PENGEMBANGAN KARAKTER KEPEMIMPINAN PADA ORGANISASI KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.

(1)

No. Daftar FPIPS : 1693/UN.40.2.2/PL/2013

Asep Mauludin Syahdani, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Pada Organisasi Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

PENGEMBANGAN KARAKTER KEPEMIMPINAN PADA ORGANISASI KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA (Studi deskriptif Analitis terhadap BEM HMCH, Senat Mahasiswa FPIPS

dan BEM REMA UPI)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh

Asep Mauludin Syahdani 0900433

JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

No. Daftar FPIPS : 1693/UN.40.2.2/PL/2013

Asep Mauludin Syahdani, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Pada Organisasi Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

PENGEMBANGAN KARAKTER KEPEMIMPINAN PADA

ORGANISASI KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN

INDONESIA

(Studi Deskriptif Analitis terhadap BEM HMCH, Senat Mahasiswa

FPIPS dan BEM REMA UPI)

Oleh

ASEP MAULUDIN SYAHDANI

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© ASEP MAULUDIN SYAHDANI 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,


(3)

No. Daftar FPIPS : 1693/UN.40.2.2/PL/2013

Asep Mauludin Syahdani, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Pada Organisasi Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ASEP MAULUDIN SYAHDANI

PENGEMBANGAN KARAKTER KEPEMIMPINAN PADA ORMAWA UPI

(Studi Deskriptif Analitis terhadap BEM HMCH, Senat Mahasiswa FPIPS dan BEM REMA UPI)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing I

Prof. Dr. Idrus Affandi, S.H. NIP. 19540404 198101 1 002

Pembimbing II

Dr. Cecep Darmawan, S.Pd.,S.Ip.,M.Si. NIP. 19690929 199402 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed. NIP 19630820 198803 1 001


(4)

No. Daftar FPIPS : 1693/UN.40.2.2/PL/2013

Asep Mauludin Syahdani, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Pada Organisasi Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Skripsi ini di uji pada tanggal 31 Juli 2013.

Panitia Ujian Sidang Terdiri Atas : 1. Ketua :

Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si. NIP. 19700814 199402 1 001

2. Sekertaris :

Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed. NIP 19630820 198803 1 001 3. Penguji : 3.1

Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si. NIP. 19700814 199402 1 001 3.2

Drs. Rahmat, M.Si.

NIP. 19580915 198603 1 003 3.3

Dr. Prayoga Bestari, M.Si NIP. 19750414 200501 1 001


(5)

vi

Asep Mauludin Syahdani, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Pada Organisasi Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

ASEP MAULUDIN SYAHDANI (0900433), PENGEMBANGAN KARAKTER KEPEMIMPINAN PADA ORGANISASI KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA (Studi Deskriptif Analitis terhadap BEM HMCH, Senat Mahasiswa FPIPS dan BEM REMA UPI)

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kondisi bangsa Indonesia yang sedang mengalami krisis keteladanan, salah satu solusinya ada dipundak mahasiswa. Mahasiswa merupakan objek pendidikan yang diharapkan mampu menjadi generasi penerus bangsa yang unggul dan memiliki karakter kepemimpinan. Keteladanan berkaitan erat dengan karakter kepemimpinan, pengembangan karakter kepemimpinan dapat dibentuk melalui organisasi kemahasiswaan. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana konstruksi visi dan misi yang berakaitan dengan pengembangan karakter kepemimpinan, bagaimana media yang digunakan dalam pengembangan karakter kepemimpinan, bagaimana metode yang digunakan dalam pengembangan karakter kepemimpinan, hambatan yang dihadapi ormawa dalam pengembangan karakter kepemimpinan dan upaya mengatasinya, serta model pengembangan karakter kepemimpinan yang tepat pada ormawa UPI. Grand Theory dalam penelitian ini menggunakan teori Lickona (1991) yang menyebutkan karakter yang baik memiliki tiga bagian yang saling berhubungan diantaranya pengetahuan moral, perasaan moral, dan perilaku moral. Dari karakter tersebut melahirkan karakter kepemimpinan. Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif dengan metode studi deskriptif analitis untuk mendapatkan gambaran riil, aktual dan kontesktual mengenai fenomena di atas. Teknik pengumpulan data dan informasi dilakukan melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi, dan studi literatur. Temuan penelitian adalah (1) Konstruksi visi dan misi pada ormawa UPI berkaitan erat dengan pengembangan karakter kepemimpinan yaitu dengan program kerja untuk merealisasikannya serta peran pemimpin ormawa dalam memanaj organisasi untuk tercapainya visi dan misi; 2) Media yang digunakan dalam pengembangan karakter kepemimpinan diantaranya : mimbar bebas, mars dan hymne organisasi serta yel-yel, spanduk, poster, bendera, logo, internet (facebook, twitter, youtube), sms ,dan berbagai kegiatan serta rapat; 3) Metode pengembangan karakter kepemimpinan dilakukan secara bertahap dimulai dari pengenalan sampai kepada proses adaptasi menjadi seorang pemimpin, alur pelaksanaannya dimulai dari Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB), Masa Orientasi Kampus (MOKA), Masa Bimbingan (MABIM), Penerimaan Anggota Baru (PAB), Latihan Kepemimpinan Mahasiswa (LKM) di tingkat jurusan, fakultas, dan ditingkat universitas. 4) Hambatan yang dihadapi ormawa UPI dalam pengembangan karakter kepemimpinan diantaranya: memerlukan waktu yang cukup lama dalam pelaksanaannya, minim kontribusi dari pengurus, kontroversi AD ART REMA UPI, kebijakan kampus yang memperumit proses perijinan, mahasiswa yang cenderung apatis terhadap organsasi; 5) Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut diantaranya : mengadakan kegiatan yang mengasah daya nalar, intelektual, kreatifitas dan kegiatan yang dilaksanakan tidak monoton;. 6) Model pengembangan karakter kepemimpinan pada ormawa UPI adalah ormawa menjadi media yang membentuk mahasiswa yang berkarakter kepemimpinan dengan berbagai metode. Pengurus ormawa harus siap mengkader mahasiswa dan pihak lembaga baik di tingkat jurusan, fakultas maupun universitas memberikan dukungan kepada mahasiswa maupun ormawa untuk melaksanakan pengembangan karakter kepemimpinan.


(6)

vii

Asep Mauludin Syahdani, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Pada Organisasi Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian... 5

D. Manfaat Penelitian... 6

E. Penjelasan Istilah ... 6

F. Subjek dan Lokasi Penelitian ... 7

G. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Teori Karakter dan Kepemimpinan ... 9

1. Pengertian Karakter ... 9

2. Tujuan Pendidikan Karakter ... 10

3. Strategi Pendidikan Karakter ... 11

4. Pengertian Kepemimpinan ... 14

5. Pengertian Karakter Kepemimpinan ... 17

6. Model-Model Kepemimpinan ... 21

7. Fungsi Kepemimpinan... 22

B. Tinjauan tentang Mahasiswa dan Organisasi Kemahasiswaan ... 24

1. Pengertian Mahasiswa ... 24

2. Pengertian Aktivis Mahasiswa ... 29

3. Tipe-Tipe Mahasiswa ... 32

4. Pengertian Organisasi Kemahasiswaan ... 34

5. Jenis dan Fungsi Organisasi Kemahasiswaan ... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 40

A. Pendekatan dan Metodologi Penelitian ... 40

B. Jenis dan Sumber Data ... 42

C. Teknik Pengumpulan Data ... 44


(7)

viii

Asep Mauludin Syahdani, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Pada Organisasi Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 48

F. Uji Validitas Data Penelitian ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53

A. Gambaran Umum Organisasi Kemahasiswaaan di UPI ... 53

1. Profil BEM REMA UPI ... 53

2. Profil Senat Mahasiswa FPIPS ... 56

3. Profil BEM HMCH ... 59

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 61

1. Konstruksi Visi dan Misi Ormawa UPI yang Berkaitan Dengan Pengembangan Karakter Kepemimpinan ... 63

2. Media yang Digunakan Ormawa UPI Dalam Pengembangan Karakter Kepemimpinan ... 74

3. Metode yang Digunakan Ormawa UPI Dalam Pengembangan Karakter Kepemimpinan ... 77

4. Hambatan yang Dihadapi Ormawa Dalam Pengembangan Karakter Kepemimpinan ... 83

5. Upaya-upaya yang Dilakukan Ormawa Untuk Mengatasi Hambatan-Hambatan yang Dihadapi Dalam Membentuk Karakter Kepemimpinan ... 86

