PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA PADA MATERI SEGIEMPAT DI KELAS VII SMP SWASTA RAKYAT PANCUR BATU T.A 2014/2015.

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-P A I R - S H A R E UNT UK MENINGKAT KAN KEMAMPUAN

PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA PADA MATERI SEGIEMPAT DI KELAS VII SMP SWASTA

RAKYAT PANCUR BATU T.A 2014/2015 Oleh :

Adriani Rezelina 4103111004

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2015


(2)

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

THINK-P A I R - S H A R E UNT UK MENINGKAT KAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA PADA

MATERI SEGIEMPAT DI KELAS VII SMP SWASTA RAKYAT PANCUR BATU T.A 2014/2015

Adriani Rezelina (4103111004) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share pada materi segiempat di kelas VII-2 SMP Swasta Rakyat Pancur Batu, (2) mengetahui kesulitan – kesulitan yang dialami oleh siswa dalam mengerjakan soal pada pokok bahasan segiempat dengan model pembelajaran kooperatif tipeThink-Pair-Share di kelas VII-2 SMP Swasta Rakyat Pancur Batu. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research).Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-2 SMP Swasta Rakyat Pancur Batu sebanyak 25 siswa. Objek dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think–Pair–Share untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi segiempat di kelas VII-2 SMP Swasta Rakyat Pancur Batu Tahun Ajaran 2014/2015.

Dari hasil soal-soal yang peneliti berikan kepada siswa, peneliti memperoleh bahwa nilai rata-rata observasi meningkat dari siklus I ke siklus II. Hasil observasi guru meningkat dari 2,84 dengan kategori baik pada siklus I menjadi 3,23 dengan kategori sangat baik pada siklus II. Begitu juga dengan hasil observasi siswa yang meningkat dari 2,8 dengan kategori baik pada siklus I menjadi 3,2 dengan kategori sangat baik pada siklus II.

Dari siklus I, melalui pemberian tes kemampuan pemecahan masalah I diperoleh 11 siswa (44%) dari 25 siswa telah mencapai kemampuan pemecahan masalah (0%≤DSK≤85%). Setelah siklus II, melalui pemberian tes kemampuan pemecahan masalah II diperoleh 22 siswa (88%) dari 25 siswa yang telah mencapai kemampuan pemecahan masalah (85%≤DSK≤100%). Terjadi peningkatan persentase ketuntasan klasikal sebesar 44%. Berdasarkan kriteria ketuntasan klasikal maka persentase ketuntasan ini sudah memenuhi.

Dari uraian-uraian di atas disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa meningkat dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Sharepada materi segiempat di kelas VII-2 SMP Swasta Rakyat Pancur Batu.


(3)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan ... i

Riwayat Hidup ... ii

Abstrak ... iii

Kata Pengantar ... iv

Daftar Isi... vi

Daftar Gambar... ix

Daftar Tabel ... x

Daftar Lampiran ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 7

1.3. Batasan Masalah... 7

1.4. Rumusan Masalah ... 7

1.5. Tujuan Penelitian ... 8

1.6. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis ... 9

2.1.1. Belajar dan Pembelajaran Matematika... 9

2.1.2. Belajar Mengajar Matematika ... 11

2.1.3. Konsep Dalam Matematika ... 14

2.1.4. Kemampuan Pemecahan Masalah... 15

2.1.5 Kesulitan Belajar Matematika... 17

2.1.6 Model Pembelajaran Kooperatif ... 19

2.1.7 Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share... 21

2.2 Materi ... 24


(4)

vii

2.4 Kerangka Konseptual ... 36

2.5 Hipotesis Tindakan... 37

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 38

3.2 Subjek dan Objek Penelitian ... 38

3.2.1 Subjek Penelitian... 38

3.2.2 Objek Penelitian ... 38

3.3 Jenis Penelitian... 38

3.4 Alat Pengumpul Data ... 38

3.5 Prosedur Penelitian... 39

3.6 Teknik Analisis Data... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ... 46

4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus I ... 46

4.1.1.1. Permasalahan I ... 46

4.1.1.2. Alternatif Pemecahan Siklus I... 51

4.1.1.3. Alternatif Tindakan Siklus I... 52

4.1.1.4. Observasi I ... 55

4.1.1.5. Analisis Data I... 56

4.1.1.5.1. Analisis Hasil TKPM I (Siklus I)... 56

4.1.1.5.2. Analisis Hasil Observasi I ... 63

4.1.1.6. Refleksi Siklus I ... 67

4.1.2. Deskripsi Hasil Penelitian II ... 68

4.1.2.1. Permasalahan II ... 68

4.1.2.2. Alternatif Pemecahan Siklus II ... 69

4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan II ... 70

4.1.2.4. Observasi II ... 73

4.1.2.5. Analisis Data II ... 73


(5)

