PENENTUAN KADAR AG DAN CU SEBAGAI PENGOTOR LOGAM EMAS DENGAN METODE SIANIDASI MENGGUNAKAN ARANG AKTIF BAMBU KUNING.
PENENTUAN KADAR Ag DAN Cu SEBAGAI PENGOTOR LOGAM
EMAS DENGAN METODE SIANIDASI MENGGUNAKAN
ARANG AKTIF BAMBU KUNING
Oleh :
Willy F. Sitanggang
NIM 408231050
Program Studi Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Sain
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2013
I
: PENENTUAN KADAR Ag DAN Cu SEBAGAJ
PENGOTOR LOGAM EMAS DENGAN METODE
SIANJDASI MENGGUNAKAN ARANG AKTIF
BAMBU KUNlNG
. . . Mahuiswa
: Willy F. Sltanggaag
iiM
: 4082.310SO
J'ncram
Studi
JIU'UaJI
: Kimia
: Klmla
Mensetahui :
Dosen l'embimbiag Skripsi,
Drs. Rahmat Nauli, M.Si
NIP: 19660607 199103 1 001
Jurusaa Kimia
Ketua,
um Purba, M.Si
Drs. J
NIP :19641207 199103 1002
Tanggal Lulus
: 06 Maret 2913
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan puji dan syukur
kepada Tuhan Yang Maha Pengasih atas rahmat, kasih dan berkat yang diberikan
kepada penulis sehingga penelitian dan penulisan skripsi ini dapat selesai tepat
pada waktunya, dan ucapan syukur penulis sampaikan buat Bunda Maria, Bunda
Pertolongan Abadi yang memberi penguatan dan ketabahan dalam menyelesaikan
perkuliahan dan tugas akhir ini. Adapun judul dari skripsi ini adalah “Penentuan
Kadar Ag dan Cu Sebagai Pengotor Logam Emas dengan Metode Sianidasi
Menggunakan Arang Aktif Bambu Kuning”.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
Bapak Drs. Rahmat Nauli, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
membimbing penulis, memberi motivasi hingga penyelesaian skripsi ini, Buat Ibu
Dra. Anna Juniar, M.Si selaku dosen pembimbing akademik, dan buat Bapak Drs.
Jasmidi, M.Si, Ibu Dra. Nurmalis, M.Si , dan Ibu Junifa Layla Sihombing, S.Si,
M.Sc selaku dosen pembanding/penguji yang telah banyak memberi kritik dan
saran dalam penulisan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada
fungsionaris dan dosen Jurusan Kimia FMIPA UNIMED yang telah banyak
membantu penulis selama masa studi, seluruh laboran jurusan kimia dan para
pegawai di Fakultas MIPA.
Terkhusus untuk mereka yang begitu berharga dan yang tidak pernah
berputus asa memberi kasih sayang, dukungan material dan spiritual buat penulis,
yaitu Ayah tercinta K.Sitanggang dan Ibunda tersayang L. Sidebang, buat
kakak/lae (Kel. T. Siburian, Br. Sitanggang., Mama Samuel Wilsan Simanjuntak,
Kel. J. Pakpahan, Br. Sitanggang., Walfriana Sitanggang, dan Wastika
Sitanggang), serta adik saya Wiltri Santo Sitanggang, penulis menyampaikan
hormat dan terimakasih yang istimewa buat doa dan semangat yang selalu
diberikan kepada penulis.
Untuk rekan-rekan mahasiswa Non-Dik angkatan ’08, teman-teman
seperjuangan (Yuliana Yusuf, Rocky RTTS, Westly, Arifista, Astuty, Ronald,
Sintong Nurmaya, Maisyaroh, Tiasina, Nirmala Hayati, Ficka),
adik-adik
Stambuk 2009, 2010, 2011 dan 2012 yang ada di jurusan Kimia (Sansah, Yanti
endah, Kartomo, Suman dkk, Rudyanto dkk, Oliva n Rini dkk, Romarta, Yuni
Ginting n Susi Tarihoran dkk, Ingmayfa, Vince Tellambanua, Sonri dkk,
Petronola dkk, Ribka Napitupulu & the genk kodok, dan yang lainnya.
Buat Sahabat dan rekan-rekan Pengurus di UK-KMK St.Martinus Unimed
yang penulis banggakan, abang/kakak yang memberi motivasi, arahan dan
dukungan yaitu b’Andil Siregar, b’Arisman, k’Melise, k’Putrina, b’Sanudin dan
k’Helena, teman seperjuangan (Tomas Munte, Lae Tum Riduan, Lae Naga Lilian,
Pak jenggot Marsinar, Rinto Lae tom’cib, Sofyanto, Nexry), adik-adik yang
memberi dukungan Doa, Spirit, dampingan dan senyum
indah dalam
penyelesaian tugas akhir ini (Astrid Bortum, Eva Aritonang, Thomas P, Chandra
A, iban Velin, Liliana, Dewi ithink, Delfy’aa, Febrina, Jacky’aa, Agustina’aa,
Juliana’aa, Vhero’aa, Meyori’aa, Sari MS’aa, Evelin’aa, Christof’aa, Aryadi
tomgul, Rini’aa, Rinda, Martha, Steven pragin, Julius, Agustinus, Lia tresh, Lasry
S, Defri, iban Shelpy, iban Theresia, iban Mawarnida, Pilemon, Yuslela, Albina,
Clara S Br.Sitanggang, Pitri, Wau devi, Anastasya, dan masih banyak lagi adikadik lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang tentunya penulis
sayangi dan akan selalu bersyukur, mengingat kenangan dan kebaikan dari
kalian). Buat semua sahabat dan adik-adik yang di IKBKK, Saudara seperjuangan
dan rekan-rekan yang ada di IMPARNA (B’Chenwin Simbolon, appara
Pardamean Simbolon, dan ito Sartika Simanihuruk, dan yang lainnya), sahabat
dan pariban-pariban yang ada di HIMSIN, dan buat semua pihak terkait yang
sudah memberi bantuan dan Dukungan dalam penyelesaian studi ini.
Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, kesejahteraan masyarakat dan pengembangan industri.
Dan akhirnya penulis mengucapkan terima kasih, dan semoga Tuhan Yesus
Kristus selalu memberikan berkat dan perlindungan bagi kita.
