HUBUNGAN PENGELOLAAN PROGRAM PELATIHAN MEISTER OTOMOTIF DENGAN KOMPETENSI PESERTA : Studi Deskriptif di Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Dalam Negeri Bandung.

(1)

HUBUNGAN PENGELOLAAN PROGRAM PELATIHAN MEISTER OTOMOTIF DENGAN KOMPETENSI PESERTA

(Studi Deskriptif di Lembaga Pelatihan “Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Dalam Negeri Bandung”)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

Disusun Oleh

Winda Insani Moulina 0907406

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2014


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

WINDA INSANI MOULINA

HUBUNGAN PENGELOLAAN PROGRAM PELATIHAN MEISTER OTOMOTIF DENGAN KOMPETENSI PESERTA

(Studi Deskriptif di Lembaga Pelatihan “Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Dalam Negeri Bandung)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING: PEMBIMBING I

Dr. H. Uyu Wahyudin, M.Pd NIP. 19600926 198503 1 003

PEMBIMBING II

Drs. Ade Cahyana, M.Sc NIP. 19501108 197803 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

Dr. Jajat S. Ardiwinata, M.Pd NIP. 19590826 198603 1 003


(3)

PERNYATAAN

“Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Hubungan Pengelolaan Program Pelatihan Meister Otomotif dengan Kompetensi Peserta” ini beserta isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas penyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau

ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini”.

Bandung, Februari 2014 Yang membuat pernyataan,

Winda Insani Moulina 090406


(4)

Hubungan Pengelolaan Program Pelatihan Meister Otomotif dengan Kompetensi Peserta

(Studi Deskriptif di Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Dalam Negeri Bandung)

Abstrak

Program pelatihan meister otomotif merupakan pelatihan yang diadopsi dari Jerman, pelatihan ini adalah salah satu pelatihan yang menciptakan lulusan yang dicari perusahan-perusahan besar. Penelitian ini bertujuan untuk 1) Memperoleh gambaran mengenai pengelolaan program pelatihan meister otomotif, 2) Memperoleh gambaran mengenai kompetensi peserta pelatihan program meister otomotif, 3) Mengetahui hubungan antara pengelolaan program pelatihan meister otomotif dengan kompetensi peserta. Adapun landasan teori yang digunakan adalah meliputi : 1) Konsep dasar Pendidikan Nonformal, 2) Konsep dasar pelatihan, 3) konsep kompetensi. Hipotesis penelitian ini adalah terdapat hubungan yang bermakna antara pengelolaan program pelatihan meister otomotif dengan kompetensi peserta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Dalam Negeri Bandung (BBPLKDN), yang berlokasi di Jalan Jendral Gatot Subroto No.170 Bandung 40275. Lokasi penelitian ini dipilih peneliti karena merupakan salah satu lembaga yang bergerak dibidang pelatihan yang merupakan bagian dari pendidikan pendidikan nonformal. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh peserta program pelatihan meister otomotif di BBPLKDN yang berjumlah 16 orang. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, kuesioner dan studi dokumentasi. Pengujian hipotesis menggunakan uji chi square yang dibarengi oleh uji koefisien kontingensi untung melihat hubungan antara variabel x dan y. Berdasarkan hasil pengujian Chi Square dengan bantuan program SPSS Versi 20, diperoleh nilai Sig untuk tes Fisher sebesar 0,019 < 0,05. Dikarenakan nilai Sig < 0,05, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengelolaan program pelatihan meister otomotif dengan kompetensi peserta di BBPLKDN Bandung. Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya hubungan antara pengelolan program pelatihan meister otomotif dengan kompetensi peserta dilihat dari peserta yang menilai pengelolaan program yang baik, memiliki nilai kompetensi yang baik pula.


(5)

Relationship Management of Meister Automotive Training Program with Competence Participants

(Descriptive Studies at Center for Development of Domestic Training Bandung) Abstrak

Meister automotive training program is adopted from the German training , this training is one of the training that creates graduates who look for companies on large . This study aims to 1 ) Obtain an overview of the automotive meister management training program , 2 ) Obtain an overview of the competence of the trainee program automotive meister , 3 ) determine the relationship between the management training program with a competency automotive meister . The theoretical basis used is included : 1 ) the basic concept of Non-formal Education , 2 ) the basic concept of training , 3 ) the concept of competence . The hypothesis of this study is that there is a significant association between meister automotive management training program with competency . The method used in this research is descriptive method with a quantitative approach . This research was conducted at Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Dalam Negeri ( BBPLKDN ) , which is located at Jalan Gatot Subroto 170 Bandung 40275 . The location of this research the researcher selected because it is one of the institutions engaged in training that is part of nonformal education. The samples in this research are all participants in the automotive training program meister BBPLKDN totaling 16 people.. Data collection techniques in this study were interviews , questionnaires and documentation studies . Hypothesis testing using chi square test is accompanied by a gain contingency coefficient test the relationship between variables X and variables Y. Based on the results of the Chi Square test with SPSS Version 20 , obtained the Sig for Fisher tests for 0.019 < 0.05 . Due to the Sig < 0.05 , it can be concluded that there is a significant correlation between meister automotive management training program with a competency in BBPLKDN Bandung . The conclusion of this study is the relationship between the management training program with a competency automotive meister views of participants who assess program management good , have a good competence value anyway .


(6)

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK………... i

KATA PENGANTAR………. ii

UCAPAN TERIMA KASIH……… iii

DAFTAR ISI………... iv

DAFTAR TABEL……… vii

DAFTAR GAMBAR……… ix

DAFTAR LAMPIRAN……… x

BAB I PENDAHULUAN……… 1

A. Latar Belakang Penelitian………... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah………... 4

C. Tujuan Penelitian………... 5

D. Manfaat / Signifikansi Penelitian……….. 5

E. Struktur Organisasi Skripsi………... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA………... 7

A. Konsep Pendidikan Nonformal………... 7

1. Pengertian Pendidikan Nonformal……….. 7

2. Karakteristik Pendidikan Nonformal………... 8

3. Komponen Pendidikan Nonformal………... 10

4. Cakupan Pendidikan Nonformal………. 12

B. Konsep Pelatihan……….. 13

1. Pengertian Pelatihan……… 13

2. Tujuan Pelatihan………... 16

3. Prinsip-prinsip Pelatihan………... 17

4. Landasan-landasan Pelatihan………... 18

5. Jenis-jenis Pelatihan………... 19

6. Pengelolaan Pelatihan……….………. 20

7. Pendekatan Sistem Untuk Pelatihan………. 23


(7)

C. Konsep Kompetensi Peserta………..……… 28

1. PengertianKompetensi……… 28

2. Karakteristik Kompetensi…..……….. 31

3. Kategori Kompetensi………..……… 32

D. Kerangka Pemikiran …….……… 33

E. Hipotesis………..………... 34

BAB III METODE PENELITIAN………... 36

A. Lokasi dan Subjek Penelitian………... 36

1. Lokasi Penelitian……… 36

2. Sampel……… 36

B. Desain Penelitian……….. 37

C. Metode Penelitian………. 38

D. Definisi Operasional………. 39

E. Instrumen Penelitian………. 41

1. Penyusunan Kisi-kisi………... 42

2. Penyusunan Angket………. 42

F. Uji Coba Instrumen……..……… 43

1. Uji Validitas……… 43

2. Uji Reliabilitas………... 45

G. Teknik Pengumpulan Data……… 46

1. Data Primer……… 47

2. Data Sekunder…..……… 48

H. Analisis Data………...………. 49

1. Pengolahan Data……….……….. 50

2. Analisis Univariat………..………... 52

3. Analisis Bivariat……… 53

I. Pengujian Hipotesis……… 54

1. Uji Chi Square……….. 54

2. Koefisien Kontingensi………. 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………... 57


(8)

1. Sejarah BBPLKDN………. 57

2. Tugas Pokok dan Fungsi………. 58

3. Visi, Misi dan Strategi……… 59

B. Hasil Penelitian………..………... 61

1. Analisis Univariat……… 61

2. Analisis Bivariat………..… 71

C. Pembahasan Hasil Penelitian……….. 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………. 82

A. Kesimpulan………... 82

B. Saran………... 83


(9)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Masyarakat merupakan salah satu modal dan sekaligus faktor dominan dalam pembangunan. Pembangunan merupakan suatu usaha yang terus menerus / proses yang dilakukan oleh masyarakat, lembaga / pemerintah guna meningkatkan taraf hidup / kesejahteraan.