viii

4.1.2.5.2. Analisis Hasil Observasi II ... 76

4.1.2.6. Refleksi II... 80

4.2. Temuan Penelitian... 81

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian ... 82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 86

5.2. Saran... 87


(6)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Langkah – Langkah Pembelajaran Kooperatif... 19

Tabel 3.1. Konveri Kompetensi Pengetahuan, Keterampilan, dan sikap ... 43

Tabel 3.2. Kriteria Kemampuan Pemecahan Masalah ... 43

Tabel 3.3. Kriteria Penilaian Observasi ... 44

Tabel 4.1. Persentase KPM Aspek Memahami Masalah Pada Tes Awal ... 46

Tabel 4.2. Persentase KPM Aspek Merencanakan Pemecahan Masalah Pada Tes Awal ... 47

Tabel 4.3. Persentase KPM Aspek Melaksanakan Pemecahan Masalah Pada Tes Awal ... 47

Tabel 4.4. Persentase KPM Aspek Memeriksa Kembali Pemecahan Masalah Pada Tes Awal ... 47

Tabel 4.5. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Memecahkan Masalah Pada Tes Awal ... 48

Tabel 4.6. Data Kesalahan Siswa Pada Tes Awal... 49

Tabel 4.7. Persentase KPM Aspek Memahami Masalah Pada Tes Siklus I . 56 Tabel 4.8. Persentase KPM Aspek Merencanakan Pemecahan Masalah Pada Tes Siklus I ... 56

Tabel 4.9. Persentase KPM Aspek Melaksanakan Pemecahan Masalah Pada Tes Siklus I ... 56

Tabel 4.10. Persentase KPM Aspek Memeriksa Kembali Pemecahan Masalah Pada Tes Siklus I ... 57

Tabel 4.11. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Memecahkan Masalah Pada TKPM I... 57

Tabel 4.12. Data Kesalahan Siswa Pada TKPM I... 58

Tabel 4.13. Deskripsi Hasil Observasi Guru Melakukan Pembelajaran Pada Siklus I... 63

Tabel 4.14. Deskripsi Hasil Observasi Siswa Pada Pembelajaran Siklus I .. 65 Tabel 4.15. Persentase KPM Aspek Memahami Masalah Pada Tes Siklus II 74


(7)

xi

Tabel 4.16. Persentase KPM Aspek Merencanakan Pemecahan Masalah

Pada Tes Siklus II... 74 Tabel 4.17. Persentase KPM Aspek Melaksanakan Pemecahan Masalah

Pada Tes Siklus II... 74 Tabel 4.18. Persentase KPM Aspek Memeriksa Kembali Pemecahan

Masalah Pada Tes Siklus II ... 74 Tabel 4.19. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Memecahkan Masalah

Pada TKPM II ... 75 Tabel 4.20. Deskripsi Hasil Observasi Guru Melakukan Pembelajaran Pada

Siklus II ... 76 Tabel 4.21. Deskripsi Hasil Observasi Siswa Pada Pembelajaran Siklus II . 78


(8)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1. Jawaban Tes Awal Siswa 1 ... 3