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 89

1. Konstruksi Visi dan Misi Ormawa UPI yang Berkaitan Dengan Pengembangan Karakter Kepemimpinan ... 89

2. Media yang Digunakan Ormawa UPI Dalam Pengembangan Karakter Kepemimpinan ... 94

3. Metode yang Digunakan Ormawa UPI Dalam Pengembangan Karakter Kepemimpinan ... 97

4. Hambatan yang Dihadapi Ormawa Dalam Pengembangan Karakter Kepemimpinan ... 101

5. Upaya-Upaya yang Dilakukan Ormawa Untuk Mengatasi Hambatan-Hambatan yang Dihadapi Dalam Membentuk Karakter Kepemimpinan ... 103

6. Model Pengembangan Karakter Kepemimpinan Pada Ormawa UPI ... 105

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 108

A. Kesimpulan ... 108

B. Saran ... 110

1. Untuk pemerintah ... 110

2. Untuk lembaga (universitas Pendidikan Indonesia) ... 110

3. Untuk Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan ... 110

4. Untuk ormawa UPI ... 110


(8)

ix

Asep Mauludin Syahdani, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Pada Organisasi Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA ... 112

LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP PENULIS DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Mahasiswa Bertaraf Dunia ... 21

Tabel 3.1 Jenis dan Sumber Data ... 43

Tabel 4.1 Tabel Program Kerja Senat Mahasiswa FPIPS ... 66

Tabel 4.2 Kegiatan BEM HMCH yang Direncanakan ... 71

Tabel 4.3 Hambatan Pengembangan Karakter Kepemimpinan Di Ormawa UPI ... 101

Tabel 4.4 Upaya yang Dilakukan Ormawa UPI dalam Mengatasi Hambatan-Hambatan yang Dihadapi dalam Pengembangan Karakter Kepemimpinan ... 103


(9)

x

Asep Mauludin Syahdani, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Pada Organisasi Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Komponen Karakter ... 17

Gambar 3.1 Triangulasi Sumber ... 51

Gambar 3.2 Triangulasi Teknik ... 52

Gambar 4.1 Logo BEM REMA UPI ... 54

Gambar 4.2 Logo KABINET BEM REMA UPI 2012 ... 55

Gambar 4.3 Logo Senat Mahasiswa FPIPS... 58

Gambar 4.4 Logo HMCH ... 60

Gambar 4.5 Metode Pengembangan Karakter Kepemimpinan BEM REMA UPI ... 78

Gambar 4.6 Metode Pengembangan Karakter Kepemimpinan Senat Mahasiswa FPIPS ... 80

Gambar 4.7 Metode Pengembangan Karakter Kepemimpinan HMCH... 82

Gambar 4.8 Metode Pengembangan Karakter Kepemimpinan Ormawa UPI 99


(10)

1 Asep Mauludin Syahdani, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Pada Organisasi Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia telah beberapa kali pergantian kepemimpinan mulai dari presiden Soekarno sampai pada presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Setiap dekade kepemimpinan yang memegang kekuasaan di Indonesia memiliki ciri khas dan pencapaian yang berbeda. Sebagaimana diungkap James M. Black (Rivai dan Arifin, 2009: 106) yang menyatakan bahwa:

leadership is capability of persuading others to work together under their direction as a team to accomplish certain designated objectives (Kepemimpinan adalah kemampuan meyakinkan orang lain supaya bekerjasama di bawah pimpinannya sebagai suatu tim untuk mencapai atau melakukan suatu tujuan tertentu).

Dari pengertian tersebut, dimaknai bahwa kepemimpinan merupakan suatu kepercayaan dari yang dipimpin terhadap pemimpinnya untuk mencapai tujuan suatu lembaga tertentu. Sehingga usaha dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu akan tergantung pada siapa yang menjadi pemimpin.

Keteladanan merupakan masalah krusial yang dihadapi Indonesia saat ini.

Keadaan tersebut disebabkan “krisis keteladanan jauh lebih dahsyat dari krisis

energi, kesehatan, pangan, transportasi, dan air“ (Antonio, 2007: 3). Hal tersebut terjadi karena sulitnya mencari sosok pemimpin yang jujur, adil, kompeten dan memiliki integritas yang tinggi. Akibatnya, permasalahan yang muncul semakin kompleks mulai aspek seperti pendidikan, ekonomi, sosial, budaya, politik dan aspek lainnya.

Permasalahan dari ketiadaan sosok pemimpin yang jujur, adil, kompeten dan memiliki integritas menyebabkan menjamurnya praktik korupsi di berbagai segi kehidupan baik itu pada lembaga pemerintah maupun swasta. Untuk menjawab permasalahan tersebut, hal yang harus di bangun saat ini adalah karakter kepemimpinan. Budimansyah (2010: 23) menyatakan bahwa “olah pikir, hati,


(11)

2

Asep Mauludin Syahdani, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Pada Organisasi Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

rasa, karsa dan olah raga yang mengandung nilai, kemampuan, kapasitas moral, ketegaran dalam menghadapi kesulitan dan tantangan” merupakan komponen yang harus diintergrasikan dalam penyelenggaraan pendidikan.

Pendidikan menjadi solusi terbaik untuk membentuk karakter kepemimpinan, terutama di perguruan tinggi yang notabene sebagai pencetak kader-kader pemimpin yang siap menerima tampu kursi kekuasaan. Hal tersebut sesuai dengan peran dan fungsi Perguruan Tinggi sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi Pasal 58 Ayat (1) yang menyatakan sebagai berikut: (a) wadah pembelajaran mahasiswa dan masyarakat; (b) wadah pendidikan calon pemimpin bangsa; (c) pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; (d) pusat kajian kebajikan dan kekuatan moral untuk mencari dan menemukan kebenaran; dan (e) pusat pengembangan peradaban bangsa.

Dalam menjalankan peran dan fungsinya, sudah semestinya perguruan tinggi mengembangkan aspek intelektual, afektual dan psikomotor mahasiswa secara terintegrasi. Hal tersebut di karenakan mahasiswa sebagai moral force, harus memiliki kemampuan logis dalam berpikir sehingga dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah.

Namun realita yang terjadi saat ini, pemimpin bangsa yang dulunya notebene berasal dari mahasiswa bahkan sebagai “aktivis” belum dapat menjawab dengan pasti permasalahan yang terjadi di Indonesia. Kenyataannya justru terjadi sebaliknya dimana pemimpin yang dulu bergelar aktivis tersebut, justru mengecewakan rakyat yang pada akhirnya terjadi krisis keteladan karena hilangnya karakter dalam dirinya.

Pelaksanaan pendidikan di perguruan tinggi dapat menjawab permasalahan krisis keteladanan tersebut sehingga dalam implementasinya, selain kegiatan akademik, mahasiswa juga dilibatkan bahkan diwajibkan mengikuti berbagai aktivitas yang bermanfaat salah satunya melalui kegiatan organisasi kemahasiswaan. Menurut Moorrehead dan Griffin (Wahab, 2006: 3) “organisasi


(12)

3

Asep Mauludin Syahdani, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Pada Organisasi Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

adalah sekelompok orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.” Adapun organisasi kemahasiswaan (ormawa) didefinisikan sebagai wadah untuk mengembangkan minat dan bakat mahasiswa yang melaksanakan berbagai aktivitas yang memiliki tujuan yang sama. Setiap ormawa memiliki karakteristik yang berbeda, keadaan tersebut sebagaimana dikemukakan Darmawan (2010:

5-6) “setiap ormawa memiliki: (a) sumber daya manusia yan beragam (karena

organisasi adalah kumpulan manusia); (b) sumber daya alam dan lingkungan; (c) tujuan yang hendak dicapai; (d) sarana atau instrumen yang digunakan dalam mencapai tujuan yang dimaksud.”

Keikutsertaan mahasiswa dalam berbagai kegiatan ormawa merupakan hak yang dimiliki oleh mahasiswa. Selain itu, ormawa di perguruan tinggi merupakan bagian yang sangat penting dalam rangka pembentukan karakter mahasiswa terutama dalam hal kepemimpinan. Sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi Pasal 17 Ayat (2) yang berbunyi:

Organisasi kemahasiswaan paling sedikit memiliki fungsi untuk:

a. mewadahi kegiatan mahasiswa dalam mengembangkan bakat, minat, dan potensi mahasiswa;

b. mengembangkan kreativitas, kepekaan, daya kritis, keberanian, dan kepemimpinan, serta rasa kebangsaan;

c. memenuhi kepentingan dan kesejahteraan, mahasiswa; dan

d. mengembangkan tanggung jawab sosial melalui kegiatan Pengabdian kepada masyarakat.

Mengacu pada peraturan tersebut, ormawa diharapkan dapat meningkatkan bahkan mengembangkan karakter kepemimpinan mahasiswa. Namun hingga saat ini, kegiatan ormawa yang diselenggarakan sejak lama di perguruan tinggi dampaknya belum signifikan dan optimal dalam mengembangkan dan membina karakter mahasiswa terutama karakter kepemimpinan. Hal tersebut dapat terlihat banyaknya aktivis mahasiswa yang hanya menjadi pegawai atau pekerja biasa dibandingkan dengan membuka lapangan pekerjaan sendiri.