Sumber daya manusia yang berjumlah besar seharusnya mampu membangun Indonesia. Pengembangan suatu sistem pendidikan dan pelatihan dalam kaitannya dengan upaya pengembangan sumber daya manusia umumnya dan pembangunan ketenagakerjaan khususnya, kiranya memang keharusan dan kebutuhan yang semakin terasa dewasa ini.

Persoalan kompetensi adalah salah satu persoalan penting dalam ketenagakerjaan nasional. Semakin rendah kompetensi yang dimiliki para pekerja, akan semakin sulit baginya untuk mendapatkan kesempatan bekerja. Sebab, perusahaan akan cenderung memprioritaskan pencarian tenaga kerja yang memang kompeten di bidangnya. Hal ini sejalan dengan prinsip perusahaan untuk mencari pekerja yang berkualitas di bidangnya atau prinsip the right man in the

right place.

Masalahnya adalah, kurikulum pendidikan di Indonesia kurang berorientasi pada kurikulum berbasis kompetensi. Sehingga, kebanyakan siswa lulusan SMA yang ingin langsung bekerja tidak siap dengan persyaratan ketrampilan atau keahlian dari para perusahaan.

Begitu pula dengan para lulusan perguruan tinggi. Tidak sedikit mereka yang hanya memiliki kemampuan dan pengetahuan di bidang akademis, namun tidak memiliki keahlian yang dibutuhkan dunia kerja. Mereka-mereka inilah, yang tidak siap dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia kerja, yang berpotensi menambah daftar panjang angka pengangguran di Indonesia.

Sistem pendidikan dan pelatihan sangat dibutuhkan sebagai wahana pembinaan ketenagakerjaan yang mampu beroperasional secara efektif dan


(10)

menghasilkan tenaga kerja berkompeten. Pendidikan merupakan salah satu sektor pembangunan, oleh karenanya pendidikan dan pelatihan tidak dapat dilepaskan atau dipisahkan dari tujuan, sasaran dan titik berat pembangunan. Peningkatan kompetensi manusia dibutuhkan untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam era globalisasi. Pembentukan dan pengembangan tenaga kerja yang berkualitas, maka diperlukan pendidikan dan pelatihan yang bermutu.

Dalam Undang-undang No.20 tahun 2003 pasal 3 menyebutkan :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Dengan demikian pendidikan memiliki peran yang sangat penting bagi seseorang untuk mensejahterakan hidupnya serta dapat menjadi suatu nilai pembangunan bangsa. Pendidikan tentunya tidak akan terlepas dari pembelajaran. Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Lebih lanjut dijelaskan di dalam Undang-undang Sisdiknas No.20 tahun 2003, pasal 13 ayat 1 menyatakan bahwa jalur pendidikan terdiri dari jalur pendidikan formal, nonformal dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dapat dilakukan melalui jalur pendidikan nonformal seperti yang dikemukakan oleh Hamojoyo dalam Kamil. M (2009 : 14) sebagai berikut :

Pendidikan nonformal adalah usaha yang terorganisir secara sistematis dan kontiyu diluar sistem persekolahan, melalui hubungan sosial untuk membimbing individu, kelompok dan masyarakat agar memiliki sikap dan cita-cita sosial (yang efektif) gina meningkatkan taraf hidup dibidang materil sosial dan mental dalam rangka usaha mewujudkan kesejahteraan sosial.

Pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan nonformal berperan penting dalam pengembangan sumber daya manusia yang produktif dan mandiri, dalam arti mampu menciptakan lapangan pekerjaan dan mampu meningkatkan pendapatannya yang dilakukan melalui pendidikan nonformal salah satunya pelatihan.


(11)

Hakikat tujuan dari pelatihan adalah untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan nilai / sikap seseorang di luar sistem pendidikan formal dalam waktu yang relatif singkat dengan menggunakan metode yang mengutamakan praktik daripada teori, seperti yang dijelaskan oleh Satrodipoero (2006 : 122) dalam Kamil (2010 : 152).

Simamora (1995 : 287) mengartikan pelatihan sebagai serangkaian aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan keahlian-keahlian, pengetahuan, pengalaman, ataupun perubahan sikap seorang individu. Sementara dalam Instruksi Presiden No. 15 tahun 1974, pengertian pelatihan dirumuskan sebagai berikut :

Pelatihan adalah bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku, dalam waktu yang relative singkat, dan dengan menggunakan metode yang lebih mengutamakan praktik daripada teori.

Dari definisi pelatihan diatas, maka disimpulkan bahwa pelatihan merupakan proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan pengetahuan, keahlian, dan sikap individu sebagai anggota masyarakat dalam pekerjaan dan kehidupan sehari-hari.

Lembaga pelatihan yang merupakan satuan pendidikan nonformal merupakan wadah bagi masyarakat yang membutuhkan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pelengkap, penambah, dan pengganti dalam upaya pendidikan pengembangan sumber daya manusia yang terintegritas. Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Dalam Negeri (BBPLKDN) Bandung adalah salah satu Unit Pelaksana Teknis Pusat (UPTP) yang berada dibawah naungan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) yang mempunyai tugas pokok (Permenakertrans RI Nomor: PER.02/MEN-SJ/VIII/2008) yaitu:

“Melaksanakan dan mengembangkan pelatihan, uji kompetensi, sertifikasi dan konsultansi bidang instruktur, tenaga pelatihan dan tenaga kerja”.

Berdasarkan pra penelitian yang dilakukan di BBPLKDN Bandung dengan menggunakan teknik wawancara dan observasi diperoleh data mengenai Program

Meister Otomotif, program ini mengadopsi sistem pelatihan dari Jerman ini

membekali peserta secara teknikal dan manajerial. Selain belajar ilmu teknik otomotif, program ini juga memberikan pengetahuan dan keterampilan di bidang


(12)

akuntansi, hukum, kepemimpinan, metodologi pelatihan, bahasa, dan komputer. Sehingga lulusan dari program ini diharapkan akan menjadi seorang yang terampil di bidang teknik otomotif sekaligus menjadi manajer bengkel yang handal dan profesional. Program ini merupakan suatu langkah penting dan sangat perlu dilaksanakan dalam rangka mencetak sumber daya manusia yang berkualitas dan terampil. Bagi peserta yang mengikuti program ini diharapkan dapat mengatasi kekurangan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki dengan persyaratan pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki baik untuk bekerja dan untuk mengadakan kegiatan mandiri berupa wirausaha dan lain sebagainya.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk

mengangkat penelitian dengan judul “Hubungan pengelolaan program pelatihan

meister otomotif dengan kompetensi peserta di BBPLKDN Bandung”. B. Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan hasil observasi lapangan, maka teridentifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Program pelatihan meister otomotif BBPLKDN Bandung merupakan program yang di adaptasi dari Jerman.

2. Program pelatihan meister otomotif BBPLKDN Bandung tidak hanya belajar ilmu teknik otomotif, program ini juga memberikan pengetahuan dan keterampilan di bidang akuntansi, hukum, kepemimpinan, metodologi pelatihan, bahasa, dan komputer.

