ANALISIS KECACATAN KEMASAN SABUN MANDI DENGAN METODE QUALITY CONTROL CIRCLE DI PT. X SIDOARJO.

ANALISIS KECACATAN KEMASAN SABUN MANDI
DENGAN METODE QUALITY CONTROL CIRCLE
DI PT. X SIDOARJ O

SKRIPSI

OLEH :

ACHMAD ROIS
NPM. 0932215029

J URUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J ATIM
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI
ANALISIS KECACATAN KEMASAN SABUN MANDI DENGAN
METODE QUALITY CONTROL CIRCLE
DI PT. X SIDOARJ O

DISUSUN OLEH:
ACHMAD ROIS
0932215029
Telah Disetujui Untuk Mengikuti Ujian Negara Lesan
Gelombang II Tahun Ajaran 2012 – 2013
Surabaya, 20 Juni 2013
Pembimbing I

Pembimbing II

Ir. Tri Susilo, MM
NIP. 19550708 198903 1 001

Ir. Handoyo, MT
NIP. 19570209 198503 1003


Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Industri
UPN “Veteran” Jawa Timur

Dr.Ir.Minto Waluyo, MM
NIP. 19611130 199003 1 001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI
ANALISIS KECACATAN KEMASAN SABUN MANDI DENGAN
METODE QUALITY CONTROL CIRCLE
DI PT. X SIDOARJ O

DISUSUN OLEH:
ACHMAD ROIS
0932215029
Telah Dipertahankan dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Tim Penguji:

Dosen Pembimbing:

1.

1.

Ir. Rr Rochmoeldjati, MMT
NIP. 19611029 199103 2 001
2.

Ir. Tri Susilo, MM
NIP. 19550708 198903 1 001
2.

Enny Ariyani, ST. MT
NIP. 3700 9950 0411


Ir. Handoyo, MT
NIP. 19570209 198503 1003

Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Ir.Sutiyono, MT
NIP. 19600713 198703 1 001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir di PT. X –
Sidoarjo.
Laporan Tugas Akhir (skripsi) ini merupakan bagian dari kurikulum yang
ada pada Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim untuk memberikan wawasan kepada
mahasiswa sejauh mana teori-teori yang telah diperoleh dapat digunakan secara
nyata dalam dunia industri.
Pelaksanaan Laporan Tugas Akhir ini dapat berjalan dengan lancar karena
adanya kerjasama yang baik dari berbagai pihak yang terlibat. Oleh karena itu
penyusun menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.

Allah SWT atas limpahan kasih sayang yang Dia berikan melalui
Kemudahan dan segala Kebaikan dalam apapun.

2.

Bapak Ir. Sutiyono, MT, selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran”Jatim.

3.

Bapak Ir. Minto Waluyo, MM selaku Ketua Jurusan Teknik Industri
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran”Jatim.


4.

Bapak Drs. Pailan, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Teknik Industri
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran”Jatim.

5.

Bapak Ir. Tri Susilo, MM (Alm) selaku Dosen Pembimbing I Laporan
Tugas Akhir.

6.

Bapak Ir. Handoyo, MT selaku Dosen Pembimbing II Laporan Tugas
Akhir.
i

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


7.

Ibu Enny Ariyani, ST, MT selaku Dosen Penguji Seminar I dan penguji
ujian lisan.

8.

Ibu Ir. Rr Rochmoeldjati, MMT selaku Dosen Penguji ujian lisan.

9.

Bapak Ir. Budi Santoso, MT selaku Dosen Penguji ujian lisan.

10. Bapak Dr.Ir.Minto Waluyo, MM selaku Dosen Penguji Seminar I dan
seminar II.
11. Bapak Suseno Budi P. ST. MT selaku Dosen penguji seminar II.
12. Orang Tua, serta keluarga yang telah mendukung dalam mengerjakan
Laporan Tugas Akhir ini sampai selesai.
13. Teman-teman seperjuangan atau se-angkatan yang telah mendukung.
14. Semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan

”Laporan Tugas Akhir” yang tidak dapat penyusun sebutkan satupersatu.
Dalam penyusunan Laporan ini, penyusun menyadari bahwa ”Laporan
Tugas Akhir” ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi penulisan maupun isi
yang kami laporkan sehingga kami menyambut baik adanya saran dan kritik yang
bersifat membangun dari semua pihak. Semoga ”Laporan Tugas Akhir” ini dapat
bermanfaat dan menambah wawasan pengetahuan kita.

Surabaya, 28 Juni 2013

Penyusun

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………….i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………iii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………...vi
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………….viii

DAFTAR LAMPIRAN………….………………………………………….x
ABSTRAKSI....................................................................................................xi
BAB I

: PENDAHULUAN........................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................... .1
1.2 Perumusan Masalah..............................................................3
1.3 Batasan Masalah...................................................................3
1.4 Tujuan Penelitian..................................................................3
1.5 Asumsi - Asumsi..................................................................4
1.6 Manfaat Penelitian...............................................................4
1.7 Sistematika Penulisan..........................................................5

BAB II

: TINJ AUAN PUSTAKA............................................................7
2.1 Konsep Dan Definisi Kualitas............................................7
2.2 Manajemen Kualitas..........................................................10
2.3 Pengendalian Kualitas.......................................................12
2.4 Perbaikan Kualitas.............................................................14

2.4.1 Delapan Langkah Perbaikan Kualitas……………...16
2.5

Pengujian Data…………………………………………...24
2.5.1 Uji Keseragaman Data……………………………..24
2.5.2 Uji Kecukupan Data.................................................25

2.6 Seven Tools........................................................................26
2.6.1 Check Sheet..............................................................26
2.6.2 Diagram Batang........................................................28
2.6.3 Diagram Sebab Akibat..............................................29
2.6.3.1 Langkah-langkah Membuat Diagram

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Sebab Akibat.................................................29
2.6.4 Diagram Pareto........................................................31
2.6.4.1 Langkah-Langkah Membuat Diagram
Pareto……………….………………....…..32

