NASKAH PUBLIKASI Perbedaan Tingkat Konsumsi Energi, Aktifitas Fisik Dan Pengeluaran Uang Jajan Pada Anak Sekolah Dasar Overweight Dan Non Overweight Di ilayah Puskesmas Banjarejo, Kecamatan Taman Kota Madiun.

NASKAH PUBLIKASI
PERBEDA
DAAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI,
AKTIFITAS FISIK
FIS DAN PENGELUARAN UANG JAJAN
PADA ANAK
S
K SEKOLAH
DASAR OVERWEIGHT DAN
NON OVERWEIGHT DI WILAYAH
PUSKESMAS
AS BANJAREJO, KECAMATAN TAMAN
KOTA MADIUN

ERFITA
E
ANASHA WIRAIDA
J 310 121 014
\

PROGRAM

STUDI S1 GIZI
P
FAKULTAS
ILMU KESEHATAN
FAK
ITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
UNIVERSITA
2014

1
Perbedaan Tingkat Konsumsi Energi, Aktivitas Fisik Dan Pengeluaran Uang Jajan (Erfita Anasha W)

PERBEDAAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI, AKTIVITAS FISIK DAN
PENGELUARAN UANG JAJAN ANAK SEKOLAH DASAR OVERWEIGHT DAN
NON OVERWEIGHT DI WILAYAH PUSKESMAS BANJAREJO, KECAMATAN
TAMAN KOTA MADIUN
Erfita Anasha W
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Abstract

Burdern nutritional problems and begin to occur in school-aged children. The prevalence of
elementary school children who are experiencing overweight by 2013 showed that amount to
7.02% and 11.2% with undernutrition. While the prevalence of overweight in primary school
in Puskesmas Banjarejo reached 34.2%. High levels of energy consumption and low
physical activity is a thing that can affect a person’s nutritional state. This research aimed to
analyze about the difference of energy consumption level, physical activity and pocket
money for snack between overweight and non overweight chlidren. The type of this research
is observational crossectional approach. Included energy consumption level, physical activity
and pocket money for snack the recall method 3 times 24 hours. The number of samles in
th
th
this study were students from 4 grader and 5 grader in SD Banjarejo ang Mojorejo 2
Madiun total 74 students.The result showed (51.4 %), overweight students experienced a
deficit rate of consumption. Non overweight (67.6%) with deficits and levels of consumption.
Physical activity in children overweight (86.5%) with a mild. Non overweight (62.2%) with a
mild activity. Students are overweight and non overweight with spending above the 50%
allowance allowance total (75.6 %). With p value of (p=0.010), physical activity (p=0.009)
spending allowance for snack (p= 0.335).
Keyword : Overweight, Non Overwight, energy consumption level, physical activity, pocket
money for snack dan childschool


PENDAHULUAN
Masalah gizi ganda merupakan
keadaan suatu populasi yang memiliki
masalah gizi kurang (undernutrition) dan
masalah gizi lebih (overnutrition) pada
saat yang bersamaan (FAO, 2006). Salah
satu kelompok umur yang beresiko
terjadinya gizi lebih ataupun kekurangan
energi protein adalah anak usia sekolah
(6-12 tahun) (Hadi, 2005).
Prevalensi gizi lebih pada anak usia
sekolah (6-12 tahun) meningkat seiring
dengan perkembangan. Hasil Riskesdas
(2007) menunjukkan peningkatan yaitu
15.9% dan tahun 2013 yaitu mencapai
angka
18.8%
(Riskesdas,
2013).

Prevalensi gizi lebih (overweight) pada
anak usia sekolah (6-12 tahun) di Provinsi

Jawa Timur juga meningkat yaitu 12%
pada 2010 dan tahun 2013 sebesar
12.4%
(Kemenkes,
2010;
2013).
Sedangkan untuk anak usia sekolah
dasar (6-12 tahun) dengan status gizi baik
sebesar 70% dan 11.2% untuk anak
sekolah dasar dengan status gizi kurang
(Riskesdas, 2013).
Meningkatnya
prevalensi
kegemukan pada anak usia sekolah (6-12
tahun) dikaitkan dengan beberapa faktor
antara lain faktor lingkungan yaitu sosial
ekonomi keluarga, konsumsi energi yang

berlebih, aktifitas fisik dan paparan iklan
mengenai makanan jajanan (Krause,
2012). Konsumsi makanan sangat
berpengaruh
terhadap
status
gizi
seseorang (Andriyani; Wirjatmaji, 2012).

