SISTEM REKOMENDASI POTENSI LAHAN RTH KOTA BANDUNG BERBASIS WEBGIS MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW).
SISTEM REKOMENDASI POTENSI LAHAN RTH KOTA BANDUNG BERBASIS WEBGIS
MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Program Studi Ilmu Komputer
Oleh:
SUCI RAMADHANI PUTRI 1006239
PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER
(2)
LEMBAR PENGESAHAN
Suci Ramadhani Putri 1006239
SISTEM REKOMENDASI POTENSI LAHAN RTH KOTA BANDUNG BERBASIS WEBGIS MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE
WEIGHTING (SAW)
TELAH DISETUJUI DAN DISAJIKAN OLEH Pembimbing I,
ASEP WAHYUDIN, M.T.
NIP. 197112232006041001
Pembimbing II,
NOVI SOFIA FITRIASARI, M.T.
NIP. 197811042010122001
Mengetahui,
(3)
SISTEM REKOMENDASI POTENSI LAHAN RTH KOTA BANDUNG BERBASIS WEBGIS MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE
WEIGHTING (SAW)
Oleh:
Suci Ramadhani Putri
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komputer pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam
© Suci Ramadhani Putri Universitas Pendidikan Indonesia
Desember 2014
(4)
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “SISTEM REKOMENDASI POTENSI LAHAN RTH KOTA BANDUNG BERBASIS WEBGIS MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)” sepenuhnya merupakan karya saya sendiri. Pada isinya tidak ada yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.
Bandung, Desember 2014 Pembuat pernyataan,
Suci Ramadhani Putri 1006239
(5)
SISTEM REKOMENDASI POTENSI LAHAN RTH KOTA BANDUNG BERBASIS WEBGIS MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIBE WEIGHTING (SAW)
Suci Ramadhani Putri (NIM 1006239), [email protected] ABSTRAK
Pengalihan fungsi lahan sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota semakin banyak terjadi pada saat sekarang. Hal ini seiring dengan permintaan pembangunan berbagai fasilitas perkotaan yang meliputi kegiatan industri, transportasi, yang mengubah konfigurasi alami lahan sebagai bentukan lahan terbuka. Penyediaan RTH di kawasan perkotaan merupakan hal penting bagi perkembangan suatu wilayah perkotaan sebagaimana yang diamanatkan dalam UU No.26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Berdasarkan data BAPPEDA Kota Bandung, hingga tahun 2011 tercatat luas RTH yang baru terpenuhi adalah sebesar 1.910,49 ha atau sekitar 11,43% dari wilayah Kota Bandung yang memiliki luas 16.729,650 Ha. Keadaan tersebut jauh dari kondisi ideal RTH suatu kota yaitu 30% dari luas wilayah kota. Untuk mewujudkan ruang terbuka hijau perkotaan di wilayah administratif Kota Bandung seluas 16.729,65 Ha dalam 30 kecamatan dan 151 kelurahan ini diperlukan suatu kesatuan sistem informasi ruang terbuka hijau yang berfungsi untuk menganalisis kondisi RTH Kota Bandung, mengolah data tekstual dan data spasial terkait dengan RTH Kota Bandung dan menghasilkan sistem pengambilan keputusan berupa rekomendasi potensi wilayah RTH sehingga dapat menampilkan visualisasi RTH berbasis
webGIS. Sistem rekomendasi potensi RTH ini memberikan informasi visual kondisi RTH secara
yang ada dan mudah diakses, sehingga memberikan kemudahan bagi instansi dalam menindak-lanjutin masalah RTH di Kota Bandung. Penelitian ini menyajikan sebuah metode untuk mendukung Sistem Rekomendasi yang dapat memberikan rekomendasi potensi lahan RTH Kota Bandung secara lebih akurat sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Simple Additive Weighting (SAW) untuk penentuan prioritas lahan berdasarkan berdasarkan luas wilayah, jumlah penduduk dan kualitas RTH wilayah. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan pembuktian berdasarkan
(6)
perbandingan hasil rekomendasi sistem dan rekomendasi manual terhadap data lapangan menunjukkan bahwa sistem ini dapat bekerja lebih baik.
Kata kunci: Sistem Rekomendasi, RTH, Simple Additive Weighting (SAW), WebGIS RECOMMENDATION SYSTEM OF LAND POTENTIAL RTH BANDUNG BASED
WEBGIS WITH SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) METHOD
Suci Ramadhani Putri (NIM 1006239), [email protected] ABSTRACT
The transfer function of the land as Green open spaces (RTH) of the more happening in the present moment. This is in line with the demand of the development of urban amenities that include industry, transportation, activities that change the natural configuration of the land as some form of open land. The provision of RTH in urban areas is important for the development of an urban area as mandated in the UU No. 26 of 2007 about the arrangement of the space. Based on data of the BAPPEDA of Bandung city, until the year 2011 newly recorded extensive RTH fulfilled is 1.910,49 ha or approximately 11,43% of the area of the city of Bandung, which has an area of 16.729,650 Ha. The circumstances are far from ideal conditions RTH a town that is 30% of the total area of the city. For the realization of urban green open space in the administrative regions of Bandung city covering an area of 16.729,65 Ha in 30 districts and 151 subdistricts this needed a unified information system of open green space that serves for analyzing condition RTH Bandung, textual data processing and spatial data related to RTH Bandung and generating decision-making system in the form of recommendations for potential areas of RTH so that it can display visualization of RTH-based webGIS. System recommendations for potential RTH this provides visual information in RTH conditions existing and readily accessible, so as to provide ease for agencies in cracking down on RTH’s problem in Bandung. This research presents a method to support a recommendation system that can provide
(7)
decision making. The methods used in this research is a method of Simple Additive Weighting (SAW) for the determination of priorities based on land by area, population, and quality of the RTH region. Based on the results of research conducted with the proof based on comparison results of recommendation systems and data against the field manual's recommendations shows that the system can work better.
(8)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.
ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.
ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ... i DAFTAR GAMBAR ... v DAFTAR TABEL ... viii BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.
