PENDAHULUAN Upaya Mengembangkan Nilai Moral Agama Melalui Bercerita Pada Anak Kelompok A Di TK Pertiwi Jelobo I Wonosari Klaten Tahun Pelajaran 2013 / 2014.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia
enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar
anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut ( pasal 1,
butir 14). Untuk mencapai tujuan tersebut pada lingkup perkembangan yang
kemampuan ditingkatkan dan guru anak usia dini yaitu salah satu aspek
penting adalah perkembangan nilai moral agama.
Nilai adalah merupakan suatu sifat atau tujuan dari kehidupan
seseorang atau segolongan sedemikian rupa sehingga orang yang
bersangkutan mempunyai hasrat agar sifat atau tujuan ini harus atau
seharusnya berlaku.
Agama adalah peraturan Tuhan yang diberikan kepada manusia
yang berisi system kepercayaan, system penyembahan dan system
kehidupan manusia untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Moral adalah ajaran tentang tindakan seseorang yang dalam hal
sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat
dikatakan benar atau salah, baik atau buruk. Nilai agama moral adalah suatu
sifat dari kehidupan seseorang yang mempunyai perangai, kehendak,
1
2
pendapat/perbuatan yang secara layak dan mengikuti peraturan Allah yang
diberikan kepada manusia yang berisi sistem kepercayaan sistem
penyembahan dan system kehidupan manusia untuk mencapai kebahagiaan
di dunia dan akhirat
Fase moral menurut John Dewey itu akan melewati 3 fase yaitu : 1)
fase pre moral atau pre conventional yang mana pada level ini sikap dan
perilaku manusia banyak dilandasi oleh impuls biologis dan social. 2)
tingkat konvensional; perkembangan moral manusia pada tahab ini banyak
didasari oleh sikap kritis kelompoknya. 3) Autonomos; pada tahab ini
perkembangan nilai moral manusia banyak dilandas kan pada pola
pikirannya sendiri.
Menurut Jamaris dalam Darsinah (2012:2) bercerita merupakan
proses bercerita yaitu kemampuan guru untuk mengembangkan, menilai dan
mempertimbangkan
suatu
kejadian
atau
peristiwa
yang
dapat
mengembangkan nilai agama moral yaitu mengembangkan nilai agama
moral melalui kegiatan mengembangkan nilai agama moral melalui
bercerita.stimulasi dan bimbingan di harapkan anak akan mengembangkan
nilai agama moral.
Bercerita di Taman Kanak-kanak kelompok A mempunyai peran
yang penting, karena merupakan pondasi untuk pendidikan selanjutnya yaitu
pendidikan sekolah dasar, oleh karena itu pembelajaran nilai agama moral
ditaman kanak-kanak hendaklah dibuat semenarik mungkin dengan cara
bercerita yang mudah dipahami anak didik, sehingga membuat anak didik
3
menyukai pelajaran nilai agama moral. Karena konsep dasar nilai agama
moral bersifat
penalaran,
maka untuk
memudahkan anak didik yang kelompok A
dalam belajar nilai agama
moral perlu bantuan buku-buku, cerita dan peristiwa nyata yang diakui oleh
anak didik dalam kehidupan. Sebagai contoh menceritakan kembali cerita
yang diceritakan oleh guru. Kemampuan nilai agama moral merupakan
pembelajaran yang sulit di aplikasikan sehari-hari jika dibandingkan dengan
pembelajaran yang lain, maka seba gai guru agar mampu melaksanakan
pembelajaran nilai agama moral dengan baik perlu diceritakan lebih detai
tentang nilai agama moral dan membuat cerita dengan alat peraga semenarik
mungkin sehingga ketika mengajar dalam menanamkan konsep baru mudah
dipahami dan diingat oleh anak didik, sehingga proses penyajian materi
menjadi
efektif
dan
efisien.
Selain
itu
guru juga harus memberi motivasi anak didik untuk mempelajari materi itu.
Setelah konsep nilai agama moral tertanam, banyak guru yang menerapkan
metode bercerita untuk mempercepat dalam pengembangan nilai agama
moral anak didik.
Dari metode bercerita anak didik dilatih
untuk
berkonsentrasi,
untuk ini sementara anak didik dapat berkonsentrasi tetapi kita tidak tahu
berapa lamanya anak didik dapat berkonsentrasi. Dalam mengembangkan
nilai agama moral kemampuan berkonsentrasi sangat diperlukan karena
mempengaruhi belajar anak didik dalam menerima pengembangan nilai
agama moral melalui bercerita.
