ANALISIS KECACATAN PRODUK KARET SEAL TABUNG GAS DENGAN METODE QUALITY CONTROL CIRCLE DAN SEVEN TOOLS DI CV. TANAH ARON RUNGKUT – SURABAYA.

ANALISIS KECACATAN PRODUK KARET SEAL TABUNG GAS
DENGAN METODE QUALITY CONTROL CIRCLE DAN SEVEN TOOLS
DI CV. TANAH ARON RUNGKUT – SURABAYA

SKRIPSI

Oleh :
I GEDE PURBANTARA S
0632310210

J URUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULKTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

J URUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
Jl. Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp. (031) 8706369 (Hunting). Fax. (031) 8706372 Surabaya 60294

SKRIPSI
ANALISIS KECACATAN PADA PRODUK KARET SEAL TABUNG
GAS DENGAN MENGIMPLEMENTASIKAN METODE QUALITY
CONTROL CIRCLE DAN SEVEN TOOLS DI CV. TANAH ARON
Disusun oleh :
I GEDE PURBANTARA S
NPM : 0632310210
Telah Diper tahankan Dihadapkan
Dan Diter ima Oleh Tim Penguji Skr ipsi
Pada Tanggal 17 Mei 2013
Tim Penguji

Dosen Pembimbing

1.
Ir. Rusindiyanto, MT.
NIP. 19650225 199203 1 001


Dr. Ir. Minto Waluyo, MM
NIP. 19611130 1999003 1 001

Ir. Nisa Masruroh, MT.
NIP. 19630125 198803 2 001

Ir. Nisa Masruroh, MT.
NIP. 19630125 198803 2 001

2.

3.
Dr. Ir. Minto Waluyo, MM
NIP. 19611130 199003 1 001

Men gatahui,
Dekan Fakultas Teknologi Industr i
Un iver sitas Pem ban gun an Nasion al “Veter an ” Jawa Tim ur


Ir. Sutiyono, MT
NIP. 19600713 198703 1 001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan tugas
akhir ini.
Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi persyaratan kelulusan Program
Sarjana Strata-1 (S-1) di Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dengan judul :
“ANALISIS KECACATAN PADA PRODUK KARET TABUNG GAS
DENGAN MENGIMPLEMENTASIKAN METODE QUALITY CONTROL
CIRCLE (QCC) DAN SEVEN TOOLS DI CV. TANAH ARON“.
Penyelesaian penyusunan tugas akhir ini tentunya tidak terlepas dari
peran serta berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan dan bantuan baik
secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu tidak berlebihan bila
pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1.

Bapak Dr. Ir. Minto Waluyo. Selaku Dosen Pembimbing Utama Skripsi

2.

Ibu Ir. Nisa Masruroh, MT. Selaku Dosen Pembimbing Pendamping Skripsi.

3.

Kedua Orang Tua dan Adikku yang tak pernah lelah mendoakan dan
memberikan dukungan kepada saya, agar pengerjaan Tugas Akhir ini dapat
berjalan dengan lancar dan sukses demi keberhasilan saya dimasa yang akan
datang.

4.

My Lovely “Putu Dewi Wahyuni” yang selalu membantu dan mendukung
saya dalam segala hal, baik susah maupun senang.
i


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5.

Semua pihak yang telah membantu secara moril dan materiil selama
pelaksanaan penelitian dan penyelesaian penulisan tugas akhir ini antara
lain.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan tugas akhir ini

terdapat kekurangan, maka dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan
saran dan kritik yang bersifat membangun.
Akhir kata semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membaca, terima kasih.

Hormat saya

Penulis


ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………..

i

DAFTAR ISI…………………………………………………………..

iii

DAFTAR TABEL…………………………………………………….

vi

DAFTAR GAMBAR………………………………………………….


viii

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………….…

x

ABSTRAKSI…………………………………………………………..

x

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................

1

1.2. Perumusan Masalah..........................................................

3

1.3. Batasan Masalah...............................................................


3

1.4. Asumsi-asumsi..................................................................

4

1.5. Tujuan Penelitian..............................................................

4

1.6. Manfaat Penelitian...........................................................

4

1.7. Sistematika Penulisan.......................................................

5

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Konsep dan Definisi Kualitas...........................................

7

2.1.1 Pengendalian Kualitas.…………………………. .......

10

2.1.2 Tujuan Pengendalian Kualitas.....................................

11

2.1.3 Kegiatan Pengendalian Kualitas..................................

11

2.1.4 Rekaya Kualitas...........................................................

12


2.2. Metode Perbaikan Kualitas...............................................

14

2.2.1 Delapan Langkah Perbaikan Kualitas..........................

17

2.2.2 Seven Tools..................................................................

27

2.3. Proseses Produksi......................................................... .

39

2.3.1 Bahan Baku.................................................................

39


2.3.2 Peralatan Produksi.......................................................

40

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.3.3 Proses Produksi............................................................
2.4

Penelitian Terdahulu.........................................................

41
42

BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian..........................................

44

3.2. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel................

44

3.3. Metode Pengumpulan Data..............................................

45

3.4. Metode Pengolahan Data.................................................

46

3.5. Langkah-langkah Penelitian dan Pemecahan Masalah....

48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengumpulan Data...........................................................

54

4.1.1 Produksi..................................................................

54

4.1.2 Kecacatan Produk...................................................

55

4.1.3 Jenis Kecacatan.......................................................

56

4.2. Pengolahan Data..............................................................

57

4.2.1 Histogram...............................................................

57

4.2.2 Pareto Chart...........................................................

58

4.2.3 Peta Kontrol P.........................................................

60

4.2.4 Fishbone Diagram..................................................

73

4.3. Perencanaan Perbaikan.....................................................

78

4.4. Pelaksanaan Perbaikan.....................................................

81

4.4.1 Kecacatan Kategori Waktu.....................................

81

4.4.2 Jenis Kecacatan.......................................................

82

4.5. Hasil dan Pembahasan......................................................

83

4.5.1 Pareto Chart............................................................

84

4.5.2 Peta Kontol P...........................................................

85

4.6. Perbandingan Hasil Perhitungan Prosentase Kecacatan
Antara Sebelum dan Sesudah Melakukan Perbaikan.......

91

4.7. Standarisasi Quality Control Circle (QCC).....................

94

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan…………….. ..............................................