Gambar 1.2. Jawaban Tes Awal Siswa 2 ... 4

Gambar 3.1. Skema PTK menurut Arikunto... 39

Gambar 4.1. Diagram Batang KPM Siswa Pada Tes Kemampuan Awal... 48

Gambar 4.2. Diagram Batang KPM Siswa Pada TKPM 1 ... 58


(9)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I... 90

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 103

Lampiran 3. Lembar Aktivitas Siswa I ... 113

Lampiran 4. Lembar Aktivitas Siswa II ... 117

Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa III ... 121

Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa IV ... 125

Lampiran 7. Alternatif Penyelesaian LAS I ... 129

Lampiran 8. Alternatif Penyelesaian LAS II... 132

Lampiran 9. Alternatif Penyelesaian LAS III ... 135

Lampiran 10. Alternatif Penyelesaian LAS IV ... 138

Lampiran 11 Kisi – Kisi Tes Kemampuan Awal ... 140

Lampiran 12. Tes Awal Kemampuan Pemecahan Masalah... 141

Lampiran 13. Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Awal ... 142

Lampiran 14. Kisi – Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 144

Lampiran 15. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I ... 145

Lampiran 16. Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I ... 146

Lampiran 17. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II ... 149

Lampiran 18. Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II ... 151

Lampiran 19. Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika ... 155

Lampiran 20. Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I ... 156

Lampiran 21. Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II .... 162

Lampiran 22. Lembar Observasi Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran Siklus I (Pertemuan 1) ... 171


(10)

xiii

Lampiran 24. Lembar Observasi Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran Siklus

I (Pertemuan II) ... 176

Lampiran 25. Lembar Observasi Siswa Siklus I (Pertemuan II) ... 179

Lampiran 26. Lembar Observasi Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran Siklus II (Pertemuan I) ... 181

Lampiran 27. Lembar Observasi Siswa Siklus II (Pertemuan I) ... 184

Lampiran 28. Lembar Observasi Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran Siklus II (Pertemuan II) ... 186

Lampiran 29. Lembar Observasi Siswa Siklus II (Pertemuan II) ... 189

Lampiran 30. Analisis Hasil Belajar Evaluasi Tes Awal ... 191

Lampiran 31. Analisis Hasil Belajar Evaluasi TKPM I... 192

Lampiran 32. Analisis Hasil Belajar Evaluasi TKPM II... 193

Lampiran 33. Deskripsi Presentase KPM Siswa Pada Tes Awal Siklus I dan Siklus II... 194

Lampiran 34. Daftar Nama – Nama Kelompok Siswa ... 195


(11)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun memerlukan suatu proses pembelajaran sehingga menimbulkan hasil atau efek yang sesuai dengan proses yang telah dilalui. Menurut Trianto (2010) mengemukakan bahwa: “Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan”.

Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 (dalam Trianto, 2010) tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan, bahwa: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam pendidikan, hal ini dapat dilihat dari waktu jam pelajaran sekolah lebih banyak dibandingkan pelajaran lain. Matematika adalah suatu sarana untuk mengembangkan kemampuan berpikir secara logis dan sistematis, karena itu matematika sangat diperlukan baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).

Banyak hal yang menjadi penyebab kesulitan siswa dalam mempelajari matematika. Kesulitan belajar merupakan ketidakmampuan siswa dalam menguasai pengetahuan yang telah ditentukan. Siswa dikatakan mengalami kesulitan belajar jika selalu memperoleh hasil yang rendah dalam belajar. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Abdurrahman (2009) bahwa: ” Para guru umumnya memandang semua siswa yang memperoleh hasil belajar yang rendah disebut sebagai siswa yang berkesulitan belajar”.


(12)

2

Sebagaimana yang diungkapkan Abdurrahman (2009) bahwa: “Salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar matematika adalah siswa menganggap matematika pelajaran yang sangat sulit. Dari berbagai bidang studi yang diajarkan disekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang berkesulitan belajar dan lebih – lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar”.

Rendahnya hasil belajar matematika siswa merupakan tantangan serius bagi dunia pendidikan. Khususnya, guru perlu mencari model pembelajaran untuk membangkitkan motivasi belajar siswa dan untuk siswa diharapkan lebih giat menggali dan memahami konsep – konsep dalam matematika. Hal ini dimaksud agar siswa tidak jenuh dalam menerima dan mengikuti proses belajar mengajar matematika. Penerapan metode dan model pembelajaran yang tepat diperlukan demi berhasilnya proses pendidikan dan usaha pembelajaran di sekolah. Seperti yang diungkapakan oleh Slameto (2010) bahwa:

”Metode mengajar guru yang kurang baik diakibatkan karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikannya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa atau terhadap mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya, akibatnya siswa malas untuk belajar dan mencatat materi pelajaran yang sedang dipelajari”.