4
Setelah konsep nilai agama moral tertanam banyak guru
menerapkan metode bercerita untuk mempercepat dalam belajar nilai agama
moral anak didik. Dari metode bercerita anak didik dilatih untuk
berkonsentrai tetapi kita tidak tahu berpa lamanya anak didik dapat
berkonsentrasi dalam mendengarkan cerita. Dalam mempelajari konsep nilai
agama moral kemampuan berkonsentrasi sangat diperlukan karena dapat
mempengaruhi hasil belajar anak didik. Selain itu
untuk menanamkan
konsep nilai agama moral pada pokok bahasan ini perlu suatu perlakuan
yang dapat membantu siswa agar dapat berkonsentrasi dalam mendengarkan
cerita. sehingga anak didik dapat mencapai hasil yang maksimal, tetapi
ada
kemungkinan penyebab “lupa” dari anak didik pada hasil
mengembangkan nilai agama moral antara lain : kemampuan daya ingat
anak didik, penggunaan alat peraga yang kurang
maksimal, kurang
terlibatnya anak didik dalam proses pembelajaran, serta kurangnya
kemampuan guru untuk melibatkan siswa dalam proses kegiatan
dan mengajar,
sehingga
proses
kegiatan
belajar
belajar mengajar kurang
bermakna. Dengan melibatkan siswa secara kelompok dalam proses belajar
mengajar me lalui pembuatan dan penggunaan kartu angka secara
kelompok dapat membuat pembelajaran menjadi bermakna.
Karakteristik anak kelompok A TK Pertiwi Jelobo I Wonosari
Klaten dalam kegiatan pembelajaran nilai agama moral ada 23 anak yang
belum bisa karena masih ada anak yang gaduh. Hal tersebut karena 1)
Kegiatan pembelajaran tersebut
jarang sekali diberikan. 2) peneliti
5
dalam
memberikan
penjelasan nilai agama moral terlalu cepat. 3)
peneliti sebagai guru kurang memberi
motivasi kepada anak. 4)
peneliti sebagai guru kurang memberikan pujian pada anak. 5) peneliti
guru kurang memberikan contoh yang jelas atau mudah
dipahami oleh
anak. 6) peneliti lebih memilih kegiatan pembelajaran yang monoton
yaitu menggambar dan mewarnai.
Berdasarkan kondisi tersebut maka maka peneliti bermaksud untuk
mengadakan penelitian agar dapat mengembangkan nilai agama moral
melalui bercerita, metode bercerita diharapkan agar anak berperan aktif
selama kegiatan pembelajaran berlangsung sehingga anak termotivasi
melaksanakan kegiatan pembelajaran nilai agama moral melalui bercerita.
B. Identifikasi Masalah
1. Kurangnya pemahaman nilai agama moral pada angka kelompok A
TK Pertiwi Jelobo I Wonosari Klaten.
2. Kurang inovatifnya metode yang digunakan dalam mengembangkan
nilai agama moral pada anak kelompok A TK Pertiwi Jelobo I
Wonosari Klaten.
C. Pembatasan Masalah
1. Bercerita dibatasi pada sort book reading.
2. Nilai moral agama dibatasi pada perilaku terhadap sesama
6
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat drumuskan
permasalahan sebagai berikut :
Apakah metode bercerita dapat mengembangkan nilai agama moral pada
anak kelompok A di TK Pertiwi Jelobo Wonosari Klaten ?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permaslahan–permasalahan dalam usaha penelitian
dimana tujuan yang hendak dicapai peneliti adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Untuk mengembangkan nilai agama moral anak kelompok A
di TK Pertiwi Jelobo Wonosari Klaten.
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui implementasi bercerita mengembangkan
nilai agama moral pada kelompok A di Taman Kanak-Kanak TK
Pertiwi Jelobo I, Wonosari, Klaten.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat teoritis dan
praktis yaitu :
1. Manfaat Teroritis
Secara umum penelitian ini member sumbangan kepada dunia
pendidikan khususnya dalam meningkatkan mutu sumber daya
7
manusia tentang pengenalan nilai agama moral melalui metode
bercerita untuk anak usia dini.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru penelitian ini diharapkan dapat sebagai bahan masukan
dan rujukan dalam mengembangkan nilai agama moral melalui
metode bercerita.
b. Bagi siswa penelitian ini diharapkan dapat sebagai pengetahuan
mengenai bercerita dalam pengembangan nilai agama moral.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia
enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar
anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut ( pasal 1,
butir 14). Untuk mencapai tujuan tersebut pada lingkup perkembangan yang
kemampuan ditingkatkan dan guru anak usia dini yaitu salah satu aspek
penting adalah perkembangan nilai moral agama.
