HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 Hubungan antara religiusitas dengan kesejahteraan Psikologis pada penderita diabetes mellitus tipe 2.
HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN
PSIKOLOGIS PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai
Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Oleh :
NOFITA DWI KARTIKASARI
F 100 090 094
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN
PSIKOLOGIS PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai
Derajat Sarjana (S-1) Psikologi dan Pendidikan Agama Islam
Oleh :
NOFITA DWI KARTIKASARI
F 100 090 094
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
ii
HUBUNGAN ANT ARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN
PSIKOLOGIS PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2
Diajukan oleh:
NOFITA DWI KARTIKASARI
F100090094
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
dan dinyatakan telah memenuhi syarat.
Pada tanggal : e. November 2014
Penguji Utama
k
Usmi Karyani, S.Psi, M.Si.
Penguji Pendamping I
セ@
Setia Asyanti, S.Psi, M.Si.
Penguji Pendamping I
Aad Satria Permadi, S.Psi, MA.
Penguji Pendamping II
Surakarta, S November 2014
IV
セ@
HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN
PSIKOLOGIS PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE
Nofita Dwi Kartikasari
Usmi Karyani
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Abstract. This purpose of this research is to determine the relationship between
religiosity with psychological well being in patients with type 2 diabetes mellitus.
Quantitative metods chosen by the researcher to achive the objectives of this
study. Responden were drawn from population patients with type 2 diabetes
mellitus in Hospital Dr. Moewardi. This is study uses religiosity scale and
psychological well-being. The results of the Pearson Product moment analysis of
value of correlation coefficient ® of 0,552 with a significance of p = 0,000 (p <
0,01) means that there is a very significant positive relationship between
religiosity with psychological well-being in patients with type diabetes mellitus.
Effective contribution from religiosity with psychological well-being is 30,5%.
This means that there are 69,5% for other factors that contribute to psychological
well-being.
Keyword : religiosity and psychological well-being of patiens with type 2 diabetes
mellitus
Abstraksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
religiusitas dengan kesejahteraan psikologis pada penderita diabetes mellitus tipe
2. Metode kuantitatif dipilih untuk mencapai tujuan penelitian ini. Responden
dalam penelitian ini diambil dari populasi penderita diabetes mellitus tipe 2 di
Rsud Dr, Moewardi. Penelitian ini menggunakan skala religiusitas dan
kesejahteraan psikologis. Hasil dari analisi korelasi product moment
pearson.oleh koefisien korelasi (rxy) 0,552 dengan signifikan p = 0,000 (p < 0,01)
artinya ada hubungan positif antara religiusitas dengan kesejahteraan psikologis
pada penderita diabetes mellitus tipe 2. Sumbangan efektif dari religiusitas
dengan kesejahteraan psikologis sebesar 30,5%. Hal ini berarti ada 69,5% dari
faktor – faktor lain yang mempengaruhi kesejahteraan psikologis.
Kata Kunci : religiusitas dan kesejahteraan psikologis penderita diabetes mellitus
tipe 2.
v
1
Diabetes merupakan penyakit
Kesejahteraan
psikologis
kronik yang muali banyak di derita di
menurut Ryff & Keyes (1995)
Indonesia. Indonesia masuk dalam
merupakan pencapaian dari potensi
urutan
psikologis
ketujuh
Negara
dengan
seseorang
dan
suatu
individu
dapat
penderita diabetes terbanyak dengan
keadaan
jumlah penderita sebanyak 7,6 juta
menerima keadaan baik kelebihan
orang
dan
(Tempo,
2014).
Seluruh
ketika
kekurangan
pada
dirinya,
jumlah penyakit diabetes, jumlah
memiliki
diabetes mellitus tipe 2 yang paling
mengembangkan relasi sosial yang
banyak,
positif,
yaitu
sekitar
90-99%
tujuan
menjadi
pribadi
(Kariadi,2009). Penyakit kenaikan
mandiri,
gula darah ini dapat mengganggu
lingkungan,
kesehatan fisik dan psikis. Gangguan
mengembangkan diri.
psikis berupa depresi, kecemasan,
mampu,
Titik
hidup,
yang
mengendalikan
dan
pusat
mampu
kesejahteraan
dan distress yang terjadi karena
psikologis (Prihartanti,2004) terletak
kecacatan fisik, kekhawatiran akan
pada makna hidup dan sikap tabah
terjadinya
khawatir
yang selalu berani, tidak memiliki
makanan yang akan dimakan, dan
rasa takut maupun khawatir yang
menuntut seseorang untuk merubah
berlebihan,
gaya hidup yang sebelumnya. Hal ini
kenyataan apapun wujudnya saat ini,
akan
disini.