Medan, 24 Maret 2013
Willy F. Sitanggang
NIM : 408231050
i
PENENTUAN KADAR Ag DAN Cu SEBAGAI PENGOTOR LOGAM
EMAS DENGAN METODE SIANIDASI MENGGUNAKAN
ARANG AKTIF BAMBU KUNING
WILLY F. SITANGGANG
NIM 408231050
ABSTRAK
Emas merupakan logam mulia yang bersifat inert yang susah
dilarutkan dan direaksikan, emas hanya akan mudah larut dalam
akuaregia, dan sianida. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan
kemurnian/kadar logam emas dengan memanfaatkan arang aktif
bambu kuning sebagai adsorben dalam penyerapan logam Ag dan
Cu sebagai pengotor emas. Pada penelitian ini digunakan bahan bijih
logam emas yang diperoleh dari desa sawit seberang kabupaten
langkat, Sumatera Utara. Dengan tahapan penelitian; pembuatan
arang aktif bambu kuning sebagai adsorben, pelarutan bijih logam
emas dengan metode sianidasi, pemurnian logam emas dengan
penambahan karbon aktif bambu kuning, dan selanjutnya dilakukan
uji kandungan logam Ag dan Cu yang teradsorbsi. Dari penelitian
yang dilakukan diperoleh data bahwa arang aktif bambu kuning
mampu meningkatkan kemurnian logam emas, dimana kadar logam
Ag pada sampel awal menurun setelah penambahan arang aktif dari
12.82% menjadi 0.045%, dan penurunan kadar logam Cu dari
3.23% menjadi 0.068%. hasil optimum ini diperoleh pada
penambahan arang aktif dengan massa 5 gram.
Kata kunci
: Pemurnian bijih logam emas, Sianidasi, Arang aktif
bambu kuning.
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
i
Daftar Riwayat
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
iv
Daftar Isi
vii
Daftar Gambar
viii
Daftar Tabel
ix
Daftar Lampiran
x
BAB I.
1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
4
1.2. Batasan Masalah
4
1.3. Rumusan Masalah
4
1.4. Tujuan Penelitian
4
1.5. Manfaat Penelitian
4
BAB II.
5
2.1.
TINJAUAN PUSTAKA
Emas
5
2.1.1. Sifat Fisik dan Kimia Emas
6
2.1.2. Jenis-jenis Bijih Emas dan distribusinya di Indonesia
7
2.2.
Metalurgi
7
2.3.
Sianida
8
2.4.
Ekstraksi
10
2.5.
Arang Aktif
14
2.5.1. Sifat-sifat Arang Aktif
16
2.6.
22
Spektrometri Serapan Atom
2.6.1. Pemakaian Analitis Spektrofoto metri Serapan Atom
22
2.6.2. Keuntungan Spektrofotometer Serapan Atom
23
2.6.3. Gangguan-gangguan pada Spektroskopi Serapan Atom
23
2.6.4. Penentuan Konsentrasi Emas dengan Spektrometri Serapan Atom
24
BAB III.
METODOLOGI PENELITIAN
25
3.1.
Lokasi Dan Waktu Penelitian
25
3.2.
Alat Dan Bahan
25
3.2.1. Alat
25
3.2.3. Bahan
25
3.3.
25
Prosedur Penelitian
3.3.1. Pengambilan Sampel
26
3.3.2. Penyediaan Pereaksi
26
3.3.3. Pembuatan Karbon dari Kayu Bambu Kuning
26
3.3.4. Karakterisasi Arang
27
3.3.5. Aktivasi Arang Bambu Kuning
28
3.3.6. Pelarutan Emas Secara Ekstraksi Menggunakan KCN 1 M
28
3.3.7. Pemurnian Logam Emas Menggunakan Arang Aktif
28
3.4.
30
Bagan Penelitian
BAB IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
35
BAB V.
KESIMPULAN DAN SARAN
45
DAFTAR PUSTAKA
46
LAMPIRAN
48
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1.
Karbon Aktif
20
Gambar 3.1.
Diagram Pembuatan Arang Bambu Kuning
30
Gambar 3.2. Diagram Aktivasi Arang dari Bambu Kuning
31
Gambar 3.3. Pelarutan Emas Secara Ekstraksi Menggunakan
Kalium Sianida 1 M
32
Gambar 3.4. Bagan Proses Pemurnian Emas
33
Gambar 3.5. Diagram Pengukuran Sampel Dengan AAS
34
Gambar 4.1
38
Kurva kalibrasi standar Cu
Gambar 4.2. Kurva Perbandingan Kadar Cu Terhadap Massa Arang Aktif
40
Gambar 4.3 Kurva kalibrasi standar Ag
41
Gambar 4.4. Kurva Perbandingan Kadar Ag Terhadap Massa Arang Aktif
43
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Data sifat fisik dan kimia emas
6
Tabel 2.2. Syarat Mutu Arang Aktif
16
Tabel 2.3. Karakteristik Arang Aktif dari berbagai Jenis Bahan Baku
18
Tabel 2.4. Analisis Kimia 10 Jenis Bambu
20
Tabel 4.1. Hasil Perhitungan % Kadar Air Arang Bambu Kuning
35
Tabel 4.2. Hasil Perhitungan % Kadar Abu Arang Bambu Kuning .
36
Tabel 4.3. Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Cu untuk Kurva
Kalibrasi
Tabel 4.4. Data Konsentrasi Cu Setelah Adsorpsi
38
39
Tabel 4.5. Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan StandarAg untuk Kurva
Kalibrasi
Tabel 4.6. Data Konsentrasi Ag Setelah Adsorpsi
42
42
Tabel 4.7. Data Perbandingan Kadar Pengotor Emas (Ag dan Cu) Sebelum dan
sesudah penyerapan arang aktif
44
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Perhitungan Penentuan Kadar Air
48
Lampiran 2. Perhitungan Penentuan Kadar Abu
49
Lampiran 3. Dokumentasi Penelitian
51
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Emas adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Au
(bahasa Latin: 'aurum') dan memiliki nomor atom 79, Au merupakan unsur
transisi dalam sistem periodik unsur, mengkilap, kuning, berat, "malleable", dan
"ductile". Emas tidak bereaksi dengan zat kimia lainnya tapi terserang oleh klorin,
fluorin dan aqua regia. Logam ini banyak terdapat di nugget emas atau serbuk di
bebatuan dan di deposit alluvial dan salah satu logam coinage melebur dalam
bentuk cair pada suhu sekitar 1000 derajat celcius. Emas merupakan logam yang
bersifat lunak dan mudah ditempa, kekerasannya berkisar antara 2,5 – 3 (skala
Mohs), serta berat jenisnya tergantung pada jenis dan kandungan logam lain yang
berpadu dengannya.