1.1. Latar Belakang Masalah...Error! Bookmark not defined.
1.2. Rumusan Masalah ...Error! Bookmark not defined.
1.3. Batasan Masalah ...Error! Bookmark not defined.
1.4. Tujuan ...Error! Bookmark not defined.
1.5. Manfaat ...Error! Bookmark not defined.
1.6. Metode Penelitian ...Error! Bookmark not defined.
2.1. Sistematika Penulisan ...Error! Bookmark not defined.
BAB II LANDASAN TEORI ... Error! Bookmark not defined.
2.1 SISTEM INFORMASI ...Error! Bookmark not defined.
2.1.1 PENGERTIAN SISTEM ...Error! Bookmark not defined.
2.1.2 KARAKTERISTIK SISTEM ...Error! Bookmark not defined.
2.1.3 PENGERTIAN INFORMASI ...Error! Bookmark not defined.
2.1.4 PENGERTIAN SISTEM INFORMASI ...Error! Bookmark not defined.
2.2 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) ...Error! Bookmark not defined.
2.2.1 PENGERTIAN SIG ...Error! Bookmark not defined.
2.2.2 KOMPONEN SIG...Error! Bookmark not defined.
2.2.3 MODEL DATA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS .... Error! Bookmark not defined.
(9)
2.2.4 SUB-SISTEM SIG ...Error! Bookmark not defined.
2.2.5 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB .. Error! Bookmark not defined.
2.2.6 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PERENCANAAN WILAYAH ...Error! Bookmark not defined.
2.3 KONSEP DASAR DATABASE ...Error! Bookmark not defined.
2.4 PEMETAAN ...Error! Bookmark not defined.
2.5 MODEL PENGEMBANGAN SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE
(SDLC) ...Error! Bookmark not defined.
2.6 ALAT ANALISIS DAN DESAINSISTEM INFORMASIError! Bookmark not defined.
2.6.1 DFD (Data Flow Diagram) ...Error! Bookmark not defined.
2.6.2 KAMUS DATA ...Error! Bookmark not defined.
2.6.3 Conceptual Data Model (CDM) ...Error! Bookmark not defined.
2.6.4 Physical Data Model (PDM) ...Error! Bookmark not defined.
2.7 TINJAUAN PERANGKAT LUNAK ...Error! Bookmark not defined.
2.7.1 ARCGIS ...Error! Bookmark not defined.
2.7.2 ALOV Map ...Error! Bookmark not defined.
2.7.3 PEMROGRAMAN PHP ...Error! Bookmark not defined.
2.7.4 MySQL ...Error! Bookmark not defined.
2.7.5 Macromedia Dreamwaver ...Error! Bookmark not defined.
2.8 RUANG TERBUKA HIJAU ...Error! Bookmark not defined.
2.8.1 DEFINISI DAN PENGERTIAN RTH ...Error! Bookmark not defined.
2.8.2 TIPOLOGI RTH ...Error! Bookmark not defined.
2.8.3 FUNGSI DAN MANFAAT RTH ...Error! Bookmark not defined.
2.8.4 TINJAUAN UMUM KEBIJAKAN TERKAIT PENGEMBANGAN RTH KOTA BANDUNG ...Error! Bookmark not defined.
2.8.5 PENYEDIAAN RTH BERDASARKAN LUAS WILAYAH.. Error! Bookmark not defined.
(10)
2.9 SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING ...Error! Bookmark not defined.
BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.
3.1. ALAT DAN BAHAN ...Error! Bookmark not defined.
3.1.1. Alat ...Error! Bookmark not defined.
3.1.2. Bahan ...Error! Bookmark not defined.
3.2. DESAIN PENELITIAN ...Error! Bookmark not defined.
3.3. METODE PENELITIAN ...Error! Bookmark not defined.
3.3.1. Studi Kepustakaan...Error! Bookmark not defined.
3.3.2. Metode Pengumpulan Data ...Error! Bookmark not defined.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.
4.1 PROFIL KOTA BANDUNG ...Error! Bookmark not defined.
4.2 ANALISIS PERMASALAHAN...Error! Bookmark not defined.
4.3 PROSES PENGUMPULAN DATA ...Error! Bookmark not defined.
4.4. PENGOLAHAN DATA ...Error! Bookmark not defined.
4.5. PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK ...Error! Bookmark not defined.
4.5.1. Deskripsi Sistem ...Error! Bookmark not defined.
4.5.2. Desain Data Spasial ...Error! Bookmark not defined.
4.5.3. Implementasi Basis Data ...Error! Bookmark not defined.
4.5.4. Analisis Pengguna ...Error! Bookmark not defined.
4.5.5. Perancangan Antarmuka ...Error! Bookmark not defined.
4.5.6. Implementasi Antarmuka ...Error! Bookmark not defined.
4.5.7. Lingkungan Implementasi ...Error! Bookmark not defined.
4.6. MODEL SISTEM REKOMENDASI POTENSI LAHAN RTH KOTA BANDUNG DENGAN MENERAPKAN METODE SIMPLE ADDITIVE
WEIGHTING (SAW) ...Error! Bookmark not defined.
4.7. PENGOLAHAN DATA SPASIAL MENGGUNAKAN METODE SAW . Error! Bookmark not defined.
(11)
4.9. HASIL PENGUJIAN ...Error! Bookmark not defined.
BAB V PENUTUP ... Error! Bookmark not defined.
5.1 Kesimpulan ...Error! Bookmark not defined.
5.2 Saran ...Error! Bookmark not defined.
(12)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tipologi RTH ...Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.1 Desain Penelitian ...Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.1 Titik Sebaran Kualitas RTH Kota Bandung ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.2 Menambahkan field pada atribut ...Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.3 Menambahkan field luas wilayah pada atribut ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.5 Memilih koordinat yang akan dipakai pada peta... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.6 Memilih zona yang akan dipakai pada peta ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.7 Peta telah memiliki sistem koordinat WGS 1984 UTM Zone 48S .. Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.8 Menghitung luas_wilayah dalam bentuk polygon(1) ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.9 Menghitung luas_wilayah dalam bentuk polygon(2) ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.10 Hasil perhitungan luas wilayah dengan calculate geometry ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.11 Hasil perhitungan luas dengan calculate geometry pada atribut
penggunaan lahan ...Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.12 Menggabungkan field atribut kecamatan dengan atribut ruang terbuka hijau(1) ...Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.13 Menggabungkan field atribut kecamatan dengan atribut ruang terbuka hijau(2) ...Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.14 Hasil spasial join atribut kelurahan dengan atribut ruang terbuka hijau ...Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.15 Hasil spatial join atribut penggunaan lahan dengan atribut kecamatan dan atribut kelurahan ...Error! Bookmark not defined.