2
Perbedaan Tingkat Konsumsi Energi, Aktivitas Fisik Dan Pengeluaran Uang Jajan (Erfita Anasha W)

Overweight adalah keadaan dimana
jumlah energi yang masuk ke dalam
tubuh lebih besar dari jumlah energi yang
dikeluarkan (Nix, 2005). Konsumsi
makanan terutama makanan sumber
energi yang melebihi kebutuhan akan
menyebabkan
penumpukan

energi
sehingga bisa menambah berat badan
dimana penumpukan energi dan lemak
meningkatkan
resiko
terjadinya
kegemukan (overweight) bahkan obesitas
(Tessmer, et all, 2006).
Penelitian
Li
(2007)
mengungkapkan bahwa tingkat konsumsi
energi, protein dan lemak pada anak
sekolah dengan status gizi lebih atau
obesitas mencapai 90% dari total
kebutuhan gizi. Sedangkan pada anak
status gizi kurang atau gizi baik
cenderung memiliki tingkat konsumsi
energi yang rendah atau defisit dari total
kebutuhan energi (Deni, 2009).

Aktifitas fisik juga memiliki pengaruh
yang berarti terhadap kejadian obesitas
(Angel dkk, 2013). Penelitian Ekowati
(2011)
dan
Suciaty
(2005)
mengungkapkan bahwa 50.9% anak
obesitas memiliki tingkat aktifitas yang
ringan, diantaranya duduk selama belajar
di sekolah, sedikit olahraga saat sekolah,
terlalu lama menonton televisi dan
kurangnya waktu bermain di luar. Aktifitas
fisik menyebabkan terjadinya proses
pembakaran energi sehingga semakin
banyak beraktifitas, energi yang keluar
akan semakin banyak (Suryaputra, 2012).
Hasil
penelitian
Nadimin

(2011)
menunjukkan bahwa orang dengan status
gizi normal cenderung memiliki aktifitas
fisik yang tinggi dan sedang.
Mayoritas
anak
sekolah
mendapatkan uang saku ketika di sekolah
dan di rumah (Aprillia, 2011). Tingginya
pengeluaran uang saku anak sekolah

akan digunakan untuk membeli makanan
jajanan, dan sebesar 23% berkontribusi
terhadap kecukupan energi dan protein
(Rahmi, 2005). Lebih lanjut Tessmer et,
all (2006) bahwa anak sekolah yang
menyukai jajanan dan mengemil akan
enggan mengkonsumsi makanan yang
mengandung zat gizi lengkap.
Surya (2007) menyatakan bahwa

semakin tinggi pengeluaran maka tingkat
konsumsi energi juga semakin tinggi..
Aprillia (2011) menyatakan bahwa anak
sekolah
yang
obesitas
95.9%
menghabiskan uang sakunya dengan
membeli jajan di sekolah.
Data Dinkes Kota Madiun Tahun
2013 didapatkan bahwa prevalensi anak
sekolah dasar yang Overweight di Kota
Madiun sebesar 7.05* dan pada tahun
2013 SD Mojorejo dan SD Banjarejo
memiliki prevalensi anak sekolah dasar
overweight 14.6% dan 9.38%. Penelitian
ini untuk menganalisis perbedaan tingkat
konsumsi energi, aktifitas fisik, serta
pengeluaran uang jajan antara anak
Sekolah Dasar yang overweight dan non

overweight di Kota Madiun.
METODE
Penelitian ini bersifat Observasional
dengan
pendekatan
crossectional.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Januari 2014 sampai Agustus 2014.
Sampel penelitian siswa kelas 4 dan 5 di
SD Banjarejo dan Mojorejo 2 Madiun.
Data
yang
diambil
meliputi
gambaran umum sekolah diperoleh
dengan wawancara dan data sekunder
sekolah dasar. Data responden diperoleh
dengan
wawancara,
data

tingkat
konsumsi energi, aktivitas fisik dan
pengeluaran uang jajan diperoleh dengan
recall selama 24 jam dengan 3 hari tidak

