KESIAPSIAGAAN SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 8 SURAKARTA TERHADAP BENCANA GEMPA BUMI Kesiapsiagaan Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 8 Surakarta Terhadap Bencana Gempa Bumi.

KESIAPSIAGAAN SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 8
SURAKARTA TERHADAP BENCANA GEMPA BUMI
ARTIKEL PUBLIKASI
Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan
Guna Mencapai Derajat Sarana S-1
Pendidikan Geografi

Diajukan Oleh:
WAHYU CATUR TRIYONO
A 610 100 026

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
TAHUN 2014

1

KESIAPSIAGAAN SISWA KELAS VII
SMP MUHAMMADIYAH 8 SURAKARTA
TERHADAP BENCANA GEMPA BUMI
Oleh

Wahyu Catur Triyono – A610 100 026
Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
2014
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa
kelas VII mengenai kejadian bencana gempa bumi dan tingkat kesiapsiagaan siswa
kelas VII
di SMP Muhammadiyah 8 Surakarta. Populasi siswa di SMP
Muhammadiyah 8 Surakarta adalah 56. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
tingkat pengetahuan siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 8 Surakarta mengenahai
kejadian bencana gempa bumi dan mengetahui tingkat kesiapsiagaan siswa kelas VII
SMP Muhammadiyah 8 Surakarta terhadap bencana gempa bumi. Metode yang
digunakan dalam pengambilan sampel menggunakan metode sensus yaitu penelitian
yang meneliti seluruh anggota populasi. Sesuai metode yang digunakan dalam
penelitian maka jumlah sampel yang digunakan adalah semua siswa kelas VII SMP
Muhammadiyah 8 Surakarta sebanyak 56. Penelitian dilakukan dengan pendekatan
diskriptif kuantitatif, dengan dukungan data kuantitatif yang dihitung dengan
prosentase. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket. Hasil data
yang terkumpul dianalisis kemudian dilakukan kategori dengan menggunakan indek

pengetahuan. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa 1) pengetahuan siswa SMP
Muhammadiyah 8 Surakarta mengenai kejadian gempa bumi pada persentase Kelas
VII A yang berjumlah 19 siswa mampu menjawab soal dengan total jawaban ya
77,89%, Kelas VII B , berjumlah 20 siswa, menjawab ya 78% dan Kelas VII C,
berjumlah 17 siswa, mnjawab ya 76,47% sehingga termasuk dalam indeks
pengetahuan pada kategori “Tahu”. 2) Kesiapsiagaan siswa SMP Muhammadiyah 8
Surakarta tentang bencana gempa bumi berada pada persentase Kelas VII A yang
berjumlah 19 siswa mampu menjawab soal dengan total jawaban ya 55,59%, Kelas
VII B berjumlah 20 siswa, menjawab ya 61% dan Kelas VII C, berjumlah 17 siswa,
menjawab ya 61,06% sehingga termasuk dalam indeks kesiapsiagaan pada kategori
“Hampir Siap”

Kata Kunci: Pengetahuan, Bencana Gempa Bumi, Kesiapsiagaan

3

PENDAHULUAN
Surakarta merupakan sebelah utara wilyah darah istimewa Yogyaktra dangan
jarak ± 65 km. Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah yang terdapat zona
subduksi atau zona pertemuan antara 2 lempeng yaitu lempeng Australia dengan