(13)
Gambar 4.16 Table sorting untuk pengelompokan data ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.17 Pemilihan data berdasarkan atribut(1) ...Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.18 Pemilihan data berdasarkan atribut(2) ...Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.19 Pembuatan layer baru data hasil select atribut ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.20 Penggabungan atribut yang memiliki field yang samaError! Bookmark not defined.
Gambar 4.21 Hasil penggabungan atribut menggunakan tools merge ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.22 File pendukung Shp2MySQL ...Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.23 Proses konversi (*.shp) ke (*.sql) ...Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.24 Diagram alir perancangan basis data ...Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.25 Physical Data Model ...Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.26 Rancangan Antarmuka Halaman Utama .Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.27 Rancangan Antarmuka Halaman Login ..Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.28 Rancangan Antarmuka Halaman Input RTH ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.29 Rancangan Antarmuka Halaman Edit Data RTH.. Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.30 Rancangan Antarmuka Halaman Rekomendasi Potensi RTH Kota Bandung ...Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.31 Rancangan Antarmuka Halaman Grafik RTH Kota Bandung ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.32 Rancangan Antarmuka Halaman Pencarian RekapError! Bookmark not defined.
Gambar 4.33 Rancangan Antarmuka Halaman RTH Kecamatan Kota BandungError! Bookmark not defined.
Gambar 4.34 Rancangan Antarmuka Halaman Laporan RTH Kecamatan Kota Bandung ...Error! Bookmark not defined.
(14)
Gambar 4.35 Antarmuka Halaman Login Admin ...Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.36 Antarmuka Halaman Input Data RTH Baru ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.37 Antarmuka Halaman Rekomendasi Potensi RTH Kota Bandung .. Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.38 Antarmuka Halaman Tabel Rekomendasi Potensi RTH Kota Bandung ...Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.39 Antarmuka Halaman Rekomendasi Prioritas Potensi RTH Kota Bandung ...Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.40 Antarmuka Halaman Statistik RTH Kota Bandung ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.41 Antarmuka Halaman Pencarian RTH Berdasarkan Kecamatan ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.42 Antarmuka Halaman Informasi RTH Berdasarkan Kecamatan ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.43 Antarmuka Halaman Laporan RTH Kota Bandung ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.44 Antarmuka Halaman Edit dan Hapus Data RTH .. Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.45 Antarmuka Halaman Edit Data RTH Kota Bandung ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.46 Model Sistem Rekomendasi Potensi Lahan RTH Kota Bandung Menggunakan Metode SAW ...Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.47 Peta tematik kriteria pada matriks keputusan... Error! Bookmark not defined.
(15)
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Persamaan Penelitian Terkait Metode SAW dengan Penelitian Skripsi ...Error! Bookmark not defined.
Tabel 2.2 Perbedaan Penelitian Terkait Metode SAW dengan Penelitian Skripsi ...Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.1 Penyediaan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.1 Skala Nilai Kriteria Jumlah Penduduk ...Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.2 Skala Nilai Kriteria Kualitas RTH Kota Bandung ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.3 Tabel Sebaran Kualitas RTH Per Kecamatan Kota Bandung ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.5 Penyediaan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.6 Kriteria Kecamatan ...Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.7 Scoring Tiap Kecamatan ...Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.8 Tabel Normalisasi ...Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.9 Tabel Peta yang Di Overlay ...Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.10 Tabel Data Atribut Spasial Kecamatan ...Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.11 Tabel Atribut Data Spasial Kelurahan ...Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.12 Tabel Atribut Data Spasial RTH ...Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.13 Tabel Atribut Data Spasial Penggunaan Lahan ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.14 Perencanaan Pengujian PRogram ...Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.15 Pengujian Program ...Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.16 Tabel Perhitungan Manual ...Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.17 Tabel Uji Validitas Rekomendasi Manual dengan Laporan Lapangan Potensi RTH ...Error! Bookmark not defined.
(16)
Tabel 4.18 Tabel Uji Validitas Rekomendasi Sistem dengan Laporan Lapangan Potensi RTH ...Error! Bookmark not defined.
(17)
(18)
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Pengalihan fungsi lahan sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota semakin banyak terjadi pada saat sekarang. Hal ini seiring dengan permintaan pembangunan berbagai fasilitas perkotaan yang meliputi kegiatan industri, transportasi, yang mengubah konfigurasi alami lahan sebagai bentukan lahan terbuka. Akibat kondisi tersebut berakibat menurunnya kualitas lingkungan perkotaan seperti terjadinya banjir, tingginya polusi udara, dan permasalahan lingkungan lainnya. RTH sangat penting untuk pemeliharaan fungsi keseimbangan ekologis kota, selain itu dengan penataan RTH dapat mengimplementasikan tata ruang dan kewilayahan secara terintegrasi dan konsisten.
Menurut UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, secara khusus Undang- Undang ini mengamanatkan perlunya penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di perkotaan, yang proporsi luasnya ditetapkan minimal 30% dari luas wilayah kota, yang diisi dengan tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Distribusi ruang terbuka hijau publik disesuaikan dengan sebaran penduduk dan hirarki pelayanan dengan memperhatikan rencana struktur ruang dan pola ruang.
