S MIK 1202918 Chapter1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Pariwisata merupakan suatu kegiatan dalam rangka pemenuhan kepuasan
seseorang atau suatu kelompok, memiliki tujuan yang berbeda dalam
pemenuhannya. Pariwisata memiliki daya tarik dan nilai tersendiri, baik itu dari
pesona destinasinya ataupun dari wisata makanannya. Menurut Sulastiyono bila
pariwisata dilihat sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka
pariwisata adalah sebagai suatu proses yang dapat menciptakan nilai tambah
terhadap barang atau jasa sebagai satu kesatuan produk, baik yang nampak atau
nyata (tangible produk) dan yang tidak tampak (intangible produk) (Sulastiyono,
2004, hal. 3). Seiring berjalannya waktu, pariwisata semakin berkembang secara
luas. Hal tersebut disebabkan karena terjadinya perubahan-perubahan yang
signifikan pada pola aktivitas manusia sehingga menyebabkan mobilitas setiap
individu atau kelompok semakin meningkat. Keinginan yang semakin meningkat
dan selera yang berubah rubah membuat perubahan dalam berbagai aspek.
Perkembangan pariwisata di Indonesia saat ini berkembang dengan baik.
Mobilitas yang tinggi dan juga perkembangan zaman dengan kecanggihan
teknologi dan ilmu yang semakin luas membuat pariwisata menjadi salah satu
industri dalam sektor jasa yang menjanjikan. Semakin meningkatnya aktivitas

pariwisata berarti penanganan yang dilakukan harus lebih meningkat. Dunia
pariwisata identik dengan pesona kekayaan alam, budaya dan yang tidak kalah
mahal adalah kekayaan gastronomi yang dimiliki. Suguhan kekayaan gastronomi
akan menjadi suatu kekuatan dalam pembangun pariwisata di suatu negara dan
tentunya dengan kualitas penyuguhan gastronominya itu sendiri, makanan yang
diolah dari bahan yang baik, berasal dari alam, diproses dengan baik dan juga
ditangani oleh penjamah yang memiliki kompetensi yang baik.

1
Amalia Zahra Nafisah, 2016
PENGARUH PEMBELAJARAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP PEMAHAMAN SISWA DALAM
PROSES PRAKTIKUM SISWA SMK JURUSAN TATA BOGA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

Yang menjadi sorotan bukan hanya keuntungan dari beberapa aspek saja
seperti devisa negara, peningkatan wisatawan, peluang lapangan pekerjaan dan
lain-lain. Akan tetapi, hal yang lebih penting adalah mengenai kualitas sumber
daya manusia pariwisatanya itu sendiri. Meningkatnya aspek pariwisata di

Indonesia menjadikan aspek sumber daya manusia ini menjadi sorotan yang
penting sebelum aspek aspek yang lain terpenuhi.
Maka dari itu, langkah untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia pariwisata salah satunya yaitu melalui lembaga pendidikan dari berbagai
jenjang. Setiap individu haruslah mendapatkan pelayanan pendidikan yang baik,
karena pada dasarnya kualitas akan dididapatkan melalui sebuah bekal pendidikan
yang baik pula. Dapat kita ambil contoh pada lembaga pendidikan menengah atas
khususnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pariwisata yang didalamnya
terdapat berbagai bidang keahlian. Oleh karena itu, dibutuhkan sumber daya
manusia pariwisata yang memiliki kompetensi yang baik.
Bahkan pemerintah dalam hal ini Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan sedang berupaya membangun 200 sekolah menengah kejuruan
(SMK) khusus yang akan dimulai dibangun tahun ini. SMK ini terbagi atas SMK
maritim, pariwisata, infrastruktur, dan pertanian. Hal ini merupakan salah satu
upaya dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia khususnya di bidang
pariwisata. Seperti yang dikutip dari laman Anies Baswedan, dia mengatakan,
ratusan SMK akan dibangun untuk menopang rencana program pembangunan
pemerintah. Karena itu, Kemendikbud akan melakukan penyesuaian kembali
beberapa bidang studi di SMK sembari merencanakan bagaimana cara menambah
tenaga pengajar di SMK yang akan dibangun secara spesifik ini, khususnya SMK

