STUDI PENDEKATAN INTERAKSI SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN SENI TARI DI SMP TUNAS UNGGUL BANDUNG.

(1)

Ujang Maulana Yusup, 2014

STUDI PENDEKATAN INTERAKSI SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN SENI TARI DI SMP TUNAS UNGGUL

BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

UjangMaulanaYusup

1000038

JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Ujang Maulana Yusup, 2014

PEMBELAJARAN SENI TARI DI SMP TUNAS UNGGUL

BANDUNG

Oleh

UjangMaulanaYusup

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan BahasadanSeni

© UjangMaulanaYusup2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,


(3)

Ujang Maulana Yusup, 2014

SENI TARI DI SMP TUNAS UNGGUL BANDUNG

Oleh :

UJANG MAULANA YUSUP 1000038

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing : Dosen Pembimbing I

Dr. Desfina,M.Hum NIP. 196102201990032001

Dosen Pembimbing II

Beben Barnas, M.Pd. NIP. 197112062001121001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Seni Tari

Dr. Frahma Sekarningsih, S.Sen., M.Si NIP 19571018985032 001


(4)

Ujang Maulana Yusup, 2014

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGHANTAR………...i

UCAPAN TERIMAKASIH...ii

ABSTRAK………...………..….v

DAFTAR ISI………..vi

DAFTAR TABEL……….ix

DAFTAR BAGAN...x

DAFTAR DIAGRAM...xi

DAFTAR LAMPIRAN………xii

DAFTAR GAMBAR………...xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian………..1

B. Identifikasi Masalah Penelitian………..9

C. Rumusan Masalah………10

D. Tujuan Penelitian……….10

E. Manfaat Penelitian………11

F. Asumsi Penelitian………....12

G. Asumsi Penelitian………16

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Karakteristik Siswa………..17

B. Karakteristik Guru………31

C. Interaksi Sosial……….33

1. Pengetian Interaksi Sosial……….33

2. Faktor Mendasari Interaksi Sosial………35

3. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial………39

4. Tahapan-tahapan Interaksi Sosial……….42


(5)

Ujang Maulana Yusup, 2014

E. Interaksi Edukatif Sebagai Proses………44

F. Kurikulum Pembelajaran………..…47

G. Pengertian Konsep Pembelajaran………...49

1. Pengertian Pembelajaran……….…..49

2. Model Pembelajaran Interaksi Sosial………53

3. Rumpun Pembelajaran Interaksi Sosial………....57

BAB II METODE PENELITIAN A. Lokasi, Subjek, Populasi dan Sampel Penelitian……….77

B. Pendekatan dan Metode………...80

C. Definisi Oprasional………..82

D. Variabel Penelitian………..83

E. Instrumen Penelitian………84

F. Tekhnik Pengumpulan Data……….91

G. Tahapan Penelitian………100

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian……….102

1. Propfil Sekolah………...102

a. Profil Guru Seni Budaya………...110

b. Profil Siswa Kelas VII………..112

2. Konsep Pembelajaran Seni Tari Melalui Pendekatan Interaksi Sosial………..115

3. Proses Pelaksanaan Pendidikan Seni Tari Melalui Pendekatan Interaksi Sosial………...117

4. Proses Interaksi Sosial Siswa Pada Pembelajaran Seni Tari…118 5. Materi Pembelajaran Seni Tari………..147

6. Metode KBM Melalui Pendekatan Interaksi Sosial…………..148

7. Faktor Pendukung Pembelajaran dalam Pendekatan Interaksi Sosial………...150


(6)

Ujang Maulana Yusup, 2014

8. Upaya Pendekatan Interaksi Sosial………..151

9. Nilai Hasil Pembelajaran Seni Tari Melalui Pendekatan Interaksi Sosial………...153

B. Pembahasan Hasil Penelitian………173

1. Konsep Pembelajaran Seni Tari Melalui Pendekatan Interaksi Sosial………...……….173

2. Faktor Pendukung Pendekatan Interaksi Sosial dalam Pembelajaran Seni Tari………190

3. Upaya Pendekatan Interaksi Sosial Dalam Pembelajaran Seni Tari………...………198

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan………...209

B. Rekomendasi………211

DAFTAR PUSTAKA……….213

LAMPIRAN………218


(7)

Ujang Maulana Yusup, 2014

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1………..20

Tabel 2.2………..26

Tabel 2.3………..56

Tabel 2.4………..67

Tabel 3.1………..78

Tabel 3.2………..79

Tabel 3.3………..87

Tabel 3.4………..88

Tabel 3.5………..89

Tabel 3.6………..90

Tabel 3.7………..92

Tabel 3.8………..96

Tabel 3.9……….………...98

Tabel 4.1………107

Tabel 4.2………131

Tabel 4.3………154


(8)

Ujang Maulana Yusup, 2014

Tabel 4.5………164 Tabel 4.6………169 Tabel 4.7………....173


(9)

Ujang Maulana Yusup, 2014

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1………45

Bagan 2.2………46

Bagan 2.3………61

Bagan 2.4………68

Bagan 3.1………...100

Bagan 4.1………...……125

Bagan 4.2………...136

Bagan 4.3………...138

Bagan 4.4………...139

Bagan 4.5………...141

Bagan 4.6………...…142

Bagan 4.7………...143

Bagan 4.8………...145

Bagan 4.9………...146


(10)

Ujang Maulana Yusup, 2014

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1………...158

Diagram 4.2………...163

Diagram 4.3………...168


(11)

Ujang Maulana Yusup, 2014

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1……….218

Lampiran 2……….221

Lampiran 3……….226

Lampiran 4……….231

Lampiran 5……….231

Lampiran 6……….241


(12)

Ujang Maulana Yusup, 2014

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1………...241

Gambar 2………...241

Gambar 3………...242

Gambar 4………...242

Gambar 5………...243

Gambar 6………...243

Gambar 7………...244

Gambar 8………...244

Gambar 9………...245


(13)

(14)

Ujang Maulana Yusup, 2014

ABSTRAK

Penelitian yang berjudul “ Studi Pendekatan Interaksi Sosial Dalam

Pembelajaran Seni Tari Di SMP Tunas Unggul Bandung” pendekatan

terhadap prilaku siswa dalam Pembelajaran Seni Tari (Studi Pendekatan Interaksi Sosial Melalui Tari Lapas Terhadap Siswa Kelas VII di SMP Tunas Unggul Bandung). Berdasarkan judul tersebut maka peneliti merumuskan tiga masalah yaitu, konsep pembelajaran interaksi sosial, faktor pendukung interaksi sosial, upaya pendekatan interaksi sosial.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Tunas Unggul Tahun Ajaran 2013/2014 yang terdiri dari siswa kelas VII, maka jumlah sempelnya adalah 15 siswa. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara, observasi dan studi pustaka sebagai instrument untuk mengumpulkan data.

Dari hasil penelitian dilapangan maka diperoleh pembahasan mengenai konsep pembelajaran, yang membahas tentang pembelajaran melalui pendekatan interaksi sosial, faktor pendukung interaksi sosial seperti indentifikasi, imitasi, simpati, sugesti, empati, serta upaya pendekatan interaksi sosial pada model pembelajaran seni tari.

Kata kunci : pembelajaran seni tari, pendekatan interaksi sosial ABSTRACT

Research “Study entitled approach to social interaction in learning

the art of dance in Smp Tunas Unggul Bandung” study behavior of

students in learning the art of dance (approach to the studi of social interaction through the prison dance class VII in Smp Tunas Unggul Bandung). The little is based on the three problems we propose the concept of social interaction learning, factors suppoting social interaction, social interaction approach attempts.

Research using descriptive analysis method using qualitative approaches. Populations used in this study were all students excel duoshoots SMP Tunas Unggul Bandung academic year 2013/2014 which consists of class VII, then the number of samples 15 student. Data were collected by observation and interview technique as instrument literature to collect data.

Of the research results obtained by the discussion of the concept of learning, which discusses the approach to learning through social interaction, social interaction supporting factor such as indentification, imitation, sympathy, suggestion, empathyand effort approaches social interaction in the learning model dance.


(15)

BAB I PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG PENELITIAN

Pembelajaran pada hakekatnya merupakan proses komunikasi transaksional yang bersifat timbal balik, baik antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Komunikasi transaksional adalah bentuk komunikasi yang dapat diterima, dipahami dan disepakati oleh pihak-pihak terkait dalam proses pembelajaran. Pada dasarnya pembelajaran merupakan interaksi antara guru dengan siswa serta dengan lingkungannya, sehingga dalam pembelajaran terdapat dua kegiatan yang tidak terpisah yaitu kegiatan mengajar dan belajar. Pembelajaran diharapkan dapat membimbing siswa dalam menggali potensi dan kemampuan berfikirnya serta mengembangkan keterampilan yang dimilikinya. Untuk itu, harus ada kreativitas dalam menciptakan proses pembelajaran dengan kegiatan-kegiatan yang dapat mengiring siswanya terlibat berpartisipasi aktif untuk mengembangkan bakat seni yang dimilikinya.

Muatan seni budaya sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan tidak hanya terdapat dalam suatu mata pelajaran karena budaya itu sendiri meliputi segala aspek kehidupan. Dalam mata pelajaran seni budaya aspek budaya tidak dibahas secara tersendiri tetapi terintegrasi dengan seni. Karena itu, mata pelajaran seni budaya pada dasarnya merupakan pendidikan seni yang berbasis budaya. Dalam jurnal kajian kebijakan kurikulum seni budaya, (Pusat Kurikulum, Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional 2007) mengungkapkan mengenai pelajaran seni budaya, yaitu :

Seni budaya merupakan mata pelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat dalam berbagai pengalaman apresiasi maupun pengalaman berkreasi untuk menghasilkan suatu produk berupa benda nyata bermanfaat langsung bagi kehidupan siswa.


(16)

Pendidikan Seni Budaya dan keterampilan diberikan disekolah karena keunikan, dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik, yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi, berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan : belajar dengan seni dan belajar tentang seni. Peran ini tidak dapat diberikan oleh mata pelajaran lain. Pelajaran seni budaya terbagi kedalam empat kategori, yaitu pelajaran seni tari, seni music, seni rupa, dan seni drama, dalam penelitian ini lebih memusatkan kedalam satu kategori saja yaitu kategori seni tari.

Sal Mugianto (1993;27) dalam Buku Tari Pendidikan Juju Masunah mengungkapkan nilai tari dalam dunia pendidikan, bukan terletak pada latihan kemahiran dan keterampilan gerak (semata-mata) tetapi lebih kepada kemungkinannya untuk mengembangkan daya ekspresi anak. Tari harus mampu memberikan pengalaman kreatif kepada anak-anak dan harus diajarkan sebagai salah satu cara untuk mengalami dan menyatakan kembali nilai estetik yang dialami dalam kehidupan.