Nilai adalah merupakan suatu sifat atau tujuan dari kehidupan
seseorang atau segolongan sedemikian rupa sehingga orang yang
bersangkutan mempunyai hasrat agar sifat atau tujuan ini harus atau
seharusnya berlaku.
Agama adalah peraturan Tuhan yang diberikan kepada manusia
yang berisi system kepercayaan, system penyembahan dan system
kehidupan manusia untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Moral adalah ajaran tentang tindakan seseorang yang dalam hal
sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat
dikatakan benar atau salah, baik atau buruk. Nilai agama moral adalah suatu
sifat dari kehidupan seseorang yang mempunyai perangai, kehendak,
1
2
pendapat/perbuatan yang secara layak dan mengikuti peraturan Allah yang
diberikan kepada manusia yang berisi sistem kepercayaan sistem
penyembahan dan system kehidupan manusia untuk mencapai kebahagiaan
di dunia dan akhirat
Fase moral menurut John Dewey itu akan melewati 3 fase yaitu : 1)
fase pre moral atau pre conventional yang mana pada level ini sikap dan
perilaku manusia banyak dilandasi oleh impuls biologis dan social. 2)
tingkat konvensional; perkembangan moral manusia pada tahab ini banyak
didasari oleh sikap kritis kelompoknya. 3) Autonomos; pada tahab ini
perkembangan nilai moral manusia banyak dilandas kan pada pola
pikirannya sendiri.
Menurut Jamaris dalam Darsinah (2012:2) bercerita merupakan
proses bercerita yaitu kemampuan guru untuk mengembangkan, menilai dan
mempertimbangkan
suatu
kejadian
atau
peristiwa
yang
dapat
mengembangkan nilai agama moral yaitu mengembangkan nilai agama
moral melalui kegiatan mengembangkan nilai agama moral melalui
bercerita.stimulasi dan bimbingan di harapkan anak akan mengembangkan
nilai agama moral.
Bercerita di Taman Kanak-kanak kelompok A mempunyai peran
yang penting, karena merupakan pondasi untuk pendidikan selanjutnya yaitu
pendidikan sekolah dasar, oleh karena itu pembelajaran nilai agama moral
ditaman kanak-kanak hendaklah dibuat semenarik mungkin dengan cara
bercerita yang mudah dipahami anak didik, sehingga membuat anak didik
3
menyukai pelajaran nilai agama moral. Karena konsep dasar nilai agama
moral bersifat
penalaran,
maka untuk
memudahkan anak didik yang kelompok A
dalam belajar nilai agama
moral perlu bantuan buku-buku, cerita dan peristiwa nyata yang diakui oleh
anak didik dalam kehidupan. Sebagai contoh menceritakan kembali cerita
yang diceritakan oleh guru. Kemampuan nilai agama moral merupakan
pembelajaran yang sulit di aplikasikan sehari-hari jika dibandingkan dengan
pembelajaran yang lain, maka seba gai guru agar mampu melaksanakan
pembelajaran nilai agama moral dengan baik perlu diceritakan lebih detai
tentang nilai agama moral dan membuat cerita dengan alat peraga semenarik
mungkin sehingga ketika mengajar dalam menanamkan konsep baru mudah
dipahami dan diingat oleh anak didik, sehingga proses penyajian materi
menjadi
efektif
dan
efisien.
Selain
itu
guru juga harus memberi motivasi anak didik untuk mempelajari materi itu.
Setelah konsep nilai agama moral tertanam, banyak guru yang menerapkan
metode bercerita untuk mempercepat dalam pengembangan nilai agama
moral anak didik.
Dari metode bercerita anak didik dilatih
untuk
berkonsentrasi,
untuk ini sementara anak didik dapat berkonsentrasi tetapi kita tidak tahu
berapa lamanya anak didik dapat berkonsentrasi. Dalam mengembangkan
nilai agama moral kemampuan berkonsentrasi sangat diperlukan karena
mempengaruhi belajar anak didik dalam menerima pengembangan nilai
agama moral melalui bercerita.