3. Peserta program pelatihan meister otomotif memiliki latar belakang dunia otomotif.

4. Lulusan program pelatihan meister otomotif BBPLKDN Bandung diharapkan mampu menciptakan lapangan pekerjaan.

C. Perumusan Masalah

Dari uraian yang dipaparkan pada identifikasi masalah, penulis merumuskan permasalahan penelitian terkait dengan bagaimana hubungan pengelolaan program pelatihan meister dengan kompetensi peserta. Untuk memperjelas lingkup penelitian, maka penulis merumuskan ke beberapa bentuk pertanyaan menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:


(13)

1. Bagaimana gambaran pengelolaan program pelatihan meister otomotif di BBPLKDN Bandung?

2. Bagaimana kompetensi peserta program pelatihan meister otomotif di BBPLKDN Bandung?

3. Apakah terdapat hubungan antara pengelolaan program pelatihan meister otomotif dengan kompetensi peserta di BBPLKDN Bandung?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data dan informasi tentang:

1. Pengelolaan program pelatihan meister otomotif di BBPLKDN Bandung 2. Kompetensi peserta program pelatihan meister otomotif di BBPLKDN

Bandung

3. Hubungan pengelolaan program pelatihan meister otomotif dengan kompetensi peserta di BBPLKDN Bandung?

E. Manfaat Penelitian

Peneliti berharap dapat memberikan manfaat sebagai berikut : a. Bagi peneliti

Diharapkan dapat menambah pengetahuan peneliti baik teori maupun praktek dilapangan mengenai Pendidikan Luar Sekolah yang diperoleh semasa perkuliahan.

b. Bagi Universitas Pendidikan Indonesia

Manfaat dari penelitian ini ialah untuk mengaplikasikan ilmu yang di peroleh semasa perkuliahanyang berhubungan dengan skripsi yang berjudul “Hubungan Pengelolaan Program Pelatihan Meister Otomotif dengan Kompetensi Peserta” dan membawa nama besar perguruan tinggi sewaktu turun melaksankan penelitian di lapangan.

c. Bagi Balai Besar Latihan Kerja Dalam Negeri (BBPLKDN) Bandung Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran dan masukan bagi BBPLKDN mengenai hubungan pengelolaan program pelatihan dengan kompetensi peserta.


(14)

F. Struktur Organisasi Skripsi

Skripsi ini terdiri dari lima bab yang berisi, sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan : Latar belakang, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi.

Bab II : Kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis mengenai konsep pendidikan luar sekolah, konsep pelatihan, pengelolaan program pelatihan meister dan kompetensi.

Bab III Metode penelitian : Lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, uji instrumen, teknik pengumpulan data, analisis data dan pengujian hipotesis.

Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan : Gambaran lokasi penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan hasil penelitian.


(15)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Dalam Negeri Bandung (BBPLKDN), yang berlokasi di Jalan Jendral Gatot Subroto No.170 Bandung 40275. Lokasi penelitian ini dipilih karena Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Dalam Negeri Bandung (BBPLKDN) Bandung merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis Pusat (UPTP) yang berada dibawah naungan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans). Lokasi penelitian ini dipilih peneliti karena merupakan salah satu lembaga yang bergerak dibidang pelatihan yang merupakan bagian dari pendidikan pendidikan nonformal. Selain itu alasan peneliti memilih lokasi penelitian ini adalah peneliti tertarik untuk meneliti mengenai hubungan pengelolaan program pelatihan meister otomotif dengan kompetensi peserta..

2. Sampel

Menurut Sugiyono dalam Fajar (2011 : 62) sampel adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Adapun Zurih dalam Fajar (2006 : 119) berpendapat bahwa “sampel didefinisikan sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu”.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka yang menjadi sampel penelitian ini yaitu seluruh peserta progam pelatihan meister otomotif di BBPLKDN Bandung yang berjumlah 16 orang. Selain itu, data yang peneliti butuhkan juga dari pihak pengelola lembaga dan instruktur pada pelatihan tersebut dengan menggunakan metode wawancara sebagai pelengkap data untuk melakukan penelitian. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengungkap data tentang hubungan pengelolaan program pelatihan meister otomotif dengan kompetensi peserta di BBPLKDN Bandung.


(16)

B. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan sebuah rancangan dalam menentukan alur penelitian. Desain penelitian digunakan agar proses kegiatan yang dilakukan tidak keluar dari tujuan penelitian sehingga penulisan skripsi akan tetap pada alur yang efektif dan efisien (Aziz 2013:3).

Desain penelitian dapat dikatakan sebagai rancangan kompleks peneliti dalam meneliti suatu permasalahan. Apapun jenis penelitiannya, desain penelitian selalu dimulai dari adanya permasalahan yang merupakan kesenjangan dari kenyataan dan harapan, ataupun dari yang tersedia dan seharusnya. Dengan adanya kesenjangan tersebut, peneliti mencari konsep serta teori yang tepat untuk menunjang permasalahan tersebut agar dapat teratasi melalui penelitian ini, atau setidaknya hasil dari penelitian ini akan bias digunakan untuk mengurangi permasalahan tersebut (Aziz 2013:33).

Oleh karena itu, peneliti membuat terlebih dahulu desain penelitian yang akan menunjang pada penelitian pengelolaan program pelatihan meister otomotif dalam meningkatkan kompetensi peserta di BBPLKDN Bandung.

Desain penelitian ini dimulai dari keinginan peneliti mengetahui hubungan pengelolaan program pelatihan meister otomotif dengan kompetensi peserta. Penelitian ini kemudian ditunjang oleh teori-teori mengenai konsep pendidikan nonformal, konsep pelatihan, dan konsep kompetensi peserta. Setelah itu, masalah lalu dikumpulkan dan dirumuskan kedalam rumusan masalah. Data lalu dikumpulkan melalui angket atau kuesioner yang sebelumnya telah diuji instrumen melalui uji validitas dan reliabilitas, kemudian dicari kecenderungan umum skornya. Pendekatan yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Data kemudian dianalisis dengan menggunakan pengujian hipotesis uji chi square dan analisis koefisien kontingensi setelah sebelumnya data dianalisis menggunakan univariat dan bivariat. Setelah pengujian hipotesis dilakukan, kemudian ditarik kesimpulan dan rekomendasi yang berguna bagi BBPLKDN Bandung dan


(17)

pihak-pihak terkait. Adapun bila digambarkan dalam sebuah bagan menjadi seperti dibawah ini :

Gambar 3.1. Desain Penelitian C. Metode Penelitian

“Metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud” (Purwadarminta dalam Sudjana, 2005 : 7). Sedangkan penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu melalui penyelidikan atau usaha mecari

Permasalahan :

Peningkatan

kompetensi peserta

Rumusan Masalah :

1. Bagaimana gambaran pengelolaan program pelatihan meister otomotif?

2. Bagaimana gambaran kompetensi peserta program pelatihan

meister otomotif?

3. Apakah ada hubungan antara pengelolaan program pelatihan meister otomotif dengan kompetensi peserta?

Hasil

Teori Pendukung :

1. Konsep Pendidikan Nonformal 2. Kosep Pelatihan 3. Konsep

Kompetensi

Analisis Data :

Pendekatan Kuantitatif 1. Analisis Univariat 2. Analisis Bivariat 3. Uji Chi Square

4. Koefisien Kontingensi

PengumpulanData :

Menggunakan angket / kuesioner

1. Uji validitas dan reliabilitas 2. Kecenderungan

umum skor


(18)

bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan masalah itu, yang dilakukan secara hati-hati sekali sehingga diperoleh pemecahanya (Ali 1992 dalam Fajar 2013:50).

Dari pengertian mengenai metode dan penelitian, dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk mendapatkan data dari subjek penelitian. Sebagaimana menurut Arikunto dalam Fajar (2006 : 160), bahwa “Metode penelitian yaitu cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”. Berdasarkan kecenderungan data yang di dapat dari studi ke lapangan dan kesesuaian dengan tujuan penelitian, maka penelitian yang diambil oleh penulis adalah penelitian dengan pendekatan kuantitatif.

Metode yang digunakan oleh peneliti pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode penelitian deskriptif dipergunakan untuk berupaya memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang, dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi dan analisis/pengolahan data, membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk membuat penggambaran tentang suatu keadaan secara objektif dalam suatu deskriptif situasi.