maritim, pariwisata, infrastruktur, dan pertanian (aniesbaswedan.com, 2015). Hal
ini menjadi salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan
sumber daya manusia khususnya di bidang pariwisata melalui lembaga pendidikan
kejururuan untuk menopang pembangunan negara di masa yang akan datang.
Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa SMK merupakan sekolah
dengan berbagai bidang keahlian yang dibagi kedalam beberapa jurusan. Dicetak
Amalia Zahra Nafisah, 2016
PENGARUH PEMBELAJARAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP PEMAHAMAN SISWA DALAM
PROSES PRAKTIKUM SISWA SMK JURUSAN TATA BOGA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

menjadi siswa siap bekerja dalam bidangnya untuk menjadi profesional yang
mandiri. Penulis mengambil satu contoh objek yaitu SMKN 3 Kota Cimahi,
merupakan SMK pariwisata yang mempunyai beberapa jurusan dengan program
keahlian. Diantaranya terdapat program keahlian Akomodasi Perhotelan, Tata
Boga, Busana Butik, Multimedia serta Administrasi Perkantoran. Mereka
diarahkan untuk menjadi seorang professional dalam bidangnya serta diarahkan
untuk siap bekerja dengan modal keahlian khusus.

Dari beberapa jurusan yang tersedia, beberapa diantaranya terdapat
jurusan yang erat kaitannya dengan dunia pariwisata yaitu program keahlian
akomodasi perhotelan dan jasa boga. Dalam pembahasan awal disebutkan bahwa
kekayaan wisata kuliner atau gastronomi menjadi suatu hal yang mahal dan
memiliki daya tarik sendiri. Program keahlian tata boga merupakan salah satu
jurusan yang berkonsentrasi pada pengolahan makanan, baik itu dalam ruang
lingkup proses dan juga hasil hingga penyajian. Oleh karena itu, banyak aspek
yang diajarkan dalam jurusan program keahlian tata boga ini. Selain diajarkan
mengenai resep, mata pelajaran umum, teori gastronomi dan lain-lain, siswa
diajarkan pula mengenai prinsip teori higiene. Dan tentunya membahas mengenai
sikap bersih sang penjamah (personal hygiene).
Hygiene merupakan sebuah bahasan yang terbilang kompleks, sesuatu
yang bersentuhan dengan banyak hal khususnya dalam penanganan makanan dan
juga minuman. Dalam industri pariwisata khususnya bidang gastronomi, sering
dibahas mengenai istilah ini, baik itu di bidang hotel, restoran, katering dan juga
dibidang usaha jasa boga lainnya. Ketika berbicara makanan, maka implementasi
dari higiene tersebut adalah bagaimana cara seseorang mengolah makanan
tersebut dan lingkungan kerja seperti apa yang mendukung terciptanya suasana
kerja yang mendukung proses produksi sehingga dapat menghasilkan hidangan
yang aman dan layak untuk dikonsumsi.

Hygiene merupakan sebuah proses yang sangat penting khususnya dalam
proses pengolahan makanan. Higiene merupakan sesuatu yang mencakup berbagai
hal khususnya ketika mengolah makanan, diantaranya mencakup perlunya
Amalia Zahra Nafisah, 2016
PENGARUH PEMBELAJARAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP PEMAHAMAN SISWA DALAM
PROSES PRAKTIKUM SISWA SMK JURUSAN TATA BOGA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

kesehatan diri dan juga sikap ketika proses pengolahan makanan yaitu saat akan,
sedang dan telah dilakukan. Sehingga hal tersebut bisa mencegah terjadinya suatu
hal yang merugikan,
Hygiene adalah usaha kesehatan yang mempelajari pengaruh kondisi
lingkungan terhadap kesehatan manusia, upaya mencegah timbulnya penyakit
karena pengaruh faktor lingkungan (Fathonah, 2005, hal. 1). Ketika membahas
mengenai pengolahan makanan, maka kita berbicara mengenai aturan dan juga
proses yang harus dilakukan. Tentunya semua itu berhubungan dengan prinsip
higiene dalam pengolahan makanan. Sebuah pondasi dibutuhkan untuk
merealisasikan hal tersebut, maka dari itu diperlukan pengetahuan untuk