Berdasarkan data lapangan BAPPEDA Kota Bandung, hingga tahun 2011 tercatat luas RTH yang baru terpenuhi adalah sebesar 1.910,49 ha atau sekitar 11,43% dari wilayah Kota Bandung yang memiliki luas 16.729,650 Ha. Keadaan tersebut jauh dari kondisi ideal RTH suatu kota yaitu 30% dari luas wilayah kota. Secara spasial, RTH yang telah ada juga belum memenuhi pola
(19)
sebaran yang merata di setiap wilayah dan juga belum memenuhi kebutuhan berdasarkan jumlah penduduk di setiap wilayah. Lahan-lahan hijau dan pepohonan di Kota Bandung kini banyak yang kehilangan fungsinya sebagai penyejuk kota dan peredam pencemaran, dan berganti dengan bangunan-bangunan komersial. Lingkungan Kota Bandung semakin memperhatinkan dengan terjadinya masalah degradasi lingkungan Bandung yang masih memiliki permasalahan utama yaitu sampah dan polusi yang kian meningkat. Permasalahan ini diakibatkan karena kurangnya lahan RTH di sekitar wilayah perkotaan yang tidak lagi memenuhi kebutuhan suatu wilayah.
Menurut Departemen Pekerjaan Umum / RTH Wilayah Perkotaan, untuk mendapatkan RTH yang fungsional dan estetik dalam suatu sistem perkotaan maka luas RTH minimum, lokasi lahan kota yang potensial untuk RTH, struktur dan pola, serta bentuk dan distribusinya harus menjadi pertimbangan dalam membangun dan mengembangkannya. Luas RTH minimum dalam suatu wilayah harus memenuhi tiga komponen diantaranya: 1) Kapasitas atau daya dukung alami wilayah, 2) Kebutuhan per kapita (kenyamanan, kesehatan, dan bentuk pelayanan lainnya) dan 3) Arah dan tujuan pembangunan RTH.
Penyediaan RTH di kawasan perkotaan merupakan hal penting bagi perkembangan suatu wilayah perkotaan sebagaimana yang diamanatkan dalam UU No.26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Distribusi RTH kawasan perkotaan dapat ditentukan berdasarkan luas wilayah, jumlah penduduk dan kualitas RTH wilayah. Salah satu tolok ukur penataan ruang yang mampu memberikan kenyamanan, keasrian dan kesehatan bagi penghuni kota adalah tersedianya alokasi RTH. RTH tersebut harus bisa mencukupi kebutuhan lingkungan perkotaan dan berkelanjutan dari waktu ke waktu.
Dalam pemenuhan RTH suatu wilayah harus memperhatikan faktor kapasitas/daya dukung wilayah dan kapasitas RTH yang harus terpenuhi
(20)
dalam wilayah tersebut. Terkadang kapasitas/daya dukung suatu wilayah sudah memenuhi, tetapi RTH di wilayah tersebut belum terpenuhi bahkan belum ada. Hal tersebut menjadi kendala dalam pemenuhan RTH suatu wilayah untuk mencapai RTH minimal suatu wilayah. Begitu juga dengan RTH di Kota Bandung dimana harus terpenuhi 18,57% lagi dari luas Kota Bandung yang memiliki faktor penghambat kapasitas suatu wilayah dan kondisi fisik wilayah tersebut. Untuk mewujudkan ruang terbuka hijau perkotaan di wilayah administratif Kota Bandung seluas 16.729,65 Ha dalam 30 kecamatan dan 151 kelurahan ini diperlukan suatu kesatuan sistem informasi ruang terbuka hijau. Upaya yang perlu dilakukan adalah dengan melakukan kegiatan Identifikasi Potensi dan Perencanaan Lahan Ruang Terbuka Hijau Kota Bandung, dengan ruang lingkup kegiatan mencakup pemetaan dan pengecekan lahan ruang terbuka hijau eksisting beserta lahan-lahan yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai ruang terbuka hijau dalam upaya melengkapi dan memperinci masterplan ruang terbuka hijau Kota Bandung yang telah disususun. Oleh karena itu dibutuhkan sistem informasi yang berfungsi untuk menganalisis kondisi RTH Kota Bandung, mengolah data tekstual dan data spasial terkait dengan RTH Kota Bandung dan menghasilkan sistem pengambilan keputusan berupa rekomendasi potensi wilayah RTH sehingga dapat menampilkan visualisasi RTH.
Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan sistem informasi berbasis geografis dan pemetaan, sehingga analisis RTH dapat dimanfaatkan untuk keperluan analisis RTH Kota Bandung dan dapat digunakan untuk mengolah data-data yang terhubung secara digital dan ditampilkan dalam bentuk visualisasi peta RTH yang dapat diakses oleh Badan Perencanaan dan Pembangunan (BAPPEDA) Kota Bandung, Dinas Pemakaman dan Pertamanan Kota Bandung dan instansi terkait. Selain itu dapat juga dilakukan
(21)
perencanaan pengembangan wilayah RTH dengan memperhatikan faktor daya dukung wilayah, jumlah penduduk dan RTH eksisting yang pada akhirnya akan meningkatkan layanan ekologi RTH yang mampu mendukung keberlanjutan lingkungan Kota Bandung.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dalam pengembangan RTH diperlukan pengklasifikasian RTH dan rekomendasi wilayah potensi RTH berbasis web
menggunakan metodologi pengembangan sistem dengan model Waterfall
Strategy Sequential yang memberikan informasi visual kondisi RTH secara
yang ada dan mudah diakses, sehingga memberikan kemudahan bagi instansi dalam menindak-lanjutin masalah RTH di Kota Bandung. Oleh karena itu,
berdasarkan pertimbangan di atas maka penulis memilih judul: “Sistem
Rekomendasi Potensi Lahan RTH Kota Bandung Berbasis WebGIS
Menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW)”.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang diuraikan pada latar belakang tersebut, maka permasalahan yang akan diselesaikan melalui penelitian ini adalah: 1. Bagaimana merancang model rekomendasi potensi lahan RTH Kota
Bandung?
2. Bagaimana menentukan parameter yang cocok digunakan pada Metode
Simple Additive Weighting untuk menentukan rekomendasi potensi lahan
RTH?
3. Bagaimana implementasi parameter dengan Metode Simple Additive
Weighting untuk rekomendasi potensi lahan RTH Kota Bandung
berdasarkan Sistem Informasi Geografis berbasis web?
