HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 Hubungan antara religiusitas dengan kesejahteraan Psikologis pada penderita diabetes mellitus tipe 2.

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN
PSIKOLOGIS PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai
Derajat Sarjana (S-1) Psikologi

Oleh :
NOFITA DWI KARTIKASARI
F 100 090 094

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN
PSIKOLOGIS PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai
Derajat Sarjana (S-1) Psikologi dan Pendidikan Agama Islam

Oleh :
NOFITA DWI KARTIKASARI
F 100 090 094

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

ii

HUBUNGAN ANT ARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN
PSIKOLOGIS PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2

Diajukan oleh:

NOFITA DWI KARTIKASARI


F100090094
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
dan dinyatakan telah memenuhi syarat.
Pada tanggal : e. November 2014

Penguji Utama

k

Usmi Karyani, S.Psi, M.Si.
Penguji Pendamping I

セ@

Setia Asyanti, S.Psi, M.Si.
Penguji Pendamping I

Aad Satria Permadi, S.Psi, MA.
Penguji Pendamping II


Surakarta, S November 2014

IV

セ@

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN
PSIKOLOGIS PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE
Nofita Dwi Kartikasari
Usmi Karyani
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Abstract. This purpose of this research is to determine the relationship between
religiosity with psychological well being in patients with type 2 diabetes mellitus.
Quantitative metods chosen by the researcher to achive the objectives of this
study. Responden were drawn from population patients with type 2 diabetes
mellitus in Hospital Dr. Moewardi. This is study uses religiosity scale and
psychological well-being. The results of the Pearson Product moment analysis of
value of correlation coefficient ® of 0,552 with a significance of p = 0,000 (p <
0,01) means that there is a very significant positive relationship between
religiosity with psychological well-being in patients with type diabetes mellitus.

Effective contribution from religiosity with psychological well-being is 30,5%.
This means that there are 69,5% for other factors that contribute to psychological
well-being.
Keyword : religiosity and psychological well-being of patiens with type 2 diabetes
mellitus
Abstraksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
religiusitas dengan kesejahteraan psikologis pada penderita diabetes mellitus tipe
2. Metode kuantitatif dipilih untuk mencapai tujuan penelitian ini. Responden
dalam penelitian ini diambil dari populasi penderita diabetes mellitus tipe 2 di
Rsud Dr, Moewardi. Penelitian ini menggunakan skala religiusitas dan
kesejahteraan psikologis. Hasil dari analisi korelasi product moment
pearson.oleh koefisien korelasi (rxy) 0,552 dengan signifikan p = 0,000 (p < 0,01)
artinya ada hubungan positif antara religiusitas dengan kesejahteraan psikologis
pada penderita diabetes mellitus tipe 2. Sumbangan efektif dari religiusitas
dengan kesejahteraan psikologis sebesar 30,5%. Hal ini berarti ada 69,5% dari
faktor – faktor lain yang mempengaruhi kesejahteraan psikologis.
Kata Kunci : religiusitas dan kesejahteraan psikologis penderita diabetes mellitus
tipe 2.

v


1

Diabetes merupakan penyakit

Kesejahteraan

psikologis

kronik yang muali banyak di derita di

menurut Ryff & Keyes (1995)

Indonesia. Indonesia masuk dalam

merupakan pencapaian dari potensi

urutan

psikologis


ketujuh

Negara

dengan

seseorang

dan

suatu

individu

dapat

penderita diabetes terbanyak dengan

keadaan


jumlah penderita sebanyak 7,6 juta

menerima keadaan baik kelebihan

orang

dan

(Tempo,

2014).

Seluruh

ketika

kekurangan

pada


dirinya,

jumlah penyakit diabetes, jumlah

memiliki

diabetes mellitus tipe 2 yang paling

mengembangkan relasi sosial yang

banyak,

positif,

yaitu

sekitar

90-99%


tujuan

menjadi

pribadi

(Kariadi,2009). Penyakit kenaikan

mandiri,

gula darah ini dapat mengganggu

lingkungan,

kesehatan fisik dan psikis. Gangguan

mengembangkan diri.

psikis berupa depresi, kecemasan,


mampu,

Titik

hidup,

yang

mengendalikan

dan

pusat

mampu

kesejahteraan

dan distress yang terjadi karena


psikologis (Prihartanti,2004) terletak

kecacatan fisik, kekhawatiran akan

pada makna hidup dan sikap tabah

terjadinya

khawatir

yang selalu berani, tidak memiliki

makanan yang akan dimakan, dan

rasa takut maupun khawatir yang

menuntut seseorang untuk merubah

berlebihan,

gaya hidup yang sebelumnya. Hal ini

kenyataan apapun wujudnya saat ini,

akan

disini.

komplikasi,

mempengaruhi

kesejahteran

psikologis seseorang (Abbas, 2011).