3
Perbedaan Tingkat Konsumsi Energi, Aktivitas Fisik Dan Pengeluaran Uang Jajan (Erfita Anasha W)

berturut-urut. Data aktivitas fisik diukur
dengan metode PAL.
Analisis data menggunakan SPSS
16. Analisis data meliputi analisis
deskriptif dan analisis statistik. Analisis
deskriptif
diperoleh
dengan
mentabulasikan data penelitian dengan
menggunakan
tabel
distribusi
dari
variable yang diteliti, meliputi tingkat
konsmsi energi, aktivitas fisik dan
pengeluaran uang jajan. Analisis statistik
menggunakan uji statistik Independent TTest dan Mann Whitney.
HASIL PENELITIAN
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
SD Mojorejo 2 dan SD Banjarejo
memiliki karakteristik yang sama. Letak di
lingkungan pendidikan dan perkantoran
dengan jumlah pedagang jajanan kaki
lima yang cukup banyak, dari berbagai
tingkat sosial ekonomi
SD Mojorejo 2 terletak di Jalan
Abdul Rahman Saleh No. 1, Madiun
dengan jumlah siswa 621 siswa. Kegiatan
ekstrakurikuler yang dimiliki diantaranya
pramuka, menari, basket, dokter kecil,
Musik, Sains,PMR, English club dan
Islamic Club. SD Banjarejo terletak di
Jalan Sekolahan No. 16, Madiun dengan
siswa sebanyak 615 siswa. Kegiatan
ekstrakurikuler yang dimiliki adalah
pramuka, Musik, Adiwiyata dan English
Club.
Karakter Responden Penelitian
Responden pada penelitian ini
diambil dari siswa yang overweight dan
non overweight masing-masing sebanyak
37 siswa kelas 4 dan 5.

Tabel 1. Distribusi Karakteristik
Responden
Karakteristik
Responden

Status Gizi
Overw
eight

%

Non
Overweight

%

5
30
2
0

13.5
81.1
5.4
0

6
30
0
1

16.2
81.1
0
2.7

14
23

37.8
62.2

24
13

64.8
35.2

Usia
Responden
10
11
12
13
Jenis
Kelamin
Perempuan
Laki-laki

Tabel 1 dapat disimpulkan bahwa
responden paling banyak berusia 11
tahun
untuk
kelompok
overweight
maupun non overweight yaitu masingmasing sebesar 81.1%. Jenis kelamin
pada kelompok overweight paling banyak
laki-laiki
(62.2%),
sedangkan
non
overweight adalah perempuan yang
paling mendominasi (64.8%).
Tingkat Konsumsi Energi Responden
Tabel 2. Distribusi Responden
Berdasarkan Tingkat Konsumsi Energi
Over-weight
TKE
Defisit (110%)

Non
Overweight

n

%

n

%

19
9

51.4
24.3

25
12

67.6
32.4

9

24.3

0

0

Tabel 2 diatas menerangkan bahwa
responden overweight maupun non
overweight
masih
banyak
yang
mengalami deficit untuk tingkat konsumsi
energi. Prosentasenya adalah 51.4%
untuk overweight dan 67.6% untuk non
overweight.
Tingkat konsumsi yang defisit pada
anak sekolah dikarenakan makanan yang
dikonsumsi lebih sering makanan jajanan
yang tidak memiliki nilai gizi yang

4
Perbedaan Tingkat Konsumsi Energi, Aktivitas Fisik Dan Pengeluaran Uang Jajan (Erfita Anasha W)

adekuat,
mereka
lebih
menyukai
makanan yang ringan dan kurang gizi
seperti jenis chiki, mi lidi dan kerupuk.
Tingkat konsumsi jajan anak sekolah
yang overweight maupun non overweight
rata-rata hampir sama frekuensinya yaitu
lebih dari 2 x per hari.
Intake makanan yang berlebih dan
aktivitas fisik yang kurang menyebabkan
proses metabolisme zat gizi tidak optimal,
sehingga banyak zat gizi yang tertimbun
dalam tubuh dalam bentuk lemak. Faktor
yang mempengaruhi tingkat konsumsi
pada anak
sekolah yang paling
mendominasi adalah lingkungan dan
media (Soetjiningsih, 1995).
Aktifitas Fisik Responden
Tabel 3 Distribusi Responden
berdasarkan Aktifitas Fisik
Aktifitas
Fisik
Ringan
Sedang
Berat

Overweight

Non
Overweight

Total

n

%

n

%

n

%

32
5
0

86.5
13.5
0

23
13
1

62.2
35.1
2.7

55
18
1

74.3
24.3
1.4

Aktifitas fisik pada anak sekolah
yang overweight memiliki nilai maksimal
1.81 dengan kategori aktifitas sedang,
sedangkan untuk anak dengan status gizi
non overweight aktifitas berat menjadi
nilai maksimal (1.95).
Tabel 3 menunjukkan distribusi
responden berdasarkan aktifitas fisik yang
dilakukan. Prosentase untuk aktifitas
ringan adalah 74.3%. Sedangkan untuk
aktifitas fisik berat yaitu pada kelompok
non overweight sebanyak 1 siswa.
aktifitas fisik pada anak sekolah hamipr
25% digunakan untuk belajar di sekolah
dan duduk di kelas. Selanjutnya kegiatan
yang biasa dilakukan adalah menonton
televisi dan bermain games di rumah.