1.3.Batasan Masalah
(22)
1. Data primer yang digunakan adalah data RTH tahun 2011 dan data penggunaan lahan Kota Bandung tahun 2011.
2. Data sekunder yang digunakan adalah data yang diperoleh dari Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Bandung, yaitu:
a. Batas administrasi Kota Bandung tahun 2011. b. Data non spasial terkait RTH Kota Bandung. c. Peta dasar Kota Bandung dalam ekstensi *.shp
d. Atribut: luas wilayah, jumlah penduduk, kualitas RTH dan kelas RTH.
1.4.Tujuan
Tujuan dibuatnya sistem ini adalah:
1. Merancang model rekomendasi potensi lahan RTH Kota Bandung. 2. Menentukan parameter yang cocok digunakan pada Metode Simple
Additive Weighting untuk menentukan rekomendasi potensi lahan
RTH.
3. Mengimplementasikan parameter dengan Metode Simple Additive
Weighting untuk rekomendasi potensi lahan RTH Kota Bandung
berdasarkan Sistem Informasi Geografis berbasis web.
1.5.Manfaat
1. Bagi Penulis
a. Menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang cara perancangan dan pembuatan web GIS.
2. Mengetahui tata cara penggunaan perangkat lunak yang berbasiskan GIS Bagi Instansi Terkait
a. Sebagai alat bantu dalam proses perencanaan wilayah Ruang Terbuka Hijau pada suatu wilayah.
(23)
b. Sebagai sarana untuk mempermudah dalam pengambilan keputusan, pengklasifikasian, analisis wilayah Ruang Terbuka Hijau suatu wilayah. 3. Bagi Universitas
a. Dapat menjadi sumbangan karya ilmiah dalam disiplin ilmu Sistem Informasi Geografis.
b. Dapat dijadikan sebagai bahan bacaan atau acuan bagi peneliti lain yang berminat mengkaji permasalahan atau topik yang sama.
1.6.Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini dibagi menjadi dua jenis metode, yaitu pengumpulan data dan metode pengembangan sistem, metode penelitian terdiri atas:
1. Metode Pengumpulan data
Metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi di BAPPEDA Kota Bandung , Badan Pencatatan Sipil (BPS) Kota Bandung dan dilakukan juga studi kepustakaan untuk mengumpulkan data yang berasal dari penelitian-penelitian terdahulu maupun dari buku, jurnal yang berhubungan dengan teori-teori dalam penelitian.
2. Metode Pengembangan Sistem
Metode pengembangan sistem yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode System Development Life Cycle dengan model
Waterfall.
2.1.Sistematika Penulisan
Secara garis besar, penulisan dibagi menjadi lima bab. Adapun isi masing-masing bab adalah sebagai berikut:
(24)
Bab ini mengemukakan latar belakang penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian yang masing-masing dijelaskan pada tiap bab.
BAB II. LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan tentang pengertian dan teori-teori yang digunakan sebagai landasan atau dari dasar penulisan ini.
BAB III. METODE PENELITIAN
Pada bab ini berisi uraian metode penelitian yang mencakup metode pengumpulan data dan metode pengembangan sistem yang digunakan dalam suatu Sistem Informasi Geografis.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan tentang hasil pembahasan dari sistem informasi yang dikembangkan dan pengujian terhadap sistem yang dikembangkan.
BAB V. PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dari uraian yang sudah diterangkan pada bab-bab sebelumnya dan juga berisi saran pengembangan penelitian masa datang.
(25)
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini menjelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan metode yang digunakan dalam melakukan penelitian ini. Diantaranya mengenai alat dan bahan yang digunakan, desain penelitian serta metode penelitian yang digunakan.
3.1.ALAT DAN BAHAN
3.1.1. Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: 1. Perangkat Keras (Hardware)
a. Seperangkat Personal Computer
b. Processor Intel Core i5
c. Harddisk 320 Gb
d. Memory 2 Gb
e. VGA Intel share 1 G
f. DDR 3
g. Monitor LCD 15,4 inch
2. Perangkat Lunak (Software)
a. Operating System Windows 7
b. Notepad ++
c. ArcGIS
d. Map ALOV
e. Power Designer
(26)
Bahan-bahan yang digunakan untuk melakukan penelitian ini yaitu:
1. Data Primer: data RTH Kota Bandung dan data penggunaan lahan Kota Bandung. 2. Data Sekunder meliputi batas administrasi Kota Bandung, data non spasial terkait
RTH Kota Bandung, dan Peta Kota Bandung.
3.2. DESAIN PENELITIAN
Untuk melakukan analisis RTH Kota Bandung maka dibuat diagram penelitian sebagai berikut:
(27)
Metode Penelitian
Studi Kepustakaan
Pengumpulan Data
Pengembangan System Development Life Cycle (SDLC) Whiten, 2005
Studi Literatur Observasi Wawancara System Initation System Analysis System Design System Implementation Identifikasi Masalah Lingkup Sistem Tujuan
Gambaran Umum RTH
Analisa Sistem yang Akan Dibangun
Analisa Pemecahan
Masalah Rekomendasi Lahan RTH
Perancangan Proses
Perancangan Database
DFD
CDM & PDM
Kamus Data
Perancangan Tampilan (GUI)
Perancangan Antar Muka
Analisis Data Menggunakan Metode SAW (Simple
Additive Weighting )
Coding
Pengujian Perangkat Lunak
Metodologi Pengujian Black Box (Pressman,
(28)
Gambar 3.1 Desain Penelitian
3.3.METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang dilakukan dalah sebagai berikut: 3.3.1. Studi Kepustakaan
Penelitian ini didahului dengan studi literatur untuk mencari referensi dan pembahasan yang sesuai dengan permasalahan yang diangkat.
Adapun referensi tersebut meliputi:
1. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2008.
2. Simple Additive Weighting (SAW)
3.3.2. Metode Pengumpulan Data 1. Studi Literatur
Dalam metode ini, data sekunder diperoleh dari beberapa macam sumber bacaan yang berkaitan dengan materi penulisan yang diperoleh dari perpustakaan dan internet seperti buku, off print, jurnal, karya ilmiah dan sumber lain yang membahas tentang konsep rekomendasi, analisis lahan RTH.