97

5.2. Saran ……………………..............................................

98

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Matriks Rencana Perbaikan 5W+1H....................................

22

Tabel 2.2. Check Sheet...........................................................................

28

Tabel 2.3. Stratifikasi..............................................................................

33

Tabel 4.1. Produksi dan Kecacatan Jenis Karet Tabung Gas
Bulan Juli – Desember 2012.................................................

54

Tabel 4.2. Jumlah Kecacatan dan Prosentase Karet Tabung Gas
KTG-50AL Bulan Juli – Desember 2012.............................

55

Tabel 4.3. Jenis dan Jumlah Kecacatan Karet Tabung Gas
KTG-50AL Bulan Juli – Desember 2012.............................

56

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi..............................................................

57

Tabel 4.5. Perhitungan Prosentase Komulatif Jenis Kecacatan Karet
Tabung Gas KTG-50AL Bulan Juli – Desember 2012.........

59

Tabel 4.6. Perhitungan Peta Kontrol P Kecacatan Karet Tabung Gas
KTG-50AL Pada Bulan Juli 2012........................................

61

Tabel 4.7. Perhitungan Peta Kontrol P Kecacatan Karet Tabung Gas
KTG-50AL Pada Bulan Agustus 2012................................

63

Tabel 4.8. Perhitungan Peta Kontrol P Kecacatan Karet Tabung Gas
KTG-50AL Pada Bulan September 2012.............................

65

Tabel 4.9. Perhitungan Peta Kontrol P Kecacatan Karet Tabung Gas
KTG-50AL Pada Bulan Oktober 2012.................................

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

67

Tabel 4.10. Perhitungan Peta Kontrol P Kecacatan Karet Tabung Gas
KTG-50AL Pada Bulan November 2012.............................

69

Tabel 4.11. Perhitungan Peta Kontrol P Kecacatan Karet Tabung Gas
KTG-50AL Pada Bulan Desember 2012..............................

71

Tabel 4.12. Rencana Perbaikan Matriks 5W+1H.....................................

79

Tabel 4.13. Produksi dan Kecacatan Jenis Karet Tabung Gas
KTG-50AL Bulan Januari – Maret 2013..............................

82

Tabel 4.14. Jenis dan Jumlah Kecacatan Karet Tabung Gas
KTG-50AL Bulan Januari – Maret 2013..............................

82

Tabel 4.15. Perhitungan Prosentase Komulatif Jenis Kecacatan Karet
Tabung Gas KTG-50AL Bulan Januari – Maret 2013..........

84

Tabel 4.16. Perhitungan Peta Kontrol P Kecacatan Karet Tabung Gas
KTG-50AL Pada Bulan Januari 2013...................................

86

Tabel 4.17 Perhitungan Peta Kontrol P Kecacatan Karet Tabung Gas
KTG-50AL Pada Bulan Februari 2013.................................

88

Tabel 4.18 Perhitungan Peta Kontrol P Kecacatan Karet Tabung Gas
KTG-50AL Pada Bulan Maret 2013.....................................

90

Tabel 4.19 Perhitungan Prosentase Selisih Kecacatan
Karet Tabung Gas KTG-50AL..............................................

92

Tabel 4.20 Perhitungan Perbandingan Prosentase Kecacatan
Karet Tabung Gas KTG-50AL Periode I dan II...................

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

95

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Siklus PDCA.......................................................................

18

Gambar 2.2. Delapan Langkah Perbaikan Kualitas.................................

19

Gambar 2.3. Diagram Pareto...................................................................

30

Gambar 2.4. Histogram...........................................................................

31

Gambar 2.5. Fishbone Diagram...............................................................

33

Gambar 2.6. Diagram Pencar...................................................................

34

Gambar 2.7. Peta Kontrol P.....................................................................

36

Gambar 3.1. Langkah-langkah Pemecahan Masalah................................

48

Gambar 4.1. Histogram Jenis dan Jumlah Kecacatan Karet Tabung Gas
KTG-50AL Bulan Juli – Desember 2012...........................

58

Gambar 4.2. Diagram Pareto Jenis dan Jumlah Kecacatan Karet
Tabung Gas KTG-50AL Bulan Juli – Desember 2012.......

60

Gambar 4.3. Peta Kontrol P Kecacatan Karet Tabung Gas
KTG-50AL Pada Bulan Juli 2012......................................

62

Gambar 4.4. Peta Kontrol P Kecacatan Karet Tabung Gas
KTG-50AL Pada Bulan Agustus 2012...............................

64

Gambar 4.5. Peta Kontrol P Kecacatan Karet Tabung Gas
KTG-50AL Pada Bulan September 2012...........................

66

Gambar 4.6. Peta Kontrol P Kecacatan Karet Tabung Gas
KTG-50AL Pada Bulan Oktober 2012...............................

viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

68

Gambar 4.7. Peta Kontrol P Kecacatan Karet Tabung Gas
KTG-50AL Pada Bulan November 2012...........................

70

Gambar 4.8. Peta Kontrol P Kecacatan Karet Tabung Gas
KTG-50AL Pada Bulan Desember 2012............................

72

Gambar 4.9. Diagram Sebab-Akibat Kecacatan Metintis........................

74

Gambar 4.10 Diagram Sebab-Akibat Kecacatan Tebal...........................

75

Gambar 4.11 Diagram Sebab-Akibat Kecacatan Gupil............................

76

Gambar 4.12 Diagram Sebab-Akibat Kecacatan Lengket........................

77

Gambar 4.13 Diagram Pareto Jenis dan Jumlah Kecacatan Karet
Tabung Gas KTG-50AL Bulan Januari – Maret 2013........

85

Gambar 4.14 Peta Kontrol P Kecacatan Karet Tabung Gas
KTG-50AL Pada Bulan Januari 2013.................................