2.6.4.2 Contoh Penggunaan Diagram Pareto……...33
2.6.5 Diagram Pencar........................................................35
2.6.5.1 Manfaat Diagram Pencar...........................35
2.6.5.2 Cara Membuat Diagram Pencar…………36
2.6.5.3 Contoh Diagram Pencar…………………37
2.6.6 Peta Kontrol............................................................38
2.6.7 Stratifikasi...............................................................39
2.7 Gugus Kendali Mutu ........................................................39
2.8 Penelitian Terdahulu..........................................................41

BAB III

: METODOLOGI PENELITIAN.............................................44
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian.............................................44
3.2 Identifikasi dan Operasional Variabel...............................44
3.3 Metode Pengumpulan Data...............................................45
3.4 Metode Pengolahan Data..................................................46
3.5 Langkah – Langkah Pemecahan Masalah.........................48

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................54
4.1. Pengumpulan Data.............................................................54
4.1.1 Data Produksi...........................................................54
4.1.2 Data Kecacatan.........................................................55
4.1.3 Jenis Kecacatan………………………………..…...56
4.2. Penentuan CTQ (Critical To Quality)................................57
4.2.1 Histogram.................................................................58
4.2.2 Pareto Chart.............................................................60
4.2.3 Peta Kontrol P..........................................................61
4.2.4 Fishbone Diagram....................................................63
4.2.5 Identifikasi Jenis Cacat Dominan.............................69

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.2.6 Usulan Rencana Perbaikan (5W + 1H).....................72
4.2.7 Pelaksanaan Perbaikan…………...............................74
4.2.7.1 Kecacatan Kategori Waktu....................……75
4.2.7.2 Jenis Kecacatan……………………………..76
4.2.7.3 Pareto Chart…………...……………………77
4.2.7.4 Peta Kontrol P…………….......……………79
4.2.7.5 Perbandingan Hasil Perhitungan
Prosentase Kecacatan Antara Sebelum
Dan Sesudah Melakukan Perbaikan………. .80
4.2.7.6 Standarisasi Quality Control Circle (QCC)....83
4.3

Hasil Dan Pembahasan……………………………………85

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.

Kesimpulan……………..………………………………....88

5.2.

Saran ……………………………………………………....89

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Matriks Rencana Perbaikan 5W+1H......................................... 21
Tabel 2.2. Histogram....................................................................................28
Tabel 2.3. Pareto……...................................................................................34
Tabel 4.1. Jumlah produksi dan kecacatan sabun mandi kemasan sachet….
Bulan Mei 2012 – April 2013......................................................55
Tabel 4.2. Jumlah Kecacatan dan Prosentase sabun mandi harmony
sachet Bulan Mei 2012 - April 2013…………………………....56
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi……………………………………………..59
Tabel 4.4. Perhitungan Prosentase Komulatif Jenis Kecacatan Sabun
mandi harmony sachet 70gr Bulan Mei 2012–April 2013….…..60
Tabel 4.5. Perhitungan Peta Kontrol P kecacatan Sabun mandi harmony
sachet 70gr pada bulan Mei 2012 ……………………………….62
Tabel 4.6 Seal Samping Leleh.......................................................................64
Tabel 4.7 Seal Samping Nekuk.....................................................................65
Tabel 4.8 Potongan Seal Berserabut..............................................................66
Tabel 4.9 Penyebab Seal Samping Kurang Merekat.....................................67
Tabel 4.10 Seal Belakang Mengkerut.............................................................68
Tabel 4.11 Usulan Rencana Perbaikan 5 W + 1 H………………………….72
Tabel 4.12 Produksi Dan Kecacatan Jenis Sabun Mandi 70gr Minggu
Ke1 Di Bulan Mei 2013 – Minggu Ke2 Di Bulan Juni Tanggal
15 Tahun 2013…………………………….……………………75
Tabel 4.13 Jenis Dan Jumlah Kecacatan Kemasan sabun mandi 70gr

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Minggu ke3 bulan Maret – Minggu ke4 bulan April 2013…..…76
Tabel 4.14 Jenis Dan Jumlah Kecacatan Kemasan sabun mandi 70gr
Minggu ke1 bulan Mei – Minggu ke2 bulan Juni 2013…….…..77
Tabel 4.15 Perhitungan Prosentase Komulatif Jenis Kecacatan Kemasan
sabun mandi 70gr Minggu ke1 bulan Mei – minggu ke2
bulan Juni 2013…………………………………………………78
Tabel 4.16 Perhitungan Untuk Peta Kontrol P Kecacatan Kemasan Sabun
Mandi 70gr Pada Minggu Ke1 Bulan Mei 2013……………….79
Tabel 4.17 Prosentase Selisih Kecacatan Kemasan Sabun Mandi 70gr….....83
Tabel 4.18 Perbandingan Prosentase Kecacatan Kemasan Sabun Mandi
70gr Periode I Dan II…………………………………………...84

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Siklus PDCA..............................................................................18
Gambar 2.2 Delapan Langkah Perbaikan Kualitas.........................................19
Gambar 2.3 Contoh Check Sheet....................................................................28
Gambar 2.4 Diagram Batang..........................................................................29
Gambar 2.5 Diagram Sebab Akibat................................................................31
Gambar 2.6 Diagram Pareto............................................................................34
Gambar 2.7 Diagram Pancar...........................................................................35
Gambar 2.8 Contoh gambar diagram pencar…...............................................37
Gambar 3.1 Lembar Periksa (Check Sheet).....................................................47
Gambar 3.2 Diagram Pareto………………………………………................47
Gambar 3.3 Diagram Batang (Histogram).....................................................47
Gambar 3.4 Gambar Peta Kontrol...................................................................48
Gambar 3.5 Diagram Tulang Ikan (Fish Bone Diagram).............................. .48
Gambar 3.6 Langkah-langkah Pemecahan Masalah........................................50
Gambar 4.1 Histogram Jenis dan Jumlah Kecacatan Sabun mandi 70 gram
Selama Periode 12 Bulan............................................................59
Gambar 4.2 Diagram Pareto jenis dan jumlah kecacatan Sabun mandi
harmony 70gr Selama periode 12 bulan ….................................61
Gambar 4.3 Peta Kontrol P kecacatan Sabun mandi harmony sachet
70gr pada bulan Mei 2012...........................................................63
Gambar 4.4 Diagram Sebab-Akibat Seal kemasan leleh.................................64
Gambar 4.5 Diagram Sebab-Akibat Seal samping nekuk...............................65
Gambar 4.6 Diagram Sebab-Akibat Potongan Seal Bersearabut....................66