komplikasi,
mempengaruhi
kesejahteran
psikologis seseorang (Abbas, 2011).
berusaha
Individu
yang
menerima
memiliki
kesejahteraan yang tinggi mampu
menghadapi penyakit yang diderita
2
dan bersikap tegar dan optimis pada
agama, kepercayaan dan nilai – nilai
kesehatan. Individu yang memiliki
yang
kesejahteraan
menuju
berusaha
mencoba
dimiliki
sebagai
kebahagian.
penuntun
Ini
sesuai
untuk sembuhan dan melakuakan
(Ellison, dalam Taylor, 2012) dengan
perubahan – perubahan yang lebih
Agama dapat mendukung psikologis
baik.
seseorang
Ada
beberapa
faktor
mempengaruhi
yang
spiritual
dengan
akan
kepercayaan
lebih
memiliki
kesejahteran
kesejahteraan dan kepuasan dalam
psikologis, yaitu berupa usia, jenis
hidup dibandingkan orang yang tidak
kelamin, budaya, pendidikan, locus
memiliki kepercayaan.
of control, dukungan sosial, dan
salah
satu
kesejahteraan
yang
mempengaruhi
memiliki pegangan hidup dan sikap
adalah
tabah. Religiusitas dapat membuat
(Hawari,
individu memiliki pegangan hidup
penting
dan sikap tabah. Religiusitas dapat
dalam kesehatan dan kesejahteraan
membawa individu menjadi lebih
manusia. Agama berperan sebagai
baik
pelindung daripada sebagai penyebab
menerima kaeadaan diri. Semakin
masalah. Individu yang taat dalam
tinggi tingkat religiusitas semakin
menjalankan
agama,
tinggi
makna
psikologis dan membuat seseorang
dalam
lebih bisa sembuh dari penyakit.
religiusitas.
2002)
psikologis
Religiusitas membuat individu
Religiusitas
merupakan
mamahami
ketuhanan,
peran
perintah
makna
akan
–
mudah
memaknai hidup dengan landasan
Seperti
dengan optimis, tegar, dan
tingkat
survey
kesejahteraan
yang
dilakukan
3
Zimmerman, dalam Taylor 2012)
yang
membuktikan
METODE PENELITIAN
sedikitnya
Penelitian
ini
menggunakan
setengah populasi yang terdapat di
pendekatan
Amerika, berdoa untuk permasalahan
variable
bebas
kesehatan dan menunjukan hasil
variable
tergantung
yang baik.
psikologis.
kuantitatif
dengan
religiusitas
dan
kesejahteran
Maselko (dalam Taylor, 2012)
Subjek penelitian ini adalah
menyatakan manfaat dari agama
penderita diabetes mellitus tipe 2
untuk
berhubungan
yang merupakan pasien rawat jalan
dengan fungsi dari respon kekebalan
di poliklinik penyakit dalam RSUD
tubuh
Dr. Moewardi Surakarta.
kesehatan
terhadap
kejadian
yang
membuat stress.
Data yang diperoleh di RSUD
Berdasarkan pemaparan diatas
Dr. Moewardi Surakarta pada bulan
bahwa kematangan individu dalam
Mei 2014 terdapat pasien diabetes
beragama akan membuat inddividu
mellitus tipe 2 dengan jumlah 622
lebih sejahtera. Individu yang berdoa
pasien. Karena keterbatasan peneliti
memiliki keadaan psikologis yang
dan
lebih tenang. Doa dan ibadah yang
mengambil 50 penderita diabetes
dijalankan dapat memberikan rasa
mellitus
optimis, menerima keadaan, tegar
penelitian.
dan berusaha untuk sembuh sehingga
dijauhkan
dari
segala
mental, fisik maupun sosial
penyakit
kesedian
tipe
pasien
2
sebagai
subjek
subjek
Alat pengumpulan data yang
digunakan adalah skala religiusitas
yang terdir dari 20 aitem dan skala
4
kesejahteraan psikologis yang terdiri
searah (linier). Kemudian peneliti
23 aitem. Adapun teknik statistic
melakukan analisis korelasi product
yang digunakan dalam penelitian ini
moment
adalah korelasi product moment
mengetahui
yaitu untuk mengetahui hubungan
dengan
religiusitas
pada penderita diabetes mellitus tipe
dengan
kesejahteraan
dengan
tujuan
untuk
hubungan
religiusitas
kesejahteraan
psikologis
psikologis pada penderita diabetes
2.