Adapun dalam pengolahan data peneliti menggunakan teknik analisis data statistik deskriptif. Menurut Sugiyono dalam Fajar (2008 : 147) sebagai berikut :

Statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif karena dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan berupa angket cara pengolahannya dengan perhitungan uji chi kuadrat dan analisi koefisien kontingensi.

D. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam menjabarkan penelitian ini, maka penulis menuliskan definisi operasional sebagai berikut:


(19)

1. Pengelolaan

Pengelolaan merupakan serangkaian kegiatan yang terencana diselenggarakan oleh seorang atau lebih, dalam suatu kelompok atau organisasi/lembaga, untuk mencapai tujuan yang telah dicapai tujuan yang telah ditetapkan sesuai dengan perencanaan yang dirumuskan (Fajar 2013:51). Pengelolaan pada penelitian ini bermaksud untuk mengungkap bagaimana pengelolaan yang dilakukan di BBPLKDN Bandung yang terdiri dari beberapa tahap pengelolaan yaitu mulai dari perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi yang dilakukan oleh BBPLKDN Bandung khususnya dalam mengelola pelatihan.

2. Pelatihan

Pelatihan adalah bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan diluar sistem pendidikan yang berlaku, dalam waktu yang relatif singkat, dan dengan menggunakan metode yang lebih mengutamakan praktek daripada teori (Instruksi Presiden No. 5 tahun 1974 dalam Mustofa Kamil). Sementara itu, pelatihan biasanya diasosiasikan untuk mempersiapkan seseorang dalam melaksanakan suatu peran atau tugas dalam dunia kerja, namun pelatihan bisa juga dilihat sebagai elemen khusus atau keluaran dari suatu proses pendidikan yang lebih umum. Pelatihan pada penelitian ini adalah sebagai bidang kajian yang diambil sebagai salah satu wadah untuk meneliti suatu pengelolaan lewat BBPLKDN Bandung sebagai suatu lembaga pelatihan.

3. Program Pelatihan Meister Otomotif

Meister adalah jabatan professional yang sangat dikenal di Eropa terutama

Jerman. Meister di Jerman sangatlah dihargai karena dalam sebuah industri maupun jasa diharuskan adanya seorang Meister. Untuk menjadi Meister dipersyaratkan sudah mempunyai pengalaman atau melakukan kegiatan jasa bengkel mobil/motor atau di bidang otomotif. Program pelatihan meister otomotif yang dilaksanakan berdurasi 1.800 jam pelajaran di tempuh kurang lebih 1 tahun. Meliputi materi pengetahuan dan


(20)

keterampilan teknis otomotif, kewirausahaan, metodologi pelatihan, hukum perburuhan, manajerial, keuangan dan lain-lain.

4. Kompetensi

Kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan kemampuan atau karakteristik kepribadian seseorang yang secara langsung mempengaruhi kinerjanya ( Dadang Budiaji dalam Sedarmayanti 2001:4). Kompetensi pada pelatihan ini mengarah pada kemampuan peserta pelatihan yang telah diberikan di BBPLKDN Bandung berupa keterampilan, motivasi, dan pembentukan kepribadian yang selanjutnya dapat dimiliki sebagai kompetensi para peserta pelatihan dalam memenuhi tujuannya dalam mengikuti pelatihan yang dinilai dari 3 aspek yaitu sikap, teori dan pratek.

5. BBPLKDN Bandung

Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Dalam Negeri Bandung (BBPLKDN) Bandung merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis Pusat (UPTP) yang berada dibawah naungan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans), lembaga ini yang melaksanakan program pelatihan meister otomotif, pesertanya merupakan montir-montir yang telah memenuhi persyaratan.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono dalam Putri, 2013: 102). Instrumen penelitian disusun berdasarkan pada pokok permasalahan yang terdapat dalam kegiatan penelitian, selanjutnya dikembangkan dalam bentuk pernyataan. Pada pernyataan angket terdiri dari perkembangan beberapa aspek dan indikator penelitian, sebagai dasar untuk mendapatkan data penelitian. Angket berawal dari permasalahan yang ada dan kemudian diturunkan menjadi kisi- kisi penelitian yang selanjutnya dibuat semacam angket atau kuesioner (Putri 2013:48).

Pengumpulan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat pengumpul data yang berbentuk angket yang berisi tentang sejumlah pertanyaan atau pernyataan (Putri 2013:48). Oleh karena itu alat pengumpul data untuk semua variabel yaitu


(21)

pengelolaan program pelatihan meister berbentuk pertanyaan atau pernyataan. Untuk penilaian peneliti menggunakan skala likert dengan empat pilihan kemungkinan jawaban, yaitu: Sangat Setuju, Setuju, Kurang Setuju, dan Tidak Setuju dengan bobot nilai SS= 4, S= 3, KS= 2, dan TS= 1. Bobot nilai setiap responden dijumlahkan sehingga diperoleh skor total (Putri 2013:49).

Adapun langkah- langkah dalam penyusunan instrumen yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini

1. Penyusunan Kisi- kisi Instrumen Penelitian

Penyusunan kisi- kisi instrumen penelitian dilakukan secara sistematis sesuai dengan perumusan masalah, tujuan penelitian dan variabel penelitian yang sudah dijabarkan. Penyusunan kisi- kisi instrumen penelitian yang merupakan acuan pembuatan alat pengumpul data berupa angket.

Kisi- kisi penelitian ini disusun secara sistematis sesuai dengan tujuan penelitian yang sudah ditetapkan, kemudian dijabarkan berdasarkan indikatornya, sehingga memudahkan dalam pembuatan angket.

2. Penyusunan Angket

Item pertanyaan dalam angket ini merupakan penjabaran dari indikator- indikator yang akan dijadikan pernyataan (Putri 2013:49). Penyusunan angket tersebut adalah sebagai berikut:

a. Penyusunan kisi- kisi yang akan dijadikan pedoman dalam pembuatan angket. b. Membuat daftar pernyataan yang dibuat berdasarkan kisi- kisi angket (terlampir),

disusun secara singkat, jelas dan sederhana untuk memudahkan responden memberikan jawaban yang sesuai dengan pernyataan yang disediakan.

c. Membuat alternatif jawaban yang terdiri dari empat alternatif pilihan.

d. Membuat petunjuk pengisian angket yaitu untuk menghindari kesalahan dalam pengisian angket.

e. Membuat surat pengantar angket agar responden mengetahui maksud dan tujuan dari pengisian angket tersebut.


(22)

Penyusunan angket ini dapat diperinci sebagai berikut:

a. Variabel pengelolaan program pelatihan terdiri dari 22 item pernyataan yang berisikan tentang indikator pengelolaan program pelatihan meister otomotif.

F. Uji Coba Instrumen

Angket yang telah disusun diuji cobakan kepada kelompok sasaran yang dianggap memiliki karakteristik yang logis dengan sampel penelitian. Tujuannya untuk memperoleh data yang akurat, yaitu dengan maksud untuk mengetahui tingkat kesahihan (validitas) dan keterandalan (reliabilitas) instrumen penelitian tersebut. (Putri 2013:50).

Uji coba ini dilakukan terhadap 8 orang peserta program pelatihan meister otomotif di BBPLKDN Bandung.

1. Uji Validitas Instrumen

Sugiyono dalam Putri (2013: 96) bahwa perlu dibedakan antara hasil penelitian yang valid dan reliabel dengan instrumen penelitian yang valid dan reliabel. Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.

Untuk mengetahui tingkat validitas instrumen yang telah diuji cobakan, maka digunakan teknik validitas item. Penggunaan teknik ini berdasarkan atas pertimbangan bahwa terdapat kesesuaian antara bagian-bagian instrumen secara keseluruhan. Dengan kata lain, bagian-bagian instrumen yang mendukung misi instrumen keseluruhan yang mengungkap data dari variabel yang dimaksud (Putri 2013:50).