Rendahya kemampuan pemecahan masalah siswa disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah penguasaan konsep siswa masih rendah. Hal ini disebabkan karena pembelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa kurang bermakna. Pembelajaran hanya difokuskan pada bagaimana agar siswa memperoleh hasil belajar yang tinggi, bukan pada bagaimana siswa memperoleh pengetahuan, sehingga pengetahuan yang telah diterima dengan mudah terhapus dari memori siswa. Faktor lainnya adalah kurangnya minat siswa dalam mempelajari matematika serta proses belajar mengajar yang berpusat pada guru (teacher centered) yang menempatkan siswa sebagai penerima pasif.

Dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa, hendaknya guru berusaha melatih dan membiasakan siswa melakukan bentuk pemecahan masalah dalam kegiatan pembelajaran. Seperti memberikan


(13)

3

kesempatan kepada siswa untuk mengadakan diskusi kelompok guna mengumpulkan pendapat, kesimpulan atau menyusun alternatif pemecahan atas suatu masalah. Oleh karena itu, guru perlu menggunakan pendekatan pembelajaran yang tepat untuk mendorong siswa belajar melakukan pemecahan masalah matematika.

Berdasarkan hasil tes yang diberikan terhadap 25 orang siswa kelas VII-2 SMP Swasta Rakyat Pancur Batu, diperoleh gambaran tingkat kemampuan siswa sebagai berikut: 28% siswa yang sudah mampu memahami masalah, 54% yang sudah mampu merencanakan pemecahan masalah, 56% yang sudah mampu melaksanakan pemecahan masalah, dan hanya 24% yang sudah mampu memeriksa kembali. Sedangkan secara penguasaan tidak ada siswa yang memiliki kemampuan pemecahan masalah pada tingkat kemampuan sangat tinggi, tidak ada siswa yang memiliki kemampuan tinggi, 3 orang (12%) siswa yang memiliki kemampuan sedang, 14 orang (56%) siswa yang memiliki kemampuan rendah, dan 8 orang (32%) siswa yang memiliki kemampuan sangat rendah.

Dari hasil tes tersebut, kesulitan siswa terletak pada aspek memahami masalah, membuat model matematika, menyelesaikan masalah, dan memeriksa prosedur.

Berikut adalah soal tes awal kemampuan pemecahan masalah yang diberikan kepada siswa:

1. PQRS adalah persegi panjang dengan T adalah pusat sumbu simetri. Sebutkan pasangan-pasangan garis yang memiliki panjang yang sama!

2. Gambarlah 3 bangun datar segiempat yang kamu ketahui dan setiap bangun datar diberi nama ABCD!

Pada kertas jawaban siswa berikut terlihat kesalahan – kesalahan siswa dalam mengerjakan soal.


(14)

4

Dalam menjawab soal no.1 siswa I terlihat bahwa siswa tidak menuliskan apa yang diketahui dan yang ditanya. Hal ini menunjukkan siswa kurang memahami masalah. Di samping itu, siswa juga masih kurang memahami konsep dalam menyelesaikan masalah sehingga siswa tidak mampu untuk merencanakan penyelesaiannya, terlihat dari jawabannya yang salah. Begitu juga pada soal no.2 siswa I, pemahaman terhadap masalah juga sangat kurang, sehingga siswa tidak mampu untuk merencanakan, melaksanakan penyelesaiannya dengan tepat dan memeriksa kembali prosedur.

.

Gambar 1.2 Jawaban Tes Awal Siswa 2

Kesulitan yang sama juga dialami oleh siswa yang lain, seperti terlihat pada gambar 1.2, dimana pada soal no.1 siswa hanya mampu memahami masalah, merencanakn masalah dengan menggambarkan bangun datar persegi panjang PQRS dan merepresentasikan hasil yang salah sehingga siswa tidak mampu untuk menjawab soal dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa siswa tersebut masih tidak memahami masalah yang ada. Pada soal no.2, siswa menuliskan jawaban saja, namun tidak terlihat adanya pemahaman, perencanaan dan penyelesaiannya.

Dari hasil tes yang diberikan dapat dilihat bahwa tingkat kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih rendah. Penyebab rendahnya kemampuan pemecahan masalah pada tes yang diberikan karena siswa kurang memahami konsep pemecahan masalah yaitu siswa tidak mampu menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanya pada soal. Jawaban dari tes yang diberikan juga masih rendah. Untuk memecahkan masalah seorang siswa harus mengetahui aturan-aturan relevan yang didasarkan pada konsep pemecahan masalah. Maka, guru harus melibatkan langsung siswa dalam proses penemuan konsep.