lempeng Asia yang akan menyebabkan menunjamnya lempeng Australia.
Penunjaman ini bukan hanya menyebabkan munculnya gunung-gunung api tetapi
menimbulkan titik gempa di area selatan Pulau Jawa.
Sabtu pagi pukul 05.53 WIB tanggal 27 Mei 2006. Di Kota Pelajar
Yogyakarta terjadi gempa bumi berkekuatan 6,3 SR. Gempa tersebut telah meluluh
lantakkan daerah-daerah di wilayah Provinsi DIY dan sebagian Provinsi Jawa
Tengah. Gempa tersebut berpusat di koordinat 8⁰ Garis Lintang Selatan dan 110⁰
Garis Bujur Timur atau sekitar 25 km ke arah barat daya dari Kota Yogyakarta. (Jan
Sopaheluwakan, Deny Hidayati, Krisna Permana, Febrin Ismail, Koen Meyers,
Widayatun, Titik Handayani, Del Afriadi Bustami, Daliyo, Fitranita, Laila Nagib,
Ngadi, Yugo Kumoro, Irina Rafliana, Teti Argo, 2006). Kejadian bencana gempa
bumi tersebut menyebabkan masyarakat di sekitar Yogyakarta merasakan getaran
tersebut. Kota Surakatra yang merupakan salah satu daerah dekat dengan Yogyakarta
dapat merasakan dampak getaran yang cukup besar sehingga menimbulkan kerugian
moril maupun materiil.
SMP Muhammadiyah 8 Surakarta yang beralamat di Jl. Sri Kuncoro No 12
Danukusuman merupakan salah satu sekolah yang terletak diselatan kota Surakarata
merupakan daerah yang cukup dekat dengan zona subduksi di daerah Yogyakarta.
Dampak yang ditimbulkan dari zona pertemuan 2 lempeng menimbulkan getaran
gempa bumi yang sewaktu-waktu terjadi, sehingga mengakibatan kepanikan terhadap

semua masyarakat. Kepanikan yang di alami oleh masyarakat karena kurangnya
pengetahuan terhadap bencana bumi. Kurangnya pengetahuan terhadap bencana akan
menyebabkan jatuhnya korban dan rusaknya sarana prasarana.

4

Kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana harus segera diterapkan pada anak
sejak dini melalui pendidikan formal maupun non-formal. Pengetahuan anak yang
kurang mengenai apa yang harus di lakukan saat terjadi bencana, merupakan kendala
bagi orang tua saat terjadi bencana anak-anaknya tidak berada di sampingnya.
Pendidikan mitigasi bencana belum menyeluruh dilalukan di semua sekolah di
Indonesia, sehingga menjadikan kurangnya pengetahuan kebencanaan pada siswa,
maka resiko jatuhnya korban bencana pada anak semakin banyak.
Kesiapsiagaan oleh siswa sangat dibutuhkan untuk meminimalisir adanya
banyak korban. Siswa dianggap komponen paling penting sebagai penerima
pengetahuan dalam mempersiapkan diri untuk selalu waspada akan terjadinya
bencana gempa bumi. Kesiapsiagaan untuk menghadapi bencana gempabumi akan
sangat berguna bagi keselamatan manusia apabila sekolah memberikan materi kepada
siswa tentang bagaimana cara menanggulangi bencana gempabumi. Terdapat banyak
resiko yang dapat terjadi di sekolah apabila siswa tidak memiliki kesiapsiagaan dalam

menghadapi bencana. Misalnya runtuhan bangunan yang dapat mengenai siswa saat
terjadi bencana gempa bumi. Sehingga kesiapsiagaan siswa perlu untuk penyelamatan
diri saat terjadinya bencana.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis akan melakuakan penelitian
yang

dilakukan

KESIAPSIAGAAN

di

SMP
SISWA

Muhammadiyah
KELAS

VII


8

Surakarta,

SMP

dengan

judul

MUHAMMADIYAH

8

SURAKARTA DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI.
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan masalah
penelitian sebagai berikut :
1.


Bagaimana tingkat pengetahuan siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 8
Surakarta mengenai kejadian bencana gempa bumi?

2.

Bagaimana tingkat kesiapsiagaan siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 8
Surakarta terhadap gempa bumi?

5

B. Tujuan Penelitian
Sesuai rumusan masalah diatas maka dapat dirumuskan tujuan penelitian
sebagai berikut :
1.

Mengetahui tingkat pengetahuan siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 8
Surakarta mengenai kejadian bencana gempa bumi?

2.


Mengetahui tingkat kesiapsiagaan siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 8
Surakarta terhadap gempa bumi?