Mineral pembawa emas biasanya berasosiasi dengan mineral ikutan
(gangue minerals). Mineral ikutan tersebut umumnya kuarsa, karbonat, turmalin,
flourpar, dan sejumlah kecil mineral non logam. Mineral pembawa emas juga
berasosiasi dengan endapan sulfida yang telah teroksidasi. Mineral pembawa
emas terdiri dari emas nativ, elektrum, emas telurida, sejumlah paduan dan
senyawa emas dengan unsur-unsur belerang, antimon, dan selenium. Elektrum
sebenarnya jenis lain dari emas nativ, dimana hanya kandungan perak di
dalamnya >20%.
Potensi mineral logam emas terdapat hampir setiap daerah di Indonesia,
seperti di Pulau Sumatera, Kepulauan Riau, Pulau Kalimantan, Pulau Jawa, Pulau
Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua. Di daerah Sumatera Utara sumber
potensi mineral Emas terdapat di daerah langkat, Mandailing Natal Tapanuli dan
daerah Sidikalang Kabupaten Dairi, dan metode isolasi emas yang banyak
digunakan untuk keperluan eksploitasi emas skala industri adalah metode sianida
dan metode amalgamasi.
Daerah Langkat adalah satu-satunya di Sumatera Utara yang mempunyai
tambang minyak yang dikelola oleh Pertamina dan berada dikota Pangkalan
Berandan. Disamping pertambangan minyak di Kabupaten Langkat terdapat
industri gula yang dikelola PTP IX Kwala Madu, serta banyak bahan-bahan
tambang yang dikelola seperti: Coal, Trash, Gamping Ston, Pasir Kuarsa, dan
baru-baru ini juga ditemukan penambangan emas baru disepanjang aliran sungai
di Langkat (Dinas Pertambangan dan Energi di Indonesi, 2010).
.Usaha pertambangan tersebut dilakukan dengan metode amalgamasi yaitu
dengan menggunakan merkuri (Hg) untuk mengikat emas dan menghasilkan
limbah Hg dan logam berat lainnya dari hasil pemurnian emas. Berdasarkan hasil
penelitian menunjukkan bahwa kadar emas yang didapat dari proses amalgamasi
masih rendah yaitu sekitar 40% dan kehilangan air raksa sebesar 5-10% (Sanusi,
1984).
Dimana pada metode amalgamasi, penggunaan merkuri mempunyai
dampak yang besar terhadap lingkungan karena berbahaya dan mematikan. Oleh
karena itu, perlu dilakukan usaha untuk menciptakan metode pemisahan alternatif
yang lebih baik. Sampai saat ini, reagen sebagai pelarut emas yang banyak
digunakan dalam industri adalah sianida. Hal ini disebabkan oleh perolehan emas
yang tinggi (>95%), waktu proses yang relatif singkat dan lebih ekonomis.
Sianida juga dapat mengekstrak emas dalam rentang ukuran bijih dari yang kasar
sampai halus. Proses sianidasi juga berdampak terhadap lingkungan. Akan tetapi
sianida secara natural di alam dapat terdegradasi, terutama karena terkena sinar
ultraviolet dari matahari, dan menjadi bentuk yang lebih tidak beracun dan
terutama membentuk karbondioksida dan nitrat yang tidak beracun. Selain itu,
sianida dapat dinetralkan dengan penambahan sodium metabisulfat. (Sudarsono,
2003).
Penyerapan dengan menggunakan karbon aktif saat ini banyak digunakan
dalam proses sianidasi pada skala industri pertambangan besar maupun
pertambangan rakyat di Indonesia. Karbon aktif yang dipergunakan dapat berasal
dari arang batok kelapa, arang bambu, sekam padi maupun arang kayu yang lain.
Karbon aktif dapat digunakan pada larutan kaya akan logam emas yang sudah
jernih melalui kolom maupun pada tangki pelindian, baik itu dengan cara
menggantungkan karbon yang terletak pada kantong permeable (carbon in leachCIL) maupun dengan mencampurkan karbon aktif langsung pada bubur campuran
bijih (carbon in pulp-CIP). (Permen-LH No.23 tahun 2008).
Bambu memiliki beberapa alasan untuk digunakan sebagai bahan dasar
karbon aktif antara lain karena kandungan karbonnya yang sangat banyak serta
kemudahan bahan tersebut untuk didapatkan secara komersial sehingga sering
disebutkan bahwa bambu merupakan bahan dasar yang cocok untuk karbon aktif.
Cheremissinof (1978) berpendapat bahwa arang aktif yang merupakan pengikat
emas, biasanya berbentuk granular atau pellet yang sangat keras, dengan
diameter pori berkisar antara 10-200 A0, tipe pori lebih halus yang dapat
digunakan
memperoleh kembali pelarut, katalis, pemisahan emas dan
pemurnian gas. Karbon aktif dapat diperoleh dari arang bambu, tempurung
kelapa, tulang, batubara atau bahan baku yang mempunyai struktur keras.
Sehingga memiliki potensi yang cukup besar untuk menyerap partikel emas yang
berdiameter 0,1422 nm - 0,188 nm, dimana diameter zat pengotornya lebih kecil
seperti perak (Ag) sekitar 0,178 nm – 0,144 nm, serta tembaga (Cu) sekitar 0,168
nm - 0,128 nm. Atom-atom karbon yang saling berdekatan membentuk batas dan
permukaan pada pori-pori karbon aktif. Pembentukan permukaan pada pori-pori
mengakibatkan molekul-molekul mulai terserap dan tertahan didalamnya.
Molekul-molekul adsorbat tersebut dapat tertahan dalam pori-pori diakibatkan
adanya gaya Van Der Walls.
Berdasarkan
data
literatur-literatur
diatas
maka,
peneliti
ingin
mengembangkan metode sianidasi pada pemurnian logam emas dengan
menggunakan bantuan karbon aktif dari arang bambu kuning.
1.2. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah yaitu:
1. Sampel emas diperoleh dari Desa Sawit Seberang Kecamatan Sawit
Seberang Kabupaten Langkat Sumatera Utara.
2. Ekstraksi sampel emas dengan menggunakan metode sianidasi.
3. Proses pemurnian emas dilakukan dengan cara penambahan karbon aktif
dari Bambu kuning dengan variasi 5, 8, dan 11 gram
4. Uji kadar Ag dan Cu menggunakan Spektroskopi Serapan Atom.
1.3. Rumusan Masalah
1. Apakah penambahan karbon aktif dari arang bambu kuning dapat
meningkatkan kadar emas?
2. Berapakah berat optimum arang aktif bambu kuning yang ditambahkan
untuk memperoleh kadar logam emas yang paling maksimal.?
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menghilangkan kandungan
logam perak dan tembaga sebagai pengotor bijih logam emas dalam peningkatan
kadar logam emas.