(15)

5

Dari hasil wawancara terhadap beberapa siswa di SMP Swasta Rakyat Pancur Batu yang dilakukan, bahwa siswa pada awalnya telah beranggapan matematika adalah pelajaran yang sulit. Didukung oleh hasil wawancara dengan guru bidang studi matematika di SMP Swasta Rakyat Pancur Batu yang menyatakan bahwa : ”Siswa menganggap pelajaran matematika adalah pelajaran yang sulit, siswa juga tidak memahami sebuah konsep materi matematika dalam memecahkan masalah dan siswa juga kurang berani dalam memberikan pendapatnya”.

Berdasarkan pada observasi yang dilakukan peneliti pada pembelajaran matematika di SMP Swasta Rakyat Pancur Batu, kurangnya minat belajar siswa, pembelajaran yang dilaksanakan masih berorientasi pada pola pembelajaran yang didominasi oleh guru. Keterlibatan siswa dalam proses belajar juga masih belum optimal. Guru juga tidak melatih siswa dalam pemecahan masalah dan siswa kurang mampu menerapkan konsep dalam pemecahan masalah matematika.

Apabila guru ingin mengajarkan matematika kepada siswa dengan baik dan berhasil maka guru harus menetapkan tujuan pembelajaran dan pendekatan apa yang tepat digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Tugas guru adalah memfasilitasi siswa dalam belajar.

Menurut Aunurrahman (2009) keberhasilan proses pembelajaran merupakan muara dari seluruh aktifitas yang dilakukan guru dan siswa. Artinya, apapun bentuk kegiatan-kegiatan guru, mulai dari merancang pembelajaran, memilih dan menentukan materi, pendekatan, strategi dan metode pembelajaran, memilih dan menentukan tehnik evaluasi, semuanya diarahkan untuk mencapai keberhasilan belajar siswa.

Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru menerapkan model – model pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses pembelajaran. Pengembangan model pembelajaran yang tepat pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar secara aktif dan menyenangkan sehingga siswa dapat meraih hasil belajar dan prestasi yang optimal. Winataputra dalam Aunurrahman (2009) menyatakan


(16)

6

belajar bersama dapat membantu siswa mengembangkan berbagi dimensi kemampuannya yang sangat dibutuhkan dalam proses belajar.

Untuk mengatasi permasalahan di atas guru diharapkan dapat menciptakan kegiatan belajar yang menarik serta dapat menciptakan suasana yang membuka peluang terjadinya komunikasi dua arah. Untuk itu perlu adanya suatu model pembelajaran yang mampu mengembangkan pola pikir matematis dan melibatkan siswa secara langsung dalam menyelesaikan persoalan matematika. Salah satu model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dan memberikan peluang kepada siswa untuk berinteraksi agar mempunyai keberanian dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipeThink-Pair-Share.

Yosi, dkk (2013) menyatakan bahwa:

Model pembelajaran kooperatif ini memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. Pembelajaran ini diawali dengan guru mengajukan pertanyaan kepada siswa dan memberi kesempatan kepada siswa untuk memikirkan jawabannya (Think), kemudian siswa diminta untuk mendiskusikan jawabannya dengan pasangannya (Pair). Setelah itu, setiap pasangan mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas (Share). Dengan model pembelajaran kooperatif tipeThink Pair Sharedapat mengoptimalisasikan partisipasi siswa, yaitu memberi kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan gagasan mereka dalam pemecahan masalah matematika. Salah satu cara dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa adalah dalam proses pembelajaran matematika terdapat beberapa model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan, salah satunya adalah model pembelajaranThink-Pair-Share yang diungkapkan oleh Lyman, F (dalam Trianto, 2010):

Think Pair Share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam Think Pair Share dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu. Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengangkat judul : “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think–Pair–Share Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Pada Materi


(17)

7

Segiempat di Kelas VII SMP Swasta Rakyat Pancur Batu Tahun Ajaran 2014/2015”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, beberapa masalah dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Kurangnya minat belajar matematika siswa.

2. Matematika merupakan bidang studi yang dianggap sulit oleh siswa. 3. Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah masih kurang. 4. Model pembelajaran yang masih berpusat pada guru.