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Gambar 4.7 Diagram Sebab-Akibat Seal Samping Kurang Merekat.............67
Gambar 4.8 Diagram Sebab-Akibat Seal Belakang Mengkerut…….…..…..68
Gambar 4.9 Diagram Pareto jenis dan jumlah kecacatan Kemasan sabun
mandi 70gr Minggu ke1 bulan mei – minggu ke2 d bulan Juni
2013……………………………………………………………78
Gambar 4.10 Peta Kontrol P Kecacatan Kemasan Sabun Mandi Sachet
70gr Pada Minggu Ke1 Bulan Mei 2013……………………..80

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I

Gambaran umum perusahaan

Lampiran II Tabel Jenis dan Jumlah Kecacatan kemasan sabun mandi kemasan
70gr Bulan Mei 2012–April 2013
Lampiran III Data Produksi Jenis Kecacatan Kemasan Sabun Mandi Dan
Perhitungan Setelah Usulan Perbaikan
Lampiran IV Flow Chart Proses Produksi Sabun Mandi Harmony Sachet 70gr
Lampiran V Gambar Produk Kecacatan jenis seal samping leleh Sabun Harmony
sachet

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAKSI
Kualitas merupakan suatu jaminan yang harus diberikan dan dipenuhi oleh
perusahaan kepada pelanggan. Perusahaan yang mampu bertahan dan bersaing
secara efektif adalah perusahaan yang dapat mengoptimalkan penggunaan sumber
daya yang dimiliki, sehingga mampu menghasilkan produk yang berkualitas dan
dapat memenuhi keinginan konsumen. Oleh karena itu perusahaan harus
mengadakan pengendalian kualitas pada proses dan produk jadi untuk
menemukan terjadinya ketidak stabilan proses dan cacat produk (kemasan)
sehingga dapat diambil tindakan untuk mengurangi cacat, memperbaiki dan
meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan.
Dari berbagai produk yang dihasilkan oleh PT. X di Sidoarjo peneliti
memfokuskan penelitian pada produk Kemasan Sabun mandi dengan prosesntase
kecacatan sebesar 8,36%. Pada produk sabun mandi kemasan 70 gr ini, terdapat 5
jenis kecacatan yaitu Saeal samping leleh, Seal samping nekuk, potongan seal
berserabut, Seal samping kurang merekat, Seal belakang mengkerut. Tujuan dari
penelitian ini adalah mengetahui dan menganalisis faktor – faktor penyebab
kecacatan atau defect, menghitung tingkat dominasi kecacatan yang terjadi pada
produk Sabun mandi kemasan 70 gr, dan melakukan usulan perbaikan tanpa
melakukan implementasi lebih lanjut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan pengolahan data
dengan menggunakan Seven Tools (Stratifikasi, Hisogram, Pareto Chart, Peta
Kontrol P, dan Fishbone Diagram) dapat diketahui dominasi jumlah kecacatan
dari jenis defect pada Sabun mandi kemasan 70 gr selama 12 bulan adalah Sael
samping leleh sebesar 3,49%, Seal samping nekuk sebesar 1,96%, potongan seal
berserabut sebesar 0,68%, Seal kurang merekat sebesar 1,33%, dan Seal belakang
mengkerut sebesar 0,89%. Untuk menurunkan kecacatan tersebut peneliti
membuat matriks 5W + 1H sebagai usulan perbaikan terhadap perusahaan serta
membuat standarisasi QCC. Hasil dari pengolahan data setelah usulan perbaikan
di lakukan oleh perusahaan dapat diketahui jumlah dari jenis defect pada kemasan
sabun mandi 70gr selama 6 minggu adalah Sael samping leleh sebesar 0,76%,
Seal samping nekuk sebesar 0,80%, potongan seal berserabut sebesar 0,58%, Seal
kurang merekat sebesar 0,77%, dan Seal belakang mengkerut sebesar 0,87%.

Kata Kunci : Analisis, Metode, QCC, Defect, Seven Tools, Prosentase, Kualitas

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Abstract
Quality is a guarantee to be given and fulfilled by the company to the
customer.Companies are able to survive and compete effectively is a company
that can optimize the use of resources its power, so as to produce a quality product
and be able to meet consumer desires.Therefore, companies should conduct
quality control in process and finished products to find the occurrence of
instability and defective products (packaging) so that action can be taken to
reduce defects, improve and enhance the quality of the resulting product.
Of various products produced by PT. X in Sidoarjo researchers focused on
product packaging soap with disabilities prosesntase of 8.36%. On product
packaging soap 70 gr, there are 5 types of disabilities that side Saeal melting, bent
side Seal, seal stringy pieces, glue less side Seal, Seal shrink back. The purpose of
this study was to determine and analyze the factors - factors that cause disability
or defect, calculate the dominance degree of disability that occurs in the product
packaging soap 70 gr, and perform repair proposal without further
implementation.
The results showed that based on the data processing by using Seven Tools
(stratification, Hisogram, Pareto Chart, Map Control P, and Fishbone Diagram)
can be known domination number of defects of the type of defect in packaging
soap 70 gr for 12 months is Sael melting side by 3 , 49%, Seal side bent by 1.96%,
stringy pieces of 0.68% seal, Seal less glue at 1.33%, and rear seals shrank by
0.89%. To reduce the disability researchers make 5W + 1H matrix as proposed
revisions to the company as well as to standardize the QCC. The results of data
processing after the proposed repairs done by the company can be found on a
number of types of defects packaging soap 70gr for 6 weeks is Sael addition to
melting by 0.76%, Seal side bent by 0.80%, stringy pieces of seal of 0, 58%, less
glue Seal of 0.77%, and rear seals shrank by 0.87%.