1.5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat
ataupun pihak-pihak tentang keefektifan karbon aktif dari bambu kuning untuk
memurnikan logam emas.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:
1. Arang dari bambu kuning yang sudah diaktifkan mempunyai potensi
dalam pemurnian logam emas. Karena kemampuannya menyerap pengotor
Ag dan Cu Sehingga dapat menaikkan kadar emas.
2. Kadar optimum penambahan arang aktif pada penyerapan logam Ag dan
Cu terdapat pada penambahan arang dengan massa 5 gram.
5.2. Saran
Setelah melakukan pengumpulan data dan pembahasan dari hasil
penelitian ini dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikutt :
1. Para peneliti selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan penelitian dengan
melakukan variasi massa arang dengan rentang 5-8 gram untuk lebih
mengetahui dengan jelas letak titik optimum kenaikan kadar emas.
2. Bagi peneliti lain disarankan untuk meneliti karakterisasasi atau parameter
lain pada arang bambu kuning.
1
DAFTAR PUSTAKA
Addison, R., (1980), Gold and Silver Extraction From Sulfide Ore,.Mining
Congress, New York.
Bertrand, C., 1895, Process of Extracting Gold from Ores, New York.
Chirstie, S., Geankopolis, Transport Processes and Unit Operation. Second
Edition. Massachusetts:Allyn and Bacon.Inc.
Chakrapani,
G.,
Mahanta,
P.,
Murty,
D.S.R.,
Gomaty,
B.,
(2001),
Preconcentration of Traces of Gold, Silver and Palladium on Activated
Carbon and Its Determination on Geological Samples by Flame AAS after
Wet Ashing. Atalanta.
Day, R.A., Underwood, A.L., (2003), Analisa Kimia Kuantitatif, Jakarta:
Erlangga.
Esna, Ashari., (1988), Method and Installation for Extracting Gold From Gold
Ores. Germany: Klockner Humboldt AG.
Gandjar, G.I., Rohman, A., (2008), Kimia Farmasi Analisis, Yogyakarta, Pustaka
Pelajar.
Hendra, D., dan G, Pari., (199), Pembuatan arang aktif dari tandon kosong
kelapa sawit, Buletin Penelitian Hasil Hutan, Bogor. 17 (2) : 133 – 122.
Hoang,T.A., Mullings,L.R., Phillips,D.N., Silis,I.D. 1998. Journal of Atomic
Spectrosc
Jakson, E. (1986), Hydrometallurgical Extraxtion and Reclamation. England,
Ellis Horwood Limitwd.
Juniar, Anna., (2010), Kimia Analitik Kuantitatif, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Medan, Unimed.
2
Kaeke., Hilda F., G, Lumingkewas, Meiske S.Y. Pembuatan arang aktif dari
tempurung
kelapa
dengan
cara
pemanasan
pada
suhu
tinggi
Majalah Ilmiah BIMN, (5) 1992/1993: 1-5.
Keenan, Kleinfelter., (1986), Ilmu Kimia Untuk Universitas, Jakarta, Erlangga.
Khopkar, S.M., (2002), Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press.
Nelson, C.E., (1990), Comparative Geochemistry of Jasperoids from Carlin Type
Gold Deposits of The Western United States. Journal of Geochemical
Exploration.
Sembiring, M.T., Sinaga, T.S., (2003), Arang Aktif (Pengenalan dan Proses
Pembuatannya), FT, USU, Medan.
Sanusi, B., (1984), Mengenal Hasil Tambang Indonesia, Jakarta, Penerbit Bina
Aksara.
Setiabudi, Bambang Tjahjono., (2005), Penyebaran Merkuri Akibat Usaha
Pertambangan Di Daerah Sangon, Kabupaten Kulo Progo, D.I.
Yogyakarta, Center For Geological Resources.
Suaib B.S., (1994), Pengaruh Rapat Arus Listrik, Jumlah Dan Jenis Elektroda
Terhadap Efektivitas Penurunan Warna Pada Air Gambut Dengan Proses
Elektrokoagulasi, Bandung, ITB.
Sudarsono, Arief S., (2003), Pengantar Pengolahan dan Ekstraksi Bijih Emas.
Bandung, Departemen Teknik Pertambangan ITB.
Profil industri kecil "Arang Aktip", Jakarta, Direktorat Jenderal Industri Kecil,
Departemen Perindustrian, 1984.
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Penulis dilahirkan di Silalahi, 11 Juli 1990 dengan ayah bernama
K.Sitanggang dan ibu bernama L.Sidebang. Penulis merupakan anak ke-enam dari
tujuh bersaudara. Pada tahun 1996 penulis masuk sekolah di SD Inpres Silalahi,
Kab.Dairi dan lulus tahun 2002. Pada tahun 2002 penulis melanjutkan pendidikan
di SLTP Negeri 3 Sumbul dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005 Penulis
melanjutkan studi di SMU St.Thomass 3 Medan dan lulus pada tahun 2008. Pada
tahun 2008 penulis diterima di Fakultas MIPA jurusan Kimia UNIMED melalui
jalur SNMPTN.
Selama menjadi mahasiswa dalam kegiatan akademika, penulis juga
pernah menjadi asisten dosen pada beberapa mata kuliah, antara lain ; menjadi
asisten dosen praktikum Kimia Anorganik I (semester genap, 2010), asisten mata
kuliah praktikum Kimia Organik I (semester ganjil, 2011), dan menjadi asisten
mata kuliah praktikum kimia instrument (semester genap, 2013). Penulis juga
mengikuti program PKL (Praktek Kerja Lapangan) di PT. SUCOFINDO Medan
(2012) selama 10 minggu. Selain itu penulis juga pernah melakukan kunjungan
industri ke PDAM. TIRTANADI Sunggal (2009), PT. Indofood Tanjung Morawa
dan PT. INALUM Indrapura Kab.Asahan (2010), PT. BARISTAN Medan dan
BPOM Medan (2011).
Selama kuliah, penulis juga pernah ikut dan aktif dalam organisasi yang
berada dalam ruang lingkup Unimed. Organisasi-organisasi yang diikuti penulis
seperti : sebagai Ketua Umum di UK-KMK St. Martinus Unimed (Unit Kegiatan
Kerohanian Mahasiswa Katolik) periode 2012/2013, IKBKK (Ikatan Keluarga
Besar Kristen Kimia), Ketua Umum IMPARNA Unimed (Ikatan Mahasiswa
Pomparan Raja Naiambaton) periode 2010/2011, HIMSIN (Himpunan Muda/I
Silalahi Nabolak-Medan Sekitarnya), selain itu penulis juga pernah menjadi
anggota HMJ Kimia Unimed (Himpunan Mahasiswa Jurusan Kimia), dan menjadi
kepala bagian pendayagunaan aparatur organisasi SEMA Unimed (Senat
Mahasiswa Universitas Negeri Medan) periode 2011/2012.0
EMAS DENGAN METODE SIANIDASI MENGGUNAKAN
ARANG AKTIF BAMBU KUNING
Oleh :
Willy F. Sitanggang
NIM 408231050
Program Studi Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Sain
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2013
I
: PENENTUAN KADAR Ag DAN Cu SEBAGAJ
PENGOTOR LOGAM EMAS DENGAN METODE
SIANJDASI MENGGUNAKAN ARANG AKTIF
BAMBU KUNlNG
. . . Mahuiswa
: Willy F. Sltanggaag
iiM
: 4082.310SO
J'ncram
Studi
JIU'UaJI
: Kimia
: Klmla
Mensetahui :
Dosen l'embimbiag Skripsi,
Drs. Rahmat Nauli, M.Si
NIP: 19660607 199103 1 001
Jurusaa Kimia
Ketua,
um Purba, M.Si
Drs. J
NIP :19641207 199103 1002
Tanggal Lulus
: 06 Maret 2913
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan puji dan syukur
kepada Tuhan Yang Maha Pengasih atas rahmat, kasih dan berkat yang diberikan
kepada penulis sehingga penelitian dan penulisan skripsi ini dapat selesai tepat
pada waktunya, dan ucapan syukur penulis sampaikan buat Bunda Maria, Bunda
Pertolongan Abadi yang memberi penguatan dan ketabahan dalam menyelesaikan
perkuliahan dan tugas akhir ini. Adapun judul dari skripsi ini adalah “Penentuan
Kadar Ag dan Cu Sebagai Pengotor Logam Emas dengan Metode Sianidasi
Menggunakan Arang Aktif Bambu Kuning”.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
Bapak Drs. Rahmat Nauli, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
membimbing penulis, memberi motivasi hingga penyelesaian skripsi ini, Buat Ibu
Dra. Anna Juniar, M.Si selaku dosen pembimbing akademik, dan buat Bapak Drs.
Jasmidi, M.Si, Ibu Dra. Nurmalis, M.Si , dan Ibu Junifa Layla Sihombing, S.Si,
M.Sc selaku dosen pembanding/penguji yang telah banyak memberi kritik dan
saran dalam penulisan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada
fungsionaris dan dosen Jurusan Kimia FMIPA UNIMED yang telah banyak
membantu penulis selama masa studi, seluruh laboran jurusan kimia dan para
pegawai di Fakultas MIPA.
Terkhusus untuk mereka yang begitu berharga dan yang tidak pernah
berputus asa memberi kasih sayang, dukungan material dan spiritual buat penulis,
yaitu Ayah tercinta K.Sitanggang dan Ibunda tersayang L. Sidebang, buat
kakak/lae (Kel. T. Siburian, Br. Sitanggang., Mama Samuel Wilsan Simanjuntak,
Kel. J. Pakpahan, Br. Sitanggang., Walfriana Sitanggang, dan Wastika
Sitanggang), serta adik saya Wiltri Santo Sitanggang, penulis menyampaikan
hormat dan terimakasih yang istimewa buat doa dan semangat yang selalu
diberikan kepada penulis.
Untuk rekan-rekan mahasiswa Non-Dik angkatan ’08, teman-teman
seperjuangan (Yuliana Yusuf, Rocky RTTS, Westly, Arifista, Astuty, Ronald,
Sintong Nurmaya, Maisyaroh, Tiasina, Nirmala Hayati, Ficka),
adik-adik
Stambuk 2009, 2010, 2011 dan 2012 yang ada di jurusan Kimia (Sansah, Yanti
endah, Kartomo, Suman dkk, Rudyanto dkk, Oliva n Rini dkk, Romarta, Yuni
Ginting n Susi Tarihoran dkk, Ingmayfa, Vince Tellambanua, Sonri dkk,
Petronola dkk, Ribka Napitupulu & the genk kodok, dan yang lainnya.
Buat Sahabat dan rekan-rekan Pengurus di UK-KMK St.Martinus Unimed
yang penulis banggakan, abang/kakak yang memberi motivasi, arahan dan
dukungan yaitu b’Andil Siregar, b’Arisman, k’Melise, k’Putrina, b’Sanudin dan
k’Helena, teman seperjuangan (Tomas Munte, Lae Tum Riduan, Lae Naga Lilian,
Pak jenggot Marsinar, Rinto Lae tom’cib, Sofyanto, Nexry), adik-adik yang
memberi dukungan Doa, Spirit, dampingan dan senyum
indah dalam
penyelesaian tugas akhir ini (Astrid Bortum, Eva Aritonang, Thomas P, Chandra
A, iban Velin, Liliana, Dewi ithink, Delfy’aa, Febrina, Jacky’aa, Agustina’aa,
Juliana’aa, Vhero’aa, Meyori’aa, Sari MS’aa, Evelin’aa, Christof’aa, Aryadi
tomgul, Rini’aa, Rinda, Martha, Steven pragin, Julius, Agustinus, Lia tresh, Lasry
S, Defri, iban Shelpy, iban Theresia, iban Mawarnida, Pilemon, Yuslela, Albina,
Clara S Br.Sitanggang, Pitri, Wau devi, Anastasya, dan masih banyak lagi adikadik lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang tentunya penulis
sayangi dan akan selalu bersyukur, mengingat kenangan dan kebaikan dari
kalian). Buat semua sahabat dan adik-adik yang di IKBKK, Saudara seperjuangan
dan rekan-rekan yang ada di IMPARNA (B’Chenwin Simbolon, appara
Pardamean Simbolon, dan ito Sartika Simanihuruk, dan yang lainnya), sahabat
dan pariban-pariban yang ada di HIMSIN, dan buat semua pihak terkait yang
sudah memberi bantuan dan Dukungan dalam penyelesaian studi ini.
Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, kesejahteraan masyarakat dan pengembangan industri.
Dan akhirnya penulis mengucapkan terima kasih, dan semoga Tuhan Yesus
Kristus selalu memberikan berkat dan perlindungan bagi kita.
Medan, 24 Maret 2013
Willy F. Sitanggang
NIM : 408231050
i
PENENTUAN KADAR Ag DAN Cu SEBAGAI PENGOTOR LOGAM
EMAS DENGAN METODE SIANIDASI MENGGUNAKAN
ARANG AKTIF BAMBU KUNING
WILLY F. SITANGGANG
NIM 408231050
ABSTRAK
Emas merupakan logam mulia yang bersifat inert yang susah
dilarutkan dan direaksikan, emas hanya akan mudah larut dalam
akuaregia, dan sianida. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan
kemurnian/kadar logam emas dengan memanfaatkan arang aktif
bambu kuning sebagai adsorben dalam penyerapan logam Ag dan
Cu sebagai pengotor emas. Pada penelitian ini digunakan bahan bijih
logam emas yang diperoleh dari desa sawit seberang kabupaten
langkat, Sumatera Utara. Dengan tahapan penelitian; pembuatan
arang aktif bambu kuning sebagai adsorben, pelarutan bijih logam
emas dengan metode sianidasi, pemurnian logam emas dengan
penambahan karbon aktif bambu kuning, dan selanjutnya dilakukan
uji kandungan logam Ag dan Cu yang teradsorbsi. Dari penelitian
yang dilakukan diperoleh data bahwa arang aktif bambu kuning
mampu meningkatkan kemurnian logam emas, dimana kadar logam
Ag pada sampel awal menurun setelah penambahan arang aktif dari
12.82% menjadi 0.045%, dan penurunan kadar logam Cu dari
3.23% menjadi 0.068%. hasil optimum ini diperoleh pada
penambahan arang aktif dengan massa 5 gram.
Kata kunci
: Pemurnian bijih logam emas, Sianidasi, Arang aktif
bambu kuning.
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
i
Daftar Riwayat
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
iv
Daftar Isi
vii
Daftar Gambar
viii
Daftar Tabel
ix
Daftar Lampiran
x
BAB I.
1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
4
1.2. Batasan Masalah
4
1.3. Rumusan Masalah
4
1.4. Tujuan Penelitian
4
1.5. Manfaat Penelitian
4
BAB II.
5
2.1.
TINJAUAN PUSTAKA
Emas
5
2.1.1. Sifat Fisik dan Kimia Emas
6
2.1.2. Jenis-jenis Bijih Emas dan distribusinya di Indonesia
7
2.2.
Metalurgi
7
2.3.
Sianida
8
2.4.
Ekstraksi
10
2.5.
Arang Aktif
14
2.5.1. Sifat-sifat Arang Aktif
16
2.6.
22
Spektrometri Serapan Atom
2.6.1. Pemakaian Analitis Spektrofoto metri Serapan Atom
22
2.6.2. Keuntungan Spektrofotometer Serapan Atom
23
2.6.3. Gangguan-gangguan pada Spektroskopi Serapan Atom
23
2.6.4. Penentuan Konsentrasi Emas dengan Spektrometri Serapan Atom
24
BAB III.
METODOLOGI PENELITIAN
25
3.1.
Lokasi Dan Waktu Penelitian
25
3.2.
Alat Dan Bahan
25
3.2.1. Alat
25
3.2.3. Bahan
25
3.3.
25
Prosedur Penelitian
3.3.1. Pengambilan Sampel
26
3.3.2. Penyediaan Pereaksi
26
3.3.3. Pembuatan Karbon dari Kayu Bambu Kuning
26
3.3.4. Karakterisasi Arang
27
3.3.5. Aktivasi Arang Bambu Kuning
28
3.3.6. Pelarutan Emas Secara Ekstraksi Menggunakan KCN 1 M
28
3.3.7. Pemurnian Logam Emas Menggunakan Arang Aktif
28
3.4.
30
Bagan Penelitian
BAB IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
35
BAB V.
KESIMPULAN DAN SARAN
45
DAFTAR PUSTAKA
46
LAMPIRAN
48
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1.
Karbon Aktif
20
Gambar 3.1.
Diagram Pembuatan Arang Bambu Kuning
30
Gambar 3.2. Diagram Aktivasi Arang dari Bambu Kuning
31
Gambar 3.3. Pelarutan Emas Secara Ekstraksi Menggunakan
Kalium Sianida 1 M
32
Gambar 3.4. Bagan Proses Pemurnian Emas
33
Gambar 3.5. Diagram Pengukuran Sampel Dengan AAS
34
Gambar 4.1
38
Kurva kalibrasi standar Cu
Gambar 4.2. Kurva Perbandingan Kadar Cu Terhadap Massa Arang Aktif
40
Gambar 4.3 Kurva kalibrasi standar Ag
41
Gambar 4.4. Kurva Perbandingan Kadar Ag Terhadap Massa Arang Aktif
43
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Data sifat fisik dan kimia emas
6
Tabel 2.2. Syarat Mutu Arang Aktif
16
Tabel 2.3. Karakteristik Arang Aktif dari berbagai Jenis Bahan Baku
18
Tabel 2.4. Analisis Kimia 10 Jenis Bambu
20
Tabel 4.1. Hasil Perhitungan % Kadar Air Arang Bambu Kuning
35
Tabel 4.2. Hasil Perhitungan % Kadar Abu Arang Bambu Kuning .
36
Tabel 4.3. Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Cu untuk Kurva
Kalibrasi
Tabel 4.4. Data Konsentrasi Cu Setelah Adsorpsi
38
39
Tabel 4.5. Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan StandarAg untuk Kurva
Kalibrasi
Tabel 4.6. Data Konsentrasi Ag Setelah Adsorpsi
42
42
Tabel 4.7. Data Perbandingan Kadar Pengotor Emas (Ag dan Cu) Sebelum dan
sesudah penyerapan arang aktif
44
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Perhitungan Penentuan Kadar Air
48
Lampiran 2. Perhitungan Penentuan Kadar Abu
49
Lampiran 3. Dokumentasi Penelitian
51
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Emas adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Au
(bahasa Latin: 'aurum') dan memiliki nomor atom 79, Au merupakan unsur
transisi dalam sistem periodik unsur, mengkilap, kuning, berat, "malleable", dan
"ductile". Emas tidak bereaksi dengan zat kimia lainnya tapi terserang oleh klorin,
fluorin dan aqua regia. Logam ini banyak terdapat di nugget emas atau serbuk di
bebatuan dan di deposit alluvial dan salah satu logam coinage melebur dalam
bentuk cair pada suhu sekitar 1000 derajat celcius. Emas merupakan logam yang
bersifat lunak dan mudah ditempa, kekerasannya berkisar antara 2,5 – 3 (skala
Mohs), serta berat jenisnya tergantung pada jenis dan kandungan logam lain yang
berpadu dengannya.
Mineral pembawa emas biasanya berasosiasi dengan mineral ikutan
(gangue minerals). Mineral ikutan tersebut umumnya kuarsa, karbonat, turmalin,
flourpar, dan sejumlah kecil mineral non logam. Mineral pembawa emas juga
berasosiasi dengan endapan sulfida yang telah teroksidasi. Mineral pembawa
emas terdiri dari emas nativ, elektrum, emas telurida, sejumlah paduan dan
senyawa emas dengan unsur-unsur belerang, antimon, dan selenium. Elektrum
sebenarnya jenis lain dari emas nativ, dimana hanya kandungan perak di
dalamnya >20%.