(13)

4

Asep Mauludin Syahdani, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Pada Organisasi Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

pembentuknya, yaitu : Adil, Arif Bijaksana, Ksatria, Tawadhu, Sederhana, Visioner, Solutif, Komunikatif, Inspiratif.” Kemudian ditegaskan oleh Rivai dan Arifin (2009: 23) karakter yang harus dikembangkan oleh pemimpin (karakter kepemimpinan) di antaranya :

1) Berilmu, efektif, efesien dan produktif dalam bertindak. Mampu menggunakan waktu dan memanfaatkan peluang.

2) Tahu akan kekuatan dan kelemahan diri sendiri. 3) Berorientasi pada keluaran.

4) Membangun kekuatan, termasuk diri sendiri dan para sahabat kita. 5) Mau menerima kelebihan orang lain tanpa merasa malu.

6) Memusatkan perhatian pada beberapa bidang utama dan menyadari bahwa hanya melalui kerja keras secara terus menerus akan memperoleh hasil yang cemerlang.

7) Tawakal kepada Allah dengan meletakkan cita-cita yang tinggi.

8) Yakin pada diri sendiri bahwa hidup ini semata-mata hanya untuk mengabdi pada Allah.

Dari pokok pikiran di atas dapat ditarik simpulan bahwa pemimpin dan karakter merupakan bagian yang tidak terpisahkan satu sama lain. Seorang pemimpin tanpa karakter sama dengan pemimpin yang tidak memiliki moral sehingga akan sangat berbahaya bagi dirinya dan orang lain. Dengan demikian, karakter kepemimpinan akan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dalam menjalankan tugas sebagai pemimpin yang keberadaannya sangat dinantikan untuk membawa perubahan yang lebih baik.

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan di atas, maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang pengembangan karakter seperti apa yang digunakan organisasi kemahasiswaan dalam membentuk karakter mahasiswa agar menjadi warga negara yang baik serta dapat menjadikan sumber daya manusia yang unggul terutama dalam hal karakter kepemimpinan untuk menjawab krisis keteladanan saat ini. Dengan demikian, penulis akan melakukan penelitian dengan judul: PENGEMBANGAN KARAKTER

KEPEMIMPINAN PADA ORGANISASI KEMAHASISWAAN


(14)

5

Asep Mauludin Syahdani, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Pada Organisasi Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

terhadap BEM HMCH, Senat Mahasiswa FPIPS dan BEM REMA UPI). B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, yang menjadi masalah pokok dalam penelitian ini, yaitu: “Bagaimanakah pengembangan karakter kepemimpinan pada organisasi kemahasiswaan?”

Agar penelitian ini lebih terarah dan terfokus pada pokok permasalahan, maka masalah pokok tersebut penulis jabarkan dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana konstruksi visi dan misi ormawa UPI yang berkaitan dengan pengembangan karakter kepemimpinan?

2. Bagaimana media yang digunakan ormawa UPI dalam pengembangan karakter kepemimpinan?

3. Bagaimana metode yang digunakan ormawa UPI dalam pengembangan karakter kepemimpinan?

4. Hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi ormawa UPI dalam mengembangkan pengembangan karakter kepemimpinan?

5. Upaya-upaya apa saja yang dilakukan ormawa UPI untuk mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pengembangan karakter kepemimpinan?

6. Model apa yang tepat untuk pengembangan karakter kepemimpinan di lingkungan UPI?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum

Secara umum, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah mendapatkan gambaran mengenai pola pengembangan karakter kepemimpinan yang diterapkan pada organisasi kemahasiswaan yang berada di lingkungan UPI, khususnya ormawa BEM HMCH, Senat Mahasiswa FPIPS dan BEM REMA UPI. 2. Tujuan khusus


(15)

6

Asep Mauludin Syahdani, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Pada Organisasi Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Adapun secara khusus, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

a. Mengidentifikasi konstruksi visi dan misi (tujuan) ormawa UPI yang berkaitan dengan pengembangan karakter kepemimpinan.

b. Memperoleh gambaran tentang media yang digunakan dalam pengembangan karakter kepemimpinan yang dilakukan ormawa UPI.

c. Mendeskripsikan metode yang digunakan dalam pengembangan karakter kepemimpinan yang dilakukan ormawa UPI.

d. Mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dihadapi ormawa dalam mengembangkan karakter kepemimpinan.

e. Mengidentifikasi upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam pengembangan karakter kepemimpinan.

f. Menemukan model pengembangan karakter kepemimpinan yang tepat untuk diterapkan pada organisasi kemahasiswaan di UPI.

D. Manfaat Penelitian 1. Teoretis

Penelitian ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan pada umumnya dan khususnya Pendidikan Kewarganegaraan yang berhubungan dengan pembentukan dan pengembangan karakter.

2. Praktis

a. Memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai pentingnya mengikuti organisasi sebagai sarana pengembangan karakter kepemimpinan.

b. Memberikan sumbangsih pemikiran kepada mahasiswa terkait dengan penerapan pengembangan karakter kepemimpinan dalam organisasi kemahasiswaan.

c. Memberikan sumbangsih pemikiran kepada mahasiswa mengenai model yang ideal dalam sebuah organisasi kemahasiswaan dalam rangka menumbuhkan karakter kepemimpinan dalam diri mahasiswa.


(16)

7

Asep Mauludin Syahdani, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Pada Organisasi Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu E. Penjelasan Istilah

1. Mahasiswa: yang dimaksud mahasiswa dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia.

2. Organisasi kemahasiswaan: yang dimaksud organisasi kemahasiswaan dalam penelitian ini adalah Himpunan Mahasiswa Civics Hukum (HMCH), Senat Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (Senat Mahasiswa FPIPS) dan Badan Eksekutif Mahasiswa Republik Mahasiswa (BEM REMA) di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

3. Pengembangan Karakter Kepemimpinan : yang dimaksud pengembangan karakter kepemimpinan dalam skripsi ini adalah penyelenggaraan berbagai kegiatan di ormawa UPI seperti penerimaan anggota baru, latihan kepemimpinan mahasiswa dan peran serta keterlibatan dalam setiap kegiatan diorganisasi di Universitas Pendidikan Indonesia.

F. Subjek dan Lokasi Penelitian 1. Subjek penelitian

Subjek dalam penelitian ini yaitu Pimpinan Ormawa dan Ketua Bidang Organisasi di BEM HMCH, Senat Mahasiswa FPIPS, BEM REMA UPI, Pembina Kemahasiswaan serta mahasiswa yang melakukan studi di Universitas Pendidikan Indonesia. Hal tersebut dilakukan supaya ada perbandingan antara pernyataan yang satu dengan pernyataan yang lain. Selain itu, penulis juga memperoleh informasi dari informan lain yang dapat menambah dan memperkuat data.

2. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian terletak di Kampus Pusat Universitas Pendidikan Indonesia yang beralamat di Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung Jawa Barat. Ormawa UPI yang diteliti yaitu BEM HMCH, Senat Mahasiswa FPIPS, dan BEM REMA UPI mengenai pengembangan karakter kepemimpinan.


(17)

8

Asep Mauludin Syahdani, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Pada Organisasi Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sistematika penulisan didalam penyusunan skripsi ini meliputi lima bab, yaitu: BAB I : Pendahuluan. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang

masalah, identifikasi masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penjelasan istilah, subjek dan lokasi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan pustaka. Pada bab ini diuraikan dokumen - dokumen atau data-data yang berkaitan dengan fokus penelitian serta teori-teori yang mendukung penelitian penulis.

BAB III : Metodologi penelitian. Pada bab ini penulis menjelaskan pendekatan dan metodologi penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, tahapan penelitian, serta tenik pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian mengenai pengembangan karakter kepemimpinan pada ormawa UPI.

BAB IV : Analisis hasil penelitian. Dalam bab ini penulis menganalisis hasil temuan data tentang pengembangan karakter kepemimpinan dalam organisasi kemahasiswaan, program-program kegiatan organisasi kemahasiswaan, pandangan pembina kemahasiswaan terhadap organisasi kemahasiswaan sebagai wahana pengembangan karakter kepemimpinan serta pola organisasi kemahasiswaan dalam mengembangkan karakter kepemimpinan.

BAB V : Kesimpulan dan saran. Dalam bab ini penulis berusaha mencoba memberikan kesimpulan dan saran sebagai penutup dari hasil penelitian dan permasalahan yang telah diidentifikasi dan dikaji dalam skripsi.