Kebiasaan pada anak overweight maupun
non overweight untuk hari sekolah sama.
Anak dengan status gizi lebih
cenderung malas melakukan kegiatan
berat karena terbebani oleh berat
badannya, sehingga hanya melakukan
kegiatan yang tidak beragam (Sutiari,
2007).
Pengeluaran Uang Jajan Responden
Tabel 4. Distribusi Responden
Berdasarkan Pengeluaran Uang Jajan
Pengeluaran
Uang
Jajan
Kecil
Sedang
Besar

Overweight

Non
Overweight

Total

n

%

n

%

n

%

1
9
27

2.7
21.6
75.6

4
6
27

8.1
16.2
75.6

5
15
54

6.8
20
73

Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa rata-rata pengeluaran uang jajan
responden yang overweight lebih besar
(63.3) dibandingkan dengan pengeluaran
uang jajan anak non overweight (59.3%).
Hal ini menunjukkan bahwa kebiasaan
menggunakan uang untuk membeli
makanan jajanan lebih sering dilakukan
oleh anak dengan status gizi overweight.
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa hampir semua responden baik
kelompok overweight maupun non
overweight menghabiskan lebih dari
sebagian uang saku mereka untuk
membeli jajan. Namun sebanyak 3
responden (6.8%) tidak menggunakan
uang saku untuk membeli di sekolah
ataupun di rumah.
PEMBAHASAN
Perbedaan Tingkat Konsumsi Energi
Siswa Overweight dan Non Overweight
Tingkat
konsumsi
energi
merupakan
perbandingan
antara
konsumsi energi individu dengan angka
kecukupan gizi (Supariasa, 2012). Hasil

5
Perbedaan Tingkat Konsumsi Energi, Aktivitas Fisik Dan Pengeluaran Uang Jajan (Erfita Anasha W)

penelitian dengan uji statistik Mann
Whitney diperoleh nilai p (0.010),
sehingga disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan tingkat konsumsi antara siswa
SD kelompok overweight dan siswa SD
kelompok non overweight. Perbedaan
yang signifikan (p=0) terhadap tingkat
konsumsi anak sekolah yang gemuk dan
tidak gemuk juga ditunjukkan pada
penelitian Dewi (2010).
Energi merupakan hasil dari
metabolisme karbohidrat, lemak dan
protein. Tingginya asupan energi dan
lemak pada kelompok siswa obesitas
berpotensi
pada
terjadinya
ketidakseimbangan antara asupan kalori
dengan kalori yang dipergunakan,
sehingga
menimbulkan
terjadinya
peningkatan berat badan (Asmika dkk,
2012). Tingkat konsumsi pada anak
sekolah didapatkan dari 25% makanan
utama lengkap dan 75% dari makanan
jajanan (Padmiari, 2004).
Kontribusi makanan jajanan yang
memiliki kandungan karbohidrat dan
lemak inilah yang meningkatkan jumlah
energi. Penelitian Angel, dkk (2013)
juga menemukan data bahwa siswa SD
overweight memiliki tingkat konsumsi di
atas rata-rata dibandingkan dengan anak
yang tidak overweight.
Pada penelitian ini karakteristik
kesukaan pada jenis makanan tertentu
seperti bakso, es sirup, permen dan roti
selai, dimana makanan tersebut kaya
akan karbohidrat dan lemak. Selain
konsumsi makanan yang berlebih,
responden juga tidak ada penyeimbang,
yaitu aktivitas fisik. Sebaliknya pada anak
dengan status non overweight memiliki
tingkat konsumsi dan kegiatan yang
beragam. Hal ini sesuai dengan penelitian
Suryaputra (2012) yang menunjukkan