87

Gambar 4.15 Peta Kontrol P Kecacatan Karet Tabung Gas
KTG-50AL Pada Bulan Februari 2013...............................

89

Gambar 4.16 Peta Kontrol P Kecacatan Karet Tabung Gas
KTG-50AL Pada Bulan Maret 2013...................................

ix
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

91

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Gambaran Umum Perusahaan
Lampiran II Data Produksi dan Jenis Kecacatan Karet Tabung Gas
Lampiran III Flow Chart Proses Produksi Karet Seal Tabung Gas KTG-50AL
Lampiran IV Gambar Produk Karet Tabung Gas KTG-50AL

x
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

xi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAKSI

Kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk,
manusia, proses dan tugas serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi
harapan pelanggan atau konsumen. Konsumen sebagai pemakai produk semakin
kritis dalam memilih atau memakai produk sehingga keadaan ini mengakibatkan
peranan kualitas semakin penting. CV. Tanah Aron merupakan salah satu
perusahaan yang bergerak di bidang produksi karet dan plastic, yang berlokasi di
Jl. Abdul Kharim No. 76 AA Surabaya. Produk yang dihasilkan oleh CV. Tanah
Aron yaitu Seal Rubber, Packing Rubber, Oring Rubber, Karet Sambungan Pipa
PDAM, Castor, Socket, dan masih banyak produk lainnya.
Dari berbagai produk yang dihasilkan oleh CV. Tanah Aron peneliti
memfokuskan penelitian pada produk Karet Seal Tabung Gas tipe KTG-50AL
dengan prosesntase kecacatan sebesar 29,86%. Pada produk KTG 50-AL ini,
terdapat 4 jenis kecacatan yaitu Merintis, Tebal, Gupil, dan Lengket. Tujuan dari
penelitian ini adalah mengetahui dan menganalisis faktor – faktor penyebab
kecacatan atau defect, menghitung tingkat kecacatan yang terjadi pada produk
Karet Seal Tabung Gas, dan melakukan usulan perbaikan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan pengolahan data
dengan menggunakan Seven Tools (Hisogram, Pareto Chart, Peta Kontrol P, dan
Fishbone Diagram) dapat diketahui jumlah kecacatan dari jenis defect pada Karet
Seal Tabung Gas jenis KTG-50AL selama 6 bulan adalah Merintis sebesar
2,31%, Tebal sebesar 1,15%, Gupil sebesar 1,08%, dan Lengket sebesar 0,43%.
Untuk menurunkan kecacatan tersebut peneliti membuat matriks 5W + 1H sebagai
usulan perbaikan terhadap perusahaan serta membuat standarisasi QCC. Hasil
darin pengolahan data setelah usulan perbaikan di lakukan oleh perusahaan dapat
diketahui jumlah dari jenis defect pada Karet Seal Tabung Gas jenis KTG-50AL
selama 3 bulan adalah Merintis sebesar 1,15%, Tebal sebesar 0,52%, Gupil
sebesar 0,47%, dan Lengket sebesar 0,21%.

Kata Kunci : Analisis, Metode, QCC, Defect, Seven Tools, Prosentase, Kualitas
xi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRACT

Quality is a dynamic state associated with products, people, processes
and tasks, and environments that meet or exceed the expectations of customers or
consumers. Consumers as users increasingly critical in choosing a product or use
the product so that this situation resulted in increasingly important role in the
quality. CV. Tanah Aron is one of the companies engaged in the production of
rubber and plastic, which is located on Jl. Abdul Kharim No.. 76 AA Surabaya.
The products produced by CV. Tanah Aron is Rubber Seal, Rubber Packing,
Rubber Oring, Rubber Connection pipe taps, Castor, Socket, and many other
products.
Of various products produced by CV. Tanah Aron researchers focused on
product type Gas Tube Rubber Seal KTG-50AL with disabilities prosesntase of
29,86%. At KTG 50-AL products, there are 4 types of disability that is Merintis,
Tebal, Gupil, and Lengket. The purpose of this study was to determine and
analyze the factors - factors that cause disability or defect, calculate the level of
disability that occurs in Gas Cylinder Seal Rubber products, and perform the
Proposed improvements.
The results showed that based on the data processing by using Seven
Tools (Hisogram, Pareto Chart, Map Control P, and Fishbone Diagram) can know
the number of defects on the type of disability of Rubber Seal Gas Cylinder type
KTG-50AL for 6 months is Merintis by 2,31%, Tebal of 1,15%, Gupil by
1.08%, and Lengket by 0,43%. To reduce the disability researchers make 5W +
1H matrix as proposed revisions to the company as well as to standardize the
QCC. Darin results after the proposed improvement of data processing is done by
the company can know the number of this type of defect in the Rubber Seal Gas
Cylinder type KTG-50AL for 3 months at 1,15% is Merintis, Tebal of 0,52%,
0,47% Gupil , and Lengket by 0.21%.

Keywords: Analysis, Methods, QCC, Defect, Seven Tools, percentage, Quality

xii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Kompetisi global menyebabkan persaingan antar perusahaan menjadi

semakin ketat. Agar dapat bertahan dalam persaingan, setiap perusahaan harus
mampu bersaing meningkatkan daya saingnya. Salah satu faktor penentu daya
saing perusahaan adalah kualitas disamping harga produk dan pelayanan. Pihak
manajemen harus mampu membuat keputusan tentang standar kualitas yang tepat
dalam kondisi pasar yang terus berubah. Untuk itu, diperlukan informasi yang
akurat mengenai standar kualitas yang bisa diterima oleh konsumen. Kekurangan
informasi bisa berakibat fatal karena dapat menimbulkan kesalahan dalam
pengambilan keputusan yang mengakibatkan perusahaan ditinggalkan para
konsumen. Dengan kata lain bila tidak terdapat adanya kesuaian terhadap produk
tersebut konsumen akan pindah membeli produk dari produsen lain.
CV. Tanah Aron merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di
bidang produksi karet dan plastic, yang berlokasi di Jl. Abdul Kharim No. 76 AA
Surabaya. Produk yang dihasilkan oleh CV. Tanah Aron yaitu Seal Rubber,
Packing Rubber, Oring Rubber, Karet Sambungan Pipa PDAM, Castor, Socket,
dan masih banyak produk adalah perusahaan yang notabenya adalah supplier
untuk perusahaan-perusahaan besar yang bergerak dalam bidang manufacturing.
Untuk itu perusahaan dituntut untuk selalu menjaga kualitas dari produk yang
dihasilkan sesuai dengan permintaan dari konsumen, agar konsumen tidak kecewa