Keywords: Analysis, Methods, QCC, Defect, Seven Tools, percentage, Quality

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Kompetisi global menyebabkan persaingan antar perusahaan menjadi

semakin ketat. Agar dapat bertahan dalam persaingan, setiap perusahaan harus
mampu bersaingan meningkatkan daya saingnya. Salah satu faktor penentu daya
saing perusahaan adalah kualitas disamping harga produk dan pelayanan. Pihak
manajemen harus mampu membuat keputusan tentang standar kualitas yang tepat
dalam kondisi pasar yang berubah.
Salah satu tolok ukur yang bisa digunakan untuk mengetahui apakah
perusahaan berhasil dalam upaya menjaga kualitasnya adalah jika perusahaan
tersebut berhasil mencapai kondisi Zero defect, akan tetapi kondisi ini sangat sulit
untuk dicapai, karena produk yang cacat pasti ada walaupun sedikit yaitu rata-rata
kecacatan per bulan sebesar 8.38% dalam setiap proses produksi. Hal ini
disebabkan oleh adanya berbagai penyimpangan yang sering terjadi dalam suatu
proses produksi, baik dari segi metode yang digunakan dan tentu saja yang tidak
kalah pentingnya adalah Human error , kejadian ini akan mengurangi
kepercayaan konsumen terhadap perusahaan sehinggah membuat pesanan yang
berakibat mengurangi keuntungan yang bisa didapat. Berbagai cara untuk
mengurangi defect, salah satunya dengan metode QCC (Quality Control Circly).
PT. X Sidoarjo merupakan perusahaan pengolahan minyak goreng dan
keturunannya, seperti sabun mandi yang berlokasi di Waru Sidoarjo. Produk yang
dihasilkan yaitu minyak goreng, sabun mandi, margarin, gliserin, palm wax, lilin.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Alur proses pembuatan sabun mandi pertama yaitu proses mixing yang merupakan
proses pencampuran matrial - matrial dan selanjutnya yaitu proses roll mill yaitu
proses penggilingan campuran matrial sabun, selanjutnya proses simplex plodder
yaitu

proses penggilingan sekaligus pemadatan berupa batangan sabun,

selanjutnya proses soap press yaitu proses pembentukan sabun sesuai yang
diinginkan, setelah produk jadi dilanjutkan pada proses paking dengan
menggunakan mesin pilou pack. Setelah produk di paking yaitu dilakukan
pengecekan ulang pada hasil paking, dan dimasukkan kedalam packing dus.
Permasalahan yang dihadapi oleh PT. X Sidoarjo menurut kepala produksi adalah
masalah kecacatan pada hasil produksi paking sabun yaitu Seal Kemasan leleh,
Seal Samping Nekuk, Seal Berserabut, Seal kurang melekat, Seal belakang
mengkerut.
Guna mencapai kondisi tersebut harus dilakukan perbaikan secara terus
menerus. Hal tersebut dapat dilaksanakan dengan menggunakan metode QCC
(Quality Qontrol Circle). Teknik ini menggunakan alat-alat dasar seven tools
seperti : check sheet, diagram pareto, histogram, diagram sebab akibat,
stratifikasi, scatter diagram (diagram sebar), dan control chart. Alat–alat ini
membantu memahami dan mengembangkan proses pengendalian maupun
perbaikan

kualitas.

Metode

ini

diharapkan

mampu

membantu

untuk

menyelesaikan permasalahan yang dihadapi perusahaan.

1.2

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas permasalahan yang akan dibahas dalam

penelitian ini adalah “Berapa tingkat kecacatan kemasan sabun mandi sachet dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

bagaimana usulan perbaikan sehingga dapat meminimalkan kecacatan produk
tersebut di PT. X Sidoarjo”

1.3

Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini diperlukan agar dalam pemecahan

masalah tidak menyimpang dari tujuan penelitian, serta untuk menghindari terlalu
luasnya permasalahan yang akan dipecahkan. Batasan-batasan yang dipergunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penelitian dilakukan di PT. X Sidoarjo terutama pada bagian produksi produk
sabun mandi sachet Harmony.
2. Analisa biaya tentang kerugian yang timbul akibat cacat tidak dibahas dalam
penelitian ini.
3. Dalam pengolahan data tidak semua seven tools digunakan, peneliti hanya
menggunakan Stratifikasi, Histogram, Pareto Chart, Control Chart, dan
Fishbone Chart. Dikarenakan sudah cukup membantu dalam penelitian ini,
dalam hal menjelasakan tingkat kecacatan dalam segi gambar maupun grafik
dan menjelaskan penyebab kecacatan.
4. Penelitian dilakukan untuk produksi bulan Mei 2012 sampai April 2013.
5. Penelitian ini hanya sebatas untuk mengetahui probabilitas terjadinya cacat
produk yang banyak dan memberikan usulan perbaikan kepada perusahaan
tanpa diadakan implementasi lebih lanjut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1.4

Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang ada maka tujuan dari penelitian ini

adalah :
1. Mengetahui faktor-faktor penyebab kecacatan pada kemasan sabun.
2. Menentukan dominasi tingkat kecacatan produk tersebut dan memberikan
usulan perbaikan di PT. X Sidoarjo.

1.5

Asumsi
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

1. Proses produksi berjalan normal.
2. Karyawan / operator mempunyai (skill) yang sama dalam tingkat kemampuan
dan operasional.
3. Bila produk cacat dianggap hanya mempunyai 1 jenis kecacatan 1 unit, yaitu
cacat yang dominan berdasarkan fakta.