1.3 Batasan Masalah

Melihat luasnya cakupan masalah-masalah yang teridentifikasi dibandingkan waktu dan kemampuan yang dimiliki peneliti, maka peneliti merasa perlu memberikan batasan terhadap masalah yang akan dikaji agar analisa hasil penelitian ini dapat dilakukan dengan lebih mendalam dan terarah. Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah : “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif TipeThink-Pair-Share Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Pada Materi Segiempat Di Kelas VII SMP Swasta Rakyat Pancur Batu Tahun Ajaran 2014/2015”.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share dapat meningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi segiempat di kelas VII SMP Swasta Rakyat Pancur Batu?

2. Kesulitan – kesulitan apa saja yang dialami oleh siswa dalam mengerjakan soal pada pokok bahasan segiempat dengan model pembelajaran kooperatif tipeThink-Pair-Sharedi kelas VII-2 SMP Swasta Rakyat Pancur Batu?


(18)

8

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share pada materi segiempat di kelas VII-2 SMP Swasta Rakyat Pancur Batu.

2. Untuk mengetahui kesulitan – kesulitan yang dialami oleh siswa dalam mengerjakan soal pada pokok bahasan segiempat dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipeThink-Pair-Share di kelas VII-2 SMP Swasta Rakyat Pancur Batu.

1.6 Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini selesai diharapkan dapat bermanfaat bagi semua kalangan, diantaranya yakni :

1. Sebagai masukan bagi guru maupun calon guru agar dapat menerapkannya dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.

2. Sebagai sumber informasi bagi sekolah tentang kecenderungan kendala belajar siswa sehingga dapat dirancang suatu pendekatan pembelajaran guna meningkatkan mutu pendidikan.

3. Siswa menemukan pembelajaran yang menarik dan bermakna sehingga dapat mencapai prestasi belajar matematika yang lebih baik.

4. Bagi sekolah yaitu bisa menjadi bahan pertimbangan untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think–Pair-Share dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut.


(19)

86

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang disajikan pada BAB IV maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share, kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi segiempat kelas VII-2 SMP Swasta Rakyat Pancur Batu meningkat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya siswa yang mampu memecahkan masalah pada siklus I setelah dilakukan pembelajaran dengan model kooperatif tipe Think-Pair-Share, banyaknya siswa yang mampu memecahkan adalah 11 dari 25 orang (44%) dengan rata-rata kelas 2,456. Hasil analisis data pada akhir siklus II dengan memaksimalkan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share perbaikan dari siklus I, banyaknya siswa yang mampu memecahkan masalah adalah 22 dari 25 orang (88%) dan rata-rata kelas 3,56. Terjadi peningkatan persentase ketuntasan klasikal sebesar 44%. Berdasarkan kriteria ketuntasan klasikal maka persentase ketuntasan ini sudah memenuhi, maka pembelajaran telah tercapai dan tindakan dihentikan.

2. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesulitan belajar siswa dalam menyelesaikan soal segiempat yaitu (1) ada siswa yanng mengalami kesulitan dalam memahami soal (2) ada siswa kurang teliti dalam melakukan perhitungan dalam penyelesaian (3) ada siswa yang kesulitan dalam memilih strategi sehingga tidak mampu melanjutkan penyelesaiannya (4) ada siswa kesulitan dalam menentukan kesimpulan dari masalah (5) ada siswa kesulitan dalam menerjemahkan soal ke dalam model matematika dan kesulitan dalam meyelesaikan model matematika atau langkah – langkah menyelesaikan segiempat.


(20)

87

5.2. Saran

Adapun saran – saran yang diajukan adalah sebagai berikut:

1. Kepada guru matematika khususnya guru matematika SMP Swasta Rakyat Pancur Batu, agar selalu memperhatikan kesulitan yang dialami siswa dalam belajar khususnya dalam menyelesaikan soal yang menuntut pemecahan masalah. Untuk itu hendaknya guru matematika dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share sebagai alternatif dalam kegiatan pembelajaran khususnya pada materi segiempat karena model ini dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.