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

sehingga mencari supplier lain untuk memenuhi kebutuhan

didalam

perusahaannya.
Produk seal tabung gas yang dihasilkan oleh CV. Tanah Aron ada 3
macam, yaitu KTG-50AL, KTG-50ST, KTG-50SI. Dengan prosentase rata-rata
kecacatan per-bulan untuk produk jenis KTG-50AL sebesar 5%, produk jenis
KTG-50ST sebesar 2%, dan produk jenis KTG-50SI sebesar 2%. Dari ketiga jenis
produk tersebut, rata-rata tingkat kecacatan per-bulan yang paling tinggi adalah
produk jenis KTG-50Al sebesar 5%, sedangkan target kecacatan per-bulan yang
harus dicapai sebesar 3%. Pada produk tipe KTG 50-AL, dan kecacat yang terjadi
adalah Merintis, Tebal, Gupil, dan Lengket. Hal ini tentunya akan sangat
mempengaruhi upaya CV. Tanah Aron untuk mencapai kondisi zero defect, atau
yang paling tidak mengurangi tingkat cacat yang terjadi sehingga produksi dapat
meningkat dan konsumen pun puas dengan produk yang dihasilkan.
Dalam mengatasi masalah tersebut peneliti menggunakan Metode
Quality Control Circle (QCC) yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat
kecacatan yang terjadi pada produk seal tabung gas, serta upaya untuk melakukan
perbaikan yaitu dengan mengeliminasi kecacatan. Teknik ini menggunakan alatalat dasar seven tools seperti : check sheet, diagram pareto, diagram sebab akibat,
control chart, scatter diagram dan histogram.
Dengan dilakukan penelitian ini diharapkan dapat diketahui kecacatan
kualitas produksi yaitu dalam kondisi optimal dan berkesinambungan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

1.2

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas masalah yang akan dibahas dalam

penelitian ini adalah “Berapa tingkat kecacatan produk jenis KTG-50AL dan
bagaimana usulan perbaikan sehingga dapat meminimalkan kecacatan produk
tersebut?”.

1.3

Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini diperlukan agar dalam pemecahan

tidak menyimpang dari tujuan penelitian, serta untuk menghindari terlalu luasnya
permasalahan yang akan dipecahkan. Batasan-batasan yang dipergunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.

Penelitian dilakukan mengkhusus pada produk seal tabung gas tipe KTG50AL karena memiliki tingkat kecacatan yang paling terbesar.

2.

Penelitian tidak membahas masalah biaya.

3.

Dalam pengolahan data tidak semua seven tools digunakan, peneliti hanya
menggunakan Histogram, Pareto Chart, Control Chart, dan Fishbone Chart.

4.

Pengambilan data implementasi dari usulan perbaikan dilakukan hanya
selama periode 3bulan pertama setelah usulan perbaikan dilakukan oleh pihak
perusahaan.

5.

Faktor yang memperngaruhi kecacatan produk yaitu, faktor operator, faktor
mesin, faktor material, dan faktor metode kerja.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

1.4

Asumsi
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

1.

Perusahaan dalam kondisi normal

2.

Pengadaan bahan baku dan material berjalan lancar

3.

Bila produk cacat dianggap hanya mempunyai 1 jenis kecacatan 1 unit

1.5

Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang ada maka tujuan dari penelitian ini
adalah :

1.

Mengetahui faktor-faktor penyebab kecacatan.

2.

Mengetahui tingkat kecacatan produk jenis KTG-50AL

3.

Memberikan usulan perbaikan sehingga dapat meminimalkan kecacatan
produk tersebut.

1.6

Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian yang dilakukan adalah :

1.

Menurunkan tingkat kecacatan yang terjadi pada obyek penelitian.

2.

Memberikan usulan perbaikan terhadap perusahaan tentang faktor – faktor
yang mempengaruhi kualitas produk atau proses dan penyebab timbulnya
kecacatan atau defect, sesuai dengan bidang keilmuan.

3.

Menambah wawasan dan kemampuan dalam mengaplikasikan ilmu-ilmu
teknik industri. Khususnya metode QCC untuk memecahkan masalahmasalah riil dalam dunia industry, terutama industri manufacture.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

4.

Memberikan referensi tambahan dan perbendaharaan agar berguna didalam
mengembangkan ilmu pengetahuan dan berguna sebagai pembandingan bagi
mahasiswa dimasa yang akan datang.

1.7

Sistematika Penulisan
Sistematika Penulisan yang digunakan akan disesuaikan dengan yang

ditetapkan oleh pihak fakultas untuk memudahkan dalam pelaksanaan penelitian
yaitu :
BAB I :PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang gambaran umum persoalan yang terdiri atas latar belakang,
rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, asumsi, manfaat penelitian
dan sistematika penelitian.
BAB II :TINJ AUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang teori-teori dasar dan model-model konseptual yang
dijadikan sebagai acuan dalam menentukan tahapan-tahapan yang dilakukan
dalam proses pemecahan masalah yang dimulai dari identifikasi masalah dan
berakhir pada tahap penarikan kesimpulan dan pengusulan saran-saran.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang tempat dan waktu penelitian, identifikasi variabel-variabel
serta, metode pengumpulan data, metode analisis data serta langkah-langkah
pemecahan masalah secara sistematis.
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang proses pengolahan data yang diperoleh dari observasi,
kemudian hasil dari pengolahan data tersebut dianalisis dan diinterprestasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dan saran sebagai bahan pertimbangan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1

Konsep Dan Definisi Kualitas
Para pakar kualitas mencoba memberikan beberapa definisi dari kata

kualitas, diataranya sebagai berikut :
1.