Pada buku ini disebutkan bahwa tari pendidikan bukanlah suatu tari baru, melainkan suatu konsep atau pandangan edukatif yang baru terhadap tari di sekolah umum (Yulianti Parani :19840. Dalam Glora Riska Pradani. Pembelajaran seni tari adalah salah satu pembelajaran yang memperhatiakan pertumbuhan dan perkembangan siswa. Hal tersebut tidak lepas dari peran guru sebagai motivator dan fasilitator serta merupakan sarana pembelajaran yang dapat membentu kreativitas siswa. Pembelajaran ini dapat dilakukan dengan cara memilih bahan ajar dan media yang disesuaikan dengan kreativitas dan karakteristik dan usia siswa. Di dalam proses pembelajaran guru wajib mempersiapkan suatu pembelajaran yang nyaman untuk siswa, salah satu adalah menyiapkan metode pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa agar dapat mengikuti pembelajaran dengan baik atau tidak jenuh. Di dalam pembelajaran seni tari siswa dapat mengembangkan potensi yang mereka memiliki. Melalui proses pembelajaran seni tari disekolah perlu adanya interaksi sosial dalam proses belajar mengajar. Pengetahuan kreativitas dapat berkembang, karena dalam


(17)

pembelajaran seni tari di sekolah yang sebenarnya yaitu mengolah dan memotivasi siswa dalam pembelajaran seni tari, tidak hanya mengajarkan suatu bentuk tarian secara utuh dan mengupayakan siswa dapat mengetahui dan memahami nilai-nilai yang terkandung dalam pembelajaran seni tari, selain itu dengan adanya pembelajaran seni tari disekolah pengetahuan siswa terhadap kebudayaan dan seni nusantara maupun mancanegara akan berkembang serta menumbuhkan kecintaan mereka terhadap kebudayaan dan nusantara.

Pembelajaran seni tari tentunya mempunyai hubungan erat dengan interaksi sosial yang dilakukan antara siswa dengan siswa, maupun siswa dengan guru didalam lingkungan kelas. apabila interaksi tersebut tidak terjalin dengan baik, maka kegiatan belajar mengajar tidak akan berjalan dengan lancar.

Interaksi sosial dalam diri manusia erat kaitanya dengan kecerdasan interpersonalnya, sehingga kualiatas pada diri manusia akan meningkat seiring dengan pemahaman terhadap diri sendiri dan orang lain. Selain itu, komunikasi yang terjalin dengan baik akan menekan kan tingkat perselisihan dan perdebatan antara siswa, karena dengan sering berkomunikasi siswa akan lebih memahami sikap siswa lain dan menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan kesalah pahaman. Ditegaskan oleh Yaumi (2012:22).http//www.repository.upi.edu

Tujuan interaksi sosial dalam pembelajaran seni tari, untuk menjalin persahabatan antara individu dengan individu, menjalin hubungan dalam suatu kelompok tari untuk memenuhi keberhasilan pembelajaran seni tari, melaksanakan kerjasama antara kelompok di dalam kelas, membicarakan atau merundingkan suatu masalah dalam suatu tarian untuk mencari solusi.

Fungsi interaksi sosial dalam pembelajaran seni tari terbentuk kerjasama atau kooperatif (asosiatif) mempunyai fungsi positif antara lain: a) proses pencapaian tujuan pembelajaran seni tari, individu atau kelompok mudah terhujud; b) mendorong terhujudnya pola pembelajaran individu atau kelompok secara integratif; c) setiap individu dapat meningkatkan kualitas beragam peran sosial dalam kehidupan kelompok; d) medorong terbangunnya sikap mental positif pada setiap individu dalam proses-proses sosialnya; dan e) mendorong lahirnya beragam inovasi dalam pembelajaran seni tari menuju siswa yang beradab. Interaksi sosial dalam bentuk


(18)

persaingan atau kopetensi (dissosiatif) mempunyai fungsi positif, antara lain: a) menyalurkan kinginan-keinginan individu atau kelompok bersifat kompetitif; b)sebagai media tersalurnya keinginan,kepentingan serta nilai-nilai yang pada suatu masa menjadi pusat perhatian secara baik mereka bersaing; c) merupakan alat untuk menempatkan individu pada status dan peran dan peran yang sesuai denga kemampuan dan keahliaanya; dan d) sebagi alat menjaring para individu atau kelompok yang akhirnya menghasilkan pembagian kerja yang efektif. (Ridwan.2011:35-36).

Pembelajaran seni tari kalau dilihat dari sudut pangdang sekarang mempunyai banyak keuntungan baik secara interaksi antara sesama siswa ataupun wawasan siswa mengenai kebudanyaan nusantara, dengan cara berinteraksi sesama teman ataupun pengajar siswa lebih aktif lagi dan keefektifan di kelas akan terasa. Bentuk-bentuk interaksi sosial akan terlihat jelas melalui kerjasama, siswa dalam pembelajaran seni tari dituntut untuk bisa berkerjasama dalam mendiskusikan materi tarian atau berkerjasama dalam kelompok tari. Pertikaian di dalam suatu kelas adanya pertikaian masing-masing individu ataupun kelompok. persaingan, biasanya persaingan terjadi dari hasil nilai yang sudah ada, di dalam kelas ada persaingan antara masing-masing individu ataupun kelompok yang biasanya akan menimbulkan konflik. akomodasi, pengajar bisa menilai dengan gampang mana siswa yang kurang memahami tarian, mana siswa yang bisa interaksi, siswa yang persaingan antara sesama, dan pasti adanya pertikaian, peneliti disini akan meneliti dari bentuk interaksi sosial dalam proses pembelajaran seni tari apakah siswa bisa mengatasi berbagai bentuk sosial.

Santosa (2004:12) bentuk intekasi sosial dapat berupa: (a) Kerjasama ialah suatu bentuk interaksi sosial dimana orang-orang atau kelompok-kelompok berkerjasama bantu membentu untuk mencapai tujuan bersama. (b) Persaingan ialah suatu bentuk interaksi sosial dimana orang-orang atau kelompok-kelompok berlomba meraih tujuan bersama. (c) Pertentangan ialah bentuk interaksi sosial yang berupa perjuangan yang langsung dan sadar antara orang dan orang atau kelompok dengan kelompok mencapai tujuan bersama. (d) Persesuaian ialah proses penyesuaian dimana orang-orang atau kelompok yang sedang bertentangan bersepakat untuk menyudahi pertentangan tersebut atau setuju untuk mencegah pertentengan yang berlarut-lerut. (e) Perpaduan ialah suatu proses sosial dalam taraf kelanjutan, yang ditandai dengan usaha-usaha mengurangi perbedaan yang


(19)

terdapat diantara individu atau kelompok.http//www.belajarpsikologi.com 23-04-2014

Sesuai dengan kutipan diatas bahwa interaksi dalam pembelajaran seni tari tentunya memiliki beberapa bentuk yang diterapkan dalam pembelajaran seni tari diantaranya adalah: kerjasama, persaingan, pertentangan, persesuain, perpaduan dari kelima bentuk dalam pembelajaran sering terjadi dalam proses belajar mengajar di kelas.

Gunanya siswa mengetahui tentang interaksi sosial dalam pembelajaran seni tari untuk mengamati suatu tarian, mempelajari banyak masalah yang terjadi dalam kelas. Misalnya bentuk interaksi sosial antara kelompok di kelas, antara individu, antara suku, agama. Oleh karena itu interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial, tanpa interaksi sosial tak akan adanya kehidupan bersama. Manfaat siswa mempelajari interaksi sosial dalam pembelajaran seni tari adalah:

Mengetahui karakter individu lain. Karakter setiap individu berbeda-beda, dengan mempelajari interaksi sosial tersebut, maka kita mempelajari berbagai karakter yang berbeda-beda. Dalam pembelajaran seni tari siswa dituntut untuk mengetahui karakter dari berbagai tarian seperti karakter galak, lungguh.

Memahami karakter individu lain. Dengan memahami karakter setiap orang, maka diri ini akan berusaha memahami dan menerima orang-orang dengan karakter yang berbeda karena setiap orang tidak bisa sama. Pembelajaran seni tari biasanya siswa dituntut untuk bisa memahami karakter yang sedang ditarikan.

Memperbanyak teman. Dengan adanya interaksi sosial, maka hubungan dengan individu lain terjalin. Keuntungan yang akan didapatkan adalah diri kita akan memiliki lebih banyak teman. Bahkan saat ini sudah ada jejaring sosial yang menghubungkan semua orang diseluruh dunia.

Mempelajari kebudayaan lain. Seperti yang telah diketahui bahwa Indonesia merupakan Negara yang kaya akan budaya. Dengan adanya interaksi sosial, sekaligus dapat membuat kita belajar mengenai budaya lain diluar daerah sendiri. Tidak hanya di Indonesia saja, bahkan diluar Negara lain memiliki budaya yang


(20)

berbeda dan cukup menari untuk dipelajari. Dalam pembelajaran seni tari diajarkan tarian nusantara, atau mancanegara itu salah satu dari keuntungan interaksi sosial kita bisa mengenal budaya lain.

Dengan adanya hubungan atau interaksi sosial atar individu atau kelompok, maka pengetahuan seseorang dapat bertambah. Terlebih bagi manusia adalah makhluk yang tidak bisa hidup sendiri. Dengan adanya interaksi sosial, maka kita dapat meminta bantuan kepada orang lain jika di perlukan. Begitu pula sebaliknya.

Kadang siswa sulit untuk memahami karakter temannya sendiri sehingga terjadinya pertikaian, perselisihan, dan kurang saling menghargai antara temannya sendiri. Untuk menyempurnakan pembelajaran seni tari supaya terjalinnya interaksi sosial dapat digunakan teknik pendekatan interaksi sosial dalam pembelajaran tari siswa dapat siswa dapat saling mengenal sesama individu ataupun kelompok yang berbeda atau ungkapan gerak-gerik wajah seseorang dalam hubungan sosial tentunya diaplikasikan melalui pembelajaran seni tari, jadi siswa bisa mengetahui beberapa karakter temannya dan cara menghadapi perbedaan yang ada dalam kelas.

Siswa dalam pembelajaran seni tari biasanya sulit untuk memahami karakter dalam tarian, mereka sering merasa kebingungan dalam karakter suatu tarian, dalam pembagian kelompok di kelas yamg sering jadi permasalahan siswa, sering adanya perselisihan antara teman dan kelompok yang lainya karena tidak merasakan kecocokan dalam berkelompok.

Guru menggunakan tehnik ini dalam proses belajar mengajar memiliki tujuan agar siswa dapat memahami perasaan orang lain, dan toleransi. Kita mengetahui sering terjadinya perselisihan dalam pergaulan hidup antara kita dapat disebabkan karena kesalah pahaman. Maka dengan pendekatan interaksi sosial mereka dapat menghargai apa yang dia mainkan,mampu menempatkan diri dalam situasi orang lain yang dikehendaki guru. Ia bisa belajar watak orang lain, cara bergaul dengan orang lain, cara mendekati berhubungan dengan orang lain dalam


(21)

situasi itu mereka harus bisa memecahkan masalanya. Keduanya siswa dapat mengerti dan dapat menerima pendapat orang lain.