2. Observasi
Penulis melakukan pengumpulan data dengan melakukan penelitian di Dinas Pemakaman dan Pertamanan Kota Bandung untuk mendapatkan gambaran, penjelasan mengenai keadaan RTH Kota Bandung, untuk mengetahui variabel/faktor apa saja yang dijadikan parameter dalam penentuan lokasi RTH dan juga mengumpulkan data primer dan sekunder yang dibutuhkan mengenai RTH.
(29)
Selain itu penulis juga melakukan penelitian di Dinas Tata Ruang dan BAPPEDA Kota Bandung untuk mengetahui struktur tata ruang dan lahan Kota Bandung dan juga mengumpulkan data primer dan sekunder terkait RTH Bandung.
3.3.3. Pengembangan Perangkat Lunak
Pada pengembangan sistem, metode yang akan digunakan adalah Metode Waterfall
Strategy Sequential yang merupakan suatu pendekatan untuk menganalisa dan men-design suatu
sistem melalui siklus analisis tertentu sehingga sesuai dengan kebutuhan user sehingga sistem dapat dikembangkan dengan baik.
Langkah-langkah dalam Waterfall Strategy Sequential dibagi menjadi 4 bagian (Whitten, 2005):
1. System Initiation
Pada tahapan ini ada beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam membuat sistem informasi spasial RTH yaitu:
a. Identifikasi masalah pada RTH
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana cara menentukan lahan berpotensi RTH di Kota Bandung berdasarkan Permen PU No.5 Tahun 2008 mengenai penyediaan berdasarkan luas wilayah, kelas RTH, jumlah penduduk dan RTH
eksisting suatu wilayah.
b. Menentukan batasan ruang lingkup sistem yang akan dibangun.
1. Sistem rekomendasi lahan potensi RTH dilakukan pada 30 kecamatan di Kota Bandung.
2. Data spasial penggunaan lahan Kota Bandung yang digunakan tahun 2011 3. Data jumlah penduduk Kota per kecamatan Kota Bandung tahun 2011 4. Data jumlah RTH eksisting Kota Bandung tahun 2011
c. Menentukan tujuan pembangunan sistem dan untuk siapa sistem ini dibangun.
Tujuan pembangunan sistem adalah memberikan rekomendasi lahan potensi RTH sehingga memudahkan para pengambil keputusan dalam menentukan lahan RTH baru.
(30)
2. System Analysis
a. Gambaran umum RTH serta tata ruang dan lahan Kota Bandung
Berdasarkan hasil laporan lapangan BAPPEDA Kota Bandung tahun 2011 diketahui bahwa RTH Kota Bandung masih jauh dari luas ideal RTH suatu kota yaitu 11,43% dari 30% luas suatu kota. Hal ini disebabkan karena semakin banyaknya pengalihan fungsi lahan RTH menjadi bangunan komersial. Akibat kondisi ini banyak terjadi masalah lingkungan yang diakibatkan karena kurangnya lahan RTH di sekitar wilayah perkotaan yang tidak lagi memenuhi kebutuhan suatu wilayah.
b. Analisa sistem yang akan dibangun untuk merancang model rekomendasi RTH Kota Bandung.
Sistem rekomendasi akan dibangun dengan menerapkan Metode Simple Additive
Weighting pada atribut-atribut yang digunakan dalam penentuan lahan RTH, selanjutnya
data spasial akan diolah dengan menggunakan ArcGIS dan ditampilkan berbasis webGIS
menggunakan ALOVMap.
c. Analisa pemecahan masalah RTH pada sistem yang berjalan.
Berdasarkan diagram penjabaran rekomendasi lahan RTH, analisa penentuan rekomendasi wilayah RTH ditentukan berdasarkan jumlah penduduk yang dilakukan dengan mengalikan antara jumlah penduduk suatu wilayah dengan standar luas RTH yang telah ditentukan dalam Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan PU No.5 Tahun 2008.
Tabel 3.1 Penyediaan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk
No Unit Lingkungan
Tipe RTH Luas Minimal/ unit (m2)
Lokasi
1 250 jiwa Taman RT 250 Di tengah
lingkungan RT
(31)
No Unit Lingkungan
Tipe RTH Luas Minimal/ unit (m2)
Lokasi
kegiatan RW 3 30.000 jiwa Taman
Kelurahan
9.000 Dikelompokkan dengan
sekolah/pusat kelurahan 4 120.000 jiwa Taman
Kecamatan
24.000 Dikelompokkan dengan
sekolah/pusat kelurahan Pemakaman disesuaikan tersebar
5 480.000 jiwa Taman Kota 144.000 Di pusat kota/wilayah Hutan Kota Disesuaikan Di
dalam/kawasan pinggiran Untuk fungsi-fungsi tertentu
Disesuaikan Disesuaikan dengan kebutuhan
Rekomendasi penentuan lahan RTH dilakukan dengan analisis jumlah penduduk, luas lahan yang tersedia dan RTH eksisting dengan metode SAW (Simple Additive Weighting). Analisis jumlah penduduk, lahan tersedia dan RTH eksisting dilakukan dengan metode SAW dimaksudkan untuk mengetahui kesesuaian luas lahan dan jumlah penduduk di suatu lokasi dengan cara mengklasifikasikan lahan yang berpotensi RTH berdasarkan ketentuan penyediaan RTH berdasarkan jumlah penduduk dan luas lahan. Hasil analisis SAW kemudian dicocokkan
(32)
dengan ketersediaan potensi lahan sehingga didapat lahan-lahan yang bisa dijadikan RTH berdasarkan kelas yang telah ditentukan.