mellitus tipe 2. Pertama, melakukan
HASIL DAN PEMBAHASAN
perhitungan validitas dan reliabilitas
Berdasarkan
analisis
statistic
dengan menggunakan teknik product
yang
moment yaitu untuk mengetahui
menunjukkan bahwa ada hubungan
aitem – aitem yang layak dan tidak
yang
layak untuk dimasukkan ke dalam
religiusitas
skala penelitian. Kemudian peneliti
psikologis pada penderita diabetes
melakukan uji normalitas yaituuntuk
mellitus tipe 2. Hal ini menunjukkan
mengetahui apakah sebaran data
berdasarkan hasil perhitungan teknik
penelitian
analisis korelasi product moment dari
mengikuti
sebaran
diperoleh
sangat
hasil
signifikan
dengan
yang
antara
kesejahteraan
distribusi normal atau tidak. Setelah
Pearson
itu, peneliti melakukan uji linieritas,
korelasi (rxy) sebesar 0,552 dengan p
yaitu
apakah
= 0,000 (p < 0,01) artinya ada
variable bebas (religiusitas) dengan
hubungan positif antara religiusitas
variable tergantung (kesejahteraan
dengan
psikologis) memiliki korelasi yang
pada penderita diabetes mellitus tipe
untuk
mengetahui
dengan
nilai
kesejahteraan
koefisien
psikologis
5
2. Hubungan tersebut menunjukkan
Religiustas merupakan peran penting
bahwa semakin tinggi religiusitas
dalam kesehatan dan kesejahteraan
semakin tinggi pula kesejahteraan
manusia. Agama berperan sebagai
psikologis penderita. Hal ini sesuai
pelindung daripada sebagai penyebab
dengan penelitian (Putri, 2013) yang
masalah. Individu yang taat dalam
menyatakan bahwa ada hubungan
agamanya memahami makna-makna
positif antara religiusitas dengan
ketuhanan dan akan lebih mudah
kesejahteraan
psikologis,
memaknai hidup dengan landasan
dikarenakan religiusitas merupakan
agama, kepercayaan dan nilai-nilai
salah satu faktor yang mempengaruhi
yang dimilikinya sebagai penuntun
kesejahteraan psikologis seseorang.
menuju kebahagiaan.
kesejahteraan psikologis seseorang.
Hal ini sesuai dengan yang
diungkapkan (Ellison dalam Taylor,
2013) Agama dapat mendukung
psikologis
seseorang
dengan
kepercayaan spiritual. Kepercayaan
spiritual
akan
lebih
memiliki
kesejahteraan dan kepuasan dalam
hidup dibandingkan orang yang tidak
memiliki
kepercayaan.
Hasil
penelitian yang dilakukan sesuai
pendapat menurut (Hawari, 2002)
Sumbangan efektif dari variabel
religiusitas terhadap kesejahteraan
psikologis yaitu sebesar 29,6%. Hali
ini berarti 70,4% faktor –faktor lain
yang mempengaruhi kesejahteraan
psikologis selain religiusitas yakni
seperti dukungan sosial, pendidikan,
budaya, usia, locus of control, jenis
kelamin
Berdasarkan
diketahui
variabel
hasil
analisis
religiusitas
diketahui rerata empirik (RE) sebesar
6
64,04 dan rerata hipotetik (RH) 47,5
Sesuai
dengan
Goerge
dkk,
yang berarti religiusitas pada subjek
(dalam Taylor, 2013) agama dapat
tergolong tinggi. Adapun rincian
mendukung
kategorisasi terdapat 8 subjek (16%)
orang dengan kepercayaan spiritual
dengan kategori sedang religiusitas,
akan lebih memiliki kepuasan hidup
22 subjek (44%) dengan kategori
dan kebahagiaan yang lebih besar
tinggi
Variabel
dan trauma hidupnya lebih kecil
kesejahteraan psikologis mempunyai
dibanding orang yang tidak memiliki
rerata empirik 98,48 dan rerata
kepercayaan. Hal ini juga sesui
hipotetik (RH) 73,5 yang berarti
dengan
kesejahteraan psikologis pada subjek
dilakukan
tergolong tinggi. Adapun rincian
kebanyakan
kategorisasi
(22%)
religiusitas.
terdapat
dengan
keadaan
hasil
psikologis
wawancara
oleh
yang
subjek
dari
bahwa
subjek
aktif
11
subjek
mengikuti kegiatan agama selain itu
kategori
sedang
subjek tidak hanya mempelajari juga
religiusitas, 31 subjek (62%) dengan
meyakini
kategori
pentingnya agama sebagai benteng
tinggi
religiusitas,
dan
terdapat 8 subjek (16%) dengan
kategorisasi tergolong sangat tinggi.
