PUBLIKASI ILMIAH DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Dasar Program Perencanaan Dan Perancangan Arsitektur (DP3A) Surakarta Golf Club.

(1)

PUBLIKASI ILMIAH

DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (DP3A)

SURAKARTA GOLF CLUB

Diajukan Sebagai Pelengkap dan Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun Oleh : SEPTIAN DWI CAHYO

D 300 090 011

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


(2)

1

LEMBAR PENGESAHAN

Prodi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Penyusun : SEPTIAN DWI CAHYO NIM : D 300 090 011

Judul TA : SURAKARTA GOLF CLUB

Mengetahui,

Surakarta,15 Febuari 2014 Surakarta,15 Febuari 2014 Pembimbing I Pembimbing II


(3)

2 SURAT PERNYATAAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Bismillahirrahmanirrohim

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :

Nama : SEPTIAN DWI CAHYO NIM : D 300 090 011

Fakultas/jurusan : Teknik Arsitektur Jenis : Skripsi

Judul : SURAKARTA GOLF CLUB

Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk :

1. Memberikan hak bebas royalty kepada Perpustakaan UMS atas penulisan karya ilmiah saya demi pengembangan ilmu pengetahuan 2. Memberikan hak penyimpan, mediakan/mengalih formatkan mengelola

dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikan, serta menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada Perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta ijin dari saya selama

tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta 3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa

melibatkan pihak Perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat digunakan sebagaimana semestinya.

Surakarta, 15 Febuari 2014 Yang Menyatakan


(4)

3 SURAT PERNYATAAN ORIGINALITAS

Bismillahirrahmanirrohim,

Dengan ini, Saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi disepanjang pengetahuan Saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara

tertulis dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila ternyata kelak kemudian hari terbukti ada ketidak benaran

dalam pernyataan Saya diatas, maka Saya akan bertangguag jawab sepenuhnya. Surakarta, 15 Febuari 2014 Yang Menyatakan,


(5)

4 SURAKARTA GOLF CLUB

Septian Dwi Cahyo D 300 090 011

Program Studi Arsitektur fakultas teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRAKSI

Golf sebagai salah satu cabang olah raga yang berkembang pesat di dunia dan di indonesia dengan selalu dipertandingkan di ajang pertandingan olah raga resmi internasional, Olah raga golf mengalami perkembangan yang cukup baik di Indonesia khususnya Kota Surakarta. Sekarang terdapat 120 atlet golf yang menjadi anggota dan berada di bawah pengurus cabang (PGI) Surakarta Persatuan Golf indonesia (PGI) cabang Surakarta. Penggemar dan atlit golf Surakrta membutuhkan Sarana olah raga golf yang bertaraf internasional untuk menggantikan Padang Golf Adi Sumarmo Surakarta yang belum Standar internasional dan diharapkan Surakarta menjadi tuan rumah pertandingan olah raga golf bertaraf internasional.

Perkumpulan Golf Bengawan (PGB) Surakarta dibawah pengurus cabang (PGI) Surakarta berencana membangun Sarana olah raga golf bertaraf internasional mengganti Padang Golf Adi Sumarmo Surakarta. Konsep lapangan Surakarta Golf Club menyesuikan dengan standar internasional dengan luas lahan 72 hektar mempunyai 1 driving range, 18 holes dan club house berkonsep arsitektur dekontruksi.


(6)

5

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Golf sebagai salah satu cabang olah raga yang berkembang pesat di dunia dan di indonesia dengan selalu dipertandingkan di ajang pertandingan olah raga resmi internasional seperti di Olimpiade England Tahun 2012, penggemar olah raga golf bisanya dari kalangan menengah keatas untuk menjadi ajang bertukar pikiran dan memperluas jaringan bisnis selain itu juga dapat membantu menjaga kebugaran tubuh.

Olah raga golf mengalami perkembangan yang cukup baik di Indonesia khususnya Kota Surakarta. Sekarang terdapat 120 atlet golf yang menjadi anggota dan berada di bawah pengurus cabang (PGI) Surakarta Persatuan Golf indonesia (PGI) cabang Surakarta. Organisasi yang diketuai oleh Asnawi dan berada di bawah Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) sebagai induk seluruh cabang olah raga di Indonesia, prestasi atlit golf Surakarta cukup baik, Salah satunya adalah Suramto berhasil menduduki peringkat kedua dalam Porprov Jateng pada liga golf Jawa Tengah 2010.