berusaha

Individu

yang

menerima

memiliki

kesejahteraan yang tinggi mampu
menghadapi penyakit yang diderita

2

dan bersikap tegar dan optimis pada

agama, kepercayaan dan nilai – nilai

kesehatan. Individu yang memiliki

yang

kesejahteraan

menuju

berusaha

mencoba

dimiliki

sebagai

kebahagian.

penuntun
Ini

sesuai

untuk sembuhan dan melakuakan

(Ellison, dalam Taylor, 2012) dengan

perubahan – perubahan yang lebih

Agama dapat mendukung psikologis

baik.

seseorang

Ada

beberapa

faktor

mempengaruhi

yang

spiritual

dengan
akan

kepercayaan

lebih

memiliki

kesejahteran

kesejahteraan dan kepuasan dalam

psikologis, yaitu berupa usia, jenis

hidup dibandingkan orang yang tidak

kelamin, budaya, pendidikan, locus

memiliki kepercayaan.

of control, dukungan sosial, dan
salah

satu

kesejahteraan

yang

mempengaruhi

memiliki pegangan hidup dan sikap

adalah

tabah. Religiusitas dapat membuat

(Hawari,

individu memiliki pegangan hidup

penting

dan sikap tabah. Religiusitas dapat

dalam kesehatan dan kesejahteraan

membawa individu menjadi lebih

manusia. Agama berperan sebagai

baik

pelindung daripada sebagai penyebab

menerima kaeadaan diri. Semakin

masalah. Individu yang taat dalam

tinggi tingkat religiusitas semakin

menjalankan

agama,

tinggi

makna

psikologis dan membuat seseorang

dalam

lebih bisa sembuh dari penyakit.

religiusitas.
2002)

psikologis

Religiusitas membuat individu

Religiusitas

merupakan

mamahami
ketuhanan,

peran

perintah
makna
akan



mudah

memaknai hidup dengan landasan

Seperti

dengan optimis, tegar, dan

tingkat

survey

kesejahteraan

yang

dilakukan

3

Zimmerman, dalam Taylor 2012)
yang

membuktikan

METODE PENELITIAN

sedikitnya

Penelitian

ini

menggunakan

setengah populasi yang terdapat di

pendekatan

Amerika, berdoa untuk permasalahan

variable

bebas

kesehatan dan menunjukan hasil

variable

tergantung

yang baik.

psikologis.

kuantitatif

dengan

religiusitas

dan

kesejahteran

Maselko (dalam Taylor, 2012)

Subjek penelitian ini adalah

menyatakan manfaat dari agama

penderita diabetes mellitus tipe 2

untuk

berhubungan

yang merupakan pasien rawat jalan

dengan fungsi dari respon kekebalan

di poliklinik penyakit dalam RSUD

tubuh

Dr. Moewardi Surakarta.

kesehatan

terhadap

kejadian

yang

membuat stress.

Data yang diperoleh di RSUD

Berdasarkan pemaparan diatas

Dr. Moewardi Surakarta pada bulan

bahwa kematangan individu dalam

Mei 2014 terdapat pasien diabetes

beragama akan membuat inddividu

mellitus tipe 2 dengan jumlah 622

lebih sejahtera. Individu yang berdoa

pasien. Karena keterbatasan peneliti

memiliki keadaan psikologis yang

dan

lebih tenang. Doa dan ibadah yang

mengambil 50 penderita diabetes

dijalankan dapat memberikan rasa

mellitus

optimis, menerima keadaan, tegar

penelitian.

dan berusaha untuk sembuh sehingga
dijauhkan

dari

segala

mental, fisik maupun sosial

penyakit

kesedian

tipe

pasien

2

sebagai

subjek

subjek

Alat pengumpulan data yang
digunakan adalah skala religiusitas
yang terdir dari 20 aitem dan skala

4

kesejahteraan psikologis yang terdiri

searah (linier). Kemudian peneliti

23 aitem. Adapun teknik statistic

melakukan analisis korelasi product

yang digunakan dalam penelitian ini

moment

adalah korelasi product moment

mengetahui

yaitu untuk mengetahui hubungan

dengan

religiusitas

pada penderita diabetes mellitus tipe

dengan

kesejahteraan

dengan

tujuan

untuk

hubungan

religiusitas

kesejahteraan

psikologis

psikologis pada penderita diabetes

2.