menunjang pondasi tersebut.
Dalam pengolahan makanan perlu diperhatikan berbagai aspek
diantaranya tempat produksi, lingkungan, alat yang digunakan, pejamah makanan,
hingga bahan baku yang digunakan. Hal tersebut penting, karena dengan adanya
aspek tersebut maka akan membantu terealisasinya pondasi yang akan
menciptakan lingkungan kerja yang aman dan juga hasil makanan yang baik untuk
dikonsumsi.
Sebelum proses mengolah makanan, tentu saja hal yang harus
diperhatikan pertama kali adalah si penjamah makanan, dimana dia akan
melakukan kontak langsung dengan bahan makanan. Maka disinilah bagaimana
personal hygiene yaitu sikap bersih si penjamah makanan perlu diperhatikan
dengan baik. Kompetensi seorang juru masak yaitu pengaplikasian personal
hygiene dengan benar. Karena disini si penjamah atau juru masak akan
berhubungan langsung dengan produksi dan penyajian. Hal ini merupakan bentuk
implementasi dari pemahaman higiene itu sendiri.
Dalam pembahasan ini akan dibahas lebih spesifik mengenai higiene
perorangan (personal hygiene). Dimana higiene perorangan ini membahas lebih
spesifik mengenai bagaimana si penjamah makanan dalam bersikap ketika akan
memasuki dapur dan mengolah makanan. Mungkin terdengar sepele, namun jika


Amalia Zahra Nafisah, 2016
PENGARUH PEMBELAJARAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP PEMAHAMAN SISWA DALAM
PROSES PRAKTIKUM SISWA SMK JURUSAN TATA BOGA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

kita terawang dan telaah, etika ini jika diterapkan dengan baik pada anak sekolah
menengah tentunya akan berdampak besar. Diantaranya :
a.

Membentuk karakter siswa yang disiplin

b.

Mengajarkan siswa bagaimana pentingnya etika penjamah sebelum
menangani makanan yang baik dengan prinsip higiene perorangan. Sehingga
hal tersebut bisa menjadi sebuah acuan, bekal dan nilai yang baik ketika siswa
terjun ke industri nyata (pariwisata).


c.

Siswa lebih menghargai apa arti dari sebuah proses, proses yang baik akan
menghasilkan dampak yang baik begitupun sebaliknya.

d.

Meningkatkan kredibilitas. Ketika siswa, jurusan dan pihak sekolah menjaga
kualitas setiap program keahlian khususnya program keahlian tata boga.
Maka secara tidak langsung akan meningkatkan kualitas jurusan dan juga
sekolah yang bersangkutan.

Pada dasarnya suatu penelitian merupakan suatu bentuk pemikiran yang
akan dikembangkan dan kemudian akan mengungkap sebuah masalah. Suatu
masalah timbul akibat adanya sebuah pertanyaan. Sebelum melakukan penelitian
tentunya harus ada masalah dan juga objek penelitian yang diangkat. Maka
dilakukanlah proses pra penelitian untuk mengetahui keadaan tempat penelitian
secara real. Sehingga kita dapat menyimpulkan sebuah permasalah yang
kemudian akan dikembangkan menjadi sebuah hasil penelitian yang sebenarnya
dengan berbagai data yang mendukung. Penelitian yang saya lakukan adalah

mengenai personal hygiene dalam proses praktikum siswa SMK tata boga di Kota
Cimahi. Didapatkan beberapa informasi yang menjadi sebuah landasan dari
sebuah hipotesis.
Dari hasil pra penelitian (pre test) yang penulis lakukan didapatkan
kesimpulan bahwa aspek pengetahuan dasar dari segi personal hygiene (higiene
perorangan) belum cukup baik, begitupula dalam aplikasi sederhana personal
hygiene yang dilakukan ketika praktikum masih banyak yang harus diperbaiki,
seperti halnya dari segi standar grooming, masalah hand washing serta masalah
Amalia Zahra Nafisah, 2016
PENGARUH PEMBELAJARAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP PEMAHAMAN SISWA DALAM
PROSES PRAKTIKUM SISWA SMK JURUSAN TATA BOGA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

kebersihan pribadi siswa ketika praktikum. Pra Penelitian dilakukan pada tanggal
23 Februari 2016 terhadap siswa kelas X Tasa boga1 sebanyak 38 responden
siswa. Berikut merupakan persentase hasil pra penelitiannya :

Hasil Pre Test

Kurang Baik

Cukup
0%

Baik

32%

68%

Gambar 1.1 Hasil Pra Penelitian Siswa SMK Kelas X
Sumber : Data diolah Februari 2016

Diagram diatas menunjukan hasil pra penelitian terhadap siswa kelas X
SMK Tata Boga didapatkan bahwa 26 siswa dari 38 siswa tercatat sudah cukup
dalam segi pengetahuan personal hygiene, jika diakumulasi dalam persentase
yaitu sebesar 68% siswa terbilang cukup dari segi pengetahuan, sedangkan
didapatkan bahwa 12 siswa dari 38 siswa tercatat kurang baik dalam segi
pengetahuan personal hygiene, jika diakumulasi dalam persentase yaitu sebesar

