Romli Bantah Terima Rp 1,3 Miliar.

o Senin
17

1

2

18

3

19

~5)

SUARA
KARYA
.
0 Rabu

Selasa


4

20

(])

6

21

7

22

0_Jan__Q_Peb
9_~!.~ 0 ~~!__8!:i_

0


8

9

23

0

Kamis

10

24

Jumat

0

11


12

25

9 ~u.n__Q.~/_ 0

26
Ags

13

27
_

0

Sabtu

14


28

C Sep 0

-

Minggu

Okt

15

29

0

16

30
Nov


0

~
31

Des

\

KORUPSI SISMINBAKUM

Romli Bantah Terima Rp 1,3 Miliar
JAKARTA
(Suara
Karya):
Mantan
Direktur
Jenderal
(Dirjen) Administrasi

H ukum Umum (AHU), Departemen
Hukum
dan HAM,
Romli Atmasasmita
membantah
menerima
uang
senilai Rp 1,3 miliar, seusai
persidangan
di Pengadilan
Negeri
(PN)
Jakarta
Selatan, Senin.
Terdakwa
diduga terJibat kasus korupsi
Sistem
Informasi
Badan
Hukum

(Sisminbakum)
yang merupakan
akses
adminitrasi
untuk notaris dan konsultan
hukum
pada
masa
jabatan
tahun 2000 sampai 30 Juni 2002.
Sidang digelar di ruang
utama Garuda PN Jakarta
S~latan. di mana terdakwa
yang
mengg'unakan
baju
lengan
panjang
berwarna
abu-abu

didampingi
kuasa
hukumnya
Denny
KaiJimango
Pada sidang yang dipimpin Ketua Majehs Hakim Syahrial
Sidiq, Jaksa
Penuntut
Umum
(JPU)
Fadel, dalam dakwaannya
menyatakan
terdakwa

Romli telah melakukan
tindak pidana korupsi dengan
menerima
uang hasil pungutan dari notaris dengan
dalih akses fee sebesar Rp
1,3 miliar dari PT Sarana

Rekatama
Dinamika (SRD).
"Terdakwa
telah
menyalahgunakan
kewenangan, kesempatan
atau sarana karena jabatan
atau
kedudukannya
yaitu selaku
Dirjen
Administrasi
Hukum Umum," katanya.
la menjelaskan,
terdakwa telah menerbitkan
keputusan
nom or:
C-O I.
HT.OI.OI tahun 2001 tang.gal 10 Juli 2001 ten tang
Tata Cara Pengajuan

Permohonan
dan Pengesahan
Akta PendiJ;an Persetujuan
Akta Perubahan
Anggaran
Dasar
Perseman
Terbatas
melalui Sisminbakum
dan
sistem manual.
Menurut
Jaksa,
sebenarnya
sistem
manual
hanya
diperuntukan
bagi
pendiri

atau
kuasanya,
sedangkan
untuk
notaris
tetap
diwajibkan
secara
Sisminbakum,
sehingga
untuk notaris selain mem-

bayar Pendapatan
Negara
Bukan Pajak (PNBN) sebesar Rp 200 ribu, juga tetap
wajib mem bayar punggutan
dengan dalih akses fee.
Akses fee itu berupa
kegiatan
pendirian
dan
perubahan
badan
hukum
yang dipungut
sebesar
Rp
1 juta
per akta dan kegiatan
pemesanan
nama
perusahaan
dengan pungutan sebesar Rp 350 ribu.
Hasil akses fee itu tidak
disetor ke kas negara.
Menurut
Jaksa,
Sisminbakum
mulai berlaku
pada 1 Maret 2001 sampai
30 Juni 2002 yang telah
menguntungkan
SRD sebesar Rp 31 miliar, selaku
pihak ketiga yang bekerja
sama dengan
Departemen
Hukum
dan
Hak Asasi
Manusia
(Depkum
dan
HAMI.
Akibat
perbuatannya
tel'dakwa
Romli diancam
pidana
dalam
pasal
tiga
junto pasal 18 UU No 31
tahun
1999 tentang
Pemberantasan
Tindak Pidana
Korupsi (Tipikor) dan junto
UU nom or 20 Tahun 200 I

tentang
Perubahan
atas
UU nom or 31 tahun 1999
ten tang
Pemberanrasan
Tipikor dan junto pasal 55
ayat I ke-1 KUHP.
Romli mengatakalJ
kepada majelis hakim mengenai ketidakmengertiarlnya.
tentang
dakwaan
pihak
JPU terse but.
la mempertanyakan,
apakah dakwaan
tersebut
untuk dirinya sendiri atau bersarna saksi yang lain seperti
mantan Menteri Kehak'lman
dan HAM YUSJ;llhza Mahendra yang saat itu m~nerbitkan keputusan
tersebut.
Usai sidang Romli,juga
membantah
menerima
uang sebesar Rp 1.3 T1~iliar
tersebut.
bahkan
dia
mengaku tidak mengeJ.Fhui
bentuk
uang yang '~ituduhkan kepadanya
itu~
la juga
menyat'i}kan
tidak
mengerti
mengapa
dalam kasus itu tidak'dilakukan
pemeriksaan
tel-hadap
Yusril
Ihza ,IMahendra
dan Hartono
Tanoesoedibjo,
selaku ktJasa
pemegang saham SRD:
(Lerman

-

Sipayune:/Antl

Kliping Humos Unpod 2009
--

-