Story, Sensation and Artifacts in Chinese Cultural Center.

(1)

vi

ABSTRAK

Di dalam diri setiap manusia, terdapat perasaan untuk ingin mengetahui akan asal – usulnya. Hal tersebut dapat dilihat dari bagaimana mereka ingin mengetahui siapa mereka, dari mana mereka berasal, siapa manusia pertama, bagaimana manusia hidup pada zaman dahulu kala dan lain – lain. Dalam hal ini, manusia yang dibahas yaitu masyarakat Tionghoa di Indonesia dikarenakan masyarakat Tionghoa di Indonesia sudah memberikan banyak andil bagi bangsa Indonesia dalam berbagai aspek kehidupan. Sehingga, untuk memenuhi rasa keingin tahuan masyarakat Tionghoa di Indonesia diperlukan sebuah wadah yang dapat mencapai tujuan utama tersebut yaitu Pusat Kebudayaan China.

Selain wadah yang diperluka untuk mencapai tujuan utama, maka diperlukan sebuah alat yang dapat membantu tercapainya tujuan utama tersebut yaitu cerita, sensasi dan artefak (terinspirasi dari konsep Tri Tunggal). Cerita, sensasi dan artefak merupakan tiga hal yang sangatlah penting untuk mencapai tujuan utama Pusat Kebudayaan China ini. Pada pusat kebudayaan ini, cerita, sensasi dan artefak diaplikasikan pada setiap fasilitas yang ada yaitu galeri (artefak-subyek), restoran dan taman (sensasi-goals) dan ballroom,kelas dan perpustakaan (cerita-alat).


(2)

vii ABSTRACT

There's a curiousity in human about their origins. It can be seen from how the way human really excited to knowwhere they came from; who am i, who was the

first human, how was the first human living, andothers. In this case, “human”

refers to Chinese community in Indonesia. They had givena lot of contributions to Indonesian in some terms of life. Because of that, to satisfy thecuriosity of

Chinese’s desire to their origin, Chinese cultural center is required as a vessel.

Beside that, to obtain the goals of this cultural center, it will be needed three things such as story (tools), artifacts (subject) and sensation (goals). Story, sensation and artifacts are three critical things to makeChinese cultural center. At the Chinese cultural center, these things can be seen from theprovided facilities suchas gallery (artifact - subject), restaurant and garden (sensation - goal) and ballroom, class and library (story - tools).


(3)

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...ii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN TUGAS AKHIR...iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN TUGAS AKHIR...iv

KATA PENGANTAR...v

ABSTRAK...vi

ABSTRACT...vii

DAFTAR ISI...viii

DAFTAR GAMBAR...xi

DAFTAR TABEL...xiii

BAB I . PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Ide Perancangan ... 3

1.4 Tujuan Perancangan ... 4

1.5 Manfaat Perancangan ... 4

1.6 Batasan Perancangan ... 5

1.7 Sistematika Penulisan ... 5

BAB II . PUSAT KEBUDAYAAN, CERITA, SENSASI, ARTEFAK, SEJARAH TIONGHOA PERANAKAN DI INDONESIA, GALERI, RESTORAN, PERPUSTAKAAN, BALLROOM DAN KELAS ... 7

2.1 Pusat Kebudayaan ... 7

2.2Cerita, Sensasi dan Artefak ... 8

2.2.1 Cerita ... 8

2.2.2 Sensasi ... 8

2.2.3 Artefak ... 9


(4)