32% siswa terbilang kurang baik dari segi pengetahuan. Sedangkan dari kategori
baik tidak ditemukan dalam hasil pre test yaitu sebesar 0%. Sementara dari aspek
tindakan sederhana terhadap aplikasi personal hygiene nya sendiri seperti hal nya
mencuci tangan sebelum praktek dan saat-saat diperlukan, memakai penutup
kepala ketika praktikum, aspek tersebut merupakan aspek yang dominan dan
sering ditinggalkan dibandingkan dengan aspek personal hygiene yang lain. Dari
aspek diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat 25 siswa dari 38 responden yang
tidak memakai penutup kepala ketika praktikum, jika di persentasekan sekitar
66% siswa tidak melakukan hal tersebut. Sedangkan terdapat 30 siswa dari 38
responden yang tidak mencuci tangan pada saat-saat yang diperlukan, jika di
persentasekan sekitar 79% siswa tidak melakukan hal tersebut

Amalia Zahra Nafisah, 2016
PENGARUH PEMBELAJARAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP PEMAHAMAN SISWA DALAM
PROSES PRAKTIKUM SISWA SMK JURUSAN TATA BOGA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7

Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut
mengenai personal hygiene ini. Hal tersebut merupakan salah satu upaya dalam
memperbaiki kualitas dan mencapai kompetensi yang dituju salah satunya yaitu
melalui peningkatan kualitas pembelajaran di lembaga pendidikan kejuruan
program keahlian tata boga dalam upayanya meningkatkan kualitas sumber daya
manusia pariwisata di bidang gastronomi. Dari uraian di atas penulis ingin
mengetahui sejauh mana para siswa mampu mengaplikasikan personal hygiene
yang telah mereka pelajari didalam kelas kedalam sebuah aplikasi praktikum,
maka dari itu penulis mengambil judul dalam penelitian ini “Pengaruh
Pembelajaran Personal Hygiene Terhadap Pemahaman Siswa Dalam Proses
Praktikum Siswa SMK Jurusan Tata Boga”.

1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang peneltian ini, maka penulis merumuskan beberapa
masalah, diantaranya adalah:
a.

Bagaimana pembelajaran tentang personal hygiene pada siswa SMKN 3
Cimahi ?

b.

Bagaimana tingkat pemahaman kognitif, afektif, dan konatif dari personal
hygiene siswa SMKN 3 Cimahi ?

c. Bagaimana pengaruh pembelajaran personal hygiene berpengaruh pada
pemahaman kognitif, afektif, dan konatif siswa SMKN 3 Cimahi?

1.3 Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mempunyai beberapa tujuan diantaranya
adalah :
a.

Mengetahui bagaimana pembelajaran tentang personal hygiene pada siswa
SMKN 3 Cimahi.

b.

Mengetahui bagaimana tingkat pemahaman kognitif, afektif, dan konatif dari
personal hygiene siswa SMKN 3 Cimahi.

Amalia Zahra Nafisah, 2016
PENGARUH PEMBELAJARAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP PEMAHAMAN SISWA DALAM
PROSES PRAKTIKUM SISWA SMK JURUSAN TATA BOGA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8

c.

Mengetahui

bagaimana

pengaruh

pembelajaran

personal

hygiene

berpengaruh pada pemahaman kognitif, afektif, dan konatif siswa SMKN 3
Cimahi.

1.4 Kegunaan Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat beberapa manfaat dan kegunaan dalam
penelitian ini, diantaranya :
a. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan sumber informasi
yang bermanfaat bagi peneliti selanjutnya yang membahas mengenai personal
hygiene pada siswa SMK Program Keahlian Tata Boga.
b. Manfaat Praktis
Sebagai bahan evaluasi bagi sekolah terhadap penerapan hygiene dan
sanitasi saat praktikum siswa Tata Boga agar kedepannya lebih baik. Sehingga
dapat mencetak lulusan terbaik dan unggul dalam bidangnya dan menjadi
mapan dalam dunia kerja.
Selain itu, menjadi sebuah wahana dalam mengembangkan pengetahuan
yang didapat kedalam sebuah penelitian serta menjadi wawasan tambahan
yang bermanfaat kedepannya.

Amalia Zahra Nafisah, 2016
PENGARUH PEMBELAJARAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP PEMAHAMAN SISWA DALAM
PROSES PRAKTIKUM SISWA SMK JURUSAN TATA BOGA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu