daging sapi per 100 gram bahan ... 25

2.3 Kandungan zat gizi pada ikan mas, kakap, dan kambung ... 26

2.4 Kandungan gizi telur ... 28

2.5 Bumbu kering ... 38

2.6 Bumbu segar ... 39

2.7 Bumbu buatan ... 40

4.1 Pengetahuan responden tentang bahan makanan sumber protein hewani yang dapat digunakan untuk pembuatan nugget ... 58

4.2 Pengetahuan responden tentang bahan makanan sumber vitamin dan mineral berupa buah-buahan yang dapat digunakan untuk pembuatan selai ... 59

4.3 Pemahaman responden tentang pemilihan singkong untuk pembuatan tape singkong ... 60

4.4 Pemahaman responden tentang pemilihan beras ketan untuk pembuatan tape ketan ... 61

4.5 Pemahaman responden tentang pemilihan daging sapi untuk pembuatan abon sapi ... 62

4.6 Pemahaman responden tentang pemilihan daging ayam untuk pembuatan nugget ayam ... 63

4.7 Pemahaman responden tentang pemilihan ikan untuk pembuatan ikan asin ... 64

4.8 Pemahaman responden tentang pemilihan telur bebek untuk pembuatan telur asin ... 65

4.9 Pemahaman responden tentang pemilihan kacang kedelai untuk pembuatan tempe ... 66

4.10 Pemahaman responden tentang pemilihan buah mangga untuk pembuatan selai mangga ... 67


(4)

vi

Tabel Hal 4.11 Pemahaman responden tentang pemilihan buah nanas untuk pembuatan

selai nanas ... 68

4.12 Pendapat responden tentang perlakuan yang dapat diterapkan pada daging ayam untuk pembuatan nugget ayam ... 69

4.13 Penerapan responden tentang perlakuan yang dapat diterapkan pada daging sapi untuk pembuatan abon sapi ... 70

4.14 Penerapan responden tentang perlakuan yang dapat diterapkan pada ikan untuk pembuatan ikan asin peda ... 71

4.15 Penerapan responden tentang perlakuan yang dapat diterapkan pada buah mangga untuk pembuatan selai mangga ... 72

4.16 Rata-rata persentase penerapan hasil belajar pengetahuan bahan makanan pada praktek pengawetan makanan ditinjau dari kemampuan kognitif. ... 73

4.17 Kemampuan afektif pada praktek pembuatan tape singkong ... 75

4.18 Kemampuan afektif pada praktek pembuatan selai nanas ... 78

4.19 Kemampuan afektif pada praktek pembuatan ikan asin ... 80

4.20 Persentase kemampuan afektif praktek pembuatan tape singkong, selai nanas dan ikan asin ... 82

4.21 Kemampuan psikomotor pada praktek pembuatan tape singkong ... 83

4.22 Kemampuan psikomotor pada praktek pembuatan selai nanas ... 85

4.23 Kemampuan psikomotor pada praktek pembuatan ikan asin... 86

4.24 Persentase kemampuan psikomotor praktek pembuatan tape singkong, selai nanas dan ikan asin ... 87

4.25 Rata-rata persentase kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor penerapan hasil belajar pengetahuan bahan makanan pada praktek pengawetan makanan ... 88


(5)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

2.9 Beras ... 16

2.10 Mie ... 17

2.11 Umbi ... 19

2.12 Roti ... 21

2.13 Daging ayam ... 22

2.14 Daging sapi ... 24

2.15 Ikan ... 25

2.16 Telur ... 28

2.17 Kacang-kacangan ... 30

2.18 Sayuran ... 31

2.19 Tomat ... 32

2.20 Sayuran saun ... 32

2.21 Sayuran batang ... 32

2.22 Sayuran akar ... 33

2.23 Sayuran bunga ... 33


(6)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal

I. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 101

II. Instrumen Penelitian ... 106

III. Surat-surat ... 119


(7)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sangat berperan penting dalam penentuan kualitas sumber daya manusia (SDM). Pendidikan merupakan usaha bersama dalam proses terpadu dan terorganisir untuk membantu manusia mengembangkan dan menyiapkan diri, guna mengambil tempat semestinya dalam pembangunan di masyarakat.

UPI merupakan suatu lembaga pendidikan yang bertujuan menghasilkan SDM yang profesional dibidangnya dan memiliki tanggung jawab penuh dalam meningkatkan kemampuan belajar sehingga lulusannya menjadi lulusan yang dapat diterima di masyarakat dan siap memasuki dunia kerja. Artinya lulusannya harus dapat memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat khususnya di dunia industri.

Program Studi Pendidikan Tata Boga adalah salah satu Program Studi di UPI yang memiliki visi dan misi seperti tercantum dalam http://pkk.upi.edu/ sebagai berikut:

1. Visi

Menjadi program studi pelopor dan unggul dalam disiplin ilmu Pendidikan Tata Boga di Indonesia pada tahun 2010, dan di Asia pada tahun 2025, sehingga menjadi program studi terpandang, berwibawa baik, pada tatanan nasional maupun internasional dan mampu memberikan inspirasi, serta menjadi rujukan kebijakan nasional. 2. Misi

a. Menyelenggarakan pendidikan dalam lingkup pendidikan Tata Boga untuk menyiapkan tenaga pendidik, yang berdaya saing global. b. Melakukan penelitian dan pengkajian untuk mengembangkan

teori-teori dalam lingkup pendidikan dan keilmuan Tata Boga yang inovatif serta penerapannya dalam pendidikan formal, non formal, dan informal.


(8)

c. Menyelenggarakan layanan pengabdian kepada masyarakat secara professional untuk memecahkan masalah dalam lingkup Pendidikan Tata Boga.

d. Berperan aktif sebagai pusat informasi dan diseminasi dalam lingkup Pendidikan Tata Boga.

e. Melakukan kerjasama dengan lembaga lain, seperti dengan SMK Pariwisata, maupun lembaga non pendidikan dunia usaha, dunia industri dalam upaya pengembangan ilmu dalam lingkup Pendidikan Tata Boga.

Mata kuliah Pengetahuan Bahan Makanan dalam kurikulum UPI merupakan Mata Kuliah Keahlian (MKK) Prodi Pendidikan Tata Boga yang bersifat pre requisite yaitu mata kuliah yang harus ditempuh oleh mahasiswa sebagai prasyarat sebelum menempuh Mata Kuliah Keahlian (MKK) lain diantaranya Pengawetan Makanan. Ilmu dan pengetahuan yang didapatkan dari hasil belajar Pengetahuan Bahan Makanan hendaknya dapat diimplementasikan pada praktek Mata Kuliah Pengawetan Makanan.

Praktek Mata Kuliah Pengawetan Makanan lebih menekankan pada proses pelaksanaan pengolahan pengawetan makanan. Mahasiswa yang mengikuti Mata Kuliah ini dianggap telah memiliki cukup bekal tentang pengetahuan bahan makanan meliputi sumber, sifat, cara pemilihan, serta perlakuan yang tepat terhadap bahan makanan yang dipelajari pada mata kuliah sebelumnya antara lain adalah Mata Kuliah Pengetahuan Bahan Makanan, dengan demikian proses pelaksanaan praktek Pengawetan Makanan dapat dilaksanakan dengan benar.

Hasil pengamatan sementara yang dilakukan penulis pada praktek Pengawetan Makanan yang dilakukan oleh mahasiswa menunjukan mereka memilih dan memperlakukan bahan makanan belum tepat sesuai yang telah dipelajari pada Mata Kuliah Pengetahuan Bahan Makanan, oleh penulis ini


(9)

3

dianggap sebagai suatu gejala dimana masih banyak mahasiswa yang belum optimal dalam menerapkan pengetahuan bahan makanan mengenai sumber, sifat, pemilihan dan perlakuan yang tepat terhadap bahan makanan yang dapat dilakukan mahasiswa pada pelaksanaan praktek Pengawetan Makanan.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Penerapan Hasil Belajar Pengetahuan Bahan Makanan Pada Praktek Pengawetan Makanan” di Jurusan PKK FPTK UPI Program Studi Pendidikan Tata Boga angkatan 2007.

B. Rumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan bagian pokok dalam melakukan penelitian, sehingga dengan adanya perumusan masalah diharapkan tujuan yang hendak dicapai lebih spesifik dan dapat terealisasikan, seperti dikemukakan oleh Sugiyono (2008:55), yaitu “Rumusan masalah adalah suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data”. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana penerapan hasil belajar Pengetahuan Bahan Makanan pada praktek Pengawetan Makanan”.

Ruang lingkup permasalahan perlu dibatasi agar masalah tidak terlalu luas, penelitian tentang “Penerapan Hasil Belajar Pengetahuan Bahan Makanan Pada Praktek Pengawetan Makanan” selanjutnya dibatasi pada kemampuan sebagai berikut :


(10)

a. Kemampuan kognitif, meliputi pemilihan dan perlakuan pada bahan makanan sumber karbohidrat, sumber protein hewani dan nabati serta sumber vitamin dan mineral yang digunakan untuk pembuatan produk pengawetan makanan. b. Kemampuan afektif, meliputi sikap ketelitian dalam sanitasi higyene pribadi

dan tempat kerja serta persiapan pada sumber karbohidrat, sumber protein hewani, dan sumber vitamin dan mineral yang digunakan untuk pembuatan produk pengawetan makanan.

c. Kemampuan psikomotor, meliputi keterampilan dalam pengolahan sumber karbohidrat, sumber protein hewani, serta sumber vitamin dan mineral yang digunakan untuk pembuatan produk pengawetan makanan.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Tujuan umum yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan hasil belajar Pengetahuan Bahan Makanan pada praktek Pengawetan Makanan.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh, menganalisis dan menafsirkan data tentang penerapan hasil belajar Pengetahuan Bahan Makanan pada praktek Pengawetan Makanan meliputi : a. Kemampuan kognitif, meliputi pemilihan dan perlakuan pada bahan makanan

sumber karbohidrat, sumber protein hewani dan nabati serta sumber vitamin dan mineral yang digunakan untuk pembuatan produk pengawetan makanan.


(11)

5

b. Kemampuan afektif, meliputi sikap ketelitian dalam sanitasi higyene pribadi dan tempat kerja serta persiapan pada sumber karbohidrat, sumber protein hewani, dan sumber vitamin dan mineral yang digunakan untuk pembuatan produk pengawetan makanan.

c. Kemampuan psikomotor, meliputi keterampilan dalam pengolahan sumber karbohidrat, sumber protein hewani, serta sumber vitamin dan mineral yang digunakan untuk pembuatan produk pengawetan makanan.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada :

1. Program Studi Pendidikan Tata Boga Jurusan PKK FPTK UPI, dengan adanya penelitian ini dapat memberikan masukan dan informasi tentang penerapan hasil belajar Pengetahuan Bahan Makanan pada praktek Pengawetan Makanan.

2. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Tata Boga angkatan 2007 jurusan PKK FPTK UPI dalam penelitian ini dapat meningkatkan ilmu dan wawasan serta informasi tentang hasil belajar Pengetahuan Bahan Makanan diterapkan pada praktek Pengawetan Makanan.

3. Penulis sebagai peneliti dapat lebih mengembangkan ilmu dan pengetahuan mengenai Pengetahuan Bahan Makanan dan Pengawetan Makanan serta memiliki pengalaman dalam melaksanakan suatu penelitian.


(12)

E. Asumsi

Anggapan dasar atau asumsi yaitu suatu titik tolak yang digunakan sebagai dasar penelitian, dibutuhkan sebagai pegangan pokok secara umum dalam pemecahan yang akan diteliti. Menurut Sugiyono (2008:66) asumsi adalah:

Pola pikir yang menunjukan hubungan antara variabel yang akan diteliti sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian teori yang akan digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis, dan jumlah hipotesis dan tehnik analisis statistik yang akan digunakan.

Asumsi yang menjadi titik tolak penulis dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :

a. Mahasiswa dianggap berhasil dalam praktek Pengawetan Makanan apabila mampu menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan mata kuliah Pengetahuan Bahan Makanan. Anggapan dasar ini didukung oleh pendapat Sudjana (2001 : 39) bahwa “siswa dianggap berhasil apabila sanggup menerapkan pengetahuan dalam praktek kehidupannya”.

b. Penguasaan materi Mata Kuliah Pengetahuan Bahan Makanan yang diperoleh mahasiswa merupakan penguasaan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor dalam melaksanakan praktek Pengawetan Makanan. Anggapan dasar ini mengacu pada pendapat Dimyati dan Mujiono (2002 : 10) bahwa “tingkat kemampuan atau penguasaan yang dapat dikuasai oleh peserta didik mencakup tiga aspek yaitu kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor.” c. Salah satu indikator keberhasilan praktek Pengawetan Makanan salah satunya

adalah apabila mahasiswa dapat menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh pada Mata Kuliah Pengetahuan Bahan Makanan dalam hal sumber,


(13)

7

pemilihan, dan perlakuan bahan makanan. Anggapan dasar ini didukung oleh pendapat Ali (2002 : 43) yang mengemukakan bahwa penerapan adalah : “kemampuan menggunakan atau menafsirkan suatu bahan yang sudah dipelajari kedalam situasi baru yang kongkrit seperti menerapkan suatu dalil, metode, konsep, prinsip atau teori”.

F. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan penelitian ini dikembangkan berdasarkan tujuan dan kemampuan penulis dalam melakukan penelitian, maka dalam penelitian ini penulis merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut :

a. Bagaimana penerapan hasil belajar Pengetahuan Bahan Makanan pada praktek Pengawetan Makanan meliputi pemilihan dan perlakuan bahan makanan sumber karbohidrat, sumber protein hewani dan nabati serta sumber vitamin dan mineral yang digunakan untuk pembuatan produk pengawetan makanan? b. Bagaimana penerapan hasil belajar Pengetahuan Bahan Makanan pada praktek

Pengawetan Makanan meliputi sikap ketelitian dalam sanitasi higyene pribadi dan tempat kerja serta bagaimana persiapan pada sumber karbohidrat, sumber protein hewani, serta sumber vitamin dan mineral yang digunakan untuk pembuatan produk pengawetan makanan?

c. Bagaimana penerapan hasil belajar Pengetahuan Bahan Makanan pada praktek Pengawetan Makanan meliputi keterampilan dalam pengolahan sumber karbohidrat, sumber protein hewani, serta sumber vitamin dan mineral yang digunakan untuk pembuatan produk pengawetan makanan?


(14)

G. Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode deskriptif. Sudjana (2004 : 64) berpendapat bahwa “penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang”.

Metode penelitian deskriptif ini penulis harapkan dapat menggambarkan bagaimana penerapan hasil belajar Mata Kuliah Pengetahuan Bahan Makanan pada praktek Pengawetan Makanan. Sesuai dengan metode yang digunakan, maka alat yang digunakan adalah angket dan performance test.

H. Lokasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat melakukan kegiatan penelitian guna memperoleh data yang berasal dari responden. Lokasi penelitian yang dipilih yaitu Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Fakultas Pendidikan Tekhnologi dan Kejuruan (FPTK) Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Program Studi Pendidikan Tata Boga yang berlokasi di Jl. Setiabudhi No.229 Bandung.

2. Sampel

Sampel menurut Sugiyono (2008 : 118) adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut". Sampel yang akan diambil peneliti dalam penelitian ini menggunakan sampel total yaitu seluruh populasi


(15)

9

dijadikan sampel yang jumlahnya 35 mahasiswa Program Studi Pendidikan Tata Boga Jurusan PKK FPTK angkatan 2007 yang telah lulus mengikuti Mata Kuliah Pengetahuan Bahan Makanan.


(16)

50

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif, yang bertujuan membantu memecahkan masalah yang terjadi pada masa sekarang serta berpusat pada masalah yang aktual seperti yang dikemukakan oleh Sukardi (2003 : 157) “metode deskriptif adalah metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya”. Metode deskriptif bersifat memperjelas setiap langkah penelitian dengan terperinci. Surakhmad (2002 : 140) berpendapat bahwa metode deskriptif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah yang aktual.

2. Data yang dikumpulkan mula-mula di susun, dijelaskan dan dianalisa (karena itu metode ini sering disebut metode analitik).

Metode deskriptif yang telah dikemukakan tersebut, penulis gunakan dalam mengumpulkan dan menganalisis data mengenai “Penerapan Hasil Belajar Pengetahuan Bahan Makanan Pada Praktek Pengawetan Makanan”.

B. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat melakukan kegiatan penelitian guna memperoleh data yang berasal dari responden. Lokasi penelitian yang dipilih yaitu Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Fakultas Pendidikan Tekhnologi


(17)

51

dan Kejuruan (FPTK) Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Program Studi Pendidikan Tata Boga yang berlokasi di Jl. Setiabudhi No.229 Bandung.

2. Populasi

Populasi menurut Sugiyono (2008 : 72) adalah : “Wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Jurursan PKK FPTK UPI Program Studi Pendidikan Tata Boga angkatan 2007. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 35 mahasiswa.

3. Sampel

Sampel yang digunakan penulis adalah sampel total, sesuai yang diungkapkan oleh Surakhmad (2002 : 95) bahwa “sampel yang jumlahnya sebesar populasi seringkali disebut sebagai total”. Sampel yang akan diambil peneliti dalam penelitian ini menggunakan sampel total yang jumlahnya 35 mahasiswa Program Studi Pendidikan Tata Boga Jurusan PKK FPTK angkatan 2007 yang telah lulus mata kuliah Pengetahuan Bahan Makanan.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional dimaksudkan untuk menjelaskan pengertian dari berbagai konsep yang digunakan dalam judul penelitian ini, sehingga diharapkan tidak akan menimbulkan penafsiran yang berbeda. Istilah-istilah yang perlu dijelaskan dari judul penelitian ini adalah sebagai berikut :


(18)

1. Penerapan Hasil Belajar Pengetahuan Bahan Makanan

a. Penerapan menurut Ali (2002 : 43) adalah “kemampuan menggunakan atau menafsirkan suatu bahan yang sudah dipelajari kedalam situasi baru yang kongkrit seperti menerapkan suatu dalil, metode, konsep, prinsip atau teori”.

b. Hasil Belajar menurut Sudjana (2001 : 22) adalah “kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar, secara menyeluruh yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik”.

c. Mata Kuliah Pengetahuan Bahan Makanan berdasarkan silabus adalah “Mata Kuliah dengan topik inti sumber karbohidrat, sumber protein hewani dan nabati, sumber vitamin dan mineral, dan berbagai macam bumbu”.

Pengertian penerapan hasil belajar Pengetahuan Bahan Makanan mengacu pada pendapat tersebut adalah mempraktekan kemampuan dari perubahan tingkah laku meliputi perpaduan pengetahuan, sikap, dan keterampilan mahasiswa terhadap mata kuliah tentang sumber karbohidrat, sumber protein hewani dan nabati, sumber vitamin dan mineral, dan berbagai macam bumbu yang telah dipelajarinya pada situasi baru/kegiatan lain.

2. Praktek Pengawetan Makanan

a. Praktek menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:1092) adalah bagian dari pengajaran yang bertujuan agar seseorang mendapat


(19)

53

kesempatan untuk menguji dan melaksanakan dalam keadaan nyata apa yang diperoleh dalam teori.

b. Pengawetan Makanan berdasarkan silabus Mata Kuliah Pengawetan Makanan yang digunakan di Jurusan PKK adalah :

Mata kuliah yang berisi konsep dasar pengolahan dan pengawetan makanan, kandungan dan sifat-sifat bahan makanan, faktor penyebab kerusakan bahan makanan, jenis kerusakan bahan makanan, teknik pengawetan makanan, pengkemasan, food aditif, dan praktek pengawetan makanan dengan berbagai teknik pengawetan.

Pengertian praktek Pengawetan Makanan menurut pendapat diatas adalah cara melakukan apa yang disebutkan dalam teori (melaksanakan teori) yang telah dipelajari untuk dipraktekan mengenai pengolahan dan pengawetan makanan, kandungan dan sifat-sifat bahan makanan, faktor penyebab kerusakan bahan makanan, jenis kerusakan bahan makanan, teknik pengawetan makanan, pengkemasan, food aditif, dan praktek pengawetan makanan dengan berbagai teknik pengawetan.

D. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data Penelitian 1) Teknik Pengumpul Data Penelitian

Teknik pengumpul data merupakan suatu proses penerapan metode penelitian pada masalah yang sedang diteliti. Teknik pengumpul data yang penulis pergunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Angket

Ridwan (2006 : 71) mengemukakan bahwa “angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon (responden)


(20)

sesuai dengan permintaan pengguna”. Angket digunakan digunakan untuk mengumpulkan data yang bertujuan mengukur kemampuan kognitif yang dimiliki mahasiswa sebagai responden, sebagai sumber data untuk mengetahui penerapan hasil belajar Pengetahuan Bahan Makanan pada praktek Pengawetan Makanan. 2. Observasi

Observasi menurut Sanjaya (2002 : 98) adalah :

Pengumpulan data dengan cara mengamati baik secara langsung maupun tidak langsung serta mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan di amati atau diteliti. Hal-hal yang diamati itu dapat berbentuk gejala-gejala, tingkah laku, benda-benda hidup, atau benda-benda mati

Observasi dilakukan untuk memperoleh data tentang kemampuan afektif dan psikomotor yang dimiliki mahasiswa sebagai sumber data untuk mengetahui penerapan hasil belajar Pengetahuan Bahan Makanan pada praktek Pengawetan Makanan. Alat yang digunakan dalam tehnik observasi ini adalah performance test dengan mengamati secara langsung praktek Pengawetan Makanan yang dilaksanakan oleh mahasiswa Jurusan PKK Program Studi Pendidikan Tata Boga angkatan 2007.

2) Tehnik Pengolahan Data Penelitian

Data diolah berdasarkan angket yang disebarkan dan hasil observasi praktek yang dilakukan.

Langkah-langkah pengolahan data penelitian adalah sebagai berikut :

a. Mengecek jumlah lembaran jawaban angket dan lembaran performance test

b. Memeriksa kebenaran angket dan performance test


(21)

55

d. Tabulasi data

Tabulasi data dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai frekwensi jawaban responden. Tabulasi data juga digunakan untuk melihat perbandingan besar kecilnya frekwensi jawaban dalam angket yang dihitung dalam jumlah persentase, karena jumlah jawaban pada setiap angket berbeda. Sesuai pendapat yang dikemukakan Ali (2002 : 184), yaitu:

P = x 100%

Keterangan : P : Persentase (Jumlah persentase yang dicari) n : Jumlah responden

f : Frekuensi jawaban responden 100% : Bilangan mutlak

Penafsiran data dilakukan untuk memperoleh gambaran yang jelas terhadap jawaban pada pertanyaan yang diajukan. Kriteria penafsiran data dalam penelitian ini berpedoman pada batasan yang dikemukakan oleh Ali (2002 : 184), yaitu:

100 % : Seluruhnya 76 % -99% : Sebagian Besar

51 % -75% : Lebih dari Setengahnya 50 % : Setengahnya

26 % -% : Kurang dari 1 % -% : Sebagian Kecil 0 % : Tidak Seorangpun

Batasan yang dikemukakan oleh Ali (2002 : 184) selanjutnya dimodifikasi oleh penulis dengan menggunakan batasan-batasan yaitu :

86% - 100% : Baik sekali 66% - 85% : Baik 50% - 65% : Cukup 31% - 49% : Kurang 0% - 30% : Sangat kurang


(22)

E. Prosedur Penelitian

Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari :

1. Studi pendahuluan dilakukan melalui observasi dalam pembelajaran Pengawetan Makanan yang dilakukan pada mahasiswa angkatan 2007 Program Studi Pendidikan Tata Boga.

2. Merumuskan masalah dan judul penelitian yaitu penerapan hasil belajar Pengetahuan Bahan Makanan pada praktek Pengawetan Makanan.

3. Merumuskan tujuan dan pertanyaan penelitian sebagai acuan di dalam melakukan penelitian.

4. Menyusun instrumen penelitian dan performance test atau tes unjuk kerja. Performance test atau tes unjuk kerja digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan afektif dan psikomotor dari 35 mahasiswa dapat menerapkan hasil belajar Pengetahuan Bahan Makanan pada praktek Pengawetan Makanan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini disusun berdasarkan kisi-kisi penelitian yang berkaitan dengan Pengetahuan Bahan Makanan pada praktek Pengawetan Makanan

5. Menghitung skor dan mentabulasi data yang diperoleh dari instrumen penelitian.

6. Melakukan pengolahan dan penafsiran data 7. Melakukan analisis data

8. Membuat pembahasan hasil penelitian


(23)

94 BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

Kesimpulan, implikasi dan rekomendasi yang akan diuraikan pada bab ini, disusun berdasarkan keseluruhan kegiatan penelitian mengenai “Penerapan Hasil Belajar Pengetahuan Bahan Makanan Pada Praktek Pengawetan Makanan”.

A. Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian ini disusun berdasarkan hasil pengolahan data penelitian, analisis data, dan pembahasan penelitian yaitu sebagai berikut : 1. Penerapan Hasil Belajar Pengetahuan Bahan Makanan Pada Praktek

Pengawetan Makanan Ditinjau dari Kemampuan Kognitif

a. Penerapan hasil belajar Pengetahuan Bahan Makanan pada praktek Pengawetan Makanan yang meliputi : pemahaman mahasiswa dalam pemilihan ikan, pemilihan telur, pemilihan buah mangga, pemahaman pemilihan buah nanas, perlakuan pada daging ayam untuk pembuatan nugget, daging sapi untuk pembuatan abon, perlakuan pada ikan pada pembuatan ikan peda, dan perlakuan pada mangga untuk pembuatan selai yang ditinjau dari kemampuan kognitif berada pada kriteria cukup. Hal ini menunjukan bahwa mahasiswa belum memiliki kemampuan yang baik dalam pemilihan ikan, telur, buah mangga dan perlakuan pada daging ikan, ayam dan daging sapi.

b. Penerapan hasil belajar Pengetahuan Bahan Makanan pada praktek Pengawetan Makanan yang meliputi : bahan makanan sumber protein hewani yang dapat dijadikan nugget, pemahaman pemilihan singkong, pemilihan beras ketan, pemilihan daging dan pemilihan kacang kedelai


(24)

yang ditinjau dari kemampuan kognitif berada pada kriteria baik. Hal ini menunjukan bahwa mahasiswa telah mampu menerapkan pengetahuannya mengenai bahan makanan terutama dalam pengetahuan bahan makanan sumber protein hewani yang dapat dijadikan nugget dan pemahaman tentang pemilihan singkong, beras ketan, daging dan kacang kedelai. c. Penerapan hasil belajar Pengetahuan Bahan Makanan pada praktek

Pengawetan Makanan yang meliputi pengetahuan bahan makanan sumber vitamin dan mineral berupa buah-buahan yang dapat digunakan untuk pembuatan selai ditinjau dari kemampuan kognitif berada pada kriteria baik sekali.

Secara keseluruhan data hasil penelitian berdasarkan angket yang disebarkan mengenai penerapan hasil belajar Pengetahuan Bahan Makanan pada praktek Pengawetan Makanan ditinjau dari kemampuan kognitif menunjukan bahwa mahasiswa telah memiliki pengetahuan dalam hal pemilihan dan perlakuan pada bahan makanan dengan kriteria baik.

2. Penerapan Hasil Belajar Pengetahuan Bahan Makanan Pada Praktek Pengawetan Makanan Ditinjau dari Kemampuan Afektif

Data hasil penelitian berdasarkan Kriteria Unjuk Kerja mengenai penerapan hasil belajar Pengetahuan Bahan Makanan pada praktek Pengawetan Makanan ditinjau dari kemampuan afektif, menunjukan bahwa sebagian besar mahasiswa telah memiliki sikap teliti, hati-hati, dan cermat dalam hal menjaga sanitasi hygiene pribadi dan tempat kerja, menjaga keselamatan kerja, serta memilih dan menggunakan peralatan yang digunakan dalam praktek Pengawetan Makanan.


(25)

96

Tingkat penerapan Pengetahuan Bahan Makanan pada praktek Pengawetan Makanan ditinjau dari kemampuan afektif ini berada pada kriteria baik.

3. Penerapan Hasil Belajar Pengetahuan Bahan Makanan Pada Praktek Pengawetan Makanan Ditinjau dari Kemampuan Psikomotor

Data hasil penelitian kriteria unjuk kerja penerapan hasil belajar Pengetahuan Bahan Makanan pada praktek Pengawetan Makanan sebagian besar mahasiswa mampu menerapkan keterampilannya meliputi keterampilan mempersiapkan bahan dan keterampilan dalam proses pengolahan tape singkong, selai nanas, dan ikan asin.

Tingkat penerapan hasil belajar Pengetahuan Bahan Makanan pada praktek Pengawetan Makanan ditinjau dari kemampuan psikomotor ini berada pada kriteria baik, walaupun masih ada sebagian kecil praktek yang dilakukan mahasiswa berada pada kriteria cukup pada persiapan bahan dan proses pengolahan.

Uraian kesimpulan diatas manunjukan bahwa penerapan hasil belajar Pengetahuan Bahan Makanan pada praktek Pengawetan Makanan ditinjau dari kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor berada pada kriteria baik. Ini menunjukan bahwa dugaan awal mahasiswa kurang mampu menerapkan hasil belajar Pengetahuan Bahan Makanan pada praktek Pengawetan Makanan tidak terbukti karena setelah dilakukan penelitian hasilnya menunjukan bahwa mahasiswa mampu menerapkan pengetahuan yang didapat dari belajar mata kuliah Pengetahuan Bahan Makanan berada pada kriteria baik dengan


(26)

perbandingan kemampuan afektif dan psikomotor mereka lebih baik daripada kemampuan kognitif.

Secara keseluruhan penerapan hasil belajar Pengetahuan Bahan Makanan pada praktek Pengawetan Makanan ditinjau dari kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor berada pada kriteria baik.

B. Implikasi

Hasil penelitian mengenai penerapan hasil belajar Pengetahuan Bahan Makanan pada praktek Pengawetan Makanan mengandung beberapa implikasi diantaranya adalah :

1. Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan hasil belajar Pengetahuan Bahan Makanan pada praktek Pengawetan Makanan dilihat dari kemampuan kognitif berada pada kriteria baik. Hasil penelitian ini mengandung implikasi proses pembelajaran tentang Pengetahuan Bahan Makanan telah berhasil membuat mahasiswa mengetahui dan memahami mata kuliah Pengetahuan Bahan Makanan, sehingga mahasiswa dapat menerapkannya pada praktek Pengawetan Makanan dan harus ditingkatkan agar menjadi lebih baik.

2. Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan hasil belajar Pengetahuan Bahan Makanan pada praktek Pengawetan Makanan dilihat dari kemampuan afektif pada umumnya berada pada kriteria baik. Hasil penelitian ini mengandung implikasi proses pembelajaran tentang Pengetahuan Bahan Makanan telah berhasil membuat mahasiswa mengetahui dan memahami mata kuliah Pengetahuan Bahan Makanan, sehingga mahasiswa dapat


(27)

98

menerapkannya pada praktek Pengawetan Makanan dan harus ditingkatkan agar menjadi lebih baik.

3. Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan hasil belajar Pengetahuan Bahan Makanan pada praktek Pengawetan Makanan dilihat dari kemampuan psikomotor pada umumnya berada pada kriteria baik. Hasil penelitian ini mengandung implikasi proses pembelajaran tentang Pengetahuan Bahan Makanan telah berhasil membuat mahasiswa mengetahui dan memahami mata kuliah Pengetahuan Bahan Makanan, sehingga mahasiswa dapat menerapkannya pada praktek Pengawetan Makanan dan harus ditingkatkan agar menjadi lebih baik.

C. Rekomendasi

Rekomendasi hasil penelitian disusun berdasarkan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian. Rekomendasi ini ditujukan kepada:

1. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Tata Boga

Mahasiswa dapat mempertahankan dan lebih meningkatkan lagi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor khususnya dalam menerapkan hasil belajar Pengetahuan Bahan Makanan pada praktek Pengawetan Makanan. Upaya yang dilakukan adalah :

a. Mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan dari membaca buku sumber dan melihat secara langsung tentang bahan makanan yang dapat digunakan pada praktek Pengawetan Makanan


(28)

b. Mahasiswa dapat lebih meningkatkan aspek sikap dengan cara teliti dalam merencanakan dan mempersiapkan pelaksanaan praktek Pengawetan Makanan

c. Mahasiswa dapat lebih meningkatkan keterampilan yang dimiliki dengan cara berlatih agar mendapatkan hasil yang maksimal dalam pelaksanaan praktek Pengawetan Makanan.

2. Tenaga pengajar

Tenaga pengajar dapat lebih meningkatkan materi dengan cara penggunaan media belajar yang lebih bervariasi seperti penggunaan media power point atau menggunakan media nyata agar mahasiswa dapat lebih memahami dan memiliki wawasan yang lebih luas.


(29)

100

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Angkasa Almatsier. (2005). Dietetika. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

Bahar, B. (2003). Panduan Praktis Memilih Prosuk Sapi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

Departemen Pendidikan Dan Kebudayan. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Dimyati & Mujiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Fahrudin, L. (2000). Budidaya Kacang-kacangan. Yogyakarta : Kanisius.

Hadiwiyoto, S. (2001). Hasil-hasil Olahan Susu, Ikan, Daging, dan Telur. Yogyakarta : Liberty

Hermain, F. (2004). Sajian Manis dari Umbi-umbian. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

Lily, T. (2006). Masakan Tempe dan Tahu Lezat dan Alami. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

Norman, W. (1988). Teknologi Pengawetan Pangan. Jakarta: UI Press.

Rahayu, W.P. dkk. (2003). Klasifikasi Bahan Pangan dan Resiko Keamanannya.. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

Ridwan. (2004). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung : Alfabeta.

Slameto (2003). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Sudjana, N. (2001). Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosda Karya

Sufy, S. (2006). Kreasi Roti. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara


(30)

Bandung : Tasko.

Suyanti. (2008). Membuat Mie Sehat Bergizi dan Bebas Pengawet. Jakarta: Swadaya.

Syarif, R dan Halid, H. (2000). Teknologi Penyimpanan Pangan. Bogor : Arcan. Winkel, (2004). Psikologi Pengajaran. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama Yasa Boga. (2003). Masakan Indonesia. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Sumber Lain :

--- Beras [online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/beras. [05 Januari 2010] --- Mie [online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/mie. [05 Januari 2010] --- Roti [online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/roti. [05 Januari 2010] --- Umbi [online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/umbi. [05 Januari 2010] --- Ikan [online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/ikan. [05 Januari 2010] --- Daging ayam [online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/daging ayam.

[05 Januari 2010]

--- Daging sapi [online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/daging sapi. [05 Januari 2010]

--- Kacang-kacangan [online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/kacang. [08 Maret 2010]

--- Sayuran [online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/sayur. [05 Januari 2010]


(1)

Tingkat penerapan Pengetahuan Bahan Makanan pada praktek Pengawetan Makanan ditinjau dari kemampuan afektif ini berada pada kriteria baik.

3. Penerapan Hasil Belajar Pengetahuan Bahan Makanan Pada Praktek Pengawetan Makanan Ditinjau dari Kemampuan Psikomotor

Data hasil penelitian kriteria unjuk kerja penerapan hasil belajar Pengetahuan Bahan Makanan pada praktek Pengawetan Makanan sebagian besar mahasiswa mampu menerapkan keterampilannya meliputi keterampilan mempersiapkan bahan dan keterampilan dalam proses pengolahan tape singkong, selai nanas, dan ikan asin.

Tingkat penerapan hasil belajar Pengetahuan Bahan Makanan pada praktek Pengawetan Makanan ditinjau dari kemampuan psikomotor ini berada pada kriteria baik, walaupun masih ada sebagian kecil praktek yang dilakukan mahasiswa berada pada kriteria cukup pada persiapan bahan dan proses pengolahan.

Uraian kesimpulan diatas manunjukan bahwa penerapan hasil belajar Pengetahuan Bahan Makanan pada praktek Pengawetan Makanan ditinjau dari kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor berada pada kriteria baik. Ini menunjukan bahwa dugaan awal mahasiswa kurang mampu menerapkan hasil belajar Pengetahuan Bahan Makanan pada praktek Pengawetan Makanan tidak terbukti karena setelah dilakukan penelitian hasilnya menunjukan bahwa mahasiswa mampu menerapkan pengetahuan yang didapat dari belajar mata kuliah Pengetahuan Bahan Makanan berada pada kriteria baik dengan


(2)

97

perbandingan kemampuan afektif dan psikomotor mereka lebih baik daripada kemampuan kognitif.

Secara keseluruhan penerapan hasil belajar Pengetahuan Bahan Makanan pada praktek Pengawetan Makanan ditinjau dari kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor berada pada kriteria baik.

B. Implikasi

Hasil penelitian mengenai penerapan hasil belajar Pengetahuan Bahan Makanan pada praktek Pengawetan Makanan mengandung beberapa implikasi diantaranya adalah :

1. Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan hasil belajar Pengetahuan Bahan Makanan pada praktek Pengawetan Makanan dilihat dari kemampuan kognitif berada pada kriteria baik. Hasil penelitian ini mengandung implikasi proses pembelajaran tentang Pengetahuan Bahan Makanan telah berhasil membuat mahasiswa mengetahui dan memahami mata kuliah Pengetahuan Bahan Makanan, sehingga mahasiswa dapat menerapkannya pada praktek Pengawetan Makanan dan harus ditingkatkan agar menjadi lebih baik.

2. Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan hasil belajar Pengetahuan Bahan Makanan pada praktek Pengawetan Makanan dilihat dari kemampuan afektif pada umumnya berada pada kriteria baik. Hasil penelitian ini mengandung implikasi proses pembelajaran tentang Pengetahuan Bahan Makanan telah berhasil membuat mahasiswa mengetahui dan memahami mata kuliah Pengetahuan Bahan Makanan, sehingga mahasiswa dapat


(3)

menerapkannya pada praktek Pengawetan Makanan dan harus ditingkatkan agar menjadi lebih baik.

3. Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan hasil belajar Pengetahuan Bahan Makanan pada praktek Pengawetan Makanan dilihat dari kemampuan psikomotor pada umumnya berada pada kriteria baik. Hasil penelitian ini mengandung implikasi proses pembelajaran tentang Pengetahuan Bahan Makanan telah berhasil membuat mahasiswa mengetahui dan memahami mata kuliah Pengetahuan Bahan Makanan, sehingga mahasiswa dapat menerapkannya pada praktek Pengawetan Makanan dan harus ditingkatkan agar menjadi lebih baik.

C. Rekomendasi

Rekomendasi hasil penelitian disusun berdasarkan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian. Rekomendasi ini ditujukan kepada:

1. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Tata Boga

Mahasiswa dapat mempertahankan dan lebih meningkatkan lagi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor khususnya dalam menerapkan hasil belajar Pengetahuan Bahan Makanan pada praktek Pengawetan Makanan. Upaya yang dilakukan adalah :

a. Mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan dari membaca buku sumber dan melihat secara langsung tentang bahan makanan yang dapat digunakan pada praktek Pengawetan Makanan


(4)

99

b. Mahasiswa dapat lebih meningkatkan aspek sikap dengan cara teliti dalam merencanakan dan mempersiapkan pelaksanaan praktek Pengawetan Makanan

c. Mahasiswa dapat lebih meningkatkan keterampilan yang dimiliki dengan cara berlatih agar mendapatkan hasil yang maksimal dalam pelaksanaan praktek Pengawetan Makanan.

2. Tenaga pengajar

Tenaga pengajar dapat lebih meningkatkan materi dengan cara penggunaan media belajar yang lebih bervariasi seperti penggunaan media power point atau menggunakan media nyata agar mahasiswa dapat lebih memahami dan memiliki wawasan yang lebih luas.


(5)

Ali, M. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Angkasa Almatsier. (2005). Dietetika. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

Bahar, B. (2003). Panduan Praktis Memilih Prosuk Sapi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

Departemen Pendidikan Dan Kebudayan. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Dimyati & Mujiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Fahrudin, L. (2000). Budidaya Kacang-kacangan. Yogyakarta : Kanisius.

Hadiwiyoto, S. (2001). Hasil-hasil Olahan Susu, Ikan, Daging, dan Telur. Yogyakarta : Liberty

Hermain, F. (2004). Sajian Manis dari Umbi-umbian. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

Lily, T. (2006). Masakan Tempe dan Tahu Lezat dan Alami. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

Norman, W. (1988). Teknologi Pengawetan Pangan. Jakarta: UI Press.

Rahayu, W.P. dkk. (2003). Klasifikasi Bahan Pangan dan Resiko Keamanannya.. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

Ridwan. (2004). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung : Alfabeta.

Slameto (2003). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Sudjana, N. (2001). Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosda Karya

Sufy, S. (2006). Kreasi Roti. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara


(6)

101

Surakhmad, W. (2002). Pengantar Penelitian Ilmiah (Dasar Metode Tehnik). Bandung : Tasko.

Suyanti. (2008). Membuat Mie Sehat Bergizi dan Bebas Pengawet. Jakarta: Swadaya.

Syarif, R dan Halid, H. (2000). Teknologi Penyimpanan Pangan. Bogor : Arcan. Winkel, (2004). Psikologi Pengajaran. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama Yasa Boga. (2003). Masakan Indonesia. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Sumber Lain :

--- Beras [online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/beras. [05 Januari 2010] --- Mie [online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/mie. [05 Januari 2010] --- Roti [online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/roti. [05 Januari 2010] --- Umbi [online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/umbi. [05 Januari 2010] --- Ikan [online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/ikan. [05 Januari 2010] --- Daging ayam [online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/daging ayam.

[05 Januari 2010]

--- Daging sapi [online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/daging sapi. [05 Januari 2010]

--- Kacang-kacangan [online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/kacang. [08 Maret 2010]

--- Sayuran [online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/sayur. [05 Januari 2010]