Menurut Garvin dan Davis
Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk,
manusia, proses dan tugas serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi
harapan pelanggan atau konsumen. (Nasution, M.A.2005).

2.

Menurut Tjiptono
Kualitas

merupakan arti penting dalam kompetisi didunia usaha strategi

marketing, harus berdasarkan pada komitmen manajemen untuk meneruskan
perbaikan kualitas, dan hal ini sudah diaplikasikan oleh banyak organisasi
serta perusahaan untuk mempertahankan posisinya, disamping adanya
persaingan membuat hilangnya pangsa pasar yang cukup besar ke pesaing
lain yang lebih mengutamakan kualitas. Konsep kualitas sering dianggap
sebagai ukuran relatif kebaikan suatu produk atau jasa yang terdiri atas
kualitas desain dan kualitas kesesuaian. Kualitas desain merupakan fungsi
spesifikasi produk, sedangkan kualitas kesesuaian adalah suatu ukuran
seberapa jauh suatu produk mampu memenuhi persyaratan atau spesifikasi

7

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

kualitas yang telah ditetapkan. Pada kenyataannya aspek ini bukanlah satusatunya aspek kualitas.
Dari definisi–definisi yang ada terdapat beberapa kesamaan, yaitu dalam
elemen–elemen sebagai berikut :
• Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
• Kualitas mencakup produk, tenaga kerja, proses, dan lingkungan.
• Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya apa yang dianggap
kurang berkualitas). (Nasution, M.A.2005).
Ada delapan dimensi kualitas yang dikembangkan Garvin dan dapat
digunakan sebagai kerangka perencanaan strategi dan analisis. Dimensi tersebut
adalah : (Tjiptono, F & Diana, A.2001).
1.

Kinerja (performance), karakteristik operasi pokok dari produk ini.

2.

Ciri – ciri keistimewaan tambahan (features), yaitu karakteristik sekunder dan
pelengkap.

3.

Kehandalan (realibility), yaitu kemungkinan kecil yang akan mengalami
kerusakan atau gagal yang dipakai.

4.

Kesesuaian dan spesifikasi (confermance to spesification), yaitu sejauh mana
karakteristik desain dan operasi memenuhi standart yang telah ditetapkan
sebelumnya.

5.

Daya tahan (durability), berkaitan erat dengan berapa lama suatu produk
dapat terus digunakan.

6.

Servicebility, meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah dispersi
dan penanganan keluhan yang memuaskan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

7.

Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indra.

8.

Kualitas yang dipersepsikan (Preceived quality), yaitu citra dan reputasi
produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.
Adapun segi umum tentang kualitas yaitu kualitas rancangan dan kualitas

kecocokan. Semua barang dan jasa dihasilkan dalam berbagai tingkat kualitas.
Kualitas rancangan adalah istilah teknik terkait dengan perbedaan dalam variasi
tingkat kualitas yang memang disengaja meliputi jenis bahan, daya tahan,
keandalan, misalnya semua mobil mempunyai tujuan dasar memberikan angkutan
yang aman bagi konsumen, tetapi mobil-mobil berbeda dalam ukuran, penentuan,
rupa dan penampilan. Perbedaan-perbedaan ini adalah hasil perbedaan rancangan
yang sengaja antara jenis-jenis mobil berbeda dalam ukuran, penentuan, rupa, dan
penampilan. Perbedaan-perbedaan ini adalah hasil perbedaan rancangan yang
disengaja antara jenis-jenis mobil itu, jenis bahan yang digunakan dalam
pembuatan, daya tahan dalam proses pembuatan, keandalan yang diperoleh
melalui pengembangan teknik mesin dan bagian-bagian penggerak, dan
perlengkapan atau alat-alat yang lain (Douglas C. Montgomery.).
Kualitas kecocokan adalah seberapa baik produk yang sesuai dengan
spesifikasi dan kelonggaran yang diisyaratkan oleh rancangan. Kualitas
kecocokan dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk pemilihan proses
pembuatan, latihan dan pengawasan angkatan kerja, jenis sistem jaminan kualitas
(pengendalian proses, uji, aktivitas pemeriksaan) yang digunakan, seberapa jauh
prosedur jaminan kualitas ini diikuti, dan motivasi angkatan kerja untuk mencapai
kualitas (Douglas C. Montgomery.).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

2.1.1

Pengendalian Kualitas
Tiap

produk

mempunyai

sejumlah

unsur

yang

bersama-sama

menggambarkan kecocokan penggunaannya. Parameter-paramater ini biasanya
dinamakan ciri-ciri kualitas (quality characteristic). Ciri-ciri kualitas menurut
(Douglas C. Montgomery.) ada beberapa jenis :
1.

Fisik : panjang, berat, voltage, kekentalan

2.

Indera : rasa, penampilan, warna

3.

Orientasi waktu : keandalan (dapat dipercaya), dapat dipelihara, dapat
dirawat.
Pengendalian kualitas didefinisikan sebagai suatu sistem yang terdiri dari

pemeriksaan atau pengujian analisis dan tindakan-tindakan yang harus diambil
dengan memanfaatkan kombinasi seluruh peralatan dan teknik-teknik yang harus
diambil mengendalikan kualitas produk dengan ongkos minimal.
Dalam istilah “Kendali Kualitas” mengandung pengertian bahwa
“kualitas” bukan berarti terbaik di dunia industri kata itu berarti “terbaik dalam
memuaskan kebutuhan pelanggan tertentu” (Olga. L.Crocker.).
Feigenbaum mengemukakan 2 hal penting dari kebutuhan konsumen
yaitu fungsi dan harga pokok, dua syarat ini tercermin dalam beberapa kondisikondisi produk, diantaranya :
1.

Kondisi spesifikasi dimensi dan karakteristik

2.

Umur produk dan keandalan

3.

Standar yang relevan

4.

Biaya rekayasa, pembuatan dan mutu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

5.

Pembuatan (persyaratan produksi)

6.

Fungsi, pemeliharaan dan pemasangan di lapangan

7.