perbedaan signifikan terhadap tingkat
konsumsi energi siswa overweight dan
non overweight.
Moehyi (2003) menjelaskan bahwa
tingkat konsumsi zat gizi pada anak
dipengaruhi oleh pola makan. Beberapa
jenis makanan jajanan yang tersedia di
lingkungan sekolah ditunjukkan oleh
Tabel berikut.
Tabel 5. Distribusi Responden
Berdasarkan Jenis Jajan
Jenis Jajanan
(%)
Mie lidi
18
Cilok/ bakso
25.7
Susu
7.1
Chiki
10.2
Es sirup/ minuman instan
12
Gorengan
22.2
Perbedaan
Aktifitas Fisik
Siswa
Overweight dan Non Overweight
Aktifitas fisik merupakan setiap
gerakan tubuh yang dapat meningkatkan
pengeluaran
tenaga,
energi
dan
pembakaran kalori (Starkey, 2011).
Aktifitas fisik berat, sedang maupun
ringan tergantung pada jenis kegiatan,
intensiatas dalam sehari, durasi dan
frekuensi kegiatan
Berdasarkan hasil penelitian dan uji
statistik Independent t-test menunjukkan
ada perbedaan yang bermakna terhadap
aktifitas fisik antara kelompok siswa SD
yang overweight maupun siswa SD yang
non overweight dengan nilai p=0.009
(p0.05), sehingga
dapat disimpulkan bahwa tidak ada
perbedaan pengeluaran uang jajan antara
kelompok anak overweight dan non
overweight.
Anak sekolah memiliki kebiasaan
jajan di sekolah maupun di rumah, dari
hasil penelitian didapatkan bahwa hampir
seluruh responden menggunakan uang
saku setiap harinya. Pengeluarn uang
saku yang digunakan untuk membeli jajan
lebih tinggi dibandingkan yang digunakan
untuk membeli bahan non pangan. Hal ini
sama dengan penelitian yang dilakukan
oleh Kartikasari (2006) di SD Hj. Isriiati
Semarang pada anak yang mengalami
obesitas dan non obesitas.
Rata-rata
uang
jajan
pada
responden adalah sebesar Rp. 5.500,tiap harinya dengan alokasi pengeluaran
uang jajan rata-rata untuk anak
overweight adalah Rp. 5.900 dan untuk
anak non overweight Rp. 5.110,Penelitian Sulistyarini dalam Mardyana

8
Perbedaan Tingkat Konsumsi Energi, Aktivitas Fisik Dan Pengeluaran Uang Jajan (Erfita Anasha W)

(2008) menunjukkan bahwa rata-rata
pengeluaran uang saku yang dialokasikan
untuk makanan sebesar 60% dan 34%
untuk bukan makanan sedangkan sisanya
adalah 6%. Hampir sebagian besar uang
jajan ini lebih banyak digunakan untuk
membeli jajanan di sekolah.
KESIMPULAN
1. Tingkat konsumsi energi anak sekolah
overweight dan non overweight paling
banyak adalah kategori defisit (51.4%)
dan (67.6%)
2. Aktifitas fisik pada anak sekolah dasar
overweight dan non overweight paling
banyak adalah dengan kategori ringan
(86.5%) dan (62.2%).
3. Pengeluaran uang jajan pada anak
sekolah dasar yang overweight dan
non overweight paling banyak adalah
dengan kategori dengan kategori
besar masing-masing adalah (75.6%).
4. Hasil uji statistik menunjukkan ada
perbedaan tingkat konsumsi energi
(p=0.010)
pada
anak
sekolah
overweight dan non overweight.
5. Hasil uji statistik menunjukkan ada
perbedaan aktifitas fisik (p=0.009)
pada anak sekolah overweight dan
non overweight.
6. Hasil uji statistik menunjukkan tidak
ada perbedaan pengeluaran uang
jajan anak sekolah overweight dan non
overweight (p=0.335).
SARAN
1. Bagi siswa sekolah dasar diharapkan
lebih memperhatikan jenis konsumsi
yang dikonsumsi yaitu cukup zat gizi
(serat, karbohidrat, protein dan lemak),
diharapkan memilih kegiatan yang bisa
membuat tubuh bergerak dan dapat
menggunakan uang saku dengan
bijak.
2. Bagi sekolah lebih memperhatikan
masalah gizi siswa terutama masalah
overweight dengan cara memberikan
penyuluhan dan edukasi. Sekolah juga
menggalangkan program kantin sehat