2. Kepada siswa SMP Swasta Rakyat Pancur Batu disarankan lebih berani dan aktif saat berlangsung proses pembelajaran, aktif dalam menemukan solusi-solusi permasalahan dan berani untuk mengungkapkan ide-ide secara terbuka. 3. Kepada peneliti lanjutan, agar melanjutkan hasil perangkat penelitian ini

untuk dijadikan pertimbangan dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Sharepada materi segiempat ataupun materi yang lain serta dapat dikembangkan oleh peneliti selanjutnya


(21)

88

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Agus, S., (2012),Cooperative Learning,Pustaka Belajar, Yogyakarta. Ansari, B, I., (2009), Komunikasi Matematik, Yayasan Pena, Banda Aceh. Aunurrahman, (2009),Belajar dan Pembelajaran, Alfabeta, Pontianak. Arikunto, S., (2012),Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2012), Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan FMIPA Universitas Negeri Medan, FMIPA Unimed. Husain, S., (2012),Penerapan ,Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair

Share Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 27 Medan, FMIPA, Medan.

Isjoni, (2009),Cooperatif Learning, Alfabeta, Bandung.

Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Penerbit Media Persada, Medan.

Kunandar, (2011),Guru Profesional, Rajawali Pers, Jakarta.

Kurniawan, (2008), Mandiri Matematika untuk SMP/MTs Kelas VII, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Lutfian, Niniwati, Yuliani., (2013), Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 15 Padang, Universitas Negeri Padang, Padang.

Meilina, (2012), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS dalm Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VIII SMP Swasta St. Thomas 3 Medan, FMIPA, Medan.

Sardiman, A,,M., (2011),Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta.


(22)

89

Sipangkar, T., (2011),Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS dalm Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VIII SMP Swasta St. Thomas 3 Medan, FMIPA, Medan.

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Sukino, W., S, (2006), Matematika untuk SMP Kelas VII, Pnerbit Erlangga, Jakarta.

Tim Dosen, (2013),Metodologi Penelitian, Universitas Negeri Medan

Trianto, (2010), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Kencana, Jakarta

Robert, E,R., (2014), http://lenterastkippgribl.blogspot.com/2013/02/pemecahan-masalah-sebagai-tujuan-dan.html(diakses Oktober 2014).


(1)

Segiempat di Kelas VII SMP Swasta Rakyat Pancur Batu Tahun Ajaran 2014/2015”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, beberapa masalah dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Kurangnya minat belajar matematika siswa.

2. Matematika merupakan bidang studi yang dianggap sulit oleh siswa. 3. Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah masih kurang. 4. Model pembelajaran yang masih berpusat pada guru.

1.3 Batasan Masalah

Melihat luasnya cakupan masalah-masalah yang teridentifikasi dibandingkan waktu dan kemampuan yang dimiliki peneliti, maka peneliti merasa perlu memberikan batasan terhadap masalah yang akan dikaji agar analisa hasil penelitian ini dapat dilakukan dengan lebih mendalam dan terarah. Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah : “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif TipeThink-Pair-Share Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Pada Materi Segiempat Di Kelas VII SMP Swasta Rakyat Pancur Batu Tahun Ajaran 2014/2015”.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share dapat meningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi segiempat di kelas VII SMP Swasta Rakyat Pancur Batu?

2. Kesulitan – kesulitan apa saja yang dialami oleh siswa dalam mengerjakan soal pada pokok bahasan segiempat dengan model pembelajaran kooperatif tipeThink-Pair-Sharedi kelas VII-2 SMP Swasta Rakyat Pancur Batu?


(2)

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share pada materi segiempat di kelas VII-2 SMP Swasta Rakyat Pancur Batu.

2. Untuk mengetahui kesulitan – kesulitan yang dialami oleh siswa dalam mengerjakan soal pada pokok bahasan segiempat dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipeThink-Pair-Share di kelas VII-2 SMP Swasta Rakyat Pancur Batu.

1.6 Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini selesai diharapkan dapat bermanfaat bagi semua kalangan, diantaranya yakni :

1. Sebagai masukan bagi guru maupun calon guru agar dapat menerapkannya dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.

2. Sebagai sumber informasi bagi sekolah tentang kecenderungan kendala belajar siswa sehingga dapat dirancang suatu pendekatan pembelajaran guna meningkatkan mutu pendidikan.

3. Siswa menemukan pembelajaran yang menarik dan bermakna sehingga dapat mencapai prestasi belajar matematika yang lebih baik.