Kondisi ini menggambarkan bahwa
subjek
penelitian
memiliki
kesejahteraan psikologis yang tinggi
dan religiusitas yang tinggi.
dengan
sepenuh
hati
dalam diri.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang telah dilakukan
sebelumnya,
dapat
kesimpulan bahwa :
diambil
7
1.
Nilai koefisien korelasi (rxy)
pendidikan, budaya, usia, locus
sebesar 0,522 dengan p = 0,000
of control, jenis kelamin.
(p < 0,01) yang artinya ada
hubungan
positif
religiusitas
antara
Tingkat religiusitas pada subjek
tergolong
tinggi
ditunjukkan
dengan
dengan
kesejahteraan psikologis berarti
sebesar
semakin
hipotetik (RH) sebesar 47,5.
maka
tinggi
semakin
religiusitas
tinggi
pula
4.
rerata
64,04
empirik
(RE)
dan
rerata
Tingkat kesejahteraan psikologis
kesejahteraan psikologis dan
pada subjek tergolong sangat
sebaliknya
semakin
tinggi dengan rerata empirik
religiusitas
maka
rendah
rendah
semakin
kesejahteraan
psikologis.
2.
3.
dengan
kesejahteraan
sebesar
30,5%,
sedangkan sumbangan dengan
faktor
lain
sebesar
faktor
tersebut
69,5%
diperkirakan
yang diberikan pada variabel –
variabel yang berperan dalam
kesejahteraan psikologis, yang
antara lain dukungan sosial,
sebesar
98,48
dengan
rerata hipotetik (RH) sebesar
52,5.
Sumbangan efektif religiusitas
psikologis
(RE)
8
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, Y., Abbasi, N.M., Vahidi, R.,
Najafipoor, F., & Farshi,
M.G. (2011). Effect of
exercise on psychological
well-being in T2DM. Journal
of Stress Psychoogy &
Biochemistry, 7(3), 132-142.
Ancok,
D. & Suroso. (2001).
Psikologi islami. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Az-Zaki, J.M. (2013). Hidup Sehat
Tanpa
Obat.
Jakarta:
Cakrawala Publishing.
Hawari, D. (2004). Al-Quran : Ilmu
Kedokteran
Jiwa
dan
Kesehatan Jiwa. Yogyakarta :
Dana Bhakti Prima Yasa.
Jacobson, C.M., Rosenfeld, B.,
Kosinski, A., Pessin, H.,
Cimino, J.E., & Breitbart, W.
(2004). Belief in an afterlife,
spiritual well-being and end
of life. General Hospital
Psychiatry, 26, 484-486.
Kesehatan
Spiritual
Berdasarkan
Neurosains.
Edisi Pertama. Bandung : PT
Mizan Pustaka.
Prihartanti, N. (2004). Kepribadian
Sehat
Menurut
Konsep
Suryomentaran. Surakarta:
Muhammadiyah University
Press.
Putri, L.S. (2013) Hubungan Antara
Religiusitas
Dengan
Kesejahteraan
Psikologis
Pada
Lansia
Muslim.
Skripsi. Surakarta: Fakultas
Psikologi UMS.
Rosalina. (2013). Ancaman Diabetes
di Indonesia Meningkat.
Artikel. http://www.Tempo.co
Ryff, C.D., & Keyes, C. (1995). The
struktur
of
well-being
recived.
Journal
of
Personality
and
Social
Psychology, 69, 719-727.
Taylor,
Kariadi, & Hartini, S. (2009).
Panduan Lengkap untuk
Diabetes,
Keluarga,
&
Profesional Medis. Bandung:
Qonita
Papalia, D.E., Olds, S.W., &
Feldman,
R.D.
(2009).
Human
Developmen
(penterjemah
Brian
Marwensdy).
Jakarta:
Salemba Humanika.
Pasiak, T. (2012). Tuhan Dalam
Otak Manusia: Mewujudkan
S.E.
(2012).
Health
Psychology, Eight Edition.
New York: The McGrawHill Companies.
Thouless, R.H. (1992). Pengantar
Psikologi Agama. Jakarta
utara: CV Rajawali.
Tjokroprawiro, A. (2006). Hidup
Sehat dan Bahagia Bersama
Diabetes
Militus.