DAFTAR PUSTAKA
1. A,
Elizabeth.,
Shim,
Mi-suk.,
Caplovitz, Allison. 2004. Linking
Obesity and Activity Level With
Children’s Television and Video
Game Use. Journal of Adolescene
27.
2. Almatsier, Sunita. 2011. Gizi Dalam
Daur Kehidupan. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
3. Angel, Danari., Mayuku, Nelly.,
Onibala, Franly. 2013. Hubungan
Aktivitas Fisik dengan Kejadian
Obesitas pada Anak SD di Kota
Manado.
Jurnal
Penelitian
Keperawatan Volume 1. Nomor 1.
Universitas Sam Ratulangi.
4. Aprillia, Bondika Ariandani. 2011.
Faktor yang Berhubungan Dengan
Pemilihan Makanan Jajanan Pada
Anak
Sekolah
Dasar.
Artikel.
Program Studi Ilmu Gizi Universitas
Diponegoro.
5. Arisman. 2009. Gizi dalam Daur
Kehidupan (2nd ed). EGC Kedokteran.
Jakarta
6. Asmika., Karunia, Laksmi., Nugroho,
Yanuar Sandy. 2013. Hubungan
Tingkat Konsumsi dan Intensitas
Screen Time Terhadap Kejadian Gizi
Lebih pada Siswa SD Taman
Harapan
Kota
Malang.
Jurnal
Penelitian.
7. Bel, S., Michels, N., De Vriendt, T., et
al. 2013. Association Between SelfReported Sleep Duration And Dietary
Quality in European Adolescent. The
Britiash Journal of Nutrition page 111.
8. Deni, dan Dwiriani, Cesilia. 2009.
Pengetahuan Gizi, Aktifitas Fisik,
Konsumsi Snack dan Pangan
Lainnya pada Murid Sekolah Dasar di
Bogor yang Berstatus Gizi Normal
dan Gemuk. Thesis. Jurnal Gizi dan
Pangan.
9. Departemen Gizi dan Kesehatan
Masyarakat.
2010.
Gizi
dan
Kesehatan Masyarakat. Rajawali
Pers. Jakarta

9
Perbedaan Tingkat Konsumsi Energi, Aktivitas Fisik Dan Pengeluaran Uang Jajan (Erfita Anasha W)

10. Dewi, Eva Rosita. 2010. Social
Status Differences Of Economic,
Diet, Lifestyle and School Age
Children Between Obesitas and Non
Obesitas in Jember. Thesis. Fakultas
Kesehatan Masyarakat. Universitas
Airlangga.
11. Dinas Kesehatan Kota Madiun. 2012.
Profil Kesehatan Kota Madiun Tahun
2012.
12. Faizah, Zinatul. 2004. Faktor Risiko
Anak Obesitas Murid Sekolah Dasar
Usia 6-7 tahun di Semarang. Thesis.
Fakultas Kedokteran. Universitas
Diponegoro.
13. Fukuda, S. Takeshita., T, Mariemoto.
2001. Obesity and Lifestyle. Asian
Medical J. Volume 44:97-102
14. Gibson, RS. 2005. Principles Of
Nutritional
Assesment
Second
Edition. New York: Oxford University
Press.
15. Gibney, Michael J., et.all. 2009. Gizi
Kesehatan
Masyarakat.
EGC
Kedokteran. Jakarta
16. Gradisar, M., Gardner, G. 2012. Is
shortetened sleep duration a risk
factor for overweight and obesity
during adolescence: A review of the
empirical literature. Sleep Medicine,
13. Page 110-118
17. Hardinsyah., Riyadi, Hadi., Napitulu,
Victor. 2012. Kecukupan Energi,
Protein, Lemak dan Karbohidrat.
Departemen Gizi Masyarakat FEMA,
IPB., Departemen Gizi FK UI.
18. IDAI, 2011. Asuhan Nutrisi Pediatrik
(Pediatric Nutrition Care). UKK Nutrisi
dan Penyakit Metabolik. Jakarta.
19. Kemenkes RI. 2010. Riset Kesehatan
Dasar.
Badan
Penelitian
dan
Pengembangan
Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI tahun
2010
20. Khomsan, Ali. 2004. Pangan dan Gizi
Untuk Kesehatan. PT. Rajagrafindo.
Jakarta.
21. Lemeshow, Stanley., et.all, 1997.
Besar Sampel dalam Penelitian

22.
23.
24.

25.

26.

27.
28.
29.

30.

31.

32.
33.