Biaya-biaya operasi dan pemakaian konsumen
Berdasarkan hal di atas jelaslah kualitas tidak hanya berkaitan dengan

mutu teknis produk, tetapi juga nilai ekonomisnya, sehingga kualitas menjadi
faktor dasar keputusan konsumen dalam produk dan jasa.

2.1.2

Tujuan Pengendalian Kualitas
Tujuan dari pengendalian kualitas adalah :

1.

Pencapaian kebijaksanaan dan target perusahaan secara efisien

2.

Perbaikan hubungan manusia

3.

Peningkatan moral karyawan

4.

Pengembangan kemampuan tenaga kerja
Dengan mengarahkan pada pencapaian tujuan-tujuan di atas akan terjadi

peningkatan produktivitas dan profitabilitas usaha. Secara spesifik dapat dikatakan
bahwa tujuan pengendalian kualitas adalah :
1.

Memperbaiki kualitas produk yang dihasilkan

2.

Penurunan ongkos secara keseluruhan

2.1.3

Kegiatan Pengendalian Kualitas
Kegiatan pengendalian kualitas pada dasarnya dari 4 langkah yaitu :

1.

Menetapkan standar kualitas keamanan dan standar kualitas keandalan yang
diperlukan untuk suatu produk.

2.

Menilai kesesuaian antara produk yang dibuat dengan standar.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

3.

Mengambil tindakan bila diperlukan, yaitu mencari penyebab timbulnya
masalah dan mencari pemecahan masalah.

4.

Perencanaan peningkatan, berupa pengembangan usaha-usaha yang continue
untuk memperbaiki standar-standar biaya, prestasi keamanan dan keandalan.
Kegiatan pengendalian kualitas yang menunjang tercapainya standar

kualitas tertentu tersebut, melibatkan unsur-unsur manusia, mesin, peralatan,
spesifikasi dan metode pengujian.
Dengan adanya pengendalian diharapkan penyimpangan-penyimpangan
yang muncul dapat dikurangi dan proses dapat diarahkan pada tujuan yang
dicapai. Oleh karena itu fungsi pengendalian kualitas ini harus dilaksanakan
sebelum maupun pada saat pekerjaan pembuatan dilakukan (Nursya’bani,
Purnama.)

2.1.4

Rekayasa Kualitas
Rekayasa tulisan dapat diartikan sebagai proses pengukuran yang

dilakukan selama perancangan produk atau proses. Kerangka dasar dari rekayasa
kualitas merupakan suatu hubungan antara dua disiplin ilmu yaitu teknik
perancangan dan manufaktur, dimana mencakup seluruh aktivitas pengendalian
kualitas dalam setiap fase dari penelitian dan pengembangan produk, perancangan
proses, perancangan produksi, dan kepuasan konsumen. (Irwan, Soejanto.)
Target dari metodologi rekayasa kualitas ini adalah untuk mencapai
seluruh target dari perbaikan terus menerus, penemuan yang dipercepat,
penyelesaian masalah dengan cepat, dan efektivitas biaya dalam meningkatkan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

kualitas produk. Metodologi rekayasa kualitas dapat dibedakan menjadi 2 bagian
yaitu rekayasa kualitas secara off line dan rekayasa kualitas secara on-line.
1.

Rekayasa kualitas secara off line
Dalam rekayasa kualitas secara off line, perancangan eksperimen merupakan
peralatan yang sangat fundamental terutama pada kegiatan penelitian dan
pengembangan produk. Tehnik perancangan eksperimen pada dasarnya
melalui dua hal yaitu mengidentifikasi sumber dari variasi dan menentukan
perancangan proses yang optimal. Metodologi rekayasa kualitas secara off
line terbagi dalam 3 tahap yaitu :
A. Perancangan Konsep
Phase ini berfungsi untuk dapat berhubungan dengan konsumen dan
mendapatkan konsumen dengan kemampuan daya cipta dan kemampuan
teknis untuk merancang konsep produk yang unggul. Tahap ini merupakan
tahap pemunculan ide dalam kegiatan, phase ini antara lain :
*

Quality Function Deployment

yaitu menterjemahkan keinginan

konsumen ke dalam istilah teknis.
*

Theory Of Inventative problem solving yaitu sebuah koleksi tool yang
didapatkan dari menganalisa literatur yang dapat berguna untuk
membangkitkan pemecahan yang inovatif terhadap masalah teknis.

*

Design of experiments yaitu eksperimen faktorial penuh dan faktorial
persial dapat mengetahui efek dari beberapa parameter secara serentak.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

2.

Rekayasa Kualitas Secara on line
Rekayasa kualitas secara on line merupakan suatu aktivitas untuk mengamati
dan mengendalikan kualitas pada setiap produksi secara langsung. Aktivitas
ini sangat penting dalam menjaga agar biaya produksi menjadi rendah dan
secara langsung dapat meningkatkan mutu produk. Beberapa model yang
digunakan dalam rekayasa kualitas secara on line adalah :
*

Statistical process Control yaitu melakukan pengamatan, pengendalian,
dan pengujian kepada setiap tahap proses produksi agar tidak terjadi
penyimpangan yang cukup besar.

*

Static Signal to Noise Ratio

yaitu mereduksi variasi dengan

menggunakan variasi aplikasi dari robust design untuk memecahkan
permasalahan dalam proses produksi (Drs. M, Nasution.).

2.2

Metode Perbaikan Kualitas
Suatu perusahaan selalu berusaha untuk memperbaiki kualitas produk

yang dihasilkan secara terus – menerus agar bisa bersaing dengan perusahaan lain
dan tentunya agar bisa diterima oleh konsumen. Perbaikan harus dilakukan secara
on-going dan terus – menerus. Langkah – langkah yang dapat dilakukan menurut
The Juran Trilogy adalah :
1.

Mengembangkan infrastruktur yang diperlukan untuk melakukan perbaikan
kualitas setiap tahun.

2.

Mengidentifikasi

bagian–bagian

yang

melakukan proyek perbaikan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

membutuhkan

perbaikan

dan

15

3.