Potensi mineral logam emas terdapat hampir setiap daerah di Indonesia,
seperti di Pulau Sumatera, Kepulauan Riau, Pulau Kalimantan, Pulau Jawa, Pulau
Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua. Di daerah Sumatera Utara sumber
potensi mineral Emas terdapat di daerah langkat, Mandailing Natal Tapanuli dan
daerah Sidikalang Kabupaten Dairi, dan metode isolasi emas yang banyak
digunakan untuk keperluan eksploitasi emas skala industri adalah metode sianida
dan metode amalgamasi.
Daerah Langkat adalah satu-satunya di Sumatera Utara yang mempunyai
tambang minyak yang dikelola oleh Pertamina dan berada dikota Pangkalan
Berandan. Disamping pertambangan minyak di Kabupaten Langkat terdapat
industri gula yang dikelola PTP IX Kwala Madu, serta banyak bahan-bahan
tambang yang dikelola seperti: Coal, Trash, Gamping Ston, Pasir Kuarsa, dan
baru-baru ini juga ditemukan penambangan emas baru disepanjang aliran sungai
di Langkat (Dinas Pertambangan dan Energi di Indonesi, 2010).
.Usaha pertambangan tersebut dilakukan dengan metode amalgamasi yaitu
dengan menggunakan merkuri (Hg) untuk mengikat emas dan menghasilkan
limbah Hg dan logam berat lainnya dari hasil pemurnian emas. Berdasarkan hasil
penelitian menunjukkan bahwa kadar emas yang didapat dari proses amalgamasi
masih rendah yaitu sekitar 40% dan kehilangan air raksa sebesar 5-10% (Sanusi,
1984).
Dimana pada metode amalgamasi, penggunaan merkuri mempunyai
dampak yang besar terhadap lingkungan karena berbahaya dan mematikan. Oleh
karena itu, perlu dilakukan usaha untuk menciptakan metode pemisahan alternatif
yang lebih baik. Sampai saat ini, reagen sebagai pelarut emas yang banyak
digunakan dalam industri adalah sianida. Hal ini disebabkan oleh perolehan emas
yang tinggi (>95%), waktu proses yang relatif singkat dan lebih ekonomis.
Sianida juga dapat mengekstrak emas dalam rentang ukuran bijih dari yang kasar
sampai halus. Proses sianidasi juga berdampak terhadap lingkungan. Akan tetapi
sianida secara natural di alam dapat terdegradasi, terutama karena terkena sinar
ultraviolet dari matahari, dan menjadi bentuk yang lebih tidak beracun dan
terutama membentuk karbondioksida dan nitrat yang tidak beracun. Selain itu,
sianida dapat dinetralkan dengan penambahan sodium metabisulfat. (Sudarsono,
2003).
Penyerapan dengan menggunakan karbon aktif saat ini banyak digunakan
dalam proses sianidasi pada skala industri pertambangan besar maupun
pertambangan rakyat di Indonesia. Karbon aktif yang dipergunakan dapat berasal
dari arang batok kelapa, arang bambu, sekam padi maupun arang kayu yang lain.
Karbon aktif dapat digunakan pada larutan kaya akan logam emas yang sudah
jernih melalui kolom maupun pada tangki pelindian, baik itu dengan cara
menggantungkan karbon yang terletak pada kantong permeable (carbon in leachCIL) maupun dengan mencampurkan karbon aktif langsung pada bubur campuran
bijih (carbon in pulp-CIP). (Permen-LH No.23 tahun 2008).
Bambu memiliki beberapa alasan untuk digunakan sebagai bahan dasar
karbon aktif antara lain karena kandungan karbonnya yang sangat banyak serta
kemudahan bahan tersebut untuk didapatkan secara komersial sehingga sering
disebutkan bahwa bambu merupakan bahan dasar yang cocok untuk karbon aktif.
Cheremissinof (1978) berpendapat bahwa arang aktif yang merupakan pengikat
emas, biasanya berbentuk granular atau pellet yang sangat keras, dengan
diameter pori berkisar antara 10-200 A0, tipe pori lebih halus yang dapat
digunakan
memperoleh kembali pelarut, katalis, pemisahan emas dan
pemurnian gas. Karbon aktif dapat diperoleh dari arang bambu, tempurung
kelapa, tulang, batubara atau bahan baku yang mempunyai struktur keras.
Sehingga memiliki potensi yang cukup besar untuk menyerap partikel emas yang
berdiameter 0,1422 nm - 0,188 nm, dimana diameter zat pengotornya lebih kecil
seperti perak (Ag) sekitar 0,178 nm – 0,144 nm, serta tembaga (Cu) sekitar 0,168
nm - 0,128 nm. Atom-atom karbon yang saling berdekatan membentuk batas dan
permukaan pada pori-pori karbon aktif. Pembentukan permukaan pada pori-pori
mengakibatkan molekul-molekul mulai terserap dan tertahan didalamnya.
Molekul-molekul adsorbat tersebut dapat tertahan dalam pori-pori diakibatkan
adanya gaya Van Der Walls.
Berdasarkan
data
literatur-literatur
diatas
maka,
peneliti
ingin
mengembangkan metode sianidasi pada pemurnian logam emas dengan
menggunakan bantuan karbon aktif dari arang bambu kuning.
1.2. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah yaitu:
1. Sampel emas diperoleh dari Desa Sawit Seberang Kecamatan Sawit
Seberang Kabupaten Langkat Sumatera Utara.
2. Ekstraksi sampel emas dengan menggunakan metode sianidasi.
3. Proses pemurnian emas dilakukan dengan cara penambahan karbon aktif
dari Bambu kuning dengan variasi 5, 8, dan 11 gram
4. Uji kadar Ag dan Cu menggunakan Spektroskopi Serapan Atom.
1.3. Rumusan Masalah
1. Apakah penambahan karbon aktif dari arang bambu kuning dapat
meningkatkan kadar emas?
2. Berapakah berat optimum arang aktif bambu kuning yang ditambahkan
untuk memperoleh kadar logam emas yang paling maksimal.?
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menghilangkan kandungan
logam perak dan tembaga sebagai pengotor bijih logam emas dalam peningkatan
kadar logam emas.
1.5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat
ataupun pihak-pihak tentang keefektifan karbon aktif dari bambu kuning untuk
memurnikan logam emas.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:
1. Arang dari bambu kuning yang sudah diaktifkan mempunyai potensi
dalam pemurnian logam emas. Karena kemampuannya menyerap pengotor
Ag dan Cu Sehingga dapat menaikkan kadar emas.