1.6

Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian yang dilakukan adalah

sebagaiberikut:
1. Bagi penulis.
Menambah wawasan dan kemampuan dalam mengaplikasikan ilmu-ilmu Teknik
Industri khususnya metode Quality Control Circle untuk memecahkan masalahmasalah riil dalam dunia industri.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2. Bagi universitas
Memberikan referensi tambahan dan perbendaharaan agar berguna didalam
mengembangkan ilmu pengetahuan dan berguna sebagai pembandingan bagi
mahasiswa dimasa yang akan datang.
3. Bagi perusahaan
Hasil analisa ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk mengendalikan
kualitas produk yang dihasilkan serta mengetahui tingkat kualitas produk dan
penyebab yang dapat menimbulkan terjadinya defect (cacat).

1.7

Sistematika Penulisan
Pada dasarnya sistematika penulisan berisikan mengenai uraian yang akan

dibahas pada masing-masing bab sehinggah dalam setiap bab akan memiliki
pembahasan atas mater-materi yang di bahas dalam skripsi ini maka berikut ini
akan di uraikan secara garis besar isi dari masing-masing bab sebagai berikut :
BAB I

PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang gambaran umum persoalan yang terdiri atas latar
belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, asumsi,
manfaat penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA
Bab ini tentang landasan teori yang berisi dasar-dasar yang digunakan
sebagai landasan dalam penelitian ini. Dasar teori ini mencakup teori
yang berkaitan dengan Quality Control Circle (QCC), Seven Tolls yang
dijadikan acuan dan tentang metode-metode yang digunakan dalam

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

penelitian sehingga permasalahan yang ada dapat diselesaikan serta
proses pembuatan sabun mandi kemasan sachet.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang tempat dan waktu penelitian, identifikasi variabelvariabel serta, metode pengumpulan data, metode analisis data serta
langkah-langkah

pemecahan

masalah

(flow

chart),

metode

pengumpulan data dan pengolahan data.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang proses pengolahan data yang diperoleh dari
observasi, data yang dibutuhkan dalam menganalisis dan menyelesaikan
masalah, pengolahan data yang diolah untuk menyelesaikan masalah
sesuai dengan landasan teori dan metodologi penelitian yang di pakai.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan yang didapatkan dari analisis data sehingga
dapat memberikan saran kepada perusahaan terhadap evaluasi produk
dari pengendalian kualitas yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1

Konsep Dan Definisi Kualitas
Proses kelahiran produk dimulai ketika desainer menerima informasi yang

diinginkan, diperlukan dan diharapkan oleh konsumen dan menterjemahkannya ke
dalam bentuk spesifikasi produk yang mencakup gambar, dimensi, toleransi,
material, proses, perkakas dan alat bantu. Operator menggunakan informasi dari
desainer untuk membuat produk atau mengerjakannya pada proses permesinan.
Dalam usaha memuaskan konsumen, produk yang dipesan harus tiba dalam
jumlah, waktu, tempat dan memberikan fungsi yang tepat untuk satu periode
waktu dan harga yang sesuai.
Definisi kualitas menurut Ross adalah kepuasan konsumen terhadap
produk yang dibelinya. Berdasarkan pengertian dasar tentang kualitas diatas,
tampak bahwa kualitas selalu berfokus pada pelanggan. Dengan demikian
produk–produk desain, diproduksi untuk memenuhi keinginan pelanggan, dapat
dimanfaatkan dengan baik, serta diproduksi (dihasilkan) dengan cara yang baik
dan benar. (Ariani W. Dorothea, 2003, hal 8-9)
Selain itu, kualitas memerlukan suatu proses perbaikan yang terusmenerus (continous improvement process) yang dapat diukur, baik secara
individual, organisasi, korporasi, dan tujuan kinerja nasional. Perbaikan kualitas
lebih dari suatu strategi usaha, melainkan suatu tanggung jawab pribadi setiap
perusahaan. Komitmen terhadap kualitas adalah suatu sikap yang diformulasikan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

dan didemonstrasikan dalam setiap lingkup kegiatan dan kehidupan, serta
mempunyai karakteristik hubungan yang paling dekat dengan anggota
masyarakat. Kualitas harus dibangun sejak awal, dari penerimaan input hingga
perusahaan menghasilkan output bagi pelanggannya. Setiap tahapan dalam proses
produksi maupun proses penyediaan jasa atau pelayanan juga harus berorientasi
pada kualitas tersebut. (Ariani W. Dorothea, 2003, hal 9)
Dalam ISO 8402 (Quality Vocabulary), kualitas di definisikan sebagai
totalitas dari karakteristik suatu produk yang menunjang kemampuannya untuk
memuaskan kebutuhan yang di spesifikasikan atau ditetapkan. Kualitas sering kali
diartikan sebagai konfirmasi terhadap kebutuhan/ persyaratan (conformance to tha
requirement) atau kepuasan pelanggan (customer satisfication).
Dengan demikian kualitas diartikan sebagai segala sesuatu yang
menentukan kepuasan pelanggan dan upaya perubahan ke arah perbaikan terus
menerus sehingga dikenal Q-MATCH (Quality-Meet Agreed Terms And
Changes). Kualitas mengacu kepada pengertian pokok sebagai berikut :
1. Kualitas terdiri dari sejumlah keistimewaan produk, baik keistimewaan
langsung maupun keistimewaan atraktif yang memenuhi keinginan pelanggan
dan dengan demikian memberikan kepuasan atas penggunaan produk itu.
2. Kualitas terdiri dari segala sesuatu yang bebas dari kekurangan atau
kerusakan.
Berdasarkan pengertian dasar kualitas, tampak bahwa kualitas selalu
berfokus pada pelanggan (customer focused quality). Dengan demikian produkproduk didesain dan diproduksi diberikan untuk memenuhi keinginan pelanggan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Karena kualitas mengacu kepada segala sesuatu yang menentukan kepuasan
pelanggan. Suatu produk yang dihasilkan baru dapat dikatakan berkualitas apabila
sesuai dengan keinginan pelanggan, dapat dimanfaatkan dengan baik serta
diproduksi (dihasilkan) dengan cara yang baik dan benar. (Gaspersz Vincent :
2003 : 3-5).
Berdasarkan perspektif kualitas, David Garvin dalam mengembangkan
dimensi kualitas kedalam 8 dimensi yang dapat digunakan sebagai perencanaan
strategis terutama bagi perusahaan yang menghasilkan barang. Kedelapan dimensi
tersebut adalah sebagai berikut : (Yamit 2004 : 10).
1. Performance (kinerja) menyangkut karakteristik produk.
2. Features menyangkut karakteristik pelengkap.
3. Reliability

(keandalan)

menyangkut

kemungkinan

tingkat

kegagalan

pemakaian.
4. Conformance (kesesuaian) sejauh mana karakteristik disain dan operasi
memenuhi standart.
5. Durability (daya tahan); seberapa lama produk dapat terus digunakan.
6. Serviceability; kemudahan dalam pemeliharaan.
7. Estetika; corak, rasa dan daya tarik produk.
8.