Syarat-syarat terjadinya interaksi sosial dalam proses pembelajaran di kelas adanya kontak sosial dan komunikasi sosial, antara lain: 1) Yang dimaksud dengan kontak sosial adalah hubungan terjadinya percakapan satu dengan yang lain. Dewasa ini kontak sosial semakin meluas karena adanya perkembangan teknologi seperti teknologi, seperti telepon, telegraf, radio, tv, dan sebagainya.

Dengan demikian kontak berani tidak lagi menjadi syarat utama dalam pengertian kontak sosial. Kontak sosial dalam pembelajaran dalam teknologi komunikasi dalam telepon mengenai pembelajaran seperti watsup, dan kontak dalam televisi melihat pembelajaran melalui dvd melihat dalam tv. Yang dimaksud dengan komunikasi sosial ialah proses penyampean suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain atau seseorang kepada kelompok lainya, kelompok-kelompok masyarakat suatu yang dapat merubah sikap, pendapat, prilaku, baik langsung secara lisan atau tidak langsung melalui sarana media massa surat kabar, majalah, iklan, film, radio, dan tv. Dalam pembelajaran seni tari biasanya siswa bisa mengoreksi apa yang dia kurang nyaman baik secara individu maupun kelompok untuk merubah sikap seseorang untuk kebaikannya sendiri.

(Soekanto Soerjono,www.id.m.wikipedia.org: 14-02-2014)

Sekolah mempunyai dua aspek penting dalam pengajaran interaksi sosial yaitu aspek individu dan aspek sosial. Disatu pihak, pendidikan sekolah bertugas mempengaruhi dan menciptakan kondisi yang memungkinkan perkembangan secara optimal. Sekolah sebagai pendidikan formal dituntut untuk merekam segal fenomena yang terjadi dimasyarakat. Selanjutnya sekolah memberikan informasi dan penjelasan kepada peserta didik terhadap otologis suatu peristiwa.

Dalam pandangan umum sekolah merupakan lembaga pendidikan yang dapat mengubah tingkah laku siswa menjadi lebih baik dan lebih terarah, baik di lingkungan sekolah dan luar sekolah. Sekolah sebagai sistem terbuka, sebagai sistem sosial, dan sekolah sebagai agen perubahan, bukan hanya harus peka penyesuaian diri, melainkan seharusnya pula dapat mengantisipasi perkembangan-perkembangan yang akan terjadi dalam kurun waktu tertentu.


(22)

Setiap satuan jalur pendidikan di sekolah harus menyediakan sarana belajar yang sesuai dengan kurikulum sekolah. Kuikulum sekolah disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang memperhatikan tahap pengembangan siswa dan kesesuaian dengan lingkungan, kebutuhan pendidikan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing sauna pendidikan. Usaha pembuat kebijakan dan pelaku pendidikan dalam rangka meningkatkan pendidikan telah ditempuh dengan melibatkan semua pihak. Baik terjun langsung di lapangan pendidikan yaitu guru dan kepala sekolah dan telah dilaksanakan dalam bentuk keterampilan mengelola kelas maupun ilmu pengetahuan yang tingkat maupun pelaksana perancang pendidikan,namun hasil yang diperoleh masih dibawah harapan minimum.

Interaksi sosial di sekolah sebagai suatu lembaga tidak terlepas dari interaksi sosial yang terjadi antar elemen sekolah tersebut. Elemen-elemen sekolah dengan individu-individu yang ada didalamnya, serta kelompok-kelompok yang kesemuanya berfungsi sebagai suatu kesatuan yang membentuk suatu interaksi. Hal ini sesuai dengan pandangan Simmel yang merujuk pada pendapat Fechner tentang doktrin-doktrin atomisme logis yang menyebutkan bahwa masyarakat lebih merupakan sebuah interaksi individu-individu dan bukan merupakan sebuah interaksi substansi. (Soekanto,2003:118)http//www.id.m.wikipedia.org 02-02-2014

Hasil observasi awal di Smp Tunas Unggul interaksi sosial sangat tampak. Hal ini terlihat pada saat peneliti melakukan observasi. Keadaan yang terjadi pada saat itu, banyak siswa yang bersosialisasi secara berkelompok dan pembelajaran yang menggunakan interaksi sosial. Misalnya, cara berbicara dalam pembelajaran seni tari dituntut siswa untuk aktif dikelas dan berbicara sesama guru dan temannya dengan menggunakan etika dan sopan santun, dalam pembelajaran seni tari siswa harus bisa berprilaku yang baik dengan teman maupun gurunya sehingga tidak terjadi perselisihan konflik didalam kelas. Oleh karena itu, diperlukan sebuah pemikiran dalam menghujudkan suatu proses pendidikan yang


(23)

sangat relevan dengan karakteristik siswa, tidak terkecuali pada pembelajaran di atas.

Kondisi di atas yang menjadi salah satu latar belakang masalah dari penelitian yang akan di laksanakan di sekolah Tunas Unggul Bandung. Selain persoalan interaksi sosial siswa dengan guru dan guru yang tidak mampu dibidangnya, serta kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran seni tari. Dampaknya, pihak sekolah kurang memperhatikan pentingya pembelajaran tari disekolah.

Demikian interaksi sosial dalam dunia pendidikan maka sekolah-sekolah perlu memiliki pemahaman untuk dapat mengimplementasikan dengan konsep pembelajaran. Mengacu pada tulisan diatas, tulisan ini bermaksud untuk mengkaji tentang sekolah sebagai suatu sistem interaksi sosial. Interaksi sosial persekolahan dibahas dengan mengacu pada teori Simmel mengenai realitas sosial. Adapun permasalahan yang dibahas antaralain: 1) bagaimana interaksi sosial antara siswa dan musrid. 2) bagaimana makna interaksi sosial bersifat edukatif dalam konteks persekolahan.

Salah satu sekolah yang mengajarkan interaksi sosial dalam setiap pembelajaran dikelas adalah sekolah Tunas Unggul Global Interatif School. Sekolah Tunas Unggul adalah sekolah berbasis islam yang memiliki visi menjadi sekolah unggul yang melahirkan pribadi berkarakter, berahlak mulia, cerdas, terampil, serta berwawasan global. Sekolah global interatif (ingenuity, responsibility, and piety) sekolah ini menyediakan desain pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik siswa dalam suasana pembelajaran yang ramah dan mengembangkan multi potensi anak. Pembelajaran didesain dengan menyeimbangkan aspek akademik, spiritual, dan fisik siswa. Sesuai dengan nama sekolahnya global interative sekolah tunas unggul lebih menakankan siswa untuk berinterative, interaksi dalam pembelajaran. Siswa dituntut untuk belajar berinteraksi sesuai dengan karakter siswa masing-masing.

Berdasarkan paparan di atas, peneliti ingin lebih memahami dan menginformasikan tentang pendekatan interaksi sosial dalam pembelajaran seni


(24)

tari di Tunas Unggul Global Interatif School Bandung, maka diangkatlah sebuah

judul penelitian sebagai berikut “Studi pendekatan interaksi sosial dalam

pembelajaran seni tari di SMP Tunas Unggul Bandung’’.

B.IDENTIFIKASI MASALAH PENELITIAN

Berdasarkan Latar Belakang Penelitian diatas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut.

1. Proses pembelajaran Seni Tari di SMP Tunas Unggul Bandung pada kelas VII (level 7) melalui pendekatan interaksi sosial untuk saling berkomunikasi dan berhubungan antra siswa dengan siswa dan siswa dengan guru supaya terjalin dengan harmonis.

2. Tujuan pendekatan interaksi sosial dalam pembelajaran seni tari untuk mengefektifkan proses pembelajaran seni tari di dalam kelas dan meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran seni tari.

3. Fungsi pendekatan interaksi sosial untuk saling berkerjasama secara kooperatif di dalam pembelajaran seni tari dan saling menghargai pendapat orang lain Batasan permasalahan penelitian pada penulisan skipsi ini adalah :

1. Dibatasi pada konsep pembelajaran seni tari melalui pendekatan interaksi sosial pada kelas VII (level 7) .

2. Mencari faktor-faktor pendukung pendekatan interaksi sosial di SMP Tunas Unggul Bandung pada kelas VII (level 7) dalam proses pembelajaran seni tari untuk bahan evaluasi pembelajaran pada tahap selanjutnya.

3. Upaya pendekatan interaksi sosial dalam proses pembelajaran seni tari untuk meningkatkan keefektifan di dalam kelas VII (level 7) di SMP Tunas Unggul Bandung.

C.RUMUSAN MASALAH PENELITIAN

Sesuai dengan permasalahan yang diatas tentang pendekatan interaksi sosial pada siswa kelas VII SMP Tunas Unggul Bandung dalam pembelajaran seni tari, saya merumuskan permasalahan sebagai berikut.


(25)

1. Bagaimana konsep pembelajaran seni tari pada siswa kelas VII SMP Tunas Unggul Bandung melalui pendekatan interaksi sosial?

2. Bagaimana faktor pendukung pendekatan interaksi sosial dalam proses pembelajaran seni tari pada siswa kelas VII SMP Tunas Unggul Bandung? 3. Bagaimana upaya pendekatan interaksi sosial melalui pembelajaran seni tari

pada siswa kelas VII SMP Tunas Unggul Bandung?

D.TUJUAN PENELITIAN

Saya menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian dilakukan dan mencoba merumuskan tujuan dengan konsisten dengan rumusan masalah adapun tujuan saya untuk meneliti masalah pendekatan interaksi sosial yang sesuai dengan permasalahan saya, sebagai berikut.

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pendekatan interaksi sosial dalam pembelajaran seni tari di SMP Tunas Unggul Bandung.

2. Tujuan Khusus

a. Mendeskrifsikan konsep pembelajaran seni tari melalui pendekatan interaksi sosial pada siswa kelas VII SMP Tunas Unggul Bandung.

b. Mendeskrifsikan adanya faktor-faktor yang mendukung dalam pendekatan interaksi sosial melalui pembelajaran seni tari pada siswa kelas VII SMP Tunas Unggul Bandung.

c. Mendeskrifsikan seberapa besar upaya pengajar dan siswa kelas VII SMP Tunas Unggul Bandung dalam pendekatan interaksi sosial pada pembelajaran seni tari.

E.MANFAAT PENELITIAN

Berdasarkan penelitian di atas, penelitian ini diharapkan mempunyai beberapa manfaat sebagai berikut.


(26)

a. Dapat dijadikan bahan penelitian selanjutnya, untuk lebih mendalam meneliti tentang interaksi sosial.

b. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dibidang pembelajaran seni tari. c. Mengembangkan dan mengadaptasi metode pembelajaran untuk lebih tepat.

2. Manfaat Praktis

a. Siswa

Penelitian ini dapat menambahkan kesenangan dalam belajar praktek seni memperluas pengetahuan dan pengalaman dalam pembelajaran seni tari.

b. Bagi Guru

Penelitian ini dapat menambahkan wawasan dan pengalaman dalam pengetahuan dan keterampialan guru dalam kegiatan belajar mengajar ,sebagai salah satu pendekatan pembelajaran yang memberi solusi dalam mengatasi permasalahan pembelajaran terutama dalam pembelajran seni tari.

c. Sekolah

Penelitian ini dapat memberikan kontribusi dan menambah kajian pustaka yang bersifat informasi mengenai pendekatan pembelajaran, khususnya untuk meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran seni tari.

d. Peneliti

Penelitian ini dapat menambahkan wawasan dan pengalaman dalam mengembangkan proses pembelajaran seni tari untuk menumbuhkan pembelajaran siswa terhadap pendekatan interaksi sosial. Dari penelitian ini peneliti mendapatkan gambaran untuk bisa meningkatkan lagi dalam proses pembelajaran.

F. STRUKTUR ORGANISASI PENELITIAN

1. Bagian Awal

a. Halaman Judul Skripsi

Meliputi informasi judul Skripsi, Sub judul : Studi kasus atau Studi Literatur,

tulisan : “Skripsi ” Nama dan Nim mahasiswa, Logo institusi, Nama institusi,

Jurusan, Program Studi dan tahun. b. Lembar Pengesahan


(27)

Untuk pengesahan lembar skripsi oleh ketua Jurusan dan dosen pembimbing. 2. Abstrak

Suatu synopsis yang menggambarkan isi keseluruhan laporan Skripsi yang meliputi minimal empat paragraf. Paragraf pertama berisi tema pokok atau uraian singakat topik Skripsi. Paragraf kedua berisi batasan tema pokok dan alasannya. Paragraf ketiga berisi metode atau tekhnik yang dipakai dalam Skripsi. Paragraf keempat berisi hasil yang telah dicapai dalam Skripsi serta kesimpulan sementara. Abstrak ditulis dalam satu spasi.

3. Kata Pengantar

Berisi pernyataan penghargaan kepada dosen pembimbing, dosen penguji, dosen-dosen lain yang terlibat dan pihak-pihak yang berjasa dalam penyesaian penulisan Skripsi selain pihak keluarga.

4. Daftar Isi

Sesuai urutan penulisan mulai dari abstrak sampai lampiran. 5. Daftar gambar, tabel dan symbol.

6. Bagian Inti

a. Bab I. Pendahuluan :

Berisi latar belakang, indentifikasi dan batasan masalah, maksud dan tujuan, metodologi, waktu dan lokasi penelitian dan struktur organisasi penelitian.

b. Bab II. Kajian Pustaka

Berisi teori dasar yang mendukung penulisan Skripsi, mencakup metode atau tekhnik yang digunakan, teori tentang permasalahan, uraian singkat perangkat implementasi yang dipakai, dan rangka penyelesaian masalah.

c. Bab III Metode Penelitian

Bab ini berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian, termasuk beberapa komponen lainnya, yaitu :

Lokasi dan subjek penelitian, cara pemilihan sampel, serta justifikasi dari pemilihan lokasi serta penggunaan sampel, desain penelitian dan justifikasi penggunaan metode penelitian deskriptif analisis melalui pendekatan kualitatif yang saya gunakan. Definisi opraisonal ; yang dirumuskan untuk semua variabel


(28)

harus melahirkan indicator-indikator dari setiap variabel yang diteliti yang kemudian akan dijabarkan dalam instrument penelitian, misalnya tes, lembar observasi, angket, dan atau skala sikap/pendapat/pandangan. Tujuan serta cara melakukan atau menggunakan instrument serta justifikasinya perlu diungkapkan. Proses pengembangan instrument antara lain : pengujian validitas, reabilitas, daya beda, tingkat kesukaran, dan karakteristik lainnya, Teknik pengumpulan data dan alasan rasionalnya. Teknik yang dipilih, misalnya melalui tes tulis/ lisan dan tes tindakan, angket, wawancara, dan observasi, baik partisipatif maupun non partisipatif. Justifikasi untuk setiap teknik pengumpulan data perlu dikatakan. Analisis data berupa laporan secara rinci tahap-tahap nalisis data, serta teknik yang dipakai dalam analisis data itu.

Untuk penelitian kualitatif, analisis data dipaparkan secara rinci berdasarkan tahap-tahap analisis yang dilakukan untuk data dari setiap teknik pengumpulan data, sesuai dengan tema-tema utama penelitian. Data yang diperolah dari setiap sumber data ditriangulasi untuk menyakinkan bahwa semua data dari semua sumber mengarah kepada kesimpulan yang sama sehingga kesimpulan yang ditarik bisa kuat. Seperti data kualitatif, diinterpretasi serta dihubungkan dengan teori yang dipakai dan dengan penelitian sebelumnya.

d. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab Hasil Penelitian dan Pembahasan terdiri atas dua hal utama, yakni : Pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan, berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis, tujuan penelitian. Pembahasan dan analisis temuan, pengolahan data dapat dilakukan berdasarkan prosedur penelitian penelitian kualitatif sesuai dengan desain penelitian yang dilakukan dalam bagian sebelumnya dari skripsi. Bagian pembahasan atau analisis temuan mendiskusikan temuan tersebut dikaitkan dengan dasar teoritis yang telah dibahas dalam Bab Kajian Pustaka dan temuan sebelumnya. Dalam penelitian kuantitatif hasil pembahasan temuan merupakan bahasan yang terkait dengan teori yang digunakan dalam Bab Kajian Pustaka. Pembahasan merupakan refleksi


(29)

terhadap teori yang dikembangkan peneliti atau peneliti sebelumnya. Dalam pembahasan tidak dikemukakan lagi data-data statistik.

Berikut akan dijelaskan secara singkat pemaparan pembahasan data kualitatif. 1) Pemaparan Data Kualitatif

Bagian pemaparan data membahas bagaimana peneliti menganalisis data yang dikumpulkan dalam penelitian, temuan utama yang dihasilkan dari analisis data dan apakah temuan menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan.

Selanjutnya pemaparan data dimulai dengan ringkasan singkat mengenai temuan penelitian, dengan menekankan kembali tujuan penelitian.

Penelitian kualitatif ini menggunakan metode deskriptif analisis, seperti observasi, dan wawnacra untuk menggambarkan prilaku dari pada menggunakan data yang dianalisis.

2) Pembahasan Data

Dalam pembahasan data, baik data kualitatif, ada beberapa tahap yang harus dilakukan :

1) Data bisa menjawab pertanyaan penelitian (penelitian kualitatif) 2) Membuat pertanyaan simpulan

3) Mambahas atau mendiskusikan data dengan menghubungkannya dengan teori dan implikasi hasil penelitian.

e. Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi

Bab kesimpulan dan rekomendasi menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian. Ada dua alternatif cara penulisan kesimpulan, yakni dengan cara butir demi butir dengan cara uraian padat.

Untuk skripsi ini disertai penulisan simpulan dengan cara uraian padat lebih baik dari pada dengan cara butir demi butir. Simpulan harus menjawab pertanyaan penelitian atau rumusan masalah.

Saran atau hasil rekomendasi yang ditulis setelah simpulan dapat ditunjukan kepada para pembuat kebijakan, kepada para pengguna hasil penelitian yang bersangkutan, kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan


(30)

penelitian selanjutnya, dan kepada pemecahan masalah dilapangan atau follow up dari hasil penelitian.

Dalam menawarkan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya, sebaiknya saran atau rekomendasi dipusatkan pada dua atau tiga hal yang paling utama yang ditemukan oleh penelitian. Akan lebih baik apabila penulis menyarankan penelitian yang dilakukan.

Dalam beberapa kasus bab terakhir dari skripsi, dikemukakan keterbatasan penelitian, khususnya kelemahan yang berkaitan dengan metode penelitian, teknik pengumpulan data, dan sampel yang terlibat.

f. PDaftar pustaka

Daftar pustaka memuat semua sumber tertulis, seperti buku, artikel jurnal, dokumen resmi, atau sumber-sumber lain dari internet; atau sumber dari media lainnya, misalnya CD, video dan kaset yang telah dikutip dan digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah. Semua sumber tertulis atau tercetak yang tercantum dalam daftar pustaka.

g. Lampriran-lampiran

Lampiran yang disertakan dalam skripsi, tesis. Atau disertai berisi semua dokumen yang digunakan dalam penelitian. Untuk memudahkan pembaca, setiap lampiran diberi nomor urutan penggunaanya dan diberi judul.

G.ASUMSI PENELITIAN

Siswa dikelas VII (level 7) di SMP Tunas Unggul Bandung bisa lebih mampu berinteraksi sosial dengan lingkungan sosialnya dengan baik termasuk dalam pembelajaran seni tari, seandainya diberikan stimulus pendekatan interaksi sosial dalam pembelajaran seni tari.


(31)

(32)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

Penggunaan metode dalam penelitian merupakan alat untuk dapat mengumpulkan data dalam sebuah penelitian juga untuk melihat kedaleman dari sebuah masalah. Ketepatan menggunakan metode merupakan salah satu kunci agar penelitian berhasil selain itu metode yang digunakan dalam suatu penelitian harus sesuai dengan masalah yang akan diteliti.

A.LOKASI, SUBJEK, POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

1. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dipilih dakam penelitian ini adalah SMP Tunas Unggul Bandung jl.Sukamiskin di kota bandung. Alasan pemilihan lokasi ini karena, di SMP ini dapat meta pelajaran seni tari yang dipelajari secara khusus di kelas VII. Selain itu yang menjadi alasan peneliti memilih lokasi penelitian di SMP Tunas Unggul Bandung, dikarenakan lokasinya cukup strategis untuk dilakukan penelitian oleh peneliti.

2. Populasi Penelitian

Menurut Darmadi (2011: 14) dalam buku metode penelitian populasi adalah keseluruhan atau himpunan objek dengan ciri yang sama, populasi dapat terdiri dari orang, benda, kejadian, waktu dan tempat dengan sifat atau ciri yang sama. Dalam penelitian ini populasi yang dipilih oleh peneliti adalah siswa kelas VII SMP Tunas Unggul Bandung dengan jumlah 15 orang siswa. Alasan peneliti memilih populasi kelas VII karena pembelajaran seni tari terdapat dalam salah satu mata pelajaran seni budaya dan kelas VII sudah mengetahui pembelajaran seni tari dikelas sebelumnya sehingga peneliti mudah dalam memperoleh data sehingga data yang diperoleh lebih akurat.


(33)

Tebel 3.1

Data Siswa Kelas VII SMP Tunas Unggul Bandung Tahun Pelajaran 2013/2014

KELAS

SISWA KELAS VII JUMLAH

Laki-Laki Perempuan

VII 5 10 15

3. Sampel Penelitian

Menurut Darmadi (2011: 14) sampel adalah sebagian dari populasi yang dijadikan objek penelitian. Sampel dalam penelitian ini dilakukan secara sample random adalah proses pemilihan sample sedemikian rupa sehingga semua orang dalam

populasi mempunyai kesempatan dan kebebasan yang sama untuk terpilih sebagai sample (Darmadi, 2011: 47). Sampel yang diambil dalam penerlitian ini adalah siswa kelas VII di SMP Tunas Unggul Bandung yang berjumlah 15 orang siswa terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Peneliti mengambil sampel ini dengan pertimbangan untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa kelas VII dalam pembelajaran seni tari.


(34)

Tebel 3.2

Data Nama Siswa Kelas VII SMP Tunas Unggul Bandung Tahun Pelajaran 2013/2014

No. No. Induk Nama L/P

1 131407002 Adinda Salwa

Nurhatami Z P 2 131407003 Afifah Fadhilah P

3 131407005 Annisa Farah Salsabila P

4 131407008 Fachry Fadhillah

Karisno L

5 131407010 Firda Nuraisyah P 6 131407011 Fitri Qurrata Ainun T P 7 131407012 Hilmi Aulia Alfiah P 8 131407013 Ilham Faiz Firmansyah L

9 131407017 Lulu Luthfiah Nur

Aisyah P

10 131407018 M. Zidane Anditama L 11 131407025 Rezy Alhazmi Fauzi L 12 131407026 Shafa Rizky Azzahra P 13 131407027 Shafira Nisa Awalya P


(35)

14 131407028 Tiara Sabila Rachmani P 15 131407029 Wildan Zulkarnain L

4. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa SMP Tunas Unggul Bandung yang tergabung dalam kegiatan pembelajaran seni tari di SMP Tunas Unggul Bandung. Siswa dalam kelas VII terdiri dari satu kelas dalam satu kelas ada 15 orang siswa yang terdiri dari 10 orang siswa perempuan, 5 orang siswa laki-laki. Subjek penelitian lainya dalam penelitian ini adalah guru seni buadaya.

A.PENDEKATAN DAN METODE

Pendekatan yang peneliti gunakan yaitu memakai pendekatan kualitatif, pendektan kualitatif yaitu pendekatan yang berlandaskan pada filsafat pospositivisme, penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrument kunci. Oleh karena itu, peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi bisa bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi objek yang akan diteliti menjadi lebih jelas. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai. Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas, mengetahui makna yang tersembunyi, untuk memahami interaksi sosial, mengembangkan teori, memastikan kebenaran data, dan meneliti sejarah perkembangan. Tekhnik pengumpulan dilakukan dengan cara triangulasi (gabungan). Analisis data berupa bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna, dengan menggunakan kata-kata yang berupa uraian dan didasarkan kepada kualitas dari generelasi. Metode penelitian kualitatif bersifat subjektif dan natural karena digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alami.

Dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah orang atau human instrument, yaitu peneliti itu sendiri. Untuk dapat menjadi instrument, maka peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang sangat luas, sehingga


(36)

mampu bertanya, menganalisis, memotret dan mengkonstruksi situasi sosial yang diteliti., maka menggunakan berbagai tekhnik pengumpulan data yang bersifat trianggulasi, yaitu dengan tekhnik pengumpulan data secara gabungan analisis data dilakukan bersifat induktif berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan dilapangan kemudian dikonstruksi menjadi hipotesis dan teori.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode deskriptif analisis, yaitu salah satu metode penelitian untuk memecahkan masalah, yang dilakukan dengan cara mendeskripsikan dan menganalisis dimana peneliti menjelaskan situasi dan bagaimana pendekatan interaksi sosial melalui pembelajaran seni tari.

Hal ini sejalan dan sependapat dengan pendapat Arikunto (1996:243) yang mengatakan bahwa :

Penelitian deskriftif tertuju pada pemecahan masalah yang ada masa sekarang serta menggunakan berbagai teknik deskriftif yang diantaranya ialah penyelidikan dengan tehnik survei, interview, angket, observasi, analisa kuantitatif, studi kooperatif dan oprasional.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis, dalam hal ini, Sugiono (dalam silvia,2013:22) menjelaskan pengertian kualitatif, sebagai berikut:

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah,(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengembilan sampel sumber data yang di lakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan tringulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil pendekatan kualitatif lebih menekankan makna dari generalisasi. Dengan metode ini memungkinkan peneliti dapat membangun deskriftif atau lukisan secara sistematis mengenai pandangan fakta yang berkenaan dengan kondisi atau hubungan yang ada, praktek-praktek yang sedang dirasakan dan cenderung sedang berkembang. Dengan kata lain, metode deskriftif ini bertujuan untuk menggambarkan keadaan sebenarnya dari suatu fenomena yang sedang di selidiki oleh peneliti sendiri.


(37)

Peneliti mengambil metode deskriptif analisis alasannya adalah karena peneliti tertarik dengan visi dan misi Sekolah Tunas Unggul pada kelas VII dengan jumlah 15 0rang, yang menitik berakatkan pada proses interaktif, sesuai dengan masalah yang peneliti punya yaitu pendekatan interaksi sosial dalam pembelajaran seni tari. Fakta-fakta proses pendekatan interaksi sosial dalam pembelajaran seni tari yang dideskripsikan meliputi aspek :

1. Hubungan timbal balik 2. Kontak sosial

3. Komunikasi 4. Penyesuaian diri

5. Cara menangkap pembelajaran seni tari yaitu :

a. Dapat melakukan eksplorasi gerakan tari kreasi sesuai dengan bentuk gerak yang tepat.

b. Dapat berbaur dengan teman lain dengan cara belajar berkelompok, sebagai cara berkomunikasi dengan teman.

B.DEFINISI OPRASIONAL

Untuk menyamakan presepsi, memperoleh gambaran yang jelas dan menghindari terjadinya kesalah pahaman dalam penafsiran atas judul yang di ajukan yaitu Studi Pendekatan Interaksi Sosial pada Pembelajaran Seni Tari di SMP Tunas Unggul Bandung.

Kata interaksi berasal dari kata inter dan action. Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik saling mempengaruhi antara individu, kelompok, sosial, dan masyarakat. Interaksi adalah proses dimana orang-orang berkomunikasi saling pengeruh mempengaruhi dalam pikiran dan tindakan. Seperti kita ketahui, bahwa manusia dalam kehidupan sehari-hari tidaklah lepas dari hubungan satu dengan yang lain.

Menurut Gillin dan Gillin (2011-34) dalam buku pendidikan lingkungan effendi ridwan yang menyatakan bahwa interaksi sosial adalah


(38)

hubungan-hubungan antara orang-orang secara individual,antara kelompok orang,dan orang perorangan dengan kelompok.

Proses Interaksi sosial menurut Herbert Blumer adalah pada saat manusia bertindak terhadap sesuatu atas dasar makna yang dimiliki sesuatu tersebut bagi manusia. Kemudian makna yang dimiliki sesuatu itu berasal dari interaksi antara seseorang dengan sesamanya. Dan terakhir adalah Makna tidak bersifat tetap namun dapat dirubah, perubahan terhadap makna dapat terjadi melalui proses penafsiran yang dilakukan orang ketika menjumpai sesuatu. Proses tersebut disebut juga dengan interpretative process.http://www.jim-zam.com/akuntabilitas-dalam-pendidikan/( 05-04-2014).

Interaksi sosial antara individu terjadi manakala dua orang bertemu,interaksi dimulai pada saat mereka saling menegur,berjabat tangan,saling bericara atau mungkin saling berkelahi. Aktivitas-aktivitas semacam itu merupakan bentuk-bentuk interaksi.

Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi antara kelompok tersebut sebagai kesatuan dan biasanya tidak menyangkut pribadi anggota-anggotanya. Interaksi sosial antara kelompok-kelompok terjadi antara kelompok lazim juga terjadi di dalam masyarakat. Intaraksi tersebut terjadi secara menyolok,apabila terjadi pertentangan antara kepentingan-kepentingan orang perorangan dengan kepentingan kelompok.

C.VARIABEL PENELITIAN

Variabel adalah objek penelitian atau suatu yang menjadi titik perhatian

penelitian. Arikunto (2004 ; 126) dalam Nova Ferdiani S menjelaskan “ Variabel

Penelitian adalah gejala bervariasi yang menjadi objek penelitian”.

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel dan hal ini disebut dengan variabel ganda, yaitu variabel penyebab (X) atau variabel bebas (independent) dan variabel terikat, tergantung (Y) atau (dependent variabel) :


(39)

Variabel yang menunjukan adanya gejala, sehingga diketahui pengaruhnya terhadap variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah studi pendekatan interaksi sosial pada pembelajaran seni tari sebagai variabel bebas (X).

2. Variabel terikat (devendent variabel).

Variabel terikat merupakan hasil yang terjadi karena adanya pengaruh dari variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perilaku siswa sebagai variabel terikat (Y), pendekatan interaksi siswa yang dimaksud adalah hubungan timbal balik, komunikasi, kontak sosial, penyesuaian diri, cara mengangkap pembelajaran seni tari.

Variabel ganda tersebut adalah cara berinteraksi siswa dan pembelajaran seni tari. Namun walaupun terdapat dua variabel dalam penelitian ini, kedua variabel ini tidak saling mempengaruhi. Karena dalam penelitian ini, lebih bersifat kepada pengamatan bukan penerapan. Pengamatan cara berinteraksi siswa dalam pembelajaran seni tari melalui pendekatan interaksi sosial, dan cara siswa belajar menari. Peneliti hanya sebagai observer dan pengamat bukan sebagai guru yang menerapkan pelajaran seni tari kepada siswa. Dalam variabel ini, terdapat beberapa indicator, yaitu :

1. Hubungan timbal balik 2. Kontak sosial

3. Komunikasi 4. Penyesuaian diri

5. Cara menangkap pembelajaran seni tari yaitu :

a. Dapat melakukan eksplorasi gerakan tari kreasi sesuai dengan bentuk gerak yang tepat.

b. Dapat berbaur dengan teman lain dengan cara belajar berkelompok, sebagai cara berkomunikasi dengan teman.


(40)

Instrumen merupakan alat yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data-data penelitian dilapangan. Setiap metode penelitian menerapkan istrumen penelitian yang berbeda-beda. Beberapa instrument yang sering digunakan dalam penelitian ini adalah lembar paduan obsevasi dan lembar panduan wawancara. Dalam melaksanakan penelitian penulis melakukan obseravasi secara langsung ke lapangan dan melihat bagaimana kondisi dari lokasi yang akan dilakasanakan penelitian. Penulis melihat keadaan lingungan sekitar dan suasana pada saat pembelajaran seni tari.

Dalam penelitian kualitatif, tidak adanya pilihan lain dari pada menjadikan manusia sebagai instrument penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa instrument, yaitu lembar panduan obsevasi dan lembar wawancara.

1. Lembar Panduan Obsevasi

Lembar panduan obsevasi ini digunakan untuk mengamati selama proses pembelajaran berlangsung, dari awal hingga akhir pembelajaran, bagaimana cara berinteraksi siswa dalam menghadapi pembelajaran seni tari. Peneliti akan mengobsevasi tentang timbal balik interaksi sosial, kontak sosial, komunikasi, dan penyesuaian diri siswa didalam pembelajaran seni tari.

a. Hubungan timbal balik

Obsevasi mengenai hubungan timbal balik yang dimaksud untuk mengetahui hubungan timbale balik dalam interaksi sosial siswa didalam kelas. bagaimana respons siswa dapat memberi dan menerima masukan dari orang lain? bagaimana siswa dapat menjalin hubungan dengan orang lain? Dan bagaimana siswa dapat menjalin hubungan dengan guru.

b. Kontak Sosial

Observasi mengenai kontak sosial ini untuk mengamati kontak sosial didalam pembelajaran seni tari, bagaimana siswa respons siswa saat ditelepon guru? Bagaimana siswa saat menyerahkan tugas melalui email? Bagaimana


(41)

respon guru saat menerima pesan singkat dari siswa? Dan bagaimana saat siswa mengingatkan temannya melalui pesan singkat.

c. Komunikasi

Observasi mengenai komunikasi yang hampir sama dengan berbicara, peneliti ingin melihat bagaimana siswa dapat menyampaikan dan menerima informasi dari dan untuk orang lain? Bagaimana cara siswa berbicara didalam kelas dihadapan orang banyak? Bagaimana cara siswa menyampaikan pendapat secara lisan dan diskusi? Bagaimana cara siswa berkomunikasi dengan guru dan teman-teman yang lain.

d. Penyesuaian Diri

Penyesuaian diri, obaservasi mengenai penyesuaian diri untuk mengamati siswa dalam menyesuaikan dirinya dalam pembelajaran seni tari didalam kelas, bagaimana respons siswa dapatkah beradaptasi dengan lingkungan kelas? bagaimana melihat siswa dapat bergabung dengan lingkungannya? Dapatkah memahami kondisi dia sendiri dan orang lain? Dapatkah menyadari kekurangan dan kelebihan pada diri sendiri.

e. Cara menangkap pelajaran seni tari

Apakah semua siswa dapat melakukan eksplorassi tari kreatif menuju gerak-gerak yang sempurna ? apakah semua siswa dapat berbaur dengan teman lain dengan cara belajar berkelompok, sebagai cara berkomunikasi dengan teman?

Lembar observasi bertujuan untuk mengamati pengamatan selama berlangsung yang meliputi keaktifan siswa di kelas dengan menggunakan pedoman observasi. Penelitian menentukan bobot nilai angka yang diambil dengan skala untuk mengklasifikasikan variabel yang akan diukur supaya tidak terjadi kesalahan dalam menentukan analisis data.

Dengan menggunakan tipe pengukuran skala untuk mengklarifikasikan variabel yang akan diukur supaya tidak terjadi kesalahan dalam menentukan analisis data dan langkah penelitian selanjutnya dari penjabaran di atas peneliti menggunakan skala likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap,


(42)

pendapat dan presepsi seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial.

Dari penjabaran di atas peneliti menggunakan skala likert, maka variabel akan diukur dan dijabarkan menjadi dimensi, indicator yang diukur menjadi titik tolak untuk membuat instrument yang perupa pertanyaan yang perlu dijawab oleh responden.

Sangat Baik (SB) = 3.84 – 4.00 Baik (B) = 3.34 – 3.65 Sedang (S) = 2.66 – 2.99 Buruk (BR) = 2.34 – 2.65 Buruk Sekali (BS) = 1.00 – 1.3

Tabel 3.3

Penilaian untuk ketegori pembelajaran di dalam kelas

No INDIKATOR KRITERIA PENILAIAN SB (4.00) B (3,65) S (3.33) BR (2.33) BS (1.33) 1 Mampu melakukan oroses interaksi sosial, dengan berdiskusi, berkerjasama. 2 Mampu memahami apa yang guru sampaikan dan mampu menggerakan tarian, yang guru telah perintahkan. 3 Mampu melakukan proses interaksi sosial dengan


(43)

mengeksplorasi gerakan tari lapas. 4 Mampu mengselaraskan dengan music pengiring, tepat irama dengan ketukan dan mampu membuat pola lantai dengan baik. Tabel 3.4

Penilaian untuk ketegori perilaku No INDIKATOR KRITERIA PENILAIAN SB (4.00) B (3,65) S (3.33) BR (2.33) BS (1.33) 1 Jujur 2 Disiplin 3 Tanggung jawab 4 Berani untuk memberikan masukan kepada kelompok yang lain.


(44)

Keterangan :

1. Nilai 1.33, apabila siswa sangat buruk, tidak bisa berinteraksi dengan temannya, tidak bisa berkomunikasi, dan mengenali temannya.

2. Nilai 2.33, apabila siswa berprilaku buruk, kurang berinteraksi dengan temannya, kurang berkomunikasi dan berkerjasama.

3. Nilai 3.33, apabila siswa berprilaku sedang, cukup baik dalam berinteraksi di kelas, cukup dapat bisa berkomunikasi dan berkerjasama dengan kelompoknya. 4. Nilai 3.65 apabila siswa berprilaku baik, dapat berinteraksi dengan temannya,

dan dapat berkerjasama dengan baik.

5. Nilai 4.00 apabila siswa berprilaku sangat baik, dapat berinteraksi dengan baik dengan teman-temannya.

Tabel 3.5

Penilaian untuk kategori tari lapas hasil karya (kelompok)

No INDIKATOR KRITERIA PENILAIAN SB (4.00) B (3,65) S (3.33) BR (2.33) BS (1.33) 1 Penguasaan gerak tari lapas 2 Ketepatan antara gerak dengan wirasa, wirahma, dan wiraga. 3 Kesesuaian antara gerak dengan music Keterangan :


(45)

a. Nilai 1.33, apabila kelompok tidak bisa berkerjasama dan tidak dapat menyelesaikan dengan unsure-unsur tari.

b. Nilai 2.33, apabila kelompok tersebut kurang berkerjasama antara kelompoknya dan tidak menguasai tarian sesuai dengan unsure-unsur tari. c. Nilai 3.33, apabila kelompok tersebut bisa berkerjasama dengan baik dan

menyelesaikan gerakan dengan benar.

d. Nilai 3.65 apabila suatu kelompok tersebut bisa berkerjasama berinteraksi dengan kelompoiknya untuk mengompakan gerak dengan unsur-unsur tari yang benar.

e. Nilai 4.00 apabila suatu kelompok berkerjasama dengan baik dan melakukan gerakan tari lapas sesuai dengan unsure-unsur tari yang diinginkan.

Setelah melakukan penelitian melalui tiga kategori di atas, maka untuk memperolah sebuah data mengenai interaksi siswa di dalam kelas, komunikasi, hubungan timbale balik, kerjasama siswa secara individu dan kreativitas kelompok, akan di peroleh presentase yang dimana akan terlihat hasil yang diharapkan apakah siswa berinteraksi dengan baik di dalam kelas, atau penurunan sebagai standar peneliti tentukan. Untuk itu diperlukannya interpretasi sebuah penelitian yang di kategorikan sebagi berikut.

Tabel 3.6

Interpretasi hasil penilaian meliputi pembelajaran, prilaku, dan kreativitas siswa.

PROSENTASE KATEGORI

3.84 – 4.00 Sangat Baik

3.34 – 3.65 Baik

3.00 – 3. 33 Sedang

2.00 – 2.33 Buruk

1.00 – 1.33 Sangat Buruk


(46)

Prosentase : diperoleh dengan cara jumlah skor 3.00 dikalikan 100% ( penilaian dilihat pada tebel 3.3).

Kategori : pengelompokan siswa dengan prosentase.

Penggunaan pedoman observasi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Pra Penelitian

Untuk mengumpulkan data dalam pra penelitian, peneliti menggunakan catatan-catatan dari segala bentuk tingkah laku atau objek masalah yang akan diteliti, ditulis dan dikumpulkan berdasarkan pengamatan. Masalah yang akan diteliti ini meliputi studi pendekatan interaksi sosial dalam pembelajaran seni tari di SMP Tunas Unggul Bandung.

2. Pelaksanaan Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian, yaitu meliputi perkembangan interaksi siswa secara individual atau kelompok dalam observasi selama pembelajaran diterapkan. Maka untuk memudahkan menganalisis dalam proses penilaian untuk memudahkan pembelajaran seni tari ini dilakukan beberapa kategori.

3. Pedoman Wawancara

Lembar wawancara digunakan untuk mendapatkan data dan informasi keberadaan guru dalam pembelajaran seni tari dan juga untuk mendapatkan informasi kepada siswa. Peneliti akan mewawancara guru, siswa, untuk mengetahui tentang bagaimana gaya belajar siswa, sikap dan prilaku siswa dan juga ciri-ciri siswa disekolah dan dirumah. Dalam wawancara tentunya peneliti memberikan beberapa pertanyaan untuk mengetahui jawaban atas pertanyaan yang peneliti ajukan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut untuk mengetahui jawaban atas pertanyaan-pertanyaan peneliti ajukan sebagai salah satu data yang peneliti butuhkan dalam proses penyusunan skripsi ini.

4. Pedoman Dokumentasi

Pedoman dokumentasi merupakan instrument untukteknik dokumentasi. Pedoman dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tugas-tugas


(47)

siswa selama mengikuti pembelajaran seperti mengungkapkan pendapat, dan menghasilkan gerakan yang inovatif berdasarkan kelompok masing-masing. 5. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes dilakukan dalam satu kali tes yaitu tes akhir hasil dengan tes (post tes).

E.TEKHNIK PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data yang akan dilakukan ialah menggunakan penelitian kualitatif. Dalam memperoleh data tersebut dibantu dengan teknik, antara lain : 1. Observasi sebagai obsever

Dalam penelitian ini, peneliti memusatkanperhatian terhadap hal-hal yang berhubungan dengan objek yang diteliti. Teknik obsevasi digunakan sebagai studi pendahuluan, yaitu mengenal, mengamati, dan mengindentifikasi masalah yang diteliti dengan cara pengamatan langsung kepada siswa di kelas VII yang sedang melaksanakan proses pembelajaran seni tari didalam kelas, karena pembelajaran seni tari ini puncaknya itu drama musical dan kebetulan kelas VII (level 7) kebagian menarikan tarian kreasi berkelompok, jadi pembelajaran seni tari selama satu bulan ini diperpadet.