Edisi
kesembilan.
Jakarta
:
Gramedia Pustaka.
PSIKOLOGIS PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai
Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Oleh :
NOFITA DWI KARTIKASARI
F 100 090 094
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN
PSIKOLOGIS PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai
Derajat Sarjana (S-1) Psikologi dan Pendidikan Agama Islam
Oleh :
NOFITA DWI KARTIKASARI
F 100 090 094
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
ii
HUBUNGAN ANT ARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN
PSIKOLOGIS PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2
Diajukan oleh:
NOFITA DWI KARTIKASARI
F100090094
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
dan dinyatakan telah memenuhi syarat.
Pada tanggal : e. November 2014
Penguji Utama
k
Usmi Karyani, S.Psi, M.Si.
Penguji Pendamping I
セ@
Setia Asyanti, S.Psi, M.Si.
Penguji Pendamping I
Aad Satria Permadi, S.Psi, MA.
Penguji Pendamping II
Surakarta, S November 2014
IV
セ@
HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN
PSIKOLOGIS PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE
Nofita Dwi Kartikasari
Usmi Karyani
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Abstract. This purpose of this research is to determine the relationship between
religiosity with psychological well being in patients with type 2 diabetes mellitus.
Quantitative metods chosen by the researcher to achive the objectives of this
study. Responden were drawn from population patients with type 2 diabetes
mellitus in Hospital Dr. Moewardi. This is study uses religiosity scale and
psychological well-being. The results of the Pearson Product moment analysis of
value of correlation coefficient ® of 0,552 with a significance of p = 0,000 (p <
0,01) means that there is a very significant positive relationship between
religiosity with psychological well-being in patients with type diabetes mellitus.
Effective contribution from religiosity with psychological well-being is 30,5%.
This means that there are 69,5% for other factors that contribute to psychological
well-being.
Keyword : religiosity and psychological well-being of patiens with type 2 diabetes
mellitus
Abstraksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
religiusitas dengan kesejahteraan psikologis pada penderita diabetes mellitus tipe
2. Metode kuantitatif dipilih untuk mencapai tujuan penelitian ini. Responden
dalam penelitian ini diambil dari populasi penderita diabetes mellitus tipe 2 di
Rsud Dr, Moewardi. Penelitian ini menggunakan skala religiusitas dan
kesejahteraan psikologis. Hasil dari analisi korelasi product moment
pearson.oleh koefisien korelasi (rxy) 0,552 dengan signifikan p = 0,000 (p < 0,01)
artinya ada hubungan positif antara religiusitas dengan kesejahteraan psikologis
pada penderita diabetes mellitus tipe 2. Sumbangan efektif dari religiusitas
dengan kesejahteraan psikologis sebesar 30,5%. Hal ini berarti ada 69,5% dari
faktor – faktor lain yang mempengaruhi kesejahteraan psikologis.
Kata Kunci : religiusitas dan kesejahteraan psikologis penderita diabetes mellitus
tipe 2.
v
1
Diabetes merupakan penyakit
Kesejahteraan
psikologis
kronik yang muali banyak di derita di
menurut Ryff & Keyes (1995)
Indonesia. Indonesia masuk dalam
merupakan pencapaian dari potensi
urutan
psikologis
ketujuh
Negara
dengan
seseorang
dan
suatu
individu
dapat
penderita diabetes terbanyak dengan
keadaan
jumlah penderita sebanyak 7,6 juta
menerima keadaan baik kelebihan
orang
dan
(Tempo,
2014).
Seluruh
ketika
kekurangan
pada
dirinya,
jumlah penyakit diabetes, jumlah
memiliki
diabetes mellitus tipe 2 yang paling
mengembangkan relasi sosial yang
banyak,
positif,
yaitu
sekitar
90-99%
tujuan
menjadi
pribadi
(Kariadi,2009). Penyakit kenaikan
mandiri,
gula darah ini dapat mengganggu
lingkungan,
kesehatan fisik dan psikis. Gangguan
mengembangkan diri.
psikis berupa depresi, kecemasan,
mampu,
Titik
hidup,
yang
mengendalikan
dan
pusat
mampu
kesejahteraan
dan distress yang terjadi karena
psikologis (Prihartanti,2004) terletak
kecacatan fisik, kekhawatiran akan
pada makna hidup dan sikap tabah
terjadinya
khawatir
yang selalu berani, tidak memiliki
makanan yang akan dimakan, dan
rasa takut maupun khawatir yang
menuntut seseorang untuk merubah
berlebihan,
gaya hidup yang sebelumnya. Hal ini
kenyataan apapun wujudnya saat ini,
akan
disini.