Perceived; citra dan reputasi produk.
Setiap

produk

mempunyai

sejumlah

unsure

yang

bersama-sama

menggambarkan kecocokan penggunanya. Parameter-parameter ini biasanya
dinamakan cirri-ciri kualitas. Ciri-ciri kualitas ada beberapa jenis :
1. Fisik

: Panjang, berat, voltase, kekentalan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2. Indera

: Rasa, penampilan, warna.

3. Orientasi waktu, : Keandalan (dapatnya dipercaya), dapatnya dipelihara,
dapatnya dirawat. (Montgomery,2007, hal 3).
Kualitas telah muncul sebagai strategi bisnis baru yang utama. Ini
terjadi karena beberapa alasan, meliputi :
1. meningkatkan kesadaran pelanggan akan kualitas dan orientasi pelanggan
yang kuat akan penampilan kualitas.
2. Kemampuan produk.
3. Peningkatan tekanan biaya pada tenaga kerja, energi dan bahan baku.
4. Persaingan yang semakin insentif.
5. Kemajuan yang luar biasa dalam produktifitas melalui program keteknikan
kualitas yang efektif.

2.2

Manajemen Kualitas
Pada dasarnya manajemen kualitas (quality management) didefinisikan

sebagai

suatu

cara

meningkatkan

peformasi

terus-menerus

(continous

performance improvement) pada setiap level operasi atau proses, dalam setiap
area fungsional dari suatu modal yang tersedia. (qualtiy vocabulary)
mengidentifikasi manajemen kualitas sebagai aktivitas dari sesuatu fungsi
manajemen secara keseluruhan yang menentuksn kebijaksanaan kualitas, tujuan–
tujuan dan tanggung jawab serta mengimplementasikannya melalui alat–alat
seperti :
1. penetapan dan pengembangan tujuan dan kebutuhan untuk kualitas serta
penerapannya yang disebut perencanaan kualitas (Quality planing).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2. Teknik-teknik dan aktifitas operasional yang digunakan untuk memenuhi
persyaratan kualitas disebut pengendalian kualitas (Quality Control).
3. Semua terencana dan sistematik yang diimplemasikan dan didemonstrasikan
guna memberikan kepercayaan yang cukup bahwa produk akan memuaskan
kebutuhan untuk kualitas tertentu disebut jaminan kualitas (Quality
Assurance).
4. Tindakan–tindakan yang diambil guna meningkatkan nilai produk pelanggan
melalui struktur organisasi disebut peningkatan (Quality Improvemen).
Manajemen kualitas dapat di definisikan dalam berbagai versi, namun
pada dasarnya manajemen kualitas berfokus pada perbaikan terus–menerus untuk
memenuhi kepuasan

pelanggan dengan

berorientasi pada proses

yang

mengintegrasikan semua sumber daya manusia, pemasok–pemasok (supllier). Dan
para pelanggan (Customers) di lingkungan perusahaan (corporate environmend),
(Purnama’bani, 2006, hal 79).
Dalam manajemen kualitas diperlukan perencanaan kualitas yang meliputi
pengenmbangan produk,sistem, dan proses yang dibutuhkan untuk memenuhi atau
untuk melampau harapan pelanggan. Langkah-langkah yang dibutuhkan menurut
the juran trilogy adalah :
1. Menentukan siapa saja yang menjadi pelanggan.
2. Mengidengifikasi kebutuhan para pelanggan.
3. Mengenmbangkan produk dengan ke istimewaan yang dapat memenuhi
kebutuhan pelanggan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4. Mengenmbangkan sistem dan proses yang memungkinkan organisasi untuk
menganalisa keistimewaan tersebut.
5. Menyebarkan rencana kepada level operasional.

2.3

Pengendalian Kualitas
Pengendalian kualitas adalah suatu sistem vertifikasi dan penjagaan/

perawatan dari suatu tingkatan/ derajat kualitas atau proses yang dikehendaki
dengan cara perencanaan yang seksama, pemakaian peralatan yang sesuai, inpeksi
yang terus menerus, serta tindakan yang korektif bilamana diperlukan. Dengan
demikian hasil yang diperoleh dari kegiatan pengendalian kualitas ini benar-benar
bisa

memenuhi

standard–standard

yang

telah direncanakan/

ditetapkan.

(Montgomery, 2007, hal 120).
Aktivitas pengendalian kualitas umumnya akan meliputi kegiatan kegiatan :


Pengamatan terhadap performans produk atau proses.



Membandingkan performans yang ditampilkan tadi dengan standart–standart
yang berlaku.