Observasi sebagai observasi dilakukan setiap hari senin, selasa, kamis dari bulan Januari hingga Februari. Observasi kurang lebih dua puluh kali disekolah itu. Observasi dilaksanakan dari bel sekolah berbunyi, sekitar jam 07-00 WIB sampai bel sekoalah bordering intirahat makan 12-00 WIB. Observasi ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Tunas Unggul Bandung, tepatnya di ruang kelas VII. Sebagai obsever, peneliti mengamati dan melihat secara langsung hubungan timbale balik sosial, kontak sosial, komunikasi, penyesuaian diri, cara menangkap pembelajaran seni tari dan sikap siswa disetiap aktivitas dan kegiatannya didalam kelas.


(48)

Rincian data hasil obsevasi : Tanggal Teknik

Pengumpulan Data Instrument Pengumpulan Data Hasil Observasi

20-01-2014 Obsevasi

lingkungan sekolah

Kamera foto & buku catatan observasi

foto-foto lingkungan sekolah 22-01-2014 Obsevasi tentang

proses pengajaran seni tari

Kamera foto & buku catatan observasi

Foto-foto saat pembelajaran 23-01-2014 Obsevasi tentang

proses pengajaran seni tari Buku catatan obsevasi Catatan-catatan proses pembelajaran 27-01-2014 Observasi tentang

proses pengajaran seni tari Buku catatan observasi Catatan-catatan proses pembelajaran 28-01-2014 Obsevasi tentang

proses pengajaran dan mebelajaran seni tari Buku catatan obsevasi Catatan-catatan proses pembelajaran 30-01-2014 Obsevasi tentang

pembelajaran seni tari Buku catatan obsevasi Catatan-catatan proses pembelajaran 31-01-2014 Observasi tentang

pembelajaran seni tari dan latihan

Kamera foto handycam & buku catatan observasi

Foto-foto saat pembelajaran seni tari 03-02-2014 Obsevasi tentang

proses

pembelajaran tari lapas dan latihan untuk drama musical big assembly

Kamera foto & buku catatan obsevasi

Foto-foto pada saat

pembelajaran seni tari

04-02-2014 Observasi tentang proses

pembelajaran tari dan latihan untuk drama musical big assembly

Kamera foto & tape recorder buku catatan obsevasi

Foto-foto saat pembelajaran seni tari dan rekaman lagu tari lapas 06-02-2014 Observasi tentang

proses

pembelajaran seni tari dan latihan untuk kegiatan

Kamera foto, tape recorder & buku catatan observasi

foto-foto pada saat pembelaja ran dan latihan


(49)

drama musical big assembly

10-02-2014 Observasi tentang proses

pembelajaran tari dan latihan untuk kegiatan drama musical big assembly

Kamera foto & buku catatan observasi

Foto-foto pada saat

pembelajaran dan latihan

11-02-2014 Observasi tentang proses

pembelajaran seni tari dan latihan untuk kegiatan drama musical big assembly

Kemera foto & buku catatan

Foto-foto pada saat

pembelajaran seni tari dan laatihan

13-02-2014 Observasi tentang proses

pembelajaran seni tari dan latihan untuk kegiatan drama musical

Kamera foto & buku catatan

Kamera foto pada saat latihan dan pembelajaran

15-02-2014 Latihan tari lapas untuk kegiatan drama musical big assembly

Kamera foto handycam & buku observasi

Foto-foto pada saat latihan drama musical 16-02-2014 Gladi kotor drama

musical big assembly

Kamera foto handycam & buku observasi Foto-foto pada saat gladi kotor drama musical big assembly 17-02-2014 Gladi bersih drama

musical big asssambly

Kamera foto handycam & buku observasi Foto-foto pada saat gladi bersih musical drama musical big assembly 18-02-2014 Kegiatan drama

musical big assembly

Kamera foto & handycam

Foto-foto saat kegiatan konser 28-03-2014 Silaturahmi

keluarga drama musical big assembly

Kamera foto & handycam Foto-foto pada saat silaturahmi keluarga tunas unggul


(50)

21-05-2014 Wawancara dengan guru seni budaya

Kamera foto & recor hp

Foto-foto pada ssat

wawancara

2. Wawancara

Wawancara yaitu kegiatan Tanya jawab secara langsung terhadap pihak terkait yang dijadikan sebagai objek penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan data informasi yang di harapkan dalam peneliti. Responden yang dimaksud dalam penelitian ini adalah guru seni budaya SMP Tunas Unggul Bandung.

Wawancara merupakan tekhnik pengumpulan data melalui proses interaksi dan komunikasi berupa Tanya jawab dengan responden untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan topic penelitian.

Wawancara dilakukan berdasarkan manfaat wawancara terhadap sesuatu penelitian yaitu mengumpulkan informasi verbal, memperoleh kelengkapan dan kejelasan tentang perannan guru seni tari dalam pendekatan interaksi sosial dalam pembelajaran seni tari. Wawancara dilakukan dalam penelitian ini yaitu kepada guru, kepada siswa lain dengan waktu yang telah direncanakan, sesuai dengan jadwal penelitian namun disesuaikan dengan waktu mereka.

Wawancara dilakukan pada bulan januari sampai mei 2014 di SMP Tunas Unggul Bandung. Wawancara dibagi menjadi dua wawancara terstruktur sama wawancara tidak terstruktur. Wawancara terstruktur yaitu wawancara dengan mempersiapkan daftar pertanyaan sebelum melakukan wawancara kepada narasumber. Wawancara tidak terstruktur yaitu wawancara tidak isendental, tanpa harus mempersiapkan daftar pertanyaan terlebih dahulu, biasanya wawancara tidak terstruktur ini dilakukan secara spontan merujuk kepada hasil jawaban narasumber yang narasumber jawab, jika ada hal ini penting yang perlu diketahui, maka biasanya muncul pertanyaan-pertanyaan secara mendadak.

Wawancara yang dilakukan oleh peneliti melibatkan banyak narasumber, diantaranya guru dan siswa. Penulis melakukan wawancara dengan siswa dilakukan pada tanggal 15 Februari 2014 tertuju kepada teman sekelas yang bernama Afifah, fajar wawancara dilakukan disela-sela kegiatan latihan misalnya


(51)

pada saat istirahat pukul 12.00 WIB bertempat diruangan kelas VII. Penulis mengajukan pertanyaan kepada beberapa siswa, diantaranya tentang komunikasi siswa dengan temannya dan guru, hubungan timbale balik, kontak sosial dan pendekatan interaksi sosial dalam pembelajaran tari, kendala-kendala dalam suatu kelompok saat mempelajari seni tari. Penulis ikut bergabung istirahat dengan siswa disela-sela latihan, ikut mengobrol dengan mereka pada akhirnya mengajukan beberapa pertanyaan kepada mereka seputar kegiatan pembelajaran seni tari. Respons mereka sangat baik, hal ini dibuktikan pada saat penulis mengajukan pertanyaan kepada seorang siswa, beberapa siswa yang lain ikut menambahkan jawaban yang diberikan kepada siswa yang penulis wawancara. Mereka ikut menimpali dan menanggapi atas pertanyaan yang penulis ajukan. Penulis melakukan wawancara dengan 2 orang mewakili dari jumlah keseluruhan siswa dalam kelas.

Wawancara yang penulis lakukan dengan guru pengajar seni budaya, dilakukan pada saat sebelum latihan dimulai atau disela-sela kegiatan latihan. Penulis juga meminta waktu khusus kepada pengajar seni budaya untuk melakukan wawancara dengan penulis. Wawancara yang penulis lakukan dengan guru-guru dilingkungan SMP Tunas Unggul Bandung juga menulis lakukan pada saat melakukan penelitian, yaitu hari Senin dan Rabu.

Saat melakukan wawancara ini, penulis tidak banyak menghadapi kendala yang sangat rumit. Dalam melakukan wawancara dengar guru pengajar seni budaya, penulis hanya perlu menyesuaikan waktu dengan guru pengajar seni tari. Penulis melakukan wawancara dengan siswadan guru-guru dilakukan dilingkunagn SMP Tunas Unggul Bandung pada saat penulis melakukan penelitian sesuai dengan jadwal kegiatan. Penulis menggunakan beberapa pedoman wawancara yang berupa daftar pertanyaan yang penulis ajukan informan. (lihat lampirn 3).

Tabel 3.8


(52)

Tanggal Teknik Pengumpulan Data Instrument Pengumpulan Data Hasil Observasi

23-01-2014 Wawancara dengan pengajar seni budaya tentang pembelajaran seni tari di SMP Tunas Unggul Bandung

Buku catatan dan hp recorder

Data-data hasil wawancara dalam bentuk tulisan

15-02-2014 Wawancara dengan siswa tentang

pembelajaran seni tari didalam kelas

Kamera foto, buku catatan dan hp recorder Foto-foto saat wawancara dan data-data hasil wawancara dalam bentuk tulisan 23-04-2014 Wawancara dengan

pengajar seni budaya tentang proses

pembelajaran seni tari melalui pendekatan interaksi sosial yang guru gunakan dalam mengajar

Kamera foto, buku catatan dan hp recorder Foto-foto saat wawancara dan data-data hasil wawancara dalam bentuk tulisan dan kaset.

3. Studi Literatur

Penulis melakukan studi literature tentang proses pendekatan interaksi sosial dalam pembelajaran seni tari yang diambil melalui internet, buku dan majalah. Studi literature ini penulis melakukan untuk membantu mencari sumber-sumber informasi lainnya yang berhubungan dengan subjek yang penulis diteliti. Studi literature ini pula melengkapi penelitian yang penulis lakukan. Studi literature yang penulis cari adalah studi literature proses pembelajaran yang meliputi aspek interaksi sosial antara komponen-komponen dalam pembelajaran seni tari,


(53)

diantaranya hubungan timbale balik antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa, komunikasi antara guru dengan siswa, kontak sosial siswa dengan guru, serta pendekatan yang dilakukan oleh guru.

4. Studi Dokumentasi

Untuk mengumpulkan data yang sudah ada maupun proses pembelajarannya, penulis menggunakan beberapa bentuk alat rekam data seperti hp, yang penulis gunakan dalam wawancara serta merekam beberapa lagu tarian lapas, baik dalam latihan maupun penampilannya. Selain tape recorder, penulis juga menggunakan kamera foto sebagai alat dokumentasi visual yang mana penulis gunakan untuk menunjang hasil penelitian. Foto yang diambil oleh penulis, dari mulai proses pembelajaran, latiham hingga penampilan drama musical big assembly Mutiara Meraih Mimpi.

Proses pembelajaran yang dilakukan pada kegiatan tari kraasi, penulis ambil dengan kamera hanphone, sedangkan wawancara dengan informan, penulis menggunakan hp recorder dan foto. Pada setiap jadwal latihannya yaitu hari Senin, Selasa dan Kamis, penulis menggunakan media-media tersebut.