(18)

9

Asep Mauludin Syahdani, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Pada Organisasi Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia


(19)

40 Asep Mauludin Syahdani, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Pada Organisasi Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metodologi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2000: 3) penelitian kualitatif

adalah “prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”. Pendekatan ini dipilih karena didasarkan pada permasalahan yang akan dikaji oleh peneliti mengenai pengembangan karakter kepemimpinan pada organisasi kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia, memerlukan sejumlah data lapangan yang sifatnya aktual dan kontekstual. Sehingga peneliti memperoleh gambaran dari permasalahan yang terjadi secara mendalam (berupa kata-kata, gambar, perilaku) dan tidak dituangkan dalam bentuk angka statistik atau bilangan, melainkan dalam bentuk kualitatif. Disamping itu, metode kualitatif mempunyai adaptabilitas yang tinggi, sehingga memungkinkan penulis untuk senantiasa menyesuaikan diri dengan situasi yang berubah-ubah yang dihadapi dalam penelitian ini.

Lebih lanjut Nasution (1996: 9) menjelaskan bahwa “dalam penelitian kualitatif, peneliti sebagai instrumen penelitian. Peneliti adalah “key instrument”

atau alat peneliti utama.” Peneliti mengadakan sendiri pengamatan atau

wawancara tak berstruktur sehingga dapat mendalami dan memahami makna interaksi antar peneliti dengan yang diwawancarai secara mendalam dengan dibantu pedoman wawancara dan observasi.

Pemilihan pendekatan ini karena sesuai dengan sifat dari masalah serta tujuan peneliti yang ingin diperoleh yakni berusaha untuk memperoleh gambaran yang nyata dan proses tentang pengembangan karakter kepemimpinan pada organisasi kemahasiswaan di Universitas Pendidikan Indonesia.


(20)

41

Asep Mauludin Syahdani, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Pada Organisasi Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 2. Metode Penelitian

Metodologi secara istilah berasal dari kata metode yang berarti cara yang tepat untuk melakukan sesuatu, dan logos yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi metodologi merupakan cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan. Untuk menganalisis permasalahan dalam penelitian ilmiah diperlukan adanya metode penelitian, metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data tentang pengembangan karakter kepemimpinan seperti apa yang dilakukan organisasi kemahasiswaan. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriftif analitis.

Menurut Best (Sukardi, 2004: 57) mengemukakan bahwa :

metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian yang sedang terjadi dan berhubungan dengan kondisi masa kini. Metode deskriptif berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai apa adanya.

Dipilihnya metode deskriptif analitis dalam penelitian ini karena metode tersebut memusatkan perhatian pada suatu fenomena yang aktual dan menggambarkan secara mendalam sesuai kondisi dilapangan. Sesuai dengan metode penelitian tersebut maka penelitian ini berusaha untuk mendapatkan gambaran riil, aktual dan kontekstual mengenai pengembangan karakter kepemimpinan pada organisasi kemahasiswaan (ormawa) di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang akhirnya dapat membuat suatu model pengembangan karakter kepemimpinan yang efektif melalui ormawa.

Dalam penelitian ini, penulis merupakan instrumen penting yang berusaha mengungkapkan data secara mendalam dengan dibantu oleh beberapa teknik pengumpulan data lainnya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Moleong (2000:

121) bahwa “Manusia sebagai instrumen penelitian. Kedudukan peneliti dalam

penelitian kualitatif cukup rumit. Ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana pengumpul data, analis, penafsir data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya.”


(21)

42

Asep Mauludin Syahdani, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Pada Organisasi Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Selain itu, penelitian ini lebih banyak menggunakan pendekatan antar individu artinya selama proses penelitian peneliti akan lebih banyak mengadakan kontak atau berhubungan dengan orang-orang di lingkungan lokasi penelitian, dengan demikian diharapkan peneliti dapat lebih leluasa mencari informasi dan mendapatkan data yang lebih terperinci tentang berbagai hal yang diperlukan untuk kepentingan penelitian. Selain itu peneliti juga berusaha untuk mendapatkan pandangan dari orang di luar sistem dari subjek penelitian, atau dari pengamat, untuk menjaga subjektifitas hasil penelitian.

B. Jenis dan Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari orang dan benda. Orang sebagai informan dalam arti sebagai subjek yang mengemukakan data-data yang dibutuhkan oleh peneliti, sedangkan benda merupakan sumber data dalam bentuk dokumen seperti artikel dan berita yang mendukung tercapainya tujuan penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua jenis, yakni data primer dan data sekunder. Pemilihan data primer berdasarkan pada kapasitas subjek penelitian yang dinilai dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti secara menyeluruh. Adapun yang menjadi data primer dalam penelitian ini adalah; Ketua Umum Badan Eksekutif Mahasiswa Himpunan Mahasiswa Civics Hukum (BEM HMCH), Ketua Bidang Organisasi BEM HMCH, Ketua Bidang Pendidikan BEM HMCH, Ketua Umum Senat Mahasiswa Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS), Wakil Ketua Senat Mahasiswa FPIPS, Ketua Divisi Organisasi Senat Mahasiswa FPIPS, Presiden BEM Republik Mahasiswa (REMA) UPI, Menteri Pengembangan Sumber Daya Organisasi BEM REMA UPI, Menteri Pendidikan BEM REMA UPI, pembina kemahasiswaan jurusan, fakultas dan universitas.

Untuk memperkuat analisis data, penelitian tentang pengembangan karakter kepemimpinan pada ormawa ini harus ditunjang oleh data sekunder, yakni hasil dari Penerimaan Anggotan Baru (PAB), Latihan Kepemimpinan Mahasiswa (LKM) dan kegiatan-kegiatan lainnya yang dilaksanakan untuk


(22)

43

Asep Mauludin Syahdani, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Pada Organisasi Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

mengetahui proses pengembangan karakter kepemimpinan, dokumen-dokumen, buku-buku dan artikel-artikel yang menunjang untuk penelitian.

Untuk lebih jelasnya, jenis dan sumber data dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 3.1

Jenis dan Sumber Data

No Jenis Data Sumber Data

1. Primer

Data berupa informasi dalam bentuk lisan yang langsung diperoleh penulis dari sumber aslinya.

Data tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Bagaimana konstruksi Visi dan Misi ormawa UPI yang berkaitan dengan pengembangan karakter kepemimpinan ?

2. Bagaimana media yang digunakan ormawa UPI dalam pengembangan karakter kepemimpinan?

3. Bagaimana metode yang digunakan ormawa UPI dalam pengembangan karakter kepemimpinan?

4. Hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi ormawa UPI dalam mengembangkan pengembangan karakter kepemimpinan?

Pimpinan ormawa BEM HMCH, Senat Mahasiswa FPIPS dan BEM REMA UPI Pembina kemahasiswaan jurusan/fakultas/Universitas


(23)

44

Asep Mauludin Syahdani, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Pada Organisasi Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 5. Upaya-upaya apa saja yang dilakukan

ormawa UPI untuk mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pengembangan karakter kepemimpinan?

6. Model apa yang tepat untuk pengembangan karakter kepemimpinan di lingkungan UPI?

2. Sekunder

Data yang digunakan berupa data tertulis yang diperoleh dari berbagai sumber yang berkaitan dengan tujuan penelitian

a. AD/ART HMCH, Senat Mahasiswa FPIPS dan REMA UPI

b.Dokumen terkait tentang HMCH, Senat Mahasiswa FPIPS dan BEM REMA UPI

C. Teknik Pengumpulan Data

Pada pelaksanaan penelitian penelitian ini untuk memperoleh data yang diperlukan, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu sebagai berikut :

1. Wawancara

Menurut Moleong (2000: 135) mengemukakan bahwa “wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.” Wawancara dalam penelitian merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh informasi langsung dari responden, dalam hal ini pimpinan ormawa tingkat himpunan/fakultas/universitas, pengurus inti/mahasiswa aktivis, mahasiswa


(24)

non-45

Asep Mauludin Syahdani, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Pada Organisasi Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

aktivis, dan pembina kemahasiswaan himpunan/fakultas/universitas yang menjadi responden dengan mengutarakan jawaban dari berbagai pertanyaan yang diajukan peneliti. Kegiatan wawancara ini dengan cara tatap muka serta dilakukan secara lisan.

Mengenai tujuan wawancara Nasution (1996: 73) mengemukakan bahwa:

“Tujuan wawancara adalah untuk mengetahui apa yang terkandung dalam pikiran dan hati orang lain, bagaimana pandangannya tentang dunia, yaitu hal-hal yang

tidak kita ketahui melalui observasi.” Maka tujuan wawancara ini adalah untuk

mengetahui apa yang ada dalam pikiran orang lain secara mendalam mengenai pengembangan karakter kepemimpinan pada organisasi kemahasiswaan. Wawancara yang dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk mengetahui :

a) Bagaimana konstruksi visi dan misi ormawa UPI yang berkaitan dengan pengembangan karakter kepemimpinan?

b) Bagaimana media yang digunakan ormawa UPI dalam pengembangan karakter kepemimpinan?

c) Bagaimana metode yang digunakan ormawa UPI dalam pengembangan karakter kepemimpinan?

d) Hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi ormawa UPI dalam mengembangkan pengembangan karakter kepemimpinan?

e) Upaya-upaya apa saja yang dilakukan ormawa UPI untuk mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pengembangan karakter kepemimpinan?

f) Model apa yang tepat untuk pengembangan karakter kepemimpinan di lingkungan UPI?