Untuk menguji tingkat validitas sebuah instrumen penelitian digunakan Korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:

  

  ] y) ( ) y ][n( x) ( ) x [n( y x xy n r 2 2 2 2 Keterangan:


(23)

n = jumlah responden uji coba X = skor setiap item

Y = skor seluruh item

(Sugiyono dalam Putri, 2013: 225)

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kevalidan suatu instrumen. Suatu instrumen yang baik mempunyai validitas yang tinggi, sabaliknya instrumen yang kurang baik memiliki validitas yang rendah (Putri 2013:451).

Uji coba instrumen ini diberikan kepada peserta program pelatihan meister otomotif dengan jumlah 22 item untuk variabel X. Hasil uji coba dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.1

Uji Validitas Instrumen

Variabel No Item Koefisien

Validitas

Titik

Kritis Keterangan

(1) (2) (3) (4) (5)

Pengelolaan Program Pelatihan Meister

Otomotif

1 0,346 0,300 Valid

2 0,306 0,300 Valid

3 0,455 0,300 Valid

4 0,561 0,300 Valid

5 0,429 0,300 Valid

6 0,609 0,300 Valid

7 0,474 0,300 Valid

8 0,492 0,300 Valid

9 0,361 0,300 Valid

10 0,612 0,300 Valid


(24)

12 0,601 0,300 Valid

13 0,437 0,300 Valid

14 0,419 0,300 Valid

15 0,462 0,300 Valid

16 0,605 0,300 Valid

17 0,429 0,300 Valid

18 0,605 0,300 Valid

19 0,519 0,300 Valid

20 0,338 0,300 Valid

21 0,402 0,300 Valid

22 0,495 0,300 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data Uji Alat Ukur dengan Program SPSS Versi 20 Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa seluruh instrumen pernyataan yang digunakan memiliki nilai koefisien validitas > titik kritis (0,300) sehingga seluruh instrumen pernyataan tersebut dinyatakan Valid. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pernyataan yang digunakan dalam penelitian sudah mampu mengukur apa yang seharusnya diukur dan layak dijadikan sebagai alat ukur penelitian.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas atau keterandalan suatu instrumen sebagai alat ukur dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana kebenaran alat ukur tersebut cocok digunakan sebagai alat ukur untuk mengukur sesuatu (Mardalis dalam Hendra, 2009). Reliabilitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran. Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan metode cronbach alpha (a) dengan rumus sebagai berikut :


(25)

Keterangan :

= koefisien alpha cronbach.

k = banyaknya butir pertanyaan

2

b

 = jumlah varians butir

2

t

 = varians total skor

Pengujian ini dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS 20 (Statistical

Package for Social Scince). Perhitungan reliabilitas instrumen dapat dilihat dalam

tabel berikut ini:

Tabel 3.2

Uji Reliabilitas Instrumen

Variabel Alpha

Cronbach

Titik

Kritis Kesimpulan Pengelolaan Program Pelatihan

Meister Otomotif 0,827 0,600 Reliabel

Sumber : Hasil Pengolahan Data Uji Alat Ukur dengan Program SPSS Versi 20 Dari tabel di atas, diketahui bahwa nilai Alpha Cronbach yang diperoleh adalah sebesar 0,827 > 0,600 dan dinyatakan Reliabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pernyataan yang digunakan dalam penelitian merupakan instrumen yang dapat dipercaya dan sudah teruji kesahihan maupun keabsahanya sehingga layak untuk dijadikan sebagai alat ukur penelitian.

G. Teknik Pengumpulan Data

Keberhasilan penelitian sebagian besar tergantung pada teknik-teknik pengumpulan data yang digunakan. Menurut Sugiyono dalam Fajar (2008 : 224),

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.


(26)

Untuk memperoleh data seperti prosedur-prosedur, alat-alat serta kegiatan nyata, penulis menentukan teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut :

Sugiyono dalam Fajar (2008 : 137) mengemukakan, bahwa “sumber data dapat menggunakan dua sumber, yaitu data primer dan data sekunder”. Data primer meliputi wawancara, observasi, angket dan dokumentasi. Sedangkan data sekunder meliputi company profil dan studi kepustakaan. Mengacu kepada pendapat tersebut, penulis menentukan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono dalam Fajar, 2008 : 139). Untuk mendapatkan hasil data primer penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, seperti :

a. Wawancara

Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dimana terjadinya komunikasi secara verbal antara pewawancara atau peneliti dengan subjek pewawancara. Sejalan dengan pengertian diatas, dapat diperjelas bahwa wawancara yaitu percakapan Tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih yang berhadapan secara fisik dan diarahkan pada suatu masalah tertentu (Kartini kartono dalam fajar, 1998 : 187).

Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara kepada pengelola dan tenaga pengajar untuk mengetahui bagaimana pengelolaan pada pelatihan di BBPLKDN Bandung. Dilakukannya wawancara agar mengetahui secara mendalam apa yang diterima oleh peserta pelatihan dalam kegiatan pelatihan, apa yang telah diusahakan oleh pihak pengelola lembaga dalam melakukan pengelolaan pelatihan mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelatihan di BBPLKDN Bandung.

b. Observasi

Observasi adalah sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (Margono dalam Fajar, 1996 : 158).


(27)

Observasi analisis dokumen dilaksanakan selama penulis melakukan penelitian mengenai pengelolaan pada pelatihan yang ada di BBPLKDN Bandung dan kompetensi peserta pelatihannya. Ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara langsung mengenai pengelolaan yang dilakukan oleh pengelola di BBPLKDN Bandung.

c. Angket atau Kuesioner

Angket dipilih untuk mengungkap hal-hal yang bersifat rahasia, penggunaan angket dilakukan agar lebih efisien dalam mengumpulkan data yang diinginkan. Zuriah dalam Fajar (2006 : 182) mengemukakan kuesioner atau angket adalah “suatu alat pengumpul informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab responden”.

Adapun menurut Sugiyono dalam Fajar (2011 : 199) kuesioner adalah “teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab”.

Angket disebar pada peserta program pelatihan meister otomotif karena jumlahnya yang besar sebanyak 16 orang.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data misalnya melalui orang lain atau dokumen (Sugiyono dalam Fajar, 2008).

a. Dokumentasi

Menurut Suharsimi Arikunto dalam Fajar (2002 : 206) mengemukakan “bahwa metode dokumentasi mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, agenda dan sebagainya.

Studi dokumentasi ini digunakan penulis untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia dalam catatan dokumen dengan tujuan untuk memperoleh data tertulis yang diperlukan untuk melengkapi data penelitian, yaitu dengan jalan membaca, menelaah,


(28)

mengkaji berbagai dokumen yang sekiranya berhubungan dengan permasalahan yang sedang diteliti. Dokumen yang menjadi salah satu sumber pengumpulan data berupa foto, profil, dan data warga belajar serta mendokumentasikan kegiatan pengelolaan pada pelatihan di BBPLKDN Bandung.

b. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian. Teori-teori yang mendasari masalah dan bidang yang akan diteliti dapat ditemukan dengan melakukan studi kepustakaan. Selain itu seorang peneliti dapat memperoleh informasi tentang penelitian-penelitian sejenis atau yang ada kaitannya dengan penelitiannya, dan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, dengan melakukan studi kepustakaan, peneliti dapat memanfaatkan semua informasi dan pemikiran-pemikiran yang relevan dengan penelitiannya.

Menuru Subino dalam Fajar (1982) mengemukakan :

Studi kepustakaan untuk mendapatkan teori-teori, konsep-konsep, sebagai bahan pertimbangan, penguatan atau penolakan terhadap temuan hasil penelitian dan untuk mengambil beberapa kesimpulan, literature dan buku-buku yang dikaji dalam studi kepustakaan yang berkaitan langsung dengan permasalahan penelitian.

Studi kepustakaan yang digunakan oleh penulis untuk memperoleh konsep dan teori-teori sebagai dasar pemikiran dan bahan acuan bagi penulis didalam penelitian yang dilakukan melalui buku-buku, majalah, maupun tulisan-tulisan yang ada hubungannya dengan penelitian.