4. Bagi sekolah yaitu bisa menjadi bahan pertimbangan untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think–Pair-Share dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang disajikan pada BAB IV maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share, kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi segiempat kelas VII-2 SMP Swasta Rakyat Pancur Batu meningkat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya siswa yang mampu memecahkan masalah pada siklus I setelah dilakukan pembelajaran dengan model kooperatif tipe Think-Pair-Share, banyaknya siswa yang mampu memecahkan adalah 11 dari 25 orang (44%) dengan rata-rata kelas 2,456. Hasil analisis data pada akhir siklus II dengan memaksimalkan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share perbaikan dari siklus I, banyaknya siswa yang mampu memecahkan masalah adalah 22 dari 25 orang (88%) dan rata-rata kelas 3,56. Terjadi peningkatan persentase ketuntasan klasikal sebesar 44%. Berdasarkan kriteria ketuntasan klasikal maka persentase ketuntasan ini sudah memenuhi, maka pembelajaran telah tercapai dan tindakan dihentikan.

2. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesulitan belajar siswa dalam menyelesaikan soal segiempat yaitu (1) ada siswa yanng mengalami kesulitan dalam memahami soal (2) ada siswa kurang teliti dalam melakukan perhitungan dalam penyelesaian (3) ada siswa yang kesulitan dalam memilih strategi sehingga tidak mampu melanjutkan penyelesaiannya (4) ada siswa kesulitan dalam menentukan kesimpulan dari masalah (5) ada siswa kesulitan dalam menerjemahkan soal ke dalam model matematika dan kesulitan dalam meyelesaikan model matematika atau langkah – langkah menyelesaikan segiempat.


(4)

5.2. Saran

Adapun saran – saran yang diajukan adalah sebagai berikut:

1. Kepada guru matematika khususnya guru matematika SMP Swasta Rakyat Pancur Batu, agar selalu memperhatikan kesulitan yang dialami siswa dalam belajar khususnya dalam menyelesaikan soal yang menuntut pemecahan masalah. Untuk itu hendaknya guru matematika dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share sebagai alternatif dalam kegiatan pembelajaran khususnya pada materi segiempat karena model ini dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.

2. Kepada siswa SMP Swasta Rakyat Pancur Batu disarankan lebih berani dan aktif saat berlangsung proses pembelajaran, aktif dalam menemukan solusi-solusi permasalahan dan berani untuk mengungkapkan ide-ide secara terbuka. 3. Kepada peneliti lanjutan, agar melanjutkan hasil perangkat penelitian ini

untuk dijadikan pertimbangan dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Sharepada materi segiempat ataupun materi yang lain serta dapat dikembangkan oleh peneliti selanjutnya


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Agus, S., (2012),Cooperative Learning,Pustaka Belajar, Yogyakarta. Ansari, B, I., (2009), Komunikasi Matematik, Yayasan Pena, Banda Aceh. Aunurrahman, (2009),Belajar dan Pembelajaran, Alfabeta, Pontianak. Arikunto, S., (2012),Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2012), Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan FMIPA Universitas Negeri Medan, FMIPA Unimed.

Husain, S., (2012),Penerapan ,Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 27 Medan, FMIPA, Medan.

Isjoni, (2009),Cooperatif Learning, Alfabeta, Bandung.

Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Penerbit Media Persada, Medan.

Kunandar, (2011),Guru Profesional, Rajawali Pers, Jakarta.

Kurniawan, (2008), Mandiri Matematika untuk SMP/MTs Kelas VII, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Lutfian, Niniwati, Yuliani., (2013), Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 15 Padang, Universitas Negeri Padang, Padang.

Meilina, (2012), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS dalm Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VIII SMP Swasta St. Thomas 3 Medan, FMIPA, Medan.

Sardiman, A,,M., (2011),Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta.


(6)

Sipangkar, T., (2011),Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS dalm Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VIII SMP Swasta St. Thomas 3 Medan, FMIPA, Medan.

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Sukino, W., S, (2006), Matematika untuk SMP Kelas VII, Pnerbit Erlangga, Jakarta.

Tim Dosen, (2013),Metodologi Penelitian, Universitas Negeri Medan

Trianto, (2010), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Kencana, Jakarta

Robert, E,R., (2014), http://lenterastkippgribl.blogspot.com/2013/02/pemecahan-masalah-sebagai-tujuan-dan.html(diakses Oktober 2014).