4
Setelah konsep nilai agama moral tertanam banyak guru
menerapkan metode bercerita untuk mempercepat dalam belajar nilai agama
moral anak didik. Dari metode bercerita anak didik dilatih untuk
berkonsentrai tetapi kita tidak tahu berpa lamanya anak didik dapat
berkonsentrasi dalam mendengarkan cerita. Dalam mempelajari konsep nilai
agama moral kemampuan berkonsentrasi sangat diperlukan karena dapat
mempengaruhi hasil belajar anak didik. Selain itu
untuk menanamkan
konsep nilai agama moral pada pokok bahasan ini perlu suatu perlakuan
yang dapat membantu siswa agar dapat berkonsentrasi dalam mendengarkan
cerita. sehingga anak didik dapat mencapai hasil yang maksimal, tetapi
ada
kemungkinan penyebab “lupa” dari anak didik pada hasil
mengembangkan nilai agama moral antara lain : kemampuan daya ingat
anak didik, penggunaan alat peraga yang kurang
maksimal, kurang
terlibatnya anak didik dalam proses pembelajaran, serta kurangnya
kemampuan guru untuk melibatkan siswa dalam proses kegiatan
dan mengajar,
sehingga
proses
kegiatan
belajar
belajar mengajar kurang
bermakna. Dengan melibatkan siswa secara kelompok dalam proses belajar
mengajar me lalui pembuatan dan penggunaan kartu angka secara
kelompok dapat membuat pembelajaran menjadi bermakna.
Karakteristik anak kelompok A TK Pertiwi Jelobo I Wonosari
Klaten dalam kegiatan pembelajaran nilai agama moral ada 23 anak yang
belum bisa karena masih ada anak yang gaduh. Hal tersebut karena 1)
Kegiatan pembelajaran tersebut
jarang sekali diberikan. 2) peneliti
5
dalam
memberikan
penjelasan nilai agama moral terlalu cepat. 3)
peneliti sebagai guru kurang memberi
motivasi kepada anak. 4)
peneliti sebagai guru kurang memberikan pujian pada anak. 5) peneliti
guru kurang memberikan contoh yang jelas atau mudah
dipahami oleh
anak. 6) peneliti lebih memilih kegiatan pembelajaran yang monoton
yaitu menggambar dan mewarnai.
Berdasarkan kondisi tersebut maka maka peneliti bermaksud untuk
mengadakan penelitian agar dapat mengembangkan nilai agama moral
melalui bercerita, metode bercerita diharapkan agar anak berperan aktif
selama kegiatan pembelajaran berlangsung sehingga anak termotivasi
melaksanakan kegiatan pembelajaran nilai agama moral melalui bercerita.
B. Identifikasi Masalah
1. Kurangnya pemahaman nilai agama moral pada angka kelompok A
TK Pertiwi Jelobo I Wonosari Klaten.
2. Kurang inovatifnya metode yang digunakan dalam mengembangkan
nilai agama moral pada anak kelompok A TK Pertiwi Jelobo I
Wonosari Klaten.
C. Pembatasan Masalah
1. Bercerita dibatasi pada sort book reading.
2. Nilai moral agama dibatasi pada perilaku terhadap sesama
6
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat drumuskan
permasalahan sebagai berikut :
Apakah metode bercerita dapat mengembangkan nilai agama moral pada
anak kelompok A di TK Pertiwi Jelobo Wonosari Klaten ?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permaslahan–permasalahan dalam usaha penelitian
dimana tujuan yang hendak dicapai peneliti adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Untuk mengembangkan nilai agama moral anak kelompok A
di TK Pertiwi Jelobo Wonosari Klaten.
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui implementasi bercerita mengembangkan
nilai agama moral pada kelompok A di Taman Kanak-Kanak TK
Pertiwi Jelobo I, Wonosari, Klaten.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat teoritis dan
praktis yaitu :
1. Manfaat Teroritis
Secara umum penelitian ini member sumbangan kepada dunia
pendidikan khususnya dalam meningkatkan mutu sumber daya
7
manusia tentang pengenalan nilai agama moral melalui metode
bercerita untuk anak usia dini.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru penelitian ini diharapkan dapat sebagai bahan masukan
dan rujukan dalam mengembangkan nilai agama moral melalui
metode bercerita.
b. Bagi siswa penelitian ini diharapkan dapat sebagai pengetahuan
mengenai bercerita dalam pengembangan nilai agama moral.