LANDASAN TEORI
Siswa adalah manusia didik sebagai makhluk yang sedang berada dalam
proses perkembangan atau pertumbuhan menurut fitrah masing- masing yang
memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju kearah titik optimal
yakni kemampuan fitrahnya. (H.M Arifin, 1996).
a. Pengertian pengetahuan
Notoatmodjo, (2007) mendefinisikan pengetahuan sebagai hasil pengindraan
manusia atau hasil “tahu” seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya.
Pengetahuan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu. Penginderaan terhadap obyek terjadi melalui pancaindra manusia yakni indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu
pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh
intensitas perhatian dan persepsi terhadap obyek. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
a. Pengertian Bencana
UU RI No. 24 tahun 2007 pasal 1 angka 1, mendefinisikan bencana sebagai
suatu peristiwa atau rangkaian peristiwa yang menggancam dan mengganggu

kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik faktor alam, faktor non
alam maupun faktor manusia, sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

6

b. Faktor - Faktor Penyebab Bencana
Nurjanah, R. Sugiharto, Dede Kuswana, Siswato BP, Adikoesoemo, (2011:
21) menyatakan bahwa faktor penyebab terjadinya bencana terdapat (3) penyebab,
yakni (1) faktor alam (natural disaster) karena fenomena alam dan tanpa ada campur
tangan manusia, (2) faktor non-alam (non-natural disaster) yaitu bukan karena
fenomena alam dan juga bukan akibat perbuatan manusia, dan (3) fektor
sosial/manusia (man-made disaster) yang murni akibat perbuatan manusia, misalnya
konflik horizontal, konflik vertikal, dan terorisme.
a.

Pengertian Gempa Bumi
Gempa bumi adalah suatu gejala fisik atau kejadian alam yang umumnya

ditandai dengan bergetar/berguncangnya bumi (Krisna S. Pribadi, Engkon K.

Kertapati, Diah Kusumastuti, Hamzah Latief, Hendra Grandies, Eng. Imam A.
Sadisun, Soebagyo Soekarnen, Harman Ajiwibowo, Retno Dwi, Ayu

Krishna

Juliawati, Farah Mulyasari, Novya Ekawati, Bayu Novianto, ITB. 2008).
1) Kesiapsiagaan
Kesiapsiagaan merupakan salah satu bagian dari proses manajemen bencana
khususnya gempa bumi, pentingnya kesiapsiagaan merupakan salah satu elemen
penting dari kegiatan pengendalian pengurangan resiko bencana sebelum terjadi
bencana. Konsep kesiapsiagaan ditekankan pada kemampuan untuk melakukan
tindakan persiapan menghadapi kondisi darurat bencana secara tepat dan cepat. (Jan
Sopaheluwakan, Deny Hidayati, Krisna Permana, Febrin Ismail, Koen Meyers,
Widayatun, Titik Handayani, Del Afriadi Bustami, Daliyo, Fitranita, Laila Nagib,
Ngadi, Yugo Kumoro, Irina Rafliana, Teti Argo, 2006).

7

2) Manajemen Bencana
a. Pengertian Manajemen Bencana

Manajemen bancana (disaster manajemen) adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari bencana beserta segala aspek yang berkaitan dengan bencana, terutama
risiko bencana dan bagaimana menghindari risiko bencana. Manajemen bencana
merupakan proses dinamis tentang bekerjanya fungsi-fungsi manajemen yang kita
kenal selama ini misalnya fungsi planning, organizing, actuating, dan cntroling.
Cara bekerja manajemen bencana ada;ah melalui kegiatan-kegiatan yang ada pada
tiap kuadran/siklus/bidang kerja yaitu pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan,
tanggap darurat, serta pemulihan. Sedangkan tujuannya (secara umum) antara lain
untuk melindungi masyarakat beserta harta-bendanya dari (ancaman) bencana
Nurjanah, R. Sugiharto, Dede Kuswana, Siswato BP, Adikoesoemo, (2011)

METODE PENELITIAN
Sutrisno Hadi, 1986, dalam Sugiono, (2012: 203), observasi merupakan suatu
proyek yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan
psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan
ingatan.
Observasi yang dilakukan peneliti adalah observasi secara tidak langsung
karena observasi dilakukan pada saat tidak terjadi gempa bumi tetapi beberapa tahun
setelah terjadinya bencana gempa bumi. Peneliti hanya mengamati keadaan sarana
dan prasarana yang tersedia di SMP Muhammadiyah 8 Surakarta dan lingkungan
sekolah. Penelitian ini juga didukung dengan dokumentasi dalam analisisnya guna
memperkuat dalam analisinya.
Metode Angket adalah tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk
dijawab (Sugiono, 2012: 199). Tipe pertanyaan dalam angket dapat terbuka atau
tertutup.