Olah raga golf di Kota Surakarta tidak terlepas dari kurang tersedianya fasilitas lapangan golf. Surakarta hanya mempunyai satu lapangan golf yaitu Padang Golf Adi Sumarmo Surakarta yang terletak di kompleks lapangan udara Adi Soemarmo tepatnya bersebelahan dengan landasan pacu. Selain lapangan golf yang cukup representatif, Padang Golf Adi Sumarmo Surakarta juga memiliki dua driving range, Driving range adalah tempat bagi para pemain golf pemula yang ingin berlatih. Padang Golf Adi Sumarmo Surakarta terhitung masih konvensional, hanya memiliki 9 holes.

Penggemar dan atlit golf Surakrta membutuhkan Sarana olah raga golf yang bertaraf internasional untuk menggantikan Padang Golf Adi Sumarmo Surakarta yang belum Standar internasional dan diharapkan Surakarta menjadi tuan rumah pertandingan olah raga golf bertaraf internasional.


(7)

6 Perkumpulan Golf Bengawan (PGB) Surakarta dibawah pengurus cabang (PGI) Surakarta berencana membangun Sarana olah raga golf mengganti Padang Golf Adi Sumarmo Surakarta, (PGB) mengincar lahan di Kabupaten Sragen dengan luas sekitar 60 ha, lokasi mudah terjangkau dan strategis karena lokasi yang dekat dengan Surakarta, Yogyakarta, Semarang dan Jawa Timur, saat ini dalam proses pembelian lahan sedang berlangsung. Perkumpulan Golf bengawan (PGB) merencanakan Lapanagn Golf standar internasional yang mempunyai 18 holes dan lapangannya juga dipastikan menggunakan standar berkualitas tinggi.

Surakarta Golf club nantinya dapat menjadi tempat berlatih atlit- atlit golf Surakarta dan dapat menjadi tuan rumah pertandingan golf bertaraf internasional, selain itu juga di buka untuk umum.

2. Tujuan

a. Menciptakan sebuah konsep perancangan desain arsitektur yang mampu mewadahi segala kegiatan olah raga golf.

b. Memberikan fasilitas bertaraf internasional yang mewadahi semua kegiatan olah raga golf.

B. LANDASAN TEORI

1. Golf

Golf adalah permainan luar ruang yang dimainkan secara perorangan atau tim yang berlomba memasukkan bola ke dalam lubang-lubang yang ada di lapangan dengan jumlah pukulan tersedikit mungkin. Bola golf dipukul dengan menggunakan satu set tongkat pemukul yang disebut klab (stik golf). Golf adalah salah satu dari permainan yang tidak memiliki lapangan permainan yang standar, melainkan dimainkan di padang golf yang masing-masing memiliki desain unik, dan biasanya terdiri dari 9 atau 18 holes (lubang). Aturan utama dalam golf adalah memainkan sebuah bola dengan stikgolf dari


(8)

7 daerah tee (teeing ground) ke dalam lubang dengan satu pukulan atau beberapa pukulan berikutnya sesuai dengan aturan.

2. Club

Club adalah kosa kata dalam bahasa Inggris yang artinya kelompok. Kelompok dapat diartikan sebagi perkumpulan antara individu yang satu dengan individu yang lain yang bersatu dan mempunyai tujuan yang sama.

3. Arsitektur Dekontruksi

Dekonstruksi adalah istilah yang digunakan pertama kalinya pada tahun 1967, oleh Jacques Derrida, seorang ahli bahasa yang juga filsafat dan budayawan Perancis kelahiran Algeria, tahun 1930. Pakar ini menelaah secara radikal teori ilmu bahasa yang pada waktu itu menganut Strukturalisme yang pernah dikembangkan oleh Ferdinand deSaussure antara tahun 1906 sampai tahun 1911.