Alat rekam data yang penulis gunakan dalam penelitian ini memiliki peran penting untuk mendukung peneliti dalam mengambil data-data dari lapangan. 5. Pengelolahan Data

Data yang sudah penulis dapatkan ialah secra kualitatif dengan mengklasifikasikannya sebagai berikut :

a. Mengkelompokkan data-data yang penulis dapatkan.

b. Melakukan analisis data dengan memberikan kode pada setiap data. c. Mengklopokkan data-data sesuai dengan pertanyaan penelitian. d. Membandingkan (trimulasi) data satu dengan data yang lainnya.

e. Melakukan intrepretasi dan menarik kesimpulannya dari data satu dengan data yang lainnya

f. Mendeskripsikan data-data yang sudah penulis seleksi sebagai penunjang penelitian yang kemudian penulis masukan kedalam bentuk tulisan.


(54)

Proses penelitian “Study Pendekatan Interaksi Sosial dalam Pembelajaran Seni Tari di SMP Tunas Unggul Bandung” penulis lakukan sejak bulan Januari

20014-Mei 2014.

Tabel 3.9

Jadwal Proses Penelitian Kegiatan Bulan

Januari

Bulan Februari

Bulan april

Bulan Mei

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Observasi Wawancara Latihan bersama Mengikuti kegiatan big assembly

F. TAHAPAN PENELITIAN 1. Tahapan Perencanaan

Dalam tahap perencanaan dilakukan kegiatan sebagai berikut : a. Merencanakan kegiatan penelitian

b.Menentukan focus penelitian c. Mengamati proses pembelajaran

2. Tahapan Pelaksanaan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti membagi kedalam beberapa tahapan dalam langkah-langkah penelitian, yaitu :

a. Mempersiapkan instrument penelitian b. Pelaksanaan wawancara


(55)

d.Pengolahan data

3. Penyusunan Laporan Penelitian a. Tekhnik Analisis Data

Data dianalisis secara kualitatif yang ditanyakan dengan kata-kata atau symbol, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan tekhnik pengumpulan data yang bermacam-macam dan dilakukan secara terus menerus sampai data jenuh, dengan pengamatan yang terus menerus melibatkan variasi data yang tinggi sekali.

Analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu suatu nalisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu atau menjadi hipotesis. Tekhnik analisis data yang peneliti gunakan bersifat triangulasi, yaitu tekhnik pemeriksaan dengan cara menggabungkan data-data yang sudah terkumpul dari observasi, wawancara dan studi dokumentasi sebagai perbandinganatas data itu. Peneliti melakukan triangulasi dengan membandingkan dan mengecek balik drajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Pada metode triangulasi dapat diperoleh dengan berbagai cara :

1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

2) Membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi terbuka dan tertutup.

3) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain.

4) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Untuk lebih memperjelas proses analisis data peneliti melakukan proses dengan cara triangulasi, seperti berikut.

Bagan 3.1 Proses Analisis Data


(56)

Tekhnik analisis data akan menempuh tahapan pelaksanaan sebagai berikut : a). Semua data yang sudah terkumpul akan diolah dan diteliti dengan

mengemukakan hal-hal pokok tentang pembelajaran seni budaya dalam pendekatan interaksi sosial siswa dikelas VII SMP Tunas Unggul Bandung. b). Membuat rangkuman temuan-temuan penelitian dalam suasana yang sistematis

sehingga belajar siswa dalam pembelajaran seni tari melalui pendekatan interaksi sosial tergambar.

c). Mendeskripsikan hasil penelitian yang sudah menjalani proses pengolahan dan sudah dapat ditarik kesimpulan dituangkan dalam bentuk tulisan berupa deskripsi kata-kata.

d). Masalah fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya, segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas

Wawancara

Studi dokumentasi

Observasi

Jawaban hasil

penelitian


(57)

itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.

Oleh karena itu peneliti sebagai instrument juga harus “divalidasi” seberapa

jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun kepangan. Validasi terhadap peneliti sebagai instrument meliputi validasi terhadap pemahaman metode kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian, baik secara akademik maupun logistiknya. Walaupun manusia bersifat subjektif, namun manusia sebagai instrument dapat menghasilkan data yang reabilitasnya hampir sama dengan data yang dihasilkan oleh instrument yang dibaut secara ibjektif, karena manusia sebagai instrument dalam penelitian kualitatif ialah manusia dapat merasa dan merespon, manusia mempunyai karakter yang fleksibel sehinggga dapat berfungsi multi purporse (mempunyai tujuan yang banyak juga bervariatif dengan mengumpulkan informasi secara serempak dan memungkinkan pemprosesan data secara segera sehingga dapat mengemukakan hipotesis dilapangan.


(1)

Ahmadi, A.( 1991). Psikologi Perkembangan. Jakarta : Rineka Cipta.

Aw Suranto,(2010).Komunikasi Sosial Budaya,Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anggraeni,Renia, (2005).Pembelajran Unsur-unsur Tari Inding Duduk Melalui

Apliklasi Metode Iinquiri pada Siswa Kelas VIII D SMP Pasundan 3 Bandung.Skipsi Serjana pada FPBS UPI Bandung:Tidak diterbitkan.

Dewi. K (2013).Pengunaan Teknik Sosiodrama untuk Meningkatkan Kecerdasan

Interpersonal Peserta Didik.( penelitian pra-eksperimen terhadap siswa kelas vii smp negri 1 lembang tahun ajaran 2012-2013). Jurusan Psikologi dan Bimbingan

FIP UPI Bandung; Tidak diterbitkan.

Djamarah Zain. (2002). Strategi Belajar Mengajar Jakarta: Rineka Cipta

Effendi. R & Malihah.E.(2011).Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan

Teknologi.Bandung. Cv Maulana Media Grafiaka.

Effendi Ridwan ,Malihah Elly ,(2006).Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi,Bandung : UPI Press

Gunarsa, D.(1986). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: PT.BK Gunung Mulia.

Gugun. P. (2013). Interaksi Sosial Pria Gay (studi pada seorang pria gay dewasa

awal yang menjadi gay di kota bandung) Jurusan Psikologi FIP UPI Bandung;


(2)

Hamalik,Oemar.(2002).Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.

Hurlock, Elizabeth B. (2005) Psikologi Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang

Kehidupan. Jakarta;Erlangga.

Hasibuan jj, Moedjiono. (2012) Proses Belajar Mengajar. Bandung. Pt remaja Rosdakarya.

Isjoni.(2011). Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok: Bandung; Alfabeta.

Kartono, K dan Gulo.(1987) Kamus Psikologi. Bandung: Pionir Jaya

Komara Endang,(2012).Penelitian Tindakan Kelas dan Peningkatan Propesional Guru.Bandung:PT Refika Aditama.

Kellermann, peter Felix. (2007).Sociodrama And Collective Trauma. London ; Jesica Kingssley Publishers.

Lickona Thomas,(2013).Pendidikan Karakter Panduan Lengkap Mendidik Siswa

Menjadi Pintar dan Baik. Bandung: Nusa Media.

Merry, M (2013). Efektifitas Teknik Sosiodrama Untuk Meningkatkan

Penyesuaian Sosial. Skripsi Serjana. Jurusan Psikologi Pendidikan dan

Bimbingan Pada FIP UPI Bandung; Tidak diterbitkan


(3)

Group

Nasution,S.(2000).Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta:Bumi Aksara

Nazisir,Nasrullah.(2008).Sosiologi. Bandung:Widya Padjajaran.

Ranjabar Jacobus,(2006).Sistem Sosial dan Budaya. Ciawi: Ghalia Indonesia.

Roestiyah.(2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Saripudin Didin Dkk.(2008).Masyarakat dan Pendidikan Perspektif.

Sosiologi,Malaysia:Yayasan Istana Abdulaziz.

Sagala Syaiful.(2010). Supervisi Pembelajaran.Bandung.ALFABETA.

Surakhmad. Winarno(1973). Dasar dan Teknik Interaksi Mengajar dan Belajar. Bandung; Tarsito

Suryosubroto.(2002) Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta; Rineka Cipta

Uno Hamzah.B.(2007).Model Pembelajran. Jakarta: Bumi Aksara.

Wulansari Dewi.(2009). Sosiologi Konsep dan Teori. Bandung: Refika Aditama.

Winkel, W.S (2012) Bimbingan dan Konseling di Instituisi Pendidikan. Yogyakarta ; Media Abdi.


(4)

DAFTAR UNDUHAN

(23-02-2014) makalahinteraksi sosial.Iwanpriambodo.wordpress.com

(02-02-2014) profil.Smptunasunggulblogspot.com.www.sekolahtunasunggul.com

(08-02-2014) makalah interaksi sosial.Id.m.wikisoure.org

(25-01-2014) Belajarpsikologi.com. www.belajarpisikologi.com

(26-02-2014) interaksi sosial.Widuri.raharja.info.www.widuri.com

(04-03-2-14) pendekatan interaksi sosial. Misterluthfi.corner.wed,id. www.misterluthfi.com.

(07-04-2014) belajarpsikologi.Jejecmsbhinajar.wordpress.com

(10-03-2014)interaksi sosial.Greenlaternroom.blogspot.com.

(11-02-2014) pendekatan interaksi. Doenloadgratisserea.blogspot.com.

(05-05-2014)http://mtsmustaqim.blogspot.com/2013/01/contoh-metode-penelitian-pendidikan.html.


(5)

penelitian. (22-02-2014)

http://www.jualbeliforum.com/contoh-surat/239063-contoh-proposal. (24-02-2014) penelitian.html#ixzz2P6TyLSnD

(03-03-2014) http://belajarpsikologi.com/faktor-perubahan-sosial/

(18-03-2014)

http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20121209042037AAFKBHX

(19-03-2014) http://ssbelajar.blogspot.com/2012/03/tahap-integrasi-sosial.html

(25-04-2014)http://pengertiandaninfo.blogspot.com/2012/12/contoh-perumusan-masalah-dan-ruang.html

(26-04-2014)http://pengertiandaninfo.blogspot.com/2012/12/contoh-perumusan-masalah-dan-ruang.html

(04-04-2014)http://wwwsenitaridianarista-deanariesta.blogspot.com/2012/03/tari-pendet.html

(02-03-2014)http://www.onlinesyariah.com/2012/12/contoh-instrumen-penelitian-kualitatif.html

(28-04-2014)http://www.sarjanaku.com/2011/05/contoh-kata-pengantar-yang-baik.html

(07-03-2014)http://kd-cibiru.upi.edu/index.php/informasi-prodi-pgpaud/229-sistematika-penulisan-proposal-penelitian


(6)

(14-03-2014)http://www.referensimakalah.com/2012/06/model-interaksi-sosial-dalam.html