ix

Kebudayaan China ... 10

2.3Tjong A Fie (Tokoh Saudagar China di Indonesia) ... 10

2.4 Galeri ... 11

2.4.1 Pengertian Galeri ... 11

2.4.2 Jenis – Jenis Galeri ... 12

2.4.3 Kebutuhan Ruang Pamer Galeri ... 13

2.4.4 Jenis – Jenis Sirkulasi Pada Galeri ... 14

2.4.5 Faktor Pengunjung Pada Galeri ... 18

2.4.6 Standar Ergonomi Galeri ... 19

2.5Restoran ... 19

2.5.1 Pengertian Restoran ... 20

2.5.2 Jenis Restoran ... 20

2.5.3 Standar Ergonomi Restoran ... 23

2.6 Perpustakaan ... 25

2.6.1 Pengertian Perpustakaan ... 25

2.6.2 Fungsi Perpustakaan ... 25

2.6.3 Standar Ergonomi Perpustakaan ... 26

2.7Ballroom ... 27

2.7.1 Pengertian Ballroom ... 27

2.8 Kelas ... 29

2.8.1 Definisi Kelas ... 29

2.9Studi Banding ... 30

2.9.1 Hongkong Cultural Center ... 230

BAB III . PUSAT KEBUDAYAAN CHINA ... 35

3.1 Deskripsi Proyek ... 35

3.2Deskripsi Site ... 35

3.3Analisa Fungsi ... 37

3.4Analisa Site ... 37

3.5Identifikasi User ... 38

3.6Flow Activity ... 38


(5)

x

3.6.2 Kebutuhan Ruang ... 39

3.7Ide Implementasi Konsep Pada Objek Studi ... 40

3.7.1 Tema dan Konsep ... 40

3.7.2 Zoning dan Blocking ... 41

BAB IV . PERANCANGAN PUSAT KEBUDAYAAN CHINA ... 42

4.1 Perancangan Ruang ... 52

BAB V . KESIMPULAN ... 54

5.1Kesimpulan ... 54

5.2 Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA...xiv


(6)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Standar Ergonomi Dalam Jarak Untuk Melihat Display ... 19

Gambar 2.2. Standar Ergonomi Restoran ... 25

Gambar 2.3. Standar Ergonomi Perpustakaan ... 27

Gambar 2.4. Floor Plan Ballroom Okura Hotel ... 28

Gambar 2.5. Floor Plan Ballroom Claridges Hotel ... 29

Gambar 2.6. Contoh Penerapan Layout Ruang Belajar ... 30

Gambar 2.7. Concert Hall Hongkong Cultural Centre... 31

Gambar 2.8. Grand Theater Hongkong Cultural Centre ... 31

Gambar 2.9. Studio Theater Hongkong Cultural Centre ... 32

Gambar 2.10. Exhibition Gallery Hongkong Cultural Centre ... 32

Gambar 2.11. Foyer Exhibition Areas Hongkong Cultural Centre ... 32

Gambar 2.12. Rehearsal Rooms, Practice Rooms dan Function Rooms ... 33

Gambar 2.13. Piazza ... 33

Gambar 2.14. Catering Facilities... 33

Gambar 2.15. Performing Arts Shop ... 34

Gambar 2.16. Cultural Centre Tour ... 34

Gambar 3.1. Tampak atas Nuarta Sclupture Park ... 36

Gambar 3.2 Gerbang Masuk NuArt ... 37

Gambar 3.3. Sisi kanan dan kiri dari NuArt... 37

Gambar 3.4. Flow Activity... 38

Gambar 3.5. Zoning – Blocking Lantai 1 ... 41

Gambar 3.6. Zoning – Blocking Lantai 2 ... 41

Gambar 4.1. Denah Pusat Kebudayaan China lantai 1 ... 43

Gambar 4.2. Perspektif Galeri ... 45

Gambar 4.3. Pintu Masuk Rumah Tjong A Fie ... 46

Gambar 4.4. Pintu Masuk Area Tjong A Fie pada Pusat Kebudayaan China ... 46


(7)

xii

Gambar 4.6. Jendela Jalusi pada rumah Tjong A Fie ... 47

Gambar 4.7. Jendela pada Pusat Kebudayaan China ... 48

Gambar 4.8. Pengaplikasian Jendela Terhadap Ruang ... 48

Gambar 4.9. Perspektif Restoran dan Kedai Chinese Tea ... 49

Gambar 4.10. Partisi pada Restoran ... 49

Gambar 4.11. Meja Kedai Teh ... 50

Gambar 4.12. Denah Pusat Kebudayaan China lantai 2 ... 50

Gambar 4.13. Perspektif Perpustakaan ... 51

Gambar 4.14. Meja Perpustakaan ... 52


(8)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Keterkaitan Cerita, Sensasi dan Artefak ... 10