Kesehatan. Gajahmada University
Press. Yogyakarta.
Li, Y. dkk. 2007. Determinants of
Childhood Overweight and Obesity in
China. British Journal of Nutrition.
Manik, CPN. 2012. Hubungan Jam
Tidur dengan IMT pada Remaja.
Artikel
Mardyana,
Purnama.
2008.
Hubungan
Faktor-Faktor
Resiko
dengan Status Gizi pada Siswa Kelas
8 di SLTPN 7 Bogor. Skripsi.
Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
Maskar D.H, 2004. Assesment of
Illegal Food Addictive Intake From
Street Food Among Primary School
Children in Selected Area of Jakarta.
Thesis. SEAMO-TROPMED RCCN.
Universitas Indonesia.
Medawati, A., Hadi, H., Pramantara,
Dp. 2005. Hubungan Antara Asupan
Energi, Asupan Lemak dan Obesitas
Pada Remaja SLTP di Kota
Yogyakarta dan Bantul. Jurrnal Gizi
Klinik Indonesia. Volume 1:3
Misnadiarly. 2007. Obesitas Sebagai
Faktor Resiko Beberapa Pemnyakit.
Pustaka Obor Populer. Jakarta
Moehyi, Sjahmien. 2002. Ilmu Gizi.
Papan Sinar Sinanti-Bharata. Jakarta
Muhilal, Damayanti D. 2006. Gizi
Seimbang Untuk Anak Sekolah
Dasar. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Mujur, Andrianus. 2011. Hubungan
Antara Pola Makan dan Aktifitas Fisik
dengan Kejadian Berat Badan Lebih
pada Remaja. Skripsi. Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro.
Nadimin. 2011. Pola Makan, Aktifitas
Fisik dan Status Gizi Pegawai Dinas
Kesehatan Sulawesi Selatan. Media
Gizi Pangan Vol. XI.
Nix, S. 2005. William’s Basic Nutrition
& Diet Therapy, Twelfe Edition.
Elsevier Mosby Inc, USA.
Nuraliyah.,
Syam,
Aminuddin.,
Hendrayati. 2013. Aktivitas Fisik dan
Durasi
Tidur
Pada
Penderita

10
Perbedaan Tingkat Konsumsi Energi, Aktivitas Fisik Dan Pengeluaran Uang Jajan (Erfita Anasha W)

34.

35.

36.

37.

38.

39.

40.

41.

Overweight dan Obesitas Mahasiswa
Universitas
Hassanudin.
Jurnal.
Program Studi Ilmu Gizi Fakultas
Kesehatan Masayarakat. Universitas
Hasanudin.
Padmiari,
Eka.
2004.
Tingkat
Konsumsi Makanan Jajanan pada
Anak SD di Kota Denpasar. Thesis.
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Jurusan
Gizi
dan
Kesehatan.
Universitas Gajah Mada.
Pate, S.R., dan Hu, F.B. 2008. Short
Sleep Duration and Weightgain: a
systemic
review.
Obesity.
www.kompas.com
Popkin, B. 2007. Ubah Kebiasaan
Ngemil
Anak-Sekarang
Juga.
Diakses tanggal 17 Oktober 2013.
www.parenting.co.id
Rachmawati, Dian Maya., Rahayu,
Teta Puji., Tumirah. 2013. Hubungan
Pola Makan dan Aktivitas Fisik
Dengan Kejadian Obesitas Pada
Anak Sekolah di Sekolah Dasar
negeri 5 Madiun Lor Kota Madiun.
Majalah Tunas Riset Kesehatan
Violume III No.3, Agustus. Wahana
Riset Kesehatan. Magetan.
Rahmi, AA., SF, Muis. 2005.
Kontribusi
Makanan
Jajanan
Terhadap Tingkat Kecukupan Energi
dan Protein Serta Status Gizi Anak
Sekolah Dasar di SD Siliwangi
Semarang. Majalah Media Medika
Muda.
Retnaningsih, Ekowati., dan Oktariza,
Rini. 2011. Pengaruh Aktifitas Fisik
Terhadap Kejadian Obesitas pada
Murid. Jurnal Pembangunan Manusia
Vol. 5. No.2.
Roberrtson, A., Lobstein, T., Knai, C.
2007. Obesity and Socio-Economic
Group in Europe : Evidance Review
and Implications for Action. Sanco
Nutrition. European Commision.
Sartika, Ratu Ayu. 2011. Faktor
Risiko Obesitas pada Anak 5-15
tahun di Indonesia. Jurnal. Makara
Kesehatan. Vol. 15. 1 Juni 2011 : 3743