Membentuk suatu tim proyek yang bertanggung jawab dalam menyelesaikan
setiap proyek perbaikan.
Memberikan tim–tim tersebut apa yang di butuhkan agar dapat

mendiagnosis masalah guna menentukan sumber penyabab utama, memberikan
solusi, dan melakukan pengendalian yang akan mempertahankan keuntungan
perusahaan (Tjiptono, F & A. Diana.)
Terdapat beberapa metode yang digunakan dalam perbaikan kualitas, yaitu :
1.

Quality Control Circle (QCC)
Metode yang mengidentifikasi sekaligus memperbaiki hasil proses produksi
dan tingkat defect produk yang lebih kecil, dengan tujuan meningkatkan mutu
usaha dengan menggunakan perangkat kendali mutu (8 langkah & 7 tools).
(www.management-improvement.blogspot.com).

2.

Total Quality Management (TQM)
Total Quality Management (TQM) diartikan sebagai perpaduan semua fungsi
dari perusahaan kedalam falsafah holistik yang dibangun berdasarkan konsep
kualitas, teamwork, produktivitas dan pengertian serta kepuasan pelanggan.
Definisi lainnya menyatakan bahwa Total Quality Management merupakan
sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha
berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota
organisasi. (Tjiptono, F & Diana, A.).

3.

Six Sigma
Six Sigma merupakan sebuah sistem yang komperhensif dan fleksibel untuk
mencapai, mempertahankan, dan memaksimalkan sukses bisnis. Six Sigma

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

secara unik dikendalikan oleh pemahaman yang kuat terhadap kebutuhan
pelanggan, pemakaian yang disiplin terhadap fakta, data, dan analisis statistik,
dan perhatian yang cermat untuk mengelola, memperbaiki, dan menanamkan
kembali proses bisnis. (Vincent, Gasperz.).
Six Sigma adalah suatu visi peningkatan kualitas menuju target 3,4 kegagalan
per sejuta kesempatan (DPMO) untuk setiap transaksi produk (barang atau
jasa). Upaya giat menuju kesempurnaan (zero defect – kegagalan nol).
(Vincent, Gasperz.).
4.

Quality Function Deployment (QFD).
Quality Function Deployment merupakan serangkaian aktifitas perancangan
dan komunikasi yang digunakan pertama kali digolongan kapal Mitshubishi
di Kobe. Quality Function Deployment berfokus pada pengembangan
ketrampilan untuk merancang, menciptakan, dan memasarkan produk yang
dibutuhkan dan diinginkan oleh pelanggan. Konsep menggunakan bagan yang
terperinci untuk menterjemahkan persepsi kualitas kedalam karakteristik
produk, yang kemudian dijadikan persyaratan tahap perekayasaan dan
produksi. Alat rancangan dasar berupa suatu bagan yang disebut House of
Quality. (Drs. M, Nasution.).
Peneliti memilih metode Quality Control Circle (QCC) karena

merupakan pendekatan yang banyak dipakai oleh perusahaan-perusahaan yang
masih menggunakan mesin manual dan semiotomatik. Dalam melakukan
perbaikan kualitas Quality Control Circle menggunakan pendekatan siklus atau
daur PDCA yang merupakan singkatan dari Plan Do-Check-Action untuk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

perbaikan kualitas. Pendekatan ini diperkenalkan oleh W. E Deming dan W.A
Shewhart, sehingga siklus PDCA ini juga dikenal sebagai siklus deming atau
siklus pengendalian yang kemudian alam perkembangan lebih dikenal sebagai
delapan

langkah

perbaikan

kualitas.

(www.management-

improvement.blogspot.com)

2.2.1

Delapan Langkah Perbaikan Kualitas
Sebelum menjelaskan mengenai delapan langkah perbaikan kualitas,

maka lebih baik harus dimengerti dahulu masalah PDCA. PDCA adalah simbol
prinsip pemecahan masalah secara berulang dengan membuat perbaikan langkah
demi langkah (step by step) dan mengulangi siklus perbaikan berulang kali.
Adapun pengertian secara lebih rinci dari masing-masing simbol tersebut
adalah sebagai berikut :
-

Plan
Dalam plan ini dilakukan penentuan apa masalah dari suatu proses atau
aktifitas (Identifikasi Masalah), data apa saja yang terkait (Pengumpulan dan
Analisa Data), apa penyebabnya (Analisa Sumber Penyebab Masalah) dan
bagaimana cara memperbaiki (Validasi Faktor Penyebab).

-

Do
Adalah kegiatan melaksanakan rencana perbaikan (Menyusun Rencana
Penanggulangan dan Melaksanakan Ide Penanggulangan).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

-

Check
Adalah kegiatan mengkonfirmasikan secara kuantitatif dan analitis bahwa
rencana perbaikan memang bekerja benar dan menghasilkan kinerja yang
lebih baik (Memastikan Hasil Perbaikan).

-

Action
Adalah kegiatan membuat standarisasi dan dokumentasi dari proses yang
diperbaiki, modifikasi proses di atas seperlunya, sertarta menetapkan rencana
selanjutnya.

Dalam siklus PDCA terdapat umpan balik (feed back) untuk pengecekan agar
tidak kehilangan arah tujuan perbaikan. Dalam kondisi ini sangat penting untuk
segera menyampaikan (perbaikan) produk atau jasa kepada konsumen atau ke
proses berikutnya untuk

memperoleh umpan

balik.

(www.management-

improvement.blogspot.com)
Sedangkan mengenai ke Delapan Langkah perbaikan kualitas merupakan
suatu proses yang berurutan yang terdiri dari :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

1.

Mencari masalah

2.

Menganalisa masalah

3.

Mencari penyebab

4.

Membuat rencana perbaikan

5.

Melaksanakan perbaikan

6.

Memeriksa hasil perbaikan

7.

Membuat standarisasi

8.

Menentukan masalah berikutnya
M encari
masalah

M enganalisa
masalah

M encari
penyebab

M embuat
rencana
perbaikan

M enentukan
masalah
berikut nya

M embuat
st andarisasi

M emeriksa
hasil
perbaikan

M elaksanakan
perbaikan

Gambar 2.2 Delapan Langkah Perbaikan Kualitas
(Continuous Improveme)
1.