Tabel 2.2. Tabel Sirkulasi Pencapaian Bangunan ... 15

Tabel 2.3. Tabel Kponfigurasi Jalur Sirkulasi ... 16

Tabel 2.4. Tabel Hubungan Jalur dan Ruang ... 17

Table 2.5. Tabel Ruang Pembentuk Sirkulasi ... 18


(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya, manusia memiliki keinginan untuk mengetahui mengenai asal usulnya. Hal tersebut dapat dilihat dari manusia yang ingin mengetahui darimana ia berasal, siapa manusia yang pertama kali hidup, bagaimanakah wujud manusia pertama kali, bagaimana kehidupan manusia pada zaman dahulu, dan lain – lain. Oleh karena itu diperlukan sebuah media yang dapat membantu manusia untuk memenuhi hasrat keingintahuannya. Dalam konteks ini manusia yang dibahas yaitu masyarakat Tionghoa di Indonesia. Pemilihan konteks Tionghoa di Indonesia dikarenakan masyarakat Tionghoa yang sudah memberikan banyak andil bagi bangsa Indonesia seperti dalam segi ekonomi, sosial, politik, budaya, dan pendidikan.

Saat ini banyak masyarakat Tionghoa yang tidak mengetahui akan asal – usulnya. Hal tersebut terjadi dikarenakan telah terjadinya


(10)

2 akar kebudayaan telah terhambat dan mengakibatkan generasi muda Tionghoa yang tidak mengenal akan asal – usulnya. Penghambatan tersebut telah mengakibatkan pelarangan dalam memperlihatkan identitas Tionghoa seperti dalam penggunaan nama, bahasa, pelaksaan hari besar Tionghoa dan menonjolkan identitas Tionghoa pada bangunan.

Awalnya yaitu pada masa sebelum abad ke 19, kehidupan antara masyarakat etnis Tionghoa dan etnis lainnya di Indonesia berjalan dengan damai. Akulturasi dan asimilasi budaya pun terjadi secara alami tanpa harus dipaksakan oleh pemerintah melainkan didasarkan atas dasar simbiosi mutualisme. Tetapi pada saat penjajahan Belanda, mulailah terjadi sentimen dan antipati di antara kedua belah etnis tersebut. Hal tersebut dikarenakan kebijakan yang diterapkan pihak Belanda untuk memecah belah kedamaian berupa pembedaan status dimana etnis Tionghoa ditempatkan diatas pribumi. Selain itu juga, pihak Belanda mengelompokkan etnis Tionghoa untuk tinggal di dalam suatu kawasan yang berada di dalam kota (Pecinan) agar mempermudahkan pengawasan akan etnis Tionghoa. Pengelompokan tersebut dimaksudkan agar tidak adanya kerjasama pemberontakan antara etnis Tionghoa dengan pribumi untuk menjatuhkan Belanda. Etnis Tionghoa juga diwajibkan untuk menggunakan atribut yang menunjukan identitas budaya Tionghoa, berupa rambut yang harus dikuncir (terpengaruh oleh migran Tionghoa yang datang pada waktu Tiongkok dikuasai oleh bangsa Manchu) dan penggunaan baju tradisional Tionghoa (baju koko untuk pria dan baju

cheongsam untuk wanita).