8

Angket yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tipe angket
tertutup. Pertanyaan tertutup tersebut akan memudahkan responden yang dalam hal
ini adalah siswa untuk menjawab dengan cepat, karena responden cukup memberikan
tanda silang (x) atau tanda checklis (v) pada angket yang di berikan, dan juga dengan
mengunakan angket tertutup memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data
terhadap seluruh angket yang telah terkumpul.
Sasaran angket dalam penelitian ini peneliti membagikan angket kepada 69
siswa SMP Muhammadiyah 8 Surakarta yang digunakan untuk mengukur tingkat
pengetahuan siswa terhadap bencana gempa bumi, dan kesiapsiagaan bencana gempa
bumi di SMP Muhammadiyah 8 Surakarta.
Penelitian ini menggunakan metode angket dengan menggunakan Skoring
pada setiap jawaban
Teknik analisis data pada penelitian kuantitatif data yang digunakan sudah
jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang
telah dirumuskan dalam proposal. Karena datanya kuantitatif maka teknis analisis
data menggunakan metode statistik yang sudah tersedia (Sugiyono, 2012: 333).
Penelitian ini digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan bencana gempa
bumi dan tingkat kesiapsiagaan bencana gempa bumi pada siswa kelas VII SMP
Muhammaiyah 8 surakarta dengan menggunakan analisis data diskriptif.
Analisis Deskriptif ini digunakan untuk menggambarkan keadaan subyek
penelitian berdasarkan data variabel penelitian yang diperoleh melalui instrumen.
Penyajian hasil deskriptif ini menggunakan perhitungan perskoran.

Cara mengitung tingkat pengetahuan siswa mengenai kejadian bencana gempa
bumi menggunakan metode statistik deskriptif yaitu menggunakan rumus proporsi
sebagai berikut:

P =

X 100 %
9

Keterangan :
P = Presentase
F = Total skor benar/salah
N = Jumlah responden yang menerima angket X Jumlah kuesioner

Pengukuran pengetahuan siswa kelas VII menggunakan nilai indeks
pengetahuan setelah dilakukan perhitungan rata-rata maka diklasifikasikan tingkat
pengetahuan siswa kelas VII dalam bencana gempa bumi dan tingkat kesiapsiagaan
bencana gempa bumi dengan nilai indeks sebagai berikut:
Tabel 3.6.
Nilai Indeks Pengetahuan
No

Nilai Indeks

Kategori

1

66,5% - 100%

Tahu

2

33,3% - 66,5%

Cukup Tahu

3

0% – 32%

Tidak Tahu

Sumber: Peneliti, 2014

Pengukuran kesiapsiagaan siswa menggunakan nilai indeks kesiapsiagaan
setelah dilakukan perhitungan rata-rata maka di kalsifikasikan tingkat kesiapsiagaan
siswa berdasarkan nilai indeks kesipasiagaan yang bersumber dari buku Lipi
Unesco/ISDR tahun 2006 sebagai berikut:

Indeks =

X 100
Tabel 3.7.

10

Nilai Indeks Kesiapsiagaan
No

Nilai Indeks

Kategori

1

80 – 100

Sangat Siap

2

65 – 79

Siap

3

55 – 64

Hampir Siap

4

50 – 54

Kurang Siap

5

- 40

Belum Siap

Sumber: Jan Sopaheluan dalam buku Lipi Unesco/ISDR (2006)

HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Diskripsi Ancaman Bencana Gempa bumi
Diskripsi mengenai tingkat ancaman bencana gempa bumi adalah
menggunakan peta Kawasan Rawan Bencana (KRB), Provinsi Jawa Tengah, yang
memiliki zona rawan bencana gempa bumi yang digunakan untuk mengetahui
tingkat ancaman bahaya gempa bumi berdasarkan kekuatannya. Tingkat ancaman
dapat di klasifikasikan menjadi empat bagian yaitu, tinggi, menengah, rendah dan
sangat rendah.
Indikator yang digunakan untuk mengukur ancaman bencana gempa bumi
adalah kekuatan gempa dengan tingkat kerusakan yang diukur dengan intensitas
modified mercalli (MMI Scale). Berikut tingkatan kekuatan gempa dengan skala
MMI dan peta kerawanan bancana gempabumi berikut:
2. Data Hasil Penelitian Pengetahuan Siswa terhadap Bencana Gempa Bumi di SMP
Muhammadiyah 8 Surakarta
Siswa SMP Muhammadiyah 8 Surakarta kelas VII A yang berjumlah 19 siswa
mampu menjawab soal dengan total jawaban ya 77,89%, kelas VII B yang
berjumlah 20 siswa 78% dan kelas VII C yang berjumlah 17 siswa 76,47%.

11

Hal ini menunjukan bahwa tingkat pengetahuan siswa terhadap bencana
gempa bumi SMP Muhammadiyah 8 Surakarta yang terdiri dari 5 parameter
masuk dalam katergori “Tahu”.
3. Data Hasil Penelitian Kesiapsiagaan Siswa terhadap Bencana Gempa Bumi di
SMP Muhammadiyah 8 Surakarta
Siswa SMP Muhammadiyah 8 Surakarta kelas VII A yang berjumlah 19 siswa
mampu menjawab soal dengan total jawaban ya 55,59%, kelas VII B yang
berjumlah 20 siswa 61% dan kelas VII C yang berjumlah 17 siswa 61,06%.
Hal ini menunjukan bahwa tingkat kesiapsiagaan siswa terhadap bencana
gempa bumi SMP Muhammadiyah 8 Surakarta yang terdiri dari 5 parameter
masuk dalam katergori “Hampir Siap”.

Kesimpulan
Berdasarkan penelitian mengenai tingkat pengetahuan SISWA SMP
Muhammadiyah 8 Surakarta terhadap bencana gempa bumi dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Tingkat Pengetahuan Siswa SMP Muhammadiyah 8 Surakarta terhadap bencana
gempa bumi berada pada kategori “tahu” dengan persentase kelas VII A 77,89%,
kelas VII B 78% dan kelas VII C 76,47%.
2. Tingkat Kesiapsiagaan Siswa SMP Muhammadiyah 8 Surakarta terhadap
bencana gempa bumi berada pada kategori “hampir siap” dengan persentase
kelas VII A dengan 55,59%, kelas VII B 61% dan kelas VII C 61,06%.

Saran
Kegiatan penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak yang
terkait. Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan mengenai bencana gempa bumi dan
kesiapsiagaan bencana gempa bumi di SMP Muhammadiyah 8 Surakarta, maka
penulis menyarankan:.
12

1. Saran Bagi Siswa
Berdasarkan hasil analisis pengetahuan mengenai bencana gempa bumi dan
kesiapsiagaan bencana gempa bumi pada Siswa SMP Muhammadiyah 8 Surakarta
yang sangat baik, di harapkan pengetahuan yang dimiliki siswa mampu di terapkan
guna meningkatkan pengetahuan menganai bencana gempa bumi dan kesiapsiagaan
bencana gemp bumi agar terhindar dari ancaman yang diakibatkan bencana gempa
bumi.
2. Sari Bagi Sekolah
Sekolah yang bergerak di bidang pendidikan di harapkan mampu
meningkatkan ilmu pengetahuan di bidang pengelolaan bencana supaya siswa siap
siaga sehingga dapat menggurangi dan mencegah ketika terjadi bencana gempa bumi.
3. Saran untuk Peneliti
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian di
daerah yang memiliki dampak gempa bumi sehingga memberikan pengetahuan
kepada siswa dalam bencana gempa bumi, tindakan pencegahan dan penyelamatan
diri pada saat terjadi gempa bumi agar siswa dapat mengimplementasikan
pengetahuannya kepada diri sendiri.