Mengambil tindakan apabila terdapat penyimpangan–penyimpangan yang
cukup signifikan (accep or reject) dan apabilah perlu dibuat tindakan yang
mengkoreksinya.
Pengendalian kualitas adalah aktivitas keteknikan dan manajemen, yang

dengan aktivitas itu kita ukur ciri–ciri kualitas produk, membandingkannya
dengan spesifikasi atau persyaratan dan mengambil tindakan penyehatan yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

sesuai apabila ada perbedaan antara penampilan yang sebenarnya dan yang
standart.
Kegiatan pengendalian kualitas pada dasarnya merupakan kumpulankumpulan aktivitas untuk mencapai kondisi yang memuaskan keinginan
konsumen yang dilaksanakan mulai saat produk dirancang, diproses sampai
seleksi didistribusikan ke konsumen. Kegiatan pengendalian kualitas antara lain
akan meliputi hal–hal berikut :
1. Perencanaan kualitas pada saat merancang produk dan proses pembuatannya.
2. Pengendalian dalam penggunaan berbagai sumber material yang dipakai
dalam proses produksi.
3. Pengamatan terhadap performans produk.
4. Membandingkan performans yang dihasilkan dengan standart yang berlaku.
5. Analisa tindakan koreksi dalam kaitannya dengan cacat–cacat yang dijumpai
pada produk yang dihasilkan.
Suatu produk harus dibuat sedemikian rupa sehinggah bisa sesuai
(conform) dan memenuhi spesifikasi, standart dan kriteria–kriteria standart kerja
lainnya yang telah disepakati. Kualitas kesesuaian ini akan berkaitan dengan tiga
macam bentuk pengendalian (kontrol) sebagai berikut:
1. Pencegahan cacat (defect preventation)
Yaitu mencegah kerusakan atau cacat sebelum benar-benar terjadi.
2. Mencari kerusakan, kesalahan atau cacat (defect finding)
Aplikasi dan pemakaian metode-metode yang spesifikasi untuk proses
inspeksi, pengujian, analisa statistik, dan lain-lain.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3. Analisa dan tindakan kopreksi (defect analysis dan corection)
Menganalisa kesalahan-kesalahan yang terjadi dan melakukan koreksi-koreksi
terhadap penyimpangan tersebut.
Pelaksanaan yang cermat terhadap upaya pengendalian kualitas dari
rancangan produk (quality of design) dan kualitas kesesuaian (quality of
conformance) akan memberikan tingkat kualitas performans dari produk yang
dihasilkan (quality of performance). (Wignjosoebroto, 2003, hal 254).

2.4

Perbaikan Kualitas
Perbaikan kualitas adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh pihak

tertentu (perusahaan) pada beberapa faktor yang terdapat dalam suatu barang
untuk menghasilkan barang yang lebih baik. (Assauri, 2008, hal 295).
Perbaikan harus dilakukan secara on-going dan terus-menerus. Langkahlangkah yang dapat dilakukan menurut The juruan Trilogy adalah :
1. Mengembangkan infra struktur yang diperlukan untuk melakukan perbaikan
kualitas setiap tahun.
2. Mengidentifikasi bagian-bagian yang membutuhkan perbaikan dan melakukan
proyek perbaikan.
3. Membentuk suatu tim proyek yang bertanggung jawab dalam menyelesaikan
setiap proyek perbaikan.
Memberikan tim-tim tersebut apa yang dibutuhkan agar dapat mendiaknosis
masalah guna menentukan sumber pemyebab utama, memberikan solusi, dan
melakukan pengendalian yang akan mempertahankan keuntungan perusahaan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Terdapat beberapa metode yang digunakan dalam perbaikan kualitas, yaitu :
1. QCC (Quality Control Circle)
Pendekatan yang banyak oleh perusahaan

dalam melakukan perbaikan

kualitas adalah siklus atau daur PDCA yang merupakan singkatan dari PlanDo-Check-Act, pendekatan ini diperkenalkan oleh W.E. Shewhart, sehinggah
siklus PDCA ini juga dikenal sebagai siklus Deming atau siklus pengendalian
yang kemudian dalam pengenbangannya lebih dikenal sebagai delapan
langkah perbaikan kualitas.
2. QFD (Quality Function Deployment)
QFD merupakan serangkaian aktifitas peranangan dan komunikasi yang
digunakan pertama kali digolongkan kapal mitshubishi di Kobe. QFD
berfokus pada pengembangan ketrampilan untuk merancang, menciptakan dan
memasarkan produk yang di butuhkan dan di inginkan oleh pelanggan.
Konsep yang menggunakan bagan yang terperinci untuk menterjemahkan
persepsi kualitas kedalam karakteristik produk, yang kemudian dijadikan
persyaratan tahap perekayasaan dan produksi. Alat rancangan dasar berupa
suatu bagan yang disebut House of Quality.
3. TQM ( Total Kuality Management )
TQM diartikan sebagai perpaduan semua fungsi dari perusahaan kedalam
falsafah holistic yang dibangaun berdasarkan konsep kualitas, teamwork,
produktivitas dan pengertian serta kepuasan pelanggan. Definisi lainnya
menyatakan bahwa TQM merupakan system managemen yang mengangkat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan
dengan melibatkan seluruh anggota organisasi.
4. TQC ( Total Quality Qontrol )
TQC merupakan pemikiran armand feigenbaum yang dikemukakan pada
tahun 1956, pendapatnya adalah bahwa pengendalian harus dimulai dari
perancangan produk dan berakhir hanya jika produk telah sampai ke tangan
pelanggan yang puas. Prinsip utamanya adalah “ Quality is every body’s job”.
Ia menyatakan bahwa kegiatan kualitas dapat dikelompokka kedalam tiga
kategori yang pengendalian rancangan baru, pengendalian bahan baku yang
baru datang dan pengendalian produk atau Shop Flour.
5. Six Sigma merupakan sebuah sistem yang komprehensif dan fleksibel untuk
mencapai, mempertahankan, dan memaksimalkan sukses bisnis. Six Sigma
secara unik dikendalikan oleh pemahaman yang kuat terhadap kebutuhan
pelanggan, pemakaian yang disiplin terhadap fakta, data, dan analisis statistik,
dan perhatian yang cermat untuk mengelola, memperbaiki dan menanamkan
kembali proses bisnis. (Sumber : “The Six Sigma Way”, hal.xi, Penerbit Andi,
Yogyakarta, Cavanagh, Peter S. Pande, Robert P.Neuman, 2003).