mellitus tipe 2. Pertama, melakukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

perhitungan validitas dan reliabilitas

Berdasarkan

analisis

statistic

dengan menggunakan teknik product

yang

moment yaitu untuk mengetahui

menunjukkan bahwa ada hubungan

aitem – aitem yang layak dan tidak

yang

layak untuk dimasukkan ke dalam

religiusitas

skala penelitian. Kemudian peneliti

psikologis pada penderita diabetes

melakukan uji normalitas yaituuntuk

mellitus tipe 2. Hal ini menunjukkan

mengetahui apakah sebaran data

berdasarkan hasil perhitungan teknik

penelitian

analisis korelasi product moment dari

mengikuti

sebaran

diperoleh

sangat

hasil

signifikan

dengan

yang

antara

kesejahteraan

distribusi normal atau tidak. Setelah

Pearson

itu, peneliti melakukan uji linieritas,

korelasi (rxy) sebesar 0,552 dengan p

yaitu

apakah

= 0,000 (p < 0,01) artinya ada

variable bebas (religiusitas) dengan

hubungan positif antara religiusitas

variable tergantung (kesejahteraan

dengan

psikologis) memiliki korelasi yang

pada penderita diabetes mellitus tipe

untuk

mengetahui

dengan

nilai

kesejahteraan

koefisien

psikologis

5

2. Hubungan tersebut menunjukkan

Religiustas merupakan peran penting

bahwa semakin tinggi religiusitas

dalam kesehatan dan kesejahteraan

semakin tinggi pula kesejahteraan

manusia. Agama berperan sebagai

psikologis penderita. Hal ini sesuai

pelindung daripada sebagai penyebab

dengan penelitian (Putri, 2013) yang

masalah. Individu yang taat dalam

menyatakan bahwa ada hubungan

agamanya memahami makna-makna

positif antara religiusitas dengan

ketuhanan dan akan lebih mudah

kesejahteraan

psikologis,

memaknai hidup dengan landasan

dikarenakan religiusitas merupakan

agama, kepercayaan dan nilai-nilai

salah satu faktor yang mempengaruhi

yang dimilikinya sebagai penuntun

kesejahteraan psikologis seseorang.

menuju kebahagiaan.

kesejahteraan psikologis seseorang.
Hal ini sesuai dengan yang
diungkapkan (Ellison dalam Taylor,
2013) Agama dapat mendukung
psikologis

seseorang

dengan

kepercayaan spiritual. Kepercayaan
spiritual

akan

lebih

memiliki

kesejahteraan dan kepuasan dalam
hidup dibandingkan orang yang tidak
memiliki

kepercayaan.

Hasil

penelitian yang dilakukan sesuai
pendapat menurut (Hawari, 2002)

Sumbangan efektif dari variabel
religiusitas terhadap kesejahteraan
psikologis yaitu sebesar 29,6%. Hali
ini berarti 70,4% faktor –faktor lain
yang mempengaruhi kesejahteraan
psikologis selain religiusitas yakni
seperti dukungan sosial, pendidikan,
budaya, usia, locus of control, jenis
kelamin
Berdasarkan
diketahui

variabel

hasil

analisis
religiusitas

diketahui rerata empirik (RE) sebesar

6

64,04 dan rerata hipotetik (RH) 47,5

Sesuai

dengan

Goerge

dkk,

yang berarti religiusitas pada subjek

(dalam Taylor, 2013) agama dapat

tergolong tinggi. Adapun rincian

mendukung

kategorisasi terdapat 8 subjek (16%)

orang dengan kepercayaan spiritual

dengan kategori sedang religiusitas,

akan lebih memiliki kepuasan hidup

22 subjek (44%) dengan kategori

dan kebahagiaan yang lebih besar

tinggi

Variabel

dan trauma hidupnya lebih kecil

kesejahteraan psikologis mempunyai

dibanding orang yang tidak memiliki

rerata empirik 98,48 dan rerata

kepercayaan. Hal ini juga sesui

hipotetik (RH) 73,5 yang berarti

dengan

kesejahteraan psikologis pada subjek

dilakukan

tergolong tinggi. Adapun rincian

kebanyakan

kategorisasi
(22%)

religiusitas.

terdapat

dengan

keadaan

hasil

psikologis

wawancara

oleh

yang

subjek

dari

bahwa

subjek

aktif

11

subjek

mengikuti kegiatan agama selain itu

kategori

sedang

subjek tidak hanya mempelajari juga

religiusitas, 31 subjek (62%) dengan

meyakini

kategori

pentingnya agama sebagai benteng

tinggi

religiusitas,

dan

terdapat 8 subjek (16%) dengan
kategorisasi tergolong sangat tinggi.
Kondisi ini menggambarkan bahwa
subjek

penelitian

memiliki

kesejahteraan psikologis yang tinggi
dan religiusitas yang tinggi.

dengan

sepenuh

hati

dalam diri.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang telah dilakukan
sebelumnya,

dapat

kesimpulan bahwa :

diambil

7

1.

Nilai koefisien korelasi (rxy)

pendidikan, budaya, usia, locus

sebesar 0,522 dengan p = 0,000

of control, jenis kelamin.