Adapun teori-teori yang diperoleh penulis dengan menggunakan teknik studi kepustakaan ini, diantaranya yaitu membahas mengenai konsep dan teori : 1) Konsep Pendidikan Nonformal, 2) Konsep Pelatihan, dan 3) Konsep Kompetensi.

H. Analisis Data

Dalam penelitian Kuantitatif, jika semua data telah terkumpul, maka kegiatan

selanjutnya adalah pengolahan data dan analisis data. Berikut penjabaran lebih lengkapnya mengenai pengolahan data dan analisis data (Aziz 2014:45) :


(29)

1. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, maka langkah-langkah pengolahan data yaitu:

a. Editing, yaitu pemeriksaan angket yang telah terkumpul dari hasil pengisian

responden. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk melihat kelengkapan pengisian angket secara menyeluruh.

b. Koding, yaitu pemberian kode atau skor pada setiap alternatif jawaban

berdasarkan ketentuan yang ada. Berikut merupakan pembobotan untuk koding tersebut:

Tabel 3.3

Pembobotan Kuesioner No Alternatif Jawaban Bobot

1 Sangat Setuju 4

2 Setuju 3

3 Kurang Setuju 2

4 Tidak Setuju 1

c. Tabulasi, bertujuan untuk menuangkan semua hasil koding ke dalam tabel

rekapitulasi secara menyeluruh. Adapun tabel rekapitulasi tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Rekapitulasi Hasil Skoring Angket

Responden Skor Item Total

1 2 3 4 5 6 ... N 1

2 N


(30)

d. Perhitungan Kecenderungan Umum Skor

Perhitungan kecenderungan umum skor responden merupakan penjabaran dari nilai presentase dan kriteria setiap variabel. Sugiyono dalam Aziz (2010:246) menyatakan bahwa tujuan dari perhitungan ini adalah untuk mengetahui kesesuaian data yang dihitung dengan skor idealnya yaitu dengan menggunakan rumus:

P =

Keterangan :

P = Proporsi

X = Jumlah skor hasil penelitian (aktual) Xid = Skor ideal (skor ynag diharapkan).

e. Pemberian Kategori, hal ini dimaksudkan sebagai syarat analisis bivariat dalam

perhitungan chi square. Adapun rumus untuk mencari kategori adalah sebagai berikut:

Interval Pengkategorian

-

Xn Xi

C

k

C = Panjang Interval Kelas

Xn = Persentase Maksimum Xi = Persentase Minimum k = Banyaknya kelas/ kategori

Presentase maksimum diperoleh dari hasil pembagian antara bobot tertinggi (4) dengan banyaknya kategori yang digunakan dalam kuesioner (4), sehingga preentase maksimum dapat dihitung sebagai berikut :

4

x 100 100% 4


(31)

Presentase minimum diperoleh dari hasil pembagian antara bobot terrendah (1) dengan banyaknya kategori yang digunakan dalam kuesioner (4), sehingga preentase minimum dapat dihitung sebagai berikut :

1

x 100 25%

4

Persentase Minimum   

Dalam penelitian ini banyaknya kategori yang akan digunakan sebagai kesimpulan dibagi menjadi 3 yaitu kategori baik, cukup dan kurang. Setelah diketahui nilai presentase maksimum dan minimum maka interval pengkategorian dapat dihitung sebagai berikut :

100% - 25%

25% 3

C 

Setelah dilakukan perhitungan interval pengkategorian, maka kategori yang diperoleh adalah sebagai berikut :

25% sampai 50% = Kurang 50,01% sampai 75% = Cukup 75,01% sampai 100% = Baik

2. Analisis Univariat

Penelitian analisis univariat adalah analisis yang dilakukan menganalisis tiap variabel dari hasil penelitian (Notoatmodjo dalam Aziz, 2005:188). Analisa univariat berfungsi untuk meringkas kumpulan data hasil pengukuran sedemikian rupa sehingga kumpulan data tersebut berubah menjadi informasi yang berguna. Peringkasan tersebut dapat berupa ukran statistik, table, grafik. Analisis univariat dilakukan masing-masing variabel yang diteliti. Berikut merupakan table perhitungan analisis univariat dengan menggunakan distribusi frekuensi :


(32)

Tabel 3.5 Analisis Univariat No Pengelolaan Program Pelatihan

Meister Otomotif Frekuensi %

1 Baik

2 Cukup

3 Kurang

Total

No Kompetensi Peserta Frekuensi %

1 Baik

2 Cukup

3 Kurang

Total

3. Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui keterkaitan dua variabel. Setelah semua data dijadikan kategori, maka selanjutnya dibentuk sebuah cross tabulation contingency table dengan mencocokkan tiap skor responden pada variabel pengelolaan program pelatihan dan variabel kompetensi peserta lalu disejajarkan berdasarkan ketiga kategori tersebut (Aziz 2014:48).. Hasil analisis bivariat di sajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 3.6

Tabulasi Silang, Uji Chi Square dan Koefisien Kontingensi Antara X dengan Y

Kompetensi

Total Sig C Keterangan

Kurang Cukup Baik

Pengelolaan

Program Kurang

f


(33)

Pelatihan

Meister Otomotif

Cukup f

%

Baik f

%

Total f

%

I. Pengujian Hipotesis a. Uji Chi Square

Chi square (dibaca: kai kuadrat), merupakan metode perhitungan statistika non parametrik yang jenis datanya harus bersifat nominal atau kategorik. Uji chi square menurut (Andi Supangat dalam Aziz, 2007:364) merupakan “uji hipotesis tentang asosiasi atau korelasi antara frekuensi observasi dengan frekuensi harapan yang didasarkan pada hipotesis tertentu pada setiap penelitian”. Ekspresi matematis tentang distribusi chi square hanya tergantung pada suatu parameter, yaitu derajat kebebasan (degree of freedom).

Adapun rumus uji chi square adalah sebagai berikut:

= ∑ ∑ ∑ (Andi Supangat dalam Aziz, 2007:369) Keterangan :

= Nilai chi hitung ∑ Jumlah skor aktual = Frekuensi yang diharapkan ∑ = Jumlah skor ideal

= Skor aktual ∑ = Skor total

= Skor ideal

Dengan kriteria penerimaan :

Tolak jika nilai Sig. Chi square pada output SPSS ≤ dari 0,05 (α). Terima jika nilai Sig. Chi square pada output SPSS > dari 0,05 (α).


(34)

b. Koefisien Kontingensi

Koefisien kontingensi merupakan metode yang digunakan untuk mengukur taraf hubungan, atau ketakbebasan (ketergantungan) dari klasifikasi-klasifikasi pada suatu tabel kontingensi. Asumsi dari koefisien kontingensi yaitu semakin besar nilai C, maka semakin besar pula taraf hubungannya. Dalam tabel kontingensi, jumlah baris dan kolom menentukan nilai maksimum C yang tidak pernah lebih besar dari 0 (Aziz 2014:50).