Ketegangan pun terus berlanjut sampai pada masa orde baru, dimana terjadi pelarangan dalam memperlihatkan identitas Tionghoa seperti dalam penggunaan nama, bahasa, pelaksaan hari besar Tionghoa dan menonjolkan identitas Tionghoa pada bangunan.Pelarangan tersebut telah menjadikan terhambatnya perkembangan kebudayaan Tionghoa di Indonesia yang mengakibatkan generasi Tionghoa saat ini kurang mengetahui akan asal usulnya. Tetapi pada masa reformasi,pelarangan tesebut sudah mulai dihapuskan.Kebebasan dalam menunjukan identitas


(11)

3 Tionghoa pun sudah mulai diperbolehkan. Walaupun kebebasan sudah ada tetapi hal tersebut sudah terlambat dan mengakibatkan generasi muda saat ini tidak mengetahui akan budaya Tionghoanya lagi.

Maka diperlukanlah sebuah wadah yang dapat memenuhi hasrat keingintahuan masyarakat Tionghoa akan asal – usulnya. Wadah tersebut haruslah memiliki alat yang dapat membantu pelakunya agar menciptakan sensasi akan suatu kebudayaan Tionghoa pada masa lalu. Maka, wadah yang dapat menaungi semua hal tersebut berupa sebuah pusat kebudayaan Tionghoa .

1.2 Identifikasi Masalah

Pusat kebudayaan Tionghoa menyediakan beberapa fasilitas berupa ruang galeri, ruang pelatihan (bahasa, tarian, alat musik, teater), ruang teater, restaurant dan taman outdoor yang dapat digunakan sebagai tempat untuk berolah raga sepert tai chi. Sehingga untuk menggabungkan beberapa fasilitas tersebut haruslah memiliki desain yang menyatu antar bagiannya. Desain dari bangunan ini pun harus dapat membuat pengunjung untuk ingin datang dan ingin datang kembali setelah datang pertama kali. Selain itu juga desain dari bangunan ini harus dapat menciptakan suasana senyaman mungkin sehingga pengunjung yang datang dari yang muda sampai yang tua dapat tetap merasakan kenyaman pada saat berasa di dalam pusat kebudayaan Tionghoa ini. Pada fasilitas

restaurant akan dibuat agar pengunjung dapat merasakan suasana yang

menyatu dengan alam (restaurant indoor dan outdoor).

1.3 Ide Perancangan

Berdasarkan latar belakang diatas maka ide dalam merancang sebuah pusat kebudayaan ini yaitu untuk menciptakan sebuah wadah yang dapat memenuhi hasrat keingintahuan masyarakat akan asal usulnya dan memberikan sebuah pembaruan dalam sebuah pusat kebudayaan. Agar pusat kebudayaan Tionghoa ini dapat memenuhi hasrat keingintahuan akan asal usul dan memberikan sebuah pembaharuan, perancangan pun


(12)

4 beracu pada 3 hal yang terinspirasi dari Tri Tunggal yaitu cerita (tools), artefak (subject) dan sensasi (goals). Penerapan hal – hal tersebut pada pusat kebudayaan Tionghoa ini yaitu Kelas, perpustakaan dan ruang serbaguna mewakili cerita (tools), galeri mewakili artefak (subject) lalu restoran dan taman mewakili sensasi (goals).

1.4 Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan pusat kebudayaan Tionghoa di Bandung, yaitu : 1. Memenuhi rasa keingintahuan masyarakat Tionghoa akan asal –

usulnya.

2. Membuat sebuah pembaruan dalam mendesain sebuah pusat kebudayaan Tionghoa .

3. Memperkenalkan kepada semua kalangan mengenai kebudayaan Tionghoa di Indonesia.

4. Mempelajari dan memahami mengenai perancangan sebuah pusat kebudayaan dan melakukan analisis cocok atau tidaknya sebuat lokasi menjadi sebuah fungsi perancangan yang telah dipilih serta faktor – faktor kenyamanan dan ketertarikan pengunjung.