2.4.1 Delapan Langkah Perbaikan Kualitas
Sebelum menjelaskan mengenai delapan langkah perbaikan kualitas, maka
lebih baik harus dimengerti dahulu masalah PDCA (Plan-Do-Check-Action).
PDCA adalah simbol prinsip pemeahan masalah secara berulang dengan membuat
perbaikan langkah demi langkah (step-by-step) dan mengulangi siklus perbaikan
berulang kali.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1. Plan (Mengembangkan rencana perbaikan)
Mengembangkan rencana perbaikan merupakan langkah setelah dilakukan
pengujian ide perbaikan masalah. Rencan perbaikan disusun berdasarkan
prinsip 5-W (what, why, who, when dan where) dan 1 H (how), yang dibuat
secara jelas dan terperinci serta menetapkan sasara dan target yang harus
dicapai. Dalam menetapkan sasaran dan target harus diperhatikan prinsip
SMART (Spesific, Meansurable, Attainable, Reasonable dan Time).
2. Do (Melaksanakan rencana)
Rencana yang telah disusun diimplementasikan secara bertahap, mulai dari
skala kecil dan pembagian tugas seara merata sesuai dengan kapasitas dan
kemampuan dari setiap personil. Dalam melaksanakan rencana harus
dilakukan

pengendalian,

yaitu

mengupayakan

agar

seluruh

rencana

dilaksanakan dengan sebaik mungkin agar sasaran dapat dicapai.
3. Chech (Memeriksa atau meneliti hasil yang dicapai)
Memeriksa atau meneliti merujuk pada penetapan apakah pelaksananya
berada dalam jalur, sesuai dengan rencana dan memantau dengan kemajuan
perbaikan yang direncanakan. Alat atau piranti yang dapat digunakan untuk
memeriksa adalah diagram pareto, histogram dan diagram kontrol.
4. Action (Melakukan tindakan penyesuaian yang diperlukan)
Penyesuaian dilakukan bila dianggap perlu, yang didasarkan hasil analisa di
atas. Penyesuaian berkaitan dengan standarisasi prosedur baru, guna
menghindari timbulnya kembali masalah yang sama atau menetapkan sasaran
baru bagi perbaikan berikutnya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Siklus PDCA tersebut berputar secara berkesinambungan, segera setelah
suatu perbaikan dicapai, keadaan perbaikan tersebut dapat memberikan inspirasi
untuk perbaikan selanjutnya. Oleh karenanya, manjemen harus secara terus
menerus merumuskan sasaran dan target-target perbaikan baru. (Nasution, 2005,
hal 32).
Perbaikan

Action (A)
Bertindak

Check (C)
Memeriksa

A

P

C

D

Plan (P)
Merencanakan

Do (D)
Melaksanakan

Gambar 2.1 Siklus PDCA
(Nasution. M. N, 2005, hal 32)

Dimana :
P (Plan)

: Mengadakan riset konsumen dan menggunakannya perencanaan
produk.

D (Do)

: Melaksanakan sesuai dengan rencana untuk menghasilkan produk.

C (Check) : Memeriksa produk yang dihasilkan, apakah telah sesuai dengan
rencana.
A (Action) : Memasarkan produk tersebut.
Dalam siklus PDCA terdapat umpan balik (feed back) untuk pengecekan
agar tidak kehilangan arah tujuan perbaikan. Dalam konteks ini sangan penting

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

untuk segera menyampaikan perbaikan produks atau jasa kepada konsumen atau
ke proses berikutnya untuk memperoleh umpan balik.
Sedangkan mengenai ke delapan langkah perbaikan kualitas merupakan
proses yang berurutan yang terdiri dari :
1. Identifikasi masalah
2. Menganalisa masalah
3. Mencari penyebab
4. Membuat rencana perbaikan
5. Melaksanakan perbaikans
6. Memeriksa hasil perbaikan
7. Membuat standarisasi
8. Menentukan masalah berikutnya

Identifikasi
masalah

Menganalisa
masalah

Mencari
penyebab

Membuat
rencan
perbaikan

Menentukan
masalah
berikutnya

Membuat
standarisasi

Memeriksa
hasil
perbaikan

Melaksanan
perbaikan

Gambar 2.2 Delapan Langkah Perbaikan Kualitas
(Continous Improvement)
Adapun penjelasan adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi masalah
Pertama-tama harus membentuk tim perbaikan kualitas (Quality Improvement
Team (QIT)) atau Gugus Kendali Mutu (GKM) dan saat melaksanakan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

tugasnya tim GKM ini sebaiknya dibimbing oleh manager, agar lebih terarah
dan efektif dalam proses mencari atau mengidentifikasi masalah. Kemudian
tim melakukan pendalaman masalah, dengan menggunakan alat bantu seperti :
brainstromin, diagram alir, flow chart, parameter dan parameter kritis.
Brainstrorming dilakukan dengan cara semua anggota tim memberitahukan
tentang maslah-masalah yang ada, kemudian dicatat dan setelah itu diseleksi
yang nantinya akan didapatkan satu masalah.
2. Menganalisa masalah
Setelah pada langkah pertama satu maslah terpilih dengan tema tertentu,
langkah berikutnya adalah melakukan pengumpiulan dan analisa data. Pada
langkah ini dapat menggunakan beberapa alat bantu seperti : lembar data
(chech shet), startifikasi, diagram pareto, grafik, histogram dan diagram sebar.
3. Mencari penyebab
Langkah ketiga adalah melakukan identifikasi terhadap segalah penyebab
yang mungkin dan dipilih beberapa yang besar pengaruhnya terhadap maslah
yang dibahas. Untuk menganalisa sebab akibat ini dapat digunakan beberapa
alat bantu seperti : diagram sebab akibat (ishikawa cause-and-effect diagram),
lembar data, grafik, brainstorming dan diagram alir.
4. Membuat rencana perbaikan
Pada langkah keempat ini adalah membuat rencana perbaikan, yaitu setelah
diketahui akar dari penyebab masalah, maka solusinya dapat direncanakan
dengan langkah membalik akar dari penyebab tersebut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Untuk memudahkan pembalikan akar penyebab, dibuat dalam sebuah
model matriks untuk perencanaan perbaikan mutu. (wingnjosoebroto,2003: hal
130).
Tabel 2.1