Mencari Masalah
Untuk memulai langkah ini perlu dibentuk tim perbaikan mutu Quality
Improvement Team (QIT) atau gugus kendali mutu (GKM). Dalam
melakukan tugasnya tim GKM ini sebaiknya dibimbing oleh para manajer
agar lebih terarah dan efektif dalam proses mencari atau mengidentifikasi
masalah. Setelah itu tim GKM melakukan pengamatan terhadap semua
masalah yang ada yaitu segala sesuatu yang tidak memenuhi persyaratan yang
telah ditentukan baik dari segi biaya, mutu dan waktu. Disini dapat digunakan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

pendekatan yang disebut dengan “orientasi kelemahan”. Orientasi kelemahan
ini memfokuskan pada pengurangan kesenjangan (gap) antara kinerja saat ini
atau aktual dengan yang ditargetkan, hal ini berarti bahwa dasar perbaikannya
adalah menghilangkan kelemahan.
Selanjutnya tim GKM melakukan eksplorasi masalah secara mendalam, hal
ini dapat menggunakan alat bantu seperti : brainstorming.

Identifikasi

masalah melalui brainstorming dilakukan dengan cara setiap anggota tim
GKM diminta mengungkapkan apa saja masalah yang diketahuinya. Seluruh
masalah yang terungkap dicatat dan selanjutnya diseleksi sehingga diperoleh
satu masalah.
Dengan demikian pada langkah pertama ini, setelah semua masalah
diidentifikasi dilakukan pemilihan masalah. Dalam memilih masalah ini harus
mempertimbangkan dan memilih satu masalah yang paling besar dampaknya
kepada keseluruhan proses. (Dorothea, Wahyu Ariani.).
2.

Menganalisa Masalah
Setelah masalah terpilih dengan tema tertentu, langkah berikutnya adalah
melakukan pengumpulan data dan analisa data. Langkah ini dapat
menggunakan beberapa alat bantu seperti : lembar data, sertifikasi, diagram
pareto, histogram dan diagram tebar. Lembar data (check sheet) dirancang
untuk pengumpulan data. Dengan membaca lembar ini diharapkan dapat
memberikan gambaran tentang jumlah kejadian dan akuntansi jumlah
kejadian, memudahkan atau mempercepat memahami bentuk permasalahan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

Dalam sertifikasi

atau pengelompokan data ini, data yang ada

dikelompokkan berdasarkan keperluan analisa. Misalnya : jenis kelamin, usia,
penyebab, akibat, dan lain-lain. Dengan stratifikasi

ini diharapkan dapat

mempermudah dan mempercepat analisa situasi dan masalah, membantu
menentukan sumber masalah serta mengurangi variabilitas data. Diagram
pareto ini terdiri dari grafik balok dikombinasikan dengan grafik garis yang
menunjukkan penjumlahan grafik balok tersebut dan dari sini dapat diketahui
masalah utama yang membutuhkan usaha perbaikan. Hal ini didasarkan pada
konsep pareto yaitu bahwa 20% penyebab mengakibatkan 80% permasalahan.
Alat bantu grafik ini bisa berupa grafik garis, balok, dan lingkaran. Grafik
garis biasanya menunjukkan satu atau lebih parameter terhadap waktu. Grafik
balok biasanya menunjukkan perbandingan dua atau lebih parameter terhadap
kuantitas “5- whys” dan ranting-ranting inilah akan menentukan kemudian
alur penelusuran (tracking) penyebab masalah hingga ke akarnya. Setelah
semua anggota tim GKM setuju dengan semua aktivitas dalam bentuk jumlah
cabang dan ranting bagi setiap tulang utama, maka brainstorming dilanjutkan
dengan analisa setiap tulang berikut cabang dan ranting-rantingnya untuk
mencari akar penyebab masalah. Hasil dari analisa di atas dibuat suatu table
matriks seluruh penyebab yang diperoleh, lalu disortis secara ilmiah untuk
memperoleh penyebab. Penyebab dominan / utama, penentuan penyebab
dominan ini dimaksudkan untuk memperoleh penyebab yang akan diambil
guna perencanaan perbaikan atau peningkatan kualitas (Dorothea, Wahyu
Ariani.).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

3.

Mencari Penyebab
Langkah ketiga adalah melakukan identifikasi terhadap segala penyebab yang
mungkin dan dipilih beberapa yang besar pengaruhnya terhadap masalah
yang dibahas. Untuk melakukan analisis sebab akibat ini dapat digunakan
beberapa alat bantu seperti : Diagram Fishbone Chart. (www.managementimprovement.blogspot.com)

4.

Membuat Rencana Perbaikan
Setelah diketahui akar penyebabnya maka dengan demikian solusinya dapat
direncanakan dengan langsung membalik akar penyebab tersebut. Untuk
memudahkan perbaikan akar penyebab dituangkan dalam satu model matriks
untuk perencanaan perbaikan seperti tabel berikut ini.
Tabel 2.1 Matrik Rencana Perbaikan 5W+1H
No
(1)
1

Penyebab
dominan
(2)

Why
kenapa
(3)

What
apa
(4)

Where
dimana
(5)

When
Kapan
(6)

Who
Siapa
(7)

How
Bagaimana
(8)

2
3
4

Keterangan :
Why ialah alasan “ Mengapa diperlukan perbaikan terhadap penyebab
What ialah “ Apa rencana perbaikan untuk mencapai kondisi di (3)”
Where ialah “Lokasi yang tepat untuk melaksanakan perbaikan”

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

When ialah “Alokasi waktu yang diperkirakan untuk perbaikan”
Who ialah “ Anggota tim yang melaksanakan perbaikan memperoleh data
hasil perbaikan dan melaporkan kemajuan perbaikan” .
How ialah “ metode untuk memperbaiki faktor penyebab utama (2)” .
Selanjutnya dengan teknik brainstorming para anggota tim GKM bersamasama mengisi semua kolom dan untuk How, berusaha mencari berbagai
alternatif metode yang memilih yang paling tepat. Dalam hal ini sebaiknya
melibatkan pula para karyawan yang ak