2. Kadar optimum penambahan arang aktif pada penyerapan logam Ag dan
Cu terdapat pada penambahan arang dengan massa 5 gram.
5.2. Saran
Setelah melakukan pengumpulan data dan pembahasan dari hasil
penelitian ini dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikutt :
1. Para peneliti selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan penelitian dengan
melakukan variasi massa arang dengan rentang 5-8 gram untuk lebih
mengetahui dengan jelas letak titik optimum kenaikan kadar emas.
2. Bagi peneliti lain disarankan untuk meneliti karakterisasasi atau parameter
lain pada arang bambu kuning.
1
DAFTAR PUSTAKA
Addison, R., (1980), Gold and Silver Extraction From Sulfide Ore,.Mining
Congress, New York.
Bertrand, C., 1895, Process of Extracting Gold from Ores, New York.
Chirstie, S., Geankopolis, Transport Processes and Unit Operation. Second
Edition. Massachusetts:Allyn and Bacon.Inc.
Chakrapani,
G.,
Mahanta,
P.,
Murty,
D.S.R.,
Gomaty,
B.,
(2001),
Preconcentration of Traces of Gold, Silver and Palladium on Activated
Carbon and Its Determination on Geological Samples by Flame AAS after
Wet Ashing. Atalanta.
Day, R.A., Underwood, A.L., (2003), Analisa Kimia Kuantitatif, Jakarta:
Erlangga.
Esna, Ashari., (1988), Method and Installation for Extracting Gold From Gold
Ores. Germany: Klockner Humboldt AG.
Gandjar, G.I., Rohman, A., (2008), Kimia Farmasi Analisis, Yogyakarta, Pustaka
Pelajar.
Hendra, D., dan G, Pari., (199), Pembuatan arang aktif dari tandon kosong
kelapa sawit, Buletin Penelitian Hasil Hutan, Bogor. 17 (2) : 133 – 122.
Hoang,T.A., Mullings,L.R., Phillips,D.N., Silis,I.D. 1998. Journal of Atomic
Spectrosc
Jakson, E. (1986), Hydrometallurgical Extraxtion and Reclamation. England,
Ellis Horwood Limitwd.
Juniar, Anna., (2010), Kimia Analitik Kuantitatif, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Medan, Unimed.
2
Kaeke., Hilda F., G, Lumingkewas, Meiske S.Y. Pembuatan arang aktif dari
tempurung
kelapa
dengan
cara
pemanasan
pada
suhu
tinggi
Majalah Ilmiah BIMN, (5) 1992/1993: 1-5.
Keenan, Kleinfelter., (1986), Ilmu Kimia Untuk Universitas, Jakarta, Erlangga.
Khopkar, S.M., (2002), Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press.
Nelson, C.E., (1990), Comparative Geochemistry of Jasperoids from Carlin Type
Gold Deposits of The Western United States. Journal of Geochemical
Exploration.
Sembiring, M.T., Sinaga, T.S., (2003), Arang Aktif (Pengenalan dan Proses
Pembuatannya), FT, USU, Medan.
Sanusi, B., (1984), Mengenal Hasil Tambang Indonesia, Jakarta, Penerbit Bina
Aksara.
Setiabudi, Bambang Tjahjono., (2005), Penyebaran Merkuri Akibat Usaha
Pertambangan Di Daerah Sangon, Kabupaten Kulo Progo, D.I.
Yogyakarta, Center For Geological Resources.
Suaib B.S., (1994), Pengaruh Rapat Arus Listrik, Jumlah Dan Jenis Elektroda
Terhadap Efektivitas Penurunan Warna Pada Air Gambut Dengan Proses
Elektrokoagulasi, Bandung, ITB.
Sudarsono, Arief S., (2003), Pengantar Pengolahan dan Ekstraksi Bijih Emas.
Bandung, Departemen Teknik Pertambangan ITB.
Profil industri kecil "Arang Aktip", Jakarta, Direktorat Jenderal Industri Kecil,
Departemen Perindustrian, 1984.
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Penulis dilahirkan di Silalahi, 11 Juli 1990 dengan ayah bernama
K.Sitanggang dan ibu bernama L.Sidebang. Penulis merupakan anak ke-enam dari
tujuh bersaudara. Pada tahun 1996 penulis masuk sekolah di SD Inpres Silalahi,
Kab.Dairi dan lulus tahun 2002. Pada tahun 2002 penulis melanjutkan pendidikan
di SLTP Negeri 3 Sumbul dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005 Penulis
melanjutkan studi di SMU St.Thomass 3 Medan dan lulus pada tahun 2008. Pada
tahun 2008 penulis diterima di Fakultas MIPA jurusan Kimia UNIMED melalui
jalur SNMPTN.
Selama menjadi mahasiswa dalam kegiatan akademika, penulis juga
pernah menjadi asisten dosen pada beberapa mata kuliah, antara lain ; menjadi
asisten dosen praktikum Kimia Anorganik I (semester genap, 2010), asisten mata
kuliah praktikum Kimia Organik I (semester ganjil, 2011), dan menjadi asisten
mata kuliah praktikum kimia instrument (semester genap, 2013). Penulis juga
mengikuti program PKL (Praktek Kerja Lapangan) di PT. SUCOFINDO Medan
(2012) selama 10 minggu. Selain itu penulis juga pernah melakukan kunjungan
industri ke PDAM. TIRTANADI Sunggal (2009), PT. Indofood Tanjung Morawa
dan PT. INALUM Indrapura Kab.Asahan (2010), PT. BARISTAN Medan dan
BPOM Medan (2011).
Selama kuliah, penulis juga pernah ikut dan aktif dalam organisasi yang
berada dalam ruang lingkup Unimed. Organisasi-organisasi yang diikuti penulis
seperti : sebagai Ketua Umum di UK-KMK St. Martinus Unimed (Unit Kegiatan
Kerohanian Mahasiswa Katolik) periode 2012/2013, IKBKK (Ikatan Keluarga
Besar Kristen Kimia), Ketua Umum IMPARNA Unimed (Ikatan Mahasiswa
Pomparan Raja Naiambaton) periode 2010/2011, HIMSIN (Himpunan Muda/I
Silalahi Nabolak-Medan Sekitarnya), selain itu penulis juga pernah menjadi
anggota HMJ Kimia Unimed (Himpunan Mahasiswa Jurusan Kimia), dan menjadi
kepala bagian pendayagunaan aparatur organisasi SEMA Unimed (Senat
Mahasiswa Universitas Negeri Medan) periode 2011/2012.0