42. Sediaoetama, Ahmad Djaeni. 2004.
Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan
Profesi di Indonesia jilid I. Dian
Rakyat. Jakarta.
43. Soetjiningsih, dr. 1995. Tumbuh
Kembang Anak. Cetakan I. Jakarta:
EGC
44. Supariasa, I Dewa Nyoman., Bakrie,
Bachyar., Fajar, Ibnu. 2012. Penilaian
Status Gizi. Cetakan kedua. Jakarta:
EGC: Penerbit Buku Kedokteran.
45. Suryaputra, Kartika., dan Nadhiroh,
Sri. 2012. Perbedaan Pola Makan
dan Aktifitas Fisik Antara Remaja
Obesitas dengan Non Obesitas.
Makara Kesehatan. Departemen Gizi
Kesehatan,
Fakultas
Kesehatan
Masyarakat Universitas Airlangga.
46. Sutiari,
Ni Ketut. Putu Ayu,
Swandewi. 2007. Pola Makan dan
Aktifitas Fisik Pada Siswa Gizi Lebih
di SDK Soverdi Tuban, Kuta-Bali.
Jurnal
Kesehatan
Masyarakat.
Universitas Udayana Bali.
47. Swaminatha, Sumanthi., Selvan,
Sumithra., Thomas, Tiuku., Kurpad,
Anura V., Vaz, Mario. 2011.
Longitudinal Trends In Phisical
Activity Patterns Selected Urban
South Indian School Childern. Indian
Journal Medical Res 134
48. Tessmer, KA., Beecher, M., Hagen,
M. 2006. Conquering Childhood
Obesity For Dummies. Indiana:
Indianapolis
49. Van den Berg, et al. 1995.
Quantification Of The Physical
Activity
In
Young
Overweight
Children. BMC Public Health.
50. Yussac, Muhammad., dkk. 2007.
Prevalensi Obesitas pada Anak Usia
4-6 Tahun dan Hubungannya dengan
Asupan Serta Pola Makan. Majalah
Kedokteran Indonesia. Volume: 57,
Nomor: 2.

11
Perbedaan Tingkat Konsumsi Energi, Aktivitas Fisik Dan Pengeluaran Uang Jajan (Erfita Anasha W)

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN ASUPAN SERAT DAN BESAR UANG SAKU ANTARA STATUS OVERWEIGHT DAN NON OVERWEIGHT PADA SISWA SMK Perbedaan Asupan Serat Dan Besar Uang Saku Antara Status Overweight dan Non Overweight Pada Siswa SMK Muhammadiyah 2 Surakarta.

1 5 13

PERBEDAAN FREKUENSI KONSUMSI FASTFOOD DAN AKTIVITAS FISIK ANTARA STATUS GIZI OVERWEIGHT DAN NON-OVERWEIGHT PADA Perbedaan Frekuensi Konsumsi Fastfood Dan Aktivitas Fisik Antara Status Gizi Overweight Dan Non-Overweight Pada Siswa SMK Muhammadiyah 2 Surak

0 3 10

PERBEDAAN FREKUENSI KONSUMSI FASTFOOD DAN AKTIVITAS FISIK ANTARA STATUS GIZI OVERWEIGHT DAN NON-OVERWEIGHT PADA Perbedaan Frekuensi Konsumsi Fastfood Dan Aktivitas Fisik Antara Status Gizi Overweight Dan Non-Overweight Pada Siswa SMK Muhammadiyah 2 Surak

0 2 18

PERBEDAAN POLA KONSUMSI FAST FOOD DAN SOFT DRINK PADA REMAJA PUTRI OVERWEIGHT DAN NON OVERWEIGHT Perbedaan Pola Konsumsi Fast Food Dan Soft Drink Pada Remaja Putri Overweight Dan Non Overweight Di SMA Assalam Surakarta.

0 2 19

NASKAH PUBLIKASI PERBEDAAN POLA KONSUMSI FAST FOOD DAN SOFT DRINK PADA Perbedaan Pola Konsumsi Fast Food Dan Soft Drink Pada Remaja Putri Overweight Dan Non Overweight Di SMA Assalam Surakarta.

0 3 17

PENDAHULUAN Perbedaan Aktivitas Fisik dan Konsumsi Serat pada Siswa Overweight dan tidak Overweight di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura.

0 1 5

NASKAH PUBLIKASI Perbedaan Aktivitas Fisik dan Konsumsi Serat pada Siswa Overweight dan tidak Overweight di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura.

0 3 15

PERBEDAAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI, AKTIFITAS FISIKDAN PENGELUARAN UANG JAJAN PADA ANAK SEKOLAH DASAR Perbedaan Tingkat Konsumsi Energi, Aktifitas Fisik Dan Pengeluaran Uang Jajan Pada Anak Sekolah Dasar Overweight Dan Non Overweight Di ilayah Puskesmas Ba

0 1 17

PENDAHULUAN Perbedaan Tingkat Konsumsi Energi, Aktifitas Fisik Dan Pengeluaran Uang Jajan Pada Anak Sekolah Dasar Overweight Dan Non Overweight Di ilayah Puskesmas Banjarejo, Kecamatan Taman Kota Madiun.

0 2 6

DAFTAR PUSTAKA Perbedaan Tingkat Konsumsi Energi, Aktifitas Fisik Dan Pengeluaran Uang Jajan Pada Anak Sekolah Dasar Overweight Dan Non Overweight Di ilayah Puskesmas Banjarejo, Kecamatan Taman Kota Madiun.

0 3 6