3. Desain System
a. Perancangan Proses
Perancangan proses merupakan gambaran untuk alur proses sistem baru yang diusulkan. Perancangan proses dijelaskan dengan Data Flow Diagram (DFD)
b. Perancangan Database (CDM & CPM)
Pada tahapan ini merancang basis data dari sistem informasi spasial RTH, dengan
Conceptual Data Model (CDM) yang memodelkan struktur logis dari keseluruhan aplikasi
data yang menggambarkan secara detail struktur basis data pada sistem. Physical Data
Model (PDM) merupakan representasi fisik dari database yang akan dibuat dengan
mempertimbangkan DBMS yang akan digunakan dan memberi gambaran detail basis data dalam bentuk fisik dan memperlihatkan struktur penyimpanan data yang benar pada basis data yang digunakan sesungguhnya. Spesifikasi data dijelaskan dengan kamus data.
c. Perancangan Tampilan User (GUI)
Perancangan GUI dilakukan dengan menggunakan Macromedia Dreamwaver dan tools
bantuanlainnya
4. System Implementation
a. Coding
Pemrograman system menggunakan bahasa pemrograman Hypertext Processor
(PHP) dengan menggunakan database mysql dan Macromedia Dreamweaver sebagai editor untuk mendesign tampilan web nya yang telah ditentukan pada analisis sistem. b. Pengujian Sistem
(33)
(34)
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian sistem rekomendasi potensi lahan RTH Kota Bandung menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW) ini, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Model sistem rekomendasi potensi lahan RTH Kota Bandung ini dirancang dengan menerapkan Metode Simple Additive Weighting (SAW) pada atribut-atribut yang digunakan dalam penentuan lahan RTH, selanjutnya data spasial akan diolah dengan menggunakan ArcGIS dan ditampilkan berbasis webGIS menggunakan ALOVMap.
2. Berdasarkan ketentuan Permen PU No.5 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan, parameter yang dapat digunakan pada Metode Simple Additive Weighting untuk menentukan rekomendasi potensi lahan RTH antara lain jumlah penduduk, luas wilayah yang tersedia, RTH eksisting dan kualitas RTH tiap kecamatan.
3. Pada penelitian ini Metode Simple Additive Weighting berhasil diterapkan pada rekomendasi potensi lahan RTH Kota Bandung dengan menggunakan parameter penentuan lahan RTH dan sistem ini dapat memberikan hasil rekomendasi potensi lahan RTH yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam pengambilan keputusan untuk pembangunan RTH baru pada suatu wilayah. Sistem ini juga memberikan informasi tentang sebaran potensi lahan RTH beserta atribut-atributnya berdasarkan Sistem Informasi Geografis berbasis web dengan menggunakan metode pengembangan system SDLC (System Development Life Cycle) dengan model Waterfall. Dalam menampilkan
(35)
visualisasi data spasial RTH penulis melakukan proses pengolahan data dengan menggunakan perangkat lunak ArcGIS dan perangkat lunak ALOVMap.
5.2 Saran
Saran penulis untuk pengembangan sistem ini lebih lanjut:
1. Untuk pengolahan data dapat menggunakan perangkat lunak web GIS lain seperti
MapServer atau MapInfo sebagai pembanding hasil dari sistem yang telah penulis
lakukan.
2. Data spasial seperti data RTH dan data penggunaan lahan Kota Bandung yang digunakan dalam penelitian selanjutnya diharapkan dapat diakses secara real time.
(36)
DAFTAR PUSTAKA
BAPPEDA Kota Bandung. (2011). Identifikasi Potensi dan Perencanaan Lahan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Bandung Tahun 2011. Arsip Pemerintah Kota Bandung. Tidak diterbitkan.
BAPPEDA Kota Bandung (2011). Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung 2011-2031. Arsip Pemerintah Kota Bandung. Tidak diterbitkan.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2008. Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan. Arsip Pemerintah Kota Bandung. Tidak diterbitkan.
Prahasta, Eddy. 2011. Tutorial ArcGIS Desktop untuk Bidang Geodesi Dan Geomatika. Bandung : Informatika Bandung.
GIS Konsorsium Aceh Nias. 2007. Modul ArcGIS Tingkat Dasar. http://www.scribd.com/doc/10410997/ModulArcGIS-Tingkat-Dasar. Diakses pada tanggal 10 Agustus 2014.
Lehurlawal, L Selvi. 2009. Analisis Spasial dan Preferensi Pemilik Lahan Terhadap Perencanaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Medan. USU Repository © 2009.
Putri, Primaristianti. 2004. Analisis Spasial dan Temporal Perubahan Luas Ruang Terbuka Hijau di Kota Bandung. Jurnal Lansekap Indonesia Volume 2 No.2 2010.
(37)
Moniaga, Ingerid Lidia. 2008. Studi Ruang Terbuka Hijau Kota Manado dengan Pendekatan Sistem Dinamik. Program Studi Arsitektur Lansekap.
Thesis Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Aulia, Maharani. 2012. Metode Neraca Energi untuk Perhitungan Radiasi Transmisi Menggunakan Data Citra Landsat ETM+
LIU, Song., LIU, Binyi., “Using GIS to Assess the Ecological-niche for Urban
Green Space Planning in Wuxi City”.
Weku, Winsy. 2013. Pendekatan Spasial Dalam Menentukan Wilayah Tanam Kelapa Menggunakan Metode SAW. Jurusan Matematika FPMIPA UNSRAT.
Lubis, Elvina. 2013. Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Kelayakan Daerah Pertanian Menggunakan Metode SAW. Program Studi Teknik Informatika STMIK Budi Darma Medan.
Wisuda, Amanda Putri. 2012. Analisis Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan Taman Kota Sebagai Ruang Terbuka Hijau di Kota Depok. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.
Febrianti, Nur. 2014. Ruang Terbuka Hijau DKI Jakarta Berdasarkan Analisis Spasial dan Spektral Data Landsat 8. Bidang Lingkungan dan Mitigasi Bencana, Pusfatja-LAPAN.
Ankiq. 2006. Aplikasi Sistem Informasi Geografi untuk Penetapan Lahan Budidaya Perikanan di Kabupaten Sumedang. Fakultas Perikanan Universitas Padjajaran.
Prahasta, E. 2009. Konsep-Konsep Dasar (Perspektif Geodesi & Geomatika). Bandung: Penerbit Informatika.
Kusrini. 2007. Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta: Penerbit Andi.
(38)
Hanafi, M. 2011. SIG dan AHP Untuk Sistem Pendukung Keputusan Perencanaan Wilayah Industri dan Pemukiman Kota Medan. Medan: Universitas Sumatera Utara.