komplikasi,
mempengaruhi
kesejahteran
psikologis seseorang (Abbas, 2011).
berusaha
Individu
yang
menerima
memiliki
kesejahteraan yang tinggi mampu
menghadapi penyakit yang diderita
2
dan bersikap tegar dan optimis pada
agama, kepercayaan dan nilai – nilai
kesehatan. Individu yang memiliki
yang
kesejahteraan
menuju
berusaha
mencoba
dimiliki
sebagai
kebahagian.
penuntun
Ini
sesuai
untuk sembuhan dan melakuakan
(Ellison, dalam Taylor, 2012) dengan
perubahan – perubahan yang lebih
Agama dapat mendukung psikologis
baik.
seseorang
Ada
beberapa
faktor
mempengaruhi
yang
spiritual
dengan
akan
kepercayaan
lebih
memiliki
kesejahteran
kesejahteraan dan kepuasan dalam
psikologis, yaitu berupa usia, jenis
hidup dibandingkan orang yang tidak
kelamin, budaya, pendidikan, locus
memiliki kepercayaan.
of control, dukungan sosial, dan
salah
satu
kesejahteraan
yang
mempengaruhi
memiliki pegangan hidup dan sikap
adalah
tabah. Religiusitas dapat membuat
(Hawari,
individu memiliki pegangan hidup
penting
dan sikap tabah. Religiusitas dapat
dalam kesehatan dan kesejahteraan
membawa individu menjadi lebih
manusia. Agama berperan sebagai
baik
pelindung daripada sebagai penyebab
menerima kaeadaan diri. Semakin
masalah. Individu yang taat dalam
tinggi tingkat religiusitas semakin
menjalankan
agama,
tinggi
makna
psikologis dan membuat seseorang
dalam
lebih bisa sembuh dari penyakit.
religiusitas.
2002)
psikologis
Religiusitas membuat individu
Religiusitas
merupakan
mamahami
ketuhanan,
peran
perintah
makna
akan
–
mudah
memaknai hidup dengan landasan
Seperti
dengan optimis, tegar, dan
tingkat
survey
kesejahteraan
yang
dilakukan
3
Zimmerman, dalam Taylor 2012)
yang
membuktikan
METODE PENELITIAN
sedikitnya
Penelitian
ini
menggunakan
setengah populasi yang terdapat di
pendekatan
Amerika, berdoa untuk permasalahan
variable
bebas
kesehatan dan menunjukan hasil
variable
tergantung
yang baik.
psikologis.
kuantitatif
dengan
religiusitas
dan
kesejahteran
Maselko (dalam Taylor, 2012)
Subjek penelitian ini adalah
menyatakan manfaat dari agama
penderita diabetes mellitus tipe 2
untuk
berhubungan
yang merupakan pasien rawat jalan
dengan fungsi dari respon kekebalan
di poliklinik penyakit dalam RSUD
tubuh
Dr. Moewardi Surakarta.
kesehatan
terhadap
kejadian
yang
membuat stress.
Data yang diperoleh di RSUD
Berdasarkan pemaparan diatas
Dr. Moewardi Surakarta pada bulan
bahwa kematangan individu dalam
Mei 2014 terdapat pasien diabetes
beragama akan membuat inddividu
mellitus tipe 2 dengan jumlah 622
lebih sejahtera. Individu yang berdoa
pasien. Karena keterbatasan peneliti
memiliki keadaan psikologis yang
dan
lebih tenang. Doa dan ibadah yang
mengambil 50 penderita diabetes
dijalankan dapat memberikan rasa
mellitus
optimis, menerima keadaan, tegar
penelitian.
dan berusaha untuk sembuh sehingga
dijauhkan
dari
segala
mental, fisik maupun sosial
penyakit
kesedian
tipe
pasien
2
sebagai
subjek
subjek
Alat pengumpulan data yang
digunakan adalah skala religiusitas
yang terdir dari 20 aitem dan skala
4
kesejahteraan psikologis yang terdiri
searah (linier). Kemudian peneliti
23 aitem. Adapun teknik statistic
melakukan analisis korelasi product
yang digunakan dalam penelitian ini
moment
adalah korelasi product moment
mengetahui
yaitu untuk mengetahui hubungan
dengan
religiusitas
pada penderita diabetes mellitus tipe
dengan
kesejahteraan
dengan
tujuan
untuk
hubungan
religiusitas
kesejahteraan
psikologis
psikologis pada penderita diabetes
2.