Kata dekonstruksi dipergunakan Derrida dalam buku De La Grammatologie, di mana kata tersebut merupakan terjemahan dari istilah Heidegger, yaitu: destruktion dan abbau. Dalam konteks ini, keduanya mempunyai kesamaan pengertian sebagai: operasi yang dilakukan atas struktur atau arsitektur tradisional dari konsep dasar ontology atau metafisik barat (occidental). Tetapi dalam bahasa Perancis, istilah destruction mengimplikasikan suatu penghancuran total, tetapi derrida tidak menginginkan adanya penghancuran yang total itu. Untuk itulah Derrida memakai kata deconstruction yang diketemukannya dalam Littre untuk menandai maksudnya dalam bahasa Perancis.

Rumusan Derrida mengenai dekonstruksi (deconstruction) tidak pernah secara definitif diperoleh. Kesulitan terletak pada Phenomenon deconstruction sebagai gejala mengada yang tidak pernah menuju ke arah kebakuan. Derrida mengatakan bahwa dekonstruksi bukan semata-mata metoda kritis. Metoda kritis perlu diartikan sebagai memiliki sifat kritis terhadap dirinya sendiri. Dengan hakekat kritis ini maka wilayah


(9)

8 jelajah dekonstruksi tidak dibatasi pada konteks filosofi saja. Selain itu, oleh Derrida dekonstruksi juga dianggap bukanlah merupakan metoda berpikir yang destruktif, karena senantiasa membongkar habis struktur-struktur makna dan bangun suatu konsep. Menurut Derrida “sikap dekonstruksi senantiasa afirmatif dan tidak negatif”, sebab sesuatu yang negatif tidaklah membuka diri pada pencarian pemahaman lebih utuh. Pandangan dekonstruksi lahir dari suatu pemikiran yang berdasarkan konsep anti filosofi. Pandangan yang membatasi kemutlakan kebenaran, menolak hubungan sebab-akibat. Berdasar filosofi yang melatarbelakangi pemikiran paham dekonstruksi maka sangat mungkin paham ini mengundang kontroversi apabila dituangkan dalam bidang arsitektur, karena akan memutarbalikkan prinsip-prinsip perancangan yang umum digunakan oleh para arsitek.

Sejak pameran mengenai Arsitektur Dekonstruksi yang diadakan di museum Seni modern di New York pada bulan Juli dan Agustus 1988, dekonstruksi menjadi sebuah aliran baru dalam arsitektur dan dapat meneruskan atau menggantikan gaya internasional (International Style), yang dalam tahun tigapuluhan juga diperkenalkan dalam museum yang sama. Tentu ini merupakan sukses besar bagi para dekonstruktivis yang ikut pameran itu, yaitu : Frank O. Gehry, Daniel Libeskind, Ren Koolhaas, Peter Eisenman, Zaha M. Hadid, Coop Himmelblau dan Bernard Tschumi. Sebenarnya yang pertamakali untuk menerapkan konsep dekonstruksi dalam bidang arsitektur pertama kali adalah Bernard Tschumi. Selanjutnya, bersama mantan mahasiswanya yang bernama Zaha Hadid dan Peter Eisenman, mencoba memperkenalkannya melalui pameran dengan nama Deconstruction Architecture.


(10)

9

C. METODE

1. Data-Data Yang Diperlukan a. Data Fisik

b. Potensi Site c. Kondisi Geografis d. Topografi

e. Tata Guna Lahan f. Data Non Fisik

1) Aktivitas-aktivitas sekitar site 2) Sirkulasi dan pencapaian 3) Kebutuhan Ruang

4) Hal-hal yang berhubungan dengan interior bangunan yang disesuaikan dengan Arasitekur Dekontruksi

5) Hal-hal yang berhubungan dengan golf

2. Metode Pengumpulan Data 1. Observasi

Pengamatan langsung terhadap kondisi kawasan Kabupaten Sragen digunakan untuk mendapatkan data primer.

2. Survei

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data sekunder yang dikumpulkan melalui penelusuran pustaka dari berbagai instansi terkait, seperti Perguruan Tinggi, Instansi Pemerintah, serta sumber-sumber lain yang berhubungan dengan objek dan fokus perancangan.

3. Wawancara

Penulis menanyakan informasi kepada nara sumber tentang banyak hal yang sangat bermanfaat bagi perancangan lebih jauh dan dapat dilakukan berkali-kali sesuai dengan keperluan perancang tentang kejelasan masalah yang dijelajahinya.