5. Menghidupkan kembali kebudayaan Tionghoa pada sebuah pusat kebudayaan.

1.5 Manfaat Perancangan

Manfaat perancangan pusat kebudayaan Tionghoa di Bandung, yaitu : 1. Masyarakat menjadi lebih mengenal mengenai kebudayaan

Tionghoa di Indonesia.

2. Memudahkan masyarakat untuk mencari tahu dan mempelajari kebudayaan Tionghoa di Indonesia.

3. Mengetahui bentuk – bentuk kebudayaan hasil akulturasi antara budaya Tionghoa dan Indonesia.

4. Mengetahui cara – cara untuk merancang sebuah pusat kebudayaan suatu negara di negara lain sehingga menjadi melebur.


(13)

5 5. Memperkenalkan kebudayaan antar suatu negara dengan negara

lainnya.

1.6 Batasan Perancangan

Batasan perancangan pusat kebudayaan China di Bandung, yaitu :

1. Memiliki sebuah cerita sebagai alat yang dapat memenuhi hasrat keingintahuan akan asal – usul Tionghoa dan memiliki sebuah pembaruan.

2. Memiliki sebuah artefak sebagai objek yang dapat memenuhi hasrat keingintahuan akan asal – usul Tionghoa dan memiliki sebuah pembaruan.

3. Memiliki sebuah sensasi sebagai tujuan untuk dapat memenuhi hasrat keingintahuan akan asal – usul Tionghoa dan memiliki sebuah pembaruan.

1.7 Sistematika Penulisan

Bab I

Pendahuluan

Berisi Latar belakang, identifikasi masalah, tujuan perancangan, manfaaat perancangan, batasan perancangan dan sistematika penulisan.

Bab II

Tinjauan Pustaka

Berisi pengertian dan standar ergonomi pusat kebudayaan, galeri, restoran, perpustakaan, ballroom dan kelas dan juga berisi mengenai sejarah perkembangan China di Indonesia.

Bab III

Pusat Kebudayaan China

Berisi pembahasan proyek yang akan dikerjakan, analisa fungsional yang meliputi aktivitas user, perencanaan ruang, dan sirkulasi, analisa fisik. Melakukan studi banding terhadap pusat kebudayaan China yang sudah ada.


(14)

6 Bab IV

Perancangan Pusat Kebudayaan China dengan Menggunakan Konsep Cerita, Sensasi dan artefak.

Berisi pembahasan hasil perancangan pusat kebudayaan China yang dikaitkan dengan rumusan masalah serta tema dan konsep yang dipilih dalam bentuk penjelasan dan gambar desain yang diterapkan pada penataan layout ruang dan penerapan interior.

Bab V Kesimpulan

Berisi simpulan dan saran yang didapat dari perancangan tugas akhir mengenai Pusat Kebudayan China.


(15)

54

BAB V

KESIMPULAN

5.1

Kesimpulan

Setiap manusia selalu ingin mengetahui mengenai asal usulnya. Oleh karena itu diperlukan sebuah media yang dapat membantu manusia untuk memenuhi hasrat keingintahuannya. Dalam konteks ini manusia yang dibahas yaitu masyarakat China di Indonesia karena sudah memberikan banyak andil bagi bangsa Indonesia dalam berbagai segi kehidupan. Maka untuk memenuhi hasrat keingintahuan masyarakat China akan asal usulnya diperlukan sebuah wadah berupa pusat kebudayaan China. Agar pusat kebudayaan China ini dapat mencapai tujuannya maka diperlukan 3 hal yang terinspirasi dari Tri Tunggal yaitu cerita (tools), artefak (subject) dan sensasi (goals).