mellitus tipe 2. Pertama, melakukan
HASIL DAN PEMBAHASAN
perhitungan validitas dan reliabilitas
Berdasarkan
analisis
statistic
dengan menggunakan teknik product
yang
moment yaitu untuk mengetahui
menunjukkan bahwa ada hubungan
aitem – aitem yang layak dan tidak
yang
layak untuk dimasukkan ke dalam
religiusitas
skala penelitian. Kemudian peneliti
psikologis pada penderita diabetes
melakukan uji normalitas yaituuntuk
mellitus tipe 2. Hal ini menunjukkan
mengetahui apakah sebaran data
berdasarkan hasil perhitungan teknik
penelitian
analisis korelasi product moment dari
mengikuti
sebaran
diperoleh
sangat
hasil
signifikan
dengan
yang
antara
kesejahteraan
distribusi normal atau tidak. Setelah
Pearson
itu, peneliti melakukan uji linieritas,
korelasi (rxy) sebesar 0,552 dengan p
yaitu
apakah
= 0,000 (p < 0,01) artinya ada
variable bebas (religiusitas) dengan
hubungan positif antara religiusitas
variable tergantung (kesejahteraan
dengan
psikologis) memiliki korelasi yang
pada penderita diabetes mellitus tipe
untuk
mengetahui
dengan
nilai
kesejahteraan
koefisien
psikologis
5
2. Hubungan tersebut menunjukkan
Religiustas merupakan peran penting
bahwa semakin tinggi religiusitas
dalam kesehatan dan kesejahteraan
semakin tinggi pula kesejahteraan
manusia. Agama berperan sebagai
psikologis penderita. Hal ini sesuai
pelindung daripada sebagai penyebab
dengan penelitian (Putri, 2013) yang
masalah. Individu yang taat dalam
menyatakan bahwa ada hubungan
agamanya memahami makna-makna
positif antara religiusitas dengan
ketuhanan dan akan lebih mudah
kesejahteraan
psikologis,
memaknai hidup dengan landasan
dikarenakan religiusitas merupakan
agama, kepercayaan dan nilai-nilai
salah satu faktor yang mempengaruhi
yang dimilikinya sebagai penuntun
kesejahteraan psikologis seseorang.
menuju kebahagiaan.
kesejahteraan psikologis seseorang.
Hal ini sesuai dengan yang
diungkapkan (Ellison dalam Taylor,
2013) Agama dapat mendukung
psikologis
seseorang
dengan
kepercayaan spiritual. Kepercayaan
spiritual
akan
lebih
memiliki
kesejahteraan dan kepuasan dalam
hidup dibandingkan orang yang tidak
memiliki
kepercayaan.
Hasil
penelitian yang dilakukan sesuai
pendapat menurut (Hawari, 2002)
Sumbangan efektif dari variabel
religiusitas terhadap kesejahteraan
psikologis yaitu sebesar 29,6%. Hali
ini berarti 70,4% faktor –faktor lain
yang mempengaruhi kesejahteraan
psikologis selain religiusitas yakni
seperti dukungan sosial, pendidikan,
budaya, usia, locus of control, jenis
kelamin
Berdasarkan
diketahui
variabel
hasil
analisis
religiusitas
diketahui rerata empirik (RE) sebesar
6
64,04 dan rerata hipotetik (RH) 47,5
Sesuai
dengan
Goerge
dkk,
yang berarti religiusitas pada subjek
(dalam Taylor, 2013) agama dapat
tergolong tinggi. Adapun rincian
mendukung
kategorisasi terdapat 8 subjek (16%)
orang dengan kepercayaan spiritual
dengan kategori sedang religiusitas,
akan lebih memiliki kepuasan hidup
22 subjek (44%) dengan kategori
dan kebahagiaan yang lebih besar
tinggi
Variabel
dan trauma hidupnya lebih kecil
kesejahteraan psikologis mempunyai
dibanding orang yang tidak memiliki
rerata empirik 98,48 dan rerata
kepercayaan. Hal ini juga sesui
hipotetik (RH) 73,5 yang berarti
dengan
kesejahteraan psikologis pada subjek
dilakukan
tergolong tinggi. Adapun rincian
kebanyakan
kategorisasi
(22%)
religiusitas.
terdapat
dengan
keadaan
hasil
psikologis
wawancara
oleh
yang
subjek
dari
bahwa
subjek
aktif
11
subjek
mengikuti kegiatan agama selain itu
kategori
sedang
subjek tidak hanya mempelajari juga
religiusitas, 31 subjek (62%) dengan
meyakini
kategori
pentingnya agama sebagai benteng
tinggi
religiusitas,
dan
terdapat 8 subjek (16%) dengan
kategorisasi tergolong sangat tinggi.