Pada penelitian kualitatif, wawancara mendalam dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, wawancara sebagai strategi dalam mengumpulkan data, pada konteks ini catatan data lapangan yang diperoleh berupa transkrip wawancara. Kedua, wawancara sebagai penunjang teknik lain dalam mengumpulkan data, seperti analisis dokumen dan studi literatur.


(25)

46

Asep Mauludin Syahdani, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Pada Organisasi Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hal ini, peneliti (pewawancara) harus mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan dan disesuaikan dengan keadaan serta ciri dari responden. Dalam hal ini, pewawancara harus benar-benar memperhatikan apa yang diungkapkan, berusaha bertanya secara rinci dan jelas kepada responden, menghindari pertanyaan yang kemungkinan hanya dijawab

“ya” atau “tidak” tanpa alasan atau argumentasi, dan berusaha merespon pertanyaan responden lebih bebas dan terbuka, sehingga pertanyaan/proses tanya jawab terjadi seperti pada percakapan sehari-hari.

2. Observasi

Pengertian observasi diungkapkan oleh Nazir (1988: 65) yang menyatakan

bahwa “metode survei (observasi) adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari

suatu kelompok ataupun suatu daerah.”

Sehingga observasi diartikan suatu aktivitas penelitian dalam rangka mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian melalui proses pengamatan langsung terhadap objek penelitian dilapangan atau lokasi penelitian.

Metode ini digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai pengembangan karakter kepemimpinan pada organisasi kemahasiswaan. Adapun yang menjadi objek daripada observasi ini adalah BEM REMA UPI, Senat Mahasiswa FPIPS dan BEM HMCH. Pemilihan subjek tersebut berdasarkan pada pelaksanaan pengembangan karakter kepemimpinan melalui Penerimaan Anggota Baru (PAB), Latihan Kepemimpinan Mahasiswa (LKM) atau Pendidikan Latihan Kepemimpinan Mahasiswa (PLKM) dan kegiatan-kegiatan lainnya.


(26)

47

Asep Mauludin Syahdani, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Pada Organisasi Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Studi dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data tidak langsung yang ditujukan kepada subjek penelitian. Penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif membutuhkan jenis data primer dan sekunder. Dalam hal ini studi dokumentasi termasuk kedalam jenis data sekunder, yakni berupa dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk menunjang data penelitian. Seperti yang dijelaskan oleh Moleong (2000: 161), ”…dokumen sebagai sumber data dapat

dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan bahkan untuk meramalkan”.

Sedangkan menurut Sugiyono (2010: 240) mengemukakan bahwa “Studi dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, dokumen bisa berbentuk lisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang”

Dalam penelitian ini, studi dokumentasi dilakukan untuk menelusuri dan menemukan informasi tentang pengembangan karakter kepemimpinan pada organisasi kemahasiswaan UPI dari berbagai dokumen yang tercatat agar data yang diperoleh lebih akurat. Dokumen yang ditelusuri bisa berupa catatan harian, jurnal, buku, foto-foto kegiatan yang berkaitan dengan penelitian.

4. Studi Litelatur

Studi litelatur yaitu mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang menjadi pokok bahasan dengan objek penelitian. Hal ini merujuk

pendapat Kartono (1996: 33) yang mengemukakan bahwa “studi litelatur adalah

teknik penelitian yang dapat berupa informasi-informasi data-data yang berhubungan dengan masalah yang diteliti yang di dapat dari buku-buku, majalah, naskah-naskah, kisah sejarah, dokumentasi-dokumentasi, dan lain-lain.”

Sehingga dengan studi litelatur ini digunakan untuk memperoleh data empiris yang relevan dan berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti. Kemudian dalam penelitian ini, peneliti membaca dan mempelajari sumber-sumber informasi yang berkaitan dengan pengembangan karakter kepemimpinan pada organisasi kemahasiswaan.


(27)

48

Asep Mauludin Syahdani, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Pada Organisasi Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 1. Tahap Pra Penelitian

Tahapan pra penelitian dilakukan adalah dengan memilih masalah, menentukan judul dan lokasi penelitian dengan tujuan untuk menyesuaikan keperluan dan kepentingan fokus penelitian yang akan diteliti. Lokasi yang pilih adalah Universitas Pendidikan Indonesia yang difokuskan ke BEM HMCH, Senat Mahasiswa FPIPS dan BEM REMA UPI. Alasan pemilihan ormawa tersebut karena HMCH merupakan salah satu himpunan yang pertama kali berdiri di UPI, Senat Mahasiswa FPIPS merupakan ormawa tingkat fakultas yang lahir kembali setelah sekian lama mati suri dan BEM REMA UPI merupakan ormawa yang merepresentasikan seluruh ormawa ditingkat universitas. Dari ketiga ormawa tersebut peneliti menemukan suatu kondisi yang berbeda dalam hal pengembangan karakter kepemimpinan.

Setelah judul dan masalah ditentukan maka peneliti mulai melakukan studi lapangan untuk mendapatkan gambaran umum yang nyata tentang subjek yang akan diteliti. Setelah peneliti mendapatkan gambaran umum mengenai kondisi objek dan subjek penelitian, maka tahap selanjutnya adalah menyusun pedoman wawancara dan format observasi sebagai instrumen untuk pengumpulan data yang diperlukan.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dimaksudkan untuk mengumpulkan data dari responden. Adapun langkah-langkah yang ditempuh peneliti sebagai berikut :

a. Menghubungi pimpinan ormawa yang dipilih oleh penulis berdasarkan tingkat eksistensinya dalam kegiatan ormawa untuk membuat janji mengadakan wawancara.

b. Menghubungi pembina kemahasiswaan, baik itu tingkat jurusan, fakultas dan universitas untuk membuat janji mengadakan wawancara terkait pengembangan karakter kepemimpinan pada organisasi kemahasiswaan. Adapun yang dipilih oleh penulis adalah: Susan Fitriasari, S.Pd.,M.Pd (Pembina Kemahasiswaan Jurusan PKn), Dr. Elly Malihah, M.Si. (Pembantu


(28)

49

Asep Mauludin Syahdani, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Pada Organisasi Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FPIPS), Prof. Dadang Sunendar, M.Hum. (Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kemitraan UPI).

c. Melakukan wawancara dengan responden, kemudian hasil wawancara tersebut ditulis dan disusun dalam bentuk catatan lengkap.

d. Data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi kemudian dianalisis dengan didukung oleh studi dokumentasi dan studi litelatur.

E. Teknik Pengolahan dan Analisi Data

Pengolahan dan analisis data merupakan suatu langkah penting dalam penelitian, karena dapat memberi makna terhadap data yang dikumpulkan oleh peneliti. Pengolahan data dan analisis data akan dilakukan melalui suatu proses yaitu menyusun, mengakategorikan data, mencari kaitan isi dari berbagai data yang diperoleh dengan maksud untuk mendapatkan maknanya.

Setelah selesai mengadakan wawancara dengan subjek penelitian, peneliti menuliskan kembali data-data yang terkumpul dengan tujuan agar dapat mengungkapkan data dan informasi secara mendetail. Data yang diperoleh dari hasil wawancara disusun dalam bentuk catatan lengkap setelah didukung oleh hasil observasi, dokumentasi, dan litelatur.

Berdasarkan hasil pengumpulan data yang peneliti dapatkan, yaitu dari hasil wawancara, observasi dan studi dokumentasi maka peneliti melakukan prosedur pengolahan dan analisis dari hasil pengumpulan data. Proses analisis data ini dimulai dengan menelaah, memeriksa seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu dari wawancara, pengamatan dan dokumentasi. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi sampai tahap tertentu diperoleh data yang dianggap kredibel.

Miles dan Huberman (Sugiyono, 2010: 246), mengemukakan bahwa


(29)

50

Asep Mauludin Syahdani, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Pada Organisasi Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

berlangsung secara terus menerus sampai tuntas. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.

1. Data Reduction (reduksi data)

Reduksi data adalah proses analisis yang dilakukan untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan hasil peneliitian dengan menfokuskan pada hal-hal yang dianggap penting oleh peneliti, dengan kata lain reduksi data bertujuan untuk memperoleh pemahaman-pemahaman terhadap data yang telah terkumpul dari hasil observasi dengan cara merangkum mengklasifikasikan sesuai masalah dan aspek-aspek permasalahan yang diteliti.