(p < 0,01) yang artinya ada
hubungan

positif

religiusitas

antara

Tingkat religiusitas pada subjek
tergolong

tinggi

ditunjukkan

dengan

dengan

kesejahteraan psikologis berarti

sebesar

semakin

hipotetik (RH) sebesar 47,5.

maka

tinggi

semakin

religiusitas
tinggi

pula

4.

rerata
64,04

empirik

(RE)

dan

rerata

Tingkat kesejahteraan psikologis

kesejahteraan psikologis dan

pada subjek tergolong sangat

sebaliknya

semakin

tinggi dengan rerata empirik

religiusitas

maka

rendah

rendah
semakin

kesejahteraan

psikologis.
2.

3.

dengan

kesejahteraan
sebesar

30,5%,

sedangkan sumbangan dengan
faktor

lain

sebesar

faktor

tersebut

69,5%

diperkirakan

yang diberikan pada variabel –
variabel yang berperan dalam
kesejahteraan psikologis, yang
antara lain dukungan sosial,

sebesar

98,48

dengan

rerata hipotetik (RH) sebesar
52,5.

Sumbangan efektif religiusitas

psikologis

(RE)

8

DAFTAR PUSTAKA
Abbas, Y., Abbasi, N.M., Vahidi, R.,
Najafipoor, F., & Farshi,
M.G. (2011). Effect of
exercise on psychological
well-being in T2DM. Journal
of Stress Psychoogy &
Biochemistry, 7(3), 132-142.
Ancok,

D. & Suroso. (2001).
Psikologi islami. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

Az-Zaki, J.M. (2013). Hidup Sehat
Tanpa
Obat.
Jakarta:
Cakrawala Publishing.
Hawari, D. (2004). Al-Quran : Ilmu
Kedokteran
Jiwa
dan
Kesehatan Jiwa. Yogyakarta :
Dana Bhakti Prima Yasa.
Jacobson, C.M., Rosenfeld, B.,
Kosinski, A., Pessin, H.,
Cimino, J.E., & Breitbart, W.
(2004). Belief in an afterlife,
spiritual well-being and end
of life. General Hospital
Psychiatry, 26, 484-486.

Kesehatan
Spiritual
Berdasarkan
Neurosains.
Edisi Pertama. Bandung : PT
Mizan Pustaka.
Prihartanti, N. (2004). Kepribadian
Sehat
Menurut
Konsep
Suryomentaran. Surakarta:
Muhammadiyah University
Press.
Putri, L.S. (2013) Hubungan Antara
Religiusitas
Dengan
Kesejahteraan
Psikologis
Pada
Lansia
Muslim.
Skripsi. Surakarta: Fakultas
Psikologi UMS.
Rosalina. (2013). Ancaman Diabetes
di Indonesia Meningkat.
Artikel. http://www.Tempo.co
Ryff, C.D., & Keyes, C. (1995). The
struktur
of
well-being
recived.
Journal
of
Personality
and
Social
Psychology, 69, 719-727.
Taylor,

Kariadi, & Hartini, S. (2009).
Panduan Lengkap untuk
Diabetes,
Keluarga,
&
Profesional Medis. Bandung:
Qonita
Papalia, D.E., Olds, S.W., &
Feldman,
R.D.
(2009).
Human
Developmen
(penterjemah
Brian
Marwensdy).
Jakarta:
Salemba Humanika.
Pasiak, T. (2012). Tuhan Dalam
Otak Manusia: Mewujudkan

S.E.
(2012).
Health
Psychology, Eight Edition.
New York: The McGrawHill Companies.

Thouless, R.H. (1992). Pengantar
Psikologi Agama. Jakarta
utara: CV Rajawali.
Tjokroprawiro, A. (2006). Hidup
Sehat dan Bahagia Bersama
Diabetes
Militus.
Edisi
kesembilan.
Jakarta
:
Gramedia Pustaka.

Dokumen yang terkait

Karakteristik Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan Komplikasi yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2012-2013

1 58 126

Efektifitas Edukasi Diabetes Terpadu untuk Meningkatkan Efikasi Diri Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2

17 128 175

Identifikasi Drug Related Problems (DRPs) Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Dengan Komplikasi Hipertensi Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Langsa Tahun 2011

4 87 60

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 Hubungan antara religiusitas dengan kesejahteraan Psikologis pada penderita diabetes mellitus tipe 2.

0 1 17

PENDAHULUAN Hubungan antara religiusitas dengan kesejahteraan Psikologis pada penderita diabetes mellitus tipe 2.

0 1 7

LAMPIRAN A Hubungan antara religiusitas dengan kesejahteraan Psikologis pada penderita diabetes mellitus tipe 2.

0 1 44

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA PENDERITA DIABETES Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan Psikologis Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2.

0 2 16

PENDAHULUAN Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan Psikologis Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2.

0 1 8

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan Psikologis Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2.

0 1 5

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan Psikologis Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2.

0 1 17