13

DAFTAR PUSTAKA

H.M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996).
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Jakarta : PT
PRINEKA CIPTA
Nurjanah dan R. Sugiharto. 2012. Manajemen Bencana. Bandung: ALFABETA.
Pribadi, Krisna S, Engkon K. Kertapati, Diah Kusumastuti, Hamzah Latief, Hendra
Grandies, Eng. Imam A. Sadisun, Soebagyo Soekarnen, Harman Ajiwibowo,
Retno Dwi, Ayu Krishna Juliawati, Farah Mulyasari, Novya Ekawati, Bayu
Novianto. 2008. Pendidikan Siaga Bencana. Bandung: ITB.
Riduwan. 2009. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karayawan.dan Peneliti
Pemula. Bandung : ALFABET.
Sopaheluwakan Jan, Deny Hidayati, Krisna Permana, Febrin Ismail, Koen Meyers,
Widayatun, Titik Handayani, Del Afriadi Bustami, Daliyo, Fitranita, Laila Nagib,
Ngadi, Yugo Kumoro, Irina Rafliana, Teti Argo, 2006).. Kajian Kesiapsiagaan
Masyarakat dalam Mengantisipasi Bencana Gempa Bumi & Tsunami. Jakarta:
Unesco
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

14

Dokumen yang terkait

PENGETAHUAN SISWA MTS MUHAMMADIYAH TAWANGSARI DALAM KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPA BUMI Pengetahuan Siswa Mts Muhammadiyah Tawangsari Dalam Kesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi Di Kabupaten Sukoharjo.

0 5 19

PENGETAHUAN SISWA MTS MUHAMMADIYAH TAWANGSARI DALAM KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPA BUMI Pengetahuan Siswa Mts Muhammadiyah Tawangsari Dalam Kesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi Di Kabupaten Sukoharjo.

0 2 18

DAMPAK PENGGUNAAN MULTIMEDIA SECARA INTERAKTIF TERHADAP KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPA BUMI SISWA Dampak Penggunaan Multimedia Secara Interaktif Terhadap Kesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi Siswa Kelas VII Smp Negeri 1 Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

0 2 19

DAMPAK PENGGUNAAN MULTIMEDIA SECARA INTERAKTIF TERHADAP KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPA BUMI SISWA Dampak Penggunaan Multimedia Secara Interaktif Terhadap Kesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi Siswa Kelas VII Smp Negeri 1 Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

0 1 14

TINGKAT KESIAPSIAGAAN SISWA KELAS VII DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI DI SMP MUHAMMADIYAH 5 NGUPIT Tingkat Kesiapsiagaan Siswa Kelas Vii Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi Di SMP Muhammadiyah 5 Ngupit Kecamatan Ngawen Kabupaten Klaten.

0 1 15

TINGKAT KESIAPSIAGAAN SISWA KELAS VII DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI DI SMP MUHAMMADIYAH 5 NGUPIT Tingkat Kesiapsiagaan Siswa Kelas Vii Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi Di SMP Muhammadiyah 5 Ngupit Kecamatan Ngawen Kabupaten Klaten.

0 3 12

KESIAPSIAGAAN SISWA TERHADAP BENCANA GEMPA BUMI DI SEKOLAH SMA MUHAMMADIYAH 2 DELANGGU Kesiapsiagaan Siswa Terhhadap Bencana Gempa Bumi Di Sekolah SMA Muhammadiyah 2 Delanggu.

0 1 15

KESIAPSIAGAAN SISWA TERHADAP BENCANA GEMPA BUMI ( Kesiapsiagaan Siswa Terhadap Bencana Gempa Bumi (Suatu Kajian dari Perspektif Pendidikan di SMP Muhammadiyah 7 Bayat Klaten).

0 1 15

KESIAPSIAGAAN SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 8 SURAKARTA Kesiapsiagaan Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 8 Surakarta Terhadap Bencana Gempa Bumi.

0 1 17

PENDAHULUAN Kesiapsiagaan Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 8 Surakarta Terhadap Bencana Gempa Bumi.

0 2 9