(1)
Suci Ramadhani Putri, 2014
Sistem Rekomendasi potensi lahan RTH kota Bandung berbasis webgis menggunakan metode Simple Additive weighting ( SAW )
(2)
Suci Ramadhani Putri, 2014
Sistem Rekomendasi potensi lahan RTH kota Bandung berbasis webgis menggunakan metode Simple Additive weighting ( SAW )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian sistem rekomendasi potensi lahan RTH Kota Bandung menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW) ini, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Model sistem rekomendasi potensi lahan RTH Kota Bandung ini dirancang dengan menerapkan Metode Simple Additive Weighting (SAW) pada atribut-atribut yang digunakan dalam penentuan lahan RTH, selanjutnya data spasial akan diolah dengan menggunakan ArcGIS dan ditampilkan berbasis webGIS menggunakan ALOVMap.
2. Berdasarkan ketentuan Permen PU No.5 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan, parameter yang dapat digunakan pada Metode Simple Additive Weighting untuk menentukan rekomendasi potensi lahan RTH antara lain jumlah penduduk, luas wilayah yang tersedia, RTH eksisting dan kualitas RTH tiap kecamatan.
3. Pada penelitian ini Metode Simple Additive Weighting berhasil diterapkan pada rekomendasi potensi lahan RTH Kota Bandung dengan menggunakan parameter penentuan lahan RTH dan sistem ini dapat memberikan hasil rekomendasi potensi lahan RTH yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam pengambilan keputusan untuk pembangunan RTH baru pada suatu wilayah. Sistem ini juga memberikan informasi tentang sebaran potensi lahan RTH beserta atribut-atributnya berdasarkan Sistem Informasi Geografis berbasis web dengan menggunakan metode pengembangan system SDLC (System Development Life Cycle) dengan model Waterfall. Dalam menampilkan
(3)
Suci Ramadhani Putri, 2014
Sistem Rekomendasi potensi lahan RTH kota Bandung berbasis webgis menggunakan metode Simple Additive weighting ( SAW )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
visualisasi data spasial RTH penulis melakukan proses pengolahan data dengan menggunakan perangkat lunak ArcGIS dan perangkat lunak ALOVMap.
5.2 Saran
Saran penulis untuk pengembangan sistem ini lebih lanjut:
1. Untuk pengolahan data dapat menggunakan perangkat lunak web GIS lain seperti
MapServer atau MapInfo sebagai pembanding hasil dari sistem yang telah penulis lakukan.
2. Data spasial seperti data RTH dan data penggunaan lahan Kota Bandung yang digunakan dalam penelitian selanjutnya diharapkan dapat diakses secara real time.
(4)
Suci Ramadhani Putri, 2014
Sistem Rekomendasi potensi lahan RTH kota Bandung berbasis webgis menggunakan metode Simple Additive weighting ( SAW )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
BAPPEDA Kota Bandung. (2011). Identifikasi Potensi dan Perencanaan Lahan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Bandung Tahun 2011. Arsip Pemerintah Kota Bandung. Tidak diterbitkan.
BAPPEDA Kota Bandung (2011). Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung 2011-2031. Arsip Pemerintah Kota Bandung. Tidak diterbitkan.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2008. Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan. Arsip Pemerintah Kota Bandung. Tidak diterbitkan.
Prahasta, Eddy. 2011. Tutorial ArcGIS Desktop untuk Bidang Geodesi Dan Geomatika. Bandung : Informatika Bandung.
GIS Konsorsium Aceh Nias. 2007. Modul ArcGIS Tingkat Dasar. http://www.scribd.com/doc/10410997/ModulArcGIS-Tingkat-Dasar. Diakses pada tanggal 10 Agustus 2014.
Lehurlawal, L Selvi. 2009. Analisis Spasial dan Preferensi Pemilik Lahan Terhadap Perencanaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Medan. USU Repository © 2009.
Putri, Primaristianti. 2004. Analisis Spasial dan Temporal Perubahan Luas Ruang Terbuka Hijau di Kota Bandung. Jurnal Lansekap Indonesia Volume 2 No.2 2010.
(5)
Suci Ramadhani Putri, 2014
Sistem Rekomendasi potensi lahan RTH kota Bandung berbasis webgis menggunakan metode Simple Additive weighting ( SAW )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Moniaga, Ingerid Lidia. 2008. Studi Ruang Terbuka Hijau Kota Manado dengan Pendekatan Sistem Dinamik. Program Studi Arsitektur Lansekap.
Thesis Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Aulia, Maharani. 2012. Metode Neraca Energi untuk Perhitungan Radiasi Transmisi Menggunakan Data Citra Landsat ETM+
LIU, Song., LIU, Binyi., “Using GIS to Assess the Ecological-niche for Urban Green Space Planning in Wuxi City”.
Weku, Winsy. 2013. Pendekatan Spasial Dalam Menentukan Wilayah Tanam Kelapa Menggunakan Metode SAW. Jurusan Matematika FPMIPA UNSRAT.
Lubis, Elvina. 2013. Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Kelayakan Daerah Pertanian Menggunakan Metode SAW. Program Studi Teknik Informatika STMIK Budi Darma Medan.
Wisuda, Amanda Putri. 2012. Analisis Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan Taman Kota Sebagai Ruang Terbuka Hijau di Kota Depok. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.
Febrianti, Nur. 2014. Ruang Terbuka Hijau DKI Jakarta Berdasarkan Analisis Spasial dan Spektral Data Landsat 8. Bidang Lingkungan dan Mitigasi Bencana, Pusfatja-LAPAN.
Ankiq. 2006. Aplikasi Sistem Informasi Geografi untuk Penetapan Lahan Budidaya Perikanan di Kabupaten Sumedang. Fakultas Perikanan Universitas Padjajaran.
Prahasta, E. 2009. Konsep-Konsep Dasar (Perspektif Geodesi & Geomatika). Bandung: Penerbit Informatika.
Kusrini. 2007. Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta: Penerbit Andi.
(6)
Suci Ramadhani Putri, 2014
Sistem Rekomendasi potensi lahan RTH kota Bandung berbasis webgis menggunakan metode Simple Additive weighting ( SAW )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hanafi, M. 2011. SIG dan AHP Untuk Sistem Pendukung Keputusan Perencanaan Wilayah Industri dan Pemukiman Kota Medan. Medan: Universitas Sumatera Utara.