Adapun rumus dari koefisien kontingensi adalah sebagai berikut:

C = √

Sedangkan rumus dari koefisien kontingensi maksimum adalah sebagai berikut: = √

Keterangan:

C = Nilai koefisien Kontingensi = Nilai chi hitung

N = Jumlah Responden k = kategori

Tabel 3.7

Nilai Proporsi Menurut Guilford

Proporsi Keterangan

Kurang dari 0,20 Sangat rendah

0,20 – 0,40 Rendah

0,40 – 0,70 Sedang

0,70 – 0,90 Tinggi


(35)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan hasil penelitian ini menyatakan bahwa tedapat hubungan antara pengelolaan program pelatihan meister otomotif dengan kompetensi peserta. Hal tersebut diurai sebagai berikut :

1. Gambaran Pengelolaan Program Pelatihan Meister otomotif di BBPLKDN Bandung

Setelah dilakukan perhitungan terhadap variabel pengelolaan program pelatihan dapat diketahui bahwa pengelolaan program pelatihan meister otomotif di BBPLKDN Bandung sudah dikelola dengan baik, hal ini ditunjukan oleh mayoritas dari responden yang menilai pengelolan pelatihan dalam kategori baik sebanyak 9 orang (56,23%). Pengelolaan program pelatihan meister yang terdiri dari 3 tahap yaitu, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Perencanaan dibagi lagi menjadi 5 tahapan, pertama identifikasi kebutuhan pelatihan, kedua merumuskan tujuan pelatihan, ketiga penyusunan program pelatihan, keempat rekrutmen peserta pelatihan dan kelima pengadaan dan pemilihan media. Perencanaan dibagi lagi menjadi 6 tahapan, pertama kurikulum, kedua waktu pelaksanaan, ketiga instruktur, keempat peserta pelatihan, kelima tempat pelatihan dan keenam sarana pendukung. Dan yang terakhir evaluasi dibagi menjadi 3 tahapan, pertama evaluasi perencanaan pelatihan, kedua evaluasi pelaksanaan pelatihan dan ketiga evaluasi hasil pelatihan.

2. Gambaran Kompetensi Peserta Program Pelatihan Meister Otomotif di BBPLKDN Bandung

Setelah dilakukan perhitungan terhadap variabel kompetensi peserta dapat diketahui peserta program pelatihan meister otomotif di BBPLKDN Bandung memiliki kompetensi yang tergolong baik, hal ini ditunjukan oleh mayoritas dari responden yang memiliki kompetensi dalam kategori baik sebanyak 12 orang


(36)

(75,00%). Penilaian kompetensi peserta dilihat dari 3 aspek, yaitu sikap, teori dan praktek. Sikap terdiri dari 4 penilaian, yang pertama kehadiran, kedua disiplin, ketiga prakarsa dan keempat kerjasama. Selanjutnya teori dan praktek terdiri dari 7 penilaian yang sama yaitu, umum, engine, chasis & power rain, kelistrikan, kelompok non unit kompetensi teknis, methodologi dan non teknis.

3. Hubungan antara Pengelolaan Program Pelatihan Meister Otomotif dengan Kompetensi Peserta

Diperoleh temuan studi, bahwa dari aspek pengelolaan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, hanya aspek pelaksanaan yang memiliki hubungan yang signifikan dengan kompetensi pelatihan. Hal ini menunjukkan bahwa aspek pengelolaan secara individual tidak bisa memberi kontribusi optimal kepada output pelatihan. Setiap aspek hanya bisa memberikan kontribusi kepada output pelatihan jika masing-masing fungsinya bersinerji dengan aspek-aspek lainnya untuk saling melengkapi jika ada kelebihan dari aspek yang satu, untuk melengkapi kekurangan pada aspek-aspek yang lainnya, sehingga fungsi pengelolaan dapat dipandang sebagai fungsi gabungan efektivitas dari aspek-aspek perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi terhadap output pelatihan.

B. Saran

Adapun saran yang dapat peneliti berikan bagi pihak terkait diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Dengan adanya temuan studi bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara aspek-aspek perencanan dan evaluasi terhadap output pelatihan, diharapkan memberikan umpan balik kepada para pengelola Program Pelatihan Meister Otomotif di BBPLKDN Bandung untuk melakukan kajian tentang kelemahan pada kedua aspektersebut, untuk memperbaikinya, dalam rangka meningkatkan efektifitas aspek perencanaan dan evaluasi terhadap


(37)

2. Bagi peneliti selanjutnya yang merasa tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang hubungan pengelolaan program pelatihan meister otomotif dengan

output pelatihan disarankan untuk mengkaji lebih lanjut, aspek-aspek

perencanaan dan evaluasi yang patut mendapat perhatian para pengelola Program Pelatihan Meister Otomotif di BBPLKDN Bandung, sehingga efektivitas program ini semakin meningkat. Di sampimg itu, diharapkan penelitian yang akan datang mampu memperbaiki kekurangan studi ini dalam rangka mengkaji lebih dalam mengenai aspek-aspek pelatihan lainnya yang perlu dikaji lanuut untuk meningkatkan efektivitas program pelatihan dalam konten serupa, termasuk upaya untuk mengkaji hubungannya dengan aspek-aspeklainnya yang mencakup menumbuhkan dan meningkatkan motivasi berwirausaha yang menjadi tujuan program pelatihan ini.


(38)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Adi, F. (2013). Pengelolaan Pada Pelatihan Pra Rekrutmen Magang Ke Jepang

dalam Meningkatkan Kompetensi Peserta Pelatihan di LPK Putra Maju Lembang. Skripsi. Jurusan Pendidikan Luar Sekolah UPI : tidak diterbitkan.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Kamil, Mustofa. (2012). Model Pendidikan Dan Pelatihan: Konsep dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta.

Maliki, Aziz. (2014). Hubungan penerapan model problem based learning dengan

hasil belajar peserta bimbingan keterampilan kerja jurusan montir motor di BPSBR Jawa Barat. Skripsi. Jurusan Pendidikan Luar Sekolah UPI : tidak

diterbitkan.

Rakhmat, Jalaludin. (2005). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Salsa, Putri. (2013). Pengaruh Hasil Pelatihan Orientasi dan Mobilitas terhadap

Peningkatan Kemandirian Penyandang dengan Kecacatan Netra di PSBN Wyata Guna Bandung. Skripsi. Jurusan Pendidikan Luar Sekolah UPI : tidak

diterbitkan.

Sardin. Hand Out Pengantar Statistika. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Sedarmayanti. (2001). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung:

Mandar Maju.

Siegel, Sidney.( 1992). Statistik Non Parametrik untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Gramedia.

Sudjana, D. (2001). Pendidikan Nonformal: Wawasan, Sejarah, Perkembangan,


(39)

________, (2004). Manajemen Program Pendidikan Untuk Pendidikan dan

Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Falah Production.

________, (2007). Sistem & Manajemen Pelatihan (Teori dan Aplikasi). Bandung: Falah Production.

Sugiyono. (2013). Motode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Supangat, A. (2007). Statistika dalam Kajian Deskriptif, Inferensi dan

Nonparametrik. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sumber Internet:

Admin. 2013. Definisi kompetensi. In google online [online]. (http://deroe.wordpress.com/2007/10/05/kompeten-dan-kompetensi/). [22 November 2013].

Admin. 2013. Persoalan kompetensi. In google [online]. (infopublik.layanan.go.id). [agustus 2013].

Admin. 2013. In google [online]. digilib.unm. [september 2013] Admin. 2013. In google [online]. thesis.binus.ac.id. . [september 2013] Admin. 2013. In google [online]. asm.ariyanti.ac.id. . november 2013]

Admin. 2013. In google [online]. jurnal-sdm-olif.blogspot. . [september 2013] Admin. 2013. In google [online]. bloghidupgue.com. . [november 2013]

Syarifudin. 2013. Manajemen sumber daya manusian. In google [online]. (syarifudin-manajemendayamanusia.blogspot.com). [agustus 2013].

Asmarita. 2013. Undang-undang no. 20 tahun 2003 pasal 3. In google [online]. (asmaritaza.blogspot.com). [agustus 2013].


(1)

55

b. Koefisien Kontingensi

Koefisien kontingensi merupakan metode yang digunakan untuk mengukur taraf hubungan, atau ketakbebasan (ketergantungan) dari klasifikasi-klasifikasi pada suatu tabel kontingensi. Asumsi dari koefisien kontingensi yaitu semakin besar nilai C, maka semakin besar pula taraf hubungannya. Dalam tabel kontingensi, jumlah baris dan kolom menentukan nilai maksimum C yang tidak pernah lebih besar dari 0 (Aziz 2014:50).