Untuk mencapai tujuan tersebut maka diperlukan sebuah lokasi yang dapat mendukung hal tersebut. Nu Art Sculpture Gallery yang


(16)

55

berlokasi di Bandung merupakan sebuah tempat yang cocok untuk dijadikan sebuah pusat kebudayaan China. Hal tersebut dikarenakan bangunan ini banyak memiliki area terbuka yang dapat memenuhi pencapaian tujuan melalui cerita, artefak dan sensasi. Penerapan hal – hal tersebut dapat dirasakan pada fasilitas – fasilitas yang disediakan yaitu melalui galeri (artefak – subject), restoran dan taman (sensasi goals) lalu kelas, perpustakaan dan kelas (cerita – tools).

5.2

Saran

Terdapat banyak persoalan maupun pengetahuan baru pada saat perancangan Pusat Kebudayaan China di kota Bandung ini. Pada saat perancangan penuli sudah mengaplikasikan konsep ke dalam interior ruangan dan fasilitas ruangannya, dimana kebudayaan China walaupun beragam – ragam tetapi tetap satu tipe (bukan daerah yang membuat kebudayaan berbeda melainkan masa kekaisarsan yang mempengaruhi kebudayaan. Penerapan filosofi yinyang ke dalam konsep merupakan suatu hal yang menarik, dimana masyarakat awan menganggap yin – yang dan fengshui itu sama. Selain itu juga cara mengaplikasikan sensasi ke dalam sebuah desain ternyata sensasi bukan saja merupakan sebuah hal yang tidak dapat dirasakan perasaan saja melainkan oleh seluruh panca indera.

Apabila pembaca ingin merancang ulang pusat kebudayaan China ini, diharapkan agar lebih menggali unsur China yang paling kuat melekan baik di Indonesia maupun di China, selain itu pula diharapkan agar lebih mengenal dan banyak memiliki referensi. Dalam merancak sebuah pusat kebudayaan yang dipentingkan bukan saja pusat kebudayan China yang hanya banyak memiliki ornamen tetapi pusat kebudayaan yang dapat menyampaikan tujuan awalnya dengan sebaik mungkin, dalam hal ini pusat kebudayaan China yang memiliki tujuan untuk mengenalkan asal – usul kebudayaan China melalui sensasi, cerita dan artefak.


(17)

xiv

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Grolier Inc ,Michael Sullivan. THE BOOK OF ART Vol. 9. CHINESE AND JAPANESE ART . Italia. 1993. Hal. 17-23

Mely G. Tan. ETNIS CHINA DI INDONESIA. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta. 2008

C. A. S. Williams. CHINESE SYMBOLISM AND ART MOTIFS, Charles E. Tuttle

Company . Singapore . 1999 . Third Edition

Chusna, Nur Lisa . TATA LETAK, FIB UI . Depok . 2009

Akmal, Imelda. Lighting. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2006.

Daemaprawira W.A., WARNATeori dan Kreativitas Penggunaannya edisi Ke-2. Bandung : ITB, 2002.

Internet :

http://www.aiki-kenkyukai.com/2007/03/03/%E2%80%9Cai%E2%80%9D harmonisasi/ (Diakses pada : 1 Maret 2013 ; 13.00WIB)

http://lib.uin-malang.ac.id/thesis/chapter_ii/04560006-agus-abrori.ps (Diakses pada : 1 Maret 2013 ; 13.05WIB)


(18)

xv

&submitval=prev&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fhotl%2F2008%2Fjiunk pe-ns-s1-2008-33403088-9824-restoran_quali-chapter2.pdf (Diakses pada : 5 Maret 2013 ; 19.00WIB)

http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?submit.x=0&submit.y=0&page=1&qual=high &submitval=prev&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fars4%2F1992%2Fjiunk pe-ns-s1-1992-14386095-17844-pusat_kebudayaan-chapter1.pdf (Diakses pada : 5 Maret 2013 ; 19.00WIB)

http://kamusbahasaindonesia.org (Diakses pada : 20 Mei 2013 ; 17.00WIB) http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/27652/Rita%20Komalasari