(11)

10 D. HASIL

Hasil dari studi perancangan ini di hasilkan sebuah massa bangunan pasa Surakarta Golf Club yang terdiri dari :

1. Lapangan golf 72 H dengan 18 holes 2. Satu lapangan Driving Range


(12)

11 4. Driving Range

5. Masjid

E. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan

Surakarta Golf Club adalah sarana olah raga golf bertaraf internasional yang di peruntukkan bagi pegolf Surakarta atau persatuan golf bengawan selain itu di buka untuk umum karena semakin banyak penggemar golf di Surakarta dan meningkatnya prestasi para atlit golf Surakarta sehingga perlunya Surakarta memiliki lapangan golf berstandar internasional dan selain itu pertumbuhan exkspatriat yang bertempat tinggal di Surakarta semakin bertambah dan gemar bermain golf di Surakarta Golf Club.

2. Saran

Dalam mendesain lapangan golf sangat penting sebelum merancang lapangn golf dan bangunan penunjangnya adalah bagaimana menganalisa dan memperhatikan lingkungan sekitar, kondisi site dan potensi site tersebut karena lapangan golf membutuhkan site yang luas dan sedikit berkontur lebih baik lagi terdapat aliran sungai, danau maupun di tepi pantai yang akan member nilai plus pada desain lapangan golf.

F. DAFTAR PUSTAKA

Asiyanto. 2006. Metode Konstruksi Gedung Bertingkat. Jakarta : Universitas Indonesia.

Chiarra, Joseph. 1987. Time Saver Standard for Building 2nd Edition. Singapore: Mc Graw-Hill

Ching, Francis D.K.1993. Arsitektur : Bentuk Ruang dan Tatanan (edisi Kedua).Jakarta : Erlangga.

Juwana, Jimmy S.2005.Sistem Bangunan Tinggi. Jakarta : Erlangga. Neufert, Ernest. 1992. Data Arsitek Edisi Kedua Jilid 1.Jakarta : Erlangga. Neufert, Ernest. 1992. Data Arsitek Edisi Kedua Jilid 2.Jakarta : Erlangga.


(13)

12 Neufert, Ernest. Architec’s Data Third Edition. Oxford University

Papadakis, Andreas, dkk.1989. Deconstruction.London: Academy Edition. Tangoro, Dwi. 2000. Utilitas Bangunan. Jakarta : Universitas Indonesia.

Perda Kabupaten Sragen No.11 Tahun 2011 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Surakarta Tahun 2011-2031

Permen PU No.30 Tahun 2010 Tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Surakarta Tahun 2012 http://jadiberita.com/27330/10-lapangan-golf-terindah-sejagat/ http://revisi.joglosemar.co/berita/binabibitmudajadiatletprofesional34138.l http://id.wikipedia.org/wiki/Golf http://www.timlo.net/baca/43720/pgb-solo-berencana-bangun-lapangangolf/ http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Surakarta http://www.sragenkab.go.id/home.php?menu=3 http://www.sragenkab.go.id/home.php?menu=2 http://www.sragen.go.id/home.php?menu=57 http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Sragen http://nuvuzarchitect.blogspot.com/2012/03/arsitektur-dekonstruksi.html http://golf.dynamicsentosa.com/wp/wpcontent/uploads/2012/07/DAGO_00g http://www.archdaily.com/92321/ad-classics-parc-de-la-villette-bernard-tschumi/ http://www.jateng.kemenag.go.id/sragen/statis-2-sekilas-tentang-kab-sragen.html http://www.pintutahanapi.com/images/b1.jpg https://www.growershouse.com/wordpress/wpcontent/uploads/2013/05/Mini_split _explanation_diagram.jpeg http://masisnanto.blogdetik.com/files/2008/12/ac-central-all-air-system.JPG http://pabxbandung.com/wp-content/uploads/2013/03/skema-pabx.jpg http://www.cmhc-schl.gc.ca/en/co/renoho/refash/images/figure5_2.jpg http://202.67.224.133/pdimage/00/2284600_kacafilmonewayunilever.jpg http://img.archiexpo.com/pdf/repository_ae/64763/canevaflor-tdepolluting-green-wall-60656_7b.jpg http://www.safeguardeurope.com/diagrams/flat-green-roof-build-up.jpg http://2.bp.blogspot.com/_5rPDwdMoEqM/S_cs3afZyI/AAAAAAAAABo/qIzAy VXVvPo/s1600/sry18.jpg http://wiryanto.files.wordpress.com/2008/09/pelaksanaan-contiguous_.jpg