Kondisi ini menggambarkan bahwa
subjek
penelitian
memiliki
kesejahteraan psikologis yang tinggi
dan religiusitas yang tinggi.
dengan
sepenuh
hati
dalam diri.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang telah dilakukan
sebelumnya,
dapat
kesimpulan bahwa :
diambil
7
1.
Nilai koefisien korelasi (rxy)
pendidikan, budaya, usia, locus
sebesar 0,522 dengan p = 0,000
of control, jenis kelamin.
(p < 0,01) yang artinya ada
hubungan
positif
religiusitas
antara
Tingkat religiusitas pada subjek
tergolong
tinggi
ditunjukkan
dengan
dengan
kesejahteraan psikologis berarti
sebesar
semakin
hipotetik (RH) sebesar 47,5.
maka
tinggi
semakin
religiusitas
tinggi
pula
4.
rerata
64,04
empirik
(RE)
dan
rerata
Tingkat kesejahteraan psikologis
kesejahteraan psikologis dan
pada subjek tergolong sangat
sebaliknya
semakin
tinggi dengan rerata empirik
religiusitas
maka
rendah
rendah
semakin
kesejahteraan
psikologis.
2.
3.
dengan
kesejahteraan
sebesar
30,5%,
sedangkan sumbangan dengan
faktor
lain
sebesar
faktor
tersebut
69,5%
diperkirakan
yang diberikan pada variabel –
variabel yang berperan dalam
kesejahteraan psikologis, yang
antara lain dukungan sosial,
sebesar
98,48
dengan
rerata hipotetik (RH) sebesar
52,5.
Sumbangan efektif religiusitas
psikologis
(RE)
8
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, Y., Abbasi, N.M., Vahidi, R.,
Najafipoor, F., & Farshi,
M.G. (2011). Effect of
exercise on psychological
well-being in T2DM. Journal
of Stress Psychoogy &
Biochemistry, 7(3), 132-142.
Ancok,
D. & Suroso. (2001).
Psikologi islami. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Az-Zaki, J.M. (2013). Hidup Sehat
Tanpa
Obat.
Jakarta:
Cakrawala Publishing.
Hawari, D. (2004). Al-Quran : Ilmu
Kedokteran
Jiwa
dan
Kesehatan Jiwa. Yogyakarta :
Dana Bhakti Prima Yasa.
Jacobson, C.M., Rosenfeld, B.,
Kosinski, A., Pessin, H.,
Cimino, J.E., & Breitbart, W.
(2004). Belief in an afterlife,
spiritual well-being and end
of life. General Hospital
Psychiatry, 26, 484-486.
Kesehatan
Spiritual
Berdasarkan
Neurosains.
Edisi Pertama. Bandung : PT
Mizan Pustaka.
Prihartanti, N. (2004). Kepribadian
Sehat
Menurut
Konsep
Suryomentaran. Surakarta:
Muhammadiyah University
Press.
Putri, L.S. (2013) Hubungan Antara
Religiusitas
Dengan
Kesejahteraan
Psikologis
Pada
Lansia
Muslim.
Skripsi. Surakarta: Fakultas
Psikologi UMS.
Rosalina. (2013). Ancaman Diabetes
di Indonesia Meningkat.
Artikel. http://www.Tempo.co
Ryff, C.D., & Keyes, C. (1995). The
struktur
of
well-being
recived.
Journal
of
Personality
and
Social
Psychology, 69, 719-727.
Taylor,
Kariadi, & Hartini, S. (2009).
Panduan Lengkap untuk
Diabetes,
Keluarga,
&
Profesional Medis. Bandung:
Qonita
Papalia, D.E., Olds, S.W., &
Feldman,
R.D.
(2009).
Human
Developmen
(penterjemah
Brian
Marwensdy).
Jakarta:
Salemba Humanika.
Pasiak, T. (2012). Tuhan Dalam
Otak Manusia: Mewujudkan
S.E.
(2012).
Health
Psychology, Eight Edition.
New York: The McGrawHill Companies.
Thouless, R.H. (1992). Pengantar
Psikologi Agama. Jakarta
utara: CV Rajawali.
Tjokroprawiro, A. (2006). Hidup
Sehat dan Bahagia Bersama
Diabetes
Militus.
Edisi
kesembilan.
Jakarta
:
Gramedia Pustaka.