_Definisi....,.pdf (Diakses pada : 20 Mei 2013 ; 17.05WIB)

http://eprints.undip.ac.id/21883/2/Bab1-6.pdf#page=10&zoom=auto,0,514 (Diakses pada : 10 September 2013 ; 15.00WIB)

http://library.binus.ac.id/eColls/eThesis/Bab2/2008-1-00025-

AR%20Bab%202.pdf (Diakses pada : 10 September 2013 ; 15.05WIB) http://female.kompas.com/read/2012/06/17/17210713/Indonesia.Asal.Muasal.Bud


(1)

5. Memperkenalkan kebudayaan antar suatu negara dengan negara lainnya.

1.6 Batasan Perancangan

Batasan perancangan pusat kebudayaan China di Bandung, yaitu :

1. Memiliki sebuah cerita sebagai alat yang dapat memenuhi hasrat keingintahuan akan asal – usul Tionghoa dan memiliki sebuah pembaruan.

2. Memiliki sebuah artefak sebagai objek yang dapat memenuhi hasrat keingintahuan akan asal – usul Tionghoa dan memiliki sebuah pembaruan.

3. Memiliki sebuah sensasi sebagai tujuan untuk dapat memenuhi hasrat keingintahuan akan asal – usul Tionghoa dan memiliki sebuah pembaruan.

1.7 Sistematika Penulisan Bab I

Pendahuluan

Berisi Latar belakang, identifikasi masalah, tujuan perancangan, manfaaat perancangan, batasan perancangan dan sistematika penulisan.

Bab II

Tinjauan Pustaka

Berisi pengertian dan standar ergonomi pusat kebudayaan, galeri, restoran, perpustakaan, ballroom dan kelas dan juga berisi mengenai sejarah perkembangan China di Indonesia.

Bab III

Pusat Kebudayaan China

Berisi pembahasan proyek yang akan dikerjakan, analisa fungsional yang meliputi aktivitas user, perencanaan ruang, dan sirkulasi, analisa fisik. Melakukan studi banding terhadap pusat kebudayaan China yang sudah ada.


(2)

6 Bab IV

Perancangan Pusat Kebudayaan China dengan Menggunakan Konsep Cerita, Sensasi dan artefak.

Berisi pembahasan hasil perancangan pusat kebudayaan China yang dikaitkan dengan rumusan masalah serta tema dan konsep yang dipilih dalam bentuk penjelasan dan gambar desain yang diterapkan pada penataan layout ruang dan penerapan interior.

Bab V Kesimpulan

Berisi simpulan dan saran yang didapat dari perancangan tugas akhir mengenai Pusat Kebudayan China.


(3)

BAB V

KESIMPULAN

5.1

Kesimpulan

Setiap manusia selalu ingin mengetahui mengenai asal usulnya. Oleh karena itu diperlukan sebuah media yang dapat membantu manusia untuk memenuhi hasrat keingintahuannya. Dalam konteks ini manusia yang dibahas yaitu masyarakat China di Indonesia karena sudah memberikan banyak andil bagi bangsa Indonesia dalam berbagai segi kehidupan. Maka untuk memenuhi hasrat keingintahuan masyarakat China akan asal usulnya diperlukan sebuah wadah berupa pusat kebudayaan China. Agar pusat kebudayaan China ini dapat mencapai tujuannya maka diperlukan 3 hal yang terinspirasi dari Tri Tunggal yaitu cerita (tools), artefak (subject) dan sensasi (goals).


(4)

55 berlokasi di Bandung merupakan sebuah tempat yang cocok untuk dijadikan sebuah pusat kebudayaan China. Hal tersebut dikarenakan bangunan ini banyak memiliki area terbuka yang dapat memenuhi pencapaian tujuan melalui cerita, artefak dan sensasi. Penerapan hal – hal tersebut dapat dirasakan pada fasilitas – fasilitas yang disediakan yaitu melalui galeri (artefak – subject), restoran dan taman (sensasi goals) lalu kelas, perpustakaan dan kelas (cerita – tools).