(14)

13 http://belajarsipil.blogspot.com/2012/06/jenis-jenis-pondasi.html


(1)

8 jelajah dekonstruksi tidak dibatasi pada konteks filosofi saja. Selain itu, oleh Derrida dekonstruksi juga dianggap bukanlah merupakan metoda berpikir yang destruktif, karena senantiasa membongkar habis struktur-struktur makna dan bangun suatu konsep. Menurut Derrida “sikap dekonstruksi senantiasa afirmatif dan tidak negatif”, sebab sesuatu yang negatif tidaklah membuka diri pada pencarian pemahaman lebih utuh. Pandangan dekonstruksi lahir dari suatu pemikiran yang berdasarkan konsep anti filosofi. Pandangan yang membatasi kemutlakan kebenaran, menolak hubungan sebab-akibat. Berdasar filosofi yang melatarbelakangi pemikiran paham dekonstruksi maka sangat mungkin paham ini mengundang kontroversi apabila dituangkan dalam bidang arsitektur, karena akan memutarbalikkan prinsip-prinsip perancangan yang umum digunakan oleh para arsitek.

Sejak pameran mengenai Arsitektur Dekonstruksi yang diadakan di museum Seni modern di New York pada bulan Juli dan Agustus 1988, dekonstruksi menjadi sebuah aliran baru dalam arsitektur dan dapat meneruskan atau menggantikan gaya internasional (International Style), yang dalam tahun tigapuluhan juga diperkenalkan dalam museum yang sama. Tentu ini merupakan sukses besar bagi para dekonstruktivis yang ikut pameran itu, yaitu : Frank O. Gehry, Daniel Libeskind, Ren Koolhaas, Peter Eisenman, Zaha M. Hadid, Coop Himmelblau dan Bernard Tschumi. Sebenarnya yang pertamakali untuk menerapkan konsep dekonstruksi dalam bidang arsitektur pertama kali adalah Bernard Tschumi. Selanjutnya, bersama mantan mahasiswanya yang bernama Zaha Hadid dan Peter Eisenman, mencoba memperkenalkannya melalui pameran dengan nama Deconstruction Architecture.


(2)

9

C. METODE

1. Data-Data Yang Diperlukan a. Data Fisik

b. Potensi Site c. Kondisi Geografis d. Topografi

e. Tata Guna Lahan f. Data Non Fisik

1) Aktivitas-aktivitas sekitar site 2) Sirkulasi dan pencapaian 3) Kebutuhan Ruang

4) Hal-hal yang berhubungan dengan interior bangunan yang disesuaikan dengan Arasitekur Dekontruksi

5) Hal-hal yang berhubungan dengan golf

2. Metode Pengumpulan Data 1. Observasi

Pengamatan langsung terhadap kondisi kawasan Kabupaten Sragen digunakan untuk mendapatkan data primer.

2. Survei

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data sekunder yang dikumpulkan melalui penelusuran pustaka dari berbagai instansi terkait, seperti Perguruan Tinggi, Instansi Pemerintah, serta sumber-sumber lain yang berhubungan dengan objek dan fokus perancangan.

3. Wawancara

Penulis menanyakan informasi kepada nara sumber tentang banyak hal yang sangat bermanfaat bagi perancangan lebih jauh dan dapat dilakukan berkali-kali sesuai dengan keperluan perancang tentang kejelasan masalah yang dijelajahinya.


(3)

10 D. HASIL

Hasil dari studi perancangan ini di hasilkan sebuah massa bangunan pasa Surakarta Golf Club yang terdiri dari :

1. Lapangan golf 72 H dengan 18 holes 2. Satu lapangan Driving Range


(4)

11 4. Driving Range

5. Masjid

E. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan

Surakarta Golf Club adalah sarana olah raga golf bertaraf internasional yang di peruntukkan bagi pegolf Surakarta atau persatuan golf bengawan selain itu di buka untuk umum karena semakin banyak penggemar golf di Surakarta dan meningkatnya prestasi para atlit golf Surakarta sehingga perlunya Surakarta memiliki lapangan golf berstandar internasional dan selain itu pertumbuhan exkspatriat yang bertempat tinggal di Surakarta semakin bertambah dan gemar bermain golf di Surakarta Golf Club.