2. Data Display (penyajian data)

Penyajian data (data display) adalah sekumpulan informasi tersusun yang akan memberikan gambaran penelitian secara menyeluruh dengan kata lain menyajikan data secara terperinci dan menyeluruh dengan mencari pola hubungannya. Penyajian data yang disusun secara singkat, jelas dan terperinci namun menyeluruh akan memudahkan dalam memahami gambaran-gambaran terhadap aspek-aspek yang diteliti baik secara keseluruhan maupun bagian demi bagian. Penyajian data selanjutnya disajikan dalam bentuk uraian atau laporan sesuai dengan data hasil penelitian yang diperoleh.

3. Conclusion drawing verification

Conclusion drawing verification merupakan upaya untuk mencari arti, makna, penjelasan yang dilakukan terhadap data-data yang telah dianalisis dengan mencari hal-hal penting. Kesimpulan ini disusun dalam bentuk pernyataan singkat dan mudah dengan mengacu kepada tujuan penelitian. Demikian prosedur yang dilakukan peneliti dalam pelaksanaan penelitian ini. Dengan melakukan tahapan-tahapan ini diharapkan penelitian yang dilakukan ini dapat memperoleh data yang memenuhi kriteria sutau penelitian yaitu derajat kepercayaan, maksudnya data yang diperoleh dapat dipercaya dan dipertanggung jawabkan kebenarannya.


(30)

51

Asep Mauludin Syahdani, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Pada Organisasi Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu F. Uji Validitas Data Penelitian

Pengujian validitas data dalam hasil penelitian ini menggunakan berbagai macam teknik pengumpulan data seperti wawancara, observasi, dokumentasi dan literatur pada sumber yang sama yaitu dengan melakukan pengecekkan ulang temuan antar sumber data, metode pengumpul data dan teori yang relevan dengan fokus penelitian. Menurut Moleong (2010: 330) menyatakan bahwa : “triangulasi

adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memafaatkan sesuatu yang lain”.

Melalui triangulasi penulis dapat melakukan pengecekan temuan saat penelitian dengan membandingkan sumber, metode, atau teori. Sebagaimana diungkapkan Moleong (2010 : 331-332) tentang cara triangulasi data sebagai berikut : 1) mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan; 2) mengeceknya dengan berbagai sumber data serta; 3) memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayan data dapat dilakukan. Triangulasi dipandang penting dilakukan oleh peneliti kualitatif karena dengan triangulasi akan lebih meningkatkan kekuatan data, bila dibandingkan dengan satu pendekatan.

Pemantapan informasi atau data penelitian yang telah terkumpul selama tahap eksplorasi, dengan demikian hasil penelitiannya diharapkan memiliki tingkat validitas yang tinggi. Dalam kaitan itu, data yang diperoleh melalui penggunaan teknik wawancara dibuat dalam bentuk transkrip.

Demikian juga halnya dengan data yang diperoleh melalui penggunaan teknik studi dokumentasi, dan data yang diperoleh melalui teknik observasi dibuat dalam bentuk catatan-catatan lapangan. Kemudian, peneliti menunjukkannya kepada informan. Peneliti meminta mereka membaca dan memeriksa kesesuaian informasinya dengan apa yang telah dilakukan. Apabila ditemukan ada informasi yang tidak sesuai, maka peneliti harus segera berusaha memodifikasinya, apakah dengan cara menambah, mengurangi, atau bahkan menghilangkannya sampai kebenarannya dapat dipercaya.

Untuk menguji validitas data penelitian menggunakan triangulasi sumber. Triangulasi Sumber berarti membandingkan dan mengecek balik tingkat


(31)

52

Asep Mauludin Syahdani, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Pada Organisasi Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

kevalidan suatu informasi yang diperoleh ketika melakukan penelitian. Apabila digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1 Triangulasi Sumber Sumber : Pengolahan Data 2013

Sedangkan triangulasi teknik yaitu membandingkan dan menghubungkan antara pengumpulan data dengan wawancara, studi dokumentasi, studi litelatur dan observasi sehingga data dapat dianalisis dengan benar dan memiliki keabsahan yang tepat. Apabila digambarkan triangulasi teknik sebagai berikut :

Observasi

Wawancara

Studi Dokumentasi Studi Litelatur

PIMPINAN ORMAWA

MAHASISWA

PEMBINA KEMAHASISWAAN


(32)

53

Asep Mauludin Syahdani, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Pada Organisasi Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Gambar 3.2

Triangulasi Teknik

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2013

Dengan demikian, triangulasi merupakan cara terbaik untuk menvalidasi data dalam penelitian kualitatif karena dengan adanya triangulasi dapat menghilangkan perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan suatu studi ketika dalam pengumpulan data. Dengan kata lain bahwa dengan triangulasi peneliti dapat me-recheck temuannya dengan berbagai sumber, metode dan teori dalam penelitian.


(33)

108 Asep Mauludin Syahdani, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Pada Organisasi Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi penelitian yang dirumuskan dari deskripsi temuan penelitian dan pembahasan hasil-hasil penelitian dalam Bab IV.

A. Kesimpulan

1. Konstruksi visi dan misi pada ormawa UPI berkaitan erat dengan pengembangan karakter kepemimpinan dibuktikan dengan adanya program kerja untuk merealisasikannya serta peran pemimpin ormawa dalam memanaj organisasi untuk tercapainya visi dan misi.

2. Media yang digunakan dalam pengembangan karakter kepemimpinan pada ormawa UPI berbentuk : a) lisan seperti ajakan secara langsung, mimbar bebas, mars dan hymne organisasi serta yel-yel; b) tulisan seperti spanduk, poster, bendera, logo, internet (facebook, twitter, youtube), sms dan sebagainya; c) tulisan dan lisan seperti berbagai kegiatan yang diselenggarakan ormawa dan rapat. Secara keseluruhan bentuk dari media tersebut bersifat informasi, menunjukan identitas suatu ormawa dan sarana pembentukan karakter kepemimpinan.

3. Metode pengembangan karakter kepemimpinan dilakukan secara bertahap dimulai dari pengenalan sampai kepada proses adaptasi menjadi seorang pemimpin. Alur pelaksanaannya dimulai dari Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB), Masa Orientasi Kampus (MOKA), Masa Bimbingan (MABIM), Penerimaan Anggota Baru (PAB), Latihan Kepemimpinan Mahasiswa (LKM) di tingkat jurusan, fakultas, dan ditingkat universitas.

4. Hambatan yang dihadapi ormawa UPI dalam pengembangan karakter kepemimpinan yaitu : a) dalam proses pengembangan karakter memerlukan waktu yang cukup lama dan kurangnya dukungan berbagai elemen ormawa


(34)

109

Asep Mauludin Syahdani, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Pada Organisasi Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dan birokrat; b) pengurus ormawa belum secara utuh dapat menjadi teladan dan minim kontribusi terhadap ormawa; c) kebijakan ormawa yang belum memahami kultur mahasiswa; d) tidak tercantumnya ormawa tingkat fakultas dalam AD ART REMA UPI; e) kebijakan kampus yang memperumit proses perijinan dan pencairan dana; f) mahasiswa yang cenderung apatis terhadap organsasi; g) orang tua yang memaksakan anaknya hanya untuk fokus terhadap belajar; h) kegiatan akademik yang terlalu padat dan adanya tuntutan untuk lulus cepat; i) dan sarana prasarana yang belum mendukung secara utuh dibuktikan dengan masih ada ormawa yang tidak mendapatkan sekretariat dan sekretariat yang ada kurang representatif.

5. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan-hambatan dalam pengembangan karakter kepemimpinan pada ormawa UPI yaitu : a) pihak universitas mengeluarkan Peraturan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia Nomor 8052 /H40/HK/2010 tentang ormawa di lingkungan UPI yang menjadi payung hukum sebagai legalitas ormawa tingkat fakultas yang ada di UPI; b) pihak fakultas mengapresiasi setiap kegiatan ormawa dan mengadakan berbagai kegiatan yang bertujuan mengasah daya nalar dan intelektual bagi mahasiswa seperti mengadakan lomba penulisan karya ilmiah, artikel dan sebagainya; c) pihak jurusan meningkatkan pembinaan dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan dan mengadakan kegiatan Latihan Manajemen Kepemimpinan yang Efektif bagi pengurus HMJ; d) ormawa mengadakan kegiatan pengembangan karakter kepemimpinan dengan kreatif dan tidak monoton serta untuk mempererat kebersamaan dikepengurusan mengadakan up grading dan rutin mengadakan kumpul bersama.