Adapun rumus dari koefisien kontingensi adalah sebagai berikut: C = √

Sedangkan rumus dari koefisien kontingensi maksimum adalah sebagai berikut:

= √

Keterangan:

C = Nilai koefisien Kontingensi = Nilai chi hitung

N = Jumlah Responden k = kategori

Tabel 3.7

Nilai Proporsi Menurut Guilford Proporsi Keterangan

Kurang dari 0,20 Sangat rendah

0,20 – 0,40 Rendah

0,40 – 0,70 Sedang

0,70 – 0,90 Tinggi


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan hasil penelitian ini menyatakan bahwa tedapat hubungan antara pengelolaan program pelatihan meister otomotif dengan kompetensi peserta. Hal tersebut diurai sebagai berikut :

1. Gambaran Pengelolaan Program Pelatihan Meister otomotif di BBPLKDN

Bandung

Setelah dilakukan perhitungan terhadap variabel pengelolaan program pelatihan dapat diketahui bahwa pengelolaan program pelatihan meister otomotif di BBPLKDN Bandung sudah dikelola dengan baik, hal ini ditunjukan oleh mayoritas dari responden yang menilai pengelolan pelatihan dalam kategori baik sebanyak 9 orang (56,23%). Pengelolaan program pelatihan meister yang terdiri dari 3 tahap yaitu, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Perencanaan dibagi lagi menjadi 5 tahapan, pertama identifikasi kebutuhan pelatihan, kedua merumuskan tujuan pelatihan, ketiga penyusunan program pelatihan, keempat rekrutmen peserta pelatihan dan kelima pengadaan dan pemilihan media. Perencanaan dibagi lagi menjadi 6 tahapan, pertama kurikulum, kedua waktu pelaksanaan, ketiga instruktur, keempat peserta pelatihan, kelima tempat pelatihan dan keenam sarana pendukung. Dan yang terakhir evaluasi dibagi menjadi 3 tahapan, pertama evaluasi perencanaan pelatihan, kedua evaluasi pelaksanaan pelatihan dan ketiga evaluasi hasil pelatihan.

2. Gambaran Kompetensi Peserta Program Pelatihan Meister Otomotif di

BBPLKDN Bandung

Setelah dilakukan perhitungan terhadap variabel kompetensi peserta dapat diketahui peserta program pelatihan meister otomotif di BBPLKDN Bandung memiliki kompetensi yang tergolong baik, hal ini ditunjukan oleh mayoritas dari


(3)

83

(75,00%). Penilaian kompetensi peserta dilihat dari 3 aspek, yaitu sikap, teori dan praktek. Sikap terdiri dari 4 penilaian, yang pertama kehadiran, kedua disiplin, ketiga prakarsa dan keempat kerjasama. Selanjutnya teori dan praktek terdiri dari 7 penilaian yang sama yaitu, umum, engine, chasis & power rain, kelistrikan, kelompok non unit kompetensi teknis, methodologi dan non teknis.

3. Hubungan antara Pengelolaan Program Pelatihan Meister Otomotif dengan

Kompetensi Peserta

Diperoleh temuan studi, bahwa dari aspek pengelolaan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, hanya aspek pelaksanaan yang memiliki hubungan yang signifikan dengan kompetensi pelatihan. Hal ini menunjukkan bahwa aspek pengelolaan secara individual tidak bisa memberi kontribusi optimal kepada output pelatihan. Setiap aspek hanya bisa memberikan kontribusi kepada output pelatihan jika masing-masing fungsinya bersinerji dengan aspek-aspek lainnya untuk saling melengkapi jika ada kelebihan dari aspek yang satu, untuk melengkapi kekurangan pada aspek-aspek yang lainnya, sehingga fungsi pengelolaan dapat dipandang sebagai fungsi gabungan efektivitas dari aspek-aspek perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi terhadap output pelatihan.

B. Saran

Adapun saran yang dapat peneliti berikan bagi pihak terkait diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Dengan adanya temuan studi bahwa tidak ada hubungan yang bermakna

antara aspek-aspek perencanan dan evaluasi terhadap output pelatihan, diharapkan memberikan umpan balik kepada para pengelola Program Pelatihan Meister Otomotif di BBPLKDN Bandung untuk melakukan kajian tentang kelemahan pada kedua aspektersebut, untuk memperbaikinya, dalam rangka meningkatkan efektifitas aspek perencanaan dan evaluasi terhadap output pelaksanaan pelatihan di masa yang akan datang.


(4)

84

2. Bagi peneliti selanjutnya yang merasa tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang hubungan pengelolaan program pelatihan meister otomotif dengan output pelatihan disarankan untuk mengkaji lebih lanjut, aspek-aspek perencanaan dan evaluasi yang patut mendapat perhatian para pengelola Program Pelatihan Meister Otomotif di BBPLKDN Bandung, sehingga efektivitas program ini semakin meningkat. Di sampimg itu, diharapkan penelitian yang akan datang mampu memperbaiki kekurangan studi ini dalam rangka mengkaji lebih dalam mengenai aspek-aspek pelatihan lainnya yang perlu dikaji lanuut untuk meningkatkan efektivitas program pelatihan dalam konten serupa, termasuk upaya untuk mengkaji hubungannya dengan aspek-aspeklainnya yang mencakup menumbuhkan dan meningkatkan motivasi berwirausaha yang menjadi tujuan program pelatihan ini.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Adi, F. (2013). Pengelolaan Pada Pelatihan Pra Rekrutmen Magang Ke Jepang dalam Meningkatkan Kompetensi Peserta Pelatihan di LPK Putra Maju Lembang. Skripsi. Jurusan Pendidikan Luar Sekolah UPI : tidak diterbitkan. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka

Cipta.

Kamil, Mustofa. (2012). Model Pendidikan Dan Pelatihan: Konsep dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta.

Maliki, Aziz. (2014). Hubungan penerapan model problem based learning dengan hasil belajar peserta bimbingan keterampilan kerja jurusan montir motor di BPSBR Jawa Barat. Skripsi. Jurusan Pendidikan Luar Sekolah UPI : tidak diterbitkan.

Rakhmat, Jalaludin. (2005). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Salsa, Putri. (2013). Pengaruh Hasil Pelatihan Orientasi dan Mobilitas terhadap Peningkatan Kemandirian Penyandang dengan Kecacatan Netra di PSBN Wyata Guna Bandung. Skripsi. Jurusan Pendidikan Luar Sekolah UPI : tidak diterbitkan.

Sardin. Hand Out Pengantar Statistika. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Sedarmayanti. (2001). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung:

Mandar Maju.

Siegel, Sidney.( 1992). Statistik Non Parametrik untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Gramedia.

Sudjana, D. (2001). Pendidikan Nonformal: Wawasan, Sejarah, Perkembangan, Falsafah dan Teori Pendukung Asas. Bandung: Falah Production.


(6)

86

________, (2004). Manajemen Program Pendidikan Untuk Pendidikan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Falah Production. ________, (2007). Sistem & Manajemen Pelatihan (Teori dan Aplikasi). Bandung:

Falah Production.

Sugiyono. (2013). Motode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Supangat, A. (2007). Statistika dalam Kajian Deskriptif, Inferensi dan Nonparametrik. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sumber Internet:

Admin. 2013. Definisi kompetensi. In google online [online].

(http://deroe.wordpress.com/2007/10/05/kompeten-dan-kompetensi/). [22

November 2013].

Admin. 2013. Persoalan kompetensi. In google [online]. (infopublik.layanan.go.id). [agustus 2013].

Admin. 2013. In google [online]. digilib.unm. [september 2013] Admin. 2013. In google [online]. thesis.binus.ac.id. . [september 2013] Admin. 2013. In google [online]. asm.ariyanti.ac.id. . november 2013]

Admin. 2013. In google [online]. jurnal-sdm-olif.blogspot. . [september 2013] Admin. 2013. In google [online]. bloghidupgue.com. . [november 2013]

Syarifudin. 2013. Manajemen sumber daya manusian. In google [online]. (syarifudin-manajemendayamanusia.blogspot.com). [agustus 2013].

Asmarita. 2013. Undang-undang no. 20 tahun 2003 pasal 3. In google [online]. (asmaritaza.blogspot.com). [agustus 2013].