2. Saran

Dalam mendesain lapangan golf sangat penting sebelum merancang lapangn golf dan bangunan penunjangnya adalah bagaimana menganalisa dan memperhatikan lingkungan sekitar, kondisi site dan potensi site tersebut karena lapangan golf membutuhkan site yang luas dan sedikit berkontur lebih baik lagi terdapat aliran sungai, danau maupun di tepi pantai yang akan member nilai plus pada desain lapangan golf.

F. DAFTAR PUSTAKA

Asiyanto. 2006. Metode Konstruksi Gedung Bertingkat. Jakarta : Universitas Indonesia.

Chiarra, Joseph. 1987. Time Saver Standard for Building 2nd Edition. Singapore: Mc Graw-Hill

Ching, Francis D.K.1993. Arsitektur : Bentuk Ruang dan Tatanan (edisi Kedua).Jakarta : Erlangga.

Juwana, Jimmy S.2005.Sistem Bangunan Tinggi. Jakarta : Erlangga. Neufert, Ernest. 1992. Data Arsitek Edisi Kedua Jilid 1.Jakarta : Erlangga. Neufert, Ernest. 1992. Data Arsitek Edisi Kedua Jilid 2.Jakarta : Erlangga.


(5)

12 Neufert, Ernest. Architec’s Data Third Edition. Oxford University

Papadakis, Andreas, dkk.1989. Deconstruction.London: Academy Edition. Tangoro, Dwi. 2000. Utilitas Bangunan. Jakarta : Universitas Indonesia.

Perda Kabupaten Sragen No.11 Tahun 2011 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Surakarta Tahun 2011-2031

Permen PU No.30 Tahun 2010 Tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Surakarta Tahun 2012 http://jadiberita.com/27330/10-lapangan-golf-terindah-sejagat/ http://revisi.joglosemar.co/berita/binabibitmudajadiatletprofesional34138.l http://id.wikipedia.org/wiki/Golf http://www.timlo.net/baca/43720/pgb-solo-berencana-bangun-lapangangolf/ http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Surakarta http://www.sragenkab.go.id/home.php?menu=3 http://www.sragenkab.go.id/home.php?menu=2 http://www.sragen.go.id/home.php?menu=57 http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Sragen http://nuvuzarchitect.blogspot.com/2012/03/arsitektur-dekonstruksi.html http://golf.dynamicsentosa.com/wp/wpcontent/uploads/2012/07/DAGO_00g http://www.archdaily.com/92321/ad-classics-parc-de-la-villette-bernard-tschumi/ http://www.jateng.kemenag.go.id/sragen/statis-2-sekilas-tentang-kab-sragen.html http://www.pintutahanapi.com/images/b1.jpg https://www.growershouse.com/wordpress/wpcontent/uploads/2013/05/Mini_split _explanation_diagram.jpeg http://masisnanto.blogdetik.com/files/2008/12/ac-central-all-air-system.JPG http://pabxbandung.com/wp-content/uploads/2013/03/skema-pabx.jpg http://www.cmhc-schl.gc.ca/en/co/renoho/refash/images/figure5_2.jpg http://202.67.224.133/pdimage/00/2284600_kacafilmonewayunilever.jpg http://img.archiexpo.com/pdf/repository_ae/64763/canevaflor-tdepolluting-green-wall-60656_7b.jpg http://www.safeguardeurope.com/diagrams/flat-green-roof-build-up.jpg http://2.bp.blogspot.com/_5rPDwdMoEqM/S_cs3afZyI/AAAAAAAAABo/qIzAy VXVvPo/s1600/sry18.jpg http://wiryanto.files.wordpress.com/2008/09/pelaksanaan-contiguous_.jpg


(6)

13 http://belajarsipil.blogspot.com/2012/06/jenis-jenis-pondasi.html