5.2

Saran

Terdapat banyak persoalan maupun pengetahuan baru pada saat perancangan Pusat Kebudayaan China di kota Bandung ini. Pada saat perancangan penuli sudah mengaplikasikan konsep ke dalam interior ruangan dan fasilitas ruangannya, dimana kebudayaan China walaupun beragam – ragam tetapi tetap satu tipe (bukan daerah yang membuat kebudayaan berbeda melainkan masa kekaisarsan yang mempengaruhi kebudayaan. Penerapan filosofi yinyang ke dalam konsep merupakan suatu hal yang menarik, dimana masyarakat awan menganggap yin – yang dan fengshui itu sama. Selain itu juga cara mengaplikasikan sensasi ke dalam sebuah desain ternyata sensasi bukan saja merupakan sebuah hal yang tidak dapat dirasakan perasaan saja melainkan oleh seluruh panca indera.

Apabila pembaca ingin merancang ulang pusat kebudayaan China ini, diharapkan agar lebih menggali unsur China yang paling kuat melekan baik di Indonesia maupun di China, selain itu pula diharapkan agar lebih mengenal dan banyak memiliki referensi. Dalam merancak sebuah pusat kebudayaan yang dipentingkan bukan saja pusat kebudayan China yang hanya banyak memiliki ornamen tetapi pusat kebudayaan yang dapat menyampaikan tujuan awalnya dengan sebaik mungkin, dalam hal ini pusat kebudayaan China yang memiliki tujuan untuk mengenalkan asal – usul kebudayaan China melalui sensasi, cerita dan artefak.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Grolier Inc ,Michael Sullivan. THE BOOK OF ART Vol. 9. CHINESE AND

JAPANESE ART . Italia. 1993. Hal. 17-23

Mely G. Tan. ETNIS CHINA DI INDONESIA. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.

2008

C. A. S. Williams. CHINESE SYMBOLISM AND ART MOTIFS, Charles E.

Tuttle

Company . Singapore . 1999 . Third Edition

Chusna, Nur Lisa . TATA LETAK, FIB UI . Depok . 2009

Akmal, Imelda. Lighting. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2006.

Daemaprawira W.A., WARNATeori dan Kreativitas Penggunaannya edisi Ke-2.

Bandung : ITB, 2002.

Internet :

http://www.aiki-kenkyukai.com/2007/03/03/%E2%80%9Cai%E2%80%9D

harmonisasi/ (Diakses pada : 1 Maret 2013 ; 13.00WIB)

http://lib.uin-malang.ac.id/thesis/chapter_ii/04560006-agus-abrori.ps (Diakses

pada : 1 Maret 2013 ; 13.05WIB)


(6)

xv

&submitval=prev&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fhotl%2F2008%2Fjiunk pe-ns-s1-2008-33403088-9824-restoran_quali-chapter2.pdf (Diakses pada : 5 Maret 2013 ; 19.00WIB)

http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?submit.x=0&submit.y=0&page=1&qual=high

&submitval=prev&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fars4%2F1992%2Fjiunk pe-ns-s1-1992-14386095-17844-pusat_kebudayaan-chapter1.pdf (Diakses pada : 5 Maret 2013 ; 19.00WIB)

http://kamusbahasaindonesia.org (Diakses pada : 20 Mei 2013 ; 17.00WIB)

http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/27652/Rita%20Komalasari

_Definisi....,.pdf (Diakses pada : 20 Mei 2013 ; 17.05WIB)

http://eprints.undip.ac.id/21883/2/Bab1-6.pdf#page=10&zoom=auto,0,514

(Diakses pada : 10 September 2013 ; 15.00WIB)

http://library.binus.ac.id/eColls/eThesis/Bab2/2008-1-00025-

AR%20Bab%202.pdf (Diakses pada : 10 September 2013 ; 15.05WIB)

http://female.kompas.com/read/2012/06/17/17210713/Indonesia.Asal.Muasal.Bud