6. Model pengembangan karakter kepemimpinan pada ormawa UPI adalah ormawa menjadi media pengembangan karakter kepemimpinan yang membentuk mahasiswa yang berkarakter kepemimpinan dengan berbagai metode. Dalam pelaksanaannya, pengurus ormawa harus siap mengkader mahasiswa dan pihak lembaga baik ditingkat jurusan, fakultas maupun


(35)

110

Asep Mauludin Syahdani, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Pada Organisasi Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

universitas memberikan dukungan kepada mahasiswa maupun ormawa untuk melaksanakan pengembangan karakter kepemimpinan. Pada hakikatnya, pengembangan karakter kepemimpinan pada ormawa dinyatakan berhasil adalah ketika mahasiswa telah menjadi sosok yang patut diteladani dan memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi orang lain.

B. Saran

1. Untuk Pemerintah

a. Dalam era reformasi hendaknya mahasiswa dilibatkan dalam membuat kebijakan dalam sistem pemerintahan.

b. Memberikan ruang gerak yang luas bagi mahasiswa dan memfasilitasinya, terutama dalam pengembangan karakter kepemimpinan.

2. Untuk Lembaga (Universitas Pendidikan Indonesia)

a. Mendukung serta memfasilitasi kegiatan ormawa yang bersifat positif. b. Menyediakan sekretariat yang representatif untuk kegiatan kemahasiswaan 3. Untuk Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

a Bagi Dosen

1) Mendukung dan memotivasi mahasiswa agar mengikuti organisasi kemahasiswaan

2) Memberikan teladan yang baik bagi mahasiswa agar dapat dicontoh dalam kehidupan sehari-hari

3) Memberikan pemahaman kepada mahasiswa bahwa soft skill yang dapat dibentuk dan dilatih melalui ormawa

b Dalam Proses Pembelajaran

1) Dalam kurikulum PKn perlu adanya mata kuliah khusus mengenai pendidikan karakter.

2) Kegiatan belajar mengajar lebih kepada mahasiswa yang aktif mencari dan bertanya dalam perkuliahan

3) Adanya tuntutan untuk membentuk karya tulis atau karya ilmiah disetiap mata kuliah agar terciptanya budaya literasi


(36)

111

Asep Mauludin Syahdani, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Pada Organisasi Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 4. Untuk ormawa UPI

a. Ormawa UPI memiliki tanggungjawab penuh dalam mewadahi dan mengkoordinir minat dan bakat dari mahasiswa serta meningkatkan pengembangan karakter kepemimpinan kepada anggotanya.

b. Setiap ormawa harus Standar Operasional Prosedur (SOP) dan kurikulum pengaderan yang dijadikan standar proses pengaderan sehingga pengembangan karakter kepemimpinan dapat tercapai dan dapat memberikan manfaat bagi banyak orang.

c. Dalam hal kaderisasi perlu adanya sinkronisasi antara HMJ, ormawa fakultas serta universitas sehingga proses pengaderan dalam hal pengembangan karakter kepemimpinan dapat terukur indikator keberhasilannya

d. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan ormawa UPI harus meningkatkan budaya literasi (membaca, menulis dan berdiskusi) dikalangan mahasiswa. 5. Untuk Mahasiswa UPI

a. Mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa harus siap menghadapi tantangan zaman, dengan aktif di organisasi kemahasiswaan akan menjadi bekal yang sangat berharga untuk terjun di masyarakat.

b. Pengalaman dan wawasan yang luas akan banyak didapatkan diorganisasi, oleh karena proses yang ada di alami khususnya di organisasi kemahasiswaan akan menjadikan seseorang yang memiliki kualitas dan identitas yang diharapkan di mahasiswa

c. Pengembangan karakter kepemimpinan tidak dapat dibentuk secara instan, oleh karena itu ketika bergabung dalam sebuah organisasi khususnya organisasi kemahasiswaan haruslah sampai tuntas dalam arti sampai kita memperoleh manfaat dari aktivitas di organisasi.


(37)

112 Asep Mauludin Syahdani, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Pada Organisasi Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Affandi, I. (2012). Pendidikan Politik (Mengefektifkan Organisasi Pemuda Melaksanakan Politik Pancasila dan UUD 1945. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Ahmad, A.R. (2006). Mahasiswa Abad 21. Selangor Malaysia : Fakulti Pendidikan/Faculty Of Education Universiti Kebangsaan Malaysia dan Yayasan Istana Abdulaziz.

Akin, T and Team. (1995). Character Education in America’s Schools. Spring Valley, California: Innerschoice Publishing.

Antonio, S.M. (2007). Muhammad SAW The Super Leader Super Manager. Jakarta : ProLM Center.

Budimansyah, D. (2010). Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Membangun Karakter Bangsa. Bandung : Widya Aksara Press.

Criticos, C. (1996). Media Selection. New York: Elsevier Science, Inc.

Kartakusumah, B. (2006). Pemimpin Adiluhung, Genealogi Kepemimpinan Kontemporer. Bandung : Teraju PT Mizan Publika.

Kartono. (1996). Metodologi Riset Sosial. Bandung: Mandar Maju.

Koesoema, A.D. (2007). Pendidikan Karakter. Jakarta: Grasindo.

Kusumah, I. (2007). Risalah Pergerakan Mahasiswa. Bandung : Indydec Press.

Lickona, T (1991). ”Educating For Character How Our Schools Can Teach

Respect and Responsibility”, New

York-Toronto-London-Sydney-Auckland: Bantam Books.

Markum, M.E. (2007). Pendidikan Tinggi dalam Perspektif Sejarah dan Perkembangannya di Indonesia.. Jakarta : UI-Press.

Martosewojo, S. (1984). Mahasiswa ’45 Prapatan-10: Pengabdiannya. Penerbit Patma : Bandung.


(38)

113

Asep Mauludin Syahdani, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Pada Organisasi Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Moleong, L.J. (2000). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Munir, A. (2010). Pendidikan Karakter (Membangun karakter Anak Sejak dari rumah). Yogyakarta: Pedagogia.

Nasution, S. (1996). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung : Tarsito.

Nazir, M. (1988). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Nazsir, N. (2008). Dinamika Kelompok dan Kepemimpinan. Bandung : Widya Padjadjaran.

Noor, I. (2011). Manajemen Kepemimpinan Muhammad SAW: Mencontoh Teladan Kepemimpinan Rasul untuk Kesempurnaan Manajemen Modern. Bandung : PT Mizan Pustaka.

Q-Anees, B dan Hambali, A. (2008). Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur’an. Bandung: Simbiossa Rekatama Media.

Rivai, V dan Arifin, A. (2009). Islamic Leadership Membangun Superleadership Melalui Kecerdasan Spiritual. Jakarta : PT Bumi Aksara. Sadiman, A.S. (1986). Media pendidikan: pengeratian, pengembangan, dan

pemanfaatannya. Jakarta: CV. Rajawali.

Samani, M dan Hariyanto. (2011). Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Sudewo, E. (2011). Best Practice Character Building Menuju Indonesia Lebih Baik. Jakarta Selatan : Republika.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetendi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara.

Wahab, A.A. (2006). Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan. Bandung : Alfabeta.


(39)

114

Asep Mauludin Syahdani, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Pada Organisasi Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Darmawan, C. (2010). “Kiat Sukses Manajemen Organisasi Kemahasiswaan”.

Gema Bumi Siliwangi UPI.

Ibrahim, H. (1997). Media pembelajaran: Arti, fungsi, landasan pengunaan, klasifikasi, pemilihan, karakteristik oht, opaque, filmstrip, slide, film, video, Tv, dan penulisan naskah slide. Bahan sajian program pendidikan akta mengajar III-IV. FIP-IKIP Malang.

C. Dokumen AD ART HMCH AD ART REMA UPI

AD ART Senat Mahasiswa FPIPS

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi

Kepmendikbud Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan

D. Internet

Sudrajat, Ahmad. (2010). Pendidikan Karakter di SMP [Online]. Tersedia:http://akhmadsudrajat.wordpres.com/2012/12/30/pendidikan-karakter-di-smp.


(1)

109

Asep Mauludin Syahdani, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Pada Organisasi Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dan birokrat; b) pengurus ormawa belum secara utuh dapat menjadi teladan dan minim kontribusi terhadap ormawa; c) kebijakan ormawa yang belum memahami kultur mahasiswa; d) tidak tercantumnya ormawa tingkat fakultas dalam AD ART REMA UPI; e) kebijakan kampus yang memperumit proses perijinan dan pencairan dana; f) mahasiswa yang cenderung apatis terhadap organsasi; g) orang tua yang memaksakan anaknya hanya untuk fokus terhadap belajar; h) kegiatan akademik yang terlalu padat dan adanya tuntutan untuk lulus cepat; i) dan sarana prasarana yang belum mendukung secara utuh dibuktikan dengan masih ada ormawa yang tidak mendapatkan sekretariat dan sekretariat yang ada kurang representatif.

5. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan-hambatan dalam pengembangan karakter kepemimpinan pada ormawa UPI yaitu : a) pihak universitas mengeluarkan Peraturan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia Nomor 8052 /H40/HK/2010 tentang ormawa di lingkungan UPI yang menjadi payung hukum sebagai legalitas ormawa tingkat fakultas yang ada di UPI; b) pihak fakultas mengapresiasi setiap kegiatan ormawa dan mengadakan berbagai kegiatan yang bertujuan mengasah daya nalar dan intelektual bagi mahasiswa seperti mengadakan lomba penulisan karya ilmiah, artikel dan sebagainya; c) pihak jurusan meningkatkan pembinaan dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan dan mengadakan kegiatan Latihan Manajemen Kepemimpinan yang Efektif bagi pengurus HMJ; d) ormawa mengadakan kegiatan pengembangan karakter kepemimpinan dengan kreatif dan tidak monoton serta untuk mempererat kebersamaan dikepengurusan mengadakan

up grading dan rutin mengadakan kumpul bersama.

6. Model pengembangan karakter kepemimpinan pada ormawa UPI adalah ormawa menjadi media pengembangan karakter kepemimpinan yang membentuk mahasiswa yang berkarakter kepemimpinan dengan berbagai metode. Dalam pelaksanaannya, pengurus ormawa harus siap mengkader mahasiswa dan pihak lembaga baik ditingkat jurusan, fakultas maupun


(2)

Asep Mauludin Syahdani, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Pada Organisasi Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

universitas memberikan dukungan kepada mahasiswa maupun ormawa untuk melaksanakan pengembangan karakter kepemimpinan. Pada hakikatnya, pengembangan karakter kepemimpinan pada ormawa dinyatakan berhasil adalah ketika mahasiswa telah menjadi sosok yang patut diteladani dan memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi orang lain.

B. Saran

1. Untuk Pemerintah

a. Dalam era reformasi hendaknya mahasiswa dilibatkan dalam membuat kebijakan dalam sistem pemerintahan.

b. Memberikan ruang gerak yang luas bagi mahasiswa dan memfasilitasinya, terutama dalam pengembangan karakter kepemimpinan.

2. Untuk Lembaga (Universitas Pendidikan Indonesia)

a. Mendukung serta memfasilitasi kegiatan ormawa yang bersifat positif. b. Menyediakan sekretariat yang representatif untuk kegiatan kemahasiswaan

3. Untuk Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

a Bagi Dosen

1) Mendukung dan memotivasi mahasiswa agar mengikuti organisasi kemahasiswaan

2) Memberikan teladan yang baik bagi mahasiswa agar dapat dicontoh dalam kehidupan sehari-hari

3) Memberikan pemahaman kepada mahasiswa bahwa soft skill yang dapat dibentuk dan dilatih melalui ormawa

b Dalam Proses Pembelajaran

1) Dalam kurikulum PKn perlu adanya mata kuliah khusus mengenai pendidikan karakter.

2) Kegiatan belajar mengajar lebih kepada mahasiswa yang aktif mencari dan bertanya dalam perkuliahan

3) Adanya tuntutan untuk membentuk karya tulis atau karya ilmiah disetiap mata kuliah agar terciptanya budaya literasi


(3)

111

Asep Mauludin Syahdani, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Pada Organisasi Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4. Untuk ormawa UPI

a. Ormawa UPI memiliki tanggungjawab penuh dalam mewadahi dan mengkoordinir minat dan bakat dari mahasiswa serta meningkatkan pengembangan karakter kepemimpinan kepada anggotanya.

b. Setiap ormawa harus Standar Operasional Prosedur (SOP) dan kurikulum pengaderan yang dijadikan standar proses pengaderan sehingga pengembangan karakter kepemimpinan dapat tercapai dan dapat memberikan manfaat bagi banyak orang.

c. Dalam hal kaderisasi perlu adanya sinkronisasi antara HMJ, ormawa fakultas serta universitas sehingga proses pengaderan dalam hal pengembangan karakter kepemimpinan dapat terukur indikator keberhasilannya

d. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan ormawa UPI harus meningkatkan budaya literasi (membaca, menulis dan berdiskusi) dikalangan mahasiswa.

5. Untuk Mahasiswa UPI

a. Mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa harus siap menghadapi tantangan zaman, dengan aktif di organisasi kemahasiswaan akan menjadi bekal yang sangat berharga untuk terjun di masyarakat.

b. Pengalaman dan wawasan yang luas akan banyak didapatkan diorganisasi, oleh karena proses yang ada di alami khususnya di organisasi kemahasiswaan akan menjadikan seseorang yang memiliki kualitas dan identitas yang diharapkan di mahasiswa

c. Pengembangan karakter kepemimpinan tidak dapat dibentuk secara instan, oleh karena itu ketika bergabung dalam sebuah organisasi khususnya organisasi kemahasiswaan haruslah sampai tuntas dalam arti sampai kita memperoleh manfaat dari aktivitas di organisasi.


(4)

112 Asep Mauludin Syahdani, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Pada Organisasi Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Affandi, I. (2012). Pendidikan Politik (Mengefektifkan Organisasi Pemuda

Melaksanakan Politik Pancasila dan UUD 1945. Bandung : Universitas

Pendidikan Indonesia.

Ahmad, A.R. (2006). Mahasiswa Abad 21. Selangor Malaysia : Fakulti Pendidikan/Faculty Of Education Universiti Kebangsaan Malaysia dan Yayasan Istana Abdulaziz.

Akin, T and Team. (1995). Character Education in America’s Schools. Spring Valley, California: Innerschoice Publishing.

Antonio, S.M. (2007). Muhammad SAW The Super Leader Super Manager. Jakarta : ProLM Center.

Budimansyah, D. (2010). Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan Untuk

Membangun Karakter Bangsa. Bandung : Widya Aksara Press.

Criticos, C. (1996). Media Selection. New York: Elsevier Science, Inc.

Kartakusumah, B. (2006). Pemimpin Adiluhung, Genealogi Kepemimpinan

Kontemporer. Bandung : Teraju PT Mizan Publika.

Kartono. (1996). Metodologi Riset Sosial. Bandung: Mandar Maju. Koesoema, A.D. (2007). Pendidikan Karakter. Jakarta: Grasindo.

Kusumah, I. (2007). Risalah Pergerakan Mahasiswa. Bandung : Indydec Press. Lickona, T (1991). ”Educating For Character How Our Schools Can Teach

Respect and Responsibility”, New

York-Toronto-London-Sydney-Auckland: Bantam Books.

Markum, M.E. (2007). Pendidikan Tinggi dalam Perspektif Sejarah dan

Perkembangannya di Indonesia.. Jakarta : UI-Press.

Martosewojo, S. (1984). Mahasiswa ’45 Prapatan-10: Pengabdiannya. Penerbit


(5)

113

Asep Mauludin Syahdani, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Pada Organisasi Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Moleong, L.J. (2000). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Munir, A. (2010). Pendidikan Karakter (Membangun karakter Anak Sejak dari

rumah). Yogyakarta: Pedagogia.

Nasution, S. (1996). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung : Tarsito. Nazir, M. (1988). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Nazsir, N. (2008). Dinamika Kelompok dan Kepemimpinan. Bandung : Widya Padjadjaran.

Noor, I. (2011). Manajemen Kepemimpinan Muhammad SAW: Mencontoh

Teladan Kepemimpinan Rasul untuk Kesempurnaan Manajemen Modern.

Bandung : PT Mizan Pustaka.

Q-Anees, B dan Hambali, A. (2008). Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur’an. Bandung: Simbiossa Rekatama Media.

Rivai, V dan Arifin, A. (2009). Islamic Leadership Membangun

Superleadership Melalui Kecerdasan Spiritual. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Sadiman, A.S. (1986). Media pendidikan: pengeratian, pengembangan, dan

pemanfaatannya. Jakarta: CV. Rajawali.

Samani, M dan Hariyanto. (2011). Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Sudewo, E. (2011). Best Practice Character Building Menuju Indonesia Lebih

Baik. Jakarta Selatan : Republika.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetendi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara.

Wahab, A.A. (2006). Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan. Bandung : Alfabeta.


(6)

Asep Mauludin Syahdani, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Pada Organisasi Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Darmawan, C. (2010). “Kiat Sukses Manajemen Organisasi Kemahasiswaan”.

Gema Bumi Siliwangi UPI.

Ibrahim, H. (1997). Media pembelajaran: Arti, fungsi, landasan pengunaan,

klasifikasi, pemilihan, karakteristik oht, opaque, filmstrip, slide, film, video, Tv, dan penulisan naskah slide. Bahan sajian program pendidikan akta mengajar III-IV. FIP-IKIP Malang.

C. Dokumen

AD ART HMCH AD ART REMA UPI

AD ART Senat Mahasiswa FPIPS

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi

Kepmendikbud Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan

D. Internet

Sudrajat, Ahmad. (2010). Pendidikan Karakter di SMP [Online]. Tersedia:http://akhmadsudrajat.wordpres.com/2012/12/30/